(New) variasi dan jenis bahasa [makalah kelompok 3]
1. MAKALAH
VARIASI DAN JENIS BAHASA
Oleh:
Florina Aldila Kharismawati 155020300111062
Wafi Hibatullah 155020300111070
Nur Atiyatul Faizah 155020301111006
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
OKTOBER 2015
2. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 2
BAB III PENUTUP ................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 10
ii
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya
ntuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama
lain dapat berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam
bentuk lisan, tentu saja bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan.
Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa bukan hanya disebabkan
oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi
sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau
menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan semakin
bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak,
serta dalam wilayah yang sangat luas. Misalnya bahasa Inggris yang digunakan
hampir diseluruh dunia; bahasa Arab yang luas wilayahnya dari Afrika Utara
sampai keperbatasan Iran (dan juga sebagai bahasa agama Islam dikenal
hampir di seluruh dunia); dan bahasa Indonesia yang wilayah penyebarannya
dari Sabang sampai ke Merauke.
Dalam pembicaraan mengenai variasi bahasa kita berbicara tentang satu
bahasa yang memiliki berbagai variasi yang berkenaan dengan penutur
penggunaannya secara konkret. Pembicaraan tentang variasi bahsa itu tidak
lengkap bila tidak disertai dengan pembicaraan tentang jenis bahasa yang juga
dilihat secara sosiolinguistik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa saja variasi bahasa itu?
1.2.2 Apa saja jenis bahsa itu?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang diatas adapun tujuan penulisan ini yakni:
1.3.1 Untuk mengetahui variasi bahasa
1.3.2 Untuk mengetahui jenis bahasa
1
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Variasi Bahasa
Variasi bahasa atau ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahsa
menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa
menurut pemakaian.
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi
sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolingusitik
sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa
dan menetapkan kolerasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial
kemasyarakatan. Kemudian dengan mengutip pendapat Fishman (1971:4)
Kridalaksana mengatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari
ciri dan fungsi berbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara bahasa dengan
ciri dan fungsi itudalam suatu masyarakat bahasa.
Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama
variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial
penutur bahas aitu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi atau ragam
bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman
baik etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaannya, maka variasi atau
keragaman itu tidak akan ada; artinya, bahasa itu menjadi seragam. Kedua,
variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai
alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beranekaragam. Kedua
pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi atau
ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial
dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial.
Adapun viriasi-variasi bahasa tersebut yaitu:
2.1.1 Variasi dari Segi Penutur
2.1.1.1 Idiolek
Idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan.
Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi
bahasanya atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini
berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa,
2
5. susunan kalimat, dan sebagainya. Namun yang paling dominan
adalah “warna “ suara itu, sehingga jika kita cukup akrab dengan
seseorang, hanya dengan mendengar suara bicaranya tanpa
melihat orangnya, kita dapat mengenalinya. Mengenali idiolek
seseorang dari bicaranya memang lebih mudah daripada melalui
karya tulisnya.
2.1.1.2 Dialek
Dialek yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang
jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau
area tertentu. Karena dialek ini lazim disebutdialek areal, dialek
regional, atau dialek geografi.
2.1.1.3 Kronolek atau dialek temporal
Kronolek atau dialek temporal yaitu variasi bahasa yang
digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu.
2.1.1.4 Sosiolek atau dialek sosial
Sosiolek atau dialek sosial yaitu variasi bahasa yang
berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para
penuturnya.
2.1.2 Variasi dari Segi pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya
atau fungsinya disebut fungsiolek (Nababan 1984), ragam atau register.
Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian adalah menyangkut bahasa
itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang sastra
jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan,
pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa berdasarkan bidang
kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata.
2.1.3 Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (1967) dalam
bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa atas lima macam gaya
(inggris: Style), yaitu:
3
6. 2.1.3.1 Ragam Beku (frozen)
Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal,
yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat dan upacara-
upacara resmi, misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah di
mesjid, tata cara pengambilan sumpah; kitab undang-undang,
akte notaris, dan surat-surat keputusan. Disebut ragam beku
karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak
boleh diubah.
2.1.3.2 Gaya atau Ragam Resmi (formal)
Ragam resmi atau formal adalah variasi bahasa yang
digunakan dalam pidato kenegaraan,rapat dinas, surat-menyurat
dinas,ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran, dan sebagainya.
2.1.3.3 Gaya atau Ragam Usaha (konsultatif)
Ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa
yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan
rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau
produksi. Jadi, dapat dikatakan ragam usaha ini adalah ragam
bahasa yang paling operasional. Wujud bahasa ini berada
diantara ragam formal dan ragam informal atau ragam santai.
2.1.3.4 Gaya atau Ragam Santai (casual)
Ragam santai atau ragam kasual adalah variasi bahasa yang
digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang
dengan keluarga atau teman karib pada waktu beristirahat,
berolah raga, berekreasi dan sebagainya.
2.1.3.5 Gaya atau Ragam Akrab (intimate)
Ragam akrab atau ragam intim adalah variasi bahasa yang
biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah
akrab, seperti antaranggota keluarga, atau antarteman yang sudah
karib.
2.1.4 Variasi dari Segi Sarana
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang
digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam
4
7. tulis, atau ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat
tertentu, yakni dalam bertelepon dan bertelegraf. Adanya ragam bahasa
lisan dan ragam bahasa tulis didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa
lisan dan bahasa tulis memiliki wujud struktur yang tidak sama. Adanya
ketidaksamaan wujud struktur ini adalah karena dalam berbahasa lisan
atau dalam menyampaikan informasi secara lisan, kita dibantu oleh
unsur-unsur nonsekmental atau unsur nonlinguistik yang berupa nada
suara, gerak-gerik, tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala-gejala
fisik lainnya. Padahal di dalam ragam bahasa tulis hal-hal yang
disebutkan itu tidak ada. Lalu, sebagai gantinya harus dieksplisitkan
secara verbal.
2.2 Jenis Bahasa
Dalam pembicaraan mengenai variasi bahasa kita berbicara tentang
satu bahasa yang memiliki berbagai variasi berkenaan dengan penutur dan
penggunaannya secara konkret.
Penjenisan bahasa secara sosiolinguistik tidak sama dengan
penjenisan (klasifikasi) bahasa secara geneologis (genetis) maupun tipologis.
Penjenisan atau klasifikasi secara geneologis dan tipologis berkenaan dengan
ciri-ciri internal bahasa-bahasa itu; sedangkan penjenisan secara
sosiolinguistik berkenaan dengan faktor-faktor eksternal bahasa atau bahasa-
bahasa itu yakni faktor sosiologis, politis, dan kultural.
2.2.1 Jenis Bahasa Berdasarkan Sosiologis
Penjenisan bahasa berdasarkan faktor sosiologis, artinya
penjenisan itu tidak terbatas pada struktur internal bahasa, tetapi juga
berdasarkan faktor sejarahnya, kaitannya dengan sistem linguistik lain,
dan pewarisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Stewart (dalam fishman(ed.)1968) menggunakan empat dasar
untuk menjeniskan bahasa-bahasa secara sosiologis, yakni:
2.2.1.1 Standardisasi
Standardisasi atau pembakuan adalah adanya kodifikasi dan
penerimaan terhadap sebuah bahasa oleh masyarakat pemakai
5
8. bahasa itu akan seperangkat kaidah atau norma yang
menentukan pemakaiaan “bahasa yang benar”.
2.2.1.2 Otonomi
Sebuah sistem linguistik disebut mempunyai keotonomian
kalau sistem linguistik itu memiliki kemandirian sistem yang
tidak berkaitan dengan bahasa lain.
2.2.1.3 Historisitas
Sebuah sistem linguistik dianggap mempunyai historisitas
atau kesejarahan kalau diketahui atau dipercaya sebagai hasil
perkembangan yang normal pada masa yang lalu.
2.2.1.4 Vitalitas
Menurut Fishman yanng dimaksud dengan vitalitas
adalah pemakaian sistem linguistik oleh satu masyarakat penutur
asli yang tidak terisolasi. Jadi, unsur vitalitas ini mempersoalkan
apakah sistem linguistik tersebut memiliki penutur asli yang
masih menggunakan atau tidak.
2.2.2 Jenis Bahasa Berdasarkan Sikap Politik
Berdasarkan sikap politik kita dapat membedakan adanya
beberapa macam bahasa. Pembedaan tersebut dikatakan berdasarkan
sikap sosial politik karena sangat erat kaitannya dengan kepentingan
kebangsaan. Jenis bahasa berdasarkan sikap politik dibedakan menjadi
empat yaitu:
2.2.2.1 Bahasa Nasional
Bahasa nasional atau bahasa kebangsaan kalau sistem
linguistik itu diangkat oleh suatu bangsa (dalam arti kenegaraan)
sebagai salah satu identitas kenasionalan bangsa itu.
Pengangkatan sebuah sistem linguistik menjadi bahasa nasional
adalah berkat sikap dan pemikiran politik, yaitu agar dikenal
sebagai sebuah bangsa (dengan negara yang berdaulat dan
berpemerintahan sendiri) berbeda dengan bangsa lainnya.
6
9. 2.2.2.2 Bahasa Negara
Bahasa negara adalah sebuah sistem linguistik yang
secara resmi dalam undang-undang dasar sebuah neegara
ditetapkan sebagai alat komunikasi resmi kenegaraan. Artinya,
segala urusan kenegaraan, administrasi kenegaraan, dan
kegiatan-kegiatan kenegaraan dijalankan dengan menggunakan
bahasa itu.
2.2.2.3 Bahasa Resmi
Bahasa resmi yaitu sebuah sistem linguistik yang
ditetapkan untuk digunakan dalam suatu pertemuan, seperti
seminar, konferensi, rapat, dan sebagainya.
2.2.2.4 Bahasa Persatuan
Bahasa persatuan adalah dilakukan oleh suatu bangsa
dalam kerangka perjuangan, di mana bangsa yang berjuang itu
merupakan masyarakat multilingual. Kebutuhan akan sebuah
bahasa persatuan adalah untuk mengikat dan mempererat rasa
persatuan sebagai sattu kesatuan bangsa.
2.2.3 Jenis Bahasa Berdasarkan Tahap Pemerolehan
Berdasarkan tahap pemerolehannya dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu:
2.2.3.1 Bahasa Ibu
Bahasa ibu lazim juga disebut bahasa pertama
(disingkatB1) karena bahasa itulah yang pertama-tama
dipelajarinya. Kalau si anak mempelajari bahasa lain, yang
bukan bahasa ibunya, maka bahasa lain yang dipelajarinya itu
disebut bahasa kedua (disingkat B2). Andaikata kemudian si
anak mempelajari bahasa lainnya lagi, maka bahasa bahasa yang
dipelajari terakhir ini disebut bahasa ketiga (disingkat B3).
Begitu pula selanjutnya. Pada umumnya, bahasa pertama
seorang anak Indonesia adalah bahasa daerahnya masingg-
masing. Sedangkan bahasa Indonesia adalah bahasa kedua
karena baru dipelajari ketika masuk sekolah, dan ketika dia
7
10. sudah menguasai bahasa ibunya; kecuali mereka yang sejak bayi
sudah mempelajari bahasa Indonesia dari ibunya.
2.2.3.2 Bahasa Asing
Yang disebut bahasa asing akan selalu merupakan bahasa
kedua bagi seorang anak. Di samping itu penamaan bahasa asing
ini juga bersifat politis, yaitu bahasa yang digunakan oleh
bangsa lain. Sebuah bahasa asing, bahasa yang bukan milik
suatu bangsa (dalam arti kenegaraan) dapat menjadi bahasa
kedua.
2.2.4 Lingua Franca
Yang dimaksud dengan lingua franca yaitu sebuah sistem linguistik
yang digunakan sebagai alat komunikasi sementara oleh para partisipan
yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda. Pemilihan satu sistem
linguistik menjadi sebuah lingua franca adalah berdasarkan adanya
kesalingpahaman diantara sesama mereka.
8
11. BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya
keragaman atau kevariasian bahasa bukan hanya disebabkan oleh para
penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial
yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau
menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan semakin
bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak,
serta dalam wilayah yang sangat luas. Sedangkan penjenisan bahasa secara
sosiolinguistik berkenaan dengan faktor-faktor eksternal bahasa yaitu faktor
sosiolinguistik, politik dan pemerolehan.
9
12. DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2010. SOSIOLINGUISTIK: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugono, Dendi. 1981. Singkatan Laporan Penelitian Sosiolinguistik 1976/1977.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Umar, Azhar. 2011. SOSIOLINGUISTIK: Studi Deskriptif tentang Hubungan
Bahasa dengan Masyarakat. Medan: Perdana Mulya Sarana.
Wikipedia Indonesia “ragam bahasa” (Online)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa (diakses 10 Oktober 2015)
10