SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP NYERI PADA
PENDERITA GOUT DI KELURAHAN GENUK BARAT
KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Ngudi Waluyo School Of Health Ungaran
Nursing Science Study Program
Final Assignment, October 5th
2013
I Komang Agus Nopik W
0108011044
THE EFFECTS OF GIVING BOILED SOURSOP LEAVES TO GOUT SUFFERERSS AT
GENUK VILLAGE, WEST UNGARAN, SEMARANG REGENCY
(xiI + 69 pages + 8 tables + 2 pictures + 11 appendices)
ABSTRACT
Arthitis Gout is a degenerative joint disease in which all structures of the joints change
pathogenetically that cause the damage of cartilage, muscles and joints. Arthitis Gout causes stiffness
in the joints, joint swelling, pain and movement constraints that can be overcomed by giving boiled
soursop leaves. The therapy can be made by boiling dried soursop leaves. This study aims to
determine the differences of gout arthritis soreness scale before and after getting boiled soursop
leaves in Genuk Village, West Ungaran.
This study used a quasy experiment design. The population was 40 people who experienced
Arthritis Gout soreness in Nyatnyono Village, West Ungaran. The number of samples of the
controlled and intervened groups were 20 people each. The population of sample was obtained
through Simple Random Sampling technique. The collecting of data used assessment sheets of
soreness. The data of univariate analysis applied descriptive statistical tests and bivariate analysis
applied Mann Whitney test.
The results show the pain scale of the respondents before being given boiled soursop leaves
obtains that the average soreness of the respondents is 5,30 with deviation standard of 1,525. After
being given the boiled soursop leaves, the pain scale of the respondents decreases to 4.25 with the
deviation standard of 1.521. The data shows that the respondents pain scale in the intervened group
decreases.
Based on the results of this research, the advice is that it is urgent for people, researcher and
community nurse to apply and increase the knowledge about modality therapies in order to
understand about giving boiled soursop leaves as the cure of soreness caused by Arthitis Gout.
Keywords: Boiled soursop leaves therapy, Arthitis Gout pain
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
PENDAHULUAN
Peningkatan usia harapan hidup dan
status gizi bagi masyarakat pada dekade
terakhir ini telah menyebabkan transisi
pola kebiasaan hidup termasuk pola
makan. Hal ini berdampak pada
perubahan dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular. Perubahan pola
penyakit itu berhubungan dengan pola
makan dari pola makan yang tradisional
yang mengandung banyak karbohidrat
dan serat, sayuran ke pola makan dengan
komposisi banyak protein, lemak, garam.
Pola makan seperti makanan yang banyak
mengandung purin apabila tidak diubah
maka kadar asam urat didalam darah
yang berlebihan akan menimbulkan
penumpukan kristal asam urat. Perubahan
pola makan tersebut dapat menyebabkan
salah satu penyakit yaitu Gout. Gout
disebabkan adanya penumpukan kristal-
kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin. Dimana ginjal tidak
mampu mengeluarkan asam urat melalui
urine sehingga membentuk kristal yang
berada dalam cairan sendi, maka akan
menyebabkan penyakit Gout.
Prevalensi Gout di kota Semarang
mencapai 165,375 penderita, jumlah
tersebut terdiri atas pra lansia (45-59 thn)
sebanyak 48,055 orang, lansia (≥60 thn)
sebanyak 42,787 orang, pada penderita
laki-laki lebih banyak dibandingkan pada
penderita perempuan dengan proposi
puncaknya pada usia 50 tahun (Susenas,
2010).
Seiring dengan meningkatnya usia
harapan hidup, jumlah populasi penduduk
juga meningkat. Pada tahun 2002, jumlah
penduduk di Indonesia lebih kurang
sekitar 16 juta jiwa. Badan Kesehatan
Dunia, WHO, memperkirakan tahun
2025 jumlah penduduk di Indonesia
sekitar 60 juta jiwa, mungkin salah satu
terbesar di dunia. Dibandingkan dngan
jantung dan kanker, penyakit gout boleh
tidak terlampau menakutkan. Namun,
jumlah penduduk yang tinggi
kemungkinan besar membuat keluhan
nyeri gout menjadi keluhan
favorit(Pudjiastuti & Utomo, 2003).
Penyakit gout lebih sering
menyerang laki-laki mulai dari usia
pubertas hingga mencapai usia puncak
40-50 tahun. Pada penderita gout sering
mengalami nyeri sendi yang sering terjadi
karena adanya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul di
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya
kadar asam urat di dalam darah. Bila
kristal urat tertimbun pada jaringan diluar
sendi akan membentuk tofi atau tofus
yaitu benjolan bening di bawah kulit
yang berisi kristal urat yang
menyebabkan timbulnya nyeri. Nyeri
sendi cenderung terjadi pada sendi
pangkal ibu jari. Biasanya dialami pada
malam hari atau pada saat bangun pagi.
Rasa nyeri akan segera bertambah, bila
sendi pada keadaan akut (parah), rasa
nyeri akan datang tiba-tiba, bengkak,
kemerahan. Rasa sakit atau nyeri sendi
ini menyebabkan gangguan akitivitas
pada penderita gout (Potter & Perry,
2005).
Penanganan yang sering dilakukan
untuk mengurangi nyeri gout umumnya
dilakukan dengan memakai obat, yaitu
kelompok salisilat dan kelompok obat
anti inflamasi nonsteroid. Obat-obat non
opioid kerap kali untuk penanganan
nyeri, khususnya pada tahap dalam
program terapi. Salah satu efek yang
serius dari obat anti inflamasi nonsteroid
adalah pendarahan saluran cerna. Risiko
tersebut akan semakin besar dengan
semakin tingginya dosis, pemakaian
campuran, dan tingginya usia penderita
(Smeltzer & Bare, 2001).
Secara non farmakologis dikenal
pula beberapa cara untuk menghilangkan
gejala nyeri akibat peradangan pada
penderita gout . Bisa dengan pengobatan
dalam atau pengobatan luar. Pengobatan
dalam, biasanya digunakan beberapa
jenis tanaman yang mampu menghambat
perombakan matrik ekstraseluler serta
menstimulasi ekspresi beberapa asosiasi
gen penyusun kartilago seperti kolagen.
1
1
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
Cara ini dapat menghilangkan rasa nyeri
dan menaikkan sirkulasi darah yang akan
mengurangi inflamasi. Penanganan non
farmakologis kini sudah mulai dilirik
masyarakat banyak karena sangat mudah
untuk dipraktekkan dan tidak
mengeluarkan biaya yang mahal.
Penanganan non farmakologis juga tidak
memiliki efek samping yang berbahaya
seperti penanganan farmakologis
(Laniyati, 2003).
Salah satu penanganan non
farmakologis dalam penyembuhan
penyakit gout yaitu dengan terapi
komplementer. Terapi komplementer
bersifat terapi pengobatan alamiah
diantaranya adalah dengan terapi herbal,
terapi nutrisi, akupuntur dan akupresur,
relaksasi progresif, meditasi, homeopati,
aromaterapi, terapi bach flower remedy,
dan refleksiologi, terapi es dan panas,
tehnik relaksasi, distraksi, biofeedback,
hipnosis diri (Sustrani, Alam, Hadibroto,
2005 ). Jenis obat yang digunakan dalam
terapi herbal yang dapat mengobati
berbagai penyakit diantaranya gout, nyeri
haid, reumatik, infeksi kandung kemih,
asma, masuk angin, sembelit, dan lainnya
dengan Buah Sirsak/Daun sirsak (Annona
Muricata L.) , Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.), Jahe (Zingiber
Officinale Rosc), Kumis Kucing
(Orthosipon Aristatus), Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza), (Kurniawati,
2010).
Sirsak ( Annona Muricata L. )
merupakan tanaman tahunan yang dapat
tumbuh dan berbuah sepanjang tahun.
Masyarakat banyak memanfaatkan
bagian-bagian tanaman sirsak untuk
menyembuhkan berbagai penyakit karena
pada bagian tanaman sirsak, termasuk
daun dan buah mengandung senyawa
yang cukup bernilai, seperti fruktosa,
lemak, protein, kalsium, fosfor, besi,
vitamin A, dan vitamin B. Metabolit
sekunder yang terkandung didalamnya
adalah senyawa golongan tanin,
fitosterol. Sirsak banyak mengandung
mineral fosfor dan kalsium yang sangat
penting dalam proses pembentukan
tulang, sehingga bersifat menghambat
osteoporosis. Menurut Emma (2012),
sirsak sering dimanfaatkan untuk terapi
pengobatan, misalnya untuk pinggang
pegal, nyeri, asam urat, wasir, dan batu
empedu. Semua bagian pada buah sirsak
memiliki khasiat untuk menyembuhkan
penyakit salah satunya adalah daun
sirsak. Daun sirsak merupakan bagian
yang banyak mengandung senyawa
diantaranya acetogenins, annocatin,
annocatalin, annohexocin, annonacin,
annomuricin, annomurine, ananol,
caclourine, gentisic acid, gigantetronin,
linoleic acid, serta muricapentocin. Daun
sirsak (Annona Muricata) merupakan
bagian yang paling berkhasiat untuk
menyembuhkan penyakit salah satunya
adalah penyakit gout (Lina &
Juwita,2012)
Selain itu senyawa yang paling
penting adalah tannin, resin dan
crytallizable magostine yang mampu
mengatasi nyeri sendi pada penyakit
gout. Senyawa yang terkandung dalam
daun sirsak tersebut berfungsi sebagai
analgesik ( pereda rasa sakit ) yang kuat
serta bersifat sebagai antioksidan. Sifat
antioksidan yang terdapat pada daun
sirsak dapat mengurangi terbentuknya
asam urat melalui penghambatan
produksi enzim xantin oksidase.
Kombinasi sifat analgesik ( mengurangi
rasa sakit ), dan anti inflamasi ( anti
radang ) mampu mengurangi gout. Tanpa
antioksidan yang cukup, reaksi negatif
yang disebabkan oleh radikal bebas dapat
merusak atau menghancurkan seluruh
tubuh (Shabella, 2011). Hal ini
disebabkan karena penderita gout
mengalami kerusakan jaringan tulang
rawan, pada tulang rawan tersebut terdiri
atas sel-sel kondrosit, di dalam kondrosit
berlansung reaksi sintesis dan sekresi
matriks ekstraseluler. Ekstrak α-
mangostin, β-mangostin dan lainnya yang
terkandung dalam daun sirsak terbukti
mampu menghambat perombakan matrik
ekstaseluler serta menstimulasi ekspresi
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
beberapa asosiasi gen penyusun kartilago
seperti kolagen yang terdiri atas kolagen I
dan kolagen II serta agrecan sehingga
membantu meregenerasi jaringan tulang
rawan sehingga nyeri yang dirasakan
pada penderita gout dapat berkurang
(Shabella, 2011).
Fenomena menunjukkan bahwa
untuk menurunkan nyeri sendi akibat
inflamasi yang diderita masyarakat
dengan pemberian rebusan daun sirsak
belum banyak dilakukan dalam suatu
penelitian, padahal dengan pemberian
rebusan daun sirsak dapat mengurangi
inflamasi dan menurunkan tingkat nyeri
pada penderita gout. Biasanya
kebanyakan masyarakat mengurangi
nyeri sendi diberikan obat-obat anti nyeri
dan antiinflamasi, tetapi efek dari obat
yang diberikan tidak berlansung lama dan
rasa nyeri itu masih ada dan akan kambuh
lagi. Konsumsi obat anti nyeri dalam
waktu yang lama akan menimbulkan efek
samping yang sangat berbahaya bagi
tubuh. Hal ini memicu peneliti untuk
memberikan dan mengajarkan
masyarakat untuk kembali dengan
konsumsi obat herbal untuk mengurangi
nyeri pada penderita gout.
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan di Kelurahan Genuk
Barat Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang pada tanggal 8
Januari 2013, berjumlah 15 responden
dengan metode observasi dan wawancara,
sejumlah 7 penderita mengeluhkan skala
7 (nyeri berat) dan tidak dapat
beraktivitas, sejumlah 5 penderita
mengeluhkan skala 4 (nyeri sedang),
sesekali mengeluhkan nyeri tetapi dapat
beraktivitas, sejumlah 3 penderita
mengeluhkan skala 3 (nyeri ringan),
masih dapat beraktivitas seperti biasa dan
dapat berkomunikasi dengan baik.
Rsponden yang berjumlah 15 penderita
tersebut mengeluh nyeri dilokasi yang
berbeda, yaitu di panggul, pergelangan
tangan, pinggang, dan bagian lutut. Para
penderita mengatakan belum banyak
mengetahui khasiat dari buah sirsak
untuk mengurangi nyeri sendi. Selain itu
penderita juga mengatakan bahwa buah
sirsak sulit dicari karena belum
musimnya untuk berbuah. Mereka hanya
mengetahui bahwa buahnya saja yang
dapat menyembuhkan penyakit. Penderita
mengatakan hanya mengkonsumsi obat
anti nyeri yaitu flu tulang yang didapat
dari warung.
Berdasarkan fenomena diatas
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Pengaruh
pemberian rebusan daun sirsak terhadap
nyeri pada penderita gout”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Quasi Eksperiment atau eksperimen
semu. Penelitian Quasi Eksperiment
merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengetahui ada tidaknya akibat
sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik (Notoatmodjo, 2010). Jenis
penelitian ini berbentuk desain non
equivalent (pretest dan posttest) control
group desain.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh penderita gout diKelurahan
Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang yang berjumlah 40
orang yang didapatkan dari data kader
kesehatan serta hasil wawancara
langsung melalui responden.
Dengan tehnik non random
sampling,yaitu total sampling dimana semua
populasi dijadikan sampel. Metode
pengumpulan data menggunakan skala
numerik dengan uji statistik Mann Whitney.
Data diuji dengan tujuan tujuan untuk
mendefinisikan tiap variabel yang diteliti
secara terpisah dengan cara membuat
tabel frekuensi dari masing-masing
variabel (Sutanto, 2007). Variabel yang
dianalisis dalam penelitian ini adalah
nyeri pada kelompok eksperimen
sebelum dan sesudah diberikan terapi air
rebusan daun sirsak pada kelompok
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
perlakuan dan kelompok kontrol dengan
menggunakan uji wilcoxon.
HASIL PENELITIAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian
mengenai pengaruh pemberian rebusan daun
sirsak terhadap nyeri pada penderita gout di
Kelurahan Genuk Barat, Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang. Sejumlah 40
responden telah dipilih, yaitu para penderita
Gout yang berada di Kelurahan Genuk Barat,
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang, dimana 20 responden sebagai
kelompok intervensi dan 20 responden
lainnya sebagai kelompok kontrol.
A. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian
ini digunakan untuk mengetahui gambaran
skala nyeri pada penderita Gout sebelum dan
sesudah diberikan rebusan daun sirsak pada
kelompok intervensi dan kontrol di Kel.
Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat.
1. Gambaran Skala Nyeri pada Penderita
Gout Sebelum Diberikan Rebusan Daun
Sirsak pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Skala Nyeri
Penderita Gout Sebelum
Diberikan Rebusan Daun
Sirsak pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol di
Kel. Genuk Barat, Kec.
Ungaran Barat, 2013
Skala
Nyeri
Intervensi Kontrol
Frekuensi
Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Nyeri
Berat
4
10
6
20,0
50,0
30,0
4
11
5
20,0
55,0
25,0
Jumlah 20 100 20 100
2. Gambaran Skala Nyeri pada Penderita
Gout Sesudah Diberikan Rebusan Daun
Sirsak pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Skala Nyeri
Penderita Gout Sesudah
Diberikan Rebusan Daun
Sirsak pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol di
Kel. Genuk Barat, Kec.
Ungaran Barat, 2013
Skala
Nyeri
Intervensi Kontrol
Frekuensi
Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Nyeri
Berat
8
11
1
40,0
55,0
5,0
2
15
3
10,0
75,0
15,0
Jumlah 20 100 20 100
B. Analisis Bivariat
1. Perbedaan Skala Nyeri Penderita Gout
Sebelum dan Sesudah Diberikan
Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok
Intervensi
Tabel 5.3 Perbedaan Nyeri Penderita
Gout Sebelum dan Sesudah
Diberikan Rebusan Daun
Sirsak pada Kelompok
Intervensi di Kel. Genuk
Barat, Kec. Ungaran Barat,
2013
Variabel R N Mean SD Z
p-
value
Skala
Nyeri
Negatif
Positif
Ties
14
0
6
5,30
4,25
1,525
1,251
-
3,391
0,001
2. Perbedaan Skala Nyeri Penderita Gout
Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada
Kelompok Kontrol
Tabel 5.4 Perbedaan Nyeri Penderita
Gout Sebelum dan Sesudah
Perlakuan pada Kelompok
Kontrol di Kel. Genuk
Barat, Kec. Ungaran Barat,
2013
Variabel R N Mean SD Z
p-
value
Skala
Nyeri
Negatif
Positif
Ties
5
4
11
5,25
5,20
-
1,482
1,281
-
0,333
0,739
3. Pengaruh Rebusan Daun Sirsak terhadap
Skala Nyeri pada Penderita Gout
Tabel 5.5 Perbedaan Skala Nyeri
Penderita Gout Sesudah
Diberikan Rebusan Daun
Sirsak antara Kelompok
Intervensi dan Kelompok
Kontrol di Kel. Genuk
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
Barat, Kec. Ungaran Barat,
Kab. Semarang, 2013
Variabel Kelompok N Mean SD Z p-value
Skala
Nyeri
Intervensi
Kontrol
2
0
2
0
4,25
5,20
1,251
1,281
-2,272 0,026
HASIL ANALISIS
Berdasarkan uji Mann Whitney,
didapatkan nilai Z hitung = -2,272 dengan p-
value 0,026. Oleh karena kedua p-value 0,026 <
α (0,05), maka Ho ditolak, dan dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan skala nyeri responden sesudah
diberikan rebusan daun sirsak antara kelompok
intervensi dan kontrol di Kel. Genuk Barat, Kec.
Ungaran Barat, Kab. Semarang. Ini juga berarti
bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian
rebusan daun sirsak terhadap skala nyeri
penderita gout di Kel. Genuk Barat, Kec.
Ungaran Barat, Kab. Semarang.
PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian
mengenai gambaran nyeri Gout sebelum dan
sesudah pemberian rebusan daun sirsak di
Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang. Sejumlah 40
responden telah dipilih, yaitu para penderita Gout
yang berada di Kelurahan Genuk Barat
Kecamatan Ungaran Barat, dimana 20
responden sebagai kelompok intervensi dan 20
responden lainnya sebagai kelompok kontrol.
A. Gambaran Nyeri pada Penderita Gout
Sebelum Diberikan Rebusan Daun Sirsak
pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Hasil penelitian menunjukan bahwa
tingkat nyeri sedang dan nyeri berat pada
kelompok intervensi dan kontrol tidak jauh
beda yaitu pada kelompok intervensi 10
responden (50,0%) mengalami nyeri sedang,
dan 11 responden (55,0%) pada kelompok
kontrol mengalami nyeri sedang begitu juga
nyeri berat, 6 responden (30,0%) pada
kelompok intervensi mengalami nyeri berat,
dan 5 responden (25,0%) pada kelompok
kontrol mengalami nyeri berat.
Dapat diartikan bahwa sebagian besar
responden pada kelompok intervensi atau
kelompok kontrol sebagian besar mengalami
nyeri sedang disebabkan karena tingginya
kadar asam urat di dalam darah. Nyeri sedang
merupakan nyeri yang timbul dengan
intensitas yang sedang. Pada nyeri sedang
secara objektif pasien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri
dapat mendiskripsikannya dapat perintah
dengan baik. Apabila tidak terkontrol kadar
asam urat dalam darah dapat menimbulkan
suatu benjolan yang timbul pada jaringan luar
sendi yang berisi kristal-kristal urat yang
dapat menimbulkan nyeri. Munculnya nyeri
sangat berkaitan erat dengan stimulus dan
reseptor. Reseptor nyeri yang dimaksud
adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit
mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa,
khususnya pada visera, persendian, dinding
arteri, hati dan kantong empedu. Reseptor
nyeri dapat memberikan respon akibat
adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi
tersebut dapat berupa kimiawi, termal, listrik
atau mekanis. Stimulasi oleh zat kimiawi
diantaranya seperti histamin, bradikinin,
prostaglandin dan macam-macam asam
seperti adanya asam lambung yang
meningkat pada gastritis atau stimulasi yang
dilepas apabila terdapat kerusakan pada
jaringan (Potter & Perry, 2005).
Nyeri yang timbul pada responden
biasanya dirasakan pada daerah pangkal ibu
jari, dan dapat dirasakan pada malam hari
atau pada saat bangun pagi yang disertai
dengan bengkak, kemerahan sehingga dapat
menganggu aktivitas sehari-hari pada
responden. Biasanya usaha para responden
untuk menangani nyeri yang dirasakan yaitu
membeli obat di warung dan kadang-kadang
juga dipijat.
B. Gambaran Nyeri pada Penderita Gout
Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak
pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Tingkat skala nyeri Gout pada kelompok
intervensi yang terdiri dari 20 responden
setelah diberikan rebusan daun sirsak yaitu
didapatkan 8 responden (40,0%) mengalami
nyeri ringan, 11 responden (55,0%)
mengalami nyeri sedang, 1 responden (5,0%)
mengalami nyeri berat. Sedangkan skala
nyeri Gout pada kelompok kontrol yang
berjumlah sama dengan kelompok intervensi
yaitu sebanyak 20 responden pada akhir
penelitian didapatkan bahwa 2 responden
(10,0%) mengalami nyeri ringan, 15
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
responden (75,0%) mengalami nyeri sedang,
3 responden (15,0%) mengalami nyeri berat.
Hasil pengukuran nyeri pada
responden menggunakan skala nyeri
Numerik setelah diberikan rebusan daun
sirsak yaitu didapatkan bahwa terdapat
adanya perubahan nyeri pada kelompok
intervensi, sedangkan skala nyeri pada
kelompok kontrol atau kelompok yang tidak
diberikan rebusan daun sirsak yaitu hanya
mengalami sedikit perubahan.
Data tersebut menunjukan bahwa
terjadinya perubahan nyeri yang cukup
signifikan terhadap nyeri pada responden
kelompok intervensi yaitu responden yang
diberikan rebusan daun sirsak didapatkan 8
responden (40,0%) nyeri ringan, 11
responden (55,0%) nyeri sedang, 1 responden
(5,0%) nyeri berat. responden kelompok
intervensi sebagian besar mengatakan setelah
diberikan rebusan daun sirsak selama 1
minggu menurut Synder (2000) merasakan
bahwa nyeri sudah mulai hilang, dimana
rebusan daun sirsak diberikan selama 1
minggu yaitu pada pagi dan sore hari, dimana
kandungan daun sirsak memiliki ekstrak
etanol yang berperan sebagai antiinflamasi.
Didalam etanol terdapat ekstrak mangostin
yang mempunya aktivitas sebagai
penghambat, prostagladin sebagai mediator
inflamasi, dan metanol dari daun sirsak
mempunyai efek meredam nyeri yang terjadi
pada penderita Gout (Potter & Perry, 2005).
C. Perbedaan Nyeri Penderita Gout Sebelum
dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun
Sirsak pada Kelompok Intervensi
Sebelum diberikan rebusan daun sirsak
pada kelompok intervensi didapatkan rata-
rata skala nyeri responden yaitu 5,30 dengan
standar deviasi 1,525 kemudian setelah
diberikan rebusan daun sirsak rata-rata skala
nyeri responden menjadi turun 4,25 dengan
standar deviasi 1,251. Data tersebut
menunjukan bahwa skala nyeri pada
responden kelompok intervensi mengalami
perubahan setelah diberikan rebusan daun
sirsak.
Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan
nilai Z hitung = -3,391 dengan p-value 0,001.
Oleh karena p-value 0,001 < α (0,05) maka
Ho ditolak, ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan skala nyeri
penderita gout sebelum dan sesudah
diberikan rebusan daun sirsak pada kelompok
intervensi di Kelurahan Genuk Barat, Kec.
Ungaran Barat.
Responden kelompok eksperimen
sebelum diberikan menunjukan bahwa
tingkat nyeri sedang dan nyeri berat pada
kelompok intervensi sebanyak 10 responden
(50,0%), dan nyeri berat 6 responden
(30,0%). Responden mengalami nyeri pada
malam dan pagi hari, dan ada sebagian
responden mengalami bengkak, dan
kemerahan, hal ini disebabkan bahwa
meningkatnya kadar asam urat didalam darah
yang sudah tidak dapat terkontrol sehingga
menimbulkan tofi atau disebut dengan
benjolan yang bening berisi kristal-kristal
yang muncul dibawah telapak kaki sehingga
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pada
responden.
Setelah diberikan terapi pada
responden kelompok intervensi yaitu
responden yang diberikan rebusan daun
sirsak didapatkan 8 responden (40,0%) nyeri
ringan, 11 responden (55,0%) nyeri sedang, 1
respnden (5,0%) nyeri berat. Ini menunjukan
bahwa terdapat adanya perubahan nyeri pada
responden yang mengalami nyeri sedang.
Perubahan nyeri ini didapatkan dari
responden yang awalnya mengalami nyeri
berat turun menjadi nyeri sedang dan
responden yang mengalami nyeri sedang
turun menjadi nyeri ringan serta responden
yang tetap mengalami nyeri ringan.
Perubahan nyeri tersebut disebabkan karena
kandungan senyawa yang terdapat pada daun
dapat mengurangi nyeri pada penderita gout.
Responden kelompok eksperimen yang
telah diberikan rebusan daun sirsak
mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan
sudah mulai hilang dan sebagian berkurang
karena para responden mengkonsumsi
rebusan daun sirsak selama 1 minggu Synder
(2002) sesuai dengan prosedur yang telah
disampaikan oleh peneliti sebelum
memberikan terapi.
D. Perbedaan Nyeri Penderita Gout Sebelum
dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun
Sirsak pada Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol yaitu kelompok yang
tidak diberikan rebusan daun sirsak. Rata-rata
skala nyeri pada kelompok kontrol pada awal
penelitian yaitu 5,25 dengan standar devisiasi
1,482 dan pada akhir peneliti didapatkan
rata-rata 5,20 dengan standar deviasi 1,281.
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
Data diatas menunjukan bahwa tingkat nyeri
mengalami penurunan pada akhir penelitian.
Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan
nilai Z hitung = -0,333 dengan p-value 0,739.
Oleh karena p-value 0,739 ,α (0,05) maka
gagal Ho ditolak, ini menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan skala
nyeri penderita gout sebelum dan sesudah
pelakuan pada kelompok kontrol di
Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran
Barat.
Responden kelompok kontrol yaitu
responden yang tidak diberikan rebusan daun
sirsak, hanya mengalami sedikit perubahan
untuk skala nyeri yaitu sebanyak 20
responden pada akhir penelitian didapatkan 2
responden (10,0%) mengalami nyeri ringan,
15 responden (75,0%) mengalami nyeri
sedang, 3 responden (15,0%) mengalami
nyeri berat. Responden kelompok kontrol
pada akhir penelitian ini tetap menyatakan
hal yang sama seperti mengalami nyeri pada
malam dan pagi hari, bengkak serta
kemerahan.
Responden kelompok kontrol yaitu
kelompok responden yang mengalami nyeri
berat dengan munculnya gejala bengkak dan
kemerahan disertai dengan adanya benjolan
bening yang berisi kristal-kristal, dimana
pada kelompok kontrol hanya dibiarkan saja
tetapi tetap ada mengalami perubahan atau
tidak karena sesuai dengan pola makan yang
di konsumsi sehari-hari.
E. Pengaruh Rebusan Daun Sirsak terhadap
Nyeri pada Penderita Gout
Hasil pengukuran nyeri pada responden
didapatkan bahwa rata-rata skala nyeri pada
kelompok intervensi setelah diberikan
rebusan daun sirsak yaitu 4,25 dan pada
kelompok kontrol 5,20. Data ini
menunjukkan bahwa skala nyeri intervensi
lebih rendah dari pada kelompok kontrol
setelah pemberian rebusan daun sirsak.
Hasil uji Mann Whitney, didapatkan nilai
Z hitung = -2,272 dengan p-value 0,026.
Oleh karena kedua p-value 0,026 < α (0,05),
maka Ho ditolak, dan dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan nyeri
responden sesudah diberikan rebusan daun
sirsak antara kelompok intervensi dan control
di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat,
Kab. Semarang. Ini juga berarti bahwa ada
pengaruh yang signifikan pemberian rebusan
daun sirsak terhadap nyeri penderita gout di
Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran
Barat.
Setelah pemberian terapi rebusan daun
sirsak terhadap responden yang menderita
Gout selama 7 hari, responden mengatakan
merasa lebih nyaman dan sakit yang
dirasakan merasa lebih berkurang. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
dari Miller (2004) bahwa efek senyawa
tannin, resin, crytallizable dari daun sirsak
dapat meredakan nyeri Gout , mengurangi
bengkak dan rasa nyeri. Pemberian rebusan
daun sirsak yang diberikan pada responden
dilakukan selama 7 hari karena menurut
Synder (2002) terapi komplementer akan
terlihat hasilnya jika diberikan dalam waktu
satu minggu (Shabella, 2011). Senyawa yang
terkandung dalam daun sirsak memiliki sifat
anti inflamasi. Ekstrak Mangostin etanol
mempunyai aktifitas penghambat yang kuat
terhadap pelepasan histamine dan sintesis
prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi
dan ekstrak methanol dari daun sirsak juga
mempunyai efek meredam nyeri yang terjadi
pada penyakit gout.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh
Health Sciences Institutes yang didasarkan
dari hasil uji laboratorium dan penelitian.
Berbagai lembaga terkemuka pernah menguji
keampuhan tanaman sirsak. National Cancer
Institute (AS) pernah melakukan uji
laboratorium pada tahun 1976, kemudian
dilanjutkan oleh beberapa perusahan obat-
obatan dan universitas terkemuka. Hasilnya
mengatakan bahwa ekstrak dari daun sirsak
berkhasiat untuk mengobati kanker. Setelah
diteliti lebih lanjut, ekstrak tanaman sirsak
ternyata juga ampuh dalam mengatasi
penyakit lain. Hal ini terbukti dengan banyak
dipakainya tanaman sirsak sebagai obat
tradisional di banyak Negara. Bukti ilmiah
juga menunjukkan, ekstrak tanaman sirsak
terbukti mampu mengatasi penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, diabetes, hipertensi,
dan banyak jenis penyakit lainnya (
Muktiani, 2005 ).
Hasil penelitian sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Nuraini (2011) dimana
meminum air rebusan daun sirsak dapat
mengurangi nyeri pada penderita Gout tanpa
efek samping karena tidak mengandung
bahan kimia dengan khasiat dan manfaatnya
telah diakui oleh peneliti.
F. Keterbatasan Penelitian
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
Pada penelitian ini, peneliti tidak
membatasi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan kadar asam urat
dan mempengaruhi timbulnya nyeri pada
penderita Gout, seperti pekerjaan, makanan
yang banyak mengandung purin dan
psikologis. Peneliti juga mengalami
kekurangan dan kendala dalam pemberian
rebusan kepada responden yaitu pada saat
pemberian responden tidak bisa tepat waktu
dalam pemberian rebusan sesuai dengan
waktu yang sudah di tentukan karena
responden memiliki suatu urusan sehingga
pemberian rebusan di undur tetapi rentang
waktu pemberian tetap sama.
KESIMPULAN
Hasil penelitian tentang
gambaran nyeri pada penderita Gout sebelum
dan sesudah pemberian rebusan daun sirsak
di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan
Ungaran Barat dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Nyeri Gout responden pada kelompok
kontrol sebelum diberikan terapi
rebusan daun sirsak sebagian besar
mengalami nyeri yaitu pada
didapatkan 4 responden (20,0%)
mengalami nyeri ringan, 11 responden
(55,0%) mengalami nyeri sedang, dan 5
responden (25,0%) mengalami nyeri
berat.
2. Nyeri Gout responden pada kelompok
kontrol dan intervensi sesudah
diberikan terapi rebusan daun sirsak,
sebagian besar responden kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
mengalami nyeri sedang yaitu sejumlah
11 responden (55,0%) pada kelompok
intervensi dan 15 responden (75,0%)
pada kelompok kontrol.
3. Nyeri Gout responden pada kelompok
intervensi sebelum diberikan terapi
rebusan daun sirsak sebagian besar
mengalami nyeri yaitu pada kelompok
intervensi didapatkan 4 responden
(20,0%) mengalami nyeri ringan, 10
responden (50,0%) mengalami nyeri
sedang, 6 responden (30,0%)
mengalami nyeri berat.
4. Ada pebedaan yang cukup signifikan
terhadap nyeri Gout pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol setelah
diberikan terapi rebusan daun sirsak
pada penderita Gout di Kelurahan
Genuk Barat, Kecamatan Ungaran
Barat dengan p-value 0,026 < α (0,05).
5. Ada pengaruh pemberian terapi rebusan
daun sirsak terhadap nyeri pada
penderita Gout di Kelurahan Genuk
Barat, Kecamatan Ungaran Barat
dengan p-value 0,026 < α (0,05).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta
: JKPKKR
Aziz, A.H. (2008). Riset Keperawatan dan tehnik
penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika.
Bahari H.(2012). Segudang KeampuhanSirsak
untuk Kesehatan & Kecantikan, Laksana
: Yogyakarta.
Budiyanto. (2003). Kesehatan asam urat. Jakarta:
EGC
Branner & Feist, 2007. Kesehatan mental;
konsep cakupan dan perkembangan,
(Alih Bahasa: Susanto). Yogyakarta:EGC
Corwin, E. J. (2007). Buku saku patofisiologi.
(Ahli Bahasa : monica ester)
Dahlan, M.S. (2012). Statistik untuk kedokteran
dan kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba
Medika
Damayanti, D. (2012). Panduan lengkap
mencegah dan mengobati asam urat.
Yogyakarta : penerbit
Hidayat. (2008). Pengantar konsep dasar
keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Hartanto SB. (2011). Mengobati kanker dengan
sirsak. Yogyakarta : Second Hope.
Holistic Health Solution. (2012). Sirsak vs
Srikaya, Grasindo : Jakarta.
Irman. (2007). Penanganan nyeri. Jakarta: EGC
Kristin N & Mey Murti.(2006). Dasyatnya
Khasiat Herbal Untuk Hidup Sehat,
Dunia Sehat : Jakarta Timur
68
I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013
Laniyati, H. (2003). Complementary medicine in
rheumatology. Jakarta : Retrievied April
4, 2012, from
http://www.medikaholistik.com.
Lina & Juwita. (2012). Ramuan & Khasiat
Sirsak, Penebar Swadaya : Jakarta.
Messwati, D.E. (2006). Asam urat. Agromedia
pustaka: Jakarta.
Monks & Knoers. (2005). Terapi asam urat.
Jakarta : PT.
Muhammad, Z. (2010). Perkembangan asam
urat. Jakarta: EGC
Notoatmodjo. (2002). Metodiologi penelitian
kesehatan. Cetakan 2. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo. (2005). Metodiologi penelitian
kesehatan. Jakarta : PT.
.
Notoatmodjo. (2010). Metodiologi penelitian
kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho. (2000). Komunikasi dalam
keperawatan gerontik. Jakarta : EGC.
Nuraini. (2011). Aneka manfaat buah dan
sayuran. Yogyakarta : Andi.
Narbuko, A dan Achmadi, A. (2002). Metodologi
penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara .
Potter, P.A. & Perry, A. G. (2005). Fundamental
of nursing. Edisi, Volume I (Alih Bahasa:
Yasmin Asih). Jakarta : EGC.
Prasetyo. (2005). Metode penelitian kuantitatif,
teori, aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Pudjiastuti & Utomo. (2003). Fisioterapi pada
lansia. Jakarta : EGC.
Prince, S. & Wilson, L. (2005). Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Edisi 6. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. (2001). Keperawatan medikal
bedah (Alih Bahasa : Agung Waluyo).
Edisi 8. EGC. Jakarta.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Shabella R. (2011). Terapi Daun Sirsak.
Jogolanan Klaten : Galmas Publisher.
Sugiyono. (2006). Statistik untuk penelitian.
Cetakan 9. Bandung : CV Alfabeta
Sugiyono. (2007). Statistik untuk penelitian.
Bandung : CV Alfabeta
Sugiyono. (2012). Statistik untuk penelitian.
Cetakan 20. Bandung : CV Alfabeta
Sutanto, P. H. (2007). Basic data analysis
for health research training : Analisis
data kesehatan. Depok : UI.
Pollit, D.F., Beck, C.T., & Hungler,
B.P.,(2006), Nursing research;
Methods, appraisal, and utilization
(5th
ed), Philadelphia ; Lippincott
Williams & Wilkins
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan
penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC
Utami, N. (2004). Hiperusemia. Jakarta :
Penerbit.
Warisno & Kress. (2012). Daun Sirsak Langkah
Alternatif Menggempur Penyakit, PT
Gramedia Pustaka : Jakarta.
Yatim F. (2006). Penyakit tulang dan
persendian. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

More Related Content

What's hot

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
Ratih Aini
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
Ratih Aini
 
kuynit curcuma longa
kuynit curcuma longakuynit curcuma longa
kuynit curcuma longa
raka42
 

What's hot (6)

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
 
0510156 chapter1
0510156 chapter10510156 chapter1
0510156 chapter1
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
 
Sap atritis
Sap atritisSap atritis
Sap atritis
 
15669 39958-1-pb
15669 39958-1-pb15669 39958-1-pb
15669 39958-1-pb
 
kuynit curcuma longa
kuynit curcuma longakuynit curcuma longa
kuynit curcuma longa
 

Similar to 3433

Analisa faktor risiko hipertensi pada lansia
Analisa faktor risiko hipertensi pada lansiaAnalisa faktor risiko hipertensi pada lansia
Analisa faktor risiko hipertensi pada lansia
rosintauli1
 
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansiaTerapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
febyawalramdhani
 
Obat herbal osteoporosis
Obat herbal osteoporosisObat herbal osteoporosis
Obat herbal osteoporosis
jenal sobari
 

Similar to 3433 (20)

PPT_ALDO.pptx
PPT_ALDO.pptxPPT_ALDO.pptx
PPT_ALDO.pptx
 
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxKEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
 
Obat herbal persendian
Obat herbal persendianObat herbal persendian
Obat herbal persendian
 
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptxFARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
 
GOUT.pdf
GOUT.pdfGOUT.pdf
GOUT.pdf
 
Testimoni obat herbal rematik
Testimoni obat herbal rematikTestimoni obat herbal rematik
Testimoni obat herbal rematik
 
Analisa faktor risiko hipertensi pada lansia
Analisa faktor risiko hipertensi pada lansiaAnalisa faktor risiko hipertensi pada lansia
Analisa faktor risiko hipertensi pada lansia
 
Holistic Healing - Pranic Energy Healing by Master Abdul Rakan
Holistic Healing - Pranic Energy Healing by Master Abdul RakanHolistic Healing - Pranic Energy Healing by Master Abdul Rakan
Holistic Healing - Pranic Energy Healing by Master Abdul Rakan
 
Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2
 
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
 
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
 
Qgj3023 (penyakit osteoarthritis)
Qgj3023 (penyakit  osteoarthritis)Qgj3023 (penyakit  osteoarthritis)
Qgj3023 (penyakit osteoarthritis)
 
Ramuan tradisional untuk mengobati pengapuran sendi
Ramuan tradisional untuk mengobati pengapuran sendiRamuan tradisional untuk mengobati pengapuran sendi
Ramuan tradisional untuk mengobati pengapuran sendi
 
Osteoatritis irahmal
Osteoatritis irahmalOsteoatritis irahmal
Osteoatritis irahmal
 
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptxpresentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansiaTerapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
 
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansiaTerapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
Terapi pengobatan pengapuran sendi untuk lansia
 
Mediakom 32
Mediakom 32Mediakom 32
Mediakom 32
 
Obat herbal osteoporosis
Obat herbal osteoporosisObat herbal osteoporosis
Obat herbal osteoporosis
 

Recently uploaded

Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
Jual Cytotec Asli Di RIAU 081399993834
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
jualobat34
 
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandunganKimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandunganKimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptKEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
UmiIstiqomah4
 
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandunganKimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
moratmaret503
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
sandiharyanto
 
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
Jual Cytotec Asli Di RIAU 081399993834
 
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandunganKimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
jualobat34
 
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janinKimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandunganKimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
 
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandunganKimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
 
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandunganKimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
 
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptKEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
 
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxBukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
 
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandunganKimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
cari obat penggugur kandungan asli 0877~7655~8899
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
 
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandunganKimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
 
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janinKimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
 
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandunganKimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
 

3433

  • 1. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP NYERI PADA PENDERITA GOUT DI KELURAHAN GENUK BARAT KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Ngudi Waluyo School Of Health Ungaran Nursing Science Study Program Final Assignment, October 5th 2013 I Komang Agus Nopik W 0108011044 THE EFFECTS OF GIVING BOILED SOURSOP LEAVES TO GOUT SUFFERERSS AT GENUK VILLAGE, WEST UNGARAN, SEMARANG REGENCY (xiI + 69 pages + 8 tables + 2 pictures + 11 appendices) ABSTRACT Arthitis Gout is a degenerative joint disease in which all structures of the joints change pathogenetically that cause the damage of cartilage, muscles and joints. Arthitis Gout causes stiffness in the joints, joint swelling, pain and movement constraints that can be overcomed by giving boiled soursop leaves. The therapy can be made by boiling dried soursop leaves. This study aims to determine the differences of gout arthritis soreness scale before and after getting boiled soursop leaves in Genuk Village, West Ungaran. This study used a quasy experiment design. The population was 40 people who experienced Arthritis Gout soreness in Nyatnyono Village, West Ungaran. The number of samples of the controlled and intervened groups were 20 people each. The population of sample was obtained through Simple Random Sampling technique. The collecting of data used assessment sheets of soreness. The data of univariate analysis applied descriptive statistical tests and bivariate analysis applied Mann Whitney test. The results show the pain scale of the respondents before being given boiled soursop leaves obtains that the average soreness of the respondents is 5,30 with deviation standard of 1,525. After being given the boiled soursop leaves, the pain scale of the respondents decreases to 4.25 with the deviation standard of 1.521. The data shows that the respondents pain scale in the intervened group decreases. Based on the results of this research, the advice is that it is urgent for people, researcher and community nurse to apply and increase the knowledge about modality therapies in order to understand about giving boiled soursop leaves as the cure of soreness caused by Arthitis Gout. Keywords: Boiled soursop leaves therapy, Arthitis Gout pain
  • 2. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 PENDAHULUAN Peningkatan usia harapan hidup dan status gizi bagi masyarakat pada dekade terakhir ini telah menyebabkan transisi pola kebiasaan hidup termasuk pola makan. Hal ini berdampak pada perubahan dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit itu berhubungan dengan pola makan dari pola makan yang tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat, sayuran ke pola makan dengan komposisi banyak protein, lemak, garam. Pola makan seperti makanan yang banyak mengandung purin apabila tidak diubah maka kadar asam urat didalam darah yang berlebihan akan menimbulkan penumpukan kristal asam urat. Perubahan pola makan tersebut dapat menyebabkan salah satu penyakit yaitu Gout. Gout disebabkan adanya penumpukan kristal- kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Dimana ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat melalui urine sehingga membentuk kristal yang berada dalam cairan sendi, maka akan menyebabkan penyakit Gout. Prevalensi Gout di kota Semarang mencapai 165,375 penderita, jumlah tersebut terdiri atas pra lansia (45-59 thn) sebanyak 48,055 orang, lansia (≥60 thn) sebanyak 42,787 orang, pada penderita laki-laki lebih banyak dibandingkan pada penderita perempuan dengan proposi puncaknya pada usia 50 tahun (Susenas, 2010). Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi penduduk juga meningkat. Pada tahun 2002, jumlah penduduk di Indonesia lebih kurang sekitar 16 juta jiwa. Badan Kesehatan Dunia, WHO, memperkirakan tahun 2025 jumlah penduduk di Indonesia sekitar 60 juta jiwa, mungkin salah satu terbesar di dunia. Dibandingkan dngan jantung dan kanker, penyakit gout boleh tidak terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk yang tinggi kemungkinan besar membuat keluhan nyeri gout menjadi keluhan favorit(Pudjiastuti & Utomo, 2003). Penyakit gout lebih sering menyerang laki-laki mulai dari usia pubertas hingga mencapai usia puncak 40-50 tahun. Pada penderita gout sering mengalami nyeri sendi yang sering terjadi karena adanya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah. Bila kristal urat tertimbun pada jaringan diluar sendi akan membentuk tofi atau tofus yaitu benjolan bening di bawah kulit yang berisi kristal urat yang menyebabkan timbulnya nyeri. Nyeri sendi cenderung terjadi pada sendi pangkal ibu jari. Biasanya dialami pada malam hari atau pada saat bangun pagi. Rasa nyeri akan segera bertambah, bila sendi pada keadaan akut (parah), rasa nyeri akan datang tiba-tiba, bengkak, kemerahan. Rasa sakit atau nyeri sendi ini menyebabkan gangguan akitivitas pada penderita gout (Potter & Perry, 2005). Penanganan yang sering dilakukan untuk mengurangi nyeri gout umumnya dilakukan dengan memakai obat, yaitu kelompok salisilat dan kelompok obat anti inflamasi nonsteroid. Obat-obat non opioid kerap kali untuk penanganan nyeri, khususnya pada tahap dalam program terapi. Salah satu efek yang serius dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah pendarahan saluran cerna. Risiko tersebut akan semakin besar dengan semakin tingginya dosis, pemakaian campuran, dan tingginya usia penderita (Smeltzer & Bare, 2001). Secara non farmakologis dikenal pula beberapa cara untuk menghilangkan gejala nyeri akibat peradangan pada penderita gout . Bisa dengan pengobatan dalam atau pengobatan luar. Pengobatan dalam, biasanya digunakan beberapa jenis tanaman yang mampu menghambat perombakan matrik ekstraseluler serta menstimulasi ekspresi beberapa asosiasi gen penyusun kartilago seperti kolagen. 1 1
  • 3. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 Cara ini dapat menghilangkan rasa nyeri dan menaikkan sirkulasi darah yang akan mengurangi inflamasi. Penanganan non farmakologis kini sudah mulai dilirik masyarakat banyak karena sangat mudah untuk dipraktekkan dan tidak mengeluarkan biaya yang mahal. Penanganan non farmakologis juga tidak memiliki efek samping yang berbahaya seperti penanganan farmakologis (Laniyati, 2003). Salah satu penanganan non farmakologis dalam penyembuhan penyakit gout yaitu dengan terapi komplementer. Terapi komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi, akupuntur dan akupresur, relaksasi progresif, meditasi, homeopati, aromaterapi, terapi bach flower remedy, dan refleksiologi, terapi es dan panas, tehnik relaksasi, distraksi, biofeedback, hipnosis diri (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2005 ). Jenis obat yang digunakan dalam terapi herbal yang dapat mengobati berbagai penyakit diantaranya gout, nyeri haid, reumatik, infeksi kandung kemih, asma, masuk angin, sembelit, dan lainnya dengan Buah Sirsak/Daun sirsak (Annona Muricata L.) , Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.), Jahe (Zingiber Officinale Rosc), Kumis Kucing (Orthosipon Aristatus), Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), (Kurniawati, 2010). Sirsak ( Annona Muricata L. ) merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun. Masyarakat banyak memanfaatkan bagian-bagian tanaman sirsak untuk menyembuhkan berbagai penyakit karena pada bagian tanaman sirsak, termasuk daun dan buah mengandung senyawa yang cukup bernilai, seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, dan vitamin B. Metabolit sekunder yang terkandung didalamnya adalah senyawa golongan tanin, fitosterol. Sirsak banyak mengandung mineral fosfor dan kalsium yang sangat penting dalam proses pembentukan tulang, sehingga bersifat menghambat osteoporosis. Menurut Emma (2012), sirsak sering dimanfaatkan untuk terapi pengobatan, misalnya untuk pinggang pegal, nyeri, asam urat, wasir, dan batu empedu. Semua bagian pada buah sirsak memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit salah satunya adalah daun sirsak. Daun sirsak merupakan bagian yang banyak mengandung senyawa diantaranya acetogenins, annocatin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, annomurine, ananol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, serta muricapentocin. Daun sirsak (Annona Muricata) merupakan bagian yang paling berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit salah satunya adalah penyakit gout (Lina & Juwita,2012) Selain itu senyawa yang paling penting adalah tannin, resin dan crytallizable magostine yang mampu mengatasi nyeri sendi pada penyakit gout. Senyawa yang terkandung dalam daun sirsak tersebut berfungsi sebagai analgesik ( pereda rasa sakit ) yang kuat serta bersifat sebagai antioksidan. Sifat antioksidan yang terdapat pada daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya asam urat melalui penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Kombinasi sifat analgesik ( mengurangi rasa sakit ), dan anti inflamasi ( anti radang ) mampu mengurangi gout. Tanpa antioksidan yang cukup, reaksi negatif yang disebabkan oleh radikal bebas dapat merusak atau menghancurkan seluruh tubuh (Shabella, 2011). Hal ini disebabkan karena penderita gout mengalami kerusakan jaringan tulang rawan, pada tulang rawan tersebut terdiri atas sel-sel kondrosit, di dalam kondrosit berlansung reaksi sintesis dan sekresi matriks ekstraseluler. Ekstrak α- mangostin, β-mangostin dan lainnya yang terkandung dalam daun sirsak terbukti mampu menghambat perombakan matrik ekstaseluler serta menstimulasi ekspresi
  • 4. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 beberapa asosiasi gen penyusun kartilago seperti kolagen yang terdiri atas kolagen I dan kolagen II serta agrecan sehingga membantu meregenerasi jaringan tulang rawan sehingga nyeri yang dirasakan pada penderita gout dapat berkurang (Shabella, 2011). Fenomena menunjukkan bahwa untuk menurunkan nyeri sendi akibat inflamasi yang diderita masyarakat dengan pemberian rebusan daun sirsak belum banyak dilakukan dalam suatu penelitian, padahal dengan pemberian rebusan daun sirsak dapat mengurangi inflamasi dan menurunkan tingkat nyeri pada penderita gout. Biasanya kebanyakan masyarakat mengurangi nyeri sendi diberikan obat-obat anti nyeri dan antiinflamasi, tetapi efek dari obat yang diberikan tidak berlansung lama dan rasa nyeri itu masih ada dan akan kambuh lagi. Konsumsi obat anti nyeri dalam waktu yang lama akan menimbulkan efek samping yang sangat berbahaya bagi tubuh. Hal ini memicu peneliti untuk memberikan dan mengajarkan masyarakat untuk kembali dengan konsumsi obat herbal untuk mengurangi nyeri pada penderita gout. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada tanggal 8 Januari 2013, berjumlah 15 responden dengan metode observasi dan wawancara, sejumlah 7 penderita mengeluhkan skala 7 (nyeri berat) dan tidak dapat beraktivitas, sejumlah 5 penderita mengeluhkan skala 4 (nyeri sedang), sesekali mengeluhkan nyeri tetapi dapat beraktivitas, sejumlah 3 penderita mengeluhkan skala 3 (nyeri ringan), masih dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat berkomunikasi dengan baik. Rsponden yang berjumlah 15 penderita tersebut mengeluh nyeri dilokasi yang berbeda, yaitu di panggul, pergelangan tangan, pinggang, dan bagian lutut. Para penderita mengatakan belum banyak mengetahui khasiat dari buah sirsak untuk mengurangi nyeri sendi. Selain itu penderita juga mengatakan bahwa buah sirsak sulit dicari karena belum musimnya untuk berbuah. Mereka hanya mengetahui bahwa buahnya saja yang dapat menyembuhkan penyakit. Penderita mengatakan hanya mengkonsumsi obat anti nyeri yaitu flu tulang yang didapat dari warung. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh pemberian rebusan daun sirsak terhadap nyeri pada penderita gout”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian Quasi Eksperiment merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik (Notoatmodjo, 2010). Jenis penelitian ini berbentuk desain non equivalent (pretest dan posttest) control group desain. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita gout diKelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang berjumlah 40 orang yang didapatkan dari data kader kesehatan serta hasil wawancara langsung melalui responden. Dengan tehnik non random sampling,yaitu total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel. Metode pengumpulan data menggunakan skala numerik dengan uji statistik Mann Whitney. Data diuji dengan tujuan tujuan untuk mendefinisikan tiap variabel yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat tabel frekuensi dari masing-masing variabel (Sutanto, 2007). Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah nyeri pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan terapi air rebusan daun sirsak pada kelompok
  • 5. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji wilcoxon. HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian rebusan daun sirsak terhadap nyeri pada penderita gout di Kelurahan Genuk Barat, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Sejumlah 40 responden telah dipilih, yaitu para penderita Gout yang berada di Kelurahan Genuk Barat, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dimana 20 responden sebagai kelompok intervensi dan 20 responden lainnya sebagai kelompok kontrol. A. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran skala nyeri pada penderita Gout sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun sirsak pada kelompok intervensi dan kontrol di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat. 1. Gambaran Skala Nyeri pada Penderita Gout Sebelum Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skala Nyeri Penderita Gout Sebelum Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat, 2013 Skala Nyeri Intervensi Kontrol Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat 4 10 6 20,0 50,0 30,0 4 11 5 20,0 55,0 25,0 Jumlah 20 100 20 100 2. Gambaran Skala Nyeri pada Penderita Gout Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skala Nyeri Penderita Gout Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat, 2013 Skala Nyeri Intervensi Kontrol Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat 8 11 1 40,0 55,0 5,0 2 15 3 10,0 75,0 15,0 Jumlah 20 100 20 100 B. Analisis Bivariat 1. Perbedaan Skala Nyeri Penderita Gout Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi Tabel 5.3 Perbedaan Nyeri Penderita Gout Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat, 2013 Variabel R N Mean SD Z p- value Skala Nyeri Negatif Positif Ties 14 0 6 5,30 4,25 1,525 1,251 - 3,391 0,001 2. Perbedaan Skala Nyeri Penderita Gout Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol Tabel 5.4 Perbedaan Nyeri Penderita Gout Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat, 2013 Variabel R N Mean SD Z p- value Skala Nyeri Negatif Positif Ties 5 4 11 5,25 5,20 - 1,482 1,281 - 0,333 0,739 3. Pengaruh Rebusan Daun Sirsak terhadap Skala Nyeri pada Penderita Gout Tabel 5.5 Perbedaan Skala Nyeri Penderita Gout Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Kel. Genuk
  • 6. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 Barat, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang, 2013 Variabel Kelompok N Mean SD Z p-value Skala Nyeri Intervensi Kontrol 2 0 2 0 4,25 5,20 1,251 1,281 -2,272 0,026 HASIL ANALISIS Berdasarkan uji Mann Whitney, didapatkan nilai Z hitung = -2,272 dengan p- value 0,026. Oleh karena kedua p-value 0,026 < α (0,05), maka Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan skala nyeri responden sesudah diberikan rebusan daun sirsak antara kelompok intervensi dan kontrol di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang. Ini juga berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian rebusan daun sirsak terhadap skala nyeri penderita gout di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang. PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian mengenai gambaran nyeri Gout sebelum dan sesudah pemberian rebusan daun sirsak di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Sejumlah 40 responden telah dipilih, yaitu para penderita Gout yang berada di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat, dimana 20 responden sebagai kelompok intervensi dan 20 responden lainnya sebagai kelompok kontrol. A. Gambaran Nyeri pada Penderita Gout Sebelum Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat nyeri sedang dan nyeri berat pada kelompok intervensi dan kontrol tidak jauh beda yaitu pada kelompok intervensi 10 responden (50,0%) mengalami nyeri sedang, dan 11 responden (55,0%) pada kelompok kontrol mengalami nyeri sedang begitu juga nyeri berat, 6 responden (30,0%) pada kelompok intervensi mengalami nyeri berat, dan 5 responden (25,0%) pada kelompok kontrol mengalami nyeri berat. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden pada kelompok intervensi atau kelompok kontrol sebagian besar mengalami nyeri sedang disebabkan karena tingginya kadar asam urat di dalam darah. Nyeri sedang merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas yang sedang. Pada nyeri sedang secara objektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dapat mendiskripsikannya dapat perintah dengan baik. Apabila tidak terkontrol kadar asam urat dalam darah dapat menimbulkan suatu benjolan yang timbul pada jaringan luar sendi yang berisi kristal-kristal urat yang dapat menimbulkan nyeri. Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan stimulus dan reseptor. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kantong empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa kimiawi, termal, listrik atau mekanis. Stimulasi oleh zat kimiawi diantaranya seperti histamin, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam seperti adanya asam lambung yang meningkat pada gastritis atau stimulasi yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan (Potter & Perry, 2005). Nyeri yang timbul pada responden biasanya dirasakan pada daerah pangkal ibu jari, dan dapat dirasakan pada malam hari atau pada saat bangun pagi yang disertai dengan bengkak, kemerahan sehingga dapat menganggu aktivitas sehari-hari pada responden. Biasanya usaha para responden untuk menangani nyeri yang dirasakan yaitu membeli obat di warung dan kadang-kadang juga dipijat. B. Gambaran Nyeri pada Penderita Gout Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Tingkat skala nyeri Gout pada kelompok intervensi yang terdiri dari 20 responden setelah diberikan rebusan daun sirsak yaitu didapatkan 8 responden (40,0%) mengalami nyeri ringan, 11 responden (55,0%) mengalami nyeri sedang, 1 responden (5,0%) mengalami nyeri berat. Sedangkan skala nyeri Gout pada kelompok kontrol yang berjumlah sama dengan kelompok intervensi yaitu sebanyak 20 responden pada akhir penelitian didapatkan bahwa 2 responden (10,0%) mengalami nyeri ringan, 15
  • 7. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 responden (75,0%) mengalami nyeri sedang, 3 responden (15,0%) mengalami nyeri berat. Hasil pengukuran nyeri pada responden menggunakan skala nyeri Numerik setelah diberikan rebusan daun sirsak yaitu didapatkan bahwa terdapat adanya perubahan nyeri pada kelompok intervensi, sedangkan skala nyeri pada kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan rebusan daun sirsak yaitu hanya mengalami sedikit perubahan. Data tersebut menunjukan bahwa terjadinya perubahan nyeri yang cukup signifikan terhadap nyeri pada responden kelompok intervensi yaitu responden yang diberikan rebusan daun sirsak didapatkan 8 responden (40,0%) nyeri ringan, 11 responden (55,0%) nyeri sedang, 1 responden (5,0%) nyeri berat. responden kelompok intervensi sebagian besar mengatakan setelah diberikan rebusan daun sirsak selama 1 minggu menurut Synder (2000) merasakan bahwa nyeri sudah mulai hilang, dimana rebusan daun sirsak diberikan selama 1 minggu yaitu pada pagi dan sore hari, dimana kandungan daun sirsak memiliki ekstrak etanol yang berperan sebagai antiinflamasi. Didalam etanol terdapat ekstrak mangostin yang mempunya aktivitas sebagai penghambat, prostagladin sebagai mediator inflamasi, dan metanol dari daun sirsak mempunyai efek meredam nyeri yang terjadi pada penderita Gout (Potter & Perry, 2005). C. Perbedaan Nyeri Penderita Gout Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Intervensi Sebelum diberikan rebusan daun sirsak pada kelompok intervensi didapatkan rata- rata skala nyeri responden yaitu 5,30 dengan standar deviasi 1,525 kemudian setelah diberikan rebusan daun sirsak rata-rata skala nyeri responden menjadi turun 4,25 dengan standar deviasi 1,251. Data tersebut menunjukan bahwa skala nyeri pada responden kelompok intervensi mengalami perubahan setelah diberikan rebusan daun sirsak. Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung = -3,391 dengan p-value 0,001. Oleh karena p-value 0,001 < α (0,05) maka Ho ditolak, ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan skala nyeri penderita gout sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun sirsak pada kelompok intervensi di Kelurahan Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat. Responden kelompok eksperimen sebelum diberikan menunjukan bahwa tingkat nyeri sedang dan nyeri berat pada kelompok intervensi sebanyak 10 responden (50,0%), dan nyeri berat 6 responden (30,0%). Responden mengalami nyeri pada malam dan pagi hari, dan ada sebagian responden mengalami bengkak, dan kemerahan, hal ini disebabkan bahwa meningkatnya kadar asam urat didalam darah yang sudah tidak dapat terkontrol sehingga menimbulkan tofi atau disebut dengan benjolan yang bening berisi kristal-kristal yang muncul dibawah telapak kaki sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pada responden. Setelah diberikan terapi pada responden kelompok intervensi yaitu responden yang diberikan rebusan daun sirsak didapatkan 8 responden (40,0%) nyeri ringan, 11 responden (55,0%) nyeri sedang, 1 respnden (5,0%) nyeri berat. Ini menunjukan bahwa terdapat adanya perubahan nyeri pada responden yang mengalami nyeri sedang. Perubahan nyeri ini didapatkan dari responden yang awalnya mengalami nyeri berat turun menjadi nyeri sedang dan responden yang mengalami nyeri sedang turun menjadi nyeri ringan serta responden yang tetap mengalami nyeri ringan. Perubahan nyeri tersebut disebabkan karena kandungan senyawa yang terdapat pada daun dapat mengurangi nyeri pada penderita gout. Responden kelompok eksperimen yang telah diberikan rebusan daun sirsak mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan sudah mulai hilang dan sebagian berkurang karena para responden mengkonsumsi rebusan daun sirsak selama 1 minggu Synder (2002) sesuai dengan prosedur yang telah disampaikan oleh peneliti sebelum memberikan terapi. D. Perbedaan Nyeri Penderita Gout Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun Sirsak pada Kelompok Kontrol Kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberikan rebusan daun sirsak. Rata-rata skala nyeri pada kelompok kontrol pada awal penelitian yaitu 5,25 dengan standar devisiasi 1,482 dan pada akhir peneliti didapatkan rata-rata 5,20 dengan standar deviasi 1,281.
  • 8. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 Data diatas menunjukan bahwa tingkat nyeri mengalami penurunan pada akhir penelitian. Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung = -0,333 dengan p-value 0,739. Oleh karena p-value 0,739 ,α (0,05) maka gagal Ho ditolak, ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan skala nyeri penderita gout sebelum dan sesudah pelakuan pada kelompok kontrol di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat. Responden kelompok kontrol yaitu responden yang tidak diberikan rebusan daun sirsak, hanya mengalami sedikit perubahan untuk skala nyeri yaitu sebanyak 20 responden pada akhir penelitian didapatkan 2 responden (10,0%) mengalami nyeri ringan, 15 responden (75,0%) mengalami nyeri sedang, 3 responden (15,0%) mengalami nyeri berat. Responden kelompok kontrol pada akhir penelitian ini tetap menyatakan hal yang sama seperti mengalami nyeri pada malam dan pagi hari, bengkak serta kemerahan. Responden kelompok kontrol yaitu kelompok responden yang mengalami nyeri berat dengan munculnya gejala bengkak dan kemerahan disertai dengan adanya benjolan bening yang berisi kristal-kristal, dimana pada kelompok kontrol hanya dibiarkan saja tetapi tetap ada mengalami perubahan atau tidak karena sesuai dengan pola makan yang di konsumsi sehari-hari. E. Pengaruh Rebusan Daun Sirsak terhadap Nyeri pada Penderita Gout Hasil pengukuran nyeri pada responden didapatkan bahwa rata-rata skala nyeri pada kelompok intervensi setelah diberikan rebusan daun sirsak yaitu 4,25 dan pada kelompok kontrol 5,20. Data ini menunjukkan bahwa skala nyeri intervensi lebih rendah dari pada kelompok kontrol setelah pemberian rebusan daun sirsak. Hasil uji Mann Whitney, didapatkan nilai Z hitung = -2,272 dengan p-value 0,026. Oleh karena kedua p-value 0,026 < α (0,05), maka Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan nyeri responden sesudah diberikan rebusan daun sirsak antara kelompok intervensi dan control di Kel. Genuk Barat, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang. Ini juga berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian rebusan daun sirsak terhadap nyeri penderita gout di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat. Setelah pemberian terapi rebusan daun sirsak terhadap responden yang menderita Gout selama 7 hari, responden mengatakan merasa lebih nyaman dan sakit yang dirasakan merasa lebih berkurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Miller (2004) bahwa efek senyawa tannin, resin, crytallizable dari daun sirsak dapat meredakan nyeri Gout , mengurangi bengkak dan rasa nyeri. Pemberian rebusan daun sirsak yang diberikan pada responden dilakukan selama 7 hari karena menurut Synder (2002) terapi komplementer akan terlihat hasilnya jika diberikan dalam waktu satu minggu (Shabella, 2011). Senyawa yang terkandung dalam daun sirsak memiliki sifat anti inflamasi. Ekstrak Mangostin etanol mempunyai aktifitas penghambat yang kuat terhadap pelepasan histamine dan sintesis prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi dan ekstrak methanol dari daun sirsak juga mempunyai efek meredam nyeri yang terjadi pada penyakit gout. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Health Sciences Institutes yang didasarkan dari hasil uji laboratorium dan penelitian. Berbagai lembaga terkemuka pernah menguji keampuhan tanaman sirsak. National Cancer Institute (AS) pernah melakukan uji laboratorium pada tahun 1976, kemudian dilanjutkan oleh beberapa perusahan obat- obatan dan universitas terkemuka. Hasilnya mengatakan bahwa ekstrak dari daun sirsak berkhasiat untuk mengobati kanker. Setelah diteliti lebih lanjut, ekstrak tanaman sirsak ternyata juga ampuh dalam mengatasi penyakit lain. Hal ini terbukti dengan banyak dipakainya tanaman sirsak sebagai obat tradisional di banyak Negara. Bukti ilmiah juga menunjukkan, ekstrak tanaman sirsak terbukti mampu mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, diabetes, hipertensi, dan banyak jenis penyakit lainnya ( Muktiani, 2005 ). Hasil penelitian sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nuraini (2011) dimana meminum air rebusan daun sirsak dapat mengurangi nyeri pada penderita Gout tanpa efek samping karena tidak mengandung bahan kimia dengan khasiat dan manfaatnya telah diakui oleh peneliti. F. Keterbatasan Penelitian
  • 9. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 Pada penelitian ini, peneliti tidak membatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar asam urat dan mempengaruhi timbulnya nyeri pada penderita Gout, seperti pekerjaan, makanan yang banyak mengandung purin dan psikologis. Peneliti juga mengalami kekurangan dan kendala dalam pemberian rebusan kepada responden yaitu pada saat pemberian responden tidak bisa tepat waktu dalam pemberian rebusan sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan karena responden memiliki suatu urusan sehingga pemberian rebusan di undur tetapi rentang waktu pemberian tetap sama. KESIMPULAN Hasil penelitian tentang gambaran nyeri pada penderita Gout sebelum dan sesudah pemberian rebusan daun sirsak di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan Ungaran Barat dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nyeri Gout responden pada kelompok kontrol sebelum diberikan terapi rebusan daun sirsak sebagian besar mengalami nyeri yaitu pada didapatkan 4 responden (20,0%) mengalami nyeri ringan, 11 responden (55,0%) mengalami nyeri sedang, dan 5 responden (25,0%) mengalami nyeri berat. 2. Nyeri Gout responden pada kelompok kontrol dan intervensi sesudah diberikan terapi rebusan daun sirsak, sebagian besar responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol mengalami nyeri sedang yaitu sejumlah 11 responden (55,0%) pada kelompok intervensi dan 15 responden (75,0%) pada kelompok kontrol. 3. Nyeri Gout responden pada kelompok intervensi sebelum diberikan terapi rebusan daun sirsak sebagian besar mengalami nyeri yaitu pada kelompok intervensi didapatkan 4 responden (20,0%) mengalami nyeri ringan, 10 responden (50,0%) mengalami nyeri sedang, 6 responden (30,0%) mengalami nyeri berat. 4. Ada pebedaan yang cukup signifikan terhadap nyeri Gout pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi rebusan daun sirsak pada penderita Gout di Kelurahan Genuk Barat, Kecamatan Ungaran Barat dengan p-value 0,026 < α (0,05). 5. Ada pengaruh pemberian terapi rebusan daun sirsak terhadap nyeri pada penderita Gout di Kelurahan Genuk Barat, Kecamatan Ungaran Barat dengan p-value 0,026 < α (0,05). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : JKPKKR Aziz, A.H. (2008). Riset Keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Bahari H.(2012). Segudang KeampuhanSirsak untuk Kesehatan & Kecantikan, Laksana : Yogyakarta. Budiyanto. (2003). Kesehatan asam urat. Jakarta: EGC Branner & Feist, 2007. Kesehatan mental; konsep cakupan dan perkembangan, (Alih Bahasa: Susanto). Yogyakarta:EGC Corwin, E. J. (2007). Buku saku patofisiologi. (Ahli Bahasa : monica ester) Dahlan, M.S. (2012). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika Damayanti, D. (2012). Panduan lengkap mencegah dan mengobati asam urat. Yogyakarta : penerbit Hidayat. (2008). Pengantar konsep dasar keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Hartanto SB. (2011). Mengobati kanker dengan sirsak. Yogyakarta : Second Hope. Holistic Health Solution. (2012). Sirsak vs Srikaya, Grasindo : Jakarta. Irman. (2007). Penanganan nyeri. Jakarta: EGC Kristin N & Mey Murti.(2006). Dasyatnya Khasiat Herbal Untuk Hidup Sehat, Dunia Sehat : Jakarta Timur 68
  • 10. I Komang Agus Nopik Wirahmadi|STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013 Laniyati, H. (2003). Complementary medicine in rheumatology. Jakarta : Retrievied April 4, 2012, from http://www.medikaholistik.com. Lina & Juwita. (2012). Ramuan & Khasiat Sirsak, Penebar Swadaya : Jakarta. Messwati, D.E. (2006). Asam urat. Agromedia pustaka: Jakarta. Monks & Knoers. (2005). Terapi asam urat. Jakarta : PT. Muhammad, Z. (2010). Perkembangan asam urat. Jakarta: EGC Notoatmodjo. (2002). Metodiologi penelitian kesehatan. Cetakan 2. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. (2005). Metodiologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT. . Notoatmodjo. (2010). Metodiologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nugroho. (2000). Komunikasi dalam keperawatan gerontik. Jakarta : EGC. Nuraini. (2011). Aneka manfaat buah dan sayuran. Yogyakarta : Andi. Narbuko, A dan Achmadi, A. (2002). Metodologi penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara . Potter, P.A. & Perry, A. G. (2005). Fundamental of nursing. Edisi, Volume I (Alih Bahasa: Yasmin Asih). Jakarta : EGC. Prasetyo. (2005). Metode penelitian kuantitatif, teori, aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers Pudjiastuti & Utomo. (2003). Fisioterapi pada lansia. Jakarta : EGC. Prince, S. & Wilson, L. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC Smeltzer & Bare. (2001). Keperawatan medikal bedah (Alih Bahasa : Agung Waluyo). Edisi 8. EGC. Jakarta. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Shabella R. (2011). Terapi Daun Sirsak. Jogolanan Klaten : Galmas Publisher. Sugiyono. (2006). Statistik untuk penelitian. Cetakan 9. Bandung : CV Alfabeta Sugiyono. (2007). Statistik untuk penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sugiyono. (2012). Statistik untuk penelitian. Cetakan 20. Bandung : CV Alfabeta Sutanto, P. H. (2007). Basic data analysis for health research training : Analisis data kesehatan. Depok : UI. Pollit, D.F., Beck, C.T., & Hungler, B.P.,(2006), Nursing research; Methods, appraisal, and utilization (5th ed), Philadelphia ; Lippincott Williams & Wilkins Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC Utami, N. (2004). Hiperusemia. Jakarta : Penerbit. Warisno & Kress. (2012). Daun Sirsak Langkah Alternatif Menggempur Penyakit, PT Gramedia Pustaka : Jakarta. Yatim F. (2006). Penyakit tulang dan persendian. Jakarta : Pustaka Populer Obor.