Dokumen tersebut merupakan laporan desain interior restoran seafood di Surabaya. Laporan tersebut membahas latar belakang proyek, rumusan masalah, tujuan, dan batasan. Selanjutnya membahas pemahaman umum tentang komponen restoran, klasifikasi restoran, dan sistem interior. Laporan ini bertujuan merancang interior restoran seafood dengan tema "Under the Sea" yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Perancangan interior restoran sea food
1. DOSEN.
Ibu. Ir. Uniek Praptiningrum, MM
EAS
Mata Kuliah
INTERIOR
KELAS. R.
KELOMPOK. 9.
Agus Hendro Wibowo 1441401992
Harun cahyono 1441402005
Muhammad Faris 1441401997
FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR
SEMESTER GASAL 2016.1
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 surabaya
PERANCANGAN INTERIOR RESTORAN SEA FOOD
DI SURABAYA ( Jl. Bukit Darmo Boulevard)
2. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Rahmat, Taufiq, dan HidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas untuk mata kuliah Interior dengan judul “PERANCANGAN
INTERIOR RESTORAN SEA FOOD DI JALAN. BUKIT DARMO BOULEVARD SURABAYA “.
Terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terealisasinya tugas ini, khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Interior Ir. Uniek Praptiningrum, MM yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan tugas ini.
Semoga tugas ini dapat membawa guna dan manfaat baik pembaca atau bagi pihak-pihak yang
berkepentingan yang semuannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan kita tentang Desain
Interior.Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat
menunggu dan mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar makalah ini semakin bisa diterima
dikalangan kita semua .
Suraba
ya
Penuli
s
i
Kata PENGANTAR
5. LATAR BELAKANG
Saat ini perkembangan bisnis kuliner terus meningkat dari waktu ke waktu seiring mengikuti gaya hidup dan
kebutuhan manusia. Restoran merupakan salah satu bidang usaha yang terus menerus berkembang. Pada
dasarnya restoran merupakan usaha dibidang pangan dimana pangan merupakan kebutuhan pokok bagi
seluruh manusia. Hingga saat inipun di Indonesia sendiri bisnis restoran juga terus berkembang. Hal ini juga
berlaku di daerah Surabaya. Banyaknya rumah makan dan restoran dipinggir jalan merupakan bukti bahwa
kuliner sangat berkembang. Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Restoran berasal dari
bahasa Perancis yaitu restorative, yang memiliki arti “obat yang menyembuhkan”. Sebutan tersebut pertama
kali digunakan oleh seorang koki yang berasal dari Perancis sebagai nama masakan soup miliknya. Restoran
sendiri memiliki berbagai macam jenis. Ada restoran sunda, restoran seafood, restoran fastfood dan lain-
lainnya.
Indonesia merupakan negara maritim dan dikenal dengan kekayaan bawah laut termasuk hewan laut. Pada
akhirnya, banyak orang yang tertarik dengan membuka lapangan pekerjaan dengan memanfaatkan kekayaan
hewan laut di Indonesia contohnya restoran seafood.
Para pengusaha kuliner tentu tidak hanya menjual menu makanan khas saja tetapi juga ingin menjual tempat
dengan memberikan tingkat kenyamanan yang baik bagi para konsumennya agar mereka dapat merasakan
kenyamanan disaat mereka berkunjung dengan keluarga, teman dan juga kerabat masing-masing. Oleh sebab
itu, dibutuhkan restoran seafood dengan konsep suasana yang dapat memberikan kenyamanan bagi para
pengguna.
Bagaimana menghadirkan suasana interior bertema Industrial sebagai identitas
restoran melalui elemen interior restoran indoor dan outdoor.
Bagaimana penataan pencahayaan yang intim dan akrab pada area interior
yang digunakan pada malam hari.
Bagaimana mendesainInterior Resto Seafood yang dapat menjadi sarana
rekreatif sekaligus edukatif bagi pengunjung?
Bagaimana mendesainInterior Resto Seafood yang mempunyai ciri khas
tersendiri yang mana dalam hal ini adalahInterior Resto Seafood yang
bernuansa kelautan. Dengan pengertian mengambil unsur laut tidak secara
langsung tetapi melalui proses ulang yang disesuaikan dengan ilmu desain
interior.
RUMUSAN MASALAH
6. tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari perancanganInterior Resto Seafood
‘Under The Sea’ ini adalah:
Batasan
a. Target market adalah mahasiswa dan eksekutif muda yang
menyukai seafood, dan makanan sejenis lainnya.
b. Ruang yang dirancang meliputi area hall makan, area kasir, area
tunggu (lobby), area dapur, area kantor, area pantry, loker staf,
ruang gudang, kamar mandi, retail shop.
Rumusan Masalah
Tujuan & Batasan
Desain
• Denah
•Tampak
•Potongan
•Isometri
•Animasi
ALURPIKIR
1. Menciptakan resto yang mempunyai image tersendiri di masyarakat,
terutama dalam hal interior yang bernuansa kelautan.
2. Memberikan suatu pelayanan yang baik kepada pengunjung yang
ditunjang dengan penataan interior serta fasilitas pendukungnya.
Latar Belakang
pemahaman
Pemahaman
umum
Pemahaman
khusus
analisa
internal eksternal
Konsep perancangan
Konsep dasar
sasaran
Sasaran dari tugas ini adalah menghasilkan desain interior Restoran Sea
food di Surabaya dengan konsep ‘Under The Sea’ yang dapat dinikmati
oleh masyarakat surabaya dan sekitarnya.
7. BAB II
ISI
A.Pemahaman Umum
• Restaurant Area,
• Kitchen Area, Bar Area,
• Steward Area, Parking Area,
• Employee Area,
• Store Room, Garbage Area,
• Toilet, Area Ibadah
KOMPONEN UTAMA RESTAURANT
Usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan dikelola
secara profesional
RESTAURANT
8. FORMAL
RESTAURANT
INFORMAL
RESTAURANT
SPECIALTIES
RESTAURANT
KLASIFIKASI
RESTAURANT
Diutamakan pelayanan yang
eksklusif
Misal : Members
Restaurant, Super
Club, Gourmet, Main Dining
Room Grilled Restaurant and
Executive restaurant
Mengutamakan kecepatan
pelayanan, kepraktisan, dan
percepatan frekuensi yang silih
berganti pelanggan.
Misal : Café, Fast Food Restaurant,
Coffee Shop, Canteen, Taverns,
Family Restaurant, Pub, Sandwich
Corner, Burger Corner, Snack Bar
Menyediakan makanan yang khas
(specific) dan diikuti dengan
sistem penyajian yang khas dari
suatu negara tertentu
Misal : Indonesian Food
Restaurant, Italian Food
Restaurant, Thai Food Restaurant,
Japanese Food Restaurant,
Korean Food Restaurant dll
9. PURCHASING & RECEIVING
STORING & ISSUING
PREPARING
COOKING
HOLDING
REGENERATING
PRESENTING
DISH WASHING
CLEARING AFTER SERVICE
CLOSING
COSTUMER SERVIS SERVICE SEQUENCE FOOD PRODUCTION
OPENING
PREPARING
GRETTING ESCORTING
TRACING ORDERS
MEAL SERVING
MEAL SERVING
BILLING
DISH WASHING
CLOSING
DECESION
ARRIVING
SELECTING & OPENING
RECEIVING
CONSUMING
PAYING
LEAVING
SATISFACTION
CLEARING AFTER SERVICE
Struktur Operasional Pelayanan
11. Organisasi Ruang
Organisasi ruang pada restaurant dapat dibagi menjadi :
1). Ruang Depan / Front Area
Fungsi diperuntukkan bagi pengunjung restaurant sebagai daerah pelayanan.
Misal : restautant, bar, cocktail lounge. parkir, tempat ibadah dan lain-lain.
2). Ruang Belakang / Back Area
Fungsi sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan produk makanan
dan minuman.
Sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan.
Pola Hubungan Antar Ruang
12. Sistem Interior
1). Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang baik harus mempunyai dua fungsi utama, yaitu :
a. Untuk menerangi ruang-ruang dalam (interior) dan seluruh isinya.
b. Untuk menerangi hal-hal khusus seperti untuk membaca, untuk melihat benda-benda kecil/halus
(Ermst Neufert, 1989 : 102).
Dalam buku arsitektural Interior System mengatkan bahwa pencahayaan buatan umum ada beberapa cara :
Lampu pijar langsung dipasang
pada langit-langit
Lampu pijar digantung
langit-langit
Lampu TL menutupi
seluruh langit-langit
13. Jenis penghawaan yang digunakan terdiri dari
a). Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami digunakan dengan prinsip memasukkan udara bersih melalui lubang
ventilasi sehingga terjadi sirkulasi udara masuk dan keluar.
b). Penghawaan buatan
Penghawaan buatan digunakan untuk memberikan kelembaban udara dan suhu yang
memenuhi syarat suatu ruang. Penghawaan buatan menggunakan Exhauser Fun dan Air
Conditioning. (Silvy, 1993 : 23)
2). Penghawaan
Tujuan dari pengendalian udara adalah : Memberikan suhu kepada penghuni yang sehat serta
kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, dapat dicapai dengan mengolah dan
mendistribusikan udara yang disejukkan ke seluruh bangunan, sesuai dengan keadaan manusia
yang memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus untuk mempertahankan
keseimbangan antara pembangkit panas dengan pembuangan panas bekas. (Pramana
Pramudya, 1983 : 418).
14. 3). Akustik
Sistem akustik merupakan salah satu usaha untuk menanggulangi suara bising yang dapat
menggangu aktivitas dalam ruangan, sehingga dapat diperoleh kualitas bunyi yang baik.
Unsur Pembentuk Ruang
1). Lantai
Didalam merencanakan lantai yang perlu diperhatikan adalah fungsi lantai, sifat lantai, karakter
lantai dan kontruksi lantai. Masing-masing faktor dijelaskan sebagai berikut :
a). Fungsi lantai adalah sebagai bidang datar yang digunakan untuk memenuhi aktivitas
manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya.
b). Sifat lantai yaitu lantai dapat membentuk sifat ruang sesuai dengan fungsi ruang tersebut,
yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan. Lantai dapat pula bersifat permanen (tidak
dapat dirusak) atau semi permanen (dapat dirubah).
15. c). Karakter lantai yaitu lantai dapat membentuk suatu ruang lewat pemilihan bahan, pola maupun
warna yang sesuai seperti karakter berat, luas atau ringan.
d). Konstruksi lantai, yaitu dengan memperhatikan bagaimana lantai itu dipasang dan menempel,
sehingga tidak menimbulkan kelembaban kontruksi lantai (Ken Sunarko, 1989. 39).
2). Dinding
Menurut YB Mangunwijaya dinding memiliki beberapa fungsi yaitu :
a). Memikul beban diatasnya.
b). Penutup atau pembatas ruang, baik visual maupun akustik.
c). Fungsi menghadapi alam dan dalam ruangan seperti : Sinar matahari dan kalor matahari,
Memelihara suhu yang diminta ruangan, Pelindung terhadap hempasan hujan dan kelembaban dari
luar
Dinding pada restaurant dan coffee shop hotel biasanya menggunakan material kaca dengan dekoratif
(Lawson, Fred R, 1997:h.204)
16. 3). Ceiling
Langit-langit mempunyai fungsi disamping sebagai penutup ruang, juga dimanfaatkan guna pengaturan
udara atau ventilasi panas (Erns Neufert, 1989 : 93). Selain itu ceiling pada restorant atau coffee shop
juga dapat diolah dengan estetis untuk dapat menimbulkan atmosfer yang diharapakan.
Elemen Estetis
Efek warna secara psikologis menurut Jhon F. Pile dlm bukunya Interior Design adalah:
1). Merah, terlihat hangat bahkan panas, menggembirakan dan memberi semangat. Warna ini diasosiakan
dengan ketegangan dan bahaya (panas api).
2). Oranye, mempunyai sifat hampir seperti merah dengan intensitas yang lebih rendah atau kecil.
3). Kuning, biasanya diasosiakan dengan keceriaan, bahkan humor (dalam pencahayaan teater biasanya
untuk adegan komedi).
4). Hijau, warna ini memberi kesan tenang, menentramkan, damai dan membangun. Warna ini
diasosiasikan dengan warna rumput dan dedaunan.
5). Biru, mengingatkan pada kesan tentram, ketenangan, sejuk dan diasosiasikan sebagai kemuliaan. Tapi
warna biru yang berlebihan atau pada tingkat yang terlalu tinggi mengesankan depresi.
17. 6). Merah keunguan, berkesan atistik, halus, sensitif, tapi letaknya yang berada pada antara warna
hangat dan sejuk, warna ini juga mengesankan ketidakpastian.
7). Ungu warna ini mendekati tegang dan depresi namun juga keagungan pada intensitas tertentu.
8).Putih, mengesankan kejelasan, keterbukaan dan tenang. Selain itu juga mengesankan kebersihan dan
higienis.
9). Hitam, warna yang sangat kuat mengesankan kemuliaan, formalitas, dan kekhidmatan.
Elemen estetis atau unsur-unsur dekorasi antara lain warna, proporsi, tekstur keseimbangan dan lain-
lain, ragam pengetian ini dijelaskan oleh Pamudji Suptandar sebagai berikut :
Garis horizontal dalam ruang akan memberi kesan lebih luas dan lebar.
Garis vertikal akan memberi kesan sempit atau panjang
Garis lengkung akan bersifat romantis dan garis tidak beraturan menjadikan tidak formil atau kesan
garis akan menguasai ruang. Semua bentuk dapat dikurangi bentuknya dengan membuat garis yang
dominan.
Tekstur berat, tebal, akan memberikan kesan terlihat lebih sempit.
Pemakaian motif atau pola-pola warna atau garis yang berirama dengan gaya yang berulang-ulang
akan membantu mengekpresikan ritme dan menjaga kesatuan dengan proporsi secara keseluruhan.
18. Elemen Pengisi ruang
Furniture yang umum digunakan pada ruang makan adalah:
1) Meja dan kursi makan, yaitu meja dan kursi makan yang disediakan untuk tamu yang datang
berkunjung.
2) Meja bantu pelayanan (side stand), untuk tempat penyimpanan piring, mangkok, cangkir, gelas,
sendok, garpu, pisau, taplak meja, serbet, bon pesanan, bumbu, baki, menu, air minum dan
yang diperlukan untuk memperlancar pelayanan sesuai dengan jenis restaurant yang
bersangkutan.
3) Meja samping (gueridon), sebagai alat bantu dalam menyajikan makanan minuman, dan meja
ini mudah dipindah-pindahkan. Meja ini juga dikenal dengan meja dorong/trolley.
19. Elemen Dasar Interior
1. Space
Dalam bahasa Indonesia, kata space punya beberapa arti. Untuk kebutuhan
interior, space mungkin lebih tepat diartikan sebagai tata letak. Bagaimana sebaiknya kita
menempatkan furnitur , dekorasi ruangan dan sebagainya. Alat yang sangat membantu dalam
menggambarkan space adalah desain layout. Sebaiknya Anda punya gambaran tentang
dimensi ruangan beserta furnishingnya.
Kemudian, Anda dapat bermain menentukan letaknya sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan. Tata letak interior bukan hanya tentang dimana Anda meletakkan furnitur dan
dekorasinya, perhatikan juga arah datang cahaya, sirkulasi udara, flow, dan susunan ruangan,
serta akses masuk-keluar orang-orang yang ada di dalamnya.
20. 2. Texture
Tidak terbatas pada aplikasi kain, unsur ini diartikan dengan penampilan sebuah elemen pengisi
ruang . Mengidentifikasikan tingkat kekasaran atau kelembutan, mengkilap atau kusam dan
sebagainya. Tekstur dapat memberikan dimensi tambahan dalam sebuah ruang.
Dalam ruangan kecil dan gelap, tekstur halus dan mengkilap akan memberikan kesan reflektif
menarik. Sebaliknya, untuk ruangan yang terang dan besar , tekstur kasar akan mampu
menyeimbangkan ruangan. Untuk beberapa kain yang punya karakter mewah, bulky, dan berat
semisal beludru, sutera, dan satin akan cocok digabungkan dengan material metal seperti tembaga,
aluminium, dan sebagainya.
21. 3. Light
Tak ayal lagi, peran cahaya dalam sebuah ruangan bisa jadi menempati urutan teratas. Karena
interior dibatasi oleh ruang-ruang, sehingga cahaya yang dibutuhkan bukan cuma cahaya
alami, tapi juga pencahayaan buatan. Selain berhubungan erat dengan warna, cahaya juga
mampu menciptakan suasana khusus. Misalnya, lampu dengan pendar cahaya nyaman akan
melahirkan kesan tenang atau Kamar Tidur yang 'banjir' cahaya akan terasa lebih
menyenangkan daripada yang miskin cahaya.
Pencahayaan dalam ruang juga penting untuk menciptakan rasa tenang dan aman. Anda dapat
mengelompokkan pencahayaan dalam ruang menjadi, pencahayaan fungsional, pencahayaan
dekorasi, dan pencahayaan aksen.
22. 4. Color
Warna digunakan untuk menciptakan kesan estetis dan kombinasi yang menyenangkan dalam
sebuah ruangan. Warna berkaitan erat dengan pencahayaan. Dari sisi psikologis, warna dalam
sebuah ruangan menduduki peringkat pertama dalam membangun suasana hati penghuninya.
Selain secara spesifik menciptakan suasana dan tampilan, warna pun bisa mengubah karakter
ruangan.
Penggunaan warna natural dapat menyampaikan perasaan tenang, nyaman, dan damai.
Berbeda dengan warna-warna batu mulia yang kaya dan berat. Berbicara tentang warna artinya
berbicara tentang palet dan kombinasi warna. Misalnya menggabungkan Merah, Jingga, dan
Kuning dalam sebuah ruangan dengan dominasi Putih akan membuat interior terasa lebih hangat
dan intimate.
23. 5. Line
Elemen garis dalam pembahasan ini diciptakan oleh benda-benda pengisi ruangan dan bentuk
arsitektural sebuah ruangan. Garis membentuk harmoni, kontras dan kesatuan dalam interior.
Garis dan potongan horizontal sering ditemui pada aplikasi desain furnitur. Sedangkan pola
vertikal dalam interior umumnya didapat dari eksistensi kusen, konstruksi kolom dan
sebagainya.
Perpaduan pola garis dalam sebuah ruangan memberikan efek dinamis dan dramatis. Padu-
padan garis juga menciptakan gerakan tersendiri dalam interior. Pola garis lengkung, miring,
horizontal, dan vertikal adalah kombinasi menarik untuk ruangan bergaya Feminin.
24. 6. Form
Elemen pembentuk ruangan yang satu ini seringkali disalah-artikan dengan pola garis. Pada
dasarnya, form atau bentuk dalam interior memang terbentuk dari kombinasi dan kalkulasi cerdas
dari banyak garis. Namun, untuk aplikasi dalam penataan ruang. Form diterjemahkan sebagai
harmonisasi dari satu atau beberapa dimensi yang ada dalam ruangan. Misalnya, untuk menciptakan
keseimbangan, sebuah meja panjang yang diletakkan di tengah meja akan padan dengan lampu
gantung model lampion di atasnya.
Penggabungan bentuk kotak yang kaku pada meja kayu dan lengkung khas dan simetris pada lampu
gantung membuat ruangan lebih harmoni. Form umumnya dapat dengan mudah diidentifikasi
dengan insting dan perasaan.
25. 7. Pattern
Diartikan sebagai pola, elemen terakhir ini bersifat sangat dekoratif. Dapat dipasang pada
hampir semnua elemen pengisi ruangan. Pattern dalam dunia interior sangat beragam. Pun
dengan aplikasinya. Bukan cuma pelapis bantal dan sofa atau wallpaper . Pattern dapat berupa
aplikasi fungsional semisal panel, partisi, atau furnitur kontemporer.
Pattern juga punya kaitan erat dengan warna. Berikut beberapa motif pattern yang umum
ditemjui bukan hanya dalam bidang fashion, tapi juga interior designing . Argyle, Basket
Weave, Caning, Celtic Knot, Cheetah, Cherryblossom, Chevron, Chinoiserie, Classic Stripe, Cross
Hatch, Demas, Faux Bois, Fleur De Lis, Giraffe, Greek, Honeycomb, Houndstooth Lattice,
Plaid, Polkadot, Quatrefoil, Scale – Rising Sun, Ticking, Tile, Traditional Garden dan motif lain
yang terus berkembang sampai sekarang .
26. ANALISA EKSTERNAL
Tapak berada pada tanah kosong di Jl. Darmo Boulevard.
Lokasi strategis serta mudah dicapai dengan batas site sebagai berikut :
Utara : Rench Market
Selatan : Gedung National Hospital
Barat : Jl. Darmo Boulevard
Timur : Jl. Boulevard Family Bar.
27. ANALISA INTERNAL
KEBUTUHAN
RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN LIMBAH SUASANA AREA
hall area saji buatan buatan ada seimbang kering
pantry staff buatan buatan ada seimbang basah
dapur buatan buatan ada ramai basah
gudang buatan buatan ada ramai kering
ruang VIP buatan buatan ada ramai kering
retail shop buatan buatan tidak seimbang basah
ruang manajer buatan buatan tidak tenang kering
ruang staff buatan buatan tidak tenang kering
ruang loker buatan buatan tidak seimbang kering
RUANG
PELAKU AKTIFITAS KEBUTUHAN
konsumen
datang -
menanyakan tempat resepsionis
memesan minuman
hall
memesan makanan
cuci tangan wastafel
melihat / membeli barang retail shop
pulang -
manager
datang -
absen ruang manajer
mengecek keuangan ruang staff
mengecek operasional
area saji
dapur & gudang
makan dan minum pantry
pulang -
staff datang -
absen ruang staff
mengganti pakaian ruang loker
makan & minum Pantry
bekerja
area saji
dapur
gudang
retail shop
pulang -
Penghawaan Buatan
: Aktivitas dalam ruang yang membutuhkan penghawaan
buatan ditinjau dari iklim tropis dan posisi ruang dalam
perancangan.
Aktivitas dalam ruang yang memungkinkan untuk
menggunakan penghawaan alami ditinjau dari posisi
ruang dalam perancangan.
Penghawaan Alami :
Penghasilan Limbah : Aktivitas dalam ruang yang menyebabkan terjadi atau
tidaknya sampah atau buangan kotoran.
Aktivitas dalam ruang yang membutuhkan suasana
tertentu yang mempengaruhi pula hubungan antara
keadaan sekitar dan keadaan dalam ruang.
Aktivitas yang tidak membutuhkan air.
Aktivitas yang membutuhkan air.
Suasana :
Area Kering
Area Basah
:
:
Pencahayaan Buatan: Aktivitas yang membutuhkan pencahayaan
cukup dari sumber cahaya buatan
Pencahayaan Alami : Aktivitas yang tidak membutuhkan
pencahayaan buatan
28. KONSEP PERANCANGAN
Tema Perancangan
Tema perancangan Restaurant Seafood ini adalah : “Under the Sea”
Karakter, Gaya dan Suasana
Karakter ruang yang ingin ditampilkan adalah karakter ruang yang dalam, menenangkan dan dingin.
Karakter ini mengambil sifat dari suasana di dasar laut yang dalam, menenangkan dan dingin. Mengingat
bahwa indonesia merupakan negara tropis sehingga pengambilan suasana dalam laut ini diharapkan akan
memberikan suasana yang berbeda dengan kondisi asli lingkungan sekitar.
Gaya desain yang digunakan adalah natural. Yang dimaksud dengan natural adalah penggunaan segala
sesuatu baik itu bentukan maupun warna, sesuai dengan kondisi di laut. Tetapi pengambilan bentukan ini tidak
diambil secara utuh, supaya proses pemeliharaan lebih teratasi.
Suasana yang diharapkan dari desain interior restaurant ini adalah suasana bawah laut yang menarik
dan tidak bertentangan dengan konsep.
Pola Pembentukan dan Penataan Ruang
Pola Pembentukan Ruang
Pola pembentukan ruang mengikuti bentukan dari sebuah kapal & dermaga yang disederhanakan. Bentukan
dari ruang ini merupakan perlambangan dari pergerakan air di dasar laut yang tidak teratur.
Pola Penataan Ruang
Pola penataan ruang disesuaikan dengan sirkulasi dari penggunanya dan lebih mengarah pada fungsi.
29. Bentuk, Warna, dan Material Elemen Pembentuk Ruang
Bentuk
Bentuk dasar yang digunakan untuk membentuk komposisi perancangan interior restaurant ini adalah bentukan dasar
laut dimana dermaga dan lingkungan sekitar laut sebagai point of interest dan bentukan dinding dari akuarium besar yang
mewakili kondisi bentukan bawah laut
Bentuk Pola Plafond
Bentukan pola plafon dibuat sama dengan dengan bentukan lantai. Hal ini
dimaksudkan agar penggabungan antara pola lantai dan plafond akan
menciptakan keberadaan di dalam air.
Pengolahan Dinding
Pengolahan dinding pada area servis cenderung lebih mengikuti komposisi
ruang-ruang yang ada dan memaksimalkan fungsi ruang. Sedangkan pada
area hall tidak menggunakan pembatas dinding untuk menghilangkan kesan ruang
pada area serta memudahkan pengawasan untuk mendukung full table-service.
30. Pengolahan furniture atau perabotan
Pengolahan furniture atau perabotan seperti tempat duduk meja makan
dan hiasan pada dinding banyak mengadopsi dari bentuk peralatan kapal atau
perahu untuk membuat nuansa laut lebih terasa.
31. Material
Material Lantai
Material yang digunakan untuk membentuk lantai merupakan material dengan
durabilitas tinggi yang cenderung tidak memerlukan perawatan khusus. Dan berdasarkan
pola lantai yang terbentuk, maka diperlukan material yang tidak dibatasi oleh modul dan
dapat mengikuti pola yang ada. Material lantai yang digunakan adalah vynil high-gloss,
parket, kaca tempered dan keramik. Keramik digunakan di area kantor serta bagian dapur
dan gudang. Untuk vynil high-gloss dan kaca tempered digunakan pada area saji (hall) dan
retail shop. Bahan lantai parket akan digunakan pada area hall dek kapal.
Material Plafond
Material pada plafon kebanyakan menggunakan gypsumboard yang di cat biru tua.
Penambahan aksen plafond berupa acrylic yang digantung mengikuti pola lantai,
sehingga menciptakan kesan keberadaan di dasar laut.
Material Dinding
Material finishing dinding banyak menggunakan cat dinding dengan tehnik umum
maupun dengan tehnik airbrush. Tehnik airbrush digunakan untuk menciptakan warna
gradasi pada dinding, sehingga suasana di dalam laut yang ingin ditampilkan dapat tercipta
dengan maksimal.
32. Sistem Interior
Tata Cahaya
Sistem pencahayaan secara keseluruhan lebih banyak menggunakan
sistem pencahayaan buatan untuk mendukung konsep perancangan. Walaupun
pada sisi Selatan bangunan ini merupakan dinding kaca tetapi penggunaan
pencahayaan alami tidak dapat digunakan sepenuhnya, karena restaurant ini baru
akan dibuka pada pukul 5 sore. Untuk pencahayaan pada area servis
menggunakan fluorescent lamp jenis TL lamp. Juga terdapat beberapa
spotlight untuk memberikan penekanan pada area-area tertentu.
Tata Udara
Penghawaan menggunakan sistem penghawaan buatan berupa Air
Conditioner sentral dan Exhaust Fan, khususnya pada bagian dapur sehingga
sirkulasi udara menjadi lebih lancar.
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
Alat-alat yang digunakan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kebakaran terdiri dari berbagai alat,
antara lain: Fire alarm circuit prinsip kerjanya, asap atau gas panas dideteksi dengan detektor, rangkaian circiut
akan mengontrol, kemudian panel akan menghidupkan kerja unit annunciator yang berupa indikasi lampu dan sirene.
Selanjutnya sistem akan mematikan dan menghidupkan mesin-mesin yang terprogram. Misalnya: menghidupkan
pompa air dan ac dan sistem elektronik lainnya. Sprinkler air diletakkan didalam gedung, tergantung di plafond
dengan jarak diameter alat penyemprotnya 3 meter. Fire extinguiser portable unit digunakan di area service untuk
menanggulangi kebakaran kecil yang belum dapat terdeteksi oleh fire alarm circuit.
34. SKEMA BAHAN
DINDING
Matrial batu bata
LANTAI
Matrial PARKET KAYU
JENDELA
Matrial kaca
FINISHING DINDING
Cat pakai teknik airbursh
LANTAI
Matrial Plesteran semen
finishing poles glosy
AQUARIUM
Matrial kaca
MEJA
Matrial Kayu mahoni
finishing taco
JOK KURSI
Matrial kain
berwarna hitam
MEJA KASIR
Matrial multiplek finishing
taco