Dokumen tersebut membahas tiga pelajaran penting dari gempa Palu Donggala 2018, yaitu kerusakan struktur akibat gempa dan likuifaksi tanah serta dampak dan mitigasi tsunami. Dokumen ini menekankan pentingnya mempelajari geoteknik dan mempersiapkan bangunan tahan gempa beserta sistem peringatan dini tsunami.
1. HIDUP DAMAI BERSAMA GEMPA, TSUNAMI DAN LIKUIFAKSI
Pelajaran dari Gempa Palu Donggala (28 Sept 2018)
Paulus P. Rahardjo, PhD
Professor of GeotechnicalEngineering
Universitas KatolikParahyangan
Bandung - Indonesia
INSPIRING TALK – TEKNIK SIPIL UNPAR XVII
OCTOBER 31, 2018
2. Isi OBROLAN
1. Memahami Gempa dan Tsunami
2. Kondisi Geologi dan Seismotektonik di Indonesia
3. Lessons Learned
◦- Kerusakan Bangunan dan Infrastruktur
◦- Pelajaran dari Tsunami
◦- Pelajaran dari Liquefaksi
4. Hidup berdamai bersama gempa, tsunami dan liquefaksi
3. Apa yang menyebabkan gempa ?
Inner
core
Outer
core
HOT
Mantle
(solid)
Bumi kita dinamis bergerak
5. Tabrakan pelat membentuk sesar sesar peregangan batuan
menyimpan energi Bila batuan tidak dapat menahan gaya slip
energi dilepaskan perambatan gelombang gempa ke permukaan
8. Energy Seismic Moment
A
D
Mo=m D A
m = 3 x 1010 N/m2
Ilustrasi dari Irsyam 2009
Mw = log (MO/1.5 - 10.7)
Mo = momen seismik dalan dyne-cm
9. Dampak Gempa di Permukaan Bumi
1. Surface Cracks/ruptures
2. Getaran Gempa
3. Beban Lateral pada
Bangunan dan Infrastruktur
4. LIQUEFACTION/Liquifaksi
5. Longsoran
6. Tsunami
Surface ruptures
Hokaido, 2018
10.
11. Tectonik Indonesia
Padang
(2009)
Earthquake Case Histories
1. Banda Aceh Tsunami
The biggest tsunami
2. Padang Earthquakes
The biggest Landslides
3. Palu Donggala
Earthquakes
The biggest Liquefaction
Banda Aceh
(2004)
PaliDonggala
Earthquakes
(2018)
21. Data from USGS-ANSSComCat
Date 28 September 2018
Local Time 18:02:44 (WITA = central Indonesia)
Duration 3-7 Menit
Magnitude 7,4 Mw (main shock)
Depth 10 km
Episentrum 0,18°LS 119,85°BT
Palu Koro Fault – Strike Slip Fault
Total number damage66.926 houses
Max Intensity. IX MMI
Tsunami 7 m (at Donggala) (atau 15 m Wani)
First earthquake 6,0 Mw at 15:00:00 (WITA)
After schock 6,1 Mw at 18:45:25 (WITA)
34. Evakuasi dari Runtuhan Bangunan
Evacuation by SAR team (foto on 4/10).
(AFP Photo/Mohd Rasf)
Evacuation by SAR team (foto on Sunday (30/9).
(AP Photo/Tatan Syuflana)
37. GPS detection of ground deformation associated
with great thrust fault earthquake at a
subduction zone. Between earthquakes strain
associated wiwth the the subduction
accumulates of the locked plate interface. The
earthquake releases this strain, causing ground
motion that generates the seismic waves in the
earth and the tsunami in the ocean.
Seth Stein and Emile A Okal
Dept of Geological Sciences
Northwestern University, USA
Mekanisme Tsunami
44. Resume
Keamanan bangunan tidak hanya tergantung pada kekuatan struktur
atas.
Efek gempa pada kondisi tanah dan pondasi perlu menjadi
pertimbangan dalam perancangan bangunan tahan gempa.
Pengetahuan dalam ilmu geoteknik diperlukan untuk memberikan
masukan pada desain struktur tahan gempa.
46. Masalah tsunami pada Gempa Palu-Donggala
- Periode kedatangan tsunami amat pendek
- warning system tidak pasti
- Tidak ada persiapan
- praktis tidak ada proteksi pantai thd tsunami
- Elevasi rendah
- tidak diduga krn type gempa strike slip
- tsunami buoys tidak bekerja semestinya
53. LIQUIFACTION/Liquifaksi
LIQUIFACTION (Liquifaksi) : adalah suatu peristiwa dimana
tanah mengalami penurunan kekuatan geser dan mengalir
dengan kondisi volume, tegangan geser dan tegangan
efektif tetap akibat peningkatan tekanan air pori saat gempa
Fenomena liquifaksi bisa berupa sand blows, flow
liquifaction/Liquifaksi aliran (yang dapat menyebabkan
lateral spreading dan landslides) atau cyclic mobility
54. Kerusakan akibat liquifaksi
Kegagalan pondasi dangkal
Kegagalan pondasi tiang akibat kehilangan tahanan lateral atau
akibat penambahan tekanan lateral
Pergeseran pondasi
Kegagalan sistem struktur penahan
Settlement secara luas
Lateral spreading
Landslides dan flow liquifaction (likuifaksi aliran)
57. Damage due to Liquifaction
- Petobo : 744 houses
- Balaroa : 1700 houses
- Jono Oge :
58. Massive Liquefaction
Petobo village and Perumnas Balaroa
Balaroa located at Palu-Koro Fault. After
liquefaction, some area settled 5 m, and
other area heave 2m
1.747 units of houses damage or gone
Petobo, hundreds of houses sink into
mud 3-5 m deep
744 units of houses damage or gone
71. Evakuasi akibat liquefaksi
Tantangan dan Kesulitan
- Massive liquefaction area luas
- Kesulitan akses alat berat
- Banyak korban tertimbun (3-5m)
- Posisi korban sulit diketahui
- Peralatan terbatas
- Debris
74. Langkah langkah berdamai dengan gempa,
tsunami dan liquefaksi
1. Pastikan Lokasi Rumah atau Property anda dari lokasi sesar atau sumber gempa
2. Ketahuilah Kondisi Tanah di lokasi anda tinggal dan bekerja
3. Bila berada di area bukit ketahuilah apakah berpotensi bergerak (lihat peta kerentanan
longsor)
4. Bila berada di area pantai, apakah ada proteksi terhadap tsunami
5. Evaluasi kondisi struktur dan arsitektur, check detailing apakah baik ? Untuk gedung adakah
dokumen perencanaan yang telah diperiksa otoritas ?
6. Kenali posisi anda terhadap utilitas yang membahayakan dan lokasi eksit terdekat
7. Pastikan apakah anda membutuhkan asuransi ?
76. Mitigation for liquefaction
- Identify the potential of liquefaction (CPT or drilling with SPT)
- Select suitable foundation
- If buildings/infrastructure already exist improve foundation & structures
- If area to be developed improve by densification of the sandy soils
Recommendation for foundation in liquefiable area (SNI 840:2017)
- Use of shallow foundation not recommended (except after ground improvement)
- For deep foundation, friction in liquefaction layers shall be neglected
- Use of battered piles and prestressed concrete not recommended
- Use of steel pile recommended considering ductility of the foundation system
Additional Recommendation (by author)
Lateral capacity of deep foundation must be reduced to degradation of soils stiffness
Bearing Capacity must consider parameter of soil behavior under cyclic load
78. Conclusions Summary
1. The occurance of earthquakes, tsunamis and liquefactions have been
very severe in Indonesia, many lessons learned from these disasters
2. Civil engineers are among the most responsible teams for preparation
against the hazard and reduction of disasters
3. Disasters are global phenomena International cooperations are
important and could be built up for future awareness
4. Many of the geotechnical aspects of the disasters are open for further
study, experience is the best teacher
5. High education is proposed to include in their curriculum on Natural
Disasters and Understanding of Risk Reduction
80. Kajian Landaan Tsunami
Dataran rendah
Daerah Perbukitan
Wilayah
Sungai
Daerah khusus
Tsunami
Depth (m)
Daerah Dataran Rendah
Daerah Perbukitan
Wilayah Sungai
Daerah Bandara
Daerah Khusus
84. Mitigasi terhadap Tsunami
1. Rute Tsunami ditetapkan “blue line”
2. Evakuasi Vertikal diperlukan bangunan2 tinggi yang
kokoh dan dapat menahan gelombang tsunami
Masalah :
Warning system ? Siapa memberi komando? Media?
Kepanikan ?
Jangka waktu gempa ke Tsunami hanya 15 menit
waktu tempuh?
Bagaimana kalau gempa malam hari ?
Bagaimana untuk evakuasi nara-pidana ?
Bagaimana untuk evakuasi orang sakit ?
85. Mitigasi terhadap Tsunami
3. Seawalls
Keuntungan/advantages
Memberikan proteksi 24 jam/hari atau setidaknya pengurangan energi
Dapat digunakan untuk fasilitas infrastruktur (jalan, lokasi pipa dll)
Dapat menjadi icon kota Padang
Dapat dimanfaatkan untuk wisata pantai
Memberikan rasa “aman” bagi penduduk Kota Padang
Masalah :
Mengganggu pemandangan
Menyulitkan Akses ke pantai
Problem di mulut sungai/ muara
Investasi besar masalah finansial (akan dibahas pada paparan berikut)
86. Evakuasi Vertikal
Membutuhkan bangunan
bangunan atau bukit yang
dapat berfungsi sebagai shelter
pada setiap jarak 500 m
Bangunan harus kokoh dan
mudah dijangkau akses
mudah terlihat dan dapat cepat
Penduduk kota Padang harus mendapatkan sosialisasi secara terus menerus
latihan mencapai shelter dan bilamana terjadi tsunami tidak panik serta tahu
dimana posisi shelter terdekat
Contoh Bangunan untuk
Evakuasi Vertikal
87. Skema waktu evakuasi Vertikal di kota Padang
Gempa
Memastikan terjadi
Tsunami (BMKG) 5 “
Alarm Peringatan Dini
Waktu response reaksi
Waktu mencapai
posisi Evakuasi Vertikal
10 menit
3 menit
5 menit
90. Diskusi Seawal : jenis2 seawall
Seawall Struktur Giant Seawall di Jepang (12.5m high)
91. Belajar dari kegagalan di Jepang
Seawal terlalu rendah overtoping
Namun energi berkurang banyak
tingkat kerusakan lebih rendah
Miyako
92. Belajar dari keberhasilan di Jepang
Seawall memadai overtoping dicegah namun masih ada kerusakan
Seawall menahan debris tingkat kerusakan lebih rendah atau tidak ada
93. Diskusi Seawal : jenis2 seawall
Break water
Tidak ada masalah dengan
Pembebasan lahan
Kondisi air mungkin dalam
Menguntungkan untuk perairan
dalam tidak bergelombang dan
relatif kecil masalah erosi
Sulit “dijual” untuk pembiayaan
94. Diskusi Seawal dan Model
• Pertahanan pasif dan andal
• Proteksi 24 jam/hari
• Dapat merupakan icon
• Dampak positif resilience kota
• Bagian dari daya tarik dan
• Komersial + Turisme
• Biaya dipikul Banyak Investor
• Main road dan shopping center
97. Diskusi Awal Seawall
mengubah kenampakan seawal menjadi lebih nyaman dan untuk wisata
Memanfaatkan ruang dibawah seawall
Untuk rekreasi atau komersiil
98. Apakah mungkin seawall di Padang ?
Lokasi : apakah sepanjang pantai ? Berapa panjang ?
Lokasi : apakah di tepi pantai atau di laut ?
Apakah ada resistensi ? (pemilik hotel/resort di pantai ? Nelayan?
Apakah ada dampak terhadap biota ?
Bagaimana keselarasan dengan tata kota ?
Bagaimana dengan master plan didaerah pesisir ?
Bagaimana dengan resiko liquifaksi
Bagaimana pembiayaan nya ?
Bagaimana sisi hukum nya ?