Ekonomi kreatif mengandalkan kekuatan akal dan kreativitas daripada tenaga fisik. Kreativitas menjadi faktor produksi penting dan prospektif di masa depan. Gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas telah hadir untuk menggerakkan perekonomian."
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
1.
2. Diterbitkan Oleh:
Bagian Hubungan Masyarakat
Sekretariat Daerah Kota Surabaya
Jl. Jimerto 6-8 Surabaya Telp: 031-5475005
www.humas.surabaya.go.id
Pengarah Materi:
Muhamad Fikser, AP. MM
Zainuddin Fanani
Penulis:
Adriono, Sukemi
Cetakan Pertama:
Juli 2019
154 halaman; 25 cm X 17,6 cm
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Copyright 2019
All Right Reserved
Akselarasi Ekonomi Kreatif
di Kota Surabaya
3. Published by:
Public Relations Office
Surabaya Municipal Government Secretariat
Jl. Jimerto 6-8 Surabaya, Phone: 031-5475005
www.humas.surabaya.go.id
Content Supervisors:
Muhamad Fikser, AP. MM
Zainuddin Fanani
Authors:
Adriono, Sukemi
First Edition:
Juli 2019
154 pages; 25 cm x 17,6 cm
Copyright 2019
All Rights Reserved
The Accelleration of Creative Economy
in Surabaya
4. Kini makin disadari bahwa Sumber Daya Alam (SDA) semakin
terbatas. Maka semua bisnis berbasis SDA dapat mengalami hambatan
serius dalam menjaga keberlangsungan hidup dan mengembangkan
dirinya. Di sisi lain era industri 4.0 telah datang dengan membawa
perubahan cara berbisnis dan memunculkan fenomena disrupsi.
Sebuah bisnis yang mapan dapat tumbang mendadak lantaran digusur
oleh bisnis baru yang lebih canggih, efisien, dan mengandalkan pola
berbagi (sharing).
Maka sudah saatnya dunia usaha memberi perhatian yang lebih
kepada aspek kreativitas. Karena kreativitas memiliki kelenturan dan
keunggulan yang memadai terhadap guncangan distrupsi. Daya kreatif
senantiasa dapat mengatasi keadaan, mampu melihat celah, serta
sanggup mengubah ancaman sebagai tantangan.
Sebagian warga Surabaya telah mampu bertransformasi menjadi
insan kreatif. Berbekal sinergi yang kuat antara Pemerintah Kota Surabaya
dan masyarakat, terbukti industri kreatif tumbuh dan berkembang dengan
baik, bahkan terjadi akselarasi pada beberapa bidang.
Kata Pengantar
5. We are all aware that natural resources are limited and
increasingly exhausted. Natural resources-based industries
face a serious hurdle in maintaining their existence, let alone
to grow bigger. At the same time, industry 4.0 brings new ways
of doing business which we label as disruptions. We witness
that many established business crumbled in a short time due
to the inability to keep pace with more advanced and efficient
sharingeconomy businesses.
Realizing this shift, it is time for the industry and business
worlds to put more attention to creativity, an aspect which
offers more flexibility and superiority in facing disruptions.
Creativity helps the business to see opportunities, turn threats
into challenges, and finally deal with every situation better.
Fortunately, we can see that a growing proportion of Surabaya
people have transformed themselves into more creative. A strong
synergy between the communities and Surabaya Municipal
Government brings creative industries into being and growing.
Foreword
6. Para pelakunya senantiasa aktif bergerak dan
berinovasi demi mengantisipasi irama pasar dan
selera konsumen.
Buku ini berisi kisah sukses sejumlah bisnis
kreatif yang membanggakan dan inspiratif.
Memang sajiannya belum mencakup seluruh
sektor ekonomi kreatif yang berjumlah 16
subsektor. Tetapi setidaknya paparan di dalamnya
dapat memberikan gambaran umum yang cukup
memadai. Buku ini juga merupakan update
atau laporan perkembangan dari buku yang
pernah diterbitkan Bagian Hubungan Masyarakat
Sekretariat Daerah Kota Surabaya sebelumnya.
Akhirnya, semoga kehadiran buku ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi pengembangan
industri kreatif kita di masa mendatang. l
We witness acceleration on these sectors. Actors
of the creative industry in Surabaya persistently
move forward and innovate to anticipate better the
shift of consumers’ taste and market.
The book you are reading now displays success
stories of some creative businesses which make us
proud and inspired. We do aware that this book
does not cover all of the 16 creative economy
sub-sectors. However, we hope that it gives you an
adequate general description of the situation. This
book is also an update of the previous book about
the same topic published by Public Relations Office,
Surabaya Municipal Government Secretariat.
Finally, we hope that this book will contribute
to the advancement of our creative industry in the
future and gets you inspired as well. l
Kata Pengantar l Foreword
vi
8. Sambutan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah. Perkembangan ekonomi kreatif yang digeluti oleh
warga Kota Surabaya sangat menggembirakan. Diakui atau tidak,
semua itu tidak lepas dari iklim, lingkungan dan infrastruktur yang
diciptakan dan disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya cukup
mendukung.
Dukungan tersebut tecermin melalui berbagai program, baik dalam
bentuk pelatihan, pendampingan, fasilitasi legalitas usaha, fasilitasi
pemasaran produk sampai dengan penyediaan sarana dan prasaran
pendukung, sebagai contoh adalah Coworking Space Koridor.
Dukungan dan peran serta stakeholder terhadap perkembangan
ekonomi kreatif di Surabaya juga merupakan kekuatan tersendiri,
mereka secara sukarela memberikan dukungan dalam bentuk
fasilitasi kebutuhan dasar terkait dengan tumbuh kembangnya usaha
kreatif tersebut. Keikutsertaan stakeholder ini turut menjadi penyebab
akselarasi ekonomi kreatif di kota ini dapat berlangsung masif.
Sambutan l Foreword
viii
9. Foreword
Assalamualaikum Wr. Wb.
Praise be to Allah. The development of the creative economy
by Surabaya people is heart-warming. It is a token of supporting
climate, environment, and infrastructure laid out by the Surabaya
Municipal Government.
This support was reflected through diverse programs in various
forms of training, advocacy, and assistance in the areas of business
legal, product marketing, to the provision of supporting facilities and
infrastructures stimulating the creativity and collaboration such as the
establishment of Co-working Space Corridor.
Stakeholders’ support and participation in the development of
the creative economy in Surabaya are evident as they voluntarily
provide support in the form of facilitation of basic needs related to
the growth and development of creative business. The involvement
of stakeholders accelerates the growth of the creative economy in
Surabaya massively.
Sambutan l Foreword
ix
10. Saya sangat bergembira dengan akselerasi ekonomi kreatif di kota ini, terutama
di kalangan anak-anak muda dan ibu rumah tangga. Kreativitas mereka perlu terus
dikembangkan sebagai upaya untuk menyebarkan “virus” ekonomi kreatif.
Karena itulah saya menyambut baik upaya penerbitan buku Akselerasi Ekonomi
Kreatif Surabaya. Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pendokumentasian,
tapi dapat pula dijadikan sebagai panduan dalam melakukan gerakan “ATM” (Amati,
Tiru, dan Modifikasi).
Mudah-mudahan buku ini dapat menginspirasi warga Surabaya dalam
mewujudnyatakan Kota Surabaya sebagai pusat ekonomi kreatif di Indonesia.
Semoga. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tri Rismaharini
Walikota Surabaya
Sambutan l Foreword
x
11. I am very happy to see the acceleration of the creative economy
in this city, especially the ones initiated and developed by young
people and housewives. Their creativity needs to be developed
further as an effort to spread the “virus” of the creative economy.
That is the reason that I welcome the publication of this book
titled “The Acceleration of Creative Economy in Surabaya”. This
book functions both as a way to document the emergence of the
creative economy in Surabaya as well as a reference in doing the
“ATM” (Observe, Imitate and Modify) movement.
Hopefully, this book can inspire Surabaya residents to help their
city becoming the center of the creative economy in Indonesia.
Amen for that.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tri Rismaharini
Mayor of Surabaya
Sambutan l Foreword
xi
12. Kata Pengantar.................................................................................................................................. iv
Foreword ........................................................................................................................................... v
Sambutan.........................................................................................................................................viii
Foreword .......................................................................................................................................... ix
Bagian 1............................................................................................................................................1
Part 1.....................................................................................................................................................1
Kreativitas, Sang Primadona.................................................................................................................2
Creativity, the Prima Donna..................................................................................................................... 3
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif....................................................................................................10
Surabaya, The Center of Creative Economy........................................................................................... 11
Bagian 2 Daya Kreatif Warga Surabaya..............................................................................................19
Part 2 The Creative Drive of Surabaya People......................................................................................... 19
Daftar Isi l Conten
Daftar Isi l Conten
xii
13. Aplikasi dan Game: Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital.................................................................20
Apps and Game: Moving Forward To Be The Center of The Digital Industry............................................. 20
Film Animasi Video: Bergerak Lewat Komunitas....................................................................................33
Film, Animation, and Video: Moving Forward Through Communities........................................................ 33
Kampung: Menjual Karakteristik Kampung..........................................................................................41
Kampong: To Sell The Values of Kampong.............................................................................................. 41
Kerajinan: Menjual Udeng Beserta Falsafahnya....................................................................................48
Crafts: Selling Udeng and Its Philosophies.............................................................................................. 48
Kuliner: Melestarikan Makanan Khas Surabaya....................................................................................54
Culinary: Culinary To Preserve Surabaya’s Typical Food........................................................................... 54
Kuliner: Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK...............................................................................63
Culinary: The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity for The Ex-Labors......................................................... 63
Fesyen: Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’.........................................................................71
Fashion: The Well-Sold Satirical and Cursing T-shirts............................................................................... 71
Daftar Isi l Conten
xiii
14. Fesyen: Aktif Mengeksporasi Aneka Batik.............................................................................................82
Fashion: Actively Exploring The Rich Variants of Batik............................................................................82
Fesyen: Bisnis Batik Berbasis Kepedulian Sosial....................................................................................91
Fashion: A Batik Business Based on Social Concern................................................................................ 91
Kriya: Memanfaatkan Kardus untuk Segalanya...................................................................................102
Crafts: To Make Use of Cardboard for Many Purposes.......................................................................... 103
Pertunjukan: Lampu Pentas Terus Menyala.........................................................................................110
Art Performance: The Stage Lights that Keep On................................................................................... 110
Penyiaran: Kejar Pendengar ke Ranah Digital.....................................................................................120
Broadcast Media: Catching Up Listeners to Digital Space....................................................................121
Kerajinan Daur Ulang: Tersenyum di Jalur Kertas Semen.....................................................................125
Recycle Crafts: Smiling in the Path of Used Cement Paper..................................................................... 125
Kuliner: Resep Keluarga yang Diminati Publik....................................................................................... 133
Culinary: A Popular Family Recipe.....................................................................................................133
Daftar Isi l Conten
xiv
16. 2
Akal selalu mengungguli kekuatan fisik. Dalam
masyarakat Surabaya dikenal ungkapan, okol
iku kalah karo akal. Sebuah pekerjaan yang
hanya mengandalkan otot semata umumnya
sangat menguras tenaga dan upahnya murah,
sebagaimana dijalani oleh kuli bangunan atau
tukang becak. Berbeda dengan pekerjaan yang
menggunakan akal atau kecerdikan. Pedagang
mainan membuat pesawat dari stereofoam bekas,
lalu dijual di halaman sekolah TK dan SD.
Kreativitas,
Sang Primadona
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
17. 3
Creativity,
The Primadonna
Surabaya people know this saying very well:
okol iku kalah karo akal. It means that physical
power will always be subdued by intelligence.
Any professions which primarilyrely on physical
power are usually paid less compared to other
professionsdriven by ingenuity. Those who work as
pedicab driver or construction worker, for instance,
are usually gain less than those who transform
leftover styrofoams into plane toys sold for kids in
the kindergarten and elementaryschool.
18. 4
Perajin“menyulap” gulma eceng gondok
menjadi tas bernilai ekonomi tinggi. Kerja
mereka tidak berat, hasilnya juga lebih banyak.
Ungkapan okol kalah karo akal agaknya
bukanlah pendapat sederhana. Bahkan hingga
era revolusi industri 4.0 saat ini masih punya
relevansi. Bergaungnya konsep ekonomi kreatif
yang tengah didengung-dengungkan pemerintah
dewasa ini, terbukti mengandalkan kekuatan
akal daripada tenaga fisik.
Pada zaman ekonomi klasik dulu, faktor-faktor
produksi yang utama adalah tanah/mesin, tenaga
kerja, dan modal. Kini tidak harus seperti itu. Justru
kreativitas menjadi faktor produksi penentu. Apalagi
jika dipadu dengan penguasaanteknologi dan
informasi. Amerika mengeruk keuntungan amat besar
karena mengekspor produk-produk ekonomi kreatif,
diantaranya adalah keuntungan yang diperoleh dari
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) film, dan musik.
Creativepreneur
who produce
expensive bags from
the hardly loved
water hyacinth. The
creative people put
less physical efforts
yet financially gain more.
Okol kalah karo akal continually finds its
relevanceuntil today, the era of industrial
revolution4.0. The creative economy heralded by
no less than the government is obviously heavily
relying on the power of the intelligence rather than
physical prowess.
Long-time ago, in the era of classical economy,
production process mainly relies on land,
machines, human power, and capital.
While these factors are still important, there
is another factor of more significance: creativity,
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
19. 5
Ya, produk-produk berbasis kreativitas akan
kian prospektif di masa mendatang.
Kini gelombang ekonomi baru berbasis
kreativitas telah datang. Ekonomi yang
mengedepankan kreativitas, ide, dan
pengetahuan manusia sebagai aset utama
dalam menggerakkan ekonomi. Secara umum
ekonomi kreatif diartikan sebagai suatu konsep
perekonomian di era ekonomi baru yang
mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan
mengedepankan ide dan pengetahuan dari
sumber daya manusia sebagai faktor produksi
yang paling utama.
John Howkins mendefinisikan ekonomi
kreatif sebagai the creation of value as a result
of idea. Dalam sebuah wawancara bersama
Donna Ghelfi dari World Intellectual Property
Organization (WIPO), Howkins menjabarkan
ekonomi kreatif adalah suatu kegiatan ekonomi
especially when it coupled with technology and
information superiority. The US made huge profits
from exporting creative economy products, including
the benefits derived from Intellectual Property Rights
(IPR) of film and music products.Creativity-based
products will shine even brighter in the future.
Broadly speaking, creativeeconomyis any
economic endeavors which
based on and driven by
creativity, ideas, and
knowledge. John
Howkins defined
creative
economy as
“the creation
of value
as a result
of idea”.
Interviewed
20. 6
dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan
hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini,
menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk
kemajuan.
Dikenal ada 16 subsektor ekonomi kreatif yaitu Aplikasi dan
Pengembangan Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Desain
Komunikasi Visual, Desain Produk, Fesyen. Juga Film dan
Animasi dan Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan,
Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi dan Radio.
Gerakan ekonomi kreatif muncul pada 2006 ketika
Pemerintahbertekad mengembangkan ekonomi kreatif
di Indonesia. Selain itu, kemunculannya juga tak lepas
dari adanya MasyarakatEkonomi Asean (MEA) yang telah
berkembang beberapa tahun sebelumnya.
Gebrakan pertama pembangunan ekonomi kreatif diawali
dengan pembentukan Indonesian Design Power oleh Departemen
Perdagangan. Tahun berikutnya diluncurkan Studi Pemetaan
Kontribusi Industri Kreatif Indonesia pada Trade Expo Indonesia.
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
21. 7
by Donna Ghelfi at the World Intellectual Property Organization
(WIPO), Howkins elaborated creative economy as economic activities
within the society which spent most of their time to create ideas and
not merely doing routine or do things repeatedly. Creating ideas is
both central and imperative for this advancement-seeking society.
There are 16 subsectors of creative economy, namely game
development and application; architecture; interior design; visual
communication design; product design; fashion; film, video
and animation; photography; craft; culinary; music; publishing;
advertising; art performance; visual art; and television and radio.
The creative economy movement was started in 2006 when the
government of Indonesia boosts the concept and its application. The
factthat ASEAN Economic. Community was launched several years
earlier made creative economy gain stronger momentum.
The first breakthrough in creative economy development began with
the establishment of the Indonesian Design Power by the Ministry
of Trade. A yearlater, the government launched a study of Mapping
the Contributionof Indonesian Creative Industry at the Indonesia
Trade Expo.
7Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
22. 8
Pada 2008, Pemerintah melahirkan
Cetak Biru Pengembangan Ekonomi
Kreatif Nasional 2009-2015. Selain itu,
dilakukan pencanangan tahun Indonesia
Kreatif 2009 dan diselenggarakan Pekan
Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi
Kreatif rutin setiap tahun.
Perhatian kepada dunia industri kreatif
kian meningkat dengan dibentuknya
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pada
20 Januari 2015. Lembaga Pemerintah
Nonkementerian yang dibentuk melalui
Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun
2015 ini berfungsi menaungi dan
menjadi akselator ekonomi kreatif
Indonesia. Pemerintah meyakini masa
depansektor ekonomi kreatif sangat
prospektif,sehingga memberi dukungan
penuh kepada Bekraf. l
23. 9
In 2008, the Government gave birth
to the 2009-2015 National Creative
Economy Development Blueprint. In
addition, the governmentalso started the
Creative Indonesia Year 2009 and held
a Creative Product Week and a routine
Creative Economic Exhibition every year.
The attention to the world of
creative industriesis increasing with the
establishment of the Creative Economy
Agency (Bekraf) on 20 January 2015.
This non-ministerial governmental
body was formed through Presidential
Regulation Number 6 Year 2015 to
oversee and accelerate Indonesia’s
creative economy. The government
believes that the future of the creative
economy sector is very bright and
therefore gave full supportto Bekraf. l
1. Aplikasi dan
Pengembangan
Permainan (game)
2. Arsitektur
3. Desain Interior
4. Desain Komunikasi
Visual
5. Desain Produk
6. Fesyen
7. Film dan Animasi dan
Video
8. Fotografi
9. Kriya
10. Kuliner
11. Musik
12. Penerbitan
13. Periklanan
14. Seni Pertunjukan
15. Seni Rupa
16. Televisi dan Radio
SUBSEKTOR
EKONOMI KREATIF
1. Game development
and application
2. Architecture
3. Interior design
4. Visual communication
design
5. Product design
6. Fashion
7. Film, video and animation
8. Photography
9. Craft
10. Culinary
11. Music
12. Publishing
13. Advertising
14. Art performance
15. Visual art
16. Television and radio
Subsectors of the
Creative Economy
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
Sumber: Bekraf Indonesia.
24. 10
Surabaya tidak berhenti mendulang
berprestasi. Kota Pahlawan ini telah memiliki
sederet julukan tambahan yang membanggakan:
sebagai kota layak anak, adipura, hingga
kota berkesetaraan dan berkeadilan gender.
Keberadaan kotanya kian menghijau dengan
berpuluh taman indah.
Kini Surabaya tengah bersemangat menggapai
obsesi untuk menjadikan diri sebagai kota kreatif.
Bahkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam
beberapa kesempatan menargetkan Surabaya
sebagai kota kreatif rujukan di Indonesia.
“Mimpi saya, Surabaya pada waktu dekat bisa
menjadi pusat industri kreatif di Indonesia. Lalu
perlahan-lahan dapat mendunia,” ujarnya.
Surabaya Lumbung
Ekonomi Kreatif
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
10 Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
25. 11
Surabaya puts no break on collecting achievements.
The city of heroes has now pocketed several other
heartwarming labels, such as children-friendly city, one of
the cleanest city by getting the Adipura award for years,
and a city with gender-equal treatment. Also, don’t forget
to mention that Surabaya is getting greener each day with
more and more beautiful gardens and parks.
Surabaya put no brake on chasing its dreams.
Surabaya is now focusing on to be a creative city.
Surabaya Mayor, Tri Rismaharini in several occasions
said that Surabaya is aiming to position itself as a
national reference for a creative city.
“My dream is that Surabaya soon becomes the
center of the creative industry in Indonesia and gradually
become a global player in the said sector,” said Risma.
Surabaya, The Center of
Creative Economy
11Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
26. 12
Tampaknya ini bukan sebuah utopia, sebab Surabaya
memang punya potensi dan peluang untuk itu. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terdapat
141.438 pelaku ekonomi kreatif di Surabaya, dengan
lima subsektor terbesar sebagai penggeraknya yaitu
kuliner sebanyak 108.334 usaha, fesyen 19.896 usaha,
kriya 8.110 usaha, penerbitan 3.234 usaha, dan fotografi
570 usaha.
“Surabaya memiliki jumlah usaha ekonomi kreatif
dengan jaringan usaha tunggal terbesar di Indonesia,
mencapai 6,41%,” ujar Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif
Bekraf Poppy Savitri di Plaza Kuningan Jakarta, yang
mengacu pada hasil Survei Ekonomi 2016 dari BPS.
Kota ini juga didukung oleh sejumlah insitusi pendidikan
yang bergerak di sektor industri kreatif, serta memiliki
kekuatan teknologi informasi yang cukup mumpuni. Maka
tidak berlebihan jika Direktur Riset dan Pengembangan
Bekraf, Wawan Rusiawan, sampai menyebut kota Surabaya
sebagai salah satu lumbung ekonomi kreatif di negeri ini.
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
27. 13
It seems that Risma’s dream is not a utopia
as Surabaya really owns both the potential and
opportunityto become a creative city. Data from
BPS - Statistics Indonesia has shown that Surabaya
has 141.438 actors of the creative economy, most
of them are working on 5 main sectors: culinary
(108.334 enterprises), fashion (19.896), crafts
(8.110), publishing (3234), and photography (570).
“Surabaya has the biggest single-enterprise
creative economy in Indonesia that accounts
for 6.41%,” said Director of Creative Economy
Education, The Creative Economy Agency (Bekraf),
Poppy Savitri at Plaza Kuningan, Jakarta. She was
referring to the result of BPS’ 2016 Economic
Survey.
Surabaya’s position as a strong creative
economy city is supported by the fact that it has
numerous education institutions high-quality
universities, vocational high schools, and
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
28. 14
information technology apparatuses which
together propel the growth of the creative
industry in the city. It’s no wonder that Director
of Research and Development of Bekraf,
Wawan Rusiawan called Surabaya as one of the
country’s centers of the creative economy.
Surabaya Municipal government has been
actively seeking and empowering individuals
and groups striving in the creative economy. The
government incubates the startups by creating
some events to boost the creative economy. The
private sector supported this effort by providing the
capital for the new enterprises as well as open up
the market for them.
Some of the thousands of these creative
enterprises have done exports to the Middle
East. Furniture made from eceng gondok and
fashion is two prominent products among others.
To support these enterprises further, Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya, terus aktif
mencari dan membimbing kelompok maupun
perseorangan yang bergerak di industri kreatif.
Menginkubasi usaha rintisan (start up) hingga
menyelenggarakan program pahlawan ekonomi
dan pejuang muda.
Pihak swasta juga mendukung dengan
menyediakan modal kerja dan membukakan
akses pasar. Dari ribuan industri kreatif di
Surabaya sebagaian sudah melakukan ekspor
keluar negeri, seperti ke Timur Tengah atau.
Komoditas unggulan antara lain kerajinan furnitur
eceng gondok serta fesyen.
Untuk memacu pengembangannya, Pemerintah
Kota Surabaya menggandeng sejumlah pihak
terkait, antara lain dengan Bekraf, GEN Global.
Kegiatan yang dilaksanakan diisi dengan
innocreativation, StartUp Nations Summit, dan Bekraf
Festival, diikuti peserta dari sekitar 170 negara.
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
29. 15
Surabaya memiliki 141.438 pelaku ekonomi kreatif, dengan lima subsektorterbesar sebagai penggeraknya.
Kuliner sebanyak 108.334 usaha, fesyen 19.896 usaha, kriya 8.110 usaha, penerbitan 3.234 usaha, dan fotografi 570 usaha.”
(Badan Pusat Statistik)
“Surabaya has 141.438 actors of creative economy with 5 biggest subsectors as the driving force: culinary
(108.334 enterprises), fashion (19.896), crafts (8.110), publishing (3234), and photography (570).”
(BPS - Statistics Indonesia)
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
30. 16
Kondisi Nasional
Agaknya sektor industri kreatif tidak bisa lagi
diabaikan keberadaannya. Pada tingkat nasional
pertumbuhan sektor ekonomi kreatif mencapai
5,76 %. Artinya, berada di atas pertumbuhan
sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan
dan penggalian, pertanian, peternakan,
government has initiated cooperation with several
organizations and governmental bodies such as
Bekraf and Gen Global.
To accelerate and develop it further, Surabaya
Municipal Government went hand in hand
with some institutions such as Bekraf and GEN
Global. They held some exhibitions, namely
Innocreativation, StartUp Nations Summit, and
Bekraf Festival which attracted participants from
about 170 countries
National Condition
The creative industry sector can no longer be
ignored. It grows 5.76% nationally, higher than the
industries of power/electricity, gas and clean water,
mining, farming (including cattle farming), forestry
and fishery, services, and manufacture. The added
value provided by the creative economy is steadily
increasing each year.
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
31. 17
kehutanan dan perikanan, jasa-jasa danindustri
pengolahan. Nilai tambah yang dihasilkan
ekonomi kreatif meningkat setiap tahun.
Hasil survei khusus ekonomi kreatif oleh
BPS dan Bekraf (tahun 2016), tercatat Produk
Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif mencapai
Rp 922,59 triliun. Angka ini meningkat 4,95%
dibanding tahun sebelumnya. Diprediksi, tren
angka tersebut akan naik sekitar 10% setiap
tahunnya. Jumlah unit usaha ekonomi kreatif
berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 untuk
KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesis )
Ekonomi Kreatif sebanyak 8.203.826 usaha. Ada
sekitar 16.91 juta tenaga kerja (setara dengan
14.68%) yang terserap di sektor ini.
Pada tahun 2016, ekspor ekonomi kreatif
berhasil mencapai 20 miliar Dolar AS. l
The creative economy survey held
by BPS and Bekraf in 2016 showed that
creative economy has contributed IDR
922.59 trillion to national gross domestic
product. (GDP), a 4.95% increase
compared to the previous year and is
predicted to grow 10% each year.
There are 8,203,825 creative economy
enterprises (based on Indonesia’s standard
classification of business) as shown in the
2016 Economic Sensus. These enterprises
are home to about 16.91 million
workers (equal to 14.68% of the national
workforce).
The creative economy also performs
very well in overseas trade, making USD
20 billion worth of export. l
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
32. 18 Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
34. 20
Saat orang dihimpit sedih dan galau,
kemana mereka mengadu? Sebab, tidak mudah
menemukantempat tepat untuk menumpahkan
Where people with psychological problem go
to find advice and solace? At times, it is not easy
to find a place of consolance as talking to friends
Aplikasi dan Game
Bergerak Menjadi Pusat
Industri Digital
Apps and Game
MovingForwardToBeThe
CenterofTheDigitalIndustry
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
35. 21
beban stres ataupun depresi. Curhat ke teman
khawatir rahasia pribadi bocor ke publik. Mau
konsultasi ke psikolog takut kena “cash” tinggi.
Ternyata problem ini mengusik anak muda
Surabaya untuk mencarikan solusi dengan melalui
aplikasi. Lalu kreativitas mereka melahirkan usaha
rintisan (startup) berbendera Riliv.co.
Membukalayanan konsultasi psikologi
–even the closest one— still pose a risk of leaking
our best-kept secrets while seeing a psychologist
can end up in a huge bill.
This dilemma drove some young guns of Surabaya
to develop a startup named riliv.co which basically is
online psychology consultingfirm. Anyone seeking
help can simply log in and tell their problem.
A certified psychologist member of Indonesia
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
36. 22
secaradaring. Pengguna tinggal login melalui telepon pintar, lalu mengeluhkan
pemasalahannya, seketika itu dia mendapat layanankonseling dari psikolog
profesional anggota Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi). Ditawarkan
beberapa opsi paket layanan dengan durasi tertentu disertai besaran biaya yang
relatif terjangkau.
Psychology Association(Asosiasi Psikologi Indonesia) at riliv.co will instantly
respond to the problem with professional advice. Riliv.co provides several
different packages which all in affordableprices.
“Many people facing personal problems do not share their problems with
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
38. 24
“Banyak orang punya masalah pribadi, tapi mereka malu
mengungkapkan karena takut stigma, takut di-bully, disangka
gila. Dengan curhat secara online mereka jadi merasa aman,
rahasia, dan terjaga privasinya,” kata Audrey Maximillian
Herli, pengelola rintisan kategori social problem solving
tersebut.
Riliv adalah salah satu startup yang diinkubasi oleh
Koridor Coworking Space Pemerintah Kota Surabaya.
Masih ada sejumlah rekan sesama entrepreneur berbasis
aplikasiyang juga “ngantor” di Gedung Siola Lantai 3 Jalan
Tunjungan, Surabaya, itu. Mereka adalah Agenda Kota,
Campusmedia, Garda Pangan, Jahitin, Kreavi, Ojesy, Olride,
Qtaaruf,Reblood, Start Surabaya, dan Tatarupa Prime.
Koridor Coworking Space setiap hari juga banyak
dimanfaatkan para pekerja freelance, pedagang online yang
tekun melakukan transaksi, serta pelajar dan mahasiswa
yang berselancar mencari data maupun mengerjakan tugas
bersama. Tempat ini buka 24 jam. Dalam sehari pengunjung
bisa mencapai 200 lebih, kadang sampai 400 orang.
24 Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
39. 25
others out of concern that they will be stigmatized
as having a mental illness or being bullied as crazy.
Seeking help online offers them more security as
their secrets kept private,” said Audrey Maximillian
Herli, manager of riliv.co,
a startup on social problem-solving.
Riliv.co is one of the startups incubated by
Surabaya government’sKoridor Coworking Space,
situated at level 3 Siola Building, Tunjungan. Riliv.
co shared the space with other startups under
Koridor such as Agenda Kota, Campusmedia, Garda
Pangan, Jahitin, Kreavi, Ojesy, Olride, Qtaaruf,
Reblood, Start Surabaya and Tatarupa Prime. Other
than startups, the Koridor Coworking Space has also
been used by freelancers, online merchants, as well
as students surfing for data. About 200 people used
the facility on a daily basis, sometimes the number of
visitors reach 400.
As the name implies, coworking space is not only
25Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
40. 26
Tidak hanya sebagai tempat bekerja, selaras
juga dengan namanya, coworking space ini
juga berperan mendorong terjadinya kerja sama
antarpengusaha rintisan. Nama ruang-ruang
yang dipakai di Koridor mengisyaratkan
semangatsinergitas itu. Sebut saja Ruang Baur,
Ruang Gumbul, Paduraksa, maupun Ruang
Sesrawungan.
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
41. 27
an area to do a job, but rather a commonplace
that startups and others can create join projects.
Names of the rooms in the coworkingspace
resembles the spirit of synergy such as Ruang
Baur, Ruang Gumbul, Paduraksa, and Ruang
Sesrawunganwhich all means the rooms for
mingling and collaborating. A parentingseminar
mutually held by riliv.co and Byond childhoodis
an example of the collaboration project. Byond
organizesthe event, riliv provides a psychologist
as the source person for the event.
Another collaboration was held by Kreavi, an
Sebentuk kerja sama tengah diwujudkan Riliv
yang menggandeng Byond Childhood dalam
menggelar seminar parenting. Byond berperan
sebagai penyelenggara event sedang Riliv
menyediakan psikolog sebagai narasumbernya.
Kreavi sebagai komunitas maya pekerja kreatif
visual Indonesia juga menjalin kerja sama dengan
Tatarupa guna membantu UMKM Surabaya
melakukan rebranding dan memperbaiki desain
kemasan produknya. Hasilnya signifikan.
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
42. 28
Dengan sentuhan baru, produk UMKM dapat
didongkrak harga jual dan omzet penjualannya.
Kacang Tree-G adalah contoh konkretnya.
Dari semula berharga satuan Rp. 3.000,- bisa
“dilambungkan” menjadi Rp. 20.000,-
Greget inkubasi usaha berbasis aplikasi
tidak hanya berlangsung di Koridor, tetapi juga
dilakukandi beberapa perguruan tinggi seperti
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas
Airlangga, PENS, PPNS, dan UPN Veteran Jatim.
online community of Indonesian visual creative
workers, with Tatarupa Prime in assisting the SMEs
to improve and rebrand their product packages.
The result of this collaboration was significant. The
refurbished products experience a leap on their
sales, such as the Three-G peanut which is now
sold for IDR 20K rather than IDR 3K before.
The spirit of creating and nurturing startups
does not only take place at the Koridor. Some
universities such as 10 Nopember Institute of
Technology(ITS), Airlangga University, Electronic
Engineering Polytechnic Institute of Surabaya
(PENS), Surabaya Polytechnic of Shipping, and
UPN Veteran Jatim. Some private enterprises such
as DILo Telkom, Gerdhu Inkubator Teknologi, and
IDSF do their parts as well.
ITS assisted at least 21 startups, most of them in
the areas of the platform, finance, and education.
Akupintar.id and BudayaKu are two of them.
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
43. 29
Selain itu juga dilakukan swasta seperti DILo
Telkom, Gerdhu Inkubator Tenologi, dan IDSF.
Setidaknya ada 21 usaha rintisan yang dibina
ITS. Umumnya bergerak dibidang platform, finansial,
dan edukasi. Sebut misal, Akupintar.id. Sebuah
edutech yang berkomitmen memberdayakan
ekosistem pendidikan. BudayaKu untuk membantu
menyejahterahkan seniman dan pedagang kuliner.
Sedang inkubator Universitas Airlangga
membina tujuh usaha rintisan, antara lain
Dapur Event di bidang event organizer. Digigov.
id yang mendedikasikandiri untuk memudahkan
pengelolaan pemerintahan dengan dukungan
teknologi, dan Teman dokter yang membantu dokter
merujuk pasiennya ke laboratorium manapun.
Sementara DILo Telkom membimbingJobhun.
id yang mempertemukan pencari kerja dengan
perusahaan, dan rukon.id yang mempertemukan
pemilik rumah sewa dengan calon penyewa.
Akupintar.id is an edutech dedicated itself
to empower the education ecosystem while
BudayaKu aims to help artists and food vendors to
gain better prosperity.
Airlangga University incubates 7 startups,
includingDapur Eventy, an online event organizer;
Digigov.id that aims to help government improve
their service through the use of digital technology;
and Temandokter which connects general
practitioners with medical laboratories so they can
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
44. 30
Data Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya
per 9 Mei 2019, mencatat, terdapat 58 usaha
rintisan yang kini giat memarakkan dunia aplikasi
di kota Pahlawan ini. Mereka bergerak pada 15
bidang, sebagian masuk dalam kategori platform,
solusi masalah sosial, dan pendidikan (lihat tabel).
Sederet prestasi telah diraih usaha rintisan
Surabaya. Riliv terpilih menjadi Best 16 Young
Social Entrepreneur oleh Singapore International
Foundation2016 dan Best Sustainable Startup versi
Koran Tempo 2017.
Ojesy meraih juara pertama wirausaha muda
berprestasi Kemenpora 2018 dan ARSA Technology
menjadi Regional Finalist Asia Hardware Battle 2018.
Jejakku kini diakui sebagai platform perjalanan
wisata tepercaya. Garda Pangan masuk 20 usaha
rintisan terbaik Asean Young Sociopreneur Program
dan Cubaecon mendapat penghargaan Asean ICT
Award 2016. Sumber : Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya, 9 Mei 2019.
KONDISI USAHA RINTISAN DI SURABAYA
No Kategori Jumlah
1 Advanced Materials 2
2 Education 6
3 Environment water 1
4 Finance banking 2
5 Finance nonbanking 1
6 Fintech 1
7 Health 2
8 Industry 4.0 4
9 Manufacture 1
10 Marketplace 3
11 Platform 19
12 Platform fashion 1
13 Platform media 6
14 Social Problem solving 7
15 Transportation 2
Total 58
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
45. 31
refer their patients for a lab check easier and faster. DILo Telkom
assisted jobhun.id to connect job seekers and companies while
rukon.id connects house owners and potential renters.
A data acquired from Public Relations Division of Surabaya
showed that by 9 May 2019, there are 58 startup companies
operates in Surabaya. They focused on 15 areas such as
platform, social problem solving, education and other (see
table).
Not only thriving, but many of Surabaya startups also
achieve recognitions. Riliv was acknowledged as one of the
16 Best Young Social Entrepreneurby Singapore International
Foundation 2016 and Best Sustainable Startup by Tempo
Newspaper in 2017. Ojesy was the winner of Young
Entrepreneurby Ministry of Sport and Youth in 2018 and the
finalist of Hardware Battle 2018, Asia Region. Jejakku, another
startup company is now a reputable travel platform. Garda
Pangan is named as 20 best startups in the ASEAN Young
Sociopreneur Program, while Cubaecon was given the 2016
ASEAN ICT Award.Source: Public Relations Division of Surabaya , 9 May 2019.
Figures of Surabaya Startups
No Category Quantity
1 Advanced Materials 2
2 Education 6
3 Environment Water 1
4 Banking Finance 2
5 Non-Banking Finance 1
6 Financial Technology 1
7 Health 2
8 Industry 4.0 4
9 Manufacture 1
10 Marketplace 3
11. Platform 10
12 Platform Fashion 1
13. Platform Media 6
14. Social problem solving 7
15. Transportation 2
Total 58
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
46. 32
Berkat keseriusan dalam memajukan industri
kreatif melalui usaha rintisan, Kota Surabaya
meraih penghargaan Green City Award, Learning
City dari Unesco dan Walikota Risma mendapat
pengakuan internasional sebagai Startup National
Award for Local Policy Leadership 2016.Yang
membanggakan, kota ini terpilih sebagai tuan
rumah pertemuan internasional pekerja kreatif,
The Startup National Summit 2018.
Yap, Surabaya tengah bergerak menjadi pusat
pengembangan industri digital startup. l
Surabaya’s achievement in nurturingstartup
companiesis well recognized. Surabaya
is named as Green City Award, Learning
Cityfrom Unesco while Surabaya Mayor, Tri
Rismaharini was acknowledged as Startup
National Award for Local Policy Leadership
2016. Surabaya also hosted a reputable event
for creative workers, The Startup National
Summit 2018.
Yes, Surabaya is moving forward as the
center of digital industry startup development. l
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
47. 33
Film, animasi, dan video adalah bisnis kreatif
dengan besaran pangsa yang menggiurkan. Di
masa-masa mendatang sektor-sektor ini diprediksi
tetap digemari dan berkembang dengan pesat.
The Film, animation, and video sectors are
part of creative business with a lucrative market
and are predicted to grow fast and maintain their
popularity for long.
Film, Animasi, dan Video
Bergerak Lewat Komunitas
Film, Animation, and Video
MovingForwardThroughCommunities
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
48. 34
Kemajuan teknologi kian memberikan kemudahan bagi
peminat film, animasi, maupun video. Saluran televisi
bertambah banyak jumlahnya dan semakin bagus kualitas
gambarnya. Kehadiran teknologi streaming semakin
memanjakan pemirsa, karena dapat menonton hiburan
yang disukai setiap saat, hanya dengan sekali klik di
gadgetnya.
Era digital dan jejaring online yang semakin mendunia
turut mendorong maraknya industri perfilman. Berbagai
judul film silih berganti tidak henti-henti menghiasi layar
bioskop, layar kaca, maupun layar smarphone. Produsen
film dan animasi bersemangat mengisi hari-hari dengan
produksi baru dengan cerita yang memikat hati.
Demikian juga bidang animasi, menunjukkan tren
perkembangan yang menggembirakan. Kita bisa melihat
munculnya serial animasi buatan anak negeri di televisi
nasional, yang sebelumnya hanya didominasi oleh
animasi-animasi dari luar negeri. Satu di antaranya adalah
animasi tiga dimensi (3D) serial Gob and Friends.
34 Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
49. 35
The advancement of technologyserves the
film, animation, and video audience even better
each day. The number of the TV station is steadily
growing while the screen quality is improving. The
streaming technology spoils TV audience even
more by enabling them to watch their favorite
TV program anytime, only a click away on their
gadgets.
The existence of online space in the digital era
drives the growth of the film industry. Numerous
films are shown in cinemas, TV screens and
smartphones. It means bigger demandsfor film
products, encouraging film producers to make new
products with better stories.
The animation sector experienced a similar
development. Indonesian made animations are
now played on national TV screens, breaking
the dominance of overseas productions. A 3D
animation series, Gob and Friends is one of them.
35Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
50. 36
Gob adalah kerbau yang memiliki rasa
keingintahuan besar dan di saat yang sama
merupakan sosok lugu yang selalu mujur.
Keberadaannya selalu membawa masalah bagi
sahabat-sahabatnya.
Yang membanggakan, serial ini diproduksi
oleh Hompimpa Animation Studio yang bermarkas
di Surabaya. Tidak hanya tayang di televisi swasta
nasional, animasi fabel ini juga tayang di 22
negara, di antaranya di Cina, Korea Selatan,
Arab Saudi, Singapura, dan Malaysia.
Gob is an innocent yet curious buffalo who is
always lucky although his curiosity brings troubles
to his close friends. This animation which already
been aired in Indonesia and 22 other countries,
including China, South Korea, Saudi Arabia,
Singapore, and Malaysia, was produced by
Hompimpa Animation Studio in Surabaya.
While the stories in Gob and Friends are
universal, we can find Surabaya local wisdom
in their episodes. “We were raised and live in
Surabaya, therefore we try to feature Surabaya
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
51. 37
Meskipun Gob and Friends bercerita tentang
kehidupan universal tetapi tetap disisipi muatan
local wisdom Surabaya dalam episode-episodenya.
“Karena kami ada dan besar di Surabaya, maka
kami berusaha mengangkat ikon Surabaya
menjadi salah satu ciri dalam produksi, termasukdi
serial Gob and Friends, ” kata Faza Amaly Sulthon,
pimpinan Hompimpa Animation Studio.
Berdasar pengamatan di lapangan, minat
masyarakatpada film, animasi, dan video di Surabaya
tumbuh subur melalui komunitas-komunitashobi.
icons in our productions, including Gob and
Friends,” said Faza Amaly Sulthon, chief of
HompimpaAnimation Studio.
Our field observation confirms that public
attentionto the film, animation, and video sectors
is growing bigger in Surabaya through hobby
communities and universities’ study programs,
especially in visual communication design. The
film sector experiences the same enthusiasm. One
of the indie film communities, Sinemaintensif, hold
an annual short film festival.
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
52. 38
Juga berkembang di beberapa perguruan
tinggi. terutama di Program Studi Desain
Komunikasi Visual (DKV).
Bidang film geliatnya juga lumayan besar, bahkan
komunitas film indie tiap tahun menggelar agenda
tahunan berupa festival film pendek. Komunitas ini
berada di bawah payung Sinemaintensif.
Selain Sinemaintensif ada juga komunitas
Independen Film Surabaya (Infis) yang
pernah menggandeng beberapa instansi saat
memperingatiHari Film Nasional 2018 dalam
pembuatanfilm pendek untuk mempromosikan
wilayah mereka masing-masing.
Other indie film community, Independen Film
Surabaya (Infis) has collaborated with several
agencies to create short movies promoting different
regions to commemorateNational Film Day 2018.
Graphic video and mapping video communities
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
53. 39
Juga kelompok video grafis dan video
maping, yang tumbuh melalui komunitas di
dalam kampus maupun di tengah-tengah
masyarakat terutama generasi milenial alumni
dari beberapa program studi tertentu. Sebagai
contoh Rofiqi. Lewat bendera Apstrophe Stories
mahasiswa tingkat akhir DKV Perguruan Tinggi
Negeri di Surabaya ini bersama kelompoknya
telah beberapa kali memproduksi film untuk
kepentingan corporate social responsibility
(CSR) suatu perusahaan. Termasuk membuat
video maping dan animasi video klip untuk
lagu Mu bersama Erwin Prasetya melalui
Aquarius Music.
Subsektor ekonomi kreatif ini memiliki
potensi besar yang bisa dikembangkan
menjadi sumber pendapatan konkret dengan
disertai keahlian mumpuni, inovasi serta
jaringan/komunitas yang saling mendukung. l
are growing as well in campuses and communities,
usuallyled by universitiesalumni. Rofiqi and his
friends from a VCD study program of a state university
in Surabaya establishedApstropheStorieswhich
produces corporate social responsibility(CSR) movies
for a corporation. They also producedmapping video
and animation video clip for a song titled “Mu”, a
collaborationwith Aquarius Music’s Erwin Prasetya.
It is now obvious that creative economy sub-sector
hasa huge potential to be developed furtheras revenue
generator so long that we investin upgradingour
skills, keep innovating, and continuallynurturing the
collaborative networks/communities. l
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
55. 41
Kampung bukanlah sekadar tempat hunian
dengan sederet rumah kecil yang padat.
Kampungadalah komunitas, sebuah organisme
yang hidup. Suasana kekeluargaan yang guyub
memungkinkan terjadinya kerja sama yang
antarwarga kampung. Sungguh itu merupakan
potensi ekonomi yang luar biasa.
Warga sejumlah kampung di Surabaya sudah
lazim melakukan aktivitas ekonomi yang sama,
yang kemudian secara alami menjadi ciri khas
kampung tersebut. Sederet contoh dapat disebut.
Warga di kawasan Banyuurip Gang X dan XI
banyak yang bekerja membuat lontong (nasi
terbungkus daun pisang), maka kampung itu
kemudian dikenal sebagai Kampung Lontong.
Kampong is not only a dwelling
area characterizedby a row of small,
dense houses. It is a community, a
living organism. The familial spirit and
close bond among its dwellers position
kampongas a huge economic potential.
Residents of several kampongs in
Surabaya have a similar occupation
or make similar productswhich later
become the trademark of the said
kampongs. Most residents of Banyuurip
Gang X and XI, for instance, produced
lontong (steamed rice cake covered in
banana leaves), therefore they are known
as the lontong kampong.
Kampung
MenjualKarakteristikKampung
Kampong
ToSellTheValuesofKampong
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
56. 42
Di sini diperkirakan ada 100 pengusaha lontong
dengan kapasitas produksi masing-masing sekitar
400 buah per hari.
Sementara itu Kecamatan Bubutan getol
mengembangkan wisata lingkungan kota dengan
menawarkan destinasi bertema Kampung Lawas.
Jl. Maspati Gang V dan VI menjadi salah satu
andalannya. Di kampung ini masih banyak
bangunan lama berarsitektur khas Surabaya
yang terawat dengan baik. Rumah kuno berpintu
rangkap model kupu tarung serta meja kursi kayu
berbalut rotan. Teras depan diberi poni berupa
There are approximately 100 lontong producers
in both kampongs which together produce about
400 kilograms of lontong every day.
Bubutan District, blessed with many rather
well-preserved old kampongs, offered old
kampong tourism. Jalan Maspati Gang V and
VI are the primadonna as they are the homes
of rather well-preserved traditional Surabaya
houses. These houses typically have traditional
twin doors that locally known as kupu tarung
(the fighting butterflies or butterfly couple),
coupled with rattan chairs and tables. Another
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
57. 43
ornamen kayu berukir. Lantainya tegel kuning
kembang-kembang. Lalu di dinding terdapat hiasan
kepala menjangan lengkap dengan tanduk aslinya.
Untuk melengkapi suasana kampung tempo
doeloe, warga Maspati menyambut wisatawan
dengan mengenakan busana khas Suroboyoan
dan menjamu dengan makanan dan jajan
tradisional. Dari sebuah piringan hitam tua
mengalun lagu jadul Ernie Johan maupun Dara
Puspita.
“Rumah-rumah di sini dipertahankan
bentuknya, tidak boleh diubah. Kami menyewakan
feature of these houses is ornamentedwooden
facade, stylistic yellow tile, and deer head
ornaments.
To deepen the atmosphere of traditional
Surabaya, some residents of both kampongs
greet visitors with Surabaya traditional costume
and serve Surabaya traditional food and snacks.
Old songs of Enie Johan and Dara Puspita from
equally old vinyl record resonated the atmosphere
of old Surabaya.
“We preserve the traditional architecture of
these houses which now mostly function as a
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
58. 44
untuk homestay. Banyak yang sudah nginap
di sini, turis asing suka dengan kampung lawas
seperti ini,” kata Sabar Soeastono, Koordinator
Kampung Wisata.
Sebenarnya suasana kampung lawas tidak
hanya ada di Maspati, tetapi dapat juga ditemui
di sebagian kawasan Peneleh, Lawang Seketeng,
Ketandan, dan Kebangsren.
Ada lagi Kampung Ampel yang sejak lama
dikenal sebagai kampung dengan penduduk
mayoritas etnis Arab. Kampung Pecinan
di Jl. Kapasan, Karet, Tambak Bayan dan
Kampung Nelayan di Bulak Kenjeran.
Lalu kreativitas semakin berkembang.
emerintahKota Surabaya sejak 2008 aktif
mendukung terbentuknya kampung-kampung
tematik. Menghadirkan ikon baru bagi kampung
yang belum memiliki ciri khas. Lahirlah Kampung
Warna-warni di Kenjeran, Kampung Dolanan
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
59. 45
homestay. Many people have stayed here, including foreign
touristswho love to stay in such old kampong like this,” said
Sabar Soeastono, the coordinator of the Tourism Kampongs.
The ambiance of old Surabaya residential area also can be
found in some parts of Peneleh, Lawang Seketeng, Ketandan,
and Kebangsren. Surabaya also has two culturally distinct areas.
Ampel kampong which for centuries inhabited by Surabayans
of Arabic descents offers a glimpse of Arabic culture. We can
buy some Arabicsnacks and hear people having a chit chat in
Arabic-Indonesian mix. Those who are into Chinese kampongs
can head to Surabaya’s old Chinatown in Jalan Kapasan, Karet,
and Tambak Bayan. Others who want to see the activities of a
fisherman’s kampongcan go to Bulak and Kenjeran.
Surabaya Municipal Government actively supported the idea
of thematic kampong, that is kampong which displays a strong
distinct personality. It also encourages other kampongs to find their
own uniqueness. This encouragement helps the establishment
of the colorful kampong in Kenjeran, the kampong of traditional
games in Simokerto, the innovative kampong of Dupak Baru, the
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
60. 46
Simokerto, Kampung Inovatif Dupak Baru,
Kampung Ilmu di Jalan Semarang karena
terdapat pasar buku loak yang populer.
Termasuk Kampung Kreatif di Putat Jaya,
yang merupakan upaya rehabilitasi dari
bekas kompleks lokalisasi Dolly.
Di Jalan Genteng Candirejo, muncul
Kampung Herbal. Warga diajak menanam
tumbuhan herbal seperti kunyit, jahe,
temulawak, sirih, belimbing wuluh, serta
diajari cara mengolah menjadi minuman
sehat.
Realitas ekonomi kreatif berbasis
kampung seperti itu merupakan modal
besar yang perlu terus dikembangkan.
Kekuatan ekonomi akar rumput yang ulet,
yang berpadu dengan goodwill kuat dari
pemerintah, niscaya akan mempercepat
terciptanya kesejahteraan masyarakat. l
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
61. 47
kampong of knowledge in Jalan Semarang (thanks to old-book stores compound), and the creative kampong
of Putat Jaya, a rehabilitation effort to change the traditional prostitute area.
Jalan Genteng Candirejo became the herbal kampong, initiative which encouragethe residents to
plant herbs and rhizomes such as turmeric, ginger, Javanese ginger, betel nut, bilimbi, and others. Not
only growing the plants, but residentsof Genteng Candirejo also been trained to transform the herbs and
rhizomes into healthy drinks.
The kampong-based creative economy is an important capital that needs to be developedfurther. A combination
if strong-willedresidents and the full-of-initiative governmentwill create the wealth and prosperityof the society. l
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
62. 48
Inilah kelebihan perangkat busana Nusantara.
Dia tidak hanya mengutamakan aspek pragmatik
fungsionalnya belaka, tetapi juga menghadirkan
estetika. Bahkan menyampaikan pesan filsafati.
Tutup kepala tradisional udeng adalah satu dari
sekian banyak contoh yang dapat disebut.
Kerajinan
Menjual Udeng Beserta
Falsafahnya
Indonesian traditional attire has an
undisputableadvantage. It does not only have a
pragmatic function but aesthetics and philosophies
as well. Udeng, the traditional headwear for men
is one of such attire.
Crafts
Selling Udeng and
Its Philosophies
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
63. 49
Udeng tidak hanya berfungsi sebagai pelindung
kepala dari terik matahari dan hujan, tetapi juga
menghadirkan keindahan bagi pemakainya.
Persilangan kain di bagian kening kanan dan di
tengah dahi pemakai udeng, yang berbentuk segi
tiga, bukanlah semata estetika. Tetapi merupakan
trinetra. Sebuah perlambang yang mengantarkan
pesan bahwa hubungan antara manusia, alam,
dengan Tuhan hendaknya dijaga keseimbangannya.
“Turis yang suka dengan narasi-narasi seperti
itu,” kata Wulan Setyasih pengelola Cahwaty
Collection, yang bergerak di bidang kerajinan
udeng khas Surabaya. Menyadari hal tersebut, pada
setiap udeng produk Cahwaty selalu disertakan
selembar karton kecil berisi deskripsi singkat makna
udeng dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Penambahan deskripsi pada kemasan
ternyata berdampak signifikan. Harga jual dapat
ditingkatkan bila kemasan dibikin menarik
Udeng does not only protecting its users
from heat and rain but offers also aesthetic and
philosophical value. A traditional triangle-shaped
fabric put on the head with a crossing knot at
the center of one’s forehead or at the
right side of one’s temple that we called
trinetra is not only for aesthetic purpose.
It symbolizes the relationship between
human, nature, and God whose stability
should always be maintained.
“Foreign tourists love these narratives,”
said Wulan Setyasih, managerof Cahwaty
Collectionwhich sells Surabaya-style udeng.
Realizing this, Cahwaty provided a small
paper note briefly describingthe meaning
of udeng in Indonesian and English.
The addition of this small note impacts the
sales significantly. More attractive packaging with
horizon-widening notes increases the price.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
64. 50
disertai keteranganyang menambah wawasan.
Dulu gantungankunci udeng berbungkus plastik
biasa dijual Rp 5.000,-. “Setelah saya kemas
bagus, bisa laku Rp 10.000 per biji. Butuh waktu
satu tahun untuk mendapatkan desain yang
pas,” kata Wulan.
The plastic-laminated udeng keychain was
previously sold for IDR 5,000. “After we
improve the packaging, we can sell it for
IDR 10,000 per piece. We need a year to
arrive at the appropriate package design,”
said Wulan.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
65. 51
Wulan tidak hanya membuat kerajinan udeng
mini dalam bentuk gantungan kunci, tetapi juga
memproduksi udeng sungguhan. Bahan udeng
terbuat dari kain batik, biasanya dipilih motif
merica kecil-kecil.
Secara tradisional pemakaian udeng dilakukan
dengan cara melilitkan kain secara manual
dengan mengikuti pola lipatan tertentu. Tapi
demi kepraktisan udeng buatan Wulan dibuat
instan. Langsung tinggal dipakai, karena sudah
dilengkapi dengan penutup kepala beserta spon
penyangga di seputar lingkar kepala.
Kerajinan udeng banyak diminati masyarakat
untuk melengkapi busana adat yang biasanya
dikenakan pada hari-hari besar nasional atau
menghadiri event pertemuan maupun konverensi.
Juga dicari untuk keperluan karnaval dan acara
pemilihan Cak Ning Suroboyo. Kerajinan ini juga
cocok untuk buah tangan, penanda seseorang
Not only udeng-shaped keychain, but Wulan
also produces the real udeng. Most of her udengs
made from batik fabric featuring small peppers
drawing.
Traditionally, men wear udeng
by wrapping up the fabric around
their head using differ-
ent folding styles.
However, Wulan
only sells the
r e a d y - t o - w e a r udeng. To
add more comfort, Wulan
put sponge around the inner
side of the udeng.
Udeng might not very
popular nowadays, but some
people still wearing it on special
occasions such as national commemoration,
conference, and other special events.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
66. 52
pernah berkunjung ke Surabaya. Harga udeng
bervariasi antara Rp. 35 ribu hingga Rp.60
ribu. Dijual di sentra-sentra kerajinan dan
dipasarkan melalui online.
Wulan adalah perempuan aktif kreatif.
Dirinya sempat mendapatkan apresiasi
sebagai salah satu Pahlawan Ekonomi tahun
2012 untuk kategori bisnis handycraf. Karena
gerak kreativitasnya, Wulan tidak mandeg
pada sebuah produk saja. Dia melakukan
diversifikasi usaha meskipun masih tetap di
wilayah kerajinan.
Dulu dirinya mengawali usaha dengan
memproduksi baju lukis, kerudung dan tas lukis.
Ini dilakukan sebagai solusi setelah dirinya
menjadi salah satu korban fenomena distrupsi.
Bisnis radio panggil tempat dirinya bekerja,
ditutup pada 1989 karena tergilas kedatangan
telepon genggam.
People also look for udeng to participate
in carnival or Surabaya beauty pageant.
Udeng is also a typical souvenir to confirm
that someone has visited Surabaya. Most
udeng are sold for IDR 35-60 thousand in
the craft centers and is continually market
online.
Wulan which represents an active
creative womanwas named as one of
Surabaya’s EconomicHero 2012 in the
handicraft category. Her creativitydrove
her to diversify her craft business. Wu-
lan producesthe pictured shirts, pictured
veil, and picturedbags. Wulan turned to
creative industry when she realized that
she was one of the victims of the disruption
era. The pagingcompany where she
used to work for was shut down in 1999,
crushed by the tide of the cellphone.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
67. 53
A traditional triangle-shaped fabric put on the head
with a crossing knot at the center of one’s forehead or
at the right side of one’s temple that we called trinetra
is not only for aesthetic purpose. It symbolizesthe
relationship between human, nature, and God whose
stability should always be maintained.
Sekarang Wulan sedang bersemangat
menggarap pesanan syal batik tulis berbahan
kain sutra. Kecakapan melukis yang diperoleh
dari pelatihan melukis pada November 2012
terbukti menjadi bekal yang berarti.
Seiring dengan berkembangnya produksi, Wulan
dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga
sekitarnya di Jl. Jambangan I/3A, Surabaya. Bahkan
sekarang juga membuka cabang di Putat Jaya Barat
VIB/8. Desain batik dibuat, lalu proses nyanting
tinggal diserahkan ke tetangga yang sudah dilatihnya.
l
Wulan is now busy completing her new project,
producing traditional batik silk scarf. Her drawing
ability that she acquired through a drawingtraining
in 2012 is proven very useful.
Wulan business is getting bigger and now it
employs her neighbor who lives nearby to her house
in Jalan Jambangan I/3A, Surabaya. Recently she
opened a branch in Putat Jaya Barat VIB/8. Wulan
made the batik motive and let her neighbors, that
she previously trained, do the rest, including nyanting
(adding color to the design using wax). l
Persilangan kain di bagian kening kanan
dan di tengah dahi pemakai udeng,
yang berbentuk segi tiga, merupakan
trinetra. Perlambang bahwa hubungan
antara manusia, alam, dengan Tuhan
hendaknya dijaga keseimbangannya.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
68. 54
A fragment of the keroncong
song created by S. Padiminin
the 1950s is not talking about
memories yet as Surabaya’s
semanggi culinary still exists
today. In fact, there are
increasing efforts to diversify
Penggalan lagu keroncong ciptaan S. Padimin
di era 1950-an itu, bukan sekadar catatan
kenangan. Sebab kuliner Semanggi Surabaya
tersebut masih eksis hingga sekarang. Bahkan
semakin ada upaya untuk menganekaragamkan
sehingga menjadi makanan yang lebih bervariasi
dan selaras dengan selera zaman.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya
Culinary To Preserve Surabaya’s Typical Food
Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo
(Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo)
Dimakan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli, Bung… mari....
(So delicious is the semanggi served with rice cracker, let’s have them... friends...)
Harganya sangat murah, sayur semanggi Suroboyo
(Very cheap is the price of semanggi Suroboyo)
Didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung, Bung... beli….
(Brought and sold from one kampong to another, let’s buy them... friends...)
KULINER CULINARY
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
69. 55
the light meal
into more varied
menus to adapt to
the changing taste
and palate of the
time. Semanggi,
the watercress-
likevegetable that
usually served light
boiled —hence
spoilt quickly—
is now available in the instant ready-to-serve
packaging. it can be used as a souvenir or sent to
relatives living far away.
It was Sumini, a resident of Sawo Bringin Gang 5
No. 32A, Sambikerep, Surabaya who has the idea to
serve semanggi in the form of instant food. Her idea
brought her to be the winner of the Surabaya Economic
Heroes 2016 in the culinary business category.
Sayur semanggiyang secara alami cepat basi kini
sudah dapat diatasi dengan menghadirkan semanggi
kering dalam kemasan instan yang siap saji. Dengan
demikian dapat dijadikan oleh-oleh atau dipaketkan
untuk saudara yang berada jauh di sana.
Adalah Sumini, warga kampung Sawo Bringin
Gang 5 No. 32A, Sambikerep Surabaya yang
merupakan salah satu pelaku ekonomi kreatif
di Surabaya dengan membuat semanggi instan.
Pemenang Pahlawan Ekonomi Surabaya tahun 2016
kategori kuliner bisnis itu awalnya adalah pedagang
semanggi keliling, sebagaimana
yang dilakukan oleh kebanyakan
tetangga-tetangganya. Di
kawasan Surabaya Barat
tersebut, memang tumbuh subur
tanaman semanggi, sehingga
wajar jika daerah tersebut dikenal
sebagai kampung semanggi.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
70. 56
“Seperti orang-orang sini, saya dulu juga pedagang semanggi
keliling, jualan keluar masuk kampung. Sampai pada satu hari
ada seorang pelanggan yang berniat membawa semanggi ke
Singapura. Saya tertantang untuk bisa menyiapkannya,” kata
Sumini.
Mulailah dia melakukan rangkaian percobaan. Bekerja keras,
mengeringkan bahan dasar daun semanggi, lalu dikemas.
Berhasil. Sampai pada bumbu yang harus diramunya, Sumini
perlu trial and error puluhan kali. Tak patah arang dia terus
mencoba, hingga akhirnya benar-benar menemukan formulasi
bumbu semanggi yang awet. Bisa bertahan hingga enam bulan.
Tidak hanya itu, kini Sumini sudah berinovasi lebih jauh.
Membuat produk olahan turunan dari tanaman semanggi antara
lain kerupuk, lapis kukus, krispi, stik ubi, rempeyek, bubuk
semanggi, hingga teh daun semanggi. Tidak berhenti
di semanggi dia juga merambah ke tanaman lain seperti sengon
hingga melahirkan camilan kacang sengon dan bumbu pecel
sengon. Juga mengola daun kelor menjadi rempeyek dan pecel,
hingga membuat abon tewel (nangka muda).
56 Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
71. 57
Sumini herself was semanggi food seller who travels many parts of Surabaya to sell
her food as most of her neighbors do. Semanggi, the watercress-like water weeds can
be harvested easily in the western part of Surabaya, therefore Sumini’s kampong and
surroundings are nicknamed as the semanggi area.
“Just like other people here, I used to sell semanggi from one kampong to
another around Surabaya. One day, there was a customer who wanted to bring
semanggi to Singapore. I am challenged to be able to prepare the food (for such a
long journey),” Sumini said.
Sumini began doing a series of experiments. She dried the semanggi leaves
and packed them successfully. The remaining challenge at that time was how to
prepare the sauce which should last long. Sumini failed a dozen times but keep
trying until, one day, she finally found a durable formula for the sauce which lasts
up to six months. For your information, semanggi is usually lightly boiled, drained,
and then served with the spiced sweet potato-based sauce and rice cracker.
The success in producing durable instant semanggi led Sumini to expand her
experiments. She made semanggi derivative products, such as crackers, layered
steamed cake, tempura-like product, sweet potato sticks, rempeyek (a kind of fried
cracker), semanggi powder, and semanggi tea. Not only semanggi, Sumini also
experimented with other ingredients, such as sengon (silk tree bean).
57Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
72. 58
“Saya ini selalu ingin mencoba dan mencoba.
Saya ingin mengembangkan makanan khas
Surabaya yang terbuat dari semanggi” katanya.
Sedikitnya ada 14 item barang dagangan yang
kini diproduksinya.
She produced the fried sengon bean, sengon
pecel (pecel is Indonesian peanut-based salad
sauce), Moringa leaves brittle, moringa pecel, and
vegan meat floss made from tewel (young jackfruit).
“I always want to try and try something new.
I wantto specialize in Surabaya typical foods
made from semanggi,” she said. There are at least
14 products that she now produces.
What Sumini is doing is part of developing the
creative economy in the culinary sub-sector. The
Creative Economy Agency (Bekraf) categorized
any act of preparing, processing, and presenting
food and beverage products that feature the
elements of creativity, aesthetics, tradition, and/
or local wisdom as a creative product. Bekraf
regarded these efforts as important elements in
enhancing the taste and value of culinary products
and therefore attracting more sales and provide a
better experience for consumers.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
73. 59
Apa yang dilakukan Sumini adalah
bagian dari pengembangan ekonomi kreatif
subsektor kuliner. Dalam definisi Badan
Ekonomi Kreatif(Bekraf), kegiatan persiapan,
pengolahan, penyajian produk makanan dan
minuman yang menjadikanunsur kreativitas,
estetika, tradisi, dan/atau kearifanlokal,
diakui oleh lembaga kuliner sebagaielemen
terpenting dalam meningkatkancita rasa
dan nilai produk tersebut, untuk menarik
daya beli dan memberikan pengalaman bagi
konsumen.
Di tingkat nasional, subsektor kuliner ini
memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu
30% dari total pendapatan sektor pariwisata
dan ekonomi kreatif. Industri kuliner mempunyai
potensi yang sangat kuat untuk berkembang,
oleh karena itu pemerintah terus mendukung
supaya lebih maju.
At the national level, this culinary sub-sector
contributed significantly to the national economy.
No less than 30% of the total income in the tourism
sector and the creative economy was from food and
beverage. Given the fact that the culinaryindustry
has a very strong potential to grow further, the
government continues to support it.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
74. 60
Kini semanggi instan buatan Sumini telah
menjadi salah satu buah tangan andalan
Surabaya. Dijual dengan harga Rp 50 ribu per
paket, sudah lengkap dengan kerupuk siap
goreng dan bumbu. Kini omset pesanannya sudah
mencapai Rp 20 juta per bulan. Sumini mengaku
kadang kuwalahanmemenuhi banyaknya pesanan.
The instant semanggi made by Sumini has
become one of Surabaya’s mainstay souvenirs.
Sold for IDR 50 thousand per package,
a consumerwill get dried semanggi leaves, rice
crackers, and spiced instant sauce. Now the trade
turnover of the instant semanggi has reached
Rp20 million per month. Sumini employed her
neighbors, especially to meet the ever increasing
demands. Unfortunately, not many of her
neighbors and relatives are interested in following
her steps.
However, Sumini is not the only person who tried
to preserve Surabaya’s typical food, semanggi. A
History lecturer from Airlangga University, Ikhsan
Rosyid Mujahidul Anwar, also introduced various
kinds of Surabaya specialties to Japan, precisely
at Iwate University, Morioka. Petis, a traditional fish
paste, is a staple ingredientfor many Surabaya
food. Rujak cingur (a salad of veggies, fruits, and
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
75. 61
Solusi yang dilakukannyaadalah mengajak
tetangga dan kerabatnya yang berminat untuk ikut
berproduksi. Tetapi tampaknyabelum banyak yang
tertarik mengikuti jejaknya.
Bukan hanya Sumini yang mencoba
melestarikanmakanan khas Surabaya,
seorang dosen Ilmu Sejarah dari Universitas
Airlangga, Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwar, juga
mengenalkanberbagai macam makanan khas
Surabaya ke Jepang, tepatnya di Universitas
Iwate, Morioka, Jepang.
Surabaya memang surga kuliner. Dari bahan
baku petis saja bisa dighasilkan beberapa jenis
makanan khas seperti rujak cingur, lontong
balap, tahu campur, tahu tek, dan lainnya.
Kreativitas dibutuhkan dalam menyiapkannya.
Lokasi untuk menjajakan sudah disiapkan lewat
berbagai event seperti Mlaku-malku Nang
Tunjungan atau lainnya.
steamed beef nose), lontong balap (light soup with
bean sprout and tofu), tahu campur (tofu, cassava
cake, and beef meat in heavy beefy broth), tahu
tek (fried tofu and egg served with bean sprout
and fish paste-based sauce), and some others use
petis as its main ingredient. Surabaya Municipal
governmenthas prepared various events such as
Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan to further promote
these specialty products.
Businessman within the culinary industry
acknowledged that there are a number of aspects
to be improved and managed more seriously.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
76. 62
One of them is the need to access business
license in a simpler procedure of one-stop
office. Anyone wishing to join the culinary
business sector should receive guidance from the
governmenton businesstraining, licensing, to
legal assistance when startingup their business.
Surabaya has provided this assistance
through mentoring and training schemes, such
as on packagingtechnique, licensing, capital,
branding, and others. These schemes were offered
by institutionsunder the Surabaya Municipal
Government, such as the Office of Commerce,
Office of Micro Business and Cooperative, Office
of the Population Control, Office of Women’s
Empowerment and Child Protection, The Culture
and TourismAgency, as well as several universities
such as Surabaya Institute of Technology, Surabaya
State University, Airlangga University, Ciputra
University, Surabaya University, and others. l
Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada
sejumlah hal yang harus diperbaiki dan dikelola
secara lebih serius. Salah satu di antaranya adalah
perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu,
sehingga lebih mudah dan efektif. Para pebisnis
kuliner baru sebaiknya mendapatkan panduan dari
pemerintah, bisa dari pelatihan bisnis, informasi
perizinan, sampai pada pendampingan hukum
dalam proses pendirian usaha.
Surabaya sudah melakukan itu melalui
pendampingan dan pelatihan, teknis seperti kemasan,
perizinan, permodalan, brandingdan lainnya, baik
yang dilakukan oleh OrganisasiPerangkat Daerah
di lingkungan Pemkot Surabaya, seperti Dinas
Perdagangan, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,
Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan
Perempuandan Perlindungan Anak, Dinas
Kebudayaandan Pariwisata, serta perguruan tinggi
seperti ITS, Unesa, Unair, Univ. Ciputra, Ubaya. l
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
77. 63
Geliat subsektor kuliner di Surabaya terjadi
jauh sebelum istilah ekonomi kreatif bergema
seperti sekarang. Tumbuh dari kampung yang
sebagian besar penghuninya adalah para
buruh pabrik korban PHK, salah satunya adalah
Kampung Kue di daerah Rungkut.
Culinary sub-sector in Surabaya has been
growing far before the term ‘creative economy’
resonates intensely nowadays. It grows in many
kampongs, including the one dubbed as ‘the cake
kampong’ in Rungkut whose most residents are
former laid-over factory labors.
Kuliner
KampungKueSejahterahkan
KorbanPHK
Culinary
The‘CakeKampong’Fosters
ProsperityforTheEx-Labors
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
78. 64
Sebelum fajar datang, kesibukan di kampung ini sudah terasa.
Dapur dari lebih 65 rumah mengepul dengan beragam aktivitas
memasak aneka kue, sementara aktivitas pengemasan jajanan
yang telah siap dijual diletakkan di beranda-beranda rumah
warga. Usai dikemas, aneka kue itu digelar pada lapak-lapak di
depan rumah warga memenuhi sebagian Jl. Rungkut Lor Gang
2 Surabaya itu. Ada apem selong, lemper, onde-onde, pukis,
wingko, dan sekitar 70 jenis kue lainnya. Pembeli baik tengkulak
maupun perorangan datang memenuhi jalan selebar tidak lebih
dari tiga meter itu. Dalam sehari transaksi yang terjadi di kampung
kue itu rata-rata mencapai Rp 20 juta.
Itulah pemandangan keseharian di kampung kue. Geliat itu sudah
berjalan hampir 10 tahun terakhir. Warga di situ sebagian besar
awalnya adalah para buruh pabrik yang berlokasi tidak jauh dari
kampung itu. Saat krisis melanda di tahun 1998-an, sebagian dari
pabrik tempat mereka menggantungkan nafkahnya ditutup. Mereka
dirumahkan dengan janji akan dipekerjakan kembali jika ekonomi
membaik. Nyatanya setelah pabrik buka mereka tidak dipanggil,
pertimbangannya karena mereka dinilai sudah tidak produktif lagi.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
79. 65
The cake kampong wakes up before dawn. Steam billowed from
the kitchen of more than 65 houses producingvarious cakes. At the
verandahs, men and women do the packaging and then display them
in modestcake counters in front of houses in Rungkut Lor Gang 2
Surabaya. We can find apem selong (coconutty crumpets), lemper
(steamed glutinous rice filled with spiced chicken meat), onde-onde
(fried glutinous rice dottedwith sesame seeds and filled with sweet mung
bean paste), pukis (a kind of fluffy pancake), wingko(sweet glutinous
rice and coconut fried cake), dan about 70 other cakes. Wholesalers
and individual consumerscramped the 3 meters-wide street every
morning, creating a daily transaction of about IDR 20 million.
This bustle hustle morning is a typical scene in the cake kampongfor
the last 10 years. Most residents of the kampong were workersworking
in many factories nearby. When the monetarycrisis hit Indonesia in
1998, many of the factories to which the residents relied on, ceased
their operations. They got a promise to be re-employonce the
economic situation gets better. However, they never getre-employed
even when their former factory reopened. The managementsaid that
those workers are too old and no longer productive.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
80. 66
Facing economic uncertainty until the 2000s,
one of the residents took initiative to start her own
business and to help others. “At the beginning,
I teach my neighbors how to produce gowns for
women and Muslim women. However, this kind of
business has a slow capital turnover which made
many of us hopeless,” said Choirul Mahpuduah,
nicknamed as Bu Irul (Mrs. Irul).
Menjadi korban PHK berkepanjangan, karena
krisis berlanjut hingga tahun 2000-an, satu dari
warga di situ berinisiatif untuk memberdayakan
mereka. “Awalnya saya mencoba mengajarkan
mereka menjahit dan membuat pakaian perempuan
dan busana muslimah. Tapi karena perputarannya
lambat, muncul rasa bosan dan putus asa,” kata
Choirul Mahpuduah yang akrab dipanggil Bu Irul.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
81. 67
Irul merasa hampir putus asa. Sebagai mantan
aktivis buruh, ia mencoba mengidentifikasi apa
yang bisa dijadikan peluang di lingkungannnya
itu. Hasil identifikasinya, selain jahit menjahit,
ia menemukan ada warga yang bisa membuat
kue. Dari situlah ia menawarkan kepada para
perempuan korban PHK untuk mencoba membuat
kue. Ia latih dan coba pasarkan.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
Bu Irul got hopeless as well for a while.
Fortunately, as a former labor union activist, she
got up again and identified opportunities her
kampong might have. She then became aware
that one of the residents is actually capable of
making various cakes. She approachedthe former
factory workers to be trained in cake production
and business.
82. 68
“Jadi kalau ditanya berapa modal untuk
menjadikan Kampung Kue, saya katakan
modalnya urunan dari tiga orang masing-masing
Rp 50 ribu untuk modal. Kemudian berkembang
seperti sekarang ini,” katanya. Gampang dan
sederhana untuk diceritakan, sambung perempuan
kelahiranKediri ini, tapi sesungguhnyaberat saat
mengawalidan menjalankannya.
Kini Kampung Kue sudah “mendunia” hampir
sebagian besar kue yang ada di Surabaya, Sidoarjo,
dan sekitarnya, berasal dari kampung ini. Setiap
pagi kampung ini penuh sesak dengan pengepul
dan tengkulak. Tidak ada persaingan satu dengan
lainnya, masing-masing sudah ada pelanggannya.
“Saya senang warga dapat saling bekerja sama atau
berkolaborasi, bahkan jika di antara mereka ada
yang mendapat pesaan dan merasa kuwalahan,
di antara mereka saling membantuuntuk memenuhi
orderan berjumlah besar,” katanya.
“This cake
kampong
was initiated
by three per-
sons who each
contributed IDR 50,000
as starting capital. It now grows
like this,” Bu Irul said. However, the
real struggle was not as simple as this story.
The cake kampong is now famous. Most cakes
distributed in Surabaya, Sidoarjo and surrounding
areas are from this kampong. Wholesalers and
middlemen packed in this kampong every morning
without a fierce competition as each of them have
their own groups of consumers. “I am happy
that all cake-makers here are collaborating and
cooperatingeach other. If one of them got an
order beyond his or her capacity, she or he will
request others to help,” said Bu Irul.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
83. 69
Beberapa
turis asing pun
berminat untuk
bertandang. “Turis
dari Belgia beberapa
malam menginap di sana
untuk sekadar tahu bagaimana
proses bermacam kue itu bisa
dihasilkan,” kata perempuan yang pernah
mendapat Predikat kedua Pahlawan Ekonomi
Surabaya tahun 2014.
Kini fasilitas pendukung di kampung itu
mulai tumbuh, ada Perpustakaan Taman Belajar
Masyarakat, yang tidak hanya berfungsi untuk
menumbuhkan minat baca, tapi dari apa yang
telah mereka baca langsung dipraktikkanuntuk
dijadikan usaha. Fasilitas lain yang tumbuh
adalah Koperasi Simpan Pinjam Pekerja
Rumahan.
This cake kampong is increasingly
recognized internationally. Some foreign tourists
went there to see the activity and taste the
cakes. “Tourists from Belgium stayed here a
couple of nights to see how we produce various
cakes,” said Bu Irul, the runnerup of Surabaya
EconomicHero 2014.
As the business grows, so do the facilitiesin this
kampong. A community library is built there for
residents to read get inspired to start a business.
This kampong has also a saving and loan
cooperative to help residents who need capital to
start or enlarge their business.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
84. 70 Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
Tumbuhnya Kampung Kue di Surabaya ini,
mendorong beberapa daerah untuk mereplikasi
kampung kreatif di beberapa daaerah
di antaranyaTangerang Selatan, Banten, yang
konsepnya pengembangan dari Kampung Kue
Surabaya, juga di Kabupaten Trenggalek.
“Bagi saya apa yang telah berhasil perlu
ditularkanagar semua masyarakat bisa sama-sama
berhasil. Soal kreatif, masyarakat kita jauh lebih baik,
tinggal memotivasi,” kata Irul. l
The success of this cake kampong was
replicatedby other cities such as Tangerang
Selatanin Banten Province and Trenggalek in
East Java.
“For me, it is good to tell others about how we
achieve our success so others can succeedas well.
Our people are basicallycreative. All we need to
do is to motivate them,” said Bu Irul. l
85. 71
Selalu ada celah diantara ketatnya dunia
usaha. Dan hanya mata kreatif yang mampu
melihatnya. Bisnis kaos oblong tersebar
di mana-mana, dengan segala keunikannya.
Fashion
The Well-Sold Satirical and
Cursing T-shirts
Fesyen
KaosParikandan
Umpatanyang‘Marketable’
There are always opportunities at the heart
of competitive business. It takes sharp eyes to
spot the niche. While the t-shirt industry seems
saturatedfor many people given the fact that there
are numerous companies and individuals in this
area, Irawan Prasetyo, ST still see the opportunity
of the untapped spot: a business of t-shirt featuring
parikan and pisuhan.
86. 72
Tapi toh Irawan Prasetyo, ST, masih mampu
melihat ada yang belum diproduksi kompetitor.
Dan ini khas Surabaya, yaitu kaos bertema
parikan (pantun Jawa). Juga pisuhan (umpatan).
Tak terduga, juga bagi pencetusnya sendiri,
parikan dan pisuhan ternyata marketable.
Sejumlahparikan lucu yang tercetak di punggung
kaos mendapat sambutan positif. Pembaca
tertawa, lalu tergerak untuk membelinya.
Parikan is closer to witty satirical rhymed poem,
while pisuhan is cursing phrases, both of them are
in Surabaya dialect of Javanese language.
It is a surpise, even for the producer, that
parikanand pisuhan are actually marketable.
The witty and mostly satirical rhymed Javanese
poem inscribed at the back of a t-shirt got warm
responsesfrom the market. Those accidentally
read it bemused and finally bought one.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
87. 73
Malah sebagian dari mereka kemudian
menjadi follower setia yang menunggu-nunggu
kaos parikan edisi berikutnya.
Turu pasar kemulan keset.
Senden cagak bantalan gobis.
Rai sangar koyok dukun santet.
Tak sentak lha kok nangis.
(Tidur pasar berselimut keset. Bersandar pilar
Some of them become loyal customers who
always buy the new editions of the t-shirts.
Turu pasar kemulan keset
Senden cagak bantalan gobis
Rai sangar koyok dukun santet
Tak sentak lha kok nangis
Basically this funny poem is talking about
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
88. 74
berbantal kubis. Wajah sangar seperti dukun
santet. Saya bentak lha kok menangis.)
Isuk mruput wis ngantor. Wani nyeruput tak
pongor.
(Pagi buta sudah ke kantor. Berani minum
kopiku,kupukul).
Selain parikan, pria lulusan Teknik Industri
UPN VeteranSurabaya ini juga mengeksplorasi
bahasa Jawa dialek Suroboyoan yang egaliter,
relatif kasar, dan banyak umpatan. Anehnya,
subkultursepertiitu diam-diam diterima sebagai
an irony of somebody who has a fierce face
just like a witch but sentimental (or easily
intimidated), hence crying once scolded.
Isuk mruput wis ngantor
Wani nyruput tak pongor
This one warns anyone not to sip one’s coffee
otherwise get his/her face punched.
Not only parikan, the graduate of UPN Veteran
Surabaya also explored more the Surabaya
dialect. For some people, Surabaya dialect is
relatively rude, marred by many types of cursings.
However, this sub-culture is well accepted among
Surabayans. When this sub-culture is featured at
the back of a t-shirt, the market loves it.
Generally, the design of Kaos Mambu —the
trademark of this t-shirt— is inspired by the logo
of many well-known products. Kaos Mambu made
89. 75
identitas khas arek Surabaya. Lalu muncullah ide
menampilkan umpatan khas itu di bagian depan
kaos, dan uniknya, kemudian digemari oleh pasar.
Umumnya desain buatan Kaos Mambu
initerinspirasi iklan atau logo produk ternama,
yang kemudian diparodikan hingga memunculkan
kelucuan. Logo Burger King dipelesetkan
menjadi nJeng King. Iklan minuman ringan
Sprite dimainkanmenjadi Sepet nDelok raimu
parody out of them which sparked fun. The logo
of Burger King, for example, was parodized as
Njeng King, a Suroboyoan word for semi-squatting
position. Meanwhile, the ad of Sprite was
translatedinto “sepet ndelok raimu” which means
my eyes hurt by looking at you. The brand Durex
was transforned into “burex dapuranmu” which
means “your face is unbearably ugly”.
Irwan was once got reprimanded because
of the rudeness displayed on his t-shirts. When he
participated in a business exhibition in Jogjakarta,
a couple of years ago, some visitors shook their
heads in disbelief. What they read in his t-shirts
are too rude for most of Jogjakartans well-known
for their high culture.
“A visitor rebuked me which made me realized
that I was in the wrong place,” said irwan in
his workshop, Jalan Medokan Asri Barat IX/23
Surabaya.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
90. 76
(mata sakit lihat mukamu). Merek Durex
dijadikan umpatan sarkas: Burex dapuranmu.
(kusamwajahmu).
Berkait dengan “kekasaran” ini, Irawan
mengakupernah kena batunya. Yaitu, saat
mengikuti pemeran indie clothing di Yogyakarta.
Di tengah masyarakat berbudaya halus itu humor
tersebut terasa kelewat menyengat, tidak sopan.
“Mereka geleng-geleng kepala ketika masuk
stan saya. Ada juga yang negur saya. Waduh,
saya salah tempat ini,” katanya saat ditemui
di workshop-nya Jl. Medokan Asri Barat IX/23
Medokan Ayu, Surabaya.
Kenyataan ini berkebalikan dengan bila
berpameran di Surabaya dan sekitarnya. Umumnya
pengunjung menerima sebagai candaan biasa,
lalu ramai-ramai membelinya. Malah pernah ada
pembeli, yang sudah mengambil beberapa potong
kaos, masih sempat request: “Apa tidak ada yang
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
91. 77
lebih kemproh (jorok) lagi?” Ya ampun, apa tulisan
“Jangkrik raimu assu...”, masih kurang vulgar?
Tetapi Kaos Mambu agaknya juga tahu diri.
Diantara produknya masih tersedia joke-joke
moderat yang lucu sopan, seperti Iwak Ndog
Ceplok, Rai Ghedeg,atau poster film Star Wars
yang diubah menjadi: Siktas Waras (baru
sembuh).
Yang menarik, ternyata penggemar kaos
parikanini bukan hanya etnis Jawa, tapi warga
keturunan Tionghoa juga suka. Mereka membeli
lalu dengan antusias menjelaskan makna
parikannya kepada anak cucunya.
“Ulah pembeli itu macam-macam. Ada
yang sukanyahanya baca parikannya saja,
tertawa-tawa, lalu pergi,” ujar Irawan. Untuk
itu dia menulis parikan sindiran, “Onok kreco
ditapuk buku. Wis moco yo kudu tuku. # Masiyo
ta mek nglirik.”
Irwan got a completely different response when
he join an exhibition in Surabaya and nearby areas.
Most visitors regarded the parikan and pisuhan
in his t-shirts as merely joke and finally buy the
product. Some customers who already took several
piecesof his t-shirts even gave him a request,
“Don’t you have the even uglier curse?” Irwan
surprised and thought if the phrase which means
“damn, you are bastard” is not vulgar enough.
However, Kaos Mambu knows its limit. It also
sells the moderate and relatively polite jokes
such as “iwak ndog ceplok” (the sunny-side egg
meal”), rai gedheg (has no shame), or the poster
of Star Wars movie which he changed into “sik tas
waras” which means “just recovered from mental
illness”.
Irwan’s t-shirts are not only loved by the
Javanese, but other Indonesians as well, including
the Indonesian Chinese. They bought some
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
92. 78
Agaknya aspek kreativitas menjadi poin
utama bisnis kreatif yang satu ini. Pengelola
harus terus-menerus melahirkan parikan yang
mengena. Untuk itu Irawan mengaku mengikuti
grup sosmed komunitas parikan untuk menabung
perbendaharaanide. Bahkan dirinya pernah
membuat lomba parikan, lalu karya terbaiknya
dijadikan sebagai materi baru produk Mambu.
Hingga saat ini kaos parikan cenderung
dijual dalam jumlah terbatas. Supaya eksklusif.
Satu jenis parikan hanya dicetak beberapa lusin
saja. Kemudian Irawan memproduksi desain
dan parikan baru lagi untuk diluncurkan edisi
bulan depan. Promosi dan pemasaran sebagian
besar dilakukan secara online melalui sosmed
Instagram, WhatsApp, maupun Facebook.
Opsi warna juga dibuat terbatas. Agaknya
konsep harmoni desain secara keseluruhan
diutamakan.Untuk parikan tertentu, perlu
t-shirts and explain the meaning of the parikan
and pisuhanto their children and grand children
enthusiastically.
“There are many types of visitors. Some of
them read the parikan and go away smiling,” said
Irwan. He made a parikan for them, “Onok kreco
ditapuk buku, wis moco yo kudu tuku. #masiyo
ta mek nglirik” which means “buy the t-shirts
after you read the parikan on them, even only
glancing”.
Surely, creativity is the main aspect of this
creative business. Producers must always come
up with newer version of parikan which are
both suitable and attractive to their market.
Irawan joins a social media group on parikan
to inject him with fresh ideas about parikan.
He once held a parikan competition from which
the best one was featured in Kaos Mambu’s
t-shirts.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
93. 79
Irwan sell the parikan t-shirts only
in limited number to gain the exclusive
impression. One parikan only featured in a
few dozens t-shirts. He made new parikan
every month and market the parikan t-shirts
through his social media accounts of
Facebook, Instagram, and WhatsApp group.
Irawan regarded harmony as the
backbone of his products, therefore he
prepares only a limited number of colors.
One parikan is allocated one or only a few
number of colors and fonts. The “sik tas
waras”, for example, was produced only in
black color as he thought that it is the most
suitable for the Star Wars character.
Being too focused on Surabaya local
culture, some people might think that Irawan
will face a serious problem when he want to
expand his businessbeyond Surabaya.
menggunakan warna tertentu, dan jenis huruf
tertentu pula. Misalnya kaos Sektas Waras hanya
dijual dengan warna hitam. Karena warna itu
dinilai sudah pas dengan karakter Star Wars yang
mengangkat tema perang bintang.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
94. 80
Dengan mengandalkan aspek lokalitas, apa tidak
menghambat pengembangan bisnis, manakala ingin
memperluas pasar? “Ya, saya sudah memikirkanhal
itu. Ke depan, kalau saya buka cabang di Malang,
saya akan membuat Mambu Malangan. Artinya,
saya menjual kaos dengan tulisan khas kota Malang.
Bisa juga nanti ada kaos Mambu Bandunganada
kaos Mambu Luar negeri, boleh kan?”
Di Surabaya, selain Kaos Mambu Suroboyoan,
juga ada beberapa“pemain”bisnis kaos kreatif
yang menjual karakteristik kota Surabaya, di
antaranya kaos CakCuk dan kaos Sawoong.
Disamping kaos kreatif, pelaku ekonomi kreatif
subsektor fesyen di Surabaya juga ada beberapa lagi
misalnya pelaku atau perajin batik tulis maupun batik
celup (tie dye) seperti batik mangrove, batik Jarak
dolly, batik celup Yayu Thres dan lainnya. Beberapa
produk batik tersebut telah diekspor ke beberapa
macanegara, termasuk Inggris (Liverpool).
“I have thought about it. When I expand my
market to Malang, for example, I will produce
the Mambu Malangan (t-shirts displaying Malang
culture). It might be the case that I will produce
t-shirts on Bandung or foreign cities as well. Can’t
I?” He said.
Other than Mambu Suroboyoan, there are
some others who produce creative t-shirts related
to Surabaya culture, such as CakCuk and
Sawoong.
Surabaya is also home to other fashion
sub-sector of creative economy such as traditional
hand-print batik and tie dye like the mangrove
batik, the Jarak Dolly batik and Yayu Thres dyed
batik.
Jarak and Dolly are two former famous red
light areas in Surabaya. Some of those batik
productshave been exported overseas, including
to Liverpool (UK).
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts