Dokumen tersebut membahasikan peranan guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah untuk memenuhi aspirasi Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025. Ia menjelaskan bahawa kurikulum merupakan aspek penting dalam memacu pembangunan modal insan dan ekonomi negara, serta guru memainkan peranan utama dalam merealisasikan matlamat kurikulum tersebut.
1. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 0
____________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU
KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU, SABAH
NAMA GURU PELATIH : ZURAIDAH BINTI MOKTI
NO TEL. :
SEKOLAH (TEMPAT BERTUGAS) :
NO. KAD PENGENALAN :
OPSYEN : KDPM KDC PRA-SEKOLAH KEMAS/PERPADUAN
TAJUK SOALAN :
1. Pendidikan Di Malaysia (Pengurusan Grafik Aplikasi Power Point & i-Think:
1.1 Perkembanagan Pendidikan Di Malaysia (Sebelum & Awal Merdeka); 1.2
Pendidikan Masa Kini; 1.3 Falsafah Pendidikan Kebangsaan, 1.4 Falsafah
Pendidikan Guru).
2. Pedagogi (Penulisan Akademik :Peranan Guru Dalam Mentafsir Dan
Melaksanakan Kurikulum Di Sekolah Ke Arah Memenuhi Aspirasi Pelan
Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025).
3. Psikologi (3.1 Refleksi Tentang Teori Perkembangan Kanak-kanak; 3.2
Refleksi Tentang Perkembangan Kanak-kanak yang dipelajari secara teori
di IPG Kampus Gaya Membantu Mereka Dalam Tingkah Laku Kanak-kanak
Serta Amalan Sebagai Guru Prasekolah Yang Berkesan).
NAMA PENSYARAH : BONG KOI SIN, CHAN KOK WAH & KAMSIAH
WIDAYANTI RODA HARUN
NAMA PENYELARAS KERJA KURSUS : BONG KOI SIN
TARIKH HANTAR / SERAH :
2. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 1
ISI KANDUNGAN
Perkara Muka Surat
PENDAHULUAN 2
1. Pendidikan Di Malaysia 3 - 27
(Pengurusan GrafikAplikasi Power Point)
1.1 Perkembangan Pendidikan Di Malaysia
(Sebelum & Awal Merdeka)
1.2 Pendidikan Masa Kini
1.3 Falsafah Pendidikan Kebangsaan
1.4 Falsafah Pendidikan Guru
2. Pedagogi (Penulisan Akademik) 28
2.1 Peranan Guru Dalam Mentafsir &Melaksanakan 28
Kurikulum Di Sekolah Ke Arah Memenuhi Aspirasi
Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025)
2.1.1 Pengenalan 29
2.1.2 Konsep Kurikulum 30
2.1.3 Jenis-jenis Kurikulum 30
2.1.4 Faktor-faktor Pembentukan & Perubahan Dalam Kurikulum 33
2.1.5 Kehendak-kehendak Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah 36
& Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah dalam konteks FPK
2.1.6 Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Perubahan Kurikulum 39
Era Teknologi Maklumat & Komunikasi
2.1.7 Persediaan Guru Menangani Ciri-ciri Kurikulum Futuristik 43
2.1.8 Strategi & Alat-alat Berfikir Dalam Pelaksanaan Kurikulum 44
3. Psikologi 47
3.1 Refleksi Tentang Teori Perkembangan Kanak-Kanak 47
(Konsep, Prinsip, Faktor & Teori Perkembangan Kanak-kanak)
3.2 Refleksi Tentang Perkembangan Kanak-Kanak Yang 57
Dipelajari Secara Teori Di IPG Kampus Gaya Membantu
Mereka Dalam Tingkah Laku Kanak-Kanak Serta Amalan
Sebagai Guru Prasekolah Yang Berkesan
RUMUSAN 60
RUJUKAN 61
3. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 2
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah (s.w.t) Tuhan yang mencipta alam semesta. Selawat &salam
ke atas junjungan besar Nabi Muhammad (s.a.w), keluarga dan para sahabat baginda.
Saya ingin memanjatkan rasa syukur kepada Allah (s.w.t) di atas hidayah dan pertolongan-
Nya, tugasan bagi kursus Ilmu Pendidikan :PN 1141P (R)ini dapat disiapkan sepenuhnya.
Hasil pembelajaran kursus Ilmu Pendidikan ; PN 1141P (R)ini antaranya ialah
memahami konsep pendidikan dan prinsip asas keguruan dalam konteks Falsafah
Pendidikan Kebangsaan (FPK) & Falsafah Pendidikan Guru (FPG) sebagai persediaan
menjadi guru yang profesional dan berkesan; memahami perkembangan dan potensi murid
serta peka kepada keseluruhan dan masalah pembelajaran mereka; menguasai dan
menggunakan prinsip-prinsip kemahiran asas keguruan dalam menjalankan tugas sebagai
guru; menguasai kemahiran interpersonal dan intrapersonal untuk menangani masalah
murid yang berisiko; menguasai kemahiran mengurus sumber manusia dalam organisasi;
meningkatkan tahap pengurusan ilmu dan kemahiran dalam ilmu keguruan bagi
membolehkannya merancang dan melaksanakan pengajaran dengan berkesan dalam era
perkembangan teknologi maklumat & komunikasi; seterusnya meningkatkan kepekaan
terhadap perkembangan dan perubahan pendidikan yang berasaskan kepelbagaian media
serta dapat memainkan peranan yang berkesan sebagai pendidik bestari.
Objektif tugasan ini dari sudutpendidikan di Malaysia ialah untuk memahami
faktor-faktor yang membawa perubahan dalam pendidikan di Malaysia sebelum merdeka
hingga kini; memahami dan menghayati kehendak FPK &FPG dalam perkhidmatan
perguruan; dan mengkaji program-program masa kini. Manakala dari sudut pedagogi ialah
untuk menerangkan konsep kurikulum, jenis-jenis & faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan dan perubahan dalam kurikulum; mentafsir kehendak-kehendak KBSR &
KBSM; menjelaskan peranan guru dalam pelaksanaan perubahan kurikulum era teknologi
maklumat & komunikasi; meramalkan ciri-ciri kurikulum futuristik bagi mencadangkan
persediaan guru untuk menanganinya; menggunakan strategi dan alat-alat berfikir dalam
pelaksanaan kurikulum.Seterusnya dari sudutpsikologi pendidikan ialah untuk memahami
konsep asas psikologi & psikologi pendidikan; memahami fitrah manusia dan kaitannya
dengan potensi; memahami konsep asas, prinsip-prinsip, peringkat-peringkat pertumbuhan
& perkembangan; menganalisis fungsi otak untuk mengembangkan potensi manusia;
menganalisis & menangani perbezaan individu; serta menjelaskan peranan guru ke arah
pembentukan personaliti seimbang.
Dalam kesempatan ini, saya ingin merakamkan ucapan jutaan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat sepanjang menjayakan tugasan ini terutamanya kepada En.Bong
Koi Sinselaku pensyarah dan penyelaras tugasan ini di atas tunjuk ajar beliau sepanjang
meyiapkan tugasan ini.
ZuraidahBinti Mokti (KDPM) 03 Mac 2013
4. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 3
5. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 4
6. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 5
7. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 6
8. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 7
9. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 8
10. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 9
11. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 10
12. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 11
13. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 12
14. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 13
15. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 14
16. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 15
17. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 16
18. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 17
19. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 18
20. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 19
21. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 20
22. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 21
23. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 22
24. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 23
25. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 24
26. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 25
27. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 26
28. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 27
29. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 28
2.1 Peranan Guru Dalam Mentafsir Dan Melaksanakan Kurikulum Di Sekolah Ke
Arah Memenuhi Aspirasi Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2012-2025.
2.1.1 Pengenalan
Sistem pendidikan negara kita adalah tunjang pembangunan modal sosial dan
ekonomi negara. Pendidikan turut berfungsi sebagai pencetus kreativiti dan penjana inovasi
yang melengkapkan generasi muda dengan kemahiran yang diperlukan untuk bersaing
dalam pasaran kerja dan menjadi pengupaya perkembangan ekonomi keseluruhannya (YAB
Dato‟ Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak, 2012). Ia juga berfungsi dalam menjayakan
Model Baru Ekonomi, Program Transformasi Ekonomi & Program Transformasi Kerajaan
yang menjadi asas perkembangan ekonomi negara dalam persaingan ekonomi global (YAB
Dato‟ Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak, 2012).Bagi merealisasikan hasrat murni
tersebut pihak kerajaan telah menggubal Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia
2012-2025.Pelan tersebut mengandungi kerangka pembangunan yang menyeluruh untuk
menzahirkan transformasi sistem pendidikan secara pantas dan mapan sehingga tahun
2025.Ia merangkumi perubahan dalam aspek kurikulum; pendekatan pembelajaran murid;
kaedah pemilihan guru; latihan guru; penyediaan ganjaran kepada guru dan pemimpin
sekolah; dan juga pendekatan pengoperasian Kementerian. Bermula dengan pihak guru,
pengetua, pentadbir sehinggalah pegawai dankakitangan sokongan menggalas
tanggungjawab dan peranan penting dalam memenuhi aspirasi Pelan Pembangunan
Pendidikan Malaysia 2012-2025.
Sistem pendidikan di negara kita mengamalkan kurikulum yang kemas dan sesuai
untuk mewujudkan sistem pendidikan yang dinamik serta selaras dengan cita-cita dan
kehendak negara.Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang sentiasa mengalami
perubahan. Dalam konteks pendidikan di Malaysia, perancangan dan pembentukan
kurikulum seperti KSSR, KBSR dan KBSM adalah didasari oleh falsafah dan matlamat
pendidikan negara yang menentukan arah haluan, asas dan sumber inspirasi kepada
semua usaha dan rancangan dalam bidang pendidikan.Di negara kita, matlamat umum
pendidikan sama ada Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR); Kurikulum Standard
Sekolah Rendah (KSSR) dan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM)adalah
untuk melahirkan masyarakat Malaysia yang seimbang dalam segenap bidang. Sehubungan
itu, untuk membimbing murid-murid bagi mencapai matlamat pendidikan KBSR, KSSR dan
KBSM itu, maka mata pelajaran mengikut bidang disusun dan diajarkan kepada pelajar.
Justeru, para guru hendaklah mempunyai pemahaman yang mendalam tentang mata
pelajaran yang diajar di sekolah, perlu menyedari kepentingannya serta perkaitannya antara
satu dengan lain. Terdapat lebih sepuluh mata pelajaran yang diajar di peringkat sekolah
rendah di negara ini. Walaupun dari segi pelaksannaannya mata pelajaran itu diajar secara
terpisah-pisah, namun pada prinsipnya setiap mata pelajaran itu merupakan entiti yang
saling lengkap-melengkapi ke arah pembentukan pelajar yang berperibadi seimbang
30. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 29
dan harmonis dari segi jasmani, emosi, rohani dan intelek (JERI) selaras dengan
kehendak FPK.
2.1.2 Konsep Kurikulum& Definisi Kurikulum
Kurikulum atau pun skop kandungan sesuatu pelajaran adalah asas penting dalam
sistem pendidikan sesebuah negara.Sebagai sebuah negara yang sedang pesat
membangun, Malaysia memerlukan suatu kurikulum yang kemas dan sesuai untuk
mewujudkan sistem pendidikan yang dinamik serta selaras dengan cita-cita dan kehendak
negara (Kamaruddin Haji Hussin, 1994).Kurikulum adalah core kepada business
pendidikan.Ibarat jantung yang mendenyut jasad pendidikan negara.Ia merupakan
rancangan pendidikan yang membendung segala ilmu pengetahuan, kemahiran dan
ketrampilan, norma dan nilai, serta unsur kebudayaan dan kepercayaan yang menjadi
pilihan masyarakat untuk generasi baru.
Merujuk kepada Kementerian Pelajaran Malaysia, kurikulum kebangsaan merupakan
suatu program pendidikan yang melibatkan aktiviti kurikulum dan kegiatan kokurikulum yang
merangkumi semua pengetahuan, kemahiran, norma, nilai, unsur kebudayaan,dan
kepercayaan untuk membantu perkembangan seseorang murid dengan sepenuhnya dari
segi jasmani, rohani, mental, dam emosi serta untuk menanam dan mempertingkatkan nilai
moral yang diingini dan untuk menyampaikan pengetahuan (Akta Pendidikan 1996:
Peraturan-peraturan , Kurikulum Kebangsaan, Pendidikan 1997).
Kerr J. (1968)pula mendefinisikan kurikulum sebagai „semua jenis pembelajaran
yang dirancang &dipandu oleh sekolah sama ada dalam kumpulan atau secara individu di
dalam mahu pun di luar sekolah‟.Semua pembelajaran yang dirancang dan dipandu oleh
sesebuah sekolah, samada dilaksanakan oleh kumpulan atau individu, di dalam atau di luar
sekolah ( Kerr J., 2002).
Franklin Bobbit(1918), dikenali sebagai „Bapa Kurikulum‟ menyatakan bahawa
kurikulummerupakan kesemua pengalaman yang memberi fokus kepada perkembangan
individu secara menyeluruh.Ia juga merupakan segala pengalaman pendidikan yg
disediakan oleh pihak sekolah secara sedar & bertujuan ke atas murid.
Ia juga merupakan isu-isu berkaitan dengan persekolahan. Misalnya kaedah,
matapelajaran, strategi dan teknik mengajar seterusnya menjadi urutan pengalaman yang
ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak (Valiga, T. & Magel
C., 2001). Kurikulum sekolah adalah satu siri / peristiwa yang terancang bertujuan untuk
memberi kesan pendidikan kepada murid di sekolah.
Hirst (1975), mendefinisikan kurikulum sebagai satu program yg mengandungi
aktiviti-aktiviti pembelajaran & disusun oleh guru utk membolehkan murid-murid mencapai
objektif yang telah ditentukan. Secara ringkasnya, kurikulum adalah berkaitan denganapa
pelajar harus ketahui (pengetahuan atau kandungan), apa pelajar harus lakukan
31. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 30
(kemahiran), Bagaimana ia harus diajar (pengajaran), bagaimana ia harus diukur atau
dinilai (penaksiran) dan bagaimana sistem pendidikan harus disusun (konteks).
2.1.3 Jenis-jenis Kurikulum
Kurikulum tersembunyi terletak di luar konteks pengajaran rasmi, belajar secara
implisit.Iamengandungi peraturan tidak bertulis, konvensi, adat resam, nilai budaya yang
dikenali sebagai sekolah, seperti sopan santun, menjaga kebersihan dan jujur. Ia dibentuk
berdasarkan faktor seperti status sosioekonomi dan latar belakang pengalaman guru dan
murid.
Cadangan kurikulum iaitu kurikulum dicadangkan oleh pakar-pakar pendidik,
pertubuhan profesional, suruhanjaya pembentuk dan pembuat dasar.
Kurikulum bertulis/yang dihasratkan iaitu kurikulum yang dimuatkan dalam
panduan kurikulum negeri dan daerah seperti kurikulum kebangsaan iaitu
KBSR/KBSM/Kurikulum Kebangsaan Prasekolah.
Kurikulum sokongan iaitu kurikulum yang digambarkan dan dibentuk oleh sumber
yang disediakan untuk menyokong atau menyampaikannya.
Kurikulum yang diajarkan iaitu kurikulum yang dapat dilihat ketika memerhati
pengajaran guru.
Kurikulum yang diujiiaitu set pembelajaran yang dinilai dalam ujian yang digubal
oleh guru, ujian dibina di peringkat daerah dan ujian piawaian.
Kurikulum yang dialami/dipelajariiaitu semua perubahan pada nilai, persepsi, dan
tingkah laku yang berlaku adalah hasil daripada pengalaman persekolahan.
Kurikulum masa depaniaitu merangkumi pendekatan berpusatkan murid yang
membolehkan mereka memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing serta berupaya
belajar sepanjang hayat; pengalaman belajar direka untuk membantu murid menyepadukan
pengetahuan baru dan memurnikannya bagi melahirkan celik akal melalui banding beza,
membuat induksi, deduksi dan menganalisis; pengalaman belajar memberikan murid
peluang untuk menggunakan pengetahuan secara bermakna bagi membolehkan mereka
membuat keputusan dan untuk membentuk pemikiran kritikal, kreatif dan futuristik serta
penyelesaian masalah seperti Kajian Masa Depan. Terdapat tiga pendekatan yang boleh
digunakan untuk melaksanakannya antaranyakandungan akan dibekalkan melalui pelbagai
cara penyampaian dengan menggunkana pelbagai strategi; kurikulum akan dibina sebagai
modul dan diakses melalui rangkaian jaringan; dan jugabahan, pengalaman, dan sokongan
akan diperolehi daripada pelbagai sumber dan disepadukan ke dalam struktur teras
kurikulum.
2.1.4 Faktor-faktor Pembentukan & Perubahan Dalam Kurikulum
Faktor-faktor pembentukan dan perubahan dalam kurikulum pertama adalah
Falsafah Pendidikan Negara.Falsafah pendidikan negara mempunyai implikasi yang besar
32. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 31
terhadap pembentukan kurikulum. KBSR dan KBSM adalah hasil perubahan yang
diaspirasikan dalam Falsafah Pendidikan Negara. Di antara perubahan-perubahan yang
jelas terdapat dalam kedua-dua kurilkulum tersebut ialah sukatan pelajaran yang digubal
memberi penekanan kepada aspek kesepaduan dan keseimbangan; penekanan baru
diberikan kepada penerapan nilai-nilai murni; melahirkan insan yang seimbang dan
harmonis dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan
kepatuhan kepada Tuhan; pendidikan umum diperkenalkan, pendidikan teknik dan
vokasional, bahasa merentasi kurikulum, pemupukan budaya sains dan teknologi;
pemupukan budaya keusahawanan dan budaya niaga ditegaskan; pengukuhan dan
perluasan bahasa Melayu sebagai satu cabang ilmu pengetahuan; peningkatan
pendedahan dan penguasaan bahasa Inggeris; penekanan kepada melahirkan individu
yang berkeyakinan diri dan bersikap berdikari.
Kedua, faktor politik.Francis P. Hunkin (1987) dalam bukunya „Curriculum
Planning‟menyatakan :“Curriculum Development is also a political process. It requires
dealing with people and their various power bases and their views of what makes for good
education” dan Wiles Bondi (1989) dalam bukunya „Curriculum Development : A Guide to
Practice‟ turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan perkembangan
sesuatu kurikulum.
Ketiga, faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia.Perkembangan
kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan perkembangan
dunia.Negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai kurikulum
yang statik. Oleh itu ia harus diubahsuai mengikut peredaran masa dan kemajuan sains dan
teknologi. Menurut Hida Taba (1962), “Technology has changed and is changing not only
the face of the earth and the institutions of our society, but man itself”.Perkembangan
kurikulum haruslah sejajar dengan pembangunan negara dan perkembangan
dunia.Kandungan kurikulum pendidikan perlu menitikberatkan mata pelajaran sains dan
kemahiran teknik atau vokasional kerana tenaga kerja yang mahir diperlukan dalam zaman
yang berteknologi dan canggih ini. (Ee Ah Meng, 1995)
Keempat, faktor perubahan sosial.Selain menjadi tempat menyalurkan
pengetahuan dan melatih kemahiran akademik, sekolah juga merupakan agen sosial.Melalui
pendidikan di sekolah, nilai-nilai sosial yang diperlukan dalam dan luar negara
diserapkan.Dengan itu perkembangan kurikulum harus sejajar dengan perubahan sosial
agar nilai-nilai murni dalam diri individu tidak pupus ditelan arus pembangunan (Mohammad
Nor, 1990; Kamaruddin Hj. Husin, 1994).
Kelima, faktor perancang dan pelaksana kurikulum.Perubahan yang begitu pesat
dalam masyarakat dan dunia membuat kurikulum hari ini perlu disesuaikan mengikut
peredaran masa.Sehubungan dengan itu perancang kurikulum bertanggungjawab
menyemak semula dari masa ke semasa. Pengguguran, perubahan atau pertambahan
terhadap kurikulum harus dilakukan mengikut peredaran masa, kehendak masyarakat dan
33. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 32
kemajuan negara.Kita hidup dalam masyarakat yang berubah-ubah, iaitu pengetahuan baru
sentiasa ditemui, sementara pengetahuan lama yang dibuktikan kurang tepat
diperkemaskinikan. Masalah pertambahan pengetahuan yang banyak menimbulkan
masalah pemilihan apa yang hendak dipelajari serta pertimbangan semula bagaimana
pembelajaran harus berlaku. Dengan menyedari bahawa murid-murid harus disediakan
untuk menyesuaikan diri dengan permintaan masyarakat yang cepat berubah, guru-guru
dan perancang kurikulum harus menyemak semula apa yang mereka kemukakan kepada
murid-murid(Kamaruddin Hj. Husin, 1994).
Keenam, faktor murid, kehendak dan keperluan masyarakat.Pelajar sebagai
individu mempunyai kehendak dan keperluan asas yang melibatkan kehendak dan
keperluan asas yang melibatkan keselamatan, kasih sayang, bermasyarakat dan kehendak
penyempurnaan kendiri. Kurikulum yang akan dibentuk sewajarnya dapat memberi ilmu
pengetahuan dan kemahiran agar kehendak dan keperluannya sebagai murid dan individu
dapat dipenuhi. Ini bermakna, kurikulum yang dibentuk akan menyediakan segala ilmu
pengetahuan dan kemahiran yang merangsang perkembangan potensi mereka secara
menyeluruh iaitu merangkumi intelek, jasmani, rohani dan social (Ee Ah Meng,
1995).Perancangan kurikulum yang baik sentiasa mengambil kira keperluan murid serta
mampu memberi faedah secara menyeluruh.Ini bermakna faktor minat dan perkembangan
individu dalam bidang kognitif, psikomotor dan afektif perlu difikirkan semasa membentuk
kurikulum tersebut.Murid adalah individu yang bakal menjadi sebahagian daripada anggota
masyarakat. Oleh itu, kurikulum haruslah bertanggungjawab menyediakan murid-murid
dengan pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat di mana mereka tinggal dan juga
bentuk masyarakat yang akan mereka hadapi kelak.
Ketujuh, faktor perkembangan ilmu dan kepentingannya.masa yang berlalu turut
membawa perubahan kepada masyarakat yang seterusnya menuntut mereka menerima
pendidikan yang lebih sempurna selaras dengan keperluan kemajuan yang kian pesat. Ilmu
yang bersifat dinamik menyebabkan ia sentiasa berkembang. Perkembangan ini disebarkan
kepada masyarakat menerusi perancangan kurikulum yang lebih kemas dan sesuai dengan
kehendak masyarakat dan negara.Penemuan baru dalam pelbagai bidang seperti
perubatan, teknologi dan sebagainya menjadikan bidang itu terus berkembang.
Perkembangan ini penting dalam pembentukan kurikulum supaya ia dapat dikemaskini dari
masa ke semasa agar ilmu-ilmu baru ini dapat disalurkan kepada murid-murid bagi
mengimbangi keperluan zaman.
Kelapan, faktor pengaruh psikologi pendidikan.Teori disiplin mental yang
berlandaskan konsep falsafah yang dimajukan oleh Plato dan Aristotle banyak
mempengaruhi pengajaran aritmetik pada abad ke 19.Salah satu aspek disiplin mental yang
penting ialah psikolgi fakulti.Psikologi Fakulti mempunyai pengaruh yang begitu kuat
terhadap isu mengapa matematik perlu dipelajari oleh kanak-kanak. Manakala ahli
„Fahaman Perkaitan‟ menganggap pembelajaran sebagai pembinaan unit-unit kecil yang
34. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 33
terdiri daripada rangkaian R-G untuk menghasilkan tingkah laku. Fahaman ini telah
menghasilkan strategi pengajaran aritmatik kepada fakta dan kemahiran kecil untuk diajar
dan dinilai secara berasingan.Kesan utama pendekatan ini bterhadap sekolah ialah
matematik diajar semata-mata dengan menggunakan teknik latih tubi.(Nik Aziz Nik Pa,
1992).Pemikiran psikologi `behaviourisme‟ telah bertapak dalam kurikulum pendidikan
matematik sejak awal 60‟an.Dalam pemikiran ini murid telah dianggap sebagai gelas
kosong. Guru berperanan memasukkan pengetahuan matematik ke dalam gelas tersebut.
Pendekatan ini mengenepikan aktiviti pengembangan intelek yang sekaligus membina sikap
negatif dalam diri pelajar terhadap matematik.Untuk mengatasi masalah itu, satu kurikulum
matematik yang memberikan tumpuan kepada penyelesaian masalah dan pemikiran kritis
telah diperkembangkan pada penghujung tahun 70‟an.Seterusnya dalam KBSM pengajaran
dan pembelajaran Matematik ditekankan kepada fahamanND binaan (konstruktivsm) dan
kemahiran berfikir secara kreatif dan kritis.(Nik Aziz Nik Pa, 1992 )
Manakala faktor-faktor luaran antaranya adalah keperluan sistem pendidikan
semasa & perubahan-perubahan yang berlaku dalam sistem sejagat seperti ledakan
teknologi maklumat & globalisasi. Begitu juga dengan faktor autonomi guruiaitu jika guru
diberikan kuasa yang lebih dalam menentukan pendekatan-pendekatan dalam proses
pengajaran, pembelajaran & penilaian.Seterusnya faktor keperluan murid-murid di mana
sekolah perlu memenuhi semua keperluan mereka seperti keperluan
asas(makan,bernafas,membesar), keselamatan, kasih sayang & kesempurnaan kendiri.
Seterusnya faktor sistem jadual sekolah, sumber-sumber bahan P&P di sekolah serta
polisi-polisi penilaian yang akan digunakan dengan murid-murid. Demikian hasrat kerajaan
yang bermatlamat memperkembangkan potensi murid dengan sepenuhnya selaras dengan
hasrat kerajaan untuk menghasilkan pekerja berilmu. Matlamat seperti meningkatkan
penglibatan murid yang tinggi serta peningkatan kemahiran berfikir secara kritis & kreatif
dalam proses P&P. Seterusnya latar belakang budaya & sosial yang hendak distrukturkan
untuk murid-muridnya.
2.1.5 Kehendak-kehendak Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah, Kurikulum
Standard Sekolah Rendah dan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah dalam
konteks FPK
Kehendak-kehendak Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah dan Kurikulum
Bersepadu Sekolah Menengah dalam konteks Falsafah Pendidikan Kebangsaanadalah
bertujuan untuk mengembangkan lagi potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu
dan seimbang dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan
kepada tuhan. Berikut adalah kehendak-kehendak yang terkandung dalam Kurikulum
35. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 34
Bersepadu Sekolah Rendah, Kurikulum Standard Sekolah Rendahdan Kurikulum
Bersepadu Sekolah Menengah dalam konteks FPK.
Kursus pengajian dan pakej elektif di peringkat sekolah rendah adalah berdasarkan
kepada Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) .KBSR mula dilaksanakan di negara kita
pada tahun 1983. Pembentukan KBSRadalah berasaskan kepada Laporan Razak (1956),
Ordinan Pelajaran (1957), Laporan Rahman Talib (1960), Akta Pelajaran (1961) dan
Laporan Jawatankuasa Kabinet (1979). Pendidikan peringkat rendah menekankan
perkembangan menyeluruh dalam bidang intelek, rohani, dan jasmani.Hal ini membolehkan
pelajar memperoleh pengetahuan dan menguasai kemahiran melalui pengalaman secara
langsung.Aktiviti pengajaran dan pembelajaran harus melibatkan pelajar secara aktif bagi
membolehkan pelajar mengemukakan idea dan perasaan, menyelesaikan masalah,
bertukar-tukar pendapat serta dapat berfikir secara kreatif dan kritis.Perakuan 2(a) Laporan
Jawatankuasa Kabinet mengkaji Perlaksanaan Dasar Pelajaran dalam Laporan (1979)
menyatakan, “Kementerian Pelajaran mengambil langkah-langkah tertentu supaya
pendidikan di peringkat rendah bercorak pendidikan asas dengan memberikan penegasan
kepada pendidikan dalam membaca, menulis, dan mengira (3M)”. KBSR dibentuk
berdasarkan perakuan 57 (a) Laporan Jawatankuasa Kabinet iaitu kurikulum sekolah rendah
hendaklah dirancang bagi membolehkan pelajar mencapai kemahiran dalam tiga asas iaitu
bidang komunikasi, bidang manusia dan alam sekitar dan bidang perkembangan diri individu
sesuai dengan keperluan, minat, bakat, dan kemampuan mental serta kesediaan pelajar
(Laporan Jawatankuasa Kabinet,1979). Terdapat tiga komponen dalam KBSR. Pertama,
komponen komunikasi iaitu kemahiran asas (membaca, menulis, dan mengira), bahasa, dan
matematik. Kedua, manusia dan alam sekitar terdiri daripada kerohanian, nilai dan sikap,
kemanusiaan dan alam sekitar, pendidikan agama Islam, pendidikan moral dan alam dan
manusia.Ketiga, perkembangan diri individu yang terdiri daripada kesenian dan rekreasi,
muzik, pendidikan seni dan pendidikan jasmani, dan kesihatan.Peringkat sekolah rendah
terbahagi kepada dua tahap.Tahap I iaitu tahun 1 hingga tahun 3 manakala tahap II iaitu
tahun 4 hingga tahun 6.Semua mata pelajaran yang ditawarkan diperingkat ini adalah
merupakan pelajaran „teras‟ iaitu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh pelajar pada
tahap I dan II.Penerapan nilai-nilai murni melalui sistem pendidikan dalam mata pelajaran
yang ditawarkan (nilai murni merentasi kurikulum) juga diperkenalkan (Abdullah Sani, 2005:
174-175).
Manakala Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR)merupakan satu bentuk
pengklasifikasian bidang ilmu, kemahiran dan nilai.Konsep ini berfokus kepada
pembentukan modal insan seimbang dari segi jasmani, emosi, rohani, intelek dan
sosial.Enam tunjang dikenal pasti mewakili bidang ilmu, kemahiran dan nilai yang menjadi
asas kepada pembangunan insan yang berfikiran kreatif, kritis dan inovatif.Tunjang-tunjang
tersebut menggambarkan penstrukturan secara eksplisit bidang ilmu, kemahiran dan nilai
yang perlu dikuasai murid. (Bahagain Perkembangan Kurikulum, KPM, 2011). Dalam KSSR
36. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 35
mata pelajaran disusun mengikut modul dan tunjang. Mata pelajaran Tahap 1 dalam KSSR
dikelompokkan kepada tiga modul iaitu Modul Teras Asas, Modul Teras Tema dan Modul
Elektif.Mata pelajaran Tahap 2 dikelompokkan kepada dua kategori iaitu Mata Pelajaran
Teras dan Mata Pelajaran Elektif. Bagi kategori Mata Pelajaran Teras, mata pelajaran
seterusnya diklasifikasikan mengikut lima tunjang iaitu Tunjang Komunikasi, Tunjang Sains
& Teknologi, Tunjang Perkembangan Fizikal & Estetika, Tunjang Kerohanian, Sikap & Nilai
dan Tunjang Kemanusiaan. Manakala bagi kategori Mata Pelajaran Teras Elektif terdapat
satu tunjang iaitu Tunjang Komunikasi Elektif.Penegasan semula mata pelajaran mengikut
modul dan tunjang dalam KSSR adalah bagi memastikan murid-murid dapat mengalami
pertumbuhan dan perkembangan secara seimbang dan haronis selaras dengan hasrat
Falsafah Pendidikan Kebangsaan.KSSR juga mengandungi penegasan standard
kandungan dan standard pembelajaran.
Kursus pengajian dan pakej elektif bagi peringkat sekolah menengah pula adalah
berdasarkan kepada Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM) yang mula
dilaksanakan secara menyeluruh di semua sekolah menengah pada tahun 1989.KBSM ini
juga dibentuk berlandaskan Laporan Jawatankuasa Kabinet (1979). Dalam Perakuan 58,
Laporan Jawatankuasa Kabinet (1979) menyatakan “adalah diperakukan bahawa kurikulum
peringkat menengah rendah hendaklah berupaya perkembangan daripada kurikulum
sekolah rendah iaitu memperkukuhkan lagi pendidikan asas dan memperkenalkan
pendidikan umum yang juga merangkumi aspek-aspek pendidikan pra vokasional (Laporan
Jawatankuasa Kabinet,1979). Matlamat pendidikan sekolah menengah adalah bagi
memperkembangkan potensi individu secara menyeluruh, seimbang dan bersepadu meliputi
aspek-aspek jasmani, emosi, rohani, intelek (JERI) bagi melahirkan insan yang seimbang,
harmoni, dan berakhlak mulia.Pada peringkat menengah rendah iaitu tingkatan 1 hingga 3,
mata pelajaran dibahagikan kepada kumpulan teras dan kumpulan tambahan.Mata
pelajaran kumpulan adalah wajib dipelajari oleh semua pelajar.Dalam Akta Pelajaran (1961),
menyatakan pada peringkat ini ada mata pelajaran yang membolehkan pelajar membuat
pilihan yang dikenali sebagai mata pelajaran tambahan yang terdiri daripada bahasa Cina,
Tamil, dan Arab. Mata pelajaran tambahan ini diwujudkan bagi memenuhi keperluan pelajar
(Abdullah Sani, 2005: 175-178).KBSR dan KBSM digubal berasaskan Falsafah Pendidikan
Kebangsaan (FPK).FPK menekankan perkembangan individu secara menyeluruh dan
bersepadu ke arah melahirkan insan yang baik berdasarkan kepercayaan, keyakinan serta
kepatuhan kepada Tuhan.FPK merupakan aspirasi pendidikan negara. Semua warga
pendidikan diharap akan berganding bahu dan berusaha dengan gigih agar FPK dapat
dicapai demi kemakmuran negara kita Malaysia. Andai semua pihak yang
bertanggungjawab memainkan peranan masing-masing FPK pasti memberi kesan yang
diharapkan.Bagi melihat kesan FPK yang ketara, kita mungkin perlu menunggu masa satu
atau dua generasi kehidupan (www.myschoolnet.ppk.kpm.my/perkelab).
37. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 36
Kehendak-kehendak kurikulum sekolah perlu dilaksanakan di semua
sekolah.Jawatankuasa kurikulum sekolah adalah sebuah jawatankuasa professional yang
penting bagi melaksanakan pencapaian matlamat kurikulum di sekolah supaya selaras
dengan falsafah dan matlamat pendidikan negara iaitu melahirkan insan yang seimbang dan
kehendak-kehendak kurikulum kebangsaan tidak dapat dilaksanakan dengan sepenuhnya
dan menyeluruh kerana terdapat beberapa kekangan yang masih menjadi penghalang
utama kepada perlaksanaan ini.Oleh itu, kerjasama pelbagai pihak amat diperlukan bagi
mengatasi kekangan-kekangan yang timbul.harmonis dari segi intelek, rohani, jasmani, dan
emosi.
2.1.6 Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Perubahan Kurikulum Era Teknologi
Maklumat & Komunikasi
Menurut Abdul Manaf Bohari dan rakan-rakan (2006) dalam buku Sistem Maklumat
Dalam Organisasi Komtemporari mendefinisikan Teknologi Maklumat & Komunikasi
sebagai komunikasi yang menggunakan teknologi terkini sebagai alat untuk berhubung
antara satu sama lain tanpa mengira situasi, masa, dan lokasi geografi. Tiga asas utama
sistem teknologi maklumat adalah perkakas komputer, perisian komputer dan komunikasi
data.Sinergi antara ketiga-tiga teknologi tersebut berupaya menggerak dan mewujud satu
kuasa teknologi yang bernilai dan berdaya maju dalam aspek komunikasi atau
perhubungan.Teknologi maklumat diperkenalkan bagi memajukan lagi sistem pendidikan
harian di sekolah.Oleh yang yang demikian kita sebagai pendidik seharusnya tidak
ketinggalan dalam mendalami ilmu bagi bidang Teknologi Maklumat dan Komunikasi.
Matlamat kurikulum Teknologi Maklumat peringkat sekolah ialah untuk membentuk
pelajar yang berpengetahuan secara menyeluruh tentang teknologi maklumat dan
berkemahiran menangani maklumat dengan menggunakan teknik dan perkakasan teknologi
maklumat bagi menyelesaikan masalah.Di samping pengetahuan dan kemahiran,
Kurikulum Teknologi Maklumat juga membentuk pelajar yang bersikap positif terhadap
impak dan sumbangan teknologi maklumat kepada masyarakat dan kehidupan harian,
supaya dapat menyumbang secara berkesan dan sepenuhnya dalam masyarakat juga
ekonomi berteknologi di tempat mereka hidup dan bekerja. Objektif kurikulum tersebut ialah
membolehkan pelajar mengkaji, mengguna dan memahami sistem dan persekitaran yang
berkaitan dengan teknologi maklumat; membina pengetahuan tentang prinsip dan proses
teknologi maklumat, mengenal pasti serta meneroka keperluan dan peluang yang boleh
ditangani melalui teknologi maklumat; menjana idea bagi memajukan teknologi berkaitan
dengan keperluan yang dikenal pasti; mengguna teknologi maklumat dengan berkesan
untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah; dan juga menyedari implikasi
penggunaan teknologi maklumat terhadap masyarakat dan kehidupan harian. K-Ekonomi
merupakan isu utama yang disarankan oleh Perdana Menteri kita, maka seharusnya
pengetahuan tentang teknologi maklumat adalah penting bagi guru-guru dalam membentuk
38. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 37
generasi yang akan datang. Ini sejajar apa yang dikatakan oleh Yusup Hashim dan Razmah
Man (2002): Negara beralih dari ekonomi pertanian, perindustrian kepada ekonomi
pengetahuan. Ekonomi pengetahuan bermaksud pembinaan, pembangunan, pengagihan
dan penggunaan ilmu pengetahuan dan maklumat untuk meningkatkan
produktiviti.Pengetahuan dijadikan faktor pengeluaran menggantikan pertanian atau modal
untuk menjana pertumbuhan ekonomi.Penggunaan teknologi maklumat adalah amat penting
terutama sekali sebagai alat membantu pengurusan.Ianya digunakan untuk menyusun
sistem data supaya menjadi kemas dan teratur selain dari cepat dan terkini. Ianya juga
boleh digunakan sebagai alat bantu mengajar yang terbahagi kepada 4 jenis iaitu mod
tutorial untuk pengajaran yang lebih interaktif, mod penerokaan untuk murid merasai
pengalaman menjalankan eksperimen, mod aplikasi supaya murid akan lebih memberi
tumpuan dan mod komunikasi yang amat sesuai untuk proses pengajaran jarak jauh.
Guru bertanggungjawab untuk membawa perubahan bagi menjadikan proses
pengajaran dan pembelajaran lebih menarik serta menghayati penggunaan teknologi di
dalam bidang pendidikan. Menyediakan bahan pengajaran menggunakan teknologi
maklumat dan komunikasi sebenarnya banyak melibatkan peruntukan persendirian guru
kerana ia memerlukan guru mengorban masa, tenaga dan wang untuk menyediakan bahan
tersebut. Walaupun ada kekangan dari sudut kekurangan perisian yang sesuai di pasaran
di samping kos yang tinggi untuk mendapatkannya, namun guru perlu menyedari betapa
pentingnya menggunakan kaedah terkini agar pelajar tidak ketinggalan di dalam bidang
teknologi masa kini. Inilah motivasi untuk golongan guru tersebut menjalankan amanat di
dalam bidang pendidikan.Usaha bersungguh-sungguh menggunapakai tenologi dalam
pengajaran dan pembelajaran bukan sahaja memanafaatkan tugasan dan pelajar malah ia
juga berjaya menjadi contoh kepada rakan seperjuangan dan pelajar lain. Teknik ini dan
keberkesanannya telah menjadi ikutan guru-guru lain dan seterusnya menjadi
pemangkin kepada pembentukan satu budaya TMK di sekolah.Apa yang penting untuk
membentuk budaya TMK di sekolah ialah penekanan dan fokus terhadap guru terutamanya
menyediakan kemudahan komputer khas buat guru seperti di dalam bilik guru. Selain dari
itu, para guru hendaklah memberi latihan dan menggalakkan pelajar mengikuti aktiviti
bagi menyedia bahan pengajaran bersama.Walaupun memakan masa,tenaga dan wang,
bahan pengajaran yang dibina berasaskan teknologi hanya perlu dibuat sekali sahaja dan
boleh diguna berulang kali untuk kelas yang berlainan dan untuk tahun-tahun seterusnya.
Jadi guru tidak lagi perlu menyediakan untuk tahun akan datang tetapi berkemungkinan
mereka akan membuat penambahbaikan kepada bahan yang telah mereka sediakan agar ia
bersesuaian dengan tahap pelajar pada tahun tersebut. Perkongsian bahan pengajaran
tidak memerlukan guru menyediakan semua kerana adanya sebahagian bahan yang boleh
dikongsi dengan guru lain yang turut menyediakan bahan berbeza. Ini semestinya dapat
menjimat masa guru dan menambah koleksi bahan pengajaran mereka.
Dengan pengenalan teknologi di dalam pendidikan dan penggunaan bahan tersebut, secara
39. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 38
tidak sedar guru sekolah telah celik teknologi maklumat. Sekiranya ditugas mengganti guru
yang tidak hadir pun, mereka hanya perlu membawa seunit laptop ke dalam kelas untuk
melaksanakan tugasan dengan efektif dan tanpa rasa bosan.
Guru sebagai tenaga pengajar dan agen perubahan di sekolah dan alam
pendidikan, perlu memainkan peranan sebagai pengajar, pembimbing dan inventor yang
positif dan berkesan bagi menjayakan pelaksanaan sistem teknologi maklumat dan
komunikasi di sekolah. Guru-guru mesti membuat persediaan yang rapi baik dari segi
mental (berfikiran terbuka, positif dan sanggup menerima perubahan serta cabaran), sikap
(ingin tahu dan belajar, berkeyakinan diri, kreatif dan inovatif) mahupun dari segi fizikal
(penggunaan ABM dengan pengetahuan dan kemahiran TMK). Ini sejajar dengan nasihat
yang diberikan oleh Tuan Haji Hussin bin Haji Harun, Tuan Pengarah Pelajaran Perak,
dalam Pendidik Bestari: Bicara Bestari (2008): Keperluan tenaga abad ke 21 dicerakin dan
dilaksanakan melalui pembangunan potensi kemanusiaan secara bersepadu, memahami
aspirasi dan agenda nasional, menguasai sepenuhnya bidang ICT, mengamalkan
pembangunan penyelidikan (R&D), teknologi tinggi (high tech) dan pengurusan kewangan
mapan di samping melahirkan generasi ketiga yang berdisiplin, berhemah tinggi,
mempunyai jati diri, memiliki ciri-ciri kreatif, inovatif, responsif, proaktif, progresif dan
produktif, dalam menghadapi proses dan cabaran globalisasi, menterjemah dalam bentuk
realiti sebuah negara Malaysia yang maju dalam acuan sendiri.
Masyarakat kita sedang mengalami transformasi menyeluruh.Perubahan itu didorong
oleh perkembangan Information Technology and Telecommunications (IT & T). Maka agar
guru dan pendidik tetap ikut berperanan dalam era Learning Society abad 21, mesti
melakukan transformasi diri: (a) trampil menggunakan teknologi informasi dan (b) menjadi
seorang pendidik, yang dari kata-kata, perilaku dan sikapnya dapat mentransfer nilai-nilai
kehidupan (soft skill). Justeru, guru merupakan pemimpin yang harus berperanan sebagai
agen perubahan untuk melakukan perubahan ke atas sekolah dan bilik darjah (Berita
Harian, 20 Julai, 2002).Kenyataan ini mecerminkan bahawa dalam sesebuah sekolah, guru
memainkan peranan yang penting secara positif.Malah menjurus kepada pengertian yang
lebih mendalam bahawa guru adalah individu yang menggariskan suatu hala tuju,
membentuk warga pelajar ke arah merealisasikan hala tuju tersebut dengan nilai-nilai
kepemimpinan yang positif (Abdul Ghani Kanesan dan Mohd. Yahya Fadzil Jusoh, 2008).
Budaya di sekolah yang mengutamakan TMK dapat dilihat menerusi beberapa
peranan guru iaitu menjadi pengajar.Guru merupakan agen mempertingkatkan prestasi
pelajaran dan penggunaan TMK pelajar. Mereka perlu memahamkan pelajar tentang konsep
dengan mudah, sistematik, seronok dan bermakna. Di samping itu, guru turut sama
berperanan sebagai individu yang menjadi jambatan rujukan pengetahuan dan maklumat
tentang TMK kepada warga pelajar.Seterusnya guru sebagai pembimbing
Guru membimbing pelajar ke arah bersikap rasional, realitik, kondusif dalam pembelajaran
40. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 39
sistem TMK dan menyelesaikan masalah ekoran cabaran yang ditemui. Apabila pelajar
dapat menembusi proses pembelajaran yang kondusif, maka secara tidak langsung situasi
ini menyediakan diri mereka dalam aspek pencapaian yang baik. Seterusnya guru sebagai
inventor.Guru memperkenalkan inovasi teknik dan sebagai agen perubahan kepada
suasana dan persekitaran pembelajaran yang menggunakan teknologi secara giat dan
berkesan. Guru harus mempunyai keyakinan dan berdaya tinggi dari aspek kreativiti dan
inovasi dalam proses mengajar TMK. Hal ini akan menjadikan pelajar tertarik kepada
pengetahuan dan pembelajaran TMK. Jika segala atribut dalam budaya diterapkan oleh
guru menjadi ikutan pelajar, maka amalan ini akan membina suatu budaya sekolah.
Kerajaan mengambil langkah memberi latihan intensif kepada guru-guru
menerusi program dan kursus khas yang dijalankan. Melalui program Latihan
DalamPerkhidmatan (LDP), guru-guru diberi taklimat khas danhands-on penggunaan ICT
dalam pengajaran dan pembelajaran pelajar oleh tenaga pengajar yang terlatih. Semasa
LDP,guru-guru ini diajar mengenai penggunaan Microsoft Word, Microsoft Excel,
pengurusan emel, blog dan sebagainya yang berkaitan. Guru juga telah diberi pinjaman
untuk pemilikan komputer bagi meluaskan pengetahuan mereka tentang kemudahan dan
penggunaan komputer dan ICT.Pihak kementerian menyarankan guru-guru mengambil
inisiatif sendiri untuk membiasakan diri dengan penggunaan ICT.
Justeru, peranan guru telah berubah dari instruktor ke fasilitator dan pengajaran
berasaskan kaedah eksposisi telah berubah kepada pengajaran yang membolehkan
pelajar melakukan eksplorasi sama ada secara individu atau dalam kumpulan kecil.
Peluang pembelajaran individu telah diberi kepada pelajar untuk pengajaran dan
pembelajaran sejajar dengan perkembangan semasa.Budaya persekolahan seharusnya
telah diubah daripada sesuatu yang berdasarkan memori kepada yang berpengetahuan,
berpemikiran, kreatif dan penyayang dengan menggunakan teknologi terkini.Kerajaan
Malaysia khasnya Kementerian Pelajaran Malaysia telah berusaha mengatasi masalah-
masalah yang timbul.Golongan pendidik pula perlu bersikap terbuka dan positif
menerima perubahan dalam era pendidikan.Kerjasama daripada semua pihak akan
memacu sistem pendidikan negara ke arah kecemerlangan bertaraf dunia.
2.1.7 Persediaan Guru Menangani Ciri-ciri Kurikulum Futuristik
Perancangan kurikulum abad ke 21, mestilah bersifat futuristik, fleksibel dan
dinamik supaya dapat menentukan corak masyarakat dan profil bangsa dan warganegara
Malaysia.Warganegara Malaysia bagi abad ke 21 mestilah dapat menangani cabaran yang
akan dibawa arus oleh globalisasi, ledakan ilmu dan maklumat. Warganegara berupaya
merancang masa depan mereka dan mampu membuat pilihan yang bijak dan tepat sesuai
dengan budaya dan nilai-nilai semasa.Untuk memenuhi matlamat mewujudkan masyarakat
Malaysia yang bersikap terbuka dan kreatif, kurikulum yang direncanakan mestilah mampu
membekalkan pelajar dengan kesediaan diri yang kukuh dari segi intelek, rohani, jasmani
41. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 40
dan emosi. Fokus pengisian kurikulum semestinya lebih daripada penguasaan pengetahuan
dan kemahiran asas tetapi kepada penguasaan berbagai-bagai kemahiran seperti
kemahiran berfikir secara kritikal dan kreatif; kemahiran berkomunikasi secara berkesan;
kemahiran menikmati keindahan ciptaan dan seni; kemahiran membuat pilihan dan
membuat keputusan; kemahiran mencari, menginterpretasikan dan mengaplikasikan
maklumat, kemahiran bergaul dan bekerjasama dengan orang lain &kemahiran kepimpinan
dan pengurusan.
Pengajaran dan pembelajaran merupakan aspek penting dalam pelaksanaan
kurikulum. Menjelang abad ke 21 pelajar perlu mendapat segala kemudahan yang
disediakan untuk membantu mereka dalam proses pembelajaran. Komputer sudah pasti
digunakan secara meluas. Sumber pengetahuan utama abad ke 21 kelak merupakan
sumber yang berkaitan dengan teknologi maklumat. Dengan itu kemudahan seperti
komputer, multimedia, cekera padat dan lebuh raya maklumat seperti 'internet' perlu
disediakan untuk digunakan oleh semua pelajar. Adalah diharapkan pengajaran dan
pembelajaran pada abad ke 21 dibantu sepenuhnya oleh komputer. Ini bukan bertujuan
menggantikan guru dengan penggunaan teknologi tetapi untuk menimbulkan suasana
pengajaran dan pembelajaran yang lebih menyeronokkan, berkesan dan lebih bermakna
kepada pelajar. Proses pengajaran dan pembelajaran dalam abad ke 21 masih tetap
berpusatkan pelajar. Malah ia perlu dipertingkatkan daripada apa yang diamalkan sekarang.
Guru memainkan peranan lebih penting kepada pelajar dengan melibatkan
pelajar sepenuhnya secara aktif dalam semua aktiviti sama ada di dalam atau di luar darjah.
Guru lebih-lebih lagi berperanan sebagai pemudah (fasilitator) pembelajaran dan
berperanan sebagai pembekal maklumat. Pelbagai aktiviti pengajaran dan pembelajaran
perlu dirancang oleh guru bagi membina dan mengukuhkan minat murid terhadap
pembelajaran. Murid dibimbing supaya bersedia menerima pengajaran dan berupaya untuk
meneruskan pembelajarannya sendiri. Pelajar ketika itu perlu dilatih untuk berdikari, yakin
pada diri sendiri dan meningkatkan rasa tanggungjawab.
Dalam rangka pengajaran dan pembelajaran berpusatkan pelajar, tenaga
pengajar/guru di sesebuah bilik darjah sekurang-kurangnya terdiri daripada seorang guru
dan seorang pembantu guru untuk membimbing pelajar yang tidak melebihi 25 orang
pelajar. Keadaan kelas dengan dua orang guru dengan sekelompok murid patut dijadikan
amalan bagi meningkat dan mengukuhkan proses pengajaran dan pembelajaran yang
berpusatkan pelajar.
Perlu ditegaskan bahawa apa pun bentuk reformasi kurikulum yang dianjurkan tidak
akan dapat hasil yang diharapkan jika tidak diikuti dengan penyusunan semula di dalam
bidang-bidang lain, kerjasama di antara agensi-agensi di Kementerian Pendidikan dan
mengambil perhatian yang berat tentang pelaksanaannya. Dalam menjayakan hasrat
penubuhan Sekolah Bestari, tumpuan utama seharusnya diberikan kepada pembangunan
prasarana teknologi, penyediaan latihan semula guru, penyediaan bahan kursus dan
42. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 41
format penilaian, di samping penglibatan pihak swasta, ibu bapa dan komuniti dalam
menangani tugas yang besar ini.
Tuntutan abad ke-21 dilandaskan kepada tuntutan Wawasan 2020 dan Wawasan
Pendidikan. Selari dengan tuntutan-tuntutan tersebut penyediaan sumber manusia berkualiti
hendaklah dihasilkan oleh sistem pendidikan kita. YAB Perdana Menteri telah menggariskan
ciri-ciri generasi yang hendak dilahirkan untuk mewarisi alaf baru akan datang iaitukaya
maklumat (termasuk sains dan teknologi); kekuatan minda (kreatif dan proaktif); nilai-nilai
luhur dan murni (termasuk penyayang); semangat jati diri, jaya diri dan keusahawanan; dan
juga keterampilan. Untuk menentukan kehendak ciri-ciri manusia berkualiti tersebut dapat
dihasilkan, maka para pendidik dan guru-guru pelatih perlulah dilengkapi dengan ciri-
ciri seperti menguasai subjek (kandungan kurikulum); mahir dan berketrampilan dalam
pedagogi (pengajaran dan pembelajaran); memahami perkembangan murid-murid dan
menyayangi mereka; memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology); memiliki
kemahiran kaunseling; menggunakan teknologi terkini; dapat menyaring dapatan-dapatan
kajian dan penyelidikan mutakhir; boleh bekerjasama dengan rakan sejawat dan orang lain;
memiliki keyakinan terhadap peranan dan sumbangan sebagai pendidik.
Satu agenda dalam program pendidikan kini sebagai persediaan abad ke-21,
ialah Sekolah Bestari. Perlaksanaan Sekolah Bestari turut mewujudkan tranformasi dalam
sistem pendidikan yang meliputi aspek kurikulum, sistem penilaian, pentadbiran,
pengurusan pembelajaran. Implikasi kepada reformasi ini, memerlukan persediaan guru.
Tan Sri Datuk Dr. Wan Mohd. Zahid bin Mohd. Nordin, memberi ciri-ciri guru bestari ialah
guru-guru yang boleh dan bijaksana mengimbangi keperluan Wawasan Pendidikan dengan
tuntutan dan cabaran semasa. “Pendidikan Bestari antara lain menginginkan guru yang
berketrampilan. Tingkat ketrampilannya bukan sekadar mengguna dan menguruskan
teknologi, tetapi lebih penting berkeupayaan menyaring, mengadun, mengacu setiap
perkara seiring dengan tingkat ketahanan anak bangsa, sejajar dengan budaya halus
masyarakat kita dan seterusnya menyumbang untuk terus memperkukuh asas kewujudan
kita (1997).”
Merujuk kepada cabaran besar di atas, para pendidik mempunyai tanggungjawab
melaksanakan peranan berikut iaitu :
i. Membina Budaya Ilmu
Kemampuan para pendidik ialah menyusun dan mensepadukan ilmu dengan
perkembangan semasa seperti teknologi dan perkomputeran. Para pendidik seharusnya
mengorak langkah dan menggembleng peluang untuk melengkapkan diri berketrampilan
sebagai pemimpin ilmu berasaskan teknologi serta bersedia menjurus kepada penguasaan
dan penggunaan teknologi maklumat untuk pelbagai bidang dan menjadi mekanisme urusan
harian. Seterusnya guru perlu membantu murid mengamalkankemahiran berfikir dan
pemikiran konstruktif. Pelajar-pelajar mestilah dididik menggunakan daya fikiran tinggi dan
43. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 42
minda untuk melahirkan pelajar-pelajar untuk belajar sepanjang hayat dan mempunyai
modal intelektual tinggi menghadapi era globalisasi. Kemahiran berfikir dan pemikiran
konstruktif perlu juga terarah kepada pandangan jauh dan luar biasa. Seterusnya guru
perlu memiliki kebolehan menterjemah dan mengawal kurikulum yang luas. Para
pendidik seharusnya mempunyai kemahiran dan berketrampilan mengaitkan domain teori
dengan praktis dan mesti bijak membina pengetahuan dan kemahiran secara developmental
mengikut kadar pembelajaran (pace of learning) untuk mencapai kemahiran thoughful
learning. Kurikulum sepatutnya mempunyai ruang untuk disesuaikan dengan perkembangan
semasa berdasarkan keperluan negara, perkembangan semasa dan kemajuan sejagat.
Kurikulum era Teknologi Maklumat & Komunikasi ini adalah digubal melalui Four Pillars of
Learning iaitu Learning to know (Belajar untuk menguasai ilmu); Learning to do (Belajar
untuk menguasai kemahiran); Learning to be (Belajar untuk menjadi insan berguna); dan
jugaLearning to live together (Belajar untuk harmoni dan bekerjasama).Selain itu, guru
hendaklah menerapkan nilai-nilai murni/moral/akhlak. Nilai-nilai murni menitikberatkan
perlakuan baik, peradaban dan tatasusila insan dalam hubungannya sesama manusia, alam
dan Tuhan. Elemen ini sangat penting dalam usaha membudayakan masyarakat yang dapat
mewujudkan kesejahteraan dan keharmonian negara.Guru juga seharusnya menguasai
pengetahuan dan kemahiran industridan melahirkan generasi untuk pasaran tenaga
kerja industri merupakan Dasar Pembangunan Negara.Dengan itu, semua usaha
tersebutmerupakan sumbangan kepada melahirkan sumber manusia yang menyumbang
kepada tenaga buruh yang berkualiti, serba boleh dan responsif kepada perubahan
keadaan perindustrian. Kurikulum dan daya didik di dalam sistem pendidikan hendaklah
berupaya merealisasikan masyarakat saintifik, teknologis dan progresif yang inovatif
dan berpandangan jauh ke hadapan.
ii. Membentuk Masyarakat Madani
Pendidik yang profesional dapat menangani pengajaran dan pembelajaran yang
dapat membudayakan masyarakat dengan amalan akhlak dan nilai-nilai murni.
Perkembangan dan kemajuan dunia boleh mempengaruhi gaya hidup dan akhlak
masyarakat kita. Usaha mengimbangkan perkembangan dan kemajuan dunia aspek
teknologi maklumat dan industri hi-tech, dengan pembentukan rohaniah dan ketahanan diri
diberikan perhatian serius. Maka konsep masyarakat madani merupakan wadah untuk
membudayakan masyarakat Malaysia. Kurikulum dalam sistem pendidikan kita sama ada
secara formal atau tidak formal, mampu menyusun dan membentuk masyarakat madani.
Dalam merancang pelaksanaan konsep ini, beberapa perkara mesti diberi perhatian dari
sudut prinsip berteraskan keimanan dan moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan perseorangan dengan kestabilan dan kesejahteraan masyarakat. Mendorong
perkembangan individu dari segi pemikiran, budaya, sosial, ekonomi, alam sekitar dan
44. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 43
teknologi. Sistem sosial yang cekap dan saksama serta perlaksanaan pemerintahan
mengikut undang-undang dan bukan nafsu atau kepentingan individu.
iii. Mengamalkan Akhlak Terpuji Dan Boleh Diteladani
Guru perlu berganding bahu meneruskan usaha mewujudkan masyarakat madani
demi melahirkan warga negara yang berpegang kepada teras keimanan dan ketuhanan,
mempunyai ketahanan diri, memiliki identiti bangsa Malaysia, tahap kepimpinan yang
dinamik, berpandangan jauh, kreatif dan inovatif, citra diri yang tinggi, berdisiplin dan amalan
hidup yang cemerlang.
Kesimpulannya, guru berperanan sebagai pendidik untuk Kurikulum
FuturistikJ.M.Cooper berpendapat guru yang berkesan ialah guru yang memperolehi ilmu
pengetahuan khusus dan kemahiran mengajar seperti menguasai ilmu pengetahuan dalam
teori pembelajaran dan psikologi manusia; menunjukkan sikap jujur yang dapat
menggalakkan pembelajaran serta mewujudkan interaksi yang positif dalam pelbagai hala;
memperoleh ilmu pengetahuan yang lengkap dlm m/pel yang diajar; dan juga menggunakan
kaedah dan teknik mengajar yang memudahkan murid-murid menjalankan aktiviti
pembelajaran mereka.
2.1 Peranan Guru dalam Melonjak Transformasi Pendidikan Negara
Guru yang inovasi dan kreatif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab
mereka sesuai dengan misi dan visi sekolah serta mampu memenuhi matlamat pendidikan
negara ke arah meningkatkan kualiti pendidikan seiring dengan cabaran dunia globalisasi.
Cabaran global kini memerlukan guru mempunyai keunggulan hasil inovasi dalam pedagogi
yang ditentukan oleh cara kurikulum yang dilaksanakan dan disesuaikan dengan konteks
budaya yang diwakili oleh setiap murid yang berlainan bangsa.
Profesor Emeritus Tan Sri Dr. Khoo Kay Kim menegaskan bahawa untuk melonjak
transformasi pendidikan, kerajaan perlu melakukan perubahan terhadap guru terlebih
dahulu. Dalam mencapai taraf negara maju pada abad ke 21, Malaysia memerlukan
warganegara yang mempunyai pengetahuan dan kemahiran dalam bidang Sains dan
Matematik. Antara peranan guru dalam melonjak transformasi pendidikan negara ini adalah
dengan mempersiapkan diri untuk membangunkan kemahiran dalam menjadi seorang yang
kreatif dan berinovasi. Guru sebagai sumber manusia dalam bidang pendidikan yang
bertanggungjawab membina kreativiti dan inovasi dalam setiap program pendidikan
secara terancang dan sistematik. Sehubunagn dengan itu, latihan perguruan yang
dipraktkikan di institusi pengajian tinggi mesti menyediakan tenaga guru yang dapat
menonjolkan peranan mereka dengan lebih efisyen dan berdaya saing dalam menempuh
dunia moden disamping melengkapkan diri dengan pengetahuan dan kemahiran insaniah
yang diperlukan selaras dengan kehendak Falsafah Pendidikan Kebangsaan.
45. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 44
Dalam melengkapkan diri dengan pelbagai kemahiran, guru harus dilengkapi oleh
pakej latihan yang dianjurkan oleh Jabatan pelajaran Negeri atau Jabatan Pelajaran
Daerah. Melalui pakej latihan yang dianjurkan ini, guru dapat dilatih untuk mengkaji semula,
mengenalpasti dan menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran di kelas secara
kritis dan kreatif. Pakej latihan dicadangkan menyediakan idea dan aktiviti yang berguna
untuk menyokong peningkatan kualiti pembelajaran melalui sumbangan idea daripada guru
yang berpengalaman, guru yang berprestasi cemerlang dan guru yang mempunyai
kepakaran dalam bidang tertentu. Selain menyertai pakej latihan, guru yang berinovasi
juga perlu menghadiri bengkel mengenai e-pembelajaran yang dianjurkan oleh badan
kerajaan mahupun swasta. Melalui bengkel ini juga, guru akan didedahkan kepada persepsi
umum yang berkaitan dengan kualiti dalam e-pembelajaran.
Selain membangunkan dan mempersiapkan diri menjadi guru yang kreatif dan
berinovasi, guru berperanan menyediakan bahan bantu mengajar yang dapat
dimanfaatkan dalam bilik darjah. Pendidikan kini menekankan penggunaan teknologi
komunikasi dan maklumat dalam bilik darjah. Dasar kurikulum baru iaitu kurikulum standard
sekolah rendah menekankan penggunaan teknologi komunikasi dan maklumat dalam bilik
darjah. Bahan grafik merupakan bahan yang mudah difahami oleh murid selain alat bantu
mengajar berbentuk visual. Cabaran dan perubahan pendidikan masa kini menuntut
guru menghasilkan bahan bantu mengajar yang dapat mempertingkat mutu dan
kualiti pendidikan bertaraf antarabangsa sesuai dengan perkembangan pendidikan
masa kini. Bahan inovasi pendidikan pemulihan menggunakan teknologi maklumat dan
komunikasi (ICT) ini merupakan salah satu contoh bahan bantu mengajar yang boleh
digunakan dalam bilik darjah.
Hakikatnya terdapat pelbagai langkah yang boleh dilaksanakan dalam
meningkat kualiti pengajaran guru dalam memastikan peranan guru melonjak
transformasi pendidikan negara dilaksanakan. Semua pihak harus memberikan jalinan
kerjasama dalam memastikan pendidikan yang diberikan dapat menjamin kualiti dan mutu
generasi pemimpin kita pada masa akan datang.
2.1.8 Strategi & Alat-alat Berfikir Dalam Pelaksanaan Kurikulum
Definisi Berfikir :
Berfikir merupakan proses menggunakan minda sama ada untukmencari makna dan
pemahaman terhadap sesuatu, membuatpertimbangan dan keputusan atau menyelesaikan
masaalah.Proses berfikir melibatkan interaksi antara pengetahuan,kemahiran kognitif serta
sikap dan nilai dalam minda individu.Kemahiran berfikir boleh dibahagikan kepada pemikiran
kritis danpemikiran kreatif.Kemahiran berfikir secara kritis ialah kebolehanuntuk menilai
kemunasabahan idea.Kemahiran berfikir secarakreatif ialah kebolehan untuk mencerna dan
menghasilkan ideaasli.
46. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 45
Strategi Berfikir :
Strategi berfikir merupakan proses berfikir yang lebih tinggiperingkatnya. Ia
melibatkan beberapa langkah dan setiap langkah pula melibatkan beberapa kemahiran
berfikir. Dalam prosesmengkonsepsikan, menyelesaikan masalah atau membuatkeputusan,
kedua-dua KBSB secara kritis dan kreatif digunakan. Kebiasaannya apabila anda
berhadapan dengan sesuatu perkara misalnya sesuatu objek, soalan yang seringkali timbul
di pemikiran anda ialah :
i. Apakah objek itu?
ii. Apakah kegunaannya?
iii. Bagaimanakah menggunakannya?
iv. Adakah ia memberi manfaat?
Apabila anda menyoal dir i sendiri dan mencari jaw apannya, anda sedang dalam
proses berfikir. Untuk mencari jawapan, anda menggunakan aspek yang berikut :
i. Pengetahuan- apa yang anda tahu tentang objek itu
ii. Kemahiran - menyoal diri sendir i tentang objek itu
iii. Sikap / Nilai - keinginan untuk mengetahui tentang objek itu
Oleh yang demikian proses berfikir melibatkan interaksi antara pengetahuan,
kemahiran kognitif dan sikap atau nilai.
Alat Berfikir:
Alat berfikir ialah alat-alat berfikir membantu kita menggunakan minda dengan lebih
bijak dan berkesan. Pemikiran kita menjadi lebih tersusun,luas, jelas dan kita tidak terburu-
buru melakukan sesuatu.Alat-alat berfikir adalah instrumen yang boleh membantu kita
membuat pengurusan lisan, mengurus pemikiran secara visual dan terkawal.Di sini
dikemukakan empat alat yang boleh digunakan untuk meningkatkan ketrampilan berfikir
iaitu soalan dan penyoalan; peta minda; pengurusan grafik; dan cort.
Soalan dan Penyoalan :
Soalan penyoalan membantu kita berfikir secara mendalam dan meluas,sebagai
guru, pengetahuan mengenai soalan dan penyoalan membolehkan kita membentuk soalan
dan menggunakannya secara berkesan dalam situasi pengajaran dan pembelajaran.Soalan
yang baik harus mengambil kira semua aspek iaitu aras, skop dan fokus.
47. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 46
Soalan mengikut aras taksonomi Bloom :
Soalan bertumpu dan bercapah:
Soalan boleh dikategerikan kepada jenis bertumpu dan bercapah
Soalan Bertumpu Soalan bercapah
Aras rendah Aras tinggi
Jawapan atau respon terhad Jawapan atau respon luas
Berbentuk tertutup Berbentuk terbuka
Sesusi menguji daya ingatan Sesuai menguji penaakulan dan
penafsiran
Lebih bersifat objektif Lebih bersifat subjektif
Lingkaran soalan :
Soalan jenis ini mula diperkenalkan oleh Christenbury dan Kelly (1983) dan telah
diperkenalkan di Malaysia oleh William W. Wilen pada 1994. Lingkaran soalan memberi
tumpuan kepada tiga skop khusus iaitu Perkara(P), Individu(I) dan Luar Individu(LI) ,
kombinasi tiga skop ini akan menjanakan lebih soalan yang boleh meningkatkan kemahiran
berfikir
48. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 47
3. Psikologi
3.1 Refleksi Tentang Teori Perkembangan Kanak-Kanak
(Konsep,Prinsip-prinsip, Faktor–faktor & Teori-teori perkembangan kanak-
kanak)
Psikologi Pendidikan dalam Kursus Ilmu Pendidikan yang saya pelajari telah
memberi pemahaman yang jelas tentang teori perkembangan kanak-kanak.Ini
membolehkan saya membuat perancangan kurikulum dan mencipta teknik mengajar kepada
murid-murid mengikut kesesuaian berdasarkan kepada peringkat perkembangan.Saya juga
akan lebih bersedia untuk mengenaliminat dan potensi murid-murid, memberi dorongan
kepada murid-murid sepenuhnya dalam pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Saya
turut mempelajari konsep pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak. Konsep
pertumbuhan bermaksud perubahan yang boleh dinilai dan diukur secara kuantitatif dari
satu peringkat ke satu peringkat perkembangan yang lain. Menurut Karl E. Garrison
perkembangan individu boleh dilihat dalam bentuk saiz badan iaitu perubahan otot, tulang,
kulit, rambut, dan kelenjar. Atan Long mentakrifkan pertumbuhan kanak-kanak ialah
perubahan yang diukur dari satu peringkat ke peringkat yang lain dari semasa ke semasa.
Menurut D.S Wright dan Ann Tylor konsep pertumbuhan dalam pelbagai sifat luaran
seseorang iaitu dari segi sifat jasmani, saiz tinggi, berat badan dan lain-lain.
Manakala perkembangan boleh didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang
tersusun dan teratur. Semua perubahan dalam perkembangan ini akan membantu individu
dalam proses mencapai kematangan. Perkembangan merupakan perubahan kualitatif yang
tidak dapat diukur secara kuantitatif.Perubahan menunjukkan sifat yang berbeza daripada
tahap perkembangan yang terdahulu.Perkembangan juga adalah sebagai perubahan pada
struktur, pendapat dan tingkah laku individu.Ia terhasil daripada fungsi biologi, faktor
pemakanan dan pengaruh alam sekitar. Perkembangan juga merupakan perubahan yang
bersifat kualitatif tetapi dapat dilihat dengan membandingkan sifat yang terdahulu dengan
sifat yang terbentuk. Dengan kata lain, perkembangan boleh juga dianggap sebagai proses
di mana individu itu mencapai kematangan, pengukuhan dan kestabilan.
Menurut Crow dan Crow, perkembangan merupakan perubahan secara kualitatif
serta cenderung ke arah lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral dan sosial.Manakala
menurut Karl E. Garrison, perkembangan adalah dihasilkan daripada tindakan yang saling
berkaitan di antara perkembangan jasmani dan pembelajaran.Sementara D.S Wright dan
Ann Taylor mentakrifkan perkembangan sebagai perubahan yang berlaku dalam warisan
hayat (baka) dan organisasi kepada struktur organisma dalam keadaan saling berkait serta
berhubng dengan pertambahan umur.Atan Long menerangkan perkembangan merupakan
perubahan yang bersifat kualiti.Perkembangan membawa seseuatu organisma keperingkat
matang dan berterusan berlaku walaupun peringkat kematangan telah dilampaui.
49. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 48
Seterusnya, saya juga dapat memahami prinsip-prinsip pertumbuhan dan
perkembangan kanak-kanak.Terdapat lapan prinsip-prinsip seperti mana yang digariskan
oleh Ruffin (2001).Prinsip yang pertama perkembangan berlangsung dari kepala ke bawah.
Arah kepala ke kaki yang juga disebut sebagai sefalokandal yang mana perubahan berlaku
pada struktur dan fungsi pada bahagian kepala terlebih dahulu kemudian diikuti bahagian
belakang badan.Kemudianya perkembangan berlaku di bahagian kaki.Dalam fungsi
pergerakan, apabila kanak-kanak ditiarapkan, kanak-kanak itu berupaya mengangkat
kepalanya terlebih dahulu sebelum boleh mengangkat dadanya.Contohnya kanak-kanak
mula mengawal diri mulai dari kepala, kemudian tangan dan seterusnya kaki.Bayi
berkembang bermula dengan kawalan di bahagian kepala, kemudian kawalan di bahagian
tangan di mana mereka mempelajari untuk memegang objek-objek. Kemudian mereka akan
membina kekuatan dan kawalan pada bahagian kaki dan bermula untuk merangkak, berdiri
atau berjalan. Prinsip yang kedua perkembangan berlangsung dari tengah badan ke
bahagian luar.Arah tengah ke tepi yang juga disebut sebagai promiksodistal.Perkembangan
berlaku secara mendatar iaitu dari arah tengah badan menghala ke bahagian luar badan
dan ke bahagian hujung anggota.Dari segi fungsi, didapati kanak-kanak menggunakan
lengan terlebih dahulu sebelum menggunakan tangan dan jari.Kesimpulannya tahap
perkembangan ini menjelaskan bahawa bahagian lengan kanak-kanak berkembang dahulu
daripada bahagian telapak tangan dan bahagian tangan dan kaki berkembang dahulu
daripada jari-jari. Prinsip ketiga merujuk kepada perkembangan bergantung pada
kematangan dan pembelajaran. Pada peringkat pertama iaitu selepas lahirnya seorang bayi,
mereka hanya dapat menghasilkan gerak balas dengan cara menyeluruh terhadap sesuatu
ransangan kerana setiap tulang ototnya belum matang. Sebagai contoh, apabila seseorang
bayi hendak mengambil sesuatu objek yang hampir dengannya maka seluruh badannya
bergerak bersama-sama dengan lengan dan tangan, sedangkan jari-jari kecilnya tidak dapat
digunakannya. Ini menunjukkan bayi tersebut menghasilkan gerak balas terhadap objek
tersebut dengan cara menyeluruh. Apabila bayi itu bertambah besar,maka ia akan dapat
menggunakan jari sahaja untuk mengambil sesuatu tanpa menggerakkan sebahagian besar
anggota badannya yang lain. Prinsip yang seterusnya ialah perkembangan berlangsung
daripada mudah (konkrit) kepada yang lebih kompleks.Kanak-kanak hanya boleh
memahami contoh-contoh konkrit semasa awal zaman kanak-kanak.Mereka hanya
memahami konsep-konsep yang abstrak dan kompleks apabila mencapai zaman
keremajaan. Kanak-kanak menggunakan kemahiran kognitif dan bahasa mudah dalam
zaman awal kanak-kanak untuk memberi sebab musabab dan menyelesaikan
masalah.Selepas itu, kuasa penghujahan mereka bertambah baik kerana ketika itu mereka
sudah boleh membezakan dan mengklasifikasikan objek-objek. Selain itu, prinsip
tumbesaran dan perkembangan adalah satu proses berterusan. Kanak-kanak membina
pengetahuan dan kemahiran-kemahiran baru berdasarkan pengetahuan lalu. Seperti blok
binaan, kanak-kanak membina dan mengumpul pengetahuan beransur-ansur, sedikit demi
50. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 49
sedikit. Semua kanak-kanak mengikut pola perkembangan yang serupa.Satu peringkat
mengikut pola perkembangan menjadi asas kepada peringkat perkembangan
seterusnya.Kanak-kanak mesti pandai mengawal pergerakan tangan untuk memegang
pensil atau krayon sebelum mereka dapat melukis atau menulis.Prinsip perkembangan yang
seterusnya ialah tumbesaran dan perkembangan berlangsung daripada umum ke
spesifik.Dalam perkembangan motor, kanak-kanak mestilah sudah boleh menggengam
objek dengan keseluruhan tangan barulah mereka boleh belajar mengguna ibu jari dan jari
telunjuk sahaja.Tumbesaran berlaku daripada pergerakan otot kepada pergerakan otot yang
lebih seni. Prinsip yang terakhir iaitu kadar tumbesaran dan perkembangan tersendiri. Setiap
kanak-kanak adalah berbeza dan kadar tumbesaran mereka adalah berbeza-beza.
Walaupun pola dan ukuran tumbesaran dan perkembangan adalah serupa bagi semua
kanak-kanak tetapi kadar pencapaian peringkat tumbesaran bagi setiap kanak-kanak adalah
berbeza. Terdapat satu julat bagi setiap tugas perkembangan untuk berlaku.Walau
bagaimanapun, ianya tidak seragam di dalam diri seseorang individu kanak-
kanak.Contohnya perkembangan intelek seseorang kanak-kanak mungkin maju lebih cepat
daripada perkembangan emosi dan sosialnya.
Seterusnya saya dapat memahami faktor–faktor mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan kanak-kanak.Perkembangan seseorang kanak-kanak amat
dipengaruhi oleh baka atau keturunan dan faktor persekitaran.Baka atau keturunan
merupakan ciri-ciri perwarisan yang dibawa oleh ibu bapa kepada anak-anak.Ciri-ciri seperti
warna kulit, saiz fizikal, warna mata dan lain-lain.Baka diperturunkan melalui gen-gen ibu
bapa kepada anak-anak.Baka ini boleh menguasai penyuburan fizikal dan mental. Baka
juga menetapkan had keupayaan, kemampuan mental kita sama ada pandai atau tidak
pandai. Sebagaimana yang telah dihuraikan dalam teori perkembangan manusia, bahawa
setiap individu menunjukkan ciri-ciri perkembangan yang serupa dalam peringkat-peringkat
pertumbuhan yang tertentu. Akan tetapi, kadar perkembangan setiap individu, walaupun
dalam peringkat pertumbuhan yang sama, tetap berbeza dari segi fizikal, kognitif, emosi dan
sosial. Perkembangan individu pula dipengaruhi oleh pendedahannya kepada sumber
teknologi yang terdapat di alam kehidupannya.Sumber teknologi ini merujuk kepada
maklumat-maklumat yang diperolehi daripada bahan-bahan bacaan seperti suratkhabar,
majalah, iklan, filem, radio, televisyen dan komputer. Seperti yang kita ketahui bahawa
pendedahan kanak-kanak kepada sumber teknologi yang sihat akan meningkatkan kadar
perkembangan kognitif, emosi dan sosialnya. Sebaliknya, kanak-kanak yang didedahkan
kepada sumber teknologi yang berunsur keganasan, kuning atau kezaliman, akan
membentuk sikap yang negatif dan personaliti yang tidak diingini.
Saya turut memahami secara jelas tentang beberapa teori perkembangan seperti
Teori Perkembangan Erik Erikson, Teori Perkembangan Lawrence Kohlberg, Teori
Perkembangan Robert Havighust, Teori Perkembangan Arnold Gesell dan Teori
Perkembangan Jean Piaget. Berdasarkan Teori Erik Erikson, manusia berpotensi
51. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 50
mengalami perkembangan psikologi yang sihat dan mampu mengatasi kesulitan mengikut
masa dan pringkat perkembangan tertentu. Terdapat lapan peringkat perkembangan emosi
manusia yang dikaji oleh Erik Erikson. Setiap peringkat akan timbul tingkah laku positif dan
negatif yang membawa masalah penyelesaian psikologikal kerana konflik
emosinya. Peringkat pertama ialah fasa kepercayaan lawan kecurigaan, iaitu pada peringkat
umur 0 hingga 18 bulan di mana bayi mula menjalinkan hubungan kasih sayang dan
kepercayaan dengan ibu bapa atau membentuk perasaan tidak percaya. Sebagai contoh,
dapat dilihat pada kebanyakan bayi yang baru lahir. Bayi akan berasa selamat dan percaya
pada ibu bapanya serta dapat merasai kasih sayang yang dicurahkan sepenuh hati.
Sebaliknya, bayi akan menangis jika tidak melihat ibu bapa atau orang yang tidak dikenali
berhampiran dengannya. Peringkat kedua ialah fasa autonomi lawan keraguan yang berlaku
pada kanak-kanak berumur 18 bulan hingga 3 tahun. Pada peringkat ini, kanak-kanak akan
cuba berdikari untuk melakukan aktiviti fizikal tanpa memerlukan bantuan orang dewasa.
Sebagai contoh, kanak-kanak yang ingin cuba makan dan minum sendiri, membuang air,
memakai kasut dan sebagainya. Kanak-kanak yang diberi sokongan untuk meneroka
perlakuan fizikal ini akan mempunyai keyakinan diri atau autonomi manakala yang tidak
diberi peluang akan merasa ragu-ragu terhadap kebolehan dirinya. Peringkat ketiga ialah
fasa ikhtiar lawan rasa bersalah pula akan ditempuhi oleh kanak-kanak yang berumur 3
hingga 6 tahun. Pada peringkat ini, kanak-kanak akan terus bersikap berdikari dengan
meneroka persekitaran dan kemahiran baru yang digemarinya. Mereka suka dan kerap kali
bertanyakan soalan dan mahukan penjelasan untuk setiap situasi yang berlaku. Sokongan
yang diberi akan menggalakkan inisiatif dalam diri kanak-kanak tersebut. Manakala, kanak-
kanak yang tidak diberi peluang atau dihukum akan rasa bersalah dan tidak yakin terhadap
dirinya sendiri. Secara teori, peringkat keempat ialah fasa berdaya usaha lawan rendah diri
yang wujud pada kanak-kanak yang berumur 6 hingga 12 tahun. Setiap kanak-kanak akan
menghadapi peringkat pembelajaran kemahiran baru atau menghadapai risiko perasaan
rendah diri jika menemui kegagalan atau tidak cekap terhadap sesuatu perkara. Contohnya
dapat dilihat pada kanak-kanak yang telah memasuki alam persekolahan. Mereka akan
berusaha sadaya upaya untuk mendapat kedudukan terbaik di dalam kelas. Mereka sering
bersaing dengan rakan dalam apa jua aktiviti yang dilakukan. Kanak-kanak ini akan berasa
rendah diri apabila gagal mencapai apa yang diinginkan. Peringkat kelima ialah fasa identiti
lawan ego rendah yang berlaku pada kanak-kanak yang sudah meningkat remaja. Mereka
mula dan sentiasa mencari identiti diri sama ada dalam personaliti, bidang pekerjaan,
perasaan jantina, politik dan agama. Pada peringkat ini, mereka keliru terhadap identiti diri
seterusnya mudah terikut dan terpengaruh terutamanya persekitaran sosial
mereka. Memasuki fasa intim lawan bersendirian, individu yang dalam lingkungan umur 20-
an mula membina hubungan rapat sama ada sebagai kawan atau kekasih. Individu ini mula
mengenali diri sendiri. Pada peringkat keenam ini, krisis utama ialah membentuk hubungan
52. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 51
intim melalui perkahwinan serta membina kehidupan berkeluarga. Individu pada peringkat ini
sudah berupaya menjaga dan melindungi individu lain (suami atau isteri dan anak) tanpa
hilang identiti diri. Mereka yang tidak dapat membina keintiman akan rasa terasing dan akan
menghindari perhubungan dengan orang lain. Peringkat ketujuh ialah fasa generatif lawan
stagnasi akan dilalui oleh individu dalam lingkungan umur 20-an hingga 50-an. Generatif
merujuk kepada usaha seseorang untuk memberi sumbangan untuk generasi akan datang.
Seorang dewasa akan berpuas hati sekiranya dapat mambantu masyarakat dan Negara. di
samping itu, mereka juga akan menjalani kehidupan berkeluarga dan berkerjaya yang baik.
Kegagalan akan membawa kepada perasaan kecewa dan tidak berpuas hati serta
mementingkan diri sendiri. Peringkat kelapan ialah fasa integriti lawan rasa kecewa berlaku
pada individu yang menjangkau umur lebih 50 tahun.Individu yang telah sampai ke
peringkat ini telah melalui pelbagai pengalaman dan cabaran dalam hidupnya. Individu yang
berjaya malaui segala krisis perkembangan akan membawa kepada kedudukan dan
kekecewaan di hari tua. Peringkat pertama ialah fasa kepercayaan lawan kecurigaan, iaitu
pada peringkat umur 0 hingga 18 bulan.Pada peringkat ini bayi mula menjalinkan hubungan
kasih sayang dan kepercayaan dengan ibu bapa atau membentuk perasaan tidak
percaya.Sebagai contoh, dapat dilihat pada kebanyakan bayi yang baru lahir. Bayi akan
berasa selamat dan percaya pada ibu bapanya serta dapat merasai kasih sayang yang
dicurahkan sepenuh hati. Sebaliknya, bayi akan menangis jika tidak melihat ibu bapa atau
orang yang tidak dikenali berhampiran dengannya.
Seterusnya Teori Perkembangan Lawrence Kohlberg mengatakan bahawa pada
tahap perkembangan tertentu, kanak-kanak akan mempelajari apa yang betul dan apa yang
salah. Dia juga akan memperaktikkan kebaikan, kejujuran, kesetiaan, kepatuhan dan
pelbagai jenis aspek moral yang lain, walaupun beliau tidak mengetahui maksud moral yang
sebenar. Teori perkembangan Lawrence Kohlberg berfokus kepada peringkat-peringkat
perkembangan moral dalam setiap individu.Lawrence Kohlberg menekankan bahawa
individu berbeza membuat penaakulan tentang pendedahan dan dan perkembangan moral
masing-masing. Peringkat perkembangan moral bersifat hierarki, berstruktur, bersistematik,
dan tidak berbalik.Apabila individu berada pada peringkat yang lebih tinggi bermakna dia
telah melalui peringkat moral yang lebih rendah. Cara seseorang menganalisa
menginterpretasikan serta membuat keputusan merupakan perkara yang sangat penting
dalam perkembangan moral secara keseluruhannya. Tahap yang paling bawah dalam
penakulan moral ialah tahap Pra-Konvensional. Pada tahap ini perlakuan dinilai
berdasarkan ganjaran dan hukuman yang akan diterima akibat perlakuan tersebut. Dalam
tahap ini terdapat dua peringkat iaitu peringkat orientasi kepatuhan dan hukuman dan
peringkat orientasi jangkaan individu. Peringkat pertama ialah orientasi kepatuhan dan
hukuman. Peringkat ini boleh dilihat pada kanak-kanak yang berumur 4 tahun di mana
penilaian oleh kanak-kanak ini bergantung kepada kesan fizikal yang akan dikenakan ke
53. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 52
atas mereka. Kepatuhan kanak-kanak kepada orang dewasa adalah untuk mengelakkan
dendaan. Mereka belum mempunyai kebolehan untuk menilai sesuatu dari segi tujuan tetapi
lebih tertumpu kepada akibat yang akan diterima. Mereka tidak dapat membezakan apa
yang betul atau salah merujuk kepada harapan masyarakat. Peringkat kedua ialah orientasi
ganjaran peribadi. Peringkat ini lebih menumpukan kepada kehendak dan perasaan sendiri.
Sesuatu perkara itu dinilai baik atau jahat adalah berdasarkan penilaian terhadap kesan ke
atas mereka. Ini bermakna apa yang dapat memuaskan hati atau menggembirakan mereka
itulah yang dianggap baik dan sebaliknya. Prinsip keadilan bagi mereka ialah sekiranya
perkara atau insiden itu berlaku kepada kedua-dua belah pihak. Sebagai contoh jika Ahmad
dicubit oleh Arif, jadi untuk berlaku adil Ahmad dibolehkan mencubit Arif. Tahap pertengahan
di dalam teori perkembangan moral Kohlberg ialah tahap Konvensional. Dalam tahap ini,
inividu sudah mula mengaplikasi peraturan berdasarkan sesuatu yang telah ditetapkan oleh
ibubapa, guru dan komuniti. Tahap ini mengandungi dua peringkat iaitu orientasi perlakuan
baik dan akur kepada sistem sosial. Peringkat ketiga ialah orientasi perlakuan baik. Pada
peringkat ini, ciri utama yang ditunjukkan ialah kecenderungan untuk menolong atau lebih
dikenali dengan sifat alturistik. Menolong orang lain yang berada dalam kesusahan atau
menyiapkan kerja dianggap sesuatu yang baik. Individu pada tahap ini menolong orang
supaya beliau dianggap sebagai orang yang baik. Gelaran budak baik ini penting kerana
sikap ini diutamakan dalam kumpulan rakan sebaya. Peringkat keempat ialah akur kepada
sisitem sosial dan etika peraturan. Pada peringkat ini kita dapat lihat dari segi penghormatan
seseorang individu itu kepada undang-undang sedia ada. Individu pada peringkat ini
menghormati undang-undang di atas rasa keyakinan beliau terhadap undang-undang yang
ada dan sanggup pula memperjuangkannya. Kohlberg berpendapat seseorang yang berada
pada peringkat ini menilai nyawa itu sebagai sesuatu yang kudus atau suci. Ramai remaja
dan orang dewasa bertindak berdasarkan pemikiran moral peringkat ini. Tahap penaakulan
moral yang paling tinggi dalam perkembangan moral Kohlberg ialah Pos-Konvensional.
Pada tahap ini individu mula meneroka pilihan, memilih alternatif-alternatif lain dalam
penaakulan moral. Mereka mula mempunyai kod moral dan etika yang tersendiri. Dua
peringkat yang terdapat pada tahap ini ialah etika kontrak sosial dan hak individu dari etika
prinsip sejagat. Peringkat kelima ialah etik kontrak sosial dan hak individu. Pada peringkat
ini, persoalan seperti hak individu, maruah, keadilan, persetujuan serta tanggungjawab
bersama menjadi isu yang dititikberatkan. Tingkah laku moral adalah berteraskan kepada
kepentingan sosial dan perjuangan ke arah kedaulatan masyarakat. Individu pada peringkat
ini menghormati undang-undang tetapi percaya bahawa undang-undang perlu diubah suai
untuk kesejahteraan umat atau manusia. Peringkat keenam ialah etika prinsip sejagat. Pada
peringkat ini individu menunjukkan ciri-ciri tingkah laku moral berasaskan kesedaran kendiri
yang meletakkan nyawa manusia, keadilan dan maruah pada peringkat tertinggi. Kohlberg
menyatakan bahawa individu pada peringkat ini melanggar undang-undang bukan kerana
tidak menghormatinya tetapi disebabkan oleh rasa tanggungjawab dari segi prinsip etika
54. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 53
hak-hak kemanusiaan. Mereka juga sanggup menerima hukuman di atas kesalahan yang
dilakukan dengan rela kerana menghormati undang-undang yang telah ditetapkan.
Manakala Teori Perkembangan Robert Havighustmenerangkan konsep tugas
dalam teori perkembangannya.Menurut beliau, pada setiap peringkat perkembangan,
manusia ada tugas yang perlu dicapai. Keupayaan menyempurnakan tugas tersebut dengan
jayanya akan membawa kebahagiaan kepada individu manakala kegagalan dalam
menyempurnakan tugas tersebut akan menyebabkan individu mengalami masalah dalam
tugasan-tugasan berikutnya. Beliau juga percaya bahawa perkembangan manusia
dipengaruhi oleh persekitarannya, nilai-nilai, norma dan budaya masyarakat. Setiap kategori
tugasan yang timbul adalah akibat daripada kematangan fizikal, perkembangan peribadi dan
keperluan masyarakat.Kematangan fizikal merujuk kepada aksi-aksi berjalan, bercakap, akil
baligh, tarikan seks dan kesan-kesan monopos.Perkembangan fizikal pula merujuk kepada
perkembangan keperibadian, nilai-nilai, pembinaan konsep kendiri, harga diri serta
kemahiran untuk berjaya dalam kerjaya. Keperluan masyarakat merujuk kepada proses
membina tanggungjawab kepada masyarakat. Robert Havighurst telah menyenaraikan
enam peringkat perkembangan manusia dalam teorinya.Peringkat pertama ialah peringkat
bayi hingga awal zaman kanak-kanak, iaitu dari kelahiran hingga berumur 5
tahun.Berdasarkan teori, pada peringkat ini bayi mula menjalinkan kasih sayang dengan ibu
bapanya.Pada tahap ini, kanak-kanak mencapai kecerdasan deria dan memahami sifat
objek.Sebagai contoh, mereka ketawa kerana gembira.Melalui pemerhatian, kanak-kanak
mula belajar makan makanan pejal dengan sendiri dan berhubung melalui isyarat, simbol
atau tanda.Daripada pengalaman dan penerokaan yang dialami, kanak-kanak ini juga mula
memahami tindakan-tindakan yang betul dan yang salah. Peringkat kedua ialah peringkat
pertengahan zaman kanak-kanak, iaitu berumur 6 hingga 12 tahun.Pada peringkat ini
mereka mula belajar kemahiran-kemahiran fizikal untuk bermain.Contohnya, belajar
membaling atau menyambut bola dengan betul.Mereka mula bersosial dengan kanak-kanak
yang sebaya dan mula memahami peranan bermasyarakat.Mereka lebih berdikari dan
membentuk konsep diri yang positif.Bagi kanak-kanak yang sudah masuk ke alam
persekolahan, mereka mula membina kemahiran-kemahiran membaca, menulis dan
mengira. Peringkat ketiga ialah peringkat remaja, iaitu berumur 13 hingga 18 tahun.Pada
peringkat ini, persahabatan yang lebih matang dibina dengan rakan-rakan yang
dipercayai.Mereka ingin mencapai kebebasan emosi daripada ibu bapa dan orang
dewasa.Walau bagaimanapun, ibu bapa haruslah memberi lebih perhatian supaya mereka
tidak terlalu bebas tanpa pengawasan.Mereka juga mula ingin mengurus kewangan sendiri
dan membina ideologi sendiri. Peringkat keempat ialah peringkat awal dewasa.Pada umur
19 hingga 29 tahun, mereka mula membuat pilihan-pilihan kerjaya yang bernas di samping
memulakan perhubungan intim.Mereka lebih bersedia untuk berkahwin dan memulakan
kehidupan rumah tangga.Pertambahan ahli dalam keluarga mengakibatkan mereka mula
membentuk kumpulan sosial sendiri. Peringkat kelima ialah pertengahan dewasa, iaitu
55. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 54
dalam lingkungan umur 30 hingga 60 tahun, mereka mula membantu kanak-kanak dan
membenarkan kanak-kanak membuat keputusan. Pada peringkat ini juga mereka berada
dalam fasa pengukuhan kerjaya atau mula berkerja sendiri. Peringkat keenam ialah pada
peringkat kematangan lewat, iaitu berumur 60 tahun dan ke atas. Pada peringkat ini mereka
lebih mementingkan kesihatan diri, gaya hidup yang positif dan pecapaian kerohanian.
Mereka sering menggunakan kebijaksanaan dan sering menjadi tumpuan orang lain.
Seterusnya Teori Perkembangan Arnold Gesell telah mengemukakan satu teori
kematangan biologi yang mengatakan tingkah laku individu berkembang mengikut jadual
masa yang tetap. Ini Bermaksud apabila sudah sampai masa perkembangan manusia itu
pasti berlaku. Bagi beliau kematangan merupakan faktor yang utama dan menentukan
proses pembelajaran. Perkembangan bagi kelakuan, pertumbuhan tisu dan organ serta
fungsi-fungsi lain berkembang mengikut pola dan urutan yang terkawal. Oleh yang demikian
, perlakuan kanak-kanak boleh diramalkan. Oleh kerana beliau mempercayai kematangan
menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Ini bererti beliau mementingkan baka
sebagai penggerak utama terhadap perkembangan kanak-kanak . Faktor-faktor persekitaran
dan kebudayaan hanya bertindak sebagai pengaruh sekunder yang dapat mengubahsuai
kemajuan perkembangan. Beliau menghormati hak dan individualiti kanak-kanak dan
mempercayai kanak-kanak bebas untuk mendapatkan pendidikan. Kanak-kanak harus
dibenarkan berkembang mengikut kadar perkembangan sendiri, kanak-kanak tidak perlu
dipaksa untuk mencapai suatu peringkat perkembangan . Personaliti, kadar pertumbuhan
minat dan kebolehan adalah aspek-aspek yang dimiliki oleh individu. Oleh itu wujud kadar
pertumbuhan yang berlainan yang berlaku pada masa yang berlainan. Oleh itu perbezaan
individu sering berlaku sangat penting dan harus diketahui di semua peringkat. Beliau
membahagikan perkembangan kanak-kanak kepada lima peringkat iaitu peringkat pertama
(0 – 1 tahun). Semasa berumur sebulan bayi boleh menghasilkan tangisan berlainan untuk
membezakan tangisan lapar dan tangisan yang inginkan belaian ibu. Semasa berusia 4
bulan , bayi melalui peringkat awal perkembangan emosi seperti ketawa apabila gembira
sementara di usia 8 bulan, perkembangan psikomotor bayi telah meningkat di mana bayi
boleh menggenggam objek yang diberikan kepadanya. Bagi bayi berusia 1 tahun pula telah
boleh berdiri. Peringkat Kedua (1- 2 tahun) kanak-kanak mulai berjalan berjalan, bercakap
dan memahami makna “jangan”. Pada akhir peringkat ini boleh berjalan dan berlari serta
mula bercakap tetapi masih pelat. Peringkat ketiga (2 – 3 tahun) pula kanak-kanak mula
makan bersendirian dan bercakap menggunakan ayat yang mudah.Dalam peringkat
keempat (3 – 4 tahun) kanak-kanak boleh menunggang basikal roda tiga dan dapat
menerima arahan mudah ibu bapa. Dalam peringkat kelima (4 – 6 tahun) kanak-kanak mula
bersosialisasi dan berupaya mengemukakan soalan berperingkat-peringkat.Kanak-kanak
sudah boleh membezakan di antara yang betul dan yang salah serta sedia mendengar
pendapat orang lain.
56. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 55
Akhir sekali Teori Perkembangan Jean Piaget bertumpu kepada pemerhatian
kanak-kanak di dalam persekitaran semula jadi mereka. Beliau telah mengkaji
perkembangan tiga anaknya sendiri. Piaget telah memperkenalkan empat konsep yang
penting, iaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan adaptasi.Skema adalah potensi am yang
ada dalam pemikiran manusia untuk melakukan sesuatu. Skema adalah dalam bentuk
pengetahuan dunia berfungsi untuk memandu tingkah laku individu. Manakala adaptasi
merupakan proses mental yang wujud akibat keseimbangan antara akomodasi dan asimilasi
untuk disesuaikan dengan persekitaran. Dua aspek penyesuaian yang dialami oleh
seseorang individu, iaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan akomodasi digunakan oleh
kanak-kanak ketika dia belajar untuk menyesuaikan diri dengan persekitarannya. Setiap
individu hendaklah menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya apabila umurnya meningkat.
Ini melibatkan asimilasi dan akomodasi. Seseorang individu itu menunjukkan asimilasi ketika
dia menggunakan gerak balas yang telah dipelajari kepada rangsangan yang baru.
Contohnya, seseorang yang tahu menunggang basikal tidak perlu belajar semula tentang
cara mengekalkan keseimbangan di atas kenderaan beroda dua. Pembelajaran tentang
cara mengekalkan keseimbangan di atas basikal akan membantunya menunggang
motosikal. Ini merupakan asimilasi. Walau bagaimanapun, untuk menunggang motosikal, dia
perlu mempelajari menggunakan klac motosikal. Perkara baru yang dipelajari disebut
akomodasi. Dengan ini jelaslah asimilasi dan akomodasi berinteraksi untuk mendapatkan
tingkah laku baru yang membantu seseorang individu membuat penyesuaian dengan alam
sekitarnya.
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget amat terkenal dengan perkembangan
intelek. Menurut beliau, tahap perkembangan kognitif bergantung kepada kemampuan
berfikir, dengan ini tentu perkembangannya dipengaruhi oleh unsur-unsur biologi. Beliau
telah mengutarakan empat peringkat perkembangan intelek pertama iaitu perkembangan
semasa bayi (Peringkat Deria Motor).Pada pandangan Piaget tahap-tahap perkembangan
pemikiran dapat dibezakan atas empat tahap, iaitu tahap pemikiran deria motor, pra
operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Pemikiran bayi termasuk ke dalam
pemikiran deria motor, Tahap deria motor berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira
berumur 2 tahun. Selama tahap ini perkembangan mental ditandai dengan perkembangan
pesat dengan kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasi deria melalui
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fizikal. Dalam hal ini bayi yang baru lahir bukan saja
menerima secara pasif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat pancainderanya, tetapi
juga aktif memberikan respons terhadap rangsangan tersebut, iaitu melalui gerak-gerak
reflek. Pada akhir tahap ini ketika anak berusia sekitar 2 tahun, pola-pola deria motor
mereka semakin kompleks dan mulai mengadaptasi suatu sistem simbol yang primitif,
misalnya, anak usia dua tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan memanipulasi
dengan tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada.
57. Ilmu pendidikan ; pn 1141p ( r )
____________________________________________________________________________
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS GAYA, KOTA KINABALU SABAH| 56
Pada peringkat ini, kanak-kanak banyak menggunakan deria motor (seperti memegang)
untuk berinteraksi dan memahami alam sekitarnya. Misalnya, apabila kanak-kanak ini
menarik ekor kucing (aktiviti motor) ianya akan menghasilkan jeritan yang kuat (pengalaman
kederiaan). Kanak-kanak juga belum memperoleh konsep kewujudan objek. Ini bermakna
apabila suatu objek yang pernah dilihatnya telah disimpan, dia menganggap objek itu tidak
ada lagi. Anak juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti “mama
melompat”.Kedua,perkembangan semasa awal kanak-kanak (Peringkat Pra Operasi).
Perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap pra operasional
(preoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Dalam tahap pra
operasional pemikiran masih kacau dan tidak di organisasi secara baik. Pemikiran pra
operasional adalah awal dari kemampuan untuk merekonstruksi pada tahap pemikiran apa
yang telah ditetapkan dalam tingkah laku. Pemikiran pra operasional juga mencakupi transisi
dari penggunaan simbol-simbol primitif kepada yang lebih maju. Pada peringkat ini, kanak-
kanak menggunakan simbol untuk mewakili objek-objek yang dilihat di sekelilingnya. Kanak-
kanak mula bertutur tetapi pertuturannya bersifat egosentrik, iaitu dia bercakap sendiri.
Mereka juga tidak berminat untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Topik
perbualan berkisar tentang dirinya. Kanak-kanak belum memperoleh konsep pengekalan.
Sifat pengekalan merujuk kepada bilangan atau jumlah sesuatu elemen tetap walaupun
susunan atau penglihatannya telah ditukar (dengan syarat bahan asal itu tidak ditambah
atau dikurangkan). Contohnya, apabila dua gelas yang diisi air (isi padu yang
sama)dituangkan ke dalam Dua bekas yang berlainan; sebuah yang lebih tinggi dan sempit
dan sebuah lagi bekas yang lebar dan pendek. Apabila disoal bekas manakah yang
mengandungi lebih banyak air, kanak-kanak pada peringkat ini akan mengatakan bekas
yang tinggi dan sempit itu. Konsep transformasi juga belum diperoleh. Contohnya,apabila
sebatang kayu diletakkan tegak dan kemudiannya diletakkan secara mendatar,kanak-kanak
tidak dapat menggambarkan perubahan yang berlaku itu. Lagipun, perhatian kanak-kanak
dipusatkan kepada aspek-aspek yang tertentu sahaja. Ketiga, perkembangan semasa
pertengahan dan akhir kanak-kanak (Peringkat Operasi Konkrit). Pemikiran anak-anak
pada masa ini disebut pemikiran operasi konkrit (concrete operational thought).Peringkat
Operasi Konkrit ini bermula apabila anak-anak itu mencapai umur 7 hingga 11 tahun. Pada
peringkat ini,kanak-kanak hanya dapat menyelesaikan satu-satu masalah yang melibatkan
peristiwa atau objek yang konkrit (perkara yang boleh dilihat atau disentuh) . Walau
bagaimanapun, keupayaan untuk memanipulasikan konsep dan idea pada tahap ni adalah
terhad serta bergantung pada objek yang boleh dilihat atau disentuh sahaja. Contohnya,
kanak-kanak pada tahap ini tidak mampu untuk berfikir tentang konsep-konsep yang abstrak
seperti demokrasi, keadilan dan seumpamanya. Tetapi pada tahap ini mereka mula
menerima pendapat orang lain serta berupaya memberi perhatian kepada semua aspek.
Kanak-kanak juga dapat memperoleh konsep ruang, kelajuan dan masa. Keempat,
perkembangan semasa remaja (Peringkat Operasi Formal). Dari perspektif teori kognitif