Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar, termasuk prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar, langkah-langkah pemilihan, sumber bahan ajar, dan strategi memanfaatkan bahan ajar.
Materi bahan ajar , penyaringan air dan indikator asam basa
1. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
Materi bahan ajar
Pengembangan Bahan Ajar (Materi Pembelajaran)
1. Apa bahan ajar (materi pembelajaran) itu?
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai
2. Apa prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar?
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:
a. prinsip relevansi, relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki
keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b. konsistensi, Prinsip Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam.
c. kecukupan. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan
kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya,
jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
3. Bagaimana langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa
hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
meliputi :
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar ,
b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar ,
c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi , dan
d. memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu
perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena
setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis
aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi
jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek
kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep,
prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa
nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama
1
2. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa
pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus,
postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-
langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon,
cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi
pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi),
internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari
gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
2) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis
fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis
materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka
guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis
materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis
materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting
untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran
memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem
evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi
fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan
ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah
“demonstrasi”.
3) Memilih sumber bahan ajar. Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya
adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat
kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran,
internet, media audiovisual, dsb.
3. Bagaimana menentukan cakupan dan urutan bahan ajar?
a) Menentukan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan
pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan
cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan
(adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu
diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang
telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk
mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu
sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
b) Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan
mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa
materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan
menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan
2
3. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami
kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan
mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi
pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural
menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah
mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis
menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke
bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.
4. Apa yang dimaksud dengan sumber bahan ajar?
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari
sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip
pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan
materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber
dimaksud dapat disebutkan di bawah ini: (a) buku teks yang diterbitkan oleh berbagai
penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b)
laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti
sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal
penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai
hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji
kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar
yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, urutan, dsb., (e) Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu.
Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku
kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum
itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja
materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi, (g) Penerbitan
berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi yang
berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran, (h) Internet yang yang banyak ditemui
segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai
matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi,
(i) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara
melalui siaran televisi, dan (j) lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri,
ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-
buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika
hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat
pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian
tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan
digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.
Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi.
Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama
untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
3
4. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
5. Bagaimana strategi dalam memanfaatkan bahan ajar?
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat i dua strategi, yaitu: (a)
Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar oleh
siswa
a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya: (1) Strategi urutan
penyampaian simultan; (2)Strategi urutan penyampaian suksesif; (3) Strategi
penyampaian fakta; (4) Strategi penyampaian konsep; (5) Strategi penyampaian
materi pembelajaran prinsip; dan (6) Strategi penyampaian prosedur.
i. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan
materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan
penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak,
baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
ii. Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian
suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru
kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam
pula.
iii. Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran
termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama
orang, nama lambang atau simbol, dsb.),
iv. Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi
berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa
paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan
konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan
bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk
mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
v. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi
pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat,
teorema, dsb.
vi. Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar
siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar
paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah
langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau
dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau
berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi
pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1)
menghafal; (2) menggunakan; (3) menemukan; dan (4) memilih.
1. Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal
(remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase).
Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi
pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya
nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama
bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran
yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan
dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham
4
5. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham,
dalil Archimides, dsb.
2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau
dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran
siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau
mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah
untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi
konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu,
penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan
membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan
masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk
dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai
nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi
dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan
cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat
belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi
kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa
dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon.
Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-
baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk
mendapatkan air tanah.
4. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan
memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya
memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati
peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi
tidak terlambat, dsb.
6. Apa yang dimaksud dengan materi prasyarat dan perbaikan, dan pengayaan?
Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa
kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa
mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan
pertama siswa belum memiliki pengetahuan psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal
pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk
mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui
apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat
(prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat,
maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan
(matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi
kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai
materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi
pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan
contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul
remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah
menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment).
Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk
pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang
relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya
5
6. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk
keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
Bahan ajar dapat didefinisikan sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.Pengertian
bahan ajar yang lain yaitu: bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan
guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar juga dapat diartikan sebagai seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
Bentuk-bentuk bahan ajar dapat berupa:
Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart,
Audio Visual seperti: video/film,VCD
Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
Visual: foto, gambar, model/maket.
Multi Media: CD interaktif, Computer Based, Internet
Lembar kegiatan siswa atau “student work sheet” ialah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
tugas.
Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori maupun praktik.
Langkah-langkah penulisan LKS adalah sebagai berikut:
• Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator dan materi pembelajaran.
• Menyusun peta kebutuhan LKS
• Menentukan judul LKS
• Menulis LKS
• Menentukan alat penilaian
Struktur Lembar Kerja Siswa secara umum adalah sebagai berikut:
judul, mata pelajaran, semester, tempat
petunjuk belajar
kompetensi yang akan dicapai
indikator
informasi pendukung
tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
penilaian
Apa perbedaan bahan ajar dan buku teks? Bahan ajar merupakan bahan atau materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses
kegiatan belajar-mengajar (KBM), sementara buku teks adalah sumber informasi yang
disusun dengan urutan atau struktur berdasar bidang ilmu tertentu.
Ciri-ciri Bahan Ajar :
Menimbulkan minat baca
Ditulis dan dirancang untuk siswa
Menjelaskan tujuan instruksional
Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
6
7. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
Mengakomodasi kesulitan siswa
Memberikan rangkuman
Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
Dikemas untuk proses instruksional
Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Ciri-ciri buku teks :
Mengasumsikan minat dari pembaca
Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)
Dirancang untuk dipasarkan secara luas
Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
Disusun secara linear
Stuktur berdasar logika bidang ilmu
Belum tentu memberikan latihan
Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa
Belum tentu memberikan rangkuman
Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif
Sangat padat
Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca.
Pengertian Modul
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul adalah
bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode,
dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dari sisi kebahasaannya, modul disusun
secara sederhana sesuai dengan level berpikir anak SMK atau input SMK (dapat juga untuk
level SMP, MTs, MA, SMA).
Modul digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing indivisu
secara efektif dan efisien. Modul juga memiliki karakteristik “stand alone” yaitu modul
dikembangkan tidak tergantung pada media lain.
Penyusunan modul dirancang bersahabat dengan pemakai, membantu kemudahan pengguna
untuk diakses atau direspon.
Ciri-ciri modul sebagai bahan ajar antara lain:
modul harus mampu membelajarkan diri sendiri (self learning)
tujuan awal dan tujuan akhir modul harus jelas dan dirumuskan secara terukur
materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, terseda contoh-contoh dan ilustrasi
yang jelas
tersedianya soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya
materi “up to date” dan kontekstual
bahasa sederhana, lugas, dan komunikatif
terdapat rangkuman materi pembelajaran
tersedia instrumen penilaian yang memungkinkan siswa melakukan “self assessment”
mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri
terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat (feedback)
adanya informasi tentang rujukan, pengayaan, referensi yang mendukung materi
modul digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis semata
7
8. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
Di bawah ini adalah tujuan penulisan modul, antara lain:
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya gerak indera, baik siswa atau peserta
diklat juga guru dan instruktur.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi seperti: meningkatkan motivasi dan
gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat, mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
memungkinkan murid dapat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya,
memungkinkan siswa atau peserta didik untuk dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajarnya.
Dalam file presentasi juga dijelaskan tentang:
1. Kaidah penulisan modul.
2. Karakteristik modul yang meliputi self instructional, self contained, stand alone,
adaptif, user friendly, konsistensi, dan format-formatnya.
3. Kerangka modul.
4. Prosedur penyusunan modul.
5. Kiat-kiat menyusun modul.
6. Diagram pencapaian kompetensi.
7. Menyusun tes formatif/ tugas.
8
9. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
PENYARINGAN AIR
Air dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia,
karena itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang
besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Permasalahan yang timbul dan sering
dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang
memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bisa dikatakan
tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan
tertentu yakni persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radiologist. Sehingga dalam proses
penyediaan air bersih ini perlu dilakukan suatu upaya mengurangi resiko negatif yang
berdampak bagi kesehatan masyarakat. Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan
pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan.
Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah
rumah tangga maupun limbah industri.
Penyaring air mengandung arti alat atau perangkat yang diisi media pasir silica,
karbon aktif atau bahan lainnya yang digunakan untuk menjalankan proses menjernihkan air
dari berbagai partikel dan lumpur. Sedangkan bahan penjernih air adalah bahan/cairan/bubuk
tertentu yang digunakan untuk memisahkan air dari partikel dan lumpur atau juga untuk
membunuh bakteri atau virus.
Secara umum ada 4 jenis bahan yang digunakan dalam media penjernihan air ini.
Berikut nama bahan dan fungsinya:
- Tawas berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama
pengendapan sekitar 12 jam. Fungsi tawas hanya untuk pengendapan, tidak berfungsi untuk
membunuh kuman atau menaikkan ph dalam air.
- Kaporit berfungsi untuk membunuh bakteri, kuman dan virus dalam air. Kaporit tidak
menaikkan ph dan juga tidak bisa mengendapkan kotoran, kalaupun mengendap prosesnya
sangat lama.
- Kapur gamping berfungsi untuk pengendapan, namun prosesnya cukup lama hingga 24 jam.
Kapur juga berfungsi untuk menaikkan ph air namun tidak berfungsi untuk membunuh
kuman, virus dan bakteri.
- Arang batok kelapa berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air dan juga
menjernihkan.
Karena fungsinya yang berbeda-beda maka untuk mendapatkan kualitas air yang baik
anda harus menggunakan semua bahan tersebut untuk menjernihkan air dan membunuh
kuman dan bakteri. Untuk pencampuran tawas dan kaporit yang ideal untuk tendon 1200 liter
adalah 4 sendok makan penuh tawas dan satu sendok makan penuh kaporit. Cara
mencampurnya bergantian, yang pertama kaporit dulu diaduk dalam satu ember air kemudian
9
10. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
dimasukkan kedalam tendon baru masukkan tawas yang sudah diaduk dalam satu ember air
lalu dimasukkan ke tendon.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi
kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana.
Perlu diperhatikan, bahwa penyaringan air secara sederhana tidak dapat menghilangkan
sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Gunakan destilasi untuk menghasilkan air yang
tidak mengandung garam. Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air
bersih dengan cara penyaringan air :
1. Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan
yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang
bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam
air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
2. Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya.
Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan
juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.
3. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan
diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida
dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan.
Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi
dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui
proses sedimentasi atau filtrasi.
4. Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir
pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan
menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan
kerikil.
10
11. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
5. Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada
bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila
dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih
didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru
kemudian melewati lapisan pasir.
6. Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan
Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air
disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan
kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali
penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik.
Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat,
dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
7. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah
lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada
pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa.
Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
8. Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan
saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu
dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa.
9. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat
dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan
penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran
perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan,
kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan
menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering
maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn
11
12. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan
menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa
Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur
gali ataupun dari saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil
saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
11. Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian
bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. Lihat saringan
keramik.
.
12
13. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
INDIKATOR ASAM BASA
Pengertian Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan
mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Indikator asam basa biasanya adalah asam
atau basa organik lemah. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna
berbeda dibanding dengan indikator yang terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak
mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang
spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan
suatu interval perubahan warna, yang menandakan kisaran pH.
Indikator asam basa alami dan buatan – Untuk mengidentifikasi sifat larutan asam, basa,
dan garam anda dapat menggunakan indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika
ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam dan basa dapat berupa indikator
buatan, seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter atau indikator alami, seperti
bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis.
Penggunaan Indikator Asam Basa
Larutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi suatu asam basa yang sesuai, kemudian
dilakukan suatu titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang
berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis
indikator.
Indikator yang Biasa Digunakan
Di bawah ini ada beberapa indikator asam basa yang sering digunakan. Indikator dapat
bekerja pada larutan, maupun alkohol sesuai dengan sifatnya. Inilah contoh indikator yang
digunakan untuk mengetahui pH.
Indikator pp berwarna pink saat basa dan tak berwarna saat asam
Daftar indikator asam basa lengkap
13
14. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam, basa, dan garam, antara lain kertas lakmus,
kertas indikator, bahan indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan
untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas
lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah jika dicelupkan dalam larutan
asam maka akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam larutan netral atau
garam. Akan tetapi kertas lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan
basa. Adapun kertas lakmus biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam,
tetapi akan tetap berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral.
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas
lakmus merah. Kertas lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral
atau garam. Selain kertas lakmus kita juga dapat menggunakan indikator buatan yang lain
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Indikator buatan beserta trayek pH.
No Indikator Trayek pH Perubahan Warna
1 Fenolftaleine 8,3 – 10,0 tak berwarna ke merah
2 Bromtimol biru 6,0 – 7,6 kuning ke biru
3 Metil merah 4,4 – 6,2 merah ke kuning
4 Metil jingga 3,1 – 4,4 merah ke kuning
Indikator-indikator pada Tabel 2.1 tidak secara pasti menunjukkan nilai pH suatu larutan.
Jika ingin menentukan pH suatu larutan secara pasti, maka gunakan pH meter. pH meter
dapat menunjukkan skala pH dari larutan yang diuji. Indikator universal adalah indikator
yang terdiri dari berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai
pH 1 – 14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada yang berupa kertas. Indikator
universal selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1 – 14.
Cara menggunakan indikator universal adalah:
1) Mencelupkan kertas indikator universal dalam larutan yang akan diselidiki pH-nya atau
menambahkan beberapa tetes indikator universal dalam larutan yang diselidiki pH-nya,
2) Mengamati perubahan warna dan membandingkan dengan warna standar.
Rentang Kuantitas penggunaan per
Indikator Asam Basa
pH 10 ml
Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan Merah kuning
1 tetes 0,1% dlm larutan merah- tak
Pentametoksi merah 1,2-2,3
0% alkohol ungu berwarna
Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan Merah kuning
14
15. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
1-2 tetes 0,1% larutan dlm tak
2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0 kuning
50% alkohol berwarna
1 tetes 0,1% larutan dlm
Metil kuning 2,9-4,0 Merah kuning
90% alkohol
Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan Merah oranye
Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan Kuning biru-ungu
Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan Kuning biru
Alizarin natrium
3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan Kuning ungu
sulfonat
1 tetes 0,1% larutan dlm
α-Naftil merah 3,7-5,0 Merah kuning
70% alkohol
p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan Merah kuning
Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan Kuning biru
Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan Merah kuning
Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan Kuning ungu
Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan Kuning merah
Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan Kuning biru
tak
p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan kuning
berwarna
Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan Merah biru
Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan Kuning merah
1 tetes 0,1% larutan dlm
Neutral merah 6,8-8,0 Merah kuning
70% alkohol
1 tetes 0,1% larutan dlm
Rosolik acid 6,8-8,0 Kuning merah
90% alkohol
Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan Kuning merah
1-5 tetes 0,1% larutan dlm merah
α-Naftolftalein 7,3-8,7 hijau
70% alkohol mawar
15
16. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
merah
Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan Kuning
mawar
Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan Kuning biru
1-5 tetes 0,1% larutan dlm tak
Fenolftalein (pp) 8,0-10,0 merah
70% alkohol berwarna
1-5 tetes 0,1% larutan dlm
α-Naftolbenzein 9,0-11,0 Kuning biru
90% alkohol
1 tetes 0,1% larutan dlm tak
Timolftalein 9,4-10,6 biru
90% alkohol berwarna
10,1-
Nile biru 1 tetes 0,1% larutan Biru merah
11,1
10,0-
Alizarin kuning 1 tetes 0,1% larutan Kuning lilac
12,0
10,0- 1-5 tetes 0,1% larutan dlm oranye-
Salisil kuning Kuning
12,0 90% alkohol coklat
10,1-
Diazo ungu 1 tetes 0,1% larutan Kuning ungu
12,0
11,0- oranye-
Tropeolin O 1 tetes 0,1% larutan Kuning
13,0 coklat
11,0- 1-2 tetes 0,1% larutan dlm tak oranye-
Nitramin
13,0 70% alkohol berwarna coklat
11,0-
Poirrier's biru 1 tetes 0,1% larutan Biru ungu-pink
13,0
Asam 12,0- tak oranye-
1 tetes 0,1% larutan
trinitrobenzoat 13,4 berwarna merah
Indikator Asam Basa Alami
Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa
tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara
lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (anggrek, kamboja
jepang, bunga sepatu, asoka, bunga kertas). Indikator alami yang dapat digunakan untuk
menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat antara lain kulit manggis, bunga sepatu,
16
17. Bahan Ajar , Penyaringan Air
dan Indikator Asam Basa
dan kubis ungu. Untuk menjadikan indikator alami, maka kulit manggis, bunga sepatu, dan
kubis ungu terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan menambahkan
air. Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis,
ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan jika
ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman.
Cara membuat indikator asam basa alami adalah:
1. Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.
2. Menambahkan sedikit akuades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan dan diteteskan dalam keramik.
4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak
dapat berubah warna.
Inilah hasil pengamatan beberapa indikator asam basa alami.
Warna Warna Air Warna Air Bunga Warna Air Bunga
Nama Bunga
Bunga Bunga Keadaan Asam Keadaan Basa
Kembang
Merah Ungu muda Merah Hijau tua
sepatu
Kuning
Kuning Terompet Emas muda Emas tua
keemasan
Ungu Anggrek Ungu tua Pink tua Hijau kemerahan
Merah Asoka Coklat muda Oranye muda Coklat
Kuning Kunyit Oranye Oranye cerah Coklat kehitaman
Ungu Bougenville Pink tua Pink muda Coklat teh
Pink keputih-
Pink Euphorbia Pink muda Hijau lumut
putihan
Merah Kamboja Coklat tua Coklat oranye Coklat kehitaman
17