SlideShare a Scribd company logo
1 of 154
Download to read offline
Diterbitkan Oleh:
Bagian Hubungan Masyarakat
Sekretariat Daerah Kota Surabaya
Jl. Jimerto 6-8 Surabaya Telp: 031-5475005
www.humas.surabaya.go.id
Pengarah Materi:
Muhamad Fikser, AP. MM
Zainuddin Fanani
Penulis:
Adriono, Sukemi
Cetakan Pertama:
Juli 2019
154 halaman; 25 cm X 17,6 cm
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Copyright 2019
All Right Reserved
Akselarasi Ekonomi Kreatif
di Kota Surabaya
Published by:
Public Relations Office
Surabaya Municipal Government Secretariat
Jl. Jimerto 6-8 Surabaya, Phone: 031-5475005
www.humas.surabaya.go.id
Content Supervisors:
Muhamad Fikser, AP. MM
Zainuddin Fanani
Authors:
Adriono, Sukemi
First Edition:
Juli 2019
154 pages; 25 cm x 17,6 cm
Copyright 2019
All Rights Reserved
The Accelleration of Creative Economy
in Surabaya
Kini makin disadari bahwa Sumber Daya Alam (SDA) semakin
­terbatas. Maka semua bisnis berbasis SDA dapat mengalami hambatan
serius dalam menjaga keberlangsungan hidup dan mengembangkan
dirinya. Di sisi lain era industri 4.0 telah datang dengan membawa
­perubahan cara berbisnis dan memunculkan fenomena disrupsi.
­Sebuah bisnis yang mapan dapat tumbang mendadak lantaran digusur
oleh bisnis baru yang lebih canggih, efisien, dan mengandalkan pola
berbagi (sharing).
Maka sudah saatnya dunia usaha memberi perhatian yang lebih
kepada aspek kreativitas. Karena kreativitas memiliki kelenturan dan
keunggulan yang memadai terhadap guncangan distrupsi. Daya kreatif
senantiasa dapat mengatasi keadaan, mampu melihat celah, serta
sanggup mengubah ancaman sebagai tantangan.
Sebagian warga Surabaya telah mampu bertransformasi ­menjadi
­insan kreatif. Berbekal sinergi yang kuat antara Pemerintah Kota ­Surabaya
dan masyarakat, terbukti industri kreatif tumbuh dan ­berkembang dengan
baik, ­bahkan terjadi akselarasi pada beberapa bidang.
Kata Pengantar
We are all aware that natural resources are limited and
­increasingly exhausted. Natural resources-based industries
face a serious hurdle in maintaining their existence, let alone
to grow bigger. At the same time, industry 4.0 brings new ways
of doing business which we label as disruptions. We witness
that many established business crumbled in a short time due
to the inability to keep pace with more advanced and efficient
sharing­economy businesses.
Realizing this shift, it is time for the industry and business
worlds to put more attention to creativity, an aspect which
­offers more flexibility and superiority in facing disruptions.
Creati­vity helps the business to see opportunities, turn threats
into challenges, and finally deal with every situation better.
Fortunately, we can see that a growing proportion of ­Surabaya
people have transformed themselves into more creative. A strong
synergy between the ­communities and Surabaya Municipal
­Government brings ­creative industries into being and growing.
Foreword
Para pelakunya senantiasa aktif bergerak dan
­berinovasi demi mengantisipasi irama pasar dan
selera konsumen.
Buku ini berisi kisah sukses sejumlah ­bisnis
krea­tif yang membanggakan dan inspiratif.
­Memang sajiannya belum mencakup ­seluruh
­sektor ekonomi kreatif yang berjumlah 16
­subsektor. Tetapi setidaknya paparan di ­dalamnya
dapat memberikan gambaran umum yang ­cukup
memadai. Buku ini juga merupakan update
atau laporan perkembangan dari buku yang
­pernah diterbitkan Bagian Hubungan Masyarakat
­Sekretariat Daerah Kota Surabaya sebelumnya.
Akhirnya, semoga kehadiran buku ini dapat
­bermanfaat bagi pembaca dan bagi ­pengem­bangan­
industri kreatif kita di masa mendatang. l
We witness acce­leration on these sectors. ­Actors
of the ­creative industry in Surabaya ­persistently
move forward and innovate to anticipate better the
shift of consumers’ taste and market.
The book you are reading now displays success
stories of some creative businesses which make us
proud and inspired. We do aware that this book
does not cover all of the 16 creative economy
sub-sectors. However, we hope that it gives you an
adequate general description of the situation. This
book is also an update of the previous book about
the same topic published by Public Relations ­Office,
Surabaya Municipal Government ­Secretariat.
Finally, we hope that this book will contribute
to the advancement of our creative industry in the
future and gets you inspired as well. l
Kata Pengantar l Foreword
vi
Suasana kampung
Surabaya yang asri.
Sambutan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah. Perkembangan ekonomi kreatif yang digeluti oleh
warga Kota Surabaya sangat menggembirakan. Diakui atau tidak,
semua itu tidak lepas dari iklim, lingkungan dan infrastruktur yang
diciptakan dan disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya cukup
mendukung.
Dukungan tersebut tecermin melalui berbagai program, baik dalam
bentuk pelatihan, pendampingan, fasilitasi legalitas usaha, fasilitasi
pemasaran produk sampai dengan penyediaan sarana dan prasaran
pendukung, sebagai contoh adalah Coworking Space Koridor.
Dukungan dan peran serta stakeholder terhadap perkembangan
ekonomi kreatif di Surabaya juga merupakan kekuatan tersendiri,
mereka secara sukarela memberikan dukungan dalam bentuk
­fasilitasi kebutuhan dasar terkait dengan tumbuh kembangnya usaha
kreatif tersebut. Keikutsertaan stakeholder ini turut menjadi penyebab
akselarasi ekonomi kreatif di kota ini dapat berlangsung masif.
Sambutan l Foreword
viii
Foreword
Assalamualaikum Wr. Wb.
Praise be to Allah. The development of the creative economy
by Surabaya people is heart-warming. It is a token of supporting
climate, environment, and infrastructure laid out by the Surabaya
Municipal Government.
This support was reflected through diverse programs in various
forms of training, advocacy, and assistance in the areas of business
legal, product marketing, to the provision of supporting facilities and
infrastructures stimulating the creativity and collaboration such as the
establishment of Co-working Space Corridor.
Stakeholders’ support and participation in the development of
the creative economy in Surabaya are evident as they voluntarily
provide support in the form of facilitation of basic needs related to
the growth and development of creative business. The involvement
of stakeholders accelerates the growth of the creative economy in
Surabaya massively.
Sambutan l Foreword
ix
Saya sangat bergembira dengan akselerasi ekonomi kreatif di kota ini, terutama
di kalangan anak-anak muda dan ibu rumah tangga. Kreativitas mereka perlu terus
dikembangkan sebagai upaya untuk menyebarkan “virus” ekonomi kreatif.
Karena itulah saya menyambut baik upaya penerbitan buku Akselerasi Ekonomi
­Kreatif Surabaya. Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pendokumentasian,
tapi dapat pula dijadikan sebagai panduan dalam melakukan gerakan “ATM” ­(Amati,
Tiru, dan Modifikasi).
Mudah-mudahan buku ini dapat menginspirasi warga Surabaya dalam
­mewujudnyatakan Kota Surabaya sebagai pusat ekonomi kreatif di Indonesia.
­Semoga. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tri Rismaharini
Walikota Surabaya
Sambutan l Foreword
x
I am very happy to see the acceleration of the creative economy
in this city, especially the ones initiated and developed by young
people and housewives. Their creativity needs to be developed
­further as an effort to spread the “virus” of the creative economy.
That is the reason that I welcome the publication of this book
titled “The Acceleration of Creative Economy in Surabaya”. This
book functions both as a way to document the emergence of the
creative economy in Surabaya as well as a reference in doing the
“ATM” (Observe, Imitate and Modify) movement.
Hopefully, this book can inspire Surabaya residents to help their
city becoming the center of the creative economy in Indonesia.
Amen for that.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tri Rismaharini
Mayor of Surabaya
Sambutan l Foreword
xi
Kata Pengantar.................................................................................................................................. iv
Foreword ........................................................................................................................................... v
Sambutan.........................................................................................................................................viii
Foreword .......................................................................................................................................... ix
Bagian 1............................................................................................................................................1
Part 1.....................................................................................................................................................1
Kreativitas, Sang Primadona.................................................................................................................2
Creativity, the Prima Donna..................................................................................................................... 3
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif....................................................................................................10
Surabaya, The Center of Creative Economy........................................................................................... 11
Bagian 2 Daya Kreatif Warga Surabaya..............................................................................................19
Part 2 The Creative Drive of Surabaya People......................................................................................... 19
Daftar Isi l Conten
Daftar Isi l Conten
xii
Aplikasi dan Game: Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital.................................................................20
Apps and Game: Moving Forward To Be The Center of The Digital Industry............................................. 20
Film Animasi Video: Bergerak Lewat Komunitas....................................................................................33
Film, Animation, and Video: Moving Forward Through Communities........................................................ 33
Kampung: Menjual Karakteristik Kampung..........................................................................................41
Kampong: To Sell The Values of Kampong.............................................................................................. 41
Kerajinan: Menjual Udeng Beserta Falsafahnya....................................................................................48
Crafts: Selling Udeng and Its Philosophies.............................................................................................. 48
Kuliner: Melestarikan Makanan Khas Surabaya....................................................................................54
Culinary: Culinary To Preserve Surabaya’s Typical Food........................................................................... 54
Kuliner: Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK...............................................................................63
Culinary: The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity for The Ex-Labors......................................................... 63
Fesyen: Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’.........................................................................71
Fashion: The Well-Sold Satirical and Cursing T-shirts............................................................................... 71
Daftar Isi l Conten
xiii
Fesyen: Aktif Mengeksporasi Aneka Batik.............................................................................................82
Fashion: Actively Exploring The Rich Variants of Batik............................................................................82
Fesyen: Bisnis Batik Berbasis Kepedulian Sosial....................................................................................91
Fashion: A Batik Business Based on Social Concern................................................................................ 91
Kriya: Memanfaatkan Kardus untuk Segalanya...................................................................................102
Crafts: To Make Use of Cardboard for Many Purposes.......................................................................... 103
Pertunjukan: Lampu Pentas Terus Menyala.........................................................................................110
Art Performance: The Stage Lights that Keep On................................................................................... 110
Penyiaran: Kejar Pendengar ke Ranah Digital.....................................................................................120
Broadcast Media: Catching Up Listeners to Digital Space....................................................................121
Kerajinan Daur Ulang: Tersenyum di Jalur Kertas Semen.....................................................................125
Recycle Crafts: Smiling in the Path of Used Cement Paper..................................................................... 125
Kuliner: Resep Keluarga yang Diminati Publik....................................................................................... 133
Culinary: A Popular Family Recipe.....................................................................................................133
Daftar Isi l Conten
xiv
1
Pendahuluan
Bagian 1
Part 1
Introduction
2
Akal selalu mengungguli kekuatan fisik. Dalam
masyarakat Surabaya dikenal ungkapan, okol
iku kalah karo akal. Sebuah pekerjaan yang
hanya mengandalkan otot semata umumnya
sangat menguras tenaga dan upahnya murah,
sebagaimana dijalani oleh kuli bangunan atau
tukang becak. Berbeda dengan pekerjaan yang
menggunakan akal atau kecerdikan. Pedagang
mainan membuat pesawat dari stereofoam bekas,
lalu dijual di halaman sekolah TK dan SD.
Kreativitas,
Sang Primadona
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
3
Creativity,
The Primadonna
Surabaya people know this saying very well:
okol iku kalah karo akal. It means that physical
power will always be subdued by intelligence.
Any professions which primarily­rely on physical
power are usually paid less compared to other
professions­driven by ingenuity. Those who work as
pedicab driver or construction worker, for ­instance,
are usually gain less than those who ­transform
leftover ­styrofoams into plane toys sold for kids in
the ­kinder­garten and elementary­school.
4
Perajin­“menyulap” gulma eceng gondok
menjadi tas bernilai ekonomi tinggi. Kerja
­mereka tidak berat, hasilnya juga lebih banyak.
Ungkapan okol kalah karo akal agaknya
bukanlah pendapat sederhana. Bahkan hingga
era revolusi industri 4.0 saat ini masih punya
relevansi. Bergaungnya konsep ekonomi kreatif
yang tengah didengung-dengungkan pemerintah­
dewasa ini, terbukti mengandalkan kekuatan
akal daripada tenaga fisik.
Pada zaman ekonomi klasik dulu, ­faktor-faktor
produksi yang utama adalah tanah/mesin, ­tenaga
kerja, dan modal. Kini tidak harus seperti itu. Justru
kreativitas menjadi faktor produksi ­pe­nentu­. Apalagi­
jika dipadu dengan penguasaan­­teknologi dan
­informasi. Amerika mengeruk keuntungan amat besar
karena mengekspor produk-produk ekonomi kreatif,
diantaranya adalah keuntungan yang diperoleh dari
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) film, dan musik.
Creative­preneur­­
who ­produce
­expen­sive bags from
the hardly loved
water hyacinth­. The
creative people put
less physical efforts­
yet financially gain more.
Okol kalah karo akal continually finds its
relevance­until today, the era of industrial
revolution­4.0. The creative economy heralded by
no less than the government is obviously heavily
relying on the power of the intelligence rather than
physical prowess.
Long-time ago, in the era of classical economy­,
production process mainly relies on land,
machines­, human power, and capital.
While these factors are still important, there
is ­another factor of more significance: creativity­,
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
5
Ya, produk-produk berbasis kreativitas akan
kian prospektif di masa mendatang.
Kini gelombang ekonomi baru berbasis­
­kreativitas telah datang. Ekonomi yang
mengedepan­kan kreativitas, ide, dan
­pengetahua­n manusia sebagai aset utama
dalam menggerakkan ekonomi. Secara umum
ekonomi kreatif diartikan sebagai suatu ­konsep
­perekonomian di era ekonomi baru yang
mengintensifkan informasi dan kreativitas ­dengan
mengedepankan ide dan pengetahuan dari
­sumber daya manusia sebagai faktor produksi
yang paling utama.
John Howkins mendefinisikan ekonomi
kreatif­ sebagai the creation of value as a result
of idea. Dalam sebuah wawancara bersama
Donna Ghelfi dari World Intellectual Property
­Orga­niza­tion­ (WIPO), Howkins menjabarkan
ekonomi kreatif adalah suatu kegiatan ­ekonomi
especially when it coupled with technology and
­information supe­riority­. The US made huge profits
from exporting creative economy products, including
the benefits derived from Intellectual Property Rights
(IPR) of film and music products.Creativity-based
products will shine even brighter in the future.
Broadly speaking­, creative­economy­is any
economic­ endeavors­ which
based on and ­driven by
­creativity, ideas, and
knowledge­. John
Howkins ­defined
creative
economy as
“the creation
of value
as a result
of idea”.
­Interviewed
6
dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar
­waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan
hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini,
menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk
kemajuan.
Dikenal ada 16 subsektor ekonomi kreatif yaitu Aplikasi dan
Pengembangan Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Desain
Komunikasi Visual, Desain Produk, Fesyen. Juga Film dan
Animasi dan Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan,
Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi dan Radio.
Gerakan ekonomi kreatif muncul pada 2006 ketika
­Pemerin­tah­bertekad mengembangkan ekonomi kreatif
di Indonesia­. Selain itu, kemunculannya juga tak lepas
dari ­adanya Masyarakat­Ekonomi Asean (MEA) yang telah
­berkembang beberapa tahun sebelumnya.
Gebrakan pertama pembangunan ekonomi kreatif ­diawali
dengan pembentukan Indonesian Design Power oleh ­Depar­temen
Perdagangan. Tahun berikutnya diluncurkan Studi Pe­metaan­
­Kontribusi Industri Kreatif Indonesia pada Trade Expo ­Indonesia.
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
7
by Donna Ghelfi at the World Intellectual ­Property ­Organization
(WIPO), Howkins elaborated creative economy as economic activities­
within the society which spent most of their time to create ideas and
not merely doing ­routine or do things ­repeatedly. Creating ideas is
both central and impera­tive for this ­advancement-seeking society.
There are 16 subsectors of creative economy, namely game
­development and application; architecture; interior design; ­visual
communication design; product design; ­fashion; film, video
and ­animation; photography; craft; culinary; ­music; ­publishing;
advertising­; art performance; visual art; and ­television and radio.
The creative economy movement was started in 2006 when the
­government of Indonesia boosts the concept and its application­. ­The
fact­that ASEAN Economic. Community was launched several years
­earlier made ­creative economy gain stronger momentum. ­
The first ­breakthrough in ­creative economy ­development began with
the ­establishment of the Indonesian Design Power by the Ministry ­
of Trade. ­A year­later, the govern­ment launched a study of ­Mapping
­the ­Contribu­tion­of Indonesian Creative Industry at the Indo­nesia
Trade Expo.
7Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
8
Pada 2008, Pemerintah melahirkan
­Cetak Biru Pengembangan ­Ekonomi
Kreatif ­Nasional 2009-2015. Selain itu,
­dilakukan ­pencanangan tahun Indonesia
Kreatif 2009 dan ­diselenggarakan Pekan
Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi
­Kreatif rutin setiap tahun.
Perhatian kepada dunia industri ­kreatif
kian meningkat dengan dibentuknya
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pada
20 Januari 2015. Lembaga Pemerintah­
Nonkementerian­ yang ­dibentuk ­melalui
Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun
2015 ini berfungsi menaungi dan
menjadi ­akselator ekonomi kreatif­­
­Indonesia. Pemerintah meyakini masa
depan­sektor ekonomi kreatif sa­ngat
prospektif,sehingga memberi dukungan­
penuh kepada Bekraf. l
9
In 2008, the Government gave birth
to the 2009-2015 ­National Creative
­Economy Develop­ment Blueprint. In
­addition, the government­also started the
Creative ­Indonesia Year 2009 and held
a Creative Product Week and a routine
Creative ­Economic Exhibition every year.
The attention to the world of
­creative industries­is increasing with the
­establishment of the ­Creative Economy
Agency (Bekraf) on 20 January 2015.
This non-ministerial governmental
body was formed through Presidential­
­Regulation Number 6 Year 2015 to
­oversee and ­accelerate Indonesia’s
­creative economy. The government
­believes that the future of the creative
economy sector is very bright and
­therefore gave full support­to Bekraf. l
1.	 Aplikasi dan
­Pengembangan
­Permainan (game)
2.	Arsitektur
3.	 Desain Interior
4.	 Desain Komunikasi
Visual
5.	 Desain Produk
6.	Fesyen
7.	 Film dan Animasi dan
Video
8.	Fotografi
9.	Kriya
10.	Kuliner
11. 	Musik
12. 	Penerbitan
13. 	Periklanan
14. 	Seni Pertunjukan
15. 	Seni Rupa
16. 	Televisi dan Radio
SUBSEKTOR
EKONOMI KREATIF
1.	 Game development ­
	 and application
2.	Architecture
3.	 Interior design
4.	 Visual communication
design
5.	 Product design
6.	Fashion
7.	 Film, video and animation
8.	Photography
9.	Craft
10.	Culinary
11.	Music
12.	Publishing
13.	Advertising
14.	 Art performance
15.	 Visual art
16.	 Television and radio
Subsectors of the
Creative Economy
Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
Sumber: Bekraf Indonesia.
10
Surabaya tidak berhenti mendulang
­berprestasi. Kota Pahlawan ini telah memiliki
sederet julukan tambahan yang membanggakan­:
sebagai kota layak anak, adipura, hingga
kota berkesetaraan dan berkeadilan gender.
­Keberadaan kotanya kian menghijau dengan
berpuluh taman indah.
Kini Surabaya tengah bersemangat menggapai
obsesi untuk menjadikan diri sebagai kota kreatif.
Bahkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam
beberapa kesempatan menargetkan Surabaya
sebagai kota kreatif rujukan di Indonesia.
“Mimpi saya, Surabaya pada waktu dekat bisa
menjadi pusat industri kreatif di Indonesia. Lalu
perlahan-lahan dapat mendunia,” ujarnya.
Surabaya Lumbung
Ekonomi Kreatif
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
10 Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
11
Surabaya puts no break on collecting achievements.
The city of heroes has now pocketed several other
­heartwarming labels, such as children-friendly city, one of
the cleanest city by getting the Adipura award for years,
and a city with gender-equal treatment. Also, don’t forget
to mention that Surabaya is getting greener each day with
more and more beautiful gardens and parks.
Surabaya put no brake on chasing its dreams.
­Surabaya is now focusing on to be a creative city.
­Surabaya Mayor, Tri Rismaharini in several occasions
said that Surabaya is aiming to position itself as a
­national reference for a creative city.
“My dream is that Surabaya soon becomes the
­center of the creative industry in Indonesia and gradually
­become a global player in the said sector,” said Risma.
Surabaya, The Center of
Creative Economy
11Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
12
Tampaknya ini bukan sebuah utopia, sebab ­Surabaya
memang punya potensi dan peluang untuk itu. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terdapat
141.438 pelaku ekonomi kreatif di Surabaya, dengan
lima subsektor terbesar sebagai penggeraknya yaitu
kuliner sebanyak 108.334 usaha, fesyen 19.896 usaha,
kriya 8.110 usaha, penerbitan 3.234 usaha, dan fotografi
570 usaha.
“Surabaya memiliki jumlah usaha ekonomi kreatif
­dengan jaringan usaha tunggal terbesar di Indonesia,
mencapai 6,41%,” ujar Direktur Edukasi Ekonomi ­Kreatif
Bekraf Poppy Savitri di Plaza Kuningan Jakarta, yang
­mengacu pada hasil Survei Ekonomi 2016 dari BPS.
Kota ini juga didukung oleh sejumlah insitusi ­pendidikan
yang bergerak di sektor industri kreatif, serta memiliki
kekuatan teknologi informasi yang cukup mumpuni. Maka
tidak berlebihan jika Direktur Riset dan Pengembangan
Bekraf, Wawan Rusiawan, sampai menyebut kota Surabaya
sebagai salah satu lumbung ekonomi kreatif di negeri ini.
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
13
It seems that Risma’s dream is not a utopia
as Surabaya really owns both the potential and
opportunity­to become a creative city. Data from
BPS - Statistics Indonesia has shown that Surabaya
has 141.438 actors of the creative economy, most
of them are working on 5 main sectors: culinary
(108.334 enterprises), fashion (19.896), crafts
(8.110), publishing (3234), and photography (570).
“Surabaya has the biggest single-enterprise
creative economy in Indonesia that accounts
for 6.41%,” said Director of Creative Economy
­Education, The Creative Economy Agency (Bekraf),
Poppy Savitri at Plaza Kuningan, Jakarta. She was
referring to the result of BPS’ 2016 Economic
Survey.
Surabaya’s position as a strong creative
economy city is supported by the fact that it has
numerous education institutions ­high-quality
universities, vocational high schools, and
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
14
­information technology apparatuses which
­together propel the growth of the creative
­industry in the city. It’s no wonder that ­Director
of Research and Development of Bekraf,
Wawan Rusiawan called Surabaya as one of the
country’s centers of the creative economy.
Surabaya Municipal government has been
actively seeking and empowering individuals
and groups striving in the creative economy. The
­government incubates the startups by creating
some events to boost the creative economy. The
private sector supported this effort by providing the
capital for the new enterprises as well as open up
the market for them.
Some of the thousands of these creative
­enterprises have done exports to the Middle
East. Furniture made from eceng gondok and
­fashion is two prominent products among ­others.
To support these enterprises further, Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya, terus aktif
­mencari dan membimbing kelompok maupun
perseorangan yang bergerak di industri kreatif.
Menginkubasi usaha rintisan (start up) hingga
menyelenggarakan program pahlawan ekonomi
dan pejuang muda.
Pihak swasta juga mendukung dengan
­menyediakan modal kerja dan membukakan­
­akses pasar. Dari ribuan industri kreatif ­di
­Surabaya sebagaian sudah melakukan ekspor
keluar negeri, seperti ke Timur Tengah atau.
Komoditas unggulan antara lain kerajinan furnitur
eceng gondok serta fesyen.
Untuk memacu pengembangannya, ­Pemerintah
Kota Surabaya menggandeng sejumlah ­pihak
terkait, antara lain dengan Bekraf, GEN ­Global.
Kegiatan yang dilaksanakan diisi dengan
­innocreativation, StartUp Nations Summit, dan Bekraf
Festival, diikuti peserta dari sekitar 170 negara.
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
15
Surabaya memiliki 141.438 pelaku ekonomi kreatif, dengan lima subsektorterbesar sebagai penggeraknya.
Kuliner sebanyak 108.334 usaha, fesyen 19.896 usaha, kriya 8.110 usaha, penerbitan 3.234 usaha, dan fotografi 570 usaha.”
(Badan Pusat Statistik)
“Surabaya has 141.438 actors of creative economy with 5 biggest subsectors as the driving force: culinary
(108.334 enterprises), fashion (19.896), crafts (8.110), publishing (3234), and photography (570).”
(BPS - Statistics Indonesia)
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
16
Kondisi Nasional
Agaknya sektor industri kreatif tidak bisa lagi
diabaikan keberadaannya. Pada tingkat nasional
pertumbuhan sektor ekonomi kreatif mencapai
5,76 %. Artinya, berada di atas pertumbuhan
­sektor listrik, gas dan air bersih, ­pertambangan
dan penggalian, pertanian, peternakan,
­government has initiated cooperation with several
­organizations and governmental bodies such as
Bekraf and Gen Global.
To accelerate and develop it further, ­Surabaya
Municipal Government went hand in hand
with some institutions such as Bekraf and GEN
Global. They held some exhibitions, namely
­Innocreativation, StartUp Nations Summit, and
Bekraf Festival which attracted participants from
about 170 countries
National Condition
The creative industry sector can no longer be
ignored. It grows 5.76% nationally, higher than the
industries of power/electricity, gas and clean water,
mining, farming (including cattle farming), forestry
and fishery, services, and manufacture. The added
value provided by the creative economy is steadily
increasing each year.
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
17
­kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan­industri
pengolahan. Nilai tambah yang dihasilkan
­ekonomi kreatif meningkat setiap tahun.
Hasil survei khusus ekonomi kreatif oleh
BPS dan Bekraf (tahun 2016), tercatat Produk
­Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif mencapai
Rp 922,59 triliun. Angka ini meningkat 4,95%
dibanding tahun sebelumnya. Diprediksi, tren
angka tersebut akan naik sekitar 10% setiap
tahunnya. Jumlah unit usaha ekonomi kreatif
berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 untuk
KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesis )
Ekonomi Kreatif sebanyak 8.203.826 usaha. Ada
sekitar 16.91 juta tenaga kerja (setara dengan
14.68%) yang terserap di sektor ini.
Pada tahun 2016, ekspor ekonomi kreatif
­berhasil mencapai 20 miliar Dolar AS. l	
The creative economy survey held
by BPS and Bekraf in 2016 showed that
­creative ­economy has contributed IDR
922.59 trillion to national gross ­domestic
product. (GDP), ­a 4.95% increase
­compared to the previous year and is
­predicted to grow 10% each year.
There are 8,203,825 creative economy
­enterprises (based on Indonesia’s standard
classification of business) as shown in the
2016 Economic Sensus. These ­enterprises
are home to about 16.91 million
­workers (equal to 14.68% of the national
workforce)­.
The creative economy also performs
very well in overseas trade, making USD
20 billion worth of export. l
Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
18 Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
19
Bagian 2
Part 2
Daya Kreatif Warga Surabaya
The Creative Drive of Surabaya People
20
Saat orang dihimpit sedih dan galau,
­kemana mereka mengadu? Sebab, tidak mudah
menemukan­tempat tepat untuk menumpahkan
Where people with psychological problem go
to find advice and solace? At times, it is not easy
to find a place of consolance as talking to friends
Aplikasi dan Game
Bergerak Menjadi Pusat
Industri Digital
Apps and Game
MovingForwardToBeThe
CenterofTheDigitalIndustry
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
21
beban stres ataupun depresi. Curhat ke teman
khawatir rahasia pribadi bocor ke publik. Mau
konsultasi ke psikolog takut kena “cash” tinggi.
Ternyata problem ini mengusik anak muda
Surabaya untuk mencarikan solusi dengan ­melalui
aplikasi. Lalu kreativitas mereka ­melahirkan usaha
rintisan (startup) berbendera Riliv.co­. ­
Membu­ka­layanan konsultasi psikologi
–even the closest one— still pose a risk of leaking
our best-kept secrets while seeing a psychologist
can end up in a huge bill.
This dilemma drove some young guns of ­Surabaya
to develop a startup named riliv.co which basically is
online psychology consulting­firm. ­Anyone seeking
help can simply log in and tell their problem.
A certified psychologist member of Indonesia­
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
22
secara­daring. Pengguna tinggal login ­melalui telepon pintar, lalu mengeluhkan
­pemasalahannya, seketika itu dia mendapat la­yanan­konseling dari ­psikolog
­profesional anggota Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi). Ditawarkan
­beberapa opsi paket layanan dengan durasi tertentu disertai besaran biaya yang
relatif terjangkau.
Psychology Association­­(Asosiasi Psikologi Indonesia) at riliv.co will instantly
­respond to the problem with ­professional advice. Riliv.co provides several
­different packages which all in affordable­prices.
“Many people facing personal problems do not share their problems with
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
2323Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
24
“Banyak orang punya masalah pribadi, tapi mereka malu
mengungkapkan karena takut stigma, takut di-bully, disangka
gila. Dengan curhat secara online mereka jadi merasa aman,
rahasia, dan terjaga privasinya,” kata Audrey Maximillian
Herli, pengelola rintisan kategori social problem solving
­tersebut.
Riliv adalah salah satu startup yang diinkubasi oleh
­Koridor Coworking Space Pemerintah Kota Surabaya.
­Masih ada ­sejumlah rekan sesama entrepreneur berbasis
aplikasi­yang juga “ngantor” di Gedung Siola Lantai 3 ­­Jalan
Tunjungan­­, ­Surabaya, itu. Mereka adalah Agenda Kota,
Campusmedia, Garda Pangan, Jahitin, Kreavi, Ojesy, Olride,
Qtaaruf,Reblood, Start Surabaya, dan Tatarupa Prime.
Koridor Coworking Space setiap hari juga banyak
­dimanfaatkan para pekerja freelance, pedagang online yang
tekun melakukan transaksi, serta pelajar dan mahasiswa
yang berselancar mencari data maupun mengerjakan tugas
­bersama. Tempat ini buka 24 jam. Dalam sehari pengunjung
bisa mencapai 200 lebih, kadang sampai 400 orang.
24 Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
25
others out of concern that they will be stigmatized­
as having a mental illness or being bullied as crazy.
Seeking help online offers them more security as
their secrets kept private,” said Audrey Maximillian
Herli, manager of riliv.co,
a startup on social problem-solving.
Riliv.co is one of the startups incubated by
­Surabaya government’s­Koridor Coworking Space,
situated at level 3 Siola Building, Tunjungan. Riliv.
co shared the space with other startups under
­Koridor such as Agenda Kota, Campusmedia­, Garda
­Pangan, Jahitin, Kreavi, Ojesy, Olride, Qtaaruf,
Reblood, Start Surabaya and Tatarupa Prime. ­Other
than startups­, the Koridor Coworking Space has also
been used by freelancers, online merchants, as well
as students surfing for data. About 200 people used
the ­facility on a daily basis, sometimes the number ­of
visitors ­reach 400.
As the name implies, coworking space is not only
25Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
26
Tidak hanya sebagai tempat bekerja, ­selaras
juga dengan namanya, coworking space ini
juga berperan mendorong terjadinya kerja sama
­antar­pengusaha rintisan. Nama ­ruang-ruang
yang dipakai di Koridor mengisyaratkan
semangat­­siner­gitas itu. Sebut saja Ruang Baur,
Ruang ­Gumbul, Paduraksa, maupun Ruang
­Sesrawungan.
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
27
an area to do a job, but rather a ­commonplace
that startups and others can ­create join projects.
Names of the rooms in the coworking­space
­resembles the spirit of synergy such as Ruang­
Baur, Ruang Gumbul, Paduraksa, and Ruang­
Sesrawungan­which all means the rooms for
mingling and collaborating. A parenting­seminar­
mutually held by riliv.co and Byond childhood­is
an example of the collaboration project. Byond
organizes­the event, riliv provides a psycho­logist
as the source person for the event.
Another collaboration was held by Kreavi, an
Sebentuk kerja sama tengah diwujudkan Riliv
yang menggandeng Byond Childhood dalam
menggelar seminar parenting. Byond berperan
sebagai penyelenggara event sedang Riliv
­menyediakan psikolog sebagai narasumbernya.
Kreavi sebagai komunitas maya pekerja kreatif
visual Indonesia juga menjalin kerja sama ­de­ngan
Tatarupa guna membantu UMKM Surabaya
melakukan rebranding dan memperbaiki desain
kemasan produknya. Hasilnya signifikan.
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
28
Dengan sentuhan baru, produk UMKM dapat
didongkrak harga jual dan omzet penjualannya­.
Kacang Tree-G adalah contoh konkretnya.
Dari semula berharga satuan Rp. 3.000,- bisa
­“dilambungkan” menjadi Rp. 20.000,-
Greget inkubasi usaha berbasis aplikasi
­tidak hanya berlangsung di Koridor, tetapi juga
dilakukan­di beberapa perguruan tinggi seperti
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas
Airlangga, PENS, PPNS, dan UPN Veteran Jatim.
online community of Indonesian visual creative
workers, with Tatarupa Prime in assisting the SMEs
to improve and rebrand their product packages.
The result of this collaboration was significant. The
refurbished products experience a leap on their
sales, such as the Three-G peanut which is now
sold for IDR 20K rather than IDR 3K before.
The spirit of creating and nurturing startups
does not only take place at the Koridor. Some
universities such as 10 Nopember Institute of
Technology­(ITS), Airlangga University, Electronic
Engineering Polytechnic Institute of Surabaya
(PENS), Surabaya Polytechnic of Shipping, and
UPN Veteran Jatim. Some private enterprises such
as DILo Telkom, Gerdhu Inkubator Teknologi, and
IDSF do their parts as well.
ITS assisted at least 21 startups, most of them in
the areas of the platform, finance, and ­education.
Akupintar.id and BudayaKu are two of them.
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
29
Selain itu juga dilakukan swasta seperti DILo
Telkom, Gerdhu Inkubator Tenologi, dan IDSF.
Setidaknya ada 21 usaha rintisan yang dibina­
ITS. Umumnya bergerak dibidang ­platform, ­finansial,
dan edukasi. Sebut misal, Akupintar.id. Sebuah
edutech yang berkomitmen memberdayakan­
­ekosistem ­pendidikan. BudayaKu untuk membantu
­menyejahterahkan seniman dan pedagang kuliner.
Sedang inkubator Universitas Airlangga
­membina tujuh usaha rintisan, antara lain
­Dapur Event di bidang event organizer. Digigov.
id yang mendedikasikan­diri untuk ­memudahkan
­pengelolaan pemerintahan dengan dukungan­
teknologi, dan Teman dokter yang membantu ­dokter
merujuk pasiennya ke laboratorium ­manapun.
­Sementara DILo Telkom membimbing­Jobhun.
id yang mempertemukan pencari kerja dengan
­perusahaan, dan rukon.id yang ­mempertemukan
pemilik rumah sewa dengan calon penyewa.
­Akupintar.id is an edutech dedicated itself
to ­empower the education ecosystem while
­BudayaKu aims to help artists and food vendors to
gain better prosperity­.
Airlangga University incubates 7 startups,
including­Dapur Eventy, an online event organizer­;
Digigov.id that aims to help government improve­
their service through the use of digital technology­;
and Temandokter which connects general
­practitio­ners with medical laboratories so they can
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
30
Data Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya
per 9 Mei 2019, mencatat, terdapat 58 usaha
rintisan yang kini giat memarakkan dunia aplikasi
di kota Pahlawan ini. Mereka bergerak pada 15
bidang, sebagian masuk dalam kategori ­platform,
solusi masalah sosial, dan pendidikan (lihat tabel).
Sederet prestasi telah diraih usaha rintisan
­Surabaya. Riliv terpilih menjadi Best 16 Young
Social Entrepreneur oleh Singapore International
Foundation­2016 dan Best Sustainable Startup versi
Koran Tempo 2017.
Ojesy meraih juara pertama wirausaha muda
­berprestasi ­Kemenpora 2018 dan ARSA Technology
menjadi ­Regional Finalist Asia Hardware Battle 2018.
Jejakku kini diakui sebagai platform perjalanan
wisata tepercaya. Garda ­Pangan masuk 20 usaha
rintisan terbaik Asean Young ­Sociopreneur Program
dan Cubaecon mendapat penghargaan Asean ICT
Award 2016. Sumber : Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya, 9 Mei 2019.
KONDISI USAHA RINTISAN DI SURABAYA
No	 Kategori	 Jumlah
1	 Advanced Materials	 2
2	Education	 6
3	 Environment water	 1
4	 Finance banking	 2
5	 Finance nonbanking	 1
6	Fintech	 1
7	Health	 2
8	 Industry 4.0	 4
9	Manufacture	 1
10	Marketplace	 3
11	Platform	 19
12	 Platform fashion	 1
13	 Platform media	 6
14	 Social Problem solving	 7
15	Transportation	 2
	 Total	 58
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
31
refer their patients for a lab check easier and ­faster. DILo Telkom­
assisted jobhun.id to ­connect job seekers and ­companies while
rukon.id ­connects house owners and ­potential renters.
A data acquired from Public Relations Division of Surabaya
showed that by 9 May 2019, there are 58 startup ­companies
­operates in Surabaya. They focused on 15 areas such as
platform­, ­social ­problem solving, education and other (see
table).
Not only thriving, but many of Surabaya startups also
achieve recognitions. Riliv was ­acknowledged as one of the
16 Best Young ­Social Entrepreneur­by Singapore ­International
­Foundation 2016 and Best Sustainable Startup by Tempo­
­Newspaper in 2017. Ojesy was the ­winner of Young
Entrepreneur­by Ministry of Sport and Youth in 2018 and the
­finalist of Hardware Battle 2018, Asia Region. Jejakku, ­another
startup ­company is now a reputable travel platform. Garda
Pangan is named as 20 best ­startups in the ASEAN Young
Sociopreneur Program, while ­Cubaecon was given the 2016
ASEAN ICT Award.Source: Public Relations Division of Surabaya , 9 May 2019.
Figures of Surabaya Startups
No	 Category	 Quantity
1	 Advanced Materials	 2
2	Education	 6
3	 Environment Water	 1
4	 Banking Finance	 2
5	 Non-Banking Finance 	 1
6	 Financial Technology	 1
7	Health	 2
8 	 Industry 4.0	 4
9	Manufacture	 1
10	Marketplace	 3
11. 	 Platform	 10
12	 Platform Fashion	 1
13. 	 Platform Media	 6
14. 	 Social problem solving	 7
15. 	 Transportation	 2
	 Total	 58
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
32
Berkat keseriusan dalam memajukan ­industri
kreatif melalui usaha rintisan, Kota Surabaya
meraih ­penghargaan Green City Award, Learning
City dari Unesco dan Walikota Risma mendapat
pengakuan internasional sebagai Startup National
Award for Local Policy Leadership 2016.Yang
membanggakan, kota ini terpilih sebagai tuan
rumah pertemuan internasional pekerja kreatif,
The Startup National Summit 2018.
Yap, Surabaya tengah bergerak menjadi pusat
pengembangan industri digital startup. l
Surabaya’s achievement in nurturing­­startup
companies­is well recognized. ­Surabaya
is named as Green City Award, Learning
­Cityfrom Unesco while Surabaya Mayor, Tri
Rismaharini was ­acknowledged as Startup
­National Award for Local Policy ­Leadership
2016. Surabaya also hosted a reputable event
for creative workers, The Startup National
Summit 2018.
Yes, Surabaya is moving forward as the
­center of digital industry startup development. l
Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
33
Film, animasi, dan video adalah bisnis kreatif
dengan besaran pangsa yang menggiurkan. Di
masa-masa mendatang sektor-sektor ini diprediksi
tetap digemari dan berkembang dengan pesat.
The Film, animation, and video sectors are
part of creative business with a lucrative market
and are predicted to grow fast and maintain their
popularity for long.
Film, Animasi, dan Video
Bergerak Lewat Komunitas
Film, Animation, and Video
MovingForwardThroughCommunities
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
34
Kemajuan teknologi kian memberikan kemudahan bagi
peminat film, animasi, maupun video. Saluran ­televisi
bertambah banyak jumlahnya dan semakin bagus ­kualitas
gambarnya. Kehadiran teknologi streaming ­semakin
­memanjakan pemirsa, karena dapat menonton hiburan
yang disukai setiap saat, hanya dengan sekali klik di
gadgetnya­.
Era digital dan jejaring online yang semakin mendunia
turut mendorong maraknya industri perfilman. Berbagai
judul film silih berganti tidak henti-henti menghiasi layar
bioskop, layar kaca, maupun layar smarphone. Produsen
film dan animasi bersemangat mengisi hari-hari dengan
produksi baru dengan cerita yang memikat hati.
Demikian juga bidang animasi, menunjukkan tren
perkembangan yang menggembirakan. Kita bisa ­melihat
munculnya serial animasi buatan anak negeri di ­televisi
nasional, yang sebelumnya hanya didominasi oleh
­animasi-animasi dari luar negeri. Satu di antaranya adalah
animasi tiga dimensi (3D) serial Gob and Friends.
34 Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
35
The advancement of technology­serves the
film, animation, and video audience even better
each day. The number of the TV station is steadily
growing while the screen quality is improving. The
streaming technology spoils TV audience even
more by enabling them to watch their favorite
TV program anytime, only a click away on their
­gadgets.
The existence of online space in the digital era
drives the growth of the film industry. ­Numerous
films are shown in cinemas­, TV screens and
­smartphones. It means bigger demands­for film
products, encouraging film producers to make new
products with better stories.
The animation sector experienced a similar
­development. Indonesian made animations are
now played on national TV screens, breaking
the dominance of overseas productions. A 3D
­animation series, Gob and Friends is one of them.
35Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
36
Gob adalah kerbau yang memiliki rasa
­keingintahuan besar dan di saat yang sama
­merupakan sosok lugu yang selalu mujur.
­Keberadaannya selalu membawa masalah bagi
sahabat-sahabatnya.
Yang membanggakan, serial ini diproduksi
oleh Hompimpa Animation Studio yang bermarkas­
di Surabaya. Tidak hanya tayang di televisi swasta
nasional, animasi fabel ini juga tayang di 22
negara, di antaranya di Cina, Korea Selatan,
Arab Saudi, Singapura, dan Malaysia.
Gob is an innocent yet curious buffalo who is
always lucky although his curiosity brings troubles
to his close friends. This animation which already
been aired in Indonesia and 22 other countries,
­including China, South Korea, Saudi Arabia,
Singapore, and Malaysia, was produced by
­Hompimpa Animation Studio in Surabaya.
While the stories in Gob and Friends are
universal­, we can find Surabaya local wisdom
in their episodes. “We were raised and live in
­Surabaya, therefore we try to feature ­Surabaya
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
37
Meskipun Gob and Friends bercerita tentang
kehidupan universal tetapi tetap disisipi muatan
local wisdom Surabaya dalam episode-episodenya­.
“Karena kami ada dan besar di Surabaya, maka
kami berusaha mengangkat ikon Surabaya
­menjadi salah satu ciri dalam produksi, termasuk­di
serial Gob and Friends, ” kata Faza Amaly Sulthon,
pimpinan Hompimpa Animation Studio.
Berdasar pengamatan di lapangan, minat
­masyarakat­pada film, animasi, dan video ­di ­Su­rabaya­
tumbuh subur melalui komunitas-komunitas­hobi.
icons in our productions, including Gob and
Friends,” said Faza Amaly Sulthon, chief of
Hompimpa­Animation Studio.
Our field observation confirms that ­public
attention­to the film, animation, and video sectors­
is growing bigger in Surabaya through hobby
­communities and universities’ study programs,
­especially in visual communication design. The
film sector experiences the same enthusiasm. One
of the indie film communities­, Sinemaintensif, hold
an annual short film ­festival.
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
38
Juga berkembang di beberapa ­pergu­ruan­
tinggi. terutama di Program Studi Desain
­Komunikasi Visual (DKV).
Bidang film geliatnya juga lumayan besar, bahkan
komunitas film indie tiap tahun menggelar agenda
tahunan berupa festival film pendek. Komunitas ini
berada di bawah payung Sinemaintensif.
Selain Sinemaintensif ada juga komunitas­
Indepen­den Film Surabaya (Infis) yang
­per­nah­ meng­gan­deng beberapa instansi saat
memperingati­Hari Film Nasional 2018 dalam
pembuatan­film pendek untuk mempromosikan
wilayah mereka masing-masing.
Other indie film community, Independen Film
Surabaya (Infis) has collaborated with several
agencies to create short movies promoting ­different
regions to commemorate­National Film Day 2018.
Graphic video and mapping video ­communities
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
39
Juga kelompok video grafis dan video
maping, yang tumbuh melalui komunitas ­di
dalam kampus maupun di tengah-tengah
masyarakat terutama generasi milenial alumni
dari beberapa program studi ­tertentu. ­Sebagai
contoh Rofiqi. Lewat bendera ­Apstrophe Stories
mahasiswa tingkat akhir DKV Perguruan Tinggi
Negeri di Surabaya ini bersama kelompoknya
telah beberapa kali memproduksi film untuk
kepentingan ­corporate social responsibility
(CSR) suatu ­perusahaan. Termasuk membuat
video ­maping dan animasi video klip untuk
lagu Mu bersama Erwin Prasetya melalui
Aquarius Music.
Subsektor ekonomi kreatif ini memiliki
­potensi besar yang bisa dikembangkan
­menjadi sumber pendapatan konkret ­dengan
disertai keahlian mumpuni, inovasi serta
­jaringan/komunitas yang saling mendukung. l
are ­growing as well in campuses and communities­,
usually­led by universities­alumni. Rofiqi and his
friends from a VCD study ­program of a state university­
in ­Surabaya established­Apstrophe­Stories­which
­produces corporate social responsibility­­(CSR) movies­
for a ­corporation. They also produced­mapping video
and ­animation video clip for a song titled “Mu”, a
collaboration­with Aquarius Music’s Erwin Prasetya.
It is now obvious that creative economy sub-sector
has­a huge potential to be developed further­as ­revenue
­generator so long that we invest­in upgrading­our
skills, keep ­innovating, and continually­nurturing the
­collaborative ­networks/communities­. l
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
40
Kampung nelayan
yang bersih dan
warna-warni.
Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
41
Kampung bukanlah sekadar tempat hunian­
dengan sederet rumah kecil yang padat.
Kampung­adalah komunitas, sebuah organisme
yang hidup. Suasana kekeluargaan yang guyub
memungkinkan terjadinya kerja sama yang
­antarwarga kampung. Sungguh itu merupakan
potensi ekonomi yang luar biasa.
Warga sejumlah kampung di Surabaya ­sudah
lazim melakukan aktivitas ekonomi yang sama,
yang kemudian secara alami menjadi ciri khas
kampung tersebut. Sederet contoh dapat disebut­.
Warga di kawasan Banyuurip Gang X dan XI
banyak yang bekerja membuat lontong (nasi
­terbungkus daun pisang), maka kampung itu
kemudian dikenal sebagai Kampung Lontong.
Kampong is not only a dwelling
area characterized­by a row of small,
dense ­houses. It is a community, a
­living ­organism. The familial spirit and
close bond among its dwellers position
kampong­as a huge ­economic potential.
Residents of several kampongs in
Surabaya have a similar occupation­
or make similar products­which later
become the trademark of the said
­kampongs. Most residents of Banyuurip
Gang X and XI, for instance, ­produced
lontong (steamed rice cake covered in
banana leaves), therefore they are known
as the lontong kampong.
Kampung
MenjualKarakteristikKampung
Kampong
ToSellTheValuesofKampong
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
42
Di sini diperkirakan ada 100 pengusaha lontong
dengan kapasitas produksi masing-masing sekitar
400 buah per hari.
Sementara itu Kecamatan Bubutan getol
­me­ngem­bangkan wisata lingkungan kota ­dengan
menawarkan destinasi bertema Kampung ­Lawas.
Jl. Maspati Gang V dan VI menjadi salah satu
­andalannya. Di kampung ini masih banyak
­ba­ngunan lama berarsitektur khas Surabaya
yang terawat dengan baik. Rumah kuno berpintu
­rangkap model kupu tarung serta meja kursi kayu
berbalut rotan. Teras depan diberi poni berupa
There are approximately 100 lontong producers
in both kampongs which together produce about
400 kilograms of lontong every day.
Bubutan District, blessed with many rather
­well-preserved old kampongs, offered old
­kampong tourism. Jalan Maspati Gang V and
VI are the ­primadonna as they are the homes
of rather ­well-preserved traditional Surabaya
houses. These houses typically have traditional
twin doors that ­locally known as kupu tarung
(the fighting ­butterflies or butterfly couple),
coupled with rattan chairs and ­tables. Another
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
43
­ornamen kayu berukir. Lantainya tegel kuning
­kembang-kembang. Lalu di dinding terdapat hiasan
kepala menjangan lengkap dengan tanduk aslinya.
Untuk melengkapi suasana kampung tempo
doeloe, warga Maspati menyambut wisatawan
dengan mengenakan busana khas Suroboyoan
dan menjamu dengan makanan dan jajan
tradi­sional. Dari sebuah piringan hitam tua
mengalun lagu jadul Ernie Johan maupun Dara
Puspita.
“Rumah-rumah di sini dipertahankan
­bentuknya, tidak boleh diubah. Kami menyewakan­
feature of these houses is ornamented­wooden
facade, stylistic yellow tile, and deer head
ornaments.
To deepen the atmosphere of traditional
­Surabaya, some residents of both kampongs
greet visitors with Surabaya traditional costume
and serve Surabaya traditional food and snacks.
Old songs of Enie Johan and Dara Puspita from
­equally old vinyl record resonated the atmosphere
of old Surabaya.
“We preserve the traditional architecture of
these houses which now mostly function as a
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
44
untuk homestay. Banyak yang sudah nginap ­
di sini­, turis asing suka dengan kampung lawas
seperti ini,” kata Sabar Soeastono, Koordinator
Kampung Wisata.
Sebenarnya suasana kampung lawas tidak
hanya ada di Maspati, tetapi dapat juga ditemui
di sebagian kawasan Peneleh, Lawang Seketeng,
Ketandan, dan Kebangsren.
Ada lagi Kampung Ampel yang sejak lama
dikenal sebagai kampung dengan penduduk
mayoritas etnis Arab. Kampung Pecinan
di Jl. Kapasan, Karet, Tambak Bayan dan
­Kampung Nelayan di Bulak Kenjeran.
Lalu kreativitas semakin berkembang.
­emerin­tah­Kota Surabaya sejak 2008 aktif
­mendukung terbentuknya kampung-kampung
tematik. Mengha­dirkan ikon baru bagi kampung
yang belum memiliki ciri khas. Lahirlah Kampung
Warna-warni di Kenjeran, Kampung Dolanan
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
45
homestay. Many people have stayed here, including foreign
tourists­who love to stay in such old kampong like this,” said
Sabar Soeastono, the coordinator of the Tourism Kampongs.
The ambiance of old Surabaya residential area also can be
found in some parts of Peneleh, Lawang Seketeng, Ketandan,
and Kebangsren. Surabaya also has two culturally distinct areas.
Ampel kampong which for centuries inhabited by Surabayans
of Arabic descents offers a glimpse of Arabic culture. We can
buy some Arabic­snacks and hear people having a chit chat ­in
Arabic­-Indonesian mix. Those who are into Chinese kampongs
can head to Surabaya’s old Chinatown in Jalan Kapasan, Karet,
and Tambak Bayan. Others who want to see the activities of a
fisherman’s kampong­can go to Bulak and Kenjeran.
Surabaya Municipal Government actively supported the idea
of thematic kampong, that is kampong which displays a strong
distinct personality. It also encourages other kampongs to find their
own uniqueness. This encouragement helps the establishment­
of the colorful kampong in Kenjeran, the kampong of traditional
games in Simokerto, the innovative kampong of Dupak Baru, the
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
46
Simokerto, Kampung Inovatif Dupak Baru,
Kampung Ilmu di Jalan Semarang karena
terdapat pasar buku loak yang po­puler.
Termasuk Kampung Kreatif di Putat Jaya,
yang merupakan upaya rehabilitasi dari
bekas kompleks lokalisasi Dolly.
Di Jalan Genteng Candirejo, muncul
Kampung Herbal. Warga di­ajak ­menanam
tumbuhan herbal seperti kunyit, jahe,
temulawak, sirih, belimbing wuluh, serta
diajari cara mengolah menjadi minuman
sehat.
Realitas ekonomi kreatif berbasis
­kampung seperti itu merupakan modal
besar yang perlu terus dikembangkan.
Kekuatan ekonomi akar rumput yang ulet,
yang berpadu dengan goodwill kuat dari
pemerintah, niscaya akan mempercepat
terciptanya kesejahteraan masyarakat. l
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
47
kampong of knowledge in Jalan Semarang (thanks to old-book stores compound), and the creative kampong
of Putat Jaya, a rehabilitation effort to change the traditional prostitute area.
Jalan Genteng Candirejo became the herbal kampong, initiative which encourage­the residents to
plant herbs and rhizomes such as turmeric, ­ginger, Javanese ginger, betel nut, bilimbi, and others. Not
only ­growing the plants, but residents­of Genteng Candirejo also been trained to ­transform the herbs and
­rhizomes into healthy drinks.
The kampong-based creative economy is an ­important capital that needs to be developed­further. A combination
if strong-willed­residents and the full-of-initiative government­will create the wealth and prosperity­of the society. l
Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
48
Inilah kelebihan perangkat busana Nusantara.
Dia tidak hanya mengutamakan aspek pragmatik
fungsionalnya belaka, tetapi juga menghadirkan
estetika. Bahkan menyampaikan pesan filsafati.
Tutup kepala tradisional udeng adalah satu dari
sekian banyak contoh yang dapat disebut.
Kerajinan
Menjual Udeng Beserta
Falsafahnya
Indonesian traditional attire has an
undisputable­­advantage. It does not only have a
pragmatic function but aesthetics and philosophies
as well. Udeng, the traditional headwear for men
is one of such attire.
Crafts
Selling Udeng and
Its Philosophies
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
49
Udeng tidak hanya berfungsi sebagai pelindung­
kepala dari terik matahari dan hujan, tetapi juga
menghadirkan keindahan bagi pemakainya.
­Persilangan kain di bagian kening kanan dan di
tengah dahi pemakai udeng, yang berbentuk segi
tiga, bukanlah semata estetika. Tetapi merupakan
­trinetra. Sebuah perlambang yang mengantarkan
pesan bahwa hubungan ­antara manusia, alam,
dengan Tuhan hendaknya dijaga keseimbangannya.
“Turis yang suka dengan narasi-narasi ­se­perti­
itu,” kata Wulan Setyasih pengelola Cahwaty
­Collec­tion, yang bergerak di bidang kerajinan
udeng khas Surabaya. Menyadari hal tersebut­, pada
setiap udeng produk Cahwaty selalu ­diserta­kan­
selembar karton kecil berisi deskripsi singkat mak­na
udeng dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Penambahan deskripsi pada kemasan
­ternyata berdampak signifikan. Harga jual dapat
­diting­katkan­­ bila kemasan dibikin menarik
Udeng does not only protecting its users
from heat and rain but offers also aesthetic and
­philoso­phi­cal­ value. A traditional triangle-shaped
fabric put on the head with a crossing knot at
the center of one’s forehead or at the
right side of one’s temple that we called
trinetra is not only for aesthetic purpose.
It symbolizes the relationship between
human, nature, and God whose stability­
should always be maintained.
“Foreign tourists love these narratives­,”
said Wulan Setyasih, manager­of Cahwaty
Collection­which sells Surabaya-style udeng.
Realizing this, Cahwaty provided a small
paper note briefly describing­the meaning
of udeng in Indonesian and English.
The addition of this small note impacts the
sales significantly. More attractive packaging with
­horizon-widening notes increases the price. ­
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
50
­disertai kete­rangan­yang menambah wawasan.
Dulu gan­tungan­kunci udeng berbungkus plastik
biasa dijual Rp 5.000,-. “Setelah saya kemas
bagus, bisa laku Rp 10.000 per biji. Butuh waktu
satu tahun untuk mendapatkan desain yang
pas,” kata Wulan.
The plastic-laminated udeng keychain was
previously sold for IDR 5,000. “After we
improve the packaging­, we can sell it for
IDR 10,000 per piece. We need a year to
arrive at the appropriate package design­,”
said Wulan.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
51
Wulan tidak hanya membuat kerajinan udeng
mini dalam bentuk gantungan kunci, tetapi juga
memproduksi udeng sungguhan. Bahan udeng
terbuat dari kain batik, biasanya dipilih motif
merica kecil-kecil.
Secara tradisional pemakaian udeng dilakukan­
dengan cara melilitkan kain secara manual
­dengan mengikuti pola lipatan tertentu. Tapi
demi kepraktisan udeng buatan Wulan dibuat
instan. Langsung tinggal dipakai, karena sudah
­dilengkapi dengan penutup kepala beserta spon
penyangga di seputar lingkar kepala.
Kerajinan udeng banyak diminati masyarakat
untuk melengkapi busana adat yang biasanya
dikenakan pada hari-hari besar nasional atau
menghadiri event pertemuan maupun konverensi.
Juga dicari untuk keperluan karnaval dan acara
pemilihan Cak Ning Suroboyo. Kerajinan ini juga
cocok untuk buah tangan, penanda seseorang
Not only udeng-shaped keychain, but Wulan
also produces the real udeng. Most of her udengs
made from batik fabric featuring small peppers
drawing.
Traditionally, men wear udeng
by wrapping up the fabric around
their head using differ-
ent ­folding styles.
­However, Wulan
only sells the
r e a d y - t o - w e a r udeng. To
add more comfort, Wulan
put sponge around the inner
side of the udeng.
Udeng might not very
popular nowadays, but some
people still wearing it on special
occasions such as national commemoration,
conference, and other special events.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
52
pernah berkunjung ke Surabaya. Harga udeng
bervariasi antara Rp. 35 ribu hingga Rp.60
ribu. Dijual di sentra-sentra kerajinan dan
­dipasarkan melalui online.
Wulan adalah perempuan aktif kreatif­.
Dirinya sempat mendapatkan apresiasi
­sebagai salah satu Pahlawan Ekonomi tahun
2012 untuk kategori bisnis handycraf. Karena
gerak kreativitasnya, ­Wulan tidak mandeg
pada ­sebuah produk saja. Dia melakukan
­diversifikasi usaha meskipun ­masih tetap ­di
wilayah kerajinan.
Dulu dirinya mengawali usaha dengan
­memproduksi baju lukis, kerudung dan tas lukis.
Ini dilakukan sebagai solusi setelah dirinya
­menjadi salah satu korban fenomena distrupsi.
Bisnis radio panggil tempat dirinya bekerja,
ditutup pada 1989 karena tergilas kedatangan
telepon genggam.
People also look for udeng to participate
in carnival or Surabaya beauty pageant­.
Udeng is also a typical souvenir to confirm
that someone has visited Surabaya. Most
udeng are sold for IDR 35-60 thousand in
the craft centers and is continually market
online.
Wulan which represents an active
­creative woman­was named as one of
Surabaya’s Economic­Hero 2012 in the
handicraft category. Her creativity­drove
her to diversify her craft business­. Wu-
lan produces­the pictured shirts, pictured
veil, and pictured­bags. Wulan turned to
­creative industry when she realized that
she was one of the victims of the ­disruption
era. The paging­company where she
used to work for was shut down in 1999,
crushed by the tide of the cellphone.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
53
A traditional triangle-shaped fabric put on the head
with a crossing knot at the center of one’s forehead or
at the right side of one’s temple that we called ­trinetra
is not only for aesthetic purpose. It symbolizes­the
relationship between human, nature, and God whose
stability should always be maintained.
Sekarang Wulan sedang bersemangat
mengga­rap pesanan syal batik tulis berbahan
kain sutra. Kecakapan melukis yang diperoleh
dari pelatihan melukis pada November 2012
terbukti menjadi bekal yang berarti.
Seiring dengan berkembangnya produksi, Wulan
dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga
sekitarnya di Jl. Jambangan I/3A, Surabaya. Bahkan­
sekarang juga membuka cabang di Putat Jaya Barat
VIB/8. Desain batik dibuat, lalu proses nyanting
­tinggal diserahkan ke tetangga yang sudah dilatihnya.
l
Wulan is now busy completing her new project,
producing traditional batik silk scarf. Her drawing­
ability that she acquired through a drawing­training­
in 2012 is proven very useful.
Wulan business is getting bigger and now it
­employs her neighbor who lives nearby to her house
in Jalan Jambangan I/3A, Surabaya. ­Recently she
opened a branch in Putat Jaya Barat VIB/8. Wulan
made the batik motive and let her neighbors, that
she previously trained, do the rest, including nyanting
(adding color to the design using wax). l
Persilangan kain di bagian kening kanan
dan di tengah dahi pemakai udeng,
yang berbentuk segi tiga, merupakan
trinetra. Perlambang bahwa hubungan
antara manusia, alam, dengan Tuhan
hendaknya dijaga keseimbangannya.
Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
54
A fragment of the keron­cong­
song created by S. Padimin­in
the 1950s is not talking about
memories yet as Surabaya’s­
semanggi culinary still exists­
today. In fact, there are
­increasing efforts to diversify­
Penggalan lagu keroncong ciptaan S. Padimin­
di era 1950-an itu, bukan sekadar catatan
­kena­ngan­. Sebab kuliner Semanggi Surabaya
tersebut masih eksis hingga sekarang. Bahkan
semakin ada upaya untuk menganekaragamkan
sehingga menjadi makanan yang lebih bervariasi
dan selaras dengan selera zaman.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya
Culinary To Preserve Surabaya’s Typical Food
Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo
(Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo)
Dimakan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli, Bung… mari....
(So delicious is the semanggi served with rice cracker, let’s have them... friends...)
Harganya sangat murah, sayur semanggi Suroboyo
(Very cheap is the price of semanggi Suroboyo)
Didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung, Bung... beli….
(Brought and sold from one kampong to another, let’s buy them... friends...)
KULINER CULINARY
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
55
the light meal
into more varied
menus to adapt to
the changing taste
and palate of the
time. Semanggi,
the watercress-
like­vegetable that
usually served light
boiled —hence
spoilt quickly—
is now available in the instant ready-to-serve
packaging­. it can be used as a souvenir or sent to
relatives living far away.
It was Sumini, a resident of Sawo Bringin Gang 5
No. 32A, Sambikerep, Surabaya who has the idea to
serve semanggi in the form of instant food. Her idea
brought her to be the winner of the ­Surabaya Economic­
Heroes 2016 in the culinary business ­category.
Sayur semanggi­yang secara alami cepat basi kini
sudah dapat diatasi dengan menghadirkan ­semanggi
kering dalam kemasan instan yang siap saji. Dengan
demikian dapat dijadikan oleh-oleh atau dipaketkan
untuk saudara yang berada jauh di sana.
Adalah Sumini, warga kampung Sawo ­Bringin
Gang 5 No. 32A, Sambikerep Surabaya yang
merupakan salah satu pelaku ekonomi kreatif
di Surabaya dengan membuat semanggi instan.
Pemenang Pahlawan Ekonomi Surabaya tahun 2016
kategori kuliner bisnis itu awalnya adalah pedagang
semanggi keliling, sebagaimana
yang dilakukan oleh kebanyakan­
­tetangga-tetangganya­. Di
k­awasan ­Surabaya Barat
tersebut­, ­memang tumbuh subur
tanaman semanggi, sehingga
wajar jika daerah tersebut dikenal­
se­bagai kampung ­semanggi.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
56
“Seperti orang-orang sini, saya dulu juga pedagang ­semanggi
keliling­, jualan keluar masuk kampung. Sampai pada satu hari
ada seorang pelanggan yang berniat membawa semanggi ke
Singapura. Saya tertantang untuk bisa menyiapkannya,” kata
Sumini.
Mulailah dia melakukan rangkaian percobaan. Bekerja keras,
­me­ngeringkan bahan dasar daun semanggi, lalu dikemas.
­Berhasil. Sampai pada bumbu yang harus diramunya, Sumini
perlu trial and ­error puluhan kali. Tak patah arang dia terus
mencoba, hingga akhirnya benar-benar menemukan formulasi
bumbu semanggi yang awet. Bisa bertahan hingga enam bulan.
Tidak hanya itu, kini Sumini sudah berinovasi lebih jauh.
Membuat produk olahan turunan dari tanaman semanggi ­antara
lain kerupuk, ­lapis kukus, krispi, stik ubi, rempeyek, bubuk
­semanggi, hingga teh daun semanggi. Tidak berhenti ­
di semanggi dia juga merambah ke tanaman lain seperti sengon
hingga melahirkan camilan kacang sengon dan bumbu pecel
sengon. Juga mengola daun kelor menjadi rempeyek dan pecel,
hingga membuat abon tewel (nangka muda).
56 Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
57
Sumini herself was semanggi food seller who travels many parts of Surabaya to sell
her food as most of her neighbors do. Semanggi, the watercress-like water weeds can
be ­harvested easily in the western part of Surabaya, therefore Sumini’s kampong and
­surroundings are nicknamed as the semanggi area.
“Just like other people here, I used to sell semanggi from one kampong to
another around Surabaya. One day, there was a customer who wanted to bring
semanggi to Singapore. I am challenged to be able to prepare the food (for such a
long journey),” Sumini said.
Sumini began doing a series of experiments. She dried the semanggi leaves
and packed them successfully. The remaining challenge at that time was how to
­prepare the sauce which should last long. Sumini failed a dozen times but keep
­trying until, one day, she finally found a durable formula for the sauce which lasts
up to six months. For your information, semanggi is usually lightly boiled, drained,
and then served with the spiced sweet potato-based sauce and rice cracker.
The success in producing durable instant semanggi led Sumini to expand her
experiments. She made semanggi derivative products, such as crackers, layered
steamed cake, tempura-like product, sweet potato sticks, rempeyek (a kind of fried
cracker), semanggi powder, and semanggi tea. Not only semanggi, Sumini also
experimented with other ingredients, such as sengon (silk tree bean).
57Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
58
“Saya ini selalu ingin mencoba dan mencoba.
Saya ingin ­mengembangkan makanan khas
Surabaya yang terbuat dari semanggi” katanya.
Sedikitnya ada 14 item barang dagangan yang
kini diproduksinya.
She produced the fried sengon bean, sengon
­pecel (pecel is Indonesian peanut-based salad
sauce), Moringa leaves brittle, moringa pecel, and
vegan meat floss made from tewel (young jackfruit)­.
“I always want to try and try something new. ­
I want­to specialize in Surabaya typical foods
made from semanggi,” she said. There are at least
14 products that she now produces.
What Sumini is doing is part of developing the
creative economy in the culinary sub-sector. The
Creative Economy Agency (Bekraf) categorized
any act of preparing, processing, and presenting­
food and beverage products that feature the­
­elements of creativity, aesthetics, tradition, and/
or local wisdom as a creative product. Bekraf
regarded these efforts as important elements in
enhancing the taste and value of culinary products
and therefore attracting more sales and provide a
better experience for consumers.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
59
Apa yang dilakukan Sumini adalah
­bagian dari pengembangan ekonomi ­kreatif
­subsektor kuliner. Dalam definisi Badan
Ekonomi Kreatif­(Bekraf), kegiatan persiapan,
pengolahan, ­penyajian produk makanan dan
minuman yang menjadikan­unsur kreativitas,
estetika, tradisi, dan/atau ­kearif­an­lokal,
diakui oleh lembaga kuliner sebagai­elemen­
­terpenting dalam meningkatkan­cita rasa
dan nilai produk ­tersebut, untuk menarik­
daya beli dan ­memberikan pengalaman bagi
­konsumen.
Di tingkat nasional, subsektor kuliner ini
­memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu
30% dari total pendapatan sektor pariwisata
dan ekonomi kreatif. Industri kuliner mempunyai
potensi yang sangat kuat untuk berkembang,
oleh karena itu pemerintah terus mendukung
supaya lebih maju.
At the national level, this culinary sub-sector
contributed significantly to the national economy.
No less than 30% of the total income in the tourism­
sector and the creative economy was from food and
beverage. Given the fact that the ­culi­nary­­industry
has a very strong potential to grow further, ­­the
­government continues to support it.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
60
Kini semanggi instan buatan Sumini telah
­menjadi salah satu buah tangan andalan
Surabaya­. Dijual dengan harga Rp 50 ribu per
paket, sudah lengkap dengan kerupuk siap
­goreng dan bumbu. Kini omset pesanannya ­sudah
­mencapai Rp 20 juta per bulan. Sumini mengaku­
kadang kuwalahan­memenuhi ­banyaknya ­pesanan.
The instant semanggi made by Sumini has
­become one of Surabaya’s mainstay souvenirs­.
Sold for IDR 50 thousand per package,
­a consumer­­will get dried semanggi leaves, rice
crackers, and spiced instant sauce. Now the trade
turnover of the instant semanggi has reached
­Rp20 million per month. Sumini employed her
neighbors, especially to meet the ever ­increasing
demands. Unfortuna­te­ly­, not many of her
­neighbors and relatives are interested in following
her steps.
However, Sumini is not the only person who tried
to preserve Surabaya’s typical food, semanggi­. A
History lecturer from Airlangga University, Ikhsan
Rosyid Mujahidul Anwar, also introduced various
kinds of Surabaya specialties to Japan, precisely
at Iwate University, Morioka. Petis, a traditional fish
paste, is a staple ingredient­for many Surabaya
food. Rujak cingur (a salad of veggies, fruits, and
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
61
Solusi yang dilakukannya­adalah ­mengajak
­tetangga dan kerabatnya yang berminat untuk ikut
berproduksi. Tetapi tampaknya­belum banyak yang
tertarik mengikuti jejaknya.
Bukan hanya Sumini yang mencoba
melestarikan­makanan khas Surabaya,
seorang dosen Ilmu Sejarah dari Universitas
Airlangga­, Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwar, juga
mengenalkan­berbagai macam makanan khas
Surabaya ke Jepang, tepatnya di Universitas
Iwate, Morioka, Jepang.
Surabaya memang surga kuliner. Dari ­bahan
baku petis saja bisa dighasilkan beberapa ­jenis
makanan khas seperti rujak cingur, lontong
­balap, tahu campur, tahu tek, dan lainnya.
Kreativitas dibutuhkan dalam menyiapkannya­.
Lokasi untuk menjajakan sudah disiapkan ­lewat
berbagai event seperti Mlaku-malku Nang
­Tunjungan atau lainnya.
steamed beef nose), lontong balap (light soup with
bean sprout and tofu), tahu campur (tofu, cassava
cake, and beef meat in heavy beefy broth), tahu
tek (fried tofu and egg served with bean sprout
and fish paste-based sauce), and some others use
petis as its main ingredient. Surabaya Municipal
government­has prepared various events such as
Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan to further promote
these specialty products.
Businessman within the culinary industry
acknow­ledged that there are a number of aspects
to be improved and managed more seriously.
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
62
One of them is the need to access ­business
license in a simpler procedure of ­one-stop
­office. Anyone wishing to join the culinary
­business ­sector should receive guidance from the
government­on business­training, licensing, to
legal assistance when starting­up their business.
Surabaya has provided this assistance
through mentoring and training schemes, such
as on packaging­technique, licensing, capital,
branding­, and others. These schemes were offered­
by institutions­under the Surabaya Municipal
Government­, such as the Office of Commerce,
Office of Micro Business and Cooperative, ­Office
of the Population Control, Office of Women’s
Empowerment and Child Protection, The Culture
and Tourism­Agency, as well as several universities
such as Surabaya Institute of Technology, ­Surabaya
State University, Airlangga University, Ciputra
­University, Surabaya University, and others. l
Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada
­sejumlah hal yang harus diperbaiki dan dikelola­
secara lebih serius. Salah satu di antaranya adalah
perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu,
sehingga lebih mudah dan efektif. Para pebisnis
kuliner baru ­sebaiknya mendapatkan panduan dari
pemerintah, bisa dari pelatihan bisnis, informasi
perizinan, sampai pada ­pendam­pingan­­ hukum
dalam proses pendirian usaha.
Surabaya sudah melakukan itu melalui
­pen­dampingan dan pelatihan, teknis­ ­seperti kemasan­,
perizinan, permodalan, branding­dan ­lainnya, baik
yang dilakukan oleh Organisasi­­Perangkat ­Daerah
di lingkungan Pemkot Surabaya­, seperti Dinas
­Perdagangan, Dinas ­Koperasi dan ­Usaha Mikro,
­Dinas Pengendalian­ ­Penduduk, ­Pemberda­yaan­
Perempuan­dan ­Perlindungan Anak, Dinas
Kebudayaan­dan Pariwisata­, serta perguruan tinggi
seperti ITS, Unesa, Unair, Univ. Ciputra, Ubaya. l
Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
63
Geliat subsektor kuliner di Surabaya terjadi
jauh sebelum istilah ekonomi kreatif bergema
seperti sekarang. Tumbuh dari kampung yang
sebagian besar penghuninya adalah para
­buruh pabrik korban PHK, salah satunya adalah
­Kampung Kue di daerah Rungkut.
Culinary sub-sector in Surabaya has been
growing far before the term ‘creative economy’
resonates intensely nowadays. It grows in many
kampongs, including the one dubbed as ‘the cake
kampong’ in Rungkut whose most residents are
former laid-over factory labors.
Kuliner
KampungKueSejahterahkan
KorbanPHK
Culinary
The‘CakeKampong’Fosters
ProsperityforTheEx-Labors
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
64
Sebelum fajar datang, kesibukan di kampung ini sudah terasa.
Dapur dari lebih 65 rumah mengepul dengan beragam aktivitas
memasak aneka kue, sementara aktivitas pengemasan jajanan
yang telah siap dijual diletakkan di beranda-beranda rumah
warga. Usai dikemas, aneka kue itu digelar pada lapak-lapak di
depan rumah warga memenuhi sebagian Jl. Rungkut Lor Gang
2 Surabaya itu. Ada apem selong, lemper, onde-onde, pukis,
wingko, dan sekitar 70 jenis kue lainnya. Pembeli baik tengkulak
maupun perorangan datang memenuhi jalan selebar tidak lebih
dari tiga meter itu. Dalam sehari transaksi yang terjadi di kampung
kue itu rata-rata mencapai Rp 20 juta.
Itulah pemandangan keseharian di kampung kue. Geliat itu sudah
berjalan hampir 10 tahun terakhir. Warga di situ sebagian besar
awalnya adalah para buruh pabrik yang berlokasi tidak jauh dari
kampung itu. Saat krisis melanda di tahun 1998-an, sebagian dari
pabrik tempat mereka menggantungkan nafkahnya ditutup. Mereka
dirumahkan dengan janji akan dipekerjakan kembali jika ekonomi
membaik. Nyatanya setelah pabrik buka mereka tidak dipanggil,
­pertimbangannya karena mereka dinilai sudah tidak produktif lagi.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
65
The cake kampong wakes up before dawn. Steam billowed from­
­the kitchen of more than 65 houses producing­various cakes. At the
­verandahs, men and women do the packaging and then display them
in modest­cake counters in front of houses in Rungkut Lor Gang 2
Surabaya­. We can find apem selong (coconutty crumpets), lemper
(steamed glutinous rice filled with spiced chicken meat), onde-onde
(fried glutinous rice dotted­with sesame seeds and filled with sweet mung
bean paste), pukis (a kind of fluffy pancake), wingko­(sweet ­glutinous
rice and coconut fried cake), dan about 70 other cakes. Wholesalers­
and individual con­su­mers­cramped the 3 meters-wide street every
­morning, creating a daily transaction of about IDR 20 ­million.
This bustle hustle morning is a typical scene in the cake kampong­for
the last 10 years. Most residents of the kampong were workers­­working
in many factories nearby. When the monetary­crisis hit ­Indonesia in
1998, many of the factories to which the residents ­relied on, ceased
their operations. They got a promise to be ­re-employ­once the
­economic situation gets better. However, they never get­­re-employed­
even when their former ­factory reopened. The management­said that
those workers are too old and no longer ­productive.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
66
Facing economic uncertainty until the 2000s,
one of the residents took initiative to start her own
business and to help others. “At the beginning,
I teach my neighbors how to produce gowns for
women and Muslim women. However, this kind of
business has a slow capital turnover which made
many of us hopeless,” said Choirul Mahpuduah,
nicknamed as Bu Irul (Mrs. Irul).
Menjadi korban PHK berkepanjangan, karena
­krisis berlanjut hingga tahun 2000-an, satu dari
warga di situ berinisiatif untuk memberdayakan
­me­reka­. “Awalnya saya mencoba mengajarkan
mereka menjahit dan membuat pakaian perempuan
dan busana muslimah. Tapi karena perputarannya
lambat, muncul rasa bosan dan putus asa,” kata
Choirul Mahpuduah yang akrab dipanggil Bu Irul.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
67
Irul merasa hampir putus asa. Sebagai mantan
aktivis buruh, ia mencoba mengidentifikasi apa
yang bisa dijadikan peluang di lingkungannnya
itu. Hasil identifikasinya, selain jahit menjahit,
ia menemukan ada warga yang bisa membuat
kue. Dari situlah ia menawarkan kepada para
­perempuan korban PHK untuk mencoba membuat
kue. Ia latih dan coba pasarkan.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
Bu Irul got hopeless as well for a while.
­Fortunately, as a former labor union activist, she
got up again and identified opportunities her
­kampong might have. She then became aware
that one of the residents is actually capable of
making various cakes. She approached­the former
factory workers to be trained in cake production
and business.
68
“Jadi kalau ditanya berapa modal untuk­
menjadi­kan Kampung Kue, saya katakan
­modalnya urunan dari tiga orang masing-masing
Rp 50 ribu untuk modal. Kemudian berkembang­
seperti sekarang ini,” katanya. Gampang dan
­sederhana untuk diceritakan, sambung perempuan­
kelahiran­Kediri ini, tapi sesungguhnya­berat saat
mengawali­dan menjalankannya.
Kini Kampung Kue sudah “mendunia” hampir­
sebagian besar kue yang ada di Surabaya, Sidoarjo­,
dan sekitarnya, berasal dari kampung ini. Setiap
pagi kampung ini penuh sesak dengan pengepul
dan tengkulak. Tidak ada persaingan satu dengan
lainnya, masing-masing sudah ada pelanggannya.
“Saya senang warga dapat saling bekerja sama atau
berkolaborasi, bahkan jika di antara mereka ada
yang mendapat pesaan dan merasa kuwa­lahan­, ­
di antara mereka saling membantu­untuk memenuhi
orderan berjumlah ­besar,” katanya.
“This cake
kampong­
was initiated
by three per-
sons who each
contributed IDR 50,000
as starting capital­. It now grows
like this,” Bu Irul said. However, the
real struggle was not as simple as this story.
The cake kampong is now famous. Most cakes
distributed in Surabaya, Sidoarjo and surrounding­
areas are from this kampong. Wholesalers and
middlemen packed in this kampong every morning­
without a fierce competition as each of them have
their own groups of consumers. “I am happy
that all cake-makers here are collaborating and
cooperating­each other. If one of them got an
order beyond his or her capacity, she or he will
request others to help,” said Bu Irul.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
69
Beberapa
turis asing pun
berminat untuk
bertandang. “Turis
dari Belgia beberapa
malam menginap di sana
untuk sekadar tahu bagaimana­
proses bermacam kue itu bisa
dihasilkan­,” kata perempuan yang ­pernah
mendapat Predikat kedua Pahlawan Ekonomi
Surabaya tahun 2014.
Kini fasilitas pendukung di kampung itu
­mulai tumbuh, ada Perpustakaan Taman ­Belajar
­Masyarakat, yang tidak hanya berfungsi untuk­
menumbuhkan minat baca, tapi dari apa yang
telah mereka baca langsung dipraktikkan­­untuk
dijadi­kan usaha. Fasilitas lain yang tumbuh­
adalah Koperasi Simpan Pinjam Pekerja
­Rumahan.
This cake kampong is increasingly
­recogni­zed­­ internationally. Some foreign tourists­
went there to see the activity and taste the
cakes. “Tourists from Belgium stayed here a
couple of nights to see how we produce various
cakes,” said Bu Irul, the runner­up of Surabaya
Economic­Hero 2014.
As the business grows, so do the facilities­in this
kampong. A community library is built there for
residents to read get inspired to start a ­business.
This kampong has also a saving and loan
­coo­pe­ra­­tive­­ to help residents who need capital to
start or enlarge their business.
Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
70 Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
Tumbuhnya Kampung Kue di Surabaya ini,
­mendorong beberapa daerah untuk mereplikasi
kampung kreatif di beberapa daaerah
­­di antara­nya­Tangerang Selatan, Banten, yang
­konsepnya pengembangan dari Kampung Kue
­Surabaya, juga di Kabupaten Trenggalek.
“Bagi saya apa yang telah berhasil perlu
ditularkan­agar semua masyarakat bisa sama-sama
berhasil. Soal kreatif, masyarakat kita jauh lebih baik,
tinggal memotivasi,” kata Irul. l
The success of this cake kampong was
replicated­by other cities such as Tangerang
Selatan­in Banten Province and Trenggalek in
East Java.
“For me, it is good to tell others about how we
achieve our success so others can succeed­as well.
Our people are basically­crea­tive. All we need to
do is to motivate them,” said Bu Irul. l
71
Selalu ada celah diantara ketatnya dunia
usaha. Dan hanya mata kreatif yang mampu
melihatnya­. Bisnis kaos oblong tersebar
­di mana-ma­na­, dengan segala keunikannya.
Fashion
The Well-Sold Satirical and
Cursing T-shirts
Fesyen
KaosParikandan
Umpatanyang‘Marketable’
There are always opportunities at the heart
of ­competitive business. It takes sharp eyes to
spot the niche. While the t-shirt industry seems
saturated­for many people given the fact that there
are ­numerous companies and individuals in this
area, Irawan ­Prasetyo, ST still see the opportunity
of the untapped spot: a business of t-shirt featuring­
parikan and ­pisuhan.
72
Tapi toh Irawan Prasetyo, ST, masih mampu
melihat ada yang belum diproduksi kompetitor­.
Dan ini khas Sura­ba­ya, yaitu kaos bertema
­parikan (pantun Jawa). Juga pisuhan (umpatan).
Tak terduga, juga bagi pencetusnya sendiri­,
parikan dan pisuhan ternyata marketable.
Sejumlah­parikan lucu yang tercetak di punggung­
kaos mendapat sambutan positif. Pembaca
tertawa­, lalu tergerak untuk membelinya.
Parikan is closer to witty satirical rhymed poem,
while pisuhan is cursing phrases, both of them are
in Surabaya dialect of Javanese language.
It is a surpise, even for the producer, that
parikan­and pisuhan are actually marketable.
The witty and mostly satirical rhymed Javanese
poem inscribed at the back of a t-shirt got warm
responses­from the market. Those accidentally
read it bemused and finally bought one.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
73
Malah sebagian dari mereka kemudian
­menjadi follower setia yang menunggu-nunggu
kaos parikan edisi berikut­nya.
Turu pasar kemulan keset.
Senden cagak bantalan gobis.
Rai sangar koyok dukun santet.
Tak sentak lha kok nangis.
(Tidur pasar berselimut keset. Bersandar pilar
Some of them become loyal customers who
always buy the new editions of the t-shirts.
Turu pasar kemulan keset
Senden cagak bantalan gobis
Rai sangar koyok dukun santet
Tak sentak lha kok nangis
Basically this funny poem is talking about
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
74
berbantal kubis. Wajah sangar seperti dukun
santet. Saya bentak lha kok menangis.)
Isuk mruput wis ngantor. Wani nyeruput ­tak
pongor.	
(Pagi buta sudah ke kantor. Berani minum
kopiku,kupukul).
Selain parikan, pria lulusan Teknik Industri
UPN VeteranSurabaya ini juga mengeksplorasi
bahasa Jawa dialek Suroboyoan yang egaliter,
relatif kasar, dan banyak umpatan. Anehnya,
subkultursepertiitu diam-diam diterima sebagai
an irony of somebody who has a fierce face
just like a witch but sentimental (or easily
­intimidated), hence crying once scolded.
Isuk mruput wis ngantor
Wani nyruput tak pongor
This one warns anyone not to sip one’s coffee
otherwise get his/her face punched.
Not only parikan, the graduate of UPN Veteran­
Surabaya also explored more the Surabaya
dialect­. For some people, Surabaya dialect is
relatively rude, marred by many types of cursings.
However, this sub-culture is well accepted among
Surabayans. When this sub-culture is featured at
the back of a t-shirt, the market loves it.
Generally, the design of Kaos Mambu —the
trademark of this t-shirt— is inspired by the logo
of many well-known products. Kaos Mambu made
75
identitas khas arek Surabaya. Lalu muncullah ide
menampilkan umpatan khas itu di bagian depan
kaos, dan uniknya, kemudian digemari oleh pasar.
Umumnya desain buatan Kaos Mambu
­inite­rin­spi­­rasi iklan atau logo produk ternama­,
yang ke­mudian diparodikan hingga memunculkan­
kelucuan. Logo Burger King dipelesetkan­
menjadi nJeng King. Iklan minuman ringan
Sprite dimainkan­menjadi Sepet nDelok raimu
parody out of them which sparked fun. The logo
of Burger King, for example, was parodized as
Njeng King, a Suroboyoan word for semi-squatting­
position­. Meanwhile, the ad of Sprite was
translated­into “sepet ndelok raimu” which means
my eyes hurt by looking at you. The brand Durex
was transforned into “burex dapuranmu” which
means “your face is unbearably ugly”.
Irwan was once got reprimanded because ­­
of the rudeness displayed on his t-shirts. When he
participated in a business exhibition in Jogjakarta,
a couple of years ago, some visitors shook their
heads in disbelief. What they read in his t-shirts
are too rude for most of Jogjakartans well-known
for their high culture.
“A visitor rebuked me which made me ­realized
that I was in the wrong place,” said irwan in
his workshop, Jalan Medokan Asri Barat IX/23
­Surabaya.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
76
(mata sakit lihat mukamu). Merek Durex
­dijadikan ­umpatan sarkas: Burex dapuranmu.
(kusamwajahmu­).
Berkait dengan “kekasaran” ini, Irawan
­menga­ku­pernah kena batunya. Yaitu, saat
mengikuti pemeran indie clothing di Yogyakarta.
Di tengah masyarakat berbudaya halus itu humor
tersebut terasa kelewat menyengat, tidak sopan.
“Mereka geleng-geleng kepala ketika masuk
stan saya. Ada juga yang negur saya. Waduh,
saya salah tempat ini,” katanya saat ditemui
di workshop-nya Jl. Medokan Asri Barat IX/23
Medok­an Ayu, Surabaya.
Kenyataan ini berkebalikan dengan bila
­berpa­meran di Surabaya dan sekitarnya. Umumnya
pengunjung menerima sebagai candaan biasa,
lalu ramai-ramai membelinya. Malah pernah ada
pembeli, yang sudah mengambil beberapa potong
kaos, masih sempat request: “Apa tidak ada yang
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
77
lebih kemproh (jorok) lagi?” Ya ampun, apa tulisan
“Jangkrik raimu assu...”, masih kurang vulgar?
Tetapi Kaos Mambu agaknya juga tahu diri.
Diantara produknya masih tersedia joke-joke
­mo­derat yang lucu sopan, seperti Iwak Ndog
Ceplok­, Rai Ghedeg,atau poster film Star Wars
yang ­diubah menjadi: Siktas Waras (baru
sembuh).­
Yang menarik, ternyata penggemar kaos
parikan­ini bukan hanya etnis Jawa, tapi warga
keturunan Tionghoa juga suka. Mereka ­membeli
lalu dengan antusias menjelaskan makna
parikan­nya kepada anak cucunya.
“Ulah pembeli itu macam-macam. Ada
yang sukanyahanya baca parikannya saja,
­tertawa-tawa­, lalu pergi,” ujar Irawan. Untuk
itu dia menulis parikan sindiran, “Onok kreco
­ditapuk buku. Wis moco yo kudu tuku. # Masiyo
ta mek nglirik.”
Irwan got a completely different response when
he join an exhibition in Surabaya and nearby areas­.
Most visitors regarded the parikan and pisuhan­
in his t-shirts as merely joke and finally buy the
product. Some customers who already took ­seve­ral
pieces­of his t-shirts even gave him a request,
“Don’t you have the even uglier curse?” Irwan
surprised and thought if the phrase which means
“damn, you are bastard” is not vulgar enough.
However, Kaos Mambu knows its limit. It also
sells the moderate and relatively polite jokes
such as “iwak ndog ceplok” (the sunny-side egg
meal”), rai gedheg (has no shame), or the poster
of Star Wars movie which he changed into “sik tas
waras” which means “just recovered from mental
illness”.
Irwan’s t-shirts are not only loved by the
­Javanese, but other Indonesians as well, including­
the Indonesian Chinese. They bought some
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
78
Agaknya aspek kreativitas menjadi poin
­utama bisnis kreatif yang satu ini. Pengelola
harus ­terus-menerus melahirkan parikan yang
­mengena. Untuk itu Irawan mengaku mengikuti
grup sosmed komunitas parikan untuk menabung
perbendaharaan­ide. Bahkan dirinya pernah
membuat lomba parikan, lalu karya terbaiknya
dijadikan sebagai materi baru produk Mambu.
Hingga saat ini kaos parikan cenderung
­dijual dalam jumlah terbatas. Supaya eksklusif.
Satu jenis parikan hanya dicetak beberapa lusin
saja. Kemudian Irawan memproduksi desain
dan parikan baru lagi untuk diluncurkan edisi
bulan depan. Promosi dan pemasaran sebagian
besar dilakukan secara online melalui sosmed
­Instagram, WhatsApp, maupun Facebook.
Opsi warna juga dibuat terbatas. Agaknya
­konsep harmoni desain secara keseluruhan
diutama­kan.Untuk parikan tertentu, perlu
­t-shirts and explain the meaning of the parikan
and pisuhan­to their children and grand children
enthusias­tically.
“There are many types of visitors. Some of
them read the parikan and go away smiling,” said
Irwan. He made a parikan for them, “Onok kreco
ditapuk buku, wis moco yo kudu tuku. #masiyo
ta mek nglirik” which means “buy the t-shirts
after you read the parikan on them, even only
­glancing”.
Surely, creativity is the main aspect of this
creative business. Producers must always come
up with newer version of parikan which are
both suitable and attractive to their market.
Irawan joins a social media group on parikan
to inject him with fresh ideas about parikan.
He once held a parikan competition from which
the best one was featured in Kaos Mambu’s
t-shirts.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
79
Irwan sell the parikan t-shirts only
in ­limited number to gain the exclusive
­impression. One parikan only featured in a
few dozens t-shirts. He made new parikan­
every month and market the parikan ­t-shirts­
through his social media accounts of
­Facebook, Instagram, and WhatsApp group.
Irawan regarded harmony as the
­backbone of his products, therefore he
prepares only a limited number of colors.
One parikan is allocated one or only a few
number of colors and fonts. The “sik tas
waras”, for example, was produced only in
black color as he thought that it is the most
suitable for the Star Wars character.
Being too focused on Surabaya local
­culture, some people might think that Irawan
will face a serious problem when he want to
expand his business­beyond Surabaya.
­menggunakan warna tertentu, dan jenis huruf
tertentu pula. Misalnya kaos Sektas Waras hanya
dijual dengan warna hitam. Karena warna itu
dinilai sudah pas dengan karakter Star Wars yang
mengang­kat tema perang bintang.
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
80
Dengan mengandalkan aspek lokalitas, apa tidak
menghambat pengembangan bisnis, manakala ingin
memperluas pasar? “Ya, saya sudah memikirkan­hal
itu. Ke depan, kalau saya buka cabang di Malang,
saya akan membuat Mambu Malangan. Artinya,
saya menjual kaos dengan tulisan khas kota Malang.
Bisa juga nanti ada kaos Mambu Bandungan­ada
kaos Mambu Luar negeri, boleh kan?”
Di Surabaya, selain Kaos Mambu Suroboyoan,
juga ada beberapa“pemain”bisnis kaos kreatif
yang menjual karakteristik kota Surabaya, di
antara­nya kaos CakCuk dan kaos Sawoong.
Disamping kaos kreatif, pelaku ekonomi kreatif
subsektor fesyen di Surabaya juga ada beberapa lagi
misalnya pelaku atau perajin batik tulis ­maupun batik
celup (tie dye) seperti batik mangrove, batik Jarak
dolly, batik celup Yayu Thres dan lainnya. ­Beberapa
produk batik tersebut telah diekspor ke beberapa
macanegara, termasuk Inggris (Liverpool).
“I have thought about it. When I expand my
market to Malang, for ­example, I will produce
the Mambu Malangan (t-shirts displaying Malang
culture). It might be the case that I will produce
t-shirts on Bandung or foreign cities as well. Can’t
I?” He said.
Other than Mambu Suroboyoan, there are
some others who produce creative t-shirts ­related
to Surabaya culture, such as CakCuk and
­Sawoong.
Surabaya is also home to other fashion
­sub-­sector of creative economy such as traditional
hand-print batik and tie dye like the mangrove
batik, the Jarak Dolly batik and Yayu Thres dyed
batik.
Jarak and Dolly are two former famous red
light areas in Surabaya. Some of those batik
products­have been exported overseas, including
­to ­Liverpool (UK).
Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah

More Related Content

Similar to Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah

Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)Selamet Hariadi
 
ekonomi kreatif kelompok 7.doc
ekonomi kreatif kelompok 7.docekonomi kreatif kelompok 7.doc
ekonomi kreatif kelompok 7.docSitiDudung
 
(before) SIK BL (Got Its Prize)
(before) SIK BL (Got Its Prize)(before) SIK BL (Got Its Prize)
(before) SIK BL (Got Its Prize)Soya Odut
 
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAMakalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAdetinurkhayati
 
ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...
ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...
ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...Fauzta Norma Ayu A.
 
Perkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showPerkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showIrfan Tualang
 
C:\fakepath\profil expo
C:\fakepath\profil expoC:\fakepath\profil expo
C:\fakepath\profil expoAsep Jamaludin
 
Profile yayasan itr
Profile yayasan itrProfile yayasan itr
Profile yayasan itrAhmad Taufik
 
Berperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi Buku
Berperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi BukuBerperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi Buku
Berperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi BukuUniversitas Islam Indonesia
 
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM DesaBuku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM DesaBobby Denil Lesmana
 
Pengukuran dampak inovasi (2018)
Pengukuran dampak inovasi (2018)Pengukuran dampak inovasi (2018)
Pengukuran dampak inovasi (2018)Nugroho Setiawan
 
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)Dias Satria
 
Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...
Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...
Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...syafii_ahmad
 
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang ModernEnterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modernguest3dafe35
 
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang ModernEnterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modernguest3dafe35
 

Similar to Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah (20)

Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
 
ekonomi kreatif kelompok 7.doc
ekonomi kreatif kelompok 7.docekonomi kreatif kelompok 7.doc
ekonomi kreatif kelompok 7.doc
 
BUKU KOLABORASI RAYA DI BUMI AREMA
BUKU KOLABORASI RAYA DI BUMI AREMABUKU KOLABORASI RAYA DI BUMI AREMA
BUKU KOLABORASI RAYA DI BUMI AREMA
 
(before) SIK BL (Got Its Prize)
(before) SIK BL (Got Its Prize)(before) SIK BL (Got Its Prize)
(before) SIK BL (Got Its Prize)
 
Laporan Kegiatan
Laporan KegiatanLaporan Kegiatan
Laporan Kegiatan
 
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAMakalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
 
ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...
ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...
ISMAFARSI SEBAGAI GENERASI YANG BERPARTISIPASI DALAM MENJAGA STABILITAS POLIT...
 
Perkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showPerkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif show
 
C:\fakepath\profil expo
C:\fakepath\profil expoC:\fakepath\profil expo
C:\fakepath\profil expo
 
Profile yayasan itr
Profile yayasan itrProfile yayasan itr
Profile yayasan itr
 
Gapura Februari 2016 v3
Gapura Februari 2016 v3Gapura Februari 2016 v3
Gapura Februari 2016 v3
 
Berperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi Buku
Berperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi BukuBerperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi Buku
Berperan Aktif Sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) | Resensi Buku
 
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM DesaBuku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
 
Pengukuran dampak inovasi
Pengukuran dampak inovasiPengukuran dampak inovasi
Pengukuran dampak inovasi
 
Pengukuran dampak inovasi (2018)
Pengukuran dampak inovasi (2018)Pengukuran dampak inovasi (2018)
Pengukuran dampak inovasi (2018)
 
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
 
Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...
Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...
Pentingnya kewirausahaan untuk membuka peluang kerja baru dan pertumbuhan eko...
 
BUMDES presentasi.pptx
BUMDES presentasi.pptxBUMDES presentasi.pptx
BUMDES presentasi.pptx
 
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang ModernEnterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
 
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang ModernEnterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
Enterpreneurship Menyongsong Krisis Globanisasi Dengan Msdam Yang Modern
 

More from Fajar Baskoro

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxFajar Baskoro
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterFajar Baskoro
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanFajar Baskoro
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUSFajar Baskoro
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdfFajar Baskoro
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptxFajar Baskoro
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxFajar Baskoro
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimFajar Baskoro
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahFajar Baskoro
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaFajar Baskoro
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetFajar Baskoro
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfFajar Baskoro
 

More from Fajar Baskoro (20)

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolah
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
 
epl1.pdf
epl1.pdfepl1.pdf
epl1.pdf
 
user.docx
user.docxuser.docx
user.docx
 
Dtmart.pptx
Dtmart.pptxDtmart.pptx
Dtmart.pptx
 
DualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptxDualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptx
 
BADGE.pptx
BADGE.pptxBADGE.pptx
BADGE.pptx
 
womenatwork.pdf
womenatwork.pdfwomenatwork.pdf
womenatwork.pdf
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdf
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah

  • 1.
  • 2. Diterbitkan Oleh: Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Surabaya Jl. Jimerto 6-8 Surabaya Telp: 031-5475005 www.humas.surabaya.go.id Pengarah Materi: Muhamad Fikser, AP. MM Zainuddin Fanani Penulis: Adriono, Sukemi Cetakan Pertama: Juli 2019 154 halaman; 25 cm X 17,6 cm Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang Copyright 2019 All Right Reserved Akselarasi Ekonomi Kreatif di Kota Surabaya
  • 3. Published by: Public Relations Office Surabaya Municipal Government Secretariat Jl. Jimerto 6-8 Surabaya, Phone: 031-5475005 www.humas.surabaya.go.id Content Supervisors: Muhamad Fikser, AP. MM Zainuddin Fanani Authors: Adriono, Sukemi First Edition: Juli 2019 154 pages; 25 cm x 17,6 cm Copyright 2019 All Rights Reserved The Accelleration of Creative Economy in Surabaya
  • 4. Kini makin disadari bahwa Sumber Daya Alam (SDA) semakin ­terbatas. Maka semua bisnis berbasis SDA dapat mengalami hambatan serius dalam menjaga keberlangsungan hidup dan mengembangkan dirinya. Di sisi lain era industri 4.0 telah datang dengan membawa ­perubahan cara berbisnis dan memunculkan fenomena disrupsi. ­Sebuah bisnis yang mapan dapat tumbang mendadak lantaran digusur oleh bisnis baru yang lebih canggih, efisien, dan mengandalkan pola berbagi (sharing). Maka sudah saatnya dunia usaha memberi perhatian yang lebih kepada aspek kreativitas. Karena kreativitas memiliki kelenturan dan keunggulan yang memadai terhadap guncangan distrupsi. Daya kreatif senantiasa dapat mengatasi keadaan, mampu melihat celah, serta sanggup mengubah ancaman sebagai tantangan. Sebagian warga Surabaya telah mampu bertransformasi ­menjadi ­insan kreatif. Berbekal sinergi yang kuat antara Pemerintah Kota ­Surabaya dan masyarakat, terbukti industri kreatif tumbuh dan ­berkembang dengan baik, ­bahkan terjadi akselarasi pada beberapa bidang. Kata Pengantar
  • 5. We are all aware that natural resources are limited and ­increasingly exhausted. Natural resources-based industries face a serious hurdle in maintaining their existence, let alone to grow bigger. At the same time, industry 4.0 brings new ways of doing business which we label as disruptions. We witness that many established business crumbled in a short time due to the inability to keep pace with more advanced and efficient sharing­economy businesses. Realizing this shift, it is time for the industry and business worlds to put more attention to creativity, an aspect which ­offers more flexibility and superiority in facing disruptions. Creati­vity helps the business to see opportunities, turn threats into challenges, and finally deal with every situation better. Fortunately, we can see that a growing proportion of ­Surabaya people have transformed themselves into more creative. A strong synergy between the ­communities and Surabaya Municipal ­Government brings ­creative industries into being and growing. Foreword
  • 6. Para pelakunya senantiasa aktif bergerak dan ­berinovasi demi mengantisipasi irama pasar dan selera konsumen. Buku ini berisi kisah sukses sejumlah ­bisnis krea­tif yang membanggakan dan inspiratif. ­Memang sajiannya belum mencakup ­seluruh ­sektor ekonomi kreatif yang berjumlah 16 ­subsektor. Tetapi setidaknya paparan di ­dalamnya dapat memberikan gambaran umum yang ­cukup memadai. Buku ini juga merupakan update atau laporan perkembangan dari buku yang ­pernah diterbitkan Bagian Hubungan Masyarakat ­Sekretariat Daerah Kota Surabaya sebelumnya. Akhirnya, semoga kehadiran buku ini dapat ­bermanfaat bagi pembaca dan bagi ­pengem­bangan­ industri kreatif kita di masa mendatang. l We witness acce­leration on these sectors. ­Actors of the ­creative industry in Surabaya ­persistently move forward and innovate to anticipate better the shift of consumers’ taste and market. The book you are reading now displays success stories of some creative businesses which make us proud and inspired. We do aware that this book does not cover all of the 16 creative economy sub-sectors. However, we hope that it gives you an adequate general description of the situation. This book is also an update of the previous book about the same topic published by Public Relations ­Office, Surabaya Municipal Government ­Secretariat. Finally, we hope that this book will contribute to the advancement of our creative industry in the future and gets you inspired as well. l Kata Pengantar l Foreword vi
  • 8. Sambutan Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah. Perkembangan ekonomi kreatif yang digeluti oleh warga Kota Surabaya sangat menggembirakan. Diakui atau tidak, semua itu tidak lepas dari iklim, lingkungan dan infrastruktur yang diciptakan dan disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya cukup mendukung. Dukungan tersebut tecermin melalui berbagai program, baik dalam bentuk pelatihan, pendampingan, fasilitasi legalitas usaha, fasilitasi pemasaran produk sampai dengan penyediaan sarana dan prasaran pendukung, sebagai contoh adalah Coworking Space Koridor. Dukungan dan peran serta stakeholder terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Surabaya juga merupakan kekuatan tersendiri, mereka secara sukarela memberikan dukungan dalam bentuk ­fasilitasi kebutuhan dasar terkait dengan tumbuh kembangnya usaha kreatif tersebut. Keikutsertaan stakeholder ini turut menjadi penyebab akselarasi ekonomi kreatif di kota ini dapat berlangsung masif. Sambutan l Foreword viii
  • 9. Foreword Assalamualaikum Wr. Wb. Praise be to Allah. The development of the creative economy by Surabaya people is heart-warming. It is a token of supporting climate, environment, and infrastructure laid out by the Surabaya Municipal Government. This support was reflected through diverse programs in various forms of training, advocacy, and assistance in the areas of business legal, product marketing, to the provision of supporting facilities and infrastructures stimulating the creativity and collaboration such as the establishment of Co-working Space Corridor. Stakeholders’ support and participation in the development of the creative economy in Surabaya are evident as they voluntarily provide support in the form of facilitation of basic needs related to the growth and development of creative business. The involvement of stakeholders accelerates the growth of the creative economy in Surabaya massively. Sambutan l Foreword ix
  • 10. Saya sangat bergembira dengan akselerasi ekonomi kreatif di kota ini, terutama di kalangan anak-anak muda dan ibu rumah tangga. Kreativitas mereka perlu terus dikembangkan sebagai upaya untuk menyebarkan “virus” ekonomi kreatif. Karena itulah saya menyambut baik upaya penerbitan buku Akselerasi Ekonomi ­Kreatif Surabaya. Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pendokumentasian, tapi dapat pula dijadikan sebagai panduan dalam melakukan gerakan “ATM” ­(Amati, Tiru, dan Modifikasi). Mudah-mudahan buku ini dapat menginspirasi warga Surabaya dalam ­mewujudnyatakan Kota Surabaya sebagai pusat ekonomi kreatif di Indonesia. ­Semoga. Aamiin. Wassalamualaikum Wr.Wb. Tri Rismaharini Walikota Surabaya Sambutan l Foreword x
  • 11. I am very happy to see the acceleration of the creative economy in this city, especially the ones initiated and developed by young people and housewives. Their creativity needs to be developed ­further as an effort to spread the “virus” of the creative economy. That is the reason that I welcome the publication of this book titled “The Acceleration of Creative Economy in Surabaya”. This book functions both as a way to document the emergence of the creative economy in Surabaya as well as a reference in doing the “ATM” (Observe, Imitate and Modify) movement. Hopefully, this book can inspire Surabaya residents to help their city becoming the center of the creative economy in Indonesia. Amen for that. Wassalamualaikum Wr.Wb. Tri Rismaharini Mayor of Surabaya Sambutan l Foreword xi
  • 12. Kata Pengantar.................................................................................................................................. iv Foreword ........................................................................................................................................... v Sambutan.........................................................................................................................................viii Foreword .......................................................................................................................................... ix Bagian 1............................................................................................................................................1 Part 1.....................................................................................................................................................1 Kreativitas, Sang Primadona.................................................................................................................2 Creativity, the Prima Donna..................................................................................................................... 3 Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif....................................................................................................10 Surabaya, The Center of Creative Economy........................................................................................... 11 Bagian 2 Daya Kreatif Warga Surabaya..............................................................................................19 Part 2 The Creative Drive of Surabaya People......................................................................................... 19 Daftar Isi l Conten Daftar Isi l Conten xii
  • 13. Aplikasi dan Game: Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital.................................................................20 Apps and Game: Moving Forward To Be The Center of The Digital Industry............................................. 20 Film Animasi Video: Bergerak Lewat Komunitas....................................................................................33 Film, Animation, and Video: Moving Forward Through Communities........................................................ 33 Kampung: Menjual Karakteristik Kampung..........................................................................................41 Kampong: To Sell The Values of Kampong.............................................................................................. 41 Kerajinan: Menjual Udeng Beserta Falsafahnya....................................................................................48 Crafts: Selling Udeng and Its Philosophies.............................................................................................. 48 Kuliner: Melestarikan Makanan Khas Surabaya....................................................................................54 Culinary: Culinary To Preserve Surabaya’s Typical Food........................................................................... 54 Kuliner: Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK...............................................................................63 Culinary: The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity for The Ex-Labors......................................................... 63 Fesyen: Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’.........................................................................71 Fashion: The Well-Sold Satirical and Cursing T-shirts............................................................................... 71 Daftar Isi l Conten xiii
  • 14. Fesyen: Aktif Mengeksporasi Aneka Batik.............................................................................................82 Fashion: Actively Exploring The Rich Variants of Batik............................................................................82 Fesyen: Bisnis Batik Berbasis Kepedulian Sosial....................................................................................91 Fashion: A Batik Business Based on Social Concern................................................................................ 91 Kriya: Memanfaatkan Kardus untuk Segalanya...................................................................................102 Crafts: To Make Use of Cardboard for Many Purposes.......................................................................... 103 Pertunjukan: Lampu Pentas Terus Menyala.........................................................................................110 Art Performance: The Stage Lights that Keep On................................................................................... 110 Penyiaran: Kejar Pendengar ke Ranah Digital.....................................................................................120 Broadcast Media: Catching Up Listeners to Digital Space....................................................................121 Kerajinan Daur Ulang: Tersenyum di Jalur Kertas Semen.....................................................................125 Recycle Crafts: Smiling in the Path of Used Cement Paper..................................................................... 125 Kuliner: Resep Keluarga yang Diminati Publik....................................................................................... 133 Culinary: A Popular Family Recipe.....................................................................................................133 Daftar Isi l Conten xiv
  • 16. 2 Akal selalu mengungguli kekuatan fisik. Dalam masyarakat Surabaya dikenal ungkapan, okol iku kalah karo akal. Sebuah pekerjaan yang hanya mengandalkan otot semata umumnya sangat menguras tenaga dan upahnya murah, sebagaimana dijalani oleh kuli bangunan atau tukang becak. Berbeda dengan pekerjaan yang menggunakan akal atau kecerdikan. Pedagang mainan membuat pesawat dari stereofoam bekas, lalu dijual di halaman sekolah TK dan SD. Kreativitas, Sang Primadona Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
  • 17. 3 Creativity, The Primadonna Surabaya people know this saying very well: okol iku kalah karo akal. It means that physical power will always be subdued by intelligence. Any professions which primarily­rely on physical power are usually paid less compared to other professions­driven by ingenuity. Those who work as pedicab driver or construction worker, for ­instance, are usually gain less than those who ­transform leftover ­styrofoams into plane toys sold for kids in the ­kinder­garten and elementary­school.
  • 18. 4 Perajin­“menyulap” gulma eceng gondok menjadi tas bernilai ekonomi tinggi. Kerja ­mereka tidak berat, hasilnya juga lebih banyak. Ungkapan okol kalah karo akal agaknya bukanlah pendapat sederhana. Bahkan hingga era revolusi industri 4.0 saat ini masih punya relevansi. Bergaungnya konsep ekonomi kreatif yang tengah didengung-dengungkan pemerintah­ dewasa ini, terbukti mengandalkan kekuatan akal daripada tenaga fisik. Pada zaman ekonomi klasik dulu, ­faktor-faktor produksi yang utama adalah tanah/mesin, ­tenaga kerja, dan modal. Kini tidak harus seperti itu. Justru kreativitas menjadi faktor produksi ­pe­nentu­. Apalagi­ jika dipadu dengan penguasaan­­teknologi dan ­informasi. Amerika mengeruk keuntungan amat besar karena mengekspor produk-produk ekonomi kreatif, diantaranya adalah keuntungan yang diperoleh dari Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) film, dan musik. Creative­preneur­­ who ­produce ­expen­sive bags from the hardly loved water hyacinth­. The creative people put less physical efforts­ yet financially gain more. Okol kalah karo akal continually finds its relevance­until today, the era of industrial revolution­4.0. The creative economy heralded by no less than the government is obviously heavily relying on the power of the intelligence rather than physical prowess. Long-time ago, in the era of classical economy­, production process mainly relies on land, machines­, human power, and capital. While these factors are still important, there is ­another factor of more significance: creativity­, Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
  • 19. 5 Ya, produk-produk berbasis kreativitas akan kian prospektif di masa mendatang. Kini gelombang ekonomi baru berbasis­ ­kreativitas telah datang. Ekonomi yang mengedepan­kan kreativitas, ide, dan ­pengetahua­n manusia sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Secara umum ekonomi kreatif diartikan sebagai suatu ­konsep ­perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas ­dengan mengedepankan ide dan pengetahuan dari ­sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. John Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif­ sebagai the creation of value as a result of idea. Dalam sebuah wawancara bersama Donna Ghelfi dari World Intellectual Property ­Orga­niza­tion­ (WIPO), Howkins menjabarkan ekonomi kreatif adalah suatu kegiatan ­ekonomi especially when it coupled with technology and ­information supe­riority­. The US made huge profits from exporting creative economy products, including the benefits derived from Intellectual Property Rights (IPR) of film and music products.Creativity-based products will shine even brighter in the future. Broadly speaking­, creative­economy­is any economic­ endeavors­ which based on and ­driven by ­creativity, ideas, and knowledge­. John Howkins ­defined creative economy as “the creation of value as a result of idea”. ­Interviewed
  • 20. 6 dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar ­waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan. Dikenal ada 16 subsektor ekonomi kreatif yaitu Aplikasi dan Pengembangan Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fesyen. Juga Film dan Animasi dan Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi dan Radio. Gerakan ekonomi kreatif muncul pada 2006 ketika ­Pemerin­tah­bertekad mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia­. Selain itu, kemunculannya juga tak lepas dari ­adanya Masyarakat­Ekonomi Asean (MEA) yang telah ­berkembang beberapa tahun sebelumnya. Gebrakan pertama pembangunan ekonomi kreatif ­diawali dengan pembentukan Indonesian Design Power oleh ­Depar­temen Perdagangan. Tahun berikutnya diluncurkan Studi Pe­metaan­ ­Kontribusi Industri Kreatif Indonesia pada Trade Expo ­Indonesia. Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
  • 21. 7 by Donna Ghelfi at the World Intellectual ­Property ­Organization (WIPO), Howkins elaborated creative economy as economic activities­ within the society which spent most of their time to create ideas and not merely doing ­routine or do things ­repeatedly. Creating ideas is both central and impera­tive for this ­advancement-seeking society. There are 16 subsectors of creative economy, namely game ­development and application; architecture; interior design; ­visual communication design; product design; ­fashion; film, video and ­animation; photography; craft; culinary; ­music; ­publishing; advertising­; art performance; visual art; and ­television and radio. The creative economy movement was started in 2006 when the ­government of Indonesia boosts the concept and its application­. ­The fact­that ASEAN Economic. Community was launched several years ­earlier made ­creative economy gain stronger momentum. ­ The first ­breakthrough in ­creative economy ­development began with the ­establishment of the Indonesian Design Power by the Ministry ­ of Trade. ­A year­later, the govern­ment launched a study of ­Mapping ­the ­Contribu­tion­of Indonesian Creative Industry at the Indo­nesia Trade Expo. 7Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna
  • 22. 8 Pada 2008, Pemerintah melahirkan ­Cetak Biru Pengembangan ­Ekonomi Kreatif ­Nasional 2009-2015. Selain itu, ­dilakukan ­pencanangan tahun Indonesia Kreatif 2009 dan ­diselenggarakan Pekan Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi ­Kreatif rutin setiap tahun. Perhatian kepada dunia industri ­kreatif kian meningkat dengan dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pada 20 Januari 2015. Lembaga Pemerintah­ Nonkementerian­ yang ­dibentuk ­melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 ini berfungsi menaungi dan menjadi ­akselator ekonomi kreatif­­ ­Indonesia. Pemerintah meyakini masa depan­sektor ekonomi kreatif sa­ngat prospektif,sehingga memberi dukungan­ penuh kepada Bekraf. l
  • 23. 9 In 2008, the Government gave birth to the 2009-2015 ­National Creative ­Economy Develop­ment Blueprint. In ­addition, the government­also started the Creative ­Indonesia Year 2009 and held a Creative Product Week and a routine Creative ­Economic Exhibition every year. The attention to the world of ­creative industries­is increasing with the ­establishment of the ­Creative Economy Agency (Bekraf) on 20 January 2015. This non-ministerial governmental body was formed through Presidential­ ­Regulation Number 6 Year 2015 to ­oversee and ­accelerate Indonesia’s ­creative economy. The government ­believes that the future of the creative economy sector is very bright and ­therefore gave full support­to Bekraf. l 1. Aplikasi dan ­Pengembangan ­Permainan (game) 2. Arsitektur 3. Desain Interior 4. Desain Komunikasi Visual 5. Desain Produk 6. Fesyen 7. Film dan Animasi dan Video 8. Fotografi 9. Kriya 10. Kuliner 11. Musik 12. Penerbitan 13. Periklanan 14. Seni Pertunjukan 15. Seni Rupa 16. Televisi dan Radio SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF 1. Game development ­ and application 2. Architecture 3. Interior design 4. Visual communication design 5. Product design 6. Fashion 7. Film, video and animation 8. Photography 9. Craft 10. Culinary 11. Music 12. Publishing 13. Advertising 14. Art performance 15. Visual art 16. Television and radio Subsectors of the Creative Economy Kreativitas, Sang Primadona l Creativity,The Primadonna Sumber: Bekraf Indonesia.
  • 24. 10 Surabaya tidak berhenti mendulang ­berprestasi. Kota Pahlawan ini telah memiliki sederet julukan tambahan yang membanggakan­: sebagai kota layak anak, adipura, hingga kota berkesetaraan dan berkeadilan gender. ­Keberadaan kotanya kian menghijau dengan berpuluh taman indah. Kini Surabaya tengah bersemangat menggapai obsesi untuk menjadikan diri sebagai kota kreatif. Bahkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam beberapa kesempatan menargetkan Surabaya sebagai kota kreatif rujukan di Indonesia. “Mimpi saya, Surabaya pada waktu dekat bisa menjadi pusat industri kreatif di Indonesia. Lalu perlahan-lahan dapat mendunia,” ujarnya. Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy 10 Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 25. 11 Surabaya puts no break on collecting achievements. The city of heroes has now pocketed several other ­heartwarming labels, such as children-friendly city, one of the cleanest city by getting the Adipura award for years, and a city with gender-equal treatment. Also, don’t forget to mention that Surabaya is getting greener each day with more and more beautiful gardens and parks. Surabaya put no brake on chasing its dreams. ­Surabaya is now focusing on to be a creative city. ­Surabaya Mayor, Tri Rismaharini in several occasions said that Surabaya is aiming to position itself as a ­national reference for a creative city. “My dream is that Surabaya soon becomes the ­center of the creative industry in Indonesia and gradually ­become a global player in the said sector,” said Risma. Surabaya, The Center of Creative Economy 11Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 26. 12 Tampaknya ini bukan sebuah utopia, sebab ­Surabaya memang punya potensi dan peluang untuk itu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terdapat 141.438 pelaku ekonomi kreatif di Surabaya, dengan lima subsektor terbesar sebagai penggeraknya yaitu kuliner sebanyak 108.334 usaha, fesyen 19.896 usaha, kriya 8.110 usaha, penerbitan 3.234 usaha, dan fotografi 570 usaha. “Surabaya memiliki jumlah usaha ekonomi kreatif ­dengan jaringan usaha tunggal terbesar di Indonesia, mencapai 6,41%,” ujar Direktur Edukasi Ekonomi ­Kreatif Bekraf Poppy Savitri di Plaza Kuningan Jakarta, yang ­mengacu pada hasil Survei Ekonomi 2016 dari BPS. Kota ini juga didukung oleh sejumlah insitusi ­pendidikan yang bergerak di sektor industri kreatif, serta memiliki kekuatan teknologi informasi yang cukup mumpuni. Maka tidak berlebihan jika Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Wawan Rusiawan, sampai menyebut kota Surabaya sebagai salah satu lumbung ekonomi kreatif di negeri ini. Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 27. 13 It seems that Risma’s dream is not a utopia as Surabaya really owns both the potential and opportunity­to become a creative city. Data from BPS - Statistics Indonesia has shown that Surabaya has 141.438 actors of the creative economy, most of them are working on 5 main sectors: culinary (108.334 enterprises), fashion (19.896), crafts (8.110), publishing (3234), and photography (570). “Surabaya has the biggest single-enterprise creative economy in Indonesia that accounts for 6.41%,” said Director of Creative Economy ­Education, The Creative Economy Agency (Bekraf), Poppy Savitri at Plaza Kuningan, Jakarta. She was referring to the result of BPS’ 2016 Economic Survey. Surabaya’s position as a strong creative economy city is supported by the fact that it has numerous education institutions ­high-quality universities, vocational high schools, and Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 28. 14 ­information technology apparatuses which ­together propel the growth of the creative ­industry in the city. It’s no wonder that ­Director of Research and Development of Bekraf, Wawan Rusiawan called Surabaya as one of the country’s centers of the creative economy. Surabaya Municipal government has been actively seeking and empowering individuals and groups striving in the creative economy. The ­government incubates the startups by creating some events to boost the creative economy. The private sector supported this effort by providing the capital for the new enterprises as well as open up the market for them. Some of the thousands of these creative ­enterprises have done exports to the Middle East. Furniture made from eceng gondok and ­fashion is two prominent products among ­others. To support these enterprises further, Surabaya Pemerintah Kota Surabaya, terus aktif ­mencari dan membimbing kelompok maupun perseorangan yang bergerak di industri kreatif. Menginkubasi usaha rintisan (start up) hingga menyelenggarakan program pahlawan ekonomi dan pejuang muda. Pihak swasta juga mendukung dengan ­menyediakan modal kerja dan membukakan­ ­akses pasar. Dari ribuan industri kreatif ­di ­Surabaya sebagaian sudah melakukan ekspor keluar negeri, seperti ke Timur Tengah atau. Komoditas unggulan antara lain kerajinan furnitur eceng gondok serta fesyen. Untuk memacu pengembangannya, ­Pemerintah Kota Surabaya menggandeng sejumlah ­pihak terkait, antara lain dengan Bekraf, GEN ­Global. Kegiatan yang dilaksanakan diisi dengan ­innocreativation, StartUp Nations Summit, dan Bekraf Festival, diikuti peserta dari sekitar 170 negara. Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 29. 15 Surabaya memiliki 141.438 pelaku ekonomi kreatif, dengan lima subsektorterbesar sebagai penggeraknya. Kuliner sebanyak 108.334 usaha, fesyen 19.896 usaha, kriya 8.110 usaha, penerbitan 3.234 usaha, dan fotografi 570 usaha.” (Badan Pusat Statistik) “Surabaya has 141.438 actors of creative economy with 5 biggest subsectors as the driving force: culinary (108.334 enterprises), fashion (19.896), crafts (8.110), publishing (3234), and photography (570).” (BPS - Statistics Indonesia) Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 30. 16 Kondisi Nasional Agaknya sektor industri kreatif tidak bisa lagi diabaikan keberadaannya. Pada tingkat nasional pertumbuhan sektor ekonomi kreatif mencapai 5,76 %. Artinya, berada di atas pertumbuhan ­sektor listrik, gas dan air bersih, ­pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, ­government has initiated cooperation with several ­organizations and governmental bodies such as Bekraf and Gen Global. To accelerate and develop it further, ­Surabaya Municipal Government went hand in hand with some institutions such as Bekraf and GEN Global. They held some exhibitions, namely ­Innocreativation, StartUp Nations Summit, and Bekraf Festival which attracted participants from about 170 countries National Condition The creative industry sector can no longer be ignored. It grows 5.76% nationally, higher than the industries of power/electricity, gas and clean water, mining, farming (including cattle farming), forestry and fishery, services, and manufacture. The added value provided by the creative economy is steadily increasing each year. Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 31. 17 ­kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan­industri pengolahan. Nilai tambah yang dihasilkan ­ekonomi kreatif meningkat setiap tahun. Hasil survei khusus ekonomi kreatif oleh BPS dan Bekraf (tahun 2016), tercatat Produk ­Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif mencapai Rp 922,59 triliun. Angka ini meningkat 4,95% dibanding tahun sebelumnya. Diprediksi, tren angka tersebut akan naik sekitar 10% setiap tahunnya. Jumlah unit usaha ekonomi kreatif berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 untuk KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesis ) Ekonomi Kreatif sebanyak 8.203.826 usaha. Ada sekitar 16.91 juta tenaga kerja (setara dengan 14.68%) yang terserap di sektor ini. Pada tahun 2016, ekspor ekonomi kreatif ­berhasil mencapai 20 miliar Dolar AS. l The creative economy survey held by BPS and Bekraf in 2016 showed that ­creative ­economy has contributed IDR 922.59 trillion to national gross ­domestic product. (GDP), ­a 4.95% increase ­compared to the previous year and is ­predicted to grow 10% each year. There are 8,203,825 creative economy ­enterprises (based on Indonesia’s standard classification of business) as shown in the 2016 Economic Sensus. These ­enterprises are home to about 16.91 million ­workers (equal to 14.68% of the national workforce)­. The creative economy also performs very well in overseas trade, making USD 20 billion worth of export. l Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 32. 18 Surabaya Lumbung Ekonomi Kreatif l Surabaya,The Center of Creative Economy
  • 33. 19 Bagian 2 Part 2 Daya Kreatif Warga Surabaya The Creative Drive of Surabaya People
  • 34. 20 Saat orang dihimpit sedih dan galau, ­kemana mereka mengadu? Sebab, tidak mudah menemukan­tempat tepat untuk menumpahkan Where people with psychological problem go to find advice and solace? At times, it is not easy to find a place of consolance as talking to friends Aplikasi dan Game Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital Apps and Game MovingForwardToBeThe CenterofTheDigitalIndustry Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 35. 21 beban stres ataupun depresi. Curhat ke teman khawatir rahasia pribadi bocor ke publik. Mau konsultasi ke psikolog takut kena “cash” tinggi. Ternyata problem ini mengusik anak muda Surabaya untuk mencarikan solusi dengan ­melalui aplikasi. Lalu kreativitas mereka ­melahirkan usaha rintisan (startup) berbendera Riliv.co­. ­ Membu­ka­layanan konsultasi psikologi –even the closest one— still pose a risk of leaking our best-kept secrets while seeing a psychologist can end up in a huge bill. This dilemma drove some young guns of ­Surabaya to develop a startup named riliv.co which basically is online psychology consulting­firm. ­Anyone seeking help can simply log in and tell their problem. A certified psychologist member of Indonesia­ Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 36. 22 secara­daring. Pengguna tinggal login ­melalui telepon pintar, lalu mengeluhkan ­pemasalahannya, seketika itu dia mendapat la­yanan­konseling dari ­psikolog ­profesional anggota Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi). Ditawarkan ­beberapa opsi paket layanan dengan durasi tertentu disertai besaran biaya yang relatif terjangkau. Psychology Association­­(Asosiasi Psikologi Indonesia) at riliv.co will instantly ­respond to the problem with ­professional advice. Riliv.co provides several ­different packages which all in affordable­prices. “Many people facing personal problems do not share their problems with Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 37. 2323Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 38. 24 “Banyak orang punya masalah pribadi, tapi mereka malu mengungkapkan karena takut stigma, takut di-bully, disangka gila. Dengan curhat secara online mereka jadi merasa aman, rahasia, dan terjaga privasinya,” kata Audrey Maximillian Herli, pengelola rintisan kategori social problem solving ­tersebut. Riliv adalah salah satu startup yang diinkubasi oleh ­Koridor Coworking Space Pemerintah Kota Surabaya. ­Masih ada ­sejumlah rekan sesama entrepreneur berbasis aplikasi­yang juga “ngantor” di Gedung Siola Lantai 3 ­­Jalan Tunjungan­­, ­Surabaya, itu. Mereka adalah Agenda Kota, Campusmedia, Garda Pangan, Jahitin, Kreavi, Ojesy, Olride, Qtaaruf,Reblood, Start Surabaya, dan Tatarupa Prime. Koridor Coworking Space setiap hari juga banyak ­dimanfaatkan para pekerja freelance, pedagang online yang tekun melakukan transaksi, serta pelajar dan mahasiswa yang berselancar mencari data maupun mengerjakan tugas ­bersama. Tempat ini buka 24 jam. Dalam sehari pengunjung bisa mencapai 200 lebih, kadang sampai 400 orang. 24 Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 39. 25 others out of concern that they will be stigmatized­ as having a mental illness or being bullied as crazy. Seeking help online offers them more security as their secrets kept private,” said Audrey Maximillian Herli, manager of riliv.co, a startup on social problem-solving. Riliv.co is one of the startups incubated by ­Surabaya government’s­Koridor Coworking Space, situated at level 3 Siola Building, Tunjungan. Riliv. co shared the space with other startups under ­Koridor such as Agenda Kota, Campusmedia­, Garda ­Pangan, Jahitin, Kreavi, Ojesy, Olride, Qtaaruf, Reblood, Start Surabaya and Tatarupa Prime. ­Other than startups­, the Koridor Coworking Space has also been used by freelancers, online merchants, as well as students surfing for data. About 200 people used the ­facility on a daily basis, sometimes the number ­of visitors ­reach 400. As the name implies, coworking space is not only 25Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 40. 26 Tidak hanya sebagai tempat bekerja, ­selaras juga dengan namanya, coworking space ini juga berperan mendorong terjadinya kerja sama ­antar­pengusaha rintisan. Nama ­ruang-ruang yang dipakai di Koridor mengisyaratkan semangat­­siner­gitas itu. Sebut saja Ruang Baur, Ruang ­Gumbul, Paduraksa, maupun Ruang ­Sesrawungan. Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 41. 27 an area to do a job, but rather a ­commonplace that startups and others can ­create join projects. Names of the rooms in the coworking­space ­resembles the spirit of synergy such as Ruang­ Baur, Ruang Gumbul, Paduraksa, and Ruang­ Sesrawungan­which all means the rooms for mingling and collaborating. A parenting­seminar­ mutually held by riliv.co and Byond childhood­is an example of the collaboration project. Byond organizes­the event, riliv provides a psycho­logist as the source person for the event. Another collaboration was held by Kreavi, an Sebentuk kerja sama tengah diwujudkan Riliv yang menggandeng Byond Childhood dalam menggelar seminar parenting. Byond berperan sebagai penyelenggara event sedang Riliv ­menyediakan psikolog sebagai narasumbernya. Kreavi sebagai komunitas maya pekerja kreatif visual Indonesia juga menjalin kerja sama ­de­ngan Tatarupa guna membantu UMKM Surabaya melakukan rebranding dan memperbaiki desain kemasan produknya. Hasilnya signifikan. Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 42. 28 Dengan sentuhan baru, produk UMKM dapat didongkrak harga jual dan omzet penjualannya­. Kacang Tree-G adalah contoh konkretnya. Dari semula berharga satuan Rp. 3.000,- bisa ­“dilambungkan” menjadi Rp. 20.000,- Greget inkubasi usaha berbasis aplikasi ­tidak hanya berlangsung di Koridor, tetapi juga dilakukan­di beberapa perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, PENS, PPNS, dan UPN Veteran Jatim. online community of Indonesian visual creative workers, with Tatarupa Prime in assisting the SMEs to improve and rebrand their product packages. The result of this collaboration was significant. The refurbished products experience a leap on their sales, such as the Three-G peanut which is now sold for IDR 20K rather than IDR 3K before. The spirit of creating and nurturing startups does not only take place at the Koridor. Some universities such as 10 Nopember Institute of Technology­(ITS), Airlangga University, Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (PENS), Surabaya Polytechnic of Shipping, and UPN Veteran Jatim. Some private enterprises such as DILo Telkom, Gerdhu Inkubator Teknologi, and IDSF do their parts as well. ITS assisted at least 21 startups, most of them in the areas of the platform, finance, and ­education. Akupintar.id and BudayaKu are two of them. Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 43. 29 Selain itu juga dilakukan swasta seperti DILo Telkom, Gerdhu Inkubator Tenologi, dan IDSF. Setidaknya ada 21 usaha rintisan yang dibina­ ITS. Umumnya bergerak dibidang ­platform, ­finansial, dan edukasi. Sebut misal, Akupintar.id. Sebuah edutech yang berkomitmen memberdayakan­ ­ekosistem ­pendidikan. BudayaKu untuk membantu ­menyejahterahkan seniman dan pedagang kuliner. Sedang inkubator Universitas Airlangga ­membina tujuh usaha rintisan, antara lain ­Dapur Event di bidang event organizer. Digigov. id yang mendedikasikan­diri untuk ­memudahkan ­pengelolaan pemerintahan dengan dukungan­ teknologi, dan Teman dokter yang membantu ­dokter merujuk pasiennya ke laboratorium ­manapun. ­Sementara DILo Telkom membimbing­Jobhun. id yang mempertemukan pencari kerja dengan ­perusahaan, dan rukon.id yang ­mempertemukan pemilik rumah sewa dengan calon penyewa. ­Akupintar.id is an edutech dedicated itself to ­empower the education ecosystem while ­BudayaKu aims to help artists and food vendors to gain better prosperity­. Airlangga University incubates 7 startups, including­Dapur Eventy, an online event organizer­; Digigov.id that aims to help government improve­ their service through the use of digital technology­; and Temandokter which connects general ­practitio­ners with medical laboratories so they can Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 44. 30 Data Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya per 9 Mei 2019, mencatat, terdapat 58 usaha rintisan yang kini giat memarakkan dunia aplikasi di kota Pahlawan ini. Mereka bergerak pada 15 bidang, sebagian masuk dalam kategori ­platform, solusi masalah sosial, dan pendidikan (lihat tabel). Sederet prestasi telah diraih usaha rintisan ­Surabaya. Riliv terpilih menjadi Best 16 Young Social Entrepreneur oleh Singapore International Foundation­2016 dan Best Sustainable Startup versi Koran Tempo 2017. Ojesy meraih juara pertama wirausaha muda ­berprestasi ­Kemenpora 2018 dan ARSA Technology menjadi ­Regional Finalist Asia Hardware Battle 2018. Jejakku kini diakui sebagai platform perjalanan wisata tepercaya. Garda ­Pangan masuk 20 usaha rintisan terbaik Asean Young ­Sociopreneur Program dan Cubaecon mendapat penghargaan Asean ICT Award 2016. Sumber : Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya, 9 Mei 2019. KONDISI USAHA RINTISAN DI SURABAYA No Kategori Jumlah 1 Advanced Materials 2 2 Education 6 3 Environment water 1 4 Finance banking 2 5 Finance nonbanking 1 6 Fintech 1 7 Health 2 8 Industry 4.0 4 9 Manufacture 1 10 Marketplace 3 11 Platform 19 12 Platform fashion 1 13 Platform media 6 14 Social Problem solving 7 15 Transportation 2 Total 58 Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 45. 31 refer their patients for a lab check easier and ­faster. DILo Telkom­ assisted jobhun.id to ­connect job seekers and ­companies while rukon.id ­connects house owners and ­potential renters. A data acquired from Public Relations Division of Surabaya showed that by 9 May 2019, there are 58 startup ­companies ­operates in Surabaya. They focused on 15 areas such as platform­, ­social ­problem solving, education and other (see table). Not only thriving, but many of Surabaya startups also achieve recognitions. Riliv was ­acknowledged as one of the 16 Best Young ­Social Entrepreneur­by Singapore ­International ­Foundation 2016 and Best Sustainable Startup by Tempo­ ­Newspaper in 2017. Ojesy was the ­winner of Young Entrepreneur­by Ministry of Sport and Youth in 2018 and the ­finalist of Hardware Battle 2018, Asia Region. Jejakku, ­another startup ­company is now a reputable travel platform. Garda Pangan is named as 20 best ­startups in the ASEAN Young Sociopreneur Program, while ­Cubaecon was given the 2016 ASEAN ICT Award.Source: Public Relations Division of Surabaya , 9 May 2019. Figures of Surabaya Startups No Category Quantity 1 Advanced Materials 2 2 Education 6 3 Environment Water 1 4 Banking Finance 2 5 Non-Banking Finance 1 6 Financial Technology 1 7 Health 2 8 Industry 4.0 4 9 Manufacture 1 10 Marketplace 3 11. Platform 10 12 Platform Fashion 1 13. Platform Media 6 14. Social problem solving 7 15. Transportation 2 Total 58 Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 46. 32 Berkat keseriusan dalam memajukan ­industri kreatif melalui usaha rintisan, Kota Surabaya meraih ­penghargaan Green City Award, Learning City dari Unesco dan Walikota Risma mendapat pengakuan internasional sebagai Startup National Award for Local Policy Leadership 2016.Yang membanggakan, kota ini terpilih sebagai tuan rumah pertemuan internasional pekerja kreatif, The Startup National Summit 2018. Yap, Surabaya tengah bergerak menjadi pusat pengembangan industri digital startup. l Surabaya’s achievement in nurturing­­startup companies­is well recognized. ­Surabaya is named as Green City Award, Learning ­Cityfrom Unesco while Surabaya Mayor, Tri Rismaharini was ­acknowledged as Startup ­National Award for Local Policy ­Leadership 2016. Surabaya also hosted a reputable event for creative workers, The Startup National Summit 2018. Yes, Surabaya is moving forward as the ­center of digital industry startup development. l Bergerak Menjadi Pusat Industri Digital l Moving ForwardTo BeThe Center ofThe Digital Industry
  • 47. 33 Film, animasi, dan video adalah bisnis kreatif dengan besaran pangsa yang menggiurkan. Di masa-masa mendatang sektor-sektor ini diprediksi tetap digemari dan berkembang dengan pesat. The Film, animation, and video sectors are part of creative business with a lucrative market and are predicted to grow fast and maintain their popularity for long. Film, Animasi, dan Video Bergerak Lewat Komunitas Film, Animation, and Video MovingForwardThroughCommunities Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 48. 34 Kemajuan teknologi kian memberikan kemudahan bagi peminat film, animasi, maupun video. Saluran ­televisi bertambah banyak jumlahnya dan semakin bagus ­kualitas gambarnya. Kehadiran teknologi streaming ­semakin ­memanjakan pemirsa, karena dapat menonton hiburan yang disukai setiap saat, hanya dengan sekali klik di gadgetnya­. Era digital dan jejaring online yang semakin mendunia turut mendorong maraknya industri perfilman. Berbagai judul film silih berganti tidak henti-henti menghiasi layar bioskop, layar kaca, maupun layar smarphone. Produsen film dan animasi bersemangat mengisi hari-hari dengan produksi baru dengan cerita yang memikat hati. Demikian juga bidang animasi, menunjukkan tren perkembangan yang menggembirakan. Kita bisa ­melihat munculnya serial animasi buatan anak negeri di ­televisi nasional, yang sebelumnya hanya didominasi oleh ­animasi-animasi dari luar negeri. Satu di antaranya adalah animasi tiga dimensi (3D) serial Gob and Friends. 34 Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 49. 35 The advancement of technology­serves the film, animation, and video audience even better each day. The number of the TV station is steadily growing while the screen quality is improving. The streaming technology spoils TV audience even more by enabling them to watch their favorite TV program anytime, only a click away on their ­gadgets. The existence of online space in the digital era drives the growth of the film industry. ­Numerous films are shown in cinemas­, TV screens and ­smartphones. It means bigger demands­for film products, encouraging film producers to make new products with better stories. The animation sector experienced a similar ­development. Indonesian made animations are now played on national TV screens, breaking the dominance of overseas productions. A 3D ­animation series, Gob and Friends is one of them. 35Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 50. 36 Gob adalah kerbau yang memiliki rasa ­keingintahuan besar dan di saat yang sama ­merupakan sosok lugu yang selalu mujur. ­Keberadaannya selalu membawa masalah bagi sahabat-sahabatnya. Yang membanggakan, serial ini diproduksi oleh Hompimpa Animation Studio yang bermarkas­ di Surabaya. Tidak hanya tayang di televisi swasta nasional, animasi fabel ini juga tayang di 22 negara, di antaranya di Cina, Korea Selatan, Arab Saudi, Singapura, dan Malaysia. Gob is an innocent yet curious buffalo who is always lucky although his curiosity brings troubles to his close friends. This animation which already been aired in Indonesia and 22 other countries, ­including China, South Korea, Saudi Arabia, Singapore, and Malaysia, was produced by ­Hompimpa Animation Studio in Surabaya. While the stories in Gob and Friends are universal­, we can find Surabaya local wisdom in their episodes. “We were raised and live in ­Surabaya, therefore we try to feature ­Surabaya Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 51. 37 Meskipun Gob and Friends bercerita tentang kehidupan universal tetapi tetap disisipi muatan local wisdom Surabaya dalam episode-episodenya­. “Karena kami ada dan besar di Surabaya, maka kami berusaha mengangkat ikon Surabaya ­menjadi salah satu ciri dalam produksi, termasuk­di serial Gob and Friends, ” kata Faza Amaly Sulthon, pimpinan Hompimpa Animation Studio. Berdasar pengamatan di lapangan, minat ­masyarakat­pada film, animasi, dan video ­di ­Su­rabaya­ tumbuh subur melalui komunitas-komunitas­hobi. icons in our productions, including Gob and Friends,” said Faza Amaly Sulthon, chief of Hompimpa­Animation Studio. Our field observation confirms that ­public attention­to the film, animation, and video sectors­ is growing bigger in Surabaya through hobby ­communities and universities’ study programs, ­especially in visual communication design. The film sector experiences the same enthusiasm. One of the indie film communities­, Sinemaintensif, hold an annual short film ­festival. Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 52. 38 Juga berkembang di beberapa ­pergu­ruan­ tinggi. terutama di Program Studi Desain ­Komunikasi Visual (DKV). Bidang film geliatnya juga lumayan besar, bahkan komunitas film indie tiap tahun menggelar agenda tahunan berupa festival film pendek. Komunitas ini berada di bawah payung Sinemaintensif. Selain Sinemaintensif ada juga komunitas­ Indepen­den Film Surabaya (Infis) yang ­per­nah­ meng­gan­deng beberapa instansi saat memperingati­Hari Film Nasional 2018 dalam pembuatan­film pendek untuk mempromosikan wilayah mereka masing-masing. Other indie film community, Independen Film Surabaya (Infis) has collaborated with several agencies to create short movies promoting ­different regions to commemorate­National Film Day 2018. Graphic video and mapping video ­communities Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 53. 39 Juga kelompok video grafis dan video maping, yang tumbuh melalui komunitas ­di dalam kampus maupun di tengah-tengah masyarakat terutama generasi milenial alumni dari beberapa program studi ­tertentu. ­Sebagai contoh Rofiqi. Lewat bendera ­Apstrophe Stories mahasiswa tingkat akhir DKV Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya ini bersama kelompoknya telah beberapa kali memproduksi film untuk kepentingan ­corporate social responsibility (CSR) suatu ­perusahaan. Termasuk membuat video ­maping dan animasi video klip untuk lagu Mu bersama Erwin Prasetya melalui Aquarius Music. Subsektor ekonomi kreatif ini memiliki ­potensi besar yang bisa dikembangkan ­menjadi sumber pendapatan konkret ­dengan disertai keahlian mumpuni, inovasi serta ­jaringan/komunitas yang saling mendukung. l are ­growing as well in campuses and communities­, usually­led by universities­alumni. Rofiqi and his friends from a VCD study ­program of a state university­ in ­Surabaya established­Apstrophe­Stories­which ­produces corporate social responsibility­­(CSR) movies­ for a ­corporation. They also produced­mapping video and ­animation video clip for a song titled “Mu”, a collaboration­with Aquarius Music’s Erwin Prasetya. It is now obvious that creative economy sub-sector has­a huge potential to be developed further­as ­revenue ­generator so long that we invest­in upgrading­our skills, keep ­innovating, and continually­nurturing the ­collaborative ­networks/communities­. l Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 54. 40 Kampung nelayan yang bersih dan warna-warni. Bergerak Lewat Komunitas l Moving ForwardThrough Communities
  • 55. 41 Kampung bukanlah sekadar tempat hunian­ dengan sederet rumah kecil yang padat. Kampung­adalah komunitas, sebuah organisme yang hidup. Suasana kekeluargaan yang guyub memungkinkan terjadinya kerja sama yang ­antarwarga kampung. Sungguh itu merupakan potensi ekonomi yang luar biasa. Warga sejumlah kampung di Surabaya ­sudah lazim melakukan aktivitas ekonomi yang sama, yang kemudian secara alami menjadi ciri khas kampung tersebut. Sederet contoh dapat disebut­. Warga di kawasan Banyuurip Gang X dan XI banyak yang bekerja membuat lontong (nasi ­terbungkus daun pisang), maka kampung itu kemudian dikenal sebagai Kampung Lontong. Kampong is not only a dwelling area characterized­by a row of small, dense ­houses. It is a community, a ­living ­organism. The familial spirit and close bond among its dwellers position kampong­as a huge ­economic potential. Residents of several kampongs in Surabaya have a similar occupation­ or make similar products­which later become the trademark of the said ­kampongs. Most residents of Banyuurip Gang X and XI, for instance, ­produced lontong (steamed rice cake covered in banana leaves), therefore they are known as the lontong kampong. Kampung MenjualKarakteristikKampung Kampong ToSellTheValuesofKampong Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
  • 56. 42 Di sini diperkirakan ada 100 pengusaha lontong dengan kapasitas produksi masing-masing sekitar 400 buah per hari. Sementara itu Kecamatan Bubutan getol ­me­ngem­bangkan wisata lingkungan kota ­dengan menawarkan destinasi bertema Kampung ­Lawas. Jl. Maspati Gang V dan VI menjadi salah satu ­andalannya. Di kampung ini masih banyak ­ba­ngunan lama berarsitektur khas Surabaya yang terawat dengan baik. Rumah kuno berpintu ­rangkap model kupu tarung serta meja kursi kayu berbalut rotan. Teras depan diberi poni berupa There are approximately 100 lontong producers in both kampongs which together produce about 400 kilograms of lontong every day. Bubutan District, blessed with many rather ­well-preserved old kampongs, offered old ­kampong tourism. Jalan Maspati Gang V and VI are the ­primadonna as they are the homes of rather ­well-preserved traditional Surabaya houses. These houses typically have traditional twin doors that ­locally known as kupu tarung (the fighting ­butterflies or butterfly couple), coupled with rattan chairs and ­tables. Another Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
  • 57. 43 ­ornamen kayu berukir. Lantainya tegel kuning ­kembang-kembang. Lalu di dinding terdapat hiasan kepala menjangan lengkap dengan tanduk aslinya. Untuk melengkapi suasana kampung tempo doeloe, warga Maspati menyambut wisatawan dengan mengenakan busana khas Suroboyoan dan menjamu dengan makanan dan jajan tradi­sional. Dari sebuah piringan hitam tua mengalun lagu jadul Ernie Johan maupun Dara Puspita. “Rumah-rumah di sini dipertahankan ­bentuknya, tidak boleh diubah. Kami menyewakan­ feature of these houses is ornamented­wooden facade, stylistic yellow tile, and deer head ornaments. To deepen the atmosphere of traditional ­Surabaya, some residents of both kampongs greet visitors with Surabaya traditional costume and serve Surabaya traditional food and snacks. Old songs of Enie Johan and Dara Puspita from ­equally old vinyl record resonated the atmosphere of old Surabaya. “We preserve the traditional architecture of these houses which now mostly function as a Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
  • 58. 44 untuk homestay. Banyak yang sudah nginap ­ di sini­, turis asing suka dengan kampung lawas seperti ini,” kata Sabar Soeastono, Koordinator Kampung Wisata. Sebenarnya suasana kampung lawas tidak hanya ada di Maspati, tetapi dapat juga ditemui di sebagian kawasan Peneleh, Lawang Seketeng, Ketandan, dan Kebangsren. Ada lagi Kampung Ampel yang sejak lama dikenal sebagai kampung dengan penduduk mayoritas etnis Arab. Kampung Pecinan di Jl. Kapasan, Karet, Tambak Bayan dan ­Kampung Nelayan di Bulak Kenjeran. Lalu kreativitas semakin berkembang. ­emerin­tah­Kota Surabaya sejak 2008 aktif ­mendukung terbentuknya kampung-kampung tematik. Mengha­dirkan ikon baru bagi kampung yang belum memiliki ciri khas. Lahirlah Kampung Warna-warni di Kenjeran, Kampung Dolanan Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
  • 59. 45 homestay. Many people have stayed here, including foreign tourists­who love to stay in such old kampong like this,” said Sabar Soeastono, the coordinator of the Tourism Kampongs. The ambiance of old Surabaya residential area also can be found in some parts of Peneleh, Lawang Seketeng, Ketandan, and Kebangsren. Surabaya also has two culturally distinct areas. Ampel kampong which for centuries inhabited by Surabayans of Arabic descents offers a glimpse of Arabic culture. We can buy some Arabic­snacks and hear people having a chit chat ­in Arabic­-Indonesian mix. Those who are into Chinese kampongs can head to Surabaya’s old Chinatown in Jalan Kapasan, Karet, and Tambak Bayan. Others who want to see the activities of a fisherman’s kampong­can go to Bulak and Kenjeran. Surabaya Municipal Government actively supported the idea of thematic kampong, that is kampong which displays a strong distinct personality. It also encourages other kampongs to find their own uniqueness. This encouragement helps the establishment­ of the colorful kampong in Kenjeran, the kampong of traditional games in Simokerto, the innovative kampong of Dupak Baru, the Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
  • 60. 46 Simokerto, Kampung Inovatif Dupak Baru, Kampung Ilmu di Jalan Semarang karena terdapat pasar buku loak yang po­puler. Termasuk Kampung Kreatif di Putat Jaya, yang merupakan upaya rehabilitasi dari bekas kompleks lokalisasi Dolly. Di Jalan Genteng Candirejo, muncul Kampung Herbal. Warga di­ajak ­menanam tumbuhan herbal seperti kunyit, jahe, temulawak, sirih, belimbing wuluh, serta diajari cara mengolah menjadi minuman sehat. Realitas ekonomi kreatif berbasis ­kampung seperti itu merupakan modal besar yang perlu terus dikembangkan. Kekuatan ekonomi akar rumput yang ulet, yang berpadu dengan goodwill kuat dari pemerintah, niscaya akan mempercepat terciptanya kesejahteraan masyarakat. l Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
  • 61. 47 kampong of knowledge in Jalan Semarang (thanks to old-book stores compound), and the creative kampong of Putat Jaya, a rehabilitation effort to change the traditional prostitute area. Jalan Genteng Candirejo became the herbal kampong, initiative which encourage­the residents to plant herbs and rhizomes such as turmeric, ­ginger, Javanese ginger, betel nut, bilimbi, and others. Not only ­growing the plants, but residents­of Genteng Candirejo also been trained to ­transform the herbs and ­rhizomes into healthy drinks. The kampong-based creative economy is an ­important capital that needs to be developed­further. A combination if strong-willed­residents and the full-of-initiative government­will create the wealth and prosperity­of the society. l Menjual Karakteristik Kampung l To SellTheValues of Kampong
  • 62. 48 Inilah kelebihan perangkat busana Nusantara. Dia tidak hanya mengutamakan aspek pragmatik fungsionalnya belaka, tetapi juga menghadirkan estetika. Bahkan menyampaikan pesan filsafati. Tutup kepala tradisional udeng adalah satu dari sekian banyak contoh yang dapat disebut. Kerajinan Menjual Udeng Beserta Falsafahnya Indonesian traditional attire has an undisputable­­advantage. It does not only have a pragmatic function but aesthetics and philosophies as well. Udeng, the traditional headwear for men is one of such attire. Crafts Selling Udeng and Its Philosophies Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
  • 63. 49 Udeng tidak hanya berfungsi sebagai pelindung­ kepala dari terik matahari dan hujan, tetapi juga menghadirkan keindahan bagi pemakainya. ­Persilangan kain di bagian kening kanan dan di tengah dahi pemakai udeng, yang berbentuk segi tiga, bukanlah semata estetika. Tetapi merupakan ­trinetra. Sebuah perlambang yang mengantarkan pesan bahwa hubungan ­antara manusia, alam, dengan Tuhan hendaknya dijaga keseimbangannya. “Turis yang suka dengan narasi-narasi ­se­perti­ itu,” kata Wulan Setyasih pengelola Cahwaty ­Collec­tion, yang bergerak di bidang kerajinan udeng khas Surabaya. Menyadari hal tersebut­, pada setiap udeng produk Cahwaty selalu ­diserta­kan­ selembar karton kecil berisi deskripsi singkat mak­na udeng dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Penambahan deskripsi pada kemasan ­ternyata berdampak signifikan. Harga jual dapat ­diting­katkan­­ bila kemasan dibikin menarik Udeng does not only protecting its users from heat and rain but offers also aesthetic and ­philoso­phi­cal­ value. A traditional triangle-shaped fabric put on the head with a crossing knot at the center of one’s forehead or at the right side of one’s temple that we called trinetra is not only for aesthetic purpose. It symbolizes the relationship between human, nature, and God whose stability­ should always be maintained. “Foreign tourists love these narratives­,” said Wulan Setyasih, manager­of Cahwaty Collection­which sells Surabaya-style udeng. Realizing this, Cahwaty provided a small paper note briefly describing­the meaning of udeng in Indonesian and English. The addition of this small note impacts the sales significantly. More attractive packaging with ­horizon-widening notes increases the price. ­ Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
  • 64. 50 ­disertai kete­rangan­yang menambah wawasan. Dulu gan­tungan­kunci udeng berbungkus plastik biasa dijual Rp 5.000,-. “Setelah saya kemas bagus, bisa laku Rp 10.000 per biji. Butuh waktu satu tahun untuk mendapatkan desain yang pas,” kata Wulan. The plastic-laminated udeng keychain was previously sold for IDR 5,000. “After we improve the packaging­, we can sell it for IDR 10,000 per piece. We need a year to arrive at the appropriate package design­,” said Wulan. Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
  • 65. 51 Wulan tidak hanya membuat kerajinan udeng mini dalam bentuk gantungan kunci, tetapi juga memproduksi udeng sungguhan. Bahan udeng terbuat dari kain batik, biasanya dipilih motif merica kecil-kecil. Secara tradisional pemakaian udeng dilakukan­ dengan cara melilitkan kain secara manual ­dengan mengikuti pola lipatan tertentu. Tapi demi kepraktisan udeng buatan Wulan dibuat instan. Langsung tinggal dipakai, karena sudah ­dilengkapi dengan penutup kepala beserta spon penyangga di seputar lingkar kepala. Kerajinan udeng banyak diminati masyarakat untuk melengkapi busana adat yang biasanya dikenakan pada hari-hari besar nasional atau menghadiri event pertemuan maupun konverensi. Juga dicari untuk keperluan karnaval dan acara pemilihan Cak Ning Suroboyo. Kerajinan ini juga cocok untuk buah tangan, penanda seseorang Not only udeng-shaped keychain, but Wulan also produces the real udeng. Most of her udengs made from batik fabric featuring small peppers drawing. Traditionally, men wear udeng by wrapping up the fabric around their head using differ- ent ­folding styles. ­However, Wulan only sells the r e a d y - t o - w e a r udeng. To add more comfort, Wulan put sponge around the inner side of the udeng. Udeng might not very popular nowadays, but some people still wearing it on special occasions such as national commemoration, conference, and other special events. Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
  • 66. 52 pernah berkunjung ke Surabaya. Harga udeng bervariasi antara Rp. 35 ribu hingga Rp.60 ribu. Dijual di sentra-sentra kerajinan dan ­dipasarkan melalui online. Wulan adalah perempuan aktif kreatif­. Dirinya sempat mendapatkan apresiasi ­sebagai salah satu Pahlawan Ekonomi tahun 2012 untuk kategori bisnis handycraf. Karena gerak kreativitasnya, ­Wulan tidak mandeg pada ­sebuah produk saja. Dia melakukan ­diversifikasi usaha meskipun ­masih tetap ­di wilayah kerajinan. Dulu dirinya mengawali usaha dengan ­memproduksi baju lukis, kerudung dan tas lukis. Ini dilakukan sebagai solusi setelah dirinya ­menjadi salah satu korban fenomena distrupsi. Bisnis radio panggil tempat dirinya bekerja, ditutup pada 1989 karena tergilas kedatangan telepon genggam. People also look for udeng to participate in carnival or Surabaya beauty pageant­. Udeng is also a typical souvenir to confirm that someone has visited Surabaya. Most udeng are sold for IDR 35-60 thousand in the craft centers and is continually market online. Wulan which represents an active ­creative woman­was named as one of Surabaya’s Economic­Hero 2012 in the handicraft category. Her creativity­drove her to diversify her craft business­. Wu- lan produces­the pictured shirts, pictured veil, and pictured­bags. Wulan turned to ­creative industry when she realized that she was one of the victims of the ­disruption era. The paging­company where she used to work for was shut down in 1999, crushed by the tide of the cellphone. Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
  • 67. 53 A traditional triangle-shaped fabric put on the head with a crossing knot at the center of one’s forehead or at the right side of one’s temple that we called ­trinetra is not only for aesthetic purpose. It symbolizes­the relationship between human, nature, and God whose stability should always be maintained. Sekarang Wulan sedang bersemangat mengga­rap pesanan syal batik tulis berbahan kain sutra. Kecakapan melukis yang diperoleh dari pelatihan melukis pada November 2012 terbukti menjadi bekal yang berarti. Seiring dengan berkembangnya produksi, Wulan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya di Jl. Jambangan I/3A, Surabaya. Bahkan­ sekarang juga membuka cabang di Putat Jaya Barat VIB/8. Desain batik dibuat, lalu proses nyanting ­tinggal diserahkan ke tetangga yang sudah dilatihnya. l Wulan is now busy completing her new project, producing traditional batik silk scarf. Her drawing­ ability that she acquired through a drawing­training­ in 2012 is proven very useful. Wulan business is getting bigger and now it ­employs her neighbor who lives nearby to her house in Jalan Jambangan I/3A, Surabaya. ­Recently she opened a branch in Putat Jaya Barat VIB/8. Wulan made the batik motive and let her neighbors, that she previously trained, do the rest, including nyanting (adding color to the design using wax). l Persilangan kain di bagian kening kanan dan di tengah dahi pemakai udeng, yang berbentuk segi tiga, merupakan trinetra. Perlambang bahwa hubungan antara manusia, alam, dengan Tuhan hendaknya dijaga keseimbangannya. Menjual Udeng Beserta Falsafahnya l Selling Udeng and Its Philosophies
  • 68. 54 A fragment of the keron­cong­ song created by S. Padimin­in the 1950s is not talking about memories yet as Surabaya’s­ semanggi culinary still exists­ today. In fact, there are ­increasing efforts to diversify­ Penggalan lagu keroncong ciptaan S. Padimin­ di era 1950-an itu, bukan sekadar catatan ­kena­ngan­. Sebab kuliner Semanggi Surabaya tersebut masih eksis hingga sekarang. Bahkan semakin ada upaya untuk menganekaragamkan sehingga menjadi makanan yang lebih bervariasi dan selaras dengan selera zaman. Melestarikan Makanan Khas Surabaya Culinary To Preserve Surabaya’s Typical Food Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo (Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo) Dimakan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli, Bung… mari.... (So delicious is the semanggi served with rice cracker, let’s have them... friends...) Harganya sangat murah, sayur semanggi Suroboyo (Very cheap is the price of semanggi Suroboyo) Didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung, Bung... beli…. (Brought and sold from one kampong to another, let’s buy them... friends...) KULINER CULINARY Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 69. 55 the light meal into more varied menus to adapt to the changing taste and palate of the time. Semanggi, the watercress- like­vegetable that usually served light boiled —hence spoilt quickly— is now available in the instant ready-to-serve packaging­. it can be used as a souvenir or sent to relatives living far away. It was Sumini, a resident of Sawo Bringin Gang 5 No. 32A, Sambikerep, Surabaya who has the idea to serve semanggi in the form of instant food. Her idea brought her to be the winner of the ­Surabaya Economic­ Heroes 2016 in the culinary business ­category. Sayur semanggi­yang secara alami cepat basi kini sudah dapat diatasi dengan menghadirkan ­semanggi kering dalam kemasan instan yang siap saji. Dengan demikian dapat dijadikan oleh-oleh atau dipaketkan untuk saudara yang berada jauh di sana. Adalah Sumini, warga kampung Sawo ­Bringin Gang 5 No. 32A, Sambikerep Surabaya yang merupakan salah satu pelaku ekonomi kreatif di Surabaya dengan membuat semanggi instan. Pemenang Pahlawan Ekonomi Surabaya tahun 2016 kategori kuliner bisnis itu awalnya adalah pedagang semanggi keliling, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan­ ­tetangga-tetangganya­. Di k­awasan ­Surabaya Barat tersebut­, ­memang tumbuh subur tanaman semanggi, sehingga wajar jika daerah tersebut dikenal­ se­bagai kampung ­semanggi. Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 70. 56 “Seperti orang-orang sini, saya dulu juga pedagang ­semanggi keliling­, jualan keluar masuk kampung. Sampai pada satu hari ada seorang pelanggan yang berniat membawa semanggi ke Singapura. Saya tertantang untuk bisa menyiapkannya,” kata Sumini. Mulailah dia melakukan rangkaian percobaan. Bekerja keras, ­me­ngeringkan bahan dasar daun semanggi, lalu dikemas. ­Berhasil. Sampai pada bumbu yang harus diramunya, Sumini perlu trial and ­error puluhan kali. Tak patah arang dia terus mencoba, hingga akhirnya benar-benar menemukan formulasi bumbu semanggi yang awet. Bisa bertahan hingga enam bulan. Tidak hanya itu, kini Sumini sudah berinovasi lebih jauh. Membuat produk olahan turunan dari tanaman semanggi ­antara lain kerupuk, ­lapis kukus, krispi, stik ubi, rempeyek, bubuk ­semanggi, hingga teh daun semanggi. Tidak berhenti ­ di semanggi dia juga merambah ke tanaman lain seperti sengon hingga melahirkan camilan kacang sengon dan bumbu pecel sengon. Juga mengola daun kelor menjadi rempeyek dan pecel, hingga membuat abon tewel (nangka muda). 56 Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 71. 57 Sumini herself was semanggi food seller who travels many parts of Surabaya to sell her food as most of her neighbors do. Semanggi, the watercress-like water weeds can be ­harvested easily in the western part of Surabaya, therefore Sumini’s kampong and ­surroundings are nicknamed as the semanggi area. “Just like other people here, I used to sell semanggi from one kampong to another around Surabaya. One day, there was a customer who wanted to bring semanggi to Singapore. I am challenged to be able to prepare the food (for such a long journey),” Sumini said. Sumini began doing a series of experiments. She dried the semanggi leaves and packed them successfully. The remaining challenge at that time was how to ­prepare the sauce which should last long. Sumini failed a dozen times but keep ­trying until, one day, she finally found a durable formula for the sauce which lasts up to six months. For your information, semanggi is usually lightly boiled, drained, and then served with the spiced sweet potato-based sauce and rice cracker. The success in producing durable instant semanggi led Sumini to expand her experiments. She made semanggi derivative products, such as crackers, layered steamed cake, tempura-like product, sweet potato sticks, rempeyek (a kind of fried cracker), semanggi powder, and semanggi tea. Not only semanggi, Sumini also experimented with other ingredients, such as sengon (silk tree bean). 57Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 72. 58 “Saya ini selalu ingin mencoba dan mencoba. Saya ingin ­mengembangkan makanan khas Surabaya yang terbuat dari semanggi” katanya. Sedikitnya ada 14 item barang dagangan yang kini diproduksinya. She produced the fried sengon bean, sengon ­pecel (pecel is Indonesian peanut-based salad sauce), Moringa leaves brittle, moringa pecel, and vegan meat floss made from tewel (young jackfruit)­. “I always want to try and try something new. ­ I want­to specialize in Surabaya typical foods made from semanggi,” she said. There are at least 14 products that she now produces. What Sumini is doing is part of developing the creative economy in the culinary sub-sector. The Creative Economy Agency (Bekraf) categorized any act of preparing, processing, and presenting­ food and beverage products that feature the­ ­elements of creativity, aesthetics, tradition, and/ or local wisdom as a creative product. Bekraf regarded these efforts as important elements in enhancing the taste and value of culinary products and therefore attracting more sales and provide a better experience for consumers. Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 73. 59 Apa yang dilakukan Sumini adalah ­bagian dari pengembangan ekonomi ­kreatif ­subsektor kuliner. Dalam definisi Badan Ekonomi Kreatif­(Bekraf), kegiatan persiapan, pengolahan, ­penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan­unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau ­kearif­an­lokal, diakui oleh lembaga kuliner sebagai­elemen­ ­terpenting dalam meningkatkan­cita rasa dan nilai produk ­tersebut, untuk menarik­ daya beli dan ­memberikan pengalaman bagi ­konsumen. Di tingkat nasional, subsektor kuliner ini ­memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Industri kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk berkembang, oleh karena itu pemerintah terus mendukung supaya lebih maju. At the national level, this culinary sub-sector contributed significantly to the national economy. No less than 30% of the total income in the tourism­ sector and the creative economy was from food and beverage. Given the fact that the ­culi­nary­­industry has a very strong potential to grow further, ­­the ­government continues to support it. Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 74. 60 Kini semanggi instan buatan Sumini telah ­menjadi salah satu buah tangan andalan Surabaya­. Dijual dengan harga Rp 50 ribu per paket, sudah lengkap dengan kerupuk siap ­goreng dan bumbu. Kini omset pesanannya ­sudah ­mencapai Rp 20 juta per bulan. Sumini mengaku­ kadang kuwalahan­memenuhi ­banyaknya ­pesanan. The instant semanggi made by Sumini has ­become one of Surabaya’s mainstay souvenirs­. Sold for IDR 50 thousand per package, ­a consumer­­will get dried semanggi leaves, rice crackers, and spiced instant sauce. Now the trade turnover of the instant semanggi has reached ­Rp20 million per month. Sumini employed her neighbors, especially to meet the ever ­increasing demands. Unfortuna­te­ly­, not many of her ­neighbors and relatives are interested in following her steps. However, Sumini is not the only person who tried to preserve Surabaya’s typical food, semanggi­. A History lecturer from Airlangga University, Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwar, also introduced various kinds of Surabaya specialties to Japan, precisely at Iwate University, Morioka. Petis, a traditional fish paste, is a staple ingredient­for many Surabaya food. Rujak cingur (a salad of veggies, fruits, and Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 75. 61 Solusi yang dilakukannya­adalah ­mengajak ­tetangga dan kerabatnya yang berminat untuk ikut berproduksi. Tetapi tampaknya­belum banyak yang tertarik mengikuti jejaknya. Bukan hanya Sumini yang mencoba melestarikan­makanan khas Surabaya, seorang dosen Ilmu Sejarah dari Universitas Airlangga­, Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwar, juga mengenalkan­berbagai macam makanan khas Surabaya ke Jepang, tepatnya di Universitas Iwate, Morioka, Jepang. Surabaya memang surga kuliner. Dari ­bahan baku petis saja bisa dighasilkan beberapa ­jenis makanan khas seperti rujak cingur, lontong ­balap, tahu campur, tahu tek, dan lainnya. Kreativitas dibutuhkan dalam menyiapkannya­. Lokasi untuk menjajakan sudah disiapkan ­lewat berbagai event seperti Mlaku-malku Nang ­Tunjungan atau lainnya. steamed beef nose), lontong balap (light soup with bean sprout and tofu), tahu campur (tofu, cassava cake, and beef meat in heavy beefy broth), tahu tek (fried tofu and egg served with bean sprout and fish paste-based sauce), and some others use petis as its main ingredient. Surabaya Municipal government­has prepared various events such as Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan to further promote these specialty products. Businessman within the culinary industry acknow­ledged that there are a number of aspects to be improved and managed more seriously. Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 76. 62 One of them is the need to access ­business license in a simpler procedure of ­one-stop ­office. Anyone wishing to join the culinary ­business ­sector should receive guidance from the government­on business­training, licensing, to legal assistance when starting­up their business. Surabaya has provided this assistance through mentoring and training schemes, such as on packaging­technique, licensing, capital, branding­, and others. These schemes were offered­ by institutions­under the Surabaya Municipal Government­, such as the Office of Commerce, Office of Micro Business and Cooperative, ­Office of the Population Control, Office of Women’s Empowerment and Child Protection, The Culture and Tourism­Agency, as well as several universities such as Surabaya Institute of Technology, ­Surabaya State University, Airlangga University, Ciputra ­University, Surabaya University, and others. l Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada ­sejumlah hal yang harus diperbaiki dan dikelola­ secara lebih serius. Salah satu di antaranya adalah perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu, sehingga lebih mudah dan efektif. Para pebisnis kuliner baru ­sebaiknya mendapatkan panduan dari pemerintah, bisa dari pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai pada ­pendam­pingan­­ hukum dalam proses pendirian usaha. Surabaya sudah melakukan itu melalui ­pen­dampingan dan pelatihan, teknis­ ­seperti kemasan­, perizinan, permodalan, branding­dan ­lainnya, baik yang dilakukan oleh Organisasi­­Perangkat ­Daerah di lingkungan Pemkot Surabaya­, seperti Dinas ­Perdagangan, Dinas ­Koperasi dan ­Usaha Mikro, ­Dinas Pengendalian­ ­Penduduk, ­Pemberda­yaan­ Perempuan­dan ­Perlindungan Anak, Dinas Kebudayaan­dan Pariwisata­, serta perguruan tinggi seperti ITS, Unesa, Unair, Univ. Ciputra, Ubaya. l Melestarikan Makanan Khas Surabaya l CulinaryTo Preserve Surabaya’sTypical Food
  • 77. 63 Geliat subsektor kuliner di Surabaya terjadi jauh sebelum istilah ekonomi kreatif bergema seperti sekarang. Tumbuh dari kampung yang sebagian besar penghuninya adalah para ­buruh pabrik korban PHK, salah satunya adalah ­Kampung Kue di daerah Rungkut. Culinary sub-sector in Surabaya has been growing far before the term ‘creative economy’ resonates intensely nowadays. It grows in many kampongs, including the one dubbed as ‘the cake kampong’ in Rungkut whose most residents are former laid-over factory labors. Kuliner KampungKueSejahterahkan KorbanPHK Culinary The‘CakeKampong’Fosters ProsperityforTheEx-Labors Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
  • 78. 64 Sebelum fajar datang, kesibukan di kampung ini sudah terasa. Dapur dari lebih 65 rumah mengepul dengan beragam aktivitas memasak aneka kue, sementara aktivitas pengemasan jajanan yang telah siap dijual diletakkan di beranda-beranda rumah warga. Usai dikemas, aneka kue itu digelar pada lapak-lapak di depan rumah warga memenuhi sebagian Jl. Rungkut Lor Gang 2 Surabaya itu. Ada apem selong, lemper, onde-onde, pukis, wingko, dan sekitar 70 jenis kue lainnya. Pembeli baik tengkulak maupun perorangan datang memenuhi jalan selebar tidak lebih dari tiga meter itu. Dalam sehari transaksi yang terjadi di kampung kue itu rata-rata mencapai Rp 20 juta. Itulah pemandangan keseharian di kampung kue. Geliat itu sudah berjalan hampir 10 tahun terakhir. Warga di situ sebagian besar awalnya adalah para buruh pabrik yang berlokasi tidak jauh dari kampung itu. Saat krisis melanda di tahun 1998-an, sebagian dari pabrik tempat mereka menggantungkan nafkahnya ditutup. Mereka dirumahkan dengan janji akan dipekerjakan kembali jika ekonomi membaik. Nyatanya setelah pabrik buka mereka tidak dipanggil, ­pertimbangannya karena mereka dinilai sudah tidak produktif lagi. Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
  • 79. 65 The cake kampong wakes up before dawn. Steam billowed from­ ­the kitchen of more than 65 houses producing­various cakes. At the ­verandahs, men and women do the packaging and then display them in modest­cake counters in front of houses in Rungkut Lor Gang 2 Surabaya­. We can find apem selong (coconutty crumpets), lemper (steamed glutinous rice filled with spiced chicken meat), onde-onde (fried glutinous rice dotted­with sesame seeds and filled with sweet mung bean paste), pukis (a kind of fluffy pancake), wingko­(sweet ­glutinous rice and coconut fried cake), dan about 70 other cakes. Wholesalers­ and individual con­su­mers­cramped the 3 meters-wide street every ­morning, creating a daily transaction of about IDR 20 ­million. This bustle hustle morning is a typical scene in the cake kampong­for the last 10 years. Most residents of the kampong were workers­­working in many factories nearby. When the monetary­crisis hit ­Indonesia in 1998, many of the factories to which the residents ­relied on, ceased their operations. They got a promise to be ­re-employ­once the ­economic situation gets better. However, they never get­­re-employed­ even when their former ­factory reopened. The management­said that those workers are too old and no longer ­productive. Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
  • 80. 66 Facing economic uncertainty until the 2000s, one of the residents took initiative to start her own business and to help others. “At the beginning, I teach my neighbors how to produce gowns for women and Muslim women. However, this kind of business has a slow capital turnover which made many of us hopeless,” said Choirul Mahpuduah, nicknamed as Bu Irul (Mrs. Irul). Menjadi korban PHK berkepanjangan, karena ­krisis berlanjut hingga tahun 2000-an, satu dari warga di situ berinisiatif untuk memberdayakan ­me­reka­. “Awalnya saya mencoba mengajarkan mereka menjahit dan membuat pakaian perempuan dan busana muslimah. Tapi karena perputarannya lambat, muncul rasa bosan dan putus asa,” kata Choirul Mahpuduah yang akrab dipanggil Bu Irul. Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
  • 81. 67 Irul merasa hampir putus asa. Sebagai mantan aktivis buruh, ia mencoba mengidentifikasi apa yang bisa dijadikan peluang di lingkungannnya itu. Hasil identifikasinya, selain jahit menjahit, ia menemukan ada warga yang bisa membuat kue. Dari situlah ia menawarkan kepada para ­perempuan korban PHK untuk mencoba membuat kue. Ia latih dan coba pasarkan. Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors Bu Irul got hopeless as well for a while. ­Fortunately, as a former labor union activist, she got up again and identified opportunities her ­kampong might have. She then became aware that one of the residents is actually capable of making various cakes. She approached­the former factory workers to be trained in cake production and business.
  • 82. 68 “Jadi kalau ditanya berapa modal untuk­ menjadi­kan Kampung Kue, saya katakan ­modalnya urunan dari tiga orang masing-masing Rp 50 ribu untuk modal. Kemudian berkembang­ seperti sekarang ini,” katanya. Gampang dan ­sederhana untuk diceritakan, sambung perempuan­ kelahiran­Kediri ini, tapi sesungguhnya­berat saat mengawali­dan menjalankannya. Kini Kampung Kue sudah “mendunia” hampir­ sebagian besar kue yang ada di Surabaya, Sidoarjo­, dan sekitarnya, berasal dari kampung ini. Setiap pagi kampung ini penuh sesak dengan pengepul dan tengkulak. Tidak ada persaingan satu dengan lainnya, masing-masing sudah ada pelanggannya. “Saya senang warga dapat saling bekerja sama atau berkolaborasi, bahkan jika di antara mereka ada yang mendapat pesaan dan merasa kuwa­lahan­, ­ di antara mereka saling membantu­untuk memenuhi orderan berjumlah ­besar,” katanya. “This cake kampong­ was initiated by three per- sons who each contributed IDR 50,000 as starting capital­. It now grows like this,” Bu Irul said. However, the real struggle was not as simple as this story. The cake kampong is now famous. Most cakes distributed in Surabaya, Sidoarjo and surrounding­ areas are from this kampong. Wholesalers and middlemen packed in this kampong every morning­ without a fierce competition as each of them have their own groups of consumers. “I am happy that all cake-makers here are collaborating and cooperating­each other. If one of them got an order beyond his or her capacity, she or he will request others to help,” said Bu Irul. Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
  • 83. 69 Beberapa turis asing pun berminat untuk bertandang. “Turis dari Belgia beberapa malam menginap di sana untuk sekadar tahu bagaimana­ proses bermacam kue itu bisa dihasilkan­,” kata perempuan yang ­pernah mendapat Predikat kedua Pahlawan Ekonomi Surabaya tahun 2014. Kini fasilitas pendukung di kampung itu ­mulai tumbuh, ada Perpustakaan Taman ­Belajar ­Masyarakat, yang tidak hanya berfungsi untuk­ menumbuhkan minat baca, tapi dari apa yang telah mereka baca langsung dipraktikkan­­untuk dijadi­kan usaha. Fasilitas lain yang tumbuh­ adalah Koperasi Simpan Pinjam Pekerja ­Rumahan. This cake kampong is increasingly ­recogni­zed­­ internationally. Some foreign tourists­ went there to see the activity and taste the cakes. “Tourists from Belgium stayed here a couple of nights to see how we produce various cakes,” said Bu Irul, the runner­up of Surabaya Economic­Hero 2014. As the business grows, so do the facilities­in this kampong. A community library is built there for residents to read get inspired to start a ­business. This kampong has also a saving and loan ­coo­pe­ra­­tive­­ to help residents who need capital to start or enlarge their business. Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors
  • 84. 70 Kampung Kue Sejahterahkan Korban PHK l The ‘Cake Kampong’ Fosters Prosperity forThe Ex-Labors Tumbuhnya Kampung Kue di Surabaya ini, ­mendorong beberapa daerah untuk mereplikasi kampung kreatif di beberapa daaerah ­­di antara­nya­Tangerang Selatan, Banten, yang ­konsepnya pengembangan dari Kampung Kue ­Surabaya, juga di Kabupaten Trenggalek. “Bagi saya apa yang telah berhasil perlu ditularkan­agar semua masyarakat bisa sama-sama berhasil. Soal kreatif, masyarakat kita jauh lebih baik, tinggal memotivasi,” kata Irul. l The success of this cake kampong was replicated­by other cities such as Tangerang Selatan­in Banten Province and Trenggalek in East Java. “For me, it is good to tell others about how we achieve our success so others can succeed­as well. Our people are basically­crea­tive. All we need to do is to motivate them,” said Bu Irul. l
  • 85. 71 Selalu ada celah diantara ketatnya dunia usaha. Dan hanya mata kreatif yang mampu melihatnya­. Bisnis kaos oblong tersebar ­di mana-ma­na­, dengan segala keunikannya. Fashion The Well-Sold Satirical and Cursing T-shirts Fesyen KaosParikandan Umpatanyang‘Marketable’ There are always opportunities at the heart of ­competitive business. It takes sharp eyes to spot the niche. While the t-shirt industry seems saturated­for many people given the fact that there are ­numerous companies and individuals in this area, Irawan ­Prasetyo, ST still see the opportunity of the untapped spot: a business of t-shirt featuring­ parikan and ­pisuhan.
  • 86. 72 Tapi toh Irawan Prasetyo, ST, masih mampu melihat ada yang belum diproduksi kompetitor­. Dan ini khas Sura­ba­ya, yaitu kaos bertema ­parikan (pantun Jawa). Juga pisuhan (umpatan). Tak terduga, juga bagi pencetusnya sendiri­, parikan dan pisuhan ternyata marketable. Sejumlah­parikan lucu yang tercetak di punggung­ kaos mendapat sambutan positif. Pembaca tertawa­, lalu tergerak untuk membelinya. Parikan is closer to witty satirical rhymed poem, while pisuhan is cursing phrases, both of them are in Surabaya dialect of Javanese language. It is a surpise, even for the producer, that parikan­and pisuhan are actually marketable. The witty and mostly satirical rhymed Javanese poem inscribed at the back of a t-shirt got warm responses­from the market. Those accidentally read it bemused and finally bought one. Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
  • 87. 73 Malah sebagian dari mereka kemudian ­menjadi follower setia yang menunggu-nunggu kaos parikan edisi berikut­nya. Turu pasar kemulan keset. Senden cagak bantalan gobis. Rai sangar koyok dukun santet. Tak sentak lha kok nangis. (Tidur pasar berselimut keset. Bersandar pilar Some of them become loyal customers who always buy the new editions of the t-shirts. Turu pasar kemulan keset Senden cagak bantalan gobis Rai sangar koyok dukun santet Tak sentak lha kok nangis Basically this funny poem is talking about Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
  • 88. 74 berbantal kubis. Wajah sangar seperti dukun santet. Saya bentak lha kok menangis.) Isuk mruput wis ngantor. Wani nyeruput ­tak pongor. (Pagi buta sudah ke kantor. Berani minum kopiku,kupukul). Selain parikan, pria lulusan Teknik Industri UPN VeteranSurabaya ini juga mengeksplorasi bahasa Jawa dialek Suroboyoan yang egaliter, relatif kasar, dan banyak umpatan. Anehnya, subkultursepertiitu diam-diam diterima sebagai an irony of somebody who has a fierce face just like a witch but sentimental (or easily ­intimidated), hence crying once scolded. Isuk mruput wis ngantor Wani nyruput tak pongor This one warns anyone not to sip one’s coffee otherwise get his/her face punched. Not only parikan, the graduate of UPN Veteran­ Surabaya also explored more the Surabaya dialect­. For some people, Surabaya dialect is relatively rude, marred by many types of cursings. However, this sub-culture is well accepted among Surabayans. When this sub-culture is featured at the back of a t-shirt, the market loves it. Generally, the design of Kaos Mambu —the trademark of this t-shirt— is inspired by the logo of many well-known products. Kaos Mambu made
  • 89. 75 identitas khas arek Surabaya. Lalu muncullah ide menampilkan umpatan khas itu di bagian depan kaos, dan uniknya, kemudian digemari oleh pasar. Umumnya desain buatan Kaos Mambu ­inite­rin­spi­­rasi iklan atau logo produk ternama­, yang ke­mudian diparodikan hingga memunculkan­ kelucuan. Logo Burger King dipelesetkan­ menjadi nJeng King. Iklan minuman ringan Sprite dimainkan­menjadi Sepet nDelok raimu parody out of them which sparked fun. The logo of Burger King, for example, was parodized as Njeng King, a Suroboyoan word for semi-squatting­ position­. Meanwhile, the ad of Sprite was translated­into “sepet ndelok raimu” which means my eyes hurt by looking at you. The brand Durex was transforned into “burex dapuranmu” which means “your face is unbearably ugly”. Irwan was once got reprimanded because ­­ of the rudeness displayed on his t-shirts. When he participated in a business exhibition in Jogjakarta, a couple of years ago, some visitors shook their heads in disbelief. What they read in his t-shirts are too rude for most of Jogjakartans well-known for their high culture. “A visitor rebuked me which made me ­realized that I was in the wrong place,” said irwan in his workshop, Jalan Medokan Asri Barat IX/23 ­Surabaya. Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
  • 90. 76 (mata sakit lihat mukamu). Merek Durex ­dijadikan ­umpatan sarkas: Burex dapuranmu. (kusamwajahmu­). Berkait dengan “kekasaran” ini, Irawan ­menga­ku­pernah kena batunya. Yaitu, saat mengikuti pemeran indie clothing di Yogyakarta. Di tengah masyarakat berbudaya halus itu humor tersebut terasa kelewat menyengat, tidak sopan. “Mereka geleng-geleng kepala ketika masuk stan saya. Ada juga yang negur saya. Waduh, saya salah tempat ini,” katanya saat ditemui di workshop-nya Jl. Medokan Asri Barat IX/23 Medok­an Ayu, Surabaya. Kenyataan ini berkebalikan dengan bila ­berpa­meran di Surabaya dan sekitarnya. Umumnya pengunjung menerima sebagai candaan biasa, lalu ramai-ramai membelinya. Malah pernah ada pembeli, yang sudah mengambil beberapa potong kaos, masih sempat request: “Apa tidak ada yang Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
  • 91. 77 lebih kemproh (jorok) lagi?” Ya ampun, apa tulisan “Jangkrik raimu assu...”, masih kurang vulgar? Tetapi Kaos Mambu agaknya juga tahu diri. Diantara produknya masih tersedia joke-joke ­mo­derat yang lucu sopan, seperti Iwak Ndog Ceplok­, Rai Ghedeg,atau poster film Star Wars yang ­diubah menjadi: Siktas Waras (baru sembuh).­ Yang menarik, ternyata penggemar kaos parikan­ini bukan hanya etnis Jawa, tapi warga keturunan Tionghoa juga suka. Mereka ­membeli lalu dengan antusias menjelaskan makna parikan­nya kepada anak cucunya. “Ulah pembeli itu macam-macam. Ada yang sukanyahanya baca parikannya saja, ­tertawa-tawa­, lalu pergi,” ujar Irawan. Untuk itu dia menulis parikan sindiran, “Onok kreco ­ditapuk buku. Wis moco yo kudu tuku. # Masiyo ta mek nglirik.” Irwan got a completely different response when he join an exhibition in Surabaya and nearby areas­. Most visitors regarded the parikan and pisuhan­ in his t-shirts as merely joke and finally buy the product. Some customers who already took ­seve­ral pieces­of his t-shirts even gave him a request, “Don’t you have the even uglier curse?” Irwan surprised and thought if the phrase which means “damn, you are bastard” is not vulgar enough. However, Kaos Mambu knows its limit. It also sells the moderate and relatively polite jokes such as “iwak ndog ceplok” (the sunny-side egg meal”), rai gedheg (has no shame), or the poster of Star Wars movie which he changed into “sik tas waras” which means “just recovered from mental illness”. Irwan’s t-shirts are not only loved by the ­Javanese, but other Indonesians as well, including­ the Indonesian Chinese. They bought some Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
  • 92. 78 Agaknya aspek kreativitas menjadi poin ­utama bisnis kreatif yang satu ini. Pengelola harus ­terus-menerus melahirkan parikan yang ­mengena. Untuk itu Irawan mengaku mengikuti grup sosmed komunitas parikan untuk menabung perbendaharaan­ide. Bahkan dirinya pernah membuat lomba parikan, lalu karya terbaiknya dijadikan sebagai materi baru produk Mambu. Hingga saat ini kaos parikan cenderung ­dijual dalam jumlah terbatas. Supaya eksklusif. Satu jenis parikan hanya dicetak beberapa lusin saja. Kemudian Irawan memproduksi desain dan parikan baru lagi untuk diluncurkan edisi bulan depan. Promosi dan pemasaran sebagian besar dilakukan secara online melalui sosmed ­Instagram, WhatsApp, maupun Facebook. Opsi warna juga dibuat terbatas. Agaknya ­konsep harmoni desain secara keseluruhan diutama­kan.Untuk parikan tertentu, perlu ­t-shirts and explain the meaning of the parikan and pisuhan­to their children and grand children enthusias­tically. “There are many types of visitors. Some of them read the parikan and go away smiling,” said Irwan. He made a parikan for them, “Onok kreco ditapuk buku, wis moco yo kudu tuku. #masiyo ta mek nglirik” which means “buy the t-shirts after you read the parikan on them, even only ­glancing”. Surely, creativity is the main aspect of this creative business. Producers must always come up with newer version of parikan which are both suitable and attractive to their market. Irawan joins a social media group on parikan to inject him with fresh ideas about parikan. He once held a parikan competition from which the best one was featured in Kaos Mambu’s t-shirts. Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
  • 93. 79 Irwan sell the parikan t-shirts only in ­limited number to gain the exclusive ­impression. One parikan only featured in a few dozens t-shirts. He made new parikan­ every month and market the parikan ­t-shirts­ through his social media accounts of ­Facebook, Instagram, and WhatsApp group. Irawan regarded harmony as the ­backbone of his products, therefore he prepares only a limited number of colors. One parikan is allocated one or only a few number of colors and fonts. The “sik tas waras”, for example, was produced only in black color as he thought that it is the most suitable for the Star Wars character. Being too focused on Surabaya local ­culture, some people might think that Irawan will face a serious problem when he want to expand his business­beyond Surabaya. ­menggunakan warna tertentu, dan jenis huruf tertentu pula. Misalnya kaos Sektas Waras hanya dijual dengan warna hitam. Karena warna itu dinilai sudah pas dengan karakter Star Wars yang mengang­kat tema perang bintang. Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts
  • 94. 80 Dengan mengandalkan aspek lokalitas, apa tidak menghambat pengembangan bisnis, manakala ingin memperluas pasar? “Ya, saya sudah memikirkan­hal itu. Ke depan, kalau saya buka cabang di Malang, saya akan membuat Mambu Malangan. Artinya, saya menjual kaos dengan tulisan khas kota Malang. Bisa juga nanti ada kaos Mambu Bandungan­ada kaos Mambu Luar negeri, boleh kan?” Di Surabaya, selain Kaos Mambu Suroboyoan, juga ada beberapa“pemain”bisnis kaos kreatif yang menjual karakteristik kota Surabaya, di antara­nya kaos CakCuk dan kaos Sawoong. Disamping kaos kreatif, pelaku ekonomi kreatif subsektor fesyen di Surabaya juga ada beberapa lagi misalnya pelaku atau perajin batik tulis ­maupun batik celup (tie dye) seperti batik mangrove, batik Jarak dolly, batik celup Yayu Thres dan lainnya. ­Beberapa produk batik tersebut telah diekspor ke beberapa macanegara, termasuk Inggris (Liverpool). “I have thought about it. When I expand my market to Malang, for ­example, I will produce the Mambu Malangan (t-shirts displaying Malang culture). It might be the case that I will produce t-shirts on Bandung or foreign cities as well. Can’t I?” He said. Other than Mambu Suroboyoan, there are some others who produce creative t-shirts ­related to Surabaya culture, such as CakCuk and ­Sawoong. Surabaya is also home to other fashion ­sub-­sector of creative economy such as traditional hand-print batik and tie dye like the mangrove batik, the Jarak Dolly batik and Yayu Thres dyed batik. Jarak and Dolly are two former famous red light areas in Surabaya. Some of those batik products­have been exported overseas, including ­to ­Liverpool (UK). Kaos Parikan dan Umpatan yang ‘Marketable’ l TheWell-Sold Satirical and CursingT-shirts