SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
• Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.
Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk
kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal
atau lingkungan eksternal).
• Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem
integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.
• Disamping fungsi biologis, kulit juga erat kaitannya
dengan harga diri, penerimaan social dan daya tarik
terhadap seseorang (Fink et al., 2012)
• Kulit
• Kuku
• Rambut
• Epidermis
• Dermis
• Subkutan atau
Hipodermis
Kulit merupakan organ
tubuh yang terletak
paling luar dan
membatasinya dari
lingkungan hidup
manusia.
• Epidermis berasal dari
ektoderm, terdiri dari
beberapa lapis (multilayer).
Epidermis sering kita sebut
sebagai kuit luar.Epidermis
merupakan lapisan teratas
pada kulit manusia dan
memiliki tebal yang berbeda-
beda: 400-600 μm untuk
kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150
μm untuk kulit tipis (kulit
selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut).
Selain sel-sel epitel,
epidermis juga tersusun atas
lapisan:
• Melanosit,
• Sel Langerhans
• Sel Merkel,
• Keratinosit
1. Lapisan epidermis/ kutikel
a. STRATUM KORNEUM/LAP TANDUK
•Lapisan kulit yang paling luar
•Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
•Tidak berinti
b. STRATUM LUSIDUM
• Terdapat langsung di bawah lapisan korneum
• Lapisan sel terang
• Lapisan sel gepeng tanpa inti
• Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di
telapak tangan dan kaki
c. STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN
• Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng
• Grainy (lapisan bulir padi)
• Terdapat inti diantaranya.
• Tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
d. STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL
LAYER
• Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga
kelembaban kulit
e. STRATUM BASALE
• Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan
dermis
• Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus
• Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen
• Berisi 3 jenis jaringan :
Kolagen dan serat elastis,
Otot, Saraf
• Mendapat suplai darah
dan saraf
• Sensori : sentuhan,
tekanan, temperatur,
nyeri.
• Dermis terdiri atas dua
lapisan dengan batas
yang tidak nyata, yaitu
• stratum papilare :
bagian yang menonjol
ke epidermis, berisi
ujung serabut saraf dan
pemb darah
• Stratum reticular :
banyak mengandung
jaringan ikat, folikel
rambut, pemb darah,
saraf, kolagen.
• Pada bagian subdermis ini terdiri
atas jaringan ikat longgar berisi
sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan
sel-sel lemak disebut panikulus
adiposa yang berfungsi sebagai
cadangan makanan. Dalam
lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah dan
getah bening
• Lapisan ini terutama mengandung
jaringan lemak,
• pembuluh
darah dan limfe,
• saraf-saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan
kulit.
• Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju
lapisan kulit jangat.
• Jaringan ikat bawah kulit berfungsi
sebagai
bantalan atau penyangga benturan
bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh
dan sebagai cadangan makanan.
Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak
• Kelenjar keringat terbagi atas :
• Kelenjar Ekrin
• Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara
di permukaan kulit.
• Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor
paanas dan saraf simpatis
• Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh
• Kelenjar apokrin
• Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental
• Banyak terdapat pada axila, areola mamae,, dan saluran
telinga luar
• KELENJAR SEBASEA (KELENJAR MINYAK):
• Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak
tangan dan kaki
• Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel
rambut
• Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan
evaporasi
• Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif
• Bagian kuku terdiri dari:
• Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
• Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang
menutupi bagian pinggir dan atas.
• Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
• Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar
kuku.
• Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
• Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
• Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih
didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
• Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit
arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
• Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang
• Rambut adalah organ
seperti benang yang
tumbuh di kulit
terutama. Rambut
muncul dari epidermis
(kulit luar), walaupun
berasal dari folikel
rambut yang berada
jauh di bawah dermis.
• Struktur Rambut:
• Keratin Lunak
:terdapat pada seluruh
permukaan kulit,
terutama kulit tebal,
yaitu pada bagian
medulla rambut.
• Keratin keras
:terdapat pada kuku,
kutikula dan kortex
rambut.
• Melindungi kulit dari
pengaruh buruk:Alis mata
melindungi mata dari
keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu
hidung (vibrissae).
• Menyarig udara pada
hidung.
• Serta berfungsi sebagai
pengatur suhu.
• Pendorong penguapan
keringat.
• Indera peraba yang
sensitive.
• Perawat dalam pelayanan dermatologi
mengkhususkan diri dalam perawatan dan
perawatan berbagai penyakit dan kondisi kulit.
Bekerja dalam berbagai provider, termasuk
rumah sakit, klinik dermatologi dan kantor dokter
bedah plastik, perawat dermatologi memberikan
perawatan untuk pasien dengan psoriasis,
kanker kulit, luka bakar dan jerawat di antara
banyak kondisi kulit lainnya. Perawat
dermatologi juga dapat mengkhususkan diri
dalam dermatologi kosmetik, melakukan
berbagai prosedur seperti perawatan laser dan
kulit kimia.
• Membantu dalam melakukan pemeriksaan kulit, dan
memantau serta mencatat riwayat kesehatan pasien
dan hasil tes
• Memberikan perawatan sebelum dan sesudah
operasi untuk pasien yang menjalani perawatan
untuk berbagai kondisi kulit dan penyakit
• Melakukan berbagai prosedur dermatologi kosmetik,
seperti chemical peeling
• Mengkajiaji, pemanatauan, dan mengobati luka pada
kulit, termasuk luka bakar
• Mendidik pasien tentang cara melindungi kulit
mereka dan cara merawat penyakit dan kondisi kulit
di rumah
1. Asessment
Penilaian perawat terfokus atau komprehensif
terhadap status kesehatan rambut, kulit dan kuku
pasien antara lain :
• Mengenali struktur nor,al dan abnormal rabut, kulit, dan
kuku.
• Menunjukkan pengetahuan tentang terminologi
dermatologis, morfologi lesi, dan dokumentasi.
• Mengenali resiko gejala kulit yang mungkin merupakan
manifestasi penyakit sistemik, toksik dari tumbuhan dan
hewan, infeksi, dan penuaan dini.
• Mengenali dampak kondisi dermatologis terhadap kualitas
hidup pasien.
• Melakukan surveilans rutin untuk neoplasma kulit abnormal
atau ganas.
2. Diagnosis status kesehatan
• Menunjukkan pengetahuan anatomi, patofisiologi,
genetika, imunologi, dan fotobiologi untuk
mengidentifikasi gangguan pada kulit, kuku, dan
rambut.
• Mengembangan diagnosis banding
• Memanfaatkan data penilaian untuk menentukan jenis
cedera kulit atau luka, tahapan ulkus tekanan, dan
variabel yang mempengaruhi hasil yang optimal.
• Memasukkan prinsip kosmetik ke dalam perencanaan
dan kinerja prosedur diagnostic.
• Bekerja sama dengan spesialis dan disiplin ilmu lain
yang sesuai untuk diagnosis kondisi dermatologis yang
kompleks
3. Menentukan Kriteria Hasil dan Rencana Perawatan
• Menetapkan tujuan dan mengantisipasi hasil berdasarkan diagnosis
dermatologis, bukti ilmiah terkini, dan disesuaikan dengan tingkat keparahan
penyakit kulit
• Merumuskan rencana perawatan individual bekerja sama dengan pasien,
keluarga, dan penyedia perawatan kesehatan interdisipliner karena
berhubungan dengan kondisi kulit yang umum dan kompleks, keganasan, dan
kesehatan secara keseluruhan.
• Mengintegrasikan prinsip-prinsip skrining kesehatan kulit yang terfokus atau
komprehensif, promosi kesehatan, dan presentasi penyakit ke dalam rencana
perawatan.
• Memahami biologi kanker kulit, termasuk neoplasma prakanker dan risiko
tinggi.
• Menunjukkan pengetahuan dalam meresepkan dan memantau terapi
farmakologis dan non-farmakologis untuk dermatologis kondisi dengan
mempertimbangkan populasi yang rentan, penyakit penyerta dan penyakit
penyerta.
• Mengakui perlunya rujukan dan kolaborasi untuk pasien dengan penyakit kulit
kompleks yang memerlukan terapi memantau di luar pelatihan dan
pengalaman dokter.
• Memanfaatkan data ilmiah tentang penyembuhan luka dan terapi perawatan
luka untuk memberikan lingkungan penyembuhan dan pasien yang optimal
hasil.
4. Implementasi dan Evaluasi
• Memanfaatkan pengetahuan farmakokinetik dan farmakodinamik
berbasis bukti ilmiah untuk meresepkan dan menerapkan topikal,
terapi sistemik, dan intralesi untuk kondisi dermatologis yang
umum.
• Menerapkan rencana perawatan dan evaluasi ulang yang tepat
waktu dan sesuai dengan kondisi dermatologis pasien.
• Menunjukkan pemahaman prinsip inti prosedur bedah
dermatologis, anestesi, dan potensi komplikasi prosedur bedah
dermatologis.
• Mengevaluasi respons luka terhadap terapi luka dasar dan
memodifikasi terapi berdasarkan hasil akhir pasien.
• Mengenali, mengelola, dan / atau merujuk komplikasi pasca-
prosedur prosedur dermatologis yang sesuai dengan penyedia
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
• Menunjukkan pengetahuan dasar dalam pemilihan produk estetika
dan prosedur kosmetik yang konsisten dengan penyedia
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
Gangguan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Sistem Integument
Dermatitis Atopik
 Peradangan kulit yang melibatkan
perangsangan berlebihan (alergi)
 Melibatkan limfosit dan sel mast
 Histamin dari sel mast menyebabkan rasa
gatal dan eritema
 Sering dijumpai pada bayi, anak terkadang
menetap sampai dewasa
Dermatitis Atopik
 Gambaran klinis
 Eritema disertai lesi krusta dan basah pada bayi,
lesi sering muncul diwajah dan bokong pada anak
yang lebih tua
 Remaja lebih sering muncul ditangan dan kaki,
dibelakang lutut dan dilipat siku
 Pruritus hebat
Dermatitis Atopik
 Penatalaksanaan
 Hindari dari iritan atau alergan
 Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa
gatal
 Kompres dingin untuk mengurangi peradangan
 Steroid topical dosis rendah
Dermatitis Kontak
 Peradangan kulit akut atau kronik akibat
terpapar dengan iritan atau alergen
 Lokasi dermatitis sesuai dengan tempat
terpapar/pajanan
 Respon hipersensitif tipe IV (bersifat lambat
< 24 jam dari kejadian)
Dermatitis Atopik
 Gambaran klinis
 Adanya papul, eritema & vesikel basah didaerah
kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta.
Pruritus mungkin sangat hebat
 Penatalaksanaan
 Identifikasi penyebab dermatitis
 Kompres dingin untuk kurangi peradangan
 Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek
seperti steroid untuk hentikan radang
Selulitis
 Infeksi lapisan dermis atau subcutaneus oleh
bakteri
 Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di kulit
 Biasanya disebabkan oleh streptococcus
phyogenes
 Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene,
abses menyebar dan sepsis
Selulitis
 Gambaran klinis
 Daerah kemerahan membengkak di kulit serta
terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan nyeri
bila dipegang
 Penatalaksanaan
 Antibiotik sistemik
Herpes Zoster
 Disebabkan oleh virus varicella
 Terjadi pada pasien dengan penurunan
imunitas seperti leukemia, lymphoma, AIDS
 Tzank’s Smear untuk mengetahui
“multinucleated giant cell”
Herpes Zoster
 Gambaran klinis
 Vesikel berbentuk unilateral sepanjang saraf kranial &
spinal melalui dermatom saraf
 Adanya nyeri, gatal, & hepersyhsia
 Dapat berkembang menjadi krusta & ulcer disuperficial
membran mukosa
 Penatalaksanaan
 Acyclovir (Zovirax) anti virus
 Kompres dingin untuk mengurangi nyeri
 Cegah infeksi tambahan
Herpes Simplex
 Disebabkan oleh virus herpes simplex
 Vesikel yang terbentuk diikuti oleh perasaan
terbakar dan gatal
 Eksudat jernih diikuti krusta
 Biasanya di daerah hidung, pipi, leher,
telinga, dan genitalia
Herpes Simplex
 Penatalaksanaan
 pemberian topikal anastesi dan nyeri
 Acylclovir (anti virus)
 Hindari dari matahari
 Tingkatkan kebersihan diri
 HIndari kontak pada daerah luka
Pressure Ulcers
 Lesi pada kulit disebabkan oleh tekanan terus
menerus menyebabkan kerusakan jaringan dasar
 Terjadi umumnya pada area tubuh yang mendapat
tekanan lebih besar dari BBpada tulang yang
menonjol
 Berkembang ketika jaringan lunak (kulit,
jar.subcutaneus, otot) ditekan antara tulang menonjol
dan permukaan keras dalam waktu yang lama
 Periode waktu sebelum terjadi kerusakan jaringan
bervariasi antara setiap klien
 Pasien yang dilemahkan dapat mengalami kerusakan
jaringan permanen dalam waktu 2 jam
Pressure Ulcers
 Malnutrisi merupakan faktor risiko utama
 Faktor yang dapat diidentifikasi dengan
pengkajian :
 Sensori persepsi
 Kelembapan
 Aktivitas
 Mobilitas
 Nutrisi
 Friksi
Patofisiologi Pressure Ulcers
Tekanan terus menerus pada jar. Lunak antara tulang meninjol dan permukaan keras
Menekan kapiler-kapiler dan menghambat pembuluh darah
Bila tekanan berakhir Bila tekanan berlanjut,
(rebound cappilary dilatation), mikrotrombin dibentuk pada kapiler
kerusakan tidak terjadi dan menyumbat aliran darah
Nekrotik area
Infalamasi
Penatalaksanaan Pressure Ulcers
 Managemen nutrisi
 Managemen beban jaringan
 Spesial low pressure beds
 Perawatan luka ulcer
 Monitoring Healing
jika tidak sembuh dalam 2 minggu dengan
nutisi adekuat, pengurangan tekanan, daily
cleaning, dressing pertimbangkan untuk
topical antibiotik
Pressure Ulcer Degree
 Derajat I
 Derajat II
 Derajat III
 Derajat IV
Sindrom Stevens-Johnson
 Definisi
Sindrom yang yang mengenai kulit, selaput
lendir di orifisium, dan mata dengan KU
bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan
pada k ulit berupa eritema, vesikal/bula, dapat
disertai purpura
Sindrom Stevens-Johnson
 Etiologi
 Alergi Obat (penisilin & semisintetiknya,
streptomisin, sulfonamide, tetrasiklin,
antipiretik/analgesik(e.g. derivate
salisil/pirazolon, metamizol, metapiron,
parasetamol), klorpomasin, karbamazepin, klinin,
antipirin, tegretol dan jamur
 Infeksi
 Keganasan
 Dll.
Patogenesis
Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV
 Reaksi tipe III
Terbentuknya kompleks antigen-antibody mikro presipitasi
Mengkativasi sist. Komplemen C 657 (kemotaksis leukosit)
Menarik neutrofil dari sirkulasi akumulasi neutrofil
Melepaskan lisosim leukosit
Kerusakan jaringan pada organ sasaran
Patogenesis
Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV
 Reaksi tipe IV
Limposit T yang tersensilitasi berkontak kembali
dengan antigen yang sama
Limfokin dikeluarkan reaksi peradangan
Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
 KU bervariasi dari ringan sampai berat
 Pada kondisi berat kesadaran menurun,
penderita dapat soporus s/d koma
 Mulainya penyakit akut : demam tinggi,
malaise, nyri kepala, batuk pilek dan nyeri
tenggorokan
 Adanya trias kelainan: kelainan kulit, mata,
dan selaput lendir di orifisium
Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
 Kelainan kulit
 Eritema
 Vesikel dan bulla (dapat pecah menjadi erosi yang luas dan
purpura)
 Kelainan selaput lendir
 Mukosa bibir (100%), biasanya krusta hitam yang tebal
 Lubang alat genitalia (50 %)
 Lubang hidung dan anus (8% dan 4 %)
 Di faring, traktus respiratorius bag. Atas dan esophagus
 Stomatitis
 Kelainan berupa vesikel dan bula dapat pecah erosi,
eksoriasi dan krusta kehitaman
Sindrom Stevens-Johnson
Gejala Klinis
 Kelainan mata
 80 % diantara semua kasus
 Konjungtivitis purulen
 Perdarahan
 Ulkus kornea
 Iritis
 Pemeriksaan laboratorium
 Tidak khas
 Leokositosis Infeksi
 Eusinofilia Alergi
Sindrom Stevens-Johnson
Penatalaksanaan
 Jika KU baik, lesi tidak menyeluruh prednisolon 30-40
mg/hari
 Jika KU buruk, lesi menyeluruh kortikosteroid (life
saving)
 Deksametason IV dosis permulaan 4-6 x 5 mg
 Setelah 2-3 hari dan keadaan membaik dosis diturunkan 5
mg/hari
 Diganti dengan kortikosteroid, prednisolon 20 mg lalu 10 mg
 Antibiotik siprofloxasin 2x400 mg IV, klindamisisn 2x600
mg IV, Gentamisisn 2x80 mg
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
 Diet rendah garam dan tinggi protein
 Terapi topical untuk lesi dimulut dan dikulit
Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan Utama
Yang paling sering :
• Itching (Pruritus)  Ekimosis
• Dryness  Lumps (Bengkak)
• Lesions  Massa
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
 Beberapa penyakit sietemik dapat
termanifestasi pada sistem kulit,
seperti :
 Immunologik  Vascular
 Endocrine  Renal
 Collagen  Penyakit Hati
 Riwayat Immunisasi.
 Riwayat Alergi.
Ichthyosis Psoriasis
Blood Dyscrasia
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Faktor predisposisi genetik yang
berhubungan dengan ggn. sistem
integumen, spt
 Alopecia.
 Ichthyosis.
:
 Atopic Dermatitis.
 Psoriasis.
 Penyakit sistemik yang terkait dengan
gangguan sistem integumen, spt :
 DM.
 Blood Dyscrasia.
 Lupus Eritematosus.
 Skabies : bisa menular.
f. Pola Hidup
 Penggunaan produk
tertentu : sabun,
bedak, lotion.
 Waktu untuk
membersihkan kulit.
a Kulit
II. Pemeriksaan Fisik
a.

Kulit
Warna
Warna kulit dipengaruhi
abnormal ditemukan :
oleh ras. Kulit
•
•
Flushing
Cyanosis
•
•
Jaundice
Pigmentasi yang tidak teratur
abnormal dari pada kulit yang lebih
Normal : pada kulit yang berbeda lokasi.
Area yang kurang pigmentasi
memperlihatkan lebih jelas keadaan yang
abnormal dari pada kulit yang lebih
pigmented.
d h k ill d li t h K lit >>> l b b
 Moisture
Moisture adalah tingkat hidrasi kulit terhadap
“basah” dan “minyak”.
Secara umum moisture kulit “kering” not
excessive. Moistness biasanya terdapat pada
daerah aksilla dan lipatan paha. Kulit >>> lembab
dan dingin Abnormal.
• : bengkak atropi
 Temperatur
Dikaji dengan dorsal tangan.
Normal : hangat secara keseluruhan.
Bila ada hipertermi atau hipotermi, bandingkan
dengan bagian opposite.
 Texture = Susunan
Palpasi tekstur kulit dengan cara menekan secara
lembut dengan ujung jari.
• Normal : halus, lembut, kenyal.
• Abnormal : bengkak, atropi.
III. Pemeriksaan Diagnostik
a.

Prosedur Operatif.
Biopsy
 Shave Biopsy
Untuk menganalisa gangguan
terdapat pada lapisan kulit
epidermis.
Punch Biopsy
Untuk menganalisa gangguan
terdapat pada lapisan kulit
yang

yang
epidermis, dermis dan subcutis.
Diagnosa Keperawatan
 Kerusakan integritas kulit b.d kulit kering
 Resiko kerusakan kulit b.d terekpos alergen
 Gangguan rasa nyaman b.d penanggulangan pruritus
inadekuat
 Resiko infeksi b.d eksoriasi kulit, penurunan
pertahanan tehadap virus, jamur, organisme
staphylocoocus
 Gangguan citra tubuh b.d lesi tubuh, respon
signifikan dari orang lain terhadap penampilan diri
Referensi
 Bobonich, Margaret, and Mary Nolen. 2018. “Competencies for Dermatology
Nurse Practitioners.” Journal of the American Association of Nurse Practitioners
30(11): 606–13.
 Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014). Brunner & Suddarth's textbook of
medical-surgical nursing (Edition 13.). Wolters Kluwer Health/Lippincott
Williams & Wilkins.
 Kottner, Jan et al. 2015. “The Epidemiology of Skin Care Provided by Nurses at
Home: A Multicentre Prevalence Study.” Journal of Advanced Nursing 71(3):
570–80.
 Kottner, Jan, and Christian Surber. 2016. “Skin Care in Nursing: A Critical
Discussion of Nursing Practice and Research.” International Journal of Nursing
Studies 61: 20–28. http://dx.doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2016.05.002.
 Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P., & Hall, A. (2016). Fundamentals
of nursing (9th ed.). Mosby.

More Related Content

Similar to Nursing in Dermatology (2).pptx

Similar to Nursing in Dermatology (2).pptx (20)

Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.pptANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)
 
5. ANFIS Integument.pptx
5. ANFIS Integument.pptx5. ANFIS Integument.pptx
5. ANFIS Integument.pptx
 
Presentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenPresentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumen
 
Modul Anatomi Kulit Terkait Bedah Skalpel_K1.2.3.docx
Modul Anatomi Kulit Terkait Bedah Skalpel_K1.2.3.docxModul Anatomi Kulit Terkait Bedah Skalpel_K1.2.3.docx
Modul Anatomi Kulit Terkait Bedah Skalpel_K1.2.3.docx
 
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 
Integumen
IntegumenIntegumen
Integumen
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 

Recently uploaded

epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxFATMAWATIMADYA
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 

Recently uploaded (20)

epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 

Nursing in Dermatology (2).pptx

  • 1.
  • 2. • Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). • Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar. • Disamping fungsi biologis, kulit juga erat kaitannya dengan harga diri, penerimaan social dan daya tarik terhadap seseorang (Fink et al., 2012)
  • 4.
  • 5. • Epidermis • Dermis • Subkutan atau Hipodermis Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia.
  • 6. • Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda- beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan: • Melanosit, • Sel Langerhans • Sel Merkel, • Keratinosit
  • 7.
  • 8. 1. Lapisan epidermis/ kutikel a. STRATUM KORNEUM/LAP TANDUK •Lapisan kulit yang paling luar •Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati •Tidak berinti b. STRATUM LUSIDUM • Terdapat langsung di bawah lapisan korneum • Lapisan sel terang • Lapisan sel gepeng tanpa inti • Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki
  • 9. c. STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN • Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng • Grainy (lapisan bulir padi) • Terdapat inti diantaranya. • Tampak jelas di telapak tangan dan kaki. d. STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL LAYER • Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga kelembaban kulit e. STRATUM BASALE • Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis • Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus • Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen
  • 10. • Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot, Saraf • Mendapat suplai darah dan saraf • Sensori : sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri. • Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu • stratum papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pemb darah • Stratum reticular : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pemb darah, saraf, kolagen.
  • 11.
  • 12. • Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening • Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, • pembuluh darah dan limfe, • saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. • Cabang-cabang dari pembuluh- pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. • Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
  • 13.
  • 14. Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak • Kelenjar keringat terbagi atas : • Kelenjar Ekrin • Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di permukaan kulit. • Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor paanas dan saraf simpatis • Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh • Kelenjar apokrin • Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental • Banyak terdapat pada axila, areola mamae,, dan saluran telinga luar
  • 15. • KELENJAR SEBASEA (KELENJAR MINYAK): • Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki • Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel rambut • Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi • Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif
  • 16. • Bagian kuku terdiri dari: • Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru. • Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas. • Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku. • Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku. • Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku. • Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku. • Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit. • Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku. • Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang
  • 17.
  • 18. • Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. • Struktur Rambut: • Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada bagian medulla rambut. • Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
  • 19. • Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae). • Menyarig udara pada hidung. • Serta berfungsi sebagai pengatur suhu. • Pendorong penguapan keringat. • Indera peraba yang sensitive.
  • 20. • Perawat dalam pelayanan dermatologi mengkhususkan diri dalam perawatan dan perawatan berbagai penyakit dan kondisi kulit. Bekerja dalam berbagai provider, termasuk rumah sakit, klinik dermatologi dan kantor dokter bedah plastik, perawat dermatologi memberikan perawatan untuk pasien dengan psoriasis, kanker kulit, luka bakar dan jerawat di antara banyak kondisi kulit lainnya. Perawat dermatologi juga dapat mengkhususkan diri dalam dermatologi kosmetik, melakukan berbagai prosedur seperti perawatan laser dan kulit kimia.
  • 21. • Membantu dalam melakukan pemeriksaan kulit, dan memantau serta mencatat riwayat kesehatan pasien dan hasil tes • Memberikan perawatan sebelum dan sesudah operasi untuk pasien yang menjalani perawatan untuk berbagai kondisi kulit dan penyakit • Melakukan berbagai prosedur dermatologi kosmetik, seperti chemical peeling • Mengkajiaji, pemanatauan, dan mengobati luka pada kulit, termasuk luka bakar • Mendidik pasien tentang cara melindungi kulit mereka dan cara merawat penyakit dan kondisi kulit di rumah
  • 22.
  • 23. 1. Asessment Penilaian perawat terfokus atau komprehensif terhadap status kesehatan rambut, kulit dan kuku pasien antara lain : • Mengenali struktur nor,al dan abnormal rabut, kulit, dan kuku. • Menunjukkan pengetahuan tentang terminologi dermatologis, morfologi lesi, dan dokumentasi. • Mengenali resiko gejala kulit yang mungkin merupakan manifestasi penyakit sistemik, toksik dari tumbuhan dan hewan, infeksi, dan penuaan dini. • Mengenali dampak kondisi dermatologis terhadap kualitas hidup pasien. • Melakukan surveilans rutin untuk neoplasma kulit abnormal atau ganas.
  • 24. 2. Diagnosis status kesehatan • Menunjukkan pengetahuan anatomi, patofisiologi, genetika, imunologi, dan fotobiologi untuk mengidentifikasi gangguan pada kulit, kuku, dan rambut. • Mengembangan diagnosis banding • Memanfaatkan data penilaian untuk menentukan jenis cedera kulit atau luka, tahapan ulkus tekanan, dan variabel yang mempengaruhi hasil yang optimal. • Memasukkan prinsip kosmetik ke dalam perencanaan dan kinerja prosedur diagnostic. • Bekerja sama dengan spesialis dan disiplin ilmu lain yang sesuai untuk diagnosis kondisi dermatologis yang kompleks
  • 25. 3. Menentukan Kriteria Hasil dan Rencana Perawatan • Menetapkan tujuan dan mengantisipasi hasil berdasarkan diagnosis dermatologis, bukti ilmiah terkini, dan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit kulit • Merumuskan rencana perawatan individual bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan penyedia perawatan kesehatan interdisipliner karena berhubungan dengan kondisi kulit yang umum dan kompleks, keganasan, dan kesehatan secara keseluruhan. • Mengintegrasikan prinsip-prinsip skrining kesehatan kulit yang terfokus atau komprehensif, promosi kesehatan, dan presentasi penyakit ke dalam rencana perawatan. • Memahami biologi kanker kulit, termasuk neoplasma prakanker dan risiko tinggi. • Menunjukkan pengetahuan dalam meresepkan dan memantau terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk dermatologis kondisi dengan mempertimbangkan populasi yang rentan, penyakit penyerta dan penyakit penyerta. • Mengakui perlunya rujukan dan kolaborasi untuk pasien dengan penyakit kulit kompleks yang memerlukan terapi memantau di luar pelatihan dan pengalaman dokter. • Memanfaatkan data ilmiah tentang penyembuhan luka dan terapi perawatan luka untuk memberikan lingkungan penyembuhan dan pasien yang optimal hasil.
  • 26. 4. Implementasi dan Evaluasi • Memanfaatkan pengetahuan farmakokinetik dan farmakodinamik berbasis bukti ilmiah untuk meresepkan dan menerapkan topikal, terapi sistemik, dan intralesi untuk kondisi dermatologis yang umum. • Menerapkan rencana perawatan dan evaluasi ulang yang tepat waktu dan sesuai dengan kondisi dermatologis pasien. • Menunjukkan pemahaman prinsip inti prosedur bedah dermatologis, anestesi, dan potensi komplikasi prosedur bedah dermatologis. • Mengevaluasi respons luka terhadap terapi luka dasar dan memodifikasi terapi berdasarkan hasil akhir pasien. • Mengenali, mengelola, dan / atau merujuk komplikasi pasca- prosedur prosedur dermatologis yang sesuai dengan penyedia pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. • Menunjukkan pengetahuan dasar dalam pemilihan produk estetika dan prosedur kosmetik yang konsisten dengan penyedia pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
  • 27.
  • 28. Gangguan Dan Asuhan Keperawatan Pada Sistem Integument Dermatitis Atopik  Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan (alergi)  Melibatkan limfosit dan sel mast  Histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal dan eritema  Sering dijumpai pada bayi, anak terkadang menetap sampai dewasa
  • 29. Dermatitis Atopik  Gambaran klinis  Eritema disertai lesi krusta dan basah pada bayi, lesi sering muncul diwajah dan bokong pada anak yang lebih tua  Remaja lebih sering muncul ditangan dan kaki, dibelakang lutut dan dilipat siku  Pruritus hebat
  • 30. Dermatitis Atopik  Penatalaksanaan  Hindari dari iritan atau alergan  Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa gatal  Kompres dingin untuk mengurangi peradangan  Steroid topical dosis rendah
  • 31. Dermatitis Kontak  Peradangan kulit akut atau kronik akibat terpapar dengan iritan atau alergen  Lokasi dermatitis sesuai dengan tempat terpapar/pajanan  Respon hipersensitif tipe IV (bersifat lambat < 24 jam dari kejadian)
  • 32. Dermatitis Atopik  Gambaran klinis  Adanya papul, eritema & vesikel basah didaerah kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta. Pruritus mungkin sangat hebat  Penatalaksanaan  Identifikasi penyebab dermatitis  Kompres dingin untuk kurangi peradangan  Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek seperti steroid untuk hentikan radang
  • 33. Selulitis  Infeksi lapisan dermis atau subcutaneus oleh bakteri  Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di kulit  Biasanya disebabkan oleh streptococcus phyogenes  Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene, abses menyebar dan sepsis
  • 34. Selulitis  Gambaran klinis  Daerah kemerahan membengkak di kulit serta terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan nyeri bila dipegang  Penatalaksanaan  Antibiotik sistemik
  • 35. Herpes Zoster  Disebabkan oleh virus varicella  Terjadi pada pasien dengan penurunan imunitas seperti leukemia, lymphoma, AIDS  Tzank’s Smear untuk mengetahui “multinucleated giant cell”
  • 36. Herpes Zoster  Gambaran klinis  Vesikel berbentuk unilateral sepanjang saraf kranial & spinal melalui dermatom saraf  Adanya nyeri, gatal, & hepersyhsia  Dapat berkembang menjadi krusta & ulcer disuperficial membran mukosa  Penatalaksanaan  Acyclovir (Zovirax) anti virus  Kompres dingin untuk mengurangi nyeri  Cegah infeksi tambahan
  • 37. Herpes Simplex  Disebabkan oleh virus herpes simplex  Vesikel yang terbentuk diikuti oleh perasaan terbakar dan gatal  Eksudat jernih diikuti krusta  Biasanya di daerah hidung, pipi, leher, telinga, dan genitalia
  • 38. Herpes Simplex  Penatalaksanaan  pemberian topikal anastesi dan nyeri  Acylclovir (anti virus)  Hindari dari matahari  Tingkatkan kebersihan diri  HIndari kontak pada daerah luka
  • 39. Pressure Ulcers  Lesi pada kulit disebabkan oleh tekanan terus menerus menyebabkan kerusakan jaringan dasar  Terjadi umumnya pada area tubuh yang mendapat tekanan lebih besar dari BBpada tulang yang menonjol  Berkembang ketika jaringan lunak (kulit, jar.subcutaneus, otot) ditekan antara tulang menonjol dan permukaan keras dalam waktu yang lama  Periode waktu sebelum terjadi kerusakan jaringan bervariasi antara setiap klien  Pasien yang dilemahkan dapat mengalami kerusakan jaringan permanen dalam waktu 2 jam
  • 40. Pressure Ulcers  Malnutrisi merupakan faktor risiko utama  Faktor yang dapat diidentifikasi dengan pengkajian :  Sensori persepsi  Kelembapan  Aktivitas  Mobilitas  Nutrisi  Friksi
  • 41. Patofisiologi Pressure Ulcers Tekanan terus menerus pada jar. Lunak antara tulang meninjol dan permukaan keras Menekan kapiler-kapiler dan menghambat pembuluh darah Bila tekanan berakhir Bila tekanan berlanjut, (rebound cappilary dilatation), mikrotrombin dibentuk pada kapiler kerusakan tidak terjadi dan menyumbat aliran darah Nekrotik area Infalamasi
  • 42. Penatalaksanaan Pressure Ulcers  Managemen nutrisi  Managemen beban jaringan  Spesial low pressure beds  Perawatan luka ulcer  Monitoring Healing jika tidak sembuh dalam 2 minggu dengan nutisi adekuat, pengurangan tekanan, daily cleaning, dressing pertimbangkan untuk topical antibiotik
  • 43. Pressure Ulcer Degree  Derajat I  Derajat II  Derajat III  Derajat IV
  • 44. Sindrom Stevens-Johnson  Definisi Sindrom yang yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan KU bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan pada k ulit berupa eritema, vesikal/bula, dapat disertai purpura
  • 45. Sindrom Stevens-Johnson  Etiologi  Alergi Obat (penisilin & semisintetiknya, streptomisin, sulfonamide, tetrasiklin, antipiretik/analgesik(e.g. derivate salisil/pirazolon, metamizol, metapiron, parasetamol), klorpomasin, karbamazepin, klinin, antipirin, tegretol dan jamur  Infeksi  Keganasan  Dll.
  • 46. Patogenesis Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV  Reaksi tipe III Terbentuknya kompleks antigen-antibody mikro presipitasi Mengkativasi sist. Komplemen C 657 (kemotaksis leukosit) Menarik neutrofil dari sirkulasi akumulasi neutrofil Melepaskan lisosim leukosit Kerusakan jaringan pada organ sasaran
  • 47. Patogenesis Dasar patogenesis, hipersensitivitas tipe III dan IV  Reaksi tipe IV Limposit T yang tersensilitasi berkontak kembali dengan antigen yang sama Limfokin dikeluarkan reaksi peradangan
  • 48. Sindrom Stevens-Johnson Gejala Klinis  KU bervariasi dari ringan sampai berat  Pada kondisi berat kesadaran menurun, penderita dapat soporus s/d koma  Mulainya penyakit akut : demam tinggi, malaise, nyri kepala, batuk pilek dan nyeri tenggorokan  Adanya trias kelainan: kelainan kulit, mata, dan selaput lendir di orifisium
  • 49. Sindrom Stevens-Johnson Gejala Klinis  Kelainan kulit  Eritema  Vesikel dan bulla (dapat pecah menjadi erosi yang luas dan purpura)  Kelainan selaput lendir  Mukosa bibir (100%), biasanya krusta hitam yang tebal  Lubang alat genitalia (50 %)  Lubang hidung dan anus (8% dan 4 %)  Di faring, traktus respiratorius bag. Atas dan esophagus  Stomatitis  Kelainan berupa vesikel dan bula dapat pecah erosi, eksoriasi dan krusta kehitaman
  • 50. Sindrom Stevens-Johnson Gejala Klinis  Kelainan mata  80 % diantara semua kasus  Konjungtivitis purulen  Perdarahan  Ulkus kornea  Iritis  Pemeriksaan laboratorium  Tidak khas  Leokositosis Infeksi  Eusinofilia Alergi
  • 51. Sindrom Stevens-Johnson Penatalaksanaan  Jika KU baik, lesi tidak menyeluruh prednisolon 30-40 mg/hari  Jika KU buruk, lesi menyeluruh kortikosteroid (life saving)  Deksametason IV dosis permulaan 4-6 x 5 mg  Setelah 2-3 hari dan keadaan membaik dosis diturunkan 5 mg/hari  Diganti dengan kortikosteroid, prednisolon 20 mg lalu 10 mg  Antibiotik siprofloxasin 2x400 mg IV, klindamisisn 2x600 mg IV, Gentamisisn 2x80 mg  Keseimbangan cairan dan elektrolit  Diet rendah garam dan tinggi protein  Terapi topical untuk lesi dimulut dan dikulit
  • 52. Pengkajian Keperawatan a. Keluhan Utama Yang paling sering : • Itching (Pruritus)  Ekimosis • Dryness  Lumps (Bengkak) • Lesions  Massa
  • 53. b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu  Beberapa penyakit sietemik dapat termanifestasi pada sistem kulit, seperti :  Immunologik  Vascular  Endocrine  Renal  Collagen  Penyakit Hati  Riwayat Immunisasi.  Riwayat Alergi.
  • 54. Ichthyosis Psoriasis Blood Dyscrasia e. Riwayat Kesehatan Keluarga  Faktor predisposisi genetik yang berhubungan dengan ggn. sistem integumen, spt  Alopecia.  Ichthyosis. :  Atopic Dermatitis.  Psoriasis.  Penyakit sistemik yang terkait dengan gangguan sistem integumen, spt :  DM.  Blood Dyscrasia.  Lupus Eritematosus.  Skabies : bisa menular.
  • 55. f. Pola Hidup  Penggunaan produk tertentu : sabun, bedak, lotion.  Waktu untuk membersihkan kulit.
  • 56. a Kulit II. Pemeriksaan Fisik a.  Kulit Warna Warna kulit dipengaruhi abnormal ditemukan : oleh ras. Kulit • • Flushing Cyanosis • • Jaundice Pigmentasi yang tidak teratur
  • 57. abnormal dari pada kulit yang lebih Normal : pada kulit yang berbeda lokasi. Area yang kurang pigmentasi memperlihatkan lebih jelas keadaan yang abnormal dari pada kulit yang lebih pigmented.
  • 58. d h k ill d li t h K lit >>> l b b  Moisture Moisture adalah tingkat hidrasi kulit terhadap “basah” dan “minyak”. Secara umum moisture kulit “kering” not excessive. Moistness biasanya terdapat pada daerah aksilla dan lipatan paha. Kulit >>> lembab dan dingin Abnormal.
  • 59. • : bengkak atropi  Temperatur Dikaji dengan dorsal tangan. Normal : hangat secara keseluruhan. Bila ada hipertermi atau hipotermi, bandingkan dengan bagian opposite.  Texture = Susunan Palpasi tekstur kulit dengan cara menekan secara lembut dengan ujung jari. • Normal : halus, lembut, kenyal. • Abnormal : bengkak, atropi.
  • 60. III. Pemeriksaan Diagnostik a.  Prosedur Operatif. Biopsy  Shave Biopsy Untuk menganalisa gangguan terdapat pada lapisan kulit epidermis. Punch Biopsy Untuk menganalisa gangguan terdapat pada lapisan kulit yang  yang epidermis, dermis dan subcutis.
  • 61. Diagnosa Keperawatan  Kerusakan integritas kulit b.d kulit kering  Resiko kerusakan kulit b.d terekpos alergen  Gangguan rasa nyaman b.d penanggulangan pruritus inadekuat  Resiko infeksi b.d eksoriasi kulit, penurunan pertahanan tehadap virus, jamur, organisme staphylocoocus  Gangguan citra tubuh b.d lesi tubuh, respon signifikan dari orang lain terhadap penampilan diri
  • 62. Referensi  Bobonich, Margaret, and Mary Nolen. 2018. “Competencies for Dermatology Nurse Practitioners.” Journal of the American Association of Nurse Practitioners 30(11): 606–13.  Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014). Brunner & Suddarth's textbook of medical-surgical nursing (Edition 13.). Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.  Kottner, Jan et al. 2015. “The Epidemiology of Skin Care Provided by Nurses at Home: A Multicentre Prevalence Study.” Journal of Advanced Nursing 71(3): 570–80.  Kottner, Jan, and Christian Surber. 2016. “Skin Care in Nursing: A Critical Discussion of Nursing Practice and Research.” International Journal of Nursing Studies 61: 20–28. http://dx.doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2016.05.002.  Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P., & Hall, A. (2016). Fundamentals of nursing (9th ed.). Mosby.