SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
PERATURAN LELANG I 
POKOK BAHASAN 
1. Dasar Hukum dan hukum yang berlaku dalam pelelangan. 
2. Peristilahan dan pengertian lelang 
a. Peristilahan 
b. Pengertian lelang : 
- Pengertian lelang menurut Pasal 1 V.R. 
- Pengertian lelang menurut Polderman 
- Pengertian lelang menurut Roel 
3. Keharusan menggunakan juru lelang dan akibat pelanggarannya. 
4. Cara-cara penawaran dalam pelelangan 
a. Penawaran naik-naik 
b. penawaran turun-turun 
c. Penawaran dengan pendaftaran (tender) 
- Tender penjualan 
- Tender pengadaan barang dan jasa 
5. Pejabat-pejabat yang berkaitan dengan lelang : 
a. Juru lelang (Pejabat lelang) : 
- Pejabat Lelang Klas I 
- Pejabat Lelang Klas II 
b. Superintendent
Lanjutan 
6. Tata cara pelaksanaan lelang 
7. Beberapa permasalahan yang timbul 
dalam pelelangan 
8. Balai lelang
DASAR HUKUM 
YANG BERLAKU DALAM PELELANGAN 
1. Vendue Reglement (V.R.) : Peraturan Lelang Stb. 1908 No. 189 yg terjadi 
perubahan beberapa kali terakhir dirubah dg Stb. 1941 No 3 
Ditindak lanjuti dg SK Menkeu No 337/KMK. 01/2000 ttg Petunjuk Pelaksanaan 
Lelang, yg kmd dirubah dg KMK No.304/KMK.01/2002 dan kemudian dirubah lagi 
dg KMK No.401/KMK.01/2002, dan terakhir dg dikeluarkan PMK No. 
40/PMK.07/2006 yg menghapus semua petunjuk pelaksaanaan lelang yg ada 
sebelumnya. PMK ini tdk menghapus V.R. ttp hanya memperjelas dan 
menyesuaikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam V.R dg perubahan perubahan 
yg terjadi, seperti pengumumam lelang dg selebaran, pemberitahuan scr keliling 
menurut ketentuan lama diganti dg media cetak (koran), media elektronik. 
2. Vendue Instructie (Instruksi Lelang) Stb.1908 No. 190 ttg Pejabat Lelang . 
Ditindak lanjuti dg SK Menkeu No. 338/KMK.01/2000 
Ttg Pejabat Lelang. Dan terakhir dg dikeluarkanya PMK No 41/PMK.07/2006 ttg 
Pejabat lelang kelas I menghapus semua SK Menkeu ttg Pejabat Lelang Kelas I 
sebelumya. Sedangkan utk Pejabat lelang Kelas II terakhir diatur dg PMK No. 
119/PMK. 07/2005 ttg Pejabat Lelang Klas II 
3. Bea Lelang diatur pada Stb. 1935 No No. 453 kmd dirubah dg Stb. 1935 No. 454, 
lalu dirubah dg Stb. 1949 No. 390 ttg Peraturan Bea Lelang dalam Pelelangan dan 
Penjualan Umum, serta SK Menkeu No. 229/KMK 01/97 ttg Bea Lelang Swasta . 
Kmd semua pengaturan bea lelang itu dicabut dg dikeluarkannya PP. no. 44 
TAHUN 2003 tentang Pungutan oleh Negara diluar pajak dan Retribusi
LANJUTAN 
• SK. Menkeu No 476/KMK/II/7/1972 ttg Tata Cara 
Penerimaan dan Pertanggungjawaban Hasil Pelelangan 
dan Pungutan- Pengutan oleh Kantor lelang.Negara dan 
Kantor lelang Klas II. 
7. SK. Menkeu No. 47/KMK.01/1998 ttg Balai Lelang, 
kemudian dirubah dg SK. Menkeu No 339/KMK.01/2000 
dan dirubah dg SK. Menkeu no. 306/KMK.01/2002. 
Terakhir dg dikeluarkanya PMK No.118/PMK.07/2005 tt 
Balai lelang, ini mencabut semua pengaturan Balai 
Lelang yg telah ada sebelumnya.
PERISTILAHAN DAN 
PENGERTIAN 
A. PERISTILAHAN LELANG (auction) – openbaar 
varkoopingen) 
Istilah lain dari lelang adalah penjualan di muka umum 
B. PENGERTIAN LELANG 
Menurut Pasal 1 V.R. (penafsiran otentik) 
Penjualan di muka umum adalah penjualan barang yang 
dilakukan di muka umum, dg penawaran harga yang makin 
meningkat (bij opbod), dg persetujuan harga yang semakin 
menurun (bij aflag) atau dg pendaftaran harga (bij inschriving) 
atau dimana orang-orang yg diundang atau sebelumnya 
sudah diberitahu ttg pelelangan atau penjualan atau 
kesempatan yang diberikan kepada orang-orang yang 
berlelang atau yang membeli untuk menawar harga, 
menyetujui harga atau mendaftarkan harga.
Peraturan Menteri Menkeu No. 40 PMK. 
07/2006 Pasal 1 butir (1) 
“ Lelang adlh penjualan barang yg terbuka 
untuk umum baik secara langsung 
maupun melalui media elektronik dg 
penawaran harga secara tertulis atau 
lesan yg semakin meningkat atau 
menurun utk mencapai harha tertinggi 
didahului dg pengumuman lelang “
Menurut Polderman 
Dalam desertasinya yg berjudul “ Het 
Openbaar Aanbod” Penawaran di muka 
umum 
adalah “ penjualan di muka umum adalah 
suatu alat untuk mengadakan perjanjian atau 
persetujuan yg paling menguntungkan bagi si 
penjual dg cara penghimpunan para peminat.”
Lanjutan 
Syarat Lelang menurut Polderman tsb, 
yaitu : 
1. Penjualan di muka umum itu harus 
selengkap mungkin 
2. Ada kehendak untuk mengikatkan diri 
(perlunya uang jaminan) 
3. Pihak lain yang akan mengadakan 
perjanjian tdk dapat ditunjuk 
sebelumnya
 Kesimpulan : 
- Bahwa lelang itu terjadi pada suatu saat atau titik, yaitu 
pada saat tercapai persetujuan harga. Sebelum tercapai 
persetujuan harga mk blm terjadi pelelangan, krn tawar 
menawar harga di dlm jual beli itu mrpk sesuatu yg khas 
dalam jual beli di Indonesia. 
- Belum terjadi pelelangan, jika baru diberikan 
kesempatan kepada khalayak ramai untuk melakukan 
penawaran. Jadi pada tahap ini (tawar menawar) tidak 
termasuk dalam kegiatan lelang, shg apabila dilakukan 
tanpa berdasarkan peraturan lelang, maka bukan 
merupakan suatu pelangggaran, misalnya iklan 
penjualan tanah di suarat kabar yang dilakukan oleh 
penjualnya (pemiliknya) sendiri.
ROELL 
“Penjualan di muka umum adalah suatu rangkaian 
kejadian yg terjadi antara saat dimana seseorang 
hendak menjual suatu barang atau lebih secara 
pribadi maupun dg perantaraan kuasanya dg 
memberi kesempatan kepada orng-orang yg hadir 
melakukan penawaran untuk membeli barang-barang 
yg ditawarkan sampai pada saat dimana 
kesempatan itu lenyap, yaitu pada saat 
tercapainya persetujuan antara penjual atau 
kuasanya dg pembeli ttg harganya”
Jadi kesimpulannya : 
- Lelang adalah merupakan suatu proses yg dimulai dari saat 
seseorang akan menjual suatu barang sampai dg saat tecapainya 
persetujuan harga (harga yg diluluskan) atau sampai saat lelang 
itu dihentikan (krn tdk mencapai limit harga yg diinginkan penjual), 
shg barang tdk jadi dilelang/tdk jadi dijual. 
- Mulai saat dikeluarkan niat menjual barang di muka umum, proses 
lelang sudah dimulai oleh karenanya itu semuanya harus dimulai 
sesuai dg ketentuan dalam peraturan lelang. 
Di Indonesia yg dianut adalah pendapat Roell, namun untuk 
pengumuman lelangnya tetap berada ditangan penjual sesuai dg 
Pasal 18 Peraturan . Menkeu No. 40/PMK.07/2006 yg berbunyi “ 
Penjualan secara lelang wajib didahului dg pengumuman lelang yg 
dilakukan oleh penjual melalui surat kabar yg terbit di tempat 
barang berada yg akan dijual”
JENIS – JENIS LELANG 
 1. LELANG EKSEKUSI 
 A. Lelang Eksekusi Pengadilan 
 B. Lelang Eksekusi Pajak 
 C. Lelang Eksekusi Harta Pailit 
 D. Lelang Eksekusi Berdasarkan Psl 6 UUHT 
 E. Lelang Eksekusi P UPN 
 F. Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia 
 G. Lelang Eksekusi Gadai 
 H. Lelang Eksekusi Benda sitaan Berdasarkan Psl 18 ayat 
 (2) UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Ttg 
 Tindak Pidana Korupsi 
 I. Lelang Eksekusi Barang dikuasai/tidak dikuasai Negara 
J. Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarlan Pasal 13 
KUHAP 
K. Lelang Eksekusi Barang Rampasan 
L. Lelang Eksekusi Barang Temuan
 2. LELANG NON EKSEKUSI 
 A. Lelang Non Eksekusi Wajib 
 - Barang Milik Pemerintah 
 - Dirjen Bea cukai (bukan Penghapusan) 
 - Barang Milik BUMN/D Non Persero 
 - Kayu dan Hasil Hutan 
 B. Lelang Non Eksekusi Sukarela 
 - Barang Milik BUMN/D berbentuk PT Persero 
 - Aset Bank dalam Likuidasi 
 - Barang Milik seseorang atau Badan Hukum 
 Perdata
JURU LELANG/PEJABAT LELANG 
Keharusan menggunakan Juru Lelang/Pejabat 
Lelang dan akibat pelanggarannya. 
Pasal 1 a V.R. menyatakan : “Penjualan di muka 
umum tdk boleh diadakan kecuali di depan juru 
lelang” . 
Hal ini dipertegas lagi dg S.K. Menkeu No. 
304/KMK 01/2002 ttg Petunjuk Pelaksanaan 
Lelang, Pasal 25 ayat (1) menyatakan” Setiap 
lelang dilaksanakan di hadapan Pejabat Lelang” 
ayat (2) nya menyatakan bahwa “Pelaksanaan 
lelang yg menyimpang dr ketentuan 
sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah tdk sah” 
Setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh 
dan/atau dihadapan Pejabat lelang kcl ditentukan 
lain oleh peraturan perundang-undangan. (PMK 
No. 40/PMK.07/2006)
Pelanggaran Thdp Keharusan menggunakan 
perantaraan JuruLelang/Pejabat Lelang 
 Pasal 1 a angka 3 V.R. menyatakan “ Sesorang 
yg berbuat bertentangan dg ketentuan dlm pasal 
ini didenda paling banyak sepuluh ribu Gulden 
dan perbuatannya dikualifikasikan sbg tindak 
pidana pelanggaran”. 
 Pengecualian : 
 - Lelang yg dilakukan Kantor Pegadaian 
 - Lelang yg dilakukan oleh Perhutani 
 - Lelang tender pemerintah berdasarkan 
Keppres
 Juru Lelang/Pejabat Lelang di dalam 
Melaksanakan Pekerjaannya mewakili 
3 (tiga) kepentingan, yaitu : 
- Kepentingan penjual 
 - Kepentingan Pemerintah 
 - Kepentingan pembeli
 Pengertian Pejabat Lelang (vendumeester): 
 Adalah org yg khusus diberi wewenang oleh menteri keuangan 
untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang 
berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku (Pasal 
1 angka 2 Vendureglement). 
 Pejabat lelang dibedakan 2 (dua) : 
 1. Pejabat lelang Kelas I 
 2. Pejabat Lelang Kelas II
 Kedudukan Pejabat Lelang 
 Pejabat Lelang Kelas I hanya dapat 
melaksanakan tugas dan wewenangnya 
selama berkedudukan di KPKNL 
 Pejabat Lelang Kelas II hanya dapat 
melaksanakan tugasnya selama 
berkedudukan di Kantor Pejabat Lelang 
Kelas II atau Balai Lelang dalam wilayah 
kerjanya.
 Pejabat Lelang Kelas I yg berkedudukan 
di KPKNL berwenang melaksanakan 
lelang eksekusi dan lelang non eksekusi 
 Pejabat Lelang Kelas II yg berkedudukan 
di Kantor Pejabat lelang Kelas I I 
berwenang melaksanakan lelang non 
e k s e k u s i s u k a r e l a , l e l a n g a s e t 
BUMN/BUMD berbentuk Persero, dan 
lelang aset milik bank dalam likuidasi 
berdasrkan PP No. 25 tahun 1999.
 Pejabat Lelang Kelas I : 
 Adalah pegawai DJPLN yg diberikan wewenang oleh Menteri 
Keuangan utk melakukan penjualan scr lelang . 
 Syarat-syarat utk diangkat menjadi Pejabat Lelang Kelas I : 
 a. Sehat Jasmani dan rohani yg dinyatakan dg surat ket. 
dr dokter pemerintah; 
 b. Fotocopy ijasah S1; 
 c. Berpangkat serendah-rendahnya penata Muda 
Gol.Ruang III/a (foto copy Surat Keputusan 
Pengangkatan terakhir) 
 d. Lulus Diklat Pejabat lelang (Diklat II/III atau DPT III 
PPLN) 
 e. Rekomendari atasan setingkat eselon III di Unit kerja 
ybs. 
 f. Surat Ket.Tidak pernah terkena sanksi administratif dan 
memiliki integritas yg tinggi yg dinyatakan dg 
surat keterangan dr Pejabat Eselon III dlm unit 
kerja ybs.
 Wewenang Pejabat Lelang kelas I: 
 a. Melakukan analisis yurudis thdp dokumen persyaratan 
lelang dan dokumen barang yg akan dilelang 
 b. Menegur dan mengeluarkan peserta atau pengunjung 
lelang apabila melanggar tata tertib; 
 c. Menghentikan pelaksanaan lelang sementara 
waktu; 
 d. mengesahkan atau membatalkan surat penawaran; 
 e. Menolak melaksanakan lelang apbl tdk yakin 
 akan persyaratan formalberkas pesyaratan lelang 
 f. Melihat barang yg akan dilelang 
 g. Meminta bantuan aparat apabila diperlukan 
 h. Membatalkan pembeli lelang yg wanprestasi.
 Kewajiban – kewajiban Pejabat Lelang Kelas I : 
 a. Bertindak jujur, seksama, mandiri tidak berpihak dan 
menjaga kepentingan pihak terkait 
 b. Meneliti dokumen persyaratan lelang; 
 c. Membuat bagian kepala risalah lelang, sblm lelang 
dimualai; 
 d. Membacakan bag kepala risalah lelang sblm lelang 
dimulai 
 f. Memimpin lelang; 
 g. Mengesahkan pembeli lelang; 
 h. Membuat minuta risalah lelang dan menyimpannya; 
 i. Membuat salinan dan kutipan risalah lelang; 
 j. Meminta dari pembeli bukti pelunasan harga lelang, 
BPHTB dan pungutan-pungutan lain yg diatur di 
dalam peraturan–peundang- undangan; 
 k. Membuat laporan pelaksanaan lelang sesuai dg 
ketentuan yg berlaku; 
 l. Mematuhi peraturan perundang-undangan lelang.
LARANGAN BAGI PEJABAT 
LELANG KELAS I 
 a. Melayani permohonan lelang diluar 
kewenangannya; 
 b. Dg sengaja tdk hadir dipelaksanaan lelang; 
 c. Membeli barang yg dilelang dihadapannya; 
 d. Tidak menyetorkan hasil lelang; 
 e. melakukan pungutan lain diluar yg telah diatur dlm 
peraturan perundang-undangan; 
 f. Melakukan tindakan yg tidak sesuai dg 
 kepatutan; 
 g. Menolak permohonan lelang yg telah memenuhi legalitas 
obyek dan subyek; 
 h. Merangkap atau profesi sbg pejabat neg, kuratoe, 
advokat, atau jabatan lain yg oleg peraturan perundang-undangan 
dilarang dirangkap.
 Pejabat Lelang Kelas II : 
 Adalah orang-orang tertentu yg diangkat untuk 
jabatan itu oleh Menteri Keuangan yg didelegasikan 
kepada Dirjen. Orang-orang tertentu yg dimaksud 
adalah orang-orang yg berasal dr : Notaris, Penilai, 
Sarjana Hukum, Sarjana ekonomi dan pensiunan 
pegawai DJPLN diutamakan yg pernah menjadi 
Pejabat lelang Kelas I, atau lulusan Diklat Pejabat 
Lelang yg diadakan oleh Badan Diklat Keuangan 
DepKeu. 
 Pejabat Lelang kelas II berkedudukan di wilayah kerja 
tertentu yg ditetapkan oleh Dirjen (Kantor Pejabat 
lelang Kelas II atau di Balai Lelang).
 Syarat-syarat Untuk diangkat sbg Pejabat Lelang Kelas II : 
 a. Sehat jasmani dan rohani; 
 b. Berpendidikan serendah-rendahnya sarjana S1 diutamakan bid 
hukum, ekonomi menejemen atau penilai; 
c. Tidak pernah terkena sanksi administrasiberat dan memiliki 
integritas tinggi yg dibuktikan dg surat rekomendasi dari Dirjen. 
d. tdk pernah dijatuhi hukuman pidana yg 
dibuktikan dg surat ket. kepolisian. 
 e. Khusus utk pensiunan PNS DJPLN, harus berpangkat 
serendah-rendahnya Penata muda Gol III/a. 
 f. Memiliki kantor pejabat lelang kelas II paling sedikit seluas 
48 M2. 
g. Telah mengikuti magang yg dibutikan dg rekomendasi dr Direksi balai 
lelang dan Kepala KPKNL atau Direksi balai lelang dan pejabat lelang 
kelas II 
i. Lulus diklat pejabat lelang yg diselenggarakan oleh Badan Pendidikan 
dan Pelatihan Keuangan Dep keu kecuali pensiunan PNS 
DJPLN; 
j. Lulus diklat pejabat lelang (khusus) yg 
diselenggarakan oleh 
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dep keu , dalam 
hal pemohon adlh notaris;
WEWENANG PEJABAT 
LELANG KELAS II 
 a. Melakukan analisis yurudis thdp dokumen 
persyaratan lelang dan dokumen barang yg akan 
dilelang 
 b. Menegur dan mengeluarkan peserta atau 
pengunjung lelang apabila melanggar tata tertib; 
 c. Menghentikan pelaksanaan lelang sementara 
waktu; 
 d. mengesahkan pemenang; 
 e. Menolak melaksanakan lelang apbl tdk yakin 
 akan persyaratan formalberkas pesyaratan lelang 
 f. Melihat barang yg akan dilelang 
 g. Meminta bantuan aparat apabila diperlukan 
 h. Membatalkan pembeli lelang yg wanprestasi.
 Kewajiban – kewajiban Pejabat Lelang Kelas II : 
 a. Bertindak jujur, seksama, mandiri tidak berpihak dan menjaga 
kepentingan pihak terkait 
 b. Mengadakan perikatan perdata dg balai lelang mengenai 
pelaksanaan lelang dan honorarium 
 c. Meneliti dokumen persyaratan lelang; 
 d. Membuat bagian kepala risalah lelang, sblm lelang dimualai; 
 e. Membacakan bag kepala risalah lelang sblm lelang dimulai 
 f. Memimpin lelang; 
 h. Membuat minuta risalah lelang dan menyimpannya; 
 i. Membuat salinan dan kutipan risalah leng; 
 j. Meminta dari balai lelang bukti pelunasan harga lelang, 
BPHTB dan pungutan-pungutan lain yg diatur di dalam 
peraturan–peundang- undangan; 
 k. Membuat laporan pelaksanaan lelang sesuai dg ketentuan 
yg berlaku; 
 l. memnberikan pelayanan lelang sesuai peraturan peundang-undangan 
yg berlaku;
LARANGAN BAGI PEJABAT 
LELANG KELAS II 
 a. Melayani permohonan lelang diluar 
kewenangannya; 
 b. Dg sengaja tdk hadir dipelaksanaan lelang; 
 c. Membeli barang yg dilelang dihadapannya; 
 d. Menerima uang jaminan dan harga lelang dr pembeli; 
 e. melakukan pungutan lain diluar yg telah diatur dlm 
peraturan perundang-undangan; 
 f. Melakukan tindakan yg tidak sesuai dg 
 kepatutan; 
 g. Menolak permohonan lelang yg telah memenuhi legalitas 
obyek dan subyek; 
 h. Merangkap atau profesi sbg pejabat neg, kurator, 
advokat, atau jabatan lain yg oleg peraturan perundang-undangan 
dilarang dirangkap.
 Pembinaan Pejabat Lelang Kelas I 
 Pembinaan pejabat lelang berupa pengawasan 
pelaksanaan lelang, pemberian penghargaan atau 
sanksi 
 Pembinaan Pejabat Lelang kelas I dilakukan oleh Dirjen. 
Kakawil DJPLN melakukan pembinaan thdp pejabat 
lelang kelas I yg berkedudukan di wilayahnya. 
 Kakanwil melakukan Pembinaan terkait dg pelaksanaan 
pejabat lelang kelas I, meliputi : 
 a. Penilaan kinerja 
 b. Pemeriksaan langsung atau tdk langsung yg hasilnya 
disampaikan kpd Dirjen DJPLN 
 c. Menindaklanjuti sanksi yg dijatuhkan oleh direktorat 
Jenderal 
 d. Memberikan saksi peringatan tertulis 
 e. Melakukan pengawasan pelaksanaan lelang
PENILAIAN KINERJA 
 Penilaian kinerja Pejabat Lelang Kelas I, didasarkan pada : 
 a. Kualitas pelayanan lelang, meliputi : 
1. Kecernatan dlm pembuatan minuta risalah 
lelang dan turunannya 
2. Kecermatan dalam menganalisa dokumen 
3. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan lelang 
4. Optimalisasi harga 
b. Kuantitas pelaksanaan lelang, meliputi : 
1. Jumlah minutah risalah lelang, salinan , kutipan dan grose yg 
dihasilkan baik kondisi barang laku, ditahan atau tdk ada penawaran 
2. Jumlah harga lelang, bea lelang, dan pungutan pajak/lain yg sah dr 
pelaksanaan lelang yg dicapai 
- Penilaian kinerja dilakukan paling sedikit satu tahun sekali 
- Utk melakukan penilaian kinerja Kakanwil dpt menunjuk pejabat/pegawai 
dilingkungannya 
- Penilaian menggunakan standar Pemeriksaan yg ditetapkan Dirjen 
- Hasil penilaian dilaporkan ke Direktur Lelang, dg usul pemberian penghargaan atau 
sanksi 
- Direktur lelang menganalisa dan meneliti penilaian dan dan meneruskan usul tsb kpd 
Dirjen
PEMERIKSAAN 
 Untuk melakukan pemeriksaan 
pelaksanaan lelang, Kepala Kantor 
DJPLN dapat menunjuk pejabat/pegawai 
dilingkungan Kanwil DJPLN . 
 Pejabat lelang yg diperiksa wajib 
memperhatikan risalah lelang, buku, 
catatan.dokumen dan memberikan 
keterangan atas pelaksanaan lelang yg 
diperlukan dlm pemeriksaan.
Peringatan Tertulis 
 Peringatan tertulis diberikan pd pejabat lelang kelas I, 
dlm hal : 
 a. Terlambat atau tdk membuat risalah lelang 
 b. Melakukan kesalahan dlm pembuatan risalah 
lelang yg bersifat prinsipiil, antara lain data obyel 
lelang, harga lelang dan/ pengenaan bea tarif lelang. 
 Kakanwil memberikan peringatan paling lambat 7 hari 
kalender berdasarkan hasil periksaan langsung/tdk 
lansung 
 Pejabat lelang yg tdk mengindahkan surat peringatan 
tertulis dlm tenggang waktu 14 hari sejak diterimanya 
surat peringatan tsb diusulkan utk dibebas tugaskan.
 Pembebastugasan Pejabat Lelang 
 Pejabat Lelang diusulkan utk dibebastugaskan 
dlm hal terdapat indikasi : 
 a. Tidak mengindahkan peringatan ; 
 b. tidak melaksanakan kewajiban; 
 c. melanggar larangan c s/d h PMK 
 41/PMK.07/2006; 
 d. Melakukan kesalahan sebagaimana diatur 
dlm pasal 17 ayat (1) sebanyak 
tiga kali ; 
 e. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus 
tindak pidana dg ancaman hukuman penjara
 Usulan pembebastugasan diajukan oleh KP2LN kepada 
Kakanwil DJPLN utk diteruskan ke Dirjen PLN. 
 Pejabat lelang dibebastugaskan oleh Dirjen atas nama 
Menkeu. 
 Pembebastugasan tersebut berlaku utk jangka waktu 6 bln 
dan apbl terjadi pelanggaran lagi utk hal-hal yg telah 
disebutkan di atas akan dibebas tugas utk kedua kalinya 
selama satu tahun. Apbl terjadi pengulangan 
pelanggaran/kesalahan utk ketiga kalinya pejabat lelang 
kelas I tsb akan dibertikan tdk dg hormat. 
 utk pejabat lelang kelas I yg berstatus terdakwa spt di 
atas dibebas tugaskan selama 6 bulan, dan dpt 
diperpanjang sampai 2 tahun apabila pemrosesan atas 
pelanggarannya belum selesai. Apbl proses tsb sampai 2 
tahun belum selesai yg bersangkutan diberhentikan dg 
hormat; 
 Apabila indikasi pelanggaran tidak terbukti, mk pejabat 
lelang yg telah diberhentikan tsb dpt diangkat kembali.
 Pemberhentian Pejabat Lelang 
 Pejabat lelang diusulkan utk diberhentikan 
dg hormat dlm hal ; 
 a. Meninggal dunia; 
 b. Pensiun; 
 c. tdk mampu scr jasmani dan rohani utk 
melaksanakan tugas jabatannya; 
 d. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus 
tindak pidana dg ancaman hukuman penjara 
dan telah dibebastugaskan selama 2 tahun.
Pemberhentian tdk dg 
hormat 
 a. melayani dan melalukan lelang diluar 
kewenangannya; 
 b. dg sengaja tdk hadir dlm pelaksanaan lelang; 
 c. dijatuhi hukuman pid penjara berdasarkan 
put pengadilan yg telah mempunyai 
kekuatan hukum tetap; 
 d. Melakukan pelanggaran pasal 20 ayat (3) 
 e. rangkap jabatan sbg pejabat neg, pengacara, 
jabatan lain yg oleh peraturan perundang-undangan 
dilarang.
 Usulan pemberhentian Pejabat Lelang tsb 
diajukan oleh Kakanwil kepada Dirjen PLN, 
dg tembusan kepada Kepala KP2LN 
 Pengajuan usulan tsb disertai bukti sesuai 
pasal 23 
 Pejabat lelang diperhentikan oleh Dirjen 
atas nama Menkeu. 
 Pembebastugasan dan pemberhentian tsb 
tdk mengurangi tuntutan perdata dan 
pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan 
yg berlaku.
 Pembinaan Pejabat Lelang Kelas II 
 Pembinaan pejabat lelang berupa pengawasan 
pelaksanaan lelang, pemberian penghargaan atau sanksi 
 Pembinaan Pejabat Lelang kelas II dilakukan oleh Dirjen. 
Kakawil DJPLN melakukan pembinaan thdp pejabat lelang 
kelas I yg berkedudukan di wilayahnya. 
 Kakanwil melakukan Pembinaan terkait dg pelaksanaan 
pejabat lelang kelas II, meliputi : 
 a. Penilaan kinerja 
 b. Pemeriksaan langsung atau tdk langsung yg hasilnya 
disampaikan kpd Dirjen DJPLN 
 c. Menindaklanjuti sanksi yg dijatuhkan oleh direktorat 
Jenderal 
 d. Memberikan saksi peringatan tertulis 
 e. Melakukan pengawasan pelaksanaan lelang 
f. Menerima atau menolak permohonan cuti
 Penilaian kinerja Pejabat Lelang Kelas II, didasarkan pada : 
 a. Kualitas pelayanan lelang, meliputi : 
1. Kecernatan dlm pembuatan minuta risalah 
lelang dan turunannya 
2. Kecermatan dalam menganalisa dokumen 
3. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan lelang 
4. Optimalisasi harga 
b. Kuantitas pelaksanaan lelang, meliputi : 
1. Jumlah minutah risalah lelang, salinan , kutipan dan 
grose yg dihasilkan baik kondisi barang laku, ditahan atau tdk a 
da penawaran 
2. Jumlah harga lelang, bea lelang, dan pungutan pajak/lain 
yg sah dr pelaksanaan lelang yg dicapai 
- Penilaian kinerja dilakukan paling sedikit satu tahun sekali 
- Utk melakukan penilaian kinerja Kakanwil dpt menunjuk 
pejabat/pegawai dilingkungannya 
- Penilaian menggunakan standar Pemeriksaan yg ditetapkan Dirjen 
- Hasil penilaian dilaporkan ke Direktur Lelang, dg usul pemberian 
penghargaan atau sanksi 
- Direktur lelang menganalisa dan meneliti penilaian dan dan 
meneruskan usul tsb kpd Dirjen
PEMERIKSAAN 
 Untuk melakukan pemeriksaan pelaksanaan 
lelang, Kakanwil DJPLN dapat menunjuk 
pejabat/pegawai dilingkungan Kanwil DJPLN . 
 Pejabat lelang yg diperiksa wajib 
memperhatikan risalah lelang, buku, 
catatan.dokumen dan memberikan 
keterangan atas pelaksanaan lelang yg 
diperlukan dlm pemeriksaan.
Peringatan Tertulis 
 Peringatan tertulis diberikan pd pejabat lelang kelas II, dlm 
hal : 
 a. Terlambat atau tdk membuat risalah lelang 
 b. Tdk melakukan pem bukuan 
 c. Terlambat atau tdk membuat kutipan dan salinan risalah 
lelang 
 d. Terlambat menyetorkan bagian perurugi superintenden 
pengenaan bea tarif lelang. 
 Kakanwil memberikan peringatan paling lambat 7 hari 
kalender berdasarkan hasil periksaan langsung/tdk lansung 
 Pejabat lelang yg tdk mengindahkan surat peringatan tertulis 
dlm tenggang waktu 14 hari sejak diterimanya surat 
peringatan tsb diusulkan utk dibebas tugaskan.
 Pembebastugasan Pejabat Lelang 
 Pejabat Lelang diusulkan utk 
dibebastugaskan dlm hal terdapat indikasi : 
 a. Tidak mengindahkan peringatan ; 
 b. tidak melaksanakan kewajiban; 
 c. melanggar larangan (Pasal 12c s/d h); 
 d. Melakukan kesalahan dlm pembuatan 
risalah lelang yg bersifat prinsipiil, antara 
lain data obyel lelang, harga lelang dan/ 
pengenaan bea tarif lelang; 
 e. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus 
tindak pidana dg ancaman hukuman penjara
 Usulan pembebastugasan diajukan oleh KP2LN kepada 
Kakanwil DJPLN utk diteruskan ke Dirjen PLN. 
 Pejabat lelang dibebastugaskan oleh Dirjen atas nama 
Menkeu. 
 Pembebastugasan tersebut berlaku utk jangka waktu 6 bln 
dan apbl terjadi pelanggaran lagi utk hal-hal yg telah 
disebutkan di atas akan dibebas tugas utk kedua kalinya 
selama satu tahun. Apbl terjadi pengulangan 
pelanggaran/kesalahan utk ketiga kalinya pejabat lelang 
kelas II tsb akan diberhentikan tdk dg hormat. 
 utk pejabat lelang kelas II yg berstatus terdakwa spt di 
atas dibebas tugaskan selama 6 bulan, dan dpt 
diperpanjang sampai 2 tahun apabila pemrosesan atas 
pelanggarannya belum selesai. Apbl proses tsb sampai 2 
tahun belum selesai yg bersangkutan diberhentikan dg 
hormat; 
 Apabila indikasi pelanggaran tidak terbukti, mk pejabat 
lelang yg telah diberhentikan tsb dpt diangkat kembali.
 Pemberhentian Pejabat Lelang 
 Pejabat lelang diusulkan utk diberhentikan 
dg hormat dlm hal ; 
 a. Meninggal dunia; 
 b. Permintaan sendiri; 
 c. Mencapai usia 65 th; 
 d. tdk mampu scr jasmani dan rohani utk 
melaksanakan tugas jabatannya; 
 e. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus 
tindak pidana dg ancaman hukuman penjara 
dan telah dibebastugaskan selama 2 tahun.
Pemberhentian tdk dg 
hormat 
 a. melayani dan melalukan lelang diluar jabatannnya 
 b. melayani dan melalukan lelang diluar 
kewenangannya; 
 c. dg sengaja tdk hadir dlm pelaksanaan lelang; 
 d. dijatuhi hukuman pid penjara berdasarkan put 
pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum 
tetap; 
 e. Melakukan pelanggaran pasal 30 ayat (3) 
 f. Tdk lagi berkedudukan di wilayah jabatannya scr terus 
menerus selama 30 hari tanpa alasan yg jelas 
 g. rangkap jabatan sbg pejabat neg, pengacara, 
jabatan lain yg oleh peraturan perundang-undangan 
dilarang.
 Usulan pemberhentian Pejabat Lelang tsb 
diajukan oleh Kakanwil kepada Dirjen PLN, 
dg tembusan kepada Kepala KP2LN 
 Pengajuan usulan tsb disertai bukti sesuai 
pasal 23 
 Pejabat lelang diperhentikan oleh Dirjen 
atas nama Menkeu. 
 Pembebastugasan dan pemberhentian tsb 
tdk mengurangi tuntutan perdata dan 
pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan 
yg berlaku.

More Related Content

What's hot

Format kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkalaFormat kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkalaLissa Parista
 
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pekContoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pekrazitakhalyla
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaUniversity of Brawijaya
 
Surat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorSurat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorDecky Kusuma
 
Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaLeks&Co
 
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)Bbe Mee
 
Contoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutangContoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutangladfian_1
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
 
Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsPey Bae
 
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)Khalid Mustafa
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
Surat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docxSurat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docxUdhay Rullah
 
Surat keterangan izin berpergian
Surat  keterangan izin berpergianSurat  keterangan izin berpergian
Surat keterangan izin berpergianfaisalfikri9
 

What's hot (20)

Format kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkalaFormat kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkala
 
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
 
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptxBahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
 
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pekContoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
Contoh berita acara pho proses ba pemeriksaan pek
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
 
Hipotek
HipotekHipotek
Hipotek
 
Contoh surat penolakan
Contoh surat penolakanContoh surat penolakan
Contoh surat penolakan
 
Surat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorSurat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributor
 
Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa Menyewa
 
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
 
Contoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutangContoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutang
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pns
 
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Kementerian Investasi_Madiun_16 dan 17 Mei 2023.pptx
Kementerian Investasi_Madiun_16 dan 17 Mei 2023.pptxKementerian Investasi_Madiun_16 dan 17 Mei 2023.pptx
Kementerian Investasi_Madiun_16 dan 17 Mei 2023.pptx
 
Surat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docxSurat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docx
 
Undgn rpt bpd
Undgn rpt bpdUndgn rpt bpd
Undgn rpt bpd
 
Surat keterangan izin berpergian
Surat  keterangan izin berpergianSurat  keterangan izin berpergian
Surat keterangan izin berpergian
 

Viewers also liked

Lelang & kontrak
Lelang & kontrakLelang & kontrak
Lelang & kontrakkarnidi
 
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungPengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungBPJS Kesehatan RI
 
Dasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelanganDasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelanganAnnis Sabriya
 
Contoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNES
Contoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNESContoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNES
Contoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNESZaka Firma Aditya
 
SKRIPSI APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG
SKRIPSI   APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG SKRIPSI   APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG
SKRIPSI APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG Een Pahlefi
 
Hukum Perjanjian (Kontrak)
Hukum Perjanjian (Kontrak)Hukum Perjanjian (Kontrak)
Hukum Perjanjian (Kontrak)Shintia Delinda
 
Data Focused Docker Clustering. Docker Hamburg
Data Focused Docker Clustering. Docker HamburgData Focused Docker Clustering. Docker Hamburg
Data Focused Docker Clustering. Docker Hamburgmsh100
 
Gaspé police department interview questions copy
Gaspé police department interview questions   copyGaspé police department interview questions   copy
Gaspé police department interview questions copyselinasimpson69
 
Assignment 5B
Assignment 5BAssignment 5B
Assignment 5Blturne3
 

Viewers also liked (15)

Lelang & kontrak
Lelang & kontrakLelang & kontrak
Lelang & kontrak
 
Kontrak
KontrakKontrak
Kontrak
 
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungPengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
 
3 feb 16
3 feb 163 feb 16
3 feb 16
 
15 des 15
15 des 1515 des 15
15 des 15
 
Dasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelanganDasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelangan
 
Contoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNES
Contoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNESContoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNES
Contoh Surat Banding Pajak (zaka firma aditya/8111410061) fh UNNES
 
SKRIPSI APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG
SKRIPSI   APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG SKRIPSI   APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG
SKRIPSI APLIKASI TOKO ONLINE SISTEM LELANG
 
Hukum Perjanjian (Kontrak)
Hukum Perjanjian (Kontrak)Hukum Perjanjian (Kontrak)
Hukum Perjanjian (Kontrak)
 
Data Focused Docker Clustering. Docker Hamburg
Data Focused Docker Clustering. Docker HamburgData Focused Docker Clustering. Docker Hamburg
Data Focused Docker Clustering. Docker Hamburg
 
GPS
GPSGPS
GPS
 
Gaspé police department interview questions copy
Gaspé police department interview questions   copyGaspé police department interview questions   copy
Gaspé police department interview questions copy
 
Kormákur lokahóf
Kormákur lokahófKormákur lokahóf
Kormákur lokahóf
 
Assignment 5B
Assignment 5BAssignment 5B
Assignment 5B
 
Gne ration of com mputers
Gne ration of com mputersGne ration of com mputers
Gne ration of com mputers
 

Similar to LELANG HUKUM

Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Lelang pmk no 27 tahun 2016
Lelang pmk no 27 tahun 2016Lelang pmk no 27 tahun 2016
Lelang pmk no 27 tahun 2016Roni Setyawan
 
Istilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelangIstilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelangDisa Izdihar
 
Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek
Pengurusan Budel Pailit dalam PraktekPengurusan Budel Pailit dalam Praktek
Pengurusan Budel Pailit dalam Praktekalsalcunsoed
 
modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)
modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)
modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)RinaldoPratama4
 
MATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docx
MATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docxMATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docx
MATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docxIntanAnggraeni7
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Nurhidayati170
 
RizkiRofida_041911233035_Week8.pdf
RizkiRofida_041911233035_Week8.pdfRizkiRofida_041911233035_Week8.pdf
RizkiRofida_041911233035_Week8.pdfrizki454361
 
0.3. PERT PJL KELAS II..pptx
0.3. PERT PJL  KELAS II..pptx0.3. PERT PJL  KELAS II..pptx
0.3. PERT PJL KELAS II..pptxSutan Rouf
 

Similar to LELANG HUKUM (11)

Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Lelang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Lelang pmk no 27 tahun 2016
Lelang pmk no 27 tahun 2016Lelang pmk no 27 tahun 2016
Lelang pmk no 27 tahun 2016
 
Penjualan lelang
Penjualan lelangPenjualan lelang
Penjualan lelang
 
Istilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelangIstilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelang
 
Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek
Pengurusan Budel Pailit dalam PraktekPengurusan Budel Pailit dalam Praktek
Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek
 
modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)
modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)
modernisasi pelaksanaan lelang di indonesia melalui inovasi sistem (1)
 
MATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docx
MATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docxMATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docx
MATERI PASAR MODAL 2 (1) (1) (1)-dikonversi.docx
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
RizkiRofida_041911233035_Week8.pdf
RizkiRofida_041911233035_Week8.pdfRizkiRofida_041911233035_Week8.pdf
RizkiRofida_041911233035_Week8.pdf
 
AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
 
0.3. PERT PJL KELAS II..pptx
0.3. PERT PJL  KELAS II..pptx0.3. PERT PJL  KELAS II..pptx
0.3. PERT PJL KELAS II..pptx
 

More from jonatanwardian

Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjitojonatanwardian
 
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1   abdul ghofur anshoriHukum waris islam 1   abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshorijonatanwardian
 

More from jonatanwardian (6)

Waris adat m kn2
Waris adat m kn2Waris adat m kn2
Waris adat m kn2
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
 
Politik hukum sudjito
Politik hukum   sudjitoPolitik hukum   sudjito
Politik hukum sudjito
 
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1   abdul ghofur anshoriHukum waris islam 1   abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshori
 
Hukum jaminan sudjito
Hukum jaminan   sudjitoHukum jaminan   sudjito
Hukum jaminan sudjito
 
Hak atas tanah
Hak atas tanahHak atas tanah
Hak atas tanah
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (12)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

LELANG HUKUM

  • 1. PERATURAN LELANG I POKOK BAHASAN 1. Dasar Hukum dan hukum yang berlaku dalam pelelangan. 2. Peristilahan dan pengertian lelang a. Peristilahan b. Pengertian lelang : - Pengertian lelang menurut Pasal 1 V.R. - Pengertian lelang menurut Polderman - Pengertian lelang menurut Roel 3. Keharusan menggunakan juru lelang dan akibat pelanggarannya. 4. Cara-cara penawaran dalam pelelangan a. Penawaran naik-naik b. penawaran turun-turun c. Penawaran dengan pendaftaran (tender) - Tender penjualan - Tender pengadaan barang dan jasa 5. Pejabat-pejabat yang berkaitan dengan lelang : a. Juru lelang (Pejabat lelang) : - Pejabat Lelang Klas I - Pejabat Lelang Klas II b. Superintendent
  • 2. Lanjutan 6. Tata cara pelaksanaan lelang 7. Beberapa permasalahan yang timbul dalam pelelangan 8. Balai lelang
  • 3. DASAR HUKUM YANG BERLAKU DALAM PELELANGAN 1. Vendue Reglement (V.R.) : Peraturan Lelang Stb. 1908 No. 189 yg terjadi perubahan beberapa kali terakhir dirubah dg Stb. 1941 No 3 Ditindak lanjuti dg SK Menkeu No 337/KMK. 01/2000 ttg Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yg kmd dirubah dg KMK No.304/KMK.01/2002 dan kemudian dirubah lagi dg KMK No.401/KMK.01/2002, dan terakhir dg dikeluarkan PMK No. 40/PMK.07/2006 yg menghapus semua petunjuk pelaksaanaan lelang yg ada sebelumnya. PMK ini tdk menghapus V.R. ttp hanya memperjelas dan menyesuaikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam V.R dg perubahan perubahan yg terjadi, seperti pengumumam lelang dg selebaran, pemberitahuan scr keliling menurut ketentuan lama diganti dg media cetak (koran), media elektronik. 2. Vendue Instructie (Instruksi Lelang) Stb.1908 No. 190 ttg Pejabat Lelang . Ditindak lanjuti dg SK Menkeu No. 338/KMK.01/2000 Ttg Pejabat Lelang. Dan terakhir dg dikeluarkanya PMK No 41/PMK.07/2006 ttg Pejabat lelang kelas I menghapus semua SK Menkeu ttg Pejabat Lelang Kelas I sebelumya. Sedangkan utk Pejabat lelang Kelas II terakhir diatur dg PMK No. 119/PMK. 07/2005 ttg Pejabat Lelang Klas II 3. Bea Lelang diatur pada Stb. 1935 No No. 453 kmd dirubah dg Stb. 1935 No. 454, lalu dirubah dg Stb. 1949 No. 390 ttg Peraturan Bea Lelang dalam Pelelangan dan Penjualan Umum, serta SK Menkeu No. 229/KMK 01/97 ttg Bea Lelang Swasta . Kmd semua pengaturan bea lelang itu dicabut dg dikeluarkannya PP. no. 44 TAHUN 2003 tentang Pungutan oleh Negara diluar pajak dan Retribusi
  • 4. LANJUTAN • SK. Menkeu No 476/KMK/II/7/1972 ttg Tata Cara Penerimaan dan Pertanggungjawaban Hasil Pelelangan dan Pungutan- Pengutan oleh Kantor lelang.Negara dan Kantor lelang Klas II. 7. SK. Menkeu No. 47/KMK.01/1998 ttg Balai Lelang, kemudian dirubah dg SK. Menkeu No 339/KMK.01/2000 dan dirubah dg SK. Menkeu no. 306/KMK.01/2002. Terakhir dg dikeluarkanya PMK No.118/PMK.07/2005 tt Balai lelang, ini mencabut semua pengaturan Balai Lelang yg telah ada sebelumnya.
  • 5. PERISTILAHAN DAN PENGERTIAN A. PERISTILAHAN LELANG (auction) – openbaar varkoopingen) Istilah lain dari lelang adalah penjualan di muka umum B. PENGERTIAN LELANG Menurut Pasal 1 V.R. (penafsiran otentik) Penjualan di muka umum adalah penjualan barang yang dilakukan di muka umum, dg penawaran harga yang makin meningkat (bij opbod), dg persetujuan harga yang semakin menurun (bij aflag) atau dg pendaftaran harga (bij inschriving) atau dimana orang-orang yg diundang atau sebelumnya sudah diberitahu ttg pelelangan atau penjualan atau kesempatan yang diberikan kepada orang-orang yang berlelang atau yang membeli untuk menawar harga, menyetujui harga atau mendaftarkan harga.
  • 6. Peraturan Menteri Menkeu No. 40 PMK. 07/2006 Pasal 1 butir (1) “ Lelang adlh penjualan barang yg terbuka untuk umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dg penawaran harga secara tertulis atau lesan yg semakin meningkat atau menurun utk mencapai harha tertinggi didahului dg pengumuman lelang “
  • 7. Menurut Polderman Dalam desertasinya yg berjudul “ Het Openbaar Aanbod” Penawaran di muka umum adalah “ penjualan di muka umum adalah suatu alat untuk mengadakan perjanjian atau persetujuan yg paling menguntungkan bagi si penjual dg cara penghimpunan para peminat.”
  • 8. Lanjutan Syarat Lelang menurut Polderman tsb, yaitu : 1. Penjualan di muka umum itu harus selengkap mungkin 2. Ada kehendak untuk mengikatkan diri (perlunya uang jaminan) 3. Pihak lain yang akan mengadakan perjanjian tdk dapat ditunjuk sebelumnya
  • 9.  Kesimpulan : - Bahwa lelang itu terjadi pada suatu saat atau titik, yaitu pada saat tercapai persetujuan harga. Sebelum tercapai persetujuan harga mk blm terjadi pelelangan, krn tawar menawar harga di dlm jual beli itu mrpk sesuatu yg khas dalam jual beli di Indonesia. - Belum terjadi pelelangan, jika baru diberikan kesempatan kepada khalayak ramai untuk melakukan penawaran. Jadi pada tahap ini (tawar menawar) tidak termasuk dalam kegiatan lelang, shg apabila dilakukan tanpa berdasarkan peraturan lelang, maka bukan merupakan suatu pelangggaran, misalnya iklan penjualan tanah di suarat kabar yang dilakukan oleh penjualnya (pemiliknya) sendiri.
  • 10. ROELL “Penjualan di muka umum adalah suatu rangkaian kejadian yg terjadi antara saat dimana seseorang hendak menjual suatu barang atau lebih secara pribadi maupun dg perantaraan kuasanya dg memberi kesempatan kepada orng-orang yg hadir melakukan penawaran untuk membeli barang-barang yg ditawarkan sampai pada saat dimana kesempatan itu lenyap, yaitu pada saat tercapainya persetujuan antara penjual atau kuasanya dg pembeli ttg harganya”
  • 11. Jadi kesimpulannya : - Lelang adalah merupakan suatu proses yg dimulai dari saat seseorang akan menjual suatu barang sampai dg saat tecapainya persetujuan harga (harga yg diluluskan) atau sampai saat lelang itu dihentikan (krn tdk mencapai limit harga yg diinginkan penjual), shg barang tdk jadi dilelang/tdk jadi dijual. - Mulai saat dikeluarkan niat menjual barang di muka umum, proses lelang sudah dimulai oleh karenanya itu semuanya harus dimulai sesuai dg ketentuan dalam peraturan lelang. Di Indonesia yg dianut adalah pendapat Roell, namun untuk pengumuman lelangnya tetap berada ditangan penjual sesuai dg Pasal 18 Peraturan . Menkeu No. 40/PMK.07/2006 yg berbunyi “ Penjualan secara lelang wajib didahului dg pengumuman lelang yg dilakukan oleh penjual melalui surat kabar yg terbit di tempat barang berada yg akan dijual”
  • 12. JENIS – JENIS LELANG  1. LELANG EKSEKUSI  A. Lelang Eksekusi Pengadilan  B. Lelang Eksekusi Pajak  C. Lelang Eksekusi Harta Pailit  D. Lelang Eksekusi Berdasarkan Psl 6 UUHT  E. Lelang Eksekusi P UPN  F. Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia  G. Lelang Eksekusi Gadai  H. Lelang Eksekusi Benda sitaan Berdasarkan Psl 18 ayat  (2) UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Ttg  Tindak Pidana Korupsi  I. Lelang Eksekusi Barang dikuasai/tidak dikuasai Negara J. Lelang Eksekusi Barang Sitaan berdasarlan Pasal 13 KUHAP K. Lelang Eksekusi Barang Rampasan L. Lelang Eksekusi Barang Temuan
  • 13.  2. LELANG NON EKSEKUSI  A. Lelang Non Eksekusi Wajib  - Barang Milik Pemerintah  - Dirjen Bea cukai (bukan Penghapusan)  - Barang Milik BUMN/D Non Persero  - Kayu dan Hasil Hutan  B. Lelang Non Eksekusi Sukarela  - Barang Milik BUMN/D berbentuk PT Persero  - Aset Bank dalam Likuidasi  - Barang Milik seseorang atau Badan Hukum  Perdata
  • 14. JURU LELANG/PEJABAT LELANG Keharusan menggunakan Juru Lelang/Pejabat Lelang dan akibat pelanggarannya. Pasal 1 a V.R. menyatakan : “Penjualan di muka umum tdk boleh diadakan kecuali di depan juru lelang” . Hal ini dipertegas lagi dg S.K. Menkeu No. 304/KMK 01/2002 ttg Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Pasal 25 ayat (1) menyatakan” Setiap lelang dilaksanakan di hadapan Pejabat Lelang” ayat (2) nya menyatakan bahwa “Pelaksanaan lelang yg menyimpang dr ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah tdk sah” Setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh dan/atau dihadapan Pejabat lelang kcl ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. (PMK No. 40/PMK.07/2006)
  • 15. Pelanggaran Thdp Keharusan menggunakan perantaraan JuruLelang/Pejabat Lelang  Pasal 1 a angka 3 V.R. menyatakan “ Sesorang yg berbuat bertentangan dg ketentuan dlm pasal ini didenda paling banyak sepuluh ribu Gulden dan perbuatannya dikualifikasikan sbg tindak pidana pelanggaran”.  Pengecualian :  - Lelang yg dilakukan Kantor Pegadaian  - Lelang yg dilakukan oleh Perhutani  - Lelang tender pemerintah berdasarkan Keppres
  • 16.  Juru Lelang/Pejabat Lelang di dalam Melaksanakan Pekerjaannya mewakili 3 (tiga) kepentingan, yaitu : - Kepentingan penjual  - Kepentingan Pemerintah  - Kepentingan pembeli
  • 17.  Pengertian Pejabat Lelang (vendumeester):  Adalah org yg khusus diberi wewenang oleh menteri keuangan untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku (Pasal 1 angka 2 Vendureglement).  Pejabat lelang dibedakan 2 (dua) :  1. Pejabat lelang Kelas I  2. Pejabat Lelang Kelas II
  • 18.  Kedudukan Pejabat Lelang  Pejabat Lelang Kelas I hanya dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya selama berkedudukan di KPKNL  Pejabat Lelang Kelas II hanya dapat melaksanakan tugasnya selama berkedudukan di Kantor Pejabat Lelang Kelas II atau Balai Lelang dalam wilayah kerjanya.
  • 19.  Pejabat Lelang Kelas I yg berkedudukan di KPKNL berwenang melaksanakan lelang eksekusi dan lelang non eksekusi  Pejabat Lelang Kelas II yg berkedudukan di Kantor Pejabat lelang Kelas I I berwenang melaksanakan lelang non e k s e k u s i s u k a r e l a , l e l a n g a s e t BUMN/BUMD berbentuk Persero, dan lelang aset milik bank dalam likuidasi berdasrkan PP No. 25 tahun 1999.
  • 20.  Pejabat Lelang Kelas I :  Adalah pegawai DJPLN yg diberikan wewenang oleh Menteri Keuangan utk melakukan penjualan scr lelang .  Syarat-syarat utk diangkat menjadi Pejabat Lelang Kelas I :  a. Sehat Jasmani dan rohani yg dinyatakan dg surat ket. dr dokter pemerintah;  b. Fotocopy ijasah S1;  c. Berpangkat serendah-rendahnya penata Muda Gol.Ruang III/a (foto copy Surat Keputusan Pengangkatan terakhir)  d. Lulus Diklat Pejabat lelang (Diklat II/III atau DPT III PPLN)  e. Rekomendari atasan setingkat eselon III di Unit kerja ybs.  f. Surat Ket.Tidak pernah terkena sanksi administratif dan memiliki integritas yg tinggi yg dinyatakan dg surat keterangan dr Pejabat Eselon III dlm unit kerja ybs.
  • 21.  Wewenang Pejabat Lelang kelas I:  a. Melakukan analisis yurudis thdp dokumen persyaratan lelang dan dokumen barang yg akan dilelang  b. Menegur dan mengeluarkan peserta atau pengunjung lelang apabila melanggar tata tertib;  c. Menghentikan pelaksanaan lelang sementara waktu;  d. mengesahkan atau membatalkan surat penawaran;  e. Menolak melaksanakan lelang apbl tdk yakin  akan persyaratan formalberkas pesyaratan lelang  f. Melihat barang yg akan dilelang  g. Meminta bantuan aparat apabila diperlukan  h. Membatalkan pembeli lelang yg wanprestasi.
  • 22.  Kewajiban – kewajiban Pejabat Lelang Kelas I :  a. Bertindak jujur, seksama, mandiri tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak terkait  b. Meneliti dokumen persyaratan lelang;  c. Membuat bagian kepala risalah lelang, sblm lelang dimualai;  d. Membacakan bag kepala risalah lelang sblm lelang dimulai  f. Memimpin lelang;  g. Mengesahkan pembeli lelang;  h. Membuat minuta risalah lelang dan menyimpannya;  i. Membuat salinan dan kutipan risalah lelang;  j. Meminta dari pembeli bukti pelunasan harga lelang, BPHTB dan pungutan-pungutan lain yg diatur di dalam peraturan–peundang- undangan;  k. Membuat laporan pelaksanaan lelang sesuai dg ketentuan yg berlaku;  l. Mematuhi peraturan perundang-undangan lelang.
  • 23. LARANGAN BAGI PEJABAT LELANG KELAS I  a. Melayani permohonan lelang diluar kewenangannya;  b. Dg sengaja tdk hadir dipelaksanaan lelang;  c. Membeli barang yg dilelang dihadapannya;  d. Tidak menyetorkan hasil lelang;  e. melakukan pungutan lain diluar yg telah diatur dlm peraturan perundang-undangan;  f. Melakukan tindakan yg tidak sesuai dg  kepatutan;  g. Menolak permohonan lelang yg telah memenuhi legalitas obyek dan subyek;  h. Merangkap atau profesi sbg pejabat neg, kuratoe, advokat, atau jabatan lain yg oleg peraturan perundang-undangan dilarang dirangkap.
  • 24.  Pejabat Lelang Kelas II :  Adalah orang-orang tertentu yg diangkat untuk jabatan itu oleh Menteri Keuangan yg didelegasikan kepada Dirjen. Orang-orang tertentu yg dimaksud adalah orang-orang yg berasal dr : Notaris, Penilai, Sarjana Hukum, Sarjana ekonomi dan pensiunan pegawai DJPLN diutamakan yg pernah menjadi Pejabat lelang Kelas I, atau lulusan Diklat Pejabat Lelang yg diadakan oleh Badan Diklat Keuangan DepKeu.  Pejabat Lelang kelas II berkedudukan di wilayah kerja tertentu yg ditetapkan oleh Dirjen (Kantor Pejabat lelang Kelas II atau di Balai Lelang).
  • 25.  Syarat-syarat Untuk diangkat sbg Pejabat Lelang Kelas II :  a. Sehat jasmani dan rohani;  b. Berpendidikan serendah-rendahnya sarjana S1 diutamakan bid hukum, ekonomi menejemen atau penilai; c. Tidak pernah terkena sanksi administrasiberat dan memiliki integritas tinggi yg dibuktikan dg surat rekomendasi dari Dirjen. d. tdk pernah dijatuhi hukuman pidana yg dibuktikan dg surat ket. kepolisian.  e. Khusus utk pensiunan PNS DJPLN, harus berpangkat serendah-rendahnya Penata muda Gol III/a.  f. Memiliki kantor pejabat lelang kelas II paling sedikit seluas 48 M2. g. Telah mengikuti magang yg dibutikan dg rekomendasi dr Direksi balai lelang dan Kepala KPKNL atau Direksi balai lelang dan pejabat lelang kelas II i. Lulus diklat pejabat lelang yg diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dep keu kecuali pensiunan PNS DJPLN; j. Lulus diklat pejabat lelang (khusus) yg diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dep keu , dalam hal pemohon adlh notaris;
  • 26. WEWENANG PEJABAT LELANG KELAS II  a. Melakukan analisis yurudis thdp dokumen persyaratan lelang dan dokumen barang yg akan dilelang  b. Menegur dan mengeluarkan peserta atau pengunjung lelang apabila melanggar tata tertib;  c. Menghentikan pelaksanaan lelang sementara waktu;  d. mengesahkan pemenang;  e. Menolak melaksanakan lelang apbl tdk yakin  akan persyaratan formalberkas pesyaratan lelang  f. Melihat barang yg akan dilelang  g. Meminta bantuan aparat apabila diperlukan  h. Membatalkan pembeli lelang yg wanprestasi.
  • 27.  Kewajiban – kewajiban Pejabat Lelang Kelas II :  a. Bertindak jujur, seksama, mandiri tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak terkait  b. Mengadakan perikatan perdata dg balai lelang mengenai pelaksanaan lelang dan honorarium  c. Meneliti dokumen persyaratan lelang;  d. Membuat bagian kepala risalah lelang, sblm lelang dimualai;  e. Membacakan bag kepala risalah lelang sblm lelang dimulai  f. Memimpin lelang;  h. Membuat minuta risalah lelang dan menyimpannya;  i. Membuat salinan dan kutipan risalah leng;  j. Meminta dari balai lelang bukti pelunasan harga lelang, BPHTB dan pungutan-pungutan lain yg diatur di dalam peraturan–peundang- undangan;  k. Membuat laporan pelaksanaan lelang sesuai dg ketentuan yg berlaku;  l. memnberikan pelayanan lelang sesuai peraturan peundang-undangan yg berlaku;
  • 28. LARANGAN BAGI PEJABAT LELANG KELAS II  a. Melayani permohonan lelang diluar kewenangannya;  b. Dg sengaja tdk hadir dipelaksanaan lelang;  c. Membeli barang yg dilelang dihadapannya;  d. Menerima uang jaminan dan harga lelang dr pembeli;  e. melakukan pungutan lain diluar yg telah diatur dlm peraturan perundang-undangan;  f. Melakukan tindakan yg tidak sesuai dg  kepatutan;  g. Menolak permohonan lelang yg telah memenuhi legalitas obyek dan subyek;  h. Merangkap atau profesi sbg pejabat neg, kurator, advokat, atau jabatan lain yg oleg peraturan perundang-undangan dilarang dirangkap.
  • 29.  Pembinaan Pejabat Lelang Kelas I  Pembinaan pejabat lelang berupa pengawasan pelaksanaan lelang, pemberian penghargaan atau sanksi  Pembinaan Pejabat Lelang kelas I dilakukan oleh Dirjen. Kakawil DJPLN melakukan pembinaan thdp pejabat lelang kelas I yg berkedudukan di wilayahnya.  Kakanwil melakukan Pembinaan terkait dg pelaksanaan pejabat lelang kelas I, meliputi :  a. Penilaan kinerja  b. Pemeriksaan langsung atau tdk langsung yg hasilnya disampaikan kpd Dirjen DJPLN  c. Menindaklanjuti sanksi yg dijatuhkan oleh direktorat Jenderal  d. Memberikan saksi peringatan tertulis  e. Melakukan pengawasan pelaksanaan lelang
  • 30. PENILAIAN KINERJA  Penilaian kinerja Pejabat Lelang Kelas I, didasarkan pada :  a. Kualitas pelayanan lelang, meliputi : 1. Kecernatan dlm pembuatan minuta risalah lelang dan turunannya 2. Kecermatan dalam menganalisa dokumen 3. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan lelang 4. Optimalisasi harga b. Kuantitas pelaksanaan lelang, meliputi : 1. Jumlah minutah risalah lelang, salinan , kutipan dan grose yg dihasilkan baik kondisi barang laku, ditahan atau tdk ada penawaran 2. Jumlah harga lelang, bea lelang, dan pungutan pajak/lain yg sah dr pelaksanaan lelang yg dicapai - Penilaian kinerja dilakukan paling sedikit satu tahun sekali - Utk melakukan penilaian kinerja Kakanwil dpt menunjuk pejabat/pegawai dilingkungannya - Penilaian menggunakan standar Pemeriksaan yg ditetapkan Dirjen - Hasil penilaian dilaporkan ke Direktur Lelang, dg usul pemberian penghargaan atau sanksi - Direktur lelang menganalisa dan meneliti penilaian dan dan meneruskan usul tsb kpd Dirjen
  • 31. PEMERIKSAAN  Untuk melakukan pemeriksaan pelaksanaan lelang, Kepala Kantor DJPLN dapat menunjuk pejabat/pegawai dilingkungan Kanwil DJPLN .  Pejabat lelang yg diperiksa wajib memperhatikan risalah lelang, buku, catatan.dokumen dan memberikan keterangan atas pelaksanaan lelang yg diperlukan dlm pemeriksaan.
  • 32. Peringatan Tertulis  Peringatan tertulis diberikan pd pejabat lelang kelas I, dlm hal :  a. Terlambat atau tdk membuat risalah lelang  b. Melakukan kesalahan dlm pembuatan risalah lelang yg bersifat prinsipiil, antara lain data obyel lelang, harga lelang dan/ pengenaan bea tarif lelang.  Kakanwil memberikan peringatan paling lambat 7 hari kalender berdasarkan hasil periksaan langsung/tdk lansung  Pejabat lelang yg tdk mengindahkan surat peringatan tertulis dlm tenggang waktu 14 hari sejak diterimanya surat peringatan tsb diusulkan utk dibebas tugaskan.
  • 33.  Pembebastugasan Pejabat Lelang  Pejabat Lelang diusulkan utk dibebastugaskan dlm hal terdapat indikasi :  a. Tidak mengindahkan peringatan ;  b. tidak melaksanakan kewajiban;  c. melanggar larangan c s/d h PMK  41/PMK.07/2006;  d. Melakukan kesalahan sebagaimana diatur dlm pasal 17 ayat (1) sebanyak tiga kali ;  e. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus tindak pidana dg ancaman hukuman penjara
  • 34.  Usulan pembebastugasan diajukan oleh KP2LN kepada Kakanwil DJPLN utk diteruskan ke Dirjen PLN.  Pejabat lelang dibebastugaskan oleh Dirjen atas nama Menkeu.  Pembebastugasan tersebut berlaku utk jangka waktu 6 bln dan apbl terjadi pelanggaran lagi utk hal-hal yg telah disebutkan di atas akan dibebas tugas utk kedua kalinya selama satu tahun. Apbl terjadi pengulangan pelanggaran/kesalahan utk ketiga kalinya pejabat lelang kelas I tsb akan dibertikan tdk dg hormat.  utk pejabat lelang kelas I yg berstatus terdakwa spt di atas dibebas tugaskan selama 6 bulan, dan dpt diperpanjang sampai 2 tahun apabila pemrosesan atas pelanggarannya belum selesai. Apbl proses tsb sampai 2 tahun belum selesai yg bersangkutan diberhentikan dg hormat;  Apabila indikasi pelanggaran tidak terbukti, mk pejabat lelang yg telah diberhentikan tsb dpt diangkat kembali.
  • 35.  Pemberhentian Pejabat Lelang  Pejabat lelang diusulkan utk diberhentikan dg hormat dlm hal ;  a. Meninggal dunia;  b. Pensiun;  c. tdk mampu scr jasmani dan rohani utk melaksanakan tugas jabatannya;  d. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus tindak pidana dg ancaman hukuman penjara dan telah dibebastugaskan selama 2 tahun.
  • 36. Pemberhentian tdk dg hormat  a. melayani dan melalukan lelang diluar kewenangannya;  b. dg sengaja tdk hadir dlm pelaksanaan lelang;  c. dijatuhi hukuman pid penjara berdasarkan put pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap;  d. Melakukan pelanggaran pasal 20 ayat (3)  e. rangkap jabatan sbg pejabat neg, pengacara, jabatan lain yg oleh peraturan perundang-undangan dilarang.
  • 37.  Usulan pemberhentian Pejabat Lelang tsb diajukan oleh Kakanwil kepada Dirjen PLN, dg tembusan kepada Kepala KP2LN  Pengajuan usulan tsb disertai bukti sesuai pasal 23  Pejabat lelang diperhentikan oleh Dirjen atas nama Menkeu.  Pembebastugasan dan pemberhentian tsb tdk mengurangi tuntutan perdata dan pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku.
  • 38.  Pembinaan Pejabat Lelang Kelas II  Pembinaan pejabat lelang berupa pengawasan pelaksanaan lelang, pemberian penghargaan atau sanksi  Pembinaan Pejabat Lelang kelas II dilakukan oleh Dirjen. Kakawil DJPLN melakukan pembinaan thdp pejabat lelang kelas I yg berkedudukan di wilayahnya.  Kakanwil melakukan Pembinaan terkait dg pelaksanaan pejabat lelang kelas II, meliputi :  a. Penilaan kinerja  b. Pemeriksaan langsung atau tdk langsung yg hasilnya disampaikan kpd Dirjen DJPLN  c. Menindaklanjuti sanksi yg dijatuhkan oleh direktorat Jenderal  d. Memberikan saksi peringatan tertulis  e. Melakukan pengawasan pelaksanaan lelang f. Menerima atau menolak permohonan cuti
  • 39.  Penilaian kinerja Pejabat Lelang Kelas II, didasarkan pada :  a. Kualitas pelayanan lelang, meliputi : 1. Kecernatan dlm pembuatan minuta risalah lelang dan turunannya 2. Kecermatan dalam menganalisa dokumen 3. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan lelang 4. Optimalisasi harga b. Kuantitas pelaksanaan lelang, meliputi : 1. Jumlah minutah risalah lelang, salinan , kutipan dan grose yg dihasilkan baik kondisi barang laku, ditahan atau tdk a da penawaran 2. Jumlah harga lelang, bea lelang, dan pungutan pajak/lain yg sah dr pelaksanaan lelang yg dicapai - Penilaian kinerja dilakukan paling sedikit satu tahun sekali - Utk melakukan penilaian kinerja Kakanwil dpt menunjuk pejabat/pegawai dilingkungannya - Penilaian menggunakan standar Pemeriksaan yg ditetapkan Dirjen - Hasil penilaian dilaporkan ke Direktur Lelang, dg usul pemberian penghargaan atau sanksi - Direktur lelang menganalisa dan meneliti penilaian dan dan meneruskan usul tsb kpd Dirjen
  • 40. PEMERIKSAAN  Untuk melakukan pemeriksaan pelaksanaan lelang, Kakanwil DJPLN dapat menunjuk pejabat/pegawai dilingkungan Kanwil DJPLN .  Pejabat lelang yg diperiksa wajib memperhatikan risalah lelang, buku, catatan.dokumen dan memberikan keterangan atas pelaksanaan lelang yg diperlukan dlm pemeriksaan.
  • 41. Peringatan Tertulis  Peringatan tertulis diberikan pd pejabat lelang kelas II, dlm hal :  a. Terlambat atau tdk membuat risalah lelang  b. Tdk melakukan pem bukuan  c. Terlambat atau tdk membuat kutipan dan salinan risalah lelang  d. Terlambat menyetorkan bagian perurugi superintenden pengenaan bea tarif lelang.  Kakanwil memberikan peringatan paling lambat 7 hari kalender berdasarkan hasil periksaan langsung/tdk lansung  Pejabat lelang yg tdk mengindahkan surat peringatan tertulis dlm tenggang waktu 14 hari sejak diterimanya surat peringatan tsb diusulkan utk dibebas tugaskan.
  • 42.  Pembebastugasan Pejabat Lelang  Pejabat Lelang diusulkan utk dibebastugaskan dlm hal terdapat indikasi :  a. Tidak mengindahkan peringatan ;  b. tidak melaksanakan kewajiban;  c. melanggar larangan (Pasal 12c s/d h);  d. Melakukan kesalahan dlm pembuatan risalah lelang yg bersifat prinsipiil, antara lain data obyel lelang, harga lelang dan/ pengenaan bea tarif lelang;  e. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus tindak pidana dg ancaman hukuman penjara
  • 43.  Usulan pembebastugasan diajukan oleh KP2LN kepada Kakanwil DJPLN utk diteruskan ke Dirjen PLN.  Pejabat lelang dibebastugaskan oleh Dirjen atas nama Menkeu.  Pembebastugasan tersebut berlaku utk jangka waktu 6 bln dan apbl terjadi pelanggaran lagi utk hal-hal yg telah disebutkan di atas akan dibebas tugas utk kedua kalinya selama satu tahun. Apbl terjadi pengulangan pelanggaran/kesalahan utk ketiga kalinya pejabat lelang kelas II tsb akan diberhentikan tdk dg hormat.  utk pejabat lelang kelas II yg berstatus terdakwa spt di atas dibebas tugaskan selama 6 bulan, dan dpt diperpanjang sampai 2 tahun apabila pemrosesan atas pelanggarannya belum selesai. Apbl proses tsb sampai 2 tahun belum selesai yg bersangkutan diberhentikan dg hormat;  Apabila indikasi pelanggaran tidak terbukti, mk pejabat lelang yg telah diberhentikan tsb dpt diangkat kembali.
  • 44.  Pemberhentian Pejabat Lelang  Pejabat lelang diusulkan utk diberhentikan dg hormat dlm hal ;  a. Meninggal dunia;  b. Permintaan sendiri;  c. Mencapai usia 65 th;  d. tdk mampu scr jasmani dan rohani utk melaksanakan tugas jabatannya;  e. telah berstatus sbg terdakwa dlm kasus tindak pidana dg ancaman hukuman penjara dan telah dibebastugaskan selama 2 tahun.
  • 45. Pemberhentian tdk dg hormat  a. melayani dan melalukan lelang diluar jabatannnya  b. melayani dan melalukan lelang diluar kewenangannya;  c. dg sengaja tdk hadir dlm pelaksanaan lelang;  d. dijatuhi hukuman pid penjara berdasarkan put pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap;  e. Melakukan pelanggaran pasal 30 ayat (3)  f. Tdk lagi berkedudukan di wilayah jabatannya scr terus menerus selama 30 hari tanpa alasan yg jelas  g. rangkap jabatan sbg pejabat neg, pengacara, jabatan lain yg oleh peraturan perundang-undangan dilarang.
  • 46.  Usulan pemberhentian Pejabat Lelang tsb diajukan oleh Kakanwil kepada Dirjen PLN, dg tembusan kepada Kepala KP2LN  Pengajuan usulan tsb disertai bukti sesuai pasal 23  Pejabat lelang diperhentikan oleh Dirjen atas nama Menkeu.  Pembebastugasan dan pemberhentian tsb tdk mengurangi tuntutan perdata dan pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku.