Dokumen tersebut merupakan ringkasan skripsi yang mengevaluasi kinerja penyuluh pertanian lapangan dalam melaksanakan tugas penyuluhan pertanian di Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja penyuluh melalui penilaian kemampuan teknis, konseptual, dan interpersonal dengan mengambil delapan orang penyuluh sebagai responden. Hasilnya menunjukkan bahwa kiner
PPT SEMINAR PROPOSAL TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA RUSUNAWA DI KOTA MAGELANG DAN ...intan mustika
Â
Dapat dijadikan sebagai referensi oleh pembaca dalam melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan pengguna rusunawa dilihat daari kualitas pembangunan rusunawa.
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
Â
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...Eni Cahyani
Â
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh signifikan secara serentak dan parsial variabel motivasi dan kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan internal tenaga pendidik Politeknik Swasta di Sumatera Selatan. Populasi yang menjadi objek penelitian adalah Tenaga Pendidik Politeknik Swasta, dengan menggunakan sampel sensus (jenuh). Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi berganda, beserta Uji F dan Uji t. Hipotesis ada pengaruh terhadap motivasi dan kepuasan kerja secara serentak dan parsial terhadap kualitas pelayanan internal terhadap tenaga pendidik.
PPT SEMINAR PROPOSAL TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA RUSUNAWA DI KOTA MAGELANG DAN ...intan mustika
Â
Dapat dijadikan sebagai referensi oleh pembaca dalam melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan pengguna rusunawa dilihat daari kualitas pembangunan rusunawa.
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
Â
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INTERNAL ...Eni Cahyani
Â
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh signifikan secara serentak dan parsial variabel motivasi dan kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan internal tenaga pendidik Politeknik Swasta di Sumatera Selatan. Populasi yang menjadi objek penelitian adalah Tenaga Pendidik Politeknik Swasta, dengan menggunakan sampel sensus (jenuh). Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi berganda, beserta Uji F dan Uji t. Hipotesis ada pengaruh terhadap motivasi dan kepuasan kerja secara serentak dan parsial terhadap kualitas pelayanan internal terhadap tenaga pendidik.
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyalapalutu
Â
Tulisan ini berisi Pengembangan sebuah aplikasi untuk instrumen penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan dng menggunakan bhs pemrograman borland delphi. Selain itu di lakukan analisis butir soal Ulangan harian dng menggunakan Ms.Exel dan ITEMAN. Contact Person : 085241155627/pin bb 296db692.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh lingkungan kerja dan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kabupaten Musi Rawas. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Musi Rawas.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh lingkungan kerja dan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kabupaten Musi Rawas. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Musi Rawas. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai Dinas Badan Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Musi
Rawas yaitu sebanyak 35 responden. Data yang digunakan adalah data primer yang
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada pegawai Dinas Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kabupaten Musi Rawas.
Melimpahnya limbah ternak di kecamatan sekar dikarenakan di kecamatan sekar mempunyai kearifan lokal yang mana setiap peternak diwajibkan mempunya ternak sebanyak 1 ekor. limbah kotoran ternak sapi potong sangat melimpah akan tetapi belum adanya sentuhan teknologi tepat guna di bidang peternakan
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyalapalutu
Â
Tulisan ini berisi Pengembangan sebuah aplikasi untuk instrumen penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan dng menggunakan bhs pemrograman borland delphi. Selain itu di lakukan analisis butir soal Ulangan harian dng menggunakan Ms.Exel dan ITEMAN. Contact Person : 085241155627/pin bb 296db692.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh lingkungan kerja dan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kabupaten Musi Rawas. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Musi Rawas.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh lingkungan kerja dan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kabupaten Musi Rawas. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Musi Rawas. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai Dinas Badan Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Musi
Rawas yaitu sebanyak 35 responden. Data yang digunakan adalah data primer yang
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada pegawai Dinas Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kabupaten Musi Rawas.
Melimpahnya limbah ternak di kecamatan sekar dikarenakan di kecamatan sekar mempunyai kearifan lokal yang mana setiap peternak diwajibkan mempunya ternak sebanyak 1 ekor. limbah kotoran ternak sapi potong sangat melimpah akan tetapi belum adanya sentuhan teknologi tepat guna di bidang peternakan
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Â
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
1. EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
DALAM PELAKSANAAN TUGAS PENYULUHAN
PERTANIAN
DI KECAMATAN VII KOTO
KABUPATEN TEBO
DIBAWAH BIMBINGAN :
PEMBIMBING I : Dr. Ir. SUPRIYONO. MP
PEMBIMBING II : ISYATURRIYADHAH, SP., M.Sc
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2016
SKRIPSI
OLEH :
BUSRA HADI PUTRA
NPM. 121016154201026
2. Latar Belakang
Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan
terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan
mengamati sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan,
perilaku dan hasil termasuk tingkat kehadiran. Dalam menilai
kinerja dibutuhkan proses evaluasi sebagai indikator
keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Harrby
dan Parwell (1987) dalam Mardikanto (1996), evaluasi adalah
suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu
objek, keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang diamati
sehingga pada akhirnya digunakan sebagai pergantian atau
persamaan karena pada dasarnya dapat digunakan untuk
pergantian atau persamaan karena pada dasarnya mempunyai
maksud yang sama.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertari untuk
melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja
Penyuluh Pertanian Lapanagan Dalam Melaksanakan
Tugas Penyuluhan Pertanian Di Kecamatan VII Koto
Kabupaten Tebo”.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di
rumuskan masalah dalam penelitian yaitu bagaimana
kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dalam
melaksanakan tugas penyuluhan pertanian di
Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dalam melaksanakan
tugas penyuluhan pertanian di Kecamatan VII Koto
Kabupaten Tebo
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dharapkan berguna sebagai
sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan khususnya pada pelaksanaan
penelitian lanjutan atau penelitian sejenis dimasa
4. Kerangka Pemikiran
Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan sebagai
jembatan yang menghubungkan sumber informasi dengan petani. Agar jembatan ini
dapat berperan dengan baik, maka jembatan ini harus kokoh. Kegiatan penyuluhan
adalah untuk memperbaiki teknis budidaya maupun penganekaragaman komoditi
yang dibudidayakan. Dari perbaikan usahatani dan perbaikan tata niaga komoditi
yang dibudidayakan akan dapat diperoleh peningkatan pendapatan yang akan
memperbaiki tingkat kehidupan petani.
Pelaksanaan dari tugas PPL yang telah dilakukan harus dievaluasi untuk
melihat apakah PPL tersebut masih efektif atau tidak sehingga dapat
diketahui berhasil atau tidaknya kinerja para PPL. Evaluasi menuntut suatu
analisis yang sistematis, adapun tujuan yang diharapkan dari evaluasi
adalah menilai efisien tata cara pelaksanaan proyek dan mutu prestasi
management dan menentukan pengaruh dan dampak dari penempatan dan
pelaksanaan PPL.
Evaluasi juga diperlukan untuk menentukan apakah kinerja penyuluhan
pertanian berhasil atau tidak berhasil dalam pelaksanaannya. Dalam
pelaksanaan proyek maupun mutu manajemen maka seorang manejer atau
penyuluh lapangan harus memiliki keterampilan atau kemampuan,
kemampuan tersebut adalah berupa kemampuan teknis, kemampuan
konseptual maupun kemampun interpesonal penyuluh. Jika kinerja penyuluh
yang dievaluasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan maka diharapkan
usahatani yang dibudidayakan oleh petani dapat diperbaiki
5. HIPOTESIS
Diduga kinerja penyuluh pertanian
lapangan (PPL) Tanaman Pangan
Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo
baik dalam melaksanakan tugasnya
sebagai penyuluhan Tanaman Pangan
di Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo.
6. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan VII
Koto Kabupaten Tebo. Lokasi penelitian ditentukan
secara sengaja (purposive), dengan alasan bahwa di
Kecamatan VII Koto terdapat satu unit Balai Penyuluhan
Pertanian yang berfungsi sebagai tempat perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian, pengembangan dan
pengevaluasian program penyuluhan pertanian dan
merupakan satu-satunya pelaksana program upaya
khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung
dan Kedelai (Pajale) di wilayah Kabupaten Tebo dan
Kecamatan VII koto merupakan kecamatan yang
memiliki Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tanaman
pangan dan pajale yang aktif melaksanakan tugas
penyuluhan tanaman pangan dan pajale di Balai
Penyuluhan Pertanian.
Penelitian dilaksanakan tanggal 15 Januari
7. Jenis Dan Sumber Data
Dalam penelitian ini dibutuhkan dua jenis data yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh mealaui wawancara
dengan responden yang dipandu dengan kuesioner yang telah disiapkan. Data
sekunder diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan VII Koto, dan
sumber informasi serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua varibel yaitu :
1. Variabel Penunjang meliputi identitas penyuluh sampel berupa umur,
tingkat pendidikan, pengalaman menyuluh, status penyuluh dan jumlah
tanggungan keluarga.
2. Variabel utama meliputi :
a) Kemampuan teknis yang terdiri dari pengetahuan tentang teknik budidaya
tanaman pangan, frekuensi penyuluhan, pencapaian target produksi tanaman
pangan, penguasaan media penyuluhan dan kualitas tanaman pangan.
b) Kemapuan konseptual yang terdiri dari kemampuan memecahkan masalah
dan pemahaman dalam pelaksanaan tugas penyuluhan tanaman pangan.
c) Kemampuan interpersonal yang terdiri dari kemampuan bekerjasama dengan
penyuluh lain, kemampuan memotivasi petani dan hubungan dengan atasan.
8. Metode Penentuan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang
bertugas dalam penyuluhan tanaman
pangan di Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan VII Koto. Teknik pengambilan
Responden dengan menggunakan
metode sensus yaitu mengambil
keseluruhan anggota populasi PPL yaitu
sebanyak delapan orang PPL tanaman
pangan
9. Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam
beberapa karakteristi kinerja, kemudian ditabulasi dengan dengan
menggunakan skala likert yaitu :
Nilai 5 = Sangat tinggi, Nilai 4= Tinggi, Nilai 3= Cukup, Nilai 2= Rendah
dan Nilai 1= Sangat rendah
Selanjutnya dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut
:
Kinerja = Kemampuan Teknis + Kemampuan Konseptual +
Kemampuan Interpesonal
Kriteria Kinerja :
Istemewa = 95 – 100 Sangat Baik = 85 – 94 Baik = 60 – 84 Sedang = 50 – 90 Kurang < 50
(Notoatmodjo, 2003)
10. HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Identitas Responden
Adapun identitas responden dalam
penelitian meliputi :
1. Umur
2. Pendidikan Responden
3. Pengalaman Kerja
4. Jumlah Tanggungan Keluarga
11. 11
Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Parameter yang digunakan untuk
mengavaluasi kinerja penyuluh pertanian
lapangan dalam penelitian ini meliputi
kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan
kemampuan interpersonal
Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
12. 12
Kemampuan Teknis
No Parameter Kemampuan Teknis Nilai
1.
Pengetahaun teknik budidaya dan cara pembersihan lahan pada tanaman pangan
4,625
2. Cara pemilihan bibit unggul dan tatacara pemupukan pada tanaman pangan 4,250
3. Cara pengendalian hama dan penyakit serta tata cara panen pada tanaman pangan
3,500
4. Frekwensi melakukan penyuluhan Tanaman pangan pada periode tahun 2015 4,125
5. Kualitas hasil produksi tanaman 2,125
Total Nilai 18,625
Rata-rata 3,725
Nilai sasaran yang dicapai :
Total Nilai
x 50 =
19
x 50 = 37,250
Nilai Maksimum 25
Tabel Rata-rata Kemampuan Teknis Responden Di Daerah Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden di daerah
penelitian secara keseluruhan mempunyai kemampuan teknis yang cukup tinggi.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuan teknis penyuluh pertanian di
daerah penelitian mempunyai nilai sasaran 37,250 dengan total nilai sebanyak
18,625 dan rata-rata kemampuan teknis 3,725 sehingga dapat dikatakan bahwa
kemampuan teknis responden dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh
pertanian di daerah penelitian adalah cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Notoadmodjo (2003) bahwa skor rata-rata tiga (3) menunjukkan kinerja yang
cukup tinggi
13. 13
Kemampuan Konseptual
Tabel Rata-rata Kemampuan Konspetual Responden Di Daerah Penelitian
Tabel diatas mengindikasikan bahwa responden di daerah penelitian
memiliki kemampuan konseptual yang cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari
nilai sasaran yang dicapai sebesar 13,25 dengan total kemampuan konspetual
sebesar 6,625 dengan rata-rata kemampuan konseptual sebesar 3,3125
No Parameter Kemampuan Konseptual Nilai
1. Kemampuan menguasai jenis media penyuluhan 3,625
2. Pencapaian target produksi Tanaman pangan setelah dilakukan penyuluhan 3,00
Total Nilai 6,625
Rata-rata 3,3125
Nilai sasaran yang dicapai :
Total Nilai
x 20 =
7
x 20 = 13,25
Nilai Maksimum 10
Tingginya kemampuan konseptual responden di daerah penelitian
disebabkan oleh responden sudah menguasai media penyuluhan sebelum
responden turun ke lapangan untuk melakukan penyuluhan kepada petani
sehingga pada saat memberikan penyuluhan lebih mudah di pahami oleh
petani tanaman pangan sehingga berdampak pada hasil usahatani tanaman
pangan yang dapat dilihat dari target produksi tanaman pangan yang
dihasilkan
14. 14
Kemampuan Interpersonal
Kemampuan interpersonal penyuluh pertanian lapangan merupakan
kemampuan penyuluh pertanian lapangan untuk bekerjasama dengan dengan
penyuluh lain, memotivasi petani serta berkonsultasi dengan atasan
Tabel Rata-rata Kemampuan Interpersonal Responden di Daerah Penelitian
No Parameter Kemampuan Interpersonal Nilai
1. Sering melakukan hubungan kerja sama dengan penyuluh yang lain dalam pelaksanaan tugas
penyuluhan tanaman pangan
3
2. Petani Tanaman pangan termotivasi setelah anda melakukan penyuluhan 4
3. Berkonsultasi masalah kerja dengan atasan 2,625
Total Nilai 9,625
3,208
Nilai sasaran yang dicapai :
Total Nilai
x 30 =
9
x 30 = 19,25
Nilai Maksimum 15
Tabel diatas menunjukkan bahwa kemampuan interpersonal responden di
tempat penelitian berada pada kriteria cukup tinggi dimana nilai sasaran
yang dicapai sebesar 19,25 dengan total kemampuan interpersonal
sebesar 9,625 dengan rata-rata 3,208 sehingga berada pada kriteria cukup
15. 15
Kinerja Penyuluh Pertanian di Kecamatan VII Koto
Kinerja = Kemampuan Teknis + Kemampuan Konseptual + Kemampuan Interpesonal
No Variabel Nilai Sasaran yang Dicapai
1 Kemampuan Teknis 37,25
2 Kemampuan Konseptual 13,25
3 Kemampuan Interpersonal 19,25
Kinerja 69,75
Tabel Kinerja Responden di Daerah Penelitian
Dari Tabel dapat dilihat bahwa kinerja responden
dalam melaksanakan tugas penyuluh pertanian di daerah
penelitian adalah bernilai 69,75 sehingga dapat dikatakan
responden didaerah penelitian memiliki kinerja yang baik
yaitu berada pada kriteria 60 – 84. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengemukakan bahwa
kriteria kinerja (prestasi kerja) yang dikategorikan baik adalah
memperoleh nilai antara 60-84
16. 16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Evaluasi kinerja terhadap kemampuan teknis, kemampuan konpseptual
dan kemampuan ineterpersonal penyuluh pertanian lapangan di
Kecamatan VII Koto dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh
pertanian tanaman pangan cukup tinggi yaitu dengan skor rata-rata diatas
tiga.
2. Kinerja penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan VII Koto dalam
melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh pertanian tanaman pangan
berkategori baik yaitu berada pada kriteria 60 – 84.
Saran
1. Dari hasil evaluasi kinerja yang di dapat disarankan untuk tetap mempertahankan dan terus
meningkatkan kinerjanya.
2. Disarankan kepada pemerintah untuk memperhatikan kondisi kerja (penyediaan sarana dan
prasarana yang diperlukan oleh penyuluh pertanian, pembuatan dan penyebaran media secara
rutin, peningkatan dana operasional penyuluh pertanian, pemantapan kelembagaan dan
manajemen penyuluhan) yang kondusif dan mampu memenuhi harapan, kebutuhan dan
keinginan penyuluh pertanian hal itu perlu dikembangkan secara proporsional sehingga
menggairahkan dan memberikan kepuasaan kepada penyuluh dalam pelaksanaan tugasnya.