Tesis ini menguji pengaruh penempatan dan tambahan penghasilan terhadap kinerja aparatur sipil negara di Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 40 responden yang diambil menggunakan metode total sampling. Hasilnya menunjukkan bahwa penempatan dan tambahan penghasilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja secara simultan dan parsial.

1. Pengaruh Penempatan Dan Tambahan Penghasilan Terhadap Kinerja Aparatur
Sipil Negara Pada Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
NUREZQI
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

2. ABSTRAK
Nurezqi. Pengaruh Penempatan Dan Tambahan Penghasilan Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Biro Humas Dan Protokol
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. (dibimbingan oleh Dr. Lina Mahardiana, SE.,M.Si dan Dr. Bakri Hasanuddin, M.Si ).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Penempatan Dan Tambahan Penghasilan Terhadap Kinerja
Aparatur Sipil Negara Pada Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif, tempat penelitian pada Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah
sampel sebanyak 40 Sampel diambil dengan menggunakan metode total sampling. Tehnik analisis yang digunakan Regresi Linear
Berganda, uji hipotesis menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan program SPSS versi 19,00. Uji validitas dengan tehnik
corrected item- total correlation dengan syarat minimum r = 0,3. Uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha dengan
batas koefisien α > 0,6. Hasil analisis pengujian hipotesis menunjukkan adanya pengaruh langsung positif dan signifikan antara
Penempatan Dan Tambahan Penghasilan Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesin Tengah, dengan nilai koefisien determinasi ganda (R-Square/R2) sebesar 0,878 yang kemudian dikoreksi kembali
dengan nilai Adjusted R-Square sebesar 0,771 menunjukkan bahwa kemampuan variabel Penempatan Dan Tambahan Penghasilan
menjelaskan Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 77,1%
sedangkan selebihnya dijelaskan variable-variabel lainnya diluar dan variabel dalam model penelitian. Kesimpulan yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah bahwa Penempatan dan Tambahan Penghasilan berpengaruh positif, secara simultan maupun parsial.
Kata kunci : Penempatan Kerja, Tambahan Penghasilan dan Kinerja

3. 1. Penempatan (X1) terdiri dari dua belas item pertanyaan/pernyataan dengan bantuan SPSS for
windows versi 19,0 dilakukan uji validitas dan ditemukan bukti bahwa keseluruhan pertanyaan
dinyatakan valid.
2. Tambahan Penghasilan (X2) terdiri dari tujuh item pertanyaan/pernyataan dengan bantuan SPSS
for windows versi 19,0 dilakukan uji validitas dan ditemukan bukti bahwa keseluruhan pertanyaan
dinyatakan valid
3. Kinerja (Y) terdiri dari tiga belas item pertanyaan/pernyataan dengan bantuan SPSS for windows
versi 19,0 dilakukan uji validitas dan ditemukan bukti bahwa keseluruhan pertanyaan dinyatakan
valid.
Uji Validiitas

4. Variabel Alpha (α)
Nilai Alpha
Cronbach Status Variabel
X1
X2
Y
0,988
0,738
0,882
0.6
0.6
0.6
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Merujuk dari pendapat Umar, 2005 : 207)yang menyatakan bahwa suatu instrumen
dikatakan reliabel manakalah memenuhi standar alpha cronbach lebih besar dari
0,6. maka dapat dikatakan bahwa angka koefisien reliabilitas yang diperoleh
sebagaimana pada tabel 3.7 telah memenuhi syarat reliabilitas. Dengan demikian
instrumen (kuesioner) penelitian ini cukup handal dalam mengukur persepsi
responden terhadap variabel yang diteliti

5. Deskripsi Responden
tugas-tugas yang akan dilakukan di Biro Humas dan Protokol
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah ini kebanyakan
tugas di lapangan, turun langsung kelokasi dari daerah kota
sampai ke pelosok-pelosok pedesaan yang semua itu
membutukan fisik yang lebih kuat untuk melakukan koordinasi
pemantauan maupun hubungan masyarakat, publikasi dan
dokumentasi yang berhubungan dengan bidang protokol dan
perjalanan. Oleh karena itu pegawai laki-laki lebih banyak
dibutukan. Pegawai perempuan lebih banyak ditugaskan
dibagian kesekretariatan dan dibidang kepegawaian.
Rata-rata Umur Pegawai Biro Humas dan Protokol
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui responden di
Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah yang mengisi kuisioner, melihat persentase
dimana rata-rata umur paling dominan berkisar 45-49 tahun
yang menggambarkan pegawai Biro Humas dan Protokol
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah merupakan
pegawai yang cukup matang dan berpengalaman dalam
menyelesaikan setiap

6. Dari diagram di atas, terlihat bahwa responden yang mengisi
kuisioner penelitian memiliki Pangkat/Golongan, yaitu :
Pangkat/Golongan IV sebanyak 23, responden memiliki
Pangkat/Golongan III sebanyak 15 orang dan responden memiliki
Pangkat/Golongan II sebanyak 2 orang. Hal ini berarti sebagian
besar pegawai di Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah paham pekerjaan pada kelompok
kepangkatan pembina semestinya bukan saja menuntut suatu
keahlian bidang ilmu tertentu yang mendalam, namun juga
menuntut suatu kematangan dan kearifan kerja yang sudah
diperoleh sepanjang masa kerjanya. dengan demikian, pembina
adalah model peran bagi jenjang-jenjang di bawahnya guna
keperluan membina dan mengembangkan kekuatan sumberdaya
untuk jangkauan pandang ke depan

7. Analisis Deskripsi Variabel
1. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Penempatan Pegawai
• Berdasarkan jawaban responden atas pertanyaan mengenai variabel
Penempatan Pegawai yang digunakan dapat dilihat pada tabel hal 80 pada
tesis.
Dari ke 4 (empat) dimensi penelitian pada variabel penempatan pegawai maka dari keseluruhan dimensi dapat diketahui
bahwa dimensi “faktor kepribadian” yang memiliki peranan dominan pada faktor penempatan kerja terhadap kinerja
Pegawai di Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, dengan nilai rata-rata mean 3,67.
Kesimpulan dari dominasi peranan fungsi kepribadian pada variabel penempatan pegawai diatas, memberikan sebuah
penggambaran bahwa Pegawai di Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah,Ini berarti
responden (pegawai) memiliki sikap dan perilaku yang dinilai baik dalam berorganisasi.
Pada item pernyataan yang memperoleh skor atau tingkat penerapan yang paling rendah pada dimensi “Faktor
Keterampilan” adalah item pernyataan 6 dari pertanyaan Kemahiran dalam menyelesaikan pekerjaan dengan nilai mean
3,40, Kondisi di atas menggambarkan walaupun pegawai Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah memiliki kegigihan dan motivasi yang tinggi tetapi mereka kurang mempunyai kemahiran dalam menyelesaikan
pekerjaanhal ini disebabkan beberapa pegawai yang masih belum memiliki keterampilan teknis sebab mereka belum
sempat mengikuti diklat terkait pekerjaannya.

8. 2. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Tambahan Penghasilan
Berdasarkan jawaban responden atas pertanyaan mengenai variabel Tambahan Penghasilan yang digunakan
dapat dilihat pada tabel hal 83 pada tesis.
Dari tabel 4.3 pada hal 84 tersebut diatas dapat dijelaskan secara deskriptif melalui cerminan dari ke 3 (tiga) dimensi penelitian pada
variabel tambahan penghasilan maka dari keseluruhan dimensi dapat diketahui bahwa dimensi “aspek perilaku” yang memiliki
peranan dominan pada faktor tambahan penghasilan terhadap kinerja Pegawai di Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah, dengan nilai rata-rata mean 4,20.
Pada item pernyataan yang memperoleh skor atau tingkat penerapan yang paling rendah adalah item pernyataan 2
pada dimensi “Tingkat Kesesuaian Kerja” dari pertanyaan Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan
berdasarkan dengan tingkat resiko jabatan pegawai dengan nilai mean 3,55 Kondisi di atas menggambarkan resiko
jabatan pegawai tidak mempengaruhi tambahan penghasilan Masalah selanjutnya sehubungan dengan pembayaran
tambahan pegawai tersebut masih di temukan berbagai masalah terutama masalah disiplin pegawai

9. 3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kinerja
Berdasarkan skor jawaban responden atas pertanyaan mengenai variabel Kinerja Pegawai maka
nilai mean dari setiap dimensi dapat dilihat pada tabel 4.6 hal 88 pada tesis.
1. Dari tabel 4.5 tersebut diatas dapat dijelaskan secara deskriptif melalui cerminan dari ke 6 (enam) dimensi penelitian
pada variabel Kinerja Pegawai maka dari keseluruhan dimensi dapat diketahui bahwa dimensi “Independence” yang
memiliki peranan dominan terhadap kinerja Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah,
dengan nilai rata-rata mean 4,36. Memberikan sebuah penggambaran bahwa, hasil kinerja Pegawai tidak terlepas dari
adanya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pegawai khususnya pegawai Biro Humas dan Protokol
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
2. Pada item pernyataan yang memperoleh skor atau tingkat penerapan yang paling rendah adalah item pernyataan 5
pada dimensi “Reliability” dari pertanyaan Pegawai mengerjakan tugas secara efisien, dengan nilai mean 3,45, Hal
ini menggambarkan rendahnya kinerja pegawai Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
dapat diketahui bahwa masih ada beberapa pegawai yang belum dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang
diberikan secara efesien hal ini dikarenakan beberapa pegawai belum bisa mengoperasikan peralatan modern yang
ada disisi lain dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kinerja pegawai

10. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Dari hasil uji normalitas data dengan
menggunakan SPSS 19,0 ternyata data
mendekati distribusi normal, dimana data
tidak terlalu tersebar hingga melanggar
asumsi kenormalan
2. Uji Multikolinierity
Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance
Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model regresi. Jika
Nilai VIF lebih besar dari 10 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam
model regresi dan dimana nilai VIF 1,035 lebih kecil dari 10 ( VIF 1,035 < 10)
menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi.

11. 3. Uji Heterokedastisitas
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik
menyebar di atas dan di bawah angka nol
pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas

12. Hasil Regresi Berganda
Berdasarkan persamaan diatas dapat menunjukkan bahwa:
1. Nilai konstanta α = 2,455 artinya apabila variabel bebas (Penempatan dan Tambahan Penghasilan) diasumsikan bernilai
nol maka (kinerja) di Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 2,445 apabila varibel
lain dianggap konstan.
2. Koefisisen regresi variabel independen penempatan (X1) sebesar 0,670 berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di
Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga jika penempatan kerja semakin baik
maka kinerja pegawai meningkat sebesar 67%.
3. Koefisisen regresi variabel independen tambahan penghasilan (X2) sebesar 0,458 berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai di Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga jika tambahan penghasilan
semakin baik maka kinerja pegawai meningkat sebesar 45,8%.
4. Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan besarnya koefisien korelasi (Multiple-R) = 0.878 artinya variable yang diamati
mempunyai hubungan yang kuat dengan variable terikat sedangkan koefisien determinasi (R Squre) sebesar 0,771 yang
berarti 77% variable bebas mampu menjelaskan terhadap variable terikat sedangan 23% dipengaruhi oleh variable
independen lainnya dalam penelitian ini yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini, misalkan stress kerja dan
kepuasan kerja.

13. Uji Simultan (F)
Berdasarkan Hasil Uji Anova bahwa nilai F-hitung dari semua variable
(Penempatan dan Tambahan Penghasilan) sebesar 62,416> F-tabel 3,232,
berarti semua variable bebas (Penempatan dan Tambahan Penghasilan)
mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti secara simultan terhadap
variable terikat (kinerja pegawai di Biro Humas Dan Protokol Sekretariat
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah). Dengan demikian hipotesis pertama peneli-
tian diterima (Ho ditolak dan Hi diterima)

14. Uji Parsial (t)
1. Penempatan Pegawai (X1)
Berdasarkan hasil regresi dari tabel diatas, sebelumnya diperoleh nilai t-hitung dari Variabel penempatan pegawai
(8,378) > t-tabel (1,683) maka terbukti variabel independen (X) yang diamati mempunyai pengaruh positif dengan
signifkan 0,000 terhadap variabel dependen (Y). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien determinasi parsial
adalah sebesar 0,670 nilai tersebut memberikan arti bahwa perubahan Variabel penempatan (X1) memberikan pengaruh
67% terhadap variasi perubahan kinerja pegawai di Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.Dengan demikian hipotesis kedua penelitian diterima (Ho ditolak dan Ha diterima)
2. Tambahan Penghasilan (X2)
Pengaruh parsial tambahan penghasilan terhadap Kinerja Pegawai, hasil regresi dari tabel diatas, sebelumnya
diperoleh nilai t-hitung dari Variabel tambahan penghasilan (5,733) > t-tabel (1,683) maka terbukti variabel
independen (X) yang diamati mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 0,000 terhadap variabel
dependen (Y). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien determinasi parsial adalah sebesar 0,458 nilai
tersebut memberikan arti bahwa perubahan Variabel tambahan penghasilan (X2) memberikan pengaruh 45,8%
terhadap variasi perubahan kinerja pegawai di Biro Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.Dengan demikian hipotesis kedua penelitian diterima (Ho ditolak dan Ha diterima)