SlideShare a Scribd company logo
1 of 173
Download to read offline
MEMBANGUN ENTREPRENEUR
MELALUI KELOMPOK USAHA SISWA
PROGRAM SMA DOUBLE TRACK JATIM 2021:
Cetakan Pertama, Oktober 2021
xvi + 157 halaman, 17,6 x 25 cm
ISBN: 978-623-92390-7-7
Pengarah:
Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T.
Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, Ph.D.
Penanggung Jawab:
M. Zainul Asrori
Ety Prawesti
Penulis Naskah:
Sukemi, Adriono
Editor Naskah:
Fajar Baskoro, Arya Yudhi Wijaya
Pemasok Data:
Setiyo Agustiono, Hozairi, Bekti Cahyo Hidayanto
Desain Cover:
Condro Wiratmoko
Desain Isi:
Sulistyorini
Foto:
Dokumentasi Sekolah Peserta Double Track
Penerbit:
PT Pendar Asa Komunika
Jl. Jatisari Permai III Blok F 55
Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur
Mobile Phone:
0812-3587-792
Diterbitkan untuk Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS
Copyrigth 2021 pada Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS
@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Isi di luar tanggung jawab percetakan
SEKAPURSIRIH
Alhamdulillah, kerja sama antara ­
Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur dengan
­
Institut Tekknologi ­
Sepuluh November (ITS)
Surabaya dalam ­
penyelenggaraan ­
Program
SMA ­
Double Track (SMA DT) sudah ­
memasuki
tahun ketiga. Hasilnya cukup ­
positif. Ini
­setidaknya ­berdasar hasil ­monitoring
dan evaluasi yang telah ­
dilakukan, bekal
­
keterampilan yang diperoleh siswa peserta
DT sudah cukup memadai untuk memasuki
dunia kerja atau berwirausaha.
Sudah banyak dari alumni program DT
bekerja dan berwirausaha pada sektor yang
memang sesuai ­
dengan yang diperoleh saat
para siswa mengikuti program DT, di ­
samping
ada sebagian kecil yang ­
melanjutkan ­
untuk
kuliah sambil tetap menjalankan usaha
­berbekal ­keterampilan DT.
Bagi ITS semua itu perlu disyukuri, karena
memang program ini disiapkan agar para
­
lulusan SMA dan MA yang tidak melanjutkan
kuliah, dapat mandiri, baik bekerja maupun
berwirausaha.
Bagi ITS membantu pelaksanaan ­
program
REKTOR ITS
iii
Sekapur Sirih Rektor ITS
DT ­
bukan semata untuk menjalankan fungsi tri dharma
­
perguruan tinggi di bidang pengabdian ­
masyarakat, tapi lebih
dari itu ITS yang berada di Jawa Timur memandang perlu dan
terpanggil untuk ikut serta dalam ­
membantu ­
pembangunan
di Jawa Timur. Jika saja ­
pengangguran ­
terselesaikan,
maka ­
masyarakat Jawa Timur tidak lagi ­
menjadi beban
­
pembangunan. Jika saja dari para ­
peserta DT ini terserap di
dunia usaha dan dunia industri atau ­
mereka mandiri menjadi
wirausahawan, maka sudah dapat ­
dipastikan beban Jawa
Timur terkait dengan pengangguran dapat ­
terselesaikan.
Sebagai sebuah perguruan tinggi, ITS tidak ingin ­berpangku
tangan melihat persoalan di masyarakat Jawa Timur. ITS
­
harus bisa mencarikan solusi secara ­
bersama-sama, ­
karena
­
kampus bukanlah sebuah menara gading, yang hanya ­
indah
dan gagah dilihat, tapi kehadirannya harus juga dapat
­
dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa
Timur. Melalui program DT, ITS berharap dapat berbagi ilmu
dan ­
pengetahuan yang memang dibutuhkan oleh masyarakat
terutama bagi siswa SMA.
Saya berharap kerja sama ini tetap terus terjalin, ­
bukan
hanya terbatas pada program DT, tapi pada program
­
lainnya, terkait dengan pemberdayaan masyarakat di Jatim
juga ­
pemanfaatan teknologi yang telah dihasilkan oleh ITS.
­
Semoga apa yang diusahakan ini dicatat sebagai bagian dari
amal kebajikan kita di dunia. Aamiin.
Surabaya, Oktober 2021
Rektor
Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, Ph.D.
iv
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
SAMBUTAN
Kita patut bersyukur, meski
­
penyelenggaraan ­
program SMA DT
­diselenggarakan di tengah ­pandemi ­Covid-19
dan PPKM (Pemberlakuan ­
Pembatasan
­
Kegiatan ­
Masyarakat), hasilnya tetap
menggembirakan. Saya ­
sangat yakin ­
capaian
ini semua berkat tangan ­
dingin tim ITS
yang mengawal dengan ­
sungguh-sungguh
­
kegiatan-kegiatan di lapangan.
Memang ada beberapa fokus ­
perhatian
yang ­
sebelumnya telah direncanakan
­
mengalami pergeseran. Itu lantaran kita lebih
memilih dan mengutamakan faktor ­kesehatan
daripada sekadar menjalankan program
yang telah diagendakan ­
sebelumnya. ­
Itulah
­sebabnya, pada pelaksanaan tahun ­ketiga ini,
program DT mengalami pergeseran ­
setengah
tahun. Jika sebelumnya berawal ­
sesuai
­
dengan tahun pelajaran (Juli), kini ­
diubah
sesuai dengan tahun anggaran ­
(Januari).
Program SMA DT yang menjadi salah
satu program unggulan di lingkungan Dinas
­Pendidikan ­Provensi Jawa Timur tetap ­menjadi
perhatian, meski dalam ­
pelaksanaannya
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA TIMUR
v
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
­
harus sedikit bergeser dari jadwal ­
semula, menyesuaikan dengan
penerapan PPKM akibat pandemi Covid-19.
Dalam pelaksanaannya, saya merasa bersyukur karena ­program
DT telah memberikan gambaran utuh sekaligus dapat ­
menginspirasi
kami dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM).
Kami banyak ­
mengambil ­
pelajaran dari apa yang telah dilakukan
oleh beberapa ­
sekolah penyelenggara program SMA DT.
Selain itu, selama pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM,
program DT telah menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ),
baik teori, praktik, maupun ujian dan monitoring evaluasi. Ini
menjadi pelajaran berharga bagi kami bahwa PJJ yang telah
­
dijalankan program DT bukanlah sesuatu yang mustahil ­
semakin
­
diintensifkan di masa mendatang. Memang kita tidak boleh
­menutup mata ­terhadap masih ditemukan kekurangan di ­sana-sini.
Tapi saya yakin, seiring dengan ­
berjalannya waktu, nantinya
­
kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperbaiki ­
bersama.
Buku ini adalah buku ketiga dari penyelenggaraan ­
program
SMA DT. Jika mau merunut dan memerhatikan catatan-catatan di
dalamnya, maka saya berkesimpulan,­­
penyelenggaraan ­
program
DT telah sesuai dengan tujuan awal digagasnya ­
program ini. Kisah
yang tertuang dalam buku ini dan dua buku sebelumnya, telah
memberikan ­
gambaran bahwa DT —­
sebagaimana niat di awal
­
penyelenggaraannya— telah menjadi salah satu cara dalam ­
upaya
mengurangi angka pengangguran terdidik setelah kelak siswa
­
menyelesaikan studinya di jenjang SMA. Bukan ­
hanya itu, program
DT juga telah memotivasi siswa tentang masa ­
depan ­
mereka untuk
bisa mandiri, berbekal keterampilan yang ­
diperolehnya.
Semoga buku ini membawa manfaat sekaligus menjadi
­
penyemangat dan menginspirasi sekolah DT lainnya untuk bisa
mengikuti langkah positif yang terekam dalam buku ini.
Terima kasih.
Surabaya, Oktober 2021
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T.
vi
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
KATAPENGANTAR
Sudah selayaknya saya merasa
­
berbahagia, berkat atas rahmat dan ­
karunia
dari Allah SWT, program SMA DT yang kini
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Sungguh pada saat dimulainya ­
program
ini saya ­
tidak pernah membayangkan jika
­
program DT dapat ­
menjadi kebanggaan
tersendiri bagi sekolah ­
penyelenggara
­
maupun siswa peserta. Program DT ­
bermula
dari ­
pemikiran sederhana tapi substantif:
bagaimana peserta didik di bangku SMA
mendapatkan bekal setelah lulus, ketika
­
sebagian dari mereka tidak melanjutkan ke
­
jenjang pendidikan tinggi karena alasan
­keterbatasan ekonomi.
Data pada awal dimulainya program ini,
ada ­
sekitar 65 persen lulusan SMA di Jawa
Timur yang ­
tidak ­
melanjutkan kuliah karena
berbagai alasan, salah ­
satunya ­
keterbatasan
ekonomi. Mereka yang tidak ­
melanjutkan ke
bangku kuliah dapat dipastikan akan ­
mencari
­
pekerjaan, tapi ­
manakala bekal yang
­
dimiliki tidak mencukupi, pasti bermuara
KEPALA BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN SMA
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
vii
Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jatim
pada ­
pengangguran. Karena itulah ­
terpikir bagaimana
­
menyiapkan ­
keterampilan bagi 65 persen ­
lulusan SMA
yang sudah dapat dipastikan tidak ­
melanjutkan studi.
Tingginya persentase ini jika dibiarkan begitu saja, dapat
menyumbangkan jumlah pengangguran ­
terdidik. Untuk
itulah saya mencoba memberikan ide untuk ­
membekali
kepada mereka ­
keterampilan-keterampilan praktis agar
­
lewat penguasaan keterampilan itu, bisa ­
dijadikan bekal
dan ­
menambah daya saing ketika ­
memasuki pasar kerja.
Gayung bersambut, ketika ide DT saya sampaikan
ke ­
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
ITS ­
memiliki ­
sumber daya manusia yang mumpuni ­
untuk
­
merealisasikan ide ini. Jauh sebelum DT, sepengetahuan
saya, ITS juga ­
sudah ­
memiliki ­
jejaring di beberapa ­
sekolah,
hanya saja ­
fokusnya ­
berbeda ­
dengan ­
program DT. Lebih
pada membangun ­
kemampuan ­
akademik mata pelajaran,
agar bisa diterima di perguruan tinggi. Tapi saya yakin, ITS
akan mampu ­
merealisasikan program DT.
Syukurlah dengan dukungan tenaga profesional dan
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi,
­
hasilnya sungguh luar biasa. Bahkan ketika pandemi
­
Covid-19 dan PPKM diterapkan, pelaksanaan program
DT tetap berjalan dengan dukungan teknologi yang
­
dikembangkan oleh ITS.
Kini program DT menjadi program unggulan dan
­
inovatif di lingkungan Dinas Pendidikan Provensi Jawa
Timur dan bahkan akan diadopsi oleh Pemerintah pusat.
Sungguh saya mengucapkan terima kasih kepada Tim ITS
yang telah menjalankan program ini dengan baik ­
bahkan
juga telah mengembangkannnya menjadi daya tarik
­
sendiri baik bagi siswa maupun orang tua serta sekolah
penyelenggara.
Yang terakhir ini saya ingin sampaikan, berkat ­
program
DT beberapa sekolah melaporkan terjadi peningkatan
­
peminat sehingga menambah rombel pada tahun ajaran
baru. Di sisi lain, para alumni program DT kini ada yang
viii
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
sudah ­
mandiri menjalankan usaha dari keterampilan yang
diperolehnya ­
melalui DT dan ada pula yang memang
­
sudah memasuki ­
dunia kerja dari bekal mengikuti DT.
Harapan ke depan, program ini tetap berlanjut dan
­
lebih baik lagi. Semoga ITS tidak henti-hentinya ­
untuk
membantu dan mencari terobosan-terobosan untuk
pengembangan ­
program DT berikutnya. Terima kasih.
Surabaya, Oktober 2021
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,
Dra. Ety Prawesti, M.Si.
ix
Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jatim
x
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
KATAPENGANTAR
Puji syukur patut kita ungkapkan ­
karena,
­
amanah yang diberikan Dinas ­
Pendidikan
­
Jatim dalam ­
mengawal program DT ­
kepada
ITS sampai tahun ketiga ini ­
berjalan ­
lancar
dan sukses. Kelancaran ini tentu saja ­
berkat
kerja sama yang baik antara ITS ­
sebagai
­
pengawal di ­
lapangan dengan ­
Dinas
­
Pendidikan Jatim, dalam hal ini Bidang
­
Pembinaan Pendidikan SMA (PP SMA), yang
telah ­
memfasilitasi ­
berbagai kebutuhan
­
selama ­
penyelenggaraan. Dukungan dari
Bidang PP SMA kami rasakan benar ketika
harus melakukan koordinasi dan komunikasi
dengan sekolah penyelenggara, baik ­
kepala
sekolah, trainer, operator, maupun siswa
peserta, ­
berjalan lancar.
Di awal saat saya ditunjuk Rektor ITS
­
untuk mengawal program DT, belum ­
banyak
­
tergambar tentang apa yang harus ­
dilakukan.
Komunikasi yang intens ­
dengan jajaran Bidang
PPSMAsertainternalkeITS,telah­membuahkan
hasil. Bukan saja ­
terciptanya berbagai
­
program inovasi yang ­
berkesinambungan tapi
juga ­
hasil capaian yang membanggakan.
KETUA PELAKSANA PROGRAM SMA DT
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
xi
Kata Pengantar Ketua Pelaksana Program SMA DT
Kebanggaan ini tentu cukup beralasan, karena di
­
tahun 2021 ini Jawa Timur mencatatkan diri sebagai
provinsi ­
dengan kinerja pendidikan tertinggi ­
se-Indonesia.
­Menurut ­highlight indeks kinerja urusan pendidikan hasil­
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
­
dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri, ­
menunjukkan
bahwa indeks kinerja pendidikan Jatim mencapai 4,2308
poin, mengungguli 33 provinsi lain di Indonesia.
Terlepas banyaknya program pendidikan yang ­
dijalankan
oleh Dinas Pendidikan Jatim yang berkontribusi dalam
­
pencapaian indeks kinerja pendidikan itu, saya meyakini
­
bahwa salah satunya adalah karena program SMA DT.
Program ini bukan hanya telah memberikan harapan ­
besar
dan motivasi yang luar biasa kepada para lulusan SMA yang
tidak melanjutkan kuliah, tapi juga memberikan ­
dukungan
terhadap kemandirian mereka dalam ­
berwirausaha, ­
sehingga
terlepas dari predikat sebagai pengangguran terdidik.
­
Program DT telah menciptakan cukup banyak alumni SMA
yang kini menjadi wirausahawan muda selain berkat sertifikat
keterampilan yang diperole. Mereka terserap di dunia kerja.
Melihat capaian ini saya sangat berharap ke ­
depan
­
program ini dengan berbagai inovasinya tetap akan
­
dilanjutkan, ­
karena nyata terlihat hasilnya. Tentu di sana-sini
perlu dilakukan perbaikan agar semakin mendekati keinginan
awal diselenggarakannya program ini.
Sekali lagi saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih
atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. Semoga apa
yang kita perbuat akan membawa manfaat bagi kemajuan
negara dan bangsa tercinta.
Surabaya, Oktober 2021
Ketua Pelaksana Program SMA DT,
Drs. M. Zainul Ashrori, M.Si.
xii
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
PRAKATA
TIMPENULIS
Syukur Alhamdulillah di tengah Pandemi ­
Covid-19
dan PPKM (Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan
Masyarakat), penulisan buku Program SMA Double Track
(SMA DT) dapat terselesaikan. Buku ini adalah buku ketiga
yang kami susun. Buku pertama berisi ­
tentang awal mula
digagasanya Program DT yang ­
antara lain ­
menyajikan
tentang pelaksanaan di lapangan yang disambut hangat
oleh pihak sekolah dan peserta, serta menyajikan kesan
dari para trainer saat menerima ToT di Surabaya.
Buku kedua yang ditulis saat mulai pandemi Covid-19
berisi berisi tentang bagaimana pihak sekolah, siswa dan
juga trainer menjalankan Program DT dalam suasana
merebaknya Virus Corona, dimana sekolah dan ­
aktivitas
pembelajaran diminta mematuhi protocol kesehatan.
Ada banyak terobosan yang dilakukan pihak sekolah
dan siswa dari mulai membuat handsaintezer hingga
­
mendesain masker dari kain yang dilakukan siswa yang
memilih keterampilan tata busana.
BukuketigainiditulissaatpandemiCovid-19­memasuki
gelombang kedua, yang jauh lebih ­
dahsyat ­
dampaknya
di masyarakat, sehingga ­
diberlakukannya PPKM ­
sehingga
sekolah pun tidak melakukan ­
pembelajaran tatap
muka (PTM). Fokus penulisan buku ketiga ini ada pada
­
bagaimana ­
pihak sekolah membuat dan ­
menjalankan
xiii
Prakata Tim Penulis
Kelompok ­
Usaha Siswa (KUS), sebagai cara melakukan
­
pembelajaran ­
keterampilan yang dilakukan secara kelompok.
Jika ­
sebelumnya siswa bekerja secara individual dalam praktik
­
keterampilannya, pada KUS siswa dikelompokkan.
Jika memandingkan hasilnya memang model KUS jauh lebih
baik,interaksiantarsesamapesertadalamrumpun­keterampilan
yang sama berjalan intens dan produk yang ­
dihasilkannya
pun sudah dapat dipasarkan, karena tiap KUS punya produk
­
unggulan dan telah diberi nama. Tim work pun terbentuk,
­
bukan saja pada rumpun keterampilan sejenis, tapi juga di luar
keterampilan sejenis. Sebagai misal, produk ­
keterampilan boga
yang akan dijual mereka membutuhkan kemasan atau stiker
yang harus dikerjakan oleh ­
kelompok ­
keterampilan ­
multimedia
atau fotografi. Maka pada buku ­
ketiga dapat dikatakan ­
sudah
mendekati keinginan awal dari program DT, membangun
­
kemandirian berusaha atau ­
menciptakan ­
wirausahawan baru.
Semestintya buku pertama hingga ketiga ini menjadi satu
­
kesatuan yang utuh, sebagai sebuah serial ­
pelaksanaan
­
program DT. Tapi kekhawatiran kami, tidak banyak
­
kesempatan untuk mendapatkan buku pertama hingga ­
kedua,
karena itu dalam buku ketiga ini tetap kami sajikan tentang
awal mula digagasnya program DT ini.
Kami berharap sajian buku ini dapat menambah wawasan
sekaligus menjadi pegangan dan panduan bagi sekolah yang
mungkin baru pertama kali ditunjuk melaksanakan program
DT, sehingga pihak sekolah tidak perlu memahaminya dari
nol, karena sudah banyak kisah sukses dalam pelaksanaan
program DT dari sekolah dan peserta. Kritik serta saran atas
terbitnya buku ketiga ini tetap kami nantikan untuk perbaikan
penyusunan buku berikutnya. Semoga buku bermanfaat dan
menjadi amal kebajikan kami di dunia. Aamiin.
Surabaya, Oktober 2021
Tim Penulis
xiv
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
DAFTARISI
l	
Sekapur Sirih Rektor ITS................................................... iii
l	
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim............ v
l	
Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA........................... vii
	 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
l	
Kata Pengantar Ketua Pelaksana Program SMA DT........... xi
	 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
l	
Prakata Tim Penulis........................................................xiii
l	
Daftar Isi........................................................................xv
BAGIAN 1: PENDAHULUAN
1. SMA DT Program Unggulan Jatim...................................1
2. Mekanisme Pelaksanaan.................................................7
3. Grand Design dan Tahapan SMA DT.............................13
4. Aplikasi Pendukung DT.................................................17
5. Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran..........................25
6. Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)......................31
BAGIAN 2: BERSEMANGAT MERINTIS USAHA
1. Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih..........................37
2. Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif..................45
3. Menyiasati Masa Pandemi.............................................51
4. Mendayagunakan Webinar...........................................55
5. Berguru kepada Pengusaha Sukses................................61
6. Cerdik Membidik Generasi Z.........................................67
7. Membangun Brand di Era Medsos.................................73
8. Monev Pun Dilakukan Daring....................................... 77
xv
Daftar Isi
BAGIAN 3: KIPRAH DAN PRESTASI SISWA DT
1. 	 Hasil yang Menggembirakan......................................83
2. 	 KUS SMAN 1 Berbek, Sambel Pecelnya Maknyus.........89
3. 	 KUS Bangkalan: Aktif Pameran dan Gelar Ekspo Mini......93
4. 	 Ikhlas Menjadi Trainer DT...........................................99
5. 	 Gelar Milenial Enterpreneur Award (MEA) 2021.........103
6. 	 Belum Ekspansi Omset Sudah Tinggi.........................109
7. 	 Alumni yang Merasakan Manisnya Berwirausaha.......115
8. 	 Siswa Antusias, Sekolah Tertantang...........................121
9. 	 Bekerja dengan Bekal Keterampilan DT.....................125
10.	Mereka Kuliah Sambil Berwirausaha.........................129
BAGIAN 4: MENATAP KE DEPAN
1. 	 Bersiap Luncurkan SMA DT Mandiri..........................135
2. 	 Mengawal Alumni DT dengan Rumus........................139
3. 	 Omset sebagai Umpan Balik Positif...........................145
4. 	 DT Tingkatan Modal Sosial Sekolah..........................149
DAFTAR PUSTAKA.
...................................................... 157
xvi
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
1
BAGIAN1
PENDAHULUAN
Program Sekolah Menengah Atas Double Track atau SMA
DT telah berjalan tiga tahun. Sudah terlihat ­
hasil-hasil
yang dicapai, meskipun dalam perjalanannya ­mengalami
sejumlah kendala. Termasuk hambatan yang tidak
­
terduga sebelumnya: pandemi Covid-19. Tetapi seperti
bunyi pepatah “sekali layar dikembangkan, ­
pantang
­
surut ke belakang.”
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita
­
menyegarkan ingatan kembali tentang apa sebenarnya
program SMA DT serta kondisi yang ­melatarbelakanginya.
1.1.	 SMA DT Program Unggulan Jatim
SMA DT Program Unggulan Jatim
Mendikbudrisrek Nadiem Makarim menerima buku laporan
penyelenggaraan SMA Double Track saat berkunjung ke kampus
ITS Surabaya, 21 Oktober 2021.
2
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Kilas balik ini layak dilakukan
untuk menyamakan ­
persepsi
semua ­
pihak terkait dan memberi
­
ancangan yang ­
memadai bagi
pembaca yang belum ­
mengenal
sama sekali ­
keberadaan program
SMA DT dari ­
Pemerintah ­
Provinsi
Jawa Timur. Sebuah program
inovasi ­
pembelajaran di jenjang
SMA/MA yang dilaksanakan ­
mulai
­
pertengahan tahun pelajaran
2018-2019.
Secara defenisi, SMA DT
adalah SMA yang ­
melaksanakan
­
kegiatan belajar mengajar (KBM)
­reguler dan ­menyelenggarakan
­kegiatan ­pembekalan ­keterampilan
­
secara berdampingan dengan
­
memanfaatkan kearifan lokal.
Meskipun dikenal dengan istilah
SMA DT, dalam praktiknya ­program
DT juga dilaksanakan di sejumlah
Madrasah Aliyah (MA) di Jatim.
Disebut double track ­karena
sistem ­pembelajarannya
­menggabungkan cara ­belajar
SMA dan Sekolah Menengah
­
Kejuruan (SMK). Siswa SMA
Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri, S.TP, M.Si., dan Direktur SMAKemendikbud Dr. SuhartonoArham, M.Si., meninjau pel
3
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
­diberi ­ketrampilan tambahan
­untuk ­lulusannya. Penambahan
­
ketrampilan ini ­
membuat siswa siap
kerja jika ­
tidak ingin ­
melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Sistem DT dikonsep sebagai
­
kegiatan ekstra kurikuler, dengan
ketentuan setiap siswa minimal satu
tahun mengikuti sistem DT.
Munculnya ide sistem DT
­
berawal dari keprihatinan atas
tingginya potensi lulusan SMA
di Jawa Timur yang menjadi
­pengangguran. Fakta ­menunjukkan
bahwa ­
tidak semua lulusan SMA/
MA di ­
Jatim ­
melanjutkan kuliah.
Bahkan ­
jumlahnya lebih ­
banyak
dari ­
mereka yang melanjutkan
­
studi. Data tahun 2018 ­
mencatat,
ada sekitar 116.772 lulusan atau
­setara dengan 67,84 persen ­lulusan
SMA di Jatim tidak ­
melanjutkan ke
­
jenjang pendidikan berikutnya,
dengan berbagai macam kondisi.
Persentase tersebut semakin tinggi
pada SMA yang berada di daerah
pinggiran kota maupun pelosok
desa.
Ini jelas ironis sebab institusi SMA
itu diniatkan untuk mencetak lulusan
yang kompeten untuk ­
memasuki
mendidikan tinggi. Beda dengan
SMK yang memang ­
menyiapkan
lulusannya untuk siap memasuki
dunia kerja. Realitas ­
suram ini jelas
menjadi ­
permasalahan tersendiri
bagi pembangunan manusia di
Jatim, karena peserta didik ­
lulusan
SMA tidak dibekali skill dasar ­untuk
terjun ke dunia kerja. Maka ­
melalui
program SMA DT diharapkan
siswa mendapatkan ­
keterampilan
atau kompetensi ­
tambahan yang
­
berguna bekal setelah lulus.
­
Program ini diharapkan dapat
­
meningkatkan mutu pendidikan
serta menanggulangi lahirnya
­
pengangguran terbuka dari lulusan
SMA yang tidak ­
melanjutkan kuliah.
Ada tiga tujuan program DT,
SMA DT Program Unggulan Jatim
laksanaan DT di SMAN 3 dan SMAN 4 Bangkalan, 22 Oktober 2021.
4
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
yangmerupakanprogram­unggulan
Dinas Pendidikan ­
Provinsi Jatim
ini. Pertama, untuk ­
meningkatkan
­kompetensi dan ­kemampuan
peserta didik SMA, yang ­
berencana
tidak ­
melanjutkan ke ­
perguruan
tinggi, dalam menguasai salah
satu bidang ­
keterampilan ­
tertentu
­dengan ­memanfaatkan ­kearifan
lokal. ­
Kedua, ­membangun
­
kepercayaan diri peserta didik
dalam ­
berwirausaha atau bekerja
dengan bekal keterampilan yang
dikuasai. Ketiga, membangun
­
jaringan duna usaha dan dunia
industri. Dari tiga tujuan itulah
­
diharapkan potensi pengangguran
lulusan SMA dapat dikurangi.
Program SMA DT ­
tidaklah
“­bertabrakan” dengan
­
kurikulum SMK, karena ­
proporsi
­
kedalaman materi dan ­
proses
­pelaksanaannya ­berbeda.
Di SMK, materi ­
keterampilan
Gambar 1.1: Skema Bidang Keterampilan SMA/MA Double Track
Multimedia
Instalasi
Peralatan
Listrik CCTV
Animasi
Fotografi
Videografi
Desain Grafis
Operator
Komputer
Instalasi
Jaringan
Komputer
Membuat dan
Mendesain
Sound System
Membuat dan
Mendesain
Alat Digital
Pembuatan
Makanan
Indonesia
Pengolahan
Pastry Bakery
Merancang
Mode Busana
Merias Wajah
Panggung
(Make up
Panggung
Terapis
Kecantikan
(Perawatan
wajah manual)
Tata Kecantikan
Rambut
(Junior Stylist)
Tata Rias
Pengantin
Berhijab
Pemeliharaan
dan Perbaikan
Sepeda Motor
Tek. Listrik Tek. Elektro Tata Boga Tata Busana Kecantikan TKR
BIDANG KETERAMPILAN SMA/MA DOUBLE TRACK
Model pengantin berhijab karya siswa DT SMAN 3 Bangkalan.
5
­
diberikan kepada siswa ­
secara
mendalam pada ­
jam-jam
­
pelajaran sekolah, ­
masuk dalam
­intrakurikuler. ­Sedangkan dalam
SMA DT keterampilan­­
diberikan
sebagai skill tambahan dan
­
dimasukkan ke dalam ­
kegiatan
­
ekstrakurikuler. Dengan kata
lain program DT ­
memanfaatkan
­
ektrakurikuler yang diperluas.
SMA DT Program Unggulan Jatim
6
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Menurut Surat ­
Keputusan ­
Menteri
Pendidikan dan ­
Kebudayaan
No. 060/U/1993 dan ­
Nomor
080/U/1993, kegiatan
­
ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang tercantum dalam
susunan program sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan ­
sekolah,
dan dirancang secara khusus
agar sesuai dengan faktor minat
dan bakat siswa.
Program DT terdiri tujuh
­
bidang keterampilan meliputi;
­
multimedia, teknik elektro, teknik
listrik, tata boga, tata busana, tata
­
kecantikan, dan teknik kendaraan
ringan. Dari tujuh bidang ­
tersebut
­dikembangakan menjadi 17 ­bidang
keahlian (lihat skema 1.1). n
7
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
Sasaran utama program SMA DT adalah siswa
SMA Reguler yang berencana tidak melanjutkan ke
­
perguruan tinggi. Dengan mengikuti program DT siswa
yang ­
bersangkutan akan dibekali dengan ­
keterampilan
­
khusus. Pembekalan diberikan secara intensif pada saat
siswa duduk di kelas XI sedangkan ujian keterampilan
akan ­
dilaksanakan di kelas XII setelah Ujian Nasional.
Sertifikasi yang diberikan kepada peserta program DT
yang sudah disesuaikan standar yang diakui secara
­nasional.
Karena keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi
Jatim, tidak semua SMA dapat membuka pogram DT.
Bahkan pada sebuah SMA pelaksana DT pun tidak
semua siswa yang berminat dapat ditampung. SMA/
MA ­
pelaksana program DT diseleksi berdasarkan tiga
­kriteria.
Pertama, diutamakan sekolah pinggiran atau di
daerah tertinggal, terutama daerah di Pulau Madura
(­
Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) yang
indeks ­
pembangunan manusianya masih rendah.
Kedua, sekolah yang berada pada kategori wilayah
1.2.	Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan monitoring dan evaluasi DT di SMAN 1 Berbek, Nganjuk.
8
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
ekonomi menengah ke bawah.
Ketiga, sekolah yang memiliki
­
indeks lulusan yang meneruskan ke
perguruan tinggi kategori rendah
atau sangat rendah. Siswa yang
menjadi sasaran utamanya adalah
mereka yang berencana tidak
melanjutkan kuliah.
Dalam pelaksanaannya,
­
program DT dirancang ­
sebagai
­
ekosistem dalam siklus tiga
­tahunan.
Pertama, ­mengadakan ­pelatihan
disertai ­
sertifikasi. ­
Sekolah
­penyelenggara DT ­berperan ­sebagai
pusat pelatihan keterampilan.
Kedua, ­
sekolah ­
sebagai pusat
­pengembangan produk.
Ketiga, sekolah ­
menciptakan
transaksi nyata di pasar
­
konvensional maupun dalam
­
market place. Melalui bendera DT
Mart diharapkan akan terbentuk
pasar komunitas yang prospektif.
Pola semacam ini dikenal sebagai
strategi 3P (pelatihan, produk, dan
pasar) sebagai sebuah ekosisitem.
Dalam melaksanakan ­
program
Kegiatan monitoring dan evaluasi DT di SMAN 1 Saradan, Madiun.
9
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
DT, Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur tidak bekerja ­
sendiri
tetapi bekerja sama dengan ­
dunia
Gambar 1.2: Strategi 3P program DT.
Mekanisme Pelaksanaan
­
akademik yaitu Institut Teknik
­
Sepuluh November (ITS) ­
Surabaya.
Pihak ITS ­
mempersiapkan ­
konsep,
sistem dan ­
mekanismenya.
­Termasuk ­menyiapkan ­aplikasi
­untuk ­membangun ­ekosistem
­
bisnis di ­
dunia digital online.
Untuk ­
kepentingan tersebut ITS
­
membentuk tim teknis, juga
­
menjalin kerja sama dengan SMK,
LSP, BLK, UPT ­
Kejuruan, SMK, serta
dengan unit bisnis seperti usaha
kuliner, salon kecantikan, bengkel
servis sepeda motor dan lain-lain.
Dinas Pendidikan Provinsi ­
Jatim
menentukan SMA/MA ­
pelaksana
DT dengan berdasar kriteria yang
telah ditentukan ­
sebelumnya.
­
Penanggung jawab program
DT di tingkat sekolah adalah
­kepala ­sekolah ­masing-masing.
­Pihak ­sekolah menyiap ­instruktur
­pelaksanaprogramyang­kompeten.
Instruktur dapat ­
diambil dari guru
maupun praktisi dari ­
dunia usaha.
10
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Sekolah juga yang menentukan
siswa peserta DT sesuai dengan
kuota yang dimiliki. Untuk lebih
jelasnya alur pelaksanaan program
DT dapat dilihat pada gambar 1.3.
Adapun tahapan proses
Gambar 1.3: Alur pelaksanaan program DT
11
­
Program DT didahului dengan
­
kegiatan sekolah mendata siswa
yang berencana tidak ­
melanjutkan
ke perguruan tinggi. ­
Kemudian
­
pihak sekolah mengajukan
­
proposal ke Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur. Pihak Dinas
Pendidikan Provinsi Jatim melalui
Bidang Pembinaan Pendidikan SMA
melakukan verifikasi data maupun
lapangan melalui Tim Verifikasi.
Langkah selanjutnya Tim
­
Verifikasi mengeluarkan
­
rekomendasi layak atau ­
tidaknya
sekolah pengusul proposal ­
tersebut
menerima program SMA DT.
­
Jikalau sekolah yang ­
bersangkutan
dinyatakan layak maka program
SMA DT dapat diterapkan pada
sekolah tersebut. Pihak ­
sekolah
­menandatangani MoU ­dengan
Dinas Pendidikan Provinsi ­
Jatim.
­
Begitulah, program DT pun
­dilaksanakan dengan ­memberikan
program ­
keterampilan di ­
sekolah
yang bersangkutan ­
untuk
­
peserta ­
didik kelas XI. ­
Kegiatan
­
dilaksanakan satu atau dua
kali dalam sepekan, di luar jam
­
pelajaran ­
sekolah, dalam kurun
waktu satu tahun ­
pelajaran.
Terakhir, siswa yang lulus ujian
keterampilan berhak mendapatkan
sertifikat pelatihan keterampilan
Mekanisme Pelaksanaan
Aktivitas siswa DT bidang kecantikan dan fotografi di SMAN Mumbulsari, Jember.
12
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
tertentu yang diakui dan terstandar.
Jadi, sedikitnya ada tujuh tahapan
yang dijalankan selama satu tahun,
hingga peserta (siswa) memperoleh
sertifikat pelatihan keterampilan
yang mereka pilih. n
Gambar 1.4: Proses pelaksanaan program SMA DT.
13
Program SMA DT dirancang dalam waktu lima ­
tahun
pelaksanaan. Di awali pada tahun 2019 dan ­
berakhir
pada tahun 2022 nanti. Outcome yang diharapkan pada
akhirprogramadalahmeningkatnyaindek­pembangunan
masyarakat (IPM) di Provinsi Jawa Timur. Sebagai sebuah
proses panjang, tentu disiapkan pula outcome antara
pada tiap tahunnya, sebagai bagian untuk menentukan
ketercapaian dalam pengukuran kinerja.
Pada tahun 2019, outcome yang diharapkan adalah
menambahan alokasi peserta termasuk ­
anggaran.
Ini karena pada pelaksanaan tahun pertama (2018),
­
program ini dilaksanakan di tengah tahun ­
anggaran
­
berjalan, sehingga sasaran peserta termasuk juga
­
dengan anggaran belum maksimal dan optimal. Atas
1.3.	 Grand Design dan Tahapan SMA DT
Grand Design dan Tahapan SMA DT
Kabid PPSMA Dindik Jatim, Dra. Ety Pramesty, M.Si, didaulat menjadi model fotografi.
14
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Dua model setelah
selesai dirias siswa DT
SMAN3 Bangkalan.
15
dasar itu maka outcome tahun
2019 pada penambahan alokasi
peserta dan anggaran.
Outcome di tahun 2020, tentu
berbeda. ­Lebih ­menitikberatkan
pada capaian peserta program
­
meliputi kerja, wirausaha, dan
pengembangan ­
marketplace
­
terintegrasi. Sedang outcome tahun
keempat (2021) ­
selain memperkuat
outcome di tahun 2020 yakni
kerja dan ­
wirausaha dari para
peserta adalah penguatan kerja
sama dengan mitra dunia usaha
­
dunia industri, perbankan, serta
­
entrepreunrship. Pada tahun kelima
(2022) outcome yang diharapkan
dari pelenyelenggaraan program
SMA DT adalah peningkatan IPM
Provinsi Jawa Timur. n
Grand Design dan Tahapan SMA DT
Tata rias panggung ala SMAN 1 Saradan.
16
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Gambar 1.5: Grand design program SMA DT.
17
SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK
Program SMA DT bukan sekadar pelatihan
­
keterampilan biasa. Penekanan program ini bukan
­
semata pada kecakapan atau mahir berketerampilan,
tapi juga menghasilkan produk nyata, entah produk
berupa barang atau sekadar produk dalam bentuk
­
portofolio di bidang jasa.
Produk dan portofolio dari para peserta DT dapat
1.4.	Aplikasi Pendukung DT
Aplikasi Pendukung DT
Suasana ujian teori peserta SMA DT.
18
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
ditelusur melalui jejak digital yang
telah disiapkan ­
penyelenggara
­melalui Doubletrack Support
­System (DSS). DSS adalah sistem
dalam mendukung kegiatan DT
yang berbasis pada ­
peningkatan
­keterampilan (skill) ­
untuk menekan
angka pengangguran lulusan
SMA dan ­
menaikkan IPM Jawa
Timur. DSS menjadi ­platform
­
aplikasi yang memfasilitasi peserta
DT ­
melakukan ­
kegiatan berupa
­
pelatihan dan pengembangan skill
­
secara ­
terprogram, terkontrol dan
dimanage secara ­
elektronika.
Dengan ­
menggunakan DSS
siswa akan ­
terpantau ­
kegiatannya,
diamati bakat dan ­
kemampuannya,
dan diakhir ­
kegiatan untuk
mendapatkan sertifikat dan
­
portofolio yang menyatakan level
kemampuan siswa. DSS terdiri dari
Siswa SMAN 1 Kedundung Sampang tawarkan kue kering.
19
Aplikasi Pendukung DT
lima aplikasi. ­
Pertama, ­aplikasi
­
admindt.net yang ­
merupakan
­aplikasi ­pengelolaan data ­sekolah
penyelenggara DT yang terdiri
dari data siswa ­
peserta program,
­
absen dan aktivitas ­
kegiatan proses
­
pelatihan dan ­
foto-foto kegiatan
pelatihan.
Kedua, aplikasi ruangtraining.
net, dalam bentuk portal pelatihan
yang ditujukan bagi anak muda
­
Indonesia dengan menawarkan
beragam pilihan ­
pengembangan
diri untuk ­
mengikuti pelatihan
­
ketrampilan meliputi bidang
­
desain grafis, fotografi, ­
videografi,
­fashion technology, tata boga,
dan ­
kelistrikan. Pada portal ini
­
tersedia beragam modul ­
cetak,
video ­
tutorial, dan ­
informasi
­tempat ­pelatihan di ­seluruh
wilayah Jawa Timur bekerja sama
­dengan ­sekolah-sekolah, pondok
pesantren, kursus, dan ­
balai latihan
kerja.
Ketiga, ruangujian.net, adalah
portal aplikasi untuk ujian ­
sertifikasi
berbasis CBT (computer based
­testing) untuk mengetahui level
kompetensi calon tenaga kerja
yang telah mengikuti pelatihan.
Tersedia berbagai level ujian
yang bisa diikuti secara online.
­
Kelulusan ditentukan oleh ­
kualitas
­
pengetahuan dan ketrampilan yang
dievaluasi langsung oleh tim ahli
melalui aplikasi. Peserta yang lulus
dapat mengikuti private ­challenge
­
sekaligus mendapatkan poin dan
sertifikat.
Keempat, ruangkarir.net,
­
merupakan portal layanan ­
sebagai
tempat menemukan beragam
­
informasi karir yang menarik,
­
pembuatan CV digital, resume, dan
portofolio yang memuat produk
hasil karya, dapat ­
digunakan ­
untuk
20
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
21
mendapatkan pekerjaan yang
­
sesuai dengan yang ­
diharapkan.
Pada portal ini perusahaan atau
dunia usaha dan dunia ­
industri
bisa mengiklankan lowongan
­
pekerjaan yang tersedia dan
­memilih ­talenta-talenta yang ­sesuai
dengan kriteria yang diinginkan
baik ­
kompetensi, lokasi, maupun
bidang ketrampilan.
Kelima, ruangdagang.net.
­Berupa aplikasi online yang
­
mewadahi peserta pelatihan
yang tertarik di bidang ­
usaha
atau ­
entrepreneur. Sarana
­
pengembangan diri dan melatih
peserta pelatihan yang tertarik di
bidang kewirausahaan dengan
menempatkan produk dan jasa di
dalam jaringan marketplace ­
Usaha
Sekolah Online (USO). Pada ­
portal
ini dapat ­
ditemukan ­
produk-produk
kreativitas yang ­
berkualitas
­
sekaligus dapat melakukan
­transaksi online.
“Double Track yang kami
­
siapkan merupakan upaya
­
terpadu, bukan sekadar ­
memberi
­keterampilan ­kepada siswa,
­tetapi mencipta ­sebuah ­ekosistem
yang ­
memungkinkan siswa dapat
­membangun bisnis yang ­berjejaring
dengan dunia maya. DT ­
membuat
market place t­
ersendiri melalui
­
aplikasi,” kata Fajar ­
Baskoro,
S.Kom, M.Kom, fasilitator Tim IT
ITS.
Dikatakan, selama ini salah
kaprah yang sering ­
terjadi adalah
siswadiikutkansuatu­pendidikandan
pelatihan. Setelah ­
terampil ­
mereka
­dilepaskan ­begitu saja. ­Lulusan
diklat ­
mencari atau menunggu
­
lowongan ­
pekerjaan yang sesuai
dengan ­keterampilannya. ­Program
DT bukan semacam program
Aplikasi Pendukung DT
22
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
BOS (Biaya Operasional Sekolah),
tetapi ­
diharapkan berkelanjutan,
­
meskipun andai nanti kucuran
dana untuk program DT sudah
­
tidak diturunkan lagi.
DT merancang sebagai
­
ekosistem dalam siklus tiga
­tahunan. Pertama, ­mengadakan
pelatihan disertai ­
sertifikasi.
­Sekolah ­penyelenggara DT
­berperan ­sebagai pusat ­pelatihan
­keterampilan. Kedua, sekolah
23
­
sebagai pusat pengembangan
produk. Ketiga, menciptakan
­
transaksi riel di pasar ­
konvensional
maupun dalam market place.
­
Melalui bendera DT Mart akan
­
terbentuk pasar komunitas yang
prospektif.
Oleh karena itu dalam DT telah
disiapkan sejumlah ­
aplikasi yang
dapat mendukung ­
terciptanya
­
ekosistem usaha yang ­
diinginkan.
Proses DT dimulai dari siswa (­
kelas
Aplikasi Pendukung DT
24
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
XI) mendaftarkan diri ­
sebagai
­
peserta. Pendaftaran siswa
­
dilakukan oleh pihak sekolah
­
secara daring ke www.admindt.net.
Setelah itu peserta melaksanakan
serangkaian training sesuai dengan
keahlian yang diminati.
Selain mendapat bimbingan
langsung dari trainer, peserta
DT dapat memperkaya wawasan
­
dengan belajar mandiri secara
­daringdilaman­www.­ruangtraining.
net. Di sana tersedia segala
­macam materi ­tutorial ­penunjang
yang dapat ­
dipelajari dan
­diunduh, ­secara ­gratis. Seusai
­
melaksanakan pelatihan, peserta
dapat mengikuti proses ­
sertifikasi
yang ada di ­
www.­ruangujian.
net. Setelah ­
menggenggam
­
sertifikat ­
keterampilan, siswa
­
tidak ­
boleh pasif. Mereka harus
­
kreatif ­
menciptakan produk atau
jasa ­
sesuai passion-nya, merintis
­
menjadi wirausaha mandiri dengan
aktif klik www.ruangdagang.net.
Bagi yang ingin berkarier
­
sebagai karyawan atau pekerja
­
sebuah ­
perusahaan dapat aktif
­berselancar di www.ruangkarir.net.
Peserta yang telah menyelesaikan
proses ­
training otomatis akan
­terdata ­secara ­otomatis sebagai
calon ­
pekerja di www.ruangkarir.
net, dengan ­
berbagai portofolio
yang ­
diperoleh selama ­
mengikuti
­program DT.
Dalam ­
laman ­
tersebut terdapat
dua fitur yang saling ­
mencari dan
­
membutuhkan yaitu fitur calon
­
pekerja dan fitur ­
perusahaan
­
pencari tenaga kerja. n
25
Setiap tahapan pelaksanaan program SMA DT
­
memiliki penekanan sendiri-sendiri. Tujuannya agar
diperoleh ­
hasil yang lebih optimal serta outcome yang
­
berlelanjutan. Pada tahap-tahap awal ­
penyelenggaraan
SMA DT, yang menjadi fokus perhatian adalah
­
masalah-masalah di ­
bagian hulu, seperti persiapan
sistem administrasi dan sosialisasi program kepada
­
pemangku kepentingan terkait.
Pada tahap ini pelatihan trainer dipersiapkan ­
sebab
mereka adalah ujung tombak program, yang akan
­
berperan vital dalam memberi keterampilan kepada
1.5.	Fokus pada Kemitraan
	 dan Pemasaran
Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran
Stan DT SMAN 1 Bantur Malang.
26
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
siswa peserta DT. Pelaksanaan
trainer to trainer (ToT) ­
dilaksanakan
di ­
Surabaya untuk semua ­
bidang
keahlian, mulai dari bidang tata
busana, tata boga, multimedia,
fotografi, listrik, hingga teknik
­
kendaraan ringan (TKR). Para
­
trainer mendapat bimbingan
­
langsung dari praktisi yang ahli di
­bidang masing-masing.
Pembinaan siswa peserta DT
benar-benar ­dilakukan ­melalui
praktik nyata baik di sekolah
­
maupun di tempat mitra ­
kerja.
Kebetulan waktu awal-awal
­
program DT, pandemi Covid-19
­
belum datang, ­
sehingga praktik
­
keterampilan dapat dilaksanakan
secara ­
tatap muka dengan lancar
tanpa kendala. Tidak hanya belajar
­
keterampilan dalam bidang yang
diminati, para siswa juga praktik
menjual hasil produksinya, ­
maupun
menjual jasa keahlian yang
Drs. M. Zainul Asrori, M.Si, Ketua Pelaksana Program DT, mencicipi makanan di stan DT pada pameran di Grand
27
telah dimilikinya. ­
Materi-materi
­
pelatihan DT ­
waktu itu lebih fokus
kepada ­
membentuk keahlian
­membuat ­barang atau ­menyiapkan
­
keterampilan jasa tertentu. Semua
aktivitas ini telah menunjukkan
hasil yang ­
positif. Semua ­
sekolah
­
pelaksana DT ­
umumnya telah
melaksanakan pelatihan ­
kepada
siswa sesuai ­
bidang yang diminati
dengan ­lancar.
Pada pelaksanaan tahun
­
berikutnya, yaitu tahun 2020,
­
program DT lebih ­
menitikberatkan
kepada membangun budaya
­
kerja, mencipta wirausaha muda,
dan pengembangan ­
marketplace
­
terintegrasi. Pada periode ini
­
muncul tantangan yang tidak
­
terduga yaitu mewabahnya ­
virus
Corona, ­
sehingga sejumlah
­
kegiatan pelatihan dan aktivitas
penjualan menjadi terganggu.
Sejumlah kegiatan kemudian
dipindahkan dari luar jejaring
(luring) menjadi kegiatan dalam
jejaring (daring). Tidak mudah
memang, sebab ­
sebagian ­
besar
aktivitas program DT ­
berkaitan
dengan ­
keterampilan tangan yang
­
membutuhkan praktik ­
nyata dan
­
interaksi manual. Namun ­
program
DTtetapharus­dijalankan,­meskipun
­
dengan sejumlah ­
adaptasi dan
kompromi di sana-sini.
Kini program DT memasuki
tahap keempat (tahun pelajaran
2020/2021) dengan penekanan
yang berbeda lagi, yaitu pada sisi
penguatan kerja sama ­
dengan
mitra dunia usaha dunia ­
industri
(DUDI), pemasaran, ­
perbankan,
serta entrepreurship. Pada ­
tahun
kelima nanti (2021/2022) ­
outcome
hilir yang diharapkan dari
­
penyelenggaraan program SMA
DT adalah peningkatan indeks
­
pembangunan manusia Provinsi
Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran
City, Surabaya.
28
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Jawa Timur.
Penguatan kerja sama DT
­
dengan mitra DUDI ­
diwujudkan
dengan cara ­
memperbanyak
­
jalinan kerja sama serta
­
mengintensifkan kerja sama
­tersebut sehingga ­benar-benar
menjadi mitra kerja konkret yang
saling ­menguntungkan. ­Bukan
­
sebatas mitra dalam bentuk
­
perjanjian MoU (memorandum of
­understanding) atau mitra DUDI
­
sebagai sarana tempat siswa
­magang belaka.
Pada tahap ini siswa peserta
DT harus benar-benar membuat
produk lalu menitipkan produknya
di outlet mitra DUDI. Bisa juga
siswa DT bekerja dalam satu tim
di bawah bimbingan DUDI ­
untuk
­
menghasilkan produk maupun
jasa yang ditawarkan kepada
publik. Peserta DT juga ­
didorong
­untukmembuka usaha ­mandiri,
baik secara pribadi maupun
­berkelompok dengan ­sesama
peserta DT lainnya. Harus ­
muncul
menjadi entrepreneur baru.
­
Terlebih lagi di tengah pandemi,
yang membuat semua mobilitas
menjadi terbatas, siswa peserta
DT benar-benar dimotivasi agar
mampu mandiri dan punya ­
inisiatif
melahirkan kreasi sendiri tanpa
harus menunggu instruksi terlebih
dahulu. Dalam hal ini peran trainer
sangat penting sebagai motivator
sekaligus pembimbing siswa agar
program DT tetap dapat berjalan
meskipun kondisinya tidak sedang
kondusif.
Pada program SMA DT ­
periode
ini juga dilakukan penajaman di
bidang pemasaran. Disesuaikan
­
dengan semangat era revolusi
4.0 yang menyediakan wilayah
­
pemasaran lebih luas. Karena area
pemasaran tidak hanya sebatas di
lingkungan sekitar tetapi juga di
dunia maya. Kini penjualan dapat
dilakukan secara offline maupun
secara online.
Wirausahawan DT
­pa­da ­umum­nya sudah
­menjalan­kan ­ke­duanya ­dengan
­me­ngom­binasi­kan ­penjualan
­
secara manual maupun ­
lewat
­media ­sosial. Penjual­an ­secara
­konvensional ­masih tetap
­
dijalankan karena pada beberapa
Program DT tahap keempat
(tahun pelajaran 2020/2021)
menekankan pada sisi
­
penguatan kerja sama
­
dengan mitra dunia usaha
dunia industri, pemasaran,
serta entrepreurship.
‘‘ ‘‘
29
daerah, metode ini dirasa ­
masih
efektif. ­
Informasi dan promosi
­
penjualan dari mulut ke mulut
­
terbukti juga dapat menghasilkan
omzet.
Sejumlah siswa DTR mengaku
dagangannya dibeli atau jasanya
digunakan oleh teman terdekat
atau tetangga kiri kanan karena
­
informasi yang diperoleh dari mu-
lut ke mulut.
Menjelang lebaran, siswa
yang membuka usaha menjahit
dan membuat kue kering, ramai
mendapat pesanan dari tetangga
maupun dari ­
teman-temannya.
Siswa yang membuka jasa
cuci ­
motor juga mendapatkan
­
pelanggan dari tetangga sekitar
yang menerima ­
informasi lisan dari
sesama tetangga atau ­
kebetulan
mereka membaca spanduk yang
dipasang di tempat ­
pencucian
­
motor. Siswa DT juga menjual jasa
dan barang dagangnya di toko
sekolah atau koperasi siswa yang
juga merupakan outlet dari DT
Mart.
Selain dengan cara-cara
­
tersebut, siswa juga terbiasa
­
memanfatkan media sosial untuk
memasarkan dan ­
mempromosikan
produk dan jasanya, seperti
­menggunakan aplikasi What’App
(WA), Instragram, Tiktok, Youtobe,
maupun Facebook.
Mereka juga aktif masuk ke
­ranah ­marketplace seperti Shoppe,
Tokopedia, Lazada, dan lainnya.
Termasuk mereka mengunggah
Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran
30
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
produk dan ­
jasanya ke aplikasi
usaha sekolah ­
online milik SMA DT
sendiri yaitu ke ­
ruangdagang.net.
Pada pelaksanaan DT ­
periode
ini siswa juga mulai ­
berlatih
­tertib ­administrasi ­dengan ­rajin
­melakukanpencatatan­setiap­terjadi
transaksi ­
keuangan atau ­
dengan
kata lain mulai ­
menjalankan sistem
akuntansi meskipun ­
sederhana.
­Disarankan mulai ­belajar
­
menggunakan sistem aplikasi
pencatatan ­informasi ­keuanhan
(SiApik) yang cocok ­
digunakan
untuk pembukuan ­
usaha berskala
UMKM. n
31
Di dalam masyarakat istilah UMKM (usaha mikro ­
kecil
dan menengah) sudah populer. Kini program SMA DT
juga meluncurkan istilah baru yang maknanya ­
hampir
sama, yaitu KUS atau kelompok usaha siswa. Pada
­
prinsipnya KUS juga merupakan UMKM, hanya bedanya,
pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program
SMA DT.
KUS merupakan kelompok-kelompok kecil yang ­terdiri
dari 4 hingga 8 siswa. Dibuat kelompok kecil agar dapat
efektif dan gesit kiprahnya. Dalam satu sekolah peny-
elenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS ­
sesuai ke-
butuhan dan hasil kesepakatan siswa. Kelompok KUS ini
biasanya memiliki anggota dengan ­
keterampilan ­
sejenis,
misalnya kelompok tata boga atau ­kelompok tata busana.
Tetapi tidak menutup peluang KUS ini ­
beranggotakann
lintasbidang keterampilan. Tetapi ­
umumnya KUS
­
cenderung homogen, tetapi ­
mereka tetap bersinergi den-
gan bidang lain bila ­
membutuhkannya. Misalnya KUS
tata boga ­
minta bantuan kepada KUS ­
desain grafis untuk
­
dibuatkan kemasan produk dan ­
desain mereknya.
1.6.	Mendirikan Kelompok
	 Usaha Siswa (KUS)
Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
32
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Kehadiran KUS ini tergolong
baru. Baru dibentuk pada ­
tahun
2020 kemarin. Ini wujud dari
­
penajaman program DT agar siswa
benar-benar dapat ­
mendapatkan
kemanfaatan konkret. Menurut
Fasilitator Tim IT ITS Surabaya,
­
Fajar Baskoro, S.Kom, M.Kom,
KUS ­
memiliki tiga fungsi yang
lazim ­
disebut dengan 3E yaitu
­
enlightenment, experience, dan
­
empowerment. ­
Enlightenment
adalah pencerahan, artinya
­
program DT memberi wawasan
baru tentang entrepreneurship yang
dapat diandalkan sebagai ­
tumpuan
hidup sukses di masa depan.
­
Experience artinya siswa peserta
DT akan memperoleh pengalaman
baru dengan belajar ­
keterampilan
baru lalu mencoba membuat
produk atau ­
menawarkan jasa
­
tertentu kepada masyarakat.
Sedangkan ­
empowerment
adalah pemberdayaan. ­
Program
DT memang upaya ­
pemberdayaan,
­
sehingga siswa yang tidak
­berencana ­melanjutkan ­kuliah,
Salah satu KUS dari SMAN 1 Kedungdung, Sampang.
33
karena ­
alasan ekonomi ­
ataupun
alasan akademik, akan tetap
­berdayadenganbekal­keterampilan
dan usaha rintisan yang ­
dilakukan
selama mengijuti DT. ­
Sejumlah
KUS telah ­
membuktikan diri ­
sukses
mendapatkan penghasilan, produk
dan jasa mereka diterima oleh
pasar, walaupun belum besar
omzetnya.
“Tetapi yang penting
­
mendapatkan penghasilan riel
satu juta rupiah pertama itu
­
merupakan momen strategis
dalam proses ­
pendidikan. Mereka
jadi tumbuh ­
kepercayaan dirinya,
‘oh ­
ternyata saya bisa cari uang
sendiri’. ­
Selanjutnya mereka akan
­termotivasi untuk ­terus ­bergerak
­
untuk mendapatan tiga juta
­
pertama, sepuluh juta pertama dan
seterusnya,” kata Fajar Baskoro.
Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
Kue Pie Susu Antes menembus pasar.
Kelompok Usaha Siswa
(KUS) memiliki fungsi
3E yaitu ­enlightenment
(pencerahan), ­experience
(­pengalaman), dan
­empowerment
(­pemberdayaan).
‘‘ ‘‘
34
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Program DT menjadi paket
yang komplet dan ­
berkelanjutan
(­
sustainable). Pada awalnya
­
menempatkan sekolah sebagai
pusat pelatihan keterampilan
­
peserta DT. Kemudian sekolah
benar-benar memiliki produk
dan jasa yang siap dijual. Tahap
­
berikutnya sekolah membantu
pemasaran dengan ­
menggunakan
sarana jejaring online ­
maupun
­
offline. Dengan demikian
­
diharapkan lulusan DT akan siap
bekerja atau bahkan sudah ­
punya
usaha sendiri sebelum mereka
menerima ijazah SMA.
Pembentukan KUS dilakukan
juga dalam rangka memacu siswa
agar sebgera melakukan aksi
­nyata. Dalam ­kelompok-kelompok
kecil mereka akan cepat solid­
dalam berkarya. Kehadiran
­
beberapa KUS di satu sekolah
juga akan ­
memunculkan ­
kompetisi
maupun kolaborasi yang sehat di
antara mereka. Masing-masing
KUS ­
terpacu untuk menunjukkan
eksistensi dan kemandiriannya.
Di saat pandemi, ­
dengan
­keterbatasan mobilitas,
­
kelompok-kelompok kecil KUS
ini justru diharapkan dapat tetap
berproses dan menunjukkan ­
hasil
karyanya, tentu saja dengan tetap
memerhatikan protokol ­
kesehatan.
Bahkan melalui KUS mereka
­
diharapkan dapat saling ­
berbagi
ilmu maupun produk dengan
­
sesama KUS dalam satu sekolah
maupun KUS lintas sekolah, serta
mau berbagi dengan masyarakat
di lingkungan sekitar.
Lomba MEA 2021
Agar gerakan KUS ini semakin
bergairah, maka Dinas ­
Pendidikan
Provinsi Jawa Timur dan ITS
­
Surabaya selaku pengelenggara
program SMA DT, mengadakan
lomba KUS antarsekolah SMA DT
se-Jawa Timur. Lomba yang diberi
nama keren Millenial Entrepreneur
Award (MEA) 2021 itu berlangsung
dari tanggal 10 Juli 2021 sampai
Anggota KUS Kecantikan SMAN Mumbulsari, Jember.
35
21 Agustus 2021. Ini sebuah ajang
penghargaan untuk kemandirian
KUS dengan mengambil tema
Tetap Produktif di Masa Sulit.
Yang menarik, lomba MEA
2021 ini berisi banyak kategori,
­
sehingga terbuka banyak ­
peluang
untuk mendapatkan award.
­
Misalnya ada pemenang kategori
omzet penjualan terbaik, produk
terunik, teraktif di marketplace,
poster ­
promosi produk terbaik,
vide promosi produk terbaik, video
story KUS terbaik, serta kesuksesan
­
mereka dalam bersinergi dengan
dunia ­
usaha dan dunia industri
(DUDI).
Untuk masing-masing ­
kategori
para pemenang akan diberi hadiah
berupa piagam ­
penghargaan
dan bantuan modal usaha Rp
1.000.000 untuk juara pertama, Rp
750.000 untuk juara kedua, dan Rp
500.000 untuk juara ketiga. Bagi
KUS yang memenangkan banyak
kategori maka KUS tersebut akan
dinobatkan sebagai juara umum.
Peraih juara umum mendapat
hadiah berupa booth container
­
untuk usaha. Selain itu juga ada
kategori KUS yang ­
anggotanya
­
masih berstatus pelajar dan ada
kategori alumni DT yang sudah
lulus dan telah mengembangkan
usaha mandiri.
Sampai saat ini sudah
ada ­
sejumlah KUS yang ­
layak
­
dibanggakan. Mereka telah
menunjukkan kerjanya dengan
baik sebagai sebuah kelompok­
usaha pemula. KUS ­
tersebut
telah ­
menghasilkan produk
atau menawarkan jasa, dan
­
mendapatkan pemasukan yang
menggembirakan.
Sejumlah KUS yang dapat
­
disebut antara lain KUS ­
Minuman
Kekinian dari SMAN 1 Paiton
Probolinggo, KUS Sideven dari
SMAN I ­
Kandat Kediri, KUS NC
­Collection dari MA Nurul ­
Cholil
Bangkalan, KUS ­
Beauty5team dari
SMAN 1 ­
Ketapang ­
Sampang, KUS
Go WW Studio SMAN1 ­
Wongsorejo
Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
36
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Banyuwangi, KUS Sweethome
DT Cake & Pastry SMAN 1 Karas
­Magetan, KUS Tabu Sangra SMAN
1 Ngrambe Ngawi, KUS ­
Kecantikan
Smando, SMAN1 ­
Dongko
­Trenggalek, KUS Pixelsrd SMAN
1 Saradan Madiun, KUS ­
Camelia
SMAN Kasiman Bojonegoro, KUS
Tata boga SMAN Pakusari Jember,
KUS Desain grafis SMAN 1 Pagak
Malang, KUS Tata boga SMAN1
Bantur Malang, dan KUS TKR
SMAN1 Ngadiluwih Kediri. ­
Karena
prestasi dan ­
kemandiriannya,
para pengelola KUS tersebut ­
diberi
­kesempatan tampil ­presentasi
­
berbagi ­
pengalaman dan ilmu
pada webinar Bincang Online
­
Inspiratif KUS SMA DT pada 24 Juli
2021 yang lalu. n
37
BAGIAN2
BERSEMANGAT
MERINTISUSAHA
Sekolah penyelenggara SMA DT umumnya berada
di kawasan pinggiran yang berada di luar kota-kota
besar di Provinsi Jawa TSimur. Hal ini wajar sebab dari
awal program SMA DT memang diarahkan kepada
­
sekolah-sekolah yang lulusannya banyak yang tidak
melanjutkan kuliah, sebab para lulusan tersebut sangat
membutuhkan bekal keahlian untuk memasuki dunia
kerja.
Tentu saja tidak mungkin semua sekolah pinggiran
menjadi sasaran DT, mengingat dana yang dialokasikan
ada batasnya. Oleh karena itu ditentukan persyaratan
tertentu, yaitu sekolah yang benar-benar membutuhkan.
“Sasaran DT adalah SMA yang lulusannya banyak yang
tidak melanjutkan kuliah, yaitu sebanyak 60% ke atas,”
ujar Dra. Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan
Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Kemudian dilakukan sosialisasi kepada para
­
kepala sekolah SMA Negeri disusul dengan membuka
­
pendaftaran bagi sekolah yang berminat mengikuti
­
program DT. Ternyata mendapat sambutan hangat.
2.1.	Peserta SMA DT
	 Capai 34,5 Ribu Lebih
Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
38
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Rias wajah karya siswa
SMAN 1 Saradan.
39
Pendaftarnya melebihi kuota
yang tersedia. Maka dilakukan
seleksi dengan mengacu kepada
skala prioritas yaitu sekolah yang
­benar-benar membutuhkannya.
Bagi sekolah yang ­
jumlah
siswa peminatnya melebihi ­
kuota,
tetap bisa menjalankan DT ­
secara
­mandiri di ­internal ­sekolah,
­
tetapi tentu saja ­
lulusannya ­
tidak
mendapatkan ­
sertifikat ­
seperti
peserta DT resmi. Demikian
pula jika ada sekolah yang ingin
­menyelenggarakan ­secara mandiri,
dipersilakan sebagai ­
bagian dari
pelaksanaan manajemen ­
berbasis
sekolah (MBS).
Secara umum ­
sekolah-sekolah
pelaksana DT kebanyakan ­
berada
di Pulau Madura (­
Sampang,
­
Pamekasan, Bangkalan, Sumenep),
daerah “tapal kuda” Jatim
(­Pasuruan,Probolinggo,­Situbondo),
dan daerah ­
kantong-kantong
­
daerah yang warganya banyak
yang bekerja keluar negeri ­
sebagai
TKI/TKW (Pacitan, Trenggalek,
Ngawi, Bojonegoro dan lain-lain).
Sekolah sasaran DT tidak hanya
SMAN, tetapi juga melibatkan
­
beberapa madrasah aliyah (MA) di
Madura.
Program DT tahun pertama
(­tahun pelajaran 2018/2019) ­diikuti
oleh 86 sekolah di 19 ­
kabupaten
Provinsi Jatim. Kabupaten yang
paling banyak ­
menerima manfaat
DT adalah Sampang ­
sebanyak 12
SMA/MA, Ponorogo sebanyak 10
SMA, Bojonegoro ­
sebanyak 9 SMA,
dan Sumenep ­
sebanyak 7 SMA/
MA. Setelah berjalan selama satu
­tahun, program DT semakin ­dikenal
oleh masyarakat. ­
Peminatnya juga
­meningkat.
Untuk mengantisipasi hal
­
tersebut dan untuk menjaga
­
keberlanjutan program maka pada
tahun kedua (2019/2020) ­
jumlah
sekolah sasaran DT ­
ditambah
­
secara signifikan, hampir dua
kali lipat, yang tersebar di 28
­
Kabupaten. Jika tahun pertama
hanya melibatkan 86 sekolah maka
tahun kedua meningkat menjadi
157 sekolah (tepatnya 148 SMAN
dan 9 MA).
Kabupaten yang paling banyak
menerima DT tahap kedua adalah
Kabupaten Ponorogo sebanyak 13
sekolah, Sampang sebanyak 12
sekolah, dan Bojonegoro ­
sebanyak
11 sekolah. Sebaran peserta DT
­
tahun kedua juga semakin ­
merata,
menyebar ke hampir semua
­
kawasan kabupaten yang ada di
Jawa Timur. Yang tidak mendapat
DT hanya Kota Surabaya, Kota
Batu, dan Kabupaten Sidoarjo.
Pada tahap ketiga DT (yaitu
­
tahun 2021) jumlah sekolah yang
berminat semakin bertambah,
Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
40
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
­
tetapi karena keterbatasan dana
maka tidak ada penambahan yang
berarti. Pada periode ini ­
sekolah
peserta DT hanya bertambah satu
sekolah, sehingga ­
jumlahnya
­
menjadi 158 sekolah. Meskipun
demikian ­
jumlah rombongan
­belajar (rombel) secara ­keseluruhan
tetap banyak yaitu mencapai 401
rombel atau kelas.
Pada tahun ketiga, ­
kabupaten
yang terbanyak menerima DT
­
mirip dengan tahun kedua, yaitu
­
Kabupaten Ponorogo sebanyak 13
sekolah dengan 36 rombel, Kab.
Sampang 12 sekolah dengan 34
rombel, Kab. Bojonegoro ­
sebanyak
12 sekolah dengan 32 rombel,
Kab. Trenggalek sembilan sekolah
dengan 22 rombel, dan Kab. Kediri
sebanyak tujuh sekolah dengan 21
rombel.
Sedang kabupaten yang ­
paling
sedikit menjadi penyelenggara DT
adalah Mojokerto dengan satu
sekolah (empat rombel) dan Kab.
Nganjuk dengan dua sekolah (5
rombel). Secara keseluruhan skema
topik keterampilan yang diajarkan
kepada siswa peserta DT semakin
bervariatif, mencapai 215 topik.
Dari segi jumlah siswa yang
ada dalam setiap rombel, ada
­
perbedaan antara DT tahap 1
­
dengan tahap 2. Pada tahap 1
masih ditoleransi adanya rombel
“gemuk” yang jumlah siswanya
melebihi pagu yang ditentukan.
­
Sedang pada tahap 2 dan tahap
3, sudah ditertibkan satu rombel
wajib berisi 20 siswa, tidak lebih
tidak kurang. Apabila ada sekolah
yang jumlah siswanya dalam satu
rombel kurang dari 20 orang maka
Foto bersama siswa DT SMAN 4 Bangkalan.
41
Tabel 2.1.…
JUMLAH SEKOLAH PELAKSANA DT PER KABUPATEN (2018-2021)
NO	 KABUPATEN	 2018/2019	 2019/2020	 2021	 JUMLAH SEKOLAH
1	Bangkalan	 6	 9	 5	 20
2	Banyuwangi	 1	 1	 7	 9
3	Blitar		 3	 4	 7
4	Bojonegoro	 9	 11	 12	 32
5	Bondowoso	 0	 7	 7	 14
6	Gresik	 0	 3	 4	 7
7	Jember	 0	 5	 5	 10
8	Jombang	 0	 6	 4	 10
9	Kediri	 7	 7	 7	 21
10	Lamongan	 3	 4	 4	 11
11	Lumajang	 1	 4	 4	 9
12	Madiun	 0	 3	 4	 7
13	Magetan	 4	 5	 5	 14
14	Malang	 0	 6	 6	 12
15	Mojokerto	 1	 2	 1	 4
16	Nganjuk	 0	 2	 2	 4
17	Ngawi	 3	 4	 5	 12
18	Pacitan	 2	 6	 6	 14
19	Pamekasan	 6	 6	 5	 17
20	Pasuruan	 2	 3	 2	 7
21	Ponorogo	 10	 13	 13	 36
22	Probolinggo	 4	 6	 6	 16
23	Sampang	 12	 12	 10	 34
24	Situbondo	 2	 5	 7	 14
25	Sumenep	 7	 8	 5	 20
26	Trenggalek	 5	 8	 9	 22
27	Tuban	 0	 6	 6	 12
28	Tulungagung	 1	 2	 3	 6
Jumlah	 86	 157	 158	 401
Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
42
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Tabel 2.2.…
JUMLAH PESERTA DT PER KABUPATEN (2018-2021)
NO	 KABUPATEN	 2018/2019	 2019/2020	 2021	 JUMLAH PESERTA
1	Bangkalan	 503	 680	 334	 1.517
2	Banyuwangi	 76	 120	 440	 636
3	Blitar		 260	 289	 549
4	Bojonegoro	 1.122	 1.100	 936	 3.158
5	Bondowoso	 0	 360	 358	 718
6	Gresik	 0	 260	 320	 580
7	Jember	 0	 559	 478	 1.037
8	Jombang	 0	 569	 233	 802
9	Kediri	 920	 840	 616	 2.376
10	Lamongan	 332	 440	 356	 1.128
11	Lumajang	 136	 420	 318	 874
12	Madiun	 0	 300	 327	 627
13	Magetan	 373	 540	 481	 1.394
14	Malang	 0	 440	 530	 970
15	Mojokerto	 47	 280	 105	 432
16	Nganjuk	 0	 240	 150	 390
17	Ngawi	 465	 420	 408	 1.293
18	Pacitan	 320	 480	 403	 1.203
19	Pamekasan	 671	 500	 385	 1.556
20	Pasuruan	 118	 240	 150	 508
21	Ponorogo	 860	 1.095	 924	 2.879
22	Probolinggo	 470	 540	 418	 1.428
23	Sampang	 1.155	 828	 535	 2.518
24	Situbondo	 122	 477	 501	 1.100
25	Sumenep	 578	 520	 315	 1.413
26	Trenggalek	 511	 780	 626	 1.917
27	Tuban	 0	 480	 369	 849
28	Tulungagung	 230	 280	 234	 744
	 Jumlah	 9.009	 14.048	11.539	 34.596
43
Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
Tabel 2.3.
JUMLAH PESERTA DT BERDASAR BIDANG KETERAMPILAN (2018-2021)
NO	 KETERAMPILAN	 2018/2019	 2019/2020	 2021	 JUMLAH PESERTA
1	 Kecantikan	 1.216	 2.132	1.808	 5.156
2	 Multimedia	 2.717	 3.853	3.369	 9.939
3	 Tata Boga	 1.993	 4.325	 4.057	 10.375
4	 Tata Busana	 1.066	 1.380	 1.537	 3.983
5	 Teknik Elektro	 337	 280	 146	 763
6	 Kend. Ringan 	 1.383	 1.798	 622	 3.803
	 & Otomotif	
7	 Teknik Listrik	 297	 280	 0	 577
	 JUMLAH	 9.009	 14.048	11.539	 34.596
Tabel 2.4.
JUMLAH TRAINER DT BERDASAR BIDANG KETERAMPILAN (2018-2021)
NO	 KETERAMPILAN	 2018/2019	 2019/2020	 2021	 JUMLAH TRAINER
1	Kecantikan	 63	 106	 64	 233
2	Multimedia	 109	 181	 119	 409
3	 Tata Boga	 95	 205	 140	 440
4	 Tata Busana	 60	 69	 54	 183
5	 Teknik Elektro	 15	 14	 5	 34
6	 Kend Ringan & 	 62	 85	 22	 169
	Otomotif	
7	 Teknik Listrik	 16	 13	 0	 29
	 JUMLAH	 420	 673	404	 1.497
rombel tersebut ditutup, lalu jatah
itu akan diberikan kepada sekolah
lain yang berminat mengambil alih.
Program SMA DT tahun ­
pertama
2018/2019diikutioleh9.009siswa.
Pada tahun ­
berikutnya ­
melonjak
menjadi 14.048 siswa. Namun
pada tahun ketiga (2021) jumlah
peserta menjadi 11.539 siswa.
Jika ditotal dari awal ­
pelaksanan
hingga saat ini, secara akumulatif
peserta SMA DT ­
mencapai 34.596
siswa.
Sedangkan jumlah trainer pada
tahun pertama penyelenggaraan
SMA DT sebanyak 420 orang, ­tahun
berikutnya meningkat ­
menjadi 673
orang trainer, dan tahun ketiga
menjadi 404 trainer. Total seluruh
trainer sebanyak 1.497 orang. n
44
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Unjuk kebolehan
membuat donat
aneka rasa.
45
Pengalaman adalah guru terbaik. Ungkapan bijak
ini juga diugemi oleh para pengelola program SMA DT.
Pelaksanaan SMA DT dari tahun ke tahun selalu dipantau
dan dievaluasi proses dan hasilnya. Di satu sisi terdapat
kendala di lapangan di sisi lain terdapat pembelajaran
yang dapat dipetik untuk pelaksanaan tahun berikutnya.
Kendala besar yang dihadapi oleh semua ­
program
di segala sektor adalah datangnya pandemi Covid-19
yang mendadak dan tidak terduga sama sekali pada
Maret 2020. Pembatasan kegiatan belajar tatap muka
pasti menghambat program SMA DT yang banyak
­mengandalkan kegiatan praktik dan interaksi yang intens.
Menyikapi hal tersebut kemudian ditempuh ­
kebijakan
2.2.	Pendekatan Berbasis
	 Kelompok Lebih Efektif
Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif
KUS desain grafis SMAN 1 Pagak, Malang.
46
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
darurat dengan ­
menambah
­rentang waktu ­pembelajaran ­untuk
program SMA DT angkatan ­
kedua.
Biasanya ­periodisasi ­angkatan
­bersamaan atau ­berdasarkan
­
tahun pelajaran baru. ­
Angkatan
pertama DT adalah siswa ­
kelas
11 tahun ajaran 2018/2019.
­Semestinya ­angkatan ­kedua DT
berlangsung mulai ­
semester I
­
tahun 2019 hingga ­
semester 2
tahun 2020. Akan tetapi karena
­
terganggu ­
pandemi maka kegiatan
peserta DT ­angkatan kedua tersebut
­
diperpanjang satu semester lagi,
sehingga berakhir pada ­
Desember
2020. ­
Implikasinya angkatan
­
ketiga SMA DT baru ­
dimulai pada
Januari 2021 dan berakhir pada
Desember 2021, dengan demikian
mulai angkatan ketiga DT tidak lagi
berdasarkan tahun pelajaran tetapi
mengikuti tahun anggaran.
Dari sudut pandang
­pendekatan pembelajaran,
­kegiatan ­pembekalan dan
­pelatihan ­keterampilan program
DT ­
tahap pertama dan tahap
kedua ­
cenderung dilaksanakan
dengan mengacu pada ­
individual
siswa. Setiap siswa peserta DT
seakan ­
diposisikan sebagai
­calon-calon ­entrepereneur tunggal
yang akan merintis sebuah usaha
KUS fotografi harus dapat bekerja dalam tim.
47
­
sendiri-sendiri. Mereka dibekali
pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan minat dan bidang
yang dipilihnya.
Memasuki tahun ketiga
­
pelaksanaan program SMA
DT pendekatan pembelajaran
­
digeser menjadi berbasis ­
kepada
­pembinaan secara ­berkelompok.
Siswa dihimpun dalam
­
kelompok-kelompok kecil dengan
aggota empat hingga enam siswa.
Kelompok ini kemudian lazim
­
disebut dengan kelompok usaha
siswa (KUS). Siswa ­
dipersilahkan
membentuk ­kelompok ­berdasar
­
bidang keterampilan yang
­
diikuti lalu memberi nama KUS
­
sendiri-sendiri, kemudian lahirlah
KUS Cempaka, KUS Pixel SRD, KUS
Beauty5Theam, dan sebagainya.
Meskipun telah ­membentuk KUS,
mereka juga tetap ­
boleh (­
bahkan
dianjurkan) untuk ­
berkolaborasi
dengan KUS yang lain lintas ­
bidang
untuk ­
membangun sinergi dan
memperkokoh bisnis ­
berjejaring.
Dengan KUS diharapkan siswa
dapat menumbuhkan semangat
berkolaborasi, mengembangkan
ide, produk, dan bisnis rintisan
mereka.
Dra Ety Prawesti, M.Si, Kepala
Bidang Pembinaan Pendidikan
SMA Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur, mengakui pendekatan
baru ini terbukti membuat program
DT menjadi lebih efektif dan gesit
kiprahnya. Hal itu diungkapkan di
sela acara melakukan peninjauan
Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif
KUS MA Nurul Cholil Bangkalan memamerkan karya jahitnya.
48
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
lapangan bersama tim fasilitator
ITS di SMAN 1 Brebek Nganjuk
dan SMAN1 Saradan Madiun, 17
­September 2021.
“Dengan berbasis KUS ­
ternyata
lebih efektif. Saya lihat peserta DT
menjadi lebih kreatif. ­
Mereka bisa
membuat planning dan produk
dengan lebih bagus. Kalau ­
berjalan
sendiri-sendiri, bila siswa ada
­
hambatan atau ada ­
kemacetan
tidak ada teman diskusi. Dengan
berkelompok siswa bisa saling
mengisi dan saling melengkapi.
Mereka bisa saling mengoreksi dan
memberi ide untuk menjadi KUS
yang baik,” katanya.
Menurutnya, pendekatan KUS
juga cocok untuk masa pandemi.
Karena dengan kelompok kecil
mereka dapat mengerjakan ­
tugas
secara WFH (work from home) di
rumah salah seorang anggota
­
kelompok dengan jumlah siswa
yang terbatas, sehingga tidak
­menimbulkan kerumunan.
Ety memuji karya siswa DT
yang dinilainya sudah cukup
­
memuaskan. Hasil karya fotografi
siswa DT SMAN 1 Saradan sudah
terlihat profesional. Ruang kelas
yang disulap menjadi studio foto
yang ciamik, memberi kesan ­bahwa
KUS di sini siap untuk ­
berkompetisi
memasuki bisnis jasa fotografi
­
beserta produk turunannya.
“Karya mereka sudah
­
bagus-bagus. Sekarang yang
­
penting mereka harus terus
mengembangkandiri,tidak­berpuas
diri, agar menjadi lebih baik. Rajin
mengasah diri dan meng-upload
karya ke dunia maya. Saya usulkan
nanti diadakan ­
webinar DT untuk
menambah wawasan anak-anak
fotografi dengan mengundang
narasumber fotografer profesional
Darwis Triadi,” katanya.
Disarankan agar siswa ­
tidak
hanya puas dengan materi yang
­diberikan oleh trainer. ­Mereka
­
harus giat mengembangkan dari
yang ­
sudah diajarkan trainer,
bisa ­
belajar lewat tutorial yang
banyak ­
bertebaran di youtube,
Dengan berbasis KUS
(­
kelompok usaha siswa)
ternyata lebih efektif.
Saya lihat peserta DT jadi
lebih kreatif. Kalau ­
jalan
­
sendiri-sendiri, bila ada
hambatan tidak ada ­
teman
­diskusi. ­Dengan ­berkelompok
siswa bisa ­
saling mengisi dan
­melengkapi.
‘‘ ‘‘
Dra. Ety Prawesti, M.Si
Kabid PP-SMA Dinas Pendidikan Jatim
49
sehingga produk dan jasa yang
mereka ­
tawarkan akan ­
diminati
oleh ­masyarakat. ­Manfaatkan
juga teknologi digital untuk
­pemasarannya.
Untuk keterampilan tata boga
juga menggembirakan hati.
KUS De Bandeng dari SMAN1
Brebek ­
sudah memiliki produk
andalan berupa sambel pecel
­
kemasan. Dirinya ­
berharap agar
sekolah ­
nantinya bekerja sama
dengan ­
dinas ­
koperasi untuk
­
pengembangan usaha serta mau
memanfaatkan aplikasi untuk
­promosi dan ­menbranding produk.
Ety menyarankan agar siswa
berani mencoba dan berkreasi.
“Ayam krispinya tadi saya lihat
­
sudah bagus. Tinggal diberi variasi
toping. Berilah taste ala-ala ­Korea
atau Taiwan, tetapi tetap ­
berbahan
dasar masakan Indonesia, karena
itu yang disukai anak-anak ­kekinian
saat ini.”
Lebih jauh, dirinya menasihati
agar anak-anak peserta DT, yang
umumnya merupakan ­
kelompok
siswa yang tidak ­
berencana
­
melanjutkan studi ke ­
perguruan
tinggi, tidak merasa minder dan
rendah diri. “Kalian sebagai
­
remaja harus memiliki kemauan
yang keras, belajar dan bekerja,
­
tangguh, dan mandiri supaya ­
hidup
kalian sukses. Meskipun ­
sekolahnya
di SMA pinggiran, haruslah tetap
bangga,” katanya memotivasi. n
Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif
50
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Memasak dalam
kelompok kecil,
menghindari kerumunan.
51
Program DT berjalan begitu lancar pada tahun
­
pertama dan tahun kedua. Nyaris semua agenda dapat
terlaksana sesuai rencana, mulai rekrutmen peserta DT,
pelatihan untuk para trainer, hingga praktik ­
ketrampilan,
serta pemasaran produk karya siswa. Bahkan ­
sempat
­
mengadakan Ekspo SMA DT dengan pengunjung yang
2.3.	Menyiasati Masa Pandemi
Menyiasati Masa Pandemi
Laris manis bisnis cuci motor KUS TKR SMAN Ngadiluwih, Kediri.
52
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
membludak. Nama SMA/MA
­
pelaksana DT ikut berkibar dan
­
diminati oleh calon siswa baru
pada saat ­
pendaftaran PPDB.
Hingga akhirnya datang ­
cobaan
besaritu.Kitatahu­bersama,­cobaan
itu tidak hanya ­
melanda ­
dunia
­
pendidikan saja tetapi ­
berdampak
kepada ­
seluruh sendi ­
kehidupan.
Akhir Februari 2020 ­
terbetik ­
berita
bahwa ­
Covid-19 telah ­
masuk
ke ­
Indonesia. ­
Kemudian pada
­
pertengahan Maret 2020 ­
seluruh
lembaga ­
pendidikan formal
­
wajib menutup pintu ­
gerbangnya.
­Kegiatan ­pembelajaran tatap
muka ditiadakan. Sebagai ­
gantinya
siswa belajar di rumah (BDR) dan
melakukan ­
belajar dalam ­
jejaring
atau daring. Semula banyak
yang ­
menduga ­
pandemi ini akan
segera berakhir tidak sampai satu
­
tahun, tetapi faktanya hingga satu
­
setengah tahun berlalu, ­
kondisi
­belum ­memungkinkan untuk
melakukan kegiatan tatap muka
seperti sedia kala.
Otomatis semua hal ­
tersebut
menghambat ­penyelenggaraan
program DT. Apalagi ­
kegiatan
DT sebagian besar ­
berbasis
­
keterampilan yang idealnya
­
menuntut pertemuan tatap muka
dan praktik nyata dengan ­kehadiran
trainer sebagai pembimbing. Tetapi
apa mau dikata, realitas menuntut
agar protokol kesehatan dijalankan
dengan sungguh-sungguh. ­
Bahwa
pada akhirnya kesehatan dan
­
keselamatan jiwa memang harus
dinomorsatukan.
Meskipun demikian the show
must go on. Semua program DT
yang telah dicanangkan harus
53
tetap berjalan, tidak boleh terhenti
walaupun sedang ada pandemi.
Oleh karena itu perlu ada ­
sejumlah
penyesuaian, kompromi, dan
mempertimbangkan situasi dan
kondisi yang tengah ­
berlangsung.
­
Target-target awal yang ingin
­
dicapai pada kondisi normal
perlu dievaluasi dan disesuaikan
­
mengingat sejumlah kendala yang
dihadapi cukup ­
berat.
Pada masa pemberlakuan
pembatasan kegiatan ­
masyarakat
(PPKM) Darurat di Pulau Jawa
dan Bali ( 3 Juli sampai dengan
21 Juli dan diperpanjang hingga
25 Juli 2021) pemerintah telah
­mengeluarkan aturan-aturan
­khusus. Pelaksanaan kegiatan pada
sektor nonesensial ­
diberlakukan
100% work from home (WFH).
­Kegiatan belajar ­mengajar ­sekolah,
perguruan tinggi, ­
akademi, ­
tempat
pendidikan/­pelatihan ­dilakukan
secara daring atau online. ­Sedang
­
untuk kegiatan esensial ­
seperti
keuangan dan perbankan, ­
pasar
modal, sistem ­
pembayaran,
teknologi­informasidan­komunikasi,
perhotelan ­nonpenanganan
­
karantina ­
Covid-19, dan industri
orientasi ekspor diberlakukan 50%
work from office (WFO).
Sementara itu pihak ITS
­
Surabaya selaku mitra Dinas
­
Pendidikan Provinsi Jatim dalam
­
penyelenggaraan program DT,
juga ­mengeluarkan ­pedoman
­
pelaksanaan SMA DT di masa
­
pandemi sebagai acuan di
­
lapangan. Meskipun demikian
­
pihak sekolah dan trainer tetap
diberi ruang untuk melakukan
improvisasi dan berkreasi ­
sesuai
dengan kebutuhan spesifik dan
peluang yang ada di daerah
­masing-masing.
Setidaknya ada tiga hal yang
dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan DT di masa pandemi
yang lazim di sebut dengan 3B.
Pertama, berbagi keterampilan
dan kewirausahaan (BKK). Kedua,
berlatih dari rumah (BDR). Ketiga,
membeli dan berbagi dengan
­masyarakat (BBM).
Berbagi keterampilan dan
Setidaknya ada tiga hal
yang dapat ­
dilakukan
di masa pandemi.
­Berbagi keterampilan
dan ­kewirausahaan,
aktif berlatih dari
rumah, ­serta ­membeli
dan ­
berbagi dengan
­masyarakat.
‘‘
‘‘
Menyiasati Masa Pandemi
54
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
­kewirausahaan dapat ­dilakukan
siswa DT melalui daring ­
maupun
luring. Kelompok usaha siswa
(KUS) dapat membuat ­
materi
pelatihan lalu membaginya ke
ruangtraining,net. Bisa juga
­membagi ­pengalaman kerja
­
melalui video ataupun webinar
Zoom dengan sesama KUS di
­sekolah lainnya.
Dengan ­demikian ­unggahan
tersebut dapat memberi
­
pengetahuan kepada peserta DT
lain maupun kepada warganet.
Berbagi pengetahuan ini ­
sangat
penting, terutama bagi siswa
­
peserta DT yang masih baru
­
bergabung maupun sekolah yang
baru melaksanakan program DT.
“Nasib” mereka ­
tidak seberuntung
­
kakak-kakaknya yang dulu ­
menjadi
peserta DT ­
sebelum ­
pandemi
­
melanda. Para trainer sekolah yang
baru menjadi ­
pelaksana DT juga
belum sempat mengikuti training
ToT secara memadai.
Peserta DT di masa ­
pandemi
harus aktif berlatih di rumah
(BDR) dengan materi praktik dan
­
bahan-bahan sederhana yang
­
mudah diperoleh di sekitar rumah.
Trainer dapat memberi resep
dan petunjuk pembuatan kepada
siswa untuk dipraktikkan. ­
Misalnya
­
membuat jajan pasar, kue ­
lapis
­
kukus, atau praktik membuat
­desain logo.
Siasat ketiga dalam
­
pelaksanaan program DT di masa
pandemi adalah dengan membeli
dan ­
berbagi dengan masyarakat
(BBM). Caranya dengan ­
membeli
­bahan-bahan dari ­masyarakat
­sekitarnya misalnya ­membeli
­
pisang, singkong, atau sayur
­mayur.
Kemudian, bahan-bahan
­
tersebut diolah sehingga memiliki
nilai tambah misalnya membuat
pisang goreng, singkong keju,
atau nasi bungkus murah bergizi.
Setelah masakannya selesai maka
dapat dibagikan ke masyarakat
atau dijual dengan harga diskon
kepada warga miskin atau warga
yang sedang menjalani isolasi
mandiri.
Lalu modalnya diperoleh
dari mana? Bisa dengan cara
­
menggalang modal melalui ­
donasi,
melalui urun dana (fun rising),
atau mengajurkan voucher cipta
kerja kepada pengelola DT pusat.
Dapat juga ­
melakukan aktivitas
­mengenalkan dan ­memasarkan
produk DT dengan promosi
dan ­
berjualan separuh harga.
­
Ringkasnya, semua pemangku
kepentingan dituntut ­
kreatif dan
produktif meskipun berada dalam
kondisi yang sulit. Semoga ­
keadaan
dapat segera membaik.n
55
Ketika satu pintu tertutup, percayalah akan selalu ada
pintu aleternatif lain yang dapat dibuka. Ketika pandemi
Covid-19 memaksa sekolah untuk menutup kegiatan
tatap muka, maka terbuka peluang melakukan kegiatan
pembelajaran secara virtual melalui daring. Justru ­
terjadi
blessing in disguise, semacam hikmah tersembunyi.
Ternyata wabah Corona turut mempercepat ­
masyarakat
memasuki dunia digitalisasi. Kini anak-anak sekolah di
desapun sudah familiar pembelajaran daring, sudah
terampil mengakses internet, membuka Zoom, Google
Meet, atau aplikasi pertemuan lainnya.
Kondisi yang menguntungkan ini langsung
­
dimanfaatkan oleh penyelenggara SMA DT. Pertemuan
jarak jauh melalui internet dijadikan andalan untuk
­
menyembarkan informasi, saling berbagi pengetahuan,
berkoordinasi, sosialisasi pelaksanaan pelatihan di
­
sekolah, pengumuman lomba DT, hingga melakukan
pembinaan kepada siswa peserta DT.
Selama musim pandemi cukup banyak frekuensi
­kegiatan seminar online melalui situs web atau aplikasi
berbasis internet yang populer disebut webinar. ­Umumnya
2.4.	Mendayagunakan Webinar
Mendayagunakan Webinar
56
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
webinar DT menggunakan aplikasi
Zoom dan dijadwalkan pada hari
Sabtu pekan kedua, walaupun
kadang juga dilaksanakan di hari
lain.
Syukurlah acara webinar ­
selalu
mendapat sambutan hangat dari
siswa. Salah satu indikasinya,
dalam setiap webinar DT selalu
diikuti banyak peserta, rata-rata
di atas 2.000 siswa. Sebanyak
500 peserta bergabung melalu
Zoom yang memang terbatas
­
jumlah ­
kuotanya. Sedang sebagian
­
besar siswa mengikuti melalui live
­streaming di channel Youtube SMA
Double Track.
Acara dikawal Hozairi dan
­
pembawa acara Bella ­
berlangsung
menarik dan hidup. Peserta
­
terlihat sangat antusias, ­
mereka
­aktif ­mengajukan pertanyaan
baik ­
secara langsung dengan
­
mengangkat tangan (raise hand)
57
maupun bertanya lewat fitur chat.
“Biasanya, karena ­
keterbatasan
waktu, memang tidak semua
­
pertanyaan dapat direspons.
­
Tetapi secara umum sebagian
­
besar ­
pertanyaan sempat dijawab
­
narasumber,” kata Hozairi.
Dalam setiap membuka
­
acara webinar, Ketua Pelaksana
SMA DT, M. Zainul Asrori, ­
selalu
­
mengingatkan agar siswa DT
tetap poptimis dan bersemangat
­
meskipun berada dalam ­
kondisi
yang tidak sedang ­
baik-baik
saja. “Semangat itu penting,
kita tidak boleh loyo,” katanya.
Dalam ­
kesempatan lain Asrori
juga menekankan pentingnya
­
kemandirian dalam menjalankan
program DT serta aktif mengikuti
anjuran trainer dan ­
berpartisipasi
mengikuti lomba yang ­
diadakan
oleh DT. Asrori mengakui dalam
pelaksanaan DT masih terjadi
Mendayagunakan Webinar
58
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
­kesenjangan. Ada sekolah-sekolah­­
yang sudah tumbuh ­
dengan cepat
apa juga yang masih ­
tertatih-tatih.
Maka bagi sekolah yang ­
masih
tertinggal dan sekolah yang
baru melaksanakan ­
program
DT, ­
diharapkan lebih proaktif
­
dengan belajar kepada ­
sekolah
DT yang sudah maju. ­
Sekolah
model yang menjadi rujukan
­hendaknya ­bersedia memberikan
­
pendampingan dan pengimbasan
kepada sekolah imbas.
Sejauh ini kegiatan ­
webinar DT
diselenggarakan secara ­
berseri
dengan mengambil ­
topik-topik
­
menarik dan relevan dengan
­
kebutuhan peserta DT. Hingga
akhir Juli 2021 sudah ­
berlangsung
­beberapa seri ­webinar. ­Karena
­
periode ini DT fokus ­
kepada
­masalah ­kewirausahaan,
­pemasaran, ­pemasaran, dan
­
sinergitas dengan DUDI, maka
59
­materi-mareri ­pembinaan dalam
webinar pun mengarah ke sana.
Yang pasti, siswa DT tidak hanya
diasah keterampilannya tetapi
­
dikawal sampai mandiri ­
memiliki
usaha sendiri. Tidak sekadar
­
menghabiskan target materi
­
pelatihan tetap juga ­
membantu
peserta DT agar produknya dapat
diterima pasar.
Sejumlah narasumber ­
mumpuni
Webinar DT mendapat
­
sambutan hangat dari siswa.
Rata-rata pesertanya di
atas 2.000 siswa. ­
Sebanyak
500 peserta bergabung
melalu Zoom, sebagian
besar mengikuti melalui live
streaming saluran Youtube
SMA Double Track.
‘‘ ‘‘
Mendayagunakan Webinar
60
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
telah dihadirkan dalam ­
webinar
DT antara lain Buyat ­
Riyono
seorang pengusaha restoran
apung RM ­
Asela Sampang ­
Madura,
­
Koordinator ­
Mitra DUDI SMA DT
Setiyo Agustiono, owner Vista ­
Studio
yang bergerak di bidang video
­company ­advertising Nur ­Iswahyudi,
­pengusaha ­Lumintu ­Catering
­
Jember Dian Lela ­
Ardiana, pemilik
usaha Saerah Bakery Bu Misri, dan
Hanif Kurniawan ­
alumnus SMA DT.
Juga ada Dra. Ety Prawesti M.Si,
selaku Kabid Bina Pendidikan SMA
Dindik Jatim, tim teknis DT dari ITS
Arya Yudhi Wijaya (­
Koordinator
Program) dan Fajar Baskoro
(­
Koordinator Olah Data). Sejumlah
siswa yang tergabung dalam KUS
DT juga diberi kesempatan tampil
mempresentasikan produk dan
pengalamannya. n
61
Mendengarkan tips sukses bisnis dari praktisi sungguh
menarik dan mencerahkan. Karena ilmu yang dibagikan
berasal dari pengalaman nyata. Kalimatnya lugas tetapi
tetap bernas karena merupakan ekstrak dari ­
pergulatan
panjang di lapangan. Seperti yang ­
dikatakan Buyat
­
Riyono, pemilik rumah makan apung RM ­
Asela ­
Sampang,
di hadapan sekitar 400 siswa DT secara ­
virtual lewat
Zoom, dan sekitar 600 siswa melalui channel ­Youtube
SMA DT.
“Saya punya empat dasar untuk sukses. Semoga ini
bermanfaat,” katanya. Kemudian dijabarkan satu per
satu dengan bahasa yang efektif dan mudah dicerna.
Pertama, kita harus punya mimpi. Punya suatu harapan
yang ingin dikejar. Dengan memiliki mimpi menjadi
orang sukses, Insyaallah akan terkabul, karena Allah
akan mengikuti apa yang diinginkan oleh hambaNya.
Yang kedua, harus punya konsep bisnis yang jelas.
“Semua harus jelas sejak dari awal. Mau membuka
­
warung, rumah makan, kafe, restoran, atau kedai?
­
Harus jelas, karena masing-masing pilihan itu tidak
sama ­
konsepnya.” Disarankan, sebaiknya bisnis yang
2.5.	 Berguru kepada Pengusaha Sukses
Berguru kepada Pengusaha Sukses
62
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
­dikembangkan sesuai ­dengan
­
kesukaan yang kita miliki
­masing-masing.
Tips ketiga adalah action,
melakukan tindakan nyata. Mimpi
tanpa aksi hanya akan menjadi
angan-angan kosong. Sebaliknya
action saja tanpa tujuan yang pasti,
ya akan muter-muter saja tanpa
­
hasil. Jadi mimpi dan aksi harus
menyatu.
Keempat, dan ini yang ­
penting,
dalam perjalanan mengelola
suatu usaha pasti ada kendala
dan ­
godaan. Bila hal itu terjadi
­
janganlah menyerah. “Kuncinya,
kita harus sabar dalam berproses,”
katanya.
Buyat Riyono memberi ­
ilustrasi
sederhana untuk merangkum
­
empat tips tersebut. Umpamanya
kita ­
punya mimpi atau satu tujuan
yaitu hendak ke rumah Pak Sutiyo,
maka kita harus memikirkan cara
untuk menuju ke sana: mau jalan
kaki, pakai motor, atau naik ­
mobil?
Nah, saat kita sedang menuju ke
rumah Pak Sutiyo, kemungkinan
akan ada kendala, seperti ban
­
motor bocor. Dihadapkan pada
cobaan tersebut, apakah kita akan
balik pulang atau mencari ­
tambal
ban agar dapat ­
melanjutkan
­
perjalanan? Kita ­
harus bangkit
­
untuk mewujudkan tujuan. Ada
juga kemungkinan kita ­
mengalami
Pemilik RM Asela Sampang, Buyat Riyono (tengah).
63
­
kecelakaan, sehingga harus
­
dirawat di rumah sakit.
“Jadi kita pasti mengalami
rintangan dan godaan. Kadang
kita harus istirahat sebentar untuk
kemudian berangkat lagi menuju
sasaran. Makanya sabarlah dalam
berproses,” katanya.
Buyat bukan sedang ­
beretorika
untuk statement yang terakhir itu.
Semua benar-benar dilakoni. RM
Asela di Jalan Raya Desa ­
Sejati,
Kec. Camplong, Sampang, itu
diakuinya berangkat dari nol,
­
bahkan dari minus. Lalu dirinya
membeber ­
secara ringkas episode
jatuh bangun dalam menjalani
­
profesi menjadi pengusaha.
Ada satu periode dirinya
­
berada di titik nadir kehidupan.
­
Berbagai jenis usaha telah dijalani,
­
mulai dari tukang mebel hingga
­
membuka toko bahan bangunan.
Tetapi ­
berakhir dengan ­
kegagalan.
Semua barang habis, bahkan
­
masih punya tanggungan utang
satu miliar rupiah.
Tetapi Buyat memilih tidak ­
patah
asa. Dia merangkak, ­
memulai dari
bawah lagi. Dipinjamnya sepetak
tanah di pinggir pantai, milik
adiknya, yang tidak terpakai, ­
untuk
membuka warung kopi. Lahan
­
seluas 3X4 m itu diratakan dengan
urukan pasir yang diambil dari laut
oleh dirinya dan istrinya.
Berguru kepada Pengusaha Sukses
Mantan Mendikbud, Prof. Moh Nuh, DEA (tengah) di restoran apung Asela.
64
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
“Lalu pinjem karpet dari
­saudara,sayamasihingat­warnanya
merah,” katanya ­
mengenang.
Lalu dia membuat tiga meja dari
triplek bekas yang ­
diminta dari
­tetangga. Lalu ­kopinya? The power
off ­kepepet pun muncul. Dirinya
­
mengutang satu renteng (isi enam
saset) kopi cap Kapal Api ke sebuah
toko. ­
Sedang gelasnya ­
pinjam
dari bufet mertua. Enam buah,
­
warnanya ­
tidak seragam pula.
Itulah aksi nyata yang dilakukan
untuk bangkit survive. Berjualan
kopi kecil-kecilan dengan warung
tanpa dinding. Kemudian warung
itu terbukti berkembang sedikit
demi sedikit. Seiring dengan ­
waktu
ternyata usaha tersebut tumbuh
membesar menjadi rumah makan
apung seafood yang terkenal
meskipun pernah terbakar pada
2018. Berkembang tanpa kucuran
kredit dari bank.
Di masa sulit dulu Buyat
­
mengaku menaati pesan ­
gurunya,
bahwa modal uang bukan
­
satu-satunya syarat untuk ­
sukses
mendirikan usaha. Lalu apa?
­
Gurunya menjawab, “yang penting
ada kemauan, ada tekad.”
Buyat memang tergolong ­
sosok
yang memiliki kemauan kuat.
­
Ketika masih sekolah di Bustanul
Buyat Riyono, bos RM
Asela Sampang punya
empat dasar untuk ­
sukses.
­
Pertama, harus punya
mimpi. Kedua, harus punya
konsep bisnis yang jelas.
Ketiga, ada action, Keempat,
sabar dalam berproses.
‘‘ ‘‘
RM Asela yang dirintis mulai dari nol.
65
Ulum Sejati dia sudah belajar
­
mencari uang. Bahkan saat ­
kuliah
dia sudah bisa membiayai diri
sendiri dengan cara berjualan kopi,
jual mie, hingga kaos.
Kini dirinya bolehlah berbangga
karena impiannya telah terwujud.
Apakah berarti dia telah sukses?
Buyat justru merespons ­
pertanyaan
ini dengan jawaban unik: “Saya
­
tidak merasa sukses. Orang ­
sukses
itu bukan orang yang sudah
­
berada di atas. Orang sukses itu
orang yang terus berproses. ­
Tidak
pernah berhenti. Terus ­
berinovasi,
­
meningkatkan layanan, dan
­
memperbaiki kekurangan yang
ada.” n
Berguru kepada Pengusaha Sukses
66
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Praktik merias
wajah membangun
kompetensi diri.
67
Setiap generasi punya karakter sendiri-sendiri.
­
Barang siapa cerdik membidiknya dengan tepat niscaya
­
bisnisnya akan berkembang pesat. Nasihat menarik ini
disampaikan Ir. Dwi Mayasari Tjahjono S.Pd, M.MPar,
Dipl.Cibtac, Dipl.IFA, CEO Pacific International Beauty
Group, dalam acara Bincang Online Kelompok Usaha
Sekolah (KUS), pada 7 Agustus 2021 lalu. Ini merupakan
acara sharing pengalaman dan pembinaan bagi siswa
peserta program SMA DT tahun pelajaran 2020/2021.
“Bila mau membuka bisnis hendaknya jangan
­
sekadar berdasar kesukaan semata. Jangan berbisnis
hanya karena ingin dan nyaman melakukannya, hanya
nice to have saja,” katanya mengingatkan.
Minatdanpassionmemangdapatmenjadisalahsyarat
menjadi sukses. Namun masih ada hal lain yang mesti
dipertimbangkan. Antara lain tentang siapa yang akan
menjadi target pasar dan bagaimana ­
karakteristiknya.
Koordinator Tim Kurikulum Pelatihan Bidang
­
Kecantikan Program SMA DT Jatim itu menegaskan,
­
mengenal karakteristik calon konsumen sangatlah
­
penting. Lalu dicontohkan kondisi demografi Provinsi
2.6.	Cerdik Membidik Generasi Z
Cerdik Membidik Generasi Z
68
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Jawa Timur saat ini. Dari 40,67 juta
penduduk, ternyata yang berusia 8
tahun hingga 39 tahun ­
sebanyak
50,12 persen. Ini bermakna ­
struktur
umur penduduk ­
Jatim ­
didominasi
oleh generasi Z dan generasi
­
milenial. Bila ditambah dengan
generasi X (usia 40-55 tahun),
maka jumlahnya menjadi 74,08%.
Sebuah market yang sangat besar.
Setiap generasi punya ciri khas
sendiri. Tetapi gen X, gen milenial,
dan gen Z memiliki satu kesamaan
yang menonjol yaitu ­
kelekatannya
pada dunia digital. Mereka ­
setiap
saat memegang gadget dan
­
terkoneksi aktif dengan internet.
Ibaratnya, saat tidurpun yang
­
mereka peluk adalah smarphone.
“Itu berarti kalau kita ­
berbisnis
haruslah masuk ke dalam
­
digitalisasi. Bila tidak dapat
­diakses secara online, bisnis kita
pasti sulit hidup,” kata alumnus
S2 ­
Manajemen Pariwisata Stiepari
Semarang ini.
Wirausahawan harus ­
pandai
memanfaatkan semua ­
saluran
­
informasi daring. Gunakan
­
dengan maksimal media ­
sosial
Instagram, Facebook, Twiter,
What’sApp, ­hingga platform ­video
Tiktok ­maupun Youtube ­untuk
­mem-branding dan menjual
produk. Publikasikan dan viralkan
apa-apa yang menjadi keunikan
dan keunggulan produk kita di
sana.
Apalagi kini sudah terbit
­
Peraturan Sekretaris Jenderal
­
Kemendikbudristek No 14/2021
tertanggal 2 Agustus 2021 tentang
penyaluran bantuan pemerintah
paket kuota data internet untuk
pelajar dan mahasiswa 2021. Hal
ini akan membuat semakin banyak
orang yang berselancar di dunia
maya.
Gen milenial dan gen Z ­
sangat
menyukai hal-hal baru, gemar
memburu pengalaman baru. Maka
agar sukses, bisnis kita hendaklah
berbasis pada inovasi. Produk yang
ditawarkan harus beda dan pas
dengan minat mereka. Dulu bakso
hanya berisi pentol bulat, ­
sekarang
ada bakso udang lopster dan
­
banyak varian lainnya. Kini ada
roti croissant yang dicetak dengan
Ir. DWI MAYASARI TJAHJONO
69
­cetakan waffle sehingga jadilah
kue baru croffle.
“Di bidang tata rias, sudah
ada masker untuk pengantin yang
­
tidak merusak keindahan tata rias,
malah menambah aksen ­
aksesoris.
Desainer Avantie menciptakan baju
APD (alat pelindung diri) ­
cantik
yang bisa dibuat jalan-jalan ke
mal,” katanya.
Jadi, simpulnya, ada dua kunci
sukses bisnis di era disrupsi seperti
sekarang ini yaitu: digitalisasi dan
inovasi.
Unggulkan Prokes
Tapi ada tambahan satu kiat
lagi. Ini spesifik untuk era ­
pandemi
Covid-19. Ketika banyak orang
mengeluh sulitnya lapangan
Struktur umur ­
penduduk
Jawa Timur­ ­didominasi
oleh generasi Z dan
­generasi milenial,
­
sebanyak 50,12%. Bila
ditambah dengan ­
generasi
X (usia 40-55 tahun),
maka jumlahnya menjadi
74,08%. Ini market besar
yang sangat potensial
untuk dibidik.
‘‘
‘‘
Cerdik Membidik Generasi Z
70
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
­
pekerjaan dan lesunya ekonomi
akibat pandemi dan kebijakan
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat), seorang
entrepreneur harus tetap optimistis
dan terus berinovasi.
Sejumlah perusahaan roti
­menyiasati berkurangnya ­pesanan
dan kelebihan tenaga kerja ­
dengan
cara memfungsikan separoh
­
karyawannya sebagai kurir dan
sales roti. Yang menarik, ­
sejumlah
pedagang makanan mengaku
­omsetnya selama ­pandemi ­justru
meningkat, terutama untuk ­pesanan
melalui online dan pembelian take
away (dibungkus untuk dimakan di
rumah).
“Orang kalau PPKM di rumah itu
bawaannya apa? Ya ­
kepinginnya
ngemil saja kan. Nah, itu ­
peluang
bisnis. Upload saja status ke
­medsos: Di rumah saja, ­
pingin
ngemil. Anda pesan kami antar.
71
Sekarang banyak orang tua yang
pulang kerja membawa banyak
makanan, karena sekarang semua
anggota keluarganya ada di dalam
rumah,” katanya.
Pandemi telah membentuk
­kebiasaanbaru.Disadariatau­tidak,
perilaku new normal telah ­
mulai
terbentuk di ­
masyarakat. Satu di
antaranya adalah ­
mengutamakan
kesehatan. Konsumen makin
peduli dengan protokol kesehatan.
­
Kenyataan ini perlu direspons.
Kita harus menunjukkan ­
bahwa
proses produksi ­
dagangan kita
dilakukan dengan ­
menerapkan
protokol kesehatan yang ­
ketat.
Bahan-bahan telah dicuci ­
bersih.
Juru masak kita ­
memakai ­
masker.
Setelah dikemas ­
disanitasi,
­pedagangnya pakai sarung ­tangan.
Nah, semua itu kita ­
unggah ke
­
internet agar ditetahui semua
orang.
Semua upaya dan edukasi
tersebut akan menimbulkan trust.
Konsumen pasti akan lebih memilih
produk yang aman dan ­
mengikuti
prokes dengan benar. Justru prokes
itulah yang dapat kita jadikan
­
sebagai keunggulan dan selling
point. n
Cerdik Membidik Generasi Z
Make up karya siswa DT SMAN Mumbulsari Jember.
72
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Siswa pria pun tertarik
belajar tata boga.
73
Apakah brand itu? Apa penting sebuah brand atau
merek atau jenama? Berikut definisi unik tentang brand
yang diungkapkan oleh pendiri dan CEO Amazon.
“Brand adalah apa yang dikatakan tentangmu
saat kamu tidak ada di ruangan itu,” kata Jeff Bezos.
­Sebagaimana diketahui, Amazon.com. Inc adalah salah
satu perusahaan teknologi big four di Amerika yang
bergerak di e-commerce, komputasi cloud, streaming
digital, dan kecerdasan buatan.
Ini artinya brand adalah penilaian yang relatif ­
objektif
dari seseorang terhadap diri kita (atau merek kita).
­
Penilaian yang bebas dari tendensi dan tanpa ­
basa-basi,
karena kita tidak sedang berada di depan mereka.
­
Kalau dia bilang brand kita baik berarti memang baiklah
­
adanya, begitu juga sebaliknya.
Ya brand merupakan akumulasi citra positif yang
­
terbangun sedikit demi sedikit dari kerja keras, ­
komitmen,
hingga publisitas yang berkelanjutan. Lalu brand
­
menjelma sebuah jaminan mutu, trust, bahkan sebuah
kebanggaan bagi user dan konsumennya.
2.7.	Membangun Brand
	 di Era Medsos
Membangun Brand di Era Medsos
74
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
Dari uraian singkat ­
tersebut
­
sudah tergambar betapa
­
pentingnya membangun brand
bagi pengusaha. Bahkan bukan
saja penting bagi badan usaha,
brand juga perlu dimiliki oleh orang
per seorangan. Personal ­
branding
juga sebuah aset tak berwujud
yang bernilai tinggi dan ­
menunjang
kesuksesan. Banyak selebritis dan
tokoh masyarakat sukses menjual
produk dan jasa lantaran personal
brandingnya sudah berkibar ­
duluan
di mana-mana.
“Maka dari itu pebisnis
­
pemula, harus mulai merintis dan
­memperkuat brand secara serius
untuk mendapatkan kesuksesan,”
kata Nur Iswahyudi, owner Vista
Studio, dalam webinar SMA DT
dengan tema Membangun Karier
dan Marketplace, 26 Juni 2021.
Selain itu disarankan agar
­
pebisnis mau meningkatkan
75
­
portofolionya. Di era ­
medsos
­
sekarang ini protofolio bisa
­
dibangun melalui layanan ­
digital
antara lain melalui facebook,
­instragram, tiktok, maupun ­youtube.
Kini di era digital kita dapat
­memanfaatkan ­marketplace
­
sebagai sarana menjual
­
dagangan maupun jasa. ­
Sejumlah
­keuntungan dari marketplace
adalah ­
jangkauannya yang luas,
transaksi terpercaya, pengiriman
terintegrasi, dan mendapat review
konsumen.
Tetapi ada kekurangannya
yaitu di sana pasti terjadi perang
harga. Bahkan etika berjualan-
nya sudah cenderung tidak sehat.
­
Misalnya calon pembeli sudah
masuk di toko online kita. Dia
berminat ­
membeli barang kita se-
harga satu juta ­
rupiah. Tahu-tahu
Pebisnis pemula
harus mulai ­
merintis
dan memperkuat
brand secara serius
untuk mendapatkan
­kesuksesan.
Nur Iswahyudi
Owner Vista Studio
‘‘
‘‘
Membangun Brand di Era Medsos
ada ­
pedagang sebelah nyelonong
masuk ke toko kita dan membu-
juk ­
konsumen itu untuk membeli
­dagangannya ­dengan iming-iming
harga 800 ribu. “Ini kalau terjadi
di toko ­
offline kan membuat orang
jadi ­
berantem,” katanya.
Database juga penting ­
untuk
dibangun semenjak awal. ­
Transaksi
pembelian lewat online selalu
­
menyisakan jejak digital berupa
76
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
data nama pemesan, alamat,
­
hingga nomer smartphone. Semua
itu perlu dihimpun dengan rapi.
­
Sehingga suatu saat dapat ditawari
produk baru, sehingga mereka
menjadi pelanggan setia.
Misalnya kita membuka ­
usaha
cuci motor. Kita pelajari ­
pelanggan
A biasanya cucinya seminggu
­
sekali. Maka kalau tidak ­
mencuci
pada hari H-nya kita dapat
­
mengingatkan via WA, atau kita
iming-imingi bahwa sekarang di
tempat cucian kami ada layanan
tambahan berupa wifie gratis dan
sebagainya. n
77
Setiap program, bila mengikuti prinsip
­
manajemen, ­
selalu akan melalui empat ­
kegiatan
yang lazim di sebut dengan POAC, yaitu
­
planning-organizing-actuating-controlling. Demikian
juga halnya dengan program SMA DT yang ­
melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksaaan, dan
­pengawasan.
Pembahasan tentanf perencanaan, ­pengorganisasian,
dan pelaksanaan telah banyak dibahas pada bab-bab
sebelumnya. Kini akan diutarakan tentang kegiatan
yang berkaitan dengan aspek pengawasan SMA DT.
­
Pengawasan di sini meliputi kegiatan pemantauan dan
penilaian atau monitoring dan evaluasi (monev).
Sebelum pandemi monev SMA DT relatif lebih mudah
dilaksanakan, karena tim monev dapat langsung terjun
ke lapangan guna melihat dari dekat pelaksanaan DT
di sejumlah sekolah sampling. Tim dapat memantau
­
sampai sejauh mana langkah yang dicapai, kendala
yang dihadapi, serta memeriksa kelengkapan dokumen
dan pelaporan yang sudah dijalankan.
Tetapi hingga kini serangan virus Covid-19 masih
2.8.	Monev Pun Dilakukan Daring
Monev Pun Dilakukan Daring
78
Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
­
belum mereda, sementara kegiatan
pemantauan dan evaluasi harus
tetap dijalankan sebagai bagian
akhir dari pelaksanaan program DT
yang utuh. Maka pilihannya adalah
menjalankan monev ­
secara daring
melalui aplikasi Zoom. ­
Memang
ini bukan pilihan yang ideal, tetapi
setidaknya merupakan langkah
yang bijak yang dapat dilakukan di
saat pandemi.
Monev jarak jauh ­
memiliki
­
sejumlah kelebihan dan
­
kekurangan. Kelebihannya adalah
dapat berkangsung efektif dan
efisien. Dalam satu hari dapat
­
dilaksanakan sejumlah monev
­secara bersamaan ­waktunya
dan dapat menjangkau SMA
­
penyelenggara DT yang jauh
­lokasinya. Sedang ­kekurangannya
adalah tim monev tidak dapat
memeriksa pelaksanaan DT di
­
lapangan secara fisik ­
dengan
Monumen DT di SMAN Mumbulsari Jember
79
­
cermat. Dengan demikian ­
harus
menerima dan ­
memercayai
­
laporan penyelenggaraan DT
­
secara lisan yang disampaikan oleh
­
penanggung jawab di ­
lapangan,
serta berdasarkan hasil tanya ­jawab
selama monev daring berlangsung.
Pada 31 Agustus 2021 telah
berlangsung monev program DT
secara daring. Dalam satu hari
tersebut berhasil dilaksanakan
monev terhadap lima sekolah
yaitu SMAN Arjasa Jember dan
SMAN1 Kepohsari Bojonegoro
yang ­
berlangsung pukul 09.00
sampai 11.00, SMAN 1 Sugihwaras
­
Bojonegoro (11.00-13.00), SMAN1
Ngraho Bojonegoro dan SMAN
Mumbulsari Jember (13.00-15.00).
Kegiatan monev meliputi
­
presentasi laporan pelaksanaan DT
oleh kepala sekolah disusul ­
dengan
tambahan informasi dari trainer,
operator atau admin DT, serta
Monev Pun Dilakukan Daring
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS
Buku DT-3  Membangun Entrepreneur melalui KUS

More Related Content

What's hot

Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5Fajar Baskoro
 
Executive Summary Double Track 2021 - 1
Executive Summary Double Track 2021 - 1Executive Summary Double Track 2021 - 1
Executive Summary Double Track 2021 - 1Fajar Baskoro
 
Profil Alumni Double track tahun 2021
Profil Alumni Double track  tahun 2021Profil Alumni Double track  tahun 2021
Profil Alumni Double track tahun 2021Fajar Baskoro
 
Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019Fajar Baskoro
 
Executive summary festival
Executive summary festivalExecutive summary festival
Executive summary festivalFajar Baskoro
 
1 Executive summary 2019
1 Executive summary 20191 Executive summary 2019
1 Executive summary 2019Fajar Baskoro
 
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021Fajar Baskoro
 
Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021Fajar Baskoro
 
Exe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produkExe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produkFajar Baskoro
 
Exe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoniExe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoniFajar Baskoro
 
Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021Fajar Baskoro
 
Executive summary - full 2021
Executive summary - full 2021Executive summary - full 2021
Executive summary - full 2021Fajar Baskoro
 
Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)
Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)
Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)Fajar Baskoro
 
Indikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double trackIndikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double trackFajar Baskoro
 
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowResProfil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowResFajar Baskoro
 
Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2Fajar Baskoro
 

What's hot (20)

Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
 
Executive Summary Double Track 2021 - 1
Executive Summary Double Track 2021 - 1Executive Summary Double Track 2021 - 1
Executive Summary Double Track 2021 - 1
 
Profil Alumni Double track tahun 2021
Profil Alumni Double track  tahun 2021Profil Alumni Double track  tahun 2021
Profil Alumni Double track tahun 2021
 
Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019
 
Executive summary festival
Executive summary festivalExecutive summary festival
Executive summary festival
 
Summary 2021
Summary 2021Summary 2021
Summary 2021
 
1 Executive summary 2019
1 Executive summary 20191 Executive summary 2019
1 Executive summary 2019
 
VR Millealab full
VR Millealab fullVR Millealab full
VR Millealab full
 
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
 
Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021
 
PPT Capaian 2021
PPT Capaian 2021PPT Capaian 2021
PPT Capaian 2021
 
Exe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produkExe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produk
 
Exe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoniExe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoni
 
Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021
 
Executive summary - full 2021
Executive summary - full 2021Executive summary - full 2021
Executive summary - full 2021
 
Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)
Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)
Sosialisasi dt mandiri 2022 (1)
 
Majalah april fix
Majalah april fixMajalah april fix
Majalah april fix
 
Indikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double trackIndikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double track
 
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowResProfil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
 
Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2
 

Similar to Buku DT-3 Membangun Entrepreneur melalui KUS

Buletin dobel track 16 maret 2020
Buletin dobel track   16 maret 2020Buletin dobel track   16 maret 2020
Buletin dobel track 16 maret 2020Fajar Baskoro
 
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausahaBuku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausahaMAC Co. Ltd.
 
Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015
Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015
Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015Namin AB Ibnu Solihin
 
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19Vina Serevina
 
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhPendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhSiti Hardiyanti
 
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...Fajar Baskoro
 
Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner Novri
 
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013Zaqi Silverano
 
exe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdfexe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdfFajar Baskoro
 
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014Zaqi Silverano
 
Naskah simposium gtk 2016 sumarso
Naskah simposium gtk 2016 sumarsoNaskah simposium gtk 2016 sumarso
Naskah simposium gtk 2016 sumarsoSumarso M.Pd.
 
Proposal 001
Proposal 001Proposal 001
Proposal 001panempaan
 
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaPendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaDadang Solihin
 
Panduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ixPanduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ixUlfia Rahmi
 
Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013
Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013
Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013Taufik Wihardja
 
Panduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ixPanduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ixElvina Arapah
 
Revitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan IndonesiaRevitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan IndonesiaGoutama Bachtiar
 

Similar to Buku DT-3 Membangun Entrepreneur melalui KUS (20)

Buletin dobel track 16 maret 2020
Buletin dobel track   16 maret 2020Buletin dobel track   16 maret 2020
Buletin dobel track 16 maret 2020
 
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausahaBuku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
 
Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015
Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015
Proposal pelatihan guru nge blog dan menulis tahun 2015
 
Templat praktik baik
Templat praktik baikTemplat praktik baik
Templat praktik baik
 
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
 
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhPendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
 
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
 
Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner
 
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2013
 
exe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdfexe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdf
 
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014
Putera Sampoerna Foundation Report Quarter 1 2014
 
Naskah simposium gtk 2016 sumarso
Naskah simposium gtk 2016 sumarsoNaskah simposium gtk 2016 sumarso
Naskah simposium gtk 2016 sumarso
 
Proposal 001
Proposal 001Proposal 001
Proposal 001
 
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaPendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
 
Panduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ixPanduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ix
 
Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013
Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013
Panduan penelitian dan_ppm_edisi_-ix-2013
 
PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN ...
PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN ...PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN ...
PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN ...
 
Panduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ixPanduan dikti edisi_ix
Panduan dikti edisi_ix
 
Revitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan IndonesiaRevitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
 
ExSummary-2022.pdf
ExSummary-2022.pdfExSummary-2022.pdf
ExSummary-2022.pdf
 

More from Fajar Baskoro

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxFajar Baskoro
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterFajar Baskoro
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanFajar Baskoro
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUSFajar Baskoro
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdfFajar Baskoro
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptxFajar Baskoro
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxFajar Baskoro
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimFajar Baskoro
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahFajar Baskoro
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaFajar Baskoro
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetFajar Baskoro
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfFajar Baskoro
 

More from Fajar Baskoro (20)

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolah
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
 
epl1.pdf
epl1.pdfepl1.pdf
epl1.pdf
 
user.docx
user.docxuser.docx
user.docx
 
Dtmart.pptx
Dtmart.pptxDtmart.pptx
Dtmart.pptx
 
DualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptxDualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptx
 
BADGE.pptx
BADGE.pptxBADGE.pptx
BADGE.pptx
 
womenatwork.pdf
womenatwork.pdfwomenatwork.pdf
womenatwork.pdf
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdf
 

Recently uploaded

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

Buku DT-3 Membangun Entrepreneur melalui KUS

  • 1.
  • 2. MEMBANGUN ENTREPRENEUR MELALUI KELOMPOK USAHA SISWA PROGRAM SMA DOUBLE TRACK JATIM 2021: Cetakan Pertama, Oktober 2021 xvi + 157 halaman, 17,6 x 25 cm ISBN: 978-623-92390-7-7 Pengarah: Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T. Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, Ph.D. Penanggung Jawab: M. Zainul Asrori Ety Prawesti Penulis Naskah: Sukemi, Adriono Editor Naskah: Fajar Baskoro, Arya Yudhi Wijaya Pemasok Data: Setiyo Agustiono, Hozairi, Bekti Cahyo Hidayanto Desain Cover: Condro Wiratmoko Desain Isi: Sulistyorini Foto: Dokumentasi Sekolah Peserta Double Track Penerbit: PT Pendar Asa Komunika Jl. Jatisari Permai III Blok F 55 Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur Mobile Phone: 0812-3587-792 Diterbitkan untuk Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS Copyrigth 2021 pada Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS @Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Isi di luar tanggung jawab percetakan
  • 3. SEKAPURSIRIH Alhamdulillah, kerja sama antara ­ Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dengan ­ Institut Tekknologi ­ Sepuluh November (ITS) Surabaya dalam ­ penyelenggaraan ­ Program SMA ­ Double Track (SMA DT) sudah ­ memasuki tahun ketiga. Hasilnya cukup ­ positif. Ini ­setidaknya ­berdasar hasil ­monitoring dan evaluasi yang telah ­ dilakukan, bekal ­ keterampilan yang diperoleh siswa peserta DT sudah cukup memadai untuk memasuki dunia kerja atau berwirausaha. Sudah banyak dari alumni program DT bekerja dan berwirausaha pada sektor yang memang sesuai ­ dengan yang diperoleh saat para siswa mengikuti program DT, di ­ samping ada sebagian kecil yang ­ melanjutkan ­ untuk kuliah sambil tetap menjalankan usaha ­berbekal ­keterampilan DT. Bagi ITS semua itu perlu disyukuri, karena memang program ini disiapkan agar para ­ lulusan SMA dan MA yang tidak melanjutkan kuliah, dapat mandiri, baik bekerja maupun berwirausaha. Bagi ITS membantu pelaksanaan ­ program REKTOR ITS iii Sekapur Sirih Rektor ITS
  • 4. DT ­ bukan semata untuk menjalankan fungsi tri dharma ­ perguruan tinggi di bidang pengabdian ­ masyarakat, tapi lebih dari itu ITS yang berada di Jawa Timur memandang perlu dan terpanggil untuk ikut serta dalam ­ membantu ­ pembangunan di Jawa Timur. Jika saja ­ pengangguran ­ terselesaikan, maka ­ masyarakat Jawa Timur tidak lagi ­ menjadi beban ­ pembangunan. Jika saja dari para ­ peserta DT ini terserap di dunia usaha dan dunia industri atau ­ mereka mandiri menjadi wirausahawan, maka sudah dapat ­ dipastikan beban Jawa Timur terkait dengan pengangguran dapat ­ terselesaikan. Sebagai sebuah perguruan tinggi, ITS tidak ingin ­berpangku tangan melihat persoalan di masyarakat Jawa Timur. ITS ­ harus bisa mencarikan solusi secara ­ bersama-sama, ­ karena ­ kampus bukanlah sebuah menara gading, yang hanya ­ indah dan gagah dilihat, tapi kehadirannya harus juga dapat ­ dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur. Melalui program DT, ITS berharap dapat berbagi ilmu dan ­ pengetahuan yang memang dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi siswa SMA. Saya berharap kerja sama ini tetap terus terjalin, ­ bukan hanya terbatas pada program DT, tapi pada program ­ lainnya, terkait dengan pemberdayaan masyarakat di Jatim juga ­ pemanfaatan teknologi yang telah dihasilkan oleh ITS. ­ Semoga apa yang diusahakan ini dicatat sebagai bagian dari amal kebajikan kita di dunia. Aamiin. Surabaya, Oktober 2021 Rektor Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, Ph.D. iv Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 5. SAMBUTAN Kita patut bersyukur, meski ­ penyelenggaraan ­ program SMA DT ­diselenggarakan di tengah ­pandemi ­Covid-19 dan PPKM (Pemberlakuan ­ Pembatasan ­ Kegiatan ­ Masyarakat), hasilnya tetap menggembirakan. Saya ­ sangat yakin ­ capaian ini semua berkat tangan ­ dingin tim ITS yang mengawal dengan ­ sungguh-sungguh ­ kegiatan-kegiatan di lapangan. Memang ada beberapa fokus ­ perhatian yang ­ sebelumnya telah direncanakan ­ mengalami pergeseran. Itu lantaran kita lebih memilih dan mengutamakan faktor ­kesehatan daripada sekadar menjalankan program yang telah diagendakan ­ sebelumnya. ­ Itulah ­sebabnya, pada pelaksanaan tahun ­ketiga ini, program DT mengalami pergeseran ­ setengah tahun. Jika sebelumnya berawal ­ sesuai ­ dengan tahun pelajaran (Juli), kini ­ diubah sesuai dengan tahun anggaran ­ (Januari). Program SMA DT yang menjadi salah satu program unggulan di lingkungan Dinas ­Pendidikan ­Provensi Jawa Timur tetap ­menjadi perhatian, meski dalam ­ pelaksanaannya KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR v Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
  • 6. ­ harus sedikit bergeser dari jadwal ­ semula, menyesuaikan dengan penerapan PPKM akibat pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaannya, saya merasa bersyukur karena ­program DT telah memberikan gambaran utuh sekaligus dapat ­ menginspirasi kami dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM). Kami banyak ­ mengambil ­ pelajaran dari apa yang telah dilakukan oleh beberapa ­ sekolah penyelenggara program SMA DT. Selain itu, selama pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM, program DT telah menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ), baik teori, praktik, maupun ujian dan monitoring evaluasi. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami bahwa PJJ yang telah ­ dijalankan program DT bukanlah sesuatu yang mustahil ­ semakin ­ diintensifkan di masa mendatang. Memang kita tidak boleh ­menutup mata ­terhadap masih ditemukan kekurangan di ­sana-sini. Tapi saya yakin, seiring dengan ­ berjalannya waktu, nantinya ­ kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperbaiki ­ bersama. Buku ini adalah buku ketiga dari penyelenggaraan ­ program SMA DT. Jika mau merunut dan memerhatikan catatan-catatan di dalamnya, maka saya berkesimpulan,­­ penyelenggaraan ­ program DT telah sesuai dengan tujuan awal digagasnya ­ program ini. Kisah yang tertuang dalam buku ini dan dua buku sebelumnya, telah memberikan ­ gambaran bahwa DT —­ sebagaimana niat di awal ­ penyelenggaraannya— telah menjadi salah satu cara dalam ­ upaya mengurangi angka pengangguran terdidik setelah kelak siswa ­ menyelesaikan studinya di jenjang SMA. Bukan ­ hanya itu, program DT juga telah memotivasi siswa tentang masa ­ depan ­ mereka untuk bisa mandiri, berbekal keterampilan yang ­ diperolehnya. Semoga buku ini membawa manfaat sekaligus menjadi ­ penyemangat dan menginspirasi sekolah DT lainnya untuk bisa mengikuti langkah positif yang terekam dalam buku ini. Terima kasih. Surabaya, Oktober 2021 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T. vi Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 7. KATAPENGANTAR Sudah selayaknya saya merasa ­ berbahagia, berkat atas rahmat dan ­ karunia dari Allah SWT, program SMA DT yang kini memasuki penyelenggaraan tahun ketiga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sungguh pada saat dimulainya ­ program ini saya ­ tidak pernah membayangkan jika ­ program DT dapat ­ menjadi kebanggaan tersendiri bagi sekolah ­ penyelenggara ­ maupun siswa peserta. Program DT ­ bermula dari ­ pemikiran sederhana tapi substantif: bagaimana peserta didik di bangku SMA mendapatkan bekal setelah lulus, ketika ­ sebagian dari mereka tidak melanjutkan ke ­ jenjang pendidikan tinggi karena alasan ­keterbatasan ekonomi. Data pada awal dimulainya program ini, ada ­ sekitar 65 persen lulusan SMA di Jawa Timur yang ­ tidak ­ melanjutkan kuliah karena berbagai alasan, salah ­ satunya ­ keterbatasan ekonomi. Mereka yang tidak ­ melanjutkan ke bangku kuliah dapat dipastikan akan ­ mencari ­ pekerjaan, tapi ­ manakala bekal yang ­ dimiliki tidak mencukupi, pasti bermuara KEPALA BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN SMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR vii Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jatim
  • 8. pada ­ pengangguran. Karena itulah ­ terpikir bagaimana ­ menyiapkan ­ keterampilan bagi 65 persen ­ lulusan SMA yang sudah dapat dipastikan tidak ­ melanjutkan studi. Tingginya persentase ini jika dibiarkan begitu saja, dapat menyumbangkan jumlah pengangguran ­ terdidik. Untuk itulah saya mencoba memberikan ide untuk ­ membekali kepada mereka ­ keterampilan-keterampilan praktis agar ­ lewat penguasaan keterampilan itu, bisa ­ dijadikan bekal dan ­ menambah daya saing ketika ­ memasuki pasar kerja. Gayung bersambut, ketika ide DT saya sampaikan ke ­ Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ITS ­ memiliki ­ sumber daya manusia yang mumpuni ­ untuk ­ merealisasikan ide ini. Jauh sebelum DT, sepengetahuan saya, ITS juga ­ sudah ­ memiliki ­ jejaring di beberapa ­ sekolah, hanya saja ­ fokusnya ­ berbeda ­ dengan ­ program DT. Lebih pada membangun ­ kemampuan ­ akademik mata pelajaran, agar bisa diterima di perguruan tinggi. Tapi saya yakin, ITS akan mampu ­ merealisasikan program DT. Syukurlah dengan dukungan tenaga profesional dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, ­ hasilnya sungguh luar biasa. Bahkan ketika pandemi ­ Covid-19 dan PPKM diterapkan, pelaksanaan program DT tetap berjalan dengan dukungan teknologi yang ­ dikembangkan oleh ITS. Kini program DT menjadi program unggulan dan ­ inovatif di lingkungan Dinas Pendidikan Provensi Jawa Timur dan bahkan akan diadopsi oleh Pemerintah pusat. Sungguh saya mengucapkan terima kasih kepada Tim ITS yang telah menjalankan program ini dengan baik ­ bahkan juga telah mengembangkannnya menjadi daya tarik ­ sendiri baik bagi siswa maupun orang tua serta sekolah penyelenggara. Yang terakhir ini saya ingin sampaikan, berkat ­ program DT beberapa sekolah melaporkan terjadi peningkatan ­ peminat sehingga menambah rombel pada tahun ajaran baru. Di sisi lain, para alumni program DT kini ada yang viii Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 9. sudah ­ mandiri menjalankan usaha dari keterampilan yang diperolehnya ­ melalui DT dan ada pula yang memang ­ sudah memasuki ­ dunia kerja dari bekal mengikuti DT. Harapan ke depan, program ini tetap berlanjut dan ­ lebih baik lagi. Semoga ITS tidak henti-hentinya ­ untuk membantu dan mencari terobosan-terobosan untuk pengembangan ­ program DT berikutnya. Terima kasih. Surabaya, Oktober 2021 Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dra. Ety Prawesti, M.Si. ix Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jatim
  • 10. x Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 11. KATAPENGANTAR Puji syukur patut kita ungkapkan ­ karena, ­ amanah yang diberikan Dinas ­ Pendidikan ­ Jatim dalam ­ mengawal program DT ­ kepada ITS sampai tahun ketiga ini ­ berjalan ­ lancar dan sukses. Kelancaran ini tentu saja ­ berkat kerja sama yang baik antara ITS ­ sebagai ­ pengawal di ­ lapangan dengan ­ Dinas ­ Pendidikan Jatim, dalam hal ini Bidang ­ Pembinaan Pendidikan SMA (PP SMA), yang telah ­ memfasilitasi ­ berbagai kebutuhan ­ selama ­ penyelenggaraan. Dukungan dari Bidang PP SMA kami rasakan benar ketika harus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan sekolah penyelenggara, baik ­ kepala sekolah, trainer, operator, maupun siswa peserta, ­ berjalan lancar. Di awal saat saya ditunjuk Rektor ITS ­ untuk mengawal program DT, belum ­ banyak ­ tergambar tentang apa yang harus ­ dilakukan. Komunikasi yang intens ­ dengan jajaran Bidang PPSMAsertainternalkeITS,telah­membuahkan hasil. Bukan saja ­ terciptanya berbagai ­ program inovasi yang ­ berkesinambungan tapi juga ­ hasil capaian yang membanggakan. KETUA PELAKSANA PROGRAM SMA DT DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR xi Kata Pengantar Ketua Pelaksana Program SMA DT
  • 12. Kebanggaan ini tentu cukup beralasan, karena di ­ tahun 2021 ini Jawa Timur mencatatkan diri sebagai provinsi ­ dengan kinerja pendidikan tertinggi ­ se-Indonesia. ­Menurut ­highlight indeks kinerja urusan pendidikan hasil­ evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ­ dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri, ­ menunjukkan bahwa indeks kinerja pendidikan Jatim mencapai 4,2308 poin, mengungguli 33 provinsi lain di Indonesia. Terlepas banyaknya program pendidikan yang ­ dijalankan oleh Dinas Pendidikan Jatim yang berkontribusi dalam ­ pencapaian indeks kinerja pendidikan itu, saya meyakini ­ bahwa salah satunya adalah karena program SMA DT. Program ini bukan hanya telah memberikan harapan ­ besar dan motivasi yang luar biasa kepada para lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah, tapi juga memberikan ­ dukungan terhadap kemandirian mereka dalam ­ berwirausaha, ­ sehingga terlepas dari predikat sebagai pengangguran terdidik. ­ Program DT telah menciptakan cukup banyak alumni SMA yang kini menjadi wirausahawan muda selain berkat sertifikat keterampilan yang diperole. Mereka terserap di dunia kerja. Melihat capaian ini saya sangat berharap ke ­ depan ­ program ini dengan berbagai inovasinya tetap akan ­ dilanjutkan, ­ karena nyata terlihat hasilnya. Tentu di sana-sini perlu dilakukan perbaikan agar semakin mendekati keinginan awal diselenggarakannya program ini. Sekali lagi saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. Semoga apa yang kita perbuat akan membawa manfaat bagi kemajuan negara dan bangsa tercinta. Surabaya, Oktober 2021 Ketua Pelaksana Program SMA DT, Drs. M. Zainul Ashrori, M.Si. xii Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 13. PRAKATA TIMPENULIS Syukur Alhamdulillah di tengah Pandemi ­ Covid-19 dan PPKM (Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat), penulisan buku Program SMA Double Track (SMA DT) dapat terselesaikan. Buku ini adalah buku ketiga yang kami susun. Buku pertama berisi ­ tentang awal mula digagasanya Program DT yang ­ antara lain ­ menyajikan tentang pelaksanaan di lapangan yang disambut hangat oleh pihak sekolah dan peserta, serta menyajikan kesan dari para trainer saat menerima ToT di Surabaya. Buku kedua yang ditulis saat mulai pandemi Covid-19 berisi berisi tentang bagaimana pihak sekolah, siswa dan juga trainer menjalankan Program DT dalam suasana merebaknya Virus Corona, dimana sekolah dan ­ aktivitas pembelajaran diminta mematuhi protocol kesehatan. Ada banyak terobosan yang dilakukan pihak sekolah dan siswa dari mulai membuat handsaintezer hingga ­ mendesain masker dari kain yang dilakukan siswa yang memilih keterampilan tata busana. BukuketigainiditulissaatpandemiCovid-19­memasuki gelombang kedua, yang jauh lebih ­ dahsyat ­ dampaknya di masyarakat, sehingga ­ diberlakukannya PPKM ­ sehingga sekolah pun tidak melakukan ­ pembelajaran tatap muka (PTM). Fokus penulisan buku ketiga ini ada pada ­ bagaimana ­ pihak sekolah membuat dan ­ menjalankan xiii Prakata Tim Penulis
  • 14. Kelompok ­ Usaha Siswa (KUS), sebagai cara melakukan ­ pembelajaran ­ keterampilan yang dilakukan secara kelompok. Jika ­ sebelumnya siswa bekerja secara individual dalam praktik ­ keterampilannya, pada KUS siswa dikelompokkan. Jika memandingkan hasilnya memang model KUS jauh lebih baik,interaksiantarsesamapesertadalamrumpun­keterampilan yang sama berjalan intens dan produk yang ­ dihasilkannya pun sudah dapat dipasarkan, karena tiap KUS punya produk ­ unggulan dan telah diberi nama. Tim work pun terbentuk, ­ bukan saja pada rumpun keterampilan sejenis, tapi juga di luar keterampilan sejenis. Sebagai misal, produk ­ keterampilan boga yang akan dijual mereka membutuhkan kemasan atau stiker yang harus dikerjakan oleh ­ kelompok ­ keterampilan ­ multimedia atau fotografi. Maka pada buku ­ ketiga dapat dikatakan ­ sudah mendekati keinginan awal dari program DT, membangun ­ kemandirian berusaha atau ­ menciptakan ­ wirausahawan baru. Semestintya buku pertama hingga ketiga ini menjadi satu ­ kesatuan yang utuh, sebagai sebuah serial ­ pelaksanaan ­ program DT. Tapi kekhawatiran kami, tidak banyak ­ kesempatan untuk mendapatkan buku pertama hingga ­ kedua, karena itu dalam buku ketiga ini tetap kami sajikan tentang awal mula digagasnya program DT ini. Kami berharap sajian buku ini dapat menambah wawasan sekaligus menjadi pegangan dan panduan bagi sekolah yang mungkin baru pertama kali ditunjuk melaksanakan program DT, sehingga pihak sekolah tidak perlu memahaminya dari nol, karena sudah banyak kisah sukses dalam pelaksanaan program DT dari sekolah dan peserta. Kritik serta saran atas terbitnya buku ketiga ini tetap kami nantikan untuk perbaikan penyusunan buku berikutnya. Semoga buku bermanfaat dan menjadi amal kebajikan kami di dunia. Aamiin. Surabaya, Oktober 2021 Tim Penulis xiv Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 15. SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK DAFTARISI l Sekapur Sirih Rektor ITS................................................... iii l Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim............ v l Kata Pengantar Kepala Bidang PP SMA........................... vii Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur l Kata Pengantar Ketua Pelaksana Program SMA DT........... xi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur l Prakata Tim Penulis........................................................xiii l Daftar Isi........................................................................xv BAGIAN 1: PENDAHULUAN 1. SMA DT Program Unggulan Jatim...................................1 2. Mekanisme Pelaksanaan.................................................7 3. Grand Design dan Tahapan SMA DT.............................13 4. Aplikasi Pendukung DT.................................................17 5. Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran..........................25 6. Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)......................31 BAGIAN 2: BERSEMANGAT MERINTIS USAHA 1. Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih..........................37 2. Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif..................45 3. Menyiasati Masa Pandemi.............................................51 4. Mendayagunakan Webinar...........................................55 5. Berguru kepada Pengusaha Sukses................................61 6. Cerdik Membidik Generasi Z.........................................67 7. Membangun Brand di Era Medsos.................................73 8. Monev Pun Dilakukan Daring....................................... 77 xv Daftar Isi
  • 16. BAGIAN 3: KIPRAH DAN PRESTASI SISWA DT 1. Hasil yang Menggembirakan......................................83 2. KUS SMAN 1 Berbek, Sambel Pecelnya Maknyus.........89 3. KUS Bangkalan: Aktif Pameran dan Gelar Ekspo Mini......93 4. Ikhlas Menjadi Trainer DT...........................................99 5. Gelar Milenial Enterpreneur Award (MEA) 2021.........103 6. Belum Ekspansi Omset Sudah Tinggi.........................109 7. Alumni yang Merasakan Manisnya Berwirausaha.......115 8. Siswa Antusias, Sekolah Tertantang...........................121 9. Bekerja dengan Bekal Keterampilan DT.....................125 10. Mereka Kuliah Sambil Berwirausaha.........................129 BAGIAN 4: MENATAP KE DEPAN 1. Bersiap Luncurkan SMA DT Mandiri..........................135 2. Mengawal Alumni DT dengan Rumus........................139 3. Omset sebagai Umpan Balik Positif...........................145 4. DT Tingkatan Modal Sosial Sekolah..........................149 DAFTAR PUSTAKA. ...................................................... 157 xvi Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 17. 1 BAGIAN1 PENDAHULUAN Program Sekolah Menengah Atas Double Track atau SMA DT telah berjalan tiga tahun. Sudah terlihat ­ hasil-hasil yang dicapai, meskipun dalam perjalanannya ­mengalami sejumlah kendala. Termasuk hambatan yang tidak ­ terduga sebelumnya: pandemi Covid-19. Tetapi seperti bunyi pepatah “sekali layar dikembangkan, ­ pantang ­ surut ke belakang.” Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita ­ menyegarkan ingatan kembali tentang apa sebenarnya program SMA DT serta kondisi yang ­melatarbelakanginya. 1.1. SMA DT Program Unggulan Jatim SMA DT Program Unggulan Jatim Mendikbudrisrek Nadiem Makarim menerima buku laporan penyelenggaraan SMA Double Track saat berkunjung ke kampus ITS Surabaya, 21 Oktober 2021.
  • 18. 2 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Kilas balik ini layak dilakukan untuk menyamakan ­ persepsi semua ­ pihak terkait dan memberi ­ ancangan yang ­ memadai bagi pembaca yang belum ­ mengenal sama sekali ­ keberadaan program SMA DT dari ­ Pemerintah ­ Provinsi Jawa Timur. Sebuah program inovasi ­ pembelajaran di jenjang SMA/MA yang dilaksanakan ­ mulai ­ pertengahan tahun pelajaran 2018-2019. Secara defenisi, SMA DT adalah SMA yang ­ melaksanakan ­ kegiatan belajar mengajar (KBM) ­reguler dan ­menyelenggarakan ­kegiatan ­pembekalan ­keterampilan ­ secara berdampingan dengan ­ memanfaatkan kearifan lokal. Meskipun dikenal dengan istilah SMA DT, dalam praktiknya ­program DT juga dilaksanakan di sejumlah Madrasah Aliyah (MA) di Jatim. Disebut double track ­karena sistem ­pembelajarannya ­menggabungkan cara ­belajar SMA dan Sekolah Menengah ­ Kejuruan (SMK). Siswa SMA Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri, S.TP, M.Si., dan Direktur SMAKemendikbud Dr. SuhartonoArham, M.Si., meninjau pel
  • 19. 3 SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK ­diberi ­ketrampilan tambahan ­untuk ­lulusannya. Penambahan ­ ketrampilan ini ­ membuat siswa siap kerja jika ­ tidak ingin ­ melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sistem DT dikonsep sebagai ­ kegiatan ekstra kurikuler, dengan ketentuan setiap siswa minimal satu tahun mengikuti sistem DT. Munculnya ide sistem DT ­ berawal dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan SMA di Jawa Timur yang menjadi ­pengangguran. Fakta ­menunjukkan bahwa ­ tidak semua lulusan SMA/ MA di ­ Jatim ­ melanjutkan kuliah. Bahkan ­ jumlahnya lebih ­ banyak dari ­ mereka yang melanjutkan ­ studi. Data tahun 2018 ­ mencatat, ada sekitar 116.772 lulusan atau ­setara dengan 67,84 persen ­lulusan SMA di Jatim tidak ­ melanjutkan ke ­ jenjang pendidikan berikutnya, dengan berbagai macam kondisi. Persentase tersebut semakin tinggi pada SMA yang berada di daerah pinggiran kota maupun pelosok desa. Ini jelas ironis sebab institusi SMA itu diniatkan untuk mencetak lulusan yang kompeten untuk ­ memasuki mendidikan tinggi. Beda dengan SMK yang memang ­ menyiapkan lulusannya untuk siap memasuki dunia kerja. Realitas ­ suram ini jelas menjadi ­ permasalahan tersendiri bagi pembangunan manusia di Jatim, karena peserta didik ­ lulusan SMA tidak dibekali skill dasar ­untuk terjun ke dunia kerja. Maka ­ melalui program SMA DT diharapkan siswa mendapatkan ­ keterampilan atau kompetensi ­ tambahan yang ­ berguna bekal setelah lulus. ­ Program ini diharapkan dapat ­ meningkatkan mutu pendidikan serta menanggulangi lahirnya ­ pengangguran terbuka dari lulusan SMA yang tidak ­ melanjutkan kuliah. Ada tiga tujuan program DT, SMA DT Program Unggulan Jatim laksanaan DT di SMAN 3 dan SMAN 4 Bangkalan, 22 Oktober 2021.
  • 20. 4 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa yangmerupakanprogram­unggulan Dinas Pendidikan ­ Provinsi Jatim ini. Pertama, untuk ­ meningkatkan ­kompetensi dan ­kemampuan peserta didik SMA, yang ­ berencana tidak ­ melanjutkan ke ­ perguruan tinggi, dalam menguasai salah satu bidang ­ keterampilan ­ tertentu ­dengan ­memanfaatkan ­kearifan lokal. ­ Kedua, ­membangun ­ kepercayaan diri peserta didik dalam ­ berwirausaha atau bekerja dengan bekal keterampilan yang dikuasai. Ketiga, membangun ­ jaringan duna usaha dan dunia industri. Dari tiga tujuan itulah ­ diharapkan potensi pengangguran lulusan SMA dapat dikurangi. Program SMA DT ­ tidaklah “­bertabrakan” dengan ­ kurikulum SMK, karena ­ proporsi ­ kedalaman materi dan ­ proses ­pelaksanaannya ­berbeda. Di SMK, materi ­ keterampilan Gambar 1.1: Skema Bidang Keterampilan SMA/MA Double Track Multimedia Instalasi Peralatan Listrik CCTV Animasi Fotografi Videografi Desain Grafis Operator Komputer Instalasi Jaringan Komputer Membuat dan Mendesain Sound System Membuat dan Mendesain Alat Digital Pembuatan Makanan Indonesia Pengolahan Pastry Bakery Merancang Mode Busana Merias Wajah Panggung (Make up Panggung Terapis Kecantikan (Perawatan wajah manual) Tata Kecantikan Rambut (Junior Stylist) Tata Rias Pengantin Berhijab Pemeliharaan dan Perbaikan Sepeda Motor Tek. Listrik Tek. Elektro Tata Boga Tata Busana Kecantikan TKR BIDANG KETERAMPILAN SMA/MA DOUBLE TRACK Model pengantin berhijab karya siswa DT SMAN 3 Bangkalan.
  • 21. 5 ­ diberikan kepada siswa ­ secara mendalam pada ­ jam-jam ­ pelajaran sekolah, ­ masuk dalam ­intrakurikuler. ­Sedangkan dalam SMA DT keterampilan­­ diberikan sebagai skill tambahan dan ­ dimasukkan ke dalam ­ kegiatan ­ ekstrakurikuler. Dengan kata lain program DT ­ memanfaatkan ­ ektrakurikuler yang diperluas. SMA DT Program Unggulan Jatim
  • 22. 6 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Menurut Surat ­ Keputusan ­ Menteri Pendidikan dan ­ Kebudayaan No. 060/U/1993 dan ­ Nomor 080/U/1993, kegiatan ­ ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ­ sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa. Program DT terdiri tujuh ­ bidang keterampilan meliputi; ­ multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata ­ kecantikan, dan teknik kendaraan ringan. Dari tujuh bidang ­ tersebut ­dikembangakan menjadi 17 ­bidang keahlian (lihat skema 1.1). n
  • 23. 7 SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK Sasaran utama program SMA DT adalah siswa SMA Reguler yang berencana tidak melanjutkan ke ­ perguruan tinggi. Dengan mengikuti program DT siswa yang ­ bersangkutan akan dibekali dengan ­ keterampilan ­ khusus. Pembekalan diberikan secara intensif pada saat siswa duduk di kelas XI sedangkan ujian keterampilan akan ­ dilaksanakan di kelas XII setelah Ujian Nasional. Sertifikasi yang diberikan kepada peserta program DT yang sudah disesuaikan standar yang diakui secara ­nasional. Karena keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi Jatim, tidak semua SMA dapat membuka pogram DT. Bahkan pada sebuah SMA pelaksana DT pun tidak semua siswa yang berminat dapat ditampung. SMA/ MA ­ pelaksana program DT diseleksi berdasarkan tiga ­kriteria. Pertama, diutamakan sekolah pinggiran atau di daerah tertinggal, terutama daerah di Pulau Madura (­ Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) yang indeks ­ pembangunan manusianya masih rendah. Kedua, sekolah yang berada pada kategori wilayah 1.2. Mekanisme Pelaksanaan Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan monitoring dan evaluasi DT di SMAN 1 Berbek, Nganjuk.
  • 24. 8 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ekonomi menengah ke bawah. Ketiga, sekolah yang memiliki ­ indeks lulusan yang meneruskan ke perguruan tinggi kategori rendah atau sangat rendah. Siswa yang menjadi sasaran utamanya adalah mereka yang berencana tidak melanjutkan kuliah. Dalam pelaksanaannya, ­ program DT dirancang ­ sebagai ­ ekosistem dalam siklus tiga ­tahunan. Pertama, ­mengadakan ­pelatihan disertai ­ sertifikasi. ­ Sekolah ­penyelenggara DT ­berperan ­sebagai pusat pelatihan keterampilan. Kedua, ­ sekolah ­ sebagai pusat ­pengembangan produk. Ketiga, sekolah ­ menciptakan transaksi nyata di pasar ­ konvensional maupun dalam ­ market place. Melalui bendera DT Mart diharapkan akan terbentuk pasar komunitas yang prospektif. Pola semacam ini dikenal sebagai strategi 3P (pelatihan, produk, dan pasar) sebagai sebuah ekosisitem. Dalam melaksanakan ­ program Kegiatan monitoring dan evaluasi DT di SMAN 1 Saradan, Madiun.
  • 25. 9 SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK DT, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tidak bekerja ­ sendiri tetapi bekerja sama dengan ­ dunia Gambar 1.2: Strategi 3P program DT. Mekanisme Pelaksanaan ­ akademik yaitu Institut Teknik ­ Sepuluh November (ITS) ­ Surabaya. Pihak ITS ­ mempersiapkan ­ konsep, sistem dan ­ mekanismenya. ­Termasuk ­menyiapkan ­aplikasi ­untuk ­membangun ­ekosistem ­ bisnis di ­ dunia digital online. Untuk ­ kepentingan tersebut ITS ­ membentuk tim teknis, juga ­ menjalin kerja sama dengan SMK, LSP, BLK, UPT ­ Kejuruan, SMK, serta dengan unit bisnis seperti usaha kuliner, salon kecantikan, bengkel servis sepeda motor dan lain-lain. Dinas Pendidikan Provinsi ­ Jatim menentukan SMA/MA ­ pelaksana DT dengan berdasar kriteria yang telah ditentukan ­ sebelumnya. ­ Penanggung jawab program DT di tingkat sekolah adalah ­kepala ­sekolah ­masing-masing. ­Pihak ­sekolah menyiap ­instruktur ­pelaksanaprogramyang­kompeten. Instruktur dapat ­ diambil dari guru maupun praktisi dari ­ dunia usaha.
  • 26. 10 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Sekolah juga yang menentukan siswa peserta DT sesuai dengan kuota yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya alur pelaksanaan program DT dapat dilihat pada gambar 1.3. Adapun tahapan proses Gambar 1.3: Alur pelaksanaan program DT
  • 27. 11 ­ Program DT didahului dengan ­ kegiatan sekolah mendata siswa yang berencana tidak ­ melanjutkan ke perguruan tinggi. ­ Kemudian ­ pihak sekolah mengajukan ­ proposal ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jatim melalui Bidang Pembinaan Pendidikan SMA melakukan verifikasi data maupun lapangan melalui Tim Verifikasi. Langkah selanjutnya Tim ­ Verifikasi mengeluarkan ­ rekomendasi layak atau ­ tidaknya sekolah pengusul proposal ­ tersebut menerima program SMA DT. ­ Jikalau sekolah yang ­ bersangkutan dinyatakan layak maka program SMA DT dapat diterapkan pada sekolah tersebut. Pihak ­ sekolah ­menandatangani MoU ­dengan Dinas Pendidikan Provinsi ­ Jatim. ­ Begitulah, program DT pun ­dilaksanakan dengan ­memberikan program ­ keterampilan di ­ sekolah yang bersangkutan ­ untuk ­ peserta ­ didik kelas XI. ­ Kegiatan ­ dilaksanakan satu atau dua kali dalam sepekan, di luar jam ­ pelajaran ­ sekolah, dalam kurun waktu satu tahun ­ pelajaran. Terakhir, siswa yang lulus ujian keterampilan berhak mendapatkan sertifikat pelatihan keterampilan Mekanisme Pelaksanaan Aktivitas siswa DT bidang kecantikan dan fotografi di SMAN Mumbulsari, Jember.
  • 28. 12 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa tertentu yang diakui dan terstandar. Jadi, sedikitnya ada tujuh tahapan yang dijalankan selama satu tahun, hingga peserta (siswa) memperoleh sertifikat pelatihan keterampilan yang mereka pilih. n Gambar 1.4: Proses pelaksanaan program SMA DT.
  • 29. 13 Program SMA DT dirancang dalam waktu lima ­ tahun pelaksanaan. Di awali pada tahun 2019 dan ­ berakhir pada tahun 2022 nanti. Outcome yang diharapkan pada akhirprogramadalahmeningkatnyaindek­pembangunan masyarakat (IPM) di Provinsi Jawa Timur. Sebagai sebuah proses panjang, tentu disiapkan pula outcome antara pada tiap tahunnya, sebagai bagian untuk menentukan ketercapaian dalam pengukuran kinerja. Pada tahun 2019, outcome yang diharapkan adalah menambahan alokasi peserta termasuk ­ anggaran. Ini karena pada pelaksanaan tahun pertama (2018), ­ program ini dilaksanakan di tengah tahun ­ anggaran ­ berjalan, sehingga sasaran peserta termasuk juga ­ dengan anggaran belum maksimal dan optimal. Atas 1.3. Grand Design dan Tahapan SMA DT Grand Design dan Tahapan SMA DT Kabid PPSMA Dindik Jatim, Dra. Ety Pramesty, M.Si, didaulat menjadi model fotografi.
  • 30. 14 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Dua model setelah selesai dirias siswa DT SMAN3 Bangkalan.
  • 31. 15 dasar itu maka outcome tahun 2019 pada penambahan alokasi peserta dan anggaran. Outcome di tahun 2020, tentu berbeda. ­Lebih ­menitikberatkan pada capaian peserta program ­ meliputi kerja, wirausaha, dan pengembangan ­ marketplace ­ terintegrasi. Sedang outcome tahun keempat (2021) ­ selain memperkuat outcome di tahun 2020 yakni kerja dan ­ wirausaha dari para peserta adalah penguatan kerja sama dengan mitra dunia usaha ­ dunia industri, perbankan, serta ­ entrepreunrship. Pada tahun kelima (2022) outcome yang diharapkan dari pelenyelenggaraan program SMA DT adalah peningkatan IPM Provinsi Jawa Timur. n Grand Design dan Tahapan SMA DT Tata rias panggung ala SMAN 1 Saradan.
  • 32. 16 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Gambar 1.5: Grand design program SMA DT.
  • 33. 17 SELAYANG PANDANG PROGRAM DOUBLE TRACK Program SMA DT bukan sekadar pelatihan ­ keterampilan biasa. Penekanan program ini bukan ­ semata pada kecakapan atau mahir berketerampilan, tapi juga menghasilkan produk nyata, entah produk berupa barang atau sekadar produk dalam bentuk ­ portofolio di bidang jasa. Produk dan portofolio dari para peserta DT dapat 1.4. Aplikasi Pendukung DT Aplikasi Pendukung DT Suasana ujian teori peserta SMA DT.
  • 34. 18 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ditelusur melalui jejak digital yang telah disiapkan ­ penyelenggara ­melalui Doubletrack Support ­System (DSS). DSS adalah sistem dalam mendukung kegiatan DT yang berbasis pada ­ peningkatan ­keterampilan (skill) ­ untuk menekan angka pengangguran lulusan SMA dan ­ menaikkan IPM Jawa Timur. DSS menjadi ­platform ­ aplikasi yang memfasilitasi peserta DT ­ melakukan ­ kegiatan berupa ­ pelatihan dan pengembangan skill ­ secara ­ terprogram, terkontrol dan dimanage secara ­ elektronika. Dengan ­ menggunakan DSS siswa akan ­ terpantau ­ kegiatannya, diamati bakat dan ­ kemampuannya, dan diakhir ­ kegiatan untuk mendapatkan sertifikat dan ­ portofolio yang menyatakan level kemampuan siswa. DSS terdiri dari Siswa SMAN 1 Kedundung Sampang tawarkan kue kering.
  • 35. 19 Aplikasi Pendukung DT lima aplikasi. ­ Pertama, ­aplikasi ­ admindt.net yang ­ merupakan ­aplikasi ­pengelolaan data ­sekolah penyelenggara DT yang terdiri dari data siswa ­ peserta program, ­ absen dan aktivitas ­ kegiatan proses ­ pelatihan dan ­ foto-foto kegiatan pelatihan. Kedua, aplikasi ruangtraining. net, dalam bentuk portal pelatihan yang ditujukan bagi anak muda ­ Indonesia dengan menawarkan beragam pilihan ­ pengembangan diri untuk ­ mengikuti pelatihan ­ ketrampilan meliputi bidang ­ desain grafis, fotografi, ­ videografi, ­fashion technology, tata boga, dan ­ kelistrikan. Pada portal ini ­ tersedia beragam modul ­ cetak, video ­ tutorial, dan ­ informasi ­tempat ­pelatihan di ­seluruh wilayah Jawa Timur bekerja sama ­dengan ­sekolah-sekolah, pondok pesantren, kursus, dan ­ balai latihan kerja. Ketiga, ruangujian.net, adalah portal aplikasi untuk ujian ­ sertifikasi berbasis CBT (computer based ­testing) untuk mengetahui level kompetensi calon tenaga kerja yang telah mengikuti pelatihan. Tersedia berbagai level ujian yang bisa diikuti secara online. ­ Kelulusan ditentukan oleh ­ kualitas ­ pengetahuan dan ketrampilan yang dievaluasi langsung oleh tim ahli melalui aplikasi. Peserta yang lulus dapat mengikuti private ­challenge ­ sekaligus mendapatkan poin dan sertifikat. Keempat, ruangkarir.net, ­ merupakan portal layanan ­ sebagai tempat menemukan beragam ­ informasi karir yang menarik, ­ pembuatan CV digital, resume, dan portofolio yang memuat produk hasil karya, dapat ­ digunakan ­ untuk
  • 36. 20 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa
  • 37. 21 mendapatkan pekerjaan yang ­ sesuai dengan yang ­ diharapkan. Pada portal ini perusahaan atau dunia usaha dan dunia ­ industri bisa mengiklankan lowongan ­ pekerjaan yang tersedia dan ­memilih ­talenta-talenta yang ­sesuai dengan kriteria yang diinginkan baik ­ kompetensi, lokasi, maupun bidang ketrampilan. Kelima, ruangdagang.net. ­Berupa aplikasi online yang ­ mewadahi peserta pelatihan yang tertarik di bidang ­ usaha atau ­ entrepreneur. Sarana ­ pengembangan diri dan melatih peserta pelatihan yang tertarik di bidang kewirausahaan dengan menempatkan produk dan jasa di dalam jaringan marketplace ­ Usaha Sekolah Online (USO). Pada ­ portal ini dapat ­ ditemukan ­ produk-produk kreativitas yang ­ berkualitas ­ sekaligus dapat melakukan ­transaksi online. “Double Track yang kami ­ siapkan merupakan upaya ­ terpadu, bukan sekadar ­ memberi ­keterampilan ­kepada siswa, ­tetapi mencipta ­sebuah ­ekosistem yang ­ memungkinkan siswa dapat ­membangun bisnis yang ­berjejaring dengan dunia maya. DT ­ membuat market place t­ ersendiri melalui ­ aplikasi,” kata Fajar ­ Baskoro, S.Kom, M.Kom, fasilitator Tim IT ITS. Dikatakan, selama ini salah kaprah yang sering ­ terjadi adalah siswadiikutkansuatu­pendidikandan pelatihan. Setelah ­ terampil ­ mereka ­dilepaskan ­begitu saja. ­Lulusan diklat ­ mencari atau menunggu ­ lowongan ­ pekerjaan yang sesuai dengan ­keterampilannya. ­Program DT bukan semacam program Aplikasi Pendukung DT
  • 38. 22 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa BOS (Biaya Operasional Sekolah), tetapi ­ diharapkan berkelanjutan, ­ meskipun andai nanti kucuran dana untuk program DT sudah ­ tidak diturunkan lagi. DT merancang sebagai ­ ekosistem dalam siklus tiga ­tahunan. Pertama, ­mengadakan pelatihan disertai ­ sertifikasi. ­Sekolah ­penyelenggara DT ­berperan ­sebagai pusat ­pelatihan ­keterampilan. Kedua, sekolah
  • 39. 23 ­ sebagai pusat pengembangan produk. Ketiga, menciptakan ­ transaksi riel di pasar ­ konvensional maupun dalam market place. ­ Melalui bendera DT Mart akan ­ terbentuk pasar komunitas yang prospektif. Oleh karena itu dalam DT telah disiapkan sejumlah ­ aplikasi yang dapat mendukung ­ terciptanya ­ ekosistem usaha yang ­ diinginkan. Proses DT dimulai dari siswa (­ kelas Aplikasi Pendukung DT
  • 40. 24 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa XI) mendaftarkan diri ­ sebagai ­ peserta. Pendaftaran siswa ­ dilakukan oleh pihak sekolah ­ secara daring ke www.admindt.net. Setelah itu peserta melaksanakan serangkaian training sesuai dengan keahlian yang diminati. Selain mendapat bimbingan langsung dari trainer, peserta DT dapat memperkaya wawasan ­ dengan belajar mandiri secara ­daringdilaman­www.­ruangtraining. net. Di sana tersedia segala ­macam materi ­tutorial ­penunjang yang dapat ­ dipelajari dan ­diunduh, ­secara ­gratis. Seusai ­ melaksanakan pelatihan, peserta dapat mengikuti proses ­ sertifikasi yang ada di ­ www.­ruangujian. net. Setelah ­ menggenggam ­ sertifikat ­ keterampilan, siswa ­ tidak ­ boleh pasif. Mereka harus ­ kreatif ­ menciptakan produk atau jasa ­ sesuai passion-nya, merintis ­ menjadi wirausaha mandiri dengan aktif klik www.ruangdagang.net. Bagi yang ingin berkarier ­ sebagai karyawan atau pekerja ­ sebuah ­ perusahaan dapat aktif ­berselancar di www.ruangkarir.net. Peserta yang telah menyelesaikan proses ­ training otomatis akan ­terdata ­secara ­otomatis sebagai calon ­ pekerja di www.ruangkarir. net, dengan ­ berbagai portofolio yang ­ diperoleh selama ­ mengikuti ­program DT. Dalam ­ laman ­ tersebut terdapat dua fitur yang saling ­ mencari dan ­ membutuhkan yaitu fitur calon ­ pekerja dan fitur ­ perusahaan ­ pencari tenaga kerja. n
  • 41. 25 Setiap tahapan pelaksanaan program SMA DT ­ memiliki penekanan sendiri-sendiri. Tujuannya agar diperoleh ­ hasil yang lebih optimal serta outcome yang ­ berlelanjutan. Pada tahap-tahap awal ­ penyelenggaraan SMA DT, yang menjadi fokus perhatian adalah ­ masalah-masalah di ­ bagian hulu, seperti persiapan sistem administrasi dan sosialisasi program kepada ­ pemangku kepentingan terkait. Pada tahap ini pelatihan trainer dipersiapkan ­ sebab mereka adalah ujung tombak program, yang akan ­ berperan vital dalam memberi keterampilan kepada 1.5. Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran Stan DT SMAN 1 Bantur Malang.
  • 42. 26 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa siswa peserta DT. Pelaksanaan trainer to trainer (ToT) ­ dilaksanakan di ­ Surabaya untuk semua ­ bidang keahlian, mulai dari bidang tata busana, tata boga, multimedia, fotografi, listrik, hingga teknik ­ kendaraan ringan (TKR). Para ­ trainer mendapat bimbingan ­ langsung dari praktisi yang ahli di ­bidang masing-masing. Pembinaan siswa peserta DT benar-benar ­dilakukan ­melalui praktik nyata baik di sekolah ­ maupun di tempat mitra ­ kerja. Kebetulan waktu awal-awal ­ program DT, pandemi Covid-19 ­ belum datang, ­ sehingga praktik ­ keterampilan dapat dilaksanakan secara ­ tatap muka dengan lancar tanpa kendala. Tidak hanya belajar ­ keterampilan dalam bidang yang diminati, para siswa juga praktik menjual hasil produksinya, ­ maupun menjual jasa keahlian yang Drs. M. Zainul Asrori, M.Si, Ketua Pelaksana Program DT, mencicipi makanan di stan DT pada pameran di Grand
  • 43. 27 telah dimilikinya. ­ Materi-materi ­ pelatihan DT ­ waktu itu lebih fokus kepada ­ membentuk keahlian ­membuat ­barang atau ­menyiapkan ­ keterampilan jasa tertentu. Semua aktivitas ini telah menunjukkan hasil yang ­ positif. Semua ­ sekolah ­ pelaksana DT ­ umumnya telah melaksanakan pelatihan ­ kepada siswa sesuai ­ bidang yang diminati dengan ­lancar. Pada pelaksanaan tahun ­ berikutnya, yaitu tahun 2020, ­ program DT lebih ­ menitikberatkan kepada membangun budaya ­ kerja, mencipta wirausaha muda, dan pengembangan ­ marketplace ­ terintegrasi. Pada periode ini ­ muncul tantangan yang tidak ­ terduga yaitu mewabahnya ­ virus Corona, ­ sehingga sejumlah ­ kegiatan pelatihan dan aktivitas penjualan menjadi terganggu. Sejumlah kegiatan kemudian dipindahkan dari luar jejaring (luring) menjadi kegiatan dalam jejaring (daring). Tidak mudah memang, sebab ­ sebagian ­ besar aktivitas program DT ­ berkaitan dengan ­ keterampilan tangan yang ­ membutuhkan praktik ­ nyata dan ­ interaksi manual. Namun ­ program DTtetapharus­dijalankan,­meskipun ­ dengan sejumlah ­ adaptasi dan kompromi di sana-sini. Kini program DT memasuki tahap keempat (tahun pelajaran 2020/2021) dengan penekanan yang berbeda lagi, yaitu pada sisi penguatan kerja sama ­ dengan mitra dunia usaha dunia ­ industri (DUDI), pemasaran, ­ perbankan, serta entrepreurship. Pada ­ tahun kelima nanti (2021/2022) ­ outcome hilir yang diharapkan dari ­ penyelenggaraan program SMA DT adalah peningkatan indeks ­ pembangunan manusia Provinsi Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran City, Surabaya.
  • 44. 28 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Jawa Timur. Penguatan kerja sama DT ­ dengan mitra DUDI ­ diwujudkan dengan cara ­ memperbanyak ­ jalinan kerja sama serta ­ mengintensifkan kerja sama ­tersebut sehingga ­benar-benar menjadi mitra kerja konkret yang saling ­menguntungkan. ­Bukan ­ sebatas mitra dalam bentuk ­ perjanjian MoU (memorandum of ­understanding) atau mitra DUDI ­ sebagai sarana tempat siswa ­magang belaka. Pada tahap ini siswa peserta DT harus benar-benar membuat produk lalu menitipkan produknya di outlet mitra DUDI. Bisa juga siswa DT bekerja dalam satu tim di bawah bimbingan DUDI ­ untuk ­ menghasilkan produk maupun jasa yang ditawarkan kepada publik. Peserta DT juga ­ didorong ­untukmembuka usaha ­mandiri, baik secara pribadi maupun ­berkelompok dengan ­sesama peserta DT lainnya. Harus ­ muncul menjadi entrepreneur baru. ­ Terlebih lagi di tengah pandemi, yang membuat semua mobilitas menjadi terbatas, siswa peserta DT benar-benar dimotivasi agar mampu mandiri dan punya ­ inisiatif melahirkan kreasi sendiri tanpa harus menunggu instruksi terlebih dahulu. Dalam hal ini peran trainer sangat penting sebagai motivator sekaligus pembimbing siswa agar program DT tetap dapat berjalan meskipun kondisinya tidak sedang kondusif. Pada program SMA DT ­ periode ini juga dilakukan penajaman di bidang pemasaran. Disesuaikan ­ dengan semangat era revolusi 4.0 yang menyediakan wilayah ­ pemasaran lebih luas. Karena area pemasaran tidak hanya sebatas di lingkungan sekitar tetapi juga di dunia maya. Kini penjualan dapat dilakukan secara offline maupun secara online. Wirausahawan DT ­pa­da ­umum­nya sudah ­menjalan­kan ­ke­duanya ­dengan ­me­ngom­binasi­kan ­penjualan ­ secara manual maupun ­ lewat ­media ­sosial. Penjual­an ­secara ­konvensional ­masih tetap ­ dijalankan karena pada beberapa Program DT tahap keempat (tahun pelajaran 2020/2021) menekankan pada sisi ­ penguatan kerja sama ­ dengan mitra dunia usaha dunia industri, pemasaran, serta entrepreurship. ‘‘ ‘‘
  • 45. 29 daerah, metode ini dirasa ­ masih efektif. ­ Informasi dan promosi ­ penjualan dari mulut ke mulut ­ terbukti juga dapat menghasilkan omzet. Sejumlah siswa DTR mengaku dagangannya dibeli atau jasanya digunakan oleh teman terdekat atau tetangga kiri kanan karena ­ informasi yang diperoleh dari mu- lut ke mulut. Menjelang lebaran, siswa yang membuka usaha menjahit dan membuat kue kering, ramai mendapat pesanan dari tetangga maupun dari ­ teman-temannya. Siswa yang membuka jasa cuci ­ motor juga mendapatkan ­ pelanggan dari tetangga sekitar yang menerima ­ informasi lisan dari sesama tetangga atau ­ kebetulan mereka membaca spanduk yang dipasang di tempat ­ pencucian ­ motor. Siswa DT juga menjual jasa dan barang dagangnya di toko sekolah atau koperasi siswa yang juga merupakan outlet dari DT Mart. Selain dengan cara-cara ­ tersebut, siswa juga terbiasa ­ memanfatkan media sosial untuk memasarkan dan ­ mempromosikan produk dan jasanya, seperti ­menggunakan aplikasi What’App (WA), Instragram, Tiktok, Youtobe, maupun Facebook. Mereka juga aktif masuk ke ­ranah ­marketplace seperti Shoppe, Tokopedia, Lazada, dan lainnya. Termasuk mereka mengunggah Fokus pada Kemitraan dan Pemasaran
  • 46. 30 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa produk dan ­ jasanya ke aplikasi usaha sekolah ­ online milik SMA DT sendiri yaitu ke ­ ruangdagang.net. Pada pelaksanaan DT ­ periode ini siswa juga mulai ­ berlatih ­tertib ­administrasi ­dengan ­rajin ­melakukanpencatatan­setiap­terjadi transaksi ­ keuangan atau ­ dengan kata lain mulai ­ menjalankan sistem akuntansi meskipun ­ sederhana. ­Disarankan mulai ­belajar ­ menggunakan sistem aplikasi pencatatan ­informasi ­keuanhan (SiApik) yang cocok ­ digunakan untuk pembukuan ­ usaha berskala UMKM. n
  • 47. 31 Di dalam masyarakat istilah UMKM (usaha mikro ­ kecil dan menengah) sudah populer. Kini program SMA DT juga meluncurkan istilah baru yang maknanya ­ hampir sama, yaitu KUS atau kelompok usaha siswa. Pada ­ prinsipnya KUS juga merupakan UMKM, hanya bedanya, pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program SMA DT. KUS merupakan kelompok-kelompok kecil yang ­terdiri dari 4 hingga 8 siswa. Dibuat kelompok kecil agar dapat efektif dan gesit kiprahnya. Dalam satu sekolah peny- elenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS ­ sesuai ke- butuhan dan hasil kesepakatan siswa. Kelompok KUS ini biasanya memiliki anggota dengan ­ keterampilan ­ sejenis, misalnya kelompok tata boga atau ­kelompok tata busana. Tetapi tidak menutup peluang KUS ini ­ beranggotakann lintasbidang keterampilan. Tetapi ­ umumnya KUS ­ cenderung homogen, tetapi ­ mereka tetap bersinergi den- gan bidang lain bila ­ membutuhkannya. Misalnya KUS tata boga ­ minta bantuan kepada KUS ­ desain grafis untuk ­ dibuatkan kemasan produk dan ­ desain mereknya. 1.6. Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS) Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
  • 48. 32 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Kehadiran KUS ini tergolong baru. Baru dibentuk pada ­ tahun 2020 kemarin. Ini wujud dari ­ penajaman program DT agar siswa benar-benar dapat ­ mendapatkan kemanfaatan konkret. Menurut Fasilitator Tim IT ITS Surabaya, ­ Fajar Baskoro, S.Kom, M.Kom, KUS ­ memiliki tiga fungsi yang lazim ­ disebut dengan 3E yaitu ­ enlightenment, experience, dan ­ empowerment. ­ Enlightenment adalah pencerahan, artinya ­ program DT memberi wawasan baru tentang entrepreneurship yang dapat diandalkan sebagai ­ tumpuan hidup sukses di masa depan. ­ Experience artinya siswa peserta DT akan memperoleh pengalaman baru dengan belajar ­ keterampilan baru lalu mencoba membuat produk atau ­ menawarkan jasa ­ tertentu kepada masyarakat. Sedangkan ­ empowerment adalah pemberdayaan. ­ Program DT memang upaya ­ pemberdayaan, ­ sehingga siswa yang tidak ­berencana ­melanjutkan ­kuliah, Salah satu KUS dari SMAN 1 Kedungdung, Sampang.
  • 49. 33 karena ­ alasan ekonomi ­ ataupun alasan akademik, akan tetap ­berdayadenganbekal­keterampilan dan usaha rintisan yang ­ dilakukan selama mengijuti DT. ­ Sejumlah KUS telah ­ membuktikan diri ­ sukses mendapatkan penghasilan, produk dan jasa mereka diterima oleh pasar, walaupun belum besar omzetnya. “Tetapi yang penting ­ mendapatkan penghasilan riel satu juta rupiah pertama itu ­ merupakan momen strategis dalam proses ­ pendidikan. Mereka jadi tumbuh ­ kepercayaan dirinya, ‘oh ­ ternyata saya bisa cari uang sendiri’. ­ Selanjutnya mereka akan ­termotivasi untuk ­terus ­bergerak ­ untuk mendapatan tiga juta ­ pertama, sepuluh juta pertama dan seterusnya,” kata Fajar Baskoro. Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS) Kue Pie Susu Antes menembus pasar. Kelompok Usaha Siswa (KUS) memiliki fungsi 3E yaitu ­enlightenment (pencerahan), ­experience (­pengalaman), dan ­empowerment (­pemberdayaan). ‘‘ ‘‘
  • 50. 34 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Program DT menjadi paket yang komplet dan ­ berkelanjutan (­ sustainable). Pada awalnya ­ menempatkan sekolah sebagai pusat pelatihan keterampilan ­ peserta DT. Kemudian sekolah benar-benar memiliki produk dan jasa yang siap dijual. Tahap ­ berikutnya sekolah membantu pemasaran dengan ­ menggunakan sarana jejaring online ­ maupun ­ offline. Dengan demikian ­ diharapkan lulusan DT akan siap bekerja atau bahkan sudah ­ punya usaha sendiri sebelum mereka menerima ijazah SMA. Pembentukan KUS dilakukan juga dalam rangka memacu siswa agar sebgera melakukan aksi ­nyata. Dalam ­kelompok-kelompok kecil mereka akan cepat solid­ dalam berkarya. Kehadiran ­ beberapa KUS di satu sekolah juga akan ­ memunculkan ­ kompetisi maupun kolaborasi yang sehat di antara mereka. Masing-masing KUS ­ terpacu untuk menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya. Di saat pandemi, ­ dengan ­keterbatasan mobilitas, ­ kelompok-kelompok kecil KUS ini justru diharapkan dapat tetap berproses dan menunjukkan ­ hasil karyanya, tentu saja dengan tetap memerhatikan protokol ­ kesehatan. Bahkan melalui KUS mereka ­ diharapkan dapat saling ­ berbagi ilmu maupun produk dengan ­ sesama KUS dalam satu sekolah maupun KUS lintas sekolah, serta mau berbagi dengan masyarakat di lingkungan sekitar. Lomba MEA 2021 Agar gerakan KUS ini semakin bergairah, maka Dinas ­ Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan ITS ­ Surabaya selaku pengelenggara program SMA DT, mengadakan lomba KUS antarsekolah SMA DT se-Jawa Timur. Lomba yang diberi nama keren Millenial Entrepreneur Award (MEA) 2021 itu berlangsung dari tanggal 10 Juli 2021 sampai Anggota KUS Kecantikan SMAN Mumbulsari, Jember.
  • 51. 35 21 Agustus 2021. Ini sebuah ajang penghargaan untuk kemandirian KUS dengan mengambil tema Tetap Produktif di Masa Sulit. Yang menarik, lomba MEA 2021 ini berisi banyak kategori, ­ sehingga terbuka banyak ­ peluang untuk mendapatkan award. ­ Misalnya ada pemenang kategori omzet penjualan terbaik, produk terunik, teraktif di marketplace, poster ­ promosi produk terbaik, vide promosi produk terbaik, video story KUS terbaik, serta kesuksesan ­ mereka dalam bersinergi dengan dunia ­ usaha dan dunia industri (DUDI). Untuk masing-masing ­ kategori para pemenang akan diberi hadiah berupa piagam ­ penghargaan dan bantuan modal usaha Rp 1.000.000 untuk juara pertama, Rp 750.000 untuk juara kedua, dan Rp 500.000 untuk juara ketiga. Bagi KUS yang memenangkan banyak kategori maka KUS tersebut akan dinobatkan sebagai juara umum. Peraih juara umum mendapat hadiah berupa booth container ­ untuk usaha. Selain itu juga ada kategori KUS yang ­ anggotanya ­ masih berstatus pelajar dan ada kategori alumni DT yang sudah lulus dan telah mengembangkan usaha mandiri. Sampai saat ini sudah ada ­ sejumlah KUS yang ­ layak ­ dibanggakan. Mereka telah menunjukkan kerjanya dengan baik sebagai sebuah kelompok­ usaha pemula. KUS ­ tersebut telah ­ menghasilkan produk atau menawarkan jasa, dan ­ mendapatkan pemasukan yang menggembirakan. Sejumlah KUS yang dapat ­ disebut antara lain KUS ­ Minuman Kekinian dari SMAN 1 Paiton Probolinggo, KUS Sideven dari SMAN I ­ Kandat Kediri, KUS NC ­Collection dari MA Nurul ­ Cholil Bangkalan, KUS ­ Beauty5team dari SMAN 1 ­ Ketapang ­ Sampang, KUS Go WW Studio SMAN1 ­ Wongsorejo Mendirikan Kelompok Usaha Siswa (KUS)
  • 52. 36 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Banyuwangi, KUS Sweethome DT Cake & Pastry SMAN 1 Karas ­Magetan, KUS Tabu Sangra SMAN 1 Ngrambe Ngawi, KUS ­ Kecantikan Smando, SMAN1 ­ Dongko ­Trenggalek, KUS Pixelsrd SMAN 1 Saradan Madiun, KUS ­ Camelia SMAN Kasiman Bojonegoro, KUS Tata boga SMAN Pakusari Jember, KUS Desain grafis SMAN 1 Pagak Malang, KUS Tata boga SMAN1 Bantur Malang, dan KUS TKR SMAN1 Ngadiluwih Kediri. ­ Karena prestasi dan ­ kemandiriannya, para pengelola KUS tersebut ­ diberi ­kesempatan tampil ­presentasi ­ berbagi ­ pengalaman dan ilmu pada webinar Bincang Online ­ Inspiratif KUS SMA DT pada 24 Juli 2021 yang lalu. n
  • 53. 37 BAGIAN2 BERSEMANGAT MERINTISUSAHA Sekolah penyelenggara SMA DT umumnya berada di kawasan pinggiran yang berada di luar kota-kota besar di Provinsi Jawa TSimur. Hal ini wajar sebab dari awal program SMA DT memang diarahkan kepada ­ sekolah-sekolah yang lulusannya banyak yang tidak melanjutkan kuliah, sebab para lulusan tersebut sangat membutuhkan bekal keahlian untuk memasuki dunia kerja. Tentu saja tidak mungkin semua sekolah pinggiran menjadi sasaran DT, mengingat dana yang dialokasikan ada batasnya. Oleh karena itu ditentukan persyaratan tertentu, yaitu sekolah yang benar-benar membutuhkan. “Sasaran DT adalah SMA yang lulusannya banyak yang tidak melanjutkan kuliah, yaitu sebanyak 60% ke atas,” ujar Dra. Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kemudian dilakukan sosialisasi kepada para ­ kepala sekolah SMA Negeri disusul dengan membuka ­ pendaftaran bagi sekolah yang berminat mengikuti ­ program DT. Ternyata mendapat sambutan hangat. 2.1. Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
  • 54. 38 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Rias wajah karya siswa SMAN 1 Saradan.
  • 55. 39 Pendaftarnya melebihi kuota yang tersedia. Maka dilakukan seleksi dengan mengacu kepada skala prioritas yaitu sekolah yang ­benar-benar membutuhkannya. Bagi sekolah yang ­ jumlah siswa peminatnya melebihi ­ kuota, tetap bisa menjalankan DT ­ secara ­mandiri di ­internal ­sekolah, ­ tetapi tentu saja ­ lulusannya ­ tidak mendapatkan ­ sertifikat ­ seperti peserta DT resmi. Demikian pula jika ada sekolah yang ingin ­menyelenggarakan ­secara mandiri, dipersilakan sebagai ­ bagian dari pelaksanaan manajemen ­ berbasis sekolah (MBS). Secara umum ­ sekolah-sekolah pelaksana DT kebanyakan ­ berada di Pulau Madura (­ Sampang, ­ Pamekasan, Bangkalan, Sumenep), daerah “tapal kuda” Jatim (­Pasuruan,Probolinggo,­Situbondo), dan daerah ­ kantong-kantong ­ daerah yang warganya banyak yang bekerja keluar negeri ­ sebagai TKI/TKW (Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Bojonegoro dan lain-lain). Sekolah sasaran DT tidak hanya SMAN, tetapi juga melibatkan ­ beberapa madrasah aliyah (MA) di Madura. Program DT tahun pertama (­tahun pelajaran 2018/2019) ­diikuti oleh 86 sekolah di 19 ­ kabupaten Provinsi Jatim. Kabupaten yang paling banyak ­ menerima manfaat DT adalah Sampang ­ sebanyak 12 SMA/MA, Ponorogo sebanyak 10 SMA, Bojonegoro ­ sebanyak 9 SMA, dan Sumenep ­ sebanyak 7 SMA/ MA. Setelah berjalan selama satu ­tahun, program DT semakin ­dikenal oleh masyarakat. ­ Peminatnya juga ­meningkat. Untuk mengantisipasi hal ­ tersebut dan untuk menjaga ­ keberlanjutan program maka pada tahun kedua (2019/2020) ­ jumlah sekolah sasaran DT ­ ditambah ­ secara signifikan, hampir dua kali lipat, yang tersebar di 28 ­ Kabupaten. Jika tahun pertama hanya melibatkan 86 sekolah maka tahun kedua meningkat menjadi 157 sekolah (tepatnya 148 SMAN dan 9 MA). Kabupaten yang paling banyak menerima DT tahap kedua adalah Kabupaten Ponorogo sebanyak 13 sekolah, Sampang sebanyak 12 sekolah, dan Bojonegoro ­ sebanyak 11 sekolah. Sebaran peserta DT ­ tahun kedua juga semakin ­ merata, menyebar ke hampir semua ­ kawasan kabupaten yang ada di Jawa Timur. Yang tidak mendapat DT hanya Kota Surabaya, Kota Batu, dan Kabupaten Sidoarjo. Pada tahap ketiga DT (yaitu ­ tahun 2021) jumlah sekolah yang berminat semakin bertambah, Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
  • 56. 40 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ­ tetapi karena keterbatasan dana maka tidak ada penambahan yang berarti. Pada periode ini ­ sekolah peserta DT hanya bertambah satu sekolah, sehingga ­ jumlahnya ­ menjadi 158 sekolah. Meskipun demikian ­ jumlah rombongan ­belajar (rombel) secara ­keseluruhan tetap banyak yaitu mencapai 401 rombel atau kelas. Pada tahun ketiga, ­ kabupaten yang terbanyak menerima DT ­ mirip dengan tahun kedua, yaitu ­ Kabupaten Ponorogo sebanyak 13 sekolah dengan 36 rombel, Kab. Sampang 12 sekolah dengan 34 rombel, Kab. Bojonegoro ­ sebanyak 12 sekolah dengan 32 rombel, Kab. Trenggalek sembilan sekolah dengan 22 rombel, dan Kab. Kediri sebanyak tujuh sekolah dengan 21 rombel. Sedang kabupaten yang ­ paling sedikit menjadi penyelenggara DT adalah Mojokerto dengan satu sekolah (empat rombel) dan Kab. Nganjuk dengan dua sekolah (5 rombel). Secara keseluruhan skema topik keterampilan yang diajarkan kepada siswa peserta DT semakin bervariatif, mencapai 215 topik. Dari segi jumlah siswa yang ada dalam setiap rombel, ada ­ perbedaan antara DT tahap 1 ­ dengan tahap 2. Pada tahap 1 masih ditoleransi adanya rombel “gemuk” yang jumlah siswanya melebihi pagu yang ditentukan. ­ Sedang pada tahap 2 dan tahap 3, sudah ditertibkan satu rombel wajib berisi 20 siswa, tidak lebih tidak kurang. Apabila ada sekolah yang jumlah siswanya dalam satu rombel kurang dari 20 orang maka Foto bersama siswa DT SMAN 4 Bangkalan.
  • 57. 41 Tabel 2.1.… JUMLAH SEKOLAH PELAKSANA DT PER KABUPATEN (2018-2021) NO KABUPATEN 2018/2019 2019/2020 2021 JUMLAH SEKOLAH 1 Bangkalan 6 9 5 20 2 Banyuwangi 1 1 7 9 3 Blitar 3 4 7 4 Bojonegoro 9 11 12 32 5 Bondowoso 0 7 7 14 6 Gresik 0 3 4 7 7 Jember 0 5 5 10 8 Jombang 0 6 4 10 9 Kediri 7 7 7 21 10 Lamongan 3 4 4 11 11 Lumajang 1 4 4 9 12 Madiun 0 3 4 7 13 Magetan 4 5 5 14 14 Malang 0 6 6 12 15 Mojokerto 1 2 1 4 16 Nganjuk 0 2 2 4 17 Ngawi 3 4 5 12 18 Pacitan 2 6 6 14 19 Pamekasan 6 6 5 17 20 Pasuruan 2 3 2 7 21 Ponorogo 10 13 13 36 22 Probolinggo 4 6 6 16 23 Sampang 12 12 10 34 24 Situbondo 2 5 7 14 25 Sumenep 7 8 5 20 26 Trenggalek 5 8 9 22 27 Tuban 0 6 6 12 28 Tulungagung 1 2 3 6 Jumlah 86 157 158 401 Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih
  • 58. 42 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Tabel 2.2.… JUMLAH PESERTA DT PER KABUPATEN (2018-2021) NO KABUPATEN 2018/2019 2019/2020 2021 JUMLAH PESERTA 1 Bangkalan 503 680 334 1.517 2 Banyuwangi 76 120 440 636 3 Blitar 260 289 549 4 Bojonegoro 1.122 1.100 936 3.158 5 Bondowoso 0 360 358 718 6 Gresik 0 260 320 580 7 Jember 0 559 478 1.037 8 Jombang 0 569 233 802 9 Kediri 920 840 616 2.376 10 Lamongan 332 440 356 1.128 11 Lumajang 136 420 318 874 12 Madiun 0 300 327 627 13 Magetan 373 540 481 1.394 14 Malang 0 440 530 970 15 Mojokerto 47 280 105 432 16 Nganjuk 0 240 150 390 17 Ngawi 465 420 408 1.293 18 Pacitan 320 480 403 1.203 19 Pamekasan 671 500 385 1.556 20 Pasuruan 118 240 150 508 21 Ponorogo 860 1.095 924 2.879 22 Probolinggo 470 540 418 1.428 23 Sampang 1.155 828 535 2.518 24 Situbondo 122 477 501 1.100 25 Sumenep 578 520 315 1.413 26 Trenggalek 511 780 626 1.917 27 Tuban 0 480 369 849 28 Tulungagung 230 280 234 744 Jumlah 9.009 14.048 11.539 34.596
  • 59. 43 Peserta SMA DT Capai 34,5 Ribu Lebih Tabel 2.3. JUMLAH PESERTA DT BERDASAR BIDANG KETERAMPILAN (2018-2021) NO KETERAMPILAN 2018/2019 2019/2020 2021 JUMLAH PESERTA 1 Kecantikan 1.216 2.132 1.808 5.156 2 Multimedia 2.717 3.853 3.369 9.939 3 Tata Boga 1.993 4.325 4.057 10.375 4 Tata Busana 1.066 1.380 1.537 3.983 5 Teknik Elektro 337 280 146 763 6 Kend. Ringan 1.383 1.798 622 3.803 & Otomotif 7 Teknik Listrik 297 280 0 577 JUMLAH 9.009 14.048 11.539 34.596 Tabel 2.4. JUMLAH TRAINER DT BERDASAR BIDANG KETERAMPILAN (2018-2021) NO KETERAMPILAN 2018/2019 2019/2020 2021 JUMLAH TRAINER 1 Kecantikan 63 106 64 233 2 Multimedia 109 181 119 409 3 Tata Boga 95 205 140 440 4 Tata Busana 60 69 54 183 5 Teknik Elektro 15 14 5 34 6 Kend Ringan & 62 85 22 169 Otomotif 7 Teknik Listrik 16 13 0 29 JUMLAH 420 673 404 1.497 rombel tersebut ditutup, lalu jatah itu akan diberikan kepada sekolah lain yang berminat mengambil alih. Program SMA DT tahun ­ pertama 2018/2019diikutioleh9.009siswa. Pada tahun ­ berikutnya ­ melonjak menjadi 14.048 siswa. Namun pada tahun ketiga (2021) jumlah peserta menjadi 11.539 siswa. Jika ditotal dari awal ­ pelaksanan hingga saat ini, secara akumulatif peserta SMA DT ­ mencapai 34.596 siswa. Sedangkan jumlah trainer pada tahun pertama penyelenggaraan SMA DT sebanyak 420 orang, ­tahun berikutnya meningkat ­ menjadi 673 orang trainer, dan tahun ketiga menjadi 404 trainer. Total seluruh trainer sebanyak 1.497 orang. n
  • 60. 44 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Unjuk kebolehan membuat donat aneka rasa.
  • 61. 45 Pengalaman adalah guru terbaik. Ungkapan bijak ini juga diugemi oleh para pengelola program SMA DT. Pelaksanaan SMA DT dari tahun ke tahun selalu dipantau dan dievaluasi proses dan hasilnya. Di satu sisi terdapat kendala di lapangan di sisi lain terdapat pembelajaran yang dapat dipetik untuk pelaksanaan tahun berikutnya. Kendala besar yang dihadapi oleh semua ­ program di segala sektor adalah datangnya pandemi Covid-19 yang mendadak dan tidak terduga sama sekali pada Maret 2020. Pembatasan kegiatan belajar tatap muka pasti menghambat program SMA DT yang banyak ­mengandalkan kegiatan praktik dan interaksi yang intens. Menyikapi hal tersebut kemudian ditempuh ­ kebijakan 2.2. Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif KUS desain grafis SMAN 1 Pagak, Malang.
  • 62. 46 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa darurat dengan ­ menambah ­rentang waktu ­pembelajaran ­untuk program SMA DT angkatan ­ kedua. Biasanya ­periodisasi ­angkatan ­bersamaan atau ­berdasarkan ­ tahun pelajaran baru. ­ Angkatan pertama DT adalah siswa ­ kelas 11 tahun ajaran 2018/2019. ­Semestinya ­angkatan ­kedua DT berlangsung mulai ­ semester I ­ tahun 2019 hingga ­ semester 2 tahun 2020. Akan tetapi karena ­ terganggu ­ pandemi maka kegiatan peserta DT ­angkatan kedua tersebut ­ diperpanjang satu semester lagi, sehingga berakhir pada ­ Desember 2020. ­ Implikasinya angkatan ­ ketiga SMA DT baru ­ dimulai pada Januari 2021 dan berakhir pada Desember 2021, dengan demikian mulai angkatan ketiga DT tidak lagi berdasarkan tahun pelajaran tetapi mengikuti tahun anggaran. Dari sudut pandang ­pendekatan pembelajaran, ­kegiatan ­pembekalan dan ­pelatihan ­keterampilan program DT ­ tahap pertama dan tahap kedua ­ cenderung dilaksanakan dengan mengacu pada ­ individual siswa. Setiap siswa peserta DT seakan ­ diposisikan sebagai ­calon-calon ­entrepereneur tunggal yang akan merintis sebuah usaha KUS fotografi harus dapat bekerja dalam tim.
  • 63. 47 ­ sendiri-sendiri. Mereka dibekali pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan minat dan bidang yang dipilihnya. Memasuki tahun ketiga ­ pelaksanaan program SMA DT pendekatan pembelajaran ­ digeser menjadi berbasis ­ kepada ­pembinaan secara ­berkelompok. Siswa dihimpun dalam ­ kelompok-kelompok kecil dengan aggota empat hingga enam siswa. Kelompok ini kemudian lazim ­ disebut dengan kelompok usaha siswa (KUS). Siswa ­ dipersilahkan membentuk ­kelompok ­berdasar ­ bidang keterampilan yang ­ diikuti lalu memberi nama KUS ­ sendiri-sendiri, kemudian lahirlah KUS Cempaka, KUS Pixel SRD, KUS Beauty5Theam, dan sebagainya. Meskipun telah ­membentuk KUS, mereka juga tetap ­ boleh (­ bahkan dianjurkan) untuk ­ berkolaborasi dengan KUS yang lain lintas ­ bidang untuk ­ membangun sinergi dan memperkokoh bisnis ­ berjejaring. Dengan KUS diharapkan siswa dapat menumbuhkan semangat berkolaborasi, mengembangkan ide, produk, dan bisnis rintisan mereka. Dra Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, mengakui pendekatan baru ini terbukti membuat program DT menjadi lebih efektif dan gesit kiprahnya. Hal itu diungkapkan di sela acara melakukan peninjauan Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif KUS MA Nurul Cholil Bangkalan memamerkan karya jahitnya.
  • 64. 48 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa lapangan bersama tim fasilitator ITS di SMAN 1 Brebek Nganjuk dan SMAN1 Saradan Madiun, 17 ­September 2021. “Dengan berbasis KUS ­ ternyata lebih efektif. Saya lihat peserta DT menjadi lebih kreatif. ­ Mereka bisa membuat planning dan produk dengan lebih bagus. Kalau ­ berjalan sendiri-sendiri, bila siswa ada ­ hambatan atau ada ­ kemacetan tidak ada teman diskusi. Dengan berkelompok siswa bisa saling mengisi dan saling melengkapi. Mereka bisa saling mengoreksi dan memberi ide untuk menjadi KUS yang baik,” katanya. Menurutnya, pendekatan KUS juga cocok untuk masa pandemi. Karena dengan kelompok kecil mereka dapat mengerjakan ­ tugas secara WFH (work from home) di rumah salah seorang anggota ­ kelompok dengan jumlah siswa yang terbatas, sehingga tidak ­menimbulkan kerumunan. Ety memuji karya siswa DT yang dinilainya sudah cukup ­ memuaskan. Hasil karya fotografi siswa DT SMAN 1 Saradan sudah terlihat profesional. Ruang kelas yang disulap menjadi studio foto yang ciamik, memberi kesan ­bahwa KUS di sini siap untuk ­ berkompetisi memasuki bisnis jasa fotografi ­ beserta produk turunannya. “Karya mereka sudah ­ bagus-bagus. Sekarang yang ­ penting mereka harus terus mengembangkandiri,tidak­berpuas diri, agar menjadi lebih baik. Rajin mengasah diri dan meng-upload karya ke dunia maya. Saya usulkan nanti diadakan ­ webinar DT untuk menambah wawasan anak-anak fotografi dengan mengundang narasumber fotografer profesional Darwis Triadi,” katanya. Disarankan agar siswa ­ tidak hanya puas dengan materi yang ­diberikan oleh trainer. ­Mereka ­ harus giat mengembangkan dari yang ­ sudah diajarkan trainer, bisa ­ belajar lewat tutorial yang banyak ­ bertebaran di youtube, Dengan berbasis KUS (­ kelompok usaha siswa) ternyata lebih efektif. Saya lihat peserta DT jadi lebih kreatif. Kalau ­ jalan ­ sendiri-sendiri, bila ada hambatan tidak ada ­ teman ­diskusi. ­Dengan ­berkelompok siswa bisa ­ saling mengisi dan ­melengkapi. ‘‘ ‘‘ Dra. Ety Prawesti, M.Si Kabid PP-SMA Dinas Pendidikan Jatim
  • 65. 49 sehingga produk dan jasa yang mereka ­ tawarkan akan ­ diminati oleh ­masyarakat. ­Manfaatkan juga teknologi digital untuk ­pemasarannya. Untuk keterampilan tata boga juga menggembirakan hati. KUS De Bandeng dari SMAN1 Brebek ­ sudah memiliki produk andalan berupa sambel pecel ­ kemasan. Dirinya ­ berharap agar sekolah ­ nantinya bekerja sama dengan ­ dinas ­ koperasi untuk ­ pengembangan usaha serta mau memanfaatkan aplikasi untuk ­promosi dan ­menbranding produk. Ety menyarankan agar siswa berani mencoba dan berkreasi. “Ayam krispinya tadi saya lihat ­ sudah bagus. Tinggal diberi variasi toping. Berilah taste ala-ala ­Korea atau Taiwan, tetapi tetap ­ berbahan dasar masakan Indonesia, karena itu yang disukai anak-anak ­kekinian saat ini.” Lebih jauh, dirinya menasihati agar anak-anak peserta DT, yang umumnya merupakan ­ kelompok siswa yang tidak ­ berencana ­ melanjutkan studi ke ­ perguruan tinggi, tidak merasa minder dan rendah diri. “Kalian sebagai ­ remaja harus memiliki kemauan yang keras, belajar dan bekerja, ­ tangguh, dan mandiri supaya ­ hidup kalian sukses. Meskipun ­ sekolahnya di SMA pinggiran, haruslah tetap bangga,” katanya memotivasi. n Pendekatan Berbasis Kelompok Lebih Efektif
  • 66. 50 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Memasak dalam kelompok kecil, menghindari kerumunan.
  • 67. 51 Program DT berjalan begitu lancar pada tahun ­ pertama dan tahun kedua. Nyaris semua agenda dapat terlaksana sesuai rencana, mulai rekrutmen peserta DT, pelatihan untuk para trainer, hingga praktik ­ ketrampilan, serta pemasaran produk karya siswa. Bahkan ­ sempat ­ mengadakan Ekspo SMA DT dengan pengunjung yang 2.3. Menyiasati Masa Pandemi Menyiasati Masa Pandemi Laris manis bisnis cuci motor KUS TKR SMAN Ngadiluwih, Kediri.
  • 68. 52 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa membludak. Nama SMA/MA ­ pelaksana DT ikut berkibar dan ­ diminati oleh calon siswa baru pada saat ­ pendaftaran PPDB. Hingga akhirnya datang ­ cobaan besaritu.Kitatahu­bersama,­cobaan itu tidak hanya ­ melanda ­ dunia ­ pendidikan saja tetapi ­ berdampak kepada ­ seluruh sendi ­ kehidupan. Akhir Februari 2020 ­ terbetik ­ berita bahwa ­ Covid-19 telah ­ masuk ke ­ Indonesia. ­ Kemudian pada ­ pertengahan Maret 2020 ­ seluruh lembaga ­ pendidikan formal ­ wajib menutup pintu ­ gerbangnya. ­Kegiatan ­pembelajaran tatap muka ditiadakan. Sebagai ­ gantinya siswa belajar di rumah (BDR) dan melakukan ­ belajar dalam ­ jejaring atau daring. Semula banyak yang ­ menduga ­ pandemi ini akan segera berakhir tidak sampai satu ­ tahun, tetapi faktanya hingga satu ­ setengah tahun berlalu, ­ kondisi ­belum ­memungkinkan untuk melakukan kegiatan tatap muka seperti sedia kala. Otomatis semua hal ­ tersebut menghambat ­penyelenggaraan program DT. Apalagi ­ kegiatan DT sebagian besar ­ berbasis ­ keterampilan yang idealnya ­ menuntut pertemuan tatap muka dan praktik nyata dengan ­kehadiran trainer sebagai pembimbing. Tetapi apa mau dikata, realitas menuntut agar protokol kesehatan dijalankan dengan sungguh-sungguh. ­ Bahwa pada akhirnya kesehatan dan ­ keselamatan jiwa memang harus dinomorsatukan. Meskipun demikian the show must go on. Semua program DT yang telah dicanangkan harus
  • 69. 53 tetap berjalan, tidak boleh terhenti walaupun sedang ada pandemi. Oleh karena itu perlu ada ­ sejumlah penyesuaian, kompromi, dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang tengah ­ berlangsung. ­ Target-target awal yang ingin ­ dicapai pada kondisi normal perlu dievaluasi dan disesuaikan ­ mengingat sejumlah kendala yang dihadapi cukup ­ berat. Pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan ­ masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali ( 3 Juli sampai dengan 21 Juli dan diperpanjang hingga 25 Juli 2021) pemerintah telah ­mengeluarkan aturan-aturan ­khusus. Pelaksanaan kegiatan pada sektor nonesensial ­ diberlakukan 100% work from home (WFH). ­Kegiatan belajar ­mengajar ­sekolah, perguruan tinggi, ­ akademi, ­ tempat pendidikan/­pelatihan ­dilakukan secara daring atau online. ­Sedang ­ untuk kegiatan esensial ­ seperti keuangan dan perbankan, ­ pasar modal, sistem ­ pembayaran, teknologi­informasidan­komunikasi, perhotelan ­nonpenanganan ­ karantina ­ Covid-19, dan industri orientasi ekspor diberlakukan 50% work from office (WFO). Sementara itu pihak ITS ­ Surabaya selaku mitra Dinas ­ Pendidikan Provinsi Jatim dalam ­ penyelenggaraan program DT, juga ­mengeluarkan ­pedoman ­ pelaksanaan SMA DT di masa ­ pandemi sebagai acuan di ­ lapangan. Meskipun demikian ­ pihak sekolah dan trainer tetap diberi ruang untuk melakukan improvisasi dan berkreasi ­ sesuai dengan kebutuhan spesifik dan peluang yang ada di daerah ­masing-masing. Setidaknya ada tiga hal yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan DT di masa pandemi yang lazim di sebut dengan 3B. Pertama, berbagi keterampilan dan kewirausahaan (BKK). Kedua, berlatih dari rumah (BDR). Ketiga, membeli dan berbagi dengan ­masyarakat (BBM). Berbagi keterampilan dan Setidaknya ada tiga hal yang dapat ­ dilakukan di masa pandemi. ­Berbagi keterampilan dan ­kewirausahaan, aktif berlatih dari rumah, ­serta ­membeli dan ­ berbagi dengan ­masyarakat. ‘‘ ‘‘ Menyiasati Masa Pandemi
  • 70. 54 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ­kewirausahaan dapat ­dilakukan siswa DT melalui daring ­ maupun luring. Kelompok usaha siswa (KUS) dapat membuat ­ materi pelatihan lalu membaginya ke ruangtraining,net. Bisa juga ­membagi ­pengalaman kerja ­ melalui video ataupun webinar Zoom dengan sesama KUS di ­sekolah lainnya. Dengan ­demikian ­unggahan tersebut dapat memberi ­ pengetahuan kepada peserta DT lain maupun kepada warganet. Berbagi pengetahuan ini ­ sangat penting, terutama bagi siswa ­ peserta DT yang masih baru ­ bergabung maupun sekolah yang baru melaksanakan program DT. “Nasib” mereka ­ tidak seberuntung ­ kakak-kakaknya yang dulu ­ menjadi peserta DT ­ sebelum ­ pandemi ­ melanda. Para trainer sekolah yang baru menjadi ­ pelaksana DT juga belum sempat mengikuti training ToT secara memadai. Peserta DT di masa ­ pandemi harus aktif berlatih di rumah (BDR) dengan materi praktik dan ­ bahan-bahan sederhana yang ­ mudah diperoleh di sekitar rumah. Trainer dapat memberi resep dan petunjuk pembuatan kepada siswa untuk dipraktikkan. ­ Misalnya ­ membuat jajan pasar, kue ­ lapis ­ kukus, atau praktik membuat ­desain logo. Siasat ketiga dalam ­ pelaksanaan program DT di masa pandemi adalah dengan membeli dan ­ berbagi dengan masyarakat (BBM). Caranya dengan ­ membeli ­bahan-bahan dari ­masyarakat ­sekitarnya misalnya ­membeli ­ pisang, singkong, atau sayur ­mayur. Kemudian, bahan-bahan ­ tersebut diolah sehingga memiliki nilai tambah misalnya membuat pisang goreng, singkong keju, atau nasi bungkus murah bergizi. Setelah masakannya selesai maka dapat dibagikan ke masyarakat atau dijual dengan harga diskon kepada warga miskin atau warga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Lalu modalnya diperoleh dari mana? Bisa dengan cara ­ menggalang modal melalui ­ donasi, melalui urun dana (fun rising), atau mengajurkan voucher cipta kerja kepada pengelola DT pusat. Dapat juga ­ melakukan aktivitas ­mengenalkan dan ­memasarkan produk DT dengan promosi dan ­ berjualan separuh harga. ­ Ringkasnya, semua pemangku kepentingan dituntut ­ kreatif dan produktif meskipun berada dalam kondisi yang sulit. Semoga ­ keadaan dapat segera membaik.n
  • 71. 55 Ketika satu pintu tertutup, percayalah akan selalu ada pintu aleternatif lain yang dapat dibuka. Ketika pandemi Covid-19 memaksa sekolah untuk menutup kegiatan tatap muka, maka terbuka peluang melakukan kegiatan pembelajaran secara virtual melalui daring. Justru ­ terjadi blessing in disguise, semacam hikmah tersembunyi. Ternyata wabah Corona turut mempercepat ­ masyarakat memasuki dunia digitalisasi. Kini anak-anak sekolah di desapun sudah familiar pembelajaran daring, sudah terampil mengakses internet, membuka Zoom, Google Meet, atau aplikasi pertemuan lainnya. Kondisi yang menguntungkan ini langsung ­ dimanfaatkan oleh penyelenggara SMA DT. Pertemuan jarak jauh melalui internet dijadikan andalan untuk ­ menyembarkan informasi, saling berbagi pengetahuan, berkoordinasi, sosialisasi pelaksanaan pelatihan di ­ sekolah, pengumuman lomba DT, hingga melakukan pembinaan kepada siswa peserta DT. Selama musim pandemi cukup banyak frekuensi ­kegiatan seminar online melalui situs web atau aplikasi berbasis internet yang populer disebut webinar. ­Umumnya 2.4. Mendayagunakan Webinar Mendayagunakan Webinar
  • 72. 56 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa webinar DT menggunakan aplikasi Zoom dan dijadwalkan pada hari Sabtu pekan kedua, walaupun kadang juga dilaksanakan di hari lain. Syukurlah acara webinar ­ selalu mendapat sambutan hangat dari siswa. Salah satu indikasinya, dalam setiap webinar DT selalu diikuti banyak peserta, rata-rata di atas 2.000 siswa. Sebanyak 500 peserta bergabung melalu Zoom yang memang terbatas ­ jumlah ­ kuotanya. Sedang sebagian ­ besar siswa mengikuti melalui live ­streaming di channel Youtube SMA Double Track. Acara dikawal Hozairi dan ­ pembawa acara Bella ­ berlangsung menarik dan hidup. Peserta ­ terlihat sangat antusias, ­ mereka ­aktif ­mengajukan pertanyaan baik ­ secara langsung dengan ­ mengangkat tangan (raise hand)
  • 73. 57 maupun bertanya lewat fitur chat. “Biasanya, karena ­ keterbatasan waktu, memang tidak semua ­ pertanyaan dapat direspons. ­ Tetapi secara umum sebagian ­ besar ­ pertanyaan sempat dijawab ­ narasumber,” kata Hozairi. Dalam setiap membuka ­ acara webinar, Ketua Pelaksana SMA DT, M. Zainul Asrori, ­ selalu ­ mengingatkan agar siswa DT tetap poptimis dan bersemangat ­ meskipun berada dalam ­ kondisi yang tidak sedang ­ baik-baik saja. “Semangat itu penting, kita tidak boleh loyo,” katanya. Dalam ­ kesempatan lain Asrori juga menekankan pentingnya ­ kemandirian dalam menjalankan program DT serta aktif mengikuti anjuran trainer dan ­ berpartisipasi mengikuti lomba yang ­ diadakan oleh DT. Asrori mengakui dalam pelaksanaan DT masih terjadi Mendayagunakan Webinar
  • 74. 58 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ­kesenjangan. Ada sekolah-sekolah­­ yang sudah tumbuh ­ dengan cepat apa juga yang masih ­ tertatih-tatih. Maka bagi sekolah yang ­ masih tertinggal dan sekolah yang baru melaksanakan ­ program DT, ­ diharapkan lebih proaktif ­ dengan belajar kepada ­ sekolah DT yang sudah maju. ­ Sekolah model yang menjadi rujukan ­hendaknya ­bersedia memberikan ­ pendampingan dan pengimbasan kepada sekolah imbas. Sejauh ini kegiatan ­ webinar DT diselenggarakan secara ­ berseri dengan mengambil ­ topik-topik ­ menarik dan relevan dengan ­ kebutuhan peserta DT. Hingga akhir Juli 2021 sudah ­ berlangsung ­beberapa seri ­webinar. ­Karena ­ periode ini DT fokus ­ kepada ­masalah ­kewirausahaan, ­pemasaran, ­pemasaran, dan ­ sinergitas dengan DUDI, maka
  • 75. 59 ­materi-mareri ­pembinaan dalam webinar pun mengarah ke sana. Yang pasti, siswa DT tidak hanya diasah keterampilannya tetapi ­ dikawal sampai mandiri ­ memiliki usaha sendiri. Tidak sekadar ­ menghabiskan target materi ­ pelatihan tetap juga ­ membantu peserta DT agar produknya dapat diterima pasar. Sejumlah narasumber ­ mumpuni Webinar DT mendapat ­ sambutan hangat dari siswa. Rata-rata pesertanya di atas 2.000 siswa. ­ Sebanyak 500 peserta bergabung melalu Zoom, sebagian besar mengikuti melalui live streaming saluran Youtube SMA Double Track. ‘‘ ‘‘ Mendayagunakan Webinar
  • 76. 60 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa telah dihadirkan dalam ­ webinar DT antara lain Buyat ­ Riyono seorang pengusaha restoran apung RM ­ Asela Sampang ­ Madura, ­ Koordinator ­ Mitra DUDI SMA DT Setiyo Agustiono, owner Vista ­ Studio yang bergerak di bidang video ­company ­advertising Nur ­Iswahyudi, ­pengusaha ­Lumintu ­Catering ­ Jember Dian Lela ­ Ardiana, pemilik usaha Saerah Bakery Bu Misri, dan Hanif Kurniawan ­ alumnus SMA DT. Juga ada Dra. Ety Prawesti M.Si, selaku Kabid Bina Pendidikan SMA Dindik Jatim, tim teknis DT dari ITS Arya Yudhi Wijaya (­ Koordinator Program) dan Fajar Baskoro (­ Koordinator Olah Data). Sejumlah siswa yang tergabung dalam KUS DT juga diberi kesempatan tampil mempresentasikan produk dan pengalamannya. n
  • 77. 61 Mendengarkan tips sukses bisnis dari praktisi sungguh menarik dan mencerahkan. Karena ilmu yang dibagikan berasal dari pengalaman nyata. Kalimatnya lugas tetapi tetap bernas karena merupakan ekstrak dari ­ pergulatan panjang di lapangan. Seperti yang ­ dikatakan Buyat ­ Riyono, pemilik rumah makan apung RM ­ Asela ­ Sampang, di hadapan sekitar 400 siswa DT secara ­ virtual lewat Zoom, dan sekitar 600 siswa melalui channel ­Youtube SMA DT. “Saya punya empat dasar untuk sukses. Semoga ini bermanfaat,” katanya. Kemudian dijabarkan satu per satu dengan bahasa yang efektif dan mudah dicerna. Pertama, kita harus punya mimpi. Punya suatu harapan yang ingin dikejar. Dengan memiliki mimpi menjadi orang sukses, Insyaallah akan terkabul, karena Allah akan mengikuti apa yang diinginkan oleh hambaNya. Yang kedua, harus punya konsep bisnis yang jelas. “Semua harus jelas sejak dari awal. Mau membuka ­ warung, rumah makan, kafe, restoran, atau kedai? ­ Harus jelas, karena masing-masing pilihan itu tidak sama ­ konsepnya.” Disarankan, sebaiknya bisnis yang 2.5. Berguru kepada Pengusaha Sukses Berguru kepada Pengusaha Sukses
  • 78. 62 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ­dikembangkan sesuai ­dengan ­ kesukaan yang kita miliki ­masing-masing. Tips ketiga adalah action, melakukan tindakan nyata. Mimpi tanpa aksi hanya akan menjadi angan-angan kosong. Sebaliknya action saja tanpa tujuan yang pasti, ya akan muter-muter saja tanpa ­ hasil. Jadi mimpi dan aksi harus menyatu. Keempat, dan ini yang ­ penting, dalam perjalanan mengelola suatu usaha pasti ada kendala dan ­ godaan. Bila hal itu terjadi ­ janganlah menyerah. “Kuncinya, kita harus sabar dalam berproses,” katanya. Buyat Riyono memberi ­ ilustrasi sederhana untuk merangkum ­ empat tips tersebut. Umpamanya kita ­ punya mimpi atau satu tujuan yaitu hendak ke rumah Pak Sutiyo, maka kita harus memikirkan cara untuk menuju ke sana: mau jalan kaki, pakai motor, atau naik ­ mobil? Nah, saat kita sedang menuju ke rumah Pak Sutiyo, kemungkinan akan ada kendala, seperti ban ­ motor bocor. Dihadapkan pada cobaan tersebut, apakah kita akan balik pulang atau mencari ­ tambal ban agar dapat ­ melanjutkan ­ perjalanan? Kita ­ harus bangkit ­ untuk mewujudkan tujuan. Ada juga kemungkinan kita ­ mengalami Pemilik RM Asela Sampang, Buyat Riyono (tengah).
  • 79. 63 ­ kecelakaan, sehingga harus ­ dirawat di rumah sakit. “Jadi kita pasti mengalami rintangan dan godaan. Kadang kita harus istirahat sebentar untuk kemudian berangkat lagi menuju sasaran. Makanya sabarlah dalam berproses,” katanya. Buyat bukan sedang ­ beretorika untuk statement yang terakhir itu. Semua benar-benar dilakoni. RM Asela di Jalan Raya Desa ­ Sejati, Kec. Camplong, Sampang, itu diakuinya berangkat dari nol, ­ bahkan dari minus. Lalu dirinya membeber ­ secara ringkas episode jatuh bangun dalam menjalani ­ profesi menjadi pengusaha. Ada satu periode dirinya ­ berada di titik nadir kehidupan. ­ Berbagai jenis usaha telah dijalani, ­ mulai dari tukang mebel hingga ­ membuka toko bahan bangunan. Tetapi ­ berakhir dengan ­ kegagalan. Semua barang habis, bahkan ­ masih punya tanggungan utang satu miliar rupiah. Tetapi Buyat memilih tidak ­ patah asa. Dia merangkak, ­ memulai dari bawah lagi. Dipinjamnya sepetak tanah di pinggir pantai, milik adiknya, yang tidak terpakai, ­ untuk membuka warung kopi. Lahan ­ seluas 3X4 m itu diratakan dengan urukan pasir yang diambil dari laut oleh dirinya dan istrinya. Berguru kepada Pengusaha Sukses Mantan Mendikbud, Prof. Moh Nuh, DEA (tengah) di restoran apung Asela.
  • 80. 64 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa “Lalu pinjem karpet dari ­saudara,sayamasihingat­warnanya merah,” katanya ­ mengenang. Lalu dia membuat tiga meja dari triplek bekas yang ­ diminta dari ­tetangga. Lalu ­kopinya? The power off ­kepepet pun muncul. Dirinya ­ mengutang satu renteng (isi enam saset) kopi cap Kapal Api ke sebuah toko. ­ Sedang gelasnya ­ pinjam dari bufet mertua. Enam buah, ­ warnanya ­ tidak seragam pula. Itulah aksi nyata yang dilakukan untuk bangkit survive. Berjualan kopi kecil-kecilan dengan warung tanpa dinding. Kemudian warung itu terbukti berkembang sedikit demi sedikit. Seiring dengan ­ waktu ternyata usaha tersebut tumbuh membesar menjadi rumah makan apung seafood yang terkenal meskipun pernah terbakar pada 2018. Berkembang tanpa kucuran kredit dari bank. Di masa sulit dulu Buyat ­ mengaku menaati pesan ­ gurunya, bahwa modal uang bukan ­ satu-satunya syarat untuk ­ sukses mendirikan usaha. Lalu apa? ­ Gurunya menjawab, “yang penting ada kemauan, ada tekad.” Buyat memang tergolong ­ sosok yang memiliki kemauan kuat. ­ Ketika masih sekolah di Bustanul Buyat Riyono, bos RM Asela Sampang punya empat dasar untuk ­ sukses. ­ Pertama, harus punya mimpi. Kedua, harus punya konsep bisnis yang jelas. Ketiga, ada action, Keempat, sabar dalam berproses. ‘‘ ‘‘ RM Asela yang dirintis mulai dari nol.
  • 81. 65 Ulum Sejati dia sudah belajar ­ mencari uang. Bahkan saat ­ kuliah dia sudah bisa membiayai diri sendiri dengan cara berjualan kopi, jual mie, hingga kaos. Kini dirinya bolehlah berbangga karena impiannya telah terwujud. Apakah berarti dia telah sukses? Buyat justru merespons ­ pertanyaan ini dengan jawaban unik: “Saya ­ tidak merasa sukses. Orang ­ sukses itu bukan orang yang sudah ­ berada di atas. Orang sukses itu orang yang terus berproses. ­ Tidak pernah berhenti. Terus ­ berinovasi, ­ meningkatkan layanan, dan ­ memperbaiki kekurangan yang ada.” n Berguru kepada Pengusaha Sukses
  • 82. 66 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Praktik merias wajah membangun kompetensi diri.
  • 83. 67 Setiap generasi punya karakter sendiri-sendiri. ­ Barang siapa cerdik membidiknya dengan tepat niscaya ­ bisnisnya akan berkembang pesat. Nasihat menarik ini disampaikan Ir. Dwi Mayasari Tjahjono S.Pd, M.MPar, Dipl.Cibtac, Dipl.IFA, CEO Pacific International Beauty Group, dalam acara Bincang Online Kelompok Usaha Sekolah (KUS), pada 7 Agustus 2021 lalu. Ini merupakan acara sharing pengalaman dan pembinaan bagi siswa peserta program SMA DT tahun pelajaran 2020/2021. “Bila mau membuka bisnis hendaknya jangan ­ sekadar berdasar kesukaan semata. Jangan berbisnis hanya karena ingin dan nyaman melakukannya, hanya nice to have saja,” katanya mengingatkan. Minatdanpassionmemangdapatmenjadisalahsyarat menjadi sukses. Namun masih ada hal lain yang mesti dipertimbangkan. Antara lain tentang siapa yang akan menjadi target pasar dan bagaimana ­ karakteristiknya. Koordinator Tim Kurikulum Pelatihan Bidang ­ Kecantikan Program SMA DT Jatim itu menegaskan, ­ mengenal karakteristik calon konsumen sangatlah ­ penting. Lalu dicontohkan kondisi demografi Provinsi 2.6. Cerdik Membidik Generasi Z Cerdik Membidik Generasi Z
  • 84. 68 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Jawa Timur saat ini. Dari 40,67 juta penduduk, ternyata yang berusia 8 tahun hingga 39 tahun ­ sebanyak 50,12 persen. Ini bermakna ­ struktur umur penduduk ­ Jatim ­ didominasi oleh generasi Z dan generasi ­ milenial. Bila ditambah dengan generasi X (usia 40-55 tahun), maka jumlahnya menjadi 74,08%. Sebuah market yang sangat besar. Setiap generasi punya ciri khas sendiri. Tetapi gen X, gen milenial, dan gen Z memiliki satu kesamaan yang menonjol yaitu ­ kelekatannya pada dunia digital. Mereka ­ setiap saat memegang gadget dan ­ terkoneksi aktif dengan internet. Ibaratnya, saat tidurpun yang ­ mereka peluk adalah smarphone. “Itu berarti kalau kita ­ berbisnis haruslah masuk ke dalam ­ digitalisasi. Bila tidak dapat ­diakses secara online, bisnis kita pasti sulit hidup,” kata alumnus S2 ­ Manajemen Pariwisata Stiepari Semarang ini. Wirausahawan harus ­ pandai memanfaatkan semua ­ saluran ­ informasi daring. Gunakan ­ dengan maksimal media ­ sosial Instagram, Facebook, Twiter, What’sApp, ­hingga platform ­video Tiktok ­maupun Youtube ­untuk ­mem-branding dan menjual produk. Publikasikan dan viralkan apa-apa yang menjadi keunikan dan keunggulan produk kita di sana. Apalagi kini sudah terbit ­ Peraturan Sekretaris Jenderal ­ Kemendikbudristek No 14/2021 tertanggal 2 Agustus 2021 tentang penyaluran bantuan pemerintah paket kuota data internet untuk pelajar dan mahasiswa 2021. Hal ini akan membuat semakin banyak orang yang berselancar di dunia maya. Gen milenial dan gen Z ­ sangat menyukai hal-hal baru, gemar memburu pengalaman baru. Maka agar sukses, bisnis kita hendaklah berbasis pada inovasi. Produk yang ditawarkan harus beda dan pas dengan minat mereka. Dulu bakso hanya berisi pentol bulat, ­ sekarang ada bakso udang lopster dan ­ banyak varian lainnya. Kini ada roti croissant yang dicetak dengan Ir. DWI MAYASARI TJAHJONO
  • 85. 69 ­cetakan waffle sehingga jadilah kue baru croffle. “Di bidang tata rias, sudah ada masker untuk pengantin yang ­ tidak merusak keindahan tata rias, malah menambah aksen ­ aksesoris. Desainer Avantie menciptakan baju APD (alat pelindung diri) ­ cantik yang bisa dibuat jalan-jalan ke mal,” katanya. Jadi, simpulnya, ada dua kunci sukses bisnis di era disrupsi seperti sekarang ini yaitu: digitalisasi dan inovasi. Unggulkan Prokes Tapi ada tambahan satu kiat lagi. Ini spesifik untuk era ­ pandemi Covid-19. Ketika banyak orang mengeluh sulitnya lapangan Struktur umur ­ penduduk Jawa Timur­ ­didominasi oleh generasi Z dan ­generasi milenial, ­ sebanyak 50,12%. Bila ditambah dengan ­ generasi X (usia 40-55 tahun), maka jumlahnya menjadi 74,08%. Ini market besar yang sangat potensial untuk dibidik. ‘‘ ‘‘ Cerdik Membidik Generasi Z
  • 86. 70 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ­ pekerjaan dan lesunya ekonomi akibat pandemi dan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), seorang entrepreneur harus tetap optimistis dan terus berinovasi. Sejumlah perusahaan roti ­menyiasati berkurangnya ­pesanan dan kelebihan tenaga kerja ­ dengan cara memfungsikan separoh ­ karyawannya sebagai kurir dan sales roti. Yang menarik, ­ sejumlah pedagang makanan mengaku ­omsetnya selama ­pandemi ­justru meningkat, terutama untuk ­pesanan melalui online dan pembelian take away (dibungkus untuk dimakan di rumah). “Orang kalau PPKM di rumah itu bawaannya apa? Ya ­ kepinginnya ngemil saja kan. Nah, itu ­ peluang bisnis. Upload saja status ke ­medsos: Di rumah saja, ­ pingin ngemil. Anda pesan kami antar.
  • 87. 71 Sekarang banyak orang tua yang pulang kerja membawa banyak makanan, karena sekarang semua anggota keluarganya ada di dalam rumah,” katanya. Pandemi telah membentuk ­kebiasaanbaru.Disadariatau­tidak, perilaku new normal telah ­ mulai terbentuk di ­ masyarakat. Satu di antaranya adalah ­ mengutamakan kesehatan. Konsumen makin peduli dengan protokol kesehatan. ­ Kenyataan ini perlu direspons. Kita harus menunjukkan ­ bahwa proses produksi ­ dagangan kita dilakukan dengan ­ menerapkan protokol kesehatan yang ­ ketat. Bahan-bahan telah dicuci ­ bersih. Juru masak kita ­ memakai ­ masker. Setelah dikemas ­ disanitasi, ­pedagangnya pakai sarung ­tangan. Nah, semua itu kita ­ unggah ke ­ internet agar ditetahui semua orang. Semua upaya dan edukasi tersebut akan menimbulkan trust. Konsumen pasti akan lebih memilih produk yang aman dan ­ mengikuti prokes dengan benar. Justru prokes itulah yang dapat kita jadikan ­ sebagai keunggulan dan selling point. n Cerdik Membidik Generasi Z Make up karya siswa DT SMAN Mumbulsari Jember.
  • 88. 72 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Siswa pria pun tertarik belajar tata boga.
  • 89. 73 Apakah brand itu? Apa penting sebuah brand atau merek atau jenama? Berikut definisi unik tentang brand yang diungkapkan oleh pendiri dan CEO Amazon. “Brand adalah apa yang dikatakan tentangmu saat kamu tidak ada di ruangan itu,” kata Jeff Bezos. ­Sebagaimana diketahui, Amazon.com. Inc adalah salah satu perusahaan teknologi big four di Amerika yang bergerak di e-commerce, komputasi cloud, streaming digital, dan kecerdasan buatan. Ini artinya brand adalah penilaian yang relatif ­ objektif dari seseorang terhadap diri kita (atau merek kita). ­ Penilaian yang bebas dari tendensi dan tanpa ­ basa-basi, karena kita tidak sedang berada di depan mereka. ­ Kalau dia bilang brand kita baik berarti memang baiklah ­ adanya, begitu juga sebaliknya. Ya brand merupakan akumulasi citra positif yang ­ terbangun sedikit demi sedikit dari kerja keras, ­ komitmen, hingga publisitas yang berkelanjutan. Lalu brand ­ menjelma sebuah jaminan mutu, trust, bahkan sebuah kebanggaan bagi user dan konsumennya. 2.7. Membangun Brand di Era Medsos Membangun Brand di Era Medsos
  • 90. 74 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa Dari uraian singkat ­ tersebut ­ sudah tergambar betapa ­ pentingnya membangun brand bagi pengusaha. Bahkan bukan saja penting bagi badan usaha, brand juga perlu dimiliki oleh orang per seorangan. Personal ­ branding juga sebuah aset tak berwujud yang bernilai tinggi dan ­ menunjang kesuksesan. Banyak selebritis dan tokoh masyarakat sukses menjual produk dan jasa lantaran personal brandingnya sudah berkibar ­ duluan di mana-mana. “Maka dari itu pebisnis ­ pemula, harus mulai merintis dan ­memperkuat brand secara serius untuk mendapatkan kesuksesan,” kata Nur Iswahyudi, owner Vista Studio, dalam webinar SMA DT dengan tema Membangun Karier dan Marketplace, 26 Juni 2021. Selain itu disarankan agar ­ pebisnis mau meningkatkan
  • 91. 75 ­ portofolionya. Di era ­ medsos ­ sekarang ini protofolio bisa ­ dibangun melalui layanan ­ digital antara lain melalui facebook, ­instragram, tiktok, maupun ­youtube. Kini di era digital kita dapat ­memanfaatkan ­marketplace ­ sebagai sarana menjual ­ dagangan maupun jasa. ­ Sejumlah ­keuntungan dari marketplace adalah ­ jangkauannya yang luas, transaksi terpercaya, pengiriman terintegrasi, dan mendapat review konsumen. Tetapi ada kekurangannya yaitu di sana pasti terjadi perang harga. Bahkan etika berjualan- nya sudah cenderung tidak sehat. ­ Misalnya calon pembeli sudah masuk di toko online kita. Dia berminat ­ membeli barang kita se- harga satu juta ­ rupiah. Tahu-tahu Pebisnis pemula harus mulai ­ merintis dan memperkuat brand secara serius untuk mendapatkan ­kesuksesan. Nur Iswahyudi Owner Vista Studio ‘‘ ‘‘ Membangun Brand di Era Medsos ada ­ pedagang sebelah nyelonong masuk ke toko kita dan membu- juk ­ konsumen itu untuk membeli ­dagangannya ­dengan iming-iming harga 800 ribu. “Ini kalau terjadi di toko ­ offline kan membuat orang jadi ­ berantem,” katanya. Database juga penting ­ untuk dibangun semenjak awal. ­ Transaksi pembelian lewat online selalu ­ menyisakan jejak digital berupa
  • 92. 76 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa data nama pemesan, alamat, ­ hingga nomer smartphone. Semua itu perlu dihimpun dengan rapi. ­ Sehingga suatu saat dapat ditawari produk baru, sehingga mereka menjadi pelanggan setia. Misalnya kita membuka ­ usaha cuci motor. Kita pelajari ­ pelanggan A biasanya cucinya seminggu ­ sekali. Maka kalau tidak ­ mencuci pada hari H-nya kita dapat ­ mengingatkan via WA, atau kita iming-imingi bahwa sekarang di tempat cucian kami ada layanan tambahan berupa wifie gratis dan sebagainya. n
  • 93. 77 Setiap program, bila mengikuti prinsip ­ manajemen, ­ selalu akan melalui empat ­ kegiatan yang lazim di sebut dengan POAC, yaitu ­ planning-organizing-actuating-controlling. Demikian juga halnya dengan program SMA DT yang ­ melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksaaan, dan ­pengawasan. Pembahasan tentanf perencanaan, ­pengorganisasian, dan pelaksanaan telah banyak dibahas pada bab-bab sebelumnya. Kini akan diutarakan tentang kegiatan yang berkaitan dengan aspek pengawasan SMA DT. ­ Pengawasan di sini meliputi kegiatan pemantauan dan penilaian atau monitoring dan evaluasi (monev). Sebelum pandemi monev SMA DT relatif lebih mudah dilaksanakan, karena tim monev dapat langsung terjun ke lapangan guna melihat dari dekat pelaksanaan DT di sejumlah sekolah sampling. Tim dapat memantau ­ sampai sejauh mana langkah yang dicapai, kendala yang dihadapi, serta memeriksa kelengkapan dokumen dan pelaporan yang sudah dijalankan. Tetapi hingga kini serangan virus Covid-19 masih 2.8. Monev Pun Dilakukan Daring Monev Pun Dilakukan Daring
  • 94. 78 Membangun Entrepreneur Melalui Kelompok Usaha Siswa ­ belum mereda, sementara kegiatan pemantauan dan evaluasi harus tetap dijalankan sebagai bagian akhir dari pelaksanaan program DT yang utuh. Maka pilihannya adalah menjalankan monev ­ secara daring melalui aplikasi Zoom. ­ Memang ini bukan pilihan yang ideal, tetapi setidaknya merupakan langkah yang bijak yang dapat dilakukan di saat pandemi. Monev jarak jauh ­ memiliki ­ sejumlah kelebihan dan ­ kekurangan. Kelebihannya adalah dapat berkangsung efektif dan efisien. Dalam satu hari dapat ­ dilaksanakan sejumlah monev ­secara bersamaan ­waktunya dan dapat menjangkau SMA ­ penyelenggara DT yang jauh ­lokasinya. Sedang ­kekurangannya adalah tim monev tidak dapat memeriksa pelaksanaan DT di ­ lapangan secara fisik ­ dengan Monumen DT di SMAN Mumbulsari Jember
  • 95. 79 ­ cermat. Dengan demikian ­ harus menerima dan ­ memercayai ­ laporan penyelenggaraan DT ­ secara lisan yang disampaikan oleh ­ penanggung jawab di ­ lapangan, serta berdasarkan hasil tanya ­jawab selama monev daring berlangsung. Pada 31 Agustus 2021 telah berlangsung monev program DT secara daring. Dalam satu hari tersebut berhasil dilaksanakan monev terhadap lima sekolah yaitu SMAN Arjasa Jember dan SMAN1 Kepohsari Bojonegoro yang ­ berlangsung pukul 09.00 sampai 11.00, SMAN 1 Sugihwaras ­ Bojonegoro (11.00-13.00), SMAN1 Ngraho Bojonegoro dan SMAN Mumbulsari Jember (13.00-15.00). Kegiatan monev meliputi ­ presentasi laporan pelaksanaan DT oleh kepala sekolah disusul ­ dengan tambahan informasi dari trainer, operator atau admin DT, serta Monev Pun Dilakukan Daring