SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Tugas Quis
Teknik pengecoran
Cacat pada pengecoran
(defects in casting)
2011
Di susun oleh:
   Hezron O.H           08.202.201
   Suparto Manalu       08.202.189
   Gerhana B.T          08.202.038
   Rido Afandi          08.202.026
   Ivan Hamonangan      08.202.047
   Adi Putra B.         08.202.153
Definisi cacat coran
 Adalah kerusakan atau kesalahan yang
 terjadi   pada     benda    cor yang
 menyebabkan ditolaknya benda cor
 tersebut oleh konsumen (reject)
JENIS CACAT CORAN
7 (tujuh kategori cacat yang menjadi pertimbangan
khusus:
 Kesalahan pembentukan muncul pada saat penuangan
  (shaping, faults arising in pouring)
 Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion and sand
  defects)
 Cacat akibat gas (gas defects)
 Cacat akibat penyusutan seperti kontraksi volume
  dalam kondisi cair dan selama pembentukan (shrinkage
  defects)
   Cacat akibat penyusutan terajadi sebagian atau
    keseluruhan (contraction defects occuring
    mainly or wholly after solidification)
   kesalahan ukuran atau dimensi (dimensional
    errors)
   Kesalahan komposisi dan seregasi
    (komposional errors and segregation)
1.Kesalahan pembentukan muncul pada
saat penuangan (shaping, faults arising in
pouring)
  Peleburan logam merupakan aspek terpenting
  dalam operasi-operasi pengecoran karena
  berpengaruh langsung pada kualitas produk cor.
  Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang
  terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan
  material lainnya seperti fluks dan unsur
  pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku.
  Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat
  “membersihkan”        logam      cair     dengan
  menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan
  juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks
  memiliki beberpa kegunaan yang tergantung
  pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan
  alumunium terdapat cover fluxes (yang
  menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium
  cair),. Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining
  fluxes, dan wall cleaning fluxes
Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan
dalam industri pengecoran logam adalah tungku
busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan
tungku                                      kupola.

                                               Bahan coran yang
                                                 berupa besi/baja
                                                bekas yang telah
                                                    ditimbang,
                                                dan ditambahkan
                                                  arang sebagai
                                                bahan bakar serta
                                                 batu kapur yang
                                                 berfungsi untuk
 Gambar 1.1. Proses memasukan bahan coran       memisahkan terak
                                                    logam cair.
Gambar 1.2. Proses       Gambar 1.3. Proses penuangan
pemindahan logam cair.            logam cair.
Logam yang telah dilebur dituangkan ke dalam
cetakan menggunakan wadah yang telah dilapisi
dengan tanah liat.




              Gambar 1.4. Proses finishing
2. Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion
and sand defects)

a.   Penyebabnya adalah logam cair dari paduan
     logam       teroksidasi
b.   Oksidasi dalam logam cair atau yang
     dihasilkan pada waktu penuangan terkumpul
     sebagai dross pada permukaan kup atau
     dibagian dalam coran
3. Cacat akibat gas (gas defects)


  Adalah lubang pada hasil cor dalam
  bentuk bulat akibat terperangkapnya
  gas dalam lubang cair sewaktu proses
  pembekuan. Hal ini bisa akibat
  kandungan gas dalam logam cair,
  cetakan atau core (inti) yang basah.
Penyebab:
 Aliran turbulen dalam gating sistem
 Kondisi peralatan yang basah (air/minyak)
 Scrap basah oleh air atau minyak
Cara pencegahan yang dapat
dilakukan:
1.   Penghilangan gas
    Dengan peniupan gas inert ke dalam cairan logam, seperti
     gas nitrogen
    Penghilangan dengan klorida
    Peghilangan dengan fluks, terutama fluorida dan klorida
     dari logam alkali tanah
2.   Pencairan kembali
3.   Perencanaan yang tidak menyebabkan turbulen pada
     aliran logam cair
4.   Pemakaian pasir yang mempunyai kadar air rendah dan
     permeabilitas yang sesuai
4. Cacat akibat penyusutan seperti
kontraksi volume dalam kondisi cair dan
selama pembentukan (shrinkage defects)

 Dapat terjadi sebanyak 5 – 10 %
  volume
 Umumnya terjadi akibat casting
  design (gating sistem) yang kurang
  sempurna
 Adanya inklusi atau kotoran pada
  logam cair
 Viskositas logam cair menurun
 Temperatur tuang terlalu tinggi atau
  terlalu rendah
Penyebab:
Perbedaan  ketebalan benda cor yang teralalu besar
Terdapatnya bagian tebal yang tidak dapat dialiri
 logam cair secara utuh
Saluran masuk dan penambah tidak mendukung
 adanya solidifikasi progesif
Saluran masuk dan penambah yang kurang banyak
Saluran masuk dan penambah yang salah dalam
 peletakkannya
Penambah terlalu kecil
Pencegah:
Digunakan   pembekuan mengarah
 sehingga penambah dapat bekerja
 secara efektif
Penggunaan cil yang dimaksudkan
 agar terjadi pembekuan mengarah
 dan pengaruh penambah meningkat
Daerah pengisian yang efektif dari
 penambah
5.Cacat akibat penyusutan terjadi sebagian
atau keseluruhan (contraction defects
occuring mainly or wholly after solidification)

  Cacat       penyusutan     timbul    disebabkan  kegagalan
  menggantikan kekurangan cairan logam akibat penyusutan.
  Kejadian ini biasanya merupakan gejala ketidak-tepatan
  sistem saluran dan teknik pengumpanan. Selain itu, cacat ini
  juga bisa disebabkan temperatur tuang terlalu tinggi. Cacat
  ini dapat dieliminir atau dikurangi dengan mendesain sistem
  saluran sedemikian hingga pembekuan terarah (directional
  zolidification) dapat tercapai. Cacat penyusutan biasanya
  sering terjadi pada bagian yang mengalami perubahan
  penampang secara drastis, jaraknya terlalu jauh dari riser
  atau penampang yang terlalu tipis. Untuk itu riser lebih
  diutamakan ditempatkan pada bagian-bagian dari produk
  coran yang diprediksi akan mengalami cacat penyusutan..
6. kesalahan ukuran atau dimensi
(dimensional errors)
7. Kesalahan komposisi dan seregasi
(komposional errors and segregation)

A. Kesalahan komposisi: Paduan besi
 seperti Fe-Si, Fe-Mn dan lain sebagainya
 ditambahkan untuk mengatur komposisi.
 Prosentase karbon berkurang         karena
 oksidasi logam cair dalam cerobong     dan
 pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi
 antar logam cair dengan kokas. Prosentase
 karbon       terutama       diatur     oleh
     perbandingan besi kasar dan skrap baja.
     karena perbedaan komposisi yang jauh
 antara keduan         logam        tersebut
 mengakibatkan cacat        pada        saat
 peleburan.
B.   Segregasi pada Ingot dan Coran
     Pada struktur pembekuan terdapat
     dua jenis segregasi yaitu segregasi
     makro (perubahan komposisi pada
 tiap     bagian spesimen) dan
 segregasi mikro (seperti yang terjadi
 antara lengan      dendrit sekunder).
 Ada empat faktor yang menyebabkan
 timbulnya segregasi makro
   Penyusutan karena pembekuan dan
    kontraksi panas
   Perbedaan kerapatan antardendritik
    cairan logam
   Perbedaan kerapatan antara
    padatan dan cairan
   Temperatur yang menyebabkan
    perbedaan kerapatan dalam cairan

Segregasi dalam pembekuan logam tidak
diinginkan karena memberikan pengaruh buruk
pada sifat mekanik. Untuk segregasi mikro,
pengaruhnya dapat dikurangi dengan proses
perlakuan panas (homogenisasi).

More Related Content

What's hot

Besi cor presen
Besi cor presenBesi cor presen
Besi cor presenNdayun
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 
Proses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuangProses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuangPutri Mawardani
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebMuhammad Zakir
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnanceJohan Johan
 
pengolahan bijih besi
pengolahan bijih besipengolahan bijih besi
pengolahan bijih besiAgung Perdana
 
Tugas pelapisan logam 2
Tugas pelapisan logam 2Tugas pelapisan logam 2
Tugas pelapisan logam 2Riz Ki
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikZul Abidin
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Tugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besiTugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besiActur Saktianto
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIrwin Maulana
 

What's hot (20)

Besi cor presen
Besi cor presenBesi cor presen
Besi cor presen
 
Besi tuang
Besi tuangBesi tuang
Besi tuang
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Proses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuangProses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuang
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
 
pengolahan bijih besi
pengolahan bijih besipengolahan bijih besi
pengolahan bijih besi
 
Tugas pelapisan logam 2
Tugas pelapisan logam 2Tugas pelapisan logam 2
Tugas pelapisan logam 2
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknik
 
Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
Teknologi baja kelompok 3
Teknologi baja kelompok 3Teknologi baja kelompok 3
Teknologi baja kelompok 3
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
 
Tugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besiTugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besi
 
Makalah tambang bijih
Makalah tambang bijihMakalah tambang bijih
Makalah tambang bijih
 
Steel melting
Steel meltingSteel melting
Steel melting
 
SIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIKSIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIK
 
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasi
 
Pengolahan keramik 2
Pengolahan keramik 2Pengolahan keramik 2
Pengolahan keramik 2
 

Similar to Teknik Pengecoran dan Cacatnya

proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiYudi Hartono
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxfilmgan1
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Dessy Ratnasari Dpa
 
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5Korosi kuliah5
Korosi kuliah5politenik
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimiaminggit
 
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxInternal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxNiningDesriawatiRose
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosirandiramlan
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.bebenpurba
 
Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)
Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)
Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)mfarsih
 
Metalurgi serbuk
Metalurgi serbukMetalurgi serbuk
Metalurgi serbukIlham Fahmi
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi21 Memento
 

Similar to Teknik Pengecoran dan Cacatnya (20)

Pengecoran
PengecoranPengecoran
Pengecoran
 
proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam ii
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
 
Pengecoran1
Pengecoran1Pengecoran1
Pengecoran1
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)
 
korosi
korosikorosi
korosi
 
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5Korosi kuliah5
Korosi kuliah5
 
Korosi ms 21
Korosi ms 21Korosi ms 21
Korosi ms 21
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
 
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxInternal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.
 
Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)
Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)
Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)
 
Metalurgi serbuk
Metalurgi serbukMetalurgi serbuk
Metalurgi serbuk
 
Korosi 2
Korosi 2Korosi 2
Korosi 2
 
Bab%20 ii
Bab%20 iiBab%20 ii
Bab%20 ii
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Teknik Pengecoran dan Cacatnya

  • 1. Tugas Quis Teknik pengecoran Cacat pada pengecoran (defects in casting) 2011
  • 2. Di susun oleh:  Hezron O.H  08.202.201  Suparto Manalu  08.202.189  Gerhana B.T  08.202.038  Rido Afandi  08.202.026  Ivan Hamonangan  08.202.047  Adi Putra B.  08.202.153
  • 3. Definisi cacat coran Adalah kerusakan atau kesalahan yang terjadi pada benda cor yang menyebabkan ditolaknya benda cor tersebut oleh konsumen (reject)
  • 4.
  • 5. JENIS CACAT CORAN 7 (tujuh kategori cacat yang menjadi pertimbangan khusus:  Kesalahan pembentukan muncul pada saat penuangan (shaping, faults arising in pouring)  Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion and sand defects)  Cacat akibat gas (gas defects)  Cacat akibat penyusutan seperti kontraksi volume dalam kondisi cair dan selama pembentukan (shrinkage defects)
  • 6. Cacat akibat penyusutan terajadi sebagian atau keseluruhan (contraction defects occuring mainly or wholly after solidification)  kesalahan ukuran atau dimensi (dimensional errors)  Kesalahan komposisi dan seregasi (komposional errors and segregation)
  • 7. 1.Kesalahan pembentukan muncul pada saat penuangan (shaping, faults arising in pouring) Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku. Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),. Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes
  • 8. Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku kupola.  Bahan coran yang berupa besi/baja bekas yang telah ditimbang, dan ditambahkan arang sebagai bahan bakar serta batu kapur yang berfungsi untuk Gambar 1.1. Proses memasukan bahan coran memisahkan terak logam cair.
  • 9. Gambar 1.2. Proses Gambar 1.3. Proses penuangan pemindahan logam cair. logam cair.
  • 10. Logam yang telah dilebur dituangkan ke dalam cetakan menggunakan wadah yang telah dilapisi dengan tanah liat. Gambar 1.4. Proses finishing
  • 11. 2. Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion and sand defects) a. Penyebabnya adalah logam cair dari paduan logam teroksidasi b. Oksidasi dalam logam cair atau yang dihasilkan pada waktu penuangan terkumpul sebagai dross pada permukaan kup atau dibagian dalam coran
  • 12. 3. Cacat akibat gas (gas defects) Adalah lubang pada hasil cor dalam bentuk bulat akibat terperangkapnya gas dalam lubang cair sewaktu proses pembekuan. Hal ini bisa akibat kandungan gas dalam logam cair, cetakan atau core (inti) yang basah.
  • 13. Penyebab:  Aliran turbulen dalam gating sistem  Kondisi peralatan yang basah (air/minyak)  Scrap basah oleh air atau minyak
  • 14. Cara pencegahan yang dapat dilakukan: 1. Penghilangan gas  Dengan peniupan gas inert ke dalam cairan logam, seperti gas nitrogen  Penghilangan dengan klorida  Peghilangan dengan fluks, terutama fluorida dan klorida dari logam alkali tanah 2. Pencairan kembali 3. Perencanaan yang tidak menyebabkan turbulen pada aliran logam cair 4. Pemakaian pasir yang mempunyai kadar air rendah dan permeabilitas yang sesuai
  • 15. 4. Cacat akibat penyusutan seperti kontraksi volume dalam kondisi cair dan selama pembentukan (shrinkage defects)  Dapat terjadi sebanyak 5 – 10 % volume  Umumnya terjadi akibat casting design (gating sistem) yang kurang sempurna  Adanya inklusi atau kotoran pada logam cair  Viskositas logam cair menurun  Temperatur tuang terlalu tinggi atau terlalu rendah
  • 16. Penyebab: Perbedaan ketebalan benda cor yang teralalu besar Terdapatnya bagian tebal yang tidak dapat dialiri logam cair secara utuh Saluran masuk dan penambah tidak mendukung adanya solidifikasi progesif Saluran masuk dan penambah yang kurang banyak Saluran masuk dan penambah yang salah dalam peletakkannya Penambah terlalu kecil
  • 17.
  • 18. Pencegah: Digunakan pembekuan mengarah sehingga penambah dapat bekerja secara efektif Penggunaan cil yang dimaksudkan agar terjadi pembekuan mengarah dan pengaruh penambah meningkat Daerah pengisian yang efektif dari penambah
  • 19. 5.Cacat akibat penyusutan terjadi sebagian atau keseluruhan (contraction defects occuring mainly or wholly after solidification) Cacat penyusutan timbul disebabkan kegagalan menggantikan kekurangan cairan logam akibat penyusutan. Kejadian ini biasanya merupakan gejala ketidak-tepatan sistem saluran dan teknik pengumpanan. Selain itu, cacat ini juga bisa disebabkan temperatur tuang terlalu tinggi. Cacat ini dapat dieliminir atau dikurangi dengan mendesain sistem saluran sedemikian hingga pembekuan terarah (directional zolidification) dapat tercapai. Cacat penyusutan biasanya sering terjadi pada bagian yang mengalami perubahan penampang secara drastis, jaraknya terlalu jauh dari riser atau penampang yang terlalu tipis. Untuk itu riser lebih diutamakan ditempatkan pada bagian-bagian dari produk coran yang diprediksi akan mengalami cacat penyusutan..
  • 20. 6. kesalahan ukuran atau dimensi (dimensional errors)
  • 21.
  • 22. 7. Kesalahan komposisi dan seregasi (komposional errors and segregation) A. Kesalahan komposisi: Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn dan lain sebagainya ditambahkan untuk mengatur komposisi. Prosentase karbon berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi antar logam cair dengan kokas. Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi kasar dan skrap baja. karena perbedaan komposisi yang jauh antara keduan logam tersebut mengakibatkan cacat pada saat peleburan.
  • 23. B. Segregasi pada Ingot dan Coran Pada struktur pembekuan terdapat dua jenis segregasi yaitu segregasi makro (perubahan komposisi pada tiap bagian spesimen) dan segregasi mikro (seperti yang terjadi antara lengan dendrit sekunder). Ada empat faktor yang menyebabkan timbulnya segregasi makro
  • 24. Penyusutan karena pembekuan dan kontraksi panas  Perbedaan kerapatan antardendritik cairan logam  Perbedaan kerapatan antara padatan dan cairan  Temperatur yang menyebabkan perbedaan kerapatan dalam cairan Segregasi dalam pembekuan logam tidak diinginkan karena memberikan pengaruh buruk pada sifat mekanik. Untuk segregasi mikro, pengaruhnya dapat dikurangi dengan proses perlakuan panas (homogenisasi).