SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur 
Jujur adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan. Akan 
tetapi bisa jadi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh 
pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang 
berkaitan dengan banyak masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah; di mana 
yang terakhir ini memiliki banyak cabang, seperti perkara jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan 
sebagainya. 
Jujur merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat 
jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka. Termasuk dalam jujur adalah jujur 
kepada Allah, jujur dengan sesama dan jujur kepada diri sendiri. Sebagaimana yang terdapat 
dalam hadits yang shahih bahwa Nabi bersabda, 
“Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, 
dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk 
selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah 
kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke 
neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi 
Allah sebagai seorang pendusta.” 
Definisi Jujur 
Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu 
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka 
dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang 
yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang 
berbuat riya’ tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah menampakkan 
sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di dalam batinnya). Demikian juga 
seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya 
sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya. Hal yang sama berlaku juga pada pelaku 
bid’ah; secara lahiriah tampak sebagai seorang pengikut Nabi, tetapi hakikatnya dia menyelisihi 
beliau. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, 
merupakan sifat orang yang munafik. 
Imam Ibnul Qayyim berkata, Iman asasnya adalah kejujuran (kebenaran) dan nifaq asasnya 
adalah kedustaan. Maka, tidak akan pernah bertemu antara kedustaan dan keimanan melainkan 
akan saling bertentangan satu sama lain. Allah mengabarkan bahwa tidak ada yang bermanfaat 
bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya 
(kebenarannya).
Allah berfirman, 
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” (QS. 
al-Maidah: 119) 
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah 
orang-orang yang bertakwa.” (QS. az-Zumar: 33) 
Keutamaan Jujur 
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan mukadimah akhlak 
mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh 
Nabi, 
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.” 
Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna kebaikan, ketaatan kepada Allah, dan 
berbuat bajik kepada sesama. 
Sifat jujur merupakan alamat keislaman, timbangan keimanan, dasar agama, dan juga 
tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Baginya kedudukan yang tinggi di dunia dan 
akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia 
dan selamat dari segala keburukan. 
Kejujuran senantiasa mendatangkan berkah, sebagaimana disitir dalam hadist yang diriwayatkan 
dari Hakim bin Hizam dari Nabi, beliau bersabda, 
“Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir selagi mereka belum berpisah. Seandainya 
mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai barang yang diperjualbelikan, mereka akan 
mendapat berkah dalam jual beli mereka. Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan 
mengenai apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, maka akan 
terhapus keberkahannya.” 
Dalam kehidupan sehari-hari –dan ini merupakan bukti yang nyata– kita dapati seorang 
yang jujur dalam bermuamalah dengan orang lain, rezekinya lancar-lancar saja, orang lain 
berlomba-lomba datang untuk bermuamalah dengannya, karena merasa tenang bersamanya dan 
ikut mendapatkan kemulian dan nama yang baik. Dengan begitu sempurnalah baginya 
kebahagian dunia dan akherat.
Tidaklah kita dapati seorang yang jujur, melainkan orang lain senang dengannya, 
memujinya. Baik teman maupun lawan merasa tentram dengannya. Berbeda dengan pendusta. 
Temannya sendiripun tidak merasa aman, apalagi musuh atau lawannya. Alangkah indahnya 
ucapan seorang yang jujur, dan alangkah buruknya perkataan seorang pendusta. 
Orang yang jujur diberi amanah baik berupa harta, hak-hak dan juga rahasia-rahasia. 
Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan, kejujurannya -dengan izin Allah- akan 
dapat menyelamatkannya. Sementara pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya. Jikapun 
terkadang diharapkan kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan kepercayaan. 
Dengan kejujuran maka sah-lah perjanjian dan tenanglah hati. Barang siapa jujur dalam 
berbicara, menjawab, memerintah (kepada yang ma’ruf), melarang (dari yang mungkar), 
membaca, berdzikir, memberi, mengambil, maka ia disisi Allah dan sekalian manusia dikatakan 
sebagai orang yang jujur, dicintai, dihormati dan dipercaya. Kesaksiaannya merupakan 
kebenaran, hukumnya adil, muamalahnya mendatangkan manfaat, majlisnya memberikan 
barakah karena jauh dari riya’ mencari nama. Tidak berharap dengan perbuatannya melainkan 
kepada Allah, baik dalam salatnya, zakatnya, puasanya, hajinya, diamnya, dan pembicaraannya 
semuanya hanya untuk Allah semata, tidak menghendaki dengan kebaikannya tipu daya ataupun 
khiyanat. Tidak menuntut balasan ataupun rasa terima kasih kecuali kepada Allah. 
Menyampaikan kebenaran walaupun pahit dan tidak mempedulikan celaan para pencela dalam 
kejujurannya. Dan tidaklah seseorang bergaul dengannya melainkan merasa aman dan percaya 
pada dirinya, terhadap hartanya dan keluarganya. Maka dia adalah penjaga amanah bagi orang 
yang masih hidup, pemegang wasiat bagi orang yang sudah meninggal dan sebagai pemelihara 
harta simpanan yang akan ditunaikan kepada orang yang berhak. 
Seorang yang beriman dan jujur, tidak berdusta dan tidak mengucapkan kecuali kebaikan. 
Berapa banyak ayat dan hadist yang menganjurkan untuk jujur dan benar, sebagaimana firman-firman 
Allah yang berikut, 
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama 
orang-orang yang benar.” (QS. at-Taubah: 119) 
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi 
mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. 
Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah 
keberuntungan yang paling besar.” (QS. al-Maidah: 119) 
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka 
janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) 
yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab: 23)
“Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik 
bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21) 
Nabi bersabda, “Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu, 
sesungguhnya kejujuran, (mendatangkan) ketenangan dan kebohongan, (mendatangkan) 
keraguan.” 
Macam-Macam Kejujuran 
1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal 
tercampuri dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan 
pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang 
dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. 
Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan 
maksud mereka. 
2. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali 
dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling 
tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran. 
3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau 
Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan 
Allah.” Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga 
ragu-ragu atau dusta. Hal ini sebagaimana firman Allah:“Di antara orang-orang mukmin 
itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka 
di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu 
dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab: 23) 
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman, 
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika 
Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah 
dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka, setelah Allah memberikan 
kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan 
berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi 
(kebenaran).”(QS. at-Taubah: 75-76) 
4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda 
antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama 
antara batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah 
hambaku yang benar/jujur.’”
5. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana 
jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara 
ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan 
tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan 
orang ini adalah benar dan jujur, sebagaimana firman Allah, 
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada 
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan 
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. 
al-Hujurat: 15) 
Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai 
kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi) 
mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat. 
Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan 
(kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya 
sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan 
tidak senang orang lain mengetahuinya. 
Adapun beberapa manfaat dari "KEJUJURAN" di dalam 
kehidupan sehari-hari : 
1. MEMPERLUAS PERGAULAN.Orang yang jujur akan mudah bergaul dan pasti akan di 
senangi banyak orang, karena orang lain tidak akan merasa curiga dan khawatir terhadap 
perkataan dan perilaku orang yang jujur. Sebaliknyapula, bila seseorang tidak jujur apalagi telah 
di cap pembohong, maka orang banyak akan selalu membenci dan mencurigai orang pembohong 
itu. Adapun yang di katakan dan di perbuat oleh orang pembohong akan senantiasa di anggap 
dusta oleh orang lain. 
2. MENJADIKAN MASYARAKAT HIDUP DALAM KEDAMAIAN DAN 
KETENTRAMAN.Bila sifat jujur sudah melekat pada setiap masyarakat. Maka, kehidupan di 
masyarakat pun akan menjadi damai, tentran, dan saling peduli serta saling mempercayai antara 
satu anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya serta pun tidak menimbulkan kerugian 
terhadap orang lain. Jika seorang pemimpin bertindak jujur dan adil maka rakyatnya pun akan 
taat, patuh, dan menghormati pemimpinnya. Jika yang tua sayang pada yang muda, maka yang 
muda akan hormat kepada yang tua. 
3. MENDAPATKAN RIDHO DARI ALLAH.Jujur membawa perilakunya senantiasa berkata 
dan berbuat baik. Sedangkan kebaikan akan membawa manusia memperoleh ridho dari ALLAH.
Dan bila ALLAH ridho kepada hamba-Nya, maka akan di anugerahkan rahmat kepada hamba- 
Nya. 
Cara - cara untuk berperilaku jujur 
1. Kita harus membiasakannya mulai dari sekarang. Kebanyakan dari orang - orang yang ingin 
berubah untuk selalu berperilaku jujur adalah selalu menunda - nunda melakukan perilaku 
tersebut. Kan kalau tidak sekarang, kapan lagi. 
2. Kita harus sadar bahwa berbohong itu adalah perbuatan berdosa. Allah Maha Melihat segala 
perbuatan yang kita lakukan. 
3. Kita harus sadar pula bahwa ada yang mencatat perilaku - perilaku yang kita lakukan. 
4. Kita juga harus mengetahui bahwa Allah akan membalas perbuatan yang kita lakukan. Jika 
kita berperilaku jujur Allah akan melipatgandakan pahala kita dan mendapat jaminan masuk 
kedalam jannah Allah.Tetapi, jika kita tidak jujur alias berbohong maka dosa yang akan kita 
dapat dari Allah swt. dan akan terjamin masuk jahanam 
Khatimah 
Orang yang selalu berbuat kebenaran dan kejujuran, niscaya ucapan, perbuatan, dan keadaannya 
selalu menunjukkan hal tersebut. Allah telah memerintahkan Nabi untuk memohon kepada-Nya 
agar menjadikan setiap langkahnya berada di atas kebenaran sebagaimana firman Allah, 
“Dan katakanlah (wahai Muhammad), ‘Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang 
benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi- 
Mu kekuasaan yang menolong.” (QS. al-Isra’: 80) 
Allah juga mengabarkan tentang Nabi Ibrahim yang memohon kepada-Nya untuk dijadikan buah 
tutur yang baik. 
“Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (QS. 
asy-Syu’ara’: 84) 
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Allah. 
Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Allah 
telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa 
yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu 
adalah orang-orang jujur dan benar. Allah berfirman,
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi 
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, 
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintai kepada karib kerabat, anak-anak 
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang 
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; 
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar 
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar 
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 177) 
Di sini dijelaskan dengan terang bahwa kebenaran itu tampak dalam amal lahiriah dan ini 
merupakan kedudukan dalam Islam dan Iman. Kejujuran serta keikhlasan keduanya merupakan 
realisasi dari keislaman dan keamanan. 
Orang yang menampakkan keislaman pada dhahir (penampilannya) terbagi menjadi dua: 
mukmin (orang yang beriman) dan munafik (orang munafik). Yang membedakan diantara 
keduanya adalah kejujuran dan kebenaran atas keyakinannya. Oleh sebab itu, Allah menyebut 
hakekat keimanan dan mensifatinya dengan kebenaran dan kejujuran, sebagaimana firman Allah, 
“(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta 
benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong 
Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hasyr: 8) 
Lawan dari jujur adalah dusta. Dan dusta termasuk dosa besar, sebagaimana firman Allah, 
“Kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS. Ali Imran: 
61) 
Dusta merupakan tanda dari kemunafikan sebagaimana yang disebutkan dalam hadist yang 
diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, 
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berbicara dia dusta, apabila 
berjanji dia mungkiri dan apabila diberi amanah dia mengkhianati.” (HR. Bukhari, Kitab-Iman: 
32) 
Kedustaan akan mengantarkan kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan akan menjerumuskan ke 
dalam neraka. Bahaya kedustaan sangatlah besar, dan siksa yang diakibatkannya amatlah 
dahsyat, maka wajib bagi kita untuk selalu jujur dalam ucapan, perbuatan, dan muamalah kita. 
Dengan demikian jika kita senantiasa menjauhi kedustaan, niscaya kita akan mendapatkan pahala 
sebagai orang-orang yang jujur dan selamat dari siksa para pendusta.Waallahu A’lam.
“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan 
mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia 
tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir? Dan orang yang membawa kebenaran 
(Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka 
memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang 
yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang 
paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari 
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. az-Zumar: 32-35) 
Referensi: 
1. Makarimul-Akhlaq, karya Syakhul-Islam Ibn Taimiyah ; cet. Ke-1. 1313 ; Dar- alkhair, 
Bairut, Libanon. 
2. Mukhtashar Minhajul-Qashidin, karya Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisy, Maktabah Dar 
Al-Bayan, Damsiq, Suria. 
3. Mukhtarat min Al-Khutab Al-Mimbariah, karya Syaikh Shalih ibn Fauzan ; cet. Ke – 1, 
Jam’iayah Ihya’ At-Turats Al-Islamy. 
4. Syarh Riyadhus As-Shalihin, karya Syaikh Mahammad ibn Shalih Al-Utsaimin ; cet – 1 ; 
Dar- Wathan, Riyadh, KSA. 
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بِال ص دْقِ فَإنَِّ ال صدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِ ر وَإِنَّ 
البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتحََرَّى ال صدْقَ حَتىَّ يُكْتبََ عِنْدَ الله صِدِيْق ا ,  وَإِيَّا مُُْ وَالكَ فَإنَِّ الكَ يَهِدِى إِلىَ 
الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْ وَيتحََرَّى الكَ حَتىَّ يُكْتبََ عِنْدَ اللهِ اُِبا . )رواه مسلم( 
(*) TERJEMAH HADITS:Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: 
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wajib atas kalian berlaku jujur, karena 
sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada 
Surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah 
sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena sesungguhnya dusta itu 
menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada Neraka. Seseorang 
senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai 
seorang pendusta.” (SHOHIH. Diriwayatka oleh imam Muslim no. 6586)
PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI 
HADITS INI: 
1. JUJUR dalam setiap perkataan n perbuatan termasuk akhlak terpuji yang dicintai n diridhoi 
Allah ta’ala n manusia. 
2. Hukum JUJUR adalah WAJIB bagi setiap individu muslim dan muslimah. 
Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala: (Yaa Ayyuhalladziina Aamanuttaqullaaha wa K uunuu 
Ma’ash-Shoodiqiin) 
Artinya: “Hai orang-orang yg beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan jadilah kalian 
bersama orang-orang yg JUJUR.” (QS. At-Taubah: 119). 
Dan jg berdasarkan hadits di atas. 
3. Orang mukmin yg JUJUR ialah orang yg perkataannya sesuai dengan perbuatan n isi hatinya. 
4. JUJUR termasuk sebaik-baik sebab yg mengantarkan seorang hamba ke dalam Surga, 
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam di dlm hadits shohih di atas. 
5. Orang yg JUJUR termasuk orang yg diberi nikmat oleh Allah dan akan dikumpulkan bersama 
para Nabi, orang2 mati syahid, dan orang-orang sholih di dlm Surga. 
Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala (yg artinya):“Dan barangsiapa taat kpd Allah dan Rasul- 
Nya, maka mereka akan dikumpulkan (di dlm Surga) bersama orang2 yg diberi nikmat oleh 
Allah dari kalangan para Nabi, orang2 yg selalu JUJUR, orang2 yg mati syahid, dan orang-orang 
sholih.” (QS. An-Nisa': 69). 
6. JUJUR dalam transaksi jual beli merupakan sebab datangnya keberkahan rezeki dari Allah. 
Demikian sebaliknya, DUSTA akan menghilangkan keberkahan rezeki. 
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (yg artinya): “Dua pelaku 
transaksi jual beli mempunyai hak khiyar (melangsungkan atau membatalkan transaksi jual beli) 
selagi keduanya belum berpisah dari majlis (tempat akad jual beli). Jika keduanya bersikap jujur 
dan menerangkan cacat (yakni tidak menutupi kekurangan) yg ada pd barang dagangannya, 
maka transaksi jual beli mereka berdua diberkahi Allah. Namun, jika keduanya berdusta dan 
menutupi cacat barang dagangannya, maka dihilangkan oleh Allah keberkahan akad jual beli 
mereka.” 
7. JUJUR dalam menulis artikel ilmiyah serta menshare ilmu kpd orang lain melalui berbagai 
media spt BB, FB, Website/Blog dengan mencantumkan sumber rujukan (referensi)nya akan 
mendatangkan keberkahan pd ilmunya, karena itu trmsuk bentuk amanah ilmiyah.
Sedangkan DUSTA dlm hal itu semua dengan copy paste dari karya tulis orang lain yg ada di 
situs-situs internet, buku terjemahan dsb, dengan menghilangkan nama penulisnya dan 
menggantinya dengan nama dirinya (spt: Oleh ustadz Fulan, By Abu Fulan) atau dengan 
merubah judulnya tanpa seizin penulisnya akan mengurangi atau bahkan menghilangkan 
keberkahan pada ilmunya, karena itu bukan termasuk amanah ilmiyah, dan menurut para ulama 
hadits, bhwa yg demikian itu disebut Sariqoh (pencurian karya ilmiyah milik orang lain), atau 
sebagian orang menyebutnya sebagai PLAGIAT. Dan ini hukumnya HARAM. 
8. DUSTA merupakan sifat buruk yang sangat dibenci oleh Allah n manusia. 
9. Wajib bagi kita mengajarkan sifat JUJUR dlm setiap urusan dunia n agama kpda diri kita, 
keluarga kita dan kaum muslimin secara umum. 
10. Wajib bagi kita memperingatkan diri kita, keluarga kita dan kaum muslimin secara umum 
dari bahaya DUSTA di dunia n akhirat. 
11. DUSTA termasuk sebab utama yg menjerumuskan pelakunya ke dalam siksa api Neraka. 
12. DUSTA merupkan salah satu sifat orang Munafik. 
Hal ini berdasarkan hadits shohih yg diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu; bahwa 
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:“Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu:» Apabila 
berbicara, ia berdusta.» Apabila berjanji, ia ingkari.» Apabila diberi amanah, ia berkhianat. 
(SHOHIH. Diriwayatkan oleh imam al-Bukhari & Muslim). 
13. Berdusta bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kedustaan berikutnya. 
14. Berdusta bisa menyebabkan terjadinya perpecahan n permusuhan di antara kaum muslimin. 
15. Manusia yg paling JUJUR kepada Allah dan Rasul-Nya adalah AHLI TAUHID n ITTIBA’ 
(yg senantiasa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam) dlm masalah Aqidah, 
ibadah, manhaj, akhlak dan adab, mu’amalah, dakwah, dsb. 
Sedangkan manusia yg paling DUSTA adalah orang-orang musyrik dan kafir kpd Allah dan 
Rasul-Nya dengan menentang hukum syari’at yg ada di dlm Al-Quran Al-Karim n As-sunnah 
An-Nabawiyyah yg Shohih. 
Demikian beberapa pelajaran penting dan faedah ilmiyah yg dapat kami sebutkan dari hadits 
shohih ini. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat. N smg Allah ta’ala menjadikan kita sebagai 
hamba-hamba-Nya yg selalu bersikap JUJUR dlm setiap perkataan, perbuatan n keyakinan. نَيمْ 
ملَممْ لايعملامنَّيمْ .(Klaten, 20 April 2013)
TUGAS AGAMA ISLAM 
BAB II 
Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur 
D 
I 
S 
U 
S 
U 
N 
OLEH : 
NAMA : RITA KUSMAWATI 
KELAS : XI PBS 
JURUSAN : PERBANKKAN SYARIAH 
SMK NEGERI 1 TANJUNGPINANG 
TA 2014/2015

More Related Content

What's hot

Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaHelmon Chan
 
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian AgamaMempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian AgamaDwiTriska Novemia
 
Presentasi Jujur membawa keberuntungan
Presentasi Jujur membawa keberuntunganPresentasi Jujur membawa keberuntungan
Presentasi Jujur membawa keberuntunganHestifidiah
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamLisa Tri Setiawati
 
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH Faridatunnisa
 
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y SiauwMencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y SiauwAzka Napsiyana
 
Pasangan kita adalah Kualitas diri kita
Pasangan kita adalah Kualitas diri kitaPasangan kita adalah Kualitas diri kita
Pasangan kita adalah Kualitas diri kitaUstadz Ahmad Ridwan
 
Kekuatan setan menurut al quran.doc jadi 2
Kekuatan setan menurut al quran.doc    jadi   2Kekuatan setan menurut al quran.doc    jadi   2
Kekuatan setan menurut al quran.doc jadi 2Bagas Ar-Rosyd
 
Energi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhirat
Energi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhiratEnergi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhirat
Energi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhiratMuslim Sendai
 
Bagaimana menjadi orang yg ikhlas
Bagaimana menjadi orang yg ikhlasBagaimana menjadi orang yg ikhlas
Bagaimana menjadi orang yg ikhlasHelmon Chan
 

What's hot (16)

Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surga
 
Anjuran Bershodaqoh
Anjuran BershodaqohAnjuran Bershodaqoh
Anjuran Bershodaqoh
 
Perilaku Jujur
Perilaku JujurPerilaku Jujur
Perilaku Jujur
 
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian AgamaMempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Perilaku jujur
Perilaku jujurPerilaku jujur
Perilaku jujur
 
Presentasi Jujur membawa keberuntungan
Presentasi Jujur membawa keberuntunganPresentasi Jujur membawa keberuntungan
Presentasi Jujur membawa keberuntungan
 
Kejujuran
KejujuranKejujuran
Kejujuran
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
 
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
 
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y SiauwMencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
 
Pasangan kita adalah Kualitas diri kita
Pasangan kita adalah Kualitas diri kitaPasangan kita adalah Kualitas diri kita
Pasangan kita adalah Kualitas diri kita
 
Jangan tamak
Jangan tamakJangan tamak
Jangan tamak
 
Kekuatan setan menurut al quran.doc jadi 2
Kekuatan setan menurut al quran.doc    jadi   2Kekuatan setan menurut al quran.doc    jadi   2
Kekuatan setan menurut al quran.doc jadi 2
 
Energi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhirat
Energi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhiratEnergi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhirat
Energi Ikhlas, agar bahagia dunia dan akhirat
 
Bagaimana menjadi orang yg ikhlas
Bagaimana menjadi orang yg ikhlasBagaimana menjadi orang yg ikhlas
Bagaimana menjadi orang yg ikhlas
 

Similar to Tugas agama

Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1kreasi tk
 
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Haryanti Puji
 
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1kreasi tk
 
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Haryanti Puji
 
Jujur, kiat menuju selamat
Jujur, kiat menuju selamatJujur, kiat menuju selamat
Jujur, kiat menuju selamatMuhsin Hariyanto
 
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdfGemaInspira
 
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah HaditsHadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Haditsannisa berliana
 
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxHIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxsepakbolademak
 
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxHIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxssuser12f1d9
 
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxHIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxSMKIslamPenanggungan
 
Remedial agama islam,rica titi nurkhasanah
Remedial agama islam,rica titi nurkhasanahRemedial agama islam,rica titi nurkhasanah
Remedial agama islam,rica titi nurkhasanahAriNoona
 
KD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsx
KD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsxKD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsx
KD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsxLulukdwiyanti
 
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesiaIman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Tingkah laku terpuji
Tingkah laku terpujiTingkah laku terpuji
Tingkah laku terpujiYandra Helira
 
Bersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannahBersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannahHamidah Jabalnoer
 
transaksi yang dilarang dlm syariah islam
transaksi yang dilarang dlm syariah islamtransaksi yang dilarang dlm syariah islam
transaksi yang dilarang dlm syariah islammandalina landy
 

Similar to Tugas agama (20)

Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
 
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
 
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
 
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
Hidup nyaman dengan perilaku jujur smk nusa 1
 
Jujur, kiat menuju selamat
Jujur, kiat menuju selamatJujur, kiat menuju selamat
Jujur, kiat menuju selamat
 
Hidup Jujur dan Benar.pptx
Hidup Jujur dan Benar.pptxHidup Jujur dan Benar.pptx
Hidup Jujur dan Benar.pptx
 
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
54 kkp riyadusshalihin membiasakan jujur bag.1.pdf
 
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah HaditsHadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
 
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxHIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
 
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxHIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
 
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxHIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
 
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptxHIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
HIDUP_NYAMAN_DENGAN_PERILAKU_JUJUR_Power.pptx
 
Iman yang Sempurna
Iman yang SempurnaIman yang Sempurna
Iman yang Sempurna
 
Remedial agama islam,rica titi nurkhasanah
Remedial agama islam,rica titi nurkhasanahRemedial agama islam,rica titi nurkhasanah
Remedial agama islam,rica titi nurkhasanah
 
KD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsx
KD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsxKD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsx
KD. 3.6 Manfaat Kejujuran.ppsx
 
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesiaIman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
 
aqidah akhlak
aqidah akhlakaqidah akhlak
aqidah akhlak
 
Tingkah laku terpuji
Tingkah laku terpujiTingkah laku terpuji
Tingkah laku terpuji
 
Bersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannahBersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannah
 
transaksi yang dilarang dlm syariah islam
transaksi yang dilarang dlm syariah islamtransaksi yang dilarang dlm syariah islam
transaksi yang dilarang dlm syariah islam
 

Tugas agama

  • 1. Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur Jujur adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan. Akan tetapi bisa jadi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah; di mana yang terakhir ini memiliki banyak cabang, seperti perkara jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan sebagainya. Jujur merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka. Termasuk dalam jujur adalah jujur kepada Allah, jujur dengan sesama dan jujur kepada diri sendiri. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shahih bahwa Nabi bersabda, “Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” Definisi Jujur Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat riya’ tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di dalam batinnya). Demikian juga seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya. Hal yang sama berlaku juga pada pelaku bid’ah; secara lahiriah tampak sebagai seorang pengikut Nabi, tetapi hakikatnya dia menyelisihi beliau. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik. Imam Ibnul Qayyim berkata, Iman asasnya adalah kejujuran (kebenaran) dan nifaq asasnya adalah kedustaan. Maka, tidak akan pernah bertemu antara kedustaan dan keimanan melainkan akan saling bertentangan satu sama lain. Allah mengabarkan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
  • 2. Allah berfirman, “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” (QS. al-Maidah: 119) “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. az-Zumar: 33) Keutamaan Jujur Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan mukadimah akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi, “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.” Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna kebaikan, ketaatan kepada Allah, dan berbuat bajik kepada sesama. Sifat jujur merupakan alamat keislaman, timbangan keimanan, dasar agama, dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Baginya kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan. Kejujuran senantiasa mendatangkan berkah, sebagaimana disitir dalam hadist yang diriwayatkan dari Hakim bin Hizam dari Nabi, beliau bersabda, “Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir selagi mereka belum berpisah. Seandainya mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai barang yang diperjualbelikan, mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan mengenai apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, maka akan terhapus keberkahannya.” Dalam kehidupan sehari-hari –dan ini merupakan bukti yang nyata– kita dapati seorang yang jujur dalam bermuamalah dengan orang lain, rezekinya lancar-lancar saja, orang lain berlomba-lomba datang untuk bermuamalah dengannya, karena merasa tenang bersamanya dan ikut mendapatkan kemulian dan nama yang baik. Dengan begitu sempurnalah baginya kebahagian dunia dan akherat.
  • 3. Tidaklah kita dapati seorang yang jujur, melainkan orang lain senang dengannya, memujinya. Baik teman maupun lawan merasa tentram dengannya. Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiripun tidak merasa aman, apalagi musuh atau lawannya. Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur, dan alangkah buruknya perkataan seorang pendusta. Orang yang jujur diberi amanah baik berupa harta, hak-hak dan juga rahasia-rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan, kejujurannya -dengan izin Allah- akan dapat menyelamatkannya. Sementara pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya. Jikapun terkadang diharapkan kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan kepercayaan. Dengan kejujuran maka sah-lah perjanjian dan tenanglah hati. Barang siapa jujur dalam berbicara, menjawab, memerintah (kepada yang ma’ruf), melarang (dari yang mungkar), membaca, berdzikir, memberi, mengambil, maka ia disisi Allah dan sekalian manusia dikatakan sebagai orang yang jujur, dicintai, dihormati dan dipercaya. Kesaksiaannya merupakan kebenaran, hukumnya adil, muamalahnya mendatangkan manfaat, majlisnya memberikan barakah karena jauh dari riya’ mencari nama. Tidak berharap dengan perbuatannya melainkan kepada Allah, baik dalam salatnya, zakatnya, puasanya, hajinya, diamnya, dan pembicaraannya semuanya hanya untuk Allah semata, tidak menghendaki dengan kebaikannya tipu daya ataupun khiyanat. Tidak menuntut balasan ataupun rasa terima kasih kecuali kepada Allah. Menyampaikan kebenaran walaupun pahit dan tidak mempedulikan celaan para pencela dalam kejujurannya. Dan tidaklah seseorang bergaul dengannya melainkan merasa aman dan percaya pada dirinya, terhadap hartanya dan keluarganya. Maka dia adalah penjaga amanah bagi orang yang masih hidup, pemegang wasiat bagi orang yang sudah meninggal dan sebagai pemelihara harta simpanan yang akan ditunaikan kepada orang yang berhak. Seorang yang beriman dan jujur, tidak berdusta dan tidak mengucapkan kecuali kebaikan. Berapa banyak ayat dan hadist yang menganjurkan untuk jujur dan benar, sebagaimana firman-firman Allah yang berikut, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. at-Taubah: 119) “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (QS. al-Maidah: 119) “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab: 23)
  • 4. “Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21) Nabi bersabda, “Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu, sesungguhnya kejujuran, (mendatangkan) ketenangan dan kebohongan, (mendatangkan) keraguan.” Macam-Macam Kejujuran 1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka. 2. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran. 3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta. Hal ini sebagaimana firman Allah:“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab: 23) Dalam ayat yang lain, Allah berfirman, “Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka, setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).”(QS. at-Taubah: 75-76) 4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama antara batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah hambaku yang benar/jujur.’”
  • 5. 5. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur, sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15) Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi) mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat. Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain mengetahuinya. Adapun beberapa manfaat dari "KEJUJURAN" di dalam kehidupan sehari-hari : 1. MEMPERLUAS PERGAULAN.Orang yang jujur akan mudah bergaul dan pasti akan di senangi banyak orang, karena orang lain tidak akan merasa curiga dan khawatir terhadap perkataan dan perilaku orang yang jujur. Sebaliknyapula, bila seseorang tidak jujur apalagi telah di cap pembohong, maka orang banyak akan selalu membenci dan mencurigai orang pembohong itu. Adapun yang di katakan dan di perbuat oleh orang pembohong akan senantiasa di anggap dusta oleh orang lain. 2. MENJADIKAN MASYARAKAT HIDUP DALAM KEDAMAIAN DAN KETENTRAMAN.Bila sifat jujur sudah melekat pada setiap masyarakat. Maka, kehidupan di masyarakat pun akan menjadi damai, tentran, dan saling peduli serta saling mempercayai antara satu anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya serta pun tidak menimbulkan kerugian terhadap orang lain. Jika seorang pemimpin bertindak jujur dan adil maka rakyatnya pun akan taat, patuh, dan menghormati pemimpinnya. Jika yang tua sayang pada yang muda, maka yang muda akan hormat kepada yang tua. 3. MENDAPATKAN RIDHO DARI ALLAH.Jujur membawa perilakunya senantiasa berkata dan berbuat baik. Sedangkan kebaikan akan membawa manusia memperoleh ridho dari ALLAH.
  • 6. Dan bila ALLAH ridho kepada hamba-Nya, maka akan di anugerahkan rahmat kepada hamba- Nya. Cara - cara untuk berperilaku jujur 1. Kita harus membiasakannya mulai dari sekarang. Kebanyakan dari orang - orang yang ingin berubah untuk selalu berperilaku jujur adalah selalu menunda - nunda melakukan perilaku tersebut. Kan kalau tidak sekarang, kapan lagi. 2. Kita harus sadar bahwa berbohong itu adalah perbuatan berdosa. Allah Maha Melihat segala perbuatan yang kita lakukan. 3. Kita harus sadar pula bahwa ada yang mencatat perilaku - perilaku yang kita lakukan. 4. Kita juga harus mengetahui bahwa Allah akan membalas perbuatan yang kita lakukan. Jika kita berperilaku jujur Allah akan melipatgandakan pahala kita dan mendapat jaminan masuk kedalam jannah Allah.Tetapi, jika kita tidak jujur alias berbohong maka dosa yang akan kita dapat dari Allah swt. dan akan terjamin masuk jahanam Khatimah Orang yang selalu berbuat kebenaran dan kejujuran, niscaya ucapan, perbuatan, dan keadaannya selalu menunjukkan hal tersebut. Allah telah memerintahkan Nabi untuk memohon kepada-Nya agar menjadikan setiap langkahnya berada di atas kebenaran sebagaimana firman Allah, “Dan katakanlah (wahai Muhammad), ‘Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi- Mu kekuasaan yang menolong.” (QS. al-Isra’: 80) Allah juga mengabarkan tentang Nabi Ibrahim yang memohon kepada-Nya untuk dijadikan buah tutur yang baik. “Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (QS. asy-Syu’ara’: 84) Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Allah. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Allah telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Allah berfirman,
  • 7. “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintai kepada karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 177) Di sini dijelaskan dengan terang bahwa kebenaran itu tampak dalam amal lahiriah dan ini merupakan kedudukan dalam Islam dan Iman. Kejujuran serta keikhlasan keduanya merupakan realisasi dari keislaman dan keamanan. Orang yang menampakkan keislaman pada dhahir (penampilannya) terbagi menjadi dua: mukmin (orang yang beriman) dan munafik (orang munafik). Yang membedakan diantara keduanya adalah kejujuran dan kebenaran atas keyakinannya. Oleh sebab itu, Allah menyebut hakekat keimanan dan mensifatinya dengan kebenaran dan kejujuran, sebagaimana firman Allah, “(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hasyr: 8) Lawan dari jujur adalah dusta. Dan dusta termasuk dosa besar, sebagaimana firman Allah, “Kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS. Ali Imran: 61) Dusta merupakan tanda dari kemunafikan sebagaimana yang disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berbicara dia dusta, apabila berjanji dia mungkiri dan apabila diberi amanah dia mengkhianati.” (HR. Bukhari, Kitab-Iman: 32) Kedustaan akan mengantarkan kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan akan menjerumuskan ke dalam neraka. Bahaya kedustaan sangatlah besar, dan siksa yang diakibatkannya amatlah dahsyat, maka wajib bagi kita untuk selalu jujur dalam ucapan, perbuatan, dan muamalah kita. Dengan demikian jika kita senantiasa menjauhi kedustaan, niscaya kita akan mendapatkan pahala sebagai orang-orang yang jujur dan selamat dari siksa para pendusta.Waallahu A’lam.
  • 8. “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir? Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. az-Zumar: 32-35) Referensi: 1. Makarimul-Akhlaq, karya Syakhul-Islam Ibn Taimiyah ; cet. Ke-1. 1313 ; Dar- alkhair, Bairut, Libanon. 2. Mukhtashar Minhajul-Qashidin, karya Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisy, Maktabah Dar Al-Bayan, Damsiq, Suria. 3. Mukhtarat min Al-Khutab Al-Mimbariah, karya Syaikh Shalih ibn Fauzan ; cet. Ke – 1, Jam’iayah Ihya’ At-Turats Al-Islamy. 4. Syarh Riyadhus As-Shalihin, karya Syaikh Mahammad ibn Shalih Al-Utsaimin ; cet – 1 ; Dar- Wathan, Riyadh, KSA. عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بِال ص دْقِ فَإنَِّ ال صدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِ ر وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتحََرَّى ال صدْقَ حَتىَّ يُكْتبََ عِنْدَ الله صِدِيْق ا , وَإِيَّا مُُْ وَالكَ فَإنَِّ الكَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْ وَيتحََرَّى الكَ حَتىَّ يُكْتبََ عِنْدَ اللهِ اُِبا . )رواه مسلم( (*) TERJEMAH HADITS:Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada Neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (SHOHIH. Diriwayatka oleh imam Muslim no. 6586)
  • 9. PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI: 1. JUJUR dalam setiap perkataan n perbuatan termasuk akhlak terpuji yang dicintai n diridhoi Allah ta’ala n manusia. 2. Hukum JUJUR adalah WAJIB bagi setiap individu muslim dan muslimah. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala: (Yaa Ayyuhalladziina Aamanuttaqullaaha wa K uunuu Ma’ash-Shoodiqiin) Artinya: “Hai orang-orang yg beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan jadilah kalian bersama orang-orang yg JUJUR.” (QS. At-Taubah: 119). Dan jg berdasarkan hadits di atas. 3. Orang mukmin yg JUJUR ialah orang yg perkataannya sesuai dengan perbuatan n isi hatinya. 4. JUJUR termasuk sebaik-baik sebab yg mengantarkan seorang hamba ke dalam Surga, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam di dlm hadits shohih di atas. 5. Orang yg JUJUR termasuk orang yg diberi nikmat oleh Allah dan akan dikumpulkan bersama para Nabi, orang2 mati syahid, dan orang-orang sholih di dlm Surga. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala (yg artinya):“Dan barangsiapa taat kpd Allah dan Rasul- Nya, maka mereka akan dikumpulkan (di dlm Surga) bersama orang2 yg diberi nikmat oleh Allah dari kalangan para Nabi, orang2 yg selalu JUJUR, orang2 yg mati syahid, dan orang-orang sholih.” (QS. An-Nisa': 69). 6. JUJUR dalam transaksi jual beli merupakan sebab datangnya keberkahan rezeki dari Allah. Demikian sebaliknya, DUSTA akan menghilangkan keberkahan rezeki. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (yg artinya): “Dua pelaku transaksi jual beli mempunyai hak khiyar (melangsungkan atau membatalkan transaksi jual beli) selagi keduanya belum berpisah dari majlis (tempat akad jual beli). Jika keduanya bersikap jujur dan menerangkan cacat (yakni tidak menutupi kekurangan) yg ada pd barang dagangannya, maka transaksi jual beli mereka berdua diberkahi Allah. Namun, jika keduanya berdusta dan menutupi cacat barang dagangannya, maka dihilangkan oleh Allah keberkahan akad jual beli mereka.” 7. JUJUR dalam menulis artikel ilmiyah serta menshare ilmu kpd orang lain melalui berbagai media spt BB, FB, Website/Blog dengan mencantumkan sumber rujukan (referensi)nya akan mendatangkan keberkahan pd ilmunya, karena itu trmsuk bentuk amanah ilmiyah.
  • 10. Sedangkan DUSTA dlm hal itu semua dengan copy paste dari karya tulis orang lain yg ada di situs-situs internet, buku terjemahan dsb, dengan menghilangkan nama penulisnya dan menggantinya dengan nama dirinya (spt: Oleh ustadz Fulan, By Abu Fulan) atau dengan merubah judulnya tanpa seizin penulisnya akan mengurangi atau bahkan menghilangkan keberkahan pada ilmunya, karena itu bukan termasuk amanah ilmiyah, dan menurut para ulama hadits, bhwa yg demikian itu disebut Sariqoh (pencurian karya ilmiyah milik orang lain), atau sebagian orang menyebutnya sebagai PLAGIAT. Dan ini hukumnya HARAM. 8. DUSTA merupakan sifat buruk yang sangat dibenci oleh Allah n manusia. 9. Wajib bagi kita mengajarkan sifat JUJUR dlm setiap urusan dunia n agama kpda diri kita, keluarga kita dan kaum muslimin secara umum. 10. Wajib bagi kita memperingatkan diri kita, keluarga kita dan kaum muslimin secara umum dari bahaya DUSTA di dunia n akhirat. 11. DUSTA termasuk sebab utama yg menjerumuskan pelakunya ke dalam siksa api Neraka. 12. DUSTA merupkan salah satu sifat orang Munafik. Hal ini berdasarkan hadits shohih yg diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu; bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:“Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu:» Apabila berbicara, ia berdusta.» Apabila berjanji, ia ingkari.» Apabila diberi amanah, ia berkhianat. (SHOHIH. Diriwayatkan oleh imam al-Bukhari & Muslim). 13. Berdusta bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kedustaan berikutnya. 14. Berdusta bisa menyebabkan terjadinya perpecahan n permusuhan di antara kaum muslimin. 15. Manusia yg paling JUJUR kepada Allah dan Rasul-Nya adalah AHLI TAUHID n ITTIBA’ (yg senantiasa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam) dlm masalah Aqidah, ibadah, manhaj, akhlak dan adab, mu’amalah, dakwah, dsb. Sedangkan manusia yg paling DUSTA adalah orang-orang musyrik dan kafir kpd Allah dan Rasul-Nya dengan menentang hukum syari’at yg ada di dlm Al-Quran Al-Karim n As-sunnah An-Nabawiyyah yg Shohih. Demikian beberapa pelajaran penting dan faedah ilmiyah yg dapat kami sebutkan dari hadits shohih ini. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat. N smg Allah ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yg selalu bersikap JUJUR dlm setiap perkataan, perbuatan n keyakinan. نَيمْ ملَممْ لايعملامنَّيمْ .(Klaten, 20 April 2013)
  • 11. TUGAS AGAMA ISLAM BAB II Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur D I S U S U N OLEH : NAMA : RITA KUSMAWATI KELAS : XI PBS JURUSAN : PERBANKKAN SYARIAH SMK NEGERI 1 TANJUNGPINANG TA 2014/2015