SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
22




                        PANITIA PENGAWAS PEMILUKADA
                   KECAMATAN BEKASI BARAT KOTA BEKASI
    Jl. HARAPAN BARU REGENCY RAYA No1 Kotabaru-Bekasi Barat . Telp/ : (021) 92419942



                                         BAB III

                           PENYELENGGARAAN PEMILU

       Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1.
Sebelum diberlakukannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Namun sejak Juni 2005 Indonesia menganut system pemilihan Kepala Daerah secara
langsung.

       Pada dasarnya daerah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini berkaitan dengan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah yang seharusnya sinkron dengan pemilihan presiden dan wakil presiden, yaitu
pemilihan secara langsung. Menurut Rozali Abdullah, beberapa alasan mengapa diharuskan
pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung2, adalah:

III.1.1. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat

       Warga masyarakat di daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari warga
masyarakat Indonesia secara keseluruhan, yang mereka juga berhak atas kedaulatan yang
merupakan hak asasi mereka, yang hak tersebut dijamin dalam konstitusi kita Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Oleh karena itu, warga masyarakat di daerah,
berdasarkan kedaulatan yang mereka punya, diberikan hak untuk menentukan nasib daerahnya
masing-masing, antara lain dengan memilih Kepala Daerah secara langsung.




III.1.2. Legitimasi yang sama antar Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan DPRD
1
2
23


       Sejak Pemilu legislatif 5 april 2004, anggota DPRD dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui sistem proporsional dengan daftar calon terbuka. Apabila Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah tetap dipilih oleh DPRD, bukan dipilih langsung oleh rakyat, maka tingkat
legitimasi yang dimiliki DPRD jauh lebih tinggi dari tingkat legitimasi yang dimiliki oleh
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

III.1.3. Kedudukan yang sejajar antara Kepala Daerah dan wakil daerah dengan DPRD

       Pasal 16 (2) UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa
DPRD, sebagai Badan Legislatif Daerah, berkedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintah
daerah. Sementara itu, menurut Pasal 34 (1) UU No. 22 Tahun 1999 Kepala Daerah dipilih
oleh DPRD dan menurut pasal 32 ayat 2 jo pasal 32 ayat 3 UU No.22 Tahun 1999, Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD. Logikanya apabila
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD maka kedudukan
DPRD lebih tinggi daripada Kepala Daerah. Oleh karena itu, untuk memberikan mitra sejajar
dan kedudukan sejajar antar Kepala Daerah dan DPRD maka keduanya harus sama-sama
dipilih oleh rakyat.

III.1.4. UU No.22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD

       Dalam UU diatas, kewenangan DPRD untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah sudah dicabut.

III.1.5. Mencegah politik uang

       Sering kita mendengar isu politik uang dalam proses pemilihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah oleh DPRD. Masalah politik uang ini terjadi karena begitu besarnya
wewenang yang dimiliki oleh DPRD dalam proses pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah. Oleh karena itu, apabila dilakukan pemilihan Kepala Daerah secara langsung
kemungkinan terjadinya politik uang bisa dicegah atau setidaknya dikurangi.

       Undang-undang nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggara pemilihan umum,
mengamanatkan bahwa Pilkada dibawa kedalam ranah Pemilihan umum. Sehingga secara
resmi dinamakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pilkada yang
pertama kali diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta.
Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi
24


dan     Panwaslu    Kabupaten/Kota.   Khusus   di   Nanggroe     Aceh   Darussalam,   Pilkada
diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia
Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh).

         Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 56, peserta Pilkada adalah
pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini
diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta
pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah
orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang
membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004. Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, peserta Pilkada juga dapat diusulkan oleh
partai politik lokal.

         Pilkada langsung sebagai pengejawantahan dari demokratisasi lokal telah dilaksanakan
di berbagai daerah di Indonesia. Banyak evaluasi dan dan analisa mengenai pelenggaraannya
menyimpulkan suatu kondisi yang sama, yaitu         bahwa penyelengaraan Pilkada langsung
belum sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan. Penerapan di lapangan masih menyisakan
masalah yang mendasar. Pilkada langsung masih didominasi kelompok elitis tertentu melalui
oligarki politik, sehingga pilkada langsung menjadi proses demokratisasi semu. Partisipasi
masyarakat lebih bersifat di mobilisasi. Hal ini sama halnya dengan proses politik sebagai
suatu penguatan demokrasi lokal masih belum terjadi, justru konflik-konflik horizontal yang
mengarah kepada anarkisme cenderung sering terjadi, yang disinyalir sebagai akibat dari
adanya berbagai kelemahan dalam tata peraturan penyelenggaraannya, dan munculnya
berbagai manipulasi dan kecurangan.

Permasalahan – permasalahan yang timbul selama penyelenggaraan pilkada langsung, yaitu :

      a. Permasalahan kelembagaan pilkada langsung
         Permasalahan ini berkaitan erat dengan KPUD sebagai penyelenggara Pilkada,
         pengawas ( PANWASLU ) serta dukungan pemerintah daerah selama pilkada
         berlangsung.
      b. Permasalahan dalam tahapan persiapan pilkada langsung
         Permasalahan krusial yang kerap terjadi selama pilkada antara lain adalah sempitnya
         masa pemberitahuan dari DPRD kepada Kepala Daerah dan KPUD tentang masa

More Related Content

What's hot

Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahNorsel Maranden
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahSuprijanto Rijadi
 
Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22
Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22
Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22acengrian
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahErreina Saifa
 
7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslimKrisna Yasa
 
Pancasila sila iv, xii ipa 1
Pancasila sila iv, xii ipa 1Pancasila sila iv, xii ipa 1
Pancasila sila iv, xii ipa 1087dwi
 
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaAhsanul Minan
 
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Ahsanul Minan
 
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kotaHubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kotaEvan Setio
 
Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019
Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019
Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019AndamAnnisa
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluAhsanul Minan
 
Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004Parja Negara
 
Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah anggunnrjnnahhh
 

What's hot (17)

Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22
Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22
Dinamika pemilihan kepala daerah menurut uu no 22
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
PKPU 22 tahun 2018
PKPU 22 tahun 2018PKPU 22 tahun 2018
PKPU 22 tahun 2018
 
7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
Pancasila sila iv, xii ipa 1
Pancasila sila iv, xii ipa 1Pancasila sila iv, xii ipa 1
Pancasila sila iv, xii ipa 1
 
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
 
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
 
Uu 04 2000
Uu 04 2000Uu 04 2000
Uu 04 2000
 
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kotaHubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
 
Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019
Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019
Syarat Menjadi Caleg di Pemilu 2019
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
 
Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004
 
Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah
 
Uu 32 2004
Uu 32 2004Uu 32 2004
Uu 32 2004
 

Similar to Bab iii penyelenggaraan pemilu

Tugas hukum kons uas hasyim
Tugas hukum kons uas hasyimTugas hukum kons uas hasyim
Tugas hukum kons uas hasyimyuni arifiani
 
PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif FilosofisPEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif FilosofisAgus Widiyanto
 
Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011
Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011
Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011Ahsanul Minan
 
Dinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptx
Dinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptxDinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptx
Dinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptxKuyungRizal1
 
Implementasi putusan mk atas pilkada gresik
Implementasi putusan mk atas pilkada gresikImplementasi putusan mk atas pilkada gresik
Implementasi putusan mk atas pilkada gresikWishRoom
 
Potensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpkPotensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpkMuhammad Yunus
 
PERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdfPERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdfSekolahDai
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanPotllot Ibenk
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Lesmana Putra
 
Sistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala DaerahSistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala Daerahsangdamar
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanDavid Rosidi
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...Lesmana Putra
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanTerminal Purba
 

Similar to Bab iii penyelenggaraan pemilu (20)

Tugas hukum kons uas hasyim
Tugas hukum kons uas hasyimTugas hukum kons uas hasyim
Tugas hukum kons uas hasyim
 
PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif FilosofisPEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
 
Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011
Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011
Gambaran pelaksanaan pemilukada 28 sept-2011
 
Dinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptx
Dinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptxDinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptx
Dinamika Pemilihan Kepala Daerah.pptx
 
Makalah Polemik RUU Pilkada
Makalah Polemik RUU PilkadaMakalah Polemik RUU Pilkada
Makalah Polemik RUU Pilkada
 
amandemen uud 1945
 amandemen uud 1945 amandemen uud 1945
amandemen uud 1945
 
Bab i
Bab   iBab   i
Bab i
 
Implementasi putusan mk atas pilkada gresik
Implementasi putusan mk atas pilkada gresikImplementasi putusan mk atas pilkada gresik
Implementasi putusan mk atas pilkada gresik
 
Potensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpkPotensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpk
 
pro pemilu langsung
pro pemilu langsungpro pemilu langsung
pro pemilu langsung
 
Uu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 PjlsUu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 Pjls
 
PERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdfPERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdf
 
Uu 12 2003
Uu 12 2003Uu 12 2003
Uu 12 2003
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
 
Sistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala DaerahSistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala Daerah
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 

More from Lunandi Syaiful

Struktur organisasi panwascam bb
Struktur organisasi panwascam bbStruktur organisasi panwascam bb
Struktur organisasi panwascam bbLunandi Syaiful
 
Bab v pelanggaran pemilu dan penangannya
Bab v pelanggaran pemilu dan penangannyaBab v pelanggaran pemilu dan penangannya
Bab v pelanggaran pemilu dan penangannyaLunandi Syaiful
 
Bab iv pengawasan pemilu
Bab iv pengawasan pemiluBab iv pengawasan pemilu
Bab iv pengawasan pemiluLunandi Syaiful
 
Bab ii organisasi pengawas pemilu
Bab ii organisasi pengawas pemiluBab ii organisasi pengawas pemilu
Bab ii organisasi pengawas pemiluLunandi Syaiful
 
Daftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarDaftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarLunandi Syaiful
 

More from Lunandi Syaiful (7)

Struktur organisasi panwascam bb
Struktur organisasi panwascam bbStruktur organisasi panwascam bb
Struktur organisasi panwascam bb
 
Bab vi penutup
Bab vi penutupBab vi penutup
Bab vi penutup
 
Bab v pelanggaran pemilu dan penangannya
Bab v pelanggaran pemilu dan penangannyaBab v pelanggaran pemilu dan penangannya
Bab v pelanggaran pemilu dan penangannya
 
Bab iv pengawasan pemilu
Bab iv pengawasan pemiluBab iv pengawasan pemilu
Bab iv pengawasan pemilu
 
Bab ii organisasi pengawas pemilu
Bab ii organisasi pengawas pemiluBab ii organisasi pengawas pemilu
Bab ii organisasi pengawas pemilu
 
Daftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarDaftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantar
 
Cover laporan akhir
Cover laporan akhirCover laporan akhir
Cover laporan akhir
 

Bab iii penyelenggaraan pemilu

  • 1. 22 PANITIA PENGAWAS PEMILUKADA KECAMATAN BEKASI BARAT KOTA BEKASI Jl. HARAPAN BARU REGENCY RAYA No1 Kotabaru-Bekasi Barat . Telp/ : (021) 92419942 BAB III PENYELENGGARAAN PEMILU Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1. Sebelum diberlakukannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Namun sejak Juni 2005 Indonesia menganut system pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Pada dasarnya daerah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini berkaitan dengan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang seharusnya sinkron dengan pemilihan presiden dan wakil presiden, yaitu pemilihan secara langsung. Menurut Rozali Abdullah, beberapa alasan mengapa diharuskan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung2, adalah: III.1.1. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat Warga masyarakat di daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari warga masyarakat Indonesia secara keseluruhan, yang mereka juga berhak atas kedaulatan yang merupakan hak asasi mereka, yang hak tersebut dijamin dalam konstitusi kita Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Oleh karena itu, warga masyarakat di daerah, berdasarkan kedaulatan yang mereka punya, diberikan hak untuk menentukan nasib daerahnya masing-masing, antara lain dengan memilih Kepala Daerah secara langsung. III.1.2. Legitimasi yang sama antar Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan DPRD 1 2
  • 2. 23 Sejak Pemilu legislatif 5 april 2004, anggota DPRD dipilih secara langsung oleh rakyat melalui sistem proporsional dengan daftar calon terbuka. Apabila Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tetap dipilih oleh DPRD, bukan dipilih langsung oleh rakyat, maka tingkat legitimasi yang dimiliki DPRD jauh lebih tinggi dari tingkat legitimasi yang dimiliki oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. III.1.3. Kedudukan yang sejajar antara Kepala Daerah dan wakil daerah dengan DPRD Pasal 16 (2) UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa DPRD, sebagai Badan Legislatif Daerah, berkedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintah daerah. Sementara itu, menurut Pasal 34 (1) UU No. 22 Tahun 1999 Kepala Daerah dipilih oleh DPRD dan menurut pasal 32 ayat 2 jo pasal 32 ayat 3 UU No.22 Tahun 1999, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD. Logikanya apabila Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD maka kedudukan DPRD lebih tinggi daripada Kepala Daerah. Oleh karena itu, untuk memberikan mitra sejajar dan kedudukan sejajar antar Kepala Daerah dan DPRD maka keduanya harus sama-sama dipilih oleh rakyat. III.1.4. UU No.22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD Dalam UU diatas, kewenangan DPRD untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sudah dicabut. III.1.5. Mencegah politik uang Sering kita mendengar isu politik uang dalam proses pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh DPRD. Masalah politik uang ini terjadi karena begitu besarnya wewenang yang dimiliki oleh DPRD dalam proses pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Oleh karena itu, apabila dilakukan pemilihan Kepala Daerah secara langsung kemungkinan terjadinya politik uang bisa dicegah atau setidaknya dikurangi. Undang-undang nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggara pemilihan umum, mengamanatkan bahwa Pilkada dibawa kedalam ranah Pemilihan umum. Sehingga secara resmi dinamakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pilkada yang pertama kali diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta. Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi
  • 3. 24 dan Panwaslu Kabupaten/Kota. Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 56, peserta Pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, peserta Pilkada juga dapat diusulkan oleh partai politik lokal. Pilkada langsung sebagai pengejawantahan dari demokratisasi lokal telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Banyak evaluasi dan dan analisa mengenai pelenggaraannya menyimpulkan suatu kondisi yang sama, yaitu bahwa penyelengaraan Pilkada langsung belum sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan. Penerapan di lapangan masih menyisakan masalah yang mendasar. Pilkada langsung masih didominasi kelompok elitis tertentu melalui oligarki politik, sehingga pilkada langsung menjadi proses demokratisasi semu. Partisipasi masyarakat lebih bersifat di mobilisasi. Hal ini sama halnya dengan proses politik sebagai suatu penguatan demokrasi lokal masih belum terjadi, justru konflik-konflik horizontal yang mengarah kepada anarkisme cenderung sering terjadi, yang disinyalir sebagai akibat dari adanya berbagai kelemahan dalam tata peraturan penyelenggaraannya, dan munculnya berbagai manipulasi dan kecurangan. Permasalahan – permasalahan yang timbul selama penyelenggaraan pilkada langsung, yaitu : a. Permasalahan kelembagaan pilkada langsung Permasalahan ini berkaitan erat dengan KPUD sebagai penyelenggara Pilkada, pengawas ( PANWASLU ) serta dukungan pemerintah daerah selama pilkada berlangsung. b. Permasalahan dalam tahapan persiapan pilkada langsung Permasalahan krusial yang kerap terjadi selama pilkada antara lain adalah sempitnya masa pemberitahuan dari DPRD kepada Kepala Daerah dan KPUD tentang masa