1. DAFTAR PUSTAKA (1)
1. Dershowitz, N. & Reingold, EM., 1997; Calendrical Calculations, Cambridge
Univ Press
2. Anonim; 1974; Bab XIV The Calendar dalam Explanatory Supplement to The
Astronomical Almanac 1974 hal 407-442; US Naval Observatory
3. Doggett, LE; 1992; Bab XII : Calendars dalam Explanatory Supplement to The
Astronomical Almanac hal. 575-608; Univ. Science Books, California edited P.
Kenneth Seidelmann
4. Tondering, C.; 2001; FAQ (Frequently Asked Questions) about Calendars
http://www.tondering.dk/claus/calendar.html
5. Raharto, M.; 2001; Sistem Penanggalan Syamsiah/Masehi; Penerbit ITB
6. Ilyas, M.; 1997; Sistem Kalendar Islam dari Perspektif Astronomi; Dewan
Bahasa dan Pustaka; Kuala Lumpur
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
2. DAFTAR PUSTAKA (2)
1. Ilyas, M.; 1984; Islamic Calendar, Times and Qibla (a Modern Guide to
Asronomical Calculation of); Berita Publ SDN. BHD.
2. Ilyas, M.; 1997; Astronomy of Islamic Calendar AS Noordeen-Kuala
Lumpur
3. Aslaksen, H.; 2002; The Mathematics of the Chinese Calendar
(www.math.nus.edu.sg/aslaksen/)
4. Suhuyanli; J.; 2004; Studi Pengkajian Kalendar; (Skripsi STTS Surabaya)
5. Leong Wen Xin; 2000; Lunar Visibility and the Islamic Calendar (skripsi
Undergraduate Research Oportunity Programme in Science supervised
Helmer Aslaksen) Dept of Math National Univ of Singapore
6. Skripsi S1 Dept Astronomi Purwanto dan Susilo Edy
7. Paper dalam berbagai journal
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
3. Defenisi Penanggalan
Kalendar atau Penanggalan merupakan sistem penjejak
waktu dalam jangka panjang. Unit terkecil, hari,
berkaitan dengan fenomena berulang akibat rotasi
planit Bumi, fenomena siang malam atau fenomena
fasa Bulan
Unit yang lebih besar kurang dari satu bulan, siklus satu
pekan, terdiri dari beberapa hari bisa tujuh hari, bisa 5
hari dsb (mungkin berkaitan dengan fasa-fasa Bulan)
Unit satu Bulan dan unit satu Tahun, satu windu, satu
dasawarsa, satu abad, satu millenium dsb.
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
4. Contoh
Kalendar/Penanggalan
Kalendar Gregorian/Masehi/Syamsiah/Miladiyah, ISO
comersial Kalendar, Kalendar Julian, Coptic
(Ethiopic), Kalendar Islam/Hijriah, Kalendar Hebrew
(Jewish, Israel), kalendar Maya, kalendar Revolusi
Perancis, kalendar Cina, kalendar Hindu, kalendar
Persia, kalendar Bali, kalendar Sunda dsb
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
5. Manfaat Kalendar (1)
Perhitungan Kalendar ada dalam kehidupan sehari-
hari misalnya perhitungan “pengembalian pinjaman
uang bank”, sistem operasi yang otomatis
mematikan dan menghidupkan switch, pembayaran
gaji bulanan, harian atau satu pekan, dua pekan
dsb, tanggal dalam surat menyurat, perjanjian
dalam transaksi, hari besar kenegaraan, hari besar
keagamaan, jadual ibadah, jadual dan rencana
kegiatan
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
6. Manfaat Kalendar (2)
Dalam penelitian banyak eksperimen yang
bergantung pada hari, dalam astronomi posisi
benda langit yang tidak pernah berhenti perlu
perhitungan waktu misalnya fenomena
bintang variabel, aktivitas & sunspot Matahari,
waktu gerhana dsb
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
7. STRUKTUR PENANGGALAN
1. Penetapan Awal Penanggalan
2. Aturan dalam sistem penanggalan (misalnya tahun kabisat
atau tahun basit dsb)
3. Definisi unit penggal waktu (misalnya unit terkecil hari)
4. Definisi siklus unit penggal waktu yang lebih besar
misalnya tujuh harian, satu bulanan, satu tahunan, dsb.
5. Garis batas pergantian tanggal
6. Konsistensi aturan sistem penanggalan Berbagai catatan
diperlukan agar tidak terjadi kekacauan dikemudian hari
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
8. Penetapan Awal Penanggalan
Penetapan awal sistem penanggalan beragam ada yang
berbasis pada (1) mencari titik temu berbagai sistem
kalendar (2) kelahiran Nabi (3) fenomena bernilai historis
dsb
Contoh: (1) awal tahun masehi/syamsiah dulu didasarkan
atas tahun kelahiran Nabi Isa as. Walaupun saat ini ada
keraguan dalam penetapan tahun kelahiran Nabi Isa as. (2)
awal tahun Hijriah merupakan tahun berlangsungnya
fenomena Hijriah Nabi Muhammad saw dari Mekah ke
Medinah. (3) awal kalendar Julian atau Julian Date atau
Julian Day
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664, 02291111082
9. Aturan dalam Sistem
Penanggalan
Konsistensi aturan sistem penanggalan
dalam jangka panjang sangat diperlukan.
Berbagai catatan tentang penambahan dan
pengurangan aturan diperlukan agar tidak
terjadi kekacauan dikemudian hari.
Misalnya aturan sistem kalendar
Matahari/Syamsiah Julian ke sistem
syamsiah Gregorian
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
10. Definisi unit penggal waktu
Bentuk Bumi adalah bola dan berotasi. Akibat rotasi bola Bumi
ada fenomena terbit dan terbenam, kulminasi atas dan
kulminasi bawah benda langit.
Benda langit : Matahari (sesungguhnya) dan Matahari Rata-
Rata (konsep Matahari uniform); bintang; bulan
Unit terkecil: secara umum merupakan siklus Matahari dari
satu meridian acuan kembali ke meridian acuan lagi.
Definisi siklus unit waktu yang lebih besar misalnya: lima
harian, tujuh harian, satu bulanan, satu tahunan, satu abad,
satu windu, satu millenium dsb.
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
11. UNIT HARI & ROTASI BUMI
Defenisi:
Akibat Bumi berbentuk Bola dan berotasi pada
porosnya, berevolusi mengelilingi Matahari terjadi
fenomena Astronomi berulang secara teratur yaitu
transit benda langit pada meridian langit tertentu.
Misalnya transit Matahari dua kali berurutan
dinamakan periode satu hari Matahari, transit Bulan
dua kali berurutan dinamakan dengan satu hari
Bulan, transit bintang X dua kali berurutan
dinamakan satu hari bintang.
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
12. Unit Waktu (1)
Unit waktu adalah detik atau sekon
Semula 1 detik = 1/86400 hari Matahari rata-rata
Selang waktu satu hari sedikit berubah karena Bumi
beredar mengelilingi Matahari dan juga terdapat
variasi dari tahun ke tahun oleh karena itu defenisi 1
detik (atom) yang lebih presisi adalah 9192631770
kali vibrasi atom Cesium-133. Vibrasi atom Cesium-
133 dipilih agar defenisi satu detik mirip atau sangat
mendekati dengan defenisi satu detik semula
13. Unit Waktu (2)
1millidetik (ms) = 1/1000 detik
1 mikrodetik (μs) = 1/1000 000 detik
1 nanodetik (ns) = 1/1000 000 000 detik
1 menit (m) = 60 detik
1 jam (j) = 60 menit = 3600 detik
1 hari = 24 jam = 24 x 60 menit = 1440 menit = 24 x 60 x 60 detik = 86400
detik
1 tahun (tropis) = 365.242193 hari = 31 556 925. 511 detik (sekitar 31.5
juta detik)
Umur alam semesta 16.5 milyard tahun atau 16.5 x 109
tahun
Umur tatasurya 4.6 milyard tahun atau 4.6 x 109
tahun
14. Unit Waktu (3)
1 detik Ephemeris = 1/31556925.9747 kali selang waktu tahun tropis pada
tahun 1900.0, kemudian tahun 1956 diganti dengan 1/86400 hari Matahari
Rata-Rata (detik ephemeris antara tahun 1956 – 1968)
Untuk keperluan praktis 1 detik Matahari Rata-Rata = 1 detik Ephemeris
(kira -kira akan sama hingga digit ke 8)
1 detik Matahari Rata-Rata = 1.002737 909 3 detik Sideris
1 detik selang waktu 9 192 631 770 periode radiasi akibat transisi elektron
pada dua tingkat energi hyperfine atom Caesium 133 pada keadaan
tingkat dasar (defenisi tahun 1968, pertemuan ke 13 CGPM), lebih presisi
dan lebih eksak, ketidak pastian 1 dari 10 000 000 000 000 ( hingga digit
ke 14 di belakang koma).
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
15. Unit Waktu (4)
Hubungan Hari dan Jam
1 hari Matahari Rata-Rata = [ 24 x 60 x60 ] detik = 86400 detik
1 hari Sideris = 86164.0906 detik
1 hari Bulan = 1 hari Matahari + 50 menit
Bulan beredar mengelilingi Bumi dengan periode rata-rata
27.321 hari Matahari Rata-Rata (27.3960 hari Sideris). Akibat
Bumi berevolusi mengelilingi Matahari, periode Sinodis
Bulan (dari satu fasa ke fasa yang sama berikutnya rata-rata
29.5 hari atau ekivalen dengan 28.5 hari Bulan.
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
16. Rotasi Planet
Planet Psid(rotasi) obl*) obliquity***)
Merkurius 58.6 0 0.0
Venus 243 0 177.4**)
Bumi 23 j 56m 04.1s 0.0034 23.5
Bumi 0.997269675
Bulan 27.3 0.00006 6.7
Mars 24j 37m 22.6s 0.0052 25.2
Mars 1.025956019
*) obl = (Re – Rp) / Re; Re = radius ekuator dan Rp = radius polar
(arah kutub)
**) arah retrograde, berlawanan arah dengan revolusi planet,
matahari terbit dari arah barat
***) kemiringan sumbu rotasi terhadap sumbu ekliptika
18. Ragam defenisi Unit Hari dan Garis
Batas Pergantian Tanggal (GBPT) (1)
Pergantian hari kalendar Matahari
Masehi/Syamsiah dimulai tengah malam
jam 24 atau jam 00 pada wilayah
antemeridian nol, bujur geografis 180°
kemudian wilayah bujur timur yang dekat
antemeridian nol oleh karena itu pergantian
hari di wilayah Indonesia Timur lebih cepat
dibanding dengan willayah Indonesia
Barat.
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang
40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664
19. Ragam defenisi Unit Hari dan Garis
Batas Pergantian Tanggal (GBPT)
(2)
Pergantian hari dalam kalendar Islam dimulai
waktu maghrib atau sekitar Matahari
terbenam, bukan tengah malam, bisa jadi
kalendar Islam di suatu tempat bisa lebih
cepat berlangsung pergantian hari dibanding
dengan pergantian hari Syamsiah.
Bagaimana dengan kawasan yang tidak
melihat fenomena terbit terbenam Matahari?
Ada aturan khusus yang perlu ditetapkan
bersama.
Moedji Raharto, Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi, FMIPA ITB, Lembang 40391
moedji@as.itb.ac.id; tlp/fax 022-2786001, 2509170, tlp: 2511576; 0818943664