Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis cacat pada pengecoran logam dan penyebabnya, termasuk kesalahan pembentukan, inklusi, cacat gas, penyusutan, dimensi, komposisi dan segregasi. Ringkasannya adalah dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis cacat yang dapat terjadi pada proses pengecoran logam dan faktor-faktor penyebabnya.
2. Di susun oleh:
Hezron O.H 08.202.201
Suparto Manalu 08.202.189
Gerhana B.T 08.202.038
Rido Afandi 08.202.026
Ivan Hamonangan 08.202.047
Adi Putra B. 08.202.153
3. Definisi cacat coran
Adalah kerusakan atau kesalahan yang
terjadi pada benda cor yang
menyebabkan ditolaknya benda cor
tersebut oleh konsumen (reject)
4.
5. JENIS CACAT CORAN
7 (tujuh kategori cacat yang menjadi pertimbangan
khusus:
Kesalahan pembentukan muncul pada saat penuangan
(shaping, faults arising in pouring)
Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion and sand
defects)
Cacat akibat gas (gas defects)
Cacat akibat penyusutan seperti kontraksi volume
dalam kondisi cair dan selama pembentukan (shrinkage
defects)
6. Cacat akibat penyusutan terajadi sebagian atau
keseluruhan (contraction defects occuring
mainly or wholly after solidification)
kesalahan ukuran atau dimensi (dimensional
errors)
Kesalahan komposisi dan seregasi
(komposional errors and segregation)
7. 1.Kesalahan pembentukan muncul pada
saat penuangan (shaping, faults arising in
pouring)
Peleburan logam merupakan aspek terpenting
dalam operasi-operasi pengecoran karena
berpengaruh langsung pada kualitas produk cor.
Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang
terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan
material lainnya seperti fluks dan unsur
pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku.
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat
“membersihkan” logam cair dengan
menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan
juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks
memiliki beberpa kegunaan yang tergantung
pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan
alumunium terdapat cover fluxes (yang
menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium
cair),. Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining
fluxes, dan wall cleaning fluxes
8. Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan
dalam industri pengecoran logam adalah tungku
busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan
tungku kupola.
Bahan coran yang
berupa besi/baja
bekas yang telah
ditimbang,
dan ditambahkan
arang sebagai
bahan bakar serta
batu kapur yang
berfungsi untuk
Gambar 1.1. Proses memasukan bahan coran memisahkan terak
logam cair.
9. Gambar 1.2. Proses Gambar 1.3. Proses penuangan
pemindahan logam cair. logam cair.
10. Logam yang telah dilebur dituangkan ke dalam
cetakan menggunakan wadah yang telah dilapisi
dengan tanah liat.
Gambar 1.4. Proses finishing
11. 2. Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion
and sand defects)
a. Penyebabnya adalah logam cair dari paduan
logam teroksidasi
b. Oksidasi dalam logam cair atau yang
dihasilkan pada waktu penuangan terkumpul
sebagai dross pada permukaan kup atau
dibagian dalam coran
12. 3. Cacat akibat gas (gas defects)
Adalah lubang pada hasil cor dalam
bentuk bulat akibat terperangkapnya
gas dalam lubang cair sewaktu proses
pembekuan. Hal ini bisa akibat
kandungan gas dalam logam cair,
cetakan atau core (inti) yang basah.
13. Penyebab:
Aliran turbulen dalam gating sistem
Kondisi peralatan yang basah (air/minyak)
Scrap basah oleh air atau minyak
14. Cara pencegahan yang dapat
dilakukan:
1. Penghilangan gas
Dengan peniupan gas inert ke dalam cairan logam, seperti
gas nitrogen
Penghilangan dengan klorida
Peghilangan dengan fluks, terutama fluorida dan klorida
dari logam alkali tanah
2. Pencairan kembali
3. Perencanaan yang tidak menyebabkan turbulen pada
aliran logam cair
4. Pemakaian pasir yang mempunyai kadar air rendah dan
permeabilitas yang sesuai
15. 4. Cacat akibat penyusutan seperti
kontraksi volume dalam kondisi cair dan
selama pembentukan (shrinkage defects)
Dapat terjadi sebanyak 5 – 10 %
volume
Umumnya terjadi akibat casting
design (gating sistem) yang kurang
sempurna
Adanya inklusi atau kotoran pada
logam cair
Viskositas logam cair menurun
Temperatur tuang terlalu tinggi atau
terlalu rendah
16. Penyebab:
Perbedaan ketebalan benda cor yang teralalu besar
Terdapatnya bagian tebal yang tidak dapat dialiri
logam cair secara utuh
Saluran masuk dan penambah tidak mendukung
adanya solidifikasi progesif
Saluran masuk dan penambah yang kurang banyak
Saluran masuk dan penambah yang salah dalam
peletakkannya
Penambah terlalu kecil
17.
18. Pencegah:
Digunakan pembekuan mengarah
sehingga penambah dapat bekerja
secara efektif
Penggunaan cil yang dimaksudkan
agar terjadi pembekuan mengarah
dan pengaruh penambah meningkat
Daerah pengisian yang efektif dari
penambah
19. 5.Cacat akibat penyusutan terjadi sebagian
atau keseluruhan (contraction defects
occuring mainly or wholly after solidification)
Cacat penyusutan timbul disebabkan kegagalan
menggantikan kekurangan cairan logam akibat penyusutan.
Kejadian ini biasanya merupakan gejala ketidak-tepatan
sistem saluran dan teknik pengumpanan. Selain itu, cacat ini
juga bisa disebabkan temperatur tuang terlalu tinggi. Cacat
ini dapat dieliminir atau dikurangi dengan mendesain sistem
saluran sedemikian hingga pembekuan terarah (directional
zolidification) dapat tercapai. Cacat penyusutan biasanya
sering terjadi pada bagian yang mengalami perubahan
penampang secara drastis, jaraknya terlalu jauh dari riser
atau penampang yang terlalu tipis. Untuk itu riser lebih
diutamakan ditempatkan pada bagian-bagian dari produk
coran yang diprediksi akan mengalami cacat penyusutan..
22. 7. Kesalahan komposisi dan seregasi
(komposional errors and segregation)
A. Kesalahan komposisi: Paduan besi
seperti Fe-Si, Fe-Mn dan lain sebagainya
ditambahkan untuk mengatur komposisi.
Prosentase karbon berkurang karena
oksidasi logam cair dalam cerobong dan
pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi
antar logam cair dengan kokas. Prosentase
karbon terutama diatur oleh
perbandingan besi kasar dan skrap baja.
karena perbedaan komposisi yang jauh
antara keduan logam tersebut
mengakibatkan cacat pada saat
peleburan.
23. B. Segregasi pada Ingot dan Coran
Pada struktur pembekuan terdapat
dua jenis segregasi yaitu segregasi
makro (perubahan komposisi pada
tiap bagian spesimen) dan
segregasi mikro (seperti yang terjadi
antara lengan dendrit sekunder).
Ada empat faktor yang menyebabkan
timbulnya segregasi makro
24. Penyusutan karena pembekuan dan
kontraksi panas
Perbedaan kerapatan antardendritik
cairan logam
Perbedaan kerapatan antara
padatan dan cairan
Temperatur yang menyebabkan
perbedaan kerapatan dalam cairan
Segregasi dalam pembekuan logam tidak
diinginkan karena memberikan pengaruh buruk
pada sifat mekanik. Untuk segregasi mikro,
pengaruhnya dapat dikurangi dengan proses
perlakuan panas (homogenisasi).