Puisi "Tuhan, Kita Begitu Dekat" menceritakan tentang betapa dekatnya penyair dengan Tuhan. Penyair merasa seperti api dengan panas dan kain dengan kapas dalam kedekatan dengan Tuhan. Penyair juga merasa bahwa dirinya selalu diawasi dan dipandu oleh Tuhan ke jalan yang lurus seperti arah angin. Puisi ini ingin menyampaikan pesan bahwa jika manusia dekat dengan Tuhan, maka hati akan merasa tenang
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Analisis struktur puisi tuhan, kita begitu dekat
1. Tuhan, Kita Begitu Dekat
Karya Abdul Hadi W.M
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti api dengan panas
Aku panas dalam apimu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti angin dengan arahnya
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini nyala
Pada lampu padammu
Sumber : Majalah Horison,
Edisi Khusus Puisi International Indonesia, 2002
2. Analisis Berdasarkan Struktur Batin
a. Tema
Merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pada puisi “Tuhan, Kita Begitu Dekat”
penyair menggunakan tema ketuhanan, karena terdapat pada beberapa bait sang penyair mengatakan” Tuhan,
Kita Begitu Dekat” atau sang penyair ingin Tuhan, Kita Begitu Dekat dari segala apa yang telah dia lakukan.
Bait “Tuhan, Kita Begitu Dekat” dalam puisi terdebut diulang tiga kali, hal ini menunjukkan bahwa antara
penyair dan Tuhan telah terjalin komunikasi yang erat. Kita dapat merasakan dekat dan tidaknya dengan Tuhan
ukurannya adalah salah satunya selalu berbuat baik dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa pun, karena
merasa dirinya selalu diawasi Tuhan dimana saja ia berpijak.
b. Perasaan (Feeling)
Suasana perasaan sang penyair yang diekspresikan dan harus dihayati oleh pembaca. Pada puisi
“TUHAN, KITA BEGITU DEKAT” sang penyair merasa dekat dengan Tuhan karena dalam puisi
tersebut penyair mengungkapkan betapa dekatnya dia dengan Tuhan dalam perumpamaanperumpamaan
yang ada dalam puisi tersebut. Dalam perumpamaan-perumpamaan dalam puisi
tersebut sang penyair mengungkapkan kedekatannya dengan Tuhan di setiap detik perjalanan
hidupnya dan dimana pun dia berada. Sang penyair juga mengungkapkan bahwa kedekatannya
dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan (kuat). Dan juga kedekatannya dengan Tuhan sampai membuat
jalan hidupnya lurus di jalan Tuhan . Seperti dalam larik ketiga yang berbunyi, “seperti angin dengan
arahnya”.
c. Nada dan Suasana
(1)Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca Puisi “TUHAN, KITA BEGITU DEKAT” sikap
penyair terhadap pembaca yaitu : tenang dan tulus karena dia mengungkapkan betapa dekatnya dia
dengan Tuhannya. (pada bait bait ketiga yang berbunyi “Seperti angin dengan arahnya”)
(2) Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi yaitu : pembaca merasa damai
dan tenang karena merasa dekat dengan Tuhan seperti apa yang dirasakan oleh penyair. Seperti bait
kedua dan ketiga dalam puisi yang berbunyi “seperti kain dengan kapas” dan “seperti angin dengan
arahnya”
d. Amanat (pesan)
Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Pada puisi “TUHAN,
KITA BEGITU DEKAT” amanat yang terkandung yaitu :
3. (1) Segala sesuatu yang kita kerjakan diketahui oleh Tuhan karena Tuhan dekat dengan kita
maka kita harus berhati-hati dalam bertindak.
(2) bila kita dekat dengan Tuhan maka hati kita akan merasa damai.