1. Pendidikan
Kewarganegaraan
di Malaysia
• Aldi Kurni A (20401241003)
• Afika Nur L (20401244018)
• Alvina Rosiati(20401244039)
Kelompok 5
• Bachrul Ilmy (20401244048)
• Nestasya R (20401244049)
2. Pembahasan
01 04
Perkenalan
Analisis Hasil Survey
Dhelpi
02 05
Tren Baru Pendidikan
Kewarganegaraan
Analisis
Perbandingan Dua
Survey
03 06
Analisis Hasil Survey
Angket kepada Siswa
Kesimpulan
3. ● Malaysia adalah negara ras yang
kompleks dengan beragam budaya dan
ras terdiri dari Melayu Islam, Tionghoa
asli, India, dll.
● Pada akhir Perang Dunia II, setiap ras
dibagi dan mengakibatkan sebagian
besar orang Melayu tinggal di daerah
pedesaan, mayoritas orang India tinggal
di perkebunan karet, sedangkan orang
Cina tinggal di daerah perkotaan.
● Pada tahun 1970-an, kesenjangan
ekonomi dan sosial antar ras semakin
meningkat.
7.1
Pendahuluan
4. 7.2 Tren Baru Pendidikan
Kewarganegaraan
7.2.1 Konsep Warga Negara dan Kewarganegaraan di Malaysia
● Kewarganegaraan dinyatakan dalam Konstitusi Federal Malaysia, dari Pasal
14 sampai Pasal 31 dan dibagi menjadi 3 Bab terpisah berkenaan dengan
“Penerimaan Kewarganegaraan”, “Pencabutan Kewarganegaraan” dan
“Pelengkap”.
● Kewarganegaraan dipahami sebagai hak istimewa dan kewajiban anggota
negara dan bangsa yang melekat padanya. Secara umum, warga negara
didefinisikan sebagai anggota yang terlibat dalam politik. Namun,
"Kewarganegaraan" di Malaysia identik dengan "warga negara" dan
dianggap sebagai sinonim yang kompatibel.
5. 7.2.2 Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
7.2.2.1 Perubahan Mata Pelajaran untuk Mendukung
Pendidikan Kewarganegaraan
● “Pendidikan Kewarganegaraan” diperkenalkan pada tahun 2005.
● Konten yang mendukung Pendidikan Kewarganegaraan, terdiri dari
berbagai mata pelajaran, seperti: Untuk mengembangkan patriotism;
Memiliki toleransi dan pertimbangan terhadap agama, suku, perilaku
dan adat; Penyempurnaan diri; Sikap dan kemampuan untuk
memahami dan memecahkan masalah sosial, dan membuat
kontribusi kepada masyarakat.
6. 7.2.2.2 Pengenalan Pendidikan Kewarganegaraan dan
Kewarganegaraan Baru
● Pada Agustus 2003, kementerian pendidikan mencanangkan
pembentukan subjek baru yang mempromosikan pentingnya
persatuan dan patriotisme, karena peningkatan kebutuhan untuk
mata pelajaran independen yang sebelumnya setara dengan mata
pelajaran “Kewarganegaraan”.
● Kementerian pendidikan memperkenalkan mata pelajaran baru
untuk semua etnis untuk mempelajari sejarah dan budaya masing-
masing, serta meningkatkan kesadaran masyarakat.
● Pada Agustus 2004, “Kewarganegaraan dan Pendidikan
Kewarganegaraan” diperkenalkan. Di tahun 2005, mata pelajaran
tersebut diperkenalkan ke sekolah untuk mengembangkan
pemahaman tentang keragaman antar ras, menumbuhkan
7. 7.2.3 Gambaran Umum Kewarganegaraan dan Pendidikan
Kewarganegaraan
7.2.3.1 Tujuan dan Sasaran: untuk menghasilkan persatuan dan jiwa
patriotism warga negara; untuk dapat berkonstribusi pada
pembangunan masyarakat lokal, negara dan dunia; untuk
menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab dalam hak individu
dan sosial serta kesadaran berbangsa di kalangan pelajar.
7.2.3.2 Evaluasi: dalam hal ini, guru dan instruktur diminta untuk
mengevaluasi peserta didik dari berbagai negara. Evaluasi tidak boleh
dinilai hanya dengan memakai hasil pemeriksaan. Peserta didik harus
harus dievaluasi berdasarkan daftar periksa yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku yang diinginkan dan tanggung jawab. Sistem
evaluasi ini berhasil diterapkan di tahun 1980 yang mana evaluasinya
dilengkapi dengan hasil ujian dan laporan proyek
8. 7.2.3.3 Analisis Isi
• Setiap judul unit dan isi dari 6 topik dari setiap kelas di sekolah dasar
pendidikan kewarganegaraan dianalisis dan diklarifikasikan sebagai lokal,
nasional, daerah, global dan universal.
• Untuk sekolah menengah terdapat konten yang sesuai dengan regional dan
global.
• Dalam tingkat sekolah dasar yang mempelajari kompetensi kunci dasar
“warga negara” pada setiap tingkat, seperti : Universal (Merawat diri dan
keluarga dengan baik, tanggung jawab dan realisasi); Lokal (Pengetahuan
dan pengertian kedudukan tentang individu, keluarga, sekolah dan
masyarakat); Nasional (Pengetahuan, pemahaman dan sikap yang
berkaitan dengan negara); Daerah dan Global (Disini memiliki konten yang
lebih sedikit).
• Di tingkat sekolah menengah dilakukan dengan praktik pembelajaran, kualitas
sebagai warga negara yang dimaksudkan pada setiap dimensi dari universal, lokal,
nasional, regional hingga global.
9. 7.2.3.4 Isi Hubungan ASEAN
• Memberikan gambaran terkait konten pembelajaran tentang ASEAN
yang dianggap mewakili ‘Regional’. Di topik ini, siswa diminta untuk
memperoleh pengetahuan dan persepsi tentang berdirinya ASEAN,
kronologi, tujuan dan hubungan antara Malaysia dengan anggota
ASEAN lainnya.
7.2.3.5 Tren Baru Pendidikan Kewarganegaraan di Malaysia
• Kementrian Pendidikan Malaysia membentuk kelas pendidikan
kewaranegaraan yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran di
seluruh mata pelajaran.
• Pendidikan kewarganegaraan mulai diperkenalkan pada juni 2019 yang
mana membutuhkan waktu satu jam di minggu keempat setiap
bulannya, sedangkan untuk pra-sekolah peserta didik diajarkan
pendidikan kewarganegaraan selama 30 menit seperti selama kegiatan
perakitan dan kurikuler.
10. Lanjutan…
• Terdapat modul tentang konstruksi sekolah dan praktik pendidikan
kewarganegaraan dalam kurikulum untuk membantu guru melakukan
pendidikan kewarganegaraan.
• Ada beberapa kelompok swasta yang membantu mempromosikan nilai-nilai
kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah yang dilakukan di luar sekolah.
• Pendidikan ini bertujuan mengajarkan tentang hak, tanggung jawab dan
nilai-nilai moral dan berkontribusi pada kesejahteraan komunitas dan
bangsa mereka. Peserta didik akan belajar integritas, kepercayaan,
ketekunan dan disiplin, kebencian korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan
intimidasi, pentingnya menghargai kelompok yang kurang mampu dan
saling menghormati perbedaan, persatuan dan cinta tanah air.
• Ada beberapa sekolah yang mengadakan kelas pendidikan
kewarganegaraan dua kali sebulan, masing-masing 30 menit.
11. 7.3 Analisis
Hasil
Survey
Angket
kepada
Siswa
• Berdasarkan materi tentang pentingnya
mempelajari sejarah pada sekolah baik
sekolah dasar, sekolah menengah atas,
hingga institusi. Bahwa hasil survey
menunjukkan Pentingnya budaya Negara
setempat daripada Sejarah etnis dan
ASEAN.
• Dalam survei tentang terlampir atau
tidaknya Kewarganegaraan Aktif, hasil
menunjukkan bahwa, Kewarganegaraan
aktif belum tercapai, namun masih
berprogres.
• Pada tingkat Regional dan Global, bahasa
Inggris sebagai alat komunikasi dianggap
penting.
• Dari perspektif integrasi ASEAN, kesadaran
ASEAN dan identitas ASEAN, menunjukkan
12. 7.4
Analisis
Hasil
Survey
Dhelpi
Hasil survey menunjukkan bahwa
pencapaian pemahaman dan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan, nilai dan
sikap pada topik ASEAN, saat ini dinilai
relatif rendah, dan terdapat kesenjangan
yang relatif besar antara pencapaian saat ini
dengan harapan 10 tahun mendatang. Hasil
ini mungkin menunjukkan bahwa silabus
membutuhkan lebih banyak perbaikan
strategi seperti materi dan pengembangan
kurikulum untuk studi tentang ASEAN.
13. 7.5
Analisis
Perbandin
g-an Dua
Survey
Terdapat topik-topik yang dianggap sebagai isu
mendesak yang paling penting dalam kasus
atau permasalahan di Malaysia, antara lain;
Dari bagian Pengetahuan dan pemahaman
terdapat :
1. Masalah sosial umum negara-negara
ASEAN
2. Sejarah dan budaya ASEAN
3. Hak asasi manusia
Dalam Keterampilan dan kemampuan :
1. Berperilaku sesuai dengan aturan dan nilai-
nilai umum di antara negara-negara ASEAN
2. Penggunaan bahasa asing
3. Berkontribusi kepada masyarakat
14. Lanjutan…
Bagian Nilai dan sikap:
1. Berpikir dengan cara ilmiah dan mengikuti perkembangan baru
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Menanggapi berbagai hal seperti memiliki moralitas dan kebanggaan
sebagai anggota ASEAN.
Kesimpulan yang dapat diberikan atas permasalahan ini adalah
bahwa di semua negara ASEAN, termasuk Malaysia,
pengembangan kurikulum pendidikan yang baik menuju integrasi
ASEAN serta pelatihan guru yang dapat mengimplementasikan
pelajaran tersebut dianggap sebagai hal yang sangat perlu
diperhatikan
15. 7.6 Kesimpulan
● Pengalaman Malaysia dalam menciptakan “Integrasi nasional” bagi
bangsanya dapat bermanfaat untuk dimanfaatkan oleh ASEAN untuk
menciptakan “Integrasi regional” berupa “ASEANness” dan “ASEAN
citizen”.
Selain itu, Malaysia dapat dilihat sebagai negara yang dapat mengambil
kepemimpinan di ASEAN untuk membuat kurikulum "pendekatan
pembelajaran pengalaman dan praktis" dan "Kewarganegaraan aktif"
dengan memanfaatkan bahasa komunikasi umum pendidikan Inggris dan
TIK.
Kebijakan integrasi nasional sejak kemerdekaan merupakan tantangan
terbesar bagi Malaysia yang merupakan negara multietnis dan
multikultural.
16. Lanjutan…
Mata pelajaran seperti pendidikan kewarganegaraan di Malaysia bertujuan
untuk akhirnya menghasilkan “Becoming member of Malaysia”, melalui
penekanan pada peningkatan kesadaran berbangsa yang bertujuan untuk
membina kewarganegaraan terkait “Nasional” melalui berbagai kesempatan.
Terdapat Elemen prioritas untuk citra warga negara (bangsa) yang dapat
dianggap sebagai:
1. Menghargai tanggung jawab dan nilai moral sebagai anggota (warga
negara) dari setiap komunitas.
2. Pahami dan hormati ciri khas adat masing-masing suku.
3. Memiliki tanggung jawab atas partisipasi dalam politik dan masyarakat, hak
yang diberikan dan kewajiban sebagai orang Malaysia
17. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!
Do you have any
questions?