1. Dokumen ini membahas tentang perilaku merokok di Indonesia, termasuk pengertian merokok, bahaya merokok, jenis rokok, dan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
1. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Perilaku Merokok
Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia”. Suatu permasalahan yang
sering dilupakan oleh banyak orang. Padahal dapat menimbulkan permasalahan
yang cukup besar. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
SISTEM INFORMASI KESEHATAN, Selain itu makalah ini untuk
mengingatkan masyarakat bahwa perilaku merokok memiliki efek yang besar bagi
kesehatan tubuh.
Dalam proses pendalaman materi perilaku merokok ini, tentunya kami
mendapatkan bimbingan dan saran untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kami sampaikan. Demikian makalah ini kami buat semoga membawa
manfaat.
Sukabumi, 13 September 2019
Penulis
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Perilaku Merokok
C. Tips Berhenti Merokok
D. Tabel dan Diagram Persentase Merokok di Indonesia
BAB III TABEL DAN GRAFIK
A. TABEL
B. GRAFIK
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, tanpa terpadu,merata,
dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya –
upaya kesehatan tersebut sesuia dengan bab IV pasal 47 undang undang
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan meliputi pencegahan penyakit
(preventif), peningkatan kesehatan (promotif),penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Kemenkes RI, 2015).
Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering
disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian
dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung,
diabetes dan lain-lain. Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah
meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh
masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktivitas masyarakat;
menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi
sosial ekonomi masyarakat itu sendiri.
HL Bloem (1908) telah mengidentifikasi bahwa derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni: Perilaku, Lingkungan, Pelayanan
kesehatan dan Keturunan. Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan memegang
peran lebih dari 75% dari kondisi derajat kesehatan masyarakat. Perbaikan
lingkungan dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu dilakukan
secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa; untuk itu
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik (Kemenkes,2016).
4. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu
tindakan sistematis dan terancana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh kompenen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
perilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS
harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari
masyarakat yang membangun keperibadian. Germas dapat dilakukan dengan
cara: melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,
membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban (Kemenkes RI, 2016).
Salah satu gerakan masyarakat hidup sehat adalah tidak merokok,
peningkatan konsumsi rokok berdampak pada tingginya beban penyakit
akibat rokok dan meningkatnya angka kematian ). Menurut WHO (world
Health Organization) jumlah kematian orang-orang akibat rokok pada setiap
tahunnya masih tinggi. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok
didunia akan mencapai 10 juta jiwa dan 70% diantaranya berasal dari negara
berkembang (Depkes, 2017). Kebiasaan merokok sering berkaitan dengan
penyakit paru-paru, PPOK, penyakit jantung, ateroma, rheumatoid, dan
impotensi (Asrorun Ni’am, 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) Indonesia merupakan
negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan
India. Dimana Indonesia menjadi negara dengan perokok laki-laki tertinggi di
dunia, yaitu sebesar 66%.
Usia perokok pemula di Indonesia pada usia remaja dan dewasa muda
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 tentang persentase rokok pemula berdasarkan rentan
usia.
Perilaku merokok adalah aktivitas subjek yang berhubungan dengan
perilaku merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, tempat
merokok, waktu merokok dan fungsi merokok (Komalasari & Helmi, 2000).
5. Menurut data Riskesdas tahun 2013 jumlah perokok dengan jenis
kelamin laki-laki adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 47,5%. Dan
perokok dengan latar pendidikan SMA yang paling tinggi sebanyak 28,7%.
Dan juga jumlah perokok terbanyak dari segi pekerjaan ada yang paling
tinggi dengan pekerjaan buruh/petani/nelayan sebesar 44,5%.
Masa remaja (edilerence) sebagai priode transisi perkembangan antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-
perubahan biologis, kognitif, sosio-emosional. Tugas pokok remaja adalah
mempersiapkan diri memasuki fase masa dewasa (Larson dkk 2002 dalam
Santrock, 2017). Remaja mengalami berbagai perubahan pada pertumbuhan
dan perkembangannya (Terri Kyle & Susan Carman, 2015). Pertumbuhan
dan perkembangan remaja meliputi pertumbuhan biologis, perkembangan
psikososial, identitas peran seksual, emosionalitas, perkembanagn kognitif,
perkembngan moral, perkembangan spiritual, perkembanagn sosial, dan
Perkembangan Konsep Diri & Citra Tubuh (Wong,2009).
Bagi mereka yang merokok memiliki persepsi bahwa merokok
menambah kepercayaan diri karena merupakan upaya memperoleh
dukungan sosial dan menjadi relaksasi yang menyenangkan Ratnawati, dkk
(2017). Glenddinning & Inglis (1999) kurangnya rasa percaya diri dan
harga diri adalah masalah pada masa muda dan ini memiliki konsekuensi
untuk masalah perilaku kesehatan - minuman keras, alkohol dan tembakau.
Usia paling rawan seseorang untuk memulai merokok adalah usia remaja.
Hal ini disebabkan usia remaja merupakan peralihan dari anak-anak menuju
dewasa. Dimasa ini umumnya remaja suka mencoba-coba hal yang baru,
meskipun belum tahu akibatnya (Saktyowaty, 2010). Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja antara lain pengaruh
orang tua dan keluarga, pengaruh teman, faktor keperibadian, dan pengaruh
iklan (Saktyowaty,2010).
Santrock (2017) mendefinisikan harga diri adalah dimensi evaluasi
diri secara keseluruhan. Harga diri disebut juga sebagai sebagai nilai diri
atau citra diri. Struat (2013)juga mendefinisikan harga diri (self Esteem)
6. adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.harga diri yang tinggi adalah
perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetap merasa sebagai
seseorang yang penting dan berharga. Komponen harga diri Menurut Felker,
terdapat tiga komponen harga diri pada individu, yaitu Perasaan diterima
(Felling Of Belonging), Perasaan Mampu (Felling Of Competence), dan
Perasaan Mampu (Felling Of Competence) (kamila,2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Merokok?
2. Bagaimana Perilaku Merokok di Indonesia?
3. Bagaimana Tips Berhenti Merokok?
4. Bagaimana Tabel dan Diagram Persentase Merokok di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Merokok.
2. Untuk mengetahui Perilaku Merokok di Indonesia.
3. Untuk mengetahui Tips Berhenti Merokok.
4. Tabel dan Diagram Persentase Merokok di Indonesia ?
7. 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
100 mm (berpariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah rokok. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah kedalam
kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan – bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru – paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataanya itu hanya
hiasan yang dihiraukan oleh penikmat rokok).
Di Indonesia pemasaran rokok adalah pemasaran produk yang paling
heboh gencar menyelusup segenap wilayah kehidupan masyarakat di semua
strata. Tua, muda ,miskin dan kaya bisa menikmati rokok. Hal yang biasa,
produsen rokok menjadisponsor acara Musik , sehingga Masyarakat, atau
kawula muda khususnya,bisa menikmati pertunjukan music artis idolanya
dengan Cuma-cuma. Sponsor acara Olahraga, meskipun didunia Olahraga
merokok merupakan hal yang tabu. Menjadi donator sponsor untuk
pengelolaan keindahan taman suatu Kota, kegiatan seminar dan lain
sebagainya.
1. Bahaya Rokok
Memang banyak sekali bahaya yang dapat ditimbulkan akibat merokok
a. Asap rokok mengandung kurang lebih 400 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 40 jenis diantaranya dapat menyebabkan kanker
8. 16
bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu Tar, Nikotin,
Karbonmonoksida.
b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata
dan pernapasan..
c. Rokok dapat bersifat ketergantungan
d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong
miskin. Sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering
dialihkan untuk membeli rokok
e. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa.
2. Penyakit Akibat Merokok
Berapa penyakit yang diakibatkan oleh asap rokok diantaranya:
a. Kanker mulut
b. Kanker paru-paru
c. Kanker perut
d. Kanker payudara
e. Stroke
f. Kemandulan
g. Bronchitis
h. Osteoporosis
i. Penyakit jantung
B. Perilaku Merokok
1. Definisi Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi sangat luas. Benyamin Bloom (1998) dikutif Notoatmodjo
(2012) membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku,
yakni kognitif (cognitive), Afetif (affective), dan Psikomotor
(psychomotor). Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi tersebut mempunyai bentuk yang bermacam-
9. 17
macam yang pada hakekatnya digolongkan menajdi dua yakni dalam
bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (
dengan tindakan konkrit). Bentuk perialku ini dapat diamati melalui
sikap dan tindakan.
2. Definisi perilaku merokok
Perilaku merokok adalah aktivitas subjek yang berhubungan
dengan perilaku merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok,
tempat merokok, waktu merokok dan fungsi merokok (Komalasari &
Helmi, 2010). Perilaku merokok meupakan sebuah kebiasaan yang dapat
memberikan kenikmatan bagi si perokok itu sendiri (Soetjiningsih,
2010).
3. Jenis Rokok
Dari segi bahan rokok memiliki beberapa jenis. Perbedaannya
didasarkan pada bahan isi rokok adalah rokok sigret, rokok klobot dan
kretek (Dian Oky Saktyowati, 2010). Jenis rokok berdasarkan
pembungkus adalah :
a. Rokok sigaret : rokok yang terbuat dari daun tembakau.
b. Rokok kretek : rokok yang terbuat dari daun tembakau serta
mempunyai campuran aroma dan rasa cengkeh.
c. Rokok klobot : rokok yang terbuat dari daun jagung yang diisi
daun tembakau murni dan cengkeh.
4. Kandungan Rokok
Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekitar 4.000 bahan
kimia yang 200 di antaranya bersifat oksik (beracun) dan 43 diantaranya
pemicu kanker (Dian Oky Saktyowati, 2010). Adapun kandungan kimia
yang yang dikeluarkan rokok adalah :
a. Akrolein
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehid.
Zat ini mengandung kadar alkohol. Artinya, akrolein ini adalah
alkohol yang cairannya telah diambil. Dan cairan ini sangat
mengganggu kesehatan.
10. 18
b. Karbon monoksida
Karbon monoksida merupakan sejenis gas yang tidak berbau dan
tidak berwarna. Gas ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak
sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun
karenaa mudah terikat haemoglobin daripada oksigen.
c. Nikotin
Nikotin adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan dapat
membuat rasa perih. Nikotin ini menghalangi rasa lapar. Itu sebabnya
seseorang bisa merasakan tidak lapar karena merokok. Selain itu,
nikotin merupakan salah satu jenis obat perangsang serta membuat
pemakainnya kecanduan. Nikotin juga menyebabkan dihasilkannya
adrenalin, yaitu hormon yang menyebabkan jantung berdenyut lebih
cepat dan bekerja lebih kuat. Ini berarti jantuk perokok memerlukan
lebih banyak oksigen untuk terus berdenyut. Nikotin juga
menyebabkan darah perokok lebih cepat membeku sehingga beresiko
tinggi terhadap serangan jantung.
d. Amonia
Amonia merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari
nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat
merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada amonia sehingga
jika masuk ke dalam tubuh walaupun dalam jumlah yang sedikit akan
mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
e. Asam format
Asam format ialah sejenis cairan tidak berwarna yang dapat
membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini
dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
f. Hidrogen Sianida
Hidrogen sianida ialah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan,
11. 19
mudah terbakar dan sangat beracun karena dapat menghalangi
pernapasan.
g. Sianida
Sianida ialah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat
berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukan ke dalam tubuh dapat
mengakibatkan kematian.
h. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida iyalah sejenis gas yang tidak berwarna dan jika
terhisap dapat mengakibatkan rasa sakit. Nitrogen oksida ini adalah
janis zat yang pada mulanya digunakan oleh dokter sebagai pembius
ketika melakukan operasi.
i. Formalhedid
Formalhedid ialah sejenis gas tidak berwarna dengan bau yang
tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas
ini juga sangat beracun terhadap semua organisme yang hidup. Bahan
kimia ini banyak digunanakan untuk mengawetkan mayat.
j. Fenol.
Fenol merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari
distilasi (penyaringan) beberapa zat organik, seperti kayu dan arang.
Zat ini beracun dan membahayakan karena terikat dengan protein dan
menghalangi kerja enzim di dalam tubuh.
k. Aseton
Aseton ialah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak
berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.
l. Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida ialah sejenis gas beracun yang mudah terbakar
dengan bau yang keras.
m. Piridin
Piridin ialah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam.
Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan
pembunuh hama.
12. 20
n. Metil klorida
Metil klorida merupakan campuran berbagai macam zat yang
beracun.
o. Metanol
Metanol ialah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan
mudah terbakar. Meminum atau menghisap metanol dapat
mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.
p. Tar
Tar ialah sejenis cairan kental berwarna cokelat tua atau hitam dan
digunakan untuk mengaspal jalan. Tar terdapat dalam rokok. Zat ini
bersifat lengket dan mudah menempel pada paru-paru. Apabila zat
tersebut diisap maka akan mengakibatkan kanker paru-paru.
q. Arsenik
Arsenik ialah bahan yang yang digunakan sebagai racun serangga
dan hama.
r. Kadmium
Kardium ialah zat kimia yang terdapat dalam aki.
s. Naftalena
Naftalena ialah bahan yang beracun yang terdapat dalam obat
serangga.
t. Polonium-210
Polonium ialah bahan radioaktif.
u. Vinil Klorida
Vinil klorida ialah bahan kimia yang digunakan untuk membuat
plastik.
v. DDT
DDT ialah racun serangga untuk membunuh nyamuk dan semut.
13. 21
5. Tipe Prilaku merokok
Menurut (Saktyowaty, 2010) ada empa tipe perilaku merokok
adalah sebagai berikut :
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan
merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
Dalam hal ini, dibedakan menjadi menjadi tiga macam sebagai
berikut :
1) Meningkatkan kenikmatan, yaitu perilaku merokok hanya
untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah
didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
2) Menyenangkan perasaan, yaitu perilaku merokok hanya
dilakukan sekedar untuk menyenangkan perasaan.
3) Kenikmatan saat memegang rokok, yaitu perilaku merokok
untuk mendapatkan kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok.
b. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif, misalnya ia
marah, cemas, gelisah dan stress, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Mereka menggunakan rokok jika perasaan tidak enak
terjadi sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
c. Tipe perilaku merokok yang adiktif (ketagihan). Perokok yang
sudah ketagihan akan menambah dosis rokok yang yang digunakan
setiap saat setelah efek dari rokok yang diisapnya berkurang.
Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka
menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi
kebiasaan rutinnya.
6. Tipe – Tipe Perokok
Menurut (Saktyowaty, 2010) ada bebrapa macam tipe perokok,
yaitu :
14. 22
a. Perokok sangat berat : adalah perokok yang mengkonsumsi rokok
lebih dari 31 batang per hari dan selang merokoknya 5 menit
setelah bangun pagi.
b. Perokok berat : adalah perokok yang mengkonsumsi rokok sekitar
21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi
berkisar antara 6-30 menit.
c. Perokok sedang : adalah perokok yang mengkonsumsi rokok
sekitar 11-21 baang sehari dengan selang waktu 31-60 menit
setelah bangun pagi.
d. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang sehari
dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur.
Selain itu dikenal pula perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok aktif adalah orang yang merokok secara aktif, sedangkan
perokok pasif adalah orang yang menerima asap rokoknya saja
(Saktyowaty, 2010).
7. Tempat Merokok
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok
(Saktyowaty, 2010). Berdasarkan tempat-tempat di mana seseorang
menghisap rokok, maka dapat digolongkan beberapa tipe sebagai
berikut :
a. Merokok di tempat-tempat umum
1) Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara
bergerombol mereka akan menikmati kebiasaannya. Umumnya
mereka masih menghargai orang lain sehingga mereka
menempakan diri di smoking area (tempat merokok).
2) Kelompok yang heterogen (merokok di tengah orang lain yang
tidak merokok).
b. Merokok di tempat-tempat pribadi
1) Dikamar tidur pribadi ; mereka yang memilih tempat-tempat
seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada
15. 23
individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan penuh
dengan rasa gelisah.
2) Di toilet ; perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai
orang yang suka berfantasi.
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Remaja
Usia paling rawan seseorang untuk memulai merokok adalah usia
remaja. Hal ini disebabkan usia remaja merupakan peralihan dari
anak-anak menuju dewasa. Dimasa ini umumnya remaja suka
mencoba-coba hal yang baru, meskipun belum tahu akibatnya
(Saktyowaty, 2010). Adapun hal-hal yang menyebabkan seorang
remaja merokok adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh orang tua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa
remaja perokok merupakan anak-anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tuanya tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman
fisik yang begitu keras. Remaja yang berasal dari keluarga yang
menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik lebih sulit
terlibat dengan rokok. Hal yang paling kuat pengaruhnya adalah
jika orang tua sendiri menjadi contoh, yaitu sebagai perokok berat,
maka anak-anaknya sangat memungkinkan untuk mencontohna.
Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok jika ibu
mereka juga perokok (Saktyowaty, 2010).
b. Pengaruh teman
Berbagai bukti mengungkapkan bahwa jika remaja perokok,
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya merupakan
prokok juga. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,
pertama remaja perokok tersebut terpengaruh oleh teman-temannya
atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri
remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
16. 24
Diantara remaja perokok, sekitar 87% di antaranya mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok
(Saktyowaty, 2010).
c. Faktor Keperibadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu,
ingin melepaskan diri dari stres, atau membebaskan diri dari
kebosanan (Saktyowaty, 2010).
d. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektonik yang
menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang
kejantanan atau glamour (kemewahan), membuat remaja seringkali
terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut. Penelitian WHO, badan kesehatan PBB, juga
menyebutkan bahwa iklan rokok secara tidak langsung mendorong
pada remaja untuk bereksperimen dengan tembakau dan mencoba
merokok (Saktyowaty, 2010).
C. Tips Untuk Berhenti Merokok
1. Kuatkan niat bulatkan tekad
Bagi perokok, untuk berhenti merokok memang sangat sulit
meskipun hanya 15 menit tapi bukan berarti anda tidak bisa berhenti
merokok. Langkah pertama yang harus anda lakukan yaitu menguatkan
tekad dan niat anda.
2. Minta bantuan teman dan keluarga
Publikasikan keinginan anda untuk berhenti merokok kepada
keluarga anda dan minta mereka mereka untuk selalu mengingatkan
bahaya merokok dan tidak merokok dihadapan pecandu.
3. Atur target waktu anda
Pastikan waktu untuk benar-benar bisa berhenti merokok karena
anda tidak bisa langsung berhenti begitu saja karena sulit dan akan
menyiksa. Sebaiknya pecandu memulai sedikit demi sedikit dan
17. 25
memasang target waktu sekitar 2 sampai 3 minggu untuk benar-benar
berhenti merokok.
4. Dimulai dari cara yang mudah
Pecandu bisa merokok dengan kadar yang dikurangi, jadi tidak
sama dengan porsi yang dulu. Jika biasanya anda bisa menghabiskan
hingga 1 bungkus/hari maka mulai sekarang bisa dikurangi dengan 5
batang/hari dan besok harus lebih sedikit lagi.
5. Hindari kebiasaan untuk memancing rasa ingin merokok
Sebaiknya tidak melalukan beberapa kebiasaan yang setelahnya
kamu akan merokok. Seperti minum kopi, alkohol, bergadang, dan juga
berdebat atau kebiasaan lainnya yang sering dilakukan. Semua itu bisa bisa
anda mulai dengan mengkonsumsi buah-buahan dan juga susu karena itu
akan memberikan kesan tidak enak jika didampingi dengan rokok.
6. Cari kesibukan
Jangan sampai terjebak dalam kesendirian sehingga timbul
keinginan untuk merokok lagi, cari kegiatan yang lebih intens dan
membuat lupa akan merokok. Seperti bersepeda, atau berolahraga, dll.
7. Minum lebih banyak air putih
Dengan minum air putih akan mempercepat pembuangan racun
rokok dalam tubuh, dan tidak akan nikmat rasanya jika merokok ditemani
dengan air putih.
8. Sibukan diri anda setelah makan
Jika anda sudah memutuskan untuk benar-benar berhenti.
Kebiasaan setelah makan merokok hilangkan dengan cara setelah makan
langsung pergi untuk mengosok gigi atau berjalan-jalan dengan begtu anda
bisa melupakan kenginan anda untuk merokok setelah makan
9. Hindari tempat yang berasap rokok
Memang cukup sulit mencari tempat bebas asap rokok. Namun
anda bisa memilih tempat seperti perpustakaan, atau took buku.
10. Mengganti rokok (nikotin) dengan yang lain
18. 26
Bisa dengan permen karet, coklat, dan sebagainya. Mungkin
awalnya akan sulit tapi jika dibiasakan, lama-lama juga akan terbiasa.
11. Tetap berfikir positif
Jika anda berniat untuk berhenti merokok, makan jangan anggap
itu sebagai pengorbanan. Anggaplah hal tersebut sebagai langkah untuk
meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.
12. Perbanyak tidur atau istirahat
Alangkah baiknya jika anda menambah waktu istirahat anda.
Selain itu, dengan cara tidur, anda tidak akan berfikir lagi untuk merokok.
13. Berhenti merokok dari sekarang
Langkah selanjutnya yaitu tentu saja memulai untuk berhenti
merokok sekarang juga! Yakinlah bahwa berhenti merokok adalah
keputusan yang tepat dan akan lebih bermanfaat bagi anda.
19. 27
BAB III
TABEL DAN GRAFIK
A. Tabel Persentase Merokok
Persentase Meroko Umur >15 Tahun Berdasarkan Umur Mulai Merokok
Di Indonesia
Tahun 1995, 2001, 2004, 2007, 2010 dan 2013
Umur Mulai
Merokok
Tahun
1995 2001 2004 2007 2010 2013
5 - 9 tahun 0,6 0,4 1,7 1,9 1,7 1,5
10 - 14 tahun 9 9,5 12,6 16 17,5 17,3
15 - 19 tahun 54,6 58,9 63,7 50,7 43,3 56,9
20 - 24 tahun 25,8 23,9 17,2 19 14,6 16,3
25 - 29 tahun 6,3 4,8 3,1 5,5 4,3 4,4
30+ tahun 3,8 2,6 1,82 6,9 18,6 3,6
Sumber : SUSENAS 1995, 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010*
dan 2013*
Catatan : Konsumsi tembakau tiap hari dan kadang-kadang;*) tembakau hisap dan
kunyah
20. 28
B. Diagram Persentase Merokok
Persentase Meroko Umur >15 Tahun Berdasarkan Umur Mulai Merokok
Di Indonesia
Tahun 1995, 2001, 2004, 2007, 2010 dan 2013
Sumber : SUSENAS 1995, 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010*
dan 2013*
Catatan : Konsumsi tembakau tiap hari dan kadang-kadang;*) tembakau hisap dan
kunyah
0
10
20
30
40
50
60
70
5 - 9 tahun 10 - 14
tahun
15 - 19
tahun
20 - 24
tahun
25 - 29
tahun
30+ tahun
1995
2001
2004
2007
2010
2013
21. 29
BAB IV
PEMBAHASAN
Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia masih
tinggi dibanding tahun sebelumnya. Usia pertama kali merokok pada
umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan pada umumnya merokok
sebelum usia 18 tahun. Perokok usia muda di Indonesia semakin meningkat,
dimana hasil survey sosial ekonomi memperlihatkan, terjadi peningkatan yang
mengkhawatirkan perokok di kalangan usia 19 tahun. Ada beberapa alasan
yang membuat remaja merokok, antara lain adalah: 1) Mencontoh dari orang
tua yang juga perokok, 2) Pengaruh teman, sebagian besar remaja ataupun
orang yang merokok memiliki lingkungan pergaulan yang sebagian besar
merokok, 3) Pengaruh diri sendiri, remaja merokok juga karena faktor ingin
tahu serta coba coba, 4) Pengaruh iklan, banyaknya iklan rokok di media
cetak, elektronik, dan media luar ruang telah mendorong rasa ingin tahu
remaja tentang produk rokok (Hasanah, 2011).
Berdasarkan penelitian dari Komasari (2010), bahwa sikap permisif orang
tua dan lingkungan teman sebaya memberikan pengaruh sebesar 38,4%
terhadap perilaku merokok remaja. Sedangkan kepuasan psikologis remaja
memberikan sumbangan yang sangat tinggi terhadap perilaku merokok yaitu
40,9%. Seperti yang telah dikemukakan, bahwa remaja merokok merupakan
upaya untuk dapat diterima di lingkungannya. Hampir 28% subjek
menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi rokok lebih banyak ketika sedang
berkumpul dengan temantemannya. Pengaruh sosial muncul sebagai faktor
kebiasaan merokok di kalangan remaja. Kontribusi pengaruh sosial dapat
secara langsung dan tidak langsung, secara langsung yaitu melalui
pengamatan perilaku orang lain dan berdampak pada kesehatan mereka dan
visibilitas sosial mereka, sedangkan secara tidak langsung, yang berarti bahwa
remaja menunggu orang lain untuk menentukan perilaku mereka. Teman
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan remaja (Vasipoulos &
Roupa, 2015).
22. 30
Hasil penelitian dari Mulyani (2015), bahwa hubungan antar teman sebaya
cenderung memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja.
Pada awalnya perilaku merokok yang dirasakan secara fisik adalah rasa tidak
enak seperti pahit, mual, pusing, tenggorokan kering, dan batuk-batuk, tetapi
remaja masih memiliki keinginan untuk mencoba lebih lanjut. Hal ini
disebabkan oleh ikatan kehidupan berkelompok yang lebih kuat dengan teman
sebaya sebagai partner merokok, sehingga remaja merasakan perasaan
nyaman, rileks, merasa lebih gaul, serta lebih percaya diri.
Sama halnya pada Tabel dan diagram diatas menggambarkan pola umur
merokok di Indonesia, dengan persentase tertinggi mulai merokok pada usia
15-19 tahun atau di masa muda usia sekolah ( 1995-2013). Kasus tahun 2013
menunjukan kenaikan yang cukup besar persentase mulai merokok yaitu
hungga mencapai kurng lebih 14% pada kelompok usia 15-19 tahun dan kasus
terendah terjadi pada tahun 2001 hanya 0,4% dari tahun sebelumnya 1995
dengan kejadian 0,6% usia mulai merokok pada usia 15-19 tahun. Demikian
juga pada usia dewasa muda yaitu 20-24 tahun terjadi peningkatan jumlah
kurang lebih 2% yaitu dari 14,6 % tahun 2010 menjadi 16,3 % tahun 2013.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas usia mulai merokok di indonesia
berusia 15-19 tahun dengan kasus yang cukup mengerikan karna dimulai pada
usia remaja yang seharusnya belum cukup umur untuk merokok.
23. 31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa :
Kebiasaan merokok di kalangan remaja amat membahayakan baik
ditinjau dari segi pendidikan maupun kesehatan serta sosial ekonomi.
Dipandang dari segi pendidikan sudah jelas bahwa hal ini akan
mengganggu pelajarannya, sedangkan dari segi kesehatan akibat kebiasaan
merokok akan menyebabkan berbagai penyakit. Para orang tua murid dan
guru sekolah agar lebih ketat mengambil tindakan yang positif dalam hal
menanggulangi perilaku kebiasaan merokok.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, semoga masyarakat dapat
tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera
meninggalkan kebiasaan perilaku merokoknya, supaya kesehatan tetap
terjaga dan nantinya menjadikan tubuh sehat bugar dan terhindar dari
penyakit yang mengancam jiwa mereka.
24. 32
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016, Maret). Menkes: Usia awal
merokok di Indonesia. Retrieved Oktober 6, 2019, From Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia: Http://Www.Depkes.Go.Id
IAKMI. (2014). Buku Bunga Rampai-Fakta Tembakau dan Permasalahannya,
Edisi V. Tabacco Control and Support Center: Jakarta.
Rizky Septi Nugroho. 2018. Perilaku Merokok Remaja. Jurnal Ilmiah Universitas
Airlangga.