1. Bab 6
Teori Biaya Produksi
Dalam Ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang sangat penting, maka ukuran
efisiensi yang paling baik adalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara inansial
dan ekonomi menguntungkan.
Dalam pembahasan ini asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
1. Perusahaan bergerak dipasar persaingan sempurna. Harga output ditentukan oleh pasar dan
berapa pun yang diproduksi akan terjual habis.
2. Faktor produksi atau input yang digunakan adalah barang modal dan tenaga kerja. Dalam
jangka pendek hanya tenaga kerja yang bersifat variable.
1.konsep Biaya
Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Berkaitan dengan konsep
tersebut, dikenal dengan biaya eksplisit (explicit cost) dan biaya implisit (implicit cost). Biaya
eksplisit adalah biaya-biaya ang secara eksplisit terlihat terutama melalui keuangan. Biaya implisit
adalah biaya kesempatan (opportunity cost).
a. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga
kerja perorang persatuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya(perjam atau perhari).
Bagi ekonomi upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan
adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja ditempat yang lain.
b. Biaya Barang Modal
Ekonom melihat biaya barang modal sebagai biaya implisit. Biaya ekonomi
penggunaan barang modal bukanlah berapa besar penggunaan uang yang harus dikeluarkan
untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin
disewakan kepada pengusaha lain.
c. Biaya kewirauasahawanan
Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai factor
produksi untuk ditranformasi menjadi output berupa barang dan jasa.atas keberanian
menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Pengertian laba yang
digunakan ekonom adalah laba ekonomi(economic profit).
2. 2.Produksi, Produktivitas dan Biaya
Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada
factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarya tidak
tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah
meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek.
Pola pergerakan biaya rata-rata berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.
Untuk perusahaan yang berskala hasil menarik (increasing return to scale atau IRS), penambahan
tingkat produksi justru menurunkan biaya produksi.sebaliknya dengan perusahaan yang berskala hasi
menurun (decreasing return to scale atau DRS).
3.Biaya Produksi Jangka Pendek
a) Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Variable
Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variable.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi,
cotohnya biaya barang modal, gaji pegawai bunga pinjaman dan sewa gedung kantor. Biaya
variable (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi,
contohnya upah buruh,biaya bahan baku.
TC=FC+VC Dimana : TC = biaya total jangka pendek
FC = Biaya tetap jangka pendek
VC = Biaya variable jangka pendek.
Kurva – kurva Biaya Total,Biaya Tetap dan Biaya Variable (diagram 6.1)
Biaya TC VC
FC
0 Kuantitas
Kurva FC mendatar menunjukan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah produksi.
Kurva VC membentuk huruf S terbalik menunjukan hubugan terbalik antara tingkat produktivitas
3. dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan kurva VC menunjukan bahwa dalam jangka pendek,
perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variable.
b) Biaya Rata-rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output.
Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output.
AC = AFC + AVC
Atau
TC = FC + VC dimana AC = biaya rata-rata jangka pendek
Q Q Q AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek
AVC = biaya variable rata-rata jangka pendek
Kurva Biaya Rata-rata (Diagram 6.2)
Biaya
AC
AVC
AFC
0 Kuantitas
Kurva AFC terus menurun, menunjukan bahwa AFC makin menurun bila produksi ditambah. Tetapi
kurva AFC tidak pernah meyentuh sumbu horizontal. Artinya nilsi AFC tidak pernah negative.
Kurva AC mula-mula menurun lalu naik. Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik
dan terus mendekati AC.
c) Biaya marjinal
Biaya marjinal (marjinal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit output. Jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan
output adalah ∂Q maka
MC = ∂TC
∂Q
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variable.
MC = ∂VC
∂Q
Jika harga perunit tenaga kerj adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja adalah ∂V,
maka ∂VC = P.∂V
4. MC = P.(∂V/∂Q) karena MP adalah ∂Q/∂V, maka MC= P ( 1 )
MP
Kurva Biaya Marjinal
Diagram 6.3
TC
e MC
d
a b c
•
0 0
Qa Qb Qc Qd Qe kuantitas Qa Qb Qc Qd Qe Kuantitas
Diagram 6.3a menggambarkan bahwa garis singgung a,b,c dan seterusnya menunjukan besarnya MC.
Bila garis singgung makin mendatar, nilai MC akan mengecil, begitu sebaliknya. Diagram 6.3b menunjukan
kurva MC yang diturunkan dari diagram 6.3a.
4.Biaya produksi jangka panjang
Biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variable,biaya rata-rata,
dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variable dan biaya
marjinal. Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh
output dan semuanya bersifat variable.
LTC = LVC dimana : LTC = biaya total jangka panjang
LVC = biaya variable jangka panjang
Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit.
LMC = ∂LTC Dimana : LMC = biaya marjinal jangka pajang
∂Q ∂LTC= perubahan biaya total jangka panjang
∂Q = perubahan output
Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output
LAC = LTC Dimana LAC = biaya rata-rata jangka panjang
∂Q Q = jumlah output
5. a. Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang
Teorema Amplop (Envelope Theorem)
Biaya
SAC1 SAC2 SAC3
C1
C2
0 X1 X2 X3 kuantitas
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurva LAC adalah kurva yang menunjukan biaya
produksi perunit minimum pada berbagai tingkat produksi.
b. Kurva Biaya Marjinal jangka panjang
Biaya SMC1 Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang
SAC1 LMC
A SMC2 SAC2 LAC
X1 X2 X3 X4 kuantitas
c. Sekala Produksi ekonomis dan Tidak Ekonomis
Skala produksi ekonomis (economics of scale ) adalah interval tingkat produksi dimana
penambahan output akan menurunkan biaya produksi jangka panjang perunit. Sebaliknya skala produksi
tidak ekonomis adalah interval tingkat produksi dimana penambahan tingkat produksi justru menaikkan
biaya produksi jangka panjang perunit.
6. Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis
LMC
Economies of scale LAC
A Diseconomies of scale
0
Kuantitas
Pada diagram diatas kurva LAC mencapai minimum dititik A kemudian naik lagi disebabkan efisiensi skala
produksi. Kurva LMC berada dibawah kurva LAC karena nilai MP (marginal produk) lebihbesar dari AP
(Average product) . besarnya nilai MP menyebabkan nilai LAC bergerak menurun.
Ada beberapa factor penyebab terjadinya efisiensi dan inefisiensi jangka panjang, yaitu:
Teknologi produksi
Managemen
Sumber daya manusia (SDM)
d. Sudut Kemiringan Kurva Biaya Rata-rata Jangka panjang (Kurva LAC)
LAC
LAC
0 0
X1 (a) Kuantitas (b) X1 kuantitas
Diagram a menunjukan sudut kemiringan LAC mengarah kekanan atas. Ini terjadi karena terlalu cepat
terjadinya hokum LDR ,sehingga setelah titik X1 perusahaan mengalami skala produksi tidak ekonomis.
Diagram b menunjukan sudut kemiringan LAC ke kiri bawah. Perusahaan mengalami inefisiensi sehingga
skala produksi tidak ekonomis lagi saat jumlah produksi sudah sangat besar (0X2).
7. BAB 7
Memaksimumkan Laba
1. Pendekatan Totalitas
pendekatan Totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya Total (TC).
Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan
harga output perunit. Jika harga jual perunit output adalah P maka TR – P.Q. biaya Variabel
adalah jumah unit output (Q) dikalikan dengan biaya variable perunit. Jika biaya variable
perunit adalah V, maka VC = V.Q. dengan demikian π = PQ – (FC + VQ)
Kurva TR dan TC (pendekatan totalitas)
RP
TR = PQ
TR=TC TC = FC + VC
Titik impas (BEP)
FC
0 Q* kuantitas
2. Pendekatan RataRata (Average Approach)
Dalam pendekatan ini, perhiungan laba perunit dilakukan dengan membandingkn antara
biaya produksi rata-rata (AC) dengan harg jual output (P) . laba total adalah laba per unit
dikalikan dengan jumlah output yang terjual.
π=(P-AC).Q
dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual perunit output lebih
tinggi dari biaya rata-rata (AC). Prusahaan hanya mencapai angka impas bila P=AC.
3. Pendekatan Marjinal (Marjinal Approach)
Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya
marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). laba maksimum akan tercapai pada saat
MR=MC. Kondisi tersebut bias dijelaskan secara matematis, grafis dan verbal.
Penjelasan secara matematis
π=TR-TC
laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π (∂π/∂Q) = 0 dan nilainya
samadengan nilai turunan pertama TC (∂TC/∂Q atau MC).
8. ∂π = ∂TR - ∂TC = 0
∂Q ∂Q ∂Q
=MR – MC = 0
MR = MC π maksimum atau kerugian minimum.
Penjelasan secara grafis
Kurva TR, TC dan Laba (pendekatan marjinal)
TR-TC = π maks
c1 TC
b1
a1 TR
b2 c2
a2
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 kuantitas
Π
Pada diagram terlihat bahwa tingkat output yang memberikan laba adalah interval Q1-Q5 . jika
output dibawah jumlah Q1 perusahaan mengalami kerugian karena TR<TC. Dalam diagram terlihat
bahwa laba maksimum tercapai jika tingkat produksinya adalah Q3.
Pada pembuktian secara matematis telah diketahui bahwa nilai π (laba) akan maksimum bila
MR=MC. Dalam garis kondisi terbukti dengan membandingkan dua garis singgung b1 dan b2.
Penjelasan secara Verbal
1) Penambahan output sepanjang sub-interval
Ketika output ditambah dari Q1 ke Q2 kurva π bergerak naik yang artinya laba bertambah
besar
2) Pada saat jumlah output Q3
Pada saat jumlah output Q3, garis singgung b1 (MR) sejajar garis singgung b2 (MC).
3) Interval Q3-Q5.
Jika output ditambah dari Q3 ke Q4, terlihat bahwa sudut kemiringan garis singgung C1 (MR)
sudah lebih kecil dari sudut kemiringan garis singgung C2 (MC).
9. Bab 8
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Semua perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogeneous product)
Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan /informasi sempurna.
Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar.
Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar.
Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar.
a. Homogenitas produk (Homogeneous Product)
Adalah product yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa
perlu mengetahui siapa produsennya.
b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi memiliki pengetahuan sempurna tentang haarga produk dan input
yang dijual.
c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)
Semua perusahaan dalam industry (pasar) dianggap berproduksi efisien baikdalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
d. Perusahaan Menerima Harga yang ditentukan Pasar (Price Taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga (butir C) adalah bahwa perusahaa menjual produknya
dengan berpatokan bahwa harga yang ditetapkan pasar (Price Taker)
e. Keleluasaan Masuk-keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Adalah dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan
tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan factor produksi. Pengertian
mobilitas mencakup pengertian geografis dan antar pekerjaan.
10. 2. Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna.
a. Permintaan
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Jika jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka
berapa pun yang dijual perusahaan harga relative tidak berubah. Karena itu kurva permintaan
yang dihadapi perusahaan secara indiviu berbentuk garis lurus horizontal
Kurva permintaan industry dan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
Harga
D Perusahaan
Kuantitas
b. Penerimaan
Penerimaan total (total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q) dikali harga
jual (P). karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata (average revenue) dan
penerimaan marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan harga.
Kurva Penerimaan dalam pasar persaingan sempurna
Rp
TR=P.Q
0 kuantitas
11. 3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan.
a) Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi.
b) Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba
maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum.
Diagram Diagam
Keseimbangan jangka pendek Keseimbangan jangka panjang
perusahaan dalam kondisi perusahaan dalam persaingan
laba maksimum sempurna
Rp MC LMC
SMC
P E D= AR = MR = P LAC SAC E
A laba D=AR=MR=P
B
0 0
Q1 Q* Q2 kuantitas Q* kuantitas
4. Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
a) Kurva Penaawaran Jangka Pendek
Rp
P4 D4 = MR4 = P4
P3 D3 = MR3 = P3
P2 D2 = MR2 = P2
P1 D1 = MR1 = P1
P0
0
Q0 Q1 Q2Q3Q4 kuantitas
Diagram diatas menunjukan jika harga dibawah P0 perusahaan tidak mau
berproduksi karena harga masih lebih kecil dari biaya variable perunit yang paing
rendah. Jika harga naik ke P1 agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi
pada saat MR=MC atau MR=P, sehingga jumlah output adalah Q1.