Makalah ini membahas peran dan urgensi media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam KBM karena dapat memfasilitasi komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa secara lebih optimal sehingga penyampaian materi pembelajaran menjadi lebih baik.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Makalah
1. MAKALAH
PERAN DAN URGENSI MEDIA PEMBALAJARAN DALAM
KBM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Oban Sobandi, M.Ag.
Ambar Sri Lestari, Dr., S.E., M.Pd.
Disusun oleh :
PAI IV/C
Haniffah Rahmah 1172020095
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2019
2. KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkah dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Media Pembelajaran
Visual, Audio, dan Audio Visual ini dengan sebaik-baiknya dan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran, sholawat beserta salam semoga
terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam pembuatan makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang
terbaik.Tetapi kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah kami yang akan datang.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Oban Sobandi, M.Ag. dan
Ibu Ambar Sri Lestari, Dr., S.E., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Media
Pembelajaran yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Terima
kasih pula kepada rekan-rekan kelompok atas kerjasamanya dalam penyusunan
makalah ini. Semoga hati kita ikhlas dalam mengerjakannya dan menjadi amal baik
serta bermanfaat di masa yang akan datang.
Bandung, Maret 2019
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang
strategis dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab
keberadaannya memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.
Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah
berarti “tengah”, perantara atau pengantar1. Pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual dan verbal. Menurut Suprapto, media pembelajaran adalah suatu alat
pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.2
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
membawa perubahan yang sangat signifikan, media pembelajaran perlu
dikuasai guru/calon guru agar mereka dapat menyampaikan materi pelajaran
kepada peserta didik dengan baik dan efisien.
1 Azhar Arsyad.1997. Media Pengajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
2 Mahfud Shalahuddin. 1986. Media Pendidikan Agama.Bandung: Bina Islam.
4. B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Media Pembelajaran?
2. Bagaimana Peran media pembelajaran dengan KBM?
3. Apa hubungan media dengan belajar mengajar?
4. Apa Urgensi Media Pembelajaran dalam KBM?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Media Pembelajaran
2. Mengetahui peran media pembelajaran dengan KBM;
3. Menjelaskan hubungan Media dengan belajar mengajar ;
4. Mengetahui urgensi media pembelajaran dalam KBM;
5. Abstrak
Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar. Dalam hal ini pendidik berperan sebagai fasilitator, dimana seorang
guru harus mampu menyediakan berbagai fasilitas termasuk perangkat media yang
dapat dipergunakan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan penyediaan media
pembelajaran, komunikasi dan interaksi guru dengan siswa lebih optimal. Dengan
kata lain penggunaan media pengajaran dapat membantu penyajian materi secara
lebih baik, akurat, dan optimal, sementara guru dapat berkonsentrasi pada
pembentukan pribadi siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, media
memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar.
A. Pendahuluan
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah –
sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada
diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut
dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru,
petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku,
modul, selebaran, majalah, dan sejenisnya), dan brbagai sumber belajar
dan fasilitas(proyektor, perkem pita audio dan video, radio, dan lain lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya – upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil – hasil teknologi
dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat –
alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan
6. bahwa alat – alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Guru setidaknya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien
yang meskipun sedrhana dan bersahaja, tetapi merupakan keharusan
dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping itu
guru juga dituntut untuk dapat mengembangkannketerampilan membuat
media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut
belum tersedia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajarn di sekolah pada
khususnya.
B. Pembahasan Materi
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media
adalah Perantara ()وسائل atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
Media. Secara lebih khusus, pengertian Media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat – alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau herbal.
Secara sederhana istilah media dapat didefinisikan sebagai perantara
ataupengantar. Sedangkan istilah pembelajaran adalah kondisi untuk
membuatseseorang melakukan kegiatan belajar. Menurut undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan
pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
7. Dengan merujuk pada definisi tersebutmaka media pembelajaran
adalah wahana penyalur pesan atau informasi belajar sehingga
mengkondisikan seseorang untuk belajar atau berbagai jenis
sumberdaya yang dapat difungsikan dalam proses pembelajaran,
berdasarkan ruang lingkup sumber belajar di atas, maka media
pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang menakankan
pada software atau perangkat lunak dan hardware atau perangkat keras.
2. Hubungan Media dengan Proses Belajar Mengajar
Istilah proses belajar mengajar bukanlah istilah yang asing dalam
dunia pendidikan. Istilah lain yang sama adalah kegiatan belajar
mengajar. Istilah tersebut terdiri dari kata belajar dan menagajar. Kedua
istilah tersebut tidak dapat dipisahkan, sehingga apabila ada proses belajar
tentu ada proses mengajar.
Untuk memahami hubungan media dengan proses belajar mengajar,
perlu dikemukakan pengertian belajar mengajar terlebih dahulu. Oemar
Hamalik berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat interaksi dengan lingkungan. Menurut Arif S. Sadiman belajar
adalah :
“Suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi sampai ke liang lahat nanti.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
mengandung arti yang sangat kompleks dan menghasilkan perubahan
tingakah laku seseorang. Salah satu indikator seseorang telah belajar
adalah adanya perubahan baik menyangkut aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Bloom, dkk, yang menyatakan sebagai berikut: “Tujuan pendidikan
dan pengajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.” Jadi jika ada perubahan yang terjadi pada
seseorang dengan tiba-tiba, maka perubahan tersebut bukanlah sebagai
akibat terganggunya syaraf pengontrol kesadaran .
Menurut Abu Ahmadi, mengajar adalah suatu aktifitas mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik
8. sehingga terjadi proses belajar mengajar. Sementara itu menurut
Muhammad Ali mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam
rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar
sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Jadi, mengajar adalah suatu usaha guru dalam mengatur lingkungan
(situasi dan kondisi) dengan sebaik-baiknya, sehingga merangsang siswa
dapat belajar dengan baik/kondusif. Dengan demikian, seorang guru
sebenarnya dapat berperan sebagai pembimbing semata dalam proses
belajar mengajar, sebab yang seharusnya aktif adalah siswa sendiri,
dengan berbagai fasilitas belajar yang telah disediakan. Misalnya:
penentuan metode, media, penataan lingkungan dan sebagainya, sehingga
dengan terjadinya interaksi faktor-faktor tersebut akan tercipta situasi
belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan.
Tugas, peran dan fungsi guru dalam proses belajar mengajar sangat
penting, tetapi guru bukanlah satu-satunya sumber belajar siswa (Presiden
Soeharto, PR, 14 November 1997). Sebab kemungkinan besar seorang
siswa bisa belajar melalui sumber lain berupa teman sejawat, buku,
majalah, film, video, radio dan lain sebagainya.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia
pendidikan memerlukan tenaga profesional yang memanfaatkan
kemajuan tersebut. Dunia pendidikan tidak berorientasi pada satu
pendekatan yang tradisional, misalnya guru hanya menggunakan metode
ceramah atau diskusi saja. Pada masa kini, proses belajar mengajar
membutuhkan berbagai pendekatan multimedia. Artinya proses belajar
mengajar yang dapat menimbulkan semangat. Motivasi peserta didik, dan
tidak menimbulkan verbalisme pada diri siswa. Penggunaan salah satu
pendekatan tadi (metode ceramah) tidak berarti kurang baik, tetapi jika
menggunakan metode yang bervariasi hasilnya akan berbeda dan bisa jadi
lebih efektif dan efisian.
Sebagai contoh, seorang guru agama Islam akan mengajar materi
ibadah haji. Guru tersebut tidak salah jika bercerita panjang lebar tentang
9. pelaksanaan ibadah haji. Apabila guru tersebut memakai media
pembelajaran, misalnya disampaikan melalui video atau TV, hasil akhir
yang dicapai akan berbdeda, minimal para siswa terangsang belajar
dengan konsentrasi penuh dan tidak menimbulkan verbalisme.
Oleh karena itu, peran seorang guru dalam proses belajar mengajar
pada masa sekarang dituntut mampu memilih berbagai pendekatan dan
media yang ada. Media tersebut dapat berwujud aslinya (misalnya siswa
dibawa ke tempat tertentu) atau juga dalam bentuk miniaturnya, bahkan
juga seorang guru pada saat mengajar menggunakan model gambar,
bagan, dan sebagainya. Bahan dan alat (media pembelajaran) yang
digunakan dalam KBM oleh guru dinamakan hardware “perangkat keras”
dan software “perangkat lunak”.
3. Peran Media Pembelajaran dalam KBM
Dalam pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Karenanya informasi yang terdapat dalam media
harus dapat melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun
dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis, serta
ditinjau dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi
belajar yang efektif. Di samping efektif, media pembelajaran harus dapat
memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan
individu siswa. Karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda.
Kemp dan Dayton (1985:3.4) mengemukakan beberapa hasil
penelitian yang menunjukan dampak positif dan penggunaan media
sebagai bagian integral pembelajaran di kelas, atau sebagai cara utama
pembelajaran langsung, yaitu:
a. Penyampaian pelajaran tidak kaku
b. Pembelajaran bisa lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
10. d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup
banyak dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih besar.
e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan
gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan denga cara yang terorganisasi dengan
baik, spesifik dan jelas.
f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau
dipelukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk
penggunaan secara individu.
g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
4. Urgensi Media Pembelajaran dalam KBM
Reformasi pendidikan yang diawali dengan kebijakan otonomisasi
pada satuan pendidikan, dan berujung pada perluasan kewenangan guru
dalam mengembangkan pembelajaran yang digerakkan sejak lahir abad
ke-20 telah berpenetrasi pada semua aspek pendidikan, bahkan PP No. 19
Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mengamanahkan untuk dilakukan standarisasi delapan aspek pendidikan,
yakni isi kurikulum, rumusan kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga
kependidikan, pembiayaan, penilaian, dan pengelolaan.
Reformasi komprehensif dan holistic tersebut telah membawa
perubahan paradigmatic dalam semua aspek, termasuk dalam proses
pembelajaran, yang semula pedagogi Indonesia sangat kokoh dengan
paradigm transformative learning berbasis teori behaviorisme, kini secara
radikal beralih pada active learning berbasis teori konstruktivisme yang
ditawarkan oleh Piaget dan Vigotsky. Teori ini menawarkan proses
pedagogi yang lebih mengandalkan pada perluasan dan pengayaan
sumber belajar untuk memfasilitasikegiatan belajar siswa, karena dalam
11. teori konstruktivisme, guru harus memberi kesempatan pada para siswa
untuk melakukan eksplorasi, elaborasi baru terakhir melakukan
konfirmasi pada guru sebagai senior learner yang telah lebih
berpengalaman dalam melakukan eksplorasi terhadap bahan-bahan yang
mereka pelajari.
Konsep belajar sejak era reformasi pendidikan ini lebih didominasi
oleh siswa. Mereka yang lebih banyak melakukan proses interaksi dalam
kelas, baik dengan bahan ajar maupun dengan sejawat mereka. Mereka
melakukan pencarian informasi keilmuan dari berbagai literatur,
membahas temuan-temuannya, melatih kemahiran mengoperasikan
ilmunya, melakukan analisis, sintesis dan penyimpulan akhir. Guru
mendampingi mereka belajar, membimbing para siswa melakukan latihan
mengoperasikan teori-teorinya dalam kelas, membimbing para siswa
melakukan peer review sesama sejawatnya, dan bahkan membimbing
mereka melakukan uji coba di laboratorium. Demikianlah konsep belajar
di era reformasi sampai sekarang ini. Kelas benar-benar milik siswa untuk
mereka mengembangkan aktivitas belajar melalui interaksi dengan
sumber belajar, alat-alat dan sarana pembelajaran serta dengan sejawat
mereka.
Belajar aktif tidak akan berjalan dengan baik tanpa pengayaan
sumber-sumber belajar, yakni meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik
dan lingkungan yang dapat memengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Dengan demikian, belajar aktif memerlukan dukungan sarana diluar
manusia yang dapat membantu proses aktivitas belajar siswa. Di antara
sarana tersebut adalah bahan-bahan yang harus disiapkan dan disediakan
oleh guru dalam bentuk bahan cetakan atau bahan digital yang disediakan
dalam komputer. Dengan demikian, belajar aktif yang kini dikembangkan
dalam paradigma konstruktivisme memerlukan dukungan sumber belajar
yang lebih lengkap, tidak saja buku-buku teks yang mereka baca, tapi
juga berbagai bahan yang disediakan oleh guru sebagai sumber belajar
mereka. Dengan kata lain, bahwa belajar aktif memerlukan dukungan
12. media yang dapat menghantarkan percepatan siswa terhadap bahan ajar
yang mereka pelajari.
Kemudian, proses belajar aktif sebagaimana diatur dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (sekarang Pendidikan dan Kebudayaan),
dikembangkan dalam tiga proses yang eskalatif, yakni eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Proses eksplorasi adalah proses penjelajahan
siswa terhadap informasi yang terdapat pada buku teks, serta bahan-bahan
yang disediakan guru baik cetak maupun digital, serta bahan-bahan lain
yang bisa diakses dari perpustakaan kelas atau perpustakaan virtual yang
tersedia dalam informasi di dunia maya. Kemudian, informasi-informasi
tersebut diolah oleh siswa secara lebh analitis, diurai dan disintesiskan
kembali, sehingga mereka mampu mengambil inti dari informasi yang
mereka baca sebagai pengetahuan baru yang akan mempengaruhi
perubahan perilaku mereka. Akan tetapi, mereka tidak boleh dibiarkan
menyimpulkan sendiri pengetahuannya. Para siswa harus ditemani guru
dalam menyusun kesimpulan akhir, baik dengan cara membenarkan
kesimpulan siswa tersebut maupun mengkritik kesimpulan siswa tersebut
dan merumuskan kesimpulan yang sebaiknya dianut bersama antara siswa
dan guru.
Dengan demikian, dalam proses belajar aktif, guru memiliki
kewajiban untuk menyampaikan pengetahuan, pengalam dan
pandangannyaterhadap bahan yang mereka pelajari. Waktu untuk
menyampaikan pesan tersebut sangat terbatas, karena sebagian besar
waktu belajar telah digunakan oleh para siswa untuk melakukan
eksplorasi dan elaborasi. Oleh sebab itu, para guru diharapkan mampu
menyajikan bahan-bahan yang akan disampaikannya itu secara efisien,
dalam waktu yang pendek tapi banyak informasi tersajikan. Kemudian,
sajian guru mutlak di akhir sesi pembelajaran, karena memberikan
justifikasi terhadap hasil belajar siswa. Posisi waktu tersebut akan
menyebabkan kesiapan psikologis dan energi, siswa untuk menyerap
informasi dari guru yaitu sudah tersedot oleh proses eksplorasi dan
13. elaborasi yang memerlukan proses dinamis dengan belajar mandiri,
diskusi, peer review, latihan, dan lain-lain. Berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut, maka proses penyampaian bahan ajar dari guru di
akhir sesi pembelajaran tersebut, mutlak memerlukan bantuan media,
agar lebih efektif menyampaikan bahan dan informasi pengetahuan, serta
memiliki daya tarik bagi para siswa untuk memperhatikannya.
14. SOAL
1. Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius, yang secara harfiah
berarti ...
a. Alat
b. Properti
c. Sumber
d. Perantara
Jawaban : D
2. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian pembelajaran
tersebut mengacu pada ...
a. Muhammadi Ali
b. Jean Piaget
c. UU. Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
d. Oemar Hamalik
Jawaban : C
3. Setiap orang pasti oernah mengalami belajar, belajar itu sendiri identik
dengan ...
a. Perubahan
b. Kemajuan
c. Nilai
d. Prestasi
Jawaban : A
4. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan. Pengertian belajar tersebut diutarakan oleh ...
a. Muhammad Ali
b. Muhammad Abu Ahmadi
c. Oemar Hamalik
d. Ki Hajar Dewantara
15. Jawaban : A
5. Saat ini dalam pembelajaran berlaku paradigma konstruktivisme, guru
sebagai pendamping juga pembimbing. Guru menyampaikan pandangannya
di akhir pembelajaran dengan sisa waktu yang relatif singkat, maka dari itu
supaya lebih efektif dalam menjelaskan materi seorang guru harus dibantu
dengan ...
a. Asisten
b. Ketua murid
c. Tambahan waktu
d. Media
Jawaban : D
6. Seorang guru yang profesional tentunya harus mampu mengendalikan kondisi
kelas, dan membuat pembelajaran menjadi menarik. Maka seorang guru pun
harus mampu ...
a. Membuat dan mengoperasikan media
b. Membuat RPP
c. Mengevaluasi hasil belajar
d. Melakukan penelitian
Jawaban : A
7. Di bawah ini yang merupakan peran media pembelajaran menurut kemp dan
dayton, kecuali ...
a. Penyampaian pelajaran tidak kaku
b. Pembelajaran bisa lebih menarik
c. Suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup
d. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Jawaban : C
8. Tugas, peran dan fungsi guru dalam proses belajar mengajar sangat penting,
tetapi guru bukanlah satu-satunya sumber belajar siswa, hal ini di ungkapkan
oleh ...
a. Kemp dan dayton
b. Presiden Soeharto
16. c. Oemar Hamalik
d. Ki Hajar Dewantara
Jawaban : B
9. Penggunaan media pembelajaran itu disesuaikan dengan ...
a. Materi ajar
b. Sarana prasarana
c. Budget
d. Kemampuan guru
Jawaban : A
10. Media pembelajaran sangat membantu peserta didik agar ...
a. Mudah memahami pelajaran
b. Mampu mengerjakan soal ujian
c. Menghapal pelajaran
d. Berani mengutarakan pendapat
Jawaban : A
C. Kesimpulan
Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar, karena dengan adanya media pembelajaran pun akan lebih
menarik. Guru pun akan merasa terbantu dengan adanya media dalam
menyampaikan materi ajar. Kemudian peserta didik juga merasa terbantu
dengan adanya media pembelajaran, mereka akan lebih mudah memahami
materi ajar.
D. Daftar Referensi
17. Kustandi Cecep dan Bambang Sutjipto, 2011, Media Pembelajaran; Manual
dan Digital, Bogor, Ghalia Indonesia
Ruswandi Uus dan Badrudin, 2008, Media Pembelajaran, Bandung, Insan
Mandiri
Arsyad Azhar, 2013, Media Pembelajaran, Jakarta, RAJAGRAFINDO
PERSADA
http://www.cepiriyana.blogspot.com