Dokumen tersebut membahas tentang dosa-dosa besar menurut ajaran Islam. Diantara dosa-dosa besar utama yang disebutkan meliputi syirik atau menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, sihir, membunuh, dan beberapa dosa lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan hukum dan akibat setiap dosa besar tersebut menurut ajaran agama Islam.
1. DOSA-DOSA BESAR
Mengenai jumlah dosa-dosa besar ini, berdasarkan hadits terdapat tujuh macam dosa besar.
Dan dari hadits yang lain pula tiga diantaranya adalah yang terbesar. Tetapi masih banyak hadits
shohih yang membicarakan dosa-dosa besar ini lebih dari tujuh macam. Dalam hal ini. Rosululloh
sendiri dalam setiap kesempatan hanya menyebut macam dosa yang dianggap relevan pada waktu
itu. Dan beliau memang belum pernah merinci berbagai macam dosa dengan suatu pengertian yang
membatasi.
Terdapat satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdulloh bin Abbas, ia menceritakan bahwa
Rosululloh ditanya seseorang mengenai dosa-dosa besar : Apakah jumlahnya hanya tujuh macam ?
Rosululloh menjawab : dosa-dosa besar itu berjumlah tujuh puluh macam (dalam riwayat lain
disebutkan sampai tujuh ratus macam perbuatan yang dianggap dosa besar).
Namun dalam kesempatan ini, penulis hanya menjelaskan sebagian dari dosa-dosa besar itu,
diantaranya adalah :
1. Syirik (menyekutukan Allah)
2. Durhaka kepada kedua orang tua
3. Berkata bohong
4. Sihir,
5. membunuh jiwa yang diharamkam Allah (membunuhnya) kecuali dengan cara yang benar,
6. makan riba',
7. memakan harta anak yatim,
8. lari dari medan pertempuran,
9. menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang terhindar dari zina
Hadits riwayat Bukhari no.5802
Artinya : Dari Abu Huroiroh , dari Nabi SAW. Beliau bersabda : Hindarilah tujuh macam dosa yang
merusakkan. Para sahabat bertanya : wahai Rosululloh. Apakah tujuh dosa itu ?. Nabi menjawab :
yaiu menyukutan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkam Allah (membunuhnya) kecuali
dengan cara yang benar, makan riba', memakan harta anak yatim, lari dari medan pertempuran,
dan menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang terhindar dari zina.
1. Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
Diantara sekian banyak macam dosa besar, syirik adalah dosa yang terbesar. Sebagaimana
yang yang di peringatkan oleh nabi :
Artinya :Nabi SAW bersabda: Apakah kalian mau saya beritahu tentang dosa yang terbesar dari
dosa-dosa? - (beliau mengulanginya sampai) tiga kali -. Mereka (para sahabat) menjawab : benar
wahai Rosululloh. Nabi bersabda (lagi): yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang
tua. - Nabi duduk, padahal sebelumnya tiduran -. Kemudian bersabda : ingat ! Dan berkata bohong
(HR. Bukhori Muslim)
2. Arti syirik adalah menjadikan seseorang sebagai sekutu bagi yang lain. Sedangkan yang di
maksud dengan sirik di sini adalah , yaitu mengakui/menjadikan Tuhan pada selain
Allah[1]. Namun yang di maksud syirik adalah kufur, karena secara fitroh, manusia mengakui Allah
sebagai tuhannya.
Bukankah Allah telah memerintahkan kepada kita untuk tidak menyembah kecuali hanya
kepadaNya, seperti firman Allah dalam surat Al-isro' ayat 23 : Artinya:
“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain di”
Dan Allah juga telah melarang kita untuk tidak menjadikan tuhan sekutu bagiNya. Seperti
firmannya dalam surat Al-isro' ayat 39 Artinya :
“Dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)”
Oleh karena itu Allah sangat tidak menyukai terhadap orang yang berbuat kemusyrikan.
Bahkan Allah menyatakan tidak akan pernah mengampuni dosa yang disebabkan sirik ini, Allah telah
berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya".
(An Nisaa: 48).
Dan Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim
itu seorang penolongpun.” (Al Maaidah: 72)
Syirik sebagai perbuatan kufur dan nifaq terbagi dua, yaitu :
a. Syirik akbar (syirik besar) yaitu menyekutukan Allah dengan makhluknya seperti keyakinan
adanya kekuatan selain Allah. Misalnya menyembah berhala, pohon-pohon, batu, matahari dan
sesembahan-sesembahan lainya.Syirik ini disebut juga syirik i’tiqody artinya syirik karena keyakinan
yang salah besar, dan juga disebut syirik jali artinya syirik yang nyata sekali yang dikategorikqn
sebagai dedengkotnya dosa. Tidak ada yang bisa menghapus dosa ini bertaubat selagi masih hidup
dan menggantinya denganbertauhid kepada Allah swt.
bahaya syirik i’tiqodi dejelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an surat Almaidah ayat 72 sebagai berikut :
72. Artinya :
” Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera
Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim
itu seorang penolongpun.”
b. Syirik asghor(sirik kecil), syirik kecil disebut juga syirik amali karena perbuatan-perbuatan yang
mempunyai tendensi selain Allah, atau disebut juga syirik khofi artinya syirik yang tersembunyi.
Nambi muhammad saw pernah bersabda yang artinya :
“Jauhkanlah dirimu dari berbuat syirik kecil.” lalu para sahabat bertanya : ya rasululloh, apakah syirik
kecil itu ? nabi menjawab : yaitu riya.
Larangan syirik asghor termaktub dalam surat al kahfi ayat 110 : 110. Artinya :
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
3. Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
bahaya syirik asghor diterangkan dalam dalili-dalil naqli surat al furqon ayat 23 : 23. Artinya :
“dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu
yang berterbangan.”
Demikian pula hadits riwayat Muslim dan Ahmad yang artinya :
“Barangsiapa yang mendengarkan kebaikan pada orang lain (dengan tidak ikhlas karena Allah),
niscaya Allah akan menolak amal itu kepada oeang yang didengarkan kepadanya, dan barangsiapa
yang bersikap riya, maka Allah akan membalas keburukan riya itu”
2. Durhaka kepada kedua orang tua.
Durhaka terhadap kedua orang tua juga termasuk diantara dosa besar yang harus dihindari.
Karena Allah SWT mensifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang
yang jabbaar syaqiy 'orang yang sombong lagi celaka'. Tentang hal
ini Allah SWT berfirman:
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka".
(Maryam: 32).
Menyakiti kedua orang tua artinya menentang apa yang diperintahkan oleh keduanya
dengan syarat bukan perintah berbuat maksiat kepada Allah atau melakukan suatu perbuatan yang
tidak mendapat restu keduanya.
Perbuatan ini termasuk dosa besar. Dan dalam hal ini Rosululloh memperingatkan kepada
kita agar kita berbuat baik kepada kedua orang tua, sebagaimana dalam surat Al-Isro’ 23: 23. Artinya
: Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
Mengucapkan kata ‘ah’ kepada orang tua tidak di perbolehkan oleh agama, apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan dengan lbih kasa daripada itu.
Dalam ayat diatas dijelskan bahwa durhaka kepada orang tua bukan hanya dalam benruk
perlakuan fisik, tetapi juga dengan kata-kata yang mengakibatkan sakit hati kedua orang tua. Anak
yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan dikutuki oleh Allah dan tidak akan masuk surga
sebagaimana dalam hadits berikut ini :
“ tidak masuk surga orang yang durhaka kepada orang tuanya, yang menunjukkan pemberiannya
dan orang yang kecanduan minuman keras”
(HR. Bukhori Muslim)
“Allah mengutuk orang yang memaki ayahnya dan Allah mengutuk orang yang memakik ibunya”
(HR. Ahmad)
Diriwayatkan ada seorang ahli ibadah bernqmq alqomah. Dalam akhir hayatnya dia sulit
dituntun lafal tahil. Hal ini disebabkan ibunya merasa sakit hati karna al-qomah lebih mementingkan
istrinya daripada ibunya. Rosululloh menyuruh agar ibu dari alqomah memaafkan anaknya. Setelah
alqomah dimaafkqan oleh ibunya, dia dapat mengucapkan lafal tahlil sesaat seblum
kematiannya.berkait dengan itu rosululloh bersabda :
4. “Hai kaum muhajirin dan anshor. Barang siapa yang mementingkan istrinya daripada ibunya, maka
baginya akan mendapatkan kutukan Allah , para malaikat dan seluruh umat manusia. Allah tidak
akan menerima amlnya kecuali brtaubat kepada Allah dan berbuat baik kepadanya dan meminta
kerelaannya. Maka sesungguhnya kerelaan Allah berada pada kerelaan ibu/bapaknya (orang tunya)
dn kemurkaan Allah berada pada kemurkaan orqang tuanya.”
(HR ahmad dan Thabrani)
3. Sihir
Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan manusia untuk mengendalikan
alam (termasuk kejadian, obyek, orang dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal,
atausupranatural. Dalam banyak kebudayaan, sihir berada dibawah tekanan dari, dan dalam
kompetisi dengan ilmu pengetahuan dan agama.
Berdasarkan bahasa Arab, sihir berasal dari kata “saharo/sihrun” yang berarti sihir/tipu daya.
Terminologinya menurut ulama [tauhid] adalah suatu hal/perkara atau kejadian yang luar biasa
dalam pandangan orang yang melihatnya. Sihir dapat dipelajari/diusahakan, seseorang yang
mempelajari, mengetahui dan mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat melakukan perkara tersebut.
Hakikatnya, sihir tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa, oleh sebab dapat
dipelajari/diusahakan, hanya saja orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui, hingga dapat
dikatakan tertipu daya oleh si pelaku sihir itu.
4. Membunuh.
Membunuh ialah menghilangkan nyawa seseorang baik dengan sengaja maupun tidak
sengaja dengan alat yang mematikan atau tidak mematikan. membunuh seseorang yang tidak
bersalah dengan sengaja hukumnya dosa besar. Allah SWT berfirman:
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah
jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan
baginya adzab yang besar". (An Nisaa: 93).
Macam-Macam Pembunuhan Dan Hukumnya :
a. dilakukan dengan sengaja, hukumnya berupa qishos, yaitu si pelaku pembunuh dihukum mati.
apabila ia dimaafkan oleh keluarga, maka haurs membayar diyat (santunan) kepada keluarga
terbunuh berupa seratus ekor unta atau yang senilai dengannya. sebagaimana firman Allah yang
artinya: 178.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang
memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan
kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang
sangat pedih.”
b. dilakukan dengan ridak sengaja, hukumnya berupan memrdekaan seorang budak atau
membayar diyat (santunan) kepada keluarga yang terbunuh. sebagaiman dalam surat An-Nisa’ 92 :
92. Artinya :
5. “dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena
tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat[335] yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka
dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak
memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk
penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
[334] Seperti: menembak burung terkena seorang mukmin.
[335] Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa
atau anggota badan.
[336] Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat.
[337] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau
tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua
bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan
hamba sahaya.
5. Memakan riba.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Baqoroh 275: 275. Artinya :
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka
baginya apa yang Telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang
dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum
terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.
[175] Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan
syaitan.
[176] riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
6. Memakan harta anak yatim.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)".
(An Nisaa: 10)
6. 7.Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju
mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim yang
melarikan diri dari pertempuran itu. tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat)
perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu
kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat
buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)
8. Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman
(berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar". An Nuur:
23)
9. Sumpah palsu.
Yaitu jika seseorang bersumpah untuk melakukan sesuatu perbuatan, namun ternyata ia
tidak melakukan perbuatan itu. atau ia bersumpah tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, namun
nyatanya ia kemudian melakukan perbuatan itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka
dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak
akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak
(pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih".
(Ali Imraan: 77 )