2. MAK YONG RIAU
Menurut Direktorat Teater Tradisional yang diselenggarakan oleh Dewan
Kesenian Jakarta bersama Direktorat Pembinaan Kesenian, Mak Yong
tersebar di Riau pada tanggal 13 Disember 1975.
Menurut kisah yang diceritakan Pak Abdul Rahman (Amanriza, 1993) di
Manatang Arang, Kepulauan Riau tahun 1927, seni pertunjukan Makyong
berasal dari permainan yang dilakoni oleh harimau jadi-jadian.
3. Pementasan Mak
Yong Riau
Makyong tidak memerlukan set kelengkapan dekorasi, atau layar untuk
pergantian babak.
Makyong dipentaskan di lapangan terbuka, tempat pentas harus diberi atap
yang menggunakan bubungan dengan enam buah tiang penyangga.Pada
kayu yang melintang dihiasi daun kelapa muda.
Bila dimainkan di istana, Makyong dipentaskan di panggung beton
berbentuk segi enam.
5. Pementasan Mak
Yong Riau
Setelah ketua panjak yang disebut Bomo mendapatkan tempat yang tepat
untuk pementasan Makyong, ia harus melakukan serangkaian upacara sebelum
pementasan dilakukan.
Mula-mula dilakukan upacara mengasap alat-alat yang terdiri dari sebuah
gendang penganak, sebuah gendang pengibu, dua buah tawak-tawak/gong,
dua buah mong/kromong, sebuah gedu-gedung, sebuah canang, sebuah
serunai dan sebuah rebab.
Upacara mengasap dilanjutkan pada alat-alat bbermain lainnya, termasuk
canggai (kuku-kuku palsu panjang).
7. MAK YONG RIAU
Acara selanjutnya disebut buang bahasa atau buka tanah dengan menanam
sebutir telur ayam, segenggam beras basuh, segenggam beras kuning, brtih,
sirih sekapur, dan sebatang rook daun nipah.Setelah sang Bomo
memerintah pembantunya emnnam benda-benda tersebut, ia mulai
nmenurkan betih dan beras basuh ke sekekliling tempat bermain, sambil
membaca serapah dan mantra yang diiringi bunyi music berirama magis.
Serapah tersebut berbunyi :
8. MAK YONG RIAU
Assalamu'alaikum Wa'alaikumsalam
Tabik orang di laut Tabik orang di darat
Aku nak membubiuh paras dan tanda di sini
Aku minta tanah yang baik
Bismillahirrahmanirrahim
Bam tanah Jembalang tanah
Aku tahu asak engkau Mulai menjadi bintang timur
Berundurlah engkau darii sini
Jangan engkau menghalang Pekerjaan aku di sini
Huh!
Setelah itu menekankan ujung jarinya ke langit-langit mulutnya, kemudian
menekankan jari itu pada tanah.