Perilaku jujur merupakan sikap yang menunjukkan jati diri seseorang yang sebenarnya. Kejujuran adalah akhlak mulia yang akan mengarahkan seseorang kepada kebaikan dan kebajikan. Ada beberapa macam kejujuran seperti jujur dalam hati, perkataan, dan perbuatan. Kejujuran merupakan sifat orang beriman sedangkan kecurangan adalah sifat orang munafik.
4. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, jujurberarti kelurusan hati.Lawandari
jujuradalahcurang
Curang berarti kotor atau tidak bersih. Maksudnya, adalah suatu kegiatan,
perbuatan atau ucapan yang tidak keluar dari hati dan selalu ingin lebih, serta takut akan
kebenaran.
Kejujuran adalah sebuah sikap yang menunjukkan jati diri seseorang yang
sebenarnya. Seseorang yang selalu bersikap jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatannya,
meskipun terasa pahit untuk dilakukan, bisa dipastikan orang tersebut memiliki integritas moral
yangbaik.
Jujur juga memiliki arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat
dengan kenyataan yang ada. Allah. SWT juga memerintahkan kepada kita untuk berlaku benar dan
baikdalamkegiatanapapun,sepertidalamfirmannya:
Artinya: “Wahaiorang–orangyangberiman!
BertakwalahkepadaAllah,danbersamalahkamu
denganorang– orangyangbenar.”(QS.At.Taubah/9:
119)
PENTINGNYA PERILAKU JUJUR
5. Seseorang yang munafik tidaklah dikatakan sebagai orang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yan
gtauhid,padahalhatinyatidak.Yangjelas,kejujuranmerupakansifatseorangyangberiman,sedangkanlawannyadusta.
Ciri – ciri orang menuafik adalah dusta, menyukai ingkar janji, dan suka berkhianat. Sebagaimana Rasulullah pernah
bersabda:
Artinya :“DariAbu Hurairah. RAdariNabi Muhammad. SAW bersabda : “Tandaorangmunafik itu ada tiga,yaitu apabila
berbicara berdusta, apabila berjanji meningkari, dan apabiladipercaya berkhianat.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
6. Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur.Karena kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan
pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah sebagai berikut :
Artinya :“DariAbdullah bin Mas’ud, dari Rasulullah. SAW. bersabda : Sesungguhnya jujuritu membawa kepada kebajikan
dan kebajikan itu membawa ke surga...”(HR. Bukhari)
KEUTAMAAN PERILAKU JUJUR
8. Pertama, Jujur akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan
mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga … dan sungguh
kebohongan akan mengatarkan kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka .…” (HR
Bukhari-Muslim).
Kedua, Jujur akan melahirkan ketenangan. Rasulullah SAW bersabda, “… maka sesungguhnya kejujuran
adalah ketenangan dan kebohongan adalah keraguan .…” (HR Turmidzi).
Ketiga, Jujur disukai semua manusia.Orang-orang kafir Makkah pun mengakui kejujuran Rasulullah
SAW, sekalipun mereka tidak beriman. Bahkan, mereka memberi gelar al-Amin (orang yang
tepercaya) kepada Rasulullah.
Keempat, Jujur akan mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa
yang memohon dengan jujur untuk mati syahid, (maka ketika ia wafat) ia akan tergolong syuhada
sekalipun mati di atas kasurnya.” (HR Muslim).
Kelima, Jujur akan mengantarkan pada keberkahan. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa
seorang pembeli dan pedagang yang jujur dalam melakukan transaksi perdagangannya maka ia akan
diberkahi oleh Allah. Sebaliknya, jika menipu maka Allah akan mencabut keberkahan dagangannya.
(HR Bukhari Muslim).
9. MACAM – MACAM KEJUJURAN
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.
Jujur dalam niat dan kehendak,
yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai riḍa-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-
pura-pura jujur. Orang yang pura-purajujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
Jujur dalam ucapan,
yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan
dua orang yang bersengketa, dan semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya,yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal
itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur
dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.
Jujur dalam perbuatan,
yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan
sesuai dengan yang diriḍai Allah Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan,
maupun jujur dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, adakalanya pula menjadi kuat.
Jujur dalam berkeinginan dan dalam meralisaikannya.
Keinginan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang, “Jika Allah memberiku harta, akau akan menginfakkan semuanya.” Keinginan seperti ini
ada kalanya benar-benar jujur dan da kalanya pula masih diselimuti kebimbangan. Kejujuran dalam merialisasikan keinginan, seperti apabila seseorang bertekad dengan
jujur untuk bersedekah.
Jujur dalam bertindak
Kejujuran dalam bertindak berarti tidak ada perbedaan antara niat dan perbuatan. Jujur dalam hal ini juga bisa berarti tidak berpura-pura khusyu dalam beramal sedangkan
hatinya tidaklah demikian.
Jujur dalam hal keagamaan.
Jujur dalam agama adalah derajat kejujuran tertinggi, seperti jujur dalam rasa takut kepada Allah swt., mengharap ridha-Nya, zuhud, rela dengan pemberi-Nya, cinta dan
tawakal.