3. 1. LATAR BELAKANG
Tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat hidup sendiri dalam
hubungannya dengan negara lain. Fungsi sosial dari suatu negara terhadap
negara lain sangatlah besar dan oleh karena itu maka eksistensi dari suatu
organisasi sangatlah diperlukan. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah negara-
negara dalam menyalurkan aspirasi, kepentingan, dan pengaruh mereka.
Terdapat banyak organisasi yang tumbuh dan berkembang di dunia, mulai dari
organisasi antar keluarga, antar daerah, antar propinsi sampai ke lingkup yang
lebih luas yaitu antar negara yang berada dalam satu kawasan. Salah satunya
adalah League of Arab States atau Liga Arab.
Semenjak maraknya aksi terorisme di tahun 2001 dan melambungnya harga
minyak dunia, fungsi dan ekistensi Liga Arab juga semakin besar. Liga Arab
bukan saja berperan sebagai media bersatunya negara-negara Arab namun
sekarang juga dapat berperan sebagai organisasi yang membela kepentingan
negara-negara Timur Tengah.
4. Pembentukan sebuah organisasi tidak terlepas dari sejarah panjang yang
mendasari pembentukannya. Sejarah Liga Arab dimulai ketika Kerajaan Inggris
Raya menyadari pentingnya persatuan diantara negara-negara Arab (Pan Arabia)
di awal abad ke 20. Kerajaan Inggris jugalah yang mendorong dan menjamin
kerjasama diantara negara-negara Arab, yang sebenarnya tujuan utamanya ialah
untuk memimpin pemberontakan mereka melawan Kekaisaraan Ottoman Turki
selama Perang Dunia I. Inggris menjanjikan untuk membantu Arab membangun
sebuah persatuan Kerajaan Arab dibawah kekuasaan Sherif Hussein di Mekah
yang kekuasaannya akan menjangkau seluruh dunia Arab (sekarang lebih
dikenal sebagai Jazirah Arab, Irak, Suriah, Libanon, Palestina, Israel dan
Yordania). Setelah memenangkan peperangan, Inggris mengkhianati Sharif
Hussein dan selanjutnya membagi wilayah Arab menjadi negara-negara bagian
kecil dan menerapkan kebijakan “Devide and Rule”.
2. Sejarah
5. Ketika meletus Perang Dunia II, Inggris sekali lagi membutuhkan
bantuan Arab dan menyebarkan paham Arabisme dengan janji akan membentuk
formasi awal Liga Arab. Akan tetapi, kebanyakan intelektual Arab percaya
bahwa sebenarnya Inggris tidak ingin membentuk Liga Arab demi persatuan
Arab, sebaliknya ingin menggunakan organisasi tersebut untuk mencegah
persatuan negara-negara Timur Tengah.
Melihat kenyataan itu, pemerintah Mesir mengajukan sebuah proposal untuk
pembentukan sebuah organisasi yang nyata pada tahun 1943. Mesir dan
beberapa negara Arab lainnya sebenarnya ingin sebuah kerjasama yang lebih
erat tanpa kehilangan kedaulatan negaranya. Liga Arab didirikan pada tanggal 22
Maret 1945 di Kairo oleh 6 Negara Arab yaitu Mesir, Irak, Yordania, Lebanon,
Arab Saudi dan Suriah. Saat ini, Liga Arab yang bermarkas di Kairo Mesir ini
telah memiliki 22 Negara Anggota.
6. ANGGOTA LIGAARAB
ANGGOTA LIGAARAB
1. Mesir- 22 Maret 1945 (pendiri)
(keanggotaannya pernah dihentikan pada
tahun 1979-1989)
12. Kuwait - 20 Juli 1961
2. Irak - 22 Maret 1945 (pendiri) 13. Aljazair - 16 Agustus 1962
3. Yordania - 22 Maret 1945 (pendiri)
(saat bergabung masih bernama
"Transyordania")
14. Uni Emirat Arab - 12 Juni 1971
4. Lebanon - 22 Maret 1945 (pendiri) 15. Bahrain - 11 September 1971
5. Arab Saudi - 22 Maret 1945 (pendiri) 16. Qatar - 11 September 1971
6. Suriah - 22 Maret 1945 (pendiri) 17. Oman - 29 September 1971
7. Yaman - 5 Mei 1945 (pendiri) 18. Mauritania - 26 November 1973
8. Libya - 28 Maret 1953 19. Somalia - 14 Februari 1974
9. Sudan - 19 Januari 1956 20. Palestina[4] - menggantikan posisi
yang dipegang PLO sejak 9 September 1976
10. Maroko - 1 Oktober 1958 21. Djibouti - 9 April 1977
11. Tunisia - 1 Oktober 1958 22. Komoro - 20 November 1993
7. 3. Tujuan dan
FungsiBerdasarkan Pasal 2 Pact of The League of Arab States, fungsi dan
tujuan utama Liga Arab adalah:
“Menjaga hubungan baik diantara negara-negara Arab dan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan politik negara anggota,
melindungi kemerdekaan dan kedaulatan negara, dan menyelaraskan
kepentingan-kepentingan Arab.”
Disamping itu Liga Arab terlibat didalam politik, ekonomi, kebudayaan
dan bidang-bidang sosial dengan tujuan untuk mengembangkan
kesejahteraan negara-negara anggota. Liga Arab juga telah berperan
ganda sebagai sebuah forum bagi negara-negara anggota untuk
menyeimbangkan kedudukan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
negara-negara dan tempat penyelesaian perselisihan internal anggota
seperti Perang Saudara di Lebanon tahun 1958.
8. Seiring perkembangan zaman Liga Arab dijadikan media bagi penyusunan
hampir semua dokumen-dokumen penting Arab yang mendukung integritas
ekonomi diantara negara anggota, yaitu pembentukan Perjanjian Pelaksanaan
Kerjasama Ekonomi Arab (Joint Arab Economic Action Charter). Salah satu
hal yang agak unik dan berbeda dibandingakan dengan organisasi
internasional sejenis adalah Liga Arab juga mempunyai peranan dalam
pembuatan kurikulum sekolah dan pelestarian sejarah kebudayaan Arab.
Didalam bidang hukum tujuan dan fungsi Liga Arab adalah
a. Pelaksanaan keputusan pengadilan di antara negara-negara anggota.
b. Masalah ekstradisi
c. Masalah nasionalitas warga negara.
9. 4. Struktur Organisasi Liga Arab
A. Sekretaris Jenderal
Mengenai peranan, fungsi dan tugas dari Sekretaris Jenderal Liga
Arab tertuang dalam Internal Regulation of the Secretary General of the
League tanggal 10 Mei 1953. Berdasarkan Pasal I, II, III, dan IV Internal
Regulation, Sekretaris Jenderal, atas nama Liga, menjalankan dan
melaksanakan resolusi-resolusi yang dibuat oleh Council dan dapat bertindak
sebagai pengamat atau pengukur terhadap dana anggaran Liga yang dibuat
oleh Council, sehingga dia dapat menolak atau menyetujui anggaran yang
tidak sesuai dengan peruntukan Liga.
Sekretaris Jenderal tidak berdiri sendiri namun dibantu oleh Departemen-
Departemen yang bernama Departemen Sekretaris Jendral. Adapun
Departemen tersebut adalah,
1. Sekretariat Konferensi (Converency Secretariat)
2. Departemen Keuangan dan Administrasi (Finance and
Administrative Departement)
3. Departemen Politik (Political Departement)
4. Departemen Urusan Ekonomi dan Komunikasi (Economic and
Communication Affair’s Departement)
10. 5. Departemen Urusan Sosial dan Kesehatan (Social and Health
Affairs Departement)
6. Departemen Hukum (Legal Departemen)
7. Departemen Informasi dan Publikasi (Information and
Publication Departement)
8. Departemen Urusan Budaya (Cultural Affairs Departement)
B. Council of The League (Dewan Liga)
Council merupakan organ tertinggi dalam organisasi Liga Arab.
Council berfungsi sebagai sarana atau wadah bagi negara-negara anggota untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap keputusan yang diambil liga. Oleh sebab itu,
setiap negara anggota harus memilih dan mendelegasikan warga-warga
negaranya untuk menjadi perwakilan dalam Council (biasanya Menteri Luar
Negeri), kemudian wakil-wakil negara tersebut harus juga menyertakan surat
kepercayaan (Credentials) kepada Council. Dan nama-nama wakil itu harus
dikomunikasikan kepada Sekretaris Jenderal. Disamping hal itu, Council
mempunyai wewenang untuk mengamandemen Charter (Konstitusi Liga),
menengahi perselisihan diantara anggota, mengambil keputusan terhadap
keanggotaan dan menerima pengunduran diri negara anggota dari Liga.
11. C. Konferensi Tingkat Tinggi Liga (Summit Conference)
Konferensi Tingkat Tinggi dilaksanakan jika ada suatu masalah yang
timbul dan perlu dibahas secara lebih lanjut. Konferensi pertama
berlangsung pada 13 Januari 1964 di Kairo, Mesir. Konferensi ini terdiri dari
berbagai macam siding-sidang (sessions). Kepala negara atau kepala
pemerintahan harus hadir dalam setiap sidang-sidang tersebut untuk
mendiskusikan segala macam hal-hal yang menyangkut dunia Arab. Hasil
sidang dalam Konferensi Tingkat Tinggi disebut communiqué, yaitu sebuah
resolusi yang berisi pernyataan sikap atau posisi para pemimpin dunia Arab
terhadap masalah tertentu. Dalam kenyataannya, Charter (Konstitusi Liga)
tidak mengatur secara khusus mengenai Konferensi ini, akan tetapi para
anggota Liga melihat hal ini sebagai sebuah proses kemajuan dari organisasi
dan perlu dilakukan .
12. D. Komite Teknis ( Technical Committes)
Charter atau konstitusi mengarahkan dibentuknya sebuah komite teknis
dan khusus yang bertujuan untuk membantu (assist) negara anggota dalam
mendiskusikan hal-hal teknis yang berhubungan dengan kerjasama Arab.
Sejak dibentuknya komite ini, beban kerjanya semakin lama semakin
meningkat dan akhirnya dibentuk sebuah Specialized Ministerial Council
(Dewan Kementrian Khusus) yang bertujuan untuk mendiskusikan secara
tetap masalah-masalah khusus tersebut. Saat ini telah berdiri tiga komite
teknis yakni:
• Pengadilan Administrasi (Administrative Court)
• Badan Arbitrase Investasi (Investment Arbitration Board)
• Badan Tinggi Audit (Higher Auditing Board)
13. E. Dewan-Dewan Kementrian Khusus (Specialized Ministerial Councils)
Dewan-dewan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan kebijakan-
kebijakan diantara negara Arab. Masing-masing Dewan Kementrian
tersebut harus bertemu/bersidang secara reguler dan mengajukan hasil
keputusannya (common policies) kepada Sekretariat dan Council. Telah
ada dua belas Dewan-dewan yang dibentuk yang cakupannya antara lain
dalam bidang informasi, interior, hukum, perumahan, transportasi, urusan-
urusan sosial, pemuda dan olahraga, kesehatan, urusan lingkungan,
telekomunikasi, energi dan listrik, terakhir adalah turisme atau budaya.
F. Uni Arab (Arab Unions)
G. Kamar Dagang Kerjasama Arab (Joint Arab-Foreign Chambers Of
Commerce)
H. Missions
I. Departemen Sekretaris Jenderal (General Secretariat Departments)
J. Sub Departemen Sekretaris Jenderal (General Secretariat Sub
Departments)
14. Banyak kalangan menilai bahwa Liga telah gagal berperan aktif
dalam menjembatani perdamaian regional, kasus mengenai Palestina,
Lebanon, Iran, Irak, Mesir merupakan salah satu masalah yang sering muncul
dalam 20 tahun belakangan. Dan itu belum termasuk masalah terorisme dan
kekerasan yang semakin bergejolak di kawasan kaya minyak ini.
Khusus mengenai masalah Israel-Palestina, Liga secara khusus mengeluarkan
sebuah Deklarasi, yaitu Arab League Declaration on the Invasion of Palestine
15 Mei 1948. Dan Deklarasi itu nyatanya belum berhasil menghasilkan sebuah
tujuan yaitu Palestina merdeka, walaupun secara mengejutkan pada tahun
2002 Liga untuk pertama kalinya menawarkan hubungan damai/normal
dengan Israel dengan persyaratan tertentu, namun persyaratan tersebut bayak
ditolak oleh Israel.
5. KRITIK TERHADAP LIGA
ARAB
15. Disamping itu untuk meredam gejolak separatisme dan terorisme Liga telah
mengeluarkan Arab Convention for the Suppression of Terrorism tanggal 22
April 1998. Pada level kepemimpinan, ada rivalitas antara Mesir dan Irak.
Kemudian bentuk negara juga telah banyak membawa dampak buruk terhadap
hubungan negara-negara Monarki Tradisional (Arab Saudi, Yordania, dan
Maroko) dengan negara Republik baru (Mesir, Irak, Libya). Dan selama invansi
Amerika Serikat terhadap Irak, tidak semua negara Liga menentang invansi
tersebut, bahkan ada beberapa negara yang membantu Amerika Serikat dengan
menjadi pangkalan militernya. Masalah Isreal, terorisme, Anti Amerika dan
globalisasi tetap menjadi isu yang penting dan belum terselesaikan bagi
eksistensi organisasi ini .
16. Sejak didirikan pada tanggal 22 Maret 1945, Liga Arab telah menjalani banyak
kemajuan dan kemunduran dalam menjalankan fungsi dan tujuannya. Semua
itu tidak terlepas dari gejolak yang terjadi di kawasan Arab dan Timur Tengah.
Seperti yang kita ketahui bersama, kawasan Timur Tengah merupakan
kawasan yang kaya sumber daya alamnya, khususnya minyak bumi. Namun
kekayaan tersebut tidak berbanding lurus dengan kemajuan teknologi negara-
negaranya. Masih banyak negara Arab yang menyewakan daerahnya untuk
ditambang oleh perusahaan asing, khususnya perusahaan Barat. Oleh sebab itu
banyak “kepentingan” yang bermain disana. Disamping itu, mayoritas
penduduk Arab adalah Muslim dan oleh Barat dianggap sebagai “musuh yang
berbahaya”, dan sebab itu terlebih setelah tragedy WTC 2001 Amerika Serikat
menginvansi Afganistan dan dilanjutkan dengan Irak. Anehnya, tidak sedikit
negara Arab yang membantu invansi Amerika ini sehingga menimbulkan
gejolak diantara negara anggota Liga Arab.
6. Kesimpulan
17. Liga Arab sebagai organisasi regional telah terbukti gagal
mengakomodasi masalah tersebut. Liga tidak dapat menghentikan invansi
Amerika, meredam gejolak antar negara anggota dan mempersatukan semua
negara di kawasan Timur Tengah. Memang kalau dibandingkan dengan
organisasi sejenis seperti Uni Eropa, ASEAN atau bahkan Pan American,
tugas yang diemban Liga Arab sangatlah besar. Perbedaan orientasi politik
dan kepentingan anggota bisa jadi merupakan salah satu penyebab gagalnya
Liga Arab. Walaupun Liga Arab telah berusaha untuk menjadi pihak
penengah dengan jalan mengeluarkan Arab League Declaration on the
Invasion of Palestine dan Arab Convention for the Suppression of Terrorism,
namun hal tersebut belum berhasil menciptakan stabilitas di kawasan ini.
Keberadaan sebuah negara Israel juga telah menjadi batu sandungan bagi
perdamaian negara anggota. Sampai sekarang konflik Israel-Palestina belum
menemui jalan terang. Amerika Serikat yang konon menjadi musuh kedua
bagi negara anggota, justru adalah pihak yang banyak berperan aktif dalam
mendamaikan kedua negara tersebut. Akhir tahun 2007 ini, diadakan
pertemuan di Annapolis, Maryland untuk membahas jalan damai (roadmap)
Israel-Palestina. Arab hanya berperan sebagai observer padahal Palestina
adalah salah satu negara anggotanya.
18. Terlepas dari semua itu, Liga Arab juga menuai banyak kemajuan dan
keberhasilan. Diantaranya Liga dikenal berhasil dan efektif dalam menjalin dan
memelihara kerjasama dibidang ekonomi, sosial dan kebudayaan diantara negara
anggota. Dalam bidang pendidikan, Liga berperan besar dalam menyusun
kurikulum sekolah negara-negara Arab, melestarikan dokumen-dokumen dan
hasil kebudayaan kuno dan berhasil juga menerapkan teknologi modern dalam
erbagai bidang. Dan menciptakan persatuan telekomunikasi regional.
Oleh karena itu, kesan keseluruhan dari organisasi ini adalah suatu
organisasi yang cukup bermanfaat yang dalam bentuknya masih belum dikatakan
sempurna. Organisasi ini kurang memiliki kepaduan politik yang diperlukan
untuk pengembangan epat dalam tingkat koordinasi yang lebih luas ataupun
integrasi pada taraf sekarang ini.