Penerapan kurikulum KTSP memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam menyusun kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Guru dituntut untuk menjadi fasilitator yang mendorong siswa aktif belajar, sementara pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai metode seperti diskusi kelompok dan penugasan mandiri.
3. BAB 1
PENDAHULUAN
Komponen penting dalam pendidikan yaitu kurikulum, sebab
kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan
acuan oleh setiap satuan pendidikan baik penyelenggara yaitu
para guru dan kepala sekolah. Kurikulum ini dibuat secara
sentralistik yaitu setiap satuan pendidikan diharuskan untuk
melaksanakan dan mengimplementasikan ssuai dengn petunjuk
teknis dan petunjuk pelaksana yang disusun oleh pemerintah
pusat menyerti kurikulum tersebut. Dan guru sebagai pelaku
utama dalam menjabarkan kurikulum tersebut.
Pergantian kurikulum dari KBK ke KTSP bertujuan untuk
menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru
karena guru lebih banayk dilibatkan dan memiliki tanggung
jawab yang memadai.
4. Kendala penerapan KTSP diantaranya kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan KTSP. Penerapan KTSP ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui kemaandirian
sekolah. Selain itu, KTSP menuntut banyak hal dari sekolah
seperti profesional, kreativitas, kemandirian guru dan
kepala sekolh sert keterlibatan masyarakat.
5. Komentar :
Dalam pembelajaran disekolah sangat penting adanya
kurikulum karena dengan ada nya kurikulum dalam suatu
pembelajaran semua nya akan terprogram dengan baik ,
apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan mudah
tercapai dengan adanya kurikulum karena kurikulum disini
sebagai acuan dalam sebuah pembelajaran . Kuirkulum
KTSP ini baik dilakukan oleh sekolah sekolah sekarang
karena ktsp disini mengikuti standar kompetensi nya
menurut sekolah sendiri dan dibuat oleh sekolah sendiri.
Disini guru harus mampu menyesuaikan kurikulum apa
yang dipakai dan harus selalu siap jika kurikulum sewaktu-
waktu di ganti begitu cepat.
6. BAB 2
Landasan Penyusunan Kurikulum
Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang
kuat didasarkan atas hasil-hasil dan pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997)
ada landasan utama dalam pengembangan kurikulum yakni :
1. Filosofis
Filosofis tersebut terdiri dari 5 aliran filsafat yaitu :
a. Perenialisme
b. Essensialisme
c. Eksistensialisme
d. Progresivisme
e. Rekonstruksivisme
7. 2. Landasan psikologis
adalah landasan yang mempelajari tentang tingkah laku dan
prilaku siswa. Dalam pengembangan kurikulum tersebut guru
harus memperhatikan watak, cara berfikir semua siswa nya.
3. Landasan Sosial Budaya
pendidikan mampu mempersiapkan peserta didik untuk terjun
ke masyarakat dimna disana mereka membangun kehidupan
masyarakat dengan melakukan perubahan sesuai dn
penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di
sekitar masyarakat itu.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam kurikulum haruslah sesuai dengan IPTEK yang
berkembang pada zaman sekarang dalam upaya pemanfaatan
teknologi dan bisa lebih mudah juga dalam suatu pembelajaran.
8. Komentar :
Seorang guru harus mengetahui apa saja yang menjadi
landsan dalam penyusunan kurikulum karena didalam nya
tercangkup berbagai landasan seperti landsan psikologis ,
landasan IPTEK dan lain-lain . Contohnya dalam
pembealajaran seorang guru harus mampu mengetahui
dan mempelajari tingkah laku pelajarnya sehingga jika
dalam proses belajar akan lebih mudah dalam
menyampaikan materi yang di ajarkan.
9. BAB 3
Dari KBK ke KTSP
Perubahan kurikulum pada dasarnya memng dibutuhkan
manakala kurikulum yang berlaku di pandang sudah tidak
efektif dan relevan lagi dengan tuntutan dan perkembangan
zaman dan setiap perubahan itu akan mengandung resiko dan
konsejuensi tertentu. Perubahan kurikulum pada tingkat sekolah
justru perlu di lakukan secara terus menerus. Pergantian
kurikulum dari KBK ke KTSP ini di berlakukan secara berangsur
angsur pada tahun 2006/2007. Dalam KTSP memberikan
tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. KTSP ini di
tandai dengan ketersediaannya sarana dan prasarana,
pengalaman KBK dan rasio siswa karena dijadikan pengalaman
dalam menerapkan KTSP yang ditetapkan oleh Kepala sekolah
dengan memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan
harus diketahui oleh Kepala Dinas dan Kebudayan pendidikan.
10. Komentar :
Perubahan kurkulum dari KBK menjadi KTSP memang
sangat membingungkan pihak sekolah terutama guru.
Dalam hal ini guru harus selalu siap apabila ada pergantian
kurikulum sehingga bisa langsung menerapkan kurikulum
tersebut. Pergantian kurikulum dari KBK ke KTSP sangat
baik karena dengan KTSP disini tidak hanya guru yang di
tuntut untuk aktif namun bagi siswa juga di tuntut untuk
aktif dalam kegiatan proses belajar sehingga bisa memacu
siswa menjadi lebih berani ,aktif dan kreatif.
11. BAB 4
KTSP Dan Otonomi Daerah
Beberapa ciri terpenting dari KTSP adalah sebagai berikut :
1. KTSP menganut prinsip fleksibilitas
2. KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk
mengubah kebiasaan lama yakni kebergantungan pada
birokrat.
3. Guru kreatif dan sisw aktif
4. KTSP dikembangkan dengan menganut prinsip diversifikasi.
5. KTSP sejalan dengan konsep desentralisasi pendidikan dan
manajemen berbasis sekolah.
6. KTSP tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni.
7. KTSP beragama dan terpadu.
12. Otonomi pendidikan merupakan “embrio” untuk menuju
otonomi pendidikan itu sendiri. Embrio tersebut nantinya
akan terjbar dalam konsep manajemen berbasis sekolah dan
manajemen berbasis masyarakat. Dengan demikian KTSP
merupakan akhir dri wujud desentralisasi pendidikan
dimana sekolah mempeunyai wewenang yang besar dalam
mengolah, mengelola dan memajukan sekolahnya sendiri.
Sedangkan pemerintah tidak lagibanyak ikut campur
dalam urusan pendidikn disetiap daerah kabupaten atau
kota.
13. Komentar :
penerapan kurikulum di daerah otonomi memang
tergantung oleh pihak sekolah yang membuatnya
namun dengan diberlakukannya kurikulum seperti itu
sekolah harus lebih bisa menciptakan atau mencetak
lulusan yang bermutu dan bisa bersaing dengan
lingkungan yang ada disekitarnya.
14. BAB 5
Kegiatan Pembelajaran Berbasis KTSP
Dalam KTSP guru berperan sebagai fasilitator dan pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Kegiatan tersebut dilakukan
melalui diskusi yang melibatkan partisipasi dari semua peserta
didik. Dalam hal ini guru hanya mengarahkan bagaimana
diskusi berjalan.
kegiatan pembelajaran dapat juga melibatkan orangtua dan
masyarakat. Sekolah dapat mengundang orang yang
mempunyai profesi tertentu atau ahli dlam bidang tertentu
untuk berbicara dan berdialog dengan peserta didik.
peran guru mengalami pergeseran yaitu penguatan peran guru
sebagai motivator. Proses pembelajaran akan berhasil manakala
siswa mempunyai motivasi dalam belajar, olehkarena itu guru
perlu menumbuhkan motivasi belajar sisiwanya.
15. Komentar :
Kegiatan pembelajaran berbasis ktsp dalam pembelajaran ,
guru harus bisa mengarahkan murid-murid nya agar dalam
proses belajar bisa berjalan dengan lancar dan disini guru
sebagai motivator yaitu guru harus bisa menumbuhkan rasa
semangat belajar siswa dalam kelas sehingga siswa menjadi
lebih tanggap dalam menerima materi pelajaran yang
diajarkan.
16. BAB 6
Pengembangan Dan Pengayaan KTSP
Kegiatan pengembangan diri di fasilitasi atau dibimbing oleh
konseler, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik .
Pembelajaran pengayaan berupa mengembangkan keterampilan
berfikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah,
eksperimentasi, inovasi, keterampilan kesenian, keterampilan gerak
dan lain-lain. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan
kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan
tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka
mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
17. Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan yaitu :
1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum untuk disajikan
kepada peserta didik yaitu berupa peristiwa sejarah, buku,
tokoh masyarakat yang secara regular tidak tercakup
dalam kurikulum.
2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik
agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan
investigasi terhadap topik yang diminati dalam benuk
pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik
yang memiliki kemampuan lebih tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah atau pendekatan
investigatif/penelitian ilmiah.
18. Komentar :
Pengembangan dan pengayaan dalam pembelajaran
sangat di perlukan karena dengan adanya pengembangan
peserta didik akan lebih memahami bakat apa yang
terpendam sehingga mereka bisa menyalurkan nya ke
dalam eksrtakulikuler yang telah di sediakan oleh pihak
sekolah . Dengan begitu siswa akan lebih bisa menggali
potensi yang ada dalam dirinya sendiri dan hal tersebut
akan berjalan dengan baik jika guru membimbing dan
melatihnya dengan baik juga . Berarti guru hanya menjadi
fasilitator bagi para peserta didiknya.
19. BAB 7
Peran Guru Dalam Pembelajaran KTSP
Peran guru dalam pembelajaran KTSP yakni yaitu bagaimana
seorang guru mampu menciptakan suatu model pembelajaran
yang menggabungkan antara materi pelajaran dengan dunia
nyata, baik teknologi sebagai media untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Dalam KTSP sekolah
diberikan keleluasaan yang besar untuk membuat warna warni
baru duni pendidikan. Dalam hal ini, kreativitas guru untuk
berfikir kreatif dan inovatif, agar semua yang ada dalam sarana
dan prasara sekolah dapat dijadikan sebagai sarana
pembelajaran yang baik,menyenangkan dan menantang.
Guru sebagai pelaksana pembelajaran perlu terus menerus
mengembangkan diri ,memperkaya ilmu pengetahuan .selain itu
juga Peran guru tidak lagi menjadi “penceramah”, melainkan
jadi Fasilitator. Dengan cara ini peserta didik akan terus menerus
dipacu untuk berusaha mencari informasi secara aktif.
20. Komentar :
Peran seorang guru dalam pembelajaran ktsp ini yaitu
seorang guru harus mampu menjadi motivator di kelas
,menjadi fasilitator dan sebagai media dalam proses belajar.
Seorang guru harus bisa menciptakan model pembelajaran
yang menyenangkan bagi peserta didiknya agar
terciptanya suasana belajar yang menyenangkan sehingga
peserta didik pun bisa mengikuti proses belajar ini dengan
senang dan materinya mudah di tanggap oleh para peserta
didik.
21. BAB 8
KTSP Sebagai Pembelajaran Visioner
Pembelajaran hakikatnya adalah proses interaksi antara pelajar
dengan lingkungannya ,sehingga terjadi perubahan prilaku ke
arah yang lebih baik. Pada umunya pada pembelajaran berbasis
KTSP mencakup 3 hal, yaitu pre tes, pembentuksn kompetensi,
dan post tes.
1. Pre Tes ( tes awal )
pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fungsi pre tes tersebut
antara lain :
Untuk menyiapkan pelajar dalam proses belajar
Untuk mengetahui tingkat kemajuan pelajar
Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah di miliki
pelajar
Untuk mengetahui dari mana seharusnya pembelajaran
dimulai.
22. 2. Pembentukan kompetensi
pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan
pembelajaran yaitu bagaimana kompetensi dibentuk pada pelajar dan
bagaimana tujuan-tujuan direalisasikan. Proses pembentukan
kompentensi dikatakan efektif apabila seluruh pelajar terlibat aktif,
baik mental , fisik maupun sosialnya. Metode dan strategi belajar
mengajar yang kondusif untuk hal tersebut perlu dikembangkan, yaiotu
metodi inkuiri, discovery, problem solving dan lain-lainnya.
3. Post Tes
fungsi post tes antara lain dapat di kemukakan sebagai berikut :
Untuk mengetahui tingkat penguasaan pelajar terhadap kompetensi
yang telah ditentukan
Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai
oleh pelajar serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasai
Untuk mengetahui pelajar yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan
perlu mengikuti kegiatan pengayaan serta untuk mengetahui tingkat
kesulitan beljara yang dihadapi
23. Dalam penyusunan KTSP ,kegiatan pembelajaran terdiri
dari kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Selain itu juga dalam
penyusunan KTSP , sekolah memerlukan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan selain mengelola proses
pembelajaran disekolah yaitu :
Kemampuan mengalisis potensi dan kekuatan / kelemahan
yang ada di sekolah
Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di
masyarakat dan lingkungan sekitar
Mengudentifikasi standar isi dan Standar Kompetensi
Lulusan.
24. Komentar :
Dalam ktsp sebagai pembelajaran visioner telah
disebutkan jika ktsp itu mencangkup 3 hal yaitu pre
tes , pembentukan kompetensi dan post test. Bagi
guru harus mengetahui ketiga hal itu karena dalam
pembelajaran sangat penting. Dalam proses
pembelajaran guru harus mempersiapkan materi
yang akan di berikannya dengan sebaik mungkin
setelah itu apakah si murid bisa menangkap materi
nya atau tidak , dari sana di adakannya evalulah asi
bagi guru , dan proses evaluasi tersebut akan
membantu guru menentukan kemajuan prestasi
murid tersebut apakah sesuai target atau visi yang
telah ditetapkan atau tidak.
25. BAB 9
Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum
untuk mewujudkan sekolahn efektif, produktif dan
berprestasi. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan ,kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ,
teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan hidup
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
26. 6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentngan nasional dan kepentingan
daerah.
27. Komentar :
Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip
pengembangan ktsp karena dengan mengetahui
seorang guru akan lebih bisa mengeksplorasi
muridnya menjadi sesuatu yang lebih baik ,lebih
kreatif, lebih bermasyarakat dan lebih berwawasan
luas. Dengan begitu murid bisa membantu sekolah
mewujudkan tujuan yang ingin di capai oleh
sekolah tersebut.
28. BAB 10
PENUTUP
KTSP adalah salah satu wujud reformasi pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi ,
tuntutan dan keperluan masing-masingnya. Otonomi dalam
pengembangan kurkulum dan pembelajaran merupakan potensi
bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah ,
menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait
dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pendidikan, khususnya kurikulum. Dalam kurikulum KTSP
sekolah menerapkan “ full authority and responsibility” dalam
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, mis, dan tujuan
pendidikan . Pengembangan KTSP dilakukan oleh guru, kepala
sekolah setra komite sekolah dan Dewan Pendidikan.
29. Komentar :
ktsp ini merupakan sebuah kurikulum yang baik
bagi sekolah-sekolah karena ktsp ini di buat oleh
tiap sekolah sehingga antar sekolah itu berbeda-
beda . Dengan begitu sekolah lebih bisa menjadi
diri sendiri yaitu kompetensi nya disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didiknya sehingga bisa
mencapai visi sekolah yang di inginkannya dengan
lebih mudah.