SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
PETA KONSEP
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
          (ISBD)
ISD
KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYA­RAKAT.
Individu, Keluarga dan Masyarakat

Pemuda dan Sosialisasi

Pemerintah, Negara dan Warga Negara

Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan

Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan

Masalah-Masalah Kependudukan

IBD
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM, DENGAN SESAMA MANUSIA, DIRINYA SENDIRI, NILAI-
NILAI MANUSIA DAN BAGAIMANA PULA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN
Manusia dan cinta kasih

Manusia dan keindahan

Manusia dan penderitaan

Manusia dan keadilan

Manusia dan pandangan hidup

Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian

Manusia dan kegelisahan


PETA KONSEP ISD
             Individu, Keluarga dan                   Mahasiswa
             Masyarakat                         Memiliki wawasan
 KEANEKAR
   AGAMAN,                                 komprehensif dan pendekatan
  KESEDERA                                             integral di dalam
             Pemuda dan Sosialisasi               menyikapi pennasalahan
JATAN, DAN                                          kehidupan baik sosial,
 KEBERMAS-                                             ekonomi, politik,
YARAKATAN    Pemerintah, Negara dan
                                                    kebudayaan, maupun
, KEBERMAR   Warga Negara
                                                    pertahanan keamanan.
  TABATAN                                  Memiliki wawasan budaya yang
   MANUSIA   Pemerintah, Negara dan                luas tentang kehidupan
   SEBAGAI   Warga Negara                        bennasyarakat dan secara
  INDIVIDU
                                                    bersama-sama mampu
     DAN
                                                         berperan serta
   MAHLUK    Pelapisan Sosial, Keragaman                meningkatkan
    SOSIAL   dan Kesederajatan
    DALAM                                            kualitasnya, maupun
ERKEHIDUP                                         lingkungan alamiah dan
 AN BERMAS   Masyarakat Pedesaaan dan                secara bersama-sama
             Perkotaan                             berperan serta didalam
  YARAKAT.                                              pelestariannya.

             IPTEK dan Kemiskinan
KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN
      KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN
    MANUSIA SEBAGAI INDIVIDUDAN MAHLUK SOSIAL
       DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYA­RAKAT.

   Individu, Keluarga dan Masyarakat
   Pemuda dan Sosialisasi
   Pemerintah, Negara dan Warga Negara
   Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan
   Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan
   Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Individu, Keluarga dan Masyarakat

   Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang
    artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan
    sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan
    yang paling kecil dan terbatas.
   Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu
    keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai
    kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
    perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
I. INDIVIDU
   Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang
    artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan
    sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan
    yang paling kecil dan terbatas.
   Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu
    keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai
    kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
    perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
A. Pertumbuhan Individu
       Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang
        primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang
        keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain
        menjadi keseluruhan oleh asosiasi.

Faktor-faktor pertumbuhan
    Pendirian nativistik
    Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-
     faktor yang dibawa sejak lahir. Misalnya kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki
     keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis dan sejenisnya
    Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
    Menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan
     konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang
     environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham
     emperisme.
    Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
    Konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi
     antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi
     yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan
Tahap pertumbuhan individu berdasar psikologi.
Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun.

Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai
sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan.
Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun.

Masa estetik ini dianggap sebagai masapertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada
masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak munculnya
gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3,0 tahun sampai umur 0,5 tahun. Anak sering menentang
kehendak orang atau, kadang­kadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang
dan tidak melakukan apa yang seharusnya untuk dilakukan
Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun.

Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih
efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya.
Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun.

Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anak-anak masa peral itu dapat diringkas
ke dalam dua hal yaitu :pada masa ini anak menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar
karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru
sebagai pemegang atoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem di kalangan mereka.
2. KELUARGA
   Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
    kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering
    dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai
    macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.

        Sigmund Freud: keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
         wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada
         libido seksualis.
        (keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan
         keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri)
        Durkheim: berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil
         faktor-faktorpolitik, ekonomi dan lingkungan
        Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa: keluarga
         adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh saw turunan lalu
         mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak
         dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk
         memuliakan masing-masing anggotanya.
Fungsi Keluarga
        Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang
         harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa
         disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-
         tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
       Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang
        harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa
        disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-
        tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Pekerjaan-
        pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci kedalam
        beberapa fungsi, yaitu :
       Fungsi Biologis
       Fungsi Pemeliharaan
       Fungsi Ekonomi
       Fungsi Keagamaan
       Fungsi Sosial.
1) Fungsi Biologis
   Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat
    menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-
    anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses
    kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya
    terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup
    keturunannya, melalui perkawinan.
   Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua
    bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan
    tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk
    mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban bagi
    suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain.
    Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang menerima barn
    dalam mengarungi hidup untuk rumah tangganya.
2) Fungsi Pemeliharaan
 Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat
 terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
 1. gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah;
 2. gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan;
 3. gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar
 tembok dan lain-lain.
Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-
 baiknya sudah barang tentu akan membantu terpeliharanya
 keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga terwujud suatu
 masyarakat yang terlepas/ terhindar dari segala gangguan apapun
 yang terjadi.
3) Fungsi Ekonomi

    Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan
     manusia yang pokok yaitu :
1.   kebutuhan makan dan minum
2.   kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3.   kebutuhan tempat tinggal.
    Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan
     pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha
     keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup
     makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
4) Fungsi Keagamaan
   Di negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban
    pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan
    mengamalkan Pancasila di dalam perilaku dan kehidupan
    keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam
    kehidupan keluarga yang Pancasila.
   Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani
    dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam
    pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha
    Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang
    Pancasila apabila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi
    keluarga itu.
5) Fungsi Sosial
   Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-
    anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai
    dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-
    peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa.
    Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan_istilah sosialisasi.
   Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi
    pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang
    diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua
    yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara
    lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik
    buruknya perbuatan dan lain-lain.
Fungsi-fungsi Keluarga dari tingajaun konteks Ilmu Sosial.
Drs. Soewaryo Wangsanegara mengatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi
 beberapa hal sebagai berikut :
 1) Pembentukan kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan
 dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuanuntuk memproduksikan serta
 melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya.
2) Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi
 kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi
 kebudayaan.
3. MASYARAKAT
    Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah
     wadah segenap antar hubungansosial terdiri atas banyak sekali
     kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompokterdiri
     atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
    Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang
     masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan
     dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya
     Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu
     keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
    Jelasnya : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah
     memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
     sanna-sama ditaati dalam lingkungannya.
    Kalau kita mengikuti definisi Linton, maka masyarakat itu timbul
     dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan
     bekerjasama dalam waktu lama.
Kelompok Masyarakat/Ciri Khas
   Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka memiliki itulah yang menjadi
    dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk
    suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam
    lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu danayah, antara kakek
    dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama kaum wanita, atau antara
    kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan
    terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.
   Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa
    suatu suku bangsa. bisajuga berlatar belakang dari berbagai suku.
   Contoh : yang disebut masyarakat Jakarta atau orang Betawi, pada hakikatnya
    berakar dan bernenekmoyang dari berbagai suku. Salah satu di
    antaranyaadalah suku Sunda, Jawa Barat. Erat kaitannyadengan itu tatanan
    kehidupan, norma-norma dan adatistiadat yang memberi warna kepribadian
    orang Betawi, salah satu diantaranya berakar dan berasal dari kebudayaan dan
    kepribadian suku Sunda dan Jawa Barat.
Pengolongan Masyakat
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat
   sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
  Masyarakat sederhana. Dalam lingkunganmasyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja
    cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap
    dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum
    sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
  Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan
    sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan
    serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
  Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan
    masyarakat industri.
 Masyarakat Non Industri
  Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan
    menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary
    group).
 1) Kelompok primer; Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat,
    lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok "face to face group", sebab para anggota
    kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat
    interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluar gaan dan lebih berdasarkan simpati.
    Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara
    paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar
    rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga,
    kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
    Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu,
     sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
    Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal
     semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama
     disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan
     sebagainya.
HUBUNGAN INDIVIDU,
        KELUARGA, DAN MASYARAKAT
 Makna Individu
 Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang
  tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan
  raganya.
 Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan
  suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai
  kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan
  jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya
  aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada
  yang lain.
Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau
  kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata,
  telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya
  manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia
  mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
Makna Keluarga
  Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
   merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan
   mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi
   keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat
   tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Di sini kita sebutkan 5 macam sifat yang terpenting, yaitu :
1) Hubungan suami-isteri :
 Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidupdan mungkin dalam waktu yang singkat saja.
   Adayang berbentuk monogomi, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana
   terdapat "group married", yaitu sekelompok wanita kawin dengansekelompok laki-laki.
2) Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.
 Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwacalon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang-
   orangtua mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang
   bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (yakni kawin di dalam
   golongan sendiri,ada pula yang berbentuk exogami, yaitu kawin diluar golongan sendiri)
3) Susunan nama--nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.
 Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalnya : dibatak. Ini
   disebut patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. Ini disebut : Matrilineal, di
   mana kekuasaan terletak padawanita. Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa,
   bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan diurus oleh adik atau saudara
   perempuannya. Sistem ini disebut : Avonculat.
4) Milik atau harga benda keluarga.
 Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-
   anggotanya. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
Makna Masyarakat
 Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi
  definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat
  untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau
  daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu
  pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa
  definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :
R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap
  kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu
  dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial
  dengan batas-batas tertentu.
M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang
  diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
  terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
  Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat
  adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-
  pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat
  danteratur.
Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa
  manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai
  pengaruh kebatinan satu sama lain.
MASYARAKAT
        DAN INTERAKSI SOSIAL
   Pengertian dan Definisi Masyarakat
   Definisi Interaksi Soasial
   Benduk-betuk Interaksi Soaial
   Sifat Kontak Sosial
   Status dan Peran Sosial
MASYARAKAT
              DAN INTERAKSI SOSIAL
 Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi
  definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat
  untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau
  daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu
  pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa
  definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :
 R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap
  kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu
  dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial
  dengan batas-batas tertentu.
 M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang
  diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
 J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia
  yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang
  sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
 S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat
  adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-
  pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat
  danteratur.
 Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari
  beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan
  mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
INTERAKSI SOSIAL
1.   Pengertian Interaksi Sosial
     Menurut Robert M.Z.Lawang (1986) interaksi sosial adalah
     proses di mana orang-orang yang berkomunikasi saling
     pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan.
     Mengutip Gillin dan Gillin dalam Cultural Sociology (1954; 489)
     Soekanto (2006;55) menegaskan bahwa interaksi sosial
     merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
     menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
     kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
     perorangan dengan kelompok manusia.
     Interaksi sosial (Soekanto: 2006; 54-55) merupakan kunci dari
     semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak
     mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-
     perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan
     pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila
     setiap orang dalam pergaulan itu terlibat dalam suatu interaksi.
Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial
   Soekanto (2006;58) menyatkan bahwa interaksi sosial tidak mungkin
   terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan
   adanya komunikasi.
   Kontak Sosial
   Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti
   bersama-sama atau tango yang berarti menyentuh. Kontak sosial
   dapat terjadi secara fisik, namun kemajuan teknologi informasi telah
   menghasilkan suatu bentuk kontak sosial yang baru. Orang dapat
   melakukan kontak sosial melalui telephone, telegraf, radio, surat dan
   lain sebagainya. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk
   yakni:
      Kontak sosial antara orang perorangan.
      Antara Orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
       sebaliknya antara sekelompok manusia dengan orang
       perorangan.
      Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia
       yang lainnya
Sifat-sifat Kontak Sosial
Sebelum mendeskripsikan bentuk dari kontak sosial. Namun kontak sosial
   beberapa sifat:
     Kontak sosial tidak hanya tergantung pada tindakan, melainkan juga
      tanggapan terhadap tindakan itu. Kita dapat saja melakukan komunikasi
      panjang lebar dengan seseorang lain, tetapi kalau tidak ada tanggapan,
      maka tindakan itu tidak dapat dikategorikan sebagai kontak sosial.
     Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Kontak sosial yang
      bersifat positif akan menghasilkan kerja, dan sebaliknya kontak sosial yang
      negatif akan menghasilkan konflik atau pertentangan.
     Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder. Dalam
      kontak sosial primer, dua subyek yang mengadakan kontak saling
      berhadapan muka, mereka tidak menggunakan media atau sarana lainnya
      seperti telephon dan lain sebagainya. Mereka saling berjabat tangan,
      memandang, menukar senyuman. Sebaliknya dalam kontak sosial
      sekunder, dua subyek yang mengadakan kontak menggunakan media atau
      sarana-sarana tertentu.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
     Ada empat bentuk interaksi sosial (Soekanto, 2006; 65-97)
     yakni kerja sama, akomodasi, persaingan dan konflik.
1. Kerja Sama.
     Charles H. Cooley (Soekanto, p.66) menyatakan bahwa kerja
     sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka
     mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat
     yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
     pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
     kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-
     kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
     fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang bergun
Soekanto (p.68) merumuskan ada lima bentuk kerja sama yakni:
       Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong
        menolog
       Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
        barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih .
2. Akomodasi
Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu
keadaan, akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan dalam
interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-
nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu
proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredam suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai
kestabilan. Ini berari bahwa akomodasi merupakan suatu cara
untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghacurkan pihak
lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk:
  Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya
    pemaksaan,
  Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang
    saling bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya
    masing-masing.
…………..Akomodasi
     Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak
      sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga.
    Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak
      ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak
      memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan
      perselisihan,
    Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari
      pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama,
    Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal,
    Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak
      yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada
      suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan.
    Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan
Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang
  yang memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang
  perbedaan dirinya dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia
  akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan tujuan
  kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang mempermudah
  terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi yang
  sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur
  kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.
4.Persaingan
 Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses
 sosial di mana individu atau kelompok bersaing mencari
 keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang langka
 tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara
 misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak
 ada persaingan untuk memperolehnya, tetapi lain halnya
 dengan kedudukan tertentu dalam suatu organisasi, atau
 kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan
 kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena
 itu ia bersifat langka. Oleh karena ia bersifat langka, maka
 orang atau kelompok akan bersaing untuk memperolehnya.
5. Kontravensi dan Konflik
 Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk
 proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau
 pertikaian. Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von
 Wiese dan Howard Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk
 kontravensi yaitu:
   Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan,
     perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan,
     perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencan pihak lain;
   Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki
     melalui surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya;
   Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan
     seterusnya;
   Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah
     memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat
     menimbulkan konflik sosial
5.Interaksi Sosial dan Struktur Sosial

   Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan sistem ini
   terjadi malalui interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh karena
   masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, maka interaksi yang
   terjadi dalam masyarakat memiliki suatu pola (Macionis, 1989:150-156,
   Schaefer, 2006: 104-111).
   Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang tidak saja terdiri
   dari individu-individu, melainkan juga terdiri dari status dan peran. Artinya
   interaksi yang terjadi antara individu itu selalu terjadi dalam konteks peran
   dan status yang dimiliki oleh individu sebagai anggota keluarga itu. Ayah
   bukan sekedar pribadi yang berjenis kelamin laki-laki tetapi dalam konsep
   ‘ayah’ itu sendiri terkandung peran dan status sosial, demikian halnya
   dengan ibu, anak dan anak-anak.
   Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita keluarga
   membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga struktur interaksi.
6. Status dan Peran Sosial
Status
   Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh individu
   dalam masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah hak, kewajiban
   dan harapan-harapan yang mengarahkan interaksi sosial.
   Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status.
   Ascribed status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang
   karena kelahiran sedangakan achieved status adalah posisi sosial
   yang dimiliki oleh seseorang karena kemapuan dan usaha
   individu. Kemampuan ini dapat diukur secara signifikant.
Peran
   Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran
   berkaitan dengan pola-pola tingkah laku seorang individu sesuai
   dengan status yang dimilikinya. Oleh karena itu peran merupakan
   ekspresi dinamis dari status. Dengan perkataan lain, siapa yang
   memiliki status tertentu
MASYARAKAT DAN
          KEBUDAYAAN
   PENGERTIAN MASYARAKAT
   JENIS-JENIS MASYARAKAT
   MASYARAKAT KOTA DAN DESA
   PENGERTIAN KEBUDAYAAN
   JENIS KEBUDAYAAN
MANUSIA,
MASYARAKAT,
KEBUDAYAAN
Definisi dan Konsep
Definsi Manusia
 Homo sapien
 Homo Symbolicum

 Homo Faber

 Rationale Animale

 Micro Cosmos
Definisi Masyarakat (Society)
   Suatu sistem sosial yang
   menghasilkan kebudayaan
     (Soerjono Soekanto, 1983)
Definisi Masyarakat (Society)

Kolektif manusia dalam arti yang
 seluas-luasnya yang terikat oleh
 suatu kebudayaan yang mereka
          pandang sama.
       (Koentjaraningrat, 1984)
Jenis-Jenis Masyarakat - 1
          (Soerjono Soekanto, 1983)
   Masyarakat abstrak (abstract society)
   Masyarakat atomistik (atomistic society)
   Masyarakat kasta (caste society)
   Masyarakat konkret (concrete society)
   Masyarakat ekstraktif (extractive society)
   Mayarakat feodal (feudal society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 2
         (Soerjono Soekanto, 1983)
   Masyarakat hidrolis (hydraulic society)
   Masyarakat industrial (industrial society)
   Masyarakat manorial (manorial society)
   Masyarakat massa (mass society)
   Masyarakat berpindah (nomadic society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 3
          (Soerjono Soekanto, 1983)
   Masyarakat organis (organic society)
   Masyarakat petani (peasant society)
   Masyarakat terencana (planned society)
   Masyarakat majemuk (plural society)
   Masyarakat subsisten (subsistence society)
   Masyarakat tradisional (traditional society)
   Masyarakat transisional (trantitional society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 1
     (Koentaraningrat, 1984)
 Masyarakat adat (adat society)
 Masyarakat desa (village society)
 Masyarakat dinamis (dinamic society)
 Masyarakat kota (urban society)
 Masyarakat kontemporer (contemporary society)
 Masyarakat modern (modern society)
 Masyarakat organik (organic society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 2
           (Koentaraningrat, 1984)
   Masyarakat pedesaan (rural society)
   Masyarakat primitif (primitive society)
   Masyarakat progresif (progresive society)
   Masyarakat tanpa kelas (classless society)
   Masyarakat tradisional (traditional society)
   Masyarakat terbuka (open society)
   Masyarakat tertutup (closed society)
Definisi Kebudayaan
        (Culture)
 Hasil karya, rasa, dan cipta
manusia yang didasarkan pada
            karsa.
   (Soerjono, Soekanto, 1983)
Definisi Kebudayaan
            (Culture)
Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
   makhluk sosial yang digunakan untuk
       memahami lingkungan serta
     pengalamannya, dan yang menjadi
        pedoman tingkah lakunya.
        (Koentjaraningrat, 1984)
DINAMIKA MASYARAKAT DAN
           KEBUDAYAAN
1. KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI
   KHUSUS MENGENAI PERGESERAN
   MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
   Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses
    pergeran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian
    antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial. Konsep
    yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan
    sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada
    proses perkembangan kebudayaan umat manusia(evolusi
    kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana
    hingga yang makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah
    proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut
    proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang
    berkaitan erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
2. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI
   Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup
    individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang
    hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan,
    hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan
    pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah
    rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
   Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang
    menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai
    seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para
    individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses
    sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh
    susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
    Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan
    mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam
    kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah
    individu.individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam
    proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu
    seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya
    dengan lingkungan sosial sekitarnya.
3. PROSES EVOLUSI SOSIAL
   Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi
    dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara
    keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang
    telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara makroskopik
    yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi
    disebut ”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses.
   Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi,
    perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru
    timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam
    masyarakat.
   Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan
    kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat,
    perlu diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai
    kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya,
    yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai
    serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling berinteraksi
    (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan
    dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah
    dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
4. PROSES DIFUSI
   Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk
    manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur.
    Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan
    berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin
    terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan
    sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya.
   Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi
    kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan.
    Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses
    difusi itu merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub
    ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara
    lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat
    ketempat lajn dimuka bumi.
   Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan
    kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur
    kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti
    para pedagang dan pelaut.
   Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah
    penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan
    antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
5. AKULTURASI DAN ASIMILASI
   Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia
    dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari
    suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun
    diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
    hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
   Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak
    5 golongan masalah, yaitu :
   Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan
    melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
   Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak
    mudah diterima oleh suatu masyarakat.
   Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak
    mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
   Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran
    dan cepat diterima unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu
    yang sukar dan lamban dalam menerimanya.
   Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial
    yang muncul akibat akulturasi.
Ikhwal Jalannya Akulturasi
Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti
sebaiknya memperhatikan beberapa hal, yaitu :
Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai.
Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing.
Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk
masuk ke dalam kebudayaan penerima.
Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh.
Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.

Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai
golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda
setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-
unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah
menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan
intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses
asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua golongan.
PEMBARUAN (INOVASI)
   Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-
    sumber alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga
    kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem
    produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu
    berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan
    suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.
   Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong
    bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan
    penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan dalam
    kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem
    perangsang bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi
    saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak
    orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-
    kekurangan yang ada di sekelilingnya.
   Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi
    juga. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu
    berperan secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu
    pasif, bahkan seringkali negatif.
REMAJA, PEMUDA DAN
       PERMASALAHANNYA
1. Pengertian Remaja, Pemuda
   Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya
    terbebani bermacam­macam harapan, terutama dari
    generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena
    pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi
    yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
    generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet
    pembangunan secara terus menerus.
   Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai
    permasalahan­permasalahan yang sangat bervariasi, di
    mana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara
    proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya
    sebagai penerus pembangunan.
2. Masalah Dan Potensi Generasi Muda
a. Permasalahan Generasi Muda.
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain :
  Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan
    masyarakat termasuk generasi muda.
  Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
  Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
    tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang
    diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri,
    tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
  Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat
    pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan
    berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan
    pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem social lainnya.
  Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan
    dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh
    rendahnya daya beli dan kuranguya perhatian tentang gizi dan menu makanan
    seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
  Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah
    pede saan.
  Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
  Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
  Belum adanya peraturan perundangan yang rnenyangkut generasi muda.
2. Potensi-potensigenerasi muda perluMuda/Pemuda
Potensi-potensi yang terdapat pada
                                   Generasi dikembangkan adalah :
1. Idealisme dan daya kritis.
   Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka is dapat melihat
    kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
   Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi dengan landasan rasa
    tanggung jawab yang seimbang.
2. Dinamika dan kreatifitas.
   Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan
    kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan
    penyempurnaan kekurangan­kekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan-
    gagasan/alternatif yang baru sama sekali.
3. Keberanian mengambil resiko.
   Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat
    atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh.
   Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko, kesiapan pengetahuan,
    perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan memberi kualitas yang baik kepada
    keberanian mengambil resiko.
4. Optimis dan kegairahan semangat.
   Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat
    yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
5. Sikap kemandirian dan disiplin murni.
   Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap
    kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya, agar dengan
    demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
6. Terdidik
   Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti
PEMERINTAH NEGARA DAN
                  WARGA NEGARA
1. Pengertian Pemerintah
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa
Pemerintah, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintah
merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa
Pemerintah.
Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah
dan pemerintahan, seakan-akan keduanya adalah sama. Padahal jelas
keduanya berbeda.
Mengikuti pengertian pemerintahan dalam arti luas dan sempit tersebut,
maka :
Pemerintah dalam arti luas :
Adalah menunjuk kepada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur
negara) sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/kekuasaan negara
atau melaksanakan pemerintahan dalam arti luas.
Pemerintah dalam arti sempit :

Adalah hanya menunjuk kepada alat perlengkapan perlengkapan negara
yang melaksanakan pemerintahan dalam arti sempit.
Tugas-tugas Pemerintahan
Menurut Ryaas Rasyid [1] membagi tugas-tugas pokok pemerintahan ke dalam 7
  bagian, yaitu:
 Pemerintah bertugas menjamin terciptanya kondisi keamanan negara dari segala
  kemungkinan terjadinya ancaman dari luar berupa penghancuran keamanan dan
  dari dalam berupa bentrokan antar warga yang menye­babkan tergulingnya
  pemerintahan yang syah;
 Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya bentrokan antar warga;
 Menegakkan keadilan kepada setiap warganegara tanpa membeda-bedakan
  statusnya, apapun yang melatar be­lakangi keberadaan mereka;
 Melakukan pekerjaan umum dengan cara membangun fasilitas jalan, pendidikan
  dan sebagainya;
 Meningkatkan kesejahteraan sosial, membantu orang miskin, memelihara orang
  cacat, anak terlantar serta kegiatan sosial lainnya;
 Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan rakyat banyak seperti
  pengendalikan laju inflasi, men­dorong terciptanya lapangan kerja baru, memajukan
  perdagangan domestik dan sebagainya;
 Membuat dan menerapkan kebijakan pemeliharaan sumber daya alam dan
  lingkungan hidup.
____________________________________

     [1] Muhammad Ryaas Rasyid, Makna Pemerintahan. (Jakarta: PT Mutiara Sumber
     Widjaya. Jakarta. 2000). Hlm. 11-12.
NEGARA DAN WARGA NEGARA
Pengertian

Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka negara
itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu negara adalah meliputi
semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara tersebut
dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan
sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Menurut Kansil, orang-orang yang berada dalam wilayah suatu negara itu dapat
dibedakan menjadi Penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat
tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan
mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.

Penduduk ini dapat dibedakan menjadi 2 lagi, yaitu :
1. Penduduk Warga Negara atau Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya
dapat diatur oleh Pemerintah negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya
sendiri;
2. Penduduk bukan Warga negara atau Orang Asing adalah penduduk yang bukan
warga negara.
Bukan Penduduk ialah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk
sementara waktu dan yang tidak bermaksud bertempat tinggal di wilayah negara
tersebut.
Hak dan Kewajiban Warga Negara
1. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
   Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945, maka
    akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang
    hak-hak warga negara, misalnya, pendidikan, pertahanan
    dan kesejahteraan sosial.
   Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
    penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
   Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha
    pembelaan negara.
   Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Tentang Kemerdekaan Warga Negara
Selain pasal-pasal yang menyebutkan hak warga negara maka terdapat pula
beberapa pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara
dalam UUD’45:
Pasal 27 (1):
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan (hak memilih dan dipilih).
Pasal 29 (2):
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu (hak untuk beragama dan beribadat menurut
kepercayaan masing-masing, selama agama dan kepercayaan itu diakui
Pemerintah).
Pasal 28:
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge luarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. (hak
bersama dan mengeluarkan pendapat).
2. Kewajiban Warga Negara Indonesia
   Di samping itu dua ketentuan dengan tegas
    menyebutkan tentang kewajiban warga negara :
   Pasal 27 (1) : Segala warga negara wajib
    menjunjung hukum dan pemerintahan itu
    dengan tidak ada kecualinya.
   Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara wajib ikut
    serta dalam usaha pembelaan negara.
STRATIFIKASI SOSIAL
1.   Pengetian Stratifikasi Sosial
2.   Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial
3.   Faktor-faktor Statifikasi Sosial
1. Pengetian Stratifikasi Sosial
   Beberapa definisi stratifikasi sosial:
   a. Pitirim A. Sorokin
   Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke
    dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).[1]
   b. Max Weber
   Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
    dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi
    kekuasaan, previllege dan prestise.
   c. Cuber
   Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori
    dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata
    bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam
    Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masya­
    rakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.

    [1] Pitirim Sorokin, Social and Cultural Mobility, The Free Press of Glencoe, (London:
    Colliner-Macmillan Limited 1959). Hlm. 11.
2. Perbedaan Stratifikasi Sosial dengan Status Sosial
     Status atau kedudukan yaitu posisi seseorang didalam
      masyarakat yang didasarkan pada hak-hak dan
      kewajiban-kewajiban tertentu. Dalam teori Sosiologi,
      unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat
      adalah status (kedudukan) dan role (peranan). Kedua
      unsur ini merupakan unsur baku dalam sistem
      pelapisan masyarakat.
     Dengan demikian status sosial atau kedudukan sosial
      merupakan unsur yang membentuk terciptanya
      stratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi sosial adalah
      pelapisan sosial yang disusun dari status-status sosial.
3. Sebab-sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial
   Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian,
    kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya.
    Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki
    tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin
    banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang
    dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Seba­liknya bagi mereka yang
    hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka
    mem­punyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
   Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti
    menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak
    mem­punyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau
    pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya
    pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan
    ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika
    dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempu­nyai ketrampilan apapun.
   Adanya sistem lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
    pertumbuhan msayarakat itu. Tetapi adapula yang dengan sengaja disusun untuk
    mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terben­tuknya lapisan
    masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang
    senior), sifat keaslian keanggtaankerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin
    juga harta dalam batas-batas tertentu.
4. Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi

Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi
Dalam masyarakat yang paling sederhana dan homogen, biasanya pembedaan peranan dan
   status relatif sedikit, maka stratifikasi sosialnya pun sedikit. Pelapisan sosial dalam
   masyarakat ini umumnya didasarkan pada jenis kelamin, senioritas dan keturunan, yang
   merupakan kualitas pribadi seseorang.
a. Jenis Kelamin
 Pada sebagian masyarakat Indonesia kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi daripada
   kedudukan wanita. Laki-laki yang menjadi kepala keluarga/rumah tangga dihormati
   oleh isteri dan anak-anak mereka.
b. Senioritas
 Senioritas disini dapat berarti senioritas usia maupun generasi. Kedudukan yang lebih
   tua lebih tinggi daripada yang muda.
c. Keturunan
 Keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan rakyat jelata.
Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut:
a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir.
   Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseo­
   rang dalam masyarakat. Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu
   sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan dibentuk bukan berdasarkan atas
   kesegajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah
   dengan sendirinya. Pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuih dengan
   sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan
   dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan
   masyarakat di mana sistem itu berlaku. Pada lapisan yang terjadi dengan sendirinya,
   maka kedudukan seseorang pada suatu strata atau pelapisan adalah secara ptomatis,
   misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih atau kerabat pembuka
   tanah, seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti dan sebagainya.
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama Biasanya dilakukan dalam pembagian
   kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti
   pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata. Di dalam
   sistem pelapisan ini diatur secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang
   diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang
   dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi
   setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam
   suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal.
c. Sistem lapisan berpangkal pada pertentangan yang terja­di dalam masyarakat. Sistem
   demikian hanya mempu­nyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang
   menjadi obyek penelitian;
PENDUDUK KOTA DAN DESA
   Pengertian Masyarakat Kota dan Karakteristiknya
   Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda
    dari desa ataupun kampung berdasar­kan ukurannya, kepadatan
    penduduk, kepentingan, atau status hukum.
   Dalam konteks administrasi pemerintahan di Indonesia, kota adalah
    pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang
    dipimpin oleh seorang walikota. Selain kota, pembagian wilayah
    administratif setelah provinsi adalah kabupaten. Secara umum, baik
    kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah
    bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung
    jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah
    otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan
    pemerintahannya sendiri.
Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
    Pertentangan antara kota dan desa, awal mulanya bukan sesuatu hal
     yang harus dibesar-besarkan. Sifatnya komple­men. Kota acapkali
     merupakan tempat raja bersemayam, teritori dimana tidak lagi
     dijumpai sawah-sawah, tempat peribadatan, pusat perdagangan. Dua
     hal, desa dan kota, merupakan sebentuk kehidupan yang utuh dan
     saling melanjutkan. Namun ketika muncul gairah produksi ala modern,
     cara pandang dan gaya hidup berubah, menjadi era industri (produksi)
     manusia hanya unsur dari gegap sistem produksi:tenaga kerja. Hanya
     salah satu dari alat produksi yang lain seperti modal, SDA, teknologi
     dan lain-lain.
    Lain halnya dengan kehidupan sebelumnya atau kehidupan desa yang
     me­nye­but manusia adalah sesama, keluarga, tetangga dan saudara.
     Dari sinilah dikotomi kota dan desa mulai muncul. Klasifikasi
     termasyhur Ferdinand Tonnies, membentangkan kota dan desa
     menjadi pengertian gamaenschaft dan gesselschaft merupakan penjelasan
     klasik yang popular untuk memaparkan definisi desa, kota di dunia
     ketiga.[1]
    [1] Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto, Kota Berkelanjutan, (Bandung:
     Alumni, 1999). Hlm. 20
Ciri-ciri untuk membedakan antara
              desa dan kota
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan
   antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada mudah-
   mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu
   masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat
   perkotaan.
Ciri-ciri tersebut antara lain :
 jumlah dan kepadatan penduduk;
 lingkungan hidup;
 mata pencaharian;
 corak kehidupan sosial;
 stratifikasi sosial;
 mobilitas .sosial;
 pola interaksi sosial;
 solidaritas sosial; dan
 kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
Hubungan penduduk Kota dan Desa
   Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
    sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat
    hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling
    membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya
    akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur­mayur, daging dan ikan.Desa juga
    merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis­jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya
    saja buruh bangunan dalam proyek­proyek perumahan, proyek pembangunan atau
    perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah
    pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah.
    Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa
    panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang
    tersedia.
   Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa
    seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian,
    minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota
    juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang­bidang jasa yang dibutuhkan
    oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga
    di bidang medis atau kesehatan, montir­montir, elektronika dan alat transportasi serta
    tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi
    daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
VIII. IPTEK DAN KEMISKINAN
   Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan" memberi petunjuk adanya
    sesuatu yang inheren, mungkin permasalahannya ialah adanya kontinuitas dan
    perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil ketiga masalah ini akan melihat
    masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, dan dapat
    melibatkan perdebatan semantika.
   "Ilmu Pengetahuan" lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata,
    "ilmu" dan "pengetahuan", yang masing-masing mempunyai identitas sendiri-sendiri.
    Dalam membicarakan "pengetahuan" saja akan menghadapi berbagai masalah, seperti
    kemampuan indera dalammemahami fakta pengalaman dan dunia realitas, hakikat
    pengetahuan, kebenaran, kebaikan, membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan,
    dsb. Kesemuanya telah lama dipersoalkan oleh para ahli filsafat seperti Socrates, Plato,
    dan Aristoteles, di mana teori pengetahuan merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh
    J.P. Farrier, dalam Institutes of metaphisics (1854), pemikiran tentang teori
    pengetahuan itu disebut "epistemologi" (epistem = pengetahuan, logos=
    pembicaraan/ilmu).
   Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena
    pengetahuan, perbuatan, ilmu, dan etika makin saling bertautan. Berulang kali harus
    diambil keputusan dalam menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Semuanya itu
    memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Semuanya itu
    memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Dalam hal ini
    dipertanyakan bagaimana mengkaji kemampuan manusia mengembangkan ilmu
    pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana memanfaatkan
    sumber daya untuk membasmi kemiskinan.
Teknologi dan Masalahnya
   Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat
    menyongsong masa depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam.
    Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan
    yang rasional. Sebab teknologi, selain mempermudah kehidupan
    manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya
    daripada kehebatan teknologi itu sendiri.
   Schumacher, dalam Kecil itu Indah, dunia modern yang dibentuk oleh
    teknologi menghadapi tiga krisis sekaligus. Pertama, sifat kemanusiaan
    berontak terhadap pola-pola politik, organisasi, dan teknologi yang tidak
    berperikemanusiaan, yang terasa menyesakan napas dan melemahkan
    badan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda
    setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat
    dipulihkan, seperti bahan bakar, fosil, sedemikian rupa sehingga akan
    terjadi kekurangan sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu
    dipertanyakan, bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi
    kemiskinan dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta
    mempengaruhi hasilnya.
Hubungan IPTEK dan Kemiskinan
   Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai
    perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi
    fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hal itu
    sudah sejak lama oleh sarjana ekonomi di banyak negara digeluti dan
    dipecahkan, dan setiap kali pula pemecahannya lobs dari genggaman, dan
    berkembang inenjadi masalah baru. Berbicara tentang masalah kemiskinan akan
    dihadapkan kepada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan
    pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial, dan persoalan yang lebih jauh;
    bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber
    daya alam untuk membasmi kemiskinan.
   Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang
    tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi,
    interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya). Dengan demikian
    wajarlah apabila menghadapi masalah yang kompleks ini, memerlukan studi
    mendalam dan analisis interdisipliner kalau tidak mau mencampuradukkan
    unsur-unsur sintesis dengan sintesisnya sendiri.
   Maka usaha mulia berikutnya adalah untuk membuatnya operasional dalam
    rangka social engineering-nya. Oleh sebab itu tulisan ini hanyalah bersifat
    penjajagan problema, kalau mungkin sampai mencari interelasi, interaksi,
    interdependensi, dan ramifikasi dari berbagai unsur sistem dan subsistem.

More Related Content

What's hot

Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatfakhriidzna
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarDharaniKassapa
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat pjj_kemenkes
 
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3sopiannudin
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatMochammad Taufik
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiAlia Nur Afni
 
Sosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikanSosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikanNarendra
 
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap KepribadianPsokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap KepribadianIndri Indrutt
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriRaffy Mundung
 
Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia pjj_kemenkes
 

What's hot (17)

Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
 
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar ii
 
Sosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikanSosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikan
 
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap KepribadianPsokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Presentasi Ips
Presentasi IpsPresentasi Ips
Presentasi Ips
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
 
Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)
Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)
Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)
 
Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Konsep Kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 

Similar to KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN

Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,ghifarrrrr
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Reiza Putra
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Radian Dedy Adipradana
 
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp012 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01emi nadjwa
 
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan MasyarakatIndividu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan MasyarakatAbhinayaYatalana
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatAyufaraparamitha
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3Muhammad Ammar Rinjani
 
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatBab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatMondo Icon
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.pptDaraHumayra
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3sopiannudin
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Arif Kadarmanto P
 
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)rgnaayu
 
Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014
Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014
Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014IgnatiusAdityaKurnia
 
ppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptxppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptxSidiqYahya
 

Similar to KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN (20)

2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp012 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
 
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan MasyarakatIndividu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
 
Tugas 2 isd
Tugas 2 isdTugas 2 isd
Tugas 2 isd
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Makalah isd dosen
Makalah isd dosenMakalah isd dosen
Makalah isd dosen
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan ppt 3
 
Paper pendidikan
Paper pendidikanPaper pendidikan
Paper pendidikan
 
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatBab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
 
2. jepang
2. jepang2. jepang
2. jepang
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
 
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
 
Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014
Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014
Ilmu Sosial Dasar - Ignatius Aditya - 1B118014
 
ppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptxppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptx
 

KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN

  • 1. PETA KONSEP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD) ISD KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYA­RAKAT. Individu, Keluarga dan Masyarakat Pemuda dan Sosialisasi Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan Masalah-Masalah Kependudukan IBD HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM, DENGAN SESAMA MANUSIA, DIRINYA SENDIRI, NILAI- NILAI MANUSIA DAN BAGAIMANA PULA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN Manusia dan cinta kasih Manusia dan keindahan Manusia dan penderitaan Manusia dan keadilan Manusia dan pandangan hidup Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian Manusia dan kegelisahan 
  • 2. PETA KONSEP ISD Individu, Keluarga dan Mahasiswa Masyarakat Memiliki wawasan KEANEKAR AGAMAN, komprehensif dan pendekatan KESEDERA integral di dalam Pemuda dan Sosialisasi menyikapi pennasalahan JATAN, DAN kehidupan baik sosial, KEBERMAS- ekonomi, politik, YARAKATAN Pemerintah, Negara dan kebudayaan, maupun , KEBERMAR Warga Negara pertahanan keamanan. TABATAN Memiliki wawasan budaya yang MANUSIA Pemerintah, Negara dan luas tentang kehidupan SEBAGAI Warga Negara bennasyarakat dan secara INDIVIDU bersama-sama mampu DAN berperan serta MAHLUK Pelapisan Sosial, Keragaman meningkatkan SOSIAL dan Kesederajatan DALAM kualitasnya, maupun ERKEHIDUP lingkungan alamiah dan AN BERMAS Masyarakat Pedesaaan dan secara bersama-sama Perkotaan berperan serta didalam YARAKAT. pelestariannya. IPTEK dan Kemiskinan
  • 3. KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDUDAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYA­RAKAT.  Individu, Keluarga dan Masyarakat  Pemuda dan Sosialisasi  Pemerintah, Negara dan Warga Negara  Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan  Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan  Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
  • 4. Individu, Keluarga dan Masyarakat  Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.  Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
  • 5. I. INDIVIDU  Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.  Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
  • 6. A. Pertumbuhan Individu Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi. Faktor-faktor pertumbuhan  Pendirian nativistik Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor- faktor yang dibawa sejak lahir. Misalnya kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis dan sejenisnya  Pendirian Empiristik dan Environmentalistik Menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham emperisme.  Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme Konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan
  • 7. Tahap pertumbuhan individu berdasar psikologi. Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun. Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun. Masa estetik ini dianggap sebagai masapertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3,0 tahun sampai umur 0,5 tahun. Anak sering menentang kehendak orang atau, kadang­kadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya untuk dilakukan Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun. Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya. Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun. Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anak-anak masa peral itu dapat diringkas ke dalam dua hal yaitu :pada masa ini anak menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru sebagai pemegang atoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem di kalangan mereka.
  • 8. 2. KELUARGA  Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.  Sigmund Freud: keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualis. (keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri)  Durkheim: berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktorpolitik, ekonomi dan lingkungan  Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa: keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh saw turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
  • 9. Fungsi Keluarga  Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas- tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.  Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas- tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Pekerjaan- pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci kedalam beberapa fungsi, yaitu :  Fungsi Biologis  Fungsi Pemeliharaan  Fungsi Ekonomi  Fungsi Keagamaan  Fungsi Sosial.
  • 10. 1) Fungsi Biologis  Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak- anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.  Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang menerima barn dalam mengarungi hidup untuk rumah tangganya.
  • 11. 2) Fungsi Pemeliharaan  Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut : 1. gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah; 2. gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan; 3. gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain. Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik- baiknya sudah barang tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga terwujud suatu masyarakat yang terlepas/ terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi.
  • 12. 3) Fungsi Ekonomi  Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu : 1. kebutuhan makan dan minum 2. kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya 3. kebutuhan tempat tinggal.  Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
  • 13. 4) Fungsi Keagamaan  Di negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan Pancasila di dalam perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam kehidupan keluarga yang Pancasila.  Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang Pancasila apabila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi keluarga itu.
  • 14. 5) Fungsi Sosial  Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak- anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan- peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan_istilah sosialisasi.  Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Fungsi-fungsi Keluarga dari tingajaun konteks Ilmu Sosial. Drs. Soewaryo Wangsanegara mengatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) Pembentukan kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuanuntuk memproduksikan serta melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya. 2) Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan.
  • 15. 3. MASYARAKAT  Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungansosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompokterdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.  Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.  Jelasnya : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sanna-sama ditaati dalam lingkungannya.  Kalau kita mengikuti definisi Linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama dalam waktu lama.
  • 16. Kelompok Masyarakat/Ciri Khas  Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka memiliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu danayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.  Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. bisajuga berlatar belakang dari berbagai suku.  Contoh : yang disebut masyarakat Jakarta atau orang Betawi, pada hakikatnya berakar dan bernenekmoyang dari berbagai suku. Salah satu di antaranyaadalah suku Sunda, Jawa Barat. Erat kaitannyadengan itu tatanan kehidupan, norma-norma dan adatistiadat yang memberi warna kepribadian orang Betawi, salah satu diantaranya berakar dan berasal dari kebudayaan dan kepribadian suku Sunda dan Jawa Barat.
  • 17. Pengolongan Masyakat Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).  Masyarakat sederhana. Dalam lingkunganmasyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.  Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.  Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri. Masyarakat Non Industri  Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group). 1) Kelompok primer; Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok "face to face group", sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluar gaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.  Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.  Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
  • 18. HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT  Makna Individu  Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.  Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain. Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
  • 19. Makna Keluarga  Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Di sini kita sebutkan 5 macam sifat yang terpenting, yaitu : 1) Hubungan suami-isteri :  Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidupdan mungkin dalam waktu yang singkat saja. Adayang berbentuk monogomi, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana terdapat "group married", yaitu sekelompok wanita kawin dengansekelompok laki-laki. 2) Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.  Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwacalon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang- orangtua mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (yakni kawin di dalam golongan sendiri,ada pula yang berbentuk exogami, yaitu kawin diluar golongan sendiri) 3) Susunan nama--nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.  Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalnya : dibatak. Ini disebut patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. Ini disebut : Matrilineal, di mana kekuasaan terletak padawanita. Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa, bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan diurus oleh adik atau saudara perempuannya. Sistem ini disebut : Avonculat. 4) Milik atau harga benda keluarga.  Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota- anggotanya. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
  • 20. Makna Masyarakat  Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya : R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan- pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat danteratur. Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
  • 21. MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL  Pengertian dan Definisi Masyarakat  Definisi Interaksi Soasial  Benduk-betuk Interaksi Soaial  Sifat Kontak Sosial  Status dan Peran Sosial
  • 22. MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL  Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :  R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.  M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.  J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.  S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan- pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat danteratur.  Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
  • 23. INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Robert M.Z.Lawang (1986) interaksi sosial adalah proses di mana orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Mengutip Gillin dan Gillin dalam Cultural Sociology (1954; 489) Soekanto (2006;55) menegaskan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial (Soekanto: 2006; 54-55) merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang- perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila setiap orang dalam pergaulan itu terlibat dalam suatu interaksi.
  • 24. Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial Soekanto (2006;58) menyatkan bahwa interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan adanya komunikasi. Kontak Sosial Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti bersama-sama atau tango yang berarti menyentuh. Kontak sosial dapat terjadi secara fisik, namun kemajuan teknologi informasi telah menghasilkan suatu bentuk kontak sosial yang baru. Orang dapat melakukan kontak sosial melalui telephone, telegraf, radio, surat dan lain sebagainya. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yakni:  Kontak sosial antara orang perorangan.  Antara Orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya antara sekelompok manusia dengan orang perorangan.  Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lainnya
  • 25. Sifat-sifat Kontak Sosial Sebelum mendeskripsikan bentuk dari kontak sosial. Namun kontak sosial beberapa sifat:  Kontak sosial tidak hanya tergantung pada tindakan, melainkan juga tanggapan terhadap tindakan itu. Kita dapat saja melakukan komunikasi panjang lebar dengan seseorang lain, tetapi kalau tidak ada tanggapan, maka tindakan itu tidak dapat dikategorikan sebagai kontak sosial.  Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Kontak sosial yang bersifat positif akan menghasilkan kerja, dan sebaliknya kontak sosial yang negatif akan menghasilkan konflik atau pertentangan.  Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder. Dalam kontak sosial primer, dua subyek yang mengadakan kontak saling berhadapan muka, mereka tidak menggunakan media atau sarana lainnya seperti telephon dan lain sebagainya. Mereka saling berjabat tangan, memandang, menukar senyuman. Sebaliknya dalam kontak sosial sekunder, dua subyek yang mengadakan kontak menggunakan media atau sarana-sarana tertentu.
  • 26. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Ada empat bentuk interaksi sosial (Soekanto, 2006; 65-97) yakni kerja sama, akomodasi, persaingan dan konflik. 1. Kerja Sama. Charles H. Cooley (Soekanto, p.66) menyatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan- kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang bergun Soekanto (p.68) merumuskan ada lima bentuk kerja sama yakni:  Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolog  Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih .
  • 27. 2. Akomodasi Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai- nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredam suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Ini berari bahwa akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghacurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk:  Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya pemaksaan,  Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang saling bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya masing-masing.
  • 28. …………..Akomodasi  Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga.  Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan perselisihan,  Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama,  Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal,  Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan.  Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang yang memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang perbedaan dirinya dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan tujuan kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang mempermudah terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi yang sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.
  • 29. 4.Persaingan Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses sosial di mana individu atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang langka tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak ada persaingan untuk memperolehnya, tetapi lain halnya dengan kedudukan tertentu dalam suatu organisasi, atau kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena itu ia bersifat langka. Oleh karena ia bersifat langka, maka orang atau kelompok akan bersaing untuk memperolehnya.
  • 30. 5. Kontravensi dan Konflik Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von Wiese dan Howard Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk kontravensi yaitu:  Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencan pihak lain;  Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya;  Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya;  Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat menimbulkan konflik sosial
  • 31. 5.Interaksi Sosial dan Struktur Sosial Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan sistem ini terjadi malalui interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh karena masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, maka interaksi yang terjadi dalam masyarakat memiliki suatu pola (Macionis, 1989:150-156, Schaefer, 2006: 104-111). Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang tidak saja terdiri dari individu-individu, melainkan juga terdiri dari status dan peran. Artinya interaksi yang terjadi antara individu itu selalu terjadi dalam konteks peran dan status yang dimiliki oleh individu sebagai anggota keluarga itu. Ayah bukan sekedar pribadi yang berjenis kelamin laki-laki tetapi dalam konsep ‘ayah’ itu sendiri terkandung peran dan status sosial, demikian halnya dengan ibu, anak dan anak-anak. Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita keluarga membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga struktur interaksi.
  • 32. 6. Status dan Peran Sosial Status Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh individu dalam masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah hak, kewajiban dan harapan-harapan yang mengarahkan interaksi sosial. Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status. Ascribed status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena kelahiran sedangakan achieved status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena kemapuan dan usaha individu. Kemampuan ini dapat diukur secara signifikant. Peran Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran berkaitan dengan pola-pola tingkah laku seorang individu sesuai dengan status yang dimilikinya. Oleh karena itu peran merupakan ekspresi dinamis dari status. Dengan perkataan lain, siapa yang memiliki status tertentu
  • 33. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN  PENGERTIAN MASYARAKAT  JENIS-JENIS MASYARAKAT  MASYARAKAT KOTA DAN DESA  PENGERTIAN KEBUDAYAAN  JENIS KEBUDAYAAN
  • 35. Definsi Manusia  Homo sapien  Homo Symbolicum  Homo Faber  Rationale Animale  Micro Cosmos
  • 36. Definisi Masyarakat (Society) Suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983)
  • 37. Definisi Masyarakat (Society) Kolektif manusia dalam arti yang seluas-luasnya yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka pandang sama. (Koentjaraningrat, 1984)
  • 38. Jenis-Jenis Masyarakat - 1 (Soerjono Soekanto, 1983)  Masyarakat abstrak (abstract society)  Masyarakat atomistik (atomistic society)  Masyarakat kasta (caste society)  Masyarakat konkret (concrete society)  Masyarakat ekstraktif (extractive society)  Mayarakat feodal (feudal society)
  • 39. Jenis-Jenis Masyarakat - 2 (Soerjono Soekanto, 1983)  Masyarakat hidrolis (hydraulic society)  Masyarakat industrial (industrial society)  Masyarakat manorial (manorial society)  Masyarakat massa (mass society)  Masyarakat berpindah (nomadic society)
  • 40. Jenis-Jenis Masyarakat - 3 (Soerjono Soekanto, 1983)  Masyarakat organis (organic society)  Masyarakat petani (peasant society)  Masyarakat terencana (planned society)  Masyarakat majemuk (plural society)  Masyarakat subsisten (subsistence society)  Masyarakat tradisional (traditional society)  Masyarakat transisional (trantitional society)
  • 41. Jenis-Jenis Masyarakat - 1 (Koentaraningrat, 1984)  Masyarakat adat (adat society)  Masyarakat desa (village society)  Masyarakat dinamis (dinamic society)  Masyarakat kota (urban society)  Masyarakat kontemporer (contemporary society)  Masyarakat modern (modern society)  Masyarakat organik (organic society)
  • 42. Jenis-Jenis Masyarakat - 2 (Koentaraningrat, 1984)  Masyarakat pedesaan (rural society)  Masyarakat primitif (primitive society)  Masyarakat progresif (progresive society)  Masyarakat tanpa kelas (classless society)  Masyarakat tradisional (traditional society)  Masyarakat terbuka (open society)  Masyarakat tertutup (closed society)
  • 43. Definisi Kebudayaan (Culture) Hasil karya, rasa, dan cipta manusia yang didasarkan pada karsa. (Soerjono, Soekanto, 1983)
  • 44. Definisi Kebudayaan (Culture) Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya, dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. (Koentjaraningrat, 1984)
  • 45. DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN 1. KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI PERGESERAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN  Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia(evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang berkaitan erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
  • 46. 2. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI  Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.  Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
  • 47. 3. PROSES EVOLUSI SOSIAL  Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut ”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses.  Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat.  Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
  • 48. 4. PROSES DIFUSI  Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya.  Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ketempat lajn dimuka bumi.  Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.  Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
  • 49. 5. AKULTURASI DAN ASIMILASI  Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.  Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5 golongan masalah, yaitu :  Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.  Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh suatu masyarakat.  Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.  Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam menerimanya.  Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat akulturasi.
  • 50. Ikhwal Jalannya Akulturasi Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa hal, yaitu : Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai. Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing. Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur- unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua golongan.
  • 51. PEMBARUAN (INOVASI)  Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber- sumber alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.  Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan- kekurangan yang ada di sekelilingnya.  Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu pasif, bahkan seringkali negatif.
  • 52. REMAJA, PEMUDA DAN PERMASALAHANNYA 1. Pengertian Remaja, Pemuda  Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam­macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.  Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahan­permasalahan yang sangat bervariasi, di mana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan.
  • 53. 2. Masalah Dan Potensi Generasi Muda a. Permasalahan Generasi Muda. Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain :  Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.  Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.  Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.  Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem social lainnya.  Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kuranguya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.  Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pede saan.  Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.  Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.  Belum adanya peraturan perundangan yang rnenyangkut generasi muda.
  • 54. 2. Potensi-potensigenerasi muda perluMuda/Pemuda Potensi-potensi yang terdapat pada Generasi dikembangkan adalah : 1. Idealisme dan daya kritis.  Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka is dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.  Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang. 2. Dinamika dan kreatifitas.  Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan­kekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan- gagasan/alternatif yang baru sama sekali. 3. Keberanian mengambil resiko.  Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh.  Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil resiko. 4. Optimis dan kegairahan semangat.  Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi. 5. Sikap kemandirian dan disiplin murni.  Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa. 6. Terdidik  Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti
  • 55. PEMERINTAH NEGARA DAN WARGA NEGARA 1. Pengertian Pemerintah Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintah merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa Pemerintah. Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah dan pemerintahan, seakan-akan keduanya adalah sama. Padahal jelas keduanya berbeda. Mengikuti pengertian pemerintahan dalam arti luas dan sempit tersebut, maka : Pemerintah dalam arti luas : Adalah menunjuk kepada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur negara) sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/kekuasaan negara atau melaksanakan pemerintahan dalam arti luas. Pemerintah dalam arti sempit : Adalah hanya menunjuk kepada alat perlengkapan perlengkapan negara yang melaksanakan pemerintahan dalam arti sempit.
  • 56. Tugas-tugas Pemerintahan Menurut Ryaas Rasyid [1] membagi tugas-tugas pokok pemerintahan ke dalam 7 bagian, yaitu:  Pemerintah bertugas menjamin terciptanya kondisi keamanan negara dari segala kemungkinan terjadinya ancaman dari luar berupa penghancuran keamanan dan dari dalam berupa bentrokan antar warga yang menye­babkan tergulingnya pemerintahan yang syah;  Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya bentrokan antar warga;  Menegakkan keadilan kepada setiap warganegara tanpa membeda-bedakan statusnya, apapun yang melatar be­lakangi keberadaan mereka;  Melakukan pekerjaan umum dengan cara membangun fasilitas jalan, pendidikan dan sebagainya;  Meningkatkan kesejahteraan sosial, membantu orang miskin, memelihara orang cacat, anak terlantar serta kegiatan sosial lainnya;  Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan rakyat banyak seperti pengendalikan laju inflasi, men­dorong terciptanya lapangan kerja baru, memajukan perdagangan domestik dan sebagainya;  Membuat dan menerapkan kebijakan pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. ____________________________________ [1] Muhammad Ryaas Rasyid, Makna Pemerintahan. (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widjaya. Jakarta. 2000). Hlm. 11-12.
  • 57. NEGARA DAN WARGA NEGARA Pengertian Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka negara itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu negara adalah meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Menurut Kansil, orang-orang yang berada dalam wilayah suatu negara itu dapat dibedakan menjadi Penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu. Penduduk ini dapat dibedakan menjadi 2 lagi, yaitu : 1. Penduduk Warga Negara atau Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri; 2. Penduduk bukan Warga negara atau Orang Asing adalah penduduk yang bukan warga negara. Bukan Penduduk ialah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk sementara waktu dan yang tidak bermaksud bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
  • 58. Hak dan Kewajiban Warga Negara 1. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia  Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945, maka akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang hak-hak warga negara, misalnya, pendidikan, pertahanan dan kesejahteraan sosial.  Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.  Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.  Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
  • 59. Tentang Kemerdekaan Warga Negara Selain pasal-pasal yang menyebutkan hak warga negara maka terdapat pula beberapa pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara dalam UUD’45: Pasal 27 (1): Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan (hak memilih dan dipilih). Pasal 29 (2): Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu (hak untuk beragama dan beribadat menurut kepercayaan masing-masing, selama agama dan kepercayaan itu diakui Pemerintah). Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge luarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. (hak bersama dan mengeluarkan pendapat).
  • 60. 2. Kewajiban Warga Negara Indonesia  Di samping itu dua ketentuan dengan tegas menyebutkan tentang kewajiban warga negara :  Pasal 27 (1) : Segala warga negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.  Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
  • 61. STRATIFIKASI SOSIAL 1. Pengetian Stratifikasi Sosial 2. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial 3. Faktor-faktor Statifikasi Sosial
  • 62. 1. Pengetian Stratifikasi Sosial  Beberapa definisi stratifikasi sosial:  a. Pitirim A. Sorokin  Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).[1]  b. Max Weber  Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.  c. Cuber  Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masya­ rakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.  [1] Pitirim Sorokin, Social and Cultural Mobility, The Free Press of Glencoe, (London: Colliner-Macmillan Limited 1959). Hlm. 11.
  • 63. 2. Perbedaan Stratifikasi Sosial dengan Status Sosial  Status atau kedudukan yaitu posisi seseorang didalam masyarakat yang didasarkan pada hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu. Dalam teori Sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah status (kedudukan) dan role (peranan). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam sistem pelapisan masyarakat.  Dengan demikian status sosial atau kedudukan sosial merupakan unsur yang membentuk terciptanya stratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial yang disusun dari status-status sosial.
  • 64. 3. Sebab-sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial  Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Seba­liknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mem­punyai kedudukan dan lapisan yang rendah.  Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mem­punyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempu­nyai ketrampilan apapun.  Adanya sistem lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan msayarakat itu. Tetapi adapula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terben­tuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggtaankerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
  • 65. 4. Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi Dalam masyarakat yang paling sederhana dan homogen, biasanya pembedaan peranan dan status relatif sedikit, maka stratifikasi sosialnya pun sedikit. Pelapisan sosial dalam masyarakat ini umumnya didasarkan pada jenis kelamin, senioritas dan keturunan, yang merupakan kualitas pribadi seseorang. a. Jenis Kelamin  Pada sebagian masyarakat Indonesia kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi daripada kedudukan wanita. Laki-laki yang menjadi kepala keluarga/rumah tangga dihormati oleh isteri dan anak-anak mereka. b. Senioritas  Senioritas disini dapat berarti senioritas usia maupun generasi. Kedudukan yang lebih tua lebih tinggi daripada yang muda. c. Keturunan  Keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan rakyat jelata.
  • 66. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut: a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseo­ rang dalam masyarakat. Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan dibentuk bukan berdasarkan atas kesegajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuih dengan sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku. Pada lapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata atau pelapisan adalah secara ptomatis, misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih atau kerabat pembuka tanah, seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti dan sebagainya. b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata. Di dalam sistem pelapisan ini diatur secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. c. Sistem lapisan berpangkal pada pertentangan yang terja­di dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempu­nyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi obyek penelitian;
  • 67. PENDUDUK KOTA DAN DESA  Pengertian Masyarakat Kota dan Karakteristiknya  Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasar­kan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.  Dalam konteks administrasi pemerintahan di Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang walikota. Selain kota, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kabupaten. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.
  • 68. Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan  Pertentangan antara kota dan desa, awal mulanya bukan sesuatu hal yang harus dibesar-besarkan. Sifatnya komple­men. Kota acapkali merupakan tempat raja bersemayam, teritori dimana tidak lagi dijumpai sawah-sawah, tempat peribadatan, pusat perdagangan. Dua hal, desa dan kota, merupakan sebentuk kehidupan yang utuh dan saling melanjutkan. Namun ketika muncul gairah produksi ala modern, cara pandang dan gaya hidup berubah, menjadi era industri (produksi) manusia hanya unsur dari gegap sistem produksi:tenaga kerja. Hanya salah satu dari alat produksi yang lain seperti modal, SDA, teknologi dan lain-lain.  Lain halnya dengan kehidupan sebelumnya atau kehidupan desa yang me­nye­but manusia adalah sesama, keluarga, tetangga dan saudara. Dari sinilah dikotomi kota dan desa mulai muncul. Klasifikasi termasyhur Ferdinand Tonnies, membentangkan kota dan desa menjadi pengertian gamaenschaft dan gesselschaft merupakan penjelasan klasik yang popular untuk memaparkan definisi desa, kota di dunia ketiga.[1]  [1] Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto, Kota Berkelanjutan, (Bandung: Alumni, 1999). Hlm. 20
  • 69. Ciri-ciri untuk membedakan antara desa dan kota Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada mudah- mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan. Ciri-ciri tersebut antara lain :  jumlah dan kepadatan penduduk;  lingkungan hidup;  mata pencaharian;  corak kehidupan sosial;  stratifikasi sosial;  mobilitas .sosial;  pola interaksi sosial;  solidaritas sosial; dan  kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
  • 70. Hubungan penduduk Kota dan Desa  Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur­mayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis­jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek­proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.  Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang­bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montir­montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
  • 71. VIII. IPTEK DAN KEMISKINAN  Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan" memberi petunjuk adanya sesuatu yang inheren, mungkin permasalahannya ialah adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, dan dapat melibatkan perdebatan semantika.  "Ilmu Pengetahuan" lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, "ilmu" dan "pengetahuan", yang masing-masing mempunyai identitas sendiri-sendiri. Dalam membicarakan "pengetahuan" saja akan menghadapi berbagai masalah, seperti kemampuan indera dalammemahami fakta pengalaman dan dunia realitas, hakikat pengetahuan, kebenaran, kebaikan, membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan, dsb. Kesemuanya telah lama dipersoalkan oleh para ahli filsafat seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, di mana teori pengetahuan merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh J.P. Farrier, dalam Institutes of metaphisics (1854), pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut "epistemologi" (epistem = pengetahuan, logos= pembicaraan/ilmu).  Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu, dan etika makin saling bertautan. Berulang kali harus diambil keputusan dalam menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Semuanya itu memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Semuanya itu memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Dalam hal ini dipertanyakan bagaimana mengkaji kemampuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana memanfaatkan sumber daya untuk membasmi kemiskinan.
  • 72. Teknologi dan Masalahnya  Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab teknologi, selain mempermudah kehidupan manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.  Schumacher, dalam Kecil itu Indah, dunia modern yang dibentuk oleh teknologi menghadapi tiga krisis sekaligus. Pertama, sifat kemanusiaan berontak terhadap pola-pola politik, organisasi, dan teknologi yang tidak berperikemanusiaan, yang terasa menyesakan napas dan melemahkan badan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat dipulihkan, seperti bahan bakar, fosil, sedemikian rupa sehingga akan terjadi kekurangan sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu dipertanyakan, bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi kemiskinan dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta mempengaruhi hasilnya.
  • 73. Hubungan IPTEK dan Kemiskinan  Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hal itu sudah sejak lama oleh sarjana ekonomi di banyak negara digeluti dan dipecahkan, dan setiap kali pula pemecahannya lobs dari genggaman, dan berkembang inenjadi masalah baru. Berbicara tentang masalah kemiskinan akan dihadapkan kepada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial, dan persoalan yang lebih jauh; bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk membasmi kemiskinan.  Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya). Dengan demikian wajarlah apabila menghadapi masalah yang kompleks ini, memerlukan studi mendalam dan analisis interdisipliner kalau tidak mau mencampuradukkan unsur-unsur sintesis dengan sintesisnya sendiri.  Maka usaha mulia berikutnya adalah untuk membuatnya operasional dalam rangka social engineering-nya. Oleh sebab itu tulisan ini hanyalah bersifat penjajagan problema, kalau mungkin sampai mencari interelasi, interaksi, interdependensi, dan ramifikasi dari berbagai unsur sistem dan subsistem.