1. DOSA-DOSA BESAR DAN TAUBAT
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Hadis
Dosen Pengampu Prof. DR. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag.
Disusun Oleh :
Istianatus Sa’diyah 113411004
Lina tuszahra 123711019
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2014
2. I. PENDAHULUAN
Pengertian Kabair ialah semua larangan Allah dan Rasulullah yang tercantum
didalam Al-Qur’an, Assunah serta atsar dari para salafus sholih.
Allah telah menjamin bagi siapa saja yang menjauhi dosa-dosa besar dan perkara
yang diharamkan akan diampuni semua dosa-dosa kecil yang dilakukannya. Allah
berfirman dalam Q.S An-Nisa’ : 31 yang artinya “ jika kamu menjauhi dosa-dosa
besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke
tempat yang mulia (surga).”
Berdasarkan Nash tersebut Allah menjamin surga bagi yang menjahui dosa-dosa
besar. Allah juga berfirman di dalam Q.S An-Najm : 32 yang artinya “(yaitu) orang-orang
yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. dan
Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah
dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”.
Dari sinilah kita lazim untuk mengetahui apa saja kabair-kabir tersebut supaya
kita semua umat islam dapat menjauhinya.
II. HADIS DAN TERJEMAHANNYA
A. Hadits Anas Tentang Menyekutukan Allah, Durhaka Kepada Kedua Orang Tua,
Membunuh Tanpa Alasan Yang Dibenarkan, Dan Saksi Palsu.
الإِشْرَاكُ بِاهللَّ ، وَعُ قُُ « : عَنْ أنََسٍ رَضِيَ اهللَُّ عَنْهُ، قَالَ: سُئِلَ النهبِيُّ صَلهى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلهمَ عَنِ الكَبَائِرِ، قَالَ
» القَالِدَيْنِ، وَقَتلُْ النهفْسِ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ
Artinya : “ Keterangan dari Anas, beliau berkata: ditanyakan kepada Rasulullah
dosa besar, maka nabi menjawab : menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua
orang tua, membunuh orang, dan saksi palsu.” ( H.R Al Bukhory )1
1 Salim Bahreisy, Terjemah Al-Lu’lu’ Wal Marjan Himpunan Hadits Shahih Yang Disepak ati Oleh Bukhori Dan
Muslim,( Surabaya, Pt. Bina Ilmu 1995 ) Hlm. 28
3. B. Hadits Abu Hurairah Tentang Tujuh Macam Dosa Besar
قَالُقا: يَا ، » اجْتنَِبُقا السهبْعَ المُقبِ اَُتِ « : عَنْ أبَِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اهللَُّ عَنْهُ، عَنِ النهبِ ي صَلهى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلهمَ قَالَ
الشِ رْكُ بِاهللَِّ، وَالسِ حْرُ، وَقَتلُْ النهفْسِ ا لهتِي حَهرمَ اهللَُّ إِهلَّ بِالحَ قِ، وَأكَْلُ ال ربَا، وَأكَْلُ « : رَسُقلَ اهللَِّ وَمَا هُهن؟ قَالَ
مَالِ اليَتِيمِ، وَالتهقَل ي يَقْمَ الهزحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ
Artinya : “keterangan dari abu hurairah R.A, Nabi Muhammad SAW bersabda:
jauhilah tujuh perkara yang membinasakan. sahabat bertanya: apakah yang tujuh
itu? Nabi menjawab : menyekutukan Allah , sihir, membunuh manusia yang
diharamkan Allah kecuali dengan hak, makan harta riba, memakan harta anak
yatim, lari dari pertempuran, menuduh seorang wanita mu’min yang suci berbuat
zina.” (H.R. Al Bukhory)2
C. Hadits Abu Bardah tentang beristigfar 100 kali sehari
عَنْ أبَِيْ بُرْدَة عَنْ رَجُلٍ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ يَ قُُْلُ سَمِعْتُ النهبِهي صَلهى الله عَلَيْهِ وَسَلهمَ يَ قُُْلُ ي اأيَُّهَا النهاسُ ت قُْبُقْا
إِلَىَ اللهِ وَاسْتغَْفِرُوْهُ فَإِنهي أتَقُْبُ إِلَى اللهِ وَ أسَْتغَْفِرُوْهُ فِيْ كُ لِ يَقْمِ مِائ مَهرةِ أوَْ أكَْث رََ مِنْ مِائ مَهرةِ)ررواه أحمد
(مسند الكقفيين في
Artinya:“Dari Abi Burdah dari seorang laki-laki dari sebagian sahabat
Muhajirin beliau mengatakan kami telah mendengar Nabi Muhammad bersabda:
“ Wahai ingatlah manusia, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah dan
mohonlah pengampunan kami sekalian kepada-Nya, maka sesungguhnya kami
bertaubat kepada Allah dan kami mohon pengampunan kepada-Nya pada tiap
hari 100 kali atau lebih.”(HR.Ahmad)3
III. PEMBAHASAN
A. Hadits Anas tentang menyekutukan Allah, Durhaka kepada orang tua, membunuh
tanpa alasan yang dibenarkan, dan saksi palsu.
Di dalam hadist ini Nabi Muhammad S.A.W menerangkan bahwasanya
dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar ialah : mempersekutukan Allah,
2 Ahmad Sunarto, Terjemah Lu’lu Wal Marjan Kumpulan Hadits Shahih Buk hori Muslim ( Semarang, Pustaka Nuun
2012) Hlm. 16
3 Imam Abu Zakaria, Terjemahan Riyadhus Shalihin, ( Jakarta: Pustaka Amani, 1999), Hlm. 15
4. durhaka kepada ibu bapak, membunuh orang yang tidak patut dibunuh dan
memberikan kesaksian palsu ( zuur ).
Khabair terbesar adalah Syirik. Mempersekutukan Allah, menjadikan
sesuatu sebagai tandingan Allah atau beribadah selain-Nya baik itu berupa batu,
pohon, matahari, bulan, ataupun yang lainnya. Allah telah berfirman dalam Q.S
Annisa : 48 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”4
Orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya berarti telah melakukan
dosa besar, dan ia akan mendapat hukuman di akhirat, bahkan ketika hidup di
dunia pun ia akan mendapat azab-Nya. Setiap anak tidak boleh menyakiti kedua
orangtua nya, baik dengan perkataan atau perbuatan, Allah telah berfirman di
dalam Q.S Al-Israa’ : 23 yang artinya “ dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya
atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan
yang mulia.”5
Sesungguhnya Allah mengharamkan pembunuhan, dan mengancam orang
yang melakukannya secara sengaja, dengan siksa api neraka dan ia kekal di
dalamnya. “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja
maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya”6
Disebutkan dalam sebuah hadits : "Tidak halal darah seorang muslim, kecuali
dengan satu di antara tiga alasan, jiwa dengan jiwa, orang sudah berkeluarga yang
berzina, dan orang yang meninggalkan agamanya serta memisahkan diri dari
jama’ah."
4 Q.S An-Nisa’ : 48
5 Q.S Al-Israa’ : 23
6 Q.S. An -Nisa’: 93.
5. Di dalam hadist ini Nabi SAW mengulang-ulangi perkataan “zuur” hal
ini memberi pengertian bahwa apa yang nabi ucapkan itu sangat penting dan
memberikan pengertian bahwa zuur adalah sangat haram dan sangat buruk.7 Di
dalam hadist di sebutkan “ tidak akan beralih kaki seseorang yang memberikan
kesaksian palsu besok pada hari kiamat, sehingga menyentuh api neraka”8
B. Hadits Abu Hurairah tentang tujuh macam dosa besar
Tidak jauh berbeda dengan hadis riwayat Annas tentang dosa-dosa besar,
pada riwayat abu Hurairah menyebutkan ada 7 macam dosa besar diantaranya
syirik, sihir, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan, riba, memakan harta anak
yatim, lari dari peperangan, dan menuduh wanita muslim baik berzina.
Abu Muhammad Al Maqdisy dalam kitab Al-Kafi berkata : “Sihir ialah
jimat-jimat, jampi-jampi dan pintalan-pintalan benang yang mempengaruhi jiwa
dan tubuh, menyakiti, membunuh, atau menceraikan seseorang dari yang lain”
Mayoritas ulama berpendapat sihir itu hukumnya haram. Mempraktekkan,
mempelajari, dan mengajarkan sihir itu termasuk dosa besar. Namun menurut
sebagian ulama dari kalangan mazhab Syafi’i, mempelajari sihir itu hukumnya
tidak haram. 9
Riba bermakna “ penerimaan yang lebih dari yang kita berikan tanpa ada
imbangannya”10. Islam dengan tegas melarang riba Allah berfirman dalam Q.S
Ali Imron : 130 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.”11
Yatim secara bahasa ialah orang yang meninggal ayahnya sebelum dia
sampai umur. Sedangkan makan harta anak yatim ialah mempergunakan harta
7 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadist 1 – Keimanan, ( Semrang, Pt. Pustaka Rizki Putra,
2002) Hlm.181
8 Syamsudin Muhammad Bin Ustman Bin Qaimaz Al-Turkmany Al-Fariky Ad-Dimasyqiy As-Syafi’i, Dosa-Dosa
Besar, ( Solo, Pustaka Arafah, 2007 ) Hlm. 117
9 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadist 1 – Keimanan, ( Semrang, Pt. Pustaka Rizki Putra,
2002) Hlm. 182-183
10 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadist 1 – Keimanan, ( Semrang, Pt. Pustaka Rizki Putra,
2002) Hlm.184
11 Q.S Ali Imron : 130
6. anak yatim untuk kepentingan diri sendiri dan berlaku curang terhadap harta anak
yatim itu.12
Allah telah menegaskan dengan berfirman pada Q.S An-Nisa : 10 yang
artinya “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.13
Allah telah berfirman di dalam Q.S An-Nur: 23 yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang
lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan
bagi mereka azab yang besar,” jelas bahwa menuduh wanita baik-baik yang
beriman berbuat zina maka ia akan mendapat laknat di dunia dan akhirat, selain
itu ia akan mendapat 80 cambukan di dunia.14
Lari dari peperangan yakni melarikan diri dari medan tempur alias tidak
berani maju. Sesungguhnya al-Qur’an mengancam orang yang melakukan
perbuatan tercela seperti itu. Allah SWT berfirman : “Barangsiapa yang
membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat)
perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan
tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya”15
Oleh karena itu, meninggalkan medan jihad tanpa alasan termasuk dosa
besar dan pelakunya akan akan mendapat azab Allah SWT.
C. Hadits Abu Bardah tentang beristigfar 100 kali sehari
Manusia adalah insan yang tempatnya salah dan lupa, banyak kesalahan
yang kita lakukan, baik secara sengaja maupun tidak, kita sadari atau tidak.
Sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah segera minta maaf, oleh sebab itu
menurut hadits di atas kita dianjurkan untuk beristighfar 100 kali atau lebih.
Membiasakan hidup dengan senantiasa zikir kepada Allah, akan membawa
12 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadist 1 – Keimanan, ( Semrang, Pt. Pustaka Rizki Putra,
2002) Hlm. 185
13 Q.S An-Nisa : 10
14 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadist 1 – Keimanan, ( Semrang, Pt. Pustaka Rizki Putra,
2002) Hlm. 151
15 Q.S. Al-Anfal : 16
7. ketenangan hari serta terjaga dari sikap dan tutur kata yang buruk, karena lisan
kita telah terbiasa berkata yang baik, yaitu kalimat thayyibah dan hati kita
senantiasa mengakui kesalahan dan kelemahan kita, sehingga kita menjadi orang
yang rendah.16
D. Penghapus Dosa-Dosa
Adapun penghapus dosa-dosa ada dua bagian. Bagian yang menghapus dosa-dosa
kecil dan dosa-dosa besar dan bagian yang hanya menghapus dosa kecil saja
namun tidak mampu menghapus dosa-dosa besar.17
1. Bagian yang menghapus dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar
Adapun yang menghapus dosa-dosa kecil dan besar adalah sebagai
berikut:
a. Taubat Nasuha
b. Taat atau mematuhi perintah Allah
c. Syahid ( gugur di jalan Allah )
d. Menegakkan had-had ( segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum Allah
) karena sesungguhnya had itu adalah penebus dosa.
2. Bagian yang menghapus dosa-dosa kecil namun tidak mampu menghapus
dosa-dosa besar
Adapun yang menghapus dosa-dosa kecil namun tidak mampu menghapus
dosa-dosa besar.
a. Selalu melakukan kewajiban-kewajiban dan menjahui dosa-dosa besar
b. Mengiringi satu kejahatan dengan kebaikan-kebaikan.
c. Bencana dan musibah di dunia.
d. Ketaatan membuat Allah menghapus dosa-dosa.
e. Permohonan ampun dari seorang mukmin terhadap mukmin lainnya dan
permohonan ampunnya para malaikat.
16 Muhammad Zuhri , Kelengkapan Hadist Qudsi ( Semarang, Toha Putra 1982) Hlm.25-26
17 Ahmad Farid, Taubat Dalam Dosa, (Jakarta, Amzah, 2006 ) Hlm. 29-35
8. IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Perbuatan dosa yang dapat
membinasakan diri dan orang lain harus senantiasa dihindari dan dijauhi, Manusia
dilarang untuk menyekutukan Allah Swt Dengan sesuatu apapun, karena hal itu akan
membinasakan diri baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Sihir dan tenung merupakan perbuatan terlarang karena perbuatan tersebut adalah
bersekongkol dan jin dan syetan, Jiwa seseorang apalgi Muslim harus senantiasa
dijaga dan haram hukumnya untuk mengambil nyawa orang lain tanpa alasan yang
haq, Kita dilarang untuk memakan harta riba dan harta anak yatim yang ada dalam
tanggungan kita dan berada dalam pengasuhan kita.
Setiap umat Islam dicela oleh Allah dan Rasul-Nya bagi siapapun yang melarikan
diri dari peperangan atau ia keluar dari barisan perang karena merasa takut akan
kematian, dan Menuduh berzina kepada seorang muslimah dan mukminah adalah
perbuatan yang amat dilarang oleh baginda Nabi.
Setiap perbuatan dosa dan hal-hal yang telah jelas dilarang dalam agama akan
membinasakan kehidupan kita dan akan membawa kita pada jalan kerugian dan
peneysalan.
Allah maha pengampun atas hamba-hamba-Nya yang salah, salah satunya dengan
menunjukkan kepada umat nya amalan-amalan penghapus dosa. Adapun penghapus
dosa ada dua bagian yaitu bagian yang menghapus dosa kecil dan besar dan bagian
penghapus dosa kecil saja namun tidak mampu menghapus dosa-dosa besar.
V. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami susun, sebagai manusia biasa kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
9. DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002, Mutiara Hadits 1- Keimanan.
Semarang: Pustaka Rizki Putra
Bahreisy, Salim 1995 Terjemah Al-Lu’lu’ Wal Marjan Himpunan Hadits Shahih Yang
Disepakati Oleh Bukhori Dan Muslim, Surabaya, Pt. Bina Ilmu.
Ahmad Sunarto, 2012. Terjemah Lu’lu Wal Marjan Kumpulan Hadits Shahih Bukhori
Muslim Semarang: Pustaka Nuun.
Zuhri, Muhammad. 1982 Kelengkapan Hadist Qudsi, Semarang: Toha Putra.
Muhammad Bin Ustman Bin Qaimaz Al-Turkmany Al-Fariky Ad-Dimasyqiy As-Syafi’i,
Syamsudin 2007. Dosa-Dosa Besar. Solo: Pustaka Arafah,
Departemen Agama Republik Indonesia, 2004. Al Qur’an Dan Terjemahannya,
Semarang : CV Al Waah
Abu Zakaria, Imam, 1999 Terjemahan Riyadhus Shalihin, Jakarta: Pustaka Amani