Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang dampak hospitalisasi pada anak dan bagaimana terapi bermain dapat mengurangi dampak negatif hospitalisasi tersebut.
2. Terapi bermain seperti menggambar dan mewarnai dapat menurunkan stres pada anak selama dirawat di rumah sakit.
3. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperasi anak yang sedang di
1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit sehingga anak harus beradaptasi dengan lingkungan rumah
sakit (Wong, 2008). Reaksi hospitalisasi pada anak bersifat individual dan sangat
bergantung pada tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya di
rumah sakit, system pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang
dimiliki anak (Supartini, 2009).
Reaksi anak yang dirawat inap di rumah sakit berbeda beda pada masing
masing individu. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, perkembangan
usia anak salah satunya factor utama yang dapat mempengaruhi reaksi anak
terhadap sakit Saat anak di rawat di rumah sakit (Hospitalisasi) memaksa anak
untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan
menyenangkan yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya.
Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak prasekolah sebagai
hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah atau takut. Oleh karena itu,
hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal
dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat,
apabila kondisi itu terjadi maka akan mempengaruhi proses perawatan di rumah
sakit (Supartini, 2009).
Menurut Mc Chelty dan Kozak mengatakan hampir Empat juta Anak di
dunia dalam 1 tahun mengalami hospitalisasi. Dari hasil penelitian Rahmawati
2. 2
Dewi Handayani dan Ni Putu Dewi Puspitasari yang dilakukan pada tangal 19
Maret 2008 melalui observasi pada 10 anak pasien prasekolah di ruangan CB2
kelas 2 dan 3 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan wawancara dengan
perawat di ruangan CB2 anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Dari hasil
observasi didapatkan data bahwa dari 10 anak yang di observasi semuanya tidak
kooperatif terhadap tindakan keperawatan yang di berikan seperti, saat diinjeksi,
dan pengambilan darah. Anak mengalami respon, seperti menangis, berteriak,
bertindak agresif, memintak untuk pulang, dan juga memeluk ibunya. Sedangkan
dari hasil observasi yang dilakukan di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang anak
yang di rawat inap dengan jumlah 27 pasien, didapatkan 23 anak yang tidak mau
tilakukan tindakan invasif (tidak kooperatif) sedangkan 4 anak yang mau bekerja
sama dengan perawat (kooperatif).
Bermain terapeutik pada anak di rumah sakit akan memberikan rasa
senang dan membantu anak dalam mengembangkan kreatifitas melalui
pengalaman bermain yang tepat, sehingga kelangsungan tumbuh kembang dapat
berlangsung selama perawatan. Dari hasil penelitian terapi bermain Menggambar
dan Mewarnai di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang dapat menurunkan stress
atau cemas akibat hospitalisasi, hasil observasi kelompok perlakuan sebanyak 10
responden (100%) menujukan penurunan stres atau cemas akibat hospitalisasi
dengan terapi bermain Mewarnai dan Menggambar (Rosidah Erlina, 2010). Fakta
bahwa di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang tidak pernah dilakukan terapi
bermain Mewarnai dan Menggambar.
…………………………………..Diharapkan dengan diberi bermain
terapeutik tingkat kooperatif anak dapat meningkat sehinga anak tidak mengalami
3. 3
stres hospitalisasi, sehingga anak saat akan dilakukan tindakan keperawatan,
seperti saat diinjeksi atau saat pengambilan darah anak tidak menangis, berontak,
agresif, dan tidak lari. Namun pengaruh bermain terapeutik terhadap tingkat
kooperatif anak prasekolah di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang belum
diketahui dengan jelas.
Dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak, perawat memegang
peran penting untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan yang
berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit (………….). Anak memerlukan
media untuk dapat mengekspresikan perasaannya sehingga mampu bekerja sama
dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan. Media yang paling efektif
adalah melalui kegiatan permainan (Supartini, 2009). Anak usia pra sekolah
mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada
usia Toddler. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya anak usia
prasekolah sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Permainan adalah “pekerjaan”
anak, dan dalam lingkup rumah sakit, permainan akan memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa
marah dan benci. Menggambar atau mewarnai sebagai salah satu permainan yang
memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh). Anak dapat mengekspresikan perasaannya
dengan cara menggambar, ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu
cara untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata (Suparto, 2003). Dengan
menggambar atau mewarnai gambar juga dapat memberikan rasa senang karena
pada dasarnya anak usia pra sekolah sudah sangat aktif dan imajinatif selain itu
4. 4
anak masih tetap dapat melanjutkan perkembangan kemampuan motorik halus
dengan menggambar meskipun masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Anak usia prasekolah sedang senang-senangnya mengembangkan daya
imajinasinya. Ditambah dengan keterampilan verbalnya yang semakin baik,
jadilah anak yang mampu menceritakan pikiran-pikiran yang ada di kepalanya.
Berimajinasi atau mengeluarkan ide-ide adalah bagian dari tugas perkembangan di
usia prasekolah, hal ini menunjukkan kecerdasan si anak. Karena itulah apapun
ide anak orang tua tak boleh melecehkannya. Justru orang tua harus
mengoptimalkan potensi anak. Bermain terapeutik yang di dasari oleh pandangan
bahwa bermain bagi anak adalah merupakan aktifitas yang sehat dan di dasari
untuk tumbuh kembang anak dan memungkinkan untuk mengali,
mengekspresikan perasaan dan pikiran serta mengalihkan perasaan nyeri dan juga
relaksasi dengan demikian kegiatan bermain harus menjadi bagian dari pelayanan
kesehatan anak di rumah sakit (Berman, 1994 dikutip oleh Kristiani 2008).
Intervensi yang penting dilakukan perawat terhadap anak pada prinsipnya
untuk mencegah perasaan kehilangan, meminimalkan rasa takut terhadap tindakan
keperawatan, serta memaksimalkan perawat yang di rumah sakit melalui terapi
bermain. Hal yang harus di ingat adalah bahwa bermain merupakan salah satu
cara yang efektif dalam mengatasi dampak hospitalisasi tersebut (Supartini, 2009)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Terapi Bermain Mewarnai dan Menggambar Pada Anak Usia
Pre Sekolah Yang Tidak Kooperatif Sebagai Akibat Hospitalisasi Di Ruang
Ismail Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang ?
5. 5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari Terapi Bermain Mewarnai dan Menggambar Pada Anak Usia
Pre Sekolah Yang Tidak Kooperatif Sebagai Akibat Hospitalisasi Di Ruang
Ismail Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisa pelaksanaan terapi bermain menggambar dan mewarnai pada
anak usia pre sekolah.
2. Menganalisa terapi bermain mewarnai dan menggambar pada anak usia
pre sekolah yang tidak kooperatif sebagai akibat hospitalisasi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Dari segi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini di harapkan dapat
menjelaskan pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif anak
prasekolah yang mengalami dampak hospitalisasi.
2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah khazanah ilmu dalam
bidang Keperawatan Anak.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan upaya alternatif untuk
mengurangi dampak hospitalisasi anak. Sehingga anak menjadi kooperatif saat di
lakukan tindakan Invasif Keperawatan.
6. 6
1. Bagi Perawat atau Profesi
Memberikan pengetahuan perawat tentang pentingnya memberikan pelayanan
keperawatan secara komprehensif biologi, psikologi, sosial, spiritual dan
kultural.
2. Bagi Rumah Sakit
Dengan adanya penelitian ini rumah sakit dapat memberikan sarana tempat
bermain anak dan adanya jadwal pelaksanaan terapi bermain secara rutin
mengingat pentingnya bermain terapeutik pada anak yang dirawat di rumah
sakit.
3. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dan dokumentasi ilmiah dalam pengembangan ilmu
keperawatan
4. Bagi Anak
1) Mengurangi kecemasan
2) Dampak hospitalisasi akan berkurang
3) Anak menjadi kooperatif