Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Jatinegara
Lokasi : Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Konstruksi
tugas wewenang tg jawab konsultan perencana 2.pptx
Persiapan Pekerjaan Konstruksi
1. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN
METODE KERJA
Pekerjaan Persiapan
1. Perencanaan Pekerjaan
Setelah menerima Surat Perintah Kerja, Kontraktor segera mengadakan
pertemuan internal untuk membahas pelaksanaan pekerjaan, baik
administrasi maupun pekerjaan lapangan.
Kontraktor menyiapkan jadwal pekerjaan lapangan dan administrasi,
mobilisasi, koodinasi dengan direksi / dinas, maupun kegiatan lain yang
menunjang pekerjaan.
1. Papan Nama Kegiatan / Proyek, BrakKerja / Direksi Keet dan Keamanan
Proyek + PosJaga, PagarProyek, Gudang Material
Pasang papan nama proyek
Sebelum melaksanakan pekerjaan utama, maka Kontraktor membuat
Papan Nama Kegiatan.Papan nama kegiatan untuk bentuk dan
ukurannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipasang pada
tempat yang strategis / mudah dibaca oleh umum.
Pengadaan ini mencangkup penempatan papan nama, listrik kerja, air
kerja. Kemudian untuk tenaga kerja dilakukan pembagian menuruts
pesifikasi keahliannya, koordinasi bersama tenaga – tenaga ahli yang
professional dan sesuai bidangnya masing-masing, kemudianuntuk
pengadaan peralatan sepert imolen, peralatan pertukangan dan
peralatan – peralatan mesin lainnya dialokasikan untuk meringankan
pekerjaan-pekerjaan di lapangan dan dibarengi dengan tenaga operator
yang berpengalaman dan juga menggunakan sumber energi lain yang
sudah tersedia, untuk kelancaran aktifitas proyek.
Papan Nama Kegiatan
2. 2. Perataan dan Pembersihan
Pembersihan lapangan
Sebelum dilaksanakan pekerjaan, perlu diadakan pembongkaran bangun
dan lama dan pembersihanl apangan agar pekerjaan bias terlihat jelas
dan tidak terhalang oleh hal - hal yang menghalangi pemandangan.
Sehingga bias mudah untuk melakukan mengukuran yang tepat.
Kontraktor melaksanakan pembongkaran dan pembersihan lokasi atas
seizing direksi. Pembersihan lokasi dilaksanakan untuk memudahkan dan
melancarkan pekerjaan.
3. Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan / Bouwplank
Utzet / Bowplank/pengukuran lapangan
Pengukuran areal pekerjaan ini meliputi luasan bangunan termasuk
batas-batasnya, pengecekan ulang maupun pengukuran dari awal dan
disesuaikan dengan bestek gambar kerja yang ada, untuk melakukan
pekerjaan titik - titik tertentu sebagai tempat elevasi lantai bangunan
maupun elevasi lantai bangunan induk maka dapat dilakukan dengan
pesawat theodolit dan ditandai dengan cat merah, pengecatan ini biasa
pada dinding yang lama maupun dengan patok bantuan yang sudah
diperkuat. Pada dasarnya acuan untuk penentuan pengukuran ini diambil
dari elevasi bangunan induk yang sudah jadi kemudian dilarikan pada
bangunan ini.
a. Kontraktor mengajukan permohonan uiltzet kepada direksi / dinas /
pejabat pembuat komitmen.
b. Pengukuran, pasang profil / batas – batas pengukuran dilakukan
oleh kontraktor, untuk menentukan MC 0%, disaksikan oleh direksi /
pengawas.
c. Apabila terjadi perbedaan ukuran, maka dengan segera kontraktor
melaporkan kepada direksi / pengawas.
3. d. Pengukuran tapak dilakukan sesuai arahan/ petunjuk direksi /
pengawas.
e. Pengukurandilakukandenganalat – alat standar / dipercaya
kebenarannya dan disetujui oleh direksi, terutama untuk pengukuran
kedalaman perairan.
f. Untuk batas dibuat profil-profil dari kayu yang kuat atau dari bambu
kering yang berkualitas baik.
g. Selama pekerjaan belum selesai semua profil harus tetap baik
ditempat kedudukan dan setiap hari harus dicek kedudukan profil
tersebut.
Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan
4. 4. Foto Dokumentasi
Persiapan dokumentasi ini mencakup dokumentasi foto, dokumentasi
tehnik dan dokumentasi laporan, seperti membuat sechedule kerja
mingguan dan bulanan, yang mengikuti terhadap schedule induk dan
lain - lainnya yang mencakup dalam proses pembangunan, dokumentasi
ini diperuntukan untuk laporan pemberitahuan mengenai perkembangan
dan permasalahan selama proses pelaksanaan, laporan ini pula
diperuntukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan pada
pembangunan ini.
Sebelum pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diambil gambar
dokumentasi 0% untuk laporan kemajuan / progress pekerjaan.
Selanjutnya setelah pekerjaan dimulai juga diambil gambar dokumentasi
sesuai dengan kemjauan progress (prosen nilai) pekerjaan di lapangan.
5. Pagar Proyek
Sebelum kontraktor mula imelaksanakan pekerjaannya, terlebih dahulu
harus dibuat pagar pengaman pada lokasi proyek.
Lokasi pembuatan pagarpengaman harus sesuai dengan petunjuk dan
mendapat persetujuan pengawas.
Pekerjaan pembuatan pagar dan perlengkapannya termasuk pintu keluar
/ masuk kendaraan menjad itanggung jawab kontraktor.
6. DireksiKeet, Pembuatan Bedeng pekerja, ,gudang bahan, & sarana
sanitasi pekerja juga area kerja.
Sewa Kantor direksi keet + km/wc dgn Lantai Plesteran
Pembangunan ini terdiri dari gudang, base camp, kantor direksi dan
MCK, Pembuatan gudang dipergunakansebagai logistikbahanmaupun
matrial yang diperuntukan untuk kebutuhan pembangunan. Sedangkan
basecamp untuk peristirahatan pekerja yang dilengkapi dengan fasilitas
5. bangunan semi permanent seperti areal makan minum, mandi cuci
kakus. Kantor dipergunakan sebagai tempat aktifitas koordinasi
pengawasan pembangunan demikian juga. Inventarisasi pekerjaan
dengan konsultan dan pihak pengawas, untuk mencari langkah –
langkah penyelesaian bila ditemukan pekerjaan yang meragukan dan
dapat dituangkan dalam shop drawing.
Kontraktor membuat bangunan darat untuk keperluan Kontraktor /
kontraktor sendiri sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, berupa
Kantor Administrasi Lapangan, Loos Kerja dan Gudang.
Barak Kerja / Direksi Keet
7. Penyediaan Air KerjadanListrik
Pengadaan air kerja dan listrik
Untuk menunjang pelaksanaan kerja konstruksi, maka kontraktor juga
menyediakan air kerja.
Air kerja yang disediakan atas petunjuk direksi dansesuai SNI Air untuk
Konstruksi.
Persiapan air kerja harus siap terus, untuk itu perlu dibuatkan bak
penampung air cadangan agar tetap terjaga bila kehabisan air.
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas
dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyedian air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuanPerencana/Pengawas.
Listrikuntuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas. Daya listrik
juga di sediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.
6. 8. DrainaseSementara
Dengan mempertimbangkan keadaan topographi / konturtanah yang ada
di lokasi proyek, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada (air hujan atau air koto
rlimbah proyek).
Arah aliran ditujukan ke saluran ataus ungai yang ada di sekitar lokasi
proyek.
Pekerjaan pembuatan saluran harus sesuai petunjuk dan mendapat
persetujuan pengawas lapangan, serta menjadi tanggung jawab
kontraktor.
9. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktorwajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan
isinya, dengan jumlahsekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung,
masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.
Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam
kebakaran tersebut menjadi hak milik Pember iTugas.
10.Mobilisasi dan Demobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja
Setelah pekerjaan pengukuran, penyiapan brak kerja / direksi keet dan
papan nama kegiatan, selanjutnya Kontraktor melakukan mobilisasi
bahan, alat dan tenaga kerja / personil.
Mobilisasi Bahan / Material
Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Bahan / Material atau yang biasa
disebut Dropping Material.
Mobiliasi bahan yang dilakukan meliputi material : split, semen, besi,
batu kali belah, pasir pasang / beton, semen, kayu dan papan begisting,
serta bahan – bahan pendukung lainnya.
Mobilisasi Bahan / Material
Pada mobilisasi material, Kontraktor juga memperhitungkan dan
merencanakan akses jalan masuk, serta tetap menjaga kelancaran lalu
lintas sekitar proyek, dan keamanan proyek.
7. Dropping material ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dalam
pelaksanaan pekerjaan, dalam pekerjaan ini material juga dilangsir
menuju masing- masing item pekerjaan.
Mobilisasi Alat
Setelah mobilisasi bahan material, maka Kontraktor melaksanakan
Mobilisasi Alat / Peralatan.
Mobiliasi peralatan meliputi : betonmolen, pompa air, maupun peralatan
pertukangan, dan peralatan bantu lainnya.
Peralatan utama untuk melaksanakan pekerjaan :
Excavator 1 unit
Bulldozer 1 unit
Vibratory Roller 1 unit
Water Tank 1 unit
Concrete Mixer 2 unit
Water Pump 1 unit
Stamper Kuda 2 unit
Pick Up 1 unit
Concrete Vibrator 1 unit
Generator Set 1 unit
Bar Cutter 1 unit
Bar Bender 1 unit
Catatan : peralatan yang sama tidak diperbolehkan untuk menawar
pada paketpekerjaan yang sama oleh perusahaan.
Kontraktor juga mempersiapkan sumber air kerja, dan keamanan
peralatan / keamanan proyek.
MobilisasiPeralatanKerja
Mobilisasi Tenaga Kerja / Personil
Setelah mobilisasi bahan material dan alat , maka Kontrakto
rmelaksanakan Mobilisas Personil.
8. Kontraktor juga memobilisasi tenaga kerja : mandor, tukang dan
pekerja.
Kontraktor juga membuat struktur organisas ipekerjaan dan jadwal
waktu penugasan.Hal ini dilakukan untuk memudahkan personil dalam
tugas dan tanggung jawab serta koordinasi.
11. Biaya Rencana Keselamatan Konstruksi dan Biaya
Rencana Pengaturan/pengamanan lalu lintas
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor menganalisa berbagai
kemungkinan kecelakaan kerja serta antisipasinya dan pengaturan lalu lintas
kelancaran pekerjaan dan kelancaran lalu lintas itu sendiri.
Setelah menganalis berbagai kemungkinan kecelakaan kerja serta
antisipasinya dan untuk pengaturan lalu lintas, maka kontrakto rmelakukan
persiapan untuk pelaksanaan system keselamatan kerja konstruksi.
Beberapa hal yang dilakukan dalam persiapan keselamatan kerja konstruksi:
- Menugaskan petugas khusus untukpengaturan lalu lintas.
- Penyiapan rambu – rambu keselamatan kerja dan rambu – rambu
pengaturan lalu lintas.
- Pemasangan rambu – rambu keselamatan kerja, di luar dan di dalam
lokasi pekerjaan.
- Penyiapan pakaian keselamatan kerja.
- Penyiapan alat – alat pelindung / penunjang keselamatan kerja (helm,
sepatu, sarung tangan, dan lain – lain).
- Penyiapan bahan pengobatan pertama / Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan.
- Identifikasi balai pengobatan / rumah sakit setempat.
- Membuat site plan untuk penempatan material dan peralatan kerja,
demi menunjang terciptanya keselamatan kerja.
- Membuat peraturan untukkeselamatan kerja.
- Mengikutsertakan tenaga kerja / personil pada Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK).
Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka kontraktor harus dengan sigap
menangani permasalahan.
Kontraktor bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkan, baik yang
menimpa karyawan kontraktor maupun orang lain yang berada di lapangan
pembangunan / proyek dan sekitarnya dengan peraturan – peraturan
hokum perawatan dan tunjangan dari korban / keluarga.
9. 12. Biaya pemindahan tiang listrik 3 bh
Pemindahan tiang listrik dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
direksi dan pihak terkait.
Pemindahan dilaksanakan dengan cermat dan memperhatikan
keselamatan kerja konstruksi.
13. Biaya pengujian kepadatan tanah urug
· Uji laboratorium tanah dilaksanakan setelah pemadatan tanah per 25 cm.
· Bila timbunan akan diperlebar, lereng dari timbunan yang ada harus
disiapkan derigan membuang seluruh tetumbuhan permukaan dan dibuat
bertangga sehingga urugan yang baru terkuci kepada timbunan yang lama
sampai memuaskan Direksi Teknik.
· Selanjutnya urugan yang diperlebar harus dibangun secara horizontal sampai
dengan ketinggian tanah dasar, yang selanjutnya harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah sampai setinggi permukaan jalan yang ada
sehingga bagian yang diperlebar dapat digunakan oleh lalu lintas secepatnya,
yang memungkinkan pembangunan dilanjutkan ke sisi lainnya jika diperlukan.
Metode Kerja Pekerjaan Pemadatan Tanah Timbunan dengan Vibratory Roller
yang Memenuhi Syarat :
· Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan, masing-masing
lapis harus dipadatkan benar-benar dengan peralatan pemadat yang memadai
yang disetujui Direksi Teknik hingga mencapai kepadatan minimum sampai 95%
kepadatan kering maksimum.
· Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan hanya bila kadar air dari
material berada dalam rentang kurang dari 3% sampai lebih dari 1% dari kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum.
· Masing-masing lapis dari urugan yang dipasang harus dipadatkan seperti
yang ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi Teknik sebelum
lapis berikutnya dipasang. Dalam segala hal , tebal tiap lapis urugan yang
dipadatkan tidak boleh lebih tebal dari 30 cm tebal padat.
· Setiap lapis dari urugan yang di pasang harus dipadatkan dan lolos uji CBR
dan sand-cone dengan nilai 95% proctor, sebelum lapisan berikutnya dilakukan
dan harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
· Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap
kadar air optimum, minimal satu kali untuk setiap jenis tanah timbunan yang
digunakan di lapangan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung
gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang
berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air
optimumnya. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu
dari cara/prosedur di bawah ini :
1. Density of Soil Inplace by Sand-Cone Method, AASHTO.T.191.
2. Density of Soil Inplace by Driven-Cylinder Method, AASHTO.T.204.
10. 3. Density of Soil Inplace by the Rubber Balloon Method, AASHTO.T.205.
atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / Pengawas.
· Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah
supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
· Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan
batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
· Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari
tempat lain, tanpa tambahan biaya.
· Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut ke arah
tengah sedemikian sehingga masing - masing bagian menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana mungkin, lalu lintas alat konstruksi harus
dilewatkan, diatas urugan dan arahnya terus berubah-ubah untuk menyebarkan
usaha pemadatan dari lalu lintas tesebut.
· Proses pemadatan menggunakan Vibrator Roller dan apabila diperlukan
dapat dilakukan penyiraman sesuai kebutuhan untuk menghasilkan kepadatan
yang maksimal.
11. 14. Biaya pengujian beton dan besi tulangan
Test Kuat Tarik Baja Tulangan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya tegangan leleh
dan kuat tarik baja. Benda uji yang digunakan adalah batang logam yang
berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai standard benda
uji menurut Standardisasi Industri Indonesia (SII) atau PUBI 1982.
Sedangkan alat yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut :
1. Mesin uji tarik
2. Cetok
3. Mesin gambar X-Y (X-Y Plotter)
4. Kaliper
Cara pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1. Ukur dimensi benda uji, beserta jarak dua titik ukur awal.
2. Pasang penolok ukur regangan pada benda uji.
3. Perhatikan 2 indikator yaitu perpanjangan (mm) dan juga beban (kN), catat beban
untuk setiap perpanjangan terjadi kelipatan 1 mm. Data ini yang akan digunakan
dalam membuat grafik hubungan antara tegangan dan regangan.
4. Setelah selesai pengujian (benda uji telah putus), catat diameter pada
tempat putus dari keadaan putusnya benda uji.
Test Slump
Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak)dari campuran beton segar
(fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Kekakuan dalam suatu
campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan.
Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan,
atau cukup air.
Uji Slump mengacu pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30
Slump dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan (biasanya ketika ready
mix sampai, diuji setiap kedatangan). Hasil dari Uji Slump beton yaitu nilai slump.
Nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan mempunyai
standar.
12. BAHAN:
1. Beton Segar (fresh concrete) yang diambil secara acak agar dapat mewakili beton
secara keseluruhan.
PERALATAN:
1. Kerucut terpenggal (kerucut yang bagian runcingnya hilang) sebagai cetakan
slump. Diameter bawah 30 cm, diameter atas 10 cm, tinggi 30 cm.
2. Batang logam bulat dengan panjang ± 50 cm diameter 10-16 mm.
3. Pelat Logam rata dan kedap air sebagai alas
4. Sendok adukan
5. Pita Ukur
TAHAPAN UJI SLUMP:
1. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah
2. Letakkan cetakan di atas plat
3. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam
sebanyak merata dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian tepi
dilakukan
dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan besi
menyentuh dasar. Lakukan 25-30 x tusukan.
4. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama
sebanyak 25-30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama.
5. Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4
6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira
1/2 menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan di
plat.
7. Cetakan diangkat perlahan TEGAK LURUS ke atas
8. Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya menggunakan
perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
9. Toleransi nilai slump dari beton segar ± 2 cm
10. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunakan
13.
14. PERHITUNGAN NILAI SLUMP
NILAI SLUMP = Tinggi cetakan - tinggi ratarata benda
uji
Bentuk Slump akan berbeda sesuai dengan kadar
airnya.
Gambar 1 : Collapse / runtuh
Keadaan ini disebabkan terlalu banyak air/basah sehingga campuran dalam cetakan
runtuh sempurna. Bisa juga karena merupakan campuran yang workabilitynya tinggi
yang diperuntukkan untuk lokasi pengecoran tertentu sehingga memudahkan
pemadatan,
Gambar 2 : Shear
Pada keadaan ini bagian atas sebagian bertahan, sebagian runtuh sehingga
berbentuk miring, mungkin terjadi karena adukan belum rata tercampur.
Gambar 3 : True
Merupakan bentuk slump yang benar dan ideal.
Jika pada sat uji slump bentuk yang dihasilkan adalah collapse atau shear, maka tidak
perlu membuat campuran baru terburu-buru. Cukup ambil sample beton segar
yang baru dan mengulang pengujian.
15. Berdasarkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
Test Kuat Tekan Beton
Beton merupakan material yang banyak digunakan sebagai bahan utama rumah
tinggal, gedung bertingkat dan lain-lain. Untuk mengetahui kualitas beton yang
direncanakan maka perlu dicari berapa kuat tekan betonnya. Oleh sebab itu, kita
perlu melakukan test kuat tekan beton.
Sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton siapkan benda uji terlebih
dahulu, peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Cetakan silinder, diameter 152 mm, tinggi 305 mm;
Tongkat pemadat, diameter 16 mm, panjang 600 mm, dengan ujung dibulatkan,
dibuat dari baja yang bersih dan bebas karat;
Mesin pengaduk atau bak pengaduk beton kedap air;
Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh;
Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan;
Satu set alat pelapis (capping);
Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok, sendok perata, dan talam;
Satu set alat pemeriksa slump;
Satu set alat pemeriksaan berat isi beton.
16. Setelah peralatan disiapkan, berikut ini adalah cara pembuatan benda uji:
Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton;
Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan
25 kali tusukan secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama,
tongkat pemadat tidak boleh mengenai dasar cetakan, pada saat pemadatan lapisan
kedua serta ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm ke dalam
lapisan di bawahnya;
Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan sampai
rongga bekas tusukan tertutup, ratakan permukaan beton dan tutuplah segera
dengan bahan yang kedap air serta tahan karat, kemudian biarkan beton dalam
cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari getaran.
Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, untuk perencanaan
campuran beton, rendamlah benda uji dalam bak perndam berisi air pada temperatur
25oC
disebutkan untuk pematangan (curing), selama waktu yang dikehendaki, untuk
pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan, pematangan (curing)
disesuaikan dengan persyaratan.
Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa
tahapan sebagai berikut:
Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak perendam,
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab;
Tentukan berat dan ukuran benda uji;
Lapisilah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang;
Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris;
Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg/cm2 per detik;
Lakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang
terjadi selama pemeriksaan benda uji;
Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji
Perhitungan :
Kuat tekan beton = P/A
Keterangan :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang (cm2)
Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut:
Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm cetakan diisi dengan
adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 29 kali tusukan;
tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm;
Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dengan
adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan,
tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm;
Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi;
17. Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk
silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat tekan seperti berikut :
Bentuk Benda Uji Perbandingan
Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm: 20 cm x 20 cm x 20
cm 1,00,95
Silinder : 15 cm x 30 cm 0,83
Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari;
Hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimum 2 buah benda uji;
Apabila pengadukan dilakukan dengan tangan ( hanya untuk perencanaan campuran
beton ), isi bak pengaduk maksimum 7 dm3 dan pengadukan tidak boleh dilakukan
untuk campuran beton slump.
18. BAGAN ALIR
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tidak Tidak Tidak
Ya Ya
Ya
MOBILISASI
Tenaga Alat Bahan
C C C
Pelaksanaan
I
PersyaratanUmum
Persiapan
C
Pek.BetonGalian dan
Urugan
CC
Pek.Pasangan
dll
C
Konstruksi
Pek. PagarPek. Jalan Beton
C C
Pek. Drainase, Akses Masuk
19. Tidak Tidak Tidak
Ya Ya
Ya
FINISHING
MC 100% As Built Drawing Bahan
C C C
Amandemen
III
PHO
Pemeliharaan
C
C
FHO
C
C
Tidak
SELESAI
Tidak Tidak
Ya
Ya
C
C
C
II
C
III
20. BAGAN ALUR POKOK KEGIATAN
PERSIAPAN
I & H
PERSIAPAN KONSTRUKSI
SDM
I & T
I & H
MOBILISASI ALAT
I & H
MOBILISASI ALAT MOBILISASI ALAT MOBILISASI ALAT MOBILISASI ALAT
Konstruksi
I & T
YA
TIDAK TIDAK