SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Penjelasan Relasi dan
Fungsi dalam
Matematika Diskrit
Menggunakan buku "Matematika Diskrit" karya Rinaldi Munir Revisi Keenam
kelompok :
1. Muhammad Amrul Iqdan Nidzar (2213011078)
2.
3.
Pengertian Relasi dalam
Matematika Diskrit
Relasi adalah hubungan antara dua himpunan atau objek dalam
matematika diskrit. Melalui relasi, kita dapat mempelajari keterkaitan
antara elemen-elemen dalam dua himpunan yang berbeda. Relasi dapat
digambarkan dengan diagram kartesius atau matriks relasi.
Penjelasan Relasi Biner dalam
Matematika Diskrit
Relasi Biner adalah salah satu konsep dasar dalam Matematika Diskrit yang digunakan untuk
memperlihatkan hubungan antar objek atau elemen dalam suatu himpunan. Relasi Biner dapat
didefinisikan sebagai himpunan pasangan terurut (a, b) yang memenuhi suatu sifat tertentu.
Dalam Matematika Diskrit, relasi biner sering dinyatakan dalam bentuk diagram Cartesius atau
matriks relasi. Diagram Cartesius menggambarkan elemen yang terlibat dalam relasi sebagai titik-
titik pada bidang kartesian, sedangkan matriks relasi menggambarkan hubungan antara elemen
dalam bentuk tabel.
Relasi biner dapat memiliki beberapa sifat, seperti sifat refleksif, simetris, antisimetris, dan transitif.
Sifat-sifat tersebut dapat membantu untuk memahami hubungan antar elemen dalam suatu relasi
biner.
Contoh penerapan relasi biner adalah pada graf, di mana setiap simpul direpresentasikan oleh
elemen dalam himpunan, dan setiap sisi direpresentasikan oleh suatu relasi biner antar elemen.
Relasi biner juga sering digunakan pada pemodelan database untuk merepresentasikan
keterkaitan antar data.
Penjelasan Irisan, Gabungan, Selisih,
dan Symmetric Difference Relasi
dalam Matematika Diskrit
Irisan adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru yang terdiri dari
elemen-elemen yang dimiliki oleh kedua himpunan tersebut. Dalam konteks relasi, irisan dapat
digunakan untuk menemukan elemen-elemen yang dimiliki oleh dua relasi.
Gabungan adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru yang terdiri
dari semua elemen yang dimiliki oleh salah satu atau kedua himpunan tersebut. Dalam konteks
relasi, gabungan dapat digunakan untuk menggabungkan elemen-elemen dari dua relasi ke dalam
satu himpunan.
Selisih adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru yang terdiri dari
elemen-elemen yang hanya dimiliki oleh himpunan pertama dan tidak dimiliki oleh himpunan
kedua. Dalam konteks relasi, selisih dapat digunakan untuk menemukan elemen-elemen yang ada
dalam satu relasi tetapi tidak ada dalam relasi lainnya.
Symmetric difference adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru
yang terdiri dari elemen-elemen yang hanya dimiliki oleh salah satu himpunan dan tidak dimiliki
oleh himpunan lainnya. Dalam konteks relasi, symmetric difference dapat digunakan untuk
menemukan elemen-elemen yang ada dalam satu relasi tetapi tidak ada dalam relasi lainnya, dan
sebaliknya.</
Penjelasan Relasi Terner dan Primary
Key
Relasi terner adalah jenis relasi yang melibatkan tiga entitas atau lebih dalam suatu hubungan.
Relasi terner digunakan ketika terdapat keterkaitan antara tiga entitas yang tidak dapat diwakili
oleh relasi biner. Dalam relasi terner, setiap entitas memiliki peran dan kontribusi yang unik
terhadap hubungan tersebut.
Primary key adalah atribut atau kumpulan atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi secara
unik setiap baris atau tupel dalam tabel basis data. Primary key digunakan untuk memastikan
integritas data dan memungkinkan penggunaan operasi join untuk menggabungkan data dari tabel
yang berbeda.
Relasi Invers dalam Matematika Diskrit
Relasi invers adalah sebuah konsep dalam matematika diskrit yang menghubungkan dua
himpunan dengan cara yang berlawanan. Jika kita memiliki sebuah relasi R yang menghubungkan
himpunan A dengan himpunan B, maka relasi invers R-1 menghubungkan himpunan B dengan
himpunan A.
Untuk setiap pasangan (a, b) dalam relasi R, maka pasangan (b, a) akan ada dalam relasi invers
R-1. Dengan kata lain, jika a terhubung dengan b melalui relasi R, maka b terhubung dengan a
melalui relasi invers R-1.
Relasi invers memiliki beberapa sifat yang penting. Pertama, relasi R dan relasi invers R-1 memiliki
komposisi yang sama. Artinya, jika kita menggabungkan relasi R dengan relasi invers R-1, maka
hasilnya akan menjadi relasi identitas.
Kedua, jika sebuah relasi memiliki invers, maka invers dari invers tersebut adalah relasi aslinya.
Dengan kata lain, jika R-1 adalah invers dari R, maka (R-1)-1 = R.
Pemahaman tentang relasi invers sangat penting dalam studi matematika diskrit. Konsep ini sering
digunakan dalam membuktikan teorema, menyelesaikan masalah, dan memahami hubungan
antara objek matematika.
Mengkombinasikan Relasi dalam
Matematika Diskrit
Mengkombinasikan relasi adalah cara untuk membuat relasi baru dari dua atau lebih relasi yang
ada. Terdapat beberapa cara untuk mengkombinasikan relasi, yaitu sebagai berikut:
1. Gabungan Relasi
Gabungan relasi (union of relations) dari dua relasi R dan S pada himpunan A dan B adalah relasi
yang menghubungkan dua elemen jika elemen tersebut terhubung dengan R atau terhubung
dengan S.
Notasi dari gabungan relasi adalah R ∪ S. Dalam notasi ini, simbol ∪ digunakan untuk
merepresentasikan operasi gabungan (union) dari dua himpunan.
2. Irisan Relasi
Irisan relasi (intersection of relations) dari dua relasi R dan S pada himpunan A dan B adalah
relasi yang menghubungkan dua elemen jika elemen tersebut terhubung dengan R dan
terhubung dengan S.
Notasi dari irisan relasi adalah R ∩ S. Dalam notasi ini, simbol ∩ digunakan untuk
merepresentasikan operasi irisan (intersection) dari dua himpunan.
3. Komposisi Relasi
Komposisi relasi (composition of relations) dari dua relasi R dan S pada himpunan A dan B
adalah relasi yang menghubungkan dua elemen jika terdapat elemen yang terhubung dengan R
dan terhubung dengan S.
Sifat-sifat Relasi dalam Matematika
Diskrit
Relasi Simetris
Relasi di mana jika (a, b) adalah anggota,
maka (b, a) juga anggota.
Relasi Asimetris
Relasi di mana tidak ada anggota (a, b)
dan (b, a) terhadap suatu elemen.
Relasi Refleksif
Relasi di mana setiap elemen memiliki
hubungan dengan dirinya sendiri (a, a).
Relasi Transitif
Relasi di mana jika (a, b) dan (b, c) adalah
anggota, maka (a, c) juga anggota.
Relasi Ekivalen
Relasi yang memenuhi sifat-sifat relasi simetris, refleksif, dan transitif.
Relasi Kesetaraan, Relasi Pengurutan
Parsial, dan Klosur Relasi dalam
Matematika Diskrit
Relasi Kesetaraan
Relasi kesetaraan (equivalence relation) adalah sebuah relasi yang memenuhi tiga sifat, yaitu
refleksif, simetris, dan transitif. Dalam relasi kesetaraan, dua elemen dianggap setara jika mereka
memiliki sifat yang sama.
Contoh dari relasi kesetaraan adalah relasi "sama dengan" (=) pada bilangan bulat. Misalnya, 3 =
3, -5 = -5, dan sebagainya.
Relasi Pengurutan Parsial
Relasi pengurutan parsial (partial order relation) adalah sebuah relasi yang memenuhi empat
sifat, yaitu refleksif, antisimetris, transitif, dan terurut. Dalam relasi pengurutan parsial, dua
elemen dianggap terurut jika salah satu elemen lebih besar atau sama dengan elemen yang lain.
Contoh dari relasi pengurutan parsial adalah relasi "kurang dari atau sama dengan" (≤) pada
bilangan bulat. Misalnya, 2 ≤ 3, -5 ≤ -3, dan sebagainya.
Klosur Relasi
Klosur relasi (closure of relation) adalah sebuah relasi baru yang dihasilkan dari relasi awal
dengan menambahkan pasangan-pasangan elemen baru yang dihubungkan oleh relasi. Klosur
relasi dapat dibuat untuk memenuhi sifat-sifat tertentu, seperti refleksif atau transitif.
Relasi Biner dalam Matematika Diskrit
Menurut Rinaldi Munir
Relasi biner (binary relation) adalah sebuah relasi yang menghubungkan dua elemen dari
himpunan yang sama atau dari himpunan yang berbeda. Dalam relasi biner, setiap pasangan
elemen dapat memiliki hubungan yang berbeda-beda.
Contoh dari relasi biner adalah relasi "lebih besar dari" (>) pada bilangan bulat. Misalnya, 2 > 1, -5
> -10, dan sebagainya.
Relasi biner dapat digambarkan dengan menggunakan diagram Venn atau dengan tabel relasi.
Diagram Venn dapat digunakan untuk menggambarkan relasi biner pada himpunan yang sama,
sedangkan tabel relasi digunakan untuk menggambarkan relasi biner pada himpunan yang
berbeda.
Dalam Matematika Diskrit, relasi biner sering digunakan untuk memodelkan hubungan antara
objek matematika, seperti himpunan, bilangan, dan sebagainya. Dengan menggunakan relasi
biner, kita dapat memahami hubungan antara objek matematika tersebut dengan lebih baik.
Refinement Relasi Pegawai dan Proyek
Refinement relasi adalah proses pengoptimalan atau perbaikan terhadap hubungan antara entitas
dalam suatu sistem atau struktur data. Tujuan dari refinement relasi adalah untuk meningkatkan
efisiensi, kejelasan, dan konsistensi hubungan tersebut.
Contoh:
Misalnya, dalam sebuah sistem manajemen proyek, terdapat relasi antara entitas "Pegawai" dan
"Proyek". Awalnya, relasi ini mungkin hanya mencakup atribut "Nama Pegawai" dan "Nama
Proyek". Namun, melalui refinement relasi, kita dapat memperluas atribut yang terlibat dalam
hubungan tersebut, seperti "Posisi Pegawai" dan "Tanggal Mulai Proyek". Hal ini akan
memperkaya hubungan antara entitas dan menyediakan informasi yang lebih lengkap.
Poset, Chain, Lattice Relasi
Poset (Partially Ordered Set) adalah struktur matematika yang terdiri dari himpunan dan relasi
parsial yang memenuhi tiga aksioma yaitu refleksif, antisimetri, dan transitif. Dalam poset, elemen-
elemen dalam himpunan dapat dibandingkan berdasarkan hubungan relasinya.
Chain adalah subhimpunan dari poset yang terdiri dari elemen-elemen yang terurut secara linear.
Dalam chain, setiap elemen dapat dibandingkan dengan elemen yang terdapat sebelumnya dan
sesudahnya dalam urutan tersebut.
Lattice adalah poset yang setiap subhimpunannya memiliki infimum (elemen terkecil) dan
supremum (elemen terbesar). Dalam lattice, elemen-elemen dalam himpunan dapat diurutkan
berdasarkan hubungan relasinya sehingga membentuk struktur yang mirip seperti jaringan atau
grid.
Poset, Chain, dan Lattice Relasi
contoh poset, chain, dan lattice relasi dalam sebuah toko buku:
Poset
• Buku A "lebih disukai oleh pelanggan" daripada buku B
• Buku B "lebih banyak terjual" daripada buku C
• Buku A "lebih disukai oleh pelanggan" daripada buku D
• Buku D "lebih banyak terjual" daripada buku C
Chain
• Buku A
• Buku D
• Buku C
Lattice
Fiksi Non-Fiksi
Novel Biografi
Cerpen Buku Sejarah
Problema Penjadwalan
Problema penjadwalan adalah masalah pengaturan urutan waktu untuk sekelompok tugas atau
aktivitas dalam sebuah sistem. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan penggunaan sumber
daya dan waktu yang tersedia, serta meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
semua tugas atau aktivitas tersebut.
Dalam relasi, problema penjadwalan dapat terjadi ketika terdapat hubungan antara elemen-
elemen dalam suatu himpunan yang harus diatur dalam urutan waktu tertentu.
Contohnya, dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat relasi antara tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam urutan tertentu, seperti pemasangan pondasi sebelum membangun struktur atas.
Dalam penyelesaian problema penjadwalan, terdapat beberapa teknik dan algoritma yang dapat
digunakan, seperti algoritma Greedy, algoritma Dynamic Programming, dan algoritma Branch and
Bound. Teknik dan algoritma tersebut dapat digunakan untuk menentukan urutan waktu yang
optimal untuk menyelesaikan semua tugas atau aktivitas dalam himpunan.
Contoh: Misalnya, dalam sebuah jadwal kuliah, terdapat relasi antara mata kuliah yang harus
diambil dalam urutan tertentu, seperti kuliah Matematika Dasar harus diambil sebelum kuliah
Kalkulus. Dalam hal ini, problema penjadwalan dapat terjadi jika terdapat konflik waktu antara dua
mata kuliah yang saling bergantung dalam urutan waktu. Untuk menyelesaikan problema
penjadwalan dalam relasi ini, kita dapat menggunakan algoritma Greedy untuk menentukan urutan
waktu yang optimal untuk setiap mata kuliah. Algoritma Greedy akan mencoba menyelesaikan
tugas atau aktivitas dengan prioritas tertinggi terlebih dahulu, kemudian beralih ke tugas atau
aktivitas berikutnya.
Definisi Fungsi dalam
Matematika Diskrit
Fungsi adalah hubungan unik antara dua himpunan, di mana setiap
elemen pada himpunan asal memiliki pasangan tunggal pada himpunan
target. Fungsi sering digambarkan dengan diagram panah atau lembar
kerja.
Jenis-jenis Fungsi dalam Matematika
Diskrit
Fungsi Injektif
Semua elemen pada
himpunan asal memiliki
pasangan tunggal pada
himpunan target.
Fungsi Surjektif
Setiap elemen pada
himpunan target memiliki
paling sedikit satu
pasangan pada himpunan
asal.
Fungsi Bijektif
Fungsi yang merupakan
kombinasi dari injektif dan
surjektif, di mana setiap
elemen pada kedua
himpunan memiliki
pasangan tunggal dengan
himpunan lainnya.
Invers Fungsi dalam Matematika Diskrit
Invers fungsi (inverse function) adalah kebalikan atau pembalikan dari suatu fungsi. Dalam
Matematika Diskrit, sebuah fungsi f(x) dikatakan memiliki invers jika setiap output dari f(x) dapat
dihubungkan dengan input x yang menghasilkannya. Invers fungsi sering digunakan untuk
membalikkan operasi yang dilakukan oleh sebuah fungsi.
Untuk menyatakan bahwa sebuah fungsi f(x) memiliki invers, kita menggunakan notasi f-1(x).
Invers fungsi f-1(x) memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
• Untuk setiap x di dalam domain f(x), f-1(f(x)) = x
• Untuk setiap y di dalam range f(x), f(f-1(y)) = y
• Invers fungsi f-1(x) adalah fungsi jika dan hanya jika f(x) adalah fungsi satu-satu dan pada
(injective dan surjective).
Contoh dari invers fungsi adalah fungsi eksponensial dan logaritma. Fungsi eksponensial y = ax
memiliki invers y = logax, yang dapat digunakan untuk membalikkan operasi pangkat.
Dalam Matematika Diskrit, invers fungsi sering digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti
kriptografi dan kompresi data. Dengan menggunakan invers fungsi, kita dapat membalikkan
operasi yang dilakukan pada data, sehingga data dapat dikembalikan ke bentuk aslinya.
Penjelasan Komposisi Fungsi dalam
Matematika Diskrit
Komposisi fungsi (function composition) adalah operasi yang menggabungkan dua atau lebih
fungsi menjadi satu fungsi baru. Dalam Matematika Diskrit, komposisi fungsi digunakan untuk
menghubungkan urutan operasi yang dilakukan oleh fungsi-fungsi tersebut.
Untuk menyatakan komposisi fungsi, kita menggunakan notasi f ∘ g, yang berarti fungsi f diikuti
oleh fungsi g. Dalam komposisi fungsi f ∘ g, output dari fungsi g menjadi input dari fungsi f. Dengan
kata lain, komposisi fungsi menggabungkan dua langkah operasi menjadi satu langkah operasi.
Misalnya, jika kita memiliki fungsi f(x) = 2x + 3 dan fungsi g(x) = x^2, maka komposisi fungsi f ∘ g
dapat dituliskan sebagai (f ∘ g)(x) = f(g(x)). Dalam hal ini, fungsi g(x) pertama kali diterapkan pada
input x, kemudian outputnya digunakan sebagai input untuk fungsi f(x).
Komposisi fungsi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
• Asosiatif: (f ∘ g) ∘ h = f ∘ (g ∘ h)
• Identitas: f ∘ id = f = id ∘ f, di mana id adalah fungsi identitas
Komposisi fungsi memiliki banyak aplikasi dalam Matematika Diskrit, seperti dalam teori graf,
aljabar boolean, dan kriptografi. Dengan menggunakan komposisi fungsi, kita dapat
menggabungkan berbagai operasi untuk menghasilkan fungsi yang lebih kompleks.
Operasi pada Fungsi dalam
Matematika Diskrit
1 Penjumlahan Fungsi
Melakukan operasi penjumlahan
antara dua fungsi.
Contoh: Jika f(x) = 2x + 3 dan g(x)
= x^2, maka penjumlahan fungsi f +
g adalah:
(f + g)(x) = (2x + 3) + (x^2)
2
Pengurangan Fungsi
Melakukan operasi pengurangan
antara dua fungsi.
Contoh: Jika f(x) = 2x + 3 dan g(x)
= x^2, maka pengurangan fungsi f -
g adalah:
(f - g)(x) = (2x + 3) - (x^2) 3 Perkalian Fungsi
Melakukan operasi perkalian
antara dua fungsi.
Contoh: Jika f(x) = 2x + 3 dan g(x)
= x^2, maka perkalian fungsi f * g
adalah:
(f * g)(x) = (2x + 3) * (x^2)
Penjelasan Pigeonhole Principle dalam
Matematika Diskrit
Pigeonhole Principle (Prinsip Lubang Merpati) adalah salah satu prinsip dasar dalam Matematika
Diskrit yang sering digunakan untuk membuktikan keberadaan suatu objek atau fenomena. Prinsip
ini menyatakan bahwa jika n buah objek didistribusikan ke k lubang (k < n), maka setidaknya satu
lubang harus berisi lebih dari satu objek.
Dalam bentuk matematis, Pigeonhole Principle dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika n buah
objek didistribusikan ke k lubang (k < n), maka terdapat paling sedikit satu lubang yang berisi lebih
dari satu objek.
Contoh penerapan Pigeonhole Principle adalah pada kasus pencarian duplikat pada sebuah
himpunan. Jika terdapat n+1 elemen pada himpunan dengan n elemen, maka setidaknya ada satu
elemen yang duplikat.
Pigeonhole Principle juga dapat digunakan pada masalah-masalah kombinatorial, seperti yang
terkait dengan graf dan teori bilangan. Prinsip ini seringkali digunakan untuk membantu
pembuktian suatu teorema atau sifat dalam Matematika Diskrit.
Sesi Diskusi

More Related Content

Similar to Penjelasan-Relasi-dan-Fungsi-dalam-Matematika-Diskrit.pptx

Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2
Bhucenk
 
Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2
Bhucenk
 
Matematika ekonomi & bisnis
Matematika  ekonomi & bisnisMatematika  ekonomi & bisnis
Matematika ekonomi & bisnis
A Gustang
 
Basis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational ModelBasis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational Model
Ratzman III
 
Penelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugasPenelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugas
andrialwit
 

Similar to Penjelasan-Relasi-dan-Fungsi-dalam-Matematika-Diskrit.pptx (20)

3 model data
3 model data3 model data
3 model data
 
Model relational
Model relationalModel relational
Model relational
 
Daring relasi dan fungsi pertemuan 1
Daring relasi dan fungsi pertemuan 1Daring relasi dan fungsi pertemuan 1
Daring relasi dan fungsi pertemuan 1
 
Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2
 
Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2Perancangan basisdata2
Perancangan basisdata2
 
Matematika ekonomi & bisnis
Matematika  ekonomi & bisnisMatematika  ekonomi & bisnis
Matematika ekonomi & bisnis
 
matriks, relasi, fungsi
matriks, relasi, fungsimatriks, relasi, fungsi
matriks, relasi, fungsi
 
Ppt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsiPpt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsi
 
Relasi dan Sifat-2nya.ppt
Relasi dan Sifat-2nya.pptRelasi dan Sifat-2nya.ppt
Relasi dan Sifat-2nya.ppt
 
Relasi fungsi
Relasi fungsiRelasi fungsi
Relasi fungsi
 
Relasi Antar Entitas
Relasi Antar EntitasRelasi Antar Entitas
Relasi Antar Entitas
 
Korelasi dan Regresi.pdf
Korelasi dan Regresi.pdfKorelasi dan Regresi.pdf
Korelasi dan Regresi.pdf
 
Relasi&Fungsi.pptx
Relasi&Fungsi.pptxRelasi&Fungsi.pptx
Relasi&Fungsi.pptx
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Basis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational ModelBasis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational Model
 
Relasi & fungsi
Relasi & fungsiRelasi & fungsi
Relasi & fungsi
 
rangkuman korelasi pada penelitian kuantitatif.docx
rangkuman korelasi pada penelitian kuantitatif.docxrangkuman korelasi pada penelitian kuantitatif.docx
rangkuman korelasi pada penelitian kuantitatif.docx
 
Makalah Korelasi
Makalah KorelasiMakalah Korelasi
Makalah Korelasi
 
Penelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugasPenelitian korelasi tugas
Penelitian korelasi tugas
 
Relasi & Fungsi
Relasi & FungsiRelasi & Fungsi
Relasi & Fungsi
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 

Penjelasan-Relasi-dan-Fungsi-dalam-Matematika-Diskrit.pptx

  • 1. Penjelasan Relasi dan Fungsi dalam Matematika Diskrit Menggunakan buku "Matematika Diskrit" karya Rinaldi Munir Revisi Keenam kelompok : 1. Muhammad Amrul Iqdan Nidzar (2213011078) 2. 3.
  • 2. Pengertian Relasi dalam Matematika Diskrit Relasi adalah hubungan antara dua himpunan atau objek dalam matematika diskrit. Melalui relasi, kita dapat mempelajari keterkaitan antara elemen-elemen dalam dua himpunan yang berbeda. Relasi dapat digambarkan dengan diagram kartesius atau matriks relasi.
  • 3. Penjelasan Relasi Biner dalam Matematika Diskrit Relasi Biner adalah salah satu konsep dasar dalam Matematika Diskrit yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan antar objek atau elemen dalam suatu himpunan. Relasi Biner dapat didefinisikan sebagai himpunan pasangan terurut (a, b) yang memenuhi suatu sifat tertentu. Dalam Matematika Diskrit, relasi biner sering dinyatakan dalam bentuk diagram Cartesius atau matriks relasi. Diagram Cartesius menggambarkan elemen yang terlibat dalam relasi sebagai titik- titik pada bidang kartesian, sedangkan matriks relasi menggambarkan hubungan antara elemen dalam bentuk tabel. Relasi biner dapat memiliki beberapa sifat, seperti sifat refleksif, simetris, antisimetris, dan transitif. Sifat-sifat tersebut dapat membantu untuk memahami hubungan antar elemen dalam suatu relasi biner. Contoh penerapan relasi biner adalah pada graf, di mana setiap simpul direpresentasikan oleh elemen dalam himpunan, dan setiap sisi direpresentasikan oleh suatu relasi biner antar elemen. Relasi biner juga sering digunakan pada pemodelan database untuk merepresentasikan keterkaitan antar data.
  • 4. Penjelasan Irisan, Gabungan, Selisih, dan Symmetric Difference Relasi dalam Matematika Diskrit Irisan adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru yang terdiri dari elemen-elemen yang dimiliki oleh kedua himpunan tersebut. Dalam konteks relasi, irisan dapat digunakan untuk menemukan elemen-elemen yang dimiliki oleh dua relasi. Gabungan adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru yang terdiri dari semua elemen yang dimiliki oleh salah satu atau kedua himpunan tersebut. Dalam konteks relasi, gabungan dapat digunakan untuk menggabungkan elemen-elemen dari dua relasi ke dalam satu himpunan. Selisih adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru yang terdiri dari elemen-elemen yang hanya dimiliki oleh himpunan pertama dan tidak dimiliki oleh himpunan kedua. Dalam konteks relasi, selisih dapat digunakan untuk menemukan elemen-elemen yang ada dalam satu relasi tetapi tidak ada dalam relasi lainnya. Symmetric difference adalah operasi antara dua himpunan yang menghasilkan himpunan baru yang terdiri dari elemen-elemen yang hanya dimiliki oleh salah satu himpunan dan tidak dimiliki oleh himpunan lainnya. Dalam konteks relasi, symmetric difference dapat digunakan untuk menemukan elemen-elemen yang ada dalam satu relasi tetapi tidak ada dalam relasi lainnya, dan sebaliknya.</
  • 5. Penjelasan Relasi Terner dan Primary Key Relasi terner adalah jenis relasi yang melibatkan tiga entitas atau lebih dalam suatu hubungan. Relasi terner digunakan ketika terdapat keterkaitan antara tiga entitas yang tidak dapat diwakili oleh relasi biner. Dalam relasi terner, setiap entitas memiliki peran dan kontribusi yang unik terhadap hubungan tersebut. Primary key adalah atribut atau kumpulan atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi secara unik setiap baris atau tupel dalam tabel basis data. Primary key digunakan untuk memastikan integritas data dan memungkinkan penggunaan operasi join untuk menggabungkan data dari tabel yang berbeda.
  • 6. Relasi Invers dalam Matematika Diskrit Relasi invers adalah sebuah konsep dalam matematika diskrit yang menghubungkan dua himpunan dengan cara yang berlawanan. Jika kita memiliki sebuah relasi R yang menghubungkan himpunan A dengan himpunan B, maka relasi invers R-1 menghubungkan himpunan B dengan himpunan A. Untuk setiap pasangan (a, b) dalam relasi R, maka pasangan (b, a) akan ada dalam relasi invers R-1. Dengan kata lain, jika a terhubung dengan b melalui relasi R, maka b terhubung dengan a melalui relasi invers R-1. Relasi invers memiliki beberapa sifat yang penting. Pertama, relasi R dan relasi invers R-1 memiliki komposisi yang sama. Artinya, jika kita menggabungkan relasi R dengan relasi invers R-1, maka hasilnya akan menjadi relasi identitas. Kedua, jika sebuah relasi memiliki invers, maka invers dari invers tersebut adalah relasi aslinya. Dengan kata lain, jika R-1 adalah invers dari R, maka (R-1)-1 = R. Pemahaman tentang relasi invers sangat penting dalam studi matematika diskrit. Konsep ini sering digunakan dalam membuktikan teorema, menyelesaikan masalah, dan memahami hubungan antara objek matematika.
  • 7. Mengkombinasikan Relasi dalam Matematika Diskrit Mengkombinasikan relasi adalah cara untuk membuat relasi baru dari dua atau lebih relasi yang ada. Terdapat beberapa cara untuk mengkombinasikan relasi, yaitu sebagai berikut: 1. Gabungan Relasi Gabungan relasi (union of relations) dari dua relasi R dan S pada himpunan A dan B adalah relasi yang menghubungkan dua elemen jika elemen tersebut terhubung dengan R atau terhubung dengan S. Notasi dari gabungan relasi adalah R ∪ S. Dalam notasi ini, simbol ∪ digunakan untuk merepresentasikan operasi gabungan (union) dari dua himpunan. 2. Irisan Relasi Irisan relasi (intersection of relations) dari dua relasi R dan S pada himpunan A dan B adalah relasi yang menghubungkan dua elemen jika elemen tersebut terhubung dengan R dan terhubung dengan S. Notasi dari irisan relasi adalah R ∩ S. Dalam notasi ini, simbol ∩ digunakan untuk merepresentasikan operasi irisan (intersection) dari dua himpunan. 3. Komposisi Relasi Komposisi relasi (composition of relations) dari dua relasi R dan S pada himpunan A dan B adalah relasi yang menghubungkan dua elemen jika terdapat elemen yang terhubung dengan R dan terhubung dengan S.
  • 8. Sifat-sifat Relasi dalam Matematika Diskrit Relasi Simetris Relasi di mana jika (a, b) adalah anggota, maka (b, a) juga anggota. Relasi Asimetris Relasi di mana tidak ada anggota (a, b) dan (b, a) terhadap suatu elemen. Relasi Refleksif Relasi di mana setiap elemen memiliki hubungan dengan dirinya sendiri (a, a). Relasi Transitif Relasi di mana jika (a, b) dan (b, c) adalah anggota, maka (a, c) juga anggota. Relasi Ekivalen Relasi yang memenuhi sifat-sifat relasi simetris, refleksif, dan transitif.
  • 9. Relasi Kesetaraan, Relasi Pengurutan Parsial, dan Klosur Relasi dalam Matematika Diskrit Relasi Kesetaraan Relasi kesetaraan (equivalence relation) adalah sebuah relasi yang memenuhi tiga sifat, yaitu refleksif, simetris, dan transitif. Dalam relasi kesetaraan, dua elemen dianggap setara jika mereka memiliki sifat yang sama. Contoh dari relasi kesetaraan adalah relasi "sama dengan" (=) pada bilangan bulat. Misalnya, 3 = 3, -5 = -5, dan sebagainya. Relasi Pengurutan Parsial Relasi pengurutan parsial (partial order relation) adalah sebuah relasi yang memenuhi empat sifat, yaitu refleksif, antisimetris, transitif, dan terurut. Dalam relasi pengurutan parsial, dua elemen dianggap terurut jika salah satu elemen lebih besar atau sama dengan elemen yang lain. Contoh dari relasi pengurutan parsial adalah relasi "kurang dari atau sama dengan" (≤) pada bilangan bulat. Misalnya, 2 ≤ 3, -5 ≤ -3, dan sebagainya. Klosur Relasi Klosur relasi (closure of relation) adalah sebuah relasi baru yang dihasilkan dari relasi awal dengan menambahkan pasangan-pasangan elemen baru yang dihubungkan oleh relasi. Klosur relasi dapat dibuat untuk memenuhi sifat-sifat tertentu, seperti refleksif atau transitif.
  • 10. Relasi Biner dalam Matematika Diskrit Menurut Rinaldi Munir Relasi biner (binary relation) adalah sebuah relasi yang menghubungkan dua elemen dari himpunan yang sama atau dari himpunan yang berbeda. Dalam relasi biner, setiap pasangan elemen dapat memiliki hubungan yang berbeda-beda. Contoh dari relasi biner adalah relasi "lebih besar dari" (>) pada bilangan bulat. Misalnya, 2 > 1, -5 > -10, dan sebagainya. Relasi biner dapat digambarkan dengan menggunakan diagram Venn atau dengan tabel relasi. Diagram Venn dapat digunakan untuk menggambarkan relasi biner pada himpunan yang sama, sedangkan tabel relasi digunakan untuk menggambarkan relasi biner pada himpunan yang berbeda. Dalam Matematika Diskrit, relasi biner sering digunakan untuk memodelkan hubungan antara objek matematika, seperti himpunan, bilangan, dan sebagainya. Dengan menggunakan relasi biner, kita dapat memahami hubungan antara objek matematika tersebut dengan lebih baik.
  • 11. Refinement Relasi Pegawai dan Proyek Refinement relasi adalah proses pengoptimalan atau perbaikan terhadap hubungan antara entitas dalam suatu sistem atau struktur data. Tujuan dari refinement relasi adalah untuk meningkatkan efisiensi, kejelasan, dan konsistensi hubungan tersebut. Contoh: Misalnya, dalam sebuah sistem manajemen proyek, terdapat relasi antara entitas "Pegawai" dan "Proyek". Awalnya, relasi ini mungkin hanya mencakup atribut "Nama Pegawai" dan "Nama Proyek". Namun, melalui refinement relasi, kita dapat memperluas atribut yang terlibat dalam hubungan tersebut, seperti "Posisi Pegawai" dan "Tanggal Mulai Proyek". Hal ini akan memperkaya hubungan antara entitas dan menyediakan informasi yang lebih lengkap.
  • 12. Poset, Chain, Lattice Relasi Poset (Partially Ordered Set) adalah struktur matematika yang terdiri dari himpunan dan relasi parsial yang memenuhi tiga aksioma yaitu refleksif, antisimetri, dan transitif. Dalam poset, elemen- elemen dalam himpunan dapat dibandingkan berdasarkan hubungan relasinya. Chain adalah subhimpunan dari poset yang terdiri dari elemen-elemen yang terurut secara linear. Dalam chain, setiap elemen dapat dibandingkan dengan elemen yang terdapat sebelumnya dan sesudahnya dalam urutan tersebut. Lattice adalah poset yang setiap subhimpunannya memiliki infimum (elemen terkecil) dan supremum (elemen terbesar). Dalam lattice, elemen-elemen dalam himpunan dapat diurutkan berdasarkan hubungan relasinya sehingga membentuk struktur yang mirip seperti jaringan atau grid.
  • 13. Poset, Chain, dan Lattice Relasi contoh poset, chain, dan lattice relasi dalam sebuah toko buku: Poset • Buku A "lebih disukai oleh pelanggan" daripada buku B • Buku B "lebih banyak terjual" daripada buku C • Buku A "lebih disukai oleh pelanggan" daripada buku D • Buku D "lebih banyak terjual" daripada buku C Chain • Buku A • Buku D • Buku C Lattice Fiksi Non-Fiksi Novel Biografi Cerpen Buku Sejarah
  • 14. Problema Penjadwalan Problema penjadwalan adalah masalah pengaturan urutan waktu untuk sekelompok tugas atau aktivitas dalam sebuah sistem. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan waktu yang tersedia, serta meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua tugas atau aktivitas tersebut. Dalam relasi, problema penjadwalan dapat terjadi ketika terdapat hubungan antara elemen- elemen dalam suatu himpunan yang harus diatur dalam urutan waktu tertentu. Contohnya, dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat relasi antara tugas-tugas yang harus dilakukan dalam urutan tertentu, seperti pemasangan pondasi sebelum membangun struktur atas. Dalam penyelesaian problema penjadwalan, terdapat beberapa teknik dan algoritma yang dapat digunakan, seperti algoritma Greedy, algoritma Dynamic Programming, dan algoritma Branch and Bound. Teknik dan algoritma tersebut dapat digunakan untuk menentukan urutan waktu yang optimal untuk menyelesaikan semua tugas atau aktivitas dalam himpunan. Contoh: Misalnya, dalam sebuah jadwal kuliah, terdapat relasi antara mata kuliah yang harus diambil dalam urutan tertentu, seperti kuliah Matematika Dasar harus diambil sebelum kuliah Kalkulus. Dalam hal ini, problema penjadwalan dapat terjadi jika terdapat konflik waktu antara dua mata kuliah yang saling bergantung dalam urutan waktu. Untuk menyelesaikan problema penjadwalan dalam relasi ini, kita dapat menggunakan algoritma Greedy untuk menentukan urutan waktu yang optimal untuk setiap mata kuliah. Algoritma Greedy akan mencoba menyelesaikan tugas atau aktivitas dengan prioritas tertinggi terlebih dahulu, kemudian beralih ke tugas atau aktivitas berikutnya.
  • 15. Definisi Fungsi dalam Matematika Diskrit Fungsi adalah hubungan unik antara dua himpunan, di mana setiap elemen pada himpunan asal memiliki pasangan tunggal pada himpunan target. Fungsi sering digambarkan dengan diagram panah atau lembar kerja.
  • 16. Jenis-jenis Fungsi dalam Matematika Diskrit Fungsi Injektif Semua elemen pada himpunan asal memiliki pasangan tunggal pada himpunan target. Fungsi Surjektif Setiap elemen pada himpunan target memiliki paling sedikit satu pasangan pada himpunan asal. Fungsi Bijektif Fungsi yang merupakan kombinasi dari injektif dan surjektif, di mana setiap elemen pada kedua himpunan memiliki pasangan tunggal dengan himpunan lainnya.
  • 17. Invers Fungsi dalam Matematika Diskrit Invers fungsi (inverse function) adalah kebalikan atau pembalikan dari suatu fungsi. Dalam Matematika Diskrit, sebuah fungsi f(x) dikatakan memiliki invers jika setiap output dari f(x) dapat dihubungkan dengan input x yang menghasilkannya. Invers fungsi sering digunakan untuk membalikkan operasi yang dilakukan oleh sebuah fungsi. Untuk menyatakan bahwa sebuah fungsi f(x) memiliki invers, kita menggunakan notasi f-1(x). Invers fungsi f-1(x) memiliki sifat-sifat sebagai berikut: • Untuk setiap x di dalam domain f(x), f-1(f(x)) = x • Untuk setiap y di dalam range f(x), f(f-1(y)) = y • Invers fungsi f-1(x) adalah fungsi jika dan hanya jika f(x) adalah fungsi satu-satu dan pada (injective dan surjective). Contoh dari invers fungsi adalah fungsi eksponensial dan logaritma. Fungsi eksponensial y = ax memiliki invers y = logax, yang dapat digunakan untuk membalikkan operasi pangkat. Dalam Matematika Diskrit, invers fungsi sering digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti kriptografi dan kompresi data. Dengan menggunakan invers fungsi, kita dapat membalikkan operasi yang dilakukan pada data, sehingga data dapat dikembalikan ke bentuk aslinya.
  • 18. Penjelasan Komposisi Fungsi dalam Matematika Diskrit Komposisi fungsi (function composition) adalah operasi yang menggabungkan dua atau lebih fungsi menjadi satu fungsi baru. Dalam Matematika Diskrit, komposisi fungsi digunakan untuk menghubungkan urutan operasi yang dilakukan oleh fungsi-fungsi tersebut. Untuk menyatakan komposisi fungsi, kita menggunakan notasi f ∘ g, yang berarti fungsi f diikuti oleh fungsi g. Dalam komposisi fungsi f ∘ g, output dari fungsi g menjadi input dari fungsi f. Dengan kata lain, komposisi fungsi menggabungkan dua langkah operasi menjadi satu langkah operasi. Misalnya, jika kita memiliki fungsi f(x) = 2x + 3 dan fungsi g(x) = x^2, maka komposisi fungsi f ∘ g dapat dituliskan sebagai (f ∘ g)(x) = f(g(x)). Dalam hal ini, fungsi g(x) pertama kali diterapkan pada input x, kemudian outputnya digunakan sebagai input untuk fungsi f(x). Komposisi fungsi memiliki sifat-sifat sebagai berikut: • Asosiatif: (f ∘ g) ∘ h = f ∘ (g ∘ h) • Identitas: f ∘ id = f = id ∘ f, di mana id adalah fungsi identitas Komposisi fungsi memiliki banyak aplikasi dalam Matematika Diskrit, seperti dalam teori graf, aljabar boolean, dan kriptografi. Dengan menggunakan komposisi fungsi, kita dapat menggabungkan berbagai operasi untuk menghasilkan fungsi yang lebih kompleks.
  • 19. Operasi pada Fungsi dalam Matematika Diskrit 1 Penjumlahan Fungsi Melakukan operasi penjumlahan antara dua fungsi. Contoh: Jika f(x) = 2x + 3 dan g(x) = x^2, maka penjumlahan fungsi f + g adalah: (f + g)(x) = (2x + 3) + (x^2) 2 Pengurangan Fungsi Melakukan operasi pengurangan antara dua fungsi. Contoh: Jika f(x) = 2x + 3 dan g(x) = x^2, maka pengurangan fungsi f - g adalah: (f - g)(x) = (2x + 3) - (x^2) 3 Perkalian Fungsi Melakukan operasi perkalian antara dua fungsi. Contoh: Jika f(x) = 2x + 3 dan g(x) = x^2, maka perkalian fungsi f * g adalah: (f * g)(x) = (2x + 3) * (x^2)
  • 20. Penjelasan Pigeonhole Principle dalam Matematika Diskrit Pigeonhole Principle (Prinsip Lubang Merpati) adalah salah satu prinsip dasar dalam Matematika Diskrit yang sering digunakan untuk membuktikan keberadaan suatu objek atau fenomena. Prinsip ini menyatakan bahwa jika n buah objek didistribusikan ke k lubang (k < n), maka setidaknya satu lubang harus berisi lebih dari satu objek. Dalam bentuk matematis, Pigeonhole Principle dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika n buah objek didistribusikan ke k lubang (k < n), maka terdapat paling sedikit satu lubang yang berisi lebih dari satu objek. Contoh penerapan Pigeonhole Principle adalah pada kasus pencarian duplikat pada sebuah himpunan. Jika terdapat n+1 elemen pada himpunan dengan n elemen, maka setidaknya ada satu elemen yang duplikat. Pigeonhole Principle juga dapat digunakan pada masalah-masalah kombinatorial, seperti yang terkait dengan graf dan teori bilangan. Prinsip ini seringkali digunakan untuk membantu pembuktian suatu teorema atau sifat dalam Matematika Diskrit.