SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
MAKALAH
TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Oban Sobandi, M.Ag.
Ambar Sri Lestari, Dr., S.E., M.Pd.
Disusun oleh :
Intan Nuraeni : 1172020114
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkah dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TEKNIK
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ini dengan sebaik-baiknya dan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran, sholawat beserta salam
semoga terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam pembuatan makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Tetapi kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah kami yang akan datang.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Oban Sobandi, M.Ag. dan
Ibu Ambar Sri Lestari, Dr., S.E., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Media
Pembelajaran yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Terima
kasih pula kepada rekan-rekan kelompok atas kerjasamanya dalam penyusunan
makalah ini. Semoga hati kita ikhlas dalam mengerjakannya dan menjadi amal baik
serta bermanfaat di masa yang akan datang.
Bandung, Maret 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. I
DAFTAR ISI .............................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3
1. Teknik ..............................................................................................................3
2. Bahan Ajar .......................................................................................................8
3. Soal ................................................................................................................15
BAB III SIMPULAN..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan
kehidupan manusia. Pendidikan tidak hanya mendidik peserta didiknya menjadi
manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia.
Saat ini, pendidikan di Indonesia dinilai kurang berhasil dalam membangun
kepribadian peserta didiknya agar berakhlak mulia. Oleh karena itu pendidikan
karakter dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.1
Dunia pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkannya pendekatan
pembelajaran. Hal ini seiring dengan perkembangan psikologi peserta didik,
dinamika sosial, serta dinamika sistem pendidikan pada setiap negara yang terus
berubah2. Proses pembelajaran melibatkan berbagai pihak, tidak hanya melibatkan
pendidik dan siswa. Namun, peran dari bahan ajar juga sangat dibutuhkan dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran dimaksudkan untuk tercapainya suasana tertentu
dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik nyaman dalam belajar.
Hakikat belajar yaitu proses interaksi dari seluruh kondisi disekitar peserta didik.
Belajar diartikan suatu proses pengarahan untuk pencapaian tujuan dan proses
melakukan perbuatan melalui pengalaman yang diciptakan3. Bahan ajar adalah
seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam
rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Untuk mencapai kompetensi perlu ada pengukuaran/penilaian. Penilaian hasil belajar
memerlukan sebuah pengolahan dan analisis yang akurat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teknik ?
2. Apa saja jenis-jenis Teknik ?
1 Ahmad Muhaimin Azzet, 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Indonesia, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, hlm. 15.
2 M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia learning center., 41
3 Nurdyansyah. N., Eni fariyatul fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013
(Sidoarjo: Nizamia learning center, 2016), 1.
2
3. Apa yang dimaksud dengan Bahan Ajar ?
4. Apa saja jenis-jenis Bahan Ajar ?
5. apa yang dimaksud Teknik Bahan Ajar Audio Visual ?
6. Apa itu Teknik Bahan Ajar Visual ?
7. Apa itu Teknik Bahan Ajar Interaktif ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Teknik Pengembangan Bahan Ajar serta
mampu menyebutkan kekurangan dan kelebihan;
2. Mengetahui jenis-jenis media teknik pengembangan bahan ajar ;
3. Menjelaskan pengertian Bahan Ajar serta mampu menyebutkan
kekurangan dan kelebihan;
4. Mengetahui jenis-jenis Bahan Ajar ;
5. Menjelaskan pengertian Teknik Bahan Ajar Audio Visual dan
mengetahui fungsi dari Teknik Bahan ajar;
6. Mengetahui Teknik Bahan Ajar visual serta kegunaanya.
7. Mengetahui Teknik Bahan Ajar interaktif serta kegunaanya ;
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEKNIK
Proses kegiatan belajar mengajar tidaklah berdiri sendiri, melainkan terkait
dengan komponen materi dan waktu. Langkah pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa secara berurutan sehingga cocok
dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Berbagai metode yang dikemukakan diatas selanjutnya perlu dikembangkan secara
rinci ke dalam teknik atau prosedur pembelajarannya.
Teknik pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kecakapan
kognitif banyak sekali. Diantaranya dengan ‘sorogan’ pada saat mengaji/menghafal
ayat-ayat al-Qur’an (biasanya diterapkan di pesantren-pesantren tradisisonal). Lalu
dengan teknik Mnmonic yaitu dengan menghafal bagian-bagian awal huruf/suku kata
dari beberapa poin-poin yang harus dihafal. Seperti menghafal huruf-huruf hijaiyah
yang termasuk kedalam 4hukum bacaan qalqalah : ba, jim, dal, tha, qaf dihafalkan
menjadi ‘baju di toko’ selain itu dapat pula dengan menggunakan surat dalam al-
Qur’an ‘ sesungguhnya telah kami buatkan berbagai macam perumpamaan dalam al-
Qur’an bagi manusia, supaya mereka dapat pelajaran ( Qs. az-zummar, 39 :27 ).
Contohnya seperti cerita berikut: disebuah perbukitan bernama at-Thur, sekitar 25
km dari negara al-Balad hiduplah keluarga lebah bernama al-Nahl yang berjumlah
128 ekor dan seterusnya.
Teknik pembelajaran yang berorientasi pada psikomotor diantaranya: drill
and practice, berlatih dan mempraktekan seperti pada materi melafalkan huruf al-
Qur’an, berwudlu dan praktek ibadah sholat.
Teknik pengembangan bahan ajar yang berorientasi pada nilai ( afektif ) ada
bermacam-macam, diantaranya ialah (1) teknik indoktrinasi ( 2 ) teknik moral
reasoning ( 3 ) teknik meramalkan konsekuensi ( 4 ) teknik klarifikasi,dan ( 5 )
teknik internalisasi. (Neong muhadjir, 1988).
4 Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Hal.160
4
Berikut ini dijabarkan prosedur penggunaan teknik-teknik pembelajaran yang
berorientasi pada nilai sebagaimana diuraikan Muhaimin ( 2004 : 176-179 ) sebagai
berikut.
1. Teknik Indoktrinasi
Prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
1 ) tahap brainwashing, yakni pendidik memulai pendidikan nilai dengan
jalan merusak tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siswa untuk dikacaukan,
sehingga mereka menjadi tidak mempunyai pendirian lagi. Beberapa metode dapat
digunakan untuk mengacaukan pikiran siswa, misalnya dengan Tanya jawab,
wawancara mendalam dengan teknik dialektik, dan sebagainya. Pada saat pikirannya
sudah kosong dan kesadaran rasionalnya tidak lagi mampu mengontrol dirinya, serta
pendiriannya sudah hilang maka dilanjutkan dengan tahap kedua;
2) tahap menanamkan fanatisme, yakni pendidik berkewajiban menanamkan
ide-ide baru yang dianggap benar sehingga nilai-nilai yang ditanamkannya masuk
kepada anak tanpa melalui pertimbangan rasional yang mapan. Dalam menanamkan
fanatisme ini lebih banyak digunakan pendekatan 5emosional daripada pendekatan
rasional. Apabila siswa telah mau menerima nilai-nilai itu secara emosional, barulah
ditanamkan doktrin yang sesungguhnya.
3 ) tahap penanaman doktrin, pada tahap ini pendidik dapat menggunakan
pendekatan emosional; keteladanan. Pada saat penanaman doktrin itu hanya dikenal
adanya satu nilai kebenaran yang disajikan, dan tidak ada alterntaif lain., semua
siswa harus menerima kebenran itu tanpa harus memepertanyakan halkikat
kebenaran itu.
2. Teknik Moral Reasoning
Langkah-langkah teknik ini dillakikan dengan jalan :
1 ) penyajian dilemma moral, pada tahap ini siswa dihadapkan dengan
problematika nilai yang bersifat sederhana sampai kepada yang komppleks,cara
penyajiannya dapat melalui observasi, membaca Koran/majalah, mendengarkan
sandiwara, melihat film dan sebagainya;
5Ibid. Hal.161
5
2) pembagian kelompok diskusi setelah disajikan problematic dilema moral
tersebut6;
3) hasil diskusi kelompok selanjutnya dibawa dalam diskusi kelas dengan
tujuan untuk mengadakan klarifikasi nilai, membuat alternatife dan konsekuensinya;
4) setelah siswa mendiskusikan secara intensif dan melakukan seleksi nilai
yang terpilih sesuai dengan alternative yang diajukan, selanjutnnya siswa
menggorganisasi nilai-nilai terpilih tersebut dalam dirinya. Hal ini bisa diketahui
lewat pendapat siswa, misalnya melalui karangan-karangannya yang disusun setelah
diskusi, atau tindakan follow up darikegiatan diskusi itu.
3. Teknik meramalkan konsekuensi
Teknik ini sebenarnya merupakan penerapan dari pendekatan rasional dalam
mengajarkan nilai. Dalam arti mengandalkan kemampuan berpikir ke depan bagi
siswa untuk membuat proyeksi tentang hal-hal yang akan terjadi dari penerapan
suatu nilai tertentu. Adaun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) siswa diberikan suatu kasus melalui cerita, membaca majalah, melihat
film, atau melihat kejadian konkret di lapangan;
2) siswa diberi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan nilai-nilai
yang ia lihat, ketahui dan ia rasakan.pertanyaan itu adakalanya bersifat
memperdalam wawasan tentang nilai yang dilihat,alas an dan kemungkinan
yang akan terjadi dari nilai-nilai tersebut, atau menghubungkan kejadian itu
dengan kejadian-kejadian lain yang ada kaitannya dengan kasus tersebut;
3) upaya membandingkan nilai-nilai yang terdapat dalam kasus itu dengan
nilai-nilai yang bersifat kontradiktif;
4) kemampuan meramalkan konsekuensi yang akan terjadi dari pemilihan dan
penerapan suatu tata nilai tertentu.
4. Teknik Klarifikasi
Teknik ini merupakan salah satu cara untuk membantu anak dalam
menentukan nilai-nilai yang akan dipilihnya. Dalam teknik ini dapat
ditempuh lewat tiga tahap, yaitu :
6 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pembelajaran. Bandung. Sinar Baru
Algensindo. Hal.215
6
1) tahap pemberian contoh : pada tahap ini guru memperkenalkan kepada
siswa nilai-nilai yang baik dan memberikan contoh penerapannya. Hal ini
bisa ditempuh dengan jalan observasi, melibatkan siswa dalam kegiatan
nyata, pemberian contoh secara langsung dari guru ke siswa dan sebagainya;
2) tahap menegnal kelebihan dan dan kekurangan nilai yang telah diketahui
oleh siswa lewat contoh-contoh tersebut di atas. Hal ini bisa juga ditempuh
melalui diskusi atau Tanya jawab, guna melihat kelebihan dan kekurangan
nilai tersebut. Dari kegiatan ini akhirnya siswa dapat memilih nilai-nilai yang
ia setujui dan yang dianggap paling baik dan benar;
3) tahap mengorganisasikan tata nilai pada diri siswa.
Setelah pemilihan nilai ditentukan maka siswa dapat mengorganisasikan
sistem nilai tersebut dalam dirinya dan menjadikan nilai itu sebagai diri
pribadinya.
5. Teknik Internalisasi
Kalau teknik-teknik diatas hanya terbatas pada pemilihan nilai dengan
disertai wawasan yang cukup luas dan mendalam maka dalam teknik internalisasi ini
sasarannya sampai kepada tahap pemilikan nilai yang menyatu dalam kepribadian
siswa, atau sampai pada taraf karakterisasi atau me-watakm. Tahap-tahap dari teknik
internalisasi ini adalah.
1) Tahap Transformasi nilai : pada tahap ini guru sekedar menginformasikan
nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata
merupakan komunikasi verbal;
2) Tahap Transaksi nilai, yakni suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan
melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara siswa dan guru bersifat
interaksi timbal balik. Kalau7 pada tahap transformasi, komunikasi masih
dalam bentuk satu arah, yakni guru yang aktif. Tetapi dalam transaksi ini
guru dan siswa sama-sama memiliki sifat yang aktif. Tekanan dari
komunikasi ini masih menampilkan sosok fisiknya daripada sosok
mentalnya. Dalam tahap ini guru tidak hanya menyajikan informasi tentang
nilai yang baik dan buruk, tetapi juga terlibat untuk melakasanakn dan
7 Hal.164
7
memberikan respons yang sama, yakni menerima dan mengamalakan nilai
itu;
3) Tahap Transinternalisasi : tahap ini jauh lebih dalam dari sekadar
transaksi.dalam tahap ini penampilan guru dihadapan siswa bukan lagi sosok
fisiknya, melainkan sikap mentalnya ( kepribadiannya ). Demikian juga siswa
merespons kepada guru bukan hanya gerakan/penampilan fisiknya,
melainkan sikap mental dan kepribadiannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa dalam transinternalisasi ini adalah komunikasi dua kepribadian yang
masing-masing terlibat secara aktif.
Proses-proses dari transinternalisasi itu mulai dari yang sedrhana
sampai yang kompleks, yaitu mulai dari :
1) Menyimak ( receiving ), yakni kegiatan siswa untuk bersedia menerima
adanya stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang dikembangkan dalam sikap
afektifnya;
2) menanggapi ( responding ), yakni kesediaan siswa untuk merespons nilai-
nilai yang ia terima dan sampai ke tahap memiliki kepuasaan untuk
merespons nilai tersebut
3) memeberi nilai ( valuing ), yakni sebgaai kelanjutan dan aktivitas
merespons nilai menjadi siswa mampu memberikan makna baruterhadap
nilai-nilai yang muncul dengan kriteria nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya
4) mengorganisasi nilai ( 0rganization of value ), yakni aktivitas siswa untuk
mengatur keberlanjutan berlakunya sistem nilai yang ia yakini sebgai
kebenaran dalam laku kepribadiannya sendiri sehingga ia memiliki satu
sistem nilai yang berbeda dengan yang lain
5) karakteristik nilai yakni dengan membiasakan nilai-nilai yang benar yang
diyakini, dan yang telah diorganisir dalam pribadinya sehingga nilai tersebut
sudah menjadi watak kepribadiannya, yang tidak dapat dipisahkan lagi dari
kehidupannya. Nilai yang sudah mempribadi inilah yang dalam islam disebut
8
dengan kepercayaan/keimanan yang istiqomah, yang sulit tergoyahkan oleh
situasi apapun.8
B. BAHAN AJAR
Bahan ajar menurut (Prastowo, 2013) adalah merupakan segala bahan (baik
informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam
proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran, misalnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket,
bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya.9
Fakta dan kenyataan pendidikan di lapangan, banyak di jumpai pendidik /
guru yang masih menggunakan bahan ajar yang konvensional, yaitu bahan ajar yang
tinggal pakai, tinggal beli, instan serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan dan
menyusunnya sendiri. Dengan demikian, resikonya sangat dimungkinkan jika bahan
ajar yang di pakai itu tidak kontekstual, tidak menarik, monoton dan tidak sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Bentuk-bentuk bahan ajar konvensional tersebut
antara lain buku teks pelajaran, LKS yang dibeli melalui penyalur yang datang ke
sekolah-sekolah.
Maka perlunya bagi seorang guru untuk merealisasikan atau cakap dalam
menggunakan bahan ajar, secara profesional. Dan guru yang kreativitasnya tinggi,
mampu menyusun bahan ajar yang inovatif, variatif, menarik, kontekstual, dan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
Pengelompokan bahan ajar menurut Faculte de Psychologie et des Science de
Education universete de geneve dalam website-nya adalah media tulis, audio visual,
elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebgai medienverbund (
bahasa jerman yang berarti media integrasi ) atau mediamix.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain :
 Petunjuk belajar ( petunjuk siswa/guru )
 Kompetensi yang akan dicapai
 Informasi pendukung
 Latihan-latihan
8 Hal173
9 komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama Hal.
9
 Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja ( lk )
 Evaluasi
a. Jenis Bahan Ajar
Dari berbagai pendapat diatas dapat disarankan bahwa bahan ajar adalaah
seperangkat materi yang di susun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Dengan
demikian, bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat :
1. Bahan Cetak ( printed ) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, waalchart, foto/gambar, model/maket.
2. Bahan ajar dengan ( audio ) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar ( audio visual ) seperti video, compact disk,
film.
4. Bahan ajar interaktif ( interactive teaching material ) seperti compact disk
interaktif.
1. Bahan Ajar Cetak
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, jika bahan ajar cetak
tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan
seperti yang dikemukakan oleh steffen petter ballstaedt. ( 1994 ), yaitu :
1. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan guru
untuk menunjukan kepeda peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
2. Biaya untuk pengadaanya relatife sedikit
3. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan
4. Menawarkan kemudahan secara luas dan kreatifitas bagi individu
5. Bahan tertulis relative ringan dan dapat dibaca diamna saja
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus oxford, hal.389, handout
adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literature yang memiliki relevansi
dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus
10
dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara,
anatara lain dengan cara download dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengentahuan. Oleh
pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya : hasil penelitian, hasil
pengamatan, aktualisasi pengalaman, atau biografi atau hasil imajinasi seseorang
yang disebut sebgai fiksi. Menurut kamus oxford, hal.94, buku adalah jumlah lebaran
kertasbaik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan
ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap
kurikulum dalam bentuk tertulis.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul
berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan
sebelumnya.
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunaknnya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik
yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu
atau lebih kompetensi dasar diabndingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan
demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai
oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik
dilengkapi dengan ilustrasi.
d. Lembar kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa ( student work sheet ) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk, langkah-langkhah,untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas
yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya. Keuntungan adanya lembar kegiatan adaalah memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secra mandiri dan belajar
memahamidan menjalankan suatu tugas tertulis dalam menyiapkannya guru harus
cermat dan memiliki pengetahuan dan keteraampilan yang memadai, karena sebuah
11
lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan kriteria
yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya/ sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh
peserta didik.
e.Brousur
Brousur adalah bahan informasi yang tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara tersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman yang
dilipat tanpa jilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tenyang perusahaaan atau organisasi ( KBBI, edisi ke2, Balai pustaka, 1996
) dengan demikian, maka brousur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama
sajian brousur diturunkan dari potensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Mungkin saja brousur dapa menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentiuknya
yang menarik dan praktis. Agar lembaran brousur tidak terlalu banyak, maka brousur
di desain hanya memuat satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah brousur
akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
f. leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet di desain secara cermat
dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta
mudah untuk dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang
dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu/lebih kompetensi dasar.
g. wallchart
wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau
grafik yang bermakna menunjukan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih
menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata
warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori
alat bantu mengajar, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar.
Pernah di desain sebagai bahan ajar, wallchart harus memenuhi kriteria sebgai bahan
kue antara lain meiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik, diajarakan untuk berapa lama, dan bagaimana cara
menggunaknnya. Sebgai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang
antara ular, tikus dan lingkungannya.
h.foto/gambar
12
foto/gamabar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan
foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar
setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan
sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar; menurut
weidenment, dalam buku lehernmeet bil medien menggambarkan bahwa melihat
sebuah foto/gambar lebih tinggi makna daripada membaca atau mendengar. Melalui
membaca hanya dapat diingat 10% dari mendengar hanya diingat 20% dan dari
melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang desain secara baik dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik. Bahan jaar ini dalam menngunakannya harus dibantu
dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunkannya dan
atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memilih kriteria sebagai berikut :
1) gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan
informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak
mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
2) gambar bermakna dan dapat dimengerti,sehingga si pembaca gambar
benar-benar mengerti, tidak salah pengertian
3) lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahananya
diambil dari sumber yang benar, sehingga jangan sampai gambar miskin
informasi yang berakibat penggunaannya tidak belajar apa-apa.
i) Model/maket
model/maket yang di desain secara baik akan memeberikan makana yang
hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan
melihat benda aslinya yang berarti dapat dipegang , maka peserta didik akan lebih
mudah dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pelajaran biologi siswa dapat
melihat secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalu sebuahb model.
Biasanya model semacam ini dapat dibuat dengan skkala 1:1 artinya benda yang
dilihat memiliki besar yang sama persis dengan benda aslinya tau dapat juga dengan
skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya. Bahan
ajar semacam ini dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu dengan bahan tertulis
agar memudahkan guru dalam mengajar maupun siswa dalam belajar. Dalam
13
memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus menggunakan kompetensi
dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.
2. Bahan Ajar Dengar ( Audio )
1) kaset/piringan hitam/compact disk
Sebuah kaset yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Media kaset dapat menyimpan
suara yang dapat secara dapat berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta didik
yang mengggunakannya sebgai bahan ajar.bahan ajar kaset baisanya digunakan
untuk pembelajaran bahasa atau pembelajaraan music. Bahan ajar kaset tidak dapat
sendiri, dalam penggunaanya memerlukan bantuan alat dan bahan lainnya seperti
tape recorder dan lembar sekenario guru.
2) Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat dirancang sebagai bahan
ajar, misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu kejadian/fakta yang
sedang berlangsung.
a. Bahan Ajar Pandang Dengar ( audio visual )
1) video/film
Seperti halnya wallchart ,video/film juga alat bantu yang didesain sebagai
bahan aja. Program video/film biasanya di sebut sebagai alat bantu pandang
dengar ( audio visual aids/audio visual media ). Umumnya program video telah
dibuat dalam rancangan lengkap , sehingga setiap akhir dari penayangan video siswa
dapat menguasai satu atau atau lebih kompetensi dasar. Baik tidak tidaknya program
tentu saja tergantung pada desain awalnya, mulai analisi kurikulum, penentuan
media, skema yang menunjukan sekuensi ( dikenal dengan sekenario ) disebuah
program video/film, skrip, pengambilan gambar dan proses editingnya. Beberapa
keuntungan yang didapat jika bahan ajar disajikan dalam bentuk video/film, antara
lain :
1) dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri .
2) sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang
komunikatif dan dapat diulang-ulang.
14
3) dapat menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak,
kompleks yang sulit dilihat dengan mata.
Kekurangan dari program video adalah proses pembuatannya yang
memerlukan waktu relative lama dan biaya besar. Namun demikian jika diproduksi
oleh organisasi tertentu dan dalam jumlah yang besar, maka harganya akan menjadi
lebih murah apalagi dibandingkan dengan kemanfaatannya. Apalagi film yang
memerlukan proses lebih rumit dibandingkan dengan video. Saat ini film sudah
jarang digunakan bahkan pembuatan film untuk komersial pun sudah sangat
berkurang dibandingkan dengan program video.
2) orang/nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat
dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya
karena orang tersebut memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui keterampilan-
keterampilan nya seseorang daapat dijadikan bahan ajar, bahkan seseorang guru
dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan bahan secara baik,
maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Rancangan
yang baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan demikian, dalam
menngunakan orang sebgai bahan ajar tidak dapat berdiri sendiri melainkan
dikombinasikan dengan bahan tertulis.
4. Bahan Ajar Interaktif
Bahan ajar interaktif menurut Guidelines for Bibliographic Description of
interactive Multimedia,p.1 dijelaskan sebgai berikut :
Multimedia imteraktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media ( audio,
teks,grafik,gambar,animasi, dan video ) yang oleh penggunaanya dimanipulasi untuk
mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu persentasi. Saat ini sudah
mulai banyak orang memanfaatkan bahan ajar ini, karena di samping menarik juga
memudahkan bagi penggunanya dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Biasanya
bahan ajar multimedia dirancang secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaanya
hingga penilaian.
15
SOAL MEDIA PEMBELAJARAN
(TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR)
1. Apa saja proses transinternalisasi ?
a. Recording dan reserving
b. Responding dan gathering
c. Valuing dan responding
Jawaban : B
2. Bahan Ajar adalah ...
a. Untuk membantu guru/ instructor lebih mudah mengajar
b. Untuk membuat peserta didik mudah memahami pelajaran
c. Segala bentuk yang digunakan untuk membangun guru/ instructor
dalam melakukan belajar mengajar
Jawaban : C
3. Apa saja yang termasuk bahan ajar ?
a. Bahan cetak dan audio visual
b. Bahan ajar dan bahan ajar interaktif
c. Jawaban semua benar
Jawaban : A
4. Apa saja yang mencakup bahan ajar?
a. Informasi
b. Petunjuk
c. Informasi pendukung
Jawaban : C
5. Apa yang termasuk bahan ajar?
a. Kaset/ piringan hitam/ compact disk
b. Vidio/ film
c. Orang atau narasumber
Jwaban : A
6. Apa saja tahap pada teknik Indoktrinasi?
a. Tahap barinwashing, menanamkan fanatisme, penanaman doktrin
b. Tahap pemberian contoh, mengenalkelebihan dan kekurangan, tahap
pengorganisasian
c. Tahap transformasi nilai, transaksi nilai, dan transinternalisasi
Jawaban : A
7. Apa yang dimaksud dengan tahap penanaman doktrin?
16
a. pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide baru yang dianggap
benar
b. Pendidik dapat menggunakan pendekatan emosional
c. Pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak nilai yang
sudah mapan dalam diri siswa untuk dikacaukan
Jawaban : B
8. Dibawah ini, mana yang termasuk kedalam bahan ajar cetak?
a. Handout, buku, modul, foto/ gambar
b. Kaset, radio, piringan hitam
c. Compact disk interaktif
Jawaban : A
9. Tahap transaksi nilai, termasuk kepada teknik?
a. Teknik klarifikasi
b. Teknik meramalkan konsekuensi
c. Teknik internalisasi
Jawaban : C
10. Teknik pembelajaran yang berorientasi pada psikomotor adalah ...
a. Drill dan practice
b. Wawasan yang luas
c. Keaktifan moral
Jawaban : A
17
BAB III
KESIMPULAN
Proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang
dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah di rancang dalam rencana pembelajaran.
Prosesnya tersebut adalah menjalankan serangkaian komponen-komponen
pembelajaran dari mulai tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Berbicara pengembangan bahan ajar pada dasarnya hampir sama dengan
penentuan motede atau pun media pembelajaran yang akan digunakan. Tidak ada
bahan pembelajaran yang paling bagus atau paling jelek semuanya adalah berbicara
kesesuaian (oppropiatness), artinya untuk menentukan bahan pembelajaran apa yang
akan digunakan dalam sebuah proses pembelajaran tentu harus mengacu pada
rumusan kompetensi apa yang ingin dicapai, serta metode pembelajaran apa yang
akan digunakan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muhaimin Azzet, 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Indonesia, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik.
Sidoarjo: Nizamia learning center.
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pembelajaran. Bandung. Sinar Baru
Algensindo.
Nurdyansyah. N., Eni fariyatul fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai
Kurikulum 2013 (Sidoarjo: Nizamia learning center, 2016).

More Related Content

What's hot

Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasRendy Pangestu
 
24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteaching24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteachingJunaidi Arifin
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
makalah-media-materi-pai-docx
makalah-media-materi-pai-docxmakalah-media-materi-pai-docx
makalah-media-materi-pai-docxAmalia Sofitri
 
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...Ig Fandy Jayanto
 
Peran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganPeran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganMuLtazam Gea
 
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-QuranStrategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-QuranLukmanul Hakim
 
Pandangan Islam Terhadap “Media” Pendidikan
 Pandangan Islam Terhadap “Media” Pendidikan Pandangan Islam Terhadap “Media” Pendidikan
Pandangan Islam Terhadap “Media” PendidikanMiftahul Fikriyah
 
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti prosesPendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti prosesarfiankurniawan22
 
contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...
contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...
contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...Nur Agustin Mufarokhah
 
Contoh skripsi
Contoh skripsiContoh skripsi
Contoh skripsiAbu Hamid
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranharun_tarbiyah
 

What's hot (16)

Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
 
24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteaching24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteaching
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
makalah-media-materi-pai-docx
makalah-media-materi-pai-docxmakalah-media-materi-pai-docx
makalah-media-materi-pai-docx
 
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
 
Peran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganPeran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembangan
 
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-QuranStrategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
 
Modul microteaching
Modul microteachingModul microteaching
Modul microteaching
 
Pandangan Islam Terhadap “Media” Pendidikan
 Pandangan Islam Terhadap “Media” Pendidikan Pandangan Islam Terhadap “Media” Pendidikan
Pandangan Islam Terhadap “Media” Pendidikan
 
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti prosesPendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...
contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...
contoh proposal PTK PBA optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab ku...
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
Contoh skripsi
Contoh skripsiContoh skripsi
Contoh skripsi
 
Rino metode
Rino metodeRino metode
Rino metode
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 

Similar to Teknik pengembangan bahan ajar

Teknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajarTeknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajarGemaNurfitri
 
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARMakalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARSri Wiji Lestari
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterVivi Vey
 
Teknik Pengembangan Bahan Ajar
Teknik Pengembangan Bahan AjarTeknik Pengembangan Bahan Ajar
Teknik Pengembangan Bahan AjarMuhamadAbdulAziz1
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarRizal M Suhardi
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Hariyatunnisa Ahmad
 
Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Viki Dita
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahHariyatunnisa Ahmad
 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptLim Salawat
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdfZukét Printing
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docxZukét Printing
 
Metodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaMetodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaAzhar Yufran
 
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islamPeran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islamMuhamad Fatih Rusydi
 
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanKel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanRayhanFadhlil
 
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan globalGuru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan globalMusliy Adi
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranPENJAGA HATI
 

Similar to Teknik pengembangan bahan ajar (20)

Teknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajarTeknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajar
 
Tugas Otin
Tugas OtinTugas Otin
Tugas Otin
 
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARMakalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
 
Teknik Pengembangan Bahan Ajar
Teknik Pengembangan Bahan AjarTeknik Pengembangan Bahan Ajar
Teknik Pengembangan Bahan Ajar
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
 
Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Metodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaMetodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agama
 
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islamPeran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
 
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanKel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
 
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan globalGuru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaran
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Teknik pengembangan bahan ajar

  • 1. MAKALAH TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen Pengampu : Oban Sobandi, M.Ag. Ambar Sri Lestari, Dr., S.E., M.Pd. Disusun oleh : Intan Nuraeni : 1172020114 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI 2019
  • 2.
  • 3. i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ini dengan sebaik-baiknya dan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran, sholawat beserta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam pembuatan makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tetapi kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami yang akan datang. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Oban Sobandi, M.Ag. dan Ibu Ambar Sri Lestari, Dr., S.E., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Media Pembelajaran yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih pula kepada rekan-rekan kelompok atas kerjasamanya dalam penyusunan makalah ini. Semoga hati kita ikhlas dalam mengerjakannya dan menjadi amal baik serta bermanfaat di masa yang akan datang. Bandung, Maret 2019 Penyusun
  • 4. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. I DAFTAR ISI .............................................................................................................. II BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1 C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3 1. Teknik ..............................................................................................................3 2. Bahan Ajar .......................................................................................................8 3. Soal ................................................................................................................15 BAB III SIMPULAN..................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan tidak hanya mendidik peserta didiknya menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Saat ini, pendidikan di Indonesia dinilai kurang berhasil dalam membangun kepribadian peserta didiknya agar berakhlak mulia. Oleh karena itu pendidikan karakter dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.1 Dunia pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkannya pendekatan pembelajaran. Hal ini seiring dengan perkembangan psikologi peserta didik, dinamika sosial, serta dinamika sistem pendidikan pada setiap negara yang terus berubah2. Proses pembelajaran melibatkan berbagai pihak, tidak hanya melibatkan pendidik dan siswa. Namun, peran dari bahan ajar juga sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dimaksudkan untuk tercapainya suasana tertentu dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik nyaman dalam belajar. Hakikat belajar yaitu proses interaksi dari seluruh kondisi disekitar peserta didik. Belajar diartikan suatu proses pengarahan untuk pencapaian tujuan dan proses melakukan perbuatan melalui pengalaman yang diciptakan3. Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Untuk mencapai kompetensi perlu ada pengukuaran/penilaian. Penilaian hasil belajar memerlukan sebuah pengolahan dan analisis yang akurat. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Teknik ? 2. Apa saja jenis-jenis Teknik ? 1 Ahmad Muhaimin Azzet, 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Indonesia, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, hlm. 15. 2 M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia learning center., 41 3 Nurdyansyah. N., Eni fariyatul fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013 (Sidoarjo: Nizamia learning center, 2016), 1.
  • 6. 2 3. Apa yang dimaksud dengan Bahan Ajar ? 4. Apa saja jenis-jenis Bahan Ajar ? 5. apa yang dimaksud Teknik Bahan Ajar Audio Visual ? 6. Apa itu Teknik Bahan Ajar Visual ? 7. Apa itu Teknik Bahan Ajar Interaktif ? C. Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan pengertian Teknik Pengembangan Bahan Ajar serta mampu menyebutkan kekurangan dan kelebihan; 2. Mengetahui jenis-jenis media teknik pengembangan bahan ajar ; 3. Menjelaskan pengertian Bahan Ajar serta mampu menyebutkan kekurangan dan kelebihan; 4. Mengetahui jenis-jenis Bahan Ajar ; 5. Menjelaskan pengertian Teknik Bahan Ajar Audio Visual dan mengetahui fungsi dari Teknik Bahan ajar; 6. Mengetahui Teknik Bahan Ajar visual serta kegunaanya. 7. Mengetahui Teknik Bahan Ajar interaktif serta kegunaanya ;
  • 7. 3 BAB II PEMBAHASAN A. TEKNIK Proses kegiatan belajar mengajar tidaklah berdiri sendiri, melainkan terkait dengan komponen materi dan waktu. Langkah pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa secara berurutan sehingga cocok dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Berbagai metode yang dikemukakan diatas selanjutnya perlu dikembangkan secara rinci ke dalam teknik atau prosedur pembelajarannya. Teknik pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kecakapan kognitif banyak sekali. Diantaranya dengan ‘sorogan’ pada saat mengaji/menghafal ayat-ayat al-Qur’an (biasanya diterapkan di pesantren-pesantren tradisisonal). Lalu dengan teknik Mnmonic yaitu dengan menghafal bagian-bagian awal huruf/suku kata dari beberapa poin-poin yang harus dihafal. Seperti menghafal huruf-huruf hijaiyah yang termasuk kedalam 4hukum bacaan qalqalah : ba, jim, dal, tha, qaf dihafalkan menjadi ‘baju di toko’ selain itu dapat pula dengan menggunakan surat dalam al- Qur’an ‘ sesungguhnya telah kami buatkan berbagai macam perumpamaan dalam al- Qur’an bagi manusia, supaya mereka dapat pelajaran ( Qs. az-zummar, 39 :27 ). Contohnya seperti cerita berikut: disebuah perbukitan bernama at-Thur, sekitar 25 km dari negara al-Balad hiduplah keluarga lebah bernama al-Nahl yang berjumlah 128 ekor dan seterusnya. Teknik pembelajaran yang berorientasi pada psikomotor diantaranya: drill and practice, berlatih dan mempraktekan seperti pada materi melafalkan huruf al- Qur’an, berwudlu dan praktek ibadah sholat. Teknik pengembangan bahan ajar yang berorientasi pada nilai ( afektif ) ada bermacam-macam, diantaranya ialah (1) teknik indoktrinasi ( 2 ) teknik moral reasoning ( 3 ) teknik meramalkan konsekuensi ( 4 ) teknik klarifikasi,dan ( 5 ) teknik internalisasi. (Neong muhadjir, 1988). 4 Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Hal.160
  • 8. 4 Berikut ini dijabarkan prosedur penggunaan teknik-teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai sebagaimana diuraikan Muhaimin ( 2004 : 176-179 ) sebagai berikut. 1. Teknik Indoktrinasi Prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu 1 ) tahap brainwashing, yakni pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siswa untuk dikacaukan, sehingga mereka menjadi tidak mempunyai pendirian lagi. Beberapa metode dapat digunakan untuk mengacaukan pikiran siswa, misalnya dengan Tanya jawab, wawancara mendalam dengan teknik dialektik, dan sebagainya. Pada saat pikirannya sudah kosong dan kesadaran rasionalnya tidak lagi mampu mengontrol dirinya, serta pendiriannya sudah hilang maka dilanjutkan dengan tahap kedua; 2) tahap menanamkan fanatisme, yakni pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide baru yang dianggap benar sehingga nilai-nilai yang ditanamkannya masuk kepada anak tanpa melalui pertimbangan rasional yang mapan. Dalam menanamkan fanatisme ini lebih banyak digunakan pendekatan 5emosional daripada pendekatan rasional. Apabila siswa telah mau menerima nilai-nilai itu secara emosional, barulah ditanamkan doktrin yang sesungguhnya. 3 ) tahap penanaman doktrin, pada tahap ini pendidik dapat menggunakan pendekatan emosional; keteladanan. Pada saat penanaman doktrin itu hanya dikenal adanya satu nilai kebenaran yang disajikan, dan tidak ada alterntaif lain., semua siswa harus menerima kebenran itu tanpa harus memepertanyakan halkikat kebenaran itu. 2. Teknik Moral Reasoning Langkah-langkah teknik ini dillakikan dengan jalan : 1 ) penyajian dilemma moral, pada tahap ini siswa dihadapkan dengan problematika nilai yang bersifat sederhana sampai kepada yang komppleks,cara penyajiannya dapat melalui observasi, membaca Koran/majalah, mendengarkan sandiwara, melihat film dan sebagainya; 5Ibid. Hal.161
  • 9. 5 2) pembagian kelompok diskusi setelah disajikan problematic dilema moral tersebut6; 3) hasil diskusi kelompok selanjutnya dibawa dalam diskusi kelas dengan tujuan untuk mengadakan klarifikasi nilai, membuat alternatife dan konsekuensinya; 4) setelah siswa mendiskusikan secara intensif dan melakukan seleksi nilai yang terpilih sesuai dengan alternative yang diajukan, selanjutnnya siswa menggorganisasi nilai-nilai terpilih tersebut dalam dirinya. Hal ini bisa diketahui lewat pendapat siswa, misalnya melalui karangan-karangannya yang disusun setelah diskusi, atau tindakan follow up darikegiatan diskusi itu. 3. Teknik meramalkan konsekuensi Teknik ini sebenarnya merupakan penerapan dari pendekatan rasional dalam mengajarkan nilai. Dalam arti mengandalkan kemampuan berpikir ke depan bagi siswa untuk membuat proyeksi tentang hal-hal yang akan terjadi dari penerapan suatu nilai tertentu. Adaun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) siswa diberikan suatu kasus melalui cerita, membaca majalah, melihat film, atau melihat kejadian konkret di lapangan; 2) siswa diberi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ia lihat, ketahui dan ia rasakan.pertanyaan itu adakalanya bersifat memperdalam wawasan tentang nilai yang dilihat,alas an dan kemungkinan yang akan terjadi dari nilai-nilai tersebut, atau menghubungkan kejadian itu dengan kejadian-kejadian lain yang ada kaitannya dengan kasus tersebut; 3) upaya membandingkan nilai-nilai yang terdapat dalam kasus itu dengan nilai-nilai yang bersifat kontradiktif; 4) kemampuan meramalkan konsekuensi yang akan terjadi dari pemilihan dan penerapan suatu tata nilai tertentu. 4. Teknik Klarifikasi Teknik ini merupakan salah satu cara untuk membantu anak dalam menentukan nilai-nilai yang akan dipilihnya. Dalam teknik ini dapat ditempuh lewat tiga tahap, yaitu : 6 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pembelajaran. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Hal.215
  • 10. 6 1) tahap pemberian contoh : pada tahap ini guru memperkenalkan kepada siswa nilai-nilai yang baik dan memberikan contoh penerapannya. Hal ini bisa ditempuh dengan jalan observasi, melibatkan siswa dalam kegiatan nyata, pemberian contoh secara langsung dari guru ke siswa dan sebagainya; 2) tahap menegnal kelebihan dan dan kekurangan nilai yang telah diketahui oleh siswa lewat contoh-contoh tersebut di atas. Hal ini bisa juga ditempuh melalui diskusi atau Tanya jawab, guna melihat kelebihan dan kekurangan nilai tersebut. Dari kegiatan ini akhirnya siswa dapat memilih nilai-nilai yang ia setujui dan yang dianggap paling baik dan benar; 3) tahap mengorganisasikan tata nilai pada diri siswa. Setelah pemilihan nilai ditentukan maka siswa dapat mengorganisasikan sistem nilai tersebut dalam dirinya dan menjadikan nilai itu sebagai diri pribadinya. 5. Teknik Internalisasi Kalau teknik-teknik diatas hanya terbatas pada pemilihan nilai dengan disertai wawasan yang cukup luas dan mendalam maka dalam teknik internalisasi ini sasarannya sampai kepada tahap pemilikan nilai yang menyatu dalam kepribadian siswa, atau sampai pada taraf karakterisasi atau me-watakm. Tahap-tahap dari teknik internalisasi ini adalah. 1) Tahap Transformasi nilai : pada tahap ini guru sekedar menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakan komunikasi verbal; 2) Tahap Transaksi nilai, yakni suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara siswa dan guru bersifat interaksi timbal balik. Kalau7 pada tahap transformasi, komunikasi masih dalam bentuk satu arah, yakni guru yang aktif. Tetapi dalam transaksi ini guru dan siswa sama-sama memiliki sifat yang aktif. Tekanan dari komunikasi ini masih menampilkan sosok fisiknya daripada sosok mentalnya. Dalam tahap ini guru tidak hanya menyajikan informasi tentang nilai yang baik dan buruk, tetapi juga terlibat untuk melakasanakn dan 7 Hal.164
  • 11. 7 memberikan respons yang sama, yakni menerima dan mengamalakan nilai itu; 3) Tahap Transinternalisasi : tahap ini jauh lebih dalam dari sekadar transaksi.dalam tahap ini penampilan guru dihadapan siswa bukan lagi sosok fisiknya, melainkan sikap mentalnya ( kepribadiannya ). Demikian juga siswa merespons kepada guru bukan hanya gerakan/penampilan fisiknya, melainkan sikap mental dan kepribadiannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dalam transinternalisasi ini adalah komunikasi dua kepribadian yang masing-masing terlibat secara aktif. Proses-proses dari transinternalisasi itu mulai dari yang sedrhana sampai yang kompleks, yaitu mulai dari : 1) Menyimak ( receiving ), yakni kegiatan siswa untuk bersedia menerima adanya stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang dikembangkan dalam sikap afektifnya; 2) menanggapi ( responding ), yakni kesediaan siswa untuk merespons nilai- nilai yang ia terima dan sampai ke tahap memiliki kepuasaan untuk merespons nilai tersebut 3) memeberi nilai ( valuing ), yakni sebgaai kelanjutan dan aktivitas merespons nilai menjadi siswa mampu memberikan makna baruterhadap nilai-nilai yang muncul dengan kriteria nilai-nilai yang diyakini kebenarannya 4) mengorganisasi nilai ( 0rganization of value ), yakni aktivitas siswa untuk mengatur keberlanjutan berlakunya sistem nilai yang ia yakini sebgai kebenaran dalam laku kepribadiannya sendiri sehingga ia memiliki satu sistem nilai yang berbeda dengan yang lain 5) karakteristik nilai yakni dengan membiasakan nilai-nilai yang benar yang diyakini, dan yang telah diorganisir dalam pribadinya sehingga nilai tersebut sudah menjadi watak kepribadiannya, yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupannya. Nilai yang sudah mempribadi inilah yang dalam islam disebut
  • 12. 8 dengan kepercayaan/keimanan yang istiqomah, yang sulit tergoyahkan oleh situasi apapun.8 B. BAHAN AJAR Bahan ajar menurut (Prastowo, 2013) adalah merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran, misalnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya.9 Fakta dan kenyataan pendidikan di lapangan, banyak di jumpai pendidik / guru yang masih menggunakan bahan ajar yang konvensional, yaitu bahan ajar yang tinggal pakai, tinggal beli, instan serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan dan menyusunnya sendiri. Dengan demikian, resikonya sangat dimungkinkan jika bahan ajar yang di pakai itu tidak kontekstual, tidak menarik, monoton dan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Bentuk-bentuk bahan ajar konvensional tersebut antara lain buku teks pelajaran, LKS yang dibeli melalui penyalur yang datang ke sekolah-sekolah. Maka perlunya bagi seorang guru untuk merealisasikan atau cakap dalam menggunakan bahan ajar, secara profesional. Dan guru yang kreativitasnya tinggi, mampu menyusun bahan ajar yang inovatif, variatif, menarik, kontekstual, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pengelompokan bahan ajar menurut Faculte de Psychologie et des Science de Education universete de geneve dalam website-nya adalah media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebgai medienverbund ( bahasa jerman yang berarti media integrasi ) atau mediamix. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain :  Petunjuk belajar ( petunjuk siswa/guru )  Kompetensi yang akan dicapai  Informasi pendukung  Latihan-latihan 8 Hal173 9 komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama Hal.
  • 13. 9  Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja ( lk )  Evaluasi a. Jenis Bahan Ajar Dari berbagai pendapat diatas dapat disarankan bahwa bahan ajar adalaah seperangkat materi yang di susun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Dengan demikian, bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat : 1. Bahan Cetak ( printed ) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, waalchart, foto/gambar, model/maket. 2. Bahan ajar dengan ( audio ) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. 3. Bahan ajar pandang dengar ( audio visual ) seperti video, compact disk, film. 4. Bahan ajar interaktif ( interactive teaching material ) seperti compact disk interaktif. 1. Bahan Ajar Cetak Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh steffen petter ballstaedt. ( 1994 ), yaitu : 1. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan guru untuk menunjukan kepeda peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari 2. Biaya untuk pengadaanya relatife sedikit 3. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan 4. Menawarkan kemudahan secara luas dan kreatifitas bagi individu 5. Bahan tertulis relative ringan dan dapat dibaca diamna saja a. Handout Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus oxford, hal.389, handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literature yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus
  • 14. 10 dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, anatara lain dengan cara download dari internet, atau menyadur dari sebuah buku. b. Buku Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengentahuan. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya : hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, atau biografi atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebgai fiksi. Menurut kamus oxford, hal.94, buku adalah jumlah lebaran kertasbaik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. c. Modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunaknnya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar diabndingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik dilengkapi dengan ilustrasi. d. Lembar kegiatan Siswa Lembar kegiatan siswa ( student work sheet ) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkhah,untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Keuntungan adanya lembar kegiatan adaalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secra mandiri dan belajar memahamidan menjalankan suatu tugas tertulis dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keteraampilan yang memadai, karena sebuah
  • 15. 11 lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya/ sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik. e.Brousur Brousur adalah bahan informasi yang tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara tersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman yang dilipat tanpa jilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tenyang perusahaaan atau organisasi ( KBBI, edisi ke2, Balai pustaka, 1996 ) dengan demikian, maka brousur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brousur diturunkan dari potensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brousur dapa menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentiuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brousur tidak terlalu banyak, maka brousur di desain hanya memuat satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah brousur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya. f. leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet di desain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah untuk dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu/lebih kompetensi dasar. g. wallchart wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau grafik yang bermakna menunjukan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Pernah di desain sebagai bahan ajar, wallchart harus memenuhi kriteria sebgai bahan kue antara lain meiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarakan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunaknnya. Sebgai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya. h.foto/gambar
  • 16. 12 foto/gamabar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar; menurut weidenment, dalam buku lehernmeet bil medien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi makna daripada membaca atau mendengar. Melalui membaca hanya dapat diingat 10% dari mendengar hanya diingat 20% dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang desain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan jaar ini dalam menngunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunkannya dan atau bahan tes. Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memilih kriteria sebagai berikut : 1) gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari. 2) gambar bermakna dan dapat dimengerti,sehingga si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian 3) lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahananya diambil dari sumber yang benar, sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunaannya tidak belajar apa-apa. i) Model/maket model/maket yang di desain secara baik akan memeberikan makana yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan melihat benda aslinya yang berarti dapat dipegang , maka peserta didik akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pelajaran biologi siswa dapat melihat secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalu sebuahb model. Biasanya model semacam ini dapat dibuat dengan skkala 1:1 artinya benda yang dilihat memiliki besar yang sama persis dengan benda aslinya tau dapat juga dengan skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya. Bahan ajar semacam ini dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam mengajar maupun siswa dalam belajar. Dalam
  • 17. 13 memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya. 2. Bahan Ajar Dengar ( Audio ) 1) kaset/piringan hitam/compact disk Sebuah kaset yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Media kaset dapat menyimpan suara yang dapat secara dapat berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta didik yang mengggunakannya sebgai bahan ajar.bahan ajar kaset baisanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau pembelajaraan music. Bahan ajar kaset tidak dapat sendiri, dalam penggunaanya memerlukan bantuan alat dan bahan lainnya seperti tape recorder dan lembar sekenario guru. 2) Radio Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat dirancang sebagai bahan ajar, misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu kejadian/fakta yang sedang berlangsung. a. Bahan Ajar Pandang Dengar ( audio visual ) 1) video/film Seperti halnya wallchart ,video/film juga alat bantu yang didesain sebagai bahan aja. Program video/film biasanya di sebut sebagai alat bantu pandang dengar ( audio visual aids/audio visual media ). Umumnya program video telah dibuat dalam rancangan lengkap , sehingga setiap akhir dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau atau lebih kompetensi dasar. Baik tidak tidaknya program tentu saja tergantung pada desain awalnya, mulai analisi kurikulum, penentuan media, skema yang menunjukan sekuensi ( dikenal dengan sekenario ) disebuah program video/film, skrip, pengambilan gambar dan proses editingnya. Beberapa keuntungan yang didapat jika bahan ajar disajikan dalam bentuk video/film, antara lain : 1) dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri . 2) sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang komunikatif dan dapat diulang-ulang.
  • 18. 14 3) dapat menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak, kompleks yang sulit dilihat dengan mata. Kekurangan dari program video adalah proses pembuatannya yang memerlukan waktu relative lama dan biaya besar. Namun demikian jika diproduksi oleh organisasi tertentu dan dalam jumlah yang besar, maka harganya akan menjadi lebih murah apalagi dibandingkan dengan kemanfaatannya. Apalagi film yang memerlukan proses lebih rumit dibandingkan dengan video. Saat ini film sudah jarang digunakan bahkan pembuatan film untuk komersial pun sudah sangat berkurang dibandingkan dengan program video. 2) orang/nara sumber Orang sebagai sumber belajar dapat dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui keterampilan- keterampilan nya seseorang daapat dijadikan bahan ajar, bahkan seseorang guru dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan bahan secara baik, maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Rancangan yang baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan demikian, dalam menngunakan orang sebgai bahan ajar tidak dapat berdiri sendiri melainkan dikombinasikan dengan bahan tertulis. 4. Bahan Ajar Interaktif Bahan ajar interaktif menurut Guidelines for Bibliographic Description of interactive Multimedia,p.1 dijelaskan sebgai berikut : Multimedia imteraktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media ( audio, teks,grafik,gambar,animasi, dan video ) yang oleh penggunaanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu persentasi. Saat ini sudah mulai banyak orang memanfaatkan bahan ajar ini, karena di samping menarik juga memudahkan bagi penggunanya dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Biasanya bahan ajar multimedia dirancang secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaanya hingga penilaian.
  • 19. 15 SOAL MEDIA PEMBELAJARAN (TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR) 1. Apa saja proses transinternalisasi ? a. Recording dan reserving b. Responding dan gathering c. Valuing dan responding Jawaban : B 2. Bahan Ajar adalah ... a. Untuk membantu guru/ instructor lebih mudah mengajar b. Untuk membuat peserta didik mudah memahami pelajaran c. Segala bentuk yang digunakan untuk membangun guru/ instructor dalam melakukan belajar mengajar Jawaban : C 3. Apa saja yang termasuk bahan ajar ? a. Bahan cetak dan audio visual b. Bahan ajar dan bahan ajar interaktif c. Jawaban semua benar Jawaban : A 4. Apa saja yang mencakup bahan ajar? a. Informasi b. Petunjuk c. Informasi pendukung Jawaban : C 5. Apa yang termasuk bahan ajar? a. Kaset/ piringan hitam/ compact disk b. Vidio/ film c. Orang atau narasumber Jwaban : A 6. Apa saja tahap pada teknik Indoktrinasi? a. Tahap barinwashing, menanamkan fanatisme, penanaman doktrin b. Tahap pemberian contoh, mengenalkelebihan dan kekurangan, tahap pengorganisasian c. Tahap transformasi nilai, transaksi nilai, dan transinternalisasi Jawaban : A 7. Apa yang dimaksud dengan tahap penanaman doktrin?
  • 20. 16 a. pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide baru yang dianggap benar b. Pendidik dapat menggunakan pendekatan emosional c. Pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak nilai yang sudah mapan dalam diri siswa untuk dikacaukan Jawaban : B 8. Dibawah ini, mana yang termasuk kedalam bahan ajar cetak? a. Handout, buku, modul, foto/ gambar b. Kaset, radio, piringan hitam c. Compact disk interaktif Jawaban : A 9. Tahap transaksi nilai, termasuk kepada teknik? a. Teknik klarifikasi b. Teknik meramalkan konsekuensi c. Teknik internalisasi Jawaban : C 10. Teknik pembelajaran yang berorientasi pada psikomotor adalah ... a. Drill dan practice b. Wawasan yang luas c. Keaktifan moral Jawaban : A
  • 21. 17 BAB III KESIMPULAN Proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah di rancang dalam rencana pembelajaran. Prosesnya tersebut adalah menjalankan serangkaian komponen-komponen pembelajaran dari mulai tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Berbicara pengembangan bahan ajar pada dasarnya hampir sama dengan penentuan motede atau pun media pembelajaran yang akan digunakan. Tidak ada bahan pembelajaran yang paling bagus atau paling jelek semuanya adalah berbicara kesesuaian (oppropiatness), artinya untuk menentukan bahan pembelajaran apa yang akan digunakan dalam sebuah proses pembelajaran tentu harus mengacu pada rumusan kompetensi apa yang ingin dicapai, serta metode pembelajaran apa yang akan digunakan.
  • 22. 18 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Muhaimin Azzet, 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Indonesia, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia learning center. Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pembelajaran. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Nurdyansyah. N., Eni fariyatul fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013 (Sidoarjo: Nizamia learning center, 2016).