1. Sistem integumen merupakan sistem organ kulit dan aksesorisnya yang meliputi kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat dan sebasea, serta reseptor saraf.
2. Organ-organ sistem integumen berfungsi melindungi organ dalam dari kontak luar.
3. Selain fungsi biologis, kulit juga berkaitan dengan harga diri, penerimaan sosial, dan daya tarik seseorang.
2. • Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.
Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk
kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal
atau lingkungan eksternal).
• Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem
integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.
• Disamping fungsi biologis, kulit juga erat kaitannya
dengan harga diri, penerimaan social dan daya tarik
terhadap seseorang (Fink et al., 2012)
5. • Epidermis
• Dermis
• Subkutan atau
Hipodermis
Kulit merupakan organ
tubuh yang terletak
paling luar dan
membatasinya dari
lingkungan hidup
manusia.
6. • Epidermis berasal dari
ektoderm, terdiri dari
beberapa lapis (multilayer).
Epidermis sering kita sebut
sebagai kuit luar.Epidermis
merupakan lapisan teratas
pada kulit manusia dan
memiliki tebal yang berbeda-
beda: 400-600 μm untuk
kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150
μm untuk kulit tipis (kulit
selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut).
Selain sel-sel epitel,
epidermis juga tersusun atas
lapisan:
• Melanosit,
• Sel Langerhans
• Sel Merkel,
• Keratinosit
7.
8. 1. Lapisan epidermis/ kutikel
a. STRATUM KORNEUM/LAP TANDUK
•Lapisan kulit yang paling luar
•Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
•Tidak berinti
b. STRATUM LUSIDUM
• Terdapat langsung di bawah lapisan korneum
• Lapisan sel terang
• Lapisan sel gepeng tanpa inti
• Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di
telapak tangan dan kaki
9. c. STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN
• Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng
• Grainy (lapisan bulir padi)
• Terdapat inti diantaranya.
• Tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
d. STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL
LAYER
• Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga
kelembaban kulit
e. STRATUM BASALE
• Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan
dermis
• Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus
• Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen
10. • Berisi 3 jenis jaringan :
Kolagen dan serat elastis,
Otot, Saraf
• Mendapat suplai darah
dan saraf
• Sensori : sentuhan,
tekanan, temperatur,
nyeri.
• Dermis terdiri atas dua
lapisan dengan batas
yang tidak nyata, yaitu
• stratum papilare :
bagian yang menonjol
ke epidermis, berisi
ujung serabut saraf dan
pemb darah
• Stratum reticular :
banyak mengandung
jaringan ikat, folikel
rambut, pemb darah,
saraf, kolagen.
11.
12. • Pada bagian subdermis ini terdiri
atas jaringan ikat longgar berisi
sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan
sel-sel lemak disebut panikulus
adiposa yang berfungsi sebagai
cadangan makanan. Dalam
lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah dan
getah bening
• Lapisan ini terutama mengandung
jaringan lemak,
• pembuluh
darah dan limfe,
• saraf-saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan
kulit.
• Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju
lapisan kulit jangat.
• Jaringan ikat bawah kulit berfungsi
sebagai
bantalan atau penyangga benturan
bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh
dan sebagai cadangan makanan.
13.
14. Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak
• Kelenjar keringat terbagi atas :
• Kelenjar Ekrin
• Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara
di permukaan kulit.
• Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor
paanas dan saraf simpatis
• Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh
• Kelenjar apokrin
• Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental
• Banyak terdapat pada axila, areola mamae,, dan saluran
telinga luar
15. • KELENJAR SEBASEA (KELENJAR MINYAK):
• Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak
tangan dan kaki
• Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel
rambut
• Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan
evaporasi
• Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif
16. • Bagian kuku terdiri dari:
• Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
• Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang
menutupi bagian pinggir dan atas.
• Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
• Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar
kuku.
• Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
• Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
• Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih
didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
• Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit
arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
• Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang
17.
18. • Rambut adalah organ
seperti benang yang
tumbuh di kulit
terutama. Rambut
muncul dari epidermis
(kulit luar), walaupun
berasal dari folikel
rambut yang berada
jauh di bawah dermis.
• Struktur Rambut:
• Keratin Lunak
:terdapat pada seluruh
permukaan kulit,
terutama kulit tebal,
yaitu pada bagian
medulla rambut.
• Keratin keras
:terdapat pada kuku,
kutikula dan kortex
rambut.
19. • Melindungi kulit dari
pengaruh buruk:Alis mata
melindungi mata dari
keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu
hidung (vibrissae).
• Menyarig udara pada
hidung.
• Serta berfungsi sebagai
pengatur suhu.
• Pendorong penguapan
keringat.
• Indera peraba yang
sensitive.
20. • Perawat dalam pelayanan dermatologi
mengkhususkan diri dalam perawatan dan
perawatan berbagai penyakit dan kondisi kulit.
Bekerja dalam berbagai provider, termasuk
rumah sakit, klinik dermatologi dan kantor dokter
bedah plastik, perawat dermatologi memberikan
perawatan untuk pasien dengan psoriasis,
kanker kulit, luka bakar dan jerawat di antara
banyak kondisi kulit lainnya. Perawat
dermatologi juga dapat mengkhususkan diri
dalam dermatologi kosmetik, melakukan
berbagai prosedur seperti perawatan laser dan
kulit kimia.
21. • Membantu dalam melakukan pemeriksaan kulit, dan
memantau serta mencatat riwayat kesehatan pasien
dan hasil tes
• Memberikan perawatan sebelum dan sesudah
operasi untuk pasien yang menjalani perawatan
untuk berbagai kondisi kulit dan penyakit
• Melakukan berbagai prosedur dermatologi kosmetik,
seperti chemical peeling
• Mengkajiaji, pemanatauan, dan mengobati luka pada
kulit, termasuk luka bakar
• Mendidik pasien tentang cara melindungi kulit
mereka dan cara merawat penyakit dan kondisi kulit
di rumah
22.
23. 1. Asessment
Penilaian perawat terfokus atau komprehensif
terhadap status kesehatan rambut, kulit dan kuku
pasien antara lain :
• Mengenali struktur nor,al dan abnormal rabut, kulit, dan
kuku.
• Menunjukkan pengetahuan tentang terminologi
dermatologis, morfologi lesi, dan dokumentasi.
• Mengenali resiko gejala kulit yang mungkin merupakan
manifestasi penyakit sistemik, toksik dari tumbuhan dan
hewan, infeksi, dan penuaan dini.
• Mengenali dampak kondisi dermatologis terhadap kualitas
hidup pasien.
• Melakukan surveilans rutin untuk neoplasma kulit abnormal
atau ganas.
24. 2. Diagnosis status kesehatan
• Menunjukkan pengetahuan anatomi, patofisiologi,
genetika, imunologi, dan fotobiologi untuk
mengidentifikasi gangguan pada kulit, kuku, dan
rambut.
• Mengembangan diagnosis banding
• Memanfaatkan data penilaian untuk menentukan jenis
cedera kulit atau luka, tahapan ulkus tekanan, dan
variabel yang mempengaruhi hasil yang optimal.
• Memasukkan prinsip kosmetik ke dalam perencanaan
dan kinerja prosedur diagnostic.
• Bekerja sama dengan spesialis dan disiplin ilmu lain
yang sesuai untuk diagnosis kondisi dermatologis yang
kompleks
25. 3. Menentukan Kriteria Hasil dan Rencana Perawatan
• Menetapkan tujuan dan mengantisipasi hasil berdasarkan diagnosis
dermatologis, bukti ilmiah terkini, dan disesuaikan dengan tingkat keparahan
penyakit kulit
• Merumuskan rencana perawatan individual bekerja sama dengan pasien,
keluarga, dan penyedia perawatan kesehatan interdisipliner karena
berhubungan dengan kondisi kulit yang umum dan kompleks, keganasan, dan
kesehatan secara keseluruhan.
• Mengintegrasikan prinsip-prinsip skrining kesehatan kulit yang terfokus atau
komprehensif, promosi kesehatan, dan presentasi penyakit ke dalam rencana
perawatan.
• Memahami biologi kanker kulit, termasuk neoplasma prakanker dan risiko
tinggi.
• Menunjukkan pengetahuan dalam meresepkan dan memantau terapi
farmakologis dan non-farmakologis untuk dermatologis kondisi dengan
mempertimbangkan populasi yang rentan, penyakit penyerta dan penyakit
penyerta.
• Mengakui perlunya rujukan dan kolaborasi untuk pasien dengan penyakit kulit
kompleks yang memerlukan terapi memantau di luar pelatihan dan
pengalaman dokter.
• Memanfaatkan data ilmiah tentang penyembuhan luka dan terapi perawatan
luka untuk memberikan lingkungan penyembuhan dan pasien yang optimal
hasil.
26. 4. Implementasi dan Evaluasi
• Memanfaatkan pengetahuan farmakokinetik dan farmakodinamik
berbasis bukti ilmiah untuk meresepkan dan menerapkan topikal,
terapi sistemik, dan intralesi untuk kondisi dermatologis yang
umum.
• Menerapkan rencana perawatan dan evaluasi ulang yang tepat
waktu dan sesuai dengan kondisi dermatologis pasien.
• Menunjukkan pemahaman prinsip inti prosedur bedah
dermatologis, anestesi, dan potensi komplikasi prosedur bedah
dermatologis.
• Mengevaluasi respons luka terhadap terapi luka dasar dan
memodifikasi terapi berdasarkan hasil akhir pasien.
• Mengenali, mengelola, dan / atau merujuk komplikasi pasca-
prosedur prosedur dermatologis yang sesuai dengan penyedia
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
• Menunjukkan pengetahuan dasar dalam pemilihan produk estetika
dan prosedur kosmetik yang konsisten dengan penyedia
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
27.
28. Gangguan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Sistem Integument
Dermatitis Atopik
Peradangan kulit yang melibatkan
perangsangan berlebihan (alergi)
Melibatkan limfosit dan sel mast
Histamin dari sel mast menyebabkan rasa
gatal dan eritema
Sering dijumpai pada bayi, anak terkadang
menetap sampai dewasa
29. Dermatitis Atopik
Gambaran klinis
Eritema disertai lesi krusta dan basah pada bayi,
lesi sering muncul diwajah dan bokong pada anak
yang lebih tua
Remaja lebih sering muncul ditangan dan kaki,
dibelakang lutut dan dilipat siku
Pruritus hebat
30. Dermatitis Atopik
Penatalaksanaan
Hindari dari iritan atau alergan
Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa
gatal
Kompres dingin untuk mengurangi peradangan
Steroid topical dosis rendah
31. Dermatitis Kontak
Peradangan kulit akut atau kronik akibat
terpapar dengan iritan atau alergen
Lokasi dermatitis sesuai dengan tempat
terpapar/pajanan
Respon hipersensitif tipe IV (bersifat lambat
< 24 jam dari kejadian)
32. Dermatitis Atopik
Gambaran klinis
Adanya papul, eritema & vesikel basah didaerah
kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta.
Pruritus mungkin sangat hebat
Penatalaksanaan
Identifikasi penyebab dermatitis
Kompres dingin untuk kurangi peradangan
Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek
seperti steroid untuk hentikan radang
33. Selulitis
Infeksi lapisan dermis atau subcutaneus oleh
bakteri
Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di kulit
Biasanya disebabkan oleh streptococcus
phyogenes
Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene,
abses menyebar dan sepsis
34. Selulitis
Gambaran klinis
Daerah kemerahan membengkak di kulit serta
terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan nyeri
bila dipegang
Penatalaksanaan
Antibiotik sistemik
35. Herpes Zoster
Disebabkan oleh virus varicella
Terjadi pada pasien dengan penurunan
imunitas seperti leukemia, lymphoma, AIDS
Tzank’s Smear untuk mengetahui
“multinucleated giant cell”
36. Herpes Zoster
Gambaran klinis
Vesikel berbentuk unilateral sepanjang saraf kranial &
spinal melalui dermatom saraf
Adanya nyeri, gatal, & hepersyhsia
Dapat berkembang menjadi krusta & ulcer disuperficial
membran mukosa
Penatalaksanaan
Acyclovir (Zovirax) anti virus
Kompres dingin untuk mengurangi nyeri
Cegah infeksi tambahan
37. Herpes Simplex
Disebabkan oleh virus herpes simplex
Vesikel yang terbentuk diikuti oleh perasaan
terbakar dan gatal
Eksudat jernih diikuti krusta
Biasanya di daerah hidung, pipi, leher,
telinga, dan genitalia
38. Herpes Simplex
Penatalaksanaan
pemberian topikal anastesi dan nyeri
Acylclovir (anti virus)
Hindari dari matahari
Tingkatkan kebersihan diri
HIndari kontak pada daerah luka
39. Pressure Ulcers
Lesi pada kulit disebabkan oleh tekanan terus
menerus menyebabkan kerusakan jaringan dasar
Terjadi umumnya pada area tubuh yang mendapat
tekanan lebih besar dari BBpada tulang yang
menonjol
Berkembang ketika jaringan lunak (kulit,
jar.subcutaneus, otot) ditekan antara tulang menonjol
dan permukaan keras dalam waktu yang lama
Periode waktu sebelum terjadi kerusakan jaringan
bervariasi antara setiap klien
Pasien yang dilemahkan dapat mengalami kerusakan
jaringan permanen dalam waktu 2 jam
40. Pressure Ulcers
Malnutrisi merupakan faktor risiko utama
Faktor yang dapat diidentifikasi dengan
pengkajian :
Sensori persepsi
Kelembapan
Aktivitas
Mobilitas
Nutrisi
Friksi
41. Patofisiologi Pressure Ulcers
Tekanan terus menerus pada jar. Lunak antara tulang meninjol dan permukaan keras
Menekan kapiler-kapiler dan menghambat pembuluh darah
Bila tekanan berakhir Bila tekanan berlanjut,
(rebound cappilary dilatation), mikrotrombin dibentuk pada kapiler
kerusakan tidak terjadi dan menyumbat aliran darah
Nekrotik area
Infalamasi
42. Penatalaksanaan Pressure Ulcers
Managemen nutrisi
Managemen beban jaringan
Spesial low pressure beds
Perawatan luka ulcer
Monitoring Healing
jika tidak sembuh dalam 2 minggu dengan
nutisi adekuat, pengurangan tekanan, daily
cleaning, dressing pertimbangkan untuk
topical antibiotik
44. Sindrom Stevens-Johnson
Definisi
Sindrom yang yang mengenai kulit, selaput
lendir di orifisium, dan mata dengan KU
bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan
pada k ulit berupa eritema, vesikal/bula, dapat
disertai purpura
46. Patogenesis
Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV
Reaksi tipe III
Terbentuknya kompleks antigen-antibody mikro presipitasi
Mengkativasi sist. Komplemen C 657 (kemotaksis leukosit)
Menarik neutrofil dari sirkulasi akumulasi neutrofil
Melepaskan lisosim leukosit
Kerusakan jaringan pada organ sasaran
47. Patogenesis
Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV
Reaksi tipe IV
Limposit T yang tersensilitasi berkontak kembali
dengan antigen yang sama
Limfokin dikeluarkan reaksi peradangan
48. Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
KU bervariasi dari ringan sampai berat
Pada kondisi berat kesadaran menurun,
penderita dapat soporus s/d koma
Mulainya penyakit akut : demam tinggi,
malaise, nyri kepala, batuk pilek dan nyeri
tenggorokan
Adanya trias kelainan: kelainan kulit, mata,
dan selaput lendir di orifisium
49. Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
Kelainan kulit
Eritema
Vesikel dan bulla (dapat pecah menjadi erosi yang luas dan
purpura)
Kelainan selaput lendir
Mukosa bibir (100%), biasanya krusta hitam yang tebal
Lubang alat genitalia (50 %)
Lubang hidung dan anus (8% dan 4 %)
Di faring, traktus respiratorius bag. Atas dan esophagus
Stomatitis
Kelainan berupa vesikel dan bula dapat pecah erosi,
eksoriasi dan krusta kehitaman
50. Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
Kelainan mata
80 % diantara semua kasus
Konjungtivitis purulen
Perdarahan
Ulkus kornea
Iritis
Pemeriksaan laboratorium
Tidak khas
Leokositosis Infeksi
Eusinofilia Alergi
51. Sindrom Stevens-Johnson
Penatalaksanaan
Jika KU baik, lesi tidak menyeluruh prednisolon 30-40
mg/hari
Jika KU buruk, lesi menyeluruh kortikosteroid (life
saving)
Deksametason IV dosis permulaan 4-6 x 5 mg
Setelah 2-3 hari dan keadaan membaik dosis diturunkan 5
mg/hari
Diganti dengan kortikosteroid, prednisolon 20 mg lalu 10 mg
Antibiotik siprofloxasin 2x400 mg IV, klindamisisn 2x600
mg IV, Gentamisisn 2x80 mg
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Diet rendah garam dan tinggi protein
Terapi topical untuk lesi dimulut dan dikulit
52. Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan Utama
Yang paling sering :
• Itching (Pruritus) Ekimosis
• Dryness Lumps (Bengkak)
• Lesions Massa
53. b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Beberapa penyakit sietemik dapat
termanifestasi pada sistem kulit,
seperti :
Immunologik Vascular
Endocrine Renal
Collagen Penyakit Hati
Riwayat Immunisasi.
Riwayat Alergi.
54. Ichthyosis Psoriasis
Blood Dyscrasia
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Faktor predisposisi genetik yang
berhubungan dengan ggn. sistem
integumen, spt
Alopecia.
Ichthyosis.
:
Atopic Dermatitis.
Psoriasis.
Penyakit sistemik yang terkait dengan
gangguan sistem integumen, spt :
DM.
Blood Dyscrasia.
Lupus Eritematosus.
Skabies : bisa menular.
55. f. Pola Hidup
Penggunaan produk
tertentu : sabun,
bedak, lotion.
Waktu untuk
membersihkan kulit.
56. a Kulit
II. Pemeriksaan Fisik
a.
Kulit
Warna
Warna kulit dipengaruhi
abnormal ditemukan :
oleh ras. Kulit
•
•
Flushing
Cyanosis
•
•
Jaundice
Pigmentasi yang tidak teratur
57. abnormal dari pada kulit yang lebih
Normal : pada kulit yang berbeda lokasi.
Area yang kurang pigmentasi
memperlihatkan lebih jelas keadaan yang
abnormal dari pada kulit yang lebih
pigmented.
58. d h k ill d li t h K lit >>> l b b
Moisture
Moisture adalah tingkat hidrasi kulit terhadap
“basah” dan “minyak”.
Secara umum moisture kulit “kering” not
excessive. Moistness biasanya terdapat pada
daerah aksilla dan lipatan paha. Kulit >>> lembab
dan dingin Abnormal.
59. • : bengkak atropi
Temperatur
Dikaji dengan dorsal tangan.
Normal : hangat secara keseluruhan.
Bila ada hipertermi atau hipotermi, bandingkan
dengan bagian opposite.
Texture = Susunan
Palpasi tekstur kulit dengan cara menekan secara
lembut dengan ujung jari.
• Normal : halus, lembut, kenyal.
• Abnormal : bengkak, atropi.
60. III. Pemeriksaan Diagnostik
a.
Prosedur Operatif.
Biopsy
Shave Biopsy
Untuk menganalisa gangguan
terdapat pada lapisan kulit
epidermis.
Punch Biopsy
Untuk menganalisa gangguan
terdapat pada lapisan kulit
yang
yang
epidermis, dermis dan subcutis.
61. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan integritas kulit b.d kulit kering
Resiko kerusakan kulit b.d terekpos alergen
Gangguan rasa nyaman b.d penanggulangan pruritus
inadekuat
Resiko infeksi b.d eksoriasi kulit, penurunan
pertahanan tehadap virus, jamur, organisme
staphylocoocus
Gangguan citra tubuh b.d lesi tubuh, respon
signifikan dari orang lain terhadap penampilan diri
62. Referensi
Bobonich, Margaret, and Mary Nolen. 2018. “Competencies for Dermatology
Nurse Practitioners.” Journal of the American Association of Nurse Practitioners
30(11): 606–13.
Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014). Brunner & Suddarth's textbook of
medical-surgical nursing (Edition 13.). Wolters Kluwer Health/Lippincott
Williams & Wilkins.
Kottner, Jan et al. 2015. “The Epidemiology of Skin Care Provided by Nurses at
Home: A Multicentre Prevalence Study.” Journal of Advanced Nursing 71(3):
570–80.
Kottner, Jan, and Christian Surber. 2016. “Skin Care in Nursing: A Critical
Discussion of Nursing Practice and Research.” International Journal of Nursing
Studies 61: 20–28. http://dx.doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2016.05.002.
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P., & Hall, A. (2016). Fundamentals
of nursing (9th ed.). Mosby.