SlideShare a Scribd company logo
1 of 133
Download to read offline
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI
 KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JASA RAHARJA
               TANJUNGPINANG




                     Skripsi




                      Oleh :

           MUHAMMAD ALAMFADILLAH
               NIM. 080563201024




      PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTASI NEGARA
         FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
           UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI
                 TANJUNGPINANG
                       2012
MOTTO

“ Hidup Berakal, Mati Beriman”

(Ayahanda Zakaria Ak)

“Awalnya cita-cita besar itu dipandang tak mungkin terjadi (imposible)
lalu mungkin (probable), dan sering kali terjadi”

(Christopher reeve)




                                  Skripsi ini kupersembahan untuk :
                                    Ayah dan Ibu tercinta sebagai tanda bakti
                                     terima kasihku atas setiap doa disetiap
                                     langkah cita - citaku.
                                    Mak long, Pak long, icong, Mbak, adikku deli
                                     dan Ayi yang ku Sayangi
                                    Almamater yang kubanggakan.
KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr.Wb.

       Tiada kata dan syair yang lebih indah dan agung selain panjatkan puji dan

syukur kekhadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada

peneliti. Dalam perjuangan yang menghabiskan banyak pikiran, tenaga dan emosi

sehingga akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi dengan judul

“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA

KARYAWAN PADA KANTOR PT. JASA RAHARJA TANJUNGPINANG”.

       Penulisan skripsi ini membahas tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang, ini dimaksudkan

sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan dibidang ilmu sosial dan politik

pada Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Jurusan Ilmu Administrasi

Negara.

       Terwujudnya laporan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, doa

serta nasihat hidup yang sangat berharga serta menyentuh sisi insan peneliti dari

berbagai pihak. Untuk itu sudah selayaknya peneliti dengan segala ketulusan hati ingin

menyampaikan terimakasih yang mendalam dan rasa hormat yang tulus kepada

ayahanda Zakaria Ak dan Ibunda Gadi Suryana, yang selalu memberikan dukungan baik

moril maupun materil, kasih sayang juga doa yang tiada hentinya serta kenangan indah

penuh makna kepada peneliti.

          Perkenankanlah peneliti untuk    mengucapkan terimakasih yang setinggi-

tingginya Dalam penyusunan laporan skripsi ini yang telah memberikan dukungan,




                                          i
meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dengan penuh

kesabaran kepada peneliti, sehingga penyusunan laporan skripsi ini dapat diselesaikan.

1.   Bapak Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

2.   Bapak Dr. Rumzi Samin,M.Si , selaku pembimbing utama dan sebagai Dekan

     FISIP UMRAH Tanjungpinang

3.   Ibu Wahjoe Pangoestoeti,M.Si, selaku Ketua program studi Ilmu Administrasi

     Negara FISIP UMRAH Tanjungpinang.

4.   Bapak Alfiandri,M.Si selaku pembimbing kedua dan sebagai sekretaris program

     studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UMRAH Tanjungpinang.

5.   Bapak, Ibu dosen selaku staff pada program studi ilmu administrasi Negara FISIP

     UMRAH Tanjungpinang.

6.   Pimpinan PT. Jasa Raharja beserta karyawan yang telah membantu peneliti selama

     melakukan penelitian.

     Selanjutnya tak lupa peneliti ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Mak long dan Pak long tercinta roslita dan Sugianto. Makasih yang telah

     memberikan kasih sayangnya dan mendukung serta memberikan semangat untuk

     mempercepat menyelesaikan laporan skripsi.

2. Adik-adikku ku tercinta, Dinda Deli Zakaria dan Hari sugianto yang selalu

     menghiburku.

3. Rekan-Rekan Seperjuangan Mahasiswa dan Mahasiswi Jurusan administrasi Negara

     “08 Pagi : Ogik, Imam,Turi, Bento, Ts, Gunawan, Rian, tika, Ulan

           Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan maupun



                                           ii
bimbingan agar dalam penulisan yang akan datang dapat menjadi lebih baik. Dan

penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

       Akhir kata semoga segala amal kebaikan dari semua pihak           yang telah

membantu peneliti dalam penyelesaian laporan skripsi ini mendapatkan pahala yang

setimpal dari Allah SWT.

       Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

                                                  Tanjungpinang, Juli 2012



                                                  Muhammad Alamfadillah




                                         iii
ABSTRAK

         Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki satu atau beberapa kelebihan
yang khas sebagai predisposisi atau bakat yang dibawa sejak lahir dan merupakan
kebutuhan dari situasi atau zaman, sehingga mempunyai kekuasaan dan kewibawaan
untuk mengarahkan dan membimbing para bawahan serta mendapatkan pengakuan dan
dukungan dari bawahannya. Seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya
untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara
sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan
pimpinannya.
         Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada sebuah organisasi selalu berbeda-
beda, semua itu tergantung pada tugas, fungsi dan tujuan yang ditugaskan kepada para
bawahannya. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor PT. Jasa Raharja
Tanjungpinang.
         Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat asosiatif yaitu
penelitian yang mencari pengaruh/hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya. data yang digunakan adalah data primer berupa kuesioner. Populasi dari
penelitian ini sebanyak 10 orang sedangkan sampel penelitian ini juga sebanyak 10
orang yang dikatakan sampel jenuh. teknik analisis data dengan menggunakan metode
statistik dengan alat ukur skala likert. Analisa data secara kuantitatif dan melihat
pengaruh menggunakan teknik koefisien korelasi rank spearman (rs).
         Pimpinan PT. Jasa Raharja Tanjungpinang menggunakan gaya instruksi dalam
memberikan perintah dan pimpinan masin mempergunakan otoritasnya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi. Dan Dari hasil pengujian hipotesis pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan ternyata mempunyai pengaruh positif
dan signifikan, karena berdasarkan data hasil analisis korelasi Rank Spearman, terlihat
bahwa antara gaya kepemimpinan dan motivasi terdapat angka korelasi sebesar 0,757,
dari uji hipotesis yang melihat derajat kebebasan dengan taraf signifikan 5% terlihat
pada Rho tabel sebesar 0,738, sehingga dapat ditafsirkan R hitung > r tabel = 0,757 >
0,738, berarti hipotesis Ha diterima. Selanjutnya dibuktikan melalui koefisien
determinant yaitu rxy2 = 0,7562 x 100% =57,1 %. Persentase pengaruh variabel X
terhadap variabel Y adalah sebesar 57,1% .
         Hasil Penelitian `menunjukkan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini hendaknya menjadi perhatian
pimpinan PT. Jasa Raharja Tanjungpinang dan para pimpinan lainnya yang dimana para
pimpinan memperhatikan gaya yang ia terapkan pada organisasi dan para bawahannya
agar dapat memotivasi para karyawan dapat bertindak dan bekerja sebagaimana dalam
mewujudkan pencapaian tujuan organisasi.

Kata kunci: Gaya kepemimpinan, motivasi kerja karyawan




                                          iv
ABSTRACT

       Leader is a person who has one or several distinct advantages as a predisposing
or inborn talent and the needs of the situations or the time, so as to have power and
Authority to directs subordinates and guide as well as gaining recognition and supports
from subordinates. A leader must be able to influence his subordinates to carry out
duties and instructed without force so they willingly will behave and perform according
to the demands of the organization through leadership direction.
       Leadership style applied to an organization is always different; it all depends on
the duties, function and objectives assigned to his subordinates. In this Research, the
author discusses the influence of leadership style on employee motivation in the Office
of PT. Jasa Raharja Tanjungpinang.
       The type of this Research used in this study is associative Research that seeking
influence between one variable with another variable. Data used in this study is the
primary data in the form of a questionnaire. Population of the study as many as 10
people, while these 10 people are also called saturated sample. Quantitative data
analysis techniques and see the effect of using the spearman rank correlation coefficient
technique (rs).
       The leader of PT. Jasa Raharja Tanjungpinang is using the type of instruction in
providing command and leadership are still using his Authority as the holder of the
highest Authority. And the result of hypothesis testing and significant influence of the
style, because based on the result of spearman rank correlation analysis shows that
between leadership styles and motivation There is a correlation rate of 0,757 from
hypothesis testing to see the degrees of freedom with a significant level of 5% seen on
the table by 0,738 Rho, construed so as to calculate R> r table = 0,757 > 0,738, it
means the hypothesis Ha is received. Further evidenced by the coefficient determinant
is = 0,7572 x 100% =57,3 %. Percentage effect of the X variable to the Y variable is
equal to 57,3%.
       The results showed a positive effect of leadership style and significant impact on
employee motivation. This should be a concern for the leader of PT. Jasa Raharja
Tanjungpinang and the other leaders where the leader attention to the style that he
applied to the organization and its subordinates can motivate employees to act and
work as in realizing the achievement of organizational goals.

Key Word: Relationship Style, Motivation Of Working




                                           v
DAFTAR ISI


HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN TANDA TANGAN TIM PENGUJI
HALAMAN MOTTO
KATA PENGANTAR ..............................................................................................                i
ABSTRAK ................................................................................................................    iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................    vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................               x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................               xi
BAB I : PENDAHULUAN
      1. Latar Belakang................................................................................................ 1
      2. Perumusan Masalah.........................................................................................8
      3. Tujuan dan Kegunaan penelitian..................................................................... 9
      4. Konsep Teoritis............................................................................................... 9
      5. Hipotesis........................................................................................................ 11
      6. Konsep Operasional.......................................................................................12
      7. Metode Penelitian.......................................................................................... 16
             A.         Jenis pelitian................................................................................ 16
             B.         Lokasi penelitian......................................................................... 16
             C.         Populasi dan Sampel....................................................................17
             D.         Jenis Data.................................................................................... 18
                        a.          Data Primer...................................................................... 18
                        b.          Data Sekunder................................................................. 18
             E.         Teknik dan Alat pengumpul Data……………………………... 19
             F.         Teknik Analisis Data………………………………………….. 20
                        a.          Analisis koefisien Determinasi........................................ 22
BAB II : LANDASAN TEORI
      1. Pengertian Kepemimpinan………………………………………………..... 24
      2. Pengertian Gaya Kepemimpinan………………………………………….... 25
      3. Pengertian Motivasi Kerja………………………………………………...... 30
      4. Jenis-jenis Motivasi……………………………………………………….... 35
      5. Usaha-Usaha pemimpin terhadap Motivasi………………………………... 36
      6. Pentingnya Kepemimpinan dalam Organisasi atau perusahaan…………..... 38
      7. Pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja…………………... 39
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
      1. Sejarah berdiri…………………………………………………………….... 44
      2. Struktur Organisasi Perusahaan……………………………………………..48
      3. Aktivitas Perusahaan……………………………………………………….. 50
BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN
      1. Karakteristik Responden…………………………………………………....52
      2. Analisis Data………………………………………………………………. 57
          A. Gaya Kepemimpinan………………………………………………….... 58
          B. Motivasi Kerja………………………………………………………….. 78
      3. Analisis hasil perhitungan Koefisien Korelasi……………………………. 99


                                                             vi
A. Analisis Koefisien Korelasi…………………………………………... 99
         B. Uji Hipotesis………………………………………………………….103
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
        Kesimpulan………………………………………………………………... 106
        Saran………………………………………………………………………..107
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 109
DAFTAR RIWAYAT HIDUP




                                                        vii
DAFTAR TABEL

Tabel I.1    Jumlah populasi dan Sampel ................................................................                   18
Tabel I.2    Skala Likert ..........................................................................................       21
Tabel I.3    Pedoman Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi ......................                                    55
Tabel IV.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................                            56
Tabel IV.2 Responden Berdasarkan umur ..............................................................                       56
Tabel IV.3 Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................................................                             57
Tabel IV.4 Responden berdasarkan status ..............................................................                     58
Tabel IV.5 Responden berdasarkan pendidikan .....................................................                          59
Tabel IV.6 Instruksi yang diberikan pimpinan kepada karyawan ..........................                                    61
Tabel IV.7 Perintah tugas yang bersifat procedural ...............................................                         62
Tabel IV.8 Inspeksi pekerja para bawahan .............................................................                     62
Tabel IV.9 Mekanisme pengambilan keputusan yang terpusat ..............................                                    63
Tabel IV.10 Memperhatikan setiap hasil kerja bawahan ..........................................                            64
Tabel IV.11 Rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan melalui instruksi ...............                                      65
Tabel IV.12 Mendengarkan saran dari bawahan dalam pengambilan keputusan ....                                               66
Tabel IV.13 Menjalin komunikasi kepada bawahan ................................................                            68
Tabel IV.14 Pola interaksi bersama bawahan ..........................................................                      68
Tabel IV.15 Rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan melalui konsultasi ............                                        69
Tabel IV.16 Kemampuan mengatur strategi ............................................................                       71
Tabel IV.17 Bijaksana dalam bertindak ...................................................................                  72
Tabel IV.18 Kemampuan meningkatkan kerjasama ................................................                              72
Tabel IV.19 Rekapitulasi gaya kepemimpinan melalui partisipasi ..........................                                  73
Tabel IV.20 Memberikan kepercayaan setiap pekerjaan kepada bawahan ..............                                          75
Tabel IV.21 Bersama-sama menyusun program kerja .............................................                              76
Tabel IV.22 Penampilan dalam berprilaku ...............................................................                    76
Tabel IV.23 Konsisten dalam waktu ........................................................................                 77
Tabel IV.24 Bijaksana dan objektif dalam setiap keputusan ....................................                             78
Tabel IV.25 Rekapitulasi gaya kepemimpinan melalui delegasi ..............................                                 79
Tabel IV.26 Gaji .......................................................................................................   81
Tabel IV.27 Sandang,pangan,papan .........................................................................                 82
Tabel IV.28 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan fisiologis ....................                                  83
Tabel IV.29 Keselamatan kerja .................................................................................            84
Tabel IV.30 Situasi kerja yang nyaman ....................................................................                 85
Tabel IV.31 Jaminan Karir .......................................................................................          85
Tabel IV.32 Fasilitas membuat nyaman dalam berkerja ..........................................                             86
Tabel IV.33 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan akan rasa aman ..........                                        87
Tabel IV.34 Interaksi dengan atasan ........................................................................               88
Tabel IV.35 Interaksi dengan sesama rekan kerja ....................................................                       89
Tabel IV.36 Interaksi sesama mitra kerja ..................................................................                90
Tabel IV.37 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan sosial .........................                                 91
Tabel IV.38 Penghargaan atas prestasi kerja ............................................................                   93
Tabel IV.39 Pujian atas hasil kerja ...........................................................................            93
Tabel IV.40 Penghargaan selalu diterima ................................................................                   94
Tabel IV.41 Selalu menerima pujian atas hasil kerja ...............................................                        95
Tabel IV.42 Tanggapan responden bonus dari hasil kerja .......................................                             96
Tabel IV.43 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan penghargaan ..............                                       97


                                                             viii
Tabel IV.44   Pekerjaan yang menantang .................................................................. 99
Tabel IV.45   Kesempatan mengungkapkan idea atau gagasan pekerjaan ................. 100
Tabel IV.46   Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan aktualisasi ................. 101
Tabel IV.47   Pengolahan data dari jawaban responden ............................................ 103




                                                   ix
DAFTAR GAMBAR


Gambar 1 hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi kerja……….11

Gambar 2 Uji signifikansi koefisien korelasi dengan uji dua pihak




                                           x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Penetapan Komisi Pembimbing Skripsi Mahasiswa FISIP
   UMRAH
2. Surat Keputusan Dosen Penelaah Seminar Usulan Skripsi Mahasiswa FISIP
   UMRAH
3. Surat Rekomendasi Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
   Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
4. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, politik, Perlindungan
   dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tanjungpinang
5. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang
6. Lembar Kuesioner
7. Hasil Kuesioner Variabel Gaya Kepemimpinan
8. Hasil Kuesioner Variabel Motivasi Kerja
9. Tabel Rho




                                        xi
BAB 1

                              PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

     Masyarakat    modern    sekarang    ini   sangat    berkepentingan   dengan

kepemimpinan yang baik, yang mampu menuntun organisasi sesuai dengan azas-

azas manajemen modern. Azas-azas manajemen merupakan suatu tumpuan

berpikir dalam manajemen yang mempunyai dasar-dasar logika, manajemen tidak

lagi dipandang sebagai suatu proses teknik yang ketat, manajemen harus

sistematik dan pendekatan digunakan dengan hati-hati, dan pendekatan

motivasinya yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi.

Manusia pada akhirnya harus menyadari bahwa dirinya adalah anggota dari satu

dunia yang teratur dan mempunyai ketertiban sendiri. Segenap aspek kebudayaan

manusia merupakan bentuk tata tertib yang dinamis dan mempunyai hukum-

hukum serta otonomi sendiri. Demi berjalanya suatu organisasi dibutuhkan

seorang pemimpin yang memberikan sumbangan fikiran, pemberian motivasi

kerja terhadap karyawan agar menghasilkan kinerja yang baik, sehingga

diperlukan gaya kepemimpinan dari organisasi tersebut.

     Dalam sebuah perusahaan, karyawan merupakan aset penting yang wajib

mereka jaga, oleh karena itu perusahaan di bidang jasa pelayanan akan

meningkatkan jasa pelayanan yang terbaik yang akan mengandalkan kinerja

karyawan diperusahaannya, maka perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan

kinerja karyawan sebaik-baiknya. Salah satu upaya pendekatan dalam upaya

meningkatkan kinerja karyawan tersebut dapat dilakukan melalui praktek




                                                                               1
kepemimpinan atau kepemimpinan yang handal dan motivasi yang tinggi dan

terarah.

      Sebagaimana yang dikemukakan Thoha (2010:34) yaitu ia mengatakan

bahwa adapun karakteristik yang dipunyai oleh organisasi antaranya adalah

keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-

tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian (reward system), sistem

pengendalian dan lain sebagainya. Organisasi juga merupakan suatu wadah maka

organisasi akan selalu melakukan aktivitas-aktivitasnya yang bertujuan untuk

mencapai tujuan dari organisasi yang ditetapkan dan ditentukan agar dapat

tercapainya suatu tingkat hasil organisasi yang efektif maupun efesien,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Siagian ( 2006;6 ) dalam teori organisasinya

bahwa :

       “Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
       yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian
       suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat
       seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok
       orang yang disebut bawahan.”

Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan organisasi adalah perusahaan, jadi

untuk mencapai tujuan perusahaan dan tujuan karyawan, hal ini bukanlah

pekerjaan yang mudah dilakukan, karena efektivitas seorang pemimpin diukur

dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan

karyawan terhadap pimpinannya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat

mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa

paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai

tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya.




                                                                             2
Secara sederhana kepemimpinan itu sendiri menurut Rivai (2007:3) adalah

sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan

sesuatu     secara     sukarela/sukacita.    Dan    menurut    Samsudin    (2006:287)

menyebutkan kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan

orang lain agar mau bekerja sama sebagai kepemimpinan tim agar mencapai suatu

tujuan.

          Selanjutnya setiap pemimpin pada dasarnya memiliki sifat kepemimpinan

yang berbeda dalam memimpin pengikutnya. Perilaku para pemimpin itu disebut

dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat

erat   terhadap      motivasi,   karena     keberhasilan   seorang   pemimpin   dalam

menggerakkan orang lain dalam tujuan yang ditetapkan sangat tergantung kepada

kewibawaan dan pemimpin itu juga mampu menciptakan motivasi atas orang

bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.

          Sejumlah pemimpin memiliki kharisma atau daya tarik pribadi yang luar

biasa dan para pengikutnya sangat patuh dan menghormati. Meskipun jenis-jenis

pemimpin lain jarang mendapat reference power ( kekuasaan atas kesukaan ),

namun sumber-sumber kepeminpinan yang lainnya mereka miliki juga. Referent

power sebagian ditentukan oleh kepribadian pemimpin dan kapasitasnya

memberikan inspirasi bawahan serta memberikan harapan-harapan dan nilai-nilai.

          Hasil penelitian Reza (2010;108) yang dilakukan pada PT. Sinar Santosa

Perkasa, Banjarnegara menunujukkan bahwa :




                                                                                   3
“Gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja karyawan dan sehingga
meningkatkan kinerja karyawan. Peran gaya kepemimpinan sangat berdampak
positif dengan gaya kepemimpinan pemimpin dalam memberikan motivasi yang
tinggi kepada karyawan.”

       Setiap pimpinan di lingkungan organisasi kerja, selalu memerlukan

sejumlah pegawai sebagai pembantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang

menjadi volume dan beban kerja unit masing-masing. Hal ini membawa

konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang

sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua

potensi pegawai di lingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang

terarah pada tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang sungguh-

sungguh terhadap pegawai di lingkungannya agar dapat meningkatkan kepuasan

kerja, komitmen organisasi dan kinerja yang tinggi.

     Setiap pemimpin pasti beraneka ragam cara ia memimpin suatu perusahaan

dan mengarahkan dan mengendalikan karyawannya. Dapat dikatakan seperti apa

gaya kepemimpinan dari setiap pimpinan suatu          organisasi mengarahkan dan

mengendalikan karyawannya sendiri. Pemberian motivasi kerja sangat penting

dalam meningkatkan kinerja yang baik dan semangat kerja yang tumbuh dalam

pencapaian tujuan dari pimpinan dan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Motivasi

yang tercipta dari gaya kepemimpinan suatu pimpinan organisasi akan

mempermudah dalam teknik kerja baik secara tim, individu yang akan dengan

sendirinya mendirikan pondasi yang kuat suatu organisasi itu.

     PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) di bawah Departemen Keuangan adalah badan usaha yang bergerak

dalam bidang perasuransian. PT. Jasa Raharja (Persero) mempunyai tanggung




                                                                              4
jawab untuk memupuk dana melalui iuran dan sumbangan wajib berdasarkan

Undang-undang No. 33 dan 34 Tahun 1964 yang selanjutnya disalurkan kembali

melalui santunan asuransi Jasa Raharja. PT. Jasa Raharja (Persero) adalah Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perasuransian,

pembinaanya dibawah Departemen Keuangan. Yang sebagaimana diatur dari surat

keputusan menteri yang telah diperbaharui yaitu SK Menteri Keuangan

NO.36.37/pmk.010/2008. Badan usaha inilah yang mengelola iuran dan

sumbangan wajib, guna memperbaiki peningkatan iuran dan sumbangan wajib

dan selanjutnya meningkatkan santunan PT. Jasa raharja sesuai dengan

perkembangan perekonomian dan peningkatan kebutuhan akan kesehatan

sekarang dan yang akan datang. Dengan visi Menjadi perusahaan terkemuka di

bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi

Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Misi Catur

Bakti Ekakarsa Jasa Raharja :

1. Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan
   pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
2. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai
   penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan
   Usaha Milik Negara.
3. Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan
   agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan
   Perusahaan.
4. Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi
   keseimbangan dan kelestarian lingkungan.


     Namun pada kenyataan, masih terdapat karyawan kurang mendapatkan

dukungan dan perhatian oleh pimpinan. Demikian halnya dengan kantor Jasa




                                                                             5
Raharja Tanjungpinang yang sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang lebih berorientasai kepada pelayanan masyarakat dibidang asuransi jiwa.

     Berikutnya dari pengamatan dan wawancara penulis pada saat melakukan

pra survey dilokasi peneltian dan terdapat gejala-gejala atau fenomena atas

masalah sebagai berikut :

       a) Fenomena yang berkenaan dengan Gaya Kepemimpinan yaitu :

              1. Dalam wawancara penulis bersama salah seorang informan

                  pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang pada tanggal 13

                  Desember 2011, menyatakan bahwa terkadang kurang jelasnya

                  instruksi   yang     diberikan      kepada   bawahan      sehingga

                  memperlambat       kinerja   dari    karyawan.   Contoh     kasus:

                  pelaksanaan survey ahli waris ditanjungpinang, terkesan lama

                  karena instruksi yang diberikan kurang jelas dan lambat

                  sehingga mengganggu efesiennya kerja karyawan dan membuat

                  bingung karyawan.

              2. Berikutnya wawancara penulis bersama informan pada tanggal

                  13 Desember 2011. Menyatakan bahwa terkadang pula

                  keputusan pimpinan selalu bersifat terpusat. Contoh kasus:

                  setiap keputusan yang dibuat dan ditetapkan hampir lambat

                  dikonfirmasikan kepada bawahan sehingga kerja bawahan

                  menjadi mendesak dan lambat untuk dilaksanakan.

              3. Selanjutnya wawancara penulis bersama informan pada tanggal

                  13 desember 2011, yang menyatakan rendahnya komunikasi




                                                                                  6
bawahan dengan pimpinan. Contoh kasus ; dalam keadaan

          kerja dalam kantor seakan bawahan dalam keaadaan tekanan

          sehingga suasana kantor terasa pasif.

b) Fenomena yang berkenaan dengan Motivasi Kerja Karyawan yaitu:

      1. Dalam wawancara penulis bersama salah seorang informan

          pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang pada tanggal 13

          Desember 2011, menyatakan para karyawan kurang bergairah

          dalam bekerja karena karena kecilnya ruang kerja dan tidak ada

          batasan antara pimpinan. Sebagai contoh: dalam melaksanakan

          kerja para karyawan bisa melihat karyawan lainnya bahkan

          pimpinan sehingga kerja seperti ada yang mengawasi.

      2. Berikutnya wawncara penulis bersama informan pada tanggal

          13 Desember 2011, dan menyatakan suka terlambatnya

          karyawan masuk kantor. Contoh kasus; masuk kantor pukul

          08.00 wib. tetapi karena ada karyawan yang       masuk tidak

          sesuai jadwal yang ditentukan, keesokan harinya karyawan lain

          yang terlambat dalam masuk kerja.

      3. Selanjutnya wawancara penulis bersama informan pada tanggal

          13 Desember 2011, yang menyatakan karyawan merasa malas

          karena kerja yang terlalu padat. Contoh kasus: karyawan

          merasa diporsir dalam kerja sehingga dalam waktu istirahat

          karyawan yang sangat kurang sehingga kinerja tidak optimal

          dari karyawan.




                                                                      7
Berdasarkan uraian dari fenomena tersebut diatas penulis tertarik untuk

melakukan penulisan dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap

Motivasi Kerja Karyawan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang.”



2. Perumusan masalah

       Pada umumnya perusahaan menginginkan setiap karyawanya memiliki

motivasi kerja yang tinggi, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. untuk

mencapai prestasi kerja karyawan, perusahaan kesulitan untuk menentukan cara

yang paling efektif dalam peningkatanya.

       Salah satu cara memotivasi kerja karyawan yang baik adalah dengan

menerapkan kepemimpinan yang baik, kepemimpinan ini sangat penting

perananya untuk memotivasi kerja karyawan yang akan menghasilkan prestasi

kerja karyawan.

       Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

       ”Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja

karyawan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang”.



3. Tujuan dan kegunaan penelitian

       1) Tujuan penelitian

          a) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada kantor PT. Jasa

              Raharja Tanjungpinang.




                                                                             8
b) Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jasa

              Raharja Tanjungpinang.

          c) Untuk mengetahui mengetahui besar pengaruh gaya kepemimpinan

              terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Jasa Raharja

              Tanjungpinang

       2) Kegunaan penelitian

          a. Sebagai masukan kepada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang.

          b. Sumber informasi bagi penelitian yang sama terutama tentang
              Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja karyawan
          c. Bagi penulis, penelitian ini berguna    untuk mengembangkan
              Wawasan dan menerapkan disiplin Ilmu Administrasi Negara.

4. Konsep Teoritis

       Dalam kenyataannya gaya kepemimpinan (leadership style) senantiasa

melekat pada cara-cara seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya.

Dengan kata lain prilaku seorang pemimpin mempengaruhi orang lain agar mau

bekerja sama melahirkan gaya kepemimpinan sendiri. Menurut Thoha, (2003:67-

68) Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang

pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil

manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bawahan

atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain atau bawahan.

       Adapun tugas pokok atau tugas utama pemimpin dalam menjalankan

fungsinya adalah pengambilan keputusan, maka Thoha (2003:70) mengemukakan




                                                                             9
bahwa untuk dapat mengindentifikasikan dan dapat diaplikasikanya suatu proses,

gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan tersebut dapat diintensifikasi

sebagai berikut :

       1.   Gaya Instruksi
       2.   Gaya Konsultasi
       3.   Gaya Partisipasi
       4.   Gaya delegasi

         Selanjutnya akan dikemukakan pengertian dari motivasi kerja Menurut

Manullang (2000:194) motivasi kerja adalah pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada

orang lain, dalam hal ini karyawanya untuk mengambil tindakan-tindakan.

         Selanjutnya Maslow dalam Hasibuan (2007:104) dalam teorinya

menjelaskan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok

yang dapat digambarkan sebagai 5 tingkatan dalam bentuk piramid yang dikenal

dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow. Kebutuhan ini dimulai dari

kebutuhan biologis dasar sampai kebutuhan psikologis yang lebih kompleks.

Kebutuhan yang lebih kompleks akan muncul dengan sendirinya setelah

kebutuhan yang lebih dasar terpenuhi baik secara penuh maupun secara sebagian.

            1) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
            2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari
               bahaya)
            3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
               orang lain, diterima, memiliki)
            4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
               mendapatkan dukungan serta pengakuan)
            5) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
               memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
               keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
               mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)




                                                                            10
5) Hipotesis

                                  Gambar 1
          Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

        Gaya Kepemimpinan (X)                                   Motivasi Kerja(Y)
                                                            1. Kebutuhan fisiologis
   5.
                                                      2.    2. Kebutuhan akan rasa
   6.1. Instruksi                                              aman
     2. Konsultasi.                                         3. Kebutuhan sosial
     3. Partisipasi                                         4. Kebutuhan
     4. Delegasi                                               penghargaan
       (Variabel Bebas)                                  (Variabel Terikat)
                                                            5. Kebutuhan
                                                               aktualisasi diri
        (Variabel Bebas)                                 (Variabel Terikat)



        Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

               Ho : p = 0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan terhadap

               motivasi kerja karyawan.

               Ha : p ≠ 0 :         Gaya Kepemimpinan berpengaruh        positif dan

               signifikan terhadap Motivasi Kerja karyawan.

        Kriteria pengujian yaitu:

               Ho = 0,jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

               Ha ≠ 0,jika t hitung ≥ t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.

a. Variabel Bebas (X): Gaya Kepemimpinan, yang terdiri dari indikator sebagai

    berikut:

        1. Instruksi

        2. Konsultasi

        3. Partisipasi




                                                                                    11
4. Delegasi

b. Variabel Terikat (Y) : Motivasi Kerja, yang terdiri dari indikator sebagai

    berikut :

       1. Kebutuhan fisiologis

       2. Kebutuhan akan rasa aman

       3. Kebutuhan sosial

       4. Kebutuhan penghargaan

       5. Kebutuhan aktualisasi diri


6. Konsep Operasional

        Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda mengenai variabel

penelitian, maka penulis perlu kiranya untuk menjelaskan konsep yang jelas

mengenai variabel-variabel penelitian. Berikut ini dikemukakan definisi dari

masing-masing variabel, yaitu :

         1) Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini yaitu segenap keseluruhan

                aktivitas untuk dapat mempermudah pimpinan dalam menggerakkan

                dan mengarahkan karakteristik perilaku bawahan kepada pencapaian

                tujuan organisasi pada kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan

                sub variabel (dimensi) yaitu :

          a.     Instruksi, adalah suatu cara seorang pemimpin dalam memberikan

                 perintah dengan gaya atau tipe instruksi kepada bawahan dalam

                 mencapai tujuan dan kinerja karyawan dalam organisasi pada

                 Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :

                        Perintah tugas yang bersifat prosedural,




                                                                               12
       Inspeksi pekerjaan para bawahan,

             Mekanisme pengambilan keputusan yang terpusat,

             Memperhatikan setiap hasil kerja bawahan.

b. Konsultasi,       adalah   suatu   cara   seorang   pimpinan   dalam

   memberikan perintah dengan gaya atau tipe konsultasi kepada

   bawahan dalam mencapai tujuan dan prestasi kerja karyawan

   dalam organisasi pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang

   dengan pengukuran yaitu:

              Mendengarkan ssaran dari bawahan dalam pengambilan

               keputusan,

              menjalin komunikasi kepada bawahan,

              Pola interaksi bersama bawahan.

c. Partisipasi,      adalah   suatu   cara   seorang   pimpinan   dalam

   memberikan perintah dengan gaya atau tipe partisipasi kepada

   bawahan dalam mencapai tujuan dan kinerja karyawan dalam

   organisasi pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan

   pengukuran yaitu :

              Kemampuan mengatur strategi,

              Bijaksana dalam bertindak,

              Kemampuan meningkatkan kerjasama.

d. Delegasi, adalah suatu cara seorang pimpinan dalam memberikan

   perintah dengan gaya atau tipe delegasi kepada bawahan dalam

   mencapai tujuan dan prestasi kerja karyawan dalam organisasi




                                                                    13
pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran

      yaitu :

               Memberikan      kepercayaan    setiap   pekerjaan   kepada

                bawahan,

               Bersama-sama menyusun program kerja,

               Penampilan dalam berprilaku,

               Konsisten dalam waktu,

               Bijaksana dan objektif dalam setiap keputusan.

2) Motivasi Kerja dalam penelitian ini, yaitu usaha untuk mendorong

   seseorang agar mau merubah sikap dan prilaku sehingga pencapaian

   hasil kerja yang baik dan terlaksananya tujuan yang diinginkan oleh

   organisasi pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan sub

   variabel (dimensi) yaitu :

  a. Kebutuhan Fisiologis, adalah kebutuhan yang mendasar pada

      karyawan          dapat mempertahankan hidupnya pada Karyawan

      Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :

               Gaji,

               Sandang,Pangan, dan Papan.

  b. Kebutuhan Akan Rasa Aman, adalah kebutuhan untuk terbebas

      dari ancaman fisik dan perampasan kebutuhan pokok atau

      kebutuhan akan akan perlindungan diri dan hal-hal menyangkut

      pekerjaan masa depan karyawan Jasa Raharja Tanjungpinang

      dengan pengukuran yaitu :




                                                                       14
    Keselamatan kerja

          situasi kerja yang nyaman

          Jaminan karir

c. Kebutuhan sosial, adalah kebutuhan karyawan dalam memiliki

   banyak mitra di organisasi sehingga karyawan dalam suatu

   organisasi memerlukan berinteraksi sesama karyawan, atasan dan

   menumbuhkan pengakuan atas prestasi kerja pada karyawan

   Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :

          Interaksi dengan Atasan

          Interaksi dengan sesama rekan kerja

d. Kebutuhan Penghargaan, adalah kebutuhan akan pengakuan rasa

   hormat dari diri orang lain yang mereka bermanfaat dan memiliki

   pengaruh terhadap organisasi pada karyawan Kantor Jasa Raharja

   Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :

          Penghargaan atas prestasi kerja,

          Pujian atas Hasil kerja.

e. Kebutuhan     aktualisasi    diri,   adalah   kebutuhan   untuk

   memaksimalkan potensi karyawan dan menunjukkan keahlian

   dengan mengerjakan hal-hal yang menantang dan kesempatan

   untuk mengungkapkan ide atau gagasan pekerjaan pada Kantor

   Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :

          Pekerjaan yang menantang,




                                                                 15
   Kesempatan untuk mengungkapkan ide atau gagasan

                         pekerjaan.

7. Metode Penelitian

       A. Jenis penelitian

       Penelitian yang dilakukan ini bersifat Asosiatif, yaitu     penelitian yang

mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Sugiyono (2009:11)

menjelaskan bahwa:

           “Pada penelitian Asosiatif minimal terdapat dua variabel yang
           dihubungkan. Jadi penelitian asosiatif ini merupakan suatu penelitian
           yang mencari hubungan/pengaruh antara satu variabel dengan variabel
           lain. Hubungan/pengaruh antara variabel ada tiga bentuk yaitu: simetris,
           kausal dan interaktif “.


       Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa masalah Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja merupakan konsep yang abstrak atau

fenomena sosial yang perlu diteliti untuk mengetahui hubungan di antara kedua

konsep/variabel tersebut dengan menggunakan penelitian Asosiatif.

        Demikian, penelitian ini bermaksud untuk mengumpulkan data tentang

Gaya    Kepemimpinanan        dan     Motivasi   Kerja   yang   kemudian   hasilnya

dideskripsikan atau digambarkan secara jelas sebagaimana kenyataan di lapangan.

       B. Lokasi Penelitian

  Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah pada kantor PT Jasa Raharja Tanjung

pinang yang terletak jalan engku putri no 5 Tanjungpinang. Dan alasan penulis

untuk melakukan penelitian dikantor PT. Jasa raharja Tanjungpinang karena

  a) ingin mengetahui gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan pada

       lokasi ini.




                                                                                16
b) Belum pernah dilakukan penelitian pada PT. Jasa Raharja Tanjungpinang

      C. Populasi dan sampel

       Populasi menurut Sugiyono (2010:80) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi

populasi bukan hanya orang tetapi juga benda - benda alam yang lain. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu.

       Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel

Arikunto (2006:134) mengemukakan pendapat sebagai berikut : “sebagai

permulaan apabila subjek penelitian yang kurang dari 100, lebih baik populasi

tersebut diambil semua, sehingga penelitian terus bisa dikatakan sebagai

penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya lebih besar, dapat diambil antara

10% - 15% atau 20% - 25%”, selanjutnya penelitian akan menggunakan teknik

sampling jenuh, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:85) yang menerangkan

“sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif

kecil, kurang dari 30 orang.

   Berdasarkan kutipan tersebut maka ini yang menjadi sampel adalah karyawan

dengan jumlah sampel 10 orang.




                                                                               17
Tabel 1.1
                             Jumlah populasi dan sampel

                                   JUMLAH        JUMALH      PRESENTASE
    No          JABATAN           POPULASI       SAMPEL          (%)
                                    (orang)       (orang)
    1     Bagian Klaim                 3             3            100

    1     Bagian Keuangan              3             3            100

    2     Administrasi                 2             2            100

    3     PKWT                         2             2            100

               Jumlah                  10            10           100
   Sumber : Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang, Tahun 2012


        D. Jenis data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan yaitu :

a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

   (responden) yaitu melalui kuesioner, yang merupakan salah satu teknik

   pengumpulan data yang diajukan dengan cara memberikan daftar

   pertanyaan yang bersifat tertutup kepada responden mengenai permasalahan

   yang sedang diteliti.

b. Data sekunder merupakan data primer yang yang diperoleh lebih lanjut dan

   disajikan baik oleh pengumpul data primer atau perihal lainnya. Penulis

   didalam mendapatkan data sekunder dengan cara mempelajari buku-buku

   serta literatur yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu penulis juga

   melakukan pengutipan langsung dari teori-teori yang menjadi landasan

   didalam penulisan skripsi ini, dimana penulisan ini langsung dilakukan




                                                                         18
dengan cara membaca buku-buku serta literatur yang terkait dengan masalah

penelitian.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

 Adapun teknik dan alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

 1. Penelitian kepustakaan dan dokumentasi, yaitu dimaksud memperoleh

     data yang bersifat teoritis, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan

     dari catatan kuliah yang penulis ikuti selama perkuliahan. Disamping

     itu juga dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur - literatur,

     dan beberapa penelitian yang dilakukan saat ini sebagai dasar

     perbandingan dalam pembahasan, hal ini tentu hanya terbatas pada

     buku-buku yang ada hubunganya dengan masalah yang dibahas.

 2. Angket, yaitu mengumpulkan data dengan memberikan daftar

     pertanyaan kepada responden secara tertulis sebagai subjek yang

     dibutuhkan untuk memberikan gambaran kegiatan maupun data yang

     diperlukan dalam penelitian. Angket ini dilakukan dengan cara

     memberikan pertanyaan terstruktur. kuesioner yang digunakan dalam

     bentuk pilihan objektif dan menyilangi jawaban yang dianggap benar.

     Selanjutnya penulis menyebarkan Angket tersebut kepada 10 orang

     responden secara langsung. Hal ini dimaksudkan agar penulis

     memperoleh data yang akurat.

 3. Observasi, yaitu suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

     tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

     yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Observasi




                                                                          19
digunakan bila berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

           gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

       4. Penelusuran Data On Line

           Penelusuran data On Line adalah tata cara melakukan penelusuran data

           melalui media on line seperti internet atau media jaringan lainya yang

           menyediakan fasilitas on line, sehingga memungkinkan peneliti dapat

           memanfaatkan data-data on line yang berupa data maupun informasi

           teori,   secepatnya     atau       semudah   mungkin      dan     dapat

           dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin, 2009:125). Adapun

           sumber data on line berasal dari internet pada penelitian ini yaitu yang

           memuat teori-teori gaya kepemimpinan dan lain sebagainya yang

           berkaitan dengan penelitian ini.

8. Teknik analisis data

       Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan

metode kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih

akurat tentang respon yang diberikan oleh responden, sehingga data yang

berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik.

       Alat ukur yang dipakai adalah dengan menggunakan skala Likert dan

diolah dengan metode statistik. Skala Likert digunakan untuk menggukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

(Sugiyono, 2006:86). Untuk mengisi skala likert dalam instrument penelitian telah

disediakan alternatif jawaban dari setiap butir jawaban 1 sampai 3 disesuaikan




                                                                                20
dengan alternatif-alternatif jawaban yang dipilih dari masing-masing pertanyaan,

dengan pilihan jawaban a =3, b=2, c=1

                                 Tabel 1.2 Skala Likert

                 Bobot                                     Penilaian

                                                            Tinggi
                   3

                                                           Sedang
                   2

                                                           Rendah
                   1




     Penentuan didalam kriteria atau kategori pada setiap variabel yaitu dengan

analisis pembobotan dengan cara menentukan rata-rata nilai skor sebagai berikut :

          -   Rata-rata Nilai Skor dari 1 sampai skor 1,5 menunjukkan penilaian

              Rendah

          -   Rata-rata Nilai Skor Dari 1,6 sampai skor 2,5 menunjukkan

              penilaian Sedang

          -   Rata-rata Nilai Skor Dari 2,6 sampai skor 3,5 menunjukkan

              penilaian Tinggi


       Adapun untuk mempermudah penulis dalam membuat kesimpulan dalam

setiap analisis tanggapan responden terhadap masing-masing indikator maka,

penulis mengartikan kategori tanggapan sebagai berikut :


                             1. Tinggi dikategorikan Baik

                             2. Sedang dikategorikan Cukup Baik




                                                                               21
3. Rendah dikategorikan Kurang Baik

        Analisa data yang dipergunakan adalah analisa data secara kuantitatif

sedangkan untuk melihat pengaruh dengan menggunakan teknik koefisien korelasi

Rank Spearman (rs), dengan rumus :

               rs =    Ʃx2 + Ʃy2 – di2

                       2 √ Ʃx2 . Ʃy2

Keterangan rumus :

rs      = Koefisien korelasi Rank Spearman

X2      = Nilai-nilai terkorelasi untuk variabel X yang memiliki nilai-nilai kembar

Y2      = Nilai-nilai terkorelasi untuk variabel Y yang memiliki nilai-nilai kembar

di      = Selisih antara rank variabel X dan rank variabel Y

di2     = Mengkuadratan nilai yang terdapat pada di

TX    = Menunjukkan jumlah variabel nilai kembar (T) dari semua kelompok nilai

          kembar pada variabel X

TY    = Menunjukkan jumlah variabel nilai kembar (T) dari semua kelompok nilai

         kembar pada variabel Y


        Untuk dapat memberi interpretasi seberapa kuat hubungan tersebut,

dipergunakan tabel yang dikemukakan sebagai berikut:




                                                                                 22
Tabel 2
                   Pedoman untuk memberikan interprestasi

                            Koefisien korelasi
            Inter Koefisien                  Tingkat Hubungan
             0,00 – 0,199                   SANGAT RENDAH
             0,20 – 0,399                        RENDAH
             0,40 – 0,599                        SEDANG
             0,60 – 0,799                         KUAT
             0,80 – 1,000                      SANGAT KUAT
  Sumber: Sugiyono (2010:184)

2) Analisis koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variabel-variabel terikat (kuncoro, 2010:100),

koefisien determinasi digunakan menghitung berapa besar kontribusi variabel

gaya (X) mempengaruhi variabel motivasi kerja (Y). Analisa koefisien

determinasi yaitu suatu alat untuk menunjukkan seberapa besar persentase

kontribusi variabel gaya kepemimpinan (X) terhadap variabel motivasi kerja

(Y). Rumus menghitung determinasi adalah : R = r2 x 100%

Dimana R=Koefisien determinasi

       r = koefisien korelasi Rank Spearman (rs)




                                                                        23
BAB II

                               LANDASAN TEORI

1. Pengertian Kepemimpinan

       Kepemimpinan menurut Locke dalam buku The essence of leadership

(1997:3) adalah sebagai proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah

menuju sasaran bersama. Dimana defenisi ini mendefinisikan tiga elemen yaitu :

        1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi, Dimana
           kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang-orang lain.
        2. Kepemimpinan merupakan suatu proses.
        3. Dan kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk
           mengambil tindakan.

       Thoha (2010:262) Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi

prilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia baik perorangan maupun

kelompok selanjutnya

       Menurut Terry (2000:13), kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi

orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara suka rela

       Selanjutnya Handoko (1999:290) menyatakan bahwa: “Kenyataan para

pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja kualitas kehidupan

kerja, dan terutama tingkat prestasi suatu perusahaan. Kepemimpinan yang efektik

dalam hampir semua situasi menghasilkan prestasi tingkat absensi dan perputaran

rendah serta kepuasan yang tinggi.”

       Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang

kepemimpinan maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu (1) Bahwa

kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan semua hubungan dapat

melibatkan   pimpinan,   (2)    Kepemimpinan    mencakup    pentingnya   proses




                                                                             24
komunikasi.     Kejelasan informasi dan data akan mempengaruhi kinerja

pengikutnya, (3) Kepemimpinan memfokuskan pada upaya pencapaian tujuan

organisasi. Pemimpin yang efektif harus berhubungan dengan tujuan-tujuan

individu, kelompok dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang

menurut derajat pencapaian tujuan organisasi dan tercapainya tujuan para individu

yang dalam organisasi tersebut. Dalam kenyataanya praktik bahwasanya

permintaan atau perintah pimpinan sangat bertumpu pada harapan-harapan

pengikut sehingga diharapkan tumbuhnya respon positif dari bawahan yang akan

mengarah pada hasil-hasil yang akan diharapkan.

2. Pengertian Gaya Kepemimpinan

       Menurut Nawawi (2003:115) Gaya kepemimpinan adalah prilaku atau cara

yang dipilih dan dipergunakan pemimpin untuk mempengaruhi pikiran, perasaan

sikap dan prilaku para anggota organisasi/bawahanya.

       Beberapa gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :

          A. Gaya kepemimpinan otoriter
             Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah prilaku atau gaya
             kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pimpinan sebagai satu-
             satunya penentu dan pengendali anggota organisasi dan kegiatanya
             dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

          B. Gaya kepemimpinan demokratis
             Gaya kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai
             faktor terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan
             dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota
             organisasi.

          C. Gaya kepemimpinan bebas ( Laissez Faire atau free-rein)
             gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa
             anggota organisasinya mampu membuat keputusannya sendiri atau
             mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sesedikit
             mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam




                                                                              25
mereleasasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian tugas
              dari organisasi.


       Gibson (1993:134), Menyatakan bahwa bawahan/anggota organisasi dapat

memenuhi tugas-tugas organisasinya sebahagian besar adalah tergantung pada

gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pemimpin.

       Menurut Tampubolon, (2007:46) Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan

strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang

sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja

bawahannya.

       Menurut Kartono (2005:62), gaya kepemimpinan adalah cara bekerja dan

tingkah laku pemimpin dalam membimbing para bawahanya untuk berbuat

sesuatu. Di dalam suatu organisasi, gaya kepemimpinan merupakan salah satu

faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap

perumusan kebijaksanaan dan penentuan strategi organisasi yang bersangkutan.

Hal ini penting mendapatkan perhatian karena seorang pemimpin dalam

menjalankan tugasnya memperhatikan beberapa bentuk sikap yang berbeda.

       Menurut Thoha, (2003:67-68) Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang

digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari

gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam

memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan

norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. Pemimpin tidak dapat

menggunakan gaya kepemimpinan yang sama dalam memimpin bawahannya,




                                                                             26
namun harus disesuaikan dengan karakter-karakter tingkat kemampuan dalam

tugas setiap bawahannya. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu

dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang

dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti

bagaimana caranya memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi

kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan

pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya.

       Adapun tugas pokok atau tugas utama pemimpin dalam menjalankan

fungsinya adalah pengambilan keputusan, maka Thoha (2003:70) mengemukakan

bahwa untuk dapat mengindentifikasikan dan dapat diaplikasikanya suatu proses,

gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan tersebut dapat diintensifikasi

sebagai berikut:

        A. Gaya Instruksi, Gaya ini bercirikan komunikasi satu arah, pemimpin
memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa,
bagaimana, bilamana, dan dimana melaksanakan berbagai tugas. Inisiatif
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh
pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan yang diumumkan, dan pelaksanaan
diawasi secara ketat oleh pemimpin.
        B. Gaya Konsultasi, Gaya ini bercirikan komunikasi dua arah, pemimpin
masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan
keputusan, tetapi hal itu diikuti dengan prilaku mendukung dan berusaha
mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat serta tentang ide-ide
dan saran-saran mereka.
       C. Gaya Partisipasi, Gaya ini menempatkan posisi kontrol atas pemecahan
masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Komunikasi dua
arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar.
Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar
berada pihak pengikut.
       D. Gaya delegasi, Gaya ini merupakan rendahnya pengarahan yang
dilakukan oleh seorang pemimpin, karena pemimpin mendiskusikan masalah
bersama-sama dengan bawahan sehingga tercatat kesepakatan mengenai definisi
maslah yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara
keseluruhan kepada bawahan. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi
bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka




                                                                            27
memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam
pengarahan prilaku mereka sendiri.

        Dalam pendekatan situsional lebih muncul beberapa tipe kepemimpinan.

Siagian (1994:27) menyebut       gaya kepemimpinan otokratik, militeristis,

paternalistis, karismatis dan demokratis. Sedangkan Brown dalam bukunya “The

social psychology of industry” memberikan konsep tipe-tipe kepemimpinan yang

terbagi menjadi 3 (tiga) golongan besar yaitu : 1). Pemimpin otokratis, yang

mendasarkan kekuasaan pada tangan seseorang (a one man orchestra). 2).

Pemimpin demokratis yang hanya memberikan perintah setelah mengadakan

konsultasi dahulu dengan kelompok masyarakatnya. 3). Pemimpin Liberal /

laissez-faire, yaitu kebebasan tanpa pengendalian. Pemimpin disini tidak pernah

memimpin / mengendalikan bawahanya sepenuhnya.

        Munculnya teori kepemimpinan situsional sebagai ketidakpuasan atas

kegagalan    studi-studi   kepemimpinan   prilaku   dalam   mengidentifikasikan

hubungan yang konsisten antara pola prilaku kepemimpinan dalam kinerja

kelompok yang nampak hilang adalah pertimbangan dari faktor-faktor situsional

(kontigensi) yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.

Teori kontigensi mengidenfikasikan tiga faktor situsional yang menentukan sesuai

tidaknya penerapan gaya kepemimpinan faktor-faktor itu adalah (1) hubungan

antara pemimpin dengan bawahan (2) struktur tugas dan (3) kekuatan posisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Fiedler mengungkapkan gaya kepemimpinan yang

paling efektif tergantung pada situasi yang dirumuskan dalam ketiga faktor

tersebut diatas.




                                                                             28
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Rivai 2007:24) Pengembangan

teori kontegensi melahirkan teori-teori yaitu:

       1. Teori kontegensi Hersey dan Blanchard, yaitu suatu teori
          kepemimpinan yang memusatkan perhatian pada kesiapan pengikut.
          Kepemimpinan yang berhasil menurut teori tersebut dicapai dengan
          memilih gaya kepemimpinan yang tepat tergantung pada tingkat
          kesiapan atau kedewasaan para penggikutnya. Kepemimpinan
          situasional ini menggunakan dua dimensi kepemimpinan yang sama
          seperti dikembangkan Fiedler : prilaku tugas dan hubungan. Tetapi
          Hersey dan Blanchard melangkah lebih jauh dengan menggabungkan
          semuanya menjadi empat prilaku pemimpin yang spesifik :
          mengintruksikan (inztruction), mengkonsultasikan (concultation),
          berperan serta (participation) dan mendelegasikan (delegation).
       2. Teori pertukaran pemimpin-anggota mengajukan premis dasarnya
          yaitu bahwa para pemimpin menciptakan kelompok dalam dan
          kelompok luar, dan bawahan dengan status kelompok dalam akan
          mempunyai penilaian kinerja yang lebih tinggi, tingkat keluarnya
          karyawan lebih rendah, dan kepuasan yang lebih besar bersama atasan
          mereka.
       3. Teori jalur – tujuan mengasumsikan bahwa prilaku pemimpin dapat
          diterima baik oleh bawahan sejauh mereka pandang sebagai suatu
          sumber dari atau kepuasan masa depan (Robbin,1996).

       Kepemimpinan jalur tujuan (path goal) , yang mengasumsikan bahwa

motivasi adalah hasil perkalian dari harapan dan valensi (kekuatan pilihan

seseorang untuk hasil tertentu). Hal ini menyiratkan bahwa kepemimpinan harus

membangun valensi        dan harapan untuk karyawan. Pemimpin mendorong

pengembangan valensi yang segaris dengan yang ditawarkan oleh organisasi.

Dengan cara tersebut tujuan-tujuan karyawan dikaitkan dengan tujuan organisasi.

Berkaitan dengan harapan karyawan, pemimpin harus menata jalur (path) kearah

pencapaian tujuan sehingga karyawan akan melihat bahwa tindakan-tindakan

mereka mengarah pada tujuan-tujuannya. Intinya, para pemimpin path goal

menjadi instrumental dalam membantu bawah mencapai keberhasilan dengan

melakukan kerja yang lebih baik.




                                                                            29
Lebih jauh, menurut teori jalur – tujuan, prilaku seseorang pemimpin

bersifat motivasional sejauh : (1) membuat memerlukan kepuasan yang tergantung

pada kinerja yang efektif, dan (2) memberikan latihan, bimbingan, dukungan dan

ganjaran yang perlu untuk kinerja yang efektif.

       Untuk menguji pernyataan tersebut, House (dalam Miftah thoha 2010:42)

mendefinisikan empat prilaku kepemimpinan yaitu:

       1) Pemimpin direktif, membiarkan atau apa yang diharapkan mereka,
          menjadwalkan kerja untuk dilakukan, dan memberi bimbingan khusus
          mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.
       2) Pemimpin pendukung bersifat ramah dan menunjukkan keperdulian
          akan kebutuhan bawahan.
       3) Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan
          menggunakan saran mereka sebelum mengambil keputusan.
       4) pemimpin berorientasi prestasi pada tingkat tertinggi mereka.

3. Pengertian Motivasi Kerja

       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan yang

timbul pada diri seseorang sadar atau tidak untuk melakukan tindakan dengan

tujuan tertentu atau usaha-usaha yang didapat menyebabkan seseorang atau

sekelompok orang bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan

yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas perbuatanya.

       Robbins (2007:241) mengatakan bahwa motivasi kerja adalah kesediaan

untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan

individual.

       Stanford (dalam mankunegara 2002:93) bahwa motivasi sebagai kondisi

manusia yang menggerakkan manusia kearaah tujuan tertentu.




                                                                           30
Untuk    mempermudah      pemahaman      motivasi   kerja,    dibawah    ini

dikemukakan pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja. Abraham Sperling

(dalam Mangkunegara, 2002:93) mengemukakan bahwa motif di definisikan

sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri

(drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk

memuaskan motif. William J. Stanton dalam Mangkunegara, (2002:93)

mendefinisikan bahwa motif adalah kebutuhan yang di stimulasi yang berorientasi

kepada tujuan individu dalam niencapai rasa puas.

       Martoyo (1992:139) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu

yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain

pendorong semangat kerja.

       Menurut Malthis ( 2006:114 ), motivasi adalah keinginan dalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya orang bertindak

karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah

penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan sumber daya

manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan untuk

memahami motivasi berbeda - beda, karena teori yang berbeda mengembangkan

pandangan dan model         mereka sendiri.    Teori   motivasi     manusia    yang

dikembangkan oleh Maslow , mengelompokkan kebutuhan manusia menjadi lima

kategori yang naik dalam urutan tertentu. Sebelum kebutuhan lebih mendasar

terpenuhi, seseorang tidak akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih

tinggi. Hierarki Maslow yang terkenal terdiri atas kebutuhan fisiologis, kebutuhan




                                                                                31
akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan akan kebersamaan dan kasih sayang,

kebutuhan akan aktualisasi diri.

        Kebutuhan seseorang merupakan dasar untuk model motivasi. Kebutuhan

adalah kekurangan yang dirasakan oleh seseorang pada saat tertentu yang

menimbulkan tegangan yang menyebabkan timbulnya keinginan. Karyawan akan

berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan melakukan suatu aktivitas yang

lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan melakukan aktivitas yang

lebih banyak dan lebih baik karyawan akan memperoleh hasil yang lebih baik

pula sehingga keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan yang timbul dalam diri

karyawan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun berasal dari luar

dirinya, baik yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun dari luar lingkungan

kerjanya. Motivasi bukanlah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan

ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Arep ( 2003:51) ada

Sembilan faktor motivasi, yang dari kesembilan tersebut dapat dirangkum dalam

enam faktor secara garis besar, yaitu:

      1) Faktor kebutuhan manusia
       a. Kebutuhan dasar ( ekonomis )
          Kebutuhan dasar yang dimaksud disini adalah kebutuhan akan
          makanan, pakaian, dan perumahan yang biasa disebut sebagai
          kebutuhan primer.

       b. Kebutuhan rasa aman ( psikologis )
          Yang termasuk dalam kategori kebutuhan psikologis disini diantaranya
          adalah kebutuhan akan status, pengakuan, penghargaan, dan lain – lain.
       c. Kebutuhan sosial
          Satu cara meyakinkan para karyawan betah bekerja adalah dengan
          meyakinkan bahwa dirinya memiliki banyak mitra di organisasi “.

      2) Faktor Kompensasi
         Menurut Handoko (2001:155), kompensasi adalah segala sesuatu yang
         diterima para karyawan sebagai balas jasa bekerja.




                                                                             32
3) Faktor Komunikasi
         komunikasi yang lancar adalah komunikasi terbuka dimana informasi
         mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya, Dalam suatu
         organisasi komunikasi perlu dijalin secara baik antara atasan dengan
         bawahan atau sesama bawahan.
      4) Faktor Kepemimpinan
         kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memguasai atau
         mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda – beda menuju
         pencapaian tertentu.
      5) Faktor pelatihan
         Pelatihan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kemampuan
         karyawan dalam suatu organisasi
             Manfaat pelatihan bagi karyawan adalah:
             a) Meningkatkan motivasi
             b) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
                 dalam melaksankan tugas sehari-hari
             c) meningkatkan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa rendah
                 diri.
             d) Memperlancar pelaksanaan tugas
             e) Menumbuhkan sikap positif terhadap organisasi.
             f) Meningkatkan semangat dan gairah kerja.
             g) Mempertinggi rasa perduli terhadap organisasi.
             h) Meningkatkan rasa saling menghargai sesame karyawan.
             i) Memberikan dorongan kepeda karyawan untuk menghasilkan
                 yang terbaik
             j) Memberikan dorongan kepada karyawan untuk memberikan
                 pelayanan yang terbaik.

      6) Faktor prestasi Penilaian presasi kerja karyawan bagi organisasi
         merupakan sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia.
         Sedangkan bagi karyawan penilaian prestasi dapat memacu semangat
         kerja, guna peningkatkan kinerja.


        Menurut Manullang (2000:194) motivasi kerja adalah pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan

dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawanya untuk mengambil

tindakan-tindakan. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menekankan pengertian dan

makna motivasi kerja yaitu suatu sikap dan kepuasan dengan keinginan yang terus

– menerus dan kesediaan untuk mengejar tujuan organisasi, serta faktor semangat




                                                                            33
dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya untuk mengambil

tindakan-tindakan,   Pemberian   dorongan   ini   ini   untuk   bertujuan   untuk

menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat

mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.

         Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja di dalam

suatu organisasi khususnya pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang antara lain:

        1. Lingkungan kerja
           lingkungan kerja disini tidak lain adalah faktor pemimpin dan
           bawahan. seperti kebijaksanaan - kebijaksanaan yang telah ditetapkan
           dan persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh bawahan, dan
           pendukung sarana dalam pendukung pelaksanaan pekerjaan dan gaya
           kepemimpinan atasan.dan dari bawahan seperti semangat kerja, rasa
           kebersamaan, kemampuan bekerja.
        2. Absensi
            Absensi disini diantaranya waktu yang hilang, sakit / kecelakaan,
            serta pergi meninggalkan pekerjaan karena keperluan pribadi baik
            diberi wewenang maupun tidak. Yang tidak diperhitungkan dalam
            absensi yaitu tidak ada pekerjaan, cuti yang sah, periode libur
            panjang, dan diberhentikan kerja atau pemberhentian bekerja.
        3. Kerjasama
            kerjasama ini meliputi keaktifan di dalam organisasi dan kesediaan
            karyawan untuk bekerja sama dan saling membantu, baik dengan
            pimpinan maupun teman – teman sekerja untuk mendapatkan tujuan
            bersama.
        4. Komunikasi
            Komunikasi merupakan cara karyawan berinteraksi dalam
            melakukan aktivitas pekerjaan baik secara lisan maupun tulisan agar
            pekerjaan yang dilaksanakan terlaksana dengan baik.
        5. Tekanan psikologis
            Tekanan-tekanan batin: rasa kecemasan,perasaan tegang, rasa
            khawatir, tersinggung, merasa tiada diperhatikan dan sebagainya.
            Tekanan psikologis akan merusak motivasi kerja karyawan.


        6. Disiplin
            Disiplin adalah kesediaan dan kesadaran karyawan untuk menaati
            peraturan yang berlaku, baik menaati perintah kedinasan yang
            diberkan oleh pimpinan, selalu menaati jam kerja, selalu
            memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik – baiknya




                                                                              34
sesuai dengan bidang tugasnya. dapat disimpulkan bahwa beberapa
             ukuran untuk mengukur disiplin kerja yang antara lain:
             a) Kepatuhan karyawan pada jam kerja.
             b) Kepatuhan pelayanan pada perintah/instruksi dari       pimpinan
                serta menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku.
             c) Berpakaian yang baik, sopan, dan menggunakan tanda – tanda
                pengenal instansi.
             d) Menggunakan dan memelihara bahan – bahan dan alat – alat
                perlengkapan kantor dengan hati – hati.
             e) Bekerja dengan mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh
                organisasi.Pemberian insentifPemberian insentif kepada karyawan
                dapat meningkatkan kinerja karyawan dan menimbulkan
                semangat kerja agar setiap karyawan tersebut memperolen
                insentif atau bonus-bonus dari setiap pekerjaan.

4. Jenis-jenis motivasi

     Ada dua jenis motivasi, motivasi positif dan motivasi negatif. Dimana

biasanya pemberian motivasi ini dilakukan kedua-duanya oleh suatu perusahaan

sebagai alat bagi perusahaan agar karyawan dapat bekerja degan maksimal kedua

motivasi ini dikemukakan oleh Hasibuan (2007:99), yaitu sebagai berikut :

     a. Motivasi Positif Motivasi positif maksudnya manejer memotivasi

(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang

berprestasi. Dengan motivasi positif gairah kerja meningkat karenaumumnya

manusia senang menerima yang bai-baik saja.

     b. Motivasi Negatif Motivasi negatif maksudnya manejer memotivasi

bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi

negatif ini semangat atau gairah kerja karyawan dalam jangkawaktu pendek akan

meningkat karena mereka takut dihukum, tetapiuntuk jangka waktu panjang dapat

berakibat kurang baik.




                                                                            35
5. Usaha-usaha pemimpin terhadap motivasi

       Agar terdapat sifat kerja yang positif pada para bawahan menurut gagasan

Herzberg (dalam Manullang, 2001:179), para pemimpin harus memberi perhatian

yang sungguh-sungguh agar faktor-faktor motivator memberikan motivasi kepada

para bawahan sebagai berikut:

       a. Keberhasilan pelaksanaan (Achievement)

              Agar seseorang bawahan dapat berhasil dalam pelaksanaan

       pekerjaanya, maka pemimpin harus mempelajari bawahanya dan

       pekerjaanya dengan memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan

       dapat berusaha mencapai hasil kesempatan tersebut harus sedemikian rupa

       sehingga orang-orang berkembang sendiri. Selanjutnya agar pemimpin

       memberi semangat pada para bawahanya sehingga bawahan mau berusaha

       mengerjakan sesuatu dirasa bawahan tidak dapat dapat dikuasainya. Bila

       bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannya, pemimpin harus

       menyatakan keberhasilan itu.

       b. pengakuan (Recognizing)

              Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus

       memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan

       terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan berbagai cara

       sebagai berikut :

              a. Langsung menyatakan keberhasilan ditempat pekerjaanya, lebih
                 baik dilakukan sewaktu ada orang lain.
              b. Memberi surat penghargaan
              c. Memberi hadiah berupa uang tunai
              d. Memberi medali, surat penghargaan dan uang tunai
              e. Memberikan kenaikan gaji dan promosi.




                                                                            36
c. Pekerjaan itu sendiri (the work it self)

            Pemimpin membuat usaha-usaha yang riil dan meyakinkan,

     sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya

     dan berusaha menghindarkan kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta

     mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaanya.

     d.   Tanggung Jawab (Responsibility)

            Agar tanggung jawab benar-benar menjadi faktor motivator bagi

     bawahan, pemimpin harus menghindari supervise yang ketat, dengan

     membiarkan      bawahan      bekerja    sendiri    sepanjang      pekerjaan   itu

     memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi membuat bawahan

     sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaanya.

     e.   pengembangan (Development)

               Pengembangan       merupakan salah satu faktor motivator bagi

      bawahan agar faktor pengembangan benar-benar berfungsi sebagai

      motivator maka pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahanya

      untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan,

      selanjutnya pemimpin memberikan rekomendasi tentang bawahan yang

      siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim

      mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan.

      Menurut Rivai (2003:2), Hubungan Motivasi kepemimpinan dengan

motivasi tugas dan kepemimpinan dapat dipergunakan untuk mengefektifkan

kepemimpinan     dalam    beberapa     situasi,     didalam   tujuan    meningkatkan

produktivitas organisasi. Ada banyak cara untuk memotivasi orang lain untuk




                                                                                   37
mencapai sasaran atau menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan

atau tantangan yang dihadapinya. Salah satu karakteristik utama yang harus

dimiliki oleh seseorang pemimpin adalah kemampuannya untuk memotivasi orang

lain dalam mencapai tujuannya.

6. Pentingnya kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan

       Robin (2003:40) Perusahaan terhadap usaha-usaha semua pekerjaan dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga pemerintahan

harus diberikan oleh pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi

efektif. Kepemimpinan menyangkut hal mengatasi perubahan . Pemimpin

menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi ini dan mengilhami mereka

untuk mengatasi rintangan.

       Keadaan ini menggambarkan suatu kenyataan bahwasanya kepemimpinan

sangat diperlukan jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan

dengan yang lainya adalah dapat dilihat dari sejauhmana kepemimpinan

didalamnya dapat bekerja secara efektif.

       Pada kepemimpinan terdapat dua unsur-unsur yaitu :

        a. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok

        b. kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk

           mencapai tujuan tertentu.

        Kartono (1995:60) Kepemimpinan yang buruk dan tidak efisien pada

suatu perusahaan misalnya : karena terjadi penurunan produksi buruh menjadi

resah dan keluar absensinya tinggi, terjadi banyak pencurian milik perusahaan dan

banyak terdapat konflik dikalangan karyawan.




                                                                              38
Menurut Ulrich tugas kepemimpinan masa depan adalah : (a) Mengalihkan

harapan    menjadi   tindakan,   (b)   Menyadarkan    pada   asumsi-asumsi,      (c)

Kepemimpinan dipuncak kepemimpinan bersama, (d) kejadian satu kali menjadi

proses kesinambungan, (e) dari juara individual ke kemenangan tim, (f) Dari

pemecah masalah ke perintis, (g) Dari            pemikiran unidimensional ke

paradoksiokal, (h) Memerlukan kredibilitas pribadi dan kapabilitas organisasi.

       Menurut Ritonga (2004:8), beberapa tugas pemimpin secara umum adalah

(a) mengusahakan supaya kelompok yang dipimpinnya dapat merealisasikan

tujuan dengan baik dalam kerjasama yang produktif. (b) mengawasi tingkah laku

anggota kelompok berdasarkan patokan yang telah dirumuskan bersama, (c)

menyadari dan merasakan segala kebutuhan, keinginan, cita-cita para anggota

kelompok serta mewakili kelompoknya, baik kedalam maupun keluar.

7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja

       Pemahaman beberapa aspek kepemimpinan serta kebutuhan manusia,

termasuk bawahan, penting sekali bagi seorang pemimpin, karena hal tersebut

berkaitan sekali dengan motivasi. Dengan memahami kebutuhan pengikut maka

seorang pemimpin akan dapat menetukan cara yang tepat untuk dipakai

memotivasi pengikutnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Sehingga akhirnya

harus disadari bahwa peranan kepemimpinan dalam suatu perusahaan sangatlah

penting.

       Menurut Handoko (1999:299-300) Menyatakan bahwa; “Kenyataan para

pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, kualitas kehidupan

kerja dan terutama tingkat prestasi suatu perusahaan. Kepemimpinan yang efektif




                                                                                 39
hampir disemua situasi menghasilkan prestasi tingkat absensi dan perputaran

rendah serta kepuasan yang tinggi ”Maksudnya adalah suatu kenyataan bahwa

pimpinan memainkan peranan yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan amat

menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pimpinan membutuhkan orang lain yaitu bawahan untuk melaksanakan secara

langsung tugas-tugas, disamping memerlukan sarana dan prasarana lainya.

Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan,

memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim yang kondusif              dalam

perusahaan.

       Tujuan perusahaan harus dicapai dengan sebaik-baiknya, hal ini hanya

dapat dilakukan jika pemimpin dapat bekerja sama dengan karyawannya.

Pemimpin yang baik harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

karyawannya serta harus mampu mempengaruhi mereka agar mau bekerja dengan

baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara semangat dan kepuasan dalam bekerja.

Jika gaya kepemimpinan baik maka motivasi kerja karyawan semakin tinggi dan

sebaliknya jika gaya kepemimpinan kurang baik maka motivasi kerja karyawan

semakin rendah. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung pemimpin dan

karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut.

       Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan adanya ketergantungan antara

motivasi kerja karyawan terhadap atasan dimana pimpinan dapat mempengaruhi

moral, kepuasan kerja, kualitas kehidupan kerja dalam rangka meningkatkan

motivasi kerja.




                                                                           40
BAB III

                 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


1. SEJARAH BERDIRI

        Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah

untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda

dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi

Perusahaan Belanda.

        Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian,

pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian

Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1960 tentang

Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi.

        Adapun perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi dimaksud sebagai
berikut:

   1.  Perusahaan Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta.
   2.  Perusahaan Firma Blom & van Der Aa di Jakarta.
   3.  Perusahaan Firma Sluyters di Jakarta.
   4.  Perusahaan N.V. Assurantie Maatschappij Jakarta di Jakarta.
   5.  Perusahaan N.V. Assurantie Kantor Langveldt-Schroder di Jakarta.
   6.  Perusahaan N.V. Zee-en Brandassurantie Maatschappij van 1851 c.s. di
       Jakarta.
   7. Perusahaan N.V. Javasche Verzekerings Agenturen Maatschappij di
       Jakarta.
   8. Perusahaan N.V. Nederlandsche Lloyd di Jakarta.
   9. Perusahaan N.V. Maskapai Asuransi dan Administrasi Umum Nusantara
       Llyod di Jakarta.
   10. Perusahaan N.V. Assurantie Kantor O.W.J. Schlenceker di Jakarta.
   11. Perusahaan N.V. Kantor Asuransi “Kali Besar” di Jakarta.
   12. Perusahaan Jakarta Assurantie & Administratie Kantor di Jakarta.
   13. Perusahaan Yayasan Onderlinge Landmolestverzekerings Fonds (O.L.F)
       di Jakarta.
   14. Perusahaan PT Maskapai Asuransi Arah Baru (Arba) di Jakarta.




                                                                             41
Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan tanggal 16 Januari 1960, namun

berlaku surut sampai tanggal 3 Desember 1957.

       Selanjutnya, beberapa perusahaan yang telah dinasionalisasi tersebut

ditetapkan dengan status badan hukum Perusahaan Negara Asuransi Kerugian

(PNAK) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang

Perusahaan Negara yang seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara Republik

Indonesia.

       Sebagai perusahaan negara, berdasarkan Pengumuman Keputusan Menteri

Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/B.U.M. II.

tanggal 9 Februari 1960, kemudian nama perusahaan-perusahaan tersebut diubah

sebagai berikut :


No.               NAMA LAMA                           NAMA BARU
        1.   Firma Blom & Van Der Aa di     Perusahaan Asuransi Kerugian
             Jakarta                        Negara “IKA BHAKTI”
        2.   Firma Bekouw & Mijnssen di
             Jakarta.
 1.
        3.   Firma Sluyters & Co
        4.   N.V. Assurantie Maatschappij
             Jakarta di Jakarta.

    N.V. Assurantie Kantoor Langveldt-      Perusahaan Asuransi Kerugian
 2.
    Schroder di Jakarta                     Negara “IKA DHARMA”
       1. N.V. Zee-en Brandassurantie       Perusahaan Asuransi Kerugian
          Maatschappij van 1851 c.s. di     Negara “IKA CHANDRA”
          Jakarta.
 3.    2. N.V. Javasche Verzekerings
          Agenturen Maatschappij di
          Jakarta.

        1. N.V. Nederlandsche Lloyd di      Perusahaan Asuransi Kerugian
           Jakarta.                         Negara “IKA CHANDRA”
 4.
        2. N.V. Maskapai Asuransi dan
           Administrasi Umum Nusantara




                                                                              42
No.             NAMA LAMA                            NAMA BARU
            Llyod di Jakarta.
         3. NV Brandwaarberg Maatschaapij
            B.M.I van 1863

         1. N.V. Assurantie Kantor O.W.J.   Perusahaan Asuransi Kerugian
            Schlenceker di Jakarta.         Negara “IKA MULYA”
 5.      2. N.V. Kantor Asuransi “Kali
            Besar” di Jakarta

    Jakarta Assurantie & Administratie    Perusahaan Asuransi Kerugian
 6.
    Kantor di Jakarta.                    Negara “IKA DJASA”
    PT Maskapai Asuransi Arah Baru (Arba) Perusahaan Asuransi Kerugian
 7.
    di Jakarta.                           Negara “IKA SAKTI”
    Yayasan Onderlinge                    Perusahaan Asuransi Kerugian
 8.
    Landmolestverzekerings Fonds (O.L.F) Negara “IKA BHARATA”


a.    Tahun 1961

      Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian

Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya, keempat PNAK tersebut yang

semula berdasarkan Pengumuman         Menteri   Keuangan     (Badan Penguasa

Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.12631/B.U.M. II. tanggal

9 Februari 1960 yang nama perusahaannya disebut dengan “Ika” menjadi “Eka”.

      Berdasarkan Peraturan Pemerintah itu pula, keempat PNAK tersebut yaitu

Eka Bhakti, Eka Dharma, Eka Mulya dan Eka Sakti pada tanggal 1 Januari 1961

dilebur untuk menjadi satu perusahaan dengan nama PNAK Eka Karya. Dengan

peleburan tersebut, maka segala hak dan kewajiban, kekayaan, pegawai dan usaha

keempat perusahaan tersebut beralih kepada PNAK Eka Karya.

      Namun    dalam   Pengumuman     Menteri   Keuangan    (Badan   Penguasa

Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.: 29495%/B.U.M.II

tanggal 31 Desember 1960, penyebutan nama perusahaan-perusahaan tersebut




                                                                           43
kembali menggunakan “Ika” termasuk perusahaan yang baru didirikan tersebut

yaitu “Ika Karya”. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena Pengumuman

Menteri Keuangan tersebut diterbitkan mendahului diundangkannya Peraturan

Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi

Kerugian Eka Karya yaitu pada tanggal 24 Maret 1961.

    PNAK Eka Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan

dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, agen atau koresponden di

dalam dan/atau di luar negeri, bergerak dalam bidang usaha perasuransian yaitu:

                A. mengadakan dan menutup segala macam asuransi termasuk

                    reasuransi, kecuali pertanggungan jiwa.

                B. memberi perantaraan dalam penutupan segala macam

                    asuransi.

b. Tahun 1965

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang Pendirian

Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965

PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru dengan nama “Perusahaan

Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja”dan seluruh kekayaan, pegawai dan

segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK Jasa Raharja.

    Sebagaimana PNAK Eka Karya, PNAK Jasa Raharja pun berkedudukan dan

berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor

perwakilan, sedangkan untuk agen atau koresponden hanya diperkenankan di

dalam negeri.




                                                                              44
Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan yang

bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja didirikan

dengan kekhususan memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi tanggung

jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan

perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan

kecelakaan penumpang.

     Beberapa bulan sejak pendirian PNAK Jasa Raharja, tepatnya tanggal 30

Maret 1965 Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Urusan

Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan No. B.A.P.N. 1-3-3 yang menunjuk

PNAK Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan

Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai

Undang-Undang Nomor 33 dan Undang-Undang Nomor 34 tahun 1964.

c.   Tahun 1970

     Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan

Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970

tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha

Negara Menjadi Undang-Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan

bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan

ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang No. 19 Prp tahun

1960.




                                                                        45
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan

More Related Content

What's hot

Skripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber dayaSkripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber dayasuarsaen
 
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...Uofa_Unsada
 
Laporan penelitian ahmad irfansyah
Laporan penelitian ahmad irfansyahLaporan penelitian ahmad irfansyah
Laporan penelitian ahmad irfansyahAhmad Irfansyah
 
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Sirajuddin Putra
 
Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana Dede Lesmana
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...Linda Rosita
 
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...Soerdjaone Gibran
 
Memasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam BlogMemasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam BlogTesalonika05
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANZulla Jolie
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-librecokro habiba
 
contoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dala
contoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dalacontoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dala
contoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dalaPadmini Aleng
 
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)Nanang Setiawan
 
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...Fresha Kurnia Herdianto
 
140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)
140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)
140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)Ana Marlia
 
Otonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhani
Otonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhaniOtonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhani
Otonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhaniAGUS SETIYONO
 
10.78.84.sulaiman
10.78.84.sulaiman10.78.84.sulaiman
10.78.84.sulaimanRisal Ahmad
 

What's hot (19)

Daftar isi a4
Daftar isi a4Daftar isi a4
Daftar isi a4
 
Skripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber dayaSkripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber daya
 
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
ANALISIS FAKTOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR SUKU DINA...
 
Laporan penelitian ahmad irfansyah
Laporan penelitian ahmad irfansyahLaporan penelitian ahmad irfansyah
Laporan penelitian ahmad irfansyah
 
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
 
Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana Laporan wawancara dede lesmana
Laporan wawancara dede lesmana
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawaipada bagian s...
 
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
Pengaruh motivasi dan kepemimpinan camat terhadap semangat kerja pegawai kant...
 
Memasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam BlogMemasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam Blog
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libre
 
contoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dala
contoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dalacontoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dala
contoh Sijil pss sekolah rendah kebangsaan rps dala
 
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
 
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
 
Tesis 2 oye
Tesis 2 oyeTesis 2 oye
Tesis 2 oye
 
140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)
140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)
140957190 1-big-2013-kertas-kerja-ceramah-1(1)
 
Otonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhani
Otonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhaniOtonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhani
Otonomi vol13no1jan2013-06. may putrisfa ramadhani
 
Imel Skripsi
Imel SkripsiImel Skripsi
Imel Skripsi
 
10.78.84.sulaiman
10.78.84.sulaiman10.78.84.sulaiman
10.78.84.sulaiman
 

Similar to Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Skripsi abstrak Jurusan PAI
Skripsi abstrak Jurusan PAISkripsi abstrak Jurusan PAI
Skripsi abstrak Jurusan PAIyudhie_coy
 
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Bisyri Samsuri
 
Mapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarMapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarBisyri Samsuri
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...Uofa_Unsada
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...Uofa_Unsada
 
Kata pengantar wanry
Kata pengantar wanryKata pengantar wanry
Kata pengantar wanrySandi Aritra
 
Abstrak-daftar lampiran new.docx
Abstrak-daftar lampiran new.docxAbstrak-daftar lampiran new.docx
Abstrak-daftar lampiran new.docxzainulandri1
 
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...Uofa_Unsada
 
Contoh proposal public relations
Contoh proposal public relationsContoh proposal public relations
Contoh proposal public relationsimeldachef
 
Kem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik edit
Kem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik editKem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik edit
Kem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik editSiti Rahman
 
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2Sunrise James
 
Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx
Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docxPenjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx
Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docxJuwita Sari
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanvitalfrans
 
Laporan outbond PIO ellenoor tasya
Laporan outbond PIO ellenoor tasyaLaporan outbond PIO ellenoor tasya
Laporan outbond PIO ellenoor tasyaellenoortasya
 
Analisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selfAnalisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selftedynurul
 

Similar to Pengaruh Gaya Kepemimpinan (20)

Skripsi abstrak Jurusan PAI
Skripsi abstrak Jurusan PAISkripsi abstrak Jurusan PAI
Skripsi abstrak Jurusan PAI
 
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
 
Mapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarMapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaar
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PT. ASUR...
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
 
Kata pengantar wanry
Kata pengantar wanryKata pengantar wanry
Kata pengantar wanry
 
Abstrak-daftar lampiran new.docx
Abstrak-daftar lampiran new.docxAbstrak-daftar lampiran new.docx
Abstrak-daftar lampiran new.docx
 
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
 
Contoh proposal public relations
Contoh proposal public relationsContoh proposal public relations
Contoh proposal public relations
 
Kem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik edit
Kem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik editKem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik edit
Kem kepimpinan pembimbing rakan siswa pendidik edit
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
 
Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx
Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docxPenjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx
Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinan
 
Laporan outbond PIO ellenoor tasya
Laporan outbond PIO ellenoor tasyaLaporan outbond PIO ellenoor tasya
Laporan outbond PIO ellenoor tasya
 
Analisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selfAnalisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, self
 
Gg 2
Gg 2Gg 2
Gg 2
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 
58270590 makalah
58270590 makalah58270590 makalah
58270590 makalah
 

Pengaruh Gaya Kepemimpinan

  • 1. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JASA RAHARJA TANJUNGPINANG Skripsi Oleh : MUHAMMAD ALAMFADILLAH NIM. 080563201024 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI TANJUNGPINANG 2012
  • 2. MOTTO “ Hidup Berakal, Mati Beriman” (Ayahanda Zakaria Ak) “Awalnya cita-cita besar itu dipandang tak mungkin terjadi (imposible) lalu mungkin (probable), dan sering kali terjadi” (Christopher reeve) Skripsi ini kupersembahan untuk :  Ayah dan Ibu tercinta sebagai tanda bakti terima kasihku atas setiap doa disetiap langkah cita - citaku.  Mak long, Pak long, icong, Mbak, adikku deli dan Ayi yang ku Sayangi  Almamater yang kubanggakan.
  • 3. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Tiada kata dan syair yang lebih indah dan agung selain panjatkan puji dan syukur kekhadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada peneliti. Dalam perjuangan yang menghabiskan banyak pikiran, tenaga dan emosi sehingga akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi dengan judul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JASA RAHARJA TANJUNGPINANG”. Penulisan skripsi ini membahas tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang, ini dimaksudkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan dibidang ilmu sosial dan politik pada Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Terwujudnya laporan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, doa serta nasihat hidup yang sangat berharga serta menyentuh sisi insan peneliti dari berbagai pihak. Untuk itu sudah selayaknya peneliti dengan segala ketulusan hati ingin menyampaikan terimakasih yang mendalam dan rasa hormat yang tulus kepada ayahanda Zakaria Ak dan Ibunda Gadi Suryana, yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang juga doa yang tiada hentinya serta kenangan indah penuh makna kepada peneliti. Perkenankanlah peneliti untuk mengucapkan terimakasih yang setinggi- tingginya Dalam penyusunan laporan skripsi ini yang telah memberikan dukungan, i
  • 4. meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada peneliti, sehingga penyusunan laporan skripsi ini dapat diselesaikan. 1. Bapak Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2. Bapak Dr. Rumzi Samin,M.Si , selaku pembimbing utama dan sebagai Dekan FISIP UMRAH Tanjungpinang 3. Ibu Wahjoe Pangoestoeti,M.Si, selaku Ketua program studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UMRAH Tanjungpinang. 4. Bapak Alfiandri,M.Si selaku pembimbing kedua dan sebagai sekretaris program studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UMRAH Tanjungpinang. 5. Bapak, Ibu dosen selaku staff pada program studi ilmu administrasi Negara FISIP UMRAH Tanjungpinang. 6. Pimpinan PT. Jasa Raharja beserta karyawan yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian. Selanjutnya tak lupa peneliti ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Mak long dan Pak long tercinta roslita dan Sugianto. Makasih yang telah memberikan kasih sayangnya dan mendukung serta memberikan semangat untuk mempercepat menyelesaikan laporan skripsi. 2. Adik-adikku ku tercinta, Dinda Deli Zakaria dan Hari sugianto yang selalu menghiburku. 3. Rekan-Rekan Seperjuangan Mahasiswa dan Mahasiswi Jurusan administrasi Negara “08 Pagi : Ogik, Imam,Turi, Bento, Ts, Gunawan, Rian, tika, Ulan Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan maupun ii
  • 5. bimbingan agar dalam penulisan yang akan datang dapat menjadi lebih baik. Dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua. Akhir kata semoga segala amal kebaikan dari semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian laporan skripsi ini mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Tanjungpinang, Juli 2012 Muhammad Alamfadillah iii
  • 6. ABSTRAK Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki satu atau beberapa kelebihan yang khas sebagai predisposisi atau bakat yang dibawa sejak lahir dan merupakan kebutuhan dari situasi atau zaman, sehingga mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing para bawahan serta mendapatkan pengakuan dan dukungan dari bawahannya. Seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada sebuah organisasi selalu berbeda- beda, semua itu tergantung pada tugas, fungsi dan tujuan yang ditugaskan kepada para bawahannya. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat asosiatif yaitu penelitian yang mencari pengaruh/hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. data yang digunakan adalah data primer berupa kuesioner. Populasi dari penelitian ini sebanyak 10 orang sedangkan sampel penelitian ini juga sebanyak 10 orang yang dikatakan sampel jenuh. teknik analisis data dengan menggunakan metode statistik dengan alat ukur skala likert. Analisa data secara kuantitatif dan melihat pengaruh menggunakan teknik koefisien korelasi rank spearman (rs). Pimpinan PT. Jasa Raharja Tanjungpinang menggunakan gaya instruksi dalam memberikan perintah dan pimpinan masin mempergunakan otoritasnya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dan Dari hasil pengujian hipotesis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan ternyata mempunyai pengaruh positif dan signifikan, karena berdasarkan data hasil analisis korelasi Rank Spearman, terlihat bahwa antara gaya kepemimpinan dan motivasi terdapat angka korelasi sebesar 0,757, dari uji hipotesis yang melihat derajat kebebasan dengan taraf signifikan 5% terlihat pada Rho tabel sebesar 0,738, sehingga dapat ditafsirkan R hitung > r tabel = 0,757 > 0,738, berarti hipotesis Ha diterima. Selanjutnya dibuktikan melalui koefisien determinant yaitu rxy2 = 0,7562 x 100% =57,1 %. Persentase pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 57,1% . Hasil Penelitian `menunjukkan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini hendaknya menjadi perhatian pimpinan PT. Jasa Raharja Tanjungpinang dan para pimpinan lainnya yang dimana para pimpinan memperhatikan gaya yang ia terapkan pada organisasi dan para bawahannya agar dapat memotivasi para karyawan dapat bertindak dan bekerja sebagaimana dalam mewujudkan pencapaian tujuan organisasi. Kata kunci: Gaya kepemimpinan, motivasi kerja karyawan iv
  • 7. ABSTRACT Leader is a person who has one or several distinct advantages as a predisposing or inborn talent and the needs of the situations or the time, so as to have power and Authority to directs subordinates and guide as well as gaining recognition and supports from subordinates. A leader must be able to influence his subordinates to carry out duties and instructed without force so they willingly will behave and perform according to the demands of the organization through leadership direction. Leadership style applied to an organization is always different; it all depends on the duties, function and objectives assigned to his subordinates. In this Research, the author discusses the influence of leadership style on employee motivation in the Office of PT. Jasa Raharja Tanjungpinang. The type of this Research used in this study is associative Research that seeking influence between one variable with another variable. Data used in this study is the primary data in the form of a questionnaire. Population of the study as many as 10 people, while these 10 people are also called saturated sample. Quantitative data analysis techniques and see the effect of using the spearman rank correlation coefficient technique (rs). The leader of PT. Jasa Raharja Tanjungpinang is using the type of instruction in providing command and leadership are still using his Authority as the holder of the highest Authority. And the result of hypothesis testing and significant influence of the style, because based on the result of spearman rank correlation analysis shows that between leadership styles and motivation There is a correlation rate of 0,757 from hypothesis testing to see the degrees of freedom with a significant level of 5% seen on the table by 0,738 Rho, construed so as to calculate R> r table = 0,757 > 0,738, it means the hypothesis Ha is received. Further evidenced by the coefficient determinant is = 0,7572 x 100% =57,3 %. Percentage effect of the X variable to the Y variable is equal to 57,3%. The results showed a positive effect of leadership style and significant impact on employee motivation. This should be a concern for the leader of PT. Jasa Raharja Tanjungpinang and the other leaders where the leader attention to the style that he applied to the organization and its subordinates can motivate employees to act and work as in realizing the achievement of organizational goals. Key Word: Relationship Style, Motivation Of Working v
  • 8. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN TANDA TANGAN TIM PENGUJI HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR .............................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................................ iv DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang................................................................................................ 1 2. Perumusan Masalah.........................................................................................8 3. Tujuan dan Kegunaan penelitian..................................................................... 9 4. Konsep Teoritis............................................................................................... 9 5. Hipotesis........................................................................................................ 11 6. Konsep Operasional.......................................................................................12 7. Metode Penelitian.......................................................................................... 16 A. Jenis pelitian................................................................................ 16 B. Lokasi penelitian......................................................................... 16 C. Populasi dan Sampel....................................................................17 D. Jenis Data.................................................................................... 18 a. Data Primer...................................................................... 18 b. Data Sekunder................................................................. 18 E. Teknik dan Alat pengumpul Data……………………………... 19 F. Teknik Analisis Data………………………………………….. 20 a. Analisis koefisien Determinasi........................................ 22 BAB II : LANDASAN TEORI 1. Pengertian Kepemimpinan………………………………………………..... 24 2. Pengertian Gaya Kepemimpinan………………………………………….... 25 3. Pengertian Motivasi Kerja………………………………………………...... 30 4. Jenis-jenis Motivasi……………………………………………………….... 35 5. Usaha-Usaha pemimpin terhadap Motivasi………………………………... 36 6. Pentingnya Kepemimpinan dalam Organisasi atau perusahaan…………..... 38 7. Pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja…………………... 39 BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Sejarah berdiri…………………………………………………………….... 44 2. Struktur Organisasi Perusahaan……………………………………………..48 3. Aktivitas Perusahaan……………………………………………………….. 50 BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden…………………………………………………....52 2. Analisis Data………………………………………………………………. 57 A. Gaya Kepemimpinan………………………………………………….... 58 B. Motivasi Kerja………………………………………………………….. 78 3. Analisis hasil perhitungan Koefisien Korelasi……………………………. 99 vi
  • 9. A. Analisis Koefisien Korelasi…………………………………………... 99 B. Uji Hipotesis………………………………………………………….103 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan………………………………………………………………... 106 Saran………………………………………………………………………..107 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 109 DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii
  • 10. DAFTAR TABEL Tabel I.1 Jumlah populasi dan Sampel ................................................................ 18 Tabel I.2 Skala Likert .......................................................................................... 21 Tabel I.3 Pedoman Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi ...................... 55 Tabel IV.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 56 Tabel IV.2 Responden Berdasarkan umur .............................................................. 56 Tabel IV.3 Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................................................ 57 Tabel IV.4 Responden berdasarkan status .............................................................. 58 Tabel IV.5 Responden berdasarkan pendidikan ..................................................... 59 Tabel IV.6 Instruksi yang diberikan pimpinan kepada karyawan .......................... 61 Tabel IV.7 Perintah tugas yang bersifat procedural ............................................... 62 Tabel IV.8 Inspeksi pekerja para bawahan ............................................................. 62 Tabel IV.9 Mekanisme pengambilan keputusan yang terpusat .............................. 63 Tabel IV.10 Memperhatikan setiap hasil kerja bawahan .......................................... 64 Tabel IV.11 Rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan melalui instruksi ............... 65 Tabel IV.12 Mendengarkan saran dari bawahan dalam pengambilan keputusan .... 66 Tabel IV.13 Menjalin komunikasi kepada bawahan ................................................ 68 Tabel IV.14 Pola interaksi bersama bawahan .......................................................... 68 Tabel IV.15 Rekapitulasi variabel gaya kepemimpinan melalui konsultasi ............ 69 Tabel IV.16 Kemampuan mengatur strategi ............................................................ 71 Tabel IV.17 Bijaksana dalam bertindak ................................................................... 72 Tabel IV.18 Kemampuan meningkatkan kerjasama ................................................ 72 Tabel IV.19 Rekapitulasi gaya kepemimpinan melalui partisipasi .......................... 73 Tabel IV.20 Memberikan kepercayaan setiap pekerjaan kepada bawahan .............. 75 Tabel IV.21 Bersama-sama menyusun program kerja ............................................. 76 Tabel IV.22 Penampilan dalam berprilaku ............................................................... 76 Tabel IV.23 Konsisten dalam waktu ........................................................................ 77 Tabel IV.24 Bijaksana dan objektif dalam setiap keputusan .................................... 78 Tabel IV.25 Rekapitulasi gaya kepemimpinan melalui delegasi .............................. 79 Tabel IV.26 Gaji ....................................................................................................... 81 Tabel IV.27 Sandang,pangan,papan ......................................................................... 82 Tabel IV.28 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan fisiologis .................... 83 Tabel IV.29 Keselamatan kerja ................................................................................. 84 Tabel IV.30 Situasi kerja yang nyaman .................................................................... 85 Tabel IV.31 Jaminan Karir ....................................................................................... 85 Tabel IV.32 Fasilitas membuat nyaman dalam berkerja .......................................... 86 Tabel IV.33 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan akan rasa aman .......... 87 Tabel IV.34 Interaksi dengan atasan ........................................................................ 88 Tabel IV.35 Interaksi dengan sesama rekan kerja .................................................... 89 Tabel IV.36 Interaksi sesama mitra kerja .................................................................. 90 Tabel IV.37 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan sosial ......................... 91 Tabel IV.38 Penghargaan atas prestasi kerja ............................................................ 93 Tabel IV.39 Pujian atas hasil kerja ........................................................................... 93 Tabel IV.40 Penghargaan selalu diterima ................................................................ 94 Tabel IV.41 Selalu menerima pujian atas hasil kerja ............................................... 95 Tabel IV.42 Tanggapan responden bonus dari hasil kerja ....................................... 96 Tabel IV.43 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan penghargaan .............. 97 viii
  • 11. Tabel IV.44 Pekerjaan yang menantang .................................................................. 99 Tabel IV.45 Kesempatan mengungkapkan idea atau gagasan pekerjaan ................. 100 Tabel IV.46 Rekapitulasi motivasi kerja melalui kebutuhan aktualisasi ................. 101 Tabel IV.47 Pengolahan data dari jawaban responden ............................................ 103 ix
  • 12. DAFTAR GAMBAR Gambar 1 hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi kerja……….11 Gambar 2 Uji signifikansi koefisien korelasi dengan uji dua pihak x
  • 13. DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Keputusan Penetapan Komisi Pembimbing Skripsi Mahasiswa FISIP UMRAH 2. Surat Keputusan Dosen Penelaah Seminar Usulan Skripsi Mahasiswa FISIP UMRAH 3. Surat Rekomendasi Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 4. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, politik, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tanjungpinang 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang 6. Lembar Kuesioner 7. Hasil Kuesioner Variabel Gaya Kepemimpinan 8. Hasil Kuesioner Variabel Motivasi Kerja 9. Tabel Rho xi
  • 14. BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Masyarakat modern sekarang ini sangat berkepentingan dengan kepemimpinan yang baik, yang mampu menuntun organisasi sesuai dengan azas- azas manajemen modern. Azas-azas manajemen merupakan suatu tumpuan berpikir dalam manajemen yang mempunyai dasar-dasar logika, manajemen tidak lagi dipandang sebagai suatu proses teknik yang ketat, manajemen harus sistematik dan pendekatan digunakan dengan hati-hati, dan pendekatan motivasinya yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi. Manusia pada akhirnya harus menyadari bahwa dirinya adalah anggota dari satu dunia yang teratur dan mempunyai ketertiban sendiri. Segenap aspek kebudayaan manusia merupakan bentuk tata tertib yang dinamis dan mempunyai hukum- hukum serta otonomi sendiri. Demi berjalanya suatu organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang memberikan sumbangan fikiran, pemberian motivasi kerja terhadap karyawan agar menghasilkan kinerja yang baik, sehingga diperlukan gaya kepemimpinan dari organisasi tersebut. Dalam sebuah perusahaan, karyawan merupakan aset penting yang wajib mereka jaga, oleh karena itu perusahaan di bidang jasa pelayanan akan meningkatkan jasa pelayanan yang terbaik yang akan mengandalkan kinerja karyawan diperusahaannya, maka perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan kinerja karyawan sebaik-baiknya. Salah satu upaya pendekatan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan tersebut dapat dilakukan melalui praktek 1
  • 15. kepemimpinan atau kepemimpinan yang handal dan motivasi yang tinggi dan terarah. Sebagaimana yang dikemukakan Thoha (2010:34) yaitu ia mengatakan bahwa adapun karakteristik yang dipunyai oleh organisasi antaranya adalah keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas- tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian (reward system), sistem pengendalian dan lain sebagainya. Organisasi juga merupakan suatu wadah maka organisasi akan selalu melakukan aktivitas-aktivitasnya yang bertujuan untuk mencapai tujuan dari organisasi yang ditetapkan dan ditentukan agar dapat tercapainya suatu tingkat hasil organisasi yang efektif maupun efesien, sebagaimana yang dikemukakan oleh Siagian ( 2006;6 ) dalam teori organisasinya bahwa : “Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.” Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan organisasi adalah perusahaan, jadi untuk mencapai tujuan perusahaan dan tujuan karyawan, hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan, karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan karyawan terhadap pimpinannya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya. 2
  • 16. Secara sederhana kepemimpinan itu sendiri menurut Rivai (2007:3) adalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. Dan menurut Samsudin (2006:287) menyebutkan kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama sebagai kepemimpinan tim agar mencapai suatu tujuan. Selanjutnya setiap pemimpin pada dasarnya memiliki sifat kepemimpinan yang berbeda dalam memimpin pengikutnya. Perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam tujuan yang ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan dan pemimpin itu juga mampu menciptakan motivasi atas orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Sejumlah pemimpin memiliki kharisma atau daya tarik pribadi yang luar biasa dan para pengikutnya sangat patuh dan menghormati. Meskipun jenis-jenis pemimpin lain jarang mendapat reference power ( kekuasaan atas kesukaan ), namun sumber-sumber kepeminpinan yang lainnya mereka miliki juga. Referent power sebagian ditentukan oleh kepribadian pemimpin dan kapasitasnya memberikan inspirasi bawahan serta memberikan harapan-harapan dan nilai-nilai. Hasil penelitian Reza (2010;108) yang dilakukan pada PT. Sinar Santosa Perkasa, Banjarnegara menunujukkan bahwa : 3
  • 17. “Gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja karyawan dan sehingga meningkatkan kinerja karyawan. Peran gaya kepemimpinan sangat berdampak positif dengan gaya kepemimpinan pemimpin dalam memberikan motivasi yang tinggi kepada karyawan.” Setiap pimpinan di lingkungan organisasi kerja, selalu memerlukan sejumlah pegawai sebagai pembantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi volume dan beban kerja unit masing-masing. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di lingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang sungguh- sungguh terhadap pegawai di lingkungannya agar dapat meningkatkan kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja yang tinggi. Setiap pemimpin pasti beraneka ragam cara ia memimpin suatu perusahaan dan mengarahkan dan mengendalikan karyawannya. Dapat dikatakan seperti apa gaya kepemimpinan dari setiap pimpinan suatu organisasi mengarahkan dan mengendalikan karyawannya sendiri. Pemberian motivasi kerja sangat penting dalam meningkatkan kinerja yang baik dan semangat kerja yang tumbuh dalam pencapaian tujuan dari pimpinan dan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Motivasi yang tercipta dari gaya kepemimpinan suatu pimpinan organisasi akan mempermudah dalam teknik kerja baik secara tim, individu yang akan dengan sendirinya mendirikan pondasi yang kuat suatu organisasi itu. PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Keuangan adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang perasuransian. PT. Jasa Raharja (Persero) mempunyai tanggung 4
  • 18. jawab untuk memupuk dana melalui iuran dan sumbangan wajib berdasarkan Undang-undang No. 33 dan 34 Tahun 1964 yang selanjutnya disalurkan kembali melalui santunan asuransi Jasa Raharja. PT. Jasa Raharja (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perasuransian, pembinaanya dibawah Departemen Keuangan. Yang sebagaimana diatur dari surat keputusan menteri yang telah diperbaharui yaitu SK Menteri Keuangan NO.36.37/pmk.010/2008. Badan usaha inilah yang mengelola iuran dan sumbangan wajib, guna memperbaiki peningkatan iuran dan sumbangan wajib dan selanjutnya meningkatkan santunan PT. Jasa raharja sesuai dengan perkembangan perekonomian dan peningkatan kebutuhan akan kesehatan sekarang dan yang akan datang. Dengan visi Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Misi Catur Bakti Ekakarsa Jasa Raharja : 1. Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat. 2. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara. 3. Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan. 4. Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Namun pada kenyataan, masih terdapat karyawan kurang mendapatkan dukungan dan perhatian oleh pimpinan. Demikian halnya dengan kantor Jasa 5
  • 19. Raharja Tanjungpinang yang sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang lebih berorientasai kepada pelayanan masyarakat dibidang asuransi jiwa. Berikutnya dari pengamatan dan wawancara penulis pada saat melakukan pra survey dilokasi peneltian dan terdapat gejala-gejala atau fenomena atas masalah sebagai berikut : a) Fenomena yang berkenaan dengan Gaya Kepemimpinan yaitu : 1. Dalam wawancara penulis bersama salah seorang informan pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang pada tanggal 13 Desember 2011, menyatakan bahwa terkadang kurang jelasnya instruksi yang diberikan kepada bawahan sehingga memperlambat kinerja dari karyawan. Contoh kasus: pelaksanaan survey ahli waris ditanjungpinang, terkesan lama karena instruksi yang diberikan kurang jelas dan lambat sehingga mengganggu efesiennya kerja karyawan dan membuat bingung karyawan. 2. Berikutnya wawancara penulis bersama informan pada tanggal 13 Desember 2011. Menyatakan bahwa terkadang pula keputusan pimpinan selalu bersifat terpusat. Contoh kasus: setiap keputusan yang dibuat dan ditetapkan hampir lambat dikonfirmasikan kepada bawahan sehingga kerja bawahan menjadi mendesak dan lambat untuk dilaksanakan. 3. Selanjutnya wawancara penulis bersama informan pada tanggal 13 desember 2011, yang menyatakan rendahnya komunikasi 6
  • 20. bawahan dengan pimpinan. Contoh kasus ; dalam keadaan kerja dalam kantor seakan bawahan dalam keaadaan tekanan sehingga suasana kantor terasa pasif. b) Fenomena yang berkenaan dengan Motivasi Kerja Karyawan yaitu: 1. Dalam wawancara penulis bersama salah seorang informan pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang pada tanggal 13 Desember 2011, menyatakan para karyawan kurang bergairah dalam bekerja karena karena kecilnya ruang kerja dan tidak ada batasan antara pimpinan. Sebagai contoh: dalam melaksanakan kerja para karyawan bisa melihat karyawan lainnya bahkan pimpinan sehingga kerja seperti ada yang mengawasi. 2. Berikutnya wawncara penulis bersama informan pada tanggal 13 Desember 2011, dan menyatakan suka terlambatnya karyawan masuk kantor. Contoh kasus; masuk kantor pukul 08.00 wib. tetapi karena ada karyawan yang masuk tidak sesuai jadwal yang ditentukan, keesokan harinya karyawan lain yang terlambat dalam masuk kerja. 3. Selanjutnya wawancara penulis bersama informan pada tanggal 13 Desember 2011, yang menyatakan karyawan merasa malas karena kerja yang terlalu padat. Contoh kasus: karyawan merasa diporsir dalam kerja sehingga dalam waktu istirahat karyawan yang sangat kurang sehingga kinerja tidak optimal dari karyawan. 7
  • 21. Berdasarkan uraian dari fenomena tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penulisan dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang.” 2. Perumusan masalah Pada umumnya perusahaan menginginkan setiap karyawanya memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. untuk mencapai prestasi kerja karyawan, perusahaan kesulitan untuk menentukan cara yang paling efektif dalam peningkatanya. Salah satu cara memotivasi kerja karyawan yang baik adalah dengan menerapkan kepemimpinan yang baik, kepemimpinan ini sangat penting perananya untuk memotivasi kerja karyawan yang akan menghasilkan prestasi kerja karyawan. Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : ”Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang”. 3. Tujuan dan kegunaan penelitian 1) Tujuan penelitian a) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang. 8
  • 22. b) Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang. c) Untuk mengetahui mengetahui besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Jasa Raharja Tanjungpinang 2) Kegunaan penelitian a. Sebagai masukan kepada kantor PT. Jasa Raharja Tanjungpinang. b. Sumber informasi bagi penelitian yang sama terutama tentang Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja karyawan c. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengembangkan Wawasan dan menerapkan disiplin Ilmu Administrasi Negara. 4. Konsep Teoritis Dalam kenyataannya gaya kepemimpinan (leadership style) senantiasa melekat pada cara-cara seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Dengan kata lain prilaku seorang pemimpin mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama melahirkan gaya kepemimpinan sendiri. Menurut Thoha, (2003:67- 68) Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. Adapun tugas pokok atau tugas utama pemimpin dalam menjalankan fungsinya adalah pengambilan keputusan, maka Thoha (2003:70) mengemukakan 9
  • 23. bahwa untuk dapat mengindentifikasikan dan dapat diaplikasikanya suatu proses, gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan tersebut dapat diintensifikasi sebagai berikut : 1. Gaya Instruksi 2. Gaya Konsultasi 3. Gaya Partisipasi 4. Gaya delegasi Selanjutnya akan dikemukakan pengertian dari motivasi kerja Menurut Manullang (2000:194) motivasi kerja adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawanya untuk mengambil tindakan-tindakan. Selanjutnya Maslow dalam Hasibuan (2007:104) dalam teorinya menjelaskan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok yang dapat digambarkan sebagai 5 tingkatan dalam bentuk piramid yang dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow. Kebutuhan ini dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai kebutuhan psikologis yang lebih kompleks. Kebutuhan yang lebih kompleks akan muncul dengan sendirinya setelah kebutuhan yang lebih dasar terpenuhi baik secara penuh maupun secara sebagian. 1) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya) 2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya) 3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki) 4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan) 5) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya) 10
  • 24. 5) Hipotesis Gambar 1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Gaya Kepemimpinan (X) Motivasi Kerja(Y) 1. Kebutuhan fisiologis 5. 2. 2. Kebutuhan akan rasa 6.1. Instruksi aman 2. Konsultasi. 3. Kebutuhan sosial 3. Partisipasi 4. Kebutuhan 4. Delegasi penghargaan (Variabel Bebas) (Variabel Terikat) 5. Kebutuhan aktualisasi diri (Variabel Bebas) (Variabel Terikat) Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah : Ho : p = 0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Ha : p ≠ 0 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja karyawan. Kriteria pengujian yaitu: Ho = 0,jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ha ≠ 0,jika t hitung ≥ t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. a. Variabel Bebas (X): Gaya Kepemimpinan, yang terdiri dari indikator sebagai berikut: 1. Instruksi 2. Konsultasi 3. Partisipasi 11
  • 25. 4. Delegasi b. Variabel Terikat (Y) : Motivasi Kerja, yang terdiri dari indikator sebagai berikut : 1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan penghargaan 5. Kebutuhan aktualisasi diri 6. Konsep Operasional Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda mengenai variabel penelitian, maka penulis perlu kiranya untuk menjelaskan konsep yang jelas mengenai variabel-variabel penelitian. Berikut ini dikemukakan definisi dari masing-masing variabel, yaitu : 1) Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini yaitu segenap keseluruhan aktivitas untuk dapat mempermudah pimpinan dalam menggerakkan dan mengarahkan karakteristik perilaku bawahan kepada pencapaian tujuan organisasi pada kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan sub variabel (dimensi) yaitu : a. Instruksi, adalah suatu cara seorang pemimpin dalam memberikan perintah dengan gaya atau tipe instruksi kepada bawahan dalam mencapai tujuan dan kinerja karyawan dalam organisasi pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :  Perintah tugas yang bersifat prosedural, 12
  • 26. Inspeksi pekerjaan para bawahan,  Mekanisme pengambilan keputusan yang terpusat,  Memperhatikan setiap hasil kerja bawahan. b. Konsultasi, adalah suatu cara seorang pimpinan dalam memberikan perintah dengan gaya atau tipe konsultasi kepada bawahan dalam mencapai tujuan dan prestasi kerja karyawan dalam organisasi pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu:  Mendengarkan ssaran dari bawahan dalam pengambilan keputusan,  menjalin komunikasi kepada bawahan,  Pola interaksi bersama bawahan. c. Partisipasi, adalah suatu cara seorang pimpinan dalam memberikan perintah dengan gaya atau tipe partisipasi kepada bawahan dalam mencapai tujuan dan kinerja karyawan dalam organisasi pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :  Kemampuan mengatur strategi,  Bijaksana dalam bertindak,  Kemampuan meningkatkan kerjasama. d. Delegasi, adalah suatu cara seorang pimpinan dalam memberikan perintah dengan gaya atau tipe delegasi kepada bawahan dalam mencapai tujuan dan prestasi kerja karyawan dalam organisasi 13
  • 27. pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :  Memberikan kepercayaan setiap pekerjaan kepada bawahan,  Bersama-sama menyusun program kerja,  Penampilan dalam berprilaku,  Konsisten dalam waktu,  Bijaksana dan objektif dalam setiap keputusan. 2) Motivasi Kerja dalam penelitian ini, yaitu usaha untuk mendorong seseorang agar mau merubah sikap dan prilaku sehingga pencapaian hasil kerja yang baik dan terlaksananya tujuan yang diinginkan oleh organisasi pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan sub variabel (dimensi) yaitu : a. Kebutuhan Fisiologis, adalah kebutuhan yang mendasar pada karyawan dapat mempertahankan hidupnya pada Karyawan Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :  Gaji,  Sandang,Pangan, dan Papan. b. Kebutuhan Akan Rasa Aman, adalah kebutuhan untuk terbebas dari ancaman fisik dan perampasan kebutuhan pokok atau kebutuhan akan akan perlindungan diri dan hal-hal menyangkut pekerjaan masa depan karyawan Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu : 14
  • 28. Keselamatan kerja  situasi kerja yang nyaman  Jaminan karir c. Kebutuhan sosial, adalah kebutuhan karyawan dalam memiliki banyak mitra di organisasi sehingga karyawan dalam suatu organisasi memerlukan berinteraksi sesama karyawan, atasan dan menumbuhkan pengakuan atas prestasi kerja pada karyawan Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :  Interaksi dengan Atasan  Interaksi dengan sesama rekan kerja d. Kebutuhan Penghargaan, adalah kebutuhan akan pengakuan rasa hormat dari diri orang lain yang mereka bermanfaat dan memiliki pengaruh terhadap organisasi pada karyawan Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :  Penghargaan atas prestasi kerja,  Pujian atas Hasil kerja. e. Kebutuhan aktualisasi diri, adalah kebutuhan untuk memaksimalkan potensi karyawan dan menunjukkan keahlian dengan mengerjakan hal-hal yang menantang dan kesempatan untuk mengungkapkan ide atau gagasan pekerjaan pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang dengan pengukuran yaitu :  Pekerjaan yang menantang, 15
  • 29. Kesempatan untuk mengungkapkan ide atau gagasan pekerjaan. 7. Metode Penelitian A. Jenis penelitian Penelitian yang dilakukan ini bersifat Asosiatif, yaitu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Sugiyono (2009:11) menjelaskan bahwa: “Pada penelitian Asosiatif minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan. Jadi penelitian asosiatif ini merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan/pengaruh antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan/pengaruh antara variabel ada tiga bentuk yaitu: simetris, kausal dan interaktif “. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa masalah Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja merupakan konsep yang abstrak atau fenomena sosial yang perlu diteliti untuk mengetahui hubungan di antara kedua konsep/variabel tersebut dengan menggunakan penelitian Asosiatif. Demikian, penelitian ini bermaksud untuk mengumpulkan data tentang Gaya Kepemimpinanan dan Motivasi Kerja yang kemudian hasilnya dideskripsikan atau digambarkan secara jelas sebagaimana kenyataan di lapangan. B. Lokasi Penelitian Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah pada kantor PT Jasa Raharja Tanjung pinang yang terletak jalan engku putri no 5 Tanjungpinang. Dan alasan penulis untuk melakukan penelitian dikantor PT. Jasa raharja Tanjungpinang karena a) ingin mengetahui gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan pada lokasi ini. 16
  • 30. b) Belum pernah dilakukan penelitian pada PT. Jasa Raharja Tanjungpinang C. Populasi dan sampel Populasi menurut Sugiyono (2010:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga benda - benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu. Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel Arikunto (2006:134) mengemukakan pendapat sebagai berikut : “sebagai permulaan apabila subjek penelitian yang kurang dari 100, lebih baik populasi tersebut diambil semua, sehingga penelitian terus bisa dikatakan sebagai penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya lebih besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%”, selanjutnya penelitian akan menggunakan teknik sampling jenuh, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:85) yang menerangkan “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Berdasarkan kutipan tersebut maka ini yang menjadi sampel adalah karyawan dengan jumlah sampel 10 orang. 17
  • 31. Tabel 1.1 Jumlah populasi dan sampel JUMLAH JUMALH PRESENTASE No JABATAN POPULASI SAMPEL (%) (orang) (orang) 1 Bagian Klaim 3 3 100 1 Bagian Keuangan 3 3 100 2 Administrasi 2 2 100 3 PKWT 2 2 100 Jumlah 10 10 100 Sumber : Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang, Tahun 2012 D. Jenis data Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan yaitu : a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya (responden) yaitu melalui kuesioner, yang merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang diajukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup kepada responden mengenai permasalahan yang sedang diteliti. b. Data sekunder merupakan data primer yang yang diperoleh lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau perihal lainnya. Penulis didalam mendapatkan data sekunder dengan cara mempelajari buku-buku serta literatur yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu penulis juga melakukan pengutipan langsung dari teori-teori yang menjadi landasan didalam penulisan skripsi ini, dimana penulisan ini langsung dilakukan 18
  • 32. dengan cara membaca buku-buku serta literatur yang terkait dengan masalah penelitian. E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Adapun teknik dan alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian kepustakaan dan dokumentasi, yaitu dimaksud memperoleh data yang bersifat teoritis, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari catatan kuliah yang penulis ikuti selama perkuliahan. Disamping itu juga dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur - literatur, dan beberapa penelitian yang dilakukan saat ini sebagai dasar perbandingan dalam pembahasan, hal ini tentu hanya terbatas pada buku-buku yang ada hubunganya dengan masalah yang dibahas. 2. Angket, yaitu mengumpulkan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden secara tertulis sebagai subjek yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran kegiatan maupun data yang diperlukan dalam penelitian. Angket ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan terstruktur. kuesioner yang digunakan dalam bentuk pilihan objektif dan menyilangi jawaban yang dianggap benar. Selanjutnya penulis menyebarkan Angket tersebut kepada 10 orang responden secara langsung. Hal ini dimaksudkan agar penulis memperoleh data yang akurat. 3. Observasi, yaitu suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Observasi 19
  • 33. digunakan bila berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 4. Penelusuran Data On Line Penelusuran data On Line adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media on line seperti internet atau media jaringan lainya yang menyediakan fasilitas on line, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-data on line yang berupa data maupun informasi teori, secepatnya atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin, 2009:125). Adapun sumber data on line berasal dari internet pada penelitian ini yaitu yang memuat teori-teori gaya kepemimpinan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini. 8. Teknik analisis data Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik. Alat ukur yang dipakai adalah dengan menggunakan skala Likert dan diolah dengan metode statistik. Skala Likert digunakan untuk menggukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2006:86). Untuk mengisi skala likert dalam instrument penelitian telah disediakan alternatif jawaban dari setiap butir jawaban 1 sampai 3 disesuaikan 20
  • 34. dengan alternatif-alternatif jawaban yang dipilih dari masing-masing pertanyaan, dengan pilihan jawaban a =3, b=2, c=1 Tabel 1.2 Skala Likert Bobot Penilaian Tinggi 3 Sedang 2 Rendah 1 Penentuan didalam kriteria atau kategori pada setiap variabel yaitu dengan analisis pembobotan dengan cara menentukan rata-rata nilai skor sebagai berikut : - Rata-rata Nilai Skor dari 1 sampai skor 1,5 menunjukkan penilaian Rendah - Rata-rata Nilai Skor Dari 1,6 sampai skor 2,5 menunjukkan penilaian Sedang - Rata-rata Nilai Skor Dari 2,6 sampai skor 3,5 menunjukkan penilaian Tinggi Adapun untuk mempermudah penulis dalam membuat kesimpulan dalam setiap analisis tanggapan responden terhadap masing-masing indikator maka, penulis mengartikan kategori tanggapan sebagai berikut : 1. Tinggi dikategorikan Baik 2. Sedang dikategorikan Cukup Baik 21
  • 35. 3. Rendah dikategorikan Kurang Baik Analisa data yang dipergunakan adalah analisa data secara kuantitatif sedangkan untuk melihat pengaruh dengan menggunakan teknik koefisien korelasi Rank Spearman (rs), dengan rumus : rs = Ʃx2 + Ʃy2 – di2 2 √ Ʃx2 . Ʃy2 Keterangan rumus : rs = Koefisien korelasi Rank Spearman X2 = Nilai-nilai terkorelasi untuk variabel X yang memiliki nilai-nilai kembar Y2 = Nilai-nilai terkorelasi untuk variabel Y yang memiliki nilai-nilai kembar di = Selisih antara rank variabel X dan rank variabel Y di2 = Mengkuadratan nilai yang terdapat pada di TX = Menunjukkan jumlah variabel nilai kembar (T) dari semua kelompok nilai kembar pada variabel X TY = Menunjukkan jumlah variabel nilai kembar (T) dari semua kelompok nilai kembar pada variabel Y Untuk dapat memberi interpretasi seberapa kuat hubungan tersebut, dipergunakan tabel yang dikemukakan sebagai berikut: 22
  • 36. Tabel 2 Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien korelasi Inter Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 SANGAT RENDAH 0,20 – 0,399 RENDAH 0,40 – 0,599 SEDANG 0,60 – 0,799 KUAT 0,80 – 1,000 SANGAT KUAT Sumber: Sugiyono (2010:184) 2) Analisis koefisien determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel terikat (kuncoro, 2010:100), koefisien determinasi digunakan menghitung berapa besar kontribusi variabel gaya (X) mempengaruhi variabel motivasi kerja (Y). Analisa koefisien determinasi yaitu suatu alat untuk menunjukkan seberapa besar persentase kontribusi variabel gaya kepemimpinan (X) terhadap variabel motivasi kerja (Y). Rumus menghitung determinasi adalah : R = r2 x 100% Dimana R=Koefisien determinasi r = koefisien korelasi Rank Spearman (rs) 23
  • 37. BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan menurut Locke dalam buku The essence of leadership (1997:3) adalah sebagai proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama. Dimana defenisi ini mendefinisikan tiga elemen yaitu : 1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi, Dimana kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang-orang lain. 2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. 3. Dan kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Thoha (2010:262) Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi prilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok selanjutnya Menurut Terry (2000:13), kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara suka rela Selanjutnya Handoko (1999:290) menyatakan bahwa: “Kenyataan para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja kualitas kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi suatu perusahaan. Kepemimpinan yang efektik dalam hampir semua situasi menghasilkan prestasi tingkat absensi dan perputaran rendah serta kepuasan yang tinggi.” Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang kepemimpinan maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu (1) Bahwa kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan semua hubungan dapat melibatkan pimpinan, (2) Kepemimpinan mencakup pentingnya proses 24
  • 38. komunikasi. Kejelasan informasi dan data akan mempengaruhi kinerja pengikutnya, (3) Kepemimpinan memfokuskan pada upaya pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin yang efektif harus berhubungan dengan tujuan-tujuan individu, kelompok dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang menurut derajat pencapaian tujuan organisasi dan tercapainya tujuan para individu yang dalam organisasi tersebut. Dalam kenyataanya praktik bahwasanya permintaan atau perintah pimpinan sangat bertumpu pada harapan-harapan pengikut sehingga diharapkan tumbuhnya respon positif dari bawahan yang akan mengarah pada hasil-hasil yang akan diharapkan. 2. Pengertian Gaya Kepemimpinan Menurut Nawawi (2003:115) Gaya kepemimpinan adalah prilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin untuk mempengaruhi pikiran, perasaan sikap dan prilaku para anggota organisasi/bawahanya. Beberapa gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut : A. Gaya kepemimpinan otoriter Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah prilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pimpinan sebagai satu- satunya penentu dan pengendali anggota organisasi dan kegiatanya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. B. Gaya kepemimpinan demokratis Gaya kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. C. Gaya kepemimpinan bebas ( Laissez Faire atau free-rein) gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu membuat keputusannya sendiri atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sesedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam 25
  • 39. mereleasasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian tugas dari organisasi. Gibson (1993:134), Menyatakan bahwa bawahan/anggota organisasi dapat memenuhi tugas-tugas organisasinya sebahagian besar adalah tergantung pada gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pemimpin. Menurut Tampubolon, (2007:46) Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Menurut Kartono (2005:62), gaya kepemimpinan adalah cara bekerja dan tingkah laku pemimpin dalam membimbing para bawahanya untuk berbuat sesuatu. Di dalam suatu organisasi, gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan strategi organisasi yang bersangkutan. Hal ini penting mendapatkan perhatian karena seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya memperhatikan beberapa bentuk sikap yang berbeda. Menurut Thoha, (2003:67-68) Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. Pemimpin tidak dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama dalam memimpin bawahannya, 26
  • 40. namun harus disesuaikan dengan karakter-karakter tingkat kemampuan dalam tugas setiap bawahannya. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana caranya memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya. Adapun tugas pokok atau tugas utama pemimpin dalam menjalankan fungsinya adalah pengambilan keputusan, maka Thoha (2003:70) mengemukakan bahwa untuk dapat mengindentifikasikan dan dapat diaplikasikanya suatu proses, gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan tersebut dapat diintensifikasi sebagai berikut: A. Gaya Instruksi, Gaya ini bercirikan komunikasi satu arah, pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana melaksanakan berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan yang diumumkan, dan pelaksanaan diawasi secara ketat oleh pemimpin. B. Gaya Konsultasi, Gaya ini bercirikan komunikasi dua arah, pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal itu diikuti dengan prilaku mendukung dan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat serta tentang ide-ide dan saran-saran mereka. C. Gaya Partisipasi, Gaya ini menempatkan posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pihak pengikut. D. Gaya delegasi, Gaya ini merupakan rendahnya pengarahan yang dilakukan oleh seorang pemimpin, karena pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercatat kesepakatan mengenai definisi maslah yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka 27
  • 41. memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan prilaku mereka sendiri. Dalam pendekatan situsional lebih muncul beberapa tipe kepemimpinan. Siagian (1994:27) menyebut gaya kepemimpinan otokratik, militeristis, paternalistis, karismatis dan demokratis. Sedangkan Brown dalam bukunya “The social psychology of industry” memberikan konsep tipe-tipe kepemimpinan yang terbagi menjadi 3 (tiga) golongan besar yaitu : 1). Pemimpin otokratis, yang mendasarkan kekuasaan pada tangan seseorang (a one man orchestra). 2). Pemimpin demokratis yang hanya memberikan perintah setelah mengadakan konsultasi dahulu dengan kelompok masyarakatnya. 3). Pemimpin Liberal / laissez-faire, yaitu kebebasan tanpa pengendalian. Pemimpin disini tidak pernah memimpin / mengendalikan bawahanya sepenuhnya. Munculnya teori kepemimpinan situsional sebagai ketidakpuasan atas kegagalan studi-studi kepemimpinan prilaku dalam mengidentifikasikan hubungan yang konsisten antara pola prilaku kepemimpinan dalam kinerja kelompok yang nampak hilang adalah pertimbangan dari faktor-faktor situsional (kontigensi) yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin. Teori kontigensi mengidenfikasikan tiga faktor situsional yang menentukan sesuai tidaknya penerapan gaya kepemimpinan faktor-faktor itu adalah (1) hubungan antara pemimpin dengan bawahan (2) struktur tugas dan (3) kekuatan posisi. Penelitian yang dilakukan oleh Fiedler mengungkapkan gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dirumuskan dalam ketiga faktor tersebut diatas. 28
  • 42. Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Rivai 2007:24) Pengembangan teori kontegensi melahirkan teori-teori yaitu: 1. Teori kontegensi Hersey dan Blanchard, yaitu suatu teori kepemimpinan yang memusatkan perhatian pada kesiapan pengikut. Kepemimpinan yang berhasil menurut teori tersebut dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat tergantung pada tingkat kesiapan atau kedewasaan para penggikutnya. Kepemimpinan situasional ini menggunakan dua dimensi kepemimpinan yang sama seperti dikembangkan Fiedler : prilaku tugas dan hubungan. Tetapi Hersey dan Blanchard melangkah lebih jauh dengan menggabungkan semuanya menjadi empat prilaku pemimpin yang spesifik : mengintruksikan (inztruction), mengkonsultasikan (concultation), berperan serta (participation) dan mendelegasikan (delegation). 2. Teori pertukaran pemimpin-anggota mengajukan premis dasarnya yaitu bahwa para pemimpin menciptakan kelompok dalam dan kelompok luar, dan bawahan dengan status kelompok dalam akan mempunyai penilaian kinerja yang lebih tinggi, tingkat keluarnya karyawan lebih rendah, dan kepuasan yang lebih besar bersama atasan mereka. 3. Teori jalur – tujuan mengasumsikan bahwa prilaku pemimpin dapat diterima baik oleh bawahan sejauh mereka pandang sebagai suatu sumber dari atau kepuasan masa depan (Robbin,1996). Kepemimpinan jalur tujuan (path goal) , yang mengasumsikan bahwa motivasi adalah hasil perkalian dari harapan dan valensi (kekuatan pilihan seseorang untuk hasil tertentu). Hal ini menyiratkan bahwa kepemimpinan harus membangun valensi dan harapan untuk karyawan. Pemimpin mendorong pengembangan valensi yang segaris dengan yang ditawarkan oleh organisasi. Dengan cara tersebut tujuan-tujuan karyawan dikaitkan dengan tujuan organisasi. Berkaitan dengan harapan karyawan, pemimpin harus menata jalur (path) kearah pencapaian tujuan sehingga karyawan akan melihat bahwa tindakan-tindakan mereka mengarah pada tujuan-tujuannya. Intinya, para pemimpin path goal menjadi instrumental dalam membantu bawah mencapai keberhasilan dengan melakukan kerja yang lebih baik. 29
  • 43. Lebih jauh, menurut teori jalur – tujuan, prilaku seseorang pemimpin bersifat motivasional sejauh : (1) membuat memerlukan kepuasan yang tergantung pada kinerja yang efektif, dan (2) memberikan latihan, bimbingan, dukungan dan ganjaran yang perlu untuk kinerja yang efektif. Untuk menguji pernyataan tersebut, House (dalam Miftah thoha 2010:42) mendefinisikan empat prilaku kepemimpinan yaitu: 1) Pemimpin direktif, membiarkan atau apa yang diharapkan mereka, menjadwalkan kerja untuk dilakukan, dan memberi bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas. 2) Pemimpin pendukung bersifat ramah dan menunjukkan keperdulian akan kebutuhan bawahan. 3) Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum mengambil keputusan. 4) pemimpin berorientasi prestasi pada tingkat tertinggi mereka. 3. Pengertian Motivasi Kerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang didapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas perbuatanya. Robbins (2007:241) mengatakan bahwa motivasi kerja adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Stanford (dalam mankunegara 2002:93) bahwa motivasi sebagai kondisi manusia yang menggerakkan manusia kearaah tujuan tertentu. 30
  • 44. Untuk mempermudah pemahaman motivasi kerja, dibawah ini dikemukakan pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja. Abraham Sperling (dalam Mangkunegara, 2002:93) mengemukakan bahwa motif di definisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif. William J. Stanton dalam Mangkunegara, (2002:93) mendefinisikan bahwa motif adalah kebutuhan yang di stimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam niencapai rasa puas. Martoyo (1992:139) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Menurut Malthis ( 2006:114 ), motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan untuk memahami motivasi berbeda - beda, karena teori yang berbeda mengembangkan pandangan dan model mereka sendiri. Teori motivasi manusia yang dikembangkan oleh Maslow , mengelompokkan kebutuhan manusia menjadi lima kategori yang naik dalam urutan tertentu. Sebelum kebutuhan lebih mendasar terpenuhi, seseorang tidak akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Hierarki Maslow yang terkenal terdiri atas kebutuhan fisiologis, kebutuhan 31
  • 45. akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan akan kebersamaan dan kasih sayang, kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan seseorang merupakan dasar untuk model motivasi. Kebutuhan adalah kekurangan yang dirasakan oleh seseorang pada saat tertentu yang menimbulkan tegangan yang menyebabkan timbulnya keinginan. Karyawan akan berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan melakukan suatu aktivitas yang lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan melakukan aktivitas yang lebih banyak dan lebih baik karyawan akan memperoleh hasil yang lebih baik pula sehingga keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan yang timbul dalam diri karyawan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun berasal dari luar dirinya, baik yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun dari luar lingkungan kerjanya. Motivasi bukanlah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Arep ( 2003:51) ada Sembilan faktor motivasi, yang dari kesembilan tersebut dapat dirangkum dalam enam faktor secara garis besar, yaitu: 1) Faktor kebutuhan manusia a. Kebutuhan dasar ( ekonomis ) Kebutuhan dasar yang dimaksud disini adalah kebutuhan akan makanan, pakaian, dan perumahan yang biasa disebut sebagai kebutuhan primer. b. Kebutuhan rasa aman ( psikologis ) Yang termasuk dalam kategori kebutuhan psikologis disini diantaranya adalah kebutuhan akan status, pengakuan, penghargaan, dan lain – lain. c. Kebutuhan sosial Satu cara meyakinkan para karyawan betah bekerja adalah dengan meyakinkan bahwa dirinya memiliki banyak mitra di organisasi “. 2) Faktor Kompensasi Menurut Handoko (2001:155), kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa bekerja. 32
  • 46. 3) Faktor Komunikasi komunikasi yang lancar adalah komunikasi terbuka dimana informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya, Dalam suatu organisasi komunikasi perlu dijalin secara baik antara atasan dengan bawahan atau sesama bawahan. 4) Faktor Kepemimpinan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda – beda menuju pencapaian tertentu. 5) Faktor pelatihan Pelatihan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam suatu organisasi Manfaat pelatihan bagi karyawan adalah: a) Meningkatkan motivasi b) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam melaksankan tugas sehari-hari c) meningkatkan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa rendah diri. d) Memperlancar pelaksanaan tugas e) Menumbuhkan sikap positif terhadap organisasi. f) Meningkatkan semangat dan gairah kerja. g) Mempertinggi rasa perduli terhadap organisasi. h) Meningkatkan rasa saling menghargai sesame karyawan. i) Memberikan dorongan kepeda karyawan untuk menghasilkan yang terbaik j) Memberikan dorongan kepada karyawan untuk memberikan pelayanan yang terbaik. 6) Faktor prestasi Penilaian presasi kerja karyawan bagi organisasi merupakan sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia. Sedangkan bagi karyawan penilaian prestasi dapat memacu semangat kerja, guna peningkatkan kinerja. Menurut Manullang (2000:194) motivasi kerja adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawanya untuk mengambil tindakan-tindakan. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menekankan pengertian dan makna motivasi kerja yaitu suatu sikap dan kepuasan dengan keinginan yang terus – menerus dan kesediaan untuk mengejar tujuan organisasi, serta faktor semangat 33
  • 47. dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan, Pemberian dorongan ini ini untuk bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja di dalam suatu organisasi khususnya pada Kantor Jasa Raharja Tanjungpinang antara lain: 1. Lingkungan kerja lingkungan kerja disini tidak lain adalah faktor pemimpin dan bawahan. seperti kebijaksanaan - kebijaksanaan yang telah ditetapkan dan persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh bawahan, dan pendukung sarana dalam pendukung pelaksanaan pekerjaan dan gaya kepemimpinan atasan.dan dari bawahan seperti semangat kerja, rasa kebersamaan, kemampuan bekerja. 2. Absensi Absensi disini diantaranya waktu yang hilang, sakit / kecelakaan, serta pergi meninggalkan pekerjaan karena keperluan pribadi baik diberi wewenang maupun tidak. Yang tidak diperhitungkan dalam absensi yaitu tidak ada pekerjaan, cuti yang sah, periode libur panjang, dan diberhentikan kerja atau pemberhentian bekerja. 3. Kerjasama kerjasama ini meliputi keaktifan di dalam organisasi dan kesediaan karyawan untuk bekerja sama dan saling membantu, baik dengan pimpinan maupun teman – teman sekerja untuk mendapatkan tujuan bersama. 4. Komunikasi Komunikasi merupakan cara karyawan berinteraksi dalam melakukan aktivitas pekerjaan baik secara lisan maupun tulisan agar pekerjaan yang dilaksanakan terlaksana dengan baik. 5. Tekanan psikologis Tekanan-tekanan batin: rasa kecemasan,perasaan tegang, rasa khawatir, tersinggung, merasa tiada diperhatikan dan sebagainya. Tekanan psikologis akan merusak motivasi kerja karyawan. 6. Disiplin Disiplin adalah kesediaan dan kesadaran karyawan untuk menaati peraturan yang berlaku, baik menaati perintah kedinasan yang diberkan oleh pimpinan, selalu menaati jam kerja, selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik – baiknya 34
  • 48. sesuai dengan bidang tugasnya. dapat disimpulkan bahwa beberapa ukuran untuk mengukur disiplin kerja yang antara lain: a) Kepatuhan karyawan pada jam kerja. b) Kepatuhan pelayanan pada perintah/instruksi dari pimpinan serta menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku. c) Berpakaian yang baik, sopan, dan menggunakan tanda – tanda pengenal instansi. d) Menggunakan dan memelihara bahan – bahan dan alat – alat perlengkapan kantor dengan hati – hati. e) Bekerja dengan mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh organisasi.Pemberian insentifPemberian insentif kepada karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan menimbulkan semangat kerja agar setiap karyawan tersebut memperolen insentif atau bonus-bonus dari setiap pekerjaan. 4. Jenis-jenis motivasi Ada dua jenis motivasi, motivasi positif dan motivasi negatif. Dimana biasanya pemberian motivasi ini dilakukan kedua-duanya oleh suatu perusahaan sebagai alat bagi perusahaan agar karyawan dapat bekerja degan maksimal kedua motivasi ini dikemukakan oleh Hasibuan (2007:99), yaitu sebagai berikut : a. Motivasi Positif Motivasi positif maksudnya manejer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi. Dengan motivasi positif gairah kerja meningkat karenaumumnya manusia senang menerima yang bai-baik saja. b. Motivasi Negatif Motivasi negatif maksudnya manejer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat atau gairah kerja karyawan dalam jangkawaktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapiuntuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. 35
  • 49. 5. Usaha-usaha pemimpin terhadap motivasi Agar terdapat sifat kerja yang positif pada para bawahan menurut gagasan Herzberg (dalam Manullang, 2001:179), para pemimpin harus memberi perhatian yang sungguh-sungguh agar faktor-faktor motivator memberikan motivasi kepada para bawahan sebagai berikut: a. Keberhasilan pelaksanaan (Achievement) Agar seseorang bawahan dapat berhasil dalam pelaksanaan pekerjaanya, maka pemimpin harus mempelajari bawahanya dan pekerjaanya dengan memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha mencapai hasil kesempatan tersebut harus sedemikian rupa sehingga orang-orang berkembang sendiri. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat pada para bawahanya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu dirasa bawahan tidak dapat dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu. b. pengakuan (Recognizing) Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut : a. Langsung menyatakan keberhasilan ditempat pekerjaanya, lebih baik dilakukan sewaktu ada orang lain. b. Memberi surat penghargaan c. Memberi hadiah berupa uang tunai d. Memberi medali, surat penghargaan dan uang tunai e. Memberikan kenaikan gaji dan promosi. 36
  • 50. c. Pekerjaan itu sendiri (the work it self) Pemimpin membuat usaha-usaha yang riil dan meyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindarkan kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaanya. d. Tanggung Jawab (Responsibility) Agar tanggung jawab benar-benar menjadi faktor motivator bagi bawahan, pemimpin harus menghindari supervise yang ketat, dengan membiarkan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi membuat bawahan sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaanya. e. pengembangan (Development) Pengembangan merupakan salah satu faktor motivator bagi bawahan agar faktor pengembangan benar-benar berfungsi sebagai motivator maka pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahanya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan, selanjutnya pemimpin memberikan rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan. Menurut Rivai (2003:2), Hubungan Motivasi kepemimpinan dengan motivasi tugas dan kepemimpinan dapat dipergunakan untuk mengefektifkan kepemimpinan dalam beberapa situasi, didalam tujuan meningkatkan produktivitas organisasi. Ada banyak cara untuk memotivasi orang lain untuk 37
  • 51. mencapai sasaran atau menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan yang dihadapinya. Salah satu karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seseorang pemimpin adalah kemampuannya untuk memotivasi orang lain dalam mencapai tujuannya. 6. Pentingnya kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan Robin (2003:40) Perusahaan terhadap usaha-usaha semua pekerjaan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga pemerintahan harus diberikan oleh pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif. Kepemimpinan menyangkut hal mengatasi perubahan . Pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi ini dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan. Keadaan ini menggambarkan suatu kenyataan bahwasanya kepemimpinan sangat diperlukan jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan dengan yang lainya adalah dapat dilihat dari sejauhmana kepemimpinan didalamnya dapat bekerja secara efektif. Pada kepemimpinan terdapat dua unsur-unsur yaitu : a. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok b. kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kartono (1995:60) Kepemimpinan yang buruk dan tidak efisien pada suatu perusahaan misalnya : karena terjadi penurunan produksi buruh menjadi resah dan keluar absensinya tinggi, terjadi banyak pencurian milik perusahaan dan banyak terdapat konflik dikalangan karyawan. 38
  • 52. Menurut Ulrich tugas kepemimpinan masa depan adalah : (a) Mengalihkan harapan menjadi tindakan, (b) Menyadarkan pada asumsi-asumsi, (c) Kepemimpinan dipuncak kepemimpinan bersama, (d) kejadian satu kali menjadi proses kesinambungan, (e) dari juara individual ke kemenangan tim, (f) Dari pemecah masalah ke perintis, (g) Dari pemikiran unidimensional ke paradoksiokal, (h) Memerlukan kredibilitas pribadi dan kapabilitas organisasi. Menurut Ritonga (2004:8), beberapa tugas pemimpin secara umum adalah (a) mengusahakan supaya kelompok yang dipimpinnya dapat merealisasikan tujuan dengan baik dalam kerjasama yang produktif. (b) mengawasi tingkah laku anggota kelompok berdasarkan patokan yang telah dirumuskan bersama, (c) menyadari dan merasakan segala kebutuhan, keinginan, cita-cita para anggota kelompok serta mewakili kelompoknya, baik kedalam maupun keluar. 7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pemahaman beberapa aspek kepemimpinan serta kebutuhan manusia, termasuk bawahan, penting sekali bagi seorang pemimpin, karena hal tersebut berkaitan sekali dengan motivasi. Dengan memahami kebutuhan pengikut maka seorang pemimpin akan dapat menetukan cara yang tepat untuk dipakai memotivasi pengikutnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Sehingga akhirnya harus disadari bahwa peranan kepemimpinan dalam suatu perusahaan sangatlah penting. Menurut Handoko (1999:299-300) Menyatakan bahwa; “Kenyataan para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu perusahaan. Kepemimpinan yang efektif 39
  • 53. hampir disemua situasi menghasilkan prestasi tingkat absensi dan perputaran rendah serta kepuasan yang tinggi ”Maksudnya adalah suatu kenyataan bahwa pimpinan memainkan peranan yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan amat menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pimpinan membutuhkan orang lain yaitu bawahan untuk melaksanakan secara langsung tugas-tugas, disamping memerlukan sarana dan prasarana lainya. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim yang kondusif dalam perusahaan. Tujuan perusahaan harus dicapai dengan sebaik-baiknya, hal ini hanya dapat dilakukan jika pemimpin dapat bekerja sama dengan karyawannya. Pemimpin yang baik harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan karyawannya serta harus mampu mempengaruhi mereka agar mau bekerja dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara semangat dan kepuasan dalam bekerja. Jika gaya kepemimpinan baik maka motivasi kerja karyawan semakin tinggi dan sebaliknya jika gaya kepemimpinan kurang baik maka motivasi kerja karyawan semakin rendah. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung pemimpin dan karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan adanya ketergantungan antara motivasi kerja karyawan terhadap atasan dimana pimpinan dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, kualitas kehidupan kerja dalam rangka meningkatkan motivasi kerja. 40
  • 54. BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. SEJARAH BERDIRI Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. Adapun perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi dimaksud sebagai berikut: 1. Perusahaan Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta. 2. Perusahaan Firma Blom & van Der Aa di Jakarta. 3. Perusahaan Firma Sluyters di Jakarta. 4. Perusahaan N.V. Assurantie Maatschappij Jakarta di Jakarta. 5. Perusahaan N.V. Assurantie Kantor Langveldt-Schroder di Jakarta. 6. Perusahaan N.V. Zee-en Brandassurantie Maatschappij van 1851 c.s. di Jakarta. 7. Perusahaan N.V. Javasche Verzekerings Agenturen Maatschappij di Jakarta. 8. Perusahaan N.V. Nederlandsche Lloyd di Jakarta. 9. Perusahaan N.V. Maskapai Asuransi dan Administrasi Umum Nusantara Llyod di Jakarta. 10. Perusahaan N.V. Assurantie Kantor O.W.J. Schlenceker di Jakarta. 11. Perusahaan N.V. Kantor Asuransi “Kali Besar” di Jakarta. 12. Perusahaan Jakarta Assurantie & Administratie Kantor di Jakarta. 13. Perusahaan Yayasan Onderlinge Landmolestverzekerings Fonds (O.L.F) di Jakarta. 14. Perusahaan PT Maskapai Asuransi Arah Baru (Arba) di Jakarta. 41
  • 55. Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan tanggal 16 Januari 1960, namun berlaku surut sampai tanggal 3 Desember 1957. Selanjutnya, beberapa perusahaan yang telah dinasionalisasi tersebut ditetapkan dengan status badan hukum Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara yang seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia. Sebagai perusahaan negara, berdasarkan Pengumuman Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960, kemudian nama perusahaan-perusahaan tersebut diubah sebagai berikut : No. NAMA LAMA NAMA BARU 1. Firma Blom & Van Der Aa di Perusahaan Asuransi Kerugian Jakarta Negara “IKA BHAKTI” 2. Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta. 1. 3. Firma Sluyters & Co 4. N.V. Assurantie Maatschappij Jakarta di Jakarta. N.V. Assurantie Kantoor Langveldt- Perusahaan Asuransi Kerugian 2. Schroder di Jakarta Negara “IKA DHARMA” 1. N.V. Zee-en Brandassurantie Perusahaan Asuransi Kerugian Maatschappij van 1851 c.s. di Negara “IKA CHANDRA” Jakarta. 3. 2. N.V. Javasche Verzekerings Agenturen Maatschappij di Jakarta. 1. N.V. Nederlandsche Lloyd di Perusahaan Asuransi Kerugian Jakarta. Negara “IKA CHANDRA” 4. 2. N.V. Maskapai Asuransi dan Administrasi Umum Nusantara 42
  • 56. No. NAMA LAMA NAMA BARU Llyod di Jakarta. 3. NV Brandwaarberg Maatschaapij B.M.I van 1863 1. N.V. Assurantie Kantor O.W.J. Perusahaan Asuransi Kerugian Schlenceker di Jakarta. Negara “IKA MULYA” 5. 2. N.V. Kantor Asuransi “Kali Besar” di Jakarta Jakarta Assurantie & Administratie Perusahaan Asuransi Kerugian 6. Kantor di Jakarta. Negara “IKA DJASA” PT Maskapai Asuransi Arah Baru (Arba) Perusahaan Asuransi Kerugian 7. di Jakarta. Negara “IKA SAKTI” Yayasan Onderlinge Perusahaan Asuransi Kerugian 8. Landmolestverzekerings Fonds (O.L.F) Negara “IKA BHARATA” a. Tahun 1961 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya, keempat PNAK tersebut yang semula berdasarkan Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960 yang nama perusahaannya disebut dengan “Ika” menjadi “Eka”. Berdasarkan Peraturan Pemerintah itu pula, keempat PNAK tersebut yaitu Eka Bhakti, Eka Dharma, Eka Mulya dan Eka Sakti pada tanggal 1 Januari 1961 dilebur untuk menjadi satu perusahaan dengan nama PNAK Eka Karya. Dengan peleburan tersebut, maka segala hak dan kewajiban, kekayaan, pegawai dan usaha keempat perusahaan tersebut beralih kepada PNAK Eka Karya. Namun dalam Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.: 29495%/B.U.M.II tanggal 31 Desember 1960, penyebutan nama perusahaan-perusahaan tersebut 43
  • 57. kembali menggunakan “Ika” termasuk perusahaan yang baru didirikan tersebut yaitu “Ika Karya”. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena Pengumuman Menteri Keuangan tersebut diterbitkan mendahului diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya yaitu pada tanggal 24 Maret 1961. PNAK Eka Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, agen atau koresponden di dalam dan/atau di luar negeri, bergerak dalam bidang usaha perasuransian yaitu: A. mengadakan dan menutup segala macam asuransi termasuk reasuransi, kecuali pertanggungan jiwa. B. memberi perantaraan dalam penutupan segala macam asuransi. b. Tahun 1965 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru dengan nama “Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja”dan seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK Jasa Raharja. Sebagaimana PNAK Eka Karya, PNAK Jasa Raharja pun berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, sedangkan untuk agen atau koresponden hanya diperkenankan di dalam negeri. 44
  • 58. Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan yang bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja didirikan dengan kekhususan memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang. Beberapa bulan sejak pendirian PNAK Jasa Raharja, tepatnya tanggal 30 Maret 1965 Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan No. B.A.P.N. 1-3-3 yang menunjuk PNAK Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai Undang-Undang Nomor 33 dan Undang-Undang Nomor 34 tahun 1964. c. Tahun 1970 Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960. 45