Dokumen tersebut merangkum kehidupan dan teladan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam karena membawa cahaya Islam yang mampu merubah kehidupan manusia menjadi lebih bermakna. Nabi Muhammad SAW merupakan teladan mulia bagi umatnya dalam berbagai aspek kehidupan. Kisah wafat Nabi Muhammad SAW menyayat hati dan mengingatkan umatnya untuk selalu bertakwa
1. Rosulullah SAW Teladan Sepanjang Zaman
،ًاشهيد باهلل وكفى كله الدين على ليظهره الحق ودين بالهدى رسوله أرسل ،هلل الحمدأحمده
ش ال وحده هللا إال إله ال أن وأشهد ،ًاحميد ًاولي به وكفى ،وأستغفره إليه وأتوب وأشكرهله ريك
صدره هللا شرح نبي ،ورسوله هللا عبد ًامحمد نبينا أن وأشهد ،ًاوتمجيد لشأنه ًاتعظيمذكره ورفع
هللا بعثه ،أمره خالف من على والصغار الذلة وجعل ،قدره العالمين في وأعلى وزره ووضع
ب وأتم الدين به هللا وأكمل ،الملة قواعد وأرسى ،العقيدة صرح فأشاد الحق ودين بالهدى،النعمة ه
ع وبارك وسلم هللا فصلى ،التزمه ما والحق ،شرعه ما والدين ،به جاء ما فالخيروع ليهآله لى
ل ًااتباع وأكثرها ،والسالم الصالة عليه لرسوله وأحبها له وأطوعها األمة هذه خير وصحبه،ه
أيها : بعد أما .الدين يوم إلى بدعوتهم ودعا هديهم لزم ومن وأرضاهم عنهم هللا فرضي
اتق آمنوا الذين أيها (يا : تعالى قال وجل عز هللا بتقوى ونفسي أوصيكم :المسلمونحق هللا و
)مسلمون وأنتم إال تموتن وال تقاتهِبَر ْنِم ٍورُن ىَلَع َوُهَف ِالمْسِ ْْلِل ُه َْردَص ُ اَّلله َحََرش ْنَمَفَأ ( : تعالى قال:(الزمر ) ِه
22:األنعام ) ِالمْسِْلِل ُه َْردَص ْحَرْشَي ُهَيِدْهَي ْنَأ ُ اَّلله ِد ُِري ْنَمَف ( : تعالى وقال )521
Kaum muslimin jamah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Marilah kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT. Takwa dengan makna yang sesungguhnya, selalu berupaya mengabdi pada Allah dalam
setiap aktivitas kita dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan keridhoan-Nya semata. Juga
selalu merasa khawatir dan takut jika perbuatan yang kita lakukan membawa kita kepada
kemurkaan Allah SWT.
Hadirin sidang jumat yang berbahagia
Masih terasa segar dalam ingatan kita nuansa semarak memperingati hari kelahiran nabi besar
Muhammad saw di berbagai tempat. Rasa kecintaan untuk meneladani kehidupan Rosulullah
masih bergelora di dalam dada. Semangat untuk mendalami kehidupan keseharian Rosulullah
yang penuh kesederhanaan semakin membakar setiap jiwa insan yang mengaku sebagai umat
beliau.
َينِمَلاَعْلِل ًةَمْحَر الِإ ََاكنْلَس ْرَأ اَم َو
"Tidaklah Kami mengutusmu wahai Muhammad kecuali untuk menjadi rahmat sekalian alam"
(Al-Anbiyah: 107)
Rosulullah bukan hanya menjadi rahmat buat kaum muslimin yang menjadikan beliau sebagai
panutan dan contoh sejati dalam merealisasikan ketaatan kepada Allah, dalam bersosialisasi
sehari, menjadi ayah, menjadi suami, menjadi kakek bahkan menjadi seorang pemimpin. Tetapi
Rosulullah juga adalah rahmat untuk alam sejagat ini, yang di sana hidup manusia-manusia yang
tak pernah tahu dan mau tahu buat apa mereka diciptakan oleh Allah. Dengan diutusnya
Rosulullah saw ke dunia, dengan membawa cahaya islam, Islam telah mampu merubah
2. kehidupan umat manusia ke arah kehidupan yang penuh makna, menerangi denagn ilmu
pengetahuan dan kemakmuran.
Kaum Muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Saat zaman sekarang ini sedang mencari seorang panutan yang ideal yang patut dicontoh, Al-
Quran sejak 14 abad yang lalu telah menegaskan:
ٌةَنَسَحٌة َوْسُأ ِ اَّلله ِلوُس َر يِف ْمُكَل َانَك ْدَقَل
"Sungguh terdapat dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik" (Al-Ahzab: 21)
Seorang sosok pribadi yang mulia, yang begitu mencintai umatnya, saat kematian akan
menjemput beliau yang beliau ingat dan pikirkan adalah umatnya. Hari-hari Rosulullah pun
semasa hidupnya adalah memperhatikan bagaimana umatnya mendapat kesejahteraan di dunia
dan kebahagiaan di akherat.
Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang berbahagia
Saat ini kita masih berada dalam bulan rabiul awal yang mulia, yang mana bukan hanya pada
bulan ini saja Rosulullah dilahirkan tetapi pada bulan ini juga beliau diwafatkan oleh Allah
SWT, kisah wafatnya begitu menyayat hati kalau kita mengingatnya kembali. Kisah wafatnya
Rosulullah sungguh akan menggugah jiwa-jiwa beriman, duka itu masih berbekas walaupun
sudah 14 abad berlalu jika kembali untuk dikenang.
Seorang sahabat Abdullah bin Mas’ud ra berkata: “Ketika Rosulullah mendekati ajalnya, beliau
mengumpulkan kami di rumah ‘Aisyah. Beliau memandang kami tanpa sepata kata, sehingga
kami semua menangis menderaikan air mata. Lalu beliau bersabda: "Semoga Allah menyayangi,
menolong dan memberikan petunjuk kepada kalian. Aku berwasiat agar kalian bertakwa kepada
Allah. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah. Kalau sudah datang ajalku, hendaklah
Ali yang memandikan aku, Fudlail bin Abbas yang menuangkan air, dan Usman bin Zaid
membantu mereka berdua. Kemudian kafani aku dengan pakaianku saja manakala kamu semua
menghendaki, atau dengan kain Yaman yang putih. Ketika kalian sedang memandikan aku,
letakkan aku di atas tempat tidurku di rumahku ini, yang dekat dengan liang kuburku nanti. "
Mendengar itu, seketika para sahabat menjerit histeris, menangis pilu, sambil berkata: " Wahai
Rasulullah, engkau adalah utusan untuk kami, menjadi kekuatan jamaah kami, selaku penguasa
yang selalu memutusi perkara kami, kalau Engkau sudah tiada, lalu kepada siapakah kami
mengadukan semua persoalan kami!?"
Rasulullah Saw bersabda: "Aku sudah tinggalkan untuk kalian jalan yang benar di atas jalan
yang terang benderang, juga aku tinggalkan dua penasehat, yang satu pandai bicara dan yang
satu pendiam. Yang pandai bicara yaitu Al-Qur’an, dan yang diam ialah kematian. Manakala ada
persoalan yang sulit bagi kalian, maka kembalikan kepada Al Qur’an dan Sunnahku, dan
andaikan hati keras seperti batu, maka lenturkan dia dengan mengingat kematian.”
3. Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Semenjak hari itu, sakit Rasulullah saw bertambah parah, selama 18 hari beliau menanggungnya.
Smpailah tiba hari senin di hari beliau menghadap Rabbnya. Sewaktu adzan shubuh Bilal ra
datang menghampiri pintu Rasulullah Saw seraya mengucapkan salam.
Dari dalam rumah Fathimah putri Rasulullah saw menjawab salam Bilal, dan ia membertahukan
bahwa Rasulullah saw dalam keadaan sakit.
Bilal pun kembali ke masjid, tatkala shubuh mulai terang sedang Rasulullah saw belum juga
datang, Bilal kembali menghampiri pintu Rasulullah. Mendengar suara Bilal, Rosulullah
memanggilnya, lalu bersabda: ”Masuklah wahai Bilal, penyakitku rasanya semakin bertambah,
suruhlah Abu Bakar agar menjadi imam shalat dengan orang-orang yang hadir."
Kemudian bilal memasuki masjid dan memberitahu Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam
sholat tersebut. Ketika Abu Bakar melihat ke mihrab Rasulullah saw yang kosong, ia tidak dapat
menahan perasaannya, lalu ia menjerit dan akhirnya jatuh pingsan. Orang-orang yang berada di
dalam masjid menjadi bising sehingga terdengarlah oleh Rasulullah saw.
Rosulullah lalu memanggil fathimah lalu berkata: ”Wahai Fathimah, ada apakah dengan jeritan
itu, kenapa di dalam masjid sana begitu gaduh?” Fathimah menjawab: ”Itu karena engkau tidak
hadir mengimami wahai Rosulullah.”
Maka Rasulullah meminta Ali dan Fadhal bin Abbas untuk memapah beliau masuk ke masjid,
Rosulullah kemudian shalat bersama-sama mereka . Setelah salam beliau menghadap ke arah
kaum muslimin dan bersabda: ”Wahai kaum muslimin, kalian masih dalam pemeliharaan dan
pertolongan Allah. Untuk itu bertaqwa-lah kepada-Nya dan taatilah Dia, sesungguhnya saya
akan meninggalkan dunia ini, dan hari ini adalah hari pertamaku di akherat dan hari terakhirku di
dunia.”
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Kisah ini semakin membuat kita menjadi sedih saat Rosulullah pulang kembali ke rumahnya,
Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya turun menemui Rasulullah saw dengan
berpakaian sebaik-baiknya. Kemudian menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah
saw dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan
masuk. Tetapi jika Rasulullah tidak mengizinkannya, hendaklah dia kembali.
Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Sesampainya di depan
pintu kediaman Rasulullah saw, Malaikat Maut berkata: "Assalamualaikum wahai ahli rumah
kenabian, sumber wahyu dan risalah!"
Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya: "Wahai hamba Allah, Rasulullah
sekarang dalam keadaan sakit."
Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: "Assalamualaikum, bolehkah saya masuk?"
Rasulullah saw mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu ia bertanya kepada puterinya Fatimah:
"Siapakah yang ada di luar pintu itu?"
Fatimah menjawab: "Seorang lelaki memanggil baginda. Saya katakan kepadanya bahwa
baginda dalam keadaan sakit. Kemudian dia memanggil sekali lagi dengan suara yang
4. menggetarkan sukma."
Rasulullah saw bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia?"
Fatimah menjawab: "Tidak wahai baginda."
Lalu Rasulullah saw menjelaskan: "Wahai Fatimah, dia itu adalah melaikat maut yang
memusnahkan semua kenikmatan, yang memutuskan segala nafsu syahwat, yang memisahkan
pertemuan, dan menghabiskan semua rumah, serta dia yang meramaikan kuburan.”
Mendadak Fathimah menangis, lalu berucap: "Wahai Ayahku, sesungguhnya aku takkan
mendengar sabdamu lagi, juga tak kan mendengarkan ucapan salam darimu sesudah hari ini.”
Rasulullah berkata: “Tabahkan hatimu wahai anakku Fathimah, sebab sesungguhnya hanya
engkau di antara keluargaku yang pertama berjumpa denganku.”
Kemudian Rasulullah saw bersabda: "Masuklah, wahai Malaikat Maut." Maka masuklah
Malaikat Maut itu sambil mengucapkan: "Assalamualaika ya Rasulullah."
Rasulullah saw pun menjawab: "Waalaikassalam wahai Malaikat Maut. Engkau datang untuk
berziarah atau untuk mencabut nyawaku?
Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan
izinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang."
Rasulullah saw bertanya: "Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan Jibril?"
Jawab Malaikat Maut: "Saya tinggalkan dia di langit dunia."
Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril datang lalu duduk disamping Rasulullah
saw. Kemudian Rosulullah berkata: "Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku
telah dekat?"
Jibril menjawab: "Ya, wahai kekasih Allah."
Rosul melanjutkan ucapannya: “Beritakan kepadaku akan kemuliaan yang menggembirakan aku
di sisi Allah.”
Jibril menjawab: “Semua pintu-pintu telah terbuka. Dan para malaikat sudah berbaris menanti
kehadiran Ruh-mu di langit. Pintu-pintu surga telah terbuka, dan bidadari-bidadari sudah
bersolek menanti kehadiran Ruh-mu.
Rasulullah saw berkata: “Segala Puji bagi Allah wahai Jibril, berilah aku kabar gembira
mengenai umatku kelak di hari kiamat!”
Jibril menjawab: “Aku beritahukan kepadamu wahai Rosulullah, bahwa sesungguhnya Allah
Ta’ala telah berfirman: “Sesungguhnya sudah Aku larang semua Nabi masuk ke dalam surga
sebelum engkau memasuki lebih dulu. Dan Aku larang semua umat sebelum umatmu masuk
lebih dulu.” (Hadist Qudsi)
Dengan tersenyum Rosulullah berkata: ”Sekarang sudah tenang hatiku dan hilanglah
kekhawatirankuku.” Beliau melanjutkan: ”Wahai malaikat maut, mendekatlah
kepadaku.”Malaikat Maut pun mendekati beliau dan mulailah mencabut ruh Rosulullah.
Ketika sampai di perut Beliau bersabda: “Wahai malaikat Jibril, alangkah pahitnya rasa sakaratul
maut ini”. Malaikat Jibril memalingkan wajahnya. Ketika itu Nabi Saw berkata: ”Wahai Jibril,
apakah engkau tidak suka melihat wajahku!” Jibril menjawab: ”Wahai kekasih Allah, siapa
kiranya yang sampai hati melihat wajahmu, dan engkau dalam keadaan sakaratul maut.“
5. Anas ra berkata: ”Ketika ruh Nabi Saw sampai di dada, beliau bersabda: ”Aku berwasiat kepada
kalian, agar kalian memelihara shalat, dan apa-apa yang menjadi tanggungjawabmu” sampai
perkataan beliau putus.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Rosulullah telah menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan tersenyum. Anas bin Malik
melanjutkan ucapannya: "Ketika aku di depan pintu rumah Aisyah, aku mendengar Aisyah
sedang menangis dengan kesedihan yang mendalam sambil mengatakan, "Wahai orang yang
tidak pernah memakai sutera, wahai orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak
pernah kenyang dari gandum, wahai orang yang telah memilih tikar daripada singgahsana, wahai
orang yang jarang tidur di waktu malam karena takut Neraka Sa'ir."
Kaum Muslimin jamaah Sholat jumat yang di muliakan Allah
Begitulah ungkapan Aisyah seorang istri Rosulullah yang menyadarkan kita bahwa begitulah
keseharian Rosulullah tatkala beliau masih hidup. Padahal beliau adalah orang yang telah
dijamin Allah untuk masuk surge. Kini sudah 14 abad berlalu saat Rosulullah meninggalkan
umatnya, tetapi ajaran beliau selalu hidup dan akan selalu menghidupkan hati orang-orang
beriman. Ada beberapa hal yang hendaklah selalu diingat dan diwujudkan, sebagai wujud
kecintaan kita kepada Rosulullah saw:
Pertama: Ikhlas dan mengikuti tuntunan Rosululllah dalam beribadah
Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam firmannya:
:[الكهف ًادَحَأ ِهِبَر ِةَداَبِعِب ْك ِرْشُي ال َو ًاحِلاَص ًالَمَع ْلَمْعَيْلَف ِهِبَر َءاَقِل واُجْرَي َانَك ْنَمَف551 ]
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
(Al-Kahfi: 110)
Rosulullah saw bersabda:
الشيخان أخرجه . رد فهو منه ليس ما هذا أمرنا في أحدث من عنها هللا رضي عائشة
Barang siapa melakukan amalan bukan sesuai dengan tuntunanku maka ia ditolak. (HR. Bukhori
Muslim)
Kedua : Konsisten dalam ketaatan kepada Allah SWT
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Saat Umar bin Khattab berteriak lantang dengan penuh kesedihan sambil menghunus pedangnya
sambil mengucapkan: "Barang siapa yang mengatakan bahwa Muhammad telah mati akan aku
tebas lehernya".
Setelah Abu bakar menutup kembali kain panjang yang menutupi wajah Rosulullah yang mulia,
tetesan air mata mengalir membasahi pipi dan janggutnya, ia kemudian bangun dan melangkah
keluar menjumpai Umar. Ia tahu perasan Umar yang tidak dapat menerima kehilangan Rasul.
Dia sendiri sedang bergelut dengan kesedihan yang amat dalam. Lalu dia pun berseru dengan
6. nyaring. Seruan itu ditujukan kepada semua yang hadir terutama kepada Umar. "Barang seiapa
menyembah Nabi Muhammad, sesungguhnya Rasulullah benar-benar telah wafat. Dan barang
siapa menyembah Allah,maka Allah tidak pernah mati dan abadi selama-lamanya."
Kemudian beliau membacakan sebuah firman Allah dalam Al-Quran:
ِم ْتَلَخ ْدَق ٌلوُس َر الِإ ٌدهمَحُم اَم َوْنَلَف ِهْيَبِقَع ىَلَع ْبِلَقْنَي ْنَم َو ْمُكِباَقْعَأ ىَلَع ْمُتْبَلَقْنا َلِتُق ْوَأ َاتَم ْنِإَفَأ ُلُس ُّالر ِهِلْبَق ْنَياًًْيَش َ اَّلله هرُُض
َين ِرِكاهشال ُ اَّلله ي ِزْجَيَس َو
"Dan tidaklah Muhammad itu kecuali seorang Rasul. Sudah berlalu rasul-rasul lain sebelumnya.
Kerana itu, Apakah jika Muhammad meninggal dunia atau terbunuh, kamu akan murtad dan
kembali kepada agama nenek moyang kamu? Sungguh barang siapa murtad kembali kepada
agama nenek moyang, tidak sedikit pun menimbulkan kerugian kepada Allah SWT. Dan Allah
akan menganjarkan pahala bagi orang-orang yang bersyukur." (Ali Imran:144)
Tiba-tiba Umar terjatuh lemah di atas kedua lututnya. Tangannya menjulur kebawah bagaikan
kehabisan tenaga. Keringat dingin membasahi seluruh badanya. Bagaikan baru hari itu dia
mendengar ayat yang sudah lama disampaikan oleh Rasul kepada mereka. Kini hatinya benar-
benar tersentak. "Benarlah baginda telah pergi untuk selama-lamanya. Kau pergi meninggalkan
kami yang amat mencintaimu," rintih hati Umar.
Dan tangis kecintaan tersebut terus merambat ke hati para sahabat dan ke seluruh hati umat
sehingga akhir zaman. Kecintaan orang beriman kepada Rasulnya yang tidak pernah putus
sekalipun oleh kematian karena kecintaan atas dasar iman itu tetap lestari dan abadi.
Walau Rosulullah telah tiada, ketaatan kepada Allah harus terus adalah selamanya.
Ketiga : Meneladani kehidupan Rosulullah
Banyak sisi dari kisah kehidupan Rosulullah yang mesti diteladani oleh umat islam, apalagi pada
saat sekarang ini, bangsa kita sangat membutuhkan pemimpin yang dapat membimbing bangsa
yang bukan hanya selamat dari krisis global, tapi yang lebih penting dari pada itu seorang
pemimpinyang juga dapat membimbing bangsa hingga mereka selamat di akherat kelak.
ِ اَّلله ِلوُس َر يِف ْمُكَل َانَك ْدَقَلٌةَنَسَحٌة َوْسُأ
"Sungguh terdapat dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik" (Al-Ahzab: 21)
Keempat : Mencintai Rosullullah
Mencintai Rosulullah adalah kewajiban, membela kehormatan Rosulullah merupakan keharusan,
karena itu adalah tanda dari keimanan. Sebagaimana sabda Rosulullah dalam hadist shahih:
أجمعين والناس ووالده ولده من إليه أحب أكون حتى أحدكم يؤمن ال :عنه هللا رضي أنس عن
Kelima: Berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunah
Umat saat ini sangat dituntut untuk benar-benar kembali kepada Al-Quran dan Sunah
sebagaimana pesan Rosulullah ketika akan wafat, itulah yang akan membimbing mereka menuju
keselamatan di dunia dan akherat.:
ِلَذ ِهِليِبَس ْنَع ْمُكِب َقهرَفَتَف َلُبُّسال واُعِبهتَت ال َو ُهوُعِبهتاَف ًايمِقَتْسُم يِاطَر ِص اَذَه هنَأ َو[ َونُقهتَت ْمُكهلَعَل ِهِب ْمُكاهص َو ْمُك:األنعام511 ].
"Ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu