SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN
Oleh : Wanda Listiani, S.Sos1
dan Novalinda, ST2
Kenyamanan ruang bagi pengguna perpustakaan adalah hal yang utama. Sebagai
penunjang kegiatan membaca maupun kegiatan yang lainnya, pustakawan (pengelola
perpustakaan) berkewajiban mendesain ruang perpustakaan senyaman dan sesehat
mungkin. Pengetahuan dan pemahaman mengenai ruang menjadi penting bagi
pustakawan (pengelola perpustakaan) untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin dan
membuat mereka betah berlama-lama berada di perpustakaan. Beberapa perpustakaan
umum yang ada di daerah maupun perguruan tinggi masih belum memenuhi persyaratan
desain ruang yang ‘layak’.
Berikut beberapa konsep perencanaan perpustakaan dan contoh kasus desain
ruang yang ada di perpustakaan :
Sistem Layanan
Sistem layanan sebuah perpustakaan dan perawatan koleksi yang harus dilakukan.
Sistem pola terbuka misalnya, pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari
buku yang ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan (pengelola
perpustakaan). Layanan perpustakaan seperti ini disebut layanan terbuka. Kelemahan dari
layanan ini adalah buku mudah rusak, dicuri/diambil orang atau susah ditemukan.
Kesulitan penemuan buku ini terjadi karena biasanya pengunjung tidak menyimpan buku
yang sudah dibacanya ketempat semula (asal) sesuai penomoran buku (klasifikasi).
Menurut Neufert3
ada 2 sistem pola perpustakaan yaitu :
1. Sistem Pola Terbuka yaitu sistem yang menggunakan penyimpanan buku secara
‘tumpukan terbuka’ dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya dan bukan diantara
rak-rak. Bentuk ini banyak dijumpai di Amerika Serikat
2. Sistem akses tertutup yaitu di mana si pembaca tidak dapat mengambil buku sendiri
melainkan harus melalui petugas dan buku dicari melalui katalog yang tersedia.
1
Pustakawan, sedang belajar sebagai Mahasiswa Magister Desain ITB Bandung
2
Arsitek, sedang belajar sebagai mahasiswa Magister Desain ITB Bandung
3
Ernst Neufert, Data Adrsitek, Jilid 1 edisi kedua 1993:145
1
Pada sistem akses tertutup biasanya perpustakaan memberi penyekat kaca atau
partisi untuk membatasi pengunjung (ruang baca) dengan tempat penyimpanan (stock)
koleksi perpustakan. Penggunaan penyekat kaca antara stock dengan ruang baca, menurut
seorang arsitek bernama Mise Vander Rohe merupakan wujud dari konsep transparansi,
yaitu bidang pembatas yang digunakan bukan lagi dinding melainkan dengan kaca. Ada 3
tipe dasar pola ruang berdasarkan dinding pembatasnya menurut Edward Hall dalam
Laurens (2004: 194) yaitu
1. Ruang berbatas tetap (fixed-feature space)
Ruang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas yang relatif tetap dan tidak
mudah digeser, seperti dinding masif, jendela, pintu atau lantai.
2. Ruang berbatas semi tetap (semifixed-feature space)
Adalah ruang yang pembatasnya bisa berpindah. Ruang-ruang yang dibatasi
oleh partisi yang dapat dipindahkan ketika dibutuhkan setting yang berbeda.
3. Ruang informal
Adalah ruang yang berbentuk hanya untuk waktu singkat, seperti ruang yang
berbentuk ketika dua atau lebih orang berkumpul.
Berikut contoh ruang perpustakaan dengan pola sistem tertutup :
Keterangan :
Bidang pembatas dengan menggunakan kaca
Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007
Kelemahan sistem akses tertutup ini adalah pengunjung tidak bebas memilih buku
karena buku diambilkan oleh pustakawan (pengelola perpustakaan).
2
Penempatan Rak Buku
Untuk menempatkan rak-rak buku dalam ruang perpustakaan, pustakawan
(pengelola perpustakaan) harus memperhatikan luas ruang, banyaknya furnitur, letak
jendela dan pintu serta tinggi plafon ruangan tersebut. Misalnya pada ruangan yang
luasnya 7 m x 4 m, dengan ukuran rak buku 300 cm x 50 cm x 200 cm sebanyak 3 (tiga)
buah dengan furniture : 2 meja ukurannya 100 cm x 50 cm, 4 kursi, pustakawan
(pengelola perpustakaan) dapat mendesain ruang sesuai gambar denah sebagai berikut :
Meja &
Rak buku
Rak buku
Space untuk
berjalan
Untuk mendapatkan hasil optimal pada ruang yang terbatas maka harus
diperhatikan perletakan furnitur, pintu dan jendela. Untuk ruang 300 cm x 50 cm,
sebaiknya rak buku diletakkan pada dinding ruangan (atau dirapatkan pada dinding) yang
terpanjang. Ini untuk memudahkan lalu lintas petugas atau pengunjung tanpa harus
membelokkan badan ke kanan atau kiri. Pada bagian tengah ruangan diletakkan rak buku
berlapis dua untuk menghemat ruangan dan lebih terkesan lapang.
Posisi meja dan kursi untuk membaca bagi pengunjung diletakkan pada bagian
dinding yang terpendek, agar ruang terlihat seimbang dan selaras. Pintu diletakkan
disudut ruangan sehingga pandangan lebih terarah dan jelas kedalam ruangan. Jendela
diletakkan antara ruang koleksi buku dan ruang informasi (didepannya), jendela kaca ini
3
memisahkan ruang, memberi kesan menyatu dan pengelola perpustakaan lebih mudah
untuk mengontrol (mengawasi).
Sistem Sirkulasi
Yang dimaksud dengan sirkulasi dalam artikel ini adalah space atau ruang diluar
perabot, biasanya digunakan untuk lalu lintas pengunjung atau pengelola perpustakan.
Ada beberapa model sirkulasi dalam ruang didasarkan pada penempatan dan bukaan
pintu antara lain :
Condong untuk
berhenti/memperlambat jalan
membelokkan meneruskan
Tidak baik, ruang terbagi
menjadi dua bagian,
Membingungkan bagi yang
masuk
Baik, pandangan terarah ke
seluruh ruang
Jelas, langsung
Tidak jelas, terhalang Baik/menguntungkan
Pandangan jelas
Orientasi baik
Kurang baik
Terbagi dua
Symetri
4
Tidak baik
Pandangan kurang jelas
Sangat tidak baik
Terbagi-bagi
Tidak berketentuan
Berikut gambar kasus penempatan rak dan sirkulasi :
kaca
keterangan:
= kaca
= meja
= kursi
= rak buku
= pintu
= jendela
Ruang di dalam Perpustakaan
Keterangan :
Penempatan rak dan sirkulasi ruang
Sirkulasi dari arah pintu menuju ruang koleksi
Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007
Sistem Pencahayaan
Pencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman
(comfort) dalam ruang. Sumber pencahayaan dapat berasal dari sumber cahaya alami
(natural lighting, misal sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam) dan
sumber cahaya buatan (artificial lighting, misal lampu). Sumber pencahayaan ini
menimbulkan efek-efek dan memberi pengaruh sangat luas kepada pembaca
5
perpustakaan atau penghuni ruangan tersebut. Menurut Suptandar (1999:217), terang
cahaya suatu penerangan ditentukan oleh faktor-faktor :
1. Kondisi ruang (tertutup atau bukaan)
2. Letak penempatan lampu
3. Jenis dan daya lampu
4. Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap)
5. Warna-warna dinding (gelap atau terang)
6. Udara dalam ruang (asap rokok dan sebagainya)
7. Pola diagram dari tiap lampu
Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting
kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan.
Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu
atau permainan bidang kaca. Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan.
Keterangan :
: Lampu gantung mengikuti bentuk kemiringan plafon
Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007
Pada umumnya suasana gelap dalam ruang perpustakaan kurang memberikan suasana
nyaman. Suasana gelap dapat memberikan dampak sebagai berikut :
1. rasa takut
2. rasa tidak jelas
3. rasa menyeramkan
Tapi tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan, tergantung faktor
pengalaman dan kebiasaan. Terbatasnya cahaya penerangan sebuah ruang memberi persepsi
menyeramkan pada ruang tersebut.
6
Suasana gelap dan terang ini dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan menarik atau tidak
menarik pada sebuah ruang perpustakaan. Menurut Hakim (2004:174), untuk mendapatkan
cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Sumber cahaya di atas mata manusia
2. Sumber cahaya setinggi mata manusia
3. Sumber cahaya di bawah mata manusia
Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, dapat pula dikategorikan menjadi 3 bagian :
1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah
2. Arah cahaya tegak lurus ke atas
3. Arah cahaya membentuk sudut
Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk
kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia yang
jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca seperti gambar di bawah ini :
7
Sirkulasi Udara
Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan
menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah
digunakannya alat bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada
dinding ruang perpustakaan.
Ruang Informasi
Ruang informasi adalah tempat pustakawan (pengelola perpustakaan) memberikan
layanan informasi baik tentang buku, proses peminjaman atau pengembalian buku. Agar
tidak terjadi crossing (persilangan) antara yang meminjam dengan yang mengembalikan
buku, pustakawan (pengelola perpustakaan) memisahkan tempat menjadi dua bagian,
seperti dalam gambar di bawah ini :
Tempat Pengembalian
Buku
Tempat Peminjaman
Buku
Keterangan :
Tempat peminjaman dan pengembalian buku
Lokasi : Perpustakaan Fakultas Sastra UI Depok, 2006
Ruang Baca
Ruang baca tidak sekedar dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan fisik dan
kebutuhan visual (lihat) saja, melainkan disesuaikan dengan fungsi yang mendukung
ruang tersebut. Secara fisik, semua orang membutuhkan besar ruang tertentu untuk
merasa aman dan nyaman dalam membaca. Jumlah dan bentuk ruang ini bervarasi,
tergantung pada luas ruang perpustakaan, aktivitas dan pengguna. Menurut Halim
(2005:89), ada 4 dimensi psikologis yang ditimbul dari sebuah ruang yaitu :
8
1. Kepemilikan ruang
2. Pesonalisasi ruang
3. Tingkat privasi ruang
4. Kontrol atas ruang
Keempat dimensi psikologis tersebut menjadi panduan bagi pustakawan
(pengelola perpustakaan) dalam mendesain ruang perpustakaan dimana mereka bekerja.
Karena dalam desain, orang baik pengunjung, pengguna perpustakaan atau pengelola)
lebih menerima ruang dan isinya jika itu memberi kenyamanan. Sehingga perpustakaan
tidak hanya sebagai perpustakaan saja, melainkan sebagai tempat yang menyenangkan
dan nyaman untuk membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Rustam dan Hardi Utomo, 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap :
Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara
Halim, Deddy, 2005. Psikologi Arsitektur : Pengantar Kajian Lintas Disiplin, Jakarta :
Penerbit Grasindo
Laurens, Joyce Marcella, 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia, Jakarta : Penerbit
Grasindo
Neufert, Ernst, 1993. Data Arsitek, Jilid 1 Edisi Kedua, Jakarta : Penerbit Erlangga
Suptandar, J. Pamudji, 1999. Disain Interior : Pengantar Merencana Interior Untuk
Mahasiswa Disain dan Arsitektur, Jakarta : Penerbit Djambatan
9
BIODATA PENULIS
Nama : Wanda Listiani
Alamat : Jl. Ciheulang Baru 15C Bandung 40134
Alamat : Sayidan GM 2/196 Yogyakarta 55121
Telp. HP : 0818221151
Email : wanda_96@yahoo.com
Karya :
2006 Draft Novel Desain berjudul “Mata Gardes”
2006 Draft Buku berjudul ”Kereta Kuda”
2006 Juara III Kompetisi Nasional 2006 Penulisan Proposal “Pembangunan
Layanan dan Informasi di Telecenter secara Partisipatoris untuk
Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan” diselenggarakan Bappenas, PT.
Microsoft Indonesia, PT. Pasifik Satelit Nusantara dan UNDP
2006 Draft Novel ”Nyai Bedono”
2006 Draft Novel ”Mantra Bernyanyi : Monolog Pulau Pasir”
BIODATA PENULIS
Nama : Novalinda
Alamat : Jl. Sadang Tengah II No.2 Bandung 40134
Alamat asal : Jl. Pembangunan Kompleks Pondok Surya Blok VI No. 231 Medan
20124
Telp. HP : 081370857518
Email : linda_sagt03@yahoo.com
Karya :
Menulis artikel di Jurnal Arsiplan Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Medan
10

More Related Content

What's hot

struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4
WSKT
 
Contoh proposal pengadaan buku perpustakaan
Contoh proposal pengadaan buku perpustakaanContoh proposal pengadaan buku perpustakaan
Contoh proposal pengadaan buku perpustakaan
agus santoso
 

What's hot (20)

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRANSTRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
 
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
 
Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bolaStruktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
 
program-ruang-apartment
program-ruang-apartmentprogram-ruang-apartment
program-ruang-apartment
 
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiKonsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigi
 
Struktur Interspasial
Struktur InterspasialStruktur Interspasial
Struktur Interspasial
 
Dasar-Dasar Tata Ruang Pencahayaan Penghawaan dan Akustik
Dasar-Dasar Tata Ruang Pencahayaan Penghawaan dan AkustikDasar-Dasar Tata Ruang Pencahayaan Penghawaan dan Akustik
Dasar-Dasar Tata Ruang Pencahayaan Penghawaan dan Akustik
 
Perancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IVPerancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IV
 
struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4
 
MAKALAH LAPORAN UJI BEBAN MAKET STRUKTUR BANGUNGAN_KELOMPOK 1.pdf
MAKALAH LAPORAN UJI BEBAN MAKET STRUKTUR BANGUNGAN_KELOMPOK 1.pdfMAKALAH LAPORAN UJI BEBAN MAKET STRUKTUR BANGUNGAN_KELOMPOK 1.pdf
MAKALAH LAPORAN UJI BEBAN MAKET STRUKTUR BANGUNGAN_KELOMPOK 1.pdf
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
 
Analisis arah angin
Analisis arah anginAnalisis arah angin
Analisis arah angin
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
 
perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4
 
Contoh proposal pengadaan buku perpustakaan
Contoh proposal pengadaan buku perpustakaanContoh proposal pengadaan buku perpustakaan
Contoh proposal pengadaan buku perpustakaan
 
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat ccaSoal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
 
Fisika bangunan-1
Fisika bangunan-1Fisika bangunan-1
Fisika bangunan-1
 
teori arsitektur.pptx
teori arsitektur.pptxteori arsitektur.pptx
teori arsitektur.pptx
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunan
 
Ergonomi kelompok
Ergonomi kelompokErgonomi kelompok
Ergonomi kelompok
 

Viewers also liked

Program Kerja SD YPPI-1
Program Kerja SD YPPI-1Program Kerja SD YPPI-1
Program Kerja SD YPPI-1
Rendra S.Sos
 
Asyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaanAsyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaan
Ikhsan Nendi
 
standarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolah
standarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolahstandarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolah
standarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolah
Rani Yuniarta
 
SD-MI kelas03 ips sunarso anis
SD-MI kelas03 ips sunarso anisSD-MI kelas03 ips sunarso anis
SD-MI kelas03 ips sunarso anis
sekolah maya
 

Viewers also liked (17)

Klasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
Klasifikasi untuk Perpustakaan SekolahKlasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
Klasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
 
Katalogisasi dan klasifikasi bagian iv
Katalogisasi dan klasifikasi bagian ivKatalogisasi dan klasifikasi bagian iv
Katalogisasi dan klasifikasi bagian iv
 
Katalogisasi dan Klasifikasi Bahan Pustaka Bagian I
Katalogisasi dan Klasifikasi Bahan Pustaka Bagian IKatalogisasi dan Klasifikasi Bahan Pustaka Bagian I
Katalogisasi dan Klasifikasi Bahan Pustaka Bagian I
 
Program Kerja SD YPPI-1
Program Kerja SD YPPI-1Program Kerja SD YPPI-1
Program Kerja SD YPPI-1
 
Kegiatan pra katalogisasi
Kegiatan pra katalogisasiKegiatan pra katalogisasi
Kegiatan pra katalogisasi
 
InVentarisasi MajaLAH
InVentarisasi MajaLAHInVentarisasi MajaLAH
InVentarisasi MajaLAH
 
Asyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaanAsyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaan
 
standarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolah
standarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolahstandarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolah
standarisasi peralatan dan perlengkapan perpustakaan sekolah
 
Instrumen lomba uks
Instrumen lomba uksInstrumen lomba uks
Instrumen lomba uks
 
2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah
 
program kerja sekolah SMP Pemuda
program kerja sekolah SMP Pemudaprogram kerja sekolah SMP Pemuda
program kerja sekolah SMP Pemuda
 
Program kerja perpustakaan
Program kerja perpustakaanProgram kerja perpustakaan
Program kerja perpustakaan
 
Uks newwwww
Uks newwwwwUks newwwww
Uks newwwww
 
Daftar buku perpustakaan
Daftar buku perpustakaanDaftar buku perpustakaan
Daftar buku perpustakaan
 
SD-MI kelas03 ips sunarso anis
SD-MI kelas03 ips sunarso anisSD-MI kelas03 ips sunarso anis
SD-MI kelas03 ips sunarso anis
 
4. tabel program kerja
4. tabel program kerja4. tabel program kerja
4. tabel program kerja
 
Program Kerja
Program KerjaProgram Kerja
Program Kerja
 

Similar to Desain ruang perpustakaan (6)

Lobby ec (2)
Lobby ec (2)Lobby ec (2)
Lobby ec (2)
 
Perpustakaan online
Perpustakaan onlinePerpustakaan online
Perpustakaan online
 
Tugas repload mengggunakan format coris mata kuliah PG & E
Tugas repload mengggunakan format coris mata kuliah PG & ETugas repload mengggunakan format coris mata kuliah PG & E
Tugas repload mengggunakan format coris mata kuliah PG & E
 
Jurnal mengenai Katalog
Jurnal mengenai KatalogJurnal mengenai Katalog
Jurnal mengenai Katalog
 
anotasi jurnal -desain interior perpustakaan, biaya, implikasinya,
anotasi jurnal -desain interior perpustakaan, biaya, implikasinya, anotasi jurnal -desain interior perpustakaan, biaya, implikasinya,
anotasi jurnal -desain interior perpustakaan, biaya, implikasinya,
 
Analisis ruang lingkup fisik manajemen kelas sdn bendorejo 2 pogalan trenggalek
Analisis ruang lingkup fisik manajemen kelas sdn bendorejo 2 pogalan trenggalekAnalisis ruang lingkup fisik manajemen kelas sdn bendorejo 2 pogalan trenggalek
Analisis ruang lingkup fisik manajemen kelas sdn bendorejo 2 pogalan trenggalek
 

Desain ruang perpustakaan

  • 1. DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh : Wanda Listiani, S.Sos1 dan Novalinda, ST2 Kenyamanan ruang bagi pengguna perpustakaan adalah hal yang utama. Sebagai penunjang kegiatan membaca maupun kegiatan yang lainnya, pustakawan (pengelola perpustakaan) berkewajiban mendesain ruang perpustakaan senyaman dan sesehat mungkin. Pengetahuan dan pemahaman mengenai ruang menjadi penting bagi pustakawan (pengelola perpustakaan) untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin dan membuat mereka betah berlama-lama berada di perpustakaan. Beberapa perpustakaan umum yang ada di daerah maupun perguruan tinggi masih belum memenuhi persyaratan desain ruang yang ‘layak’. Berikut beberapa konsep perencanaan perpustakaan dan contoh kasus desain ruang yang ada di perpustakaan : Sistem Layanan Sistem layanan sebuah perpustakaan dan perawatan koleksi yang harus dilakukan. Sistem pola terbuka misalnya, pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari buku yang ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan (pengelola perpustakaan). Layanan perpustakaan seperti ini disebut layanan terbuka. Kelemahan dari layanan ini adalah buku mudah rusak, dicuri/diambil orang atau susah ditemukan. Kesulitan penemuan buku ini terjadi karena biasanya pengunjung tidak menyimpan buku yang sudah dibacanya ketempat semula (asal) sesuai penomoran buku (klasifikasi). Menurut Neufert3 ada 2 sistem pola perpustakaan yaitu : 1. Sistem Pola Terbuka yaitu sistem yang menggunakan penyimpanan buku secara ‘tumpukan terbuka’ dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya dan bukan diantara rak-rak. Bentuk ini banyak dijumpai di Amerika Serikat 2. Sistem akses tertutup yaitu di mana si pembaca tidak dapat mengambil buku sendiri melainkan harus melalui petugas dan buku dicari melalui katalog yang tersedia. 1 Pustakawan, sedang belajar sebagai Mahasiswa Magister Desain ITB Bandung 2 Arsitek, sedang belajar sebagai mahasiswa Magister Desain ITB Bandung 3 Ernst Neufert, Data Adrsitek, Jilid 1 edisi kedua 1993:145 1
  • 2. Pada sistem akses tertutup biasanya perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi pengunjung (ruang baca) dengan tempat penyimpanan (stock) koleksi perpustakan. Penggunaan penyekat kaca antara stock dengan ruang baca, menurut seorang arsitek bernama Mise Vander Rohe merupakan wujud dari konsep transparansi, yaitu bidang pembatas yang digunakan bukan lagi dinding melainkan dengan kaca. Ada 3 tipe dasar pola ruang berdasarkan dinding pembatasnya menurut Edward Hall dalam Laurens (2004: 194) yaitu 1. Ruang berbatas tetap (fixed-feature space) Ruang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas yang relatif tetap dan tidak mudah digeser, seperti dinding masif, jendela, pintu atau lantai. 2. Ruang berbatas semi tetap (semifixed-feature space) Adalah ruang yang pembatasnya bisa berpindah. Ruang-ruang yang dibatasi oleh partisi yang dapat dipindahkan ketika dibutuhkan setting yang berbeda. 3. Ruang informal Adalah ruang yang berbentuk hanya untuk waktu singkat, seperti ruang yang berbentuk ketika dua atau lebih orang berkumpul. Berikut contoh ruang perpustakaan dengan pola sistem tertutup : Keterangan : Bidang pembatas dengan menggunakan kaca Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007 Kelemahan sistem akses tertutup ini adalah pengunjung tidak bebas memilih buku karena buku diambilkan oleh pustakawan (pengelola perpustakaan). 2
  • 3. Penempatan Rak Buku Untuk menempatkan rak-rak buku dalam ruang perpustakaan, pustakawan (pengelola perpustakaan) harus memperhatikan luas ruang, banyaknya furnitur, letak jendela dan pintu serta tinggi plafon ruangan tersebut. Misalnya pada ruangan yang luasnya 7 m x 4 m, dengan ukuran rak buku 300 cm x 50 cm x 200 cm sebanyak 3 (tiga) buah dengan furniture : 2 meja ukurannya 100 cm x 50 cm, 4 kursi, pustakawan (pengelola perpustakaan) dapat mendesain ruang sesuai gambar denah sebagai berikut : Meja & Rak buku Rak buku Space untuk berjalan Untuk mendapatkan hasil optimal pada ruang yang terbatas maka harus diperhatikan perletakan furnitur, pintu dan jendela. Untuk ruang 300 cm x 50 cm, sebaiknya rak buku diletakkan pada dinding ruangan (atau dirapatkan pada dinding) yang terpanjang. Ini untuk memudahkan lalu lintas petugas atau pengunjung tanpa harus membelokkan badan ke kanan atau kiri. Pada bagian tengah ruangan diletakkan rak buku berlapis dua untuk menghemat ruangan dan lebih terkesan lapang. Posisi meja dan kursi untuk membaca bagi pengunjung diletakkan pada bagian dinding yang terpendek, agar ruang terlihat seimbang dan selaras. Pintu diletakkan disudut ruangan sehingga pandangan lebih terarah dan jelas kedalam ruangan. Jendela diletakkan antara ruang koleksi buku dan ruang informasi (didepannya), jendela kaca ini 3
  • 4. memisahkan ruang, memberi kesan menyatu dan pengelola perpustakaan lebih mudah untuk mengontrol (mengawasi). Sistem Sirkulasi Yang dimaksud dengan sirkulasi dalam artikel ini adalah space atau ruang diluar perabot, biasanya digunakan untuk lalu lintas pengunjung atau pengelola perpustakan. Ada beberapa model sirkulasi dalam ruang didasarkan pada penempatan dan bukaan pintu antara lain : Condong untuk berhenti/memperlambat jalan membelokkan meneruskan Tidak baik, ruang terbagi menjadi dua bagian, Membingungkan bagi yang masuk Baik, pandangan terarah ke seluruh ruang Jelas, langsung Tidak jelas, terhalang Baik/menguntungkan Pandangan jelas Orientasi baik Kurang baik Terbagi dua Symetri 4
  • 5. Tidak baik Pandangan kurang jelas Sangat tidak baik Terbagi-bagi Tidak berketentuan Berikut gambar kasus penempatan rak dan sirkulasi : kaca keterangan: = kaca = meja = kursi = rak buku = pintu = jendela Ruang di dalam Perpustakaan Keterangan : Penempatan rak dan sirkulasi ruang Sirkulasi dari arah pintu menuju ruang koleksi Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007 Sistem Pencahayaan Pencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman (comfort) dalam ruang. Sumber pencahayaan dapat berasal dari sumber cahaya alami (natural lighting, misal sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam) dan sumber cahaya buatan (artificial lighting, misal lampu). Sumber pencahayaan ini menimbulkan efek-efek dan memberi pengaruh sangat luas kepada pembaca 5
  • 6. perpustakaan atau penghuni ruangan tersebut. Menurut Suptandar (1999:217), terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh faktor-faktor : 1. Kondisi ruang (tertutup atau bukaan) 2. Letak penempatan lampu 3. Jenis dan daya lampu 4. Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap) 5. Warna-warna dinding (gelap atau terang) 6. Udara dalam ruang (asap rokok dan sebagainya) 7. Pola diagram dari tiap lampu Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca. Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan. Keterangan : : Lampu gantung mengikuti bentuk kemiringan plafon Lokasi : Perpustakaan FSRD ITB Bandung, 2007 Pada umumnya suasana gelap dalam ruang perpustakaan kurang memberikan suasana nyaman. Suasana gelap dapat memberikan dampak sebagai berikut : 1. rasa takut 2. rasa tidak jelas 3. rasa menyeramkan Tapi tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan, tergantung faktor pengalaman dan kebiasaan. Terbatasnya cahaya penerangan sebuah ruang memberi persepsi menyeramkan pada ruang tersebut. 6
  • 7. Suasana gelap dan terang ini dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan menarik atau tidak menarik pada sebuah ruang perpustakaan. Menurut Hakim (2004:174), untuk mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Sumber cahaya di atas mata manusia 2. Sumber cahaya setinggi mata manusia 3. Sumber cahaya di bawah mata manusia Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, dapat pula dikategorikan menjadi 3 bagian : 1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah 2. Arah cahaya tegak lurus ke atas 3. Arah cahaya membentuk sudut Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia yang jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca seperti gambar di bawah ini : 7
  • 8. Sirkulasi Udara Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan. Ruang Informasi Ruang informasi adalah tempat pustakawan (pengelola perpustakaan) memberikan layanan informasi baik tentang buku, proses peminjaman atau pengembalian buku. Agar tidak terjadi crossing (persilangan) antara yang meminjam dengan yang mengembalikan buku, pustakawan (pengelola perpustakaan) memisahkan tempat menjadi dua bagian, seperti dalam gambar di bawah ini : Tempat Pengembalian Buku Tempat Peminjaman Buku Keterangan : Tempat peminjaman dan pengembalian buku Lokasi : Perpustakaan Fakultas Sastra UI Depok, 2006 Ruang Baca Ruang baca tidak sekedar dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan fisik dan kebutuhan visual (lihat) saja, melainkan disesuaikan dengan fungsi yang mendukung ruang tersebut. Secara fisik, semua orang membutuhkan besar ruang tertentu untuk merasa aman dan nyaman dalam membaca. Jumlah dan bentuk ruang ini bervarasi, tergantung pada luas ruang perpustakaan, aktivitas dan pengguna. Menurut Halim (2005:89), ada 4 dimensi psikologis yang ditimbul dari sebuah ruang yaitu : 8
  • 9. 1. Kepemilikan ruang 2. Pesonalisasi ruang 3. Tingkat privasi ruang 4. Kontrol atas ruang Keempat dimensi psikologis tersebut menjadi panduan bagi pustakawan (pengelola perpustakaan) dalam mendesain ruang perpustakaan dimana mereka bekerja. Karena dalam desain, orang baik pengunjung, pengguna perpustakaan atau pengelola) lebih menerima ruang dan isinya jika itu memberi kenyamanan. Sehingga perpustakaan tidak hanya sebagai perpustakaan saja, melainkan sebagai tempat yang menyenangkan dan nyaman untuk membaca. DAFTAR PUSTAKA Hakim, Rustam dan Hardi Utomo, 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap : Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara Halim, Deddy, 2005. Psikologi Arsitektur : Pengantar Kajian Lintas Disiplin, Jakarta : Penerbit Grasindo Laurens, Joyce Marcella, 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia, Jakarta : Penerbit Grasindo Neufert, Ernst, 1993. Data Arsitek, Jilid 1 Edisi Kedua, Jakarta : Penerbit Erlangga Suptandar, J. Pamudji, 1999. Disain Interior : Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur, Jakarta : Penerbit Djambatan 9
  • 10. BIODATA PENULIS Nama : Wanda Listiani Alamat : Jl. Ciheulang Baru 15C Bandung 40134 Alamat : Sayidan GM 2/196 Yogyakarta 55121 Telp. HP : 0818221151 Email : wanda_96@yahoo.com Karya : 2006 Draft Novel Desain berjudul “Mata Gardes” 2006 Draft Buku berjudul ”Kereta Kuda” 2006 Juara III Kompetisi Nasional 2006 Penulisan Proposal “Pembangunan Layanan dan Informasi di Telecenter secara Partisipatoris untuk Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan” diselenggarakan Bappenas, PT. Microsoft Indonesia, PT. Pasifik Satelit Nusantara dan UNDP 2006 Draft Novel ”Nyai Bedono” 2006 Draft Novel ”Mantra Bernyanyi : Monolog Pulau Pasir” BIODATA PENULIS Nama : Novalinda Alamat : Jl. Sadang Tengah II No.2 Bandung 40134 Alamat asal : Jl. Pembangunan Kompleks Pondok Surya Blok VI No. 231 Medan 20124 Telp. HP : 081370857518 Email : linda_sagt03@yahoo.com Karya : Menulis artikel di Jurnal Arsiplan Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Medan 10