Buku ini merangkum program SMA Double Track tahun ketiga yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Program ini memberikan keterampilan kepada siswa SMA agar memiliki bekal untuk memasuki dunia kerja atau berwirausaha. Pelaksanaan program ini berjalan lancar meski diselenggarakan selama pandemi Covid-19.
2. MEMBANGUN ENTREPRENEUR
MELALUI KELOMPOK USAHA SISWA
PROGRAM SMA DOUBLE TRACK JATIM 2021:
Cetakan Pertama, Oktober 2021
xvi + 157 halaman, 17,6 x 25 cm
ISBN: 978-623-92390-7-7
Pengarah:
Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T.
Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, Ph.D.
Penanggung Jawab:
M. Zainul Asrori
Ety Prawesti
Penulis Naskah:
Sukemi, Adriono
Editor Naskah:
Fajar Baskoro, Arya Yudhi Wijaya
Pemasok Data:
Setiyo Agustiono, Hozairi, Bekti Cahyo Hidayanto
Desain Cover:
Condro Wiratmoko
Desain Isi:
Sulistyorini
Foto:
Dokumentasi Sekolah Peserta Double Track
Penerbit:
PT Pendar Asa Komunika
Jl. Jatisari Permai III Blok F 55
Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur
Mobile Phone:
0812-3587-792
Diterbitkan untuk Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS
Copyrigth 2021 pada Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS
@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Isi di luar tanggung jawab percetakan
3. SEKAPURSIRIH
Alhamdulillah, kerja sama antara
Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur dengan
Institut Tekknologi
Sepuluh November (ITS)
Surabaya dalam
penyelenggaraan
Program
SMA
Double Track (SMA DT) sudah
memasuki
tahun ketiga. Hasilnya cukup
positif. Ini
setidaknya berdasar hasil monitoring
dan evaluasi yang telah
dilakukan, bekal
keterampilan yang diperoleh siswa peserta
DT sudah cukup memadai untuk memasuki
dunia kerja atau berwirausaha.
Sudah banyak dari alumni program DT
bekerja dan berwirausaha pada sektor yang
memang sesuai
dengan yang diperoleh saat
para siswa mengikuti program DT, di
samping
ada sebagian kecil yang
melanjutkan
untuk
kuliah sambil tetap menjalankan usaha
berbekal keterampilan DT.
Bagi ITS semua itu perlu disyukuri, karena
memang program ini disiapkan agar para
lulusan SMA dan MA yang tidak melanjutkan
kuliah, dapat mandiri, baik bekerja maupun
berwirausaha.
Bagi ITS membantu pelaksanaan
program
REKTOR ITS
iii
Sekapur Sirih Rektor ITS
4. DT
bukan semata untuk menjalankan fungsi tri dharma
perguruan tinggi di bidang pengabdian
masyarakat, tapi lebih
dari itu ITS yang berada di Jawa Timur memandang perlu dan
terpanggil untuk ikut serta dalam
membantu
pembangunan
di Jawa Timur. Jika saja
pengangguran
terselesaikan,
maka
masyarakat Jawa Timur tidak lagi
menjadi beban
pembangunan. Jika saja dari para
peserta DT ini terserap di
dunia usaha dan dunia industri atau
mereka mandiri menjadi
wirausahawan, maka sudah dapat
dipastikan beban Jawa
Timur terkait dengan pengangguran dapat
terselesaikan.
Sebagai sebuah perguruan tinggi, ITS tidak ingin berpangku
tangan melihat persoalan di masyarakat Jawa Timur. ITS
harus bisa mencarikan solusi secara
bersama-sama,
karena
kampus bukanlah sebuah menara gading, yang hanya
indah
dan gagah dilihat, tapi kehadirannya harus juga dapat
dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa
Timur. Melalui program DT, ITS berharap dapat berbagi ilmu
dan
pengetahuan yang memang dibutuhkan oleh masyarakat
terutama bagi siswa SMA.
Saya berharap kerja sama ini tetap terus terjalin,
bukan
hanya terbatas pada program DT, tapi pada program
lainnya, terkait dengan pemberdayaan masyarakat di Jatim
juga
pemanfaatan teknologi yang telah dihasilkan oleh ITS.
Semoga apa yang diusahakan ini dicatat sebagai bagian dari
amal kebajikan kita di dunia. Aamiin.
Surabaya, Oktober 2021
Rektor
Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, Ph.D.
iv
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
5. SAMBUTAN
Kita patut bersyukur, meski
penyelenggaraan
program SMA DT
diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19
dan PPKM (Pemberlakuan
Pembatasan
Kegiatan
Masyarakat), hasilnya tetap
menggembirakan. Saya
sangat yakin
capaian
ini semua berkat tangan
dingin tim ITS
yang mengawal dengan
sungguh-sungguh
kegiatan-kegiatan di lapangan.
Memang ada beberapa fokus
perhatian
yang
sebelumnya telah direncanakan
mengalami pergeseran. Itu lantaran kita lebih
memilih dan mengutamakan faktor kesehatan
daripada sekadar menjalankan program
yang telah diagendakan
sebelumnya.
Itulah
sebabnya, pada pelaksanaan tahun ketiga ini,
program DT mengalami pergeseran
setengah
tahun. Jika sebelumnya berawal
sesuai
dengan tahun pelajaran (Juli), kini
diubah
sesuai dengan tahun anggaran
(Januari).
Program SMA DT yang menjadi salah
satu program unggulan di lingkungan Dinas
Pendidikan Provensi Jawa Timur tetap menjadi
perhatian, meski dalam
pelaksanaannya
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA TIMUR
v
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
6.
harus sedikit bergeser dari jadwal
semula, menyesuaikan dengan
penerapan PPKM akibat pandemi Covid-19.
Dalam pelaksanaannya, saya merasa bersyukur karena program
DT telah memberikan gambaran utuh sekaligus dapat
menginspirasi
kami dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM).
Kami banyak
mengambil
pelajaran dari apa yang telah dilakukan
oleh beberapa
sekolah penyelenggara program SMA DT.
Selain itu, selama pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM,
program DT telah menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ),
baik teori, praktik, maupun ujian dan monitoring evaluasi. Ini
menjadi pelajaran berharga bagi kami bahwa PJJ yang telah
dijalankan program DT bukanlah sesuatu yang mustahil
semakin
diintensifkan di masa mendatang. Memang kita tidak boleh
menutup mata terhadap masih ditemukan kekurangan di sana-sini.
Tapi saya yakin, seiring dengan
berjalannya waktu, nantinya
kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperbaiki
bersama.
Buku ini adalah buku ketiga dari penyelenggaraan
program
SMA DT. Jika mau merunut dan memerhatikan catatan-catatan di
dalamnya, maka saya berkesimpulan,
penyelenggaraan
program
DT telah sesuai dengan tujuan awal digagasnya
program ini. Kisah
yang tertuang dalam buku ini dan dua buku sebelumnya, telah
memberikan
gambaran bahwa DT —
sebagaimana niat di awal
penyelenggaraannya— telah menjadi salah satu cara dalam
upaya
mengurangi angka pengangguran terdidik setelah kelak siswa
menyelesaikan studinya di jenjang SMA. Bukan
hanya itu, program
DT juga telah memotivasi siswa tentang masa
depan
mereka untuk
bisa mandiri, berbekal keterampilan yang
diperolehnya.
Semoga buku ini membawa manfaat sekaligus menjadi
penyemangat dan menginspirasi sekolah DT lainnya untuk bisa
mengikuti langkah positif yang terekam dalam buku ini.
Terima kasih.
Surabaya, Oktober 2021
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T.
vi
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
7. KATAPENGANTAR
Sudah selayaknya saya merasa
berbahagia, berkat atas rahmat dan
karunia
dari Allah SWT, program SMA DT yang kini
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Sungguh pada saat dimulainya
program
ini saya
tidak pernah membayangkan jika
program DT dapat
menjadi kebanggaan
tersendiri bagi sekolah
penyelenggara
maupun siswa peserta. Program DT
bermula
dari
pemikiran sederhana tapi substantif:
bagaimana peserta didik di bangku SMA
mendapatkan bekal setelah lulus, ketika
sebagian dari mereka tidak melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi karena alasan
keterbatasan ekonomi.
Data pada awal dimulainya program ini,
ada
sekitar 65 persen lulusan SMA di Jawa
Timur yang
tidak
melanjutkan kuliah karena
berbagai alasan, salah
satunya
keterbatasan
ekonomi. Mereka yang tidak
melanjutkan ke
bangku kuliah dapat dipastikan akan
mencari
pekerjaan, tapi
manakala bekal yang
dimiliki tidak mencukupi, pasti bermuara
KEPALA BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN SMA
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
vii
Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jatim
8. pada
pengangguran. Karena itulah
terpikir bagaimana
menyiapkan
keterampilan bagi 65 persen
lulusan SMA
yang sudah dapat dipastikan tidak
melanjutkan studi.
Tingginya persentase ini jika dibiarkan begitu saja, dapat
menyumbangkan jumlah pengangguran
terdidik. Untuk
itulah saya mencoba memberikan ide untuk
membekali
kepada mereka
keterampilan-keterampilan praktis agar
lewat penguasaan keterampilan itu, bisa
dijadikan bekal
dan
menambah daya saing ketika
memasuki pasar kerja.
Gayung bersambut, ketika ide DT saya sampaikan
ke
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
ITS
memiliki
sumber daya manusia yang mumpuni
untuk
merealisasikan ide ini. Jauh sebelum DT, sepengetahuan
saya, ITS juga
sudah
memiliki
jejaring di beberapa
sekolah,
hanya saja
fokusnya
berbeda
dengan
program DT. Lebih
pada membangun
kemampuan
akademik mata pelajaran,
agar bisa diterima di perguruan tinggi. Tapi saya yakin, ITS
akan mampu
merealisasikan program DT.
Syukurlah dengan dukungan tenaga profesional dan
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi,
hasilnya sungguh luar biasa. Bahkan ketika pandemi
Covid-19 dan PPKM diterapkan, pelaksanaan program
DT tetap berjalan dengan dukungan teknologi yang
dikembangkan oleh ITS.
Kini program DT menjadi program unggulan dan
inovatif di lingkungan Dinas Pendidikan Provensi Jawa
Timur dan bahkan akan diadopsi oleh Pemerintah pusat.
Sungguh saya mengucapkan terima kasih kepada Tim ITS
yang telah menjalankan program ini dengan baik
bahkan
juga telah mengembangkannnya menjadi daya tarik
sendiri baik bagi siswa maupun orang tua serta sekolah
penyelenggara.
Yang terakhir ini saya ingin sampaikan, berkat
program
DT beberapa sekolah melaporkan terjadi peningkatan
peminat sehingga menambah rombel pada tahun ajaran
baru. Di sisi lain, para alumni program DT kini ada yang
viii
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
9. sudah
mandiri menjalankan usaha dari keterampilan yang
diperolehnya
melalui DT dan ada pula yang memang
sudah memasuki
dunia kerja dari bekal mengikuti DT.
Harapan ke depan, program ini tetap berlanjut dan
lebih baik lagi. Semoga ITS tidak henti-hentinya
untuk
membantu dan mencari terobosan-terobosan untuk
pengembangan
program DT berikutnya. Terima kasih.
Surabaya, Oktober 2021
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,
Dra. Ety Prawesti, M.Si.
ix
Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jatim
11. KATAPENGANTAR
Puji syukur patut kita ungkapkan
karena,
amanah yang diberikan Dinas
Pendidikan
Jatim dalam
mengawal program DT
kepada
ITS sampai tahun ketiga ini
berjalan
lancar
dan sukses. Kelancaran ini tentu saja
berkat
kerja sama yang baik antara ITS
sebagai
pengawal di
lapangan dengan
Dinas
Pendidikan Jatim, dalam hal ini Bidang
Pembinaan Pendidikan SMA (PP SMA), yang
telah
memfasilitasi
berbagai kebutuhan
selama
penyelenggaraan. Dukungan dari
Bidang PP SMA kami rasakan benar ketika
harus melakukan koordinasi dan komunikasi
dengan sekolah penyelenggara, baik
kepala
sekolah, trainer, operator, maupun siswa
peserta,
berjalan lancar.
Di awal saat saya ditunjuk Rektor ITS
untuk mengawal program DT, belum
banyak
tergambar tentang apa yang harus
dilakukan.
Komunikasi yang intens
dengan jajaran Bidang
PPSMAsertainternalkeITS,telahmembuahkan
hasil. Bukan saja
terciptanya berbagai
program inovasi yang
berkesinambungan tapi
juga
hasil capaian yang membanggakan.
KETUA PELAKSANA PROGRAM SMA DT
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
xi
Kata Pengantar Ketua Pelaksana Program SMA DT
12. Kebanggaan ini tentu cukup beralasan, karena di
tahun 2021 ini Jawa Timur mencatatkan diri sebagai
provinsi
dengan kinerja pendidikan tertinggi
se-Indonesia.
Menurut highlight indeks kinerja urusan pendidikan hasil
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri,
menunjukkan
bahwa indeks kinerja pendidikan Jatim mencapai 4,2308
poin, mengungguli 33 provinsi lain di Indonesia.
Terlepas banyaknya program pendidikan yang
dijalankan
oleh Dinas Pendidikan Jatim yang berkontribusi dalam
pencapaian indeks kinerja pendidikan itu, saya meyakini
bahwa salah satunya adalah karena program SMA DT.
Program ini bukan hanya telah memberikan harapan
besar
dan motivasi yang luar biasa kepada para lulusan SMA yang
tidak melanjutkan kuliah, tapi juga memberikan
dukungan
terhadap kemandirian mereka dalam
berwirausaha,
sehingga
terlepas dari predikat sebagai pengangguran terdidik.
Program DT telah menciptakan cukup banyak alumni SMA
yang kini menjadi wirausahawan muda selain berkat sertifikat
keterampilan yang diperole. Mereka terserap di dunia kerja.
Melihat capaian ini saya sangat berharap ke
depan
program ini dengan berbagai inovasinya tetap akan
dilanjutkan,
karena nyata terlihat hasilnya. Tentu di sana-sini
perlu dilakukan perbaikan agar semakin mendekati keinginan
awal diselenggarakannya program ini.
Sekali lagi saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih
atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. Semoga apa
yang kita perbuat akan membawa manfaat bagi kemajuan
negara dan bangsa tercinta.
Surabaya, Oktober 2021
Ketua Pelaksana Program SMA DT,
Drs. M. Zainul Ashrori, M.Si.
xii
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
13. PRAKATA
TIMPENULIS
Syukur Alhamdulillah di tengah Pandemi
Covid-19
dan PPKM (Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan
Masyarakat), penulisan buku Program SMA Double Track
(SMA DT) dapat terselesaikan. Buku ini adalah buku ketiga
yang kami susun. Buku pertama berisi
tentang awal mula
digagasanya Program DT yang
antara lain
menyajikan
tentang pelaksanaan di lapangan yang disambut hangat
oleh pihak sekolah dan peserta, serta menyajikan kesan
dari para trainer saat menerima ToT di Surabaya.
Buku kedua yang ditulis saat mulai pandemi Covid-19
berisi berisi tentang bagaimana pihak sekolah, siswa dan
juga trainer menjalankan Program DT dalam suasana
merebaknya Virus Corona, dimana sekolah dan
aktivitas
pembelajaran diminta mematuhi protocol kesehatan.
Ada banyak terobosan yang dilakukan pihak sekolah
dan siswa dari mulai membuat handsaintezer hingga
mendesain masker dari kain yang dilakukan siswa yang
memilih keterampilan tata busana.
BukuketigainiditulissaatpandemiCovid-19memasuki
gelombang kedua, yang jauh lebih
dahsyat
dampaknya
di masyarakat, sehingga
diberlakukannya PPKM
sehingga
sekolah pun tidak melakukan
pembelajaran tatap
muka (PTM). Fokus penulisan buku ketiga ini ada pada
bagaimana
pihak sekolah membuat dan
menjalankan
xiii
Prakata Tim Penulis
14. Kelompok
Usaha Siswa (KUS), sebagai cara melakukan
pembelajaran
keterampilan yang dilakukan secara kelompok.
Jika
sebelumnya siswa bekerja secara individual dalam praktik
keterampilannya, pada KUS siswa dikelompokkan.
Jika memandingkan hasilnya memang model KUS jauh lebih
baik,interaksiantarsesamapesertadalamrumpunketerampilan
yang sama berjalan intens dan produk yang
dihasilkannya
pun sudah dapat dipasarkan, karena tiap KUS punya produk
unggulan dan telah diberi nama. Tim work pun terbentuk,
bukan saja pada rumpun keterampilan sejenis, tapi juga di luar
keterampilan sejenis. Sebagai misal, produk
keterampilan boga
yang akan dijual mereka membutuhkan kemasan atau stiker
yang harus dikerjakan oleh
kelompok
keterampilan
multimedia
atau fotografi. Maka pada buku
ketiga dapat dikatakan
sudah
mendekati keinginan awal dari program DT, membangun
kemandirian berusaha atau
menciptakan
wirausahawan baru.
Semestintya buku pertama hingga ketiga ini menjadi satu
kesatuan yang utuh, sebagai sebuah serial
pelaksanaan
program DT. Tapi kekhawatiran kami, tidak banyak
kesempatan untuk mendapatkan buku pertama hingga
kedua,
karena itu dalam buku ketiga ini tetap kami sajikan tentang
awal mula digagasnya program DT ini.
Kami berharap sajian buku ini dapat menambah wawasan
sekaligus menjadi pegangan dan panduan bagi sekolah yang
mungkin baru pertama kali ditunjuk melaksanakan program
DT, sehingga pihak sekolah tidak perlu memahaminya dari
nol, karena sudah banyak kisah sukses dalam pelaksanaan
program DT dari sekolah dan peserta. Kritik serta saran atas
terbitnya buku ketiga ini tetap kami nantikan untuk perbaikan
penyusunan buku berikutnya. Semoga buku bermanfaat dan
menjadi amal kebajikan kami di dunia. Aamiin.
Surabaya, Oktober 2021
Tim Penulis
xiv
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
15. SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
DAFTARISI
l
Sekapur Sirih Rektor ITS................................................... iii
l
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim............ v
l
Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA........................... vii
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
l
Kata Pengantar Ketua Pelaksana Program SMA DT........... xi
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
l
Prakata Tim Penulis........................................................xiii
l
Daftar Isi........................................................................xv
BAGIAN 1: PENDAHULUAN
1. SMA DT Program Unggulan Jatim...................................1
2. Mekanisme Pelaksanaan.................................................7
3. Grand Design dan Tahapan SMA DT.............................13
4. Aplikasi Pendukung DT.................................................17
5. Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran..........................25
6. Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)......................31
BAGIAN 2: BERSEMANGAT MERINTIS USAHA
1. Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih..........................37
2. Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif..................45
3. Menyiasati Masa Pandemi.............................................51
4. Mendayagunakan Webinar...........................................55
5. Berguru kepada Pengusaha Sukses................................61
6. Cerdik Membidik Generasi Z.........................................67
7. Membangun Brand di Era Medsos.................................73
8. Monev Pun Dilakukan Daring....................................... 77
xv
Daftar Isi
16. BAGIAN 3: KIPRAH DAN PRESTASI SISWA DT
1. Hasil yang Menggembirakan......................................83
2. KUS SMAN 1 Berbek, Sambel Pecelnya Maknyus.........89
3. KUS Bangkalan: Aktif Pameran dan Gelar Ekspo Mini......93
4. Ikhlas Menjadi Trainer DT...........................................99
5. Gelar Milenial Enterpreneur Award (MEA) 2021.........103
6. Belum Ekspansi Omset Sudah Tinggi.........................109
7. Alumni yang Merasakan Manisnya Berwirausaha.......115
8. Siswa Antusias, Sekolah Tertantang...........................121
9. Bekerja dengan Bekal Keterampilan DT.....................125
10. Mereka Kuliah Sambil Berwirausaha.........................129
BAGIAN 4: MENATAP KE DEPAN
1. Bersiap Luncurkan SMA DT Mandiri..........................135
2. Mengawal Alumni DT dengan Rumus........................139
3. Omset sebagai Umpan Balik Positif...........................145
4. DT Tingkatan Modal Sosial Sekolah..........................149
DAFTAR PUSTAKA.
...................................................... 157
xvi
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
17. 1
BAGIAN1
PENDAHULUAN
Program Sekolah Menengah Atas Double Track atau SMA
DT telah berjalan tiga tahun. Sudah terlihat
hasil-hasil
yang dicapai, meskipun dalam perjalanannya mengalami
sejumlah kendala. Termasuk hambatan yang tidak
terduga sebelumnya: pandemi Covid-19. Tetapi seperti
bunyi pepatah “sekali layar dikembangkan,
pantang
surut ke belakang.”
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita
menyegarkan ingatan kembali tentang apa sebenarnya
program SMA DT serta kondisi yang melatarbelakanginya.
1.1. SMA DT Program Unggulan Jatim
SMA DT Program Unggulan Jatim
Mendikbudrisrek Nadiem Makarim menerima buku laporan
penyelenggaraan SMA Double Track saat berkunjung ke kampus
ITS Surabaya, 21 Oktober 2021.
18. 2
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Kilas balik ini layak dilakukan
untuk menyamakan
persepsi
semua
pihak terkait dan memberi
ancangan yang
memadai bagi
pembaca yang belum
mengenal
sama sekali
keberadaan program
SMA DT dari
Pemerintah
Provinsi
Jawa Timur. Sebuah program
inovasi
pembelajaran di jenjang
SMA/MA yang dilaksanakan
mulai
pertengahan tahun pelajaran
2018-2019.
Secara defenisi, SMA DT
adalah SMA yang
melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (KBM)
reguler dan menyelenggarakan
kegiatan pembekalan keterampilan
secara berdampingan dengan
memanfaatkan kearifan lokal.
Meskipun dikenal dengan istilah
SMA DT, dalam praktiknya program
DT juga dilaksanakan di sejumlah
Madrasah Aliyah (MA) di Jatim.
Disebut double track karena
sistem pembelajarannya
menggabungkan cara belajar
SMA dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Siswa SMA
Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri, S.TP, M.Si., dan Direktur SMAKemendikbud Dr. SuhartonoArham, M.Si., meninjau pel
19. 3
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
diberi ketrampilan tambahan
untuk lulusannya. Penambahan
ketrampilan ini
membuat siswa siap
kerja jika
tidak ingin
melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Sistem DT dikonsep sebagai
kegiatan ekstra kurikuler, dengan
ketentuan setiap siswa minimal satu
tahun mengikuti sistem DT.
Munculnya ide sistem DT
berawal dari keprihatinan atas
tingginya potensi lulusan SMA
di Jawa Timur yang menjadi
pengangguran. Fakta menunjukkan
bahwa
tidak semua lulusan SMA/
MA di
Jatim
melanjutkan kuliah.
Bahkan
jumlahnya lebih
banyak
dari
mereka yang melanjutkan
studi. Data tahun 2018
mencatat,
ada sekitar 116.772 lulusan atau
setara dengan 67,84 persen lulusan
SMA di Jatim tidak
melanjutkan ke
jenjang pendidikan berikutnya,
dengan berbagai macam kondisi.
Persentase tersebut semakin tinggi
pada SMA yang berada di daerah
pinggiran kota maupun pelosok
desa.
Ini jelas ironis sebab institusi SMA
itu diniatkan untuk mencetak lulusan
yang kompeten untuk
memasuki
mendidikan tinggi. Beda dengan
SMK yang memang
menyiapkan
lulusannya untuk siap memasuki
dunia kerja. Realitas
suram ini jelas
menjadi
permasalahan tersendiri
bagi pembangunan manusia di
Jatim, karena peserta didik
lulusan
SMA tidak dibekali skill dasar untuk
terjun ke dunia kerja. Maka
melalui
program SMA DT diharapkan
siswa mendapatkan
keterampilan
atau kompetensi
tambahan yang
berguna bekal setelah lulus.
Program ini diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan
serta menanggulangi lahirnya
pengangguran terbuka dari lulusan
SMA yang tidak
melanjutkan kuliah.
Ada tiga tujuan program DT,
SMA DT Program Unggulan Jatim
laksanaan DT di SMAN 3 dan SMAN 4 Bangkalan, 22 Oktober 2021.
20. 4
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
yangmerupakanprogramunggulan
Dinas Pendidikan
Provinsi Jatim
ini. Pertama, untuk
meningkatkan
kompetensi dan kemampuan
peserta didik SMA, yang
berencana
tidak
melanjutkan ke
perguruan
tinggi, dalam menguasai salah
satu bidang
keterampilan
tertentu
dengan memanfaatkan kearifan
lokal.
Kedua, membangun
kepercayaan diri peserta didik
dalam
berwirausaha atau bekerja
dengan bekal keterampilan yang
dikuasai. Ketiga, membangun
jaringan duna usaha dan dunia
industri. Dari tiga tujuan itulah
diharapkan potensi pengangguran
lulusan SMA dapat dikurangi.
Program SMA DT
tidaklah
“bertabrakan” dengan
kurikulum SMK, karena
proporsi
kedalaman materi dan
proses
pelaksanaannya berbeda.
Di SMK, materi
keterampilan
Gambar 1.1: Skema Bidang Keterampilan SMA/MA Double Track
Multimedia
Instalasi
Peralatan
Listrik CCTV
Animasi
Fotografi
Videografi
Desain Grafis
Operator
Komputer
Instalasi
Jaringan
Komputer
Membuat dan
Mendesain
Sound System
Membuat dan
Mendesain
Alat Digital
Pembuatan
Makanan
Indonesia
Pengolahan
Pastry Bakery
Merancang
Mode Busana
Merias Wajah
Panggung
(Make up
Panggung
Terapis
Kecantikan
(Perawatan
wajah manual)
Tata Kecantikan
Rambut
(Junior Stylist)
Tata Rias
Pengantin
Berhijab
Pemeliharaan
dan Perbaikan
Sepeda Motor
Tek. Listrik Tek. Elektro Tata Boga Tata Busana Kecantikan TKR
BIDANG KETERAMPILAN SMA/MA DOUBLE TRACK
Model pengantin berhijab karya siswa DT SMAN 3 Bangkalan.
21. 5
diberikan kepada siswa
secara
mendalam pada
jam-jam
pelajaran sekolah,
masuk dalam
intrakurikuler. Sedangkan dalam
SMA DT keterampilan
diberikan
sebagai skill tambahan dan
dimasukkan ke dalam
kegiatan
ekstrakurikuler. Dengan kata
lain program DT
memanfaatkan
ektrakurikuler yang diperluas.
SMA DT Program Unggulan Jatim
22. 6
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Menurut Surat
Keputusan
Menteri
Pendidikan dan
Kebudayaan
No. 060/U/1993 dan
Nomor
080/U/1993, kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang tercantum dalam
susunan program sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan
sekolah,
dan dirancang secara khusus
agar sesuai dengan faktor minat
dan bakat siswa.
Program DT terdiri tujuh
bidang keterampilan meliputi;
multimedia, teknik elektro, teknik
listrik, tata boga, tata busana, tata
kecantikan, dan teknik kendaraan
ringan. Dari tujuh bidang
tersebut
dikembangakan menjadi 17 bidang
keahlian (lihat skema 1.1). n
23. 7
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
Sasaran utama program SMA DT adalah siswa
SMA Reguler yang berencana tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi. Dengan mengikuti program DT siswa
yang
bersangkutan akan dibekali dengan
keterampilan
khusus. Pembekalan diberikan secara intensif pada saat
siswa duduk di kelas XI sedangkan ujian keterampilan
akan
dilaksanakan di kelas XII setelah Ujian Nasional.
Sertifikasi yang diberikan kepada peserta program DT
yang sudah disesuaikan standar yang diakui secara
nasional.
Karena keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi
Jatim, tidak semua SMA dapat membuka pogram DT.
Bahkan pada sebuah SMA pelaksana DT pun tidak
semua siswa yang berminat dapat ditampung. SMA/
MA
pelaksana program DT diseleksi berdasarkan tiga
kriteria.
Pertama, diutamakan sekolah pinggiran atau di
daerah tertinggal, terutama daerah di Pulau Madura
(
Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) yang
indeks
pembangunan manusianya masih rendah.
Kedua, sekolah yang berada pada kategori wilayah
1.2. Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan monitoring dan evaluasi DT di SMAN 1 Berbek, Nganjuk.
24. 8
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
ekonomi menengah ke bawah.
Ketiga, sekolah yang memiliki
indeks lulusan yang meneruskan ke
perguruan tinggi kategori rendah
atau sangat rendah. Siswa yang
menjadi sasaran utamanya adalah
mereka yang berencana tidak
melanjutkan kuliah.
Dalam pelaksanaannya,
program DT dirancang
sebagai
ekosistem dalam siklus tiga
tahunan.
Pertama, mengadakan pelatihan
disertai
sertifikasi.
Sekolah
penyelenggara DT berperan sebagai
pusat pelatihan keterampilan.
Kedua,
sekolah
sebagai pusat
pengembangan produk.
Ketiga, sekolah
menciptakan
transaksi nyata di pasar
konvensional maupun dalam
market place. Melalui bendera DT
Mart diharapkan akan terbentuk
pasar komunitas yang prospektif.
Pola semacam ini dikenal sebagai
strategi 3P (pelatihan, produk, dan
pasar) sebagai sebuah ekosisitem.
Dalam melaksanakan
program
Kegiatan monitoring dan evaluasi DT di SMAN 1 Saradan, Madiun.
25. 9
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
DT, Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur tidak bekerja
sendiri
tetapi bekerja sama dengan
dunia
Gambar 1.2: Strategi 3P program DT.
Mekanisme Pelaksanaan
akademik yaitu Institut Teknik
Sepuluh November (ITS)
Surabaya.
Pihak ITS
mempersiapkan
konsep,
sistem dan
mekanismenya.
Termasuk menyiapkan aplikasi
untuk membangun ekosistem
bisnis di
dunia digital online.
Untuk
kepentingan tersebut ITS
membentuk tim teknis, juga
menjalin kerja sama dengan SMK,
LSP, BLK, UPT
Kejuruan, SMK, serta
dengan unit bisnis seperti usaha
kuliner, salon kecantikan, bengkel
servis sepeda motor dan lain-lain.
Dinas Pendidikan Provinsi
Jatim
menentukan SMA/MA
pelaksana
DT dengan berdasar kriteria yang
telah ditentukan
sebelumnya.
Penanggung jawab program
DT di tingkat sekolah adalah
kepala sekolah masing-masing.
Pihak sekolah menyiap instruktur
pelaksanaprogramyangkompeten.
Instruktur dapat
diambil dari guru
maupun praktisi dari
dunia usaha.
26. 10
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Sekolah juga yang menentukan
siswa peserta DT sesuai dengan
kuota yang dimiliki. Untuk lebih
jelasnya alur pelaksanaan program
DT dapat dilihat pada gambar 1.3.
Adapun tahapan proses
Gambar 1.3: Alur pelaksanaan program DT
27. 11
Program DT didahului dengan
kegiatan sekolah mendata siswa
yang berencana tidak
melanjutkan
ke perguruan tinggi.
Kemudian
pihak sekolah mengajukan
proposal ke Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur. Pihak Dinas
Pendidikan Provinsi Jatim melalui
Bidang Pembinaan Pendidikan SMA
melakukan verifikasi data maupun
lapangan melalui Tim Verifikasi.
Langkah selanjutnya Tim
Verifikasi mengeluarkan
rekomendasi layak atau
tidaknya
sekolah pengusul proposal
tersebut
menerima program SMA DT.
Jikalau sekolah yang
bersangkutan
dinyatakan layak maka program
SMA DT dapat diterapkan pada
sekolah tersebut. Pihak
sekolah
menandatangani MoU dengan
Dinas Pendidikan Provinsi
Jatim.
Begitulah, program DT pun
dilaksanakan dengan memberikan
program
keterampilan di
sekolah
yang bersangkutan
untuk
peserta
didik kelas XI.
Kegiatan
dilaksanakan satu atau dua
kali dalam sepekan, di luar jam
pelajaran
sekolah, dalam kurun
waktu satu tahun
pelajaran.
Terakhir, siswa yang lulus ujian
keterampilan berhak mendapatkan
sertifikat pelatihan keterampilan
Mekanisme Pelaksanaan
Aktivitas siswa DT bidang kecantikan dan fotografi di SMAN Mumbulsari, Jember.
28. 12
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
tertentu yang diakui dan terstandar.
Jadi, sedikitnya ada tujuh tahapan
yang dijalankan selama satu tahun,
hingga peserta (siswa) memperoleh
sertifikat pelatihan keterampilan
yang mereka pilih. n
Gambar 1.4: Proses pelaksanaan program SMA DT.
29. 13
Program SMA DT dirancang dalam waktu lima
tahun
pelaksanaan. Di awali pada tahun 2019 dan
berakhir
pada tahun 2022 nanti. Outcome yang diharapkan pada
akhirprogramadalahmeningkatnyaindekpembangunan
masyarakat (IPM) di Provinsi Jawa Timur. Sebagai sebuah
proses panjang, tentu disiapkan pula outcome antara
pada tiap tahunnya, sebagai bagian untuk menentukan
ketercapaian dalam pengukuran kinerja.
Pada tahun 2019, outcome yang diharapkan adalah
menambahan alokasi peserta termasuk
anggaran.
Ini karena pada pelaksanaan tahun pertama (2018),
program ini dilaksanakan di tengah tahun
anggaran
berjalan, sehingga sasaran peserta termasuk juga
dengan anggaran belum maksimal dan optimal. Atas
1.3. Grand Design dan Tahapan SMA DT
Grand Design dan Tahapan SMA DT
Kabid PPSMA Dindik Jatim, Dra. Ety Pramesty, M.Si, didaulat menjadi model fotografi.
31. 15
dasar itu maka outcome tahun
2019 pada penambahan alokasi
peserta dan anggaran.
Outcome di tahun 2020, tentu
berbeda. Lebih menitikberatkan
pada capaian peserta program
meliputi kerja, wirausaha, dan
pengembangan
marketplace
terintegrasi. Sedang outcome tahun
keempat (2021)
selain memperkuat
outcome di tahun 2020 yakni
kerja dan
wirausaha dari para
peserta adalah penguatan kerja
sama dengan mitra dunia usaha
dunia industri, perbankan, serta
entrepreunrship. Pada tahun kelima
(2022) outcome yang diharapkan
dari pelenyelenggaraan program
SMA DT adalah peningkatan IPM
Provinsi Jawa Timur. n
Grand Design dan Tahapan SMA DT
Tata rias panggung ala SMAN 1 Saradan.
33. 17
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
Program SMA DT bukan sekadar pelatihan
keterampilan biasa. Penekanan program ini bukan
semata pada kecakapan atau mahir berketerampilan,
tapi juga menghasilkan produk nyata, entah produk
berupa barang atau sekadar produk dalam bentuk
portofolio di bidang jasa.
Produk dan portofolio dari para peserta DT dapat
1.4. Aplikasi Pendukung DT
Aplikasi Pendukung DT
Suasana ujian teori peserta SMA DT.
34. 18
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
ditelusur melalui jejak digital yang
telah disiapkan
penyelenggara
melalui Doubletrack Support
System (DSS). DSS adalah sistem
dalam mendukung kegiatan DT
yang berbasis pada
peningkatan
keterampilan (skill)
untuk menekan
angka pengangguran lulusan
SMA dan
menaikkan IPM Jawa
Timur. DSS menjadi platform
aplikasi yang memfasilitasi peserta
DT
melakukan
kegiatan berupa
pelatihan dan pengembangan skill
secara
terprogram, terkontrol dan
dimanage secara
elektronika.
Dengan
menggunakan DSS
siswa akan
terpantau
kegiatannya,
diamati bakat dan
kemampuannya,
dan diakhir
kegiatan untuk
mendapatkan sertifikat dan
portofolio yang menyatakan level
kemampuan siswa. DSS terdiri dari
Siswa SMAN 1 Kedundung Sampang tawarkan kue kering.
35. 19
Aplikasi Pendukung DT
lima aplikasi.
Pertama, aplikasi
admindt.net yang
merupakan
aplikasi pengelolaan data sekolah
penyelenggara DT yang terdiri
dari data siswa
peserta program,
absen dan aktivitas
kegiatan proses
pelatihan dan
foto-foto kegiatan
pelatihan.
Kedua, aplikasi ruangtraining.
net, dalam bentuk portal pelatihan
yang ditujukan bagi anak muda
Indonesia dengan menawarkan
beragam pilihan
pengembangan
diri untuk
mengikuti pelatihan
ketrampilan meliputi bidang
desain grafis, fotografi,
videografi,
fashion technology, tata boga,
dan
kelistrikan. Pada portal ini
tersedia beragam modul
cetak,
video
tutorial, dan
informasi
tempat pelatihan di seluruh
wilayah Jawa Timur bekerja sama
dengan sekolah-sekolah, pondok
pesantren, kursus, dan
balai latihan
kerja.
Ketiga, ruangujian.net, adalah
portal aplikasi untuk ujian
sertifikasi
berbasis CBT (computer based
testing) untuk mengetahui level
kompetensi calon tenaga kerja
yang telah mengikuti pelatihan.
Tersedia berbagai level ujian
yang bisa diikuti secara online.
Kelulusan ditentukan oleh
kualitas
pengetahuan dan ketrampilan yang
dievaluasi langsung oleh tim ahli
melalui aplikasi. Peserta yang lulus
dapat mengikuti private challenge
sekaligus mendapatkan poin dan
sertifikat.
Keempat, ruangkarir.net,
merupakan portal layanan
sebagai
tempat menemukan beragam
informasi karir yang menarik,
pembuatan CV digital, resume, dan
portofolio yang memuat produk
hasil karya, dapat
digunakan
untuk
37. 21
mendapatkan pekerjaan yang
sesuai dengan yang
diharapkan.
Pada portal ini perusahaan atau
dunia usaha dan dunia
industri
bisa mengiklankan lowongan
pekerjaan yang tersedia dan
memilih talenta-talenta yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan
baik
kompetensi, lokasi, maupun
bidang ketrampilan.
Kelima, ruangdagang.net.
Berupa aplikasi online yang
mewadahi peserta pelatihan
yang tertarik di bidang
usaha
atau
entrepreneur. Sarana
pengembangan diri dan melatih
peserta pelatihan yang tertarik di
bidang kewirausahaan dengan
menempatkan produk dan jasa di
dalam jaringan marketplace
Usaha
Sekolah Online (USO). Pada
portal
ini dapat
ditemukan
produk-produk
kreativitas yang
berkualitas
sekaligus dapat melakukan
transaksi online.
“Double Track yang kami
siapkan merupakan upaya
terpadu, bukan sekadar
memberi
keterampilan kepada siswa,
tetapi mencipta sebuah ekosistem
yang
memungkinkan siswa dapat
membangun bisnis yang berjejaring
dengan dunia maya. DT
membuat
market place t
ersendiri melalui
aplikasi,” kata Fajar
Baskoro,
S.Kom, M.Kom, fasilitator Tim IT
ITS.
Dikatakan, selama ini salah
kaprah yang sering
terjadi adalah
siswadiikutkansuatupendidikandan
pelatihan. Setelah
terampil
mereka
dilepaskan begitu saja. Lulusan
diklat
mencari atau menunggu
lowongan
pekerjaan yang sesuai
dengan keterampilannya. Program
DT bukan semacam program
Aplikasi Pendukung DT
38. 22
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
BOS (Biaya Operasional Sekolah),
tetapi
diharapkan berkelanjutan,
meskipun andai nanti kucuran
dana untuk program DT sudah
tidak diturunkan lagi.
DT merancang sebagai
ekosistem dalam siklus tiga
tahunan. Pertama, mengadakan
pelatihan disertai
sertifikasi.
Sekolah penyelenggara DT
berperan sebagai pusat pelatihan
keterampilan. Kedua, sekolah
39. 23
sebagai pusat pengembangan
produk. Ketiga, menciptakan
transaksi riel di pasar
konvensional
maupun dalam market place.
Melalui bendera DT Mart akan
terbentuk pasar komunitas yang
prospektif.
Oleh karena itu dalam DT telah
disiapkan sejumlah
aplikasi yang
dapat mendukung
terciptanya
ekosistem usaha yang
diinginkan.
Proses DT dimulai dari siswa (
kelas
Aplikasi Pendukung DT
40. 24
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
XI) mendaftarkan diri
sebagai
peserta. Pendaftaran siswa
dilakukan oleh pihak sekolah
secara daring ke www.admindt.net.
Setelah itu peserta melaksanakan
serangkaian training sesuai dengan
keahlian yang diminati.
Selain mendapat bimbingan
langsung dari trainer, peserta
DT dapat memperkaya wawasan
dengan belajar mandiri secara
daringdilamanwww.ruangtraining.
net. Di sana tersedia segala
macam materi tutorial penunjang
yang dapat
dipelajari dan
diunduh, secara gratis. Seusai
melaksanakan pelatihan, peserta
dapat mengikuti proses
sertifikasi
yang ada di
www.ruangujian.
net. Setelah
menggenggam
sertifikat
keterampilan, siswa
tidak
boleh pasif. Mereka harus
kreatif
menciptakan produk atau
jasa
sesuai passion-nya, merintis
menjadi wirausaha mandiri dengan
aktif klik www.ruangdagang.net.
Bagi yang ingin berkarier
sebagai karyawan atau pekerja
sebuah
perusahaan dapat aktif
berselancar di www.ruangkarir.net.
Peserta yang telah menyelesaikan
proses
training otomatis akan
terdata secara otomatis sebagai
calon
pekerja di www.ruangkarir.
net, dengan
berbagai portofolio
yang
diperoleh selama
mengikuti
program DT.
Dalam
laman
tersebut terdapat
dua fitur yang saling
mencari dan
membutuhkan yaitu fitur calon
pekerja dan fitur
perusahaan
pencari tenaga kerja. n
41. 25
Setiap tahapan pelaksanaan program SMA DT
memiliki penekanan sendiri-sendiri. Tujuannya agar
diperoleh
hasil yang lebih optimal serta outcome yang
berlelanjutan. Pada tahap-tahap awal
penyelenggaraan
SMA DT, yang menjadi fokus perhatian adalah
masalah-masalah di
bagian hulu, seperti persiapan
sistem administrasi dan sosialisasi program kepada
pemangku kepentingan terkait.
Pada tahap ini pelatihan trainer dipersiapkan
sebab
mereka adalah ujung tombak program, yang akan
berperan vital dalam memberi keterampilan kepada
1.5. Fokus pada Kemitraan
dan Pemasaran
Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran
Stan DT SMAN 1 Bantur Malang.
42. 26
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
siswa peserta DT. Pelaksanaan
trainer to trainer (ToT)
dilaksanakan
di
Surabaya untuk semua
bidang
keahlian, mulai dari bidang tata
busana, tata boga, multimedia,
fotografi, listrik, hingga teknik
kendaraan ringan (TKR). Para
trainer mendapat bimbingan
langsung dari praktisi yang ahli di
bidang masing-masing.
Pembinaan siswa peserta DT
benar-benar dilakukan melalui
praktik nyata baik di sekolah
maupun di tempat mitra
kerja.
Kebetulan waktu awal-awal
program DT, pandemi Covid-19
belum datang,
sehingga praktik
keterampilan dapat dilaksanakan
secara
tatap muka dengan lancar
tanpa kendala. Tidak hanya belajar
keterampilan dalam bidang yang
diminati, para siswa juga praktik
menjual hasil produksinya,
maupun
menjual jasa keahlian yang
Drs. M. Zainul Asrori, M.Si, Ketua Pelaksana Program DT, mencicipi makanan di stan DT pada pameran di Grand
43. 27
telah dimilikinya.
Materi-materi
pelatihan DT
waktu itu lebih fokus
kepada
membentuk keahlian
membuat barang atau menyiapkan
keterampilan jasa tertentu. Semua
aktivitas ini telah menunjukkan
hasil yang
positif. Semua
sekolah
pelaksana DT
umumnya telah
melaksanakan pelatihan
kepada
siswa sesuai
bidang yang diminati
dengan lancar.
Pada pelaksanaan tahun
berikutnya, yaitu tahun 2020,
program DT lebih
menitikberatkan
kepada membangun budaya
kerja, mencipta wirausaha muda,
dan pengembangan
marketplace
terintegrasi. Pada periode ini
muncul tantangan yang tidak
terduga yaitu mewabahnya
virus
Corona,
sehingga sejumlah
kegiatan pelatihan dan aktivitas
penjualan menjadi terganggu.
Sejumlah kegiatan kemudian
dipindahkan dari luar jejaring
(luring) menjadi kegiatan dalam
jejaring (daring). Tidak mudah
memang, sebab
sebagian
besar
aktivitas program DT
berkaitan
dengan
keterampilan tangan yang
membutuhkan praktik
nyata dan
interaksi manual. Namun
program
DTtetapharusdijalankan,meskipun
dengan sejumlah
adaptasi dan
kompromi di sana-sini.
Kini program DT memasuki
tahap keempat (tahun pelajaran
2020/2021) dengan penekanan
yang berbeda lagi, yaitu pada sisi
penguatan kerja sama
dengan
mitra dunia usaha dunia
industri
(DUDI), pemasaran,
perbankan,
serta entrepreurship. Pada
tahun
kelima nanti (2021/2022)
outcome
hilir yang diharapkan dari
penyelenggaraan program SMA
DT adalah peningkatan indeks
pembangunan manusia Provinsi
Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran
City, Surabaya.
44. 28
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Jawa Timur.
Penguatan kerja sama DT
dengan mitra DUDI
diwujudkan
dengan cara
memperbanyak
jalinan kerja sama serta
mengintensifkan kerja sama
tersebut sehingga benar-benar
menjadi mitra kerja konkret yang
saling menguntungkan. Bukan
sebatas mitra dalam bentuk
perjanjian MoU (memorandum of
understanding) atau mitra DUDI
sebagai sarana tempat siswa
magang belaka.
Pada tahap ini siswa peserta
DT harus benar-benar membuat
produk lalu menitipkan produknya
di outlet mitra DUDI. Bisa juga
siswa DT bekerja dalam satu tim
di bawah bimbingan DUDI
untuk
menghasilkan produk maupun
jasa yang ditawarkan kepada
publik. Peserta DT juga
didorong
untukmembuka usaha mandiri,
baik secara pribadi maupun
berkelompok dengan sesama
peserta DT lainnya. Harus
muncul
menjadi entrepreneur baru.
Terlebih lagi di tengah pandemi,
yang membuat semua mobilitas
menjadi terbatas, siswa peserta
DT benar-benar dimotivasi agar
mampu mandiri dan punya
inisiatif
melahirkan kreasi sendiri tanpa
harus menunggu instruksi terlebih
dahulu. Dalam hal ini peran trainer
sangat penting sebagai motivator
sekaligus pembimbing siswa agar
program DT tetap dapat berjalan
meskipun kondisinya tidak sedang
kondusif.
Pada program SMA DT
periode
ini juga dilakukan penajaman di
bidang pemasaran. Disesuaikan
dengan semangat era revolusi
4.0 yang menyediakan wilayah
pemasaran lebih luas. Karena area
pemasaran tidak hanya sebatas di
lingkungan sekitar tetapi juga di
dunia maya. Kini penjualan dapat
dilakukan secara offline maupun
secara online.
Wirausahawan DT
pada umumnya sudah
menjalankan keduanya dengan
mengombinasikan penjualan
secara manual maupun
lewat
media sosial. Penjualan secara
konvensional masih tetap
dijalankan karena pada beberapa
Program DT tahap keempat
(tahun pelajaran 2020/2021)
menekankan pada sisi
penguatan kerja sama
dengan mitra dunia usaha
dunia industri, pemasaran,
serta entrepreurship.
‘‘ ‘‘
45. 29
daerah, metode ini dirasa
masih
efektif.
Informasi dan promosi
penjualan dari mulut ke mulut
terbukti juga dapat menghasilkan
omzet.
Sejumlah siswa DTR mengaku
dagangannya dibeli atau jasanya
digunakan oleh teman terdekat
atau tetangga kiri kanan karena
informasi yang diperoleh dari mu-
lut ke mulut.
Menjelang lebaran, siswa
yang membuka usaha menjahit
dan membuat kue kering, ramai
mendapat pesanan dari tetangga
maupun dari
teman-temannya.
Siswa yang membuka jasa
cuci
motor juga mendapatkan
pelanggan dari tetangga sekitar
yang menerima
informasi lisan dari
sesama tetangga atau
kebetulan
mereka membaca spanduk yang
dipasang di tempat
pencucian
motor. Siswa DT juga menjual jasa
dan barang dagangnya di toko
sekolah atau koperasi siswa yang
juga merupakan outlet dari DT
Mart.
Selain dengan cara-cara
tersebut, siswa juga terbiasa
memanfatkan media sosial untuk
memasarkan dan
mempromosikan
produk dan jasanya, seperti
menggunakan aplikasi What’App
(WA), Instragram, Tiktok, Youtobe,
maupun Facebook.
Mereka juga aktif masuk ke
ranah marketplace seperti Shoppe,
Tokopedia, Lazada, dan lainnya.
Termasuk mereka mengunggah
Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran
46. 30
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
produk dan
jasanya ke aplikasi
usaha sekolah
online milik SMA DT
sendiri yaitu ke
ruangdagang.net.
Pada pelaksanaan DT
periode
ini siswa juga mulai
berlatih
tertib administrasi dengan rajin
melakukanpencatatansetiapterjadi
transaksi
keuangan atau
dengan
kata lain mulai
menjalankan sistem
akuntansi meskipun
sederhana.
Disarankan mulai belajar
menggunakan sistem aplikasi
pencatatan informasi keuanhan
(SiApik) yang cocok
digunakan
untuk pembukuan
usaha berskala
UMKM. n
47. 31
Di dalam masyarakat istilah UMKM (usaha mikro
kecil
dan menengah) sudah populer. Kini program SMA DT
juga meluncurkan istilah baru yang maknanya
hampir
sama, yaitu KUS atau kelompok usaha siswa. Pada
prinsipnya KUS juga merupakan UMKM, hanya bedanya,
pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program
SMA DT.
KUS merupakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 4 hingga 8 siswa. Dibuat kelompok kecil agar dapat
efektif dan gesit kiprahnya. Dalam satu sekolah peny-
elenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS
sesuai ke-
butuhan dan hasil kesepakatan siswa. Kelompok KUS ini
biasanya memiliki anggota dengan
keterampilan
sejenis,
misalnya kelompok tata boga atau kelompok tata busana.
Tetapi tidak menutup peluang KUS ini
beranggotakann
lintasbidang keterampilan. Tetapi
umumnya KUS
cenderung homogen, tetapi
mereka tetap bersinergi den-
gan bidang lain bila
membutuhkannya. Misalnya KUS
tata boga
minta bantuan kepada KUS
desain grafis untuk
dibuatkan kemasan produk dan
desain mereknya.
1.6. Mendirikan Kelompok
Usaha Siswa (KUS)
Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
48. 32
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Kehadiran KUS ini tergolong
baru. Baru dibentuk pada
tahun
2020 kemarin. Ini wujud dari
penajaman program DT agar siswa
benar-benar dapat
mendapatkan
kemanfaatan konkret. Menurut
Fasilitator Tim IT ITS Surabaya,
Fajar Baskoro, S.Kom, M.Kom,
KUS
memiliki tiga fungsi yang
lazim
disebut dengan 3E yaitu
enlightenment, experience, dan
empowerment.
Enlightenment
adalah pencerahan, artinya
program DT memberi wawasan
baru tentang entrepreneurship yang
dapat diandalkan sebagai
tumpuan
hidup sukses di masa depan.
Experience artinya siswa peserta
DT akan memperoleh pengalaman
baru dengan belajar
keterampilan
baru lalu mencoba membuat
produk atau
menawarkan jasa
tertentu kepada masyarakat.
Sedangkan
empowerment
adalah pemberdayaan.
Program
DT memang upaya
pemberdayaan,
sehingga siswa yang tidak
berencana melanjutkan kuliah,
Salah satu KUS dari SMAN 1 Kedungdung, Sampang.
49. 33
karena
alasan ekonomi
ataupun
alasan akademik, akan tetap
berdayadenganbekalketerampilan
dan usaha rintisan yang
dilakukan
selama mengijuti DT.
Sejumlah
KUS telah
membuktikan diri
sukses
mendapatkan penghasilan, produk
dan jasa mereka diterima oleh
pasar, walaupun belum besar
omzetnya.
“Tetapi yang penting
mendapatkan penghasilan riel
satu juta rupiah pertama itu
merupakan momen strategis
dalam proses
pendidikan. Mereka
jadi tumbuh
kepercayaan dirinya,
‘oh
ternyata saya bisa cari uang
sendiri’.
Selanjutnya mereka akan
termotivasi untuk terus bergerak
untuk mendapatan tiga juta
pertama, sepuluh juta pertama dan
seterusnya,” kata Fajar Baskoro.
Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
Kue Pie Susu Antes menembus pasar.
Kelompok Usaha Siswa
(KUS) memiliki fungsi
3E yaitu enlightenment
(pencerahan), experience
(pengalaman), dan
empowerment
(pemberdayaan).
‘‘ ‘‘
50. 34
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Program DT menjadi paket
yang komplet dan
berkelanjutan
(
sustainable). Pada awalnya
menempatkan sekolah sebagai
pusat pelatihan keterampilan
peserta DT. Kemudian sekolah
benar-benar memiliki produk
dan jasa yang siap dijual. Tahap
berikutnya sekolah membantu
pemasaran dengan
menggunakan
sarana jejaring online
maupun
offline. Dengan demikian
diharapkan lulusan DT akan siap
bekerja atau bahkan sudah
punya
usaha sendiri sebelum mereka
menerima ijazah SMA.
Pembentukan KUS dilakukan
juga dalam rangka memacu siswa
agar sebgera melakukan aksi
nyata. Dalam kelompok-kelompok
kecil mereka akan cepat solid
dalam berkarya. Kehadiran
beberapa KUS di satu sekolah
juga akan
memunculkan
kompetisi
maupun kolaborasi yang sehat di
antara mereka. Masing-masing
KUS
terpacu untuk menunjukkan
eksistensi dan kemandiriannya.
Di saat pandemi,
dengan
keterbatasan mobilitas,
kelompok-kelompok kecil KUS
ini justru diharapkan dapat tetap
berproses dan menunjukkan
hasil
karyanya, tentu saja dengan tetap
memerhatikan protokol
kesehatan.
Bahkan melalui KUS mereka
diharapkan dapat saling
berbagi
ilmu maupun produk dengan
sesama KUS dalam satu sekolah
maupun KUS lintas sekolah, serta
mau berbagi dengan masyarakat
di lingkungan sekitar.
Lomba MEA 2021
Agar gerakan KUS ini semakin
bergairah, maka Dinas
Pendidikan
Provinsi Jawa Timur dan ITS
Surabaya selaku pengelenggara
program SMA DT, mengadakan
lomba KUS antarsekolah SMA DT
se-Jawa Timur. Lomba yang diberi
nama keren Millenial Entrepreneur
Award (MEA) 2021 itu berlangsung
dari tanggal 10 Juli 2021 sampai
Anggota KUS Kecantikan SMAN Mumbulsari, Jember.
51. 35
21 Agustus 2021. Ini sebuah ajang
penghargaan untuk kemandirian
KUS dengan mengambil tema
Tetap Produktif di Masa Sulit.
Yang menarik, lomba MEA
2021 ini berisi banyak kategori,
sehingga terbuka banyak
peluang
untuk mendapatkan award.
Misalnya ada pemenang kategori
omzet penjualan terbaik, produk
terunik, teraktif di marketplace,
poster
promosi produk terbaik,
vide promosi produk terbaik, video
story KUS terbaik, serta kesuksesan
mereka dalam bersinergi dengan
dunia
usaha dan dunia industri
(DUDI).
Untuk masing-masing
kategori
para pemenang akan diberi hadiah
berupa piagam
penghargaan
dan bantuan modal usaha Rp
1.000.000 untuk juara pertama, Rp
750.000 untuk juara kedua, dan Rp
500.000 untuk juara ketiga. Bagi
KUS yang memenangkan banyak
kategori maka KUS tersebut akan
dinobatkan sebagai juara umum.
Peraih juara umum mendapat
hadiah berupa booth container
untuk usaha. Selain itu juga ada
kategori KUS yang
anggotanya
masih berstatus pelajar dan ada
kategori alumni DT yang sudah
lulus dan telah mengembangkan
usaha mandiri.
Sampai saat ini sudah
ada
sejumlah KUS yang
layak
dibanggakan. Mereka telah
menunjukkan kerjanya dengan
baik sebagai sebuah kelompok
usaha pemula. KUS
tersebut
telah
menghasilkan produk
atau menawarkan jasa, dan
mendapatkan pemasukan yang
menggembirakan.
Sejumlah KUS yang dapat
disebut antara lain KUS
Minuman
Kekinian dari SMAN 1 Paiton
Probolinggo, KUS Sideven dari
SMAN I
Kandat Kediri, KUS NC
Collection dari MA Nurul
Cholil
Bangkalan, KUS
Beauty5team dari
SMAN 1
Ketapang
Sampang, KUS
Go WW Studio SMAN1
Wongsorejo
Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
52. 36
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Banyuwangi, KUS Sweethome
DT Cake & Pastry SMAN 1 Karas
Magetan, KUS Tabu Sangra SMAN
1 Ngrambe Ngawi, KUS
Kecantikan
Smando, SMAN1
Dongko
Trenggalek, KUS Pixelsrd SMAN
1 Saradan Madiun, KUS
Camelia
SMAN Kasiman Bojonegoro, KUS
Tata boga SMAN Pakusari Jember,
KUS Desain grafis SMAN 1 Pagak
Malang, KUS Tata boga SMAN1
Bantur Malang, dan KUS TKR
SMAN1 Ngadiluwih Kediri.
Karena
prestasi dan
kemandiriannya,
para pengelola KUS tersebut
diberi
kesempatan tampil presentasi
berbagi
pengalaman dan ilmu
pada webinar Bincang Online
Inspiratif KUS SMA DT pada 24 Juli
2021 yang lalu. n
53. 37
BAGIAN2
BERSEMANGAT
MERINTISUSAHA
Sekolah penyelenggara SMA DT umumnya berada
di kawasan pinggiran yang berada di luar kota-kota
besar di Provinsi Jawa TSimur. Hal ini wajar sebab dari
awal program SMA DT memang diarahkan kepada
sekolah-sekolah yang lulusannya banyak yang tidak
melanjutkan kuliah, sebab para lulusan tersebut sangat
membutuhkan bekal keahlian untuk memasuki dunia
kerja.
Tentu saja tidak mungkin semua sekolah pinggiran
menjadi sasaran DT, mengingat dana yang dialokasikan
ada batasnya. Oleh karena itu ditentukan persyaratan
tertentu, yaitu sekolah yang benar-benar membutuhkan.
“Sasaran DT adalah SMA yang lulusannya banyak yang
tidak melanjutkan kuliah, yaitu sebanyak 60% ke atas,”
ujar Dra. Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan
Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Kemudian dilakukan sosialisasi kepada para
kepala sekolah SMA Negeri disusul dengan membuka
pendaftaran bagi sekolah yang berminat mengikuti
program DT. Ternyata mendapat sambutan hangat.
2.1. Peserta SMA DT
Capai 34,5 Ribu Lebih
Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
55. 39
Pendaftarnya melebihi kuota
yang tersedia. Maka dilakukan
seleksi dengan mengacu kepada
skala prioritas yaitu sekolah yang
benar-benar membutuhkannya.
Bagi sekolah yang
jumlah
siswa peminatnya melebihi
kuota,
tetap bisa menjalankan DT
secara
mandiri di internal sekolah,
tetapi tentu saja
lulusannya
tidak
mendapatkan
sertifikat
seperti
peserta DT resmi. Demikian
pula jika ada sekolah yang ingin
menyelenggarakan secara mandiri,
dipersilakan sebagai
bagian dari
pelaksanaan manajemen
berbasis
sekolah (MBS).
Secara umum
sekolah-sekolah
pelaksana DT kebanyakan
berada
di Pulau Madura (
Sampang,
Pamekasan, Bangkalan, Sumenep),
daerah “tapal kuda” Jatim
(Pasuruan,Probolinggo,Situbondo),
dan daerah
kantong-kantong
daerah yang warganya banyak
yang bekerja keluar negeri
sebagai
TKI/TKW (Pacitan, Trenggalek,
Ngawi, Bojonegoro dan lain-lain).
Sekolah sasaran DT tidak hanya
SMAN, tetapi juga melibatkan
beberapa madrasah aliyah (MA) di
Madura.
Program DT tahun pertama
(tahun pelajaran 2018/2019) diikuti
oleh 86 sekolah di 19
kabupaten
Provinsi Jatim. Kabupaten yang
paling banyak
menerima manfaat
DT adalah Sampang
sebanyak 12
SMA/MA, Ponorogo sebanyak 10
SMA, Bojonegoro
sebanyak 9 SMA,
dan Sumenep
sebanyak 7 SMA/
MA. Setelah berjalan selama satu
tahun, program DT semakin dikenal
oleh masyarakat.
Peminatnya juga
meningkat.
Untuk mengantisipasi hal
tersebut dan untuk menjaga
keberlanjutan program maka pada
tahun kedua (2019/2020)
jumlah
sekolah sasaran DT
ditambah
secara signifikan, hampir dua
kali lipat, yang tersebar di 28
Kabupaten. Jika tahun pertama
hanya melibatkan 86 sekolah maka
tahun kedua meningkat menjadi
157 sekolah (tepatnya 148 SMAN
dan 9 MA).
Kabupaten yang paling banyak
menerima DT tahap kedua adalah
Kabupaten Ponorogo sebanyak 13
sekolah, Sampang sebanyak 12
sekolah, dan Bojonegoro
sebanyak
11 sekolah. Sebaran peserta DT
tahun kedua juga semakin
merata,
menyebar ke hampir semua
kawasan kabupaten yang ada di
Jawa Timur. Yang tidak mendapat
DT hanya Kota Surabaya, Kota
Batu, dan Kabupaten Sidoarjo.
Pada tahap ketiga DT (yaitu
tahun 2021) jumlah sekolah yang
berminat semakin bertambah,
Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
56. 40
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
tetapi karena keterbatasan dana
maka tidak ada penambahan yang
berarti. Pada periode ini
sekolah
peserta DT hanya bertambah satu
sekolah, sehingga
jumlahnya
menjadi 158 sekolah. Meskipun
demikian
jumlah rombongan
belajar (rombel) secara keseluruhan
tetap banyak yaitu mencapai 401
rombel atau kelas.
Pada tahun ketiga,
kabupaten
yang terbanyak menerima DT
mirip dengan tahun kedua, yaitu
Kabupaten Ponorogo sebanyak 13
sekolah dengan 36 rombel, Kab.
Sampang 12 sekolah dengan 34
rombel, Kab. Bojonegoro
sebanyak
12 sekolah dengan 32 rombel,
Kab. Trenggalek sembilan sekolah
dengan 22 rombel, dan Kab. Kediri
sebanyak tujuh sekolah dengan 21
rombel.
Sedang kabupaten yang
paling
sedikit menjadi penyelenggara DT
adalah Mojokerto dengan satu
sekolah (empat rombel) dan Kab.
Nganjuk dengan dua sekolah (5
rombel). Secara keseluruhan skema
topik keterampilan yang diajarkan
kepada siswa peserta DT semakin
bervariatif, mencapai 215 topik.
Dari segi jumlah siswa yang
ada dalam setiap rombel, ada
perbedaan antara DT tahap 1
dengan tahap 2. Pada tahap 1
masih ditoleransi adanya rombel
“gemuk” yang jumlah siswanya
melebihi pagu yang ditentukan.
Sedang pada tahap 2 dan tahap
3, sudah ditertibkan satu rombel
wajib berisi 20 siswa, tidak lebih
tidak kurang. Apabila ada sekolah
yang jumlah siswanya dalam satu
rombel kurang dari 20 orang maka
Foto bersama siswa DT SMAN 4 Bangkalan.
59. 43
Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
Tabel 2.3.
JUMLAH PESERTA DT BERDASAR BIDANG KETERAMPILAN (2018-2021)
NO KETERAMPILAN 2018/2019 2019/2020 2021 JUMLAH PESERTA
1 Kecantikan 1.216 2.132 1.808 5.156
2 Multimedia 2.717 3.853 3.369 9.939
3 Tata Boga 1.993 4.325 4.057 10.375
4 Tata Busana 1.066 1.380 1.537 3.983
5 Teknik Elektro 337 280 146 763
6 Kend. Ringan 1.383 1.798 622 3.803
& Otomotif
7 Teknik Listrik 297 280 0 577
JUMLAH 9.009 14.048 11.539 34.596
Tabel 2.4.
JUMLAH TRAINER DT BERDASAR BIDANG KETERAMPILAN (2018-2021)
NO KETERAMPILAN 2018/2019 2019/2020 2021 JUMLAH TRAINER
1 Kecantikan 63 106 64 233
2 Multimedia 109 181 119 409
3 Tata Boga 95 205 140 440
4 Tata Busana 60 69 54 183
5 Teknik Elektro 15 14 5 34
6 Kend Ringan & 62 85 22 169
Otomotif
7 Teknik Listrik 16 13 0 29
JUMLAH 420 673 404 1.497
rombel tersebut ditutup, lalu jatah
itu akan diberikan kepada sekolah
lain yang berminat mengambil alih.
Program SMA DT tahun
pertama
2018/2019diikutioleh9.009siswa.
Pada tahun
berikutnya
melonjak
menjadi 14.048 siswa. Namun
pada tahun ketiga (2021) jumlah
peserta menjadi 11.539 siswa.
Jika ditotal dari awal
pelaksanan
hingga saat ini, secara akumulatif
peserta SMA DT
mencapai 34.596
siswa.
Sedangkan jumlah trainer pada
tahun pertama penyelenggaraan
SMA DT sebanyak 420 orang, tahun
berikutnya meningkat
menjadi 673
orang trainer, dan tahun ketiga
menjadi 404 trainer. Total seluruh
trainer sebanyak 1.497 orang. n
61. 45
Pengalaman adalah guru terbaik. Ungkapan bijak
ini juga diugemi oleh para pengelola program SMA DT.
Pelaksanaan SMA DT dari tahun ke tahun selalu dipantau
dan dievaluasi proses dan hasilnya. Di satu sisi terdapat
kendala di lapangan di sisi lain terdapat pembelajaran
yang dapat dipetik untuk pelaksanaan tahun berikutnya.
Kendala besar yang dihadapi oleh semua
program
di segala sektor adalah datangnya pandemi Covid-19
yang mendadak dan tidak terduga sama sekali pada
Maret 2020. Pembatasan kegiatan belajar tatap muka
pasti menghambat program SMA DT yang banyak
mengandalkan kegiatan praktik dan interaksi yang intens.
Menyikapi hal tersebut kemudian ditempuh
kebijakan
2.2. Pendekatan Berbasis
Kelompok Lebih Efektif
Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif
KUS desain grafis SMAN 1 Pagak, Malang.
62. 46
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
darurat dengan
menambah
rentang waktu pembelajaran untuk
program SMA DT angkatan
kedua.
Biasanya periodisasi angkatan
bersamaan atau berdasarkan
tahun pelajaran baru.
Angkatan
pertama DT adalah siswa
kelas
11 tahun ajaran 2018/2019.
Semestinya angkatan kedua DT
berlangsung mulai
semester I
tahun 2019 hingga
semester 2
tahun 2020. Akan tetapi karena
terganggu
pandemi maka kegiatan
peserta DT angkatan kedua tersebut
diperpanjang satu semester lagi,
sehingga berakhir pada
Desember
2020.
Implikasinya angkatan
ketiga SMA DT baru
dimulai pada
Januari 2021 dan berakhir pada
Desember 2021, dengan demikian
mulai angkatan ketiga DT tidak lagi
berdasarkan tahun pelajaran tetapi
mengikuti tahun anggaran.
Dari sudut pandang
pendekatan pembelajaran,
kegiatan pembekalan dan
pelatihan keterampilan program
DT
tahap pertama dan tahap
kedua
cenderung dilaksanakan
dengan mengacu pada
individual
siswa. Setiap siswa peserta DT
seakan
diposisikan sebagai
calon-calon entrepereneur tunggal
yang akan merintis sebuah usaha
KUS fotografi harus dapat bekerja dalam tim.
63. 47
sendiri-sendiri. Mereka dibekali
pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan minat dan bidang
yang dipilihnya.
Memasuki tahun ketiga
pelaksanaan program SMA
DT pendekatan pembelajaran
digeser menjadi berbasis
kepada
pembinaan secara berkelompok.
Siswa dihimpun dalam
kelompok-kelompok kecil dengan
aggota empat hingga enam siswa.
Kelompok ini kemudian lazim
disebut dengan kelompok usaha
siswa (KUS). Siswa
dipersilahkan
membentuk kelompok berdasar
bidang keterampilan yang
diikuti lalu memberi nama KUS
sendiri-sendiri, kemudian lahirlah
KUS Cempaka, KUS Pixel SRD, KUS
Beauty5Theam, dan sebagainya.
Meskipun telah membentuk KUS,
mereka juga tetap
boleh (
bahkan
dianjurkan) untuk
berkolaborasi
dengan KUS yang lain lintas
bidang
untuk
membangun sinergi dan
memperkokoh bisnis
berjejaring.
Dengan KUS diharapkan siswa
dapat menumbuhkan semangat
berkolaborasi, mengembangkan
ide, produk, dan bisnis rintisan
mereka.
Dra Ety Prawesti, M.Si, Kepala
Bidang Pembinaan Pendidikan
SMA Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur, mengakui pendekatan
baru ini terbukti membuat program
DT menjadi lebih efektif dan gesit
kiprahnya. Hal itu diungkapkan di
sela acara melakukan peninjauan
Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif
KUS MA Nurul Cholil Bangkalan memamerkan karya jahitnya.
64. 48
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
lapangan bersama tim fasilitator
ITS di SMAN 1 Brebek Nganjuk
dan SMAN1 Saradan Madiun, 17
September 2021.
“Dengan berbasis KUS
ternyata
lebih efektif. Saya lihat peserta DT
menjadi lebih kreatif.
Mereka bisa
membuat planning dan produk
dengan lebih bagus. Kalau
berjalan
sendiri-sendiri, bila siswa ada
hambatan atau ada
kemacetan
tidak ada teman diskusi. Dengan
berkelompok siswa bisa saling
mengisi dan saling melengkapi.
Mereka bisa saling mengoreksi dan
memberi ide untuk menjadi KUS
yang baik,” katanya.
Menurutnya, pendekatan KUS
juga cocok untuk masa pandemi.
Karena dengan kelompok kecil
mereka dapat mengerjakan
tugas
secara WFH (work from home) di
rumah salah seorang anggota
kelompok dengan jumlah siswa
yang terbatas, sehingga tidak
menimbulkan kerumunan.
Ety memuji karya siswa DT
yang dinilainya sudah cukup
memuaskan. Hasil karya fotografi
siswa DT SMAN 1 Saradan sudah
terlihat profesional. Ruang kelas
yang disulap menjadi studio foto
yang ciamik, memberi kesan bahwa
KUS di sini siap untuk
berkompetisi
memasuki bisnis jasa fotografi
beserta produk turunannya.
“Karya mereka sudah
bagus-bagus. Sekarang yang
penting mereka harus terus
mengembangkandiri,tidakberpuas
diri, agar menjadi lebih baik. Rajin
mengasah diri dan meng-upload
karya ke dunia maya. Saya usulkan
nanti diadakan
webinar DT untuk
menambah wawasan anak-anak
fotografi dengan mengundang
narasumber fotografer profesional
Darwis Triadi,” katanya.
Disarankan agar siswa
tidak
hanya puas dengan materi yang
diberikan oleh trainer. Mereka
harus giat mengembangkan dari
yang
sudah diajarkan trainer,
bisa
belajar lewat tutorial yang
banyak
bertebaran di youtube,
Dengan berbasis KUS
(
kelompok usaha siswa)
ternyata lebih efektif.
Saya lihat peserta DT jadi
lebih kreatif. Kalau
jalan
sendiri-sendiri, bila ada
hambatan tidak ada
teman
diskusi. Dengan berkelompok
siswa bisa
saling mengisi dan
melengkapi.
‘‘ ‘‘
Dra. Ety Prawesti, M.Si
Kabid PP-SMA Dinas Pendidikan Jatim
65. 49
sehingga produk dan jasa yang
mereka
tawarkan akan
diminati
oleh masyarakat. Manfaatkan
juga teknologi digital untuk
pemasarannya.
Untuk keterampilan tata boga
juga menggembirakan hati.
KUS De Bandeng dari SMAN1
Brebek
sudah memiliki produk
andalan berupa sambel pecel
kemasan. Dirinya
berharap agar
sekolah
nantinya bekerja sama
dengan
dinas
koperasi untuk
pengembangan usaha serta mau
memanfaatkan aplikasi untuk
promosi dan menbranding produk.
Ety menyarankan agar siswa
berani mencoba dan berkreasi.
“Ayam krispinya tadi saya lihat
sudah bagus. Tinggal diberi variasi
toping. Berilah taste ala-ala Korea
atau Taiwan, tetapi tetap
berbahan
dasar masakan Indonesia, karena
itu yang disukai anak-anak kekinian
saat ini.”
Lebih jauh, dirinya menasihati
agar anak-anak peserta DT, yang
umumnya merupakan
kelompok
siswa yang tidak
berencana
melanjutkan studi ke
perguruan
tinggi, tidak merasa minder dan
rendah diri. “Kalian sebagai
remaja harus memiliki kemauan
yang keras, belajar dan bekerja,
tangguh, dan mandiri supaya
hidup
kalian sukses. Meskipun
sekolahnya
di SMA pinggiran, haruslah tetap
bangga,” katanya memotivasi. n
Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif
67. 51
Program DT berjalan begitu lancar pada tahun
pertama dan tahun kedua. Nyaris semua agenda dapat
terlaksana sesuai rencana, mulai rekrutmen peserta DT,
pelatihan untuk para trainer, hingga praktik
ketrampilan,
serta pemasaran produk karya siswa. Bahkan
sempat
mengadakan Ekspo SMA DT dengan pengunjung yang
2.3. Menyiasati Masa Pandemi
Menyiasati Masa Pandemi
Laris manis bisnis cuci motor KUS TKR SMAN Ngadiluwih, Kediri.
68. 52
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
membludak. Nama SMA/MA
pelaksana DT ikut berkibar dan
diminati oleh calon siswa baru
pada saat
pendaftaran PPDB.
Hingga akhirnya datang
cobaan
besaritu.Kitatahubersama,cobaan
itu tidak hanya
melanda
dunia
pendidikan saja tetapi
berdampak
kepada
seluruh sendi
kehidupan.
Akhir Februari 2020
terbetik
berita
bahwa
Covid-19 telah
masuk
ke
Indonesia.
Kemudian pada
pertengahan Maret 2020
seluruh
lembaga
pendidikan formal
wajib menutup pintu
gerbangnya.
Kegiatan pembelajaran tatap
muka ditiadakan. Sebagai
gantinya
siswa belajar di rumah (BDR) dan
melakukan
belajar dalam
jejaring
atau daring. Semula banyak
yang
menduga
pandemi ini akan
segera berakhir tidak sampai satu
tahun, tetapi faktanya hingga satu
setengah tahun berlalu,
kondisi
belum memungkinkan untuk
melakukan kegiatan tatap muka
seperti sedia kala.
Otomatis semua hal
tersebut
menghambat penyelenggaraan
program DT. Apalagi
kegiatan
DT sebagian besar
berbasis
keterampilan yang idealnya
menuntut pertemuan tatap muka
dan praktik nyata dengan kehadiran
trainer sebagai pembimbing. Tetapi
apa mau dikata, realitas menuntut
agar protokol kesehatan dijalankan
dengan sungguh-sungguh.
Bahwa
pada akhirnya kesehatan dan
keselamatan jiwa memang harus
dinomorsatukan.
Meskipun demikian the show
must go on. Semua program DT
yang telah dicanangkan harus
69. 53
tetap berjalan, tidak boleh terhenti
walaupun sedang ada pandemi.
Oleh karena itu perlu ada
sejumlah
penyesuaian, kompromi, dan
mempertimbangkan situasi dan
kondisi yang tengah
berlangsung.
Target-target awal yang ingin
dicapai pada kondisi normal
perlu dievaluasi dan disesuaikan
mengingat sejumlah kendala yang
dihadapi cukup
berat.
Pada masa pemberlakuan
pembatasan kegiatan
masyarakat
(PPKM) Darurat di Pulau Jawa
dan Bali ( 3 Juli sampai dengan
21 Juli dan diperpanjang hingga
25 Juli 2021) pemerintah telah
mengeluarkan aturan-aturan
khusus. Pelaksanaan kegiatan pada
sektor nonesensial
diberlakukan
100% work from home (WFH).
Kegiatan belajar mengajar sekolah,
perguruan tinggi,
akademi,
tempat
pendidikan/pelatihan dilakukan
secara daring atau online. Sedang
untuk kegiatan esensial
seperti
keuangan dan perbankan,
pasar
modal, sistem
pembayaran,
teknologiinformasidankomunikasi,
perhotelan nonpenanganan
karantina
Covid-19, dan industri
orientasi ekspor diberlakukan 50%
work from office (WFO).
Sementara itu pihak ITS
Surabaya selaku mitra Dinas
Pendidikan Provinsi Jatim dalam
penyelenggaraan program DT,
juga mengeluarkan pedoman
pelaksanaan SMA DT di masa
pandemi sebagai acuan di
lapangan. Meskipun demikian
pihak sekolah dan trainer tetap
diberi ruang untuk melakukan
improvisasi dan berkreasi
sesuai
dengan kebutuhan spesifik dan
peluang yang ada di daerah
masing-masing.
Setidaknya ada tiga hal yang
dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan DT di masa pandemi
yang lazim di sebut dengan 3B.
Pertama, berbagi keterampilan
dan kewirausahaan (BKK). Kedua,
berlatih dari rumah (BDR). Ketiga,
membeli dan berbagi dengan
masyarakat (BBM).
Berbagi keterampilan dan
Setidaknya ada tiga hal
yang dapat
dilakukan
di masa pandemi.
Berbagi keterampilan
dan kewirausahaan,
aktif berlatih dari
rumah, serta membeli
dan
berbagi dengan
masyarakat.
‘‘
‘‘
Menyiasati Masa Pandemi
70. 54
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
kewirausahaan dapat dilakukan
siswa DT melalui daring
maupun
luring. Kelompok usaha siswa
(KUS) dapat membuat
materi
pelatihan lalu membaginya ke
ruangtraining,net. Bisa juga
membagi pengalaman kerja
melalui video ataupun webinar
Zoom dengan sesama KUS di
sekolah lainnya.
Dengan demikian unggahan
tersebut dapat memberi
pengetahuan kepada peserta DT
lain maupun kepada warganet.
Berbagi pengetahuan ini
sangat
penting, terutama bagi siswa
peserta DT yang masih baru
bergabung maupun sekolah yang
baru melaksanakan program DT.
“Nasib” mereka
tidak seberuntung
kakak-kakaknya yang dulu
menjadi
peserta DT
sebelum
pandemi
melanda. Para trainer sekolah yang
baru menjadi
pelaksana DT juga
belum sempat mengikuti training
ToT secara memadai.
Peserta DT di masa
pandemi
harus aktif berlatih di rumah
(BDR) dengan materi praktik dan
bahan-bahan sederhana yang
mudah diperoleh di sekitar rumah.
Trainer dapat memberi resep
dan petunjuk pembuatan kepada
siswa untuk dipraktikkan.
Misalnya
membuat jajan pasar, kue
lapis
kukus, atau praktik membuat
desain logo.
Siasat ketiga dalam
pelaksanaan program DT di masa
pandemi adalah dengan membeli
dan
berbagi dengan masyarakat
(BBM). Caranya dengan
membeli
bahan-bahan dari masyarakat
sekitarnya misalnya membeli
pisang, singkong, atau sayur
mayur.
Kemudian, bahan-bahan
tersebut diolah sehingga memiliki
nilai tambah misalnya membuat
pisang goreng, singkong keju,
atau nasi bungkus murah bergizi.
Setelah masakannya selesai maka
dapat dibagikan ke masyarakat
atau dijual dengan harga diskon
kepada warga miskin atau warga
yang sedang menjalani isolasi
mandiri.
Lalu modalnya diperoleh
dari mana? Bisa dengan cara
menggalang modal melalui
donasi,
melalui urun dana (fun rising),
atau mengajurkan voucher cipta
kerja kepada pengelola DT pusat.
Dapat juga
melakukan aktivitas
mengenalkan dan memasarkan
produk DT dengan promosi
dan
berjualan separuh harga.
Ringkasnya, semua pemangku
kepentingan dituntut
kreatif dan
produktif meskipun berada dalam
kondisi yang sulit. Semoga
keadaan
dapat segera membaik.n
71. 55
Ketika satu pintu tertutup, percayalah akan selalu ada
pintu aleternatif lain yang dapat dibuka. Ketika pandemi
Covid-19 memaksa sekolah untuk menutup kegiatan
tatap muka, maka terbuka peluang melakukan kegiatan
pembelajaran secara virtual melalui daring. Justru
terjadi
blessing in disguise, semacam hikmah tersembunyi.
Ternyata wabah Corona turut mempercepat
masyarakat
memasuki dunia digitalisasi. Kini anak-anak sekolah di
desapun sudah familiar pembelajaran daring, sudah
terampil mengakses internet, membuka Zoom, Google
Meet, atau aplikasi pertemuan lainnya.
Kondisi yang menguntungkan ini langsung
dimanfaatkan oleh penyelenggara SMA DT. Pertemuan
jarak jauh melalui internet dijadikan andalan untuk
menyembarkan informasi, saling berbagi pengetahuan,
berkoordinasi, sosialisasi pelaksanaan pelatihan di
sekolah, pengumuman lomba DT, hingga melakukan
pembinaan kepada siswa peserta DT.
Selama musim pandemi cukup banyak frekuensi
kegiatan seminar online melalui situs web atau aplikasi
berbasis internet yang populer disebut webinar. Umumnya
2.4. Mendayagunakan Webinar
Mendayagunakan Webinar
72. 56
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
webinar DT menggunakan aplikasi
Zoom dan dijadwalkan pada hari
Sabtu pekan kedua, walaupun
kadang juga dilaksanakan di hari
lain.
Syukurlah acara webinar
selalu
mendapat sambutan hangat dari
siswa. Salah satu indikasinya,
dalam setiap webinar DT selalu
diikuti banyak peserta, rata-rata
di atas 2.000 siswa. Sebanyak
500 peserta bergabung melalu
Zoom yang memang terbatas
jumlah
kuotanya. Sedang sebagian
besar siswa mengikuti melalui live
streaming di channel Youtube SMA
Double Track.
Acara dikawal Hozairi dan
pembawa acara Bella
berlangsung
menarik dan hidup. Peserta
terlihat sangat antusias,
mereka
aktif mengajukan pertanyaan
baik
secara langsung dengan
mengangkat tangan (raise hand)
73. 57
maupun bertanya lewat fitur chat.
“Biasanya, karena
keterbatasan
waktu, memang tidak semua
pertanyaan dapat direspons.
Tetapi secara umum sebagian
besar
pertanyaan sempat dijawab
narasumber,” kata Hozairi.
Dalam setiap membuka
acara webinar, Ketua Pelaksana
SMA DT, M. Zainul Asrori,
selalu
mengingatkan agar siswa DT
tetap poptimis dan bersemangat
meskipun berada dalam
kondisi
yang tidak sedang
baik-baik
saja. “Semangat itu penting,
kita tidak boleh loyo,” katanya.
Dalam
kesempatan lain Asrori
juga menekankan pentingnya
kemandirian dalam menjalankan
program DT serta aktif mengikuti
anjuran trainer dan
berpartisipasi
mengikuti lomba yang
diadakan
oleh DT. Asrori mengakui dalam
pelaksanaan DT masih terjadi
Mendayagunakan Webinar
74. 58
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
kesenjangan. Ada sekolah-sekolah
yang sudah tumbuh
dengan cepat
apa juga yang masih
tertatih-tatih.
Maka bagi sekolah yang
masih
tertinggal dan sekolah yang
baru melaksanakan
program
DT,
diharapkan lebih proaktif
dengan belajar kepada
sekolah
DT yang sudah maju.
Sekolah
model yang menjadi rujukan
hendaknya bersedia memberikan
pendampingan dan pengimbasan
kepada sekolah imbas.
Sejauh ini kegiatan
webinar DT
diselenggarakan secara
berseri
dengan mengambil
topik-topik
menarik dan relevan dengan
kebutuhan peserta DT. Hingga
akhir Juli 2021 sudah
berlangsung
beberapa seri webinar. Karena
periode ini DT fokus
kepada
masalah kewirausahaan,
pemasaran, pemasaran, dan
sinergitas dengan DUDI, maka
75. 59
materi-mareri pembinaan dalam
webinar pun mengarah ke sana.
Yang pasti, siswa DT tidak hanya
diasah keterampilannya tetapi
dikawal sampai mandiri
memiliki
usaha sendiri. Tidak sekadar
menghabiskan target materi
pelatihan tetap juga
membantu
peserta DT agar produknya dapat
diterima pasar.
Sejumlah narasumber
mumpuni
Webinar DT mendapat
sambutan hangat dari siswa.
Rata-rata pesertanya di
atas 2.000 siswa.
Sebanyak
500 peserta bergabung
melalu Zoom, sebagian
besar mengikuti melalui live
streaming saluran Youtube
SMA Double Track.
‘‘ ‘‘
Mendayagunakan Webinar
76. 60
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
telah dihadirkan dalam
webinar
DT antara lain Buyat
Riyono
seorang pengusaha restoran
apung RM
Asela Sampang
Madura,
Koordinator
Mitra DUDI SMA DT
Setiyo Agustiono, owner Vista
Studio
yang bergerak di bidang video
company advertising Nur Iswahyudi,
pengusaha Lumintu Catering
Jember Dian Lela
Ardiana, pemilik
usaha Saerah Bakery Bu Misri, dan
Hanif Kurniawan
alumnus SMA DT.
Juga ada Dra. Ety Prawesti M.Si,
selaku Kabid Bina Pendidikan SMA
Dindik Jatim, tim teknis DT dari ITS
Arya Yudhi Wijaya (
Koordinator
Program) dan Fajar Baskoro
(
Koordinator Olah Data). Sejumlah
siswa yang tergabung dalam KUS
DT juga diberi kesempatan tampil
mempresentasikan produk dan
pengalamannya. n
77. 61
Mendengarkan tips sukses bisnis dari praktisi sungguh
menarik dan mencerahkan. Karena ilmu yang dibagikan
berasal dari pengalaman nyata. Kalimatnya lugas tetapi
tetap bernas karena merupakan ekstrak dari
pergulatan
panjang di lapangan. Seperti yang
dikatakan Buyat
Riyono, pemilik rumah makan apung RM
Asela
Sampang,
di hadapan sekitar 400 siswa DT secara
virtual lewat
Zoom, dan sekitar 600 siswa melalui channel Youtube
SMA DT.
“Saya punya empat dasar untuk sukses. Semoga ini
bermanfaat,” katanya. Kemudian dijabarkan satu per
satu dengan bahasa yang efektif dan mudah dicerna.
Pertama, kita harus punya mimpi. Punya suatu harapan
yang ingin dikejar. Dengan memiliki mimpi menjadi
orang sukses, Insyaallah akan terkabul, karena Allah
akan mengikuti apa yang diinginkan oleh hambaNya.
Yang kedua, harus punya konsep bisnis yang jelas.
“Semua harus jelas sejak dari awal. Mau membuka
warung, rumah makan, kafe, restoran, atau kedai?
Harus jelas, karena masing-masing pilihan itu tidak
sama
konsepnya.” Disarankan, sebaiknya bisnis yang
2.5. Berguru kepada Pengusaha Sukses
Berguru kepada Pengusaha Sukses
78. 62
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
dikembangkan sesuai dengan
kesukaan yang kita miliki
masing-masing.
Tips ketiga adalah action,
melakukan tindakan nyata. Mimpi
tanpa aksi hanya akan menjadi
angan-angan kosong. Sebaliknya
action saja tanpa tujuan yang pasti,
ya akan muter-muter saja tanpa
hasil. Jadi mimpi dan aksi harus
menyatu.
Keempat, dan ini yang
penting,
dalam perjalanan mengelola
suatu usaha pasti ada kendala
dan
godaan. Bila hal itu terjadi
janganlah menyerah. “Kuncinya,
kita harus sabar dalam berproses,”
katanya.
Buyat Riyono memberi
ilustrasi
sederhana untuk merangkum
empat tips tersebut. Umpamanya
kita
punya mimpi atau satu tujuan
yaitu hendak ke rumah Pak Sutiyo,
maka kita harus memikirkan cara
untuk menuju ke sana: mau jalan
kaki, pakai motor, atau naik
mobil?
Nah, saat kita sedang menuju ke
rumah Pak Sutiyo, kemungkinan
akan ada kendala, seperti ban
motor bocor. Dihadapkan pada
cobaan tersebut, apakah kita akan
balik pulang atau mencari
tambal
ban agar dapat
melanjutkan
perjalanan? Kita
harus bangkit
untuk mewujudkan tujuan. Ada
juga kemungkinan kita
mengalami
Pemilik RM Asela Sampang, Buyat Riyono (tengah).
79. 63
kecelakaan, sehingga harus
dirawat di rumah sakit.
“Jadi kita pasti mengalami
rintangan dan godaan. Kadang
kita harus istirahat sebentar untuk
kemudian berangkat lagi menuju
sasaran. Makanya sabarlah dalam
berproses,” katanya.
Buyat bukan sedang
beretorika
untuk statement yang terakhir itu.
Semua benar-benar dilakoni. RM
Asela di Jalan Raya Desa
Sejati,
Kec. Camplong, Sampang, itu
diakuinya berangkat dari nol,
bahkan dari minus. Lalu dirinya
membeber
secara ringkas episode
jatuh bangun dalam menjalani
profesi menjadi pengusaha.
Ada satu periode dirinya
berada di titik nadir kehidupan.
Berbagai jenis usaha telah dijalani,
mulai dari tukang mebel hingga
membuka toko bahan bangunan.
Tetapi
berakhir dengan
kegagalan.
Semua barang habis, bahkan
masih punya tanggungan utang
satu miliar rupiah.
Tetapi Buyat memilih tidak
patah
asa. Dia merangkak,
memulai dari
bawah lagi. Dipinjamnya sepetak
tanah di pinggir pantai, milik
adiknya, yang tidak terpakai,
untuk
membuka warung kopi. Lahan
seluas 3X4 m itu diratakan dengan
urukan pasir yang diambil dari laut
oleh dirinya dan istrinya.
Berguru kepada Pengusaha Sukses
Mantan Mendikbud, Prof. Moh Nuh, DEA (tengah) di restoran apung Asela.
80. 64
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
“Lalu pinjem karpet dari
saudara,sayamasihingatwarnanya
merah,” katanya
mengenang.
Lalu dia membuat tiga meja dari
triplek bekas yang
diminta dari
tetangga. Lalu kopinya? The power
off kepepet pun muncul. Dirinya
mengutang satu renteng (isi enam
saset) kopi cap Kapal Api ke sebuah
toko.
Sedang gelasnya
pinjam
dari bufet mertua. Enam buah,
warnanya
tidak seragam pula.
Itulah aksi nyata yang dilakukan
untuk bangkit survive. Berjualan
kopi kecil-kecilan dengan warung
tanpa dinding. Kemudian warung
itu terbukti berkembang sedikit
demi sedikit. Seiring dengan
waktu
ternyata usaha tersebut tumbuh
membesar menjadi rumah makan
apung seafood yang terkenal
meskipun pernah terbakar pada
2018. Berkembang tanpa kucuran
kredit dari bank.
Di masa sulit dulu Buyat
mengaku menaati pesan
gurunya,
bahwa modal uang bukan
satu-satunya syarat untuk
sukses
mendirikan usaha. Lalu apa?
Gurunya menjawab, “yang penting
ada kemauan, ada tekad.”
Buyat memang tergolong
sosok
yang memiliki kemauan kuat.
Ketika masih sekolah di Bustanul
Buyat Riyono, bos RM
Asela Sampang punya
empat dasar untuk
sukses.
Pertama, harus punya
mimpi. Kedua, harus punya
konsep bisnis yang jelas.
Ketiga, ada action, Keempat,
sabar dalam berproses.
‘‘ ‘‘
RM Asela yang dirintis mulai dari nol.
81. 65
Ulum Sejati dia sudah belajar
mencari uang. Bahkan saat
kuliah
dia sudah bisa membiayai diri
sendiri dengan cara berjualan kopi,
jual mie, hingga kaos.
Kini dirinya bolehlah berbangga
karena impiannya telah terwujud.
Apakah berarti dia telah sukses?
Buyat justru merespons
pertanyaan
ini dengan jawaban unik: “Saya
tidak merasa sukses. Orang
sukses
itu bukan orang yang sudah
berada di atas. Orang sukses itu
orang yang terus berproses.
Tidak
pernah berhenti. Terus
berinovasi,
meningkatkan layanan, dan
memperbaiki kekurangan yang
ada.” n
Berguru kepada Pengusaha Sukses
83. 67
Setiap generasi punya karakter sendiri-sendiri.
Barang siapa cerdik membidiknya dengan tepat niscaya
bisnisnya akan berkembang pesat. Nasihat menarik ini
disampaikan Ir. Dwi Mayasari Tjahjono S.Pd, M.MPar,
Dipl.Cibtac, Dipl.IFA, CEO Pacific International Beauty
Group, dalam acara Bincang Online Kelompok Usaha
Sekolah (KUS), pada 7 Agustus 2021 lalu. Ini merupakan
acara sharing pengalaman dan pembinaan bagi siswa
peserta program SMA DT tahun pelajaran 2020/2021.
“Bila mau membuka bisnis hendaknya jangan
sekadar berdasar kesukaan semata. Jangan berbisnis
hanya karena ingin dan nyaman melakukannya, hanya
nice to have saja,” katanya mengingatkan.
Minatdanpassionmemangdapatmenjadisalahsyarat
menjadi sukses. Namun masih ada hal lain yang mesti
dipertimbangkan. Antara lain tentang siapa yang akan
menjadi target pasar dan bagaimana
karakteristiknya.
Koordinator Tim Kurikulum Pelatihan Bidang
Kecantikan Program SMA DT Jatim itu menegaskan,
mengenal karakteristik calon konsumen sangatlah
penting. Lalu dicontohkan kondisi demografi Provinsi
2.6. Cerdik Membidik Generasi Z
Cerdik Membidik Generasi Z
84. 68
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Jawa Timur saat ini. Dari 40,67 juta
penduduk, ternyata yang berusia 8
tahun hingga 39 tahun
sebanyak
50,12 persen. Ini bermakna
struktur
umur penduduk
Jatim
didominasi
oleh generasi Z dan generasi
milenial. Bila ditambah dengan
generasi X (usia 40-55 tahun),
maka jumlahnya menjadi 74,08%.
Sebuah market yang sangat besar.
Setiap generasi punya ciri khas
sendiri. Tetapi gen X, gen milenial,
dan gen Z memiliki satu kesamaan
yang menonjol yaitu
kelekatannya
pada dunia digital. Mereka
setiap
saat memegang gadget dan
terkoneksi aktif dengan internet.
Ibaratnya, saat tidurpun yang
mereka peluk adalah smarphone.
“Itu berarti kalau kita
berbisnis
haruslah masuk ke dalam
digitalisasi. Bila tidak dapat
diakses secara online, bisnis kita
pasti sulit hidup,” kata alumnus
S2
Manajemen Pariwisata Stiepari
Semarang ini.
Wirausahawan harus
pandai
memanfaatkan semua
saluran
informasi daring. Gunakan
dengan maksimal media
sosial
Instagram, Facebook, Twiter,
What’sApp, hingga platform video
Tiktok maupun Youtube untuk
mem-branding dan menjual
produk. Publikasikan dan viralkan
apa-apa yang menjadi keunikan
dan keunggulan produk kita di
sana.
Apalagi kini sudah terbit
Peraturan Sekretaris Jenderal
Kemendikbudristek No 14/2021
tertanggal 2 Agustus 2021 tentang
penyaluran bantuan pemerintah
paket kuota data internet untuk
pelajar dan mahasiswa 2021. Hal
ini akan membuat semakin banyak
orang yang berselancar di dunia
maya.
Gen milenial dan gen Z
sangat
menyukai hal-hal baru, gemar
memburu pengalaman baru. Maka
agar sukses, bisnis kita hendaklah
berbasis pada inovasi. Produk yang
ditawarkan harus beda dan pas
dengan minat mereka. Dulu bakso
hanya berisi pentol bulat,
sekarang
ada bakso udang lopster dan
banyak varian lainnya. Kini ada
roti croissant yang dicetak dengan
Ir. DWI MAYASARI TJAHJONO
85. 69
cetakan waffle sehingga jadilah
kue baru croffle.
“Di bidang tata rias, sudah
ada masker untuk pengantin yang
tidak merusak keindahan tata rias,
malah menambah aksen
aksesoris.
Desainer Avantie menciptakan baju
APD (alat pelindung diri)
cantik
yang bisa dibuat jalan-jalan ke
mal,” katanya.
Jadi, simpulnya, ada dua kunci
sukses bisnis di era disrupsi seperti
sekarang ini yaitu: digitalisasi dan
inovasi.
Unggulkan Prokes
Tapi ada tambahan satu kiat
lagi. Ini spesifik untuk era
pandemi
Covid-19. Ketika banyak orang
mengeluh sulitnya lapangan
Struktur umur
penduduk
Jawa Timur didominasi
oleh generasi Z dan
generasi milenial,
sebanyak 50,12%. Bila
ditambah dengan
generasi
X (usia 40-55 tahun),
maka jumlahnya menjadi
74,08%. Ini market besar
yang sangat potensial
untuk dibidik.
‘‘
‘‘
Cerdik Membidik Generasi Z
86. 70
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
pekerjaan dan lesunya ekonomi
akibat pandemi dan kebijakan
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat), seorang
entrepreneur harus tetap optimistis
dan terus berinovasi.
Sejumlah perusahaan roti
menyiasati berkurangnya pesanan
dan kelebihan tenaga kerja
dengan
cara memfungsikan separoh
karyawannya sebagai kurir dan
sales roti. Yang menarik,
sejumlah
pedagang makanan mengaku
omsetnya selama pandemi justru
meningkat, terutama untuk pesanan
melalui online dan pembelian take
away (dibungkus untuk dimakan di
rumah).
“Orang kalau PPKM di rumah itu
bawaannya apa? Ya
kepinginnya
ngemil saja kan. Nah, itu
peluang
bisnis. Upload saja status ke
medsos: Di rumah saja,
pingin
ngemil. Anda pesan kami antar.
87. 71
Sekarang banyak orang tua yang
pulang kerja membawa banyak
makanan, karena sekarang semua
anggota keluarganya ada di dalam
rumah,” katanya.
Pandemi telah membentuk
kebiasaanbaru.Disadariatautidak,
perilaku new normal telah
mulai
terbentuk di
masyarakat. Satu di
antaranya adalah
mengutamakan
kesehatan. Konsumen makin
peduli dengan protokol kesehatan.
Kenyataan ini perlu direspons.
Kita harus menunjukkan
bahwa
proses produksi
dagangan kita
dilakukan dengan
menerapkan
protokol kesehatan yang
ketat.
Bahan-bahan telah dicuci
bersih.
Juru masak kita
memakai
masker.
Setelah dikemas
disanitasi,
pedagangnya pakai sarung tangan.
Nah, semua itu kita
unggah ke
internet agar ditetahui semua
orang.
Semua upaya dan edukasi
tersebut akan menimbulkan trust.
Konsumen pasti akan lebih memilih
produk yang aman dan
mengikuti
prokes dengan benar. Justru prokes
itulah yang dapat kita jadikan
sebagai keunggulan dan selling
point. n
Cerdik Membidik Generasi Z
Make up karya siswa DT SMAN Mumbulsari Jember.
89. 73
Apakah brand itu? Apa penting sebuah brand atau
merek atau jenama? Berikut definisi unik tentang brand
yang diungkapkan oleh pendiri dan CEO Amazon.
“Brand adalah apa yang dikatakan tentangmu
saat kamu tidak ada di ruangan itu,” kata Jeff Bezos.
Sebagaimana diketahui, Amazon.com. Inc adalah salah
satu perusahaan teknologi big four di Amerika yang
bergerak di e-commerce, komputasi cloud, streaming
digital, dan kecerdasan buatan.
Ini artinya brand adalah penilaian yang relatif
objektif
dari seseorang terhadap diri kita (atau merek kita).
Penilaian yang bebas dari tendensi dan tanpa
basa-basi,
karena kita tidak sedang berada di depan mereka.
Kalau dia bilang brand kita baik berarti memang baiklah
adanya, begitu juga sebaliknya.
Ya brand merupakan akumulasi citra positif yang
terbangun sedikit demi sedikit dari kerja keras,
komitmen,
hingga publisitas yang berkelanjutan. Lalu brand
menjelma sebuah jaminan mutu, trust, bahkan sebuah
kebanggaan bagi user dan konsumennya.
2.7. Membangun Brand
di Era Medsos
Membangun Brand di Era Medsos
90. 74
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Dari uraian singkat
tersebut
sudah tergambar betapa
pentingnya membangun brand
bagi pengusaha. Bahkan bukan
saja penting bagi badan usaha,
brand juga perlu dimiliki oleh orang
per seorangan. Personal
branding
juga sebuah aset tak berwujud
yang bernilai tinggi dan
menunjang
kesuksesan. Banyak selebritis dan
tokoh masyarakat sukses menjual
produk dan jasa lantaran personal
brandingnya sudah berkibar
duluan
di mana-mana.
“Maka dari itu pebisnis
pemula, harus mulai merintis dan
memperkuat brand secara serius
untuk mendapatkan kesuksesan,”
kata Nur Iswahyudi, owner Vista
Studio, dalam webinar SMA DT
dengan tema Membangun Karier
dan Marketplace, 26 Juni 2021.
Selain itu disarankan agar
pebisnis mau meningkatkan
91. 75
portofolionya. Di era
medsos
sekarang ini protofolio bisa
dibangun melalui layanan
digital
antara lain melalui facebook,
instragram, tiktok, maupun youtube.
Kini di era digital kita dapat
memanfaatkan marketplace
sebagai sarana menjual
dagangan maupun jasa.
Sejumlah
keuntungan dari marketplace
adalah
jangkauannya yang luas,
transaksi terpercaya, pengiriman
terintegrasi, dan mendapat review
konsumen.
Tetapi ada kekurangannya
yaitu di sana pasti terjadi perang
harga. Bahkan etika berjualan-
nya sudah cenderung tidak sehat.
Misalnya calon pembeli sudah
masuk di toko online kita. Dia
berminat
membeli barang kita se-
harga satu juta
rupiah. Tahu-tahu
Pebisnis pemula
harus mulai
merintis
dan memperkuat
brand secara serius
untuk mendapatkan
kesuksesan.
Nur Iswahyudi
Owner Vista Studio
‘‘
‘‘
Membangun Brand di Era Medsos
ada
pedagang sebelah nyelonong
masuk ke toko kita dan membu-
juk
konsumen itu untuk membeli
dagangannya dengan iming-iming
harga 800 ribu. “Ini kalau terjadi
di toko
offline kan membuat orang
jadi
berantem,” katanya.
Database juga penting
untuk
dibangun semenjak awal.
Transaksi
pembelian lewat online selalu
menyisakan jejak digital berupa
92. 76
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
data nama pemesan, alamat,
hingga nomer smartphone. Semua
itu perlu dihimpun dengan rapi.
Sehingga suatu saat dapat ditawari
produk baru, sehingga mereka
menjadi pelanggan setia.
Misalnya kita membuka
usaha
cuci motor. Kita pelajari
pelanggan
A biasanya cucinya seminggu
sekali. Maka kalau tidak
mencuci
pada hari H-nya kita dapat
mengingatkan via WA, atau kita
iming-imingi bahwa sekarang di
tempat cucian kami ada layanan
tambahan berupa wifie gratis dan
sebagainya. n
93. 77
Setiap program, bila mengikuti prinsip
manajemen,
selalu akan melalui empat
kegiatan
yang lazim di sebut dengan POAC, yaitu
planning-organizing-actuating-controlling. Demikian
juga halnya dengan program SMA DT yang
melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksaaan, dan
pengawasan.
Pembahasan tentanf perencanaan, pengorganisasian,
dan pelaksanaan telah banyak dibahas pada bab-bab
sebelumnya. Kini akan diutarakan tentang kegiatan
yang berkaitan dengan aspek pengawasan SMA DT.
Pengawasan di sini meliputi kegiatan pemantauan dan
penilaian atau monitoring dan evaluasi (monev).
Sebelum pandemi monev SMA DT relatif lebih mudah
dilaksanakan, karena tim monev dapat langsung terjun
ke lapangan guna melihat dari dekat pelaksanaan DT
di sejumlah sekolah sampling. Tim dapat memantau
sampai sejauh mana langkah yang dicapai, kendala
yang dihadapi, serta memeriksa kelengkapan dokumen
dan pelaporan yang sudah dijalankan.
Tetapi hingga kini serangan virus Covid-19 masih
2.8. Monev Pun Dilakukan Daring
Monev Pun Dilakukan Daring
94. 78
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
belum mereda, sementara kegiatan
pemantauan dan evaluasi harus
tetap dijalankan sebagai bagian
akhir dari pelaksanaan program DT
yang utuh. Maka pilihannya adalah
menjalankan monev
secara daring
melalui aplikasi Zoom.
Memang
ini bukan pilihan yang ideal, tetapi
setidaknya merupakan langkah
yang bijak yang dapat dilakukan di
saat pandemi.
Monev jarak jauh
memiliki
sejumlah kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya adalah
dapat berkangsung efektif dan
efisien. Dalam satu hari dapat
dilaksanakan sejumlah monev
secara bersamaan waktunya
dan dapat menjangkau SMA
penyelenggara DT yang jauh
lokasinya. Sedang kekurangannya
adalah tim monev tidak dapat
memeriksa pelaksanaan DT di
lapangan secara fisik
dengan
Monumen DT di SMAN Mumbulsari Jember
95. 79
cermat. Dengan demikian
harus
menerima dan
memercayai
laporan penyelenggaraan DT
secara lisan yang disampaikan oleh
penanggung jawab di
lapangan,
serta berdasarkan hasil tanya jawab
selama monev daring berlangsung.
Pada 31 Agustus 2021 telah
berlangsung monev program DT
secara daring. Dalam satu hari
tersebut berhasil dilaksanakan
monev terhadap lima sekolah
yaitu SMAN Arjasa Jember dan
SMAN1 Kepohsari Bojonegoro
yang
berlangsung pukul 09.00
sampai 11.00, SMAN 1 Sugihwaras
Bojonegoro (11.00-13.00), SMAN1
Ngraho Bojonegoro dan SMAN
Mumbulsari Jember (13.00-15.00).
Kegiatan monev meliputi
presentasi laporan pelaksanaan DT
oleh kepala sekolah disusul
dengan
tambahan informasi dari trainer,
operator atau admin DT, serta
Monev Pun Dilakukan Daring