Tiga kalimat utama dokumen tersebut membahas tentang rukun-rukun umroh yang wajib dilakukan seperti ihrom, sholat di Dzul Hulaifah sebelum berihrom, serta berniat untuk umroh setelah melakukan ihrom.
5. Ihrom adalah NIAT umroh dari miqot yang telah
ditentukan secara syari’at
( Manasikul Hajji wal Umroh; Syeikh Nashiruddin Al-Albany )
heru_abdurrazaq@yahoo.com
6. heru_abdurrazaq@yahoo.com
Maka ketika seseorang yg hendak mengerjakan umroh telah sampai di
miqot, maka disunnahkan baginya untuk:
1. Mandi
2. Membersihkan badan (memotong kuku, merapikan kumis,
mencabut bulu ketiak, dll)
3. Mengenakan wewangian di badan
4. Memakai pakaian ihrom ( bagi laki-laki 2 lembar kain putih, bagi
wanita memakai pakaian biasa yg menutup auratnya)
5. Niat ihrom utk umroh seraya menucapkan; labbaika umrotan
7. Berdasarkan hadits dari Zaid bin Tsabit,
“Bahwa dia melihat Rosululloh
Saw melepaskan pakaian
ketika hendak ihrom dan
mandi.”
(HR. At-Tirmidzi : 831, hasan)heru_abdurrazaq@yahoo.com
8. “Diantara kesunatan, adalah mandi bila hendak
ihrom dan ketika hendak memasuki kota Makkah.”
(HR. Bazzar dan Daruquthni, juga oleh Hakim yang menyatakan
sahnya)
Ibnu Umar Ra berkata:
heru_abdurrazaq@yahoo.com
9. Wanita juga dianjurkan mandi ihrom sekalipun
dalam keadaan haid atau nifas
“…sampai ketika kami tiba di Dzul Hulaifah, Asma’ binti Umais
melahirkan Muhammad binti Abu Bakar, kemudian ia menghadap
Nabi Saw dan bertanya ,”Apa yang harus aku lakukan?”
Maka beliau menjawab, “Mandilah dan bersihkanlah
kemaluanmu dengan kain dan ber-ihrom-lah.”
(HR. Muslim : 1218, shohih )
Dalam hadits Jabir disebutkan,
heru_abdurrazaq@yahoo.com
10. Berdasarkan hadits dari Aisyah Ra, dia berkata,
“Aku memakaikan wangi-wangian
kepada Nabi Saw ketika beliau
hendak ber-ihrom, dan pada saat
setelah tahallul sebelum
melakukan thowaf di Ka’bah.”
(HR. Bukhori: 1539, Muslim: 1189,
shohih)heru_abdurrazaq@yahoo.com
11. Demikian pula wanita juga dianjurkan memakai
wewangian
Berdasarkan hadits dari Aisyah Ra, dia berkata:
“Kami pergi ke Makkah bersaman Nabi Saw, kemudian kami
mengenakan wewangian dari Misk dan mengusapkannya ke dahi
ketika hendak ihrom. Apabila salah seorang dari kami berkeringat
dan mengalir di wajahnya, maka Nabi Saw melihatnya dan beliau
tidak melarangnya.”
(HR. Abu Dawud: 1830, Al-Baihaqy:V/48, shohih)heru_abdurrazaq@yahoo.com
12. Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas Ra, dia
berkata:
“Nabi Saw keluar bersama
para sahabat dari Madinah
setelah terlebih dahulu
menyisir rambut dan memakai
wewangian, kemudian
mengenakan kain dan
selendang.”
heru_abdurrazaq@yahoo.com
13. Dari Ibnu Abbas Ra, bahwa Nabi Saw pernah
bersabda;
“Pakailah pakaian putih kalian, karena ia adalah pakaian
terbaik kalian, dan gunakanlah ia sebagai kain kafan bagi
orang yang meninggal di antara kalian.”
(HR. At-Tirmidzi: 999, dan Abu Dawud: 3860)
Adapun wanita boleh mengenakan
pakaian apa saja yang mereka
kehendaki (sesuai ketentuan
sayari’at), tetapi tidak boleh
mengenakan niqob(cadar) dan qofaz
(sarung tangan)heru_abdurrazaq@yahoo.com
15. Yaitu sebuah lembah di dekat Baqi’ yang berjarak sekitar 4
mil dari Madinah
Umar bin Khottob Ra berkata,
“Aku mendengar Nabi Saw bersabda di Wadi Al-Aqiq,
“Seorang(malaikat) yang diutus oleh Alloh datang kepadaku
malam ini dan berkata, “Sholatlah di lembah yang penuh
berkah ini dan ucapkanlah “Umrotan fii hajjatin”.
(HR. A l-Bukhori; 1534, shohih)heru_abdurrazaq@yahoo.com
16. Berdasarkan Hadits dari Ibnu Umar Ra, dia berkata;
“Rosululloh Saw bermalam di Dzul Hulaifah (tempat
beliau memulai ihrom) dan beliau sholat di masjidnya“
(HR. Muslim; 1188, shohih)
heru_abdurrazaq@yahoo.com
17. Jumhur ulama’ menyimpulkan tentang sunnahnya
sholat dua rekaat ketika hendak ihrom
An-Nawawi berkata dalam syarahnya,
“Hadits tersebut menunjukkan sunnahnya melakukan
sholat dua rekaat ketika hendak melakukan ihrom, dan
ini adalah madzhab kami dan jumhur ulama’…”
Abu Malik bin As-Sayyid Salim berkata,
“Bahkan dzohir hadits itu menunjukkan sunnahnya
sholat karena masuk masjid, bukan karena ihrom…”
heru_abdurrazaq@yahoo.com
18. Yang paling utama adalah berniat ihrom setelah
melaksanakan sholat fardlu atau sunnah, karena adanya
sebab yang disyari’atkan berdasarkan hadits-hadits
yang lalu
Hal ini didukung oleh penyebutan hadits Ibnu
Abbas;
“Bahwa Nabi Saw berihrom setelah sholat.”
(HR. Ad-Daromy;1806, Abu DAwud;1752, Ahmad;2982, hasan)
19. Berdasarkan hadits dari Anas Ra, dia berkata;
“Kemudian beliau naik kendaraan sehingga sampai Baida’,
lalu beliau bertahmid, bertasbih dan bertakbir, kemudian
berniat haji dan umroh.”
(HR. Al-Bukhori;1551, Abu Dawud; 1779, shohih)
20. Dari riwayat Nafi’ Ra, dia berkata,
“Apabila Ibnu Umar sholat pada pagi hari di Dzul Hulaifah, dia
memerintahkan hewan tunggangannya untuk pergi, kemudian dia
menaikinya. Dan apabila matahari telah sampai di tengah, dia
berdiri menghadap Qiblat sambil bertalbiyah…”
(HR. Al-Bukhori; 1553)
Dia juga menyatakan bahwa Nabi Saw juga melakukan hal
tersebut.