SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Sangkuriang
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia
mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar
berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya
yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung
Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja
merahasiakannya.
Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah
sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang
sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya,
dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya
tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat
jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke
rumah bersamanya lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu
mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan
dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka
Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan
meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari d oa
Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan
usia muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke
kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung
halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di
tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah
Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang
langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat
akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk
berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan
merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan
ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas
luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang
Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah
anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya
sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada
Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan
Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi.
Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua
buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut,
maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan
dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan
yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk
menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan
menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang
lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya
tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya
dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi
sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna
merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira
kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan
merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya
sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air.
Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan
jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
Sangkuriang
Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan, maka
oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke bumi dalam wujud hewan. Sang dewi
berubah menjadi babi hutan (celeng) bernama celeng Wayung Hyang, sedangkan sang dewa
berubah menjadi anjing bernama si Tumang. Mereka harus turun ke bumi menjalankan hukuman
dan bertapa mohon pengampunan agar dapat kembali ke wujudnya menjadi dewa-dewi kembali.
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu. Di tengah hutan Sang
Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan), dalam versi lain
disebutkan air kemih sang raja tertampung dalam batok kelapa. Seekor babi hutan betina
bernama Celeng Wayung Hyang yang tengah bertapa sedang kehausan, ia kemudian tanpa
sengaja meminum air seni sang raja tadi. Wayung Hyang secara ajaib hamil dan melahirkan
seorang bayi yang cantik, karena pada dasarnya ia adalah seorang dewi. Bayi cantik itu
ditemukan di tengah hutan oleh sang raja yang tidak menyadari bahwa ia adalah putrinya. Bayi
perempuan itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.
Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang amat cantik jelita. Banyak para raja dan pangeran
yang ingin meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas
permintaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si
Tumang. Ketika sedang asyik menenun kain, torompong (torak) yang tengah digunakan
bertenun kain terjatuh ke bawah bale-bale. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar
ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila
berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya, jika perempuan akan dijadikan saudarinya.
Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Akibat perkataannya itu
Dayang Sumbi harus memegang teguh persumpahan dan janjinya, maka ia pun harus menikahi
si Tumang. Karena malu, kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke hutan untuk hidup hanya
ditemani si Tumang. Pada malam bulan purnama, si Tumang dapat kembali ke wujud aslinya
sebagai dewa yang tampan, Dayang Sumbi mengira ia bermimpi bercumbu dengan dewa yang
tampan yang sesungguhnya adalah wujud asli si Tumang. Maka Dayang Sumbi akhirnya
melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang
kuat dan tampan.
Suatu ketika Dayang Sumbi tengah mengidamkan makan hati menjangan, maka ia
memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang untuk berburu ke hutan. Setelah sekian lama
Sangkuriang berburu, tetapi tidak nampak hewan buruan seekorpun. Hingga akhirnya
Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk melarikan diri. Sangkuriang menyuruh si
Tumang untuk mengejar babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang. Karena si
Tumang mengenali Celeng Wayung Hyang adalah nenek dari Sangkuriang sendiri maka si
Tumang tidak menurut. Karena kesal Sangkuriang menakut-nakuti si Tumang dengan panah,
akan tetapi secara tak sengaja anak panah terlepas dan si Tumang terbunuh tertusuk anak
panah. Sangkuriang bingung, lalu karena tak dapat hewan buruan maka Sangkuriang pun
menyembelih tubuh si Tumang dan mengambil hatinya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang
diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi
mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, suaminya sendiri, maka
kemarahannya pun memuncak serta-merta kepala Sangkuriang dipukul dengan sendok yang
terbuat dari tempurung kelapa sehingga terluka.
Sangkuriang ketakutan dan lari meninggalkan rumah. Dayang Sumbi yang menyesali
perbuatannya telah mengusir anaknya, mencari dan memanggil-manggil Sangkuriang ke hutan
memohonnya untuk segera pulang, akan tetapi Sangkuriang telah pergi. Dayang Sumbi sangat
sedih dan memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar kelak dipertemukan kembali dengan
anaknya. Untuk itu Dayang Sumbi menjalankan tapa dan laku hanya memakan tumbuh-
tumbuhan dan sayuran mentah (lalapan). Sangkuriang sendiri pergi mengembara mengelilingi
dunia. Sangkuriang pergi berguru kepada banyak pertapa sakti, sehingga Sangkuriang kini
bukan bocah lagi, tetapi telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat, sakti, dan gagah
perkasa. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan
tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, ibunya berada. Sangkuriang tidak
mengenali bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Karena
Dayang Sumbi melakukan tapa dan laku hanya memakan tanaman mentah, maka Dayang
Sumbi menjadi tetap cantik dan awet muda. Dayang Sumbi pun mulanya tidak menyadari bahwa
sang ksatria tampan itu adalah putranya sendiri. Lalu kedua insan itu berkasih mesra. Saat
Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang, tanpa
sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya, dengan tanda luka di
kepalanya, bekas pukulan sendok Dayang Sumbi. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa
untuk menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak. Maka ia pun
bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang. Dayang
Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu
semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu
berubah menjadi gunung Bukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi
Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang (makhluk halus), bendungan pun hampir
selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat
Sangkuriang tidak terlaksana. Dayang Sumbi menebarkan helai kain boeh rarang (kain putih
hasil tenunannya), maka kain putih itu bercahaya bagai fajar yang merekah di ufuk timur. Para
guriang makhluk halus anak buah Sangkuriang ketakutan karena mengira hari mulai pagi, maka
merekapun lari menghilang bersembunyi di dalam tanah. Karena gagal memenuhi syarat
Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar dan mengamuk. Di puncak kemarahannya,
bendungan yang berada di Sanghyang Tikorodijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum
dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung
pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke
arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang lari menghindari kejaran anaknya yang telah
kehilangan akal sehatnya itu. Dayang Sumbi hampir tertangkap oleh Sangkuriang di Gunung
Putri dan ia pun memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar menyelamatkannya, maka Dayang
Sumbi pun berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di
sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib
(ngahiyang).
Timun Mas
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di
dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak
pun.
Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang
anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa
suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.
“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa.
“Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu
harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak.
Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat
tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah
sebuah mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka
memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam
buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia.
Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya
sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun
Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil
Timun Mas.
Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan
memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya
sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang
larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi
santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah
dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun
Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera
mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa.
Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah
payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas
kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu
dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap
Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun
mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah
kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan
mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa
tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya
habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir
menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir,
segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar.
Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau
lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu
Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih,
Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup
bahagia tanpa ketakutan lagi.
Keong Mas
Prabu Kertamarta adalah Raja Daha pada zaman dahulu. Dia memiliki dua orang anak
perempuan bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana.
Candra Kirana memiliki kecantikan wajah yang sangat mempesona. Tunangannya
adalah Raden Inu Kertapati yang merupakan putra mahkota kerajaan Kahuripan.
galuh ajeng iri dengan pertunangan candra kirana dan raden inu kertapati
Galuh Ajeng sebenarnya juga mencintai Raden Inu Kertapati yang tampan, gagah dan
cerdas. Oleh karena itu dia sangat iri dengan keberuntungan adiknya. Dari perasaan iri
itulah kemudian lama kelamaan berkembang menjadi perasaan benci. Galuh Ajeng
kemudian merencanakan bagaimana cara menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan.
Secara diam-diam Galuh Ajeng meminta bantuan nenek penyihir jahat yang diketahui
memiliki mantra kutukan yang sangat mengerikan. Kepada nenek penyihir jahat itu,
Galuh Ajeng meminta agar Candra Kirana dikutuk menjadi sesuatu yang mengerikan
wujudnya.
“ Baiklah.” Ujar si penyihir menyanggupi permintaan Galuh Ajeng.” Usahakan agar
Candra Kirana dapat keluar dari istana hingga aku dapat bertemu langsung dengannya.
Ketika itulah aku akan mengutuknya menjadi wujud lain.”
Galuh Ajeng lantas bersiasat jahat. Dia melakukan fitnah kepada Candra Kirana. Akibat
fitnah itu Prabu Kertamarta murka kepada Candra Kirana hingga mengusir anak
bungsunya itu.
Candra Kirana meninggalkan istana dengan hati terluka. Dia berjalan tidak tentu arah
dan akhirnya tiba di pantai. Nenek sihir yang secara diam-diam mengikuti Candra
Kirana, muncul ketika dilihatnya di pantai itu hanya ada Candra Kirana seorang diri.”
Jadilah engkau keong mas!” Kutuk si nenek sihir.
candra kirana berubah menjadi keong mas
Mantra kutukan nenek sihir itu begitu kuat dan jahat. Dalam waktu sekejap Candra
Kirana yang cantik rupawan berubah wujud menjadi keong mas.
Nenek sihir jahat lantas membuang keong emas jelmaan Candra Kirana ke laut seraya
berseru.” Kutukanku akan hilang jika engkau bertemu dengan tunanganmu.”
keong emas penjelmaan candra kirana tertangkap jala nenek nelayan
Alkisah seorang nenek yang berasal dari desa Dadapan tengah mencari ikan dengan
menggunakan jala. Keong Mas tersangkut pada jala yang ditebarkan si nenek. Si nenek
membawa keong mas itu ke gubugnya. Semula dia hendak memasak keong mas yang
didapatkannya itu. Namun ketika melihat betapa indahnya keong emas yang
diapatkannya, si nenek mengurungkan niatnya. Si nenek kemudian meletakan keong
emas di tempayan dan diberinya makan agar keong emas itu tidak mati.
Keseokan harinya si nenek kembali melakukan pekerjaan rutinnya yaitu mencari ikan.
Namun tampaknya hari itu si nenek kurang beruntung. Hanya beberapa ekor ikan yang
mampu didapatkannya. Itupun hanya cukup dijual untuk membeli beras. Si nenek sudah
membayangkan bahwa hari ini dia hanya akan makan nasi tanpa lauk pauk. Namun
alangkah terkejutnya si nenek ketika sampai di rumah, dia melihat bebagai hidangan
tersaji di meja makannya. Si nenek kebingungan karena merasa tidak memasak dan
juga tidak meminta orang lain memasak untuknya. Karena perutnya telah lapar si nenek
segera menyantap hidangan itu. Setelah selesai makan si nenek baru menyadari bahwa
rumahnya telah bersih dan rapi.
Kejadian aneh yang sama terjadi pada hari-hari berikutnya. Setiap dia pulang dari
beraktivitas diluar rumah, dia selalu mendapati rumahnya dalam keadaan rapi dan
tehidang makanan lezat di meja makannya. Karena penasaran si nenek berusaha
mengetahui siapa sesungguhnya yang telah memasak makanan untuknya.
Pada suatu hari dia berpura-pura hendak berangkat mencari ikan. Dengan langkah hati-
hati, si nenek kembali ke gubugnya. Ia mengintip dari balik celah jendela. Beberapa saat
mengintip, si nenek di kejutkan dengan pemandangan mengherankan yang terjadi
didalam gubugnya. Dari dalam tempayan keluarlah si keong mas. Ketika keluar dari
tempayan si keong mas berubah wujud menjadi seorang gadis cantik rupawan yang
tidak lain adalah Candra Kirana. Si Gadis kemudian sibuk memasak di dapur dan
membersihkan rumah.
si nenek melihat keong mas berubah menjadi gadis cantik
Si nenek langsung masuk ke dalam rumah untuk memergoki Candra Kirana. “ Siapakah
engkau wahai gadis cantik.” Tanya si nenek.
Candra Kirana kemudian menjelaskan siapa sebenarnya dirinya dan penyebab kenapa
dia bisa menjadi keong mas. Setelah menjelaskan siapa dirinya, Candra Kirana kembali
berubah wujud menjadi keong emas.
Di tempat lain jauh dari Desa Dadapan, Raden Inu Kertapati tengah disibukan untuk
mencari tunangannya yang mendadak menghilang. Putra mahkota kerajaan Kahuripan
itu telah mencari ke berbagai penjuru kerajaan namun kabar keberadaan Candra Kirana
tidak juga dia dapatkan. Walaupun sudah cukup lama Candra Kirana menghilang, Raden
Inu Kertapati yakin Candra Kirana masih hidup dan mereka dalam waktu dekat akan
kembali bersatu. Keyakinan itulah yang membuat tekad Raden Inu Kertapati selalu
menyala, dan dia berjanji tidak akan kembali ke kerajaan Kahuripan sebelum bertemu
dengan tunangannya itu.
Nenek sihir jahat tahu mengenai usaha Raden Inu Kertapati. Dia tidak ingin Raden Inu
Kertapati bertemu dengan Candra Kirana yang telah dikutuknya menjadi keong Mas.
Untuk menggagalkan usaha Raden Inu Kertapati, nenek sihir jahat lantas mengubah
dirinya menjadi burung gagak. Dia mendatangi Raden Inu Kertapati dan memberikan
petunjuk yang kian menyesatkan pencarian yang dilakukan putra mahkota kerajaan
Kahuripan itu.
Dalam pencariannya, Raden Inu Kertapati pada suatu hari bertemu dengan seorang
kakek yang terlihat membutuhkan pertolongan. Ketika Raden Inu Kertapati
menghampiri, kakek itu menyatakan tengah kelaparan. Tanpa berpikir panjang, Raden
Inu Kertapati lantas memberikan bekalnya untuk si kakek. Si Kakek makan dengan
sangat lahap.
“Maaf Raden.” Kata si kakek setelah selesai makan.” Siapakah sesungguhnya Raden
yang baik hati ini.”
Raden Inu Kertapati menjelaskan siapa dirinya. Dijelaskannya pula usaha yang tengah
dilakukannya untuk menemukan tunangannya. Sama sekali tidak disangka Raden Inu
Kertapati kakek itu ternyata seorang yang sakti mandraguna. Si kakek mengetahui jika
Raden Inu Kertapati semakin dijauhkan dari Candra kirana oleh petunjuk sesat burung
gagak penjelmaan nenek sihir jahat.
“Burung gagak itu jelmaan nenek sihir.” Tanya Raden Inu Kertapati setelah menerima
penjelasan dari si Kakek sakti.
“Benar Raden.” Jawab si Kakek.” Untuk membuktikan kebenaran ucapan hamba, kita
tunggu burung gagak itu disini.”
Tidak lama kemudian burung gagak jelmaan nenek sihir datang. Si kakek lalu meraih
tongkatnya dan memukul tepat di kepala burung gagak. Seketika itu burung gagak
berubah menjadi asap dan menghilang.
Si kakek kemudian memberikan petunjuk kepada Raden Inu kertapati.” Jika Raden Ingin
bertemu dengan tunangan Raden, pergilah ke desa Dadapan. Tunangan Raden berada
di desa tersebut.”
Raden Inu Kertapati segera memacu kuda tunggangannya menuju desa Dadapan.
Berhari-hari dia menempuh perjalanan. Ketika Raden Inu Kertapati tiba di desa
dadapan, seluruh bekalnya telah habis. Saat itu dia sangat kehausan. Ketika melihat
sebuah gubug, dia lantas mengarahkan kuda tungangannya menuju gubug itu. Dia
berniat hendak meminta air untuk melepas dahaga. Akan tetapi bukan hanya air minum
yang dia dapatkan, tetapi juga tunangan yang selama ini dicarinya.
Tidak terkirakan kebahagiaan Raden Inu Kertapati setelah berhasil menemukan pujaan
hatinya. Begitu pula dengan Candra Kirana. Karena telah bertemu dengan tunangannya
maka kutukan si nenek jahat seketika itu musnah. Candra Kirana kembali menjadi
seorang gadis cantik mempesona.
Raden Inu Kertapati segera memboyong Candra Kirana ke kerajaan Daha. Si nenek
yang baik hati itu mereka ajak pula. Ketika mereka menjelaskan perihal kondisi Candra
Kirana selama ini kepada Prabu Kertamarta , kedok jahat dari Galuh Ajeng menjadi
terbongkar.
Amat besar murka Prabu Kertamarta ketika mengetahui cerita yang sebenarnya. Sang
raja memerintahkan Galuh Ajeng dihukum seberat-beratnya sesuai kesalahannya.
Namun karena kebaikan dari Candra Kirana, kesalahan Galuh Ajeng dimaafkan hanya
saja Galuh Ajeng tidak boleh tinggal di istana.
Candra kirana dan Raden Inu Kertapati kemudian menikah. Pesta pernikahan mereka
berlangsung semarak selama tujuh hari tujuh malam. Rakyat kerjaaan Daha dan
Kahuripan bersuka cita menyambut pernikahan agung itu. Segenap kekuatan Kerajaan
Daha dan Kahuripan bersatu seperti bersatunya Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati.
Keduanya hidup berbahagia. Begitu pula dengan si nenek baik hati yang berasal dari
desa Dadapan. Si nenek kemudian tinggal bersama Candra Kirana di istana. Dia sangat
berbahagia karena Candra Kirana menganggap dia seperti ibu kandungnya sendiri.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Pendek Jawa Timur Kisah Keong Emas / Keong Mas
adalah Kebenaran akan mengalahkan kebatilan atau kejahatan. Sifat iri hati itu
seperti api yang akan membakar habis kayu kering kebaikan. Orang yang iri hati
akan merasakan kekalahan dan kehancuran di kemudian hari.
Legenda Tangkuban Perahu
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang perempuan cantik bernama Dayang Sumbi. Ia
memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Keduanya tinggal di
sebuah rumah bersama dengan seekor anjing setia yang selalu menjaga ibu dan anak
tersebut. Tak ada yang tahu bahwa Dayang Sumbi sebenarnya adalah seorang dewi dari
khayangan, dan anjing bernama Tumang tersebut adalah suaminya. Dayang Sumbi dan
Tumang dikutuk oleh dewa karena sebuah kesalahan. Mereka harus turun ke bumi dan
tinggal sebagai seorang manusia dan seekor anjing. Keduanya menerima dan menjalani
hukuman tersebut dengan lapang dada.
Sangkuriang muda sangat gemar berburu. Saat berburu, ia selalu ditemani oleh
Tumang. Mereka berdua sangat cekatan dalam memburu mangsa. Tumang mengejar
rusa, bahi hutan atau kelinci hingga mereka tersudut, lalu Sangkuriang menombak
hewan buruan tersebut. Hampir setiap selesai berburu, keduanya membawa banyak
hewan untuk dimakan atau dijual.
Pada suatu hari, Sangkuriang pergi berburu lagi dengan Tumang. Anak muda itu melihat
seekor kijang, dan ingin memburunya. Ia memberi perintah pada Tumang untuk
menyergap kijang tersebut lalu mengejarnya. Setelah mengendap-endap agar tak
ketahuan, Tumang segera mengejar mangsanya
Namun ternyata kijang itu berlari sangat cepat, jauh Iebih cepat daripada kijang lain
yang pernah mereka buru. Sangkuriang yang ikut mengejar dari belakang terengah-
engah kehabisan napas. Setelah beberapa lama, ia sampai di pinggir sungai dan melihat
Tumang sedang mengendus-endus kebingungan.
"Tumang, di mana kijang itu? Apakah kau kehilangan jejaknya?" teriak Sangkuriang
dengan nada kesal. Tumang hanya bisa menyalak. Kijang itu melesat bagai anak panah,
dan anjing tersebut tak mampu mengejarnya. Air sungai membuat penciumannya
melemah, ia tak dapat mengendus jejak kijang untuk mengetahui ke arah mana hewan
itu berlari.
Betapa marahnya Sangkuriang. ia sangat menginginkan kijang itu, dan mereka sudah
berlari demikian jauh untuk mengejarnya.
''Kau ini bagaimana sih?” umpat Sangkuriang. "Bagaimana mungkin kau kehilangan
jejak kijang itu. Dasar anjing bodoh!" Dengan marah, diambilnya sebuah batu dari
pinggir sungai dan dilemparkannya ke arah Tumang. Batu tersebut tepat mengenai
kepalanya dan membuatnya tersungkur.
Sangkuriang terkejut dengan apa yang baru saja dilakukannya. Segera dipeluknya
Tumang yang tak bergerak lagi. Kepala anjing tersebut penuh darah, matanya terpejam
dan napasnya mulai tak terdengar.
"Tumang... Tumang…. Maafkan aku!" jerit Sangkuriang dengan panik.
“Aku tak bermaksud membuat kepalamu terluka. Tadi aku hanya kesal saja. Bangunlah
Tumang, jangan mati."
Sayang sekali, darah di kepala Tumang begitu banyak hingga akhirnya anjing itu
menghembuskan napas terakhirnya. Sangkuriang menangis sedih. Ia menyesali
perbuatannya, namun nasi telah menjadi bubur. Anjing kesayangannya telah mati.
Sangkuriang menangis cukup lama sebelum akhirnya ia menguburkan Tumang. Setelah
selesai, ia berjalan pulang dengan lunglai. Hatinya sangat pilu.
Sesampainya di rumah, ia menceritakan apa yang terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi
yang terperanjat atas kematian Tumang langsung melampiaskan kemarahannya pada
Sangkuriang. Ia mengambil sendok kayu yang biasa digunakan untuk menanak nasi,
lalu dipukulkannya sendok itu ke kepala Sangkuriang dan mengenai dahinya.
"Pergi kau, anak kurang ajar! Berani-beraninya kau membunuh Tumang yang begitu
setia padamu!"
"Tapi, Ibu....
"Pergi kau! Jangan pernah kembali lagi!" Dayang Sumbi mengusir anaknya dengan
penuh kemurkaan. Sangkuriang pun meninggalkan rumah dengan dahi terluka dan hati
yang pedih. Ia berjalan tak tentu arah, menuju ke mana saja kakinya melangkah.
Berkelana dari satu daerah ke daerah lain.
Bertahun-tahun Sangkuriang berkelana dan dari perjalanan tersebut ia menimba banyak
ilmu dari satu perguruan ke perguruan lain. Selain seorang pemuda yang cerdas, ia pun
anak seorang dewi sehingga ia dengan mudah mendapatkan kesaktian dari berbagai
perguruan. Semakin hari, kesaktiannya bertambah kuat dan Sangkuriang
menggunakannya untuk membantu orang-orang yang kesulitan.
Hingga suatu hari, Sangkuriang sampai di sebuah desa. Sebenarnya desa itu adalah
desa kelahirannya, namun Sangkuriang tak mengenali karena ada begitu banyak
perubahan di sang, Selain itu, luka di kepalanya saat dipukul ibunya dulu serta rasa
tertekannya akibat kematian Tumang dan pengusiran Dayang Sumbi membuatnya
melupakan masa kecilnya.
Ketika beristirahat sejenak di sebuah kedai minum, Sangkuriang melihat sosok seorang
wanita. ia terpana akan kecantikannya dan berniat untuk menikahi wanita itu.
Sangkuriang tak tahu bahwa wanita itu adalah Dayang Sumbi. Oleh karena Dayang
Sumbi adalah keturunan dewa sehingga ia tak bisa menua. Wajahnya semuda gadis-
gadis remaja, dan hal itulah yang membuat Sangkuriang tak mengenali ibunya sendiri.
Dayang Sumbi pun awalnya tak mengetahui siapa Sangkuriang, sebab anaknya itu telah
tumbuh menjadi pemuda gagah dan tampan. Ketika Sangkuriang mendekatinya, ia tak
menaruh curiga sama sekali hingga ia melihat bekas luka di dahi pemuda itu. Seketika
tahulah ia bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang, anaknya.
Dayang Sumbi menjadi sangat ketakutan, terutama karena Sangkuriang tak memercayai
penjelasannya. Pemuda yang kasmaran itu bersikeras melamar Dayang Sumbi. Karena
kehabisan akal, Dayang Sumbi pun mengajukan dua syarat. Pertama, Sangkuriang
harus membendung sungai Citarum, dan syarat kedua, Sangkuriang harus membuat
sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi
sebelum fajar menyingsing.
Dayang Sumbi mengira kedua syaratnya akan membuat Sangkuriang mundur. Ia tak
tahu bahwa anaknya itu memiliki kesaktian. Dengan cepat, Sangkuriang menyanggupi
permintaan tak masuk akal tersebut.
Malam itu Sangkuriang melakukan tapa, mengumpulkan kesaktian dan mengerahkan
mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan membendung sungai.
Dayang Sumbi yang diam-diam mengintip pekerjaan tersebut merasa cemas.
"Bagaimana jika Sangkuriang berhasil menyelesaikannya? Tak mungkin aku menikah
dengan anakku sendiri."
Dayang Sumbi pun memutar otak. Begitu pekerjaan Sangkuriang hampir selesai,
Dayang Sumbi menggelar selendang sutra merah, lalu berdoa pada dewa di khayangan
untuk membantunya. Selendang merah itu terbang ke arah Timur, dan menutup
sebagian langit. Orang-orang mengira matahari sudah terbit di ufuk karena langit sudah
memerah.
Sangkuriang terkejut dan tak mengira pagi datang lebih cepat dari perkiraannya. Ia pun
segera mengetahui bahwa hal tersebut adalah ulah Dayang Sumbi yang tak ingin
menikah dengannya. Karena patah hati, Sangkuriang menjadi marah. Ia mengamuk,
menjebol bendungan yang dibuatnya. Air bendungan menerjang dan mengakibatkan
banjir badang. Penduduk desa ketakutan dan berlarian mencari tempat aman.
Dongeng Rakyat Jawa Barat Legenda Tangkuban Perahu
Kemarahan Sangkuriang tak berhenti sampai di situ. Ia pun menendang sampan besar
hingga terpental jauh. Kesaktiannya membuat sampan tersebut jatuh terbalik dan
berubah menjadi sebuah gunung. Hingga saat ini, gunung yang bentuknya mirip
sampan terbalik itu masih bisa dilihat, namanya adalah gunung Tangkuban Perahu.
Pesan Moral dari Dongeng Rakyat Jawa Barat - Legenda Tangkuban Perahu adalah
kita harus selalu menghormati dan menuruti apa kata orangtua, serta sayang kepada
hewan peliharaan kita. Juga kita tidak boleh menuruti hawa nafsu sehingga mudah
marah.
Dongeng Sangkuriang
dongeng cerita rakyat21 Juni 2015 No comment 7591 views
★★★★★
Cerita Rakyat Tangkuban Perahu yang kakak ceritakan sore ini merupakan cerita ketiga
yang mengisahkan Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Jika kalian ingin tahu versi yang lain
dari cerita rakyat gunung tangkuban perahu kalian bisa membaca artikel sebelumya
yaitu Legenda Sangkuriang : Asal Gunung Tangkuban Perahu dan Kumpulan Dongeng
dan Cerita Rakyat Pulau Jawa. Kakak yakin sebagian besar dari kalian sudah tahu
dongeng tangkuban perahu, jika yang belum tahu, ini dia kisah lengkapnya.
Cerita Rakyat Tangkuban Perahu :
Sangkuriang dan Dayang Sumbi
Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu – Cerita
Rakyat Sangkuriang
Cerita Rakyat Tangkuban Perahu
Dayang Sumbi adalah seorang putri raja yang berparas cantik dan berhati mulia. Ia
pergi mengasingkan diri ke hutan karena bosan dengan kehidupannya di dalam istana.
Disamping itu hal ini untuk menghindari pertikaian antara kerjaaan tetangga yang
berebut untuk mempersuntingnya.
Karena kecantikan paras dan baik budi pekertinya, banyak sekali pangeran dan putra
bangsawan yang meminang putri Raja ini. Akibatnya terjadi peprangan antar kerajaan
karena semua pangeran dan para bangsawan tidak ada yang mau mengalah. Melihat
kejadian ini Dayang Sumbi menjadi sedih dan akhirnya mohon pamit kepada
ayahandanya untuk mengasingkan diri. Dengan berat hati Sri Baginda Raja merestui
permohonan anaknya tersebut.
Di hutan, ia ditemani oleh anjing jantannya bernama Tumang. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, Dayang Sumbi menenun kain yang kemudian dijual di pasar.
Suatu hari, alat tenunnya terjatuh dan menggelinding ke bawah bukit. Dayang Sumbi
malas untuk mengambilnya. Tanpa pikir panjang, ia mengucapkan sumpah, "Siapa yang
bisa mengambilkan alat tenunku? Aku bersumpah, jika perempuan, ia akan kujadikan
saudaraku dan jika laki-laki, akan kujadikan suamiku."
Tumang, yang sebenarnya adalah titisan seorang dewa, mendengar sumpah Dayang
Sumbi. Ia segera berlari menuruni bukit dan mengambil alat tenun Dayang Sumbi.
Walaupun tidak mengira dengan apa yang terjadi, Dayang Sumbi tetap menepati
janjinya. Dayang Sumbi akhirnya menikah dengan Tumang. Mereka dikaruniai seorang
anak laki-laki bernama Sangkuriang. Sangkuriang kecil sangat mahir berburu. Ia
menggunakan tombak dan panah untuk membunuh buruannya. Sangkuriang kecil tak
pernah tahu, siapa ayahnya.
Pagi itu, seperti biasa Sangkuriang pergi berburu bersama Tumang. "Lihat Tumang...
sepasang rusa yang gemuk." Sangkuriang segera mengeluarkan anak panahnya. Namun
sayang, kedua rusa itu sadar adanya bahaya dan melarikan diri. Anak panah itu hanya
mengenai paha salah satu rusa. Sangkuriang lalu menguruh Tumang untuk mengejar
rusa itu. "Cepat Tumang, kejarlah mereka! Gigit kakinya supaya mereka tak bisa lari
lagi," perintahnya pada Tumang.
Dalam hati, Tumang sebenarnya kurang suka jika putranya itu membunuh hewan-
hewan hutan. Tumang akhirnya berpura-pura mengejar kedua rusa tersebut, dan ia
kembali tanpa hasil. "Payah! Seharusnya kau bisa menangkapnya dengan mudah,"
gerutu Sangkuriang. Karena kecewa, Sangkuriang mengusir Tumang. "Anjing Tua,
pergilah jauh-jauh dariku. Kau sudah tidak berguna lagi!"
Andai saja ia tahu bahwa Tumang adalah ayahnya, ia tentu tak akan mengusirnya.
Dengan hati sedih, Tumang pun pergi meninggalkan Sangkuriang.
cerita rakyat gunung tangkuban perahu
Sesampainya di rumah, Sangkuriang bercerita pada ibunya, "Aku hampir saja
mendapatkan seekor rusa. Tapi gara-gara Tumang, aku gagal. Anjing kita itu sudah
terlalu tua, Bu,"
Dayang Sumbi menengok keluar dan bertanya, "Di mana Tumang sekarang?"
"Sudah kuusir. Untuk apa kita memeliharanya lagi? Ia sudah tua dan tak berguna."
Dagang Sumbi terkesiap. "Apa? Sangkuriang, berani sekali kau mengusir Tumang."
Dayang Sumbi marah sekali. Ia mengambil sendok nasi dan memukulkannya ke kepala
Sangkuriang. Saking kerasnya, kepala Sangkuriang terluka dan berdarah. Sangkuriang
menangis dan kecewa. "Mengapa Ibu memukulku demi seekor anjing?" tanyanya. Lalu
ia mengemasi barang-barangnya dan pergi meninggalkan rumah. Dayang Sumbi
menyesali perbuatannya, tapi Sangkuriang sudah terlanjur pergi meninggalkannya.
Tak terasa hari demi hari berlalu. Sangkuriang sekarang telah dewasa. Selama
kepergiannya, ia menjelajahi seluruh negeri. la pindah dari satu daerah ke daerah yang
lain. Suatu saat, tanpa sadar, Sangkuriang kembali ke hutan tempat ia dulu tinggal
bersama Dayang Sumbi. Hutan itu sudah jauh berubah. Pohonnya tak lagi banyak dan
digantikan oleh rumah-rumah penduduk yang bagus-bagus. Sangkuriang benar-benar
tak mengenali bahwa inilah hutan tempat ia tinggal dulu.
Saat Sangkuriang melewati pasar, ia melihat sesosok wanita cantik semampai. "Cantik
sekali wanita itu," gumamnya. Sangkuriang tak tahu, wanita itu adalah Dayang Sumbi,
ibunya sendiri. Sangkuriang mendekati wanita itu dan mengajaknya berkenalan. Mereka
berdua pun soling jatuh cinta, dan sepakat untuk menikah.
Suatu sore, Dayang Sumbi hendak memotong rambut Sangkuriang. Saat menyisir
rambut
Sangkuriang, Dayang Sumbi terkejut. Ia melihat bekas luka di kepala Sangkuriang.
"Jangan-ja- ngan..." bisiknya cemas.
"Sangkuriang, mengapa ada bekas luka di kepalamu?" tanyanya penasaran.
"Saat kecil, Ibuku memukul kepalaku dengan sendok nasi. Ia marah karena aku
mengusir anjing peliharaan kami."
Dayang Sumbi langsung lemas mendengar penjelasan Sangkuriang itu. Terbata-bata, ia
berkata, "Sangkuriang... akulah Ibu yang dulu memukul kepalamu, Nak. Kita tak boleh
menikah, kita adalah ibu dan anak."
"Tak mungkin, pasti ini hanya alasanmu saja untuk membatalkan pernikahan kita."
jawab Sangkuriang keras. Seribu kali Dayang Sumbi meyakinkannya, seribu kali pula
Sangkuriang menolak. Ia tetap ingin menikahi Dayang Sumbi!
Akhirnya Dayang Sumbi mendapat akal. Ia meminta Sangkuriang untuk membendung
Sungai Citarum dan membuat perahu besar untuk menyeberanginya. Keduanya harus
selesai sebelum fajar menyingsing. Jika Sangkuriang gagal, Dayang Sumbi tak mau
menikah dengannya. Sangkuriang menyanggupi permintaan Dayang Sumbi itu. Baginya,
kedua permintaan itu bukanlah hal yang sulit. Sangkuriang mulai bekerja. Dengan
bantuan para jin, ia bekerja keras membendung Sungai Citarum. la tak sadar kalau
Dayang Sumbi diam-diam memperhatikannya.
Dayang Sumbi cemas melihat Sangkuriang bisa bekerja secepat itu. "Aku harus segera
melakukan sesuatu," pikirnya. “Aha,” ia teringat dengan kain sutra berwarna merah
yang baru ia tenun. Kain itu berukuran cukup besar karena ia menenunnya untuk
digunakan sebagai tirai dan selimut.
Dayang Sumbi berlari menuju perumahan penduduk. Dengan panik, ia menceritakan
apa yang terjadi. Penduduk yang telah mengenal Dayang Sumbi dengan baik, tentu saja
tak setuju jika Sangkuriang menikahinya. Mereka setuju untuk membantu Dayang
Sumbi. Dayang Sumbi mengajak penduduk untuk menggelar kain sutra merah itu di
sebelah timur Sungai Citarum. Sebagian penduduk yang lain membuat suara gaduh
seolah-olah kegiatan pagi telah dilakukan.
Sangkuriang yang sedang bekerja, terkejut mendengar suara gaduh tersebut. Ia
menoleh ke arah timur. Dilihatnya langit sudah merah, ia mengira pagi telah tiba. Ia tak
tahu bahwa itu adalah kain sutra merah yang digelar oleh Dayang Sumbi dan penduduk
desa. Sangkuriang sangat marah dan kecewa. "Aku telah gagal," katanya dalam hati.
Sangkuriang berteriak sekeras-kerasnya, "Aku mencintaimu, Dayang Sumbiiii... aku
benar-benar mencintaimu!" Sangkuriang tak bisa melawan amarah dalam dirinya.
Dengan segala kekuatannya, ia menjebol bendungan yang ia buat. Air pun tumpah ke
mana-mana. Ia juga menendang perahu besar yang terbuat dari kayu. "Gloodakkkk..."
perahu itu terlempar jauh ke arah utara dengan posisi tertelungkup.
Konon kabarnya, perahu yang jatuh tertelungkup itu, sekarang dikenal dengan Gunung
Tangkuban Perahu, yang berarti "perahu yang menelungkup".
Pesan dari Cerita Rakyat Tangkuban Perahu Dongeng Sangkuriang untukmu adalah
Memiliki cita-cita setinggi langit memang baik, tapi perlu dipertimbangkan juga
apakah cita-cita dan keinginanmu itu merugikan orang lain atau tidak. Berhati-
hatilah dalam mengucapkan sumpah, karena sumpah dan janji itu harus ditepati.
Cerita Legenda Timun Mas dari Jawa
Tengah
Di sebuah desa hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok Yem. Ia hidup
sebatang kara. Mbok Yem ingin sekali memiliki seorang anak, agar dapat merawat
dirinya yang sudah mulai tua. Namun, itu semua mustahil karena ia tidak mempunyai
suami.
Setiap hari MbokYem pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Pada suatu hari, di
tengah hutan. Ia bertemu dengan seorang raksasa yang sangat menyeramkan. Tubuh
raksasa itu lebih tinggi dari pohon. Kulitnya penuh dengan bulu yang kasar. Kulitnya
gelap. Mulutnya terdapat sepasang taring yang sagat tajam. Kukunya panjang dan
kontor.
Mbok Yem sangat ketakutan. Tubuhnya gemetaran melihat mahluk yang sangat besar
itu. Raksasa itu berkata dengan suara yang sangat membahana," Hei, perempuan tua?
Jangan takut, aku tidak akan memakanmu. Kamu sudah terlalu tua. Dagingmu keras
dan tidak enak. Aku datang kesini hanya ingin memberikan sesuatu padamu."
Raksasa itu memberikan beberapa butir benih tanaman dan berkata,"Tanamlah benih ini
dan rawatlah dengan baik dan kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan selama
ini.. tapi ingat, kau tidak boleh menikmatnya seorang diri. Kau harus memberikannya
kepadaku juga sebagai tanda terima kasih."
Mbok Yem hanya mengangguk. Ia langsung pulang ke rumahnya. Setiba Mbok Yem
dirumah, sesuai dengan petunjuk si raksasa itu, di tanamlah benih tersebut. Ajaibnya,
keesokan harinya, benih tanaman itu telah tumbuh menjadi tanaman mentimun. Buah-
buahnya besar-besar. Jika terkena sinar matahari, warnanya besinar seperti emas.
Karena penasaran dengan dengan buah mentimun itu, akhirnya di petiklah satu yang
paling besar. Ketika di belah, Mbok Yem sangat terkejut. Di dalam timun tersebut ada
seorang bayi perempuan yang sangat cantik.
"Jadi ini maksud dari ucapan si raksasa." ujarnya dalam hati.
Betapa senangnya Mbok Yem. Tidak pernah terbayangkan akan mempunyai seorang
anak perempuan yang sangat cantik. Karena lahir dari buah mentimun berwarna
keemasan. Anak itu di beri nama Timun Mas.
Keesokan harinya, di hutan, Mbok Yem bertemu kembali engan si raksasa Raksasa itu
berkata, " Engakau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan selama ini. Sesuai
dengan janjimu, engkau harus membaginya denganku."
Mbok Yem bingung, ia bertanya, " Bagaimna mungkin bayi perempuan bisa dibagi?"
"Tidak usah bingung perempuan tua. Kau boleh memilikinya sampai usia 17 tahun.
Selanjutnya. Anak itu akan menjadi santapanku." Jelas raksasa.
"Baiklah raksasa. Aku akan merawat anak itu, dan menganggap anak itu anakku sendiri
sampai usia 17 tahun," ujar Mbok Yem.
Timun Mas tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat baik hati dan cantik jelita.
Kulitnya kuning langsat. Tubuhnya tinggi semampai. Rambutnya hitam berkilau.
Semakin hari kecantikannya, semakin terlihat.
Timun Mas juga sangat rajin membantu ibunya. Ia selalu menemani ibunya mencari
kayu bakar di hutan. Kebaikan hati Timun Mas membuat Mbok Yem khawatir
kehilangannya. Ia sangat menyayangi Timun Mas untuk menjadi santapan si raksasa.
Tahun demi tahun terus berganti. Kini, Timun Mas sudah menginjak usia 17 tahun.
Sudah waktunya bagi raksasa itu untuk mengambil Timun Mas Mbok Yem menyuruh
Timun Mas bersembunyi di dalam kamar. Tiba-tiba, terdengar suara dentuman yang
sangat keras. Itu adalah suara langkah kaki si raksasa. Mbok Yem gemetar ketakutan.
"Hai perempuan tua! Mana anak perempuanmu yang telah kau janjikan untukku ?"
teriak raksasa itu.
"Ia sedang mandi di kali, Tuan raksasa. Tubuhnya sangat bau. Kau pasti tidak akan
suka memakannya" Ujar Mbok Yem.
"Baiklah. Aku akan kembali seminggu lagi. Pastikan ketika aku kembali ia sudah siap
untuk ku bawa ke hutan." Ujar raksasa.
"Tentu saja. Tuan. Aku tak akan mengecewakanmu." Ujar Mbok Yem.
Maka pergilah raksasa itu kembali ke hutan. Mbok Yem dan Timun Mas sangat lega.
Mereka masih punya waktu semiggu untuk bersama. Namun, setelah seminggu berlalu
dan raksasa itu datang kembali, ibu dan anak ini tetap tidak mau berpisah. Timun Mas
kembali bersembunyi. Kali ini di dapur, di dalam tempayan air yang kosong.
" Hai perempuan tua. Aku kembali untuk menagih janjimu! Cepat serahkan anak
perempuanmu." Teriak si raksasa.
" Maaf, Tuan raksasa. Timun Mas sedang menjual kayu ke kampung. Bila saja engkau
datang lebih pagi, engkau pasti bertemu dengan dia." Ujar Mbok Yem
Dengan setengah marah raksasa itu berteriak. " Baiklah, ku beri waktu 1 minggu lagi.
Jika anakmu tidak kau serahkan kepadaku. Akan ku hancurkan rumahmu."
Mbok Yem semakin ketakutan dan bingung denngan ancaman si raksasa. Ia sungguh
tidak rela anak perempuanya yang sangat cantik menjadi santapan si raksasa yang
kejam itu. Melihat keadaan ibunya. Timun Mas berkata. " Ibu, janganlah bersedih.
Relakanlah aku menjadi santapan raksasa itu." Ujar Timun Mas.
"Tidak anakku. Ibu tidak akan membiarkanmu menjadi mangsa raksasa jahat itu. ibu
akan melakukan apapun untuk menyelamatkanmu." Ujar Mbok Yem.
Kemudian Mbok Yem pergi menemui seorang kakek yang sakti tinggal di gunung. Kakek
sakti itu memberikan benih mentimun, sebuah duri, sebutir garam, dan sepotong terasi.
Seminggu kemudian, raksasa itu datang lagi. Kali ini, si raksasa sudah tidak dapat
menahan emosinya. Kakinya yang besar, di hentak-hentakan ke tanah sehingga bumi
bergetar.
"Cepat serahkan anakmu atau ku hancurkan rumah beserta dirimu! Aku sudah sangat
lapar!" teriak raksasa.
" Maaf, Tua raksasa. Anakku sudah berjalan ke hutan. Kembalilah engkau ke hutan
tempat tinggalmu. Timun Mas sudah berada di sana." Kata Mbok berbohong.
Pada saat itu. Timun Mas sudah keluar rumah melalui pintu belakang. Ia membawa
semua benda yang di berikan oleh kakek sakti dari gunung itu. Ketika akan kembali ke
hutan, si raksasa melihat Timun Mas berlari dari belakang rumah. Di kejarnya Timun
Mas.
Meskipun panik. Timun Ma masih mengingat perintah ibunya untuk melempar sebutir
benih mentimun. Benih mentimun itu langsung berubah menjadi lading mentimun
dengan buah yang besar-besar. Karena kelaparan, si raksasa memakan mentimun-
mentimun di ladang itu. Setelah keyang. Ia kembali mengejar Timun Mas. Meskipun
perutnya yang kekenyangan membuat jalannya menjadi lambat. Raksasa itu tetap bisa
mengejar Timun Mas karena langkah kakinya yang panjang.
Cerita Legenda Timun Mas dari Jawa Tengah
Ketika si raksasa sudah dekat. Timun Mas melemparkan sebuah duri. Duni itu berubah
menjadi sebuah hutan bambu. Hutan bambu itu memperlambat jalan raksasa itu.
Tubuhnya menjadi penuh luka karena tertusuk batang bambu.
Namun, raksasa itu tidak menyerah. Ia tetap mengejar mangsanya. Kali ini, Timun Mas
melemparkan sebutir garam. Garam itu berubah menjadi sebuah lautan yang luas.
Raksasa itu harus berenang untuk mengejar Timun Mas. Ia berhasil, tetapi tubuhnya
sudah sangat lelah.
Raksasa itu terus mengejar Timun Mas meskipun sudah kelelahan. Timun Mas
melempar sepotong terasi. Kali ini terasi tersebut berubah menjadi lumpur hisap.
Raksasa itu berteriak meminta tolong ketika tubuhnya terhisap lumpur.
Tubuh raksasa yang besar tidak mampu melawan hisapan lumpur karena kelelahan. Ia
pun tewas terhisap lumpur. Maka, tamatlah riwayat raksasa jahat itu. Setelah bebas dari
raksasa jahat itu. Kehidupan Timun Mas dan Mbok Yem membaik.
Timun Mas bertemu dengan seorang pangeran dari negeri seberang. Pangeran itu jatuh
cinta kepadanya. Merekapun menikah. Timun Mas dan Mbok Yem diboyong oleh
pangeran itu ke istananya. Mereka hidup bahagia selamanya.
Pesan Moral dari Cerita Legenda Timun Mas dari Jawa Tengah adalah janganlah
kita bertindak semena-mena terhadap orang lain. Karena hal itu akan membawa
malapetaka bagi diri sendiri.
Dongeng Rakyat Jawa Timur :
Legenda Timun Mas
dongeng cerita rakyat21 September 2017 158 views
★★★★★
Syandan, hiduplah sepasang suami istri yang sehari-harinya bekerja sebagai petani.
Mereka belum dikaruniai seorang anak. Namun mereka tidak pernah putus asa. Setiap
hari mereka berusaha dan berdoa pada Yang Maha Kuasa.
Pada suatu hari, ada raksasa yang melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu
memberi mereka biji mentimun.
"Aku berikan biji mentimun ini untuk kalian tanam, kalian akan mendapatkan seorang
anak perempuan jika mentimun ini berbuah," kata Raksasa.
Cerita dongeng timun mas dari Jawa Tengah tumbuh menjadi anak yang sehat dan sangat cantik
"Oh, terima kasih. Kami sangat senang menerimanya," kata suami istri itu.
"Ha..ha.., kalian jangan senang dulu. Kalian harus menyerahkan anak perempuan kalian
nanti, tepat di usianya yang ke-17. Bagaimana, apa kalian setuju?" sahut Raksasa.
Tanpa pikir panjang suami istri itu menyetujui apa yang disyaratkan raksasa itu.
Selanjutnya, mereka segera menanam biji tanaman itu. Beberapa bulan 2 kemudian
tumbuhlah buah-buah mentimun yang sangat segar dan besar. Diantaranya ada sebuah
mentimun yang berwarna keemasan.
Ketika buah itu masak, mereka pun memetiknya. Dengan hati-hati mereka membelah
buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu terdapat bayi perempuan.
Mereka memberi nama bayi itu dengan sebutan Timun Mas. Tujuh belas tahun
kemudian, sang Raksasa telah datang untuk menagih janjinya. Sang petani pun
mencoba mengulur waktu. Akan tetapi, sang Raksasa sudah tidak sabar lagi. Si Petani
pun mengambil kantung ajaib yang disimpannya. Ia segera memberikannya kepada
Timun Mas.
"Anakku, cepatlah pergi, ingat gunakan isi kantong ajaib itu untuk keselamatanmu,"
pesan orang tuanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain.
Timun Mas pun segera melarikan diri. Ketika ia mengetahui raksasa telah mendekatinya,
Timun Mas segera mengambil segenggam garam dan menaburkannya ke arah Raksasa.
Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Begitu pula ketika Timun Mas hampir
tertangkap, ia kembali mengambil segenggam cabai.
Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap sang Raksasa. Akan
tetapi, Raksasa berhasil keluar dan hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas
pun segera melemparkan senjatanya yang terakhir, yaitu segenggam terasi udang.
Ajaib, sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa pun terjerembab ke
dalamnya hingga ia tak bisa bernapas lalu tenggelam.
Raksasa telah binasa dan Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. "Terima
kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku," kata mereka gembira. Akhirnya
mereka dapat hidup ba hag ia tanpa ketakutan lagi.
Pesan moral dari adalah pertolongan Tuhan akan datang, dengan diiringi doa dan
usaha. Atas nikmat hidup dan rezeki yang diberikanNya, hendaklah kita pandai
bersyukur

More Related Content

Similar to Teks Cerita Rakyat.docx

Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinyaCerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinyaFahrudin Azhar
 
Laporan hasil nganalisis babad sangkuriang
Laporan hasil nganalisis babad sangkuriangLaporan hasil nganalisis babad sangkuriang
Laporan hasil nganalisis babad sangkuriangNSS Slide
 
Hasil nganalisis Babad Sangkuriang
Hasil nganalisis Babad SangkuriangHasil nganalisis Babad Sangkuriang
Hasil nganalisis Babad SangkuriangNSS Slide
 
Cerita Rakyat Jawa Timur.docx
Cerita Rakyat Jawa Timur.docxCerita Rakyat Jawa Timur.docx
Cerita Rakyat Jawa Timur.docxsitizhakiyah1
 
Legenda, sage, fabel, mite
Legenda, sage, fabel, miteLegenda, sage, fabel, mite
Legenda, sage, fabel, miteFelix net
 
Hikayat Keramat Bujang
Hikayat Keramat BujangHikayat Keramat Bujang
Hikayat Keramat BujangSatria
 
Kumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan Fabel
Kumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan FabelKumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan Fabel
Kumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan FabelFirdika Arini
 
Cerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timurCerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timurEdy Sujiyono
 
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Àlvenda Ryan
 
HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN
HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN
HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN Rozaiman Makmun
 
Legenda ikan patin
Legenda ikan patinLegenda ikan patin
Legenda ikan patinEvelyn Hong
 
Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1
Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1
Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1Rozaiman Makmun
 

Similar to Teks Cerita Rakyat.docx (20)

Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinyaCerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
 
Sangkuriang
SangkuriangSangkuriang
Sangkuriang
 
Laporan hasil nganalisis babad sangkuriang
Laporan hasil nganalisis babad sangkuriangLaporan hasil nganalisis babad sangkuriang
Laporan hasil nganalisis babad sangkuriang
 
Hasil nganalisis Babad Sangkuriang
Hasil nganalisis Babad SangkuriangHasil nganalisis Babad Sangkuriang
Hasil nganalisis Babad Sangkuriang
 
Cerita Rakyat Jawa Timur.docx
Cerita Rakyat Jawa Timur.docxCerita Rakyat Jawa Timur.docx
Cerita Rakyat Jawa Timur.docx
 
Naskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orangNaskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orang
 
Legenda, sage, fabel, mite
Legenda, sage, fabel, miteLegenda, sage, fabel, mite
Legenda, sage, fabel, mite
 
Hikayat Keramat Bujang
Hikayat Keramat BujangHikayat Keramat Bujang
Hikayat Keramat Bujang
 
Kumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan Fabel
Kumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan FabelKumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan Fabel
Kumpulan Dongeng, Saga, Mitos, Legenda, dan Fabel
 
Cerita Rakyat Indonesia.docx
Cerita Rakyat Indonesia.docxCerita Rakyat Indonesia.docx
Cerita Rakyat Indonesia.docx
 
Cerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timurCerita rakyat jawa timur
Cerita rakyat jawa timur
 
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
 
HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN
HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN
HIKAYAT AWANG KAMARUDDIN BAB 1 : KHABAR KEELOKAN
 
Badang
BadangBadang
Badang
 
Syair Misa Gumitar
Syair Misa GumitarSyair Misa Gumitar
Syair Misa Gumitar
 
Legenda ikan patin
Legenda ikan patinLegenda ikan patin
Legenda ikan patin
 
Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1
Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1
Hikayat Awang Kamaruddin Bab 1
 
Iis sholikhati ( keong emas)
Iis sholikhati ( keong emas)Iis sholikhati ( keong emas)
Iis sholikhati ( keong emas)
 
Ulangan
UlanganUlangan
Ulangan
 
Ulangan
UlanganUlangan
Ulangan
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasMuhamadIlham361836
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Teks Cerita Rakyat.docx

  • 1. Sangkuriang Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya. Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi. Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya. Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari d oa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya. Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri. Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja. Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing. Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya
  • 2. dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar. Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi. Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu. Sangkuriang Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan, maka oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke bumi dalam wujud hewan. Sang dewi berubah menjadi babi hutan (celeng) bernama celeng Wayung Hyang, sedangkan sang dewa berubah menjadi anjing bernama si Tumang. Mereka harus turun ke bumi menjalankan hukuman dan bertapa mohon pengampunan agar dapat kembali ke wujudnya menjadi dewa-dewi kembali. Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan), dalam versi lain disebutkan air kemih sang raja tertampung dalam batok kelapa. Seekor babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang yang tengah bertapa sedang kehausan, ia kemudian tanpa sengaja meminum air seni sang raja tadi. Wayung Hyang secara ajaib hamil dan melahirkan seorang bayi yang cantik, karena pada dasarnya ia adalah seorang dewi. Bayi cantik itu ditemukan di tengah hutan oleh sang raja yang tidak menyadari bahwa ia adalah putrinya. Bayi perempuan itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang amat cantik jelita. Banyak para raja dan pangeran yang ingin meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permintaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik menenun kain, torompong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah bale-bale. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya, jika perempuan akan dijadikan saudarinya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Akibat perkataannya itu Dayang Sumbi harus memegang teguh persumpahan dan janjinya, maka ia pun harus menikahi si Tumang. Karena malu, kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke hutan untuk hidup hanya ditemani si Tumang. Pada malam bulan purnama, si Tumang dapat kembali ke wujud aslinya sebagai dewa yang tampan, Dayang Sumbi mengira ia bermimpi bercumbu dengan dewa yang tampan yang sesungguhnya adalah wujud asli si Tumang. Maka Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan tampan. Suatu ketika Dayang Sumbi tengah mengidamkan makan hati menjangan, maka ia memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang untuk berburu ke hutan. Setelah sekian lama Sangkuriang berburu, tetapi tidak nampak hewan buruan seekorpun. Hingga akhirnya Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk melarikan diri. Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk mengejar babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang. Karena si Tumang mengenali Celeng Wayung Hyang adalah nenek dari Sangkuriang sendiri maka si Tumang tidak menurut. Karena kesal Sangkuriang menakut-nakuti si Tumang dengan panah, akan tetapi secara tak sengaja anak panah terlepas dan si Tumang terbunuh tertusuk anak panah. Sangkuriang bingung, lalu karena tak dapat hewan buruan maka Sangkuriang pun menyembelih tubuh si Tumang dan mengambil hatinya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, suaminya sendiri, maka
  • 3. kemarahannya pun memuncak serta-merta kepala Sangkuriang dipukul dengan sendok yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga terluka. Sangkuriang ketakutan dan lari meninggalkan rumah. Dayang Sumbi yang menyesali perbuatannya telah mengusir anaknya, mencari dan memanggil-manggil Sangkuriang ke hutan memohonnya untuk segera pulang, akan tetapi Sangkuriang telah pergi. Dayang Sumbi sangat sedih dan memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar kelak dipertemukan kembali dengan anaknya. Untuk itu Dayang Sumbi menjalankan tapa dan laku hanya memakan tumbuh- tumbuhan dan sayuran mentah (lalapan). Sangkuriang sendiri pergi mengembara mengelilingi dunia. Sangkuriang pergi berguru kepada banyak pertapa sakti, sehingga Sangkuriang kini bukan bocah lagi, tetapi telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat, sakti, dan gagah perkasa. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenali bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Karena Dayang Sumbi melakukan tapa dan laku hanya memakan tanaman mentah, maka Dayang Sumbi menjadi tetap cantik dan awet muda. Dayang Sumbi pun mulanya tidak menyadari bahwa sang ksatria tampan itu adalah putranya sendiri. Lalu kedua insan itu berkasih mesra. Saat Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang, tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya, dengan tanda luka di kepalanya, bekas pukulan sendok Dayang Sumbi. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak. Maka ia pun bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya. Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung Bukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang (makhluk halus), bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat Sangkuriang tidak terlaksana. Dayang Sumbi menebarkan helai kain boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), maka kain putih itu bercahaya bagai fajar yang merekah di ufuk timur. Para guriang makhluk halus anak buah Sangkuriang ketakutan karena mengira hari mulai pagi, maka merekapun lari menghilang bersembunyi di dalam tanah. Karena gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar dan mengamuk. Di puncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikorodijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang lari menghindari kejaran anaknya yang telah kehilangan akal sehatnya itu. Dayang Sumbi hampir tertangkap oleh Sangkuriang di Gunung Putri dan ia pun memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar menyelamatkannya, maka Dayang Sumbi pun berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang). Timun Mas
  • 4. Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun. “Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju. Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas. Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas. Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri. Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah
  • 5. dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan. Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah. Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri. Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur. Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam. Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira. Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi. Keong Mas Prabu Kertamarta adalah Raja Daha pada zaman dahulu. Dia memiliki dua orang anak perempuan bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Candra Kirana memiliki kecantikan wajah yang sangat mempesona. Tunangannya adalah Raden Inu Kertapati yang merupakan putra mahkota kerajaan Kahuripan.
  • 6. galuh ajeng iri dengan pertunangan candra kirana dan raden inu kertapati Galuh Ajeng sebenarnya juga mencintai Raden Inu Kertapati yang tampan, gagah dan cerdas. Oleh karena itu dia sangat iri dengan keberuntungan adiknya. Dari perasaan iri itulah kemudian lama kelamaan berkembang menjadi perasaan benci. Galuh Ajeng kemudian merencanakan bagaimana cara menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan. Secara diam-diam Galuh Ajeng meminta bantuan nenek penyihir jahat yang diketahui memiliki mantra kutukan yang sangat mengerikan. Kepada nenek penyihir jahat itu, Galuh Ajeng meminta agar Candra Kirana dikutuk menjadi sesuatu yang mengerikan wujudnya. “ Baiklah.” Ujar si penyihir menyanggupi permintaan Galuh Ajeng.” Usahakan agar Candra Kirana dapat keluar dari istana hingga aku dapat bertemu langsung dengannya. Ketika itulah aku akan mengutuknya menjadi wujud lain.” Galuh Ajeng lantas bersiasat jahat. Dia melakukan fitnah kepada Candra Kirana. Akibat fitnah itu Prabu Kertamarta murka kepada Candra Kirana hingga mengusir anak bungsunya itu. Candra Kirana meninggalkan istana dengan hati terluka. Dia berjalan tidak tentu arah dan akhirnya tiba di pantai. Nenek sihir yang secara diam-diam mengikuti Candra Kirana, muncul ketika dilihatnya di pantai itu hanya ada Candra Kirana seorang diri.” Jadilah engkau keong mas!” Kutuk si nenek sihir.
  • 7. candra kirana berubah menjadi keong mas Mantra kutukan nenek sihir itu begitu kuat dan jahat. Dalam waktu sekejap Candra Kirana yang cantik rupawan berubah wujud menjadi keong mas. Nenek sihir jahat lantas membuang keong emas jelmaan Candra Kirana ke laut seraya berseru.” Kutukanku akan hilang jika engkau bertemu dengan tunanganmu.” keong emas penjelmaan candra kirana tertangkap jala nenek nelayan Alkisah seorang nenek yang berasal dari desa Dadapan tengah mencari ikan dengan menggunakan jala. Keong Mas tersangkut pada jala yang ditebarkan si nenek. Si nenek membawa keong mas itu ke gubugnya. Semula dia hendak memasak keong mas yang didapatkannya itu. Namun ketika melihat betapa indahnya keong emas yang diapatkannya, si nenek mengurungkan niatnya. Si nenek kemudian meletakan keong emas di tempayan dan diberinya makan agar keong emas itu tidak mati. Keseokan harinya si nenek kembali melakukan pekerjaan rutinnya yaitu mencari ikan. Namun tampaknya hari itu si nenek kurang beruntung. Hanya beberapa ekor ikan yang mampu didapatkannya. Itupun hanya cukup dijual untuk membeli beras. Si nenek sudah membayangkan bahwa hari ini dia hanya akan makan nasi tanpa lauk pauk. Namun alangkah terkejutnya si nenek ketika sampai di rumah, dia melihat bebagai hidangan tersaji di meja makannya. Si nenek kebingungan karena merasa tidak memasak dan juga tidak meminta orang lain memasak untuknya. Karena perutnya telah lapar si nenek segera menyantap hidangan itu. Setelah selesai makan si nenek baru menyadari bahwa rumahnya telah bersih dan rapi. Kejadian aneh yang sama terjadi pada hari-hari berikutnya. Setiap dia pulang dari beraktivitas diluar rumah, dia selalu mendapati rumahnya dalam keadaan rapi dan tehidang makanan lezat di meja makannya. Karena penasaran si nenek berusaha mengetahui siapa sesungguhnya yang telah memasak makanan untuknya.
  • 8. Pada suatu hari dia berpura-pura hendak berangkat mencari ikan. Dengan langkah hati- hati, si nenek kembali ke gubugnya. Ia mengintip dari balik celah jendela. Beberapa saat mengintip, si nenek di kejutkan dengan pemandangan mengherankan yang terjadi didalam gubugnya. Dari dalam tempayan keluarlah si keong mas. Ketika keluar dari tempayan si keong mas berubah wujud menjadi seorang gadis cantik rupawan yang tidak lain adalah Candra Kirana. Si Gadis kemudian sibuk memasak di dapur dan membersihkan rumah. si nenek melihat keong mas berubah menjadi gadis cantik Si nenek langsung masuk ke dalam rumah untuk memergoki Candra Kirana. “ Siapakah engkau wahai gadis cantik.” Tanya si nenek. Candra Kirana kemudian menjelaskan siapa sebenarnya dirinya dan penyebab kenapa dia bisa menjadi keong mas. Setelah menjelaskan siapa dirinya, Candra Kirana kembali berubah wujud menjadi keong emas. Di tempat lain jauh dari Desa Dadapan, Raden Inu Kertapati tengah disibukan untuk mencari tunangannya yang mendadak menghilang. Putra mahkota kerajaan Kahuripan itu telah mencari ke berbagai penjuru kerajaan namun kabar keberadaan Candra Kirana tidak juga dia dapatkan. Walaupun sudah cukup lama Candra Kirana menghilang, Raden Inu Kertapati yakin Candra Kirana masih hidup dan mereka dalam waktu dekat akan kembali bersatu. Keyakinan itulah yang membuat tekad Raden Inu Kertapati selalu menyala, dan dia berjanji tidak akan kembali ke kerajaan Kahuripan sebelum bertemu dengan tunangannya itu.
  • 9. Nenek sihir jahat tahu mengenai usaha Raden Inu Kertapati. Dia tidak ingin Raden Inu Kertapati bertemu dengan Candra Kirana yang telah dikutuknya menjadi keong Mas. Untuk menggagalkan usaha Raden Inu Kertapati, nenek sihir jahat lantas mengubah dirinya menjadi burung gagak. Dia mendatangi Raden Inu Kertapati dan memberikan petunjuk yang kian menyesatkan pencarian yang dilakukan putra mahkota kerajaan Kahuripan itu. Dalam pencariannya, Raden Inu Kertapati pada suatu hari bertemu dengan seorang kakek yang terlihat membutuhkan pertolongan. Ketika Raden Inu Kertapati menghampiri, kakek itu menyatakan tengah kelaparan. Tanpa berpikir panjang, Raden Inu Kertapati lantas memberikan bekalnya untuk si kakek. Si Kakek makan dengan sangat lahap. “Maaf Raden.” Kata si kakek setelah selesai makan.” Siapakah sesungguhnya Raden yang baik hati ini.” Raden Inu Kertapati menjelaskan siapa dirinya. Dijelaskannya pula usaha yang tengah dilakukannya untuk menemukan tunangannya. Sama sekali tidak disangka Raden Inu Kertapati kakek itu ternyata seorang yang sakti mandraguna. Si kakek mengetahui jika Raden Inu Kertapati semakin dijauhkan dari Candra kirana oleh petunjuk sesat burung gagak penjelmaan nenek sihir jahat. “Burung gagak itu jelmaan nenek sihir.” Tanya Raden Inu Kertapati setelah menerima penjelasan dari si Kakek sakti. “Benar Raden.” Jawab si Kakek.” Untuk membuktikan kebenaran ucapan hamba, kita tunggu burung gagak itu disini.” Tidak lama kemudian burung gagak jelmaan nenek sihir datang. Si kakek lalu meraih tongkatnya dan memukul tepat di kepala burung gagak. Seketika itu burung gagak berubah menjadi asap dan menghilang. Si kakek kemudian memberikan petunjuk kepada Raden Inu kertapati.” Jika Raden Ingin bertemu dengan tunangan Raden, pergilah ke desa Dadapan. Tunangan Raden berada di desa tersebut.” Raden Inu Kertapati segera memacu kuda tunggangannya menuju desa Dadapan. Berhari-hari dia menempuh perjalanan. Ketika Raden Inu Kertapati tiba di desa dadapan, seluruh bekalnya telah habis. Saat itu dia sangat kehausan. Ketika melihat
  • 10. sebuah gubug, dia lantas mengarahkan kuda tungangannya menuju gubug itu. Dia berniat hendak meminta air untuk melepas dahaga. Akan tetapi bukan hanya air minum yang dia dapatkan, tetapi juga tunangan yang selama ini dicarinya. Tidak terkirakan kebahagiaan Raden Inu Kertapati setelah berhasil menemukan pujaan hatinya. Begitu pula dengan Candra Kirana. Karena telah bertemu dengan tunangannya maka kutukan si nenek jahat seketika itu musnah. Candra Kirana kembali menjadi seorang gadis cantik mempesona. Raden Inu Kertapati segera memboyong Candra Kirana ke kerajaan Daha. Si nenek yang baik hati itu mereka ajak pula. Ketika mereka menjelaskan perihal kondisi Candra Kirana selama ini kepada Prabu Kertamarta , kedok jahat dari Galuh Ajeng menjadi terbongkar. Amat besar murka Prabu Kertamarta ketika mengetahui cerita yang sebenarnya. Sang raja memerintahkan Galuh Ajeng dihukum seberat-beratnya sesuai kesalahannya. Namun karena kebaikan dari Candra Kirana, kesalahan Galuh Ajeng dimaafkan hanya saja Galuh Ajeng tidak boleh tinggal di istana. Candra kirana dan Raden Inu Kertapati kemudian menikah. Pesta pernikahan mereka berlangsung semarak selama tujuh hari tujuh malam. Rakyat kerjaaan Daha dan Kahuripan bersuka cita menyambut pernikahan agung itu. Segenap kekuatan Kerajaan Daha dan Kahuripan bersatu seperti bersatunya Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati. Keduanya hidup berbahagia. Begitu pula dengan si nenek baik hati yang berasal dari desa Dadapan. Si nenek kemudian tinggal bersama Candra Kirana di istana. Dia sangat berbahagia karena Candra Kirana menganggap dia seperti ibu kandungnya sendiri. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Pendek Jawa Timur Kisah Keong Emas / Keong Mas adalah Kebenaran akan mengalahkan kebatilan atau kejahatan. Sifat iri hati itu seperti api yang akan membakar habis kayu kering kebaikan. Orang yang iri hati akan merasakan kekalahan dan kehancuran di kemudian hari.
  • 11. Legenda Tangkuban Perahu Pada zaman dahulu, hiduplah seorang perempuan cantik bernama Dayang Sumbi. Ia memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Keduanya tinggal di sebuah rumah bersama dengan seekor anjing setia yang selalu menjaga ibu dan anak tersebut. Tak ada yang tahu bahwa Dayang Sumbi sebenarnya adalah seorang dewi dari khayangan, dan anjing bernama Tumang tersebut adalah suaminya. Dayang Sumbi dan Tumang dikutuk oleh dewa karena sebuah kesalahan. Mereka harus turun ke bumi dan tinggal sebagai seorang manusia dan seekor anjing. Keduanya menerima dan menjalani hukuman tersebut dengan lapang dada. Sangkuriang muda sangat gemar berburu. Saat berburu, ia selalu ditemani oleh Tumang. Mereka berdua sangat cekatan dalam memburu mangsa. Tumang mengejar rusa, bahi hutan atau kelinci hingga mereka tersudut, lalu Sangkuriang menombak hewan buruan tersebut. Hampir setiap selesai berburu, keduanya membawa banyak hewan untuk dimakan atau dijual. Pada suatu hari, Sangkuriang pergi berburu lagi dengan Tumang. Anak muda itu melihat seekor kijang, dan ingin memburunya. Ia memberi perintah pada Tumang untuk menyergap kijang tersebut lalu mengejarnya. Setelah mengendap-endap agar tak ketahuan, Tumang segera mengejar mangsanya Namun ternyata kijang itu berlari sangat cepat, jauh Iebih cepat daripada kijang lain yang pernah mereka buru. Sangkuriang yang ikut mengejar dari belakang terengah- engah kehabisan napas. Setelah beberapa lama, ia sampai di pinggir sungai dan melihat Tumang sedang mengendus-endus kebingungan. "Tumang, di mana kijang itu? Apakah kau kehilangan jejaknya?" teriak Sangkuriang dengan nada kesal. Tumang hanya bisa menyalak. Kijang itu melesat bagai anak panah, dan anjing tersebut tak mampu mengejarnya. Air sungai membuat penciumannya melemah, ia tak dapat mengendus jejak kijang untuk mengetahui ke arah mana hewan itu berlari. Betapa marahnya Sangkuriang. ia sangat menginginkan kijang itu, dan mereka sudah berlari demikian jauh untuk mengejarnya. ''Kau ini bagaimana sih?” umpat Sangkuriang. "Bagaimana mungkin kau kehilangan jejak kijang itu. Dasar anjing bodoh!" Dengan marah, diambilnya sebuah batu dari
  • 12. pinggir sungai dan dilemparkannya ke arah Tumang. Batu tersebut tepat mengenai kepalanya dan membuatnya tersungkur. Sangkuriang terkejut dengan apa yang baru saja dilakukannya. Segera dipeluknya Tumang yang tak bergerak lagi. Kepala anjing tersebut penuh darah, matanya terpejam dan napasnya mulai tak terdengar. "Tumang... Tumang…. Maafkan aku!" jerit Sangkuriang dengan panik. “Aku tak bermaksud membuat kepalamu terluka. Tadi aku hanya kesal saja. Bangunlah Tumang, jangan mati." Sayang sekali, darah di kepala Tumang begitu banyak hingga akhirnya anjing itu menghembuskan napas terakhirnya. Sangkuriang menangis sedih. Ia menyesali perbuatannya, namun nasi telah menjadi bubur. Anjing kesayangannya telah mati. Sangkuriang menangis cukup lama sebelum akhirnya ia menguburkan Tumang. Setelah selesai, ia berjalan pulang dengan lunglai. Hatinya sangat pilu. Sesampainya di rumah, ia menceritakan apa yang terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi yang terperanjat atas kematian Tumang langsung melampiaskan kemarahannya pada Sangkuriang. Ia mengambil sendok kayu yang biasa digunakan untuk menanak nasi, lalu dipukulkannya sendok itu ke kepala Sangkuriang dan mengenai dahinya. "Pergi kau, anak kurang ajar! Berani-beraninya kau membunuh Tumang yang begitu setia padamu!" "Tapi, Ibu.... "Pergi kau! Jangan pernah kembali lagi!" Dayang Sumbi mengusir anaknya dengan penuh kemurkaan. Sangkuriang pun meninggalkan rumah dengan dahi terluka dan hati yang pedih. Ia berjalan tak tentu arah, menuju ke mana saja kakinya melangkah. Berkelana dari satu daerah ke daerah lain. Bertahun-tahun Sangkuriang berkelana dan dari perjalanan tersebut ia menimba banyak ilmu dari satu perguruan ke perguruan lain. Selain seorang pemuda yang cerdas, ia pun anak seorang dewi sehingga ia dengan mudah mendapatkan kesaktian dari berbagai perguruan. Semakin hari, kesaktiannya bertambah kuat dan Sangkuriang menggunakannya untuk membantu orang-orang yang kesulitan.
  • 13. Hingga suatu hari, Sangkuriang sampai di sebuah desa. Sebenarnya desa itu adalah desa kelahirannya, namun Sangkuriang tak mengenali karena ada begitu banyak perubahan di sang, Selain itu, luka di kepalanya saat dipukul ibunya dulu serta rasa tertekannya akibat kematian Tumang dan pengusiran Dayang Sumbi membuatnya melupakan masa kecilnya. Ketika beristirahat sejenak di sebuah kedai minum, Sangkuriang melihat sosok seorang wanita. ia terpana akan kecantikannya dan berniat untuk menikahi wanita itu. Sangkuriang tak tahu bahwa wanita itu adalah Dayang Sumbi. Oleh karena Dayang Sumbi adalah keturunan dewa sehingga ia tak bisa menua. Wajahnya semuda gadis- gadis remaja, dan hal itulah yang membuat Sangkuriang tak mengenali ibunya sendiri. Dayang Sumbi pun awalnya tak mengetahui siapa Sangkuriang, sebab anaknya itu telah tumbuh menjadi pemuda gagah dan tampan. Ketika Sangkuriang mendekatinya, ia tak menaruh curiga sama sekali hingga ia melihat bekas luka di dahi pemuda itu. Seketika tahulah ia bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang, anaknya. Dayang Sumbi menjadi sangat ketakutan, terutama karena Sangkuriang tak memercayai penjelasannya. Pemuda yang kasmaran itu bersikeras melamar Dayang Sumbi. Karena kehabisan akal, Dayang Sumbi pun mengajukan dua syarat. Pertama, Sangkuriang harus membendung sungai Citarum, dan syarat kedua, Sangkuriang harus membuat sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing. Dayang Sumbi mengira kedua syaratnya akan membuat Sangkuriang mundur. Ia tak tahu bahwa anaknya itu memiliki kesaktian. Dengan cepat, Sangkuriang menyanggupi permintaan tak masuk akal tersebut. Malam itu Sangkuriang melakukan tapa, mengumpulkan kesaktian dan mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan membendung sungai. Dayang Sumbi yang diam-diam mengintip pekerjaan tersebut merasa cemas. "Bagaimana jika Sangkuriang berhasil menyelesaikannya? Tak mungkin aku menikah dengan anakku sendiri." Dayang Sumbi pun memutar otak. Begitu pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi menggelar selendang sutra merah, lalu berdoa pada dewa di khayangan untuk membantunya. Selendang merah itu terbang ke arah Timur, dan menutup
  • 14. sebagian langit. Orang-orang mengira matahari sudah terbit di ufuk karena langit sudah memerah. Sangkuriang terkejut dan tak mengira pagi datang lebih cepat dari perkiraannya. Ia pun segera mengetahui bahwa hal tersebut adalah ulah Dayang Sumbi yang tak ingin menikah dengannya. Karena patah hati, Sangkuriang menjadi marah. Ia mengamuk, menjebol bendungan yang dibuatnya. Air bendungan menerjang dan mengakibatkan banjir badang. Penduduk desa ketakutan dan berlarian mencari tempat aman. Dongeng Rakyat Jawa Barat Legenda Tangkuban Perahu Kemarahan Sangkuriang tak berhenti sampai di situ. Ia pun menendang sampan besar hingga terpental jauh. Kesaktiannya membuat sampan tersebut jatuh terbalik dan berubah menjadi sebuah gunung. Hingga saat ini, gunung yang bentuknya mirip sampan terbalik itu masih bisa dilihat, namanya adalah gunung Tangkuban Perahu. Pesan Moral dari Dongeng Rakyat Jawa Barat - Legenda Tangkuban Perahu adalah kita harus selalu menghormati dan menuruti apa kata orangtua, serta sayang kepada hewan peliharaan kita. Juga kita tidak boleh menuruti hawa nafsu sehingga mudah marah. Dongeng Sangkuriang dongeng cerita rakyat21 Juni 2015 No comment 7591 views ★★★★★
  • 15. Cerita Rakyat Tangkuban Perahu yang kakak ceritakan sore ini merupakan cerita ketiga yang mengisahkan Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Jika kalian ingin tahu versi yang lain dari cerita rakyat gunung tangkuban perahu kalian bisa membaca artikel sebelumya yaitu Legenda Sangkuriang : Asal Gunung Tangkuban Perahu dan Kumpulan Dongeng dan Cerita Rakyat Pulau Jawa. Kakak yakin sebagian besar dari kalian sudah tahu dongeng tangkuban perahu, jika yang belum tahu, ini dia kisah lengkapnya. Cerita Rakyat Tangkuban Perahu : Sangkuriang dan Dayang Sumbi Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu – Cerita Rakyat Sangkuriang Cerita Rakyat Tangkuban Perahu Dayang Sumbi adalah seorang putri raja yang berparas cantik dan berhati mulia. Ia pergi mengasingkan diri ke hutan karena bosan dengan kehidupannya di dalam istana. Disamping itu hal ini untuk menghindari pertikaian antara kerjaaan tetangga yang berebut untuk mempersuntingnya. Karena kecantikan paras dan baik budi pekertinya, banyak sekali pangeran dan putra bangsawan yang meminang putri Raja ini. Akibatnya terjadi peprangan antar kerajaan karena semua pangeran dan para bangsawan tidak ada yang mau mengalah. Melihat
  • 16. kejadian ini Dayang Sumbi menjadi sedih dan akhirnya mohon pamit kepada ayahandanya untuk mengasingkan diri. Dengan berat hati Sri Baginda Raja merestui permohonan anaknya tersebut. Di hutan, ia ditemani oleh anjing jantannya bernama Tumang. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Dayang Sumbi menenun kain yang kemudian dijual di pasar. Suatu hari, alat tenunnya terjatuh dan menggelinding ke bawah bukit. Dayang Sumbi malas untuk mengambilnya. Tanpa pikir panjang, ia mengucapkan sumpah, "Siapa yang bisa mengambilkan alat tenunku? Aku bersumpah, jika perempuan, ia akan kujadikan saudaraku dan jika laki-laki, akan kujadikan suamiku." Tumang, yang sebenarnya adalah titisan seorang dewa, mendengar sumpah Dayang Sumbi. Ia segera berlari menuruni bukit dan mengambil alat tenun Dayang Sumbi. Walaupun tidak mengira dengan apa yang terjadi, Dayang Sumbi tetap menepati janjinya. Dayang Sumbi akhirnya menikah dengan Tumang. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Sangkuriang kecil sangat mahir berburu. Ia menggunakan tombak dan panah untuk membunuh buruannya. Sangkuriang kecil tak pernah tahu, siapa ayahnya. Pagi itu, seperti biasa Sangkuriang pergi berburu bersama Tumang. "Lihat Tumang... sepasang rusa yang gemuk." Sangkuriang segera mengeluarkan anak panahnya. Namun sayang, kedua rusa itu sadar adanya bahaya dan melarikan diri. Anak panah itu hanya mengenai paha salah satu rusa. Sangkuriang lalu menguruh Tumang untuk mengejar rusa itu. "Cepat Tumang, kejarlah mereka! Gigit kakinya supaya mereka tak bisa lari lagi," perintahnya pada Tumang. Dalam hati, Tumang sebenarnya kurang suka jika putranya itu membunuh hewan- hewan hutan. Tumang akhirnya berpura-pura mengejar kedua rusa tersebut, dan ia kembali tanpa hasil. "Payah! Seharusnya kau bisa menangkapnya dengan mudah," gerutu Sangkuriang. Karena kecewa, Sangkuriang mengusir Tumang. "Anjing Tua, pergilah jauh-jauh dariku. Kau sudah tidak berguna lagi!" Andai saja ia tahu bahwa Tumang adalah ayahnya, ia tentu tak akan mengusirnya. Dengan hati sedih, Tumang pun pergi meninggalkan Sangkuriang.
  • 17. cerita rakyat gunung tangkuban perahu Sesampainya di rumah, Sangkuriang bercerita pada ibunya, "Aku hampir saja mendapatkan seekor rusa. Tapi gara-gara Tumang, aku gagal. Anjing kita itu sudah terlalu tua, Bu," Dayang Sumbi menengok keluar dan bertanya, "Di mana Tumang sekarang?" "Sudah kuusir. Untuk apa kita memeliharanya lagi? Ia sudah tua dan tak berguna." Dagang Sumbi terkesiap. "Apa? Sangkuriang, berani sekali kau mengusir Tumang." Dayang Sumbi marah sekali. Ia mengambil sendok nasi dan memukulkannya ke kepala Sangkuriang. Saking kerasnya, kepala Sangkuriang terluka dan berdarah. Sangkuriang menangis dan kecewa. "Mengapa Ibu memukulku demi seekor anjing?" tanyanya. Lalu ia mengemasi barang-barangnya dan pergi meninggalkan rumah. Dayang Sumbi menyesali perbuatannya, tapi Sangkuriang sudah terlanjur pergi meninggalkannya. Tak terasa hari demi hari berlalu. Sangkuriang sekarang telah dewasa. Selama kepergiannya, ia menjelajahi seluruh negeri. la pindah dari satu daerah ke daerah yang lain. Suatu saat, tanpa sadar, Sangkuriang kembali ke hutan tempat ia dulu tinggal bersama Dayang Sumbi. Hutan itu sudah jauh berubah. Pohonnya tak lagi banyak dan
  • 18. digantikan oleh rumah-rumah penduduk yang bagus-bagus. Sangkuriang benar-benar tak mengenali bahwa inilah hutan tempat ia tinggal dulu. Saat Sangkuriang melewati pasar, ia melihat sesosok wanita cantik semampai. "Cantik sekali wanita itu," gumamnya. Sangkuriang tak tahu, wanita itu adalah Dayang Sumbi, ibunya sendiri. Sangkuriang mendekati wanita itu dan mengajaknya berkenalan. Mereka berdua pun soling jatuh cinta, dan sepakat untuk menikah. Suatu sore, Dayang Sumbi hendak memotong rambut Sangkuriang. Saat menyisir rambut Sangkuriang, Dayang Sumbi terkejut. Ia melihat bekas luka di kepala Sangkuriang. "Jangan-ja- ngan..." bisiknya cemas. "Sangkuriang, mengapa ada bekas luka di kepalamu?" tanyanya penasaran. "Saat kecil, Ibuku memukul kepalaku dengan sendok nasi. Ia marah karena aku mengusir anjing peliharaan kami." Dayang Sumbi langsung lemas mendengar penjelasan Sangkuriang itu. Terbata-bata, ia berkata, "Sangkuriang... akulah Ibu yang dulu memukul kepalamu, Nak. Kita tak boleh menikah, kita adalah ibu dan anak." "Tak mungkin, pasti ini hanya alasanmu saja untuk membatalkan pernikahan kita." jawab Sangkuriang keras. Seribu kali Dayang Sumbi meyakinkannya, seribu kali pula Sangkuriang menolak. Ia tetap ingin menikahi Dayang Sumbi! Akhirnya Dayang Sumbi mendapat akal. Ia meminta Sangkuriang untuk membendung Sungai Citarum dan membuat perahu besar untuk menyeberanginya. Keduanya harus selesai sebelum fajar menyingsing. Jika Sangkuriang gagal, Dayang Sumbi tak mau menikah dengannya. Sangkuriang menyanggupi permintaan Dayang Sumbi itu. Baginya, kedua permintaan itu bukanlah hal yang sulit. Sangkuriang mulai bekerja. Dengan bantuan para jin, ia bekerja keras membendung Sungai Citarum. la tak sadar kalau Dayang Sumbi diam-diam memperhatikannya. Dayang Sumbi cemas melihat Sangkuriang bisa bekerja secepat itu. "Aku harus segera melakukan sesuatu," pikirnya. “Aha,” ia teringat dengan kain sutra berwarna merah yang baru ia tenun. Kain itu berukuran cukup besar karena ia menenunnya untuk digunakan sebagai tirai dan selimut.
  • 19. Dayang Sumbi berlari menuju perumahan penduduk. Dengan panik, ia menceritakan apa yang terjadi. Penduduk yang telah mengenal Dayang Sumbi dengan baik, tentu saja tak setuju jika Sangkuriang menikahinya. Mereka setuju untuk membantu Dayang Sumbi. Dayang Sumbi mengajak penduduk untuk menggelar kain sutra merah itu di sebelah timur Sungai Citarum. Sebagian penduduk yang lain membuat suara gaduh seolah-olah kegiatan pagi telah dilakukan. Sangkuriang yang sedang bekerja, terkejut mendengar suara gaduh tersebut. Ia menoleh ke arah timur. Dilihatnya langit sudah merah, ia mengira pagi telah tiba. Ia tak tahu bahwa itu adalah kain sutra merah yang digelar oleh Dayang Sumbi dan penduduk desa. Sangkuriang sangat marah dan kecewa. "Aku telah gagal," katanya dalam hati. Sangkuriang berteriak sekeras-kerasnya, "Aku mencintaimu, Dayang Sumbiiii... aku benar-benar mencintaimu!" Sangkuriang tak bisa melawan amarah dalam dirinya. Dengan segala kekuatannya, ia menjebol bendungan yang ia buat. Air pun tumpah ke mana-mana. Ia juga menendang perahu besar yang terbuat dari kayu. "Gloodakkkk..." perahu itu terlempar jauh ke arah utara dengan posisi tertelungkup. Konon kabarnya, perahu yang jatuh tertelungkup itu, sekarang dikenal dengan Gunung Tangkuban Perahu, yang berarti "perahu yang menelungkup". Pesan dari Cerita Rakyat Tangkuban Perahu Dongeng Sangkuriang untukmu adalah Memiliki cita-cita setinggi langit memang baik, tapi perlu dipertimbangkan juga apakah cita-cita dan keinginanmu itu merugikan orang lain atau tidak. Berhati- hatilah dalam mengucapkan sumpah, karena sumpah dan janji itu harus ditepati. Cerita Legenda Timun Mas dari Jawa Tengah Di sebuah desa hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok Yem. Ia hidup sebatang kara. Mbok Yem ingin sekali memiliki seorang anak, agar dapat merawat dirinya yang sudah mulai tua. Namun, itu semua mustahil karena ia tidak mempunyai suami. Setiap hari MbokYem pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Pada suatu hari, di tengah hutan. Ia bertemu dengan seorang raksasa yang sangat menyeramkan. Tubuh raksasa itu lebih tinggi dari pohon. Kulitnya penuh dengan bulu yang kasar. Kulitnya
  • 20. gelap. Mulutnya terdapat sepasang taring yang sagat tajam. Kukunya panjang dan kontor. Mbok Yem sangat ketakutan. Tubuhnya gemetaran melihat mahluk yang sangat besar itu. Raksasa itu berkata dengan suara yang sangat membahana," Hei, perempuan tua? Jangan takut, aku tidak akan memakanmu. Kamu sudah terlalu tua. Dagingmu keras dan tidak enak. Aku datang kesini hanya ingin memberikan sesuatu padamu." Raksasa itu memberikan beberapa butir benih tanaman dan berkata,"Tanamlah benih ini dan rawatlah dengan baik dan kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan selama ini.. tapi ingat, kau tidak boleh menikmatnya seorang diri. Kau harus memberikannya kepadaku juga sebagai tanda terima kasih." Mbok Yem hanya mengangguk. Ia langsung pulang ke rumahnya. Setiba Mbok Yem dirumah, sesuai dengan petunjuk si raksasa itu, di tanamlah benih tersebut. Ajaibnya, keesokan harinya, benih tanaman itu telah tumbuh menjadi tanaman mentimun. Buah- buahnya besar-besar. Jika terkena sinar matahari, warnanya besinar seperti emas. Karena penasaran dengan dengan buah mentimun itu, akhirnya di petiklah satu yang paling besar. Ketika di belah, Mbok Yem sangat terkejut. Di dalam timun tersebut ada seorang bayi perempuan yang sangat cantik. "Jadi ini maksud dari ucapan si raksasa." ujarnya dalam hati. Betapa senangnya Mbok Yem. Tidak pernah terbayangkan akan mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik. Karena lahir dari buah mentimun berwarna keemasan. Anak itu di beri nama Timun Mas. Keesokan harinya, di hutan, Mbok Yem bertemu kembali engan si raksasa Raksasa itu berkata, " Engakau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan selama ini. Sesuai dengan janjimu, engkau harus membaginya denganku." Mbok Yem bingung, ia bertanya, " Bagaimna mungkin bayi perempuan bisa dibagi?" "Tidak usah bingung perempuan tua. Kau boleh memilikinya sampai usia 17 tahun. Selanjutnya. Anak itu akan menjadi santapanku." Jelas raksasa. "Baiklah raksasa. Aku akan merawat anak itu, dan menganggap anak itu anakku sendiri sampai usia 17 tahun," ujar Mbok Yem.
  • 21. Timun Mas tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat baik hati dan cantik jelita. Kulitnya kuning langsat. Tubuhnya tinggi semampai. Rambutnya hitam berkilau. Semakin hari kecantikannya, semakin terlihat. Timun Mas juga sangat rajin membantu ibunya. Ia selalu menemani ibunya mencari kayu bakar di hutan. Kebaikan hati Timun Mas membuat Mbok Yem khawatir kehilangannya. Ia sangat menyayangi Timun Mas untuk menjadi santapan si raksasa. Tahun demi tahun terus berganti. Kini, Timun Mas sudah menginjak usia 17 tahun. Sudah waktunya bagi raksasa itu untuk mengambil Timun Mas Mbok Yem menyuruh Timun Mas bersembunyi di dalam kamar. Tiba-tiba, terdengar suara dentuman yang sangat keras. Itu adalah suara langkah kaki si raksasa. Mbok Yem gemetar ketakutan. "Hai perempuan tua! Mana anak perempuanmu yang telah kau janjikan untukku ?" teriak raksasa itu. "Ia sedang mandi di kali, Tuan raksasa. Tubuhnya sangat bau. Kau pasti tidak akan suka memakannya" Ujar Mbok Yem. "Baiklah. Aku akan kembali seminggu lagi. Pastikan ketika aku kembali ia sudah siap untuk ku bawa ke hutan." Ujar raksasa. "Tentu saja. Tuan. Aku tak akan mengecewakanmu." Ujar Mbok Yem. Maka pergilah raksasa itu kembali ke hutan. Mbok Yem dan Timun Mas sangat lega. Mereka masih punya waktu semiggu untuk bersama. Namun, setelah seminggu berlalu dan raksasa itu datang kembali, ibu dan anak ini tetap tidak mau berpisah. Timun Mas kembali bersembunyi. Kali ini di dapur, di dalam tempayan air yang kosong. " Hai perempuan tua. Aku kembali untuk menagih janjimu! Cepat serahkan anak perempuanmu." Teriak si raksasa. " Maaf, Tuan raksasa. Timun Mas sedang menjual kayu ke kampung. Bila saja engkau datang lebih pagi, engkau pasti bertemu dengan dia." Ujar Mbok Yem Dengan setengah marah raksasa itu berteriak. " Baiklah, ku beri waktu 1 minggu lagi. Jika anakmu tidak kau serahkan kepadaku. Akan ku hancurkan rumahmu." Mbok Yem semakin ketakutan dan bingung denngan ancaman si raksasa. Ia sungguh tidak rela anak perempuanya yang sangat cantik menjadi santapan si raksasa yang
  • 22. kejam itu. Melihat keadaan ibunya. Timun Mas berkata. " Ibu, janganlah bersedih. Relakanlah aku menjadi santapan raksasa itu." Ujar Timun Mas. "Tidak anakku. Ibu tidak akan membiarkanmu menjadi mangsa raksasa jahat itu. ibu akan melakukan apapun untuk menyelamatkanmu." Ujar Mbok Yem. Kemudian Mbok Yem pergi menemui seorang kakek yang sakti tinggal di gunung. Kakek sakti itu memberikan benih mentimun, sebuah duri, sebutir garam, dan sepotong terasi. Seminggu kemudian, raksasa itu datang lagi. Kali ini, si raksasa sudah tidak dapat menahan emosinya. Kakinya yang besar, di hentak-hentakan ke tanah sehingga bumi bergetar. "Cepat serahkan anakmu atau ku hancurkan rumah beserta dirimu! Aku sudah sangat lapar!" teriak raksasa. " Maaf, Tua raksasa. Anakku sudah berjalan ke hutan. Kembalilah engkau ke hutan tempat tinggalmu. Timun Mas sudah berada di sana." Kata Mbok berbohong. Pada saat itu. Timun Mas sudah keluar rumah melalui pintu belakang. Ia membawa semua benda yang di berikan oleh kakek sakti dari gunung itu. Ketika akan kembali ke hutan, si raksasa melihat Timun Mas berlari dari belakang rumah. Di kejarnya Timun Mas. Meskipun panik. Timun Ma masih mengingat perintah ibunya untuk melempar sebutir benih mentimun. Benih mentimun itu langsung berubah menjadi lading mentimun dengan buah yang besar-besar. Karena kelaparan, si raksasa memakan mentimun- mentimun di ladang itu. Setelah keyang. Ia kembali mengejar Timun Mas. Meskipun perutnya yang kekenyangan membuat jalannya menjadi lambat. Raksasa itu tetap bisa mengejar Timun Mas karena langkah kakinya yang panjang.
  • 23. Cerita Legenda Timun Mas dari Jawa Tengah Ketika si raksasa sudah dekat. Timun Mas melemparkan sebuah duri. Duni itu berubah menjadi sebuah hutan bambu. Hutan bambu itu memperlambat jalan raksasa itu. Tubuhnya menjadi penuh luka karena tertusuk batang bambu. Namun, raksasa itu tidak menyerah. Ia tetap mengejar mangsanya. Kali ini, Timun Mas melemparkan sebutir garam. Garam itu berubah menjadi sebuah lautan yang luas. Raksasa itu harus berenang untuk mengejar Timun Mas. Ia berhasil, tetapi tubuhnya sudah sangat lelah. Raksasa itu terus mengejar Timun Mas meskipun sudah kelelahan. Timun Mas melempar sepotong terasi. Kali ini terasi tersebut berubah menjadi lumpur hisap. Raksasa itu berteriak meminta tolong ketika tubuhnya terhisap lumpur. Tubuh raksasa yang besar tidak mampu melawan hisapan lumpur karena kelelahan. Ia pun tewas terhisap lumpur. Maka, tamatlah riwayat raksasa jahat itu. Setelah bebas dari raksasa jahat itu. Kehidupan Timun Mas dan Mbok Yem membaik. Timun Mas bertemu dengan seorang pangeran dari negeri seberang. Pangeran itu jatuh cinta kepadanya. Merekapun menikah. Timun Mas dan Mbok Yem diboyong oleh pangeran itu ke istananya. Mereka hidup bahagia selamanya.
  • 24. Pesan Moral dari Cerita Legenda Timun Mas dari Jawa Tengah adalah janganlah kita bertindak semena-mena terhadap orang lain. Karena hal itu akan membawa malapetaka bagi diri sendiri. Dongeng Rakyat Jawa Timur : Legenda Timun Mas dongeng cerita rakyat21 September 2017 158 views ★★★★★ Syandan, hiduplah sepasang suami istri yang sehari-harinya bekerja sebagai petani. Mereka belum dikaruniai seorang anak. Namun mereka tidak pernah putus asa. Setiap hari mereka berusaha dan berdoa pada Yang Maha Kuasa. Pada suatu hari, ada raksasa yang melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu memberi mereka biji mentimun. "Aku berikan biji mentimun ini untuk kalian tanam, kalian akan mendapatkan seorang anak perempuan jika mentimun ini berbuah," kata Raksasa.
  • 25. Cerita dongeng timun mas dari Jawa Tengah tumbuh menjadi anak yang sehat dan sangat cantik "Oh, terima kasih. Kami sangat senang menerimanya," kata suami istri itu. "Ha..ha.., kalian jangan senang dulu. Kalian harus menyerahkan anak perempuan kalian nanti, tepat di usianya yang ke-17. Bagaimana, apa kalian setuju?" sahut Raksasa. Tanpa pikir panjang suami istri itu menyetujui apa yang disyaratkan raksasa itu. Selanjutnya, mereka segera menanam biji tanaman itu. Beberapa bulan 2 kemudian tumbuhlah buah-buah mentimun yang sangat segar dan besar. Diantaranya ada sebuah mentimun yang berwarna keemasan.
  • 26. Ketika buah itu masak, mereka pun memetiknya. Dengan hati-hati mereka membelah buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu terdapat bayi perempuan. Mereka memberi nama bayi itu dengan sebutan Timun Mas. Tujuh belas tahun kemudian, sang Raksasa telah datang untuk menagih janjinya. Sang petani pun mencoba mengulur waktu. Akan tetapi, sang Raksasa sudah tidak sabar lagi. Si Petani pun mengambil kantung ajaib yang disimpannya. Ia segera memberikannya kepada Timun Mas. "Anakku, cepatlah pergi, ingat gunakan isi kantong ajaib itu untuk keselamatanmu," pesan orang tuanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. Timun Mas pun segera melarikan diri. Ketika ia mengetahui raksasa telah mendekatinya, Timun Mas segera mengambil segenggam garam dan menaburkannya ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Begitu pula ketika Timun Mas hampir tertangkap, ia kembali mengambil segenggam cabai.
  • 27. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap sang Raksasa. Akan tetapi, Raksasa berhasil keluar dan hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun segera melemparkan senjatanya yang terakhir, yaitu segenggam terasi udang. Ajaib, sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa pun terjerembab ke dalamnya hingga ia tak bisa bernapas lalu tenggelam. Raksasa telah binasa dan Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. "Terima kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku," kata mereka gembira. Akhirnya mereka dapat hidup ba hag ia tanpa ketakutan lagi.
  • 28. Pesan moral dari adalah pertolongan Tuhan akan datang, dengan diiringi doa dan usaha. Atas nikmat hidup dan rezeki yang diberikanNya, hendaklah kita pandai bersyukur