Laporan praktikum ini membahas model hubungan antar entitas dalam sistem basis data. Terdapat tiga jenis hubungan antara entitas yaitu one to one, one to many, dan many to many beserta contoh-contoh penerapannya dalam diagram Entity Relationship.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
“DERAJAT HUBUNGAN”
Minggu ke-6
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Sistem Basis Data
Oleh:
Intan Arianti
18/4287149/TK/47216
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIKGEODESI
PRODI TEKNIK GEODESI
September 2019
2. A. Judul Praktikum
Model Hubungan Antar Entiti
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami dan membuat permodelan hubungan antar entiti
2. Mahasiswa dapat mengerti serta menentukan partisipasi dalam tabel universal
3. Mahasiswa dapat membuat diagram ER dalam setiap partisipasi
C. Materi
Penyusunan basis data selalu didahului dengan pekerjaan pemodelan data. Pendekatan
pemodelan data dapat dilakukan dengan identifikasi atribut dari realita yang akan disusun dalam
basis data. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun kombinasi dari atribut-atribut yang telah
dipilih ke dalam bentuk tabel-tabel normal. Cara ini disebut dengan pendekatan dari bawah ke
atas ("bottom-up approach"), dimana penyusunan basis data dimulai dari data dasar yaitu berupa
atribut. Pemodelan data dengan pendekatan dari bawah ke atas dapat memperoleh hasil yang
baik jika diterapkan untuk perancangan basis data yang relatif sederhana, yaitu dengan jumlah
data atribut tidak terlalu banyak. Sedangkan dalam kenyataan basis data yang akan disusun
mencakup banyak atribut, mungkin ratusan atau bahkan ribuan jumlahnya, dan kemungkinan
antar atribut terdapat hubungan lebih dari satu jenis. Jika terdapat banyak atribut yang akan
disusun da- lam peinodelan basis data, maka akan menyulitkan untuk menentukan fungsi
ketergantungan antar atribut. Hal ini terutama bila terjadi determinan komposit antar atribut.
Oleh karena itu perlu dilakukan penyederhanaan prosedur pemodelan data. Dalam hal ini
pengadministrasi basis data tidak akan memandang pada jumlah atribut yang banyak, tetapi lebih
cenderung memperhatikan jenis entiti, seperti entifi mahasiswa, dosen dan sebagainya, baru
kemudian ditentukan jenis afribut yang bersesuaian dengan entiti yang dipilih. Pemodelan data
cara ini disebut dengan pendekatan dari atas ke bawah {"top-down approach").
Penyusunan basis data selalu didahului dengan pekerjaan pemodelan data. Pendekatan pemodelan
dapat dilakukan dengan identifikasi atribut dari realita yang akan disusun dalam basis data.
Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kombinasi dari atribut-atribut yang telah dipilih ke
dalam bentuk tabel- tabel normal. Cara ini disebut dengan “Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-
up approach)”, dimana penyusunan basis data dimulai dari data dasar yaitu berupa atribut.
Pemodelan ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Memilih entiti-entiti yang akan disusun dalam basis data dan trntukan hubungan
antar entiti yang telah dipilih
2. Melengkapi atribut-atribut yang sesuai pada entiti dan hubungan sehingga
diperoleh bentuk tabel normal penuh (tabel-tabel ternoemalisasi)
3. Untuk menggambarkan terjadinya hubungan antar entiti digunakan diagram antar entiti (entity
relationship diagram) atau ER diagram. Notasi yang digunakan untuk menggambarkan ER
diagram adalah
1. Segiempat untuk menggambarkan entiti
2. Diamon untuk menggambarkan hubungan
3. Elips atau lingkaran untuk menggambarkan atribut
Dalam suatu entiti akan memiliki banyak atribut, sehingga dalam pembuatan diagram ER menjadi
ruwet, oleh karena itu penggambaran diagram ER cukup dilukiskan jenis entiti dan hubungan yang
terjadi. Sedangkan data atribut dituliskan dalam rangka tabel entiti diaman paling tidak dituliskan
identitas dari tabel tersbut seperti gambar diatas.
Derajat dan Partisipasi Hubungan
Hubungan antar entiti akan menyangkut dua komponen yang menyatakan jalinan ikatan yang
terjadi, yaitu derajat dan partisipasi hubungan. Derajat hubungan menyatakan jumlah anggota
entiti yang terlibat di dalam ikatan yang terjadi. Dalam hal ini ikatan yang terjadi akan membentuk
hubungan instan (relationship instances, relationship occurrences). Sedangkan partisipasi
hubungan menyatakan sifat keterlibatan tiap anggita entiti dalam ikatan terjadinya hubungan
A. Derajat Hubungan
Jika entiti A mempunyai sejumlah anggota a1, a2, a3, dst. Entiti B mempunyai anggota
4. b1, b2, b3, dst. Pasangan antara anggota antiti A dan B dapat dilakukan sesuai dengan derajatnya
yaitu;
1. Derajat hubungan 1:1
Derajat hubungan 1:1 (satu-satu, one to one) terjadi bila tiap anggota entiti A hanya boleh
berpasangan dengan satu anggota entiti B. Sebaliknya tiap anggota entiti B hanya boleh
berpasangan dengan satu anggota entiti A. Contoh kejadian ini adalah
5. ER diagram diatas melukiskan dan mencantumkan garis hubungan. Sedangkan instan hubungan
antar anggota entiti yang terjadi adalah pasangan a1-b4, a2-b6, a3-b1, a4-b3, dan a6- b5.
Sedangkan a5 dan b2 masing-masing tidak mempunyai pasangan. Dengan demikian secara umum
dapat dikatakan bahwa derajat hubungan 1:1 mencakup juga 1:0 dan 0:1
2. Derajat hubungan 1:m
Derajat hubungan 1:m (satu-banyak, one to many) terjadi bila tiap anggota entiti A boleh
berpasangan dengan lebih dari satu anggota entiti B. Sebaliknya tiap anggota entiti B hanya boleh
berpasangan dengan satu anggota entiti A. Perlu diingat bahwa derajat hubungan 1:m mencakup
juga hubungan 1:1, 1:0, dan 0:1. Penggambaran dalam ER diangram dan instan hubungan adalah
sebagai berikut
6. Hubungan yang terjadi antara entiti A dan B ditunjukkan adanya instan hubungan yang meliputi
a2 berpasangan dengan b4 dan b6, a5 berpasangan dengan b1, a6 berpasangan dengan b1 dan b5.
Sedangkan a1, a3, a4, dan b2 masing-masing tidak mempunyai pasangan.
3. Derajat hubungan m:n
Derajat hubungan antara entiti m:n (banyak-banyak, many to many) terjadi bila anggota entiti A
boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entiti B, sebaliknya tiap anggota entiti B juga
boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entiti A. perlu diingat bahwa derajat hubungan
m:n mencakup juga 1:m, 1:1, 1:0 dan 0:1. Penggambaran dalam ER diagram dan hubungan
instannya adalah sebagai berikut
7. Dari gambar diatas hubungan yang terjadi antara entiti A dan B ditujukkan adanya hubungan instan
yang meliputi a2 berpasangan dengan b1 dan b2, a3 berpasangan dengan b4, a4 berpasangan
dengan b4 dan b5, serta a6 berpasangan dengan b6. Sedangkan a1, a5, b3 masing-masing tidak
mempunyai pasangan.
A. Partisipasi Hubungan
Partisipasi atau keterlibatan tiap anggota entiti dalam membentuk instan hubungan dapat bersifat
wajib (obligatory atau full participation) atau tidak wajib (non-obligatory atau partly
participation). Dalam permodelan data, interpretasi jenis partisipasi hubungan ditulis dalam aturan
data.
Sebagai contoh, misal hubungan antara entiti DOSEN dan MATA KULIAN (MK) dengan aturan
sebagai berikut
Tiap dosen harus mengajar satu mata kuliah Tiap mata kuliah harus diajar oleh seorang dosen
Diagram instan hubungan antara entiti DOSEN dan MATA KULIAK (MK) berdasarkan aturan
data diatas dapata dilukiskan seperti
8. Dengan melihat diagram diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa derajat hubungan antar entiti
DOSEN dan MATA KULIAH (MK) adalah 1:1. Sedangkan partisipasi tiap anggota entiti dalam
hubungan adalah wajib, baik untuk anggota entiti DOSEN maupun entiti MATA KULIAH (MK)
yang dapat digambarkan sebagai berikut
Dalam ER diagram, jenis partisipasi wajib digambarkan dengan garis penuh pada hubungan antar
entiti. Sedangkan partisipasi tidak wajib digambarkan dengan garis putus-putus. Misal pada kasus
hubungan antar entiti DOSEN dengan MATA KULIAH (MK) di atas mempunyai aturan berikut :
Tiap dosen harus mengajar satu mata kuliah.
9. Tiap mata kuliah mungkin diajarkan oleh seorang dosen dan mungkin belum ada yang
mengajar
Dengan aturan data ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan antar entiti DOSEN dan
MATA KULIAH (MK) adalah 1:1. Aturan yang pertama menegaskan bahwa setiap dosen
diharuskan untuk mengajarkan satu mata kuliah, sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan
wajib pada sisi DOSEN. Lain halnya aturan kedua menyatakan adanya mata kuliah yang belum
diajarkan oleh seorang dosen. Hal ini kemungkinan mata kuliah tersebut merupakan mata
kuliah baru dan belum ada dosen yang mengajarkannya. Sehingga pada sisi MATA KULIAH
(MK) ini berpartisipasi hubungan yang terjadi adalah tidak wajib.
Selain dua kasus di atas, kemungkinan terjadinya jenis partisipasi hubungan antar entiti
DOSEN dan MATA KULIAK (MK) adalah tidak wajib pada sisi DOSEN dan wajib pada sisi
MATA KULIAK (MK), dan kasus tidak wajib pada kedua sisi entiti
Aturan data:
Seorang dosen hanya boleh mengajar satu mata kuliah dan seorang dosen boleh tidak
mengajar
Tiap mata kuliah harus diajarkan oleh seorang dosen
10. Aturan data:
Seorang dosen hanya boleh mengajar satu mata kuliah dan boleh tidak mengajar
Tiap mata kuliah hanya boleh diajarkan oleh seorang dosen dan mungkin belum ada yang
mengajar.
11. D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Jumat, 12 September 2019
Pukul : 08.00-11.00 WIB
Tempat : Laboratorium Komputer Teknik Geodesi
E. Tabel dan Pembahasan
Tabel Universal
*Tabel di atas bukanlah tabel normal sehingga masih diperlukan normalisasi untuk menjadi
tabel normal
1.1 1 to 1 (Wajib Kedua
sisi)
ID_Mahasiswa username
112234 rinala1
112235 lenaja_
112236 kilawijayanto
112237 benpramudiya
112238 denniza44
Satu mahasiswa hanya dapat memiliki satu username
Username harus dimiliki oleh hanya salah satu mahasiswa
Diagram ER :
1 1 1ID_Mahasiswa
Memiliki
username
12. 1 1 1
1.2 1 to 1 (Wajib Salah Satu sisi)
Kode Mata
kuliah
ID_Mahasisw
a Kode Mata kuliah Mata Kuliah
st12 112234 st12 Survei Teristris I
hp12 112235 hp12 Hitung Perataan
stk15 112236 stk15 Statistika
mgo22 112237 mgo22 Matematika Geodesi
krt11 112238 krt11 Kartografi I
fsd09 Fisika Dasar
ID_Mahasisw
a
Nama
Mahasiswa
112235 Lena
112236 Kila
112237 Ben
112238 Dennis
satu mahasiswa wajib mengambil satu mata kuliah
satu mata kuliah dapat diambil satu ataupun tidak diambil sama
sekali
Diagram ER :
1 _ _ 1
1 1 1
1.3 1 to 1 (Tidak wajib kedua sisi)
ID_Mahasiswa NIP Dosen ID_Mahasiswa NIP Dosen
112234 23124 112234 23124
112235 Tidak Ada 112236 28772
112236 28772 112237 25876
112237 25876 112238 22098
112238 22098
ID_Mahasiswa
Ambil
Mata Kuliah
13. Tidak Ada 29891
NIP Dosen Nama Dosen ID_Mahasiswa
Nama
Mahasiswa
23124 Salsabila 112234 Rina
23451 Jessica 112235 Lena
28772 Sumanto 112236 Kila
25876 Riadi 112237 Ben
22098 Abdul 112238 Dennis
29891 Khoirul
Satu mahasiswa dapat diajar oleh satu dosen atau boleh tidak sama sekali
Dosen dapat mengajar salah satu mahasiswa atau tidak sama sekali
Diagram ER:
- 1_ _ _ _ _ _1
1 1
1
2.1 One to many (Wajib di sisi M)
Satu Dosen boleh mengampu mahasiswa lebih dari satu atau tidak sama
sekali
Satu mahasiswa hanya boleh diampu
satu dosen
ID_Mahasis
wa NIP Dosen
ID_Mahasis
wa NIP Dosen
112234 28772 112234 28772
112235 23451 112235 23451
112236 28772 112236 28772
112237 25876 112237 25876
112238 23451 112238 23451
Tidak ada 29891
NIP Dosen Nama Dosen
ID_Mahasis
wa
Nama
Mahasiswa 23124 Salsabila
112234 Rina 23451 Jessica
112235 Lena 28772 Sumanto
112236 Kila 25876 Riadi
112237 Ben 22098 Abdul
112238 Dennis 29891 Khoirul
ID_Mahasiswa
Ajar
Dosen
14. Diagram ER :
m _ _ _1
1 1 1
2.2 One to many (Tidak wajib pada kedua
sisi)
Mata kuliah boleh diampu beberapa dosen atau tidak diampu
sama sekali
Dosen hanya boleh mengampu satu mata kuliah atau tidak sama
sekali
Mata Kuliah NIP Dosen
Mata
Kuliah NIP Dosen
st12 23124 st12 23124
st12 23451 st12 23451
stk15 Tidak Ada mgo22 25876
mgo22 25876 fsd09 29891
Tidak Ada 22098
fsd09 29891
NIP Dosen Nama Dosen
Kode
Mata
kuliah Mata Kuliah
23124 Salsabila st12 Survei Teristris I
23451 Jessica hp12 Hitung Perataan
28772 Sumanto stk15 Statistika
25876 Riadi mgo22
Matematika
Geodesi
22098 Abdul krt11 Kartografi I
29891 Khoirul fsd09 Fisika Dasar
Diagram ER :
- 1_ _ _ _ _ m
1 1
1
Mata Kuliah
Ampu
Dosen
ID_Mahasiswa
Ambil
Dosen
15. 3.1 Many to many (Wajib
kedua sisi)
Satu mata kuliah boleh menggunakan beberapa ruangan dan harus mendapatkan
ruangan
Satu ruangan dapat digunakan banyak mata kuliah dan harus
terisi
Kode Mata
kuliah
Kode
ruangan
Kode Mata
kuliah Mata Kuliah
st12 CT2 st12 Survei Teristris I
hp12 CT2 hp12 Hitung Perataan
stk15 SV9 stk15 Statistika
stk15 PR5 mgo22
Matematika
Geodesi
krt11 AG2 krt11 Kartografi I
fsd09 TP7 fsd09 Fisika Dasar
Kode ruangan
Nama
Ruangan
CT2 Cantika
OR3 Oryza
SV9 Sativa
PR5 Panther
AG2 Algae
TP7 Tulipe
Diagram ER :
- n_ _ _ _ _ _m
n m
n
Kode Ruangan
Ajar
Nama Ruangan
16. F. Kesimpulan
1. Dalam pengadministrasi basis data tidak akan memandang pada jumlah atribut yang banyak,
tetapi lebih cenderung memperhatikan jenis entiti baru kemudian ditentukan jenis atribut yang
bersesuaian dengan entity yang dipilih.
2. Setiap partisipasi hubungan antara :
(1 : 1) dengan tidak wajib pada kedua sisi membuat tabel bertambah satu.
(1 : m ) dengan partisipasi tidak wajib pada m membuat tabel bertambah satu.
(m : n) dengan wajib pada kedua sisi membuat tabel bertambah satu.
3. Setiap Enterprise rule yang ada mempengaruhi ER diagram dan hubungan partisipasi setiap
entitas.
Dalam pengadministrasi basis data tidak akan memandang pada jumlah atribut yang banyak,
tetapi
lebih cenderung memperhatikan jenis entituy baru kemudian ditentukan jenis atribut yang
bersesuaian dengan entity yang dipilih.
4. Hubungan antar entity akan menyangkut dua komponen yang menyatakan jalinan ikatan, yaitu
derajad dan partisipasi hubungan
G. Daftar Pustaka
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/JTI4115/document/4.sbd-4revisi.pdf?cidReq=JTI4115
(Diakses pada 19 September 2019)
Waljiyanto. 2003. SISTEM BASIS DATA: Analisi dan Pemodelan Data.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Fathansyah. 2012. Basis Data- Edisi Revisi. Bandung: Informatika Irmansyah, Faried.
2003. Pengantar Database (Kuliah Umum lmuKOmputer.com).
Jakarta