Dokumen ini membahas jumlah kasus chikungunya di Indonesia antara tahun 2013-2018, dimana tahun 2013 mencatat kasus tertinggi dengan 15.324 kasus, sedangkan tahun 2018 hanya 97 kasus. Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes sebagai vektor.
2. virus yang termasuk dalamgenus Alphavirus.Pada tahun2012 di Kabupaten Kebumen terjadi Kejadian Luar
Biasa (KLB) chikungunya.
Chikungunya merupakan penyakityang disebabkan olehvirus chikungunya (CHIKvirus) merupakanRNA virus
yang termasuk dalamgenus Alphavirus.Pada tahun2012 di Kabupaten Kebumen terjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB) chikungunya dengan kasus sbb : bulan Januari-Junidi Desa Karangsari80 kasus dandi Kelurahan Panjer
bulanMei-Juni sebanyak33 kasus. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kondisi kasus chikungunya
berdasarkan orang, tempat dan waktu, konfirmasi hasil pemeriksaan laboratorium dan keberadaan tersangka
vektordi lingkungan kasus serta menghitung mayaindex.
Tujuan nyamuk menghisap darah adalah untuk memperolehprotein guna mematangkan telur. Nyamuk jantan
tidak menghisap darah, tetapi menghisapsari bunga. Salah satu ciriyang mendukung lebih cepat tersebarnya
penyakityang ditularkan oleh Aedes adalah sifatnyayang multibyting. Aedes Sp mempunyai jarak terbang
sekitar40 m dan ditemukanpada ketinggian kurang dari1000 m dpl, meskipun dengan adanya perubahan iklim
memungkinkan adanya pergeseranhabitat. Aedes membutuhkan siklus menggigit sampai .bertelur dan siap
menghisap darah lagi atauyang dikenal sebagai siklus gonotropik sekitar3-4 hari.
3. Tahun Jumlah kasus
2013 15.324
2014 7.341
2015 2.282
2016 1.702
2017 126
2018 97
tabel & Grafik,
Sales
2013 2014 2015 2016 2017 2018
4. Analisa Data
Dari kasus diatas tahun 2013 dinyatakan kasus terbanyak
karena terdapat 15.324 kasus yang terjadi,
Dan kasus terrendah berada ditahun 2018 sebanyak 97 kasus
yang terjadi.
5. Kesimpulan
Kejadian chikungunya ini pertama kali ditemukandi tahun
20133, dan terus merebak sehingga mencapai 15.324 kasus.
Proses .peningkatan kasusyang berselang waktu sekitar1 (satu)
bulan menunjukkan belum ada kegiatan pencarian kasus secara
aktif sejak ditemukan kasus pertama.Masa inkubasiyang dapat
mencapai maksimal14 hari menunjukkan kemungkinan adanya
kasus perantarayang tidak tercatat oleh petugas kesehatanpada
awal kejadian. Pada bulanMei-Juni baru ada kegiatan surveilans
untuk deteksi dini kasus oleh Puskesmas.dan ditahun 2018 saat
ini sudah ada sekitar 97 kasus.