SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
Download to read offline
LECTURE 18
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERSIAPAN
DAN
PEKERJAAN PONDASI
10
JEMBATAN
JALAN PENDEKAT
BANGUNAN ATAS
EXPANSION JOINT
LANDASAN
PONDASI
PERLENGKAPAN
JEMBATAN
KEPALA JEMBATAN
PILAR
BANGUNAN
PENGAMAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELALU
DIAWALI DENGAN PEKERJAAN PERSIAPAN.
SOSIALISASI
- Persiapan.
1. Koordinasi,
Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa,
2. Penyiapan Tempat.
Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi.
-Materi Sosialisasi.
Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, dan Tatacara
mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat
memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata
cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu
materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan permintaan owner dan
tokoh masyarakat setempat.
Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:
1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.
2. Waktu Pelaksanaan.
3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.
MOBILISASI dan DEMOBILISASI
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.
1. Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan digunakan dalam proyek ini
antara lain:
2. Mobilisasi alat
Peralatan utama hingga peralatan penunjung yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3
hari sebelum pekerjaan dimulai.
Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan
setelah pekerjaan selesai.
3. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.
 General Superitendent
 Quantity Engineer
 Quality Enginer
 Pelaksana Lapangan
 Administrasi
 Pekerja :
 Pekerja
 Kepala Tukang
 Mandor
 Operator Alat Berat
 Supir Dump Truck
 Mekanik
PENYIAPAN SHOP DRAWING (GAMBAR KERJA)
Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu menyiapkan Gambarkerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan Gambar
Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang
dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Pengawas. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai
dengan keadaan sebenarnya/ eksisting di lapangan.
Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka
pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja
PENGADAAN MATERIAL UNTUK PEKERJAAN PERSIAPAN
Metode pelaksanaan untuk pengadaan material tidak ada yang khusus. Untuk pekerjaan persiapan, belum banyak memerlukan
material. Material yang dibutuhkan terutama hanya untuk kebutuhan pembuatan perakitan Kantor Proyek, Gudang, Pagar, dan
bangunan-bangunan yang bersifat sementara lainnya.
Penyiapan Sarana dan Prasarana
Pembuatan Kantor Proyek
Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja pagi para staf baik staf dari Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di
lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Seluruh fasilitas dan
sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu, desain kantor tersebut juga dibuat tidak
permanen.
Gudang Material dan Peralatan
Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat
tertutup. Untuk itu diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sementara itu, gudang peralatan berfungsi untuk tempat
penyimpanan alat-alat ringan seperti vibrator untuk pemadatan beton, alat-alat pengukur (theodolit), alat-alat ukur pekerjaan finishing
(mesin potong keramik, mesin bor), serta berbagai komponen peralatan lainnya.
Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang akan dibangun. Bahan yang digunakan bisa
berupa seng yang ditempel pada batang besi yang berfungsi sebagai penguat.
Papan Nama Proyek
1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m
2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.
3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang
disetujui Pengawas Pekerjaan.
Berisi Informasi Tentang
1. Logo dan Kop Kementerian
PUPR
2. Nama Proyek
3. Lokasi Proyek
4. Waktu Pelaksanaan
5. Tahun Anggaran
Kebutuhan Listrik Kerja
Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk meleksanakan pekerjaan
konstruksi selama pelaksanaan proyek. Sumber daya listrik biasanya deperoleh dari PLN maupun penyediaan genset sendiri,
tergantungpenggunaanya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi penerangan, AC, Peralatan Kerja, Peralatan Kantor, dan
lain-lain.
Kebutuhan Air Kerja
Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM (Perusahan Air Minum). Air diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan-kenutuhan seperti tolilet, pencucian kenderaan proyek, dan keperluan lain yang membutuhkan air.
PENERANGAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu,
pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan.
2. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan cukup serta mengambil
tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup
bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan
dinyalakan mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.
3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan.
4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.
5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada
petugas/pekerja yang sakit.
6. Mengasuransikan tenaga kerja.
7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;
 Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
 Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan dan semua
petugas yang ada diproyek.
 Alat-alat pemadam kebakaran.
 Alat-alat P3K.
 Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara.
 Alat Komunikasi.
 Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
 Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran-kotoran,
rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah),
dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.
Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan
dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa
pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.
PEKERJAAN RELOKASI & PENGAMANAN LINGKUNGAN
Relokasi Utilitas dan Pengamanan Lingkungan yang Ada
Melaksanakan pemindahan dan pemeliharaan seperti Jaringan Listrik, Jaringan IPAL dan Pipa PDAM dsb.
Penyiapan Jembatan Sementara
Pembuatan Jembatan sementara untuk memnidahkan arus lalulintas umum. Jembatan sementara harus memenuhi
standar (kuat) yang terbuat dari kayu, jembatan sementara harus di bongkar ketika pekerjaan telah selesai dan diterima
oleh Pengawas
Pemeliharaan dan Perlindungan Lalulintas
Membuat Rambu-rambu lalulintas dan penerangannya yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan selama pekerjaan.
PENGUKURAN AWAL/MARKING
Sebelum melakukan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran titik-titik yang akan dijadikan pondasi dengan alat ukur Theodolite.
Pengukuran dimaksudkan untuk mencari ketepatan letak dan elevasi muka tanah. Selain itu pekerjaan lanjutan seperti Titik Pondasi,
Pelat Lantai, Pilar dan Gelagar juga memerlukan pengukuran seperti ini.
Secara umum pengukuran bertujuan untuk menjamin:
 Elemen struktur yang akan dibangun terletak sesuai dengan lokasi yang digambarkan pada gambar rencana.
 Pelat lantai dan balok terletak pada elevasi yang benar dan datar horizontal.
 Kolom berdiri dengan vertical sempurna, dan kolom pada satu lantai benar-benar terletak pada satu garis lurus dengan kolom
pada lantai lain.
Pemasangan Bowplank/Marking
1. Pada setiap pembuatan pembangunan jembatan, dipasang bouwplank/Marking dan mencantumkan elevasi . Pemasangan
bouwplank/Markingberdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan
apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
1. Bouwplank/marking dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan
tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk
pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus
digali ataupun yang harus ditimbun.
Jenis Ponadasi :
Dangkal
Pondasi
Langsung
Pondasi
Sumuran
Dalam
Pondasi
Sumuran
Tiang Pancang
Kayu
Baja
Tiang H
Tiang Pipa
Beton
Beton
Bertulang
Beton Pratekan
Tiang Bor
Jenis Tiang
Pancang
Tiang Kayu,
termasuk
Cerucuk
Tiang Baja
Struktur
Tiang Beton
Bertulang
Pracetak
Tiang Beton
Pratekan,
Pracetak
Tiang Bor Beton
Cor Langsung
di Tempat
Butir
Pondasi
langsung
Sumuran
Tiang Pancang
Baja
Tiang H
Baja
Tiang Pipa
Tiang Beton
Bertulang
Pracetak
Tiang Beton
Pratekan
Pracetak
Diameter Nominal (mm) - 3000
100 x 100
sampai
400 x 400
300
sampai
600
300
sampai
600
400
sampai
600
Kedalaman Maksimum (m) 5 15 tidak terbatas tidak terbatas 30 60
Kedalaman Optimum
(m)
0.3
sampai
3
7
sampai
9
7
sampai
40
7
sampai
40
12
sampai
15
18
sampai
30
Beban Maksimum ULS (kN) untuk
keadaan biasa
20000 + 20000 + 3750 3000 1300 13000
Variasi Optimum beban ULS (kN) - -
500
sampai 1500
600
sampai 1500
500
sampai
1000
500
sampai
5000
30
31
Jenis pondasi tipikal untuk berbagai
kedalaman stratum pendukung :
1. Pondasi langsung 0 sampai 3 m kedalaman lapis
pendukung
2. Pondasi sumuran; 3 sampai 10 m kedalaman lapis
pendukung
3. Pondasi tiang beton; 10 sampai 20 m kedalaman lapis
pendukung
4. Pondasi tiang baja; 10 m + kedalaman lapis
pendukung
Tipe Pondasi
TIANG PANCANG
Tumpu
Geser
Tiang uji
Loading Test
Panjang tiang
alat pancang
Kalendering
Material tiang pancang
daya dukung tanah
Penyambungan tiang
Panjang tiang
Daya dukung tanah
Kalendering
Alat pancang
Material tiang pancang
Penyambungan tiang
Loading test
Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada
Pengawas Pekerjaan hal-hal sebagai berikut :
a) Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.
b) Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan
peralatan yang akan digunakan.
c) Perhitungan rancangan, termasuk rumus pemancangan, yang menunjukkan kapasitas tiang
pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh Penyedia Jasa.
d) Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode pemberian
beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang diusulkan.
e) Persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih
dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.
• Yang dimaksud dengan Fondasi Sumuran adalah elemen utama struktur dari sumuran beton yang berinteraksi
langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan
ke tanah pendukung. Pondasi sumran adalah pondasi yang dikategorikan kedalam pondasi dagkal dan juga pondasi
dalam. ciri utama dari pondasi ini adalah diameternya yang besar.
• Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang
dicor di tempat atau pracetak yang terdiri dari unit-unit beton pracetak, sesuai dengan Spesifikasi ini dan
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Jenis dan dimensi
sumuran terbuka yang digunakan akan ditunjukkan dalam Gambar.
• Kesiapan lokasi
• Kesiapan peralatan
Peralatan yang disediakan harus sudah diperhitungkan dengan kebutuhan
akan jenis tanah yang ada
• Penggalian
Penggalian dilakukan dengan berpatokan pada titik rencana yang telah
diperhitungkan
• Pemasangan dinding sumuran
Pemasangan dinding sumuran dapat dilakukan dengan cara
mengandalkan bebannya sendiri, mendorong menggunakan alat beban
tambahan (Suprimposed load) maupun dengan cara mengurangi
ketahanan geser (Friction Resistance).
• Pengisian sumuran dengan beton cyclops
Beton siklop yang diisikan kedalam sumuran harus sesuai dengan
persyaratan bahan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 Spesifikasi Umum 2018
Untuk memperjelas, berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan Fondasi
Sumuran :
C:UsersSubdit SP JembatanDesktopMateri Lecture
18Metode Pondasi Sumuran Cyclop - YouTube.MP4
Tiang Pancang Kayu Tiang Pancang Beton Tiang Pancang Baja
Gambar Tampang dan bahan pondasi tiang, kayu, beton dan baja
• Kesiapan lokasi
Kesiapan lokasi meliputi persiapan
pembersihan, marking dan
investigasi tanah.
• Kesiapan peralatan
Peralatan yang disediakan harus
sudah diperhitungkan dengan
kebutuhan berdasarkan kondisi
tanah dan pondasi tiang yang
akan di pakai.
• Pemancangan
Pemancangan dilakukan hingga
kedalaman rencana yang
Marking Investigasi tahan
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis
drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk
diesel hammer berat palu tidak boleh kurang 2,2 ton, sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan
rumus pemancangan Hiley. Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sesuai dengan jenis
alat pancang yang digunakan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Alat pancang dengan jenis drop hammer, diesel atau hidrolik yang disetujui, harus mampu memasukkan
tiang pancang dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari rumus
pemancangan yang disetujui.
• DROP HAMMER
Penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu,
kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Alat pancang ini
bekerjanya sangat lambat jika dibandingkan dengan alat-alat pancang yang lain dan jarang
dipergunakan dalam pembangunan konstruksi berat dan modern.
• SINGLE – ACTING HAMMER
Pemukul (Hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai tinggi jatuh tertentu,
kemudian penumbuk (Hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Jadi di sini
tenaga uap hanya dipergunakan untuk mengangkat Hammer saja.
• DOUBLE – ACTING HAMMER
Penumbuk (hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap samapai mencapai tinggi jatuh tertentu,
kemudian penumbuk (hammer) tersebut ditekan ke bawah dengan tenaga uap pula. Jadi disini hammer
jatuh dengan kecepatan lebih besar daripada single – acting hammer maupun drop hammer.
Double Acting Diesel Hammer
Tiang Pancang Baja Struktur
Pipa baja yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252-10
Grade 2.
Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan
dari
SNI 03-6764-2002 (ASTM A36/A36M-14).
Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Gambar. Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak
boleh kurang dari 4,8 mm. Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai
kekuatan yang cukup untuk dipancang dengan metode yang ditentukan
tanpa distorsi.
Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling
ujung tiang pancang.
Pemancangan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus
dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih
kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh- contoh
berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :
a) Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditembus
pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.
b) Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang
dalam terjadi pada setiap penumbukan.
c) Bilamana tiang pancang diperkirakan akan membal (rebound) akibat batu atau tanah
yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan
terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan (maksimum 25
mm/10 pukulan terakhir untuk tiang pancang baja dan maksimum 35
mm untuk tiang pancang beton), penumbukan ulangan harus dilaksanakan
dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang
pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan
palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus
dilakukan sesuai dengan Pasal 7.6.1.9) tentang Pengajuan Kesiapan Kerja.
Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang
Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan
menggunakan rumus dinamis (Hiley). Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus
lain untuk menghitung daya dukung dan mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.
efWH W + n2Wp
Pu = ------------------------ X -------------
S + (C1 + C2 + C3)/2 W + Wp
Pa = Pu /N
Keterangan :
PENYAMUNGAN TIANG
PANCANG
Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan.
Bilamana penyambungan tiang pancang tidak dapat dihindarkan,
Penyedia Jasa harus menyerahkan metode penyambungan kepada
Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Sambungan tiang
pancang harus dilaksanakan dengan menggunakan las listrik, kemudian
daerah sambungan tersebut harus dilapisi dengan jenis cat anti karat
sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi 8.7. Tidak ada pekerjaan
penyambungan tiang pancang sampai metode penyambungan disetujui
secara tertulis dari Pengawas Pekerjaan. Perlindungan cat anti karat pada
sambungan tiang pancang dilaksanakan pada daerah mulai 20 cm di atas
pelat sambung sampai 20 cm di bawah pelat sambung pada daerah kering.
PENYIMPANAN
ELEKTRODA
ELEKTRODA
PENGAPLIKASIAN LAS PADA
SAMBUNGAN TIANG PANCANG BAJA
Bored Pile - YouTube.MP4
metode pelaksanaan pekerjaan Bor Pile :
Pengujian Dinamis
Uji beban dinamis digunakan untuk mengetahui daya dukung tiang dan integritas tiang sebagai
alternatif uji beban statis.
Apabila untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer (PDA),
maka alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada tiang dan
pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah di sekitarnya
akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini mengacu pada ASTM D4945-17.
Apabila dipandang perlu, untuk mengetahui integritas tiang dapat dilakukan dengan
Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) dan Pile Integrity Test (PIT). Pengujian Pile
Integrity Test (PIT) mengacu pada ASTM D5882-16, sedangkan pengujian Crosshole Sonic
Logging (CSL) mengacu pada ASTM D6760-16.
Pengujian
Aksial Tiang
Dengan
Metode
Statik
Pengujian
Aksial Tiang
Metode
Dinamik
Dengan PDA
Test
Pengujian
Tiang
Dengan BDLT
(Bidirectional
Loading Test)
Pengujian
Daya Dukung
Lateral Tiang
Kontrol
Kualitas
Keutuhan
Tiang
Jenis-jenis pengujian pada pondasi :
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Statik Loading Test
Pengujian dengan sistem kentledge Pengujian dengan tiang jangkar
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Statik Loading Test
Dari hasil uji pembebanan, dapat dilakukan interprestasi untuk menentukan besarnya beban ultimit yang
salah satunya menggunakan Metode Davisson.
1. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan.
2. Penurunan elastik dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
3. Tarik garis OA seperti gambar berdasarkan persamaan penurunan elastik ( Se ).
4. Tarik garis BC yang sejajar dengan garis OA dengan jarak X, dimana X adalah:
X = 0.15 + D/120 ….. ( dalam inchi ) dengan D adalah diameter atau sisi tiang dalam satuan inchi.
5. Perpotongan antara kurva beban – penurunan dengan garis lurus merupakan daya dukung ultimit.
Se = Penurunan elastik
Q = Beban uji yang diberikan
L = Panjang Tiang
Ap = Luas Penampang Tiang
Ep = Modulus elastisitas tiang
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Statik Loading Test
Interpretasi daya dukung ultimit dengan metode Davisson M.T
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test
• Prinsip pengujian: Pondasi tiang dipukul dengan palu pancang (hammer), gelombang dan perpendekan
tiang yang dihasilkan dimonitor dengan accelerometer dan strain gauge
• Gelombang yang dihasilan kemudian diproses dengan mengeliminir komponen dinamis dan
menghasilkan tahanan statis tiang.
Prosedur Pengujian
1. Pasang sensor PDA (sepasang strain transducer dan sepasang accelerometer) di badan tiang dalam
jarak 1 hingga 2 kali diameter (lebar) tiang pada permukaan.
2. Kedua pasang sensor dipasang berpasangan dan berlawanan arah.
3. Tiang diberu beban dinamis dengan cara menjatuhkan kepala palu secara jatuh bebas ke kepala tiang
(dengan beberapa variasi ketinggian)
4. Berat palu lebih kurang 1,5% - 2% dari daya dukung rencana.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test
1. Dilakukan dengan mengeliminasi komponen dinamis hasil pengukuran
2. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode yang dikenal dengan signal matching
3. Dari signal matching dapat diturunkan daya dukung statis tiang
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Osterberg Cell (O-Cell) Test
Prinsip Pengujian : Sel Osterberg (O-Cell) dua arah merupakan metode pengujian berkapasitas tinggi
pengujian beban statis pada tiang dan secara teknis praktis untuk digunakan.
Prosedur Pengujian
• Peralatan menggunakan hidrolik jack yang dirancang khusus (O-Cell) yang ditempatkan pada bagian
pondasi yang telah ditentukan.
• Setelah curing atau set-up, O-Cell hidrolik bertekanan dari permukaan, bersamaan loading bagian tiang
di atas sel O-Cel bagian tiang di bawahnya.
• Dengan memberikan beban internal, komponen tiang bagian atas O-Cell bertindak sebagai reaksi
untuk membebani komponen tiang bagian bawah O-Cell dan sebaliknya.
• Sebagai beban diterapkan selama pengujian, sensor elektronik mengukur perpindahan dari kedua
bagian tiang.
• Dengan cara ini, O-Cell secara bersamaan menguji tahanan ujung dan tahanan kulit dan
mengkuantifikasi resistensi mereka secara individual, sehingga memaksimalkan informasi yang diperoleh.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Osterberg Cell (O-Cell) Test
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Pile Integrity Test
• Parameter Amplitudo meruapakan fungsi penampang tiang,
kemudian perubahan sifat tanah dan terakhir adalah
perubahan kepadatan (berat jenis material) tiang.
• Perubahan impedansi yang paling menonjol adalah di dasar
tiang, perbedaan antara material beton dengan tanah di dasar
tiang hampir selalu menghasilkan gelombang yang searah
dengan gelombang asal.
• Perubahan impedansi di sepanjang tiang umumnya timbul akibat kerusakan tiang dapat berupa rekahan,
beton berkualitas lebih rendah, sisipan tanah, perubahan penampang tiang (penrkecilan/perbesaran).
• Perbesaran penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang berlawanan arah dengan
gelombang asal.
• Perkecilan penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang searah dengan gelombang asal.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN INTEGRITAS TIANG
Uji Sonic Logging
• Prinsip pengujian: Pengujian dimulai dengan memasukkan probe uji ke dasar pipa yang telah diisi dengan
air hingga penuh (air digunakan sebagai media penghantar gelombang ultrasonik)
• Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter dan diterima oleh receiver, dan kemudian ditarik
perlahan-lahan untuk mendapatkan kondisi tiang secara keseluruhan.
Prosedur Pengujian
Transmitter dan receiver dimasukkan ke dalam
pipa uji (PVC) atau pipa baja diameter 25 mm
yang telah dicor bersama dalam proses
pengecoran tiang. Carak maksimum antar pipa
berkisar 1 s.d 3 m. Untuk diameter tiang yang kecil
(diameter kurang 1 m), transmitter dan receiver
dimasukkan ke dalam lobang yang sama yang
biasa disebutu single hole method.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Uji Sonic Logging
Mekanisme pengujian Sonic Logging
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Sonic Logging
1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf

More Related Content

Similar to 1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf

PEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55. pptx
PEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55.          pptxPEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55.          pptx
PEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55. pptxboynugraha727
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMOSES HADUN
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileIMRA MORALDY
 
METODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docx
METODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docxMETODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docx
METODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docxsuryaman10
 
PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptx
PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptxPELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptx
PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptxarmandmaulana2008
 
TUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptx
TUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptxTUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptx
TUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptxFelixAlbertusDhini
 
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxPPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxJothysaMaheswari
 
Presentasi PCM.ppt
Presentasi PCM.pptPresentasi PCM.ppt
Presentasi PCM.pptDodySutomo1
 
pelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptx
pelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptxpelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptx
pelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptxsugiyankurnia
 
TUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdf
TUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdfTUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdf
TUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdfAgusCns1
 
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptxPPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptxAlVAn6
 
METODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docx
METODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docxMETODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docx
METODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docxsuryaman10
 
Pekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdf
Pekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdfPekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdf
Pekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdfwisnuwardana88
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfFirmansyahEA1
 

Similar to 1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf (20)

PEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55. pptx
PEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55.          pptxPEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55.          pptx
PEKERJAAN JENJANG GEDUNG 55. pptx
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
 
gedung teknisi.pptx
gedung teknisi.pptxgedung teknisi.pptx
gedung teknisi.pptx
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
 
METODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docx
METODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docxMETODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docx
METODE PELAKSANAAN RSUP ROBOTIC TELESURGERY.docx
 
PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptx
PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptxPELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptx
PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG NEW.pptx
 
TUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptx
TUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptxTUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptx
TUGAS AFIFAH GEDUNG.pptx_1685517362.pptx
 
geotek.pptx
geotek.pptxgeotek.pptx
geotek.pptx
 
Spek umum 2
Spek umum 2Spek umum 2
Spek umum 2
 
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxPPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
 
Presentasi PCM.ppt
Presentasi PCM.pptPresentasi PCM.ppt
Presentasi PCM.ppt
 
pelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptx
pelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptxpelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptx
pelaksanalapanganpekerjaangedungnew-240111131603-351eb9df.pptx
 
TUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdf
TUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdfTUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdf
TUGAS ASESI_FARID RIDWANULLOH rev 1.pdf
 
02 spek umum
02 spek umum02 spek umum
02 spek umum
 
3 bab ii teknis dan bahan
3 bab ii teknis dan bahan3 bab ii teknis dan bahan
3 bab ii teknis dan bahan
 
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEKBAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
 
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptxPPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
 
METODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docx
METODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docxMETODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docx
METODE RSUP ADD 10 Juni 2021.docx
 
Pekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdf
Pekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdfPekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdf
Pekerjaan persiapan pelaksanaan struktur Gedung_Tumingan.pdf
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdf
 

1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf

  • 2. 10 JEMBATAN JALAN PENDEKAT BANGUNAN ATAS EXPANSION JOINT LANDASAN PONDASI PERLENGKAPAN JEMBATAN KEPALA JEMBATAN PILAR BANGUNAN PENGAMAN
  • 3.
  • 4. PEKERJAAN PERSIAPAN PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELALU DIAWALI DENGAN PEKERJAAN PERSIAPAN.
  • 5. SOSIALISASI - Persiapan. 1. Koordinasi, Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, 2. Penyiapan Tempat. Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi. -Materi Sosialisasi. Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, dan Tatacara mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan permintaan owner dan tokoh masyarakat setempat. Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat: 1. Rencana dan Kegiatan Secara umum. 2. Waktu Pelaksanaan. 3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan. 4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.
  • 6.
  • 7. MOBILISASI dan DEMOBILISASI Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan. 1. Mobilisasi personil Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain: 2. Mobilisasi alat Peralatan utama hingga peralatan penunjung yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai. 3. Mobilisasi bahan Bahan yang digunakan dalam pekerjaan diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.  General Superitendent  Quantity Engineer  Quality Enginer  Pelaksana Lapangan  Administrasi  Pekerja :  Pekerja  Kepala Tukang  Mandor  Operator Alat Berat  Supir Dump Truck  Mekanik
  • 8.
  • 9. PENYIAPAN SHOP DRAWING (GAMBAR KERJA) Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu menyiapkan Gambarkerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Pengawas. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya/ eksisting di lapangan. Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja
  • 10. PENGADAAN MATERIAL UNTUK PEKERJAAN PERSIAPAN Metode pelaksanaan untuk pengadaan material tidak ada yang khusus. Untuk pekerjaan persiapan, belum banyak memerlukan material. Material yang dibutuhkan terutama hanya untuk kebutuhan pembuatan perakitan Kantor Proyek, Gudang, Pagar, dan bangunan-bangunan yang bersifat sementara lainnya.
  • 11. Penyiapan Sarana dan Prasarana Pembuatan Kantor Proyek Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja pagi para staf baik staf dari Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu, desain kantor tersebut juga dibuat tidak permanen.
  • 12.
  • 13. Gudang Material dan Peralatan Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sementara itu, gudang peralatan berfungsi untuk tempat penyimpanan alat-alat ringan seperti vibrator untuk pemadatan beton, alat-alat pengukur (theodolit), alat-alat ukur pekerjaan finishing (mesin potong keramik, mesin bor), serta berbagai komponen peralatan lainnya.
  • 14. Pagar Proyek Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang akan dibangun. Bahan yang digunakan bisa berupa seng yang ditempel pada batang besi yang berfungsi sebagai penguat.
  • 15. Papan Nama Proyek 1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m 2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan. 3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Berisi Informasi Tentang 1. Logo dan Kop Kementerian PUPR 2. Nama Proyek 3. Lokasi Proyek 4. Waktu Pelaksanaan 5. Tahun Anggaran
  • 16. Kebutuhan Listrik Kerja Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk meleksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek. Sumber daya listrik biasanya deperoleh dari PLN maupun penyediaan genset sendiri, tergantungpenggunaanya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi penerangan, AC, Peralatan Kerja, Peralatan Kantor, dan lain-lain. Kebutuhan Air Kerja Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM (Perusahan Air Minum). Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kenutuhan seperti tolilet, pencucian kenderaan proyek, dan keperluan lain yang membutuhkan air.
  • 17. PENERANGAN DAN KESELAMATAN KERJA 1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan. 2. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit. 3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. 4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan. 5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit. 6. Mengasuransikan tenaga kerja. 7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan. 8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;  Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.  Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.  Alat-alat pemadam kebakaran.  Alat-alat P3K.  Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara.  Alat Komunikasi.  Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).  Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.
  • 18.
  • 19. PEKERJAAN PEMBERSIHAN Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan. Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.
  • 20. PEKERJAAN RELOKASI & PENGAMANAN LINGKUNGAN Relokasi Utilitas dan Pengamanan Lingkungan yang Ada Melaksanakan pemindahan dan pemeliharaan seperti Jaringan Listrik, Jaringan IPAL dan Pipa PDAM dsb.
  • 21.
  • 22. Penyiapan Jembatan Sementara Pembuatan Jembatan sementara untuk memnidahkan arus lalulintas umum. Jembatan sementara harus memenuhi standar (kuat) yang terbuat dari kayu, jembatan sementara harus di bongkar ketika pekerjaan telah selesai dan diterima oleh Pengawas
  • 23. Pemeliharaan dan Perlindungan Lalulintas Membuat Rambu-rambu lalulintas dan penerangannya yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan selama pekerjaan.
  • 24. PENGUKURAN AWAL/MARKING Sebelum melakukan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran titik-titik yang akan dijadikan pondasi dengan alat ukur Theodolite. Pengukuran dimaksudkan untuk mencari ketepatan letak dan elevasi muka tanah. Selain itu pekerjaan lanjutan seperti Titik Pondasi, Pelat Lantai, Pilar dan Gelagar juga memerlukan pengukuran seperti ini. Secara umum pengukuran bertujuan untuk menjamin:  Elemen struktur yang akan dibangun terletak sesuai dengan lokasi yang digambarkan pada gambar rencana.  Pelat lantai dan balok terletak pada elevasi yang benar dan datar horizontal.  Kolom berdiri dengan vertical sempurna, dan kolom pada satu lantai benar-benar terletak pada satu garis lurus dengan kolom pada lantai lain. Pemasangan Bowplank/Marking 1. Pada setiap pembuatan pembangunan jembatan, dipasang bouwplank/Marking dan mencantumkan elevasi . Pemasangan bouwplank/Markingberdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. 1. Bouwplank/marking dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang harus ditimbun.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28. Jenis Ponadasi : Dangkal Pondasi Langsung Pondasi Sumuran Dalam Pondasi Sumuran Tiang Pancang Kayu Baja Tiang H Tiang Pipa Beton Beton Bertulang Beton Pratekan Tiang Bor
  • 29. Jenis Tiang Pancang Tiang Kayu, termasuk Cerucuk Tiang Baja Struktur Tiang Beton Bertulang Pracetak Tiang Beton Pratekan, Pracetak Tiang Bor Beton Cor Langsung di Tempat
  • 30. Butir Pondasi langsung Sumuran Tiang Pancang Baja Tiang H Baja Tiang Pipa Tiang Beton Bertulang Pracetak Tiang Beton Pratekan Pracetak Diameter Nominal (mm) - 3000 100 x 100 sampai 400 x 400 300 sampai 600 300 sampai 600 400 sampai 600 Kedalaman Maksimum (m) 5 15 tidak terbatas tidak terbatas 30 60 Kedalaman Optimum (m) 0.3 sampai 3 7 sampai 9 7 sampai 40 7 sampai 40 12 sampai 15 18 sampai 30 Beban Maksimum ULS (kN) untuk keadaan biasa 20000 + 20000 + 3750 3000 1300 13000 Variasi Optimum beban ULS (kN) - - 500 sampai 1500 600 sampai 1500 500 sampai 1000 500 sampai 5000 30
  • 31. 31 Jenis pondasi tipikal untuk berbagai kedalaman stratum pendukung : 1. Pondasi langsung 0 sampai 3 m kedalaman lapis pendukung 2. Pondasi sumuran; 3 sampai 10 m kedalaman lapis pendukung 3. Pondasi tiang beton; 10 sampai 20 m kedalaman lapis pendukung 4. Pondasi tiang baja; 10 m + kedalaman lapis pendukung Tipe Pondasi
  • 32. TIANG PANCANG Tumpu Geser Tiang uji Loading Test Panjang tiang alat pancang Kalendering Material tiang pancang daya dukung tanah Penyambungan tiang Panjang tiang Daya dukung tanah Kalendering Alat pancang Material tiang pancang Penyambungan tiang Loading test
  • 33.
  • 34. Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan hal-hal sebagai berikut : a) Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan. b) Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan peralatan yang akan digunakan. c) Perhitungan rancangan, termasuk rumus pemancangan, yang menunjukkan kapasitas tiang pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh Penyedia Jasa. d) Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode pemberian beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang diusulkan. e) Persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.
  • 35. • Yang dimaksud dengan Fondasi Sumuran adalah elemen utama struktur dari sumuran beton yang berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah pendukung. Pondasi sumran adalah pondasi yang dikategorikan kedalam pondasi dagkal dan juga pondasi dalam. ciri utama dari pondasi ini adalah diameternya yang besar. • Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri dari unit-unit beton pracetak, sesuai dengan Spesifikasi ini dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Jenis dan dimensi sumuran terbuka yang digunakan akan ditunjukkan dalam Gambar.
  • 36. • Kesiapan lokasi • Kesiapan peralatan Peralatan yang disediakan harus sudah diperhitungkan dengan kebutuhan akan jenis tanah yang ada • Penggalian Penggalian dilakukan dengan berpatokan pada titik rencana yang telah diperhitungkan • Pemasangan dinding sumuran Pemasangan dinding sumuran dapat dilakukan dengan cara mengandalkan bebannya sendiri, mendorong menggunakan alat beban tambahan (Suprimposed load) maupun dengan cara mengurangi ketahanan geser (Friction Resistance). • Pengisian sumuran dengan beton cyclops Beton siklop yang diisikan kedalam sumuran harus sesuai dengan persyaratan bahan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 Spesifikasi Umum 2018
  • 37. Untuk memperjelas, berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan Fondasi Sumuran : C:UsersSubdit SP JembatanDesktopMateri Lecture 18Metode Pondasi Sumuran Cyclop - YouTube.MP4
  • 38. Tiang Pancang Kayu Tiang Pancang Beton Tiang Pancang Baja Gambar Tampang dan bahan pondasi tiang, kayu, beton dan baja
  • 39. • Kesiapan lokasi Kesiapan lokasi meliputi persiapan pembersihan, marking dan investigasi tanah. • Kesiapan peralatan Peralatan yang disediakan harus sudah diperhitungkan dengan kebutuhan berdasarkan kondisi tanah dan pondasi tiang yang akan di pakai. • Pemancangan Pemancangan dilakukan hingga kedalaman rencana yang Marking Investigasi tahan
  • 40. Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang 2,2 ton, sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan rumus pemancangan Hiley. Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sesuai dengan jenis alat pancang yang digunakan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Alat pancang dengan jenis drop hammer, diesel atau hidrolik yang disetujui, harus mampu memasukkan tiang pancang dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui.
  • 41. • DROP HAMMER Penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Alat pancang ini bekerjanya sangat lambat jika dibandingkan dengan alat-alat pancang yang lain dan jarang dipergunakan dalam pembangunan konstruksi berat dan modern. • SINGLE – ACTING HAMMER Pemukul (Hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (Hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Jadi di sini tenaga uap hanya dipergunakan untuk mengangkat Hammer saja. • DOUBLE – ACTING HAMMER Penumbuk (hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap samapai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut ditekan ke bawah dengan tenaga uap pula. Jadi disini hammer jatuh dengan kecepatan lebih besar daripada single – acting hammer maupun drop hammer.
  • 42.
  • 43.
  • 45. Tiang Pancang Baja Struktur Pipa baja yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252-10 Grade 2. Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan dari SNI 03-6764-2002 (ASTM A36/A36M-14). Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak boleh kurang dari 4,8 mm. Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk dipancang dengan metode yang ditentukan tanpa distorsi. Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling ujung tiang pancang.
  • 46. Pemancangan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh- contoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud : a) Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang. b) Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang dalam terjadi pada setiap penumbukan. c) Bilamana tiang pancang diperkirakan akan membal (rebound) akibat batu atau tanah yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.
  • 47. Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan (maksimum 25 mm/10 pukulan terakhir untuk tiang pancang baja dan maksimum 35 mm untuk tiang pancang beton), penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus dilakukan sesuai dengan Pasal 7.6.1.9) tentang Pengajuan Kesiapan Kerja.
  • 48. Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus dinamis (Hiley). Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus lain untuk menghitung daya dukung dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. efWH W + n2Wp Pu = ------------------------ X ------------- S + (C1 + C2 + C3)/2 W + Wp Pa = Pu /N
  • 50.
  • 51. PENYAMUNGAN TIANG PANCANG Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan. Bilamana penyambungan tiang pancang tidak dapat dihindarkan, Penyedia Jasa harus menyerahkan metode penyambungan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Sambungan tiang pancang harus dilaksanakan dengan menggunakan las listrik, kemudian daerah sambungan tersebut harus dilapisi dengan jenis cat anti karat sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi 8.7. Tidak ada pekerjaan penyambungan tiang pancang sampai metode penyambungan disetujui secara tertulis dari Pengawas Pekerjaan. Perlindungan cat anti karat pada sambungan tiang pancang dilaksanakan pada daerah mulai 20 cm di atas pelat sambung sampai 20 cm di bawah pelat sambung pada daerah kering. PENYIMPANAN ELEKTRODA ELEKTRODA PENGAPLIKASIAN LAS PADA SAMBUNGAN TIANG PANCANG BAJA
  • 52.
  • 53. Bored Pile - YouTube.MP4 metode pelaksanaan pekerjaan Bor Pile :
  • 54. Pengujian Dinamis Uji beban dinamis digunakan untuk mengetahui daya dukung tiang dan integritas tiang sebagai alternatif uji beban statis. Apabila untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer (PDA), maka alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada tiang dan pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah di sekitarnya akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini mengacu pada ASTM D4945-17. Apabila dipandang perlu, untuk mengetahui integritas tiang dapat dilakukan dengan Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) dan Pile Integrity Test (PIT). Pengujian Pile Integrity Test (PIT) mengacu pada ASTM D5882-16, sedangkan pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) mengacu pada ASTM D6760-16.
  • 55. Pengujian Aksial Tiang Dengan Metode Statik Pengujian Aksial Tiang Metode Dinamik Dengan PDA Test Pengujian Tiang Dengan BDLT (Bidirectional Loading Test) Pengujian Daya Dukung Lateral Tiang Kontrol Kualitas Keutuhan Tiang Jenis-jenis pengujian pada pondasi :
  • 56. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Statik Loading Test Pengujian dengan sistem kentledge Pengujian dengan tiang jangkar
  • 57. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Interpretasi Statik Loading Test Dari hasil uji pembebanan, dapat dilakukan interprestasi untuk menentukan besarnya beban ultimit yang salah satunya menggunakan Metode Davisson. 1. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan. 2. Penurunan elastik dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: 3. Tarik garis OA seperti gambar berdasarkan persamaan penurunan elastik ( Se ). 4. Tarik garis BC yang sejajar dengan garis OA dengan jarak X, dimana X adalah: X = 0.15 + D/120 ….. ( dalam inchi ) dengan D adalah diameter atau sisi tiang dalam satuan inchi. 5. Perpotongan antara kurva beban – penurunan dengan garis lurus merupakan daya dukung ultimit. Se = Penurunan elastik Q = Beban uji yang diberikan L = Panjang Tiang Ap = Luas Penampang Tiang Ep = Modulus elastisitas tiang
  • 58. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Interpretasi Statik Loading Test Interpretasi daya dukung ultimit dengan metode Davisson M.T
  • 59. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test • Prinsip pengujian: Pondasi tiang dipukul dengan palu pancang (hammer), gelombang dan perpendekan tiang yang dihasilkan dimonitor dengan accelerometer dan strain gauge • Gelombang yang dihasilan kemudian diproses dengan mengeliminir komponen dinamis dan menghasilkan tahanan statis tiang. Prosedur Pengujian 1. Pasang sensor PDA (sepasang strain transducer dan sepasang accelerometer) di badan tiang dalam jarak 1 hingga 2 kali diameter (lebar) tiang pada permukaan. 2. Kedua pasang sensor dipasang berpasangan dan berlawanan arah. 3. Tiang diberu beban dinamis dengan cara menjatuhkan kepala palu secara jatuh bebas ke kepala tiang (dengan beberapa variasi ketinggian) 4. Berat palu lebih kurang 1,5% - 2% dari daya dukung rencana.
  • 60. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Interpretasi Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test 1. Dilakukan dengan mengeliminasi komponen dinamis hasil pengukuran 2. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode yang dikenal dengan signal matching 3. Dari signal matching dapat diturunkan daya dukung statis tiang
  • 61. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Osterberg Cell (O-Cell) Test Prinsip Pengujian : Sel Osterberg (O-Cell) dua arah merupakan metode pengujian berkapasitas tinggi pengujian beban statis pada tiang dan secara teknis praktis untuk digunakan. Prosedur Pengujian • Peralatan menggunakan hidrolik jack yang dirancang khusus (O-Cell) yang ditempatkan pada bagian pondasi yang telah ditentukan. • Setelah curing atau set-up, O-Cell hidrolik bertekanan dari permukaan, bersamaan loading bagian tiang di atas sel O-Cel bagian tiang di bawahnya. • Dengan memberikan beban internal, komponen tiang bagian atas O-Cell bertindak sebagai reaksi untuk membebani komponen tiang bagian bawah O-Cell dan sebaliknya. • Sebagai beban diterapkan selama pengujian, sensor elektronik mengukur perpindahan dari kedua bagian tiang. • Dengan cara ini, O-Cell secara bersamaan menguji tahanan ujung dan tahanan kulit dan mengkuantifikasi resistensi mereka secara individual, sehingga memaksimalkan informasi yang diperoleh.
  • 62. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Osterberg Cell (O-Cell) Test
  • 63. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Interpretasi Pile Integrity Test • Parameter Amplitudo meruapakan fungsi penampang tiang, kemudian perubahan sifat tanah dan terakhir adalah perubahan kepadatan (berat jenis material) tiang. • Perubahan impedansi yang paling menonjol adalah di dasar tiang, perbedaan antara material beton dengan tanah di dasar tiang hampir selalu menghasilkan gelombang yang searah dengan gelombang asal. • Perubahan impedansi di sepanjang tiang umumnya timbul akibat kerusakan tiang dapat berupa rekahan, beton berkualitas lebih rendah, sisipan tanah, perubahan penampang tiang (penrkecilan/perbesaran). • Perbesaran penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang berlawanan arah dengan gelombang asal. • Perkecilan penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang searah dengan gelombang asal.
  • 64. PONDASI TIANG PENGUJIAN INTEGRITAS TIANG Uji Sonic Logging • Prinsip pengujian: Pengujian dimulai dengan memasukkan probe uji ke dasar pipa yang telah diisi dengan air hingga penuh (air digunakan sebagai media penghantar gelombang ultrasonik) • Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter dan diterima oleh receiver, dan kemudian ditarik perlahan-lahan untuk mendapatkan kondisi tiang secara keseluruhan. Prosedur Pengujian Transmitter dan receiver dimasukkan ke dalam pipa uji (PVC) atau pipa baja diameter 25 mm yang telah dicor bersama dalam proses pengecoran tiang. Carak maksimum antar pipa berkisar 1 s.d 3 m. Untuk diameter tiang yang kecil (diameter kurang 1 m), transmitter dan receiver dimasukkan ke dalam lobang yang sama yang biasa disebutu single hole method.
  • 65. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Uji Sonic Logging Mekanisme pengujian Sonic Logging
  • 66. PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG Interpretasi Sonic Logging