SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Potensi Lulusan SMK Kota Semarang
                         Oleh: Suharto NIM 0101610005
                      PPs S-3 Manajemen Pendidikan Unnes


                                     Abstrak:

Potensi lulusan SMK Kota Semarang dideskripsikan dalam tiga variabel: kesiapan lulusan
bekerja, kesiapan lulusan berwirausaha, dan kesiapan lulusan studi lanjut. Penelitian ini
dimulai dari bulan Agustus s.d Desember 2009. Kuesioner yang berisi indikator dan butir
tentang tiap variabel tersebut sebagai alat ukur dibagikan kepada para siswa kelas akhir SMK
sebagai sampel yang berjumlah 200 siswa. Mereka terdiri dari 30 siswa dari 4 SMK negeri
dan 170 siswa dari 28 SMK swasta di Kota Semarang yang terpilih secara acak dari 84 SMK
di Kota Semarang, Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, digunakan tryout
instrumen untuk 30 responden yang kemudian diuji validitas dan realibilitasnya dengan
bantuan SPSS. Hanya butir pertanyaan yang valid dan reliabel saja yang digunakan dalam
penelitian ini. Hasil kajian lulusan SMK menunjukkan bahwa, kesiapan lulusan bekerja, dan
kesiapan lulusan berwirausaha dapat dinyatakan baik, sedangkan kesiapan lulusan studi lanjut
masih menunjukkan keadaan kurang baik. Hal itu tercermin beban studi MIPA di SMK dan
uji coba kompetensi MIPA, kategori kurang baik walaupun kompetensi guru SMK dan
potensi lulusan studi lanjut kurang baik

Kata kunci: Kajian, Potensi, Lulusan SMK, Kota Semarang.


                           1. PENDAHULUAN
       PP No.19/2005 Pasal 26 ayat 3 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan
tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlaq mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
       Di tengah belum meratanya kualitas pendidikan sekolah menengah kejuruan atau
SMK di berbagai wilayah Indonesia, siswa SMK dalam berbagai ajang lomba keahlian
berstandar internasional mampu bersaing dengan pelajar dari pendidikan kejuruan dari
negara-negara lain. Pemerintah bertanggungjawab meningkatkan pembinaan kompetensi
siswa SMK berprestasi di tingkat nasional sehingga mampu mengharumkan nama
bangsa di tingkat dunia. Menurut Joko Sutrisno (2009), Direktur Pembinaan SMK
Depdiknas, dalam ASEAN Skill Competition yang sudah enam kali diikuti siswa SMK
Indonesia, prestasi Indonesia terus meningkat. Prestasi lain seperti pembuatan mobil
ESEMKA yang dikerjakan oleh Siswa SMK Negeri 1 Singosari Malang, SMK
Borobudur Magelang, SMK Negeri 4 Jakarta dan SMK Negeri 1 Cibinong dapat

                                         1
meningkatkan citra SMK dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan
dan potensi SMK. Sudah ada beberapa perusahaan yang membuka kerja sama dengan
SMK-SMK seperti PT NEC Indonesia, PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Mustika Ratu,
PT Autocar Industri Komponen, PT Shigata Tool Indonesia dan PT Inti Kanzen Motor.

        Minat masyarakat masuk SMK terkendala sikap masyarakat pada umumnya
yang masih membanggakan gelar kesarjanaan, yang peluangnya kecil bila mereka
masuk SMK. Bersekolah di SMK tidak favorit bagi lulusan sekolah menengah pertama,
citra SMK sebagai sekolah nomor dua membuat SMK tidak populer, dianggap hanya
cocok bagi kaum muda yang harus bekerja setelah lulus dari SMK. Citra buruk lainnya
seperti siswa SMK suka tawuran, tidak bergengsi, atau tidak keren, akhirnya, banyak
lulusan SMP yang lebih memilih masuk SMA. Jika ada yang memilih SMK, umumnya
karena tidak diterima di SMA favoritnya.

        Persepsi masyarakat tersebut harus dapat dijawab melalui prestasi SMK dalam
mengembangkan karir lulusannya termasuk peluang masuk perguruan tinggi. Ketiga
harapan lulusan SMK berpeluang bekerja, menjadi wirausahawan dan melanjutkam ke
pendidikan tinggi tersebut telah dipromosikan lewat berbagai media. Oleh karena itu,
sebagai tindak lanjut hasilnya perlu dilakukan tracer study lulusan SMK baik yang
bekerja, menjadi wirausahawan, maupun melanjutkan di perguruan tinggi.

        Di Kota Semarang terdapat 84 SMK semua jurusan (37 SMK Jurusan Teknologi
dan Industri; 32 SMK Jurusan Bisnis dan Manajemen, dan lainnya); 11 SMK status
Negeri dan lainnya status swasta. Apabila tiap SMK meluluskan 100 orang maka tidak
kurang dari 8400 orang lulusan SMK setiap tahun akan menentukan nasibnya. Kajian
lulusan SMK Kota Semarang ini disusun berdasarkan pendekatan sistem, dan mengingat
keterbatasan-keterbatasan yang ada dibatasi pada lingkungan internal, yang ditujukan
mendeskripsikan tiga variabel (1) kesiapan lulusan SMK bekerja, (2) kesiapan lulusan
SMK berwirausaha, dan (3) kesiapan lulusan SMK studi lanjut. Kajian atas variabel-
variabel tersebut tidak dimaksudkan menelusuri hubungan kausalitas di antaranya.

        Terhadap    harapan     lulusan    SMK      memperoleh      pekerjaan      perlu
mempertimbangkan kompetensi tenaga kerja industri agar dapat dirumuskan profil

                                      2
lulusan SMK. Profil lulusan SMK harus bersifat dinamis dan selalu menjadi dasar dalam
manajemen pembelajaran. Terhadap harapan lulusan SMK menjadi wirausahawan
sebaiknya langsung dikaitkan dengan pihak investor (Bank, lembaga keuangan). Sejak
masuk sekolah siswa SMK sudah mencanangkan keinginannya menjadi wirausahawan,
selanjutnya pihak Sekolah (Dinas Pendidikan, Pemerintah) memfasilitasi rancangan
permodalan pada saatnya sudah lulus. Pola pikir menjadi wirausahawan ini sudah
ditanamkan sejak masuk SMK, jangan hanya diharapkan setelah lulus dan dibiarkan
menjadi wirausahawan sendiri tanpa pendampingan. Terhadap harapan lulusan SMK
melanjutkan ke perguruan tinggi, perlu dikaji kembali tingkat ketercapaiannya. Hal ini
berkaitan dengan tingkat kemampuan kognitif SMK, khususnya ilmu-ilmu dasar seperti
matematika, fisika, dan kimia yang diperoleh di SMK diduga kurang memadai sebagai
bekal mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.

        Menurut Fattah (2000: 28), ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator
dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan, yaitu: (1) dapat tidaknya seorang
lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, (2) dapat tidaknya memperoleh
pekerjaan, (3) besarnya penghasilan (gaji) yang diterima, dan (4) sikap perilaku dalam
konteks sosial, budaya, dan politik. Setiap unsur input dan output serta outcome dan
dampak mengandung nilai baik secara ekonomi maupun non-ekonomi (tak berwujud).
Proses tersebut adalah transformasi atas input yang kemudian menghasilkan outcome
(hasil) sebagaimana dilukiskan Gambar 1.




                                       3
Kajian lulusan SMK Kota Semarang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan
kesiapan lulusan bekerja; (2) mendeskripsikan kesiapan lulusan berwirausaha; dan (3)
mendeskripsikan kesiapan lulusan studi lanjut. Sedangkan manfaatnya adalah            (1)
perumusan strategi promosi SMK kepada masyarakat; (2) perumusan Program
pendampingan terhadap lulusan SMK; dan (3) perumusan pola kerjasama strategis
SMK- Industri mitra/UKM. Definisi operasional tiap variabel sebagai berikut:

(1) Kesiapan lulusan bekerja: adalah terpenuhinya kompetensi standar minimal yang
   telah ditetapkan yang meliputi pengetahuan bidang vokasional, keterampilan
   operasional, dan kemampuan berkomunikasi dan kerjasama dengan indikator: (1)
   kompetensi lulusan; (2) potensi memperoleh pekerjaan; (3) pengalaman praktek
   kerja melalui joborder

(2) Kesiapan lulusan berwirausaha: adalah terpenuhinya kompetensi standar minimal
   yang telah ditetapkan yang meliputi keterampilan manajerial, perencanaan produksi
   dan pemasaran dan, dan pengelolaan keuangan dengan indikator: (1) kemampuan
   kewirausahaan; (2) prediksi bidang usaha; dan (3) Potensi lulusan berusaha.

(3) Kesiapan lulusan studi lanjut: adalah terpenuhinya kompetensi standar minimal yang
   telah ditetapkan yang meliputi matematika, fisika, kimia, biologi, dan bahasa dengan
   indikator: (1) beban studi MIPA di SMK; (2) uji coba kompetensi MIPA; (3)
   kompetensi guru SMK; dan (4) Potensi lulusan studi lanjut.

        Butir-butir   pernyataan   dirumuskan     dengan    menggunakan        skor   dan
pemaknaannya: skor 4 (sangat baik), skor 3 (baik), skor 2 (kurang baik) dan skor 1
(tidak baik).

        Kajian lulusan SMK Kota Semarang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan
kesiapan lulusan bekerja;(2) mendeskripsikan kesiapan lulusan berwirausaha; dan (3)
mendeskripsikan kesiapan lulusan studi lanjut. Berdasarkan hasil kajian ini diharapkan
dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan strategis guna mewujudkan Kota Semarang
sebagai kota vokasi antara lain dalam pencapaian sasaran berikut: (1) perumusan strategi
promosi SMK kepada masyarakat; (2) perumusan Program pendampingan terhadap
lulusan SMK; dan (3) perumusan pola kerjasama strategis SMK – Industri mitra/UKM.

                                       4
2. METODE PENELITIAN




      Lingkup kajian ini bersifat internal, karena mendasarkan penggalian data dalam
lingkungan penyelenggara pendidikan SMK yang tersebar di seluruh Kota Semarang. Kajian
ini menggunakan analisis deskriptif atas variabel-variabel yang diukur dengan menggunakan
skala Likert 1, 2, 3, dan 4. Besaran satu variabel tidak dihubungkan dengan variabel lainnya.
Deskripsi dilakukan berdasarkan hasil pengukuran variabel melalui kusioner yang dibagikan
para responden, yaitu para siswa tingkat akhir pada SMK yang bersangkutan. Variabel Kajian




                                             5
meliputi (1) kesiapan lulusan bekerja; (2) kesiapan lulusan berwirausaha; dan (3) kesiapan
 lulusan studi lanjut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Variabel-Variabel
        Hasil pengukuran skor variabel untuk mendeskripsikan secara umum keadaan variabel-
variabel penelitian ini dapat dilihat dari besarnya skor minimum, skor maksimum, rank, mean,
dan standar deviasi, seperti disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Kesiapan lulusan SMK bekerja, Kesiapan lulusan SMK berwirausaha,
          dan Kesiapan lulusan SMK studi lanjut
                   Kesiapan Lulusan        Kesiapan Lulusan     Kesiapan Lulusan
      Skor          SMK Bekerja           SMK Berwirausaha      SMK Studi lanjut
                         (X1)                    (X2)                 (X3)
  Minimum                 17                      17                   16
 Maksimum                 68                      68                   64
     Rank                 51                      51                   48
     Mean                49,91                  47,20                 36,46
     Standar
                         5,37                    8,78                  8,69
     deviasi



        Deskripsi variabel (1) Kesiapan lulusan bekerja, (2) Kesiapan lulusan berwirausaha, dan
(3) Kesiapan lulusan studi lanjut diuraikan berikut ini.

1. Variabel Kesiapan Lulusan Bekerja

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kesiapan Lulusan Bekerja
No          Kategori           Skala           Frekuensi         Persentase
 1     Sangat baik        55,25-68,00                24             12,0
 2     Baik               42,50-55,25             163               81,5
 3     Kurang             29,75-42,50                12               6,0
 4     Tidak              17,00-29,75                  1              0,5
                                 Jumlah           200              100,0


                                                 6
2. Variabel Kesiapan Lulusan Berwirausaha

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kesiapan Lulusan Berwirausaha

No     Kategori            Interval                 Frekuensi              Persentase
 1   Sangat baik         55,25-68,00                      39                 19,5
 2   Baik                42,50-55,25                      97                 48,5
 3   Kurang baik         29,75-42,50                      60                 30,0
 4   Tidak baik          17,00-29,75                       4                  2,0
                                Jumlah                   200                100,0
     3. Variabel Kesiapan Lulusan Studi Lanjut

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kesiapan Lulusan Studi Lanjut
No        Kategori            Interval             Frekuensi                        Persentase
 1    Sangat baik            52,00-64,00                           5                      2,5
 2    Baik                   40,00-52,00                          56                     28,0
 3    Kurang baik            28,00-40,00                         105                     52,5
 4    Tidak baik             16,00-28,00                          34                     17,0
                                          Jumlah                 200                    100,0
         Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesiapan lulusan studi lanjut secara
umum kurang baik. Hal ini terungkap terdapat 105 responden memperoleh skor berada di
interval 28,00 – 40,00 dengan kategori kurang baik.
Tabel 4.5. Distribusi Skor Indikator Variabel Kesiapan Lulusan Studi Lanjut
                                              Skor indikator
         Indikator
                                Min.        Maks. Rerata Persentase            Keterangan
1. Beban Studi MIPA di
                                      4        16         8,32     52,00            Kurang baik
   SMK
2. Kompetensi Guru SMK                5        20        12,51     62,55                Baik
3. Uji Coba Kompetensi
                                      4        16         7,78     48,63            Kurang baik
   MIPA

4. Potensi Lulusan Studi
                                      3        12         7,87     65,58                Baik
   Lanjut


                                                     7
Sebagai standar pengukuran terhadap masing-masing variabel dilakukan dari
    data ideal ke dalam kategori dentzan menggunakan formula sebagai berikut :
                    Skor total tertinggi − Skor total terendah   100% − 25%
       Interval =
                                     Kategori                  =     4      = 18.75%
 KATEGORI                    SKOR
Sangat baik            81,75%≤skor≤100%
Baik                   62,5%≤skor≤81,25%
Kurang Baik            43,75%≤skor≤62,5%
Tidak Baik             25%≤skor≤43,75%


             Berdasarkan sebaran skor indikator-indikator variabel kesiapan lulusan studi
    lanjut, indikator-indikator kompetensi guru SMK, dan potensi lulusan studi lanjut masuk
    kategori baik sebagaimana dipersepsikan responden berturut-turut sebesar 62,55% dan
    65,58%, sedangkan beban studi MIPA di SMK dan uji coba kompetensi MIPA ternyata
    masih kurang baik sebagaimana dipersepsikan reponden berturut-turut 52% dan 48,63%.


    4. PENUTUP

    Simpulan
    Berdasarkan hasil dan pembahasan sebagaimana dikemukakan di atas dapat disimpulkan
    sebagai berikut:

    (1) Kesiapan bekerja bagi lulusan SMK dengan indikator kompetensi lulusan, potensi
       memperoleh pekerjaan, dan pengalaman praktek kerja melalui joborder yang
       merupakan aspek kompetensi keterampilan dan keahlian lulusan SMK sudah baik.
    (2) Kesiapan       berwirausaha   bagi   lulusan   SMK   dengan indikator     kemampuan
       berwirausaha, prediksi bidang usaha, dan potensi lulusan berwirausaha dapat
       dinyatakan baik.
    (3) Kesiapan studi lanjut bagi lulusan SMK dapat dinyatakan kurang baik dengan
       indikator beban studi MIPA di SMK, uji coba kompetensi MIPA ternyata masih kurang
       baik juga sedangkan kompetensi guru SMK, dan potensi lulusan studi lanjut kualitas
       kurang baik.


                                               8
Rekomendasi
        Berdasarkan hasil dan pembahasan serta simpulan kajian ini berikut ini
dikemukakan rekomendasi pengembangan SMK sebagai dasar kebijakan Dinas Pendidikan
Kota Semarang:

(1) Kesiapan lulusan SMK bekerja rata-rata dinyatakan baik. Namun demikian, kerja
    sama dengan dunia usaha dan industri sebaiknya dijadikan program yang terintegrasi
    secara kurikuler khususnya dalam kelompok mata pelajaran produktif yang di
    dalamnya terdapat pengalaman praktek kerja melalui joborder. Perlu upaya terencana
    mengembangkan mata pelajaran produktif dengan mengacu pada Standar Kompetensi
    Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang mengarah pada pemberian sertifikat
    kompetensi pada setiap lulusan SMK selain ijazah yang didasarkan pada hasil ujian
    nasional.
(2) Kesiapan lulusan berwirausaha secara rata-rata dinyatakan baik ditandai kemampuan
    kewirausahaan dan prediksi bidang usaha yang dapat dinyatakan baik. Namun
    demikian, permasalahan klasik dalam kewirausahaan adalah kesiapan mental dan
    modal untuk merintis usaha baru bagi lulusan SMK. Oleh karena itu perlu
    direncanakan program pendampingan bagi siswa SMK (yang diseleksi berminat
    berwirausaha setelah lulus) selama menjalankan praktek kewirausahaan, dan berlanjut
    program pendampingan setelah lulus SMK.
(3) Kesiapan studi lanjut secara rata-rata kurang baik tercemin beban studi MIPA di SMK
    dan uji coba kompetensi MIPA, ternyata masih kurang baik walaupun kompetensi guru
    SMK dan potensi lulusan studi lanjut sudah baik. Studi lanjut ditentukan kemampuan
    lulusan lolos seleksi masuk pendidikan tinggi yang utamanya tentang mata uji MIPA,
    dan kemampuan pembiayaan selama studi. Dengan demikian, upaya peningkatan
    kemampuan lulusan SMK melanjutkan studi harus tetap dijalankan agar SMK tetap
    memiliki daya tarik bagi lulusan SMP untuk memasukinya. Beban studi MIPA di SMK
    perlu ditingkatkan agar kompetensi materi MIPA setara dengan siswa SMA.




                                        9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta: Pusat
       Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.

Dasuki, Achmad. 2009. Reformasi Guru Dan Tantangannya.Jakarta: Direktorat Jenderal
        Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
        Nasional.

Fattah, Nanang. 2000. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Penerbit PT Remaja
         Rosdakarya.

Ghozalia, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP
         Universitas Diponegoro.

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan-Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
       Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. P.T. RajaGrafindo Persada.
       Jakarta.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementas.
        Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Sa’ud, Udin Syaefudin & Abin Syamsuddin Makmun. 2005. Perencanaan Pendidikan: Suatu
        Pendekatan Komprehensif. Program Pascasarjana UPI & PT Remaja Rosdakarya.
        Bandung.

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
       Nasional.




                                      10

More Related Content

What's hot

Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirPendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirMohamad Adriyanto
 
penting
pentingpenting
pentingc_ck69
 
panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1
panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1
panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1CIKGU LOLITA
 
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...Alex King
 
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...e pai
 
Transformasi pendidikan vokasional
Transformasi pendidikan vokasionalTransformasi pendidikan vokasional
Transformasi pendidikan vokasionalHayati Mustaffa
 
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...Kanaidi ken
 
PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3Fadhirul Fitri
 
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...FazHani Faz
 
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi  kepimpinan pengetua mewujudkanDimensi  kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkanAzman Adnan
 
CATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJA
CATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJACATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJA
CATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJAHerfen Suryati
 
2013 dsp khb79 t1(semakan)
2013 dsp khb79 t1(semakan)2013 dsp khb79 t1(semakan)
2013 dsp khb79 t1(semakan)Noraini Zakaria
 
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde083226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde0Zuraida Daud
 

What's hot (18)

Evaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psgEvaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psg
 
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirPendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
 
penting
pentingpenting
penting
 
Bab 1 05504241016
Bab 1  05504241016Bab 1  05504241016
Bab 1 05504241016
 
panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1
panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1
panduan Perkembangan Murid KHB Pertanian Tingkatan 1
 
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
 
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
 
curriculum
curriculumcurriculum
curriculum
 
Transformasi pendidikan vokasional
Transformasi pendidikan vokasionalTransformasi pendidikan vokasional
Transformasi pendidikan vokasional
 
Pra Asas Vokasional
Pra Asas VokasionalPra Asas Vokasional
Pra Asas Vokasional
 
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
 
PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3
 
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
 
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi  kepimpinan pengetua mewujudkanDimensi  kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
 
CATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJA
CATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJACATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJA
CATUR SAKTI” CETAK SISWA SMK SIAP KERJA
 
Skrip
SkripSkrip
Skrip
 
2013 dsp khb79 t1(semakan)
2013 dsp khb79 t1(semakan)2013 dsp khb79 t1(semakan)
2013 dsp khb79 t1(semakan)
 
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde083226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
 

Similar to Potensi lulusan smk kota semarang 2009

13 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-213 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-2Eko Wijayanto
 
39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_ppt
39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_ppt39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_ppt
39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_pptDavid Sigalingging
 
42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi8flames
 
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docxAnaliswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docxintermediatcrap
 
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docxAnaliswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docxintermediatcrap
 
LAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdf
LAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdfLAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdf
LAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdfAgung Djibran
 
Model penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMAModel penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMAPristiadi Utomo
 
Jurnal%20 tesis%20soft%20skills
Jurnal%20 tesis%20soft%20skillsJurnal%20 tesis%20soft%20skills
Jurnal%20 tesis%20soft%20skillsHENKYAGUS1
 
exe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdfexe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdfFajar Baskoro
 
Profil smk ar rahmah cianjur
Profil smk ar rahmah cianjurProfil smk ar rahmah cianjur
Profil smk ar rahmah cianjurdinata77
 
Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...
Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...
Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...Aris Suryadi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiaswitopalopo
 

Similar to Potensi lulusan smk kota semarang 2009 (20)

13 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-213 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-2
 
Bab 1 08402241020
Bab 1  08402241020Bab 1  08402241020
Bab 1 08402241020
 
39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_ppt
39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_ppt39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_ppt
39 178 edi_fakhri_s.s_m.sos_ppt
 
3642 13376-1-pb
3642 13376-1-pb3642 13376-1-pb
3642 13376-1-pb
 
42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi
 
Tugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnalTugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnal
 
Tugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnalTugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnal
 
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docxAnaliswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
 
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docxAnaliswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
Analiswot SMKS Pemda Rantauprapat.docx
 
LAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdf
LAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdfLAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdf
LAPORAN KINERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI 2021 V.27.1.22.pdf
 
Model penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMAModel penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMA
 
Jurnal%20 tesis%20soft%20skills
Jurnal%20 tesis%20soft%20skillsJurnal%20 tesis%20soft%20skills
Jurnal%20 tesis%20soft%20skills
 
Pendidikan dan-lap-kerja
Pendidikan dan-lap-kerjaPendidikan dan-lap-kerja
Pendidikan dan-lap-kerja
 
0341 - 553240, Manajemen Informasi Bisnis dan Multimedia, Vokasi Universitas ...
0341 - 553240, Manajemen Informasi Bisnis dan Multimedia, Vokasi Universitas ...0341 - 553240, Manajemen Informasi Bisnis dan Multimedia, Vokasi Universitas ...
0341 - 553240, Manajemen Informasi Bisnis dan Multimedia, Vokasi Universitas ...
 
ARTIKEL.pdf
ARTIKEL.pdfARTIKEL.pdf
ARTIKEL.pdf
 
exe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdfexe summary_dec2022_final.pdf
exe summary_dec2022_final.pdf
 
Profil smk ar rahmah cianjur
Profil smk ar rahmah cianjurProfil smk ar rahmah cianjur
Profil smk ar rahmah cianjur
 
Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...
Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...
Pekan Kreativitas Mahasiswa Tahun 2022, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik E...
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 

Potensi lulusan smk kota semarang 2009

  • 1. Potensi Lulusan SMK Kota Semarang Oleh: Suharto NIM 0101610005 PPs S-3 Manajemen Pendidikan Unnes Abstrak: Potensi lulusan SMK Kota Semarang dideskripsikan dalam tiga variabel: kesiapan lulusan bekerja, kesiapan lulusan berwirausaha, dan kesiapan lulusan studi lanjut. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus s.d Desember 2009. Kuesioner yang berisi indikator dan butir tentang tiap variabel tersebut sebagai alat ukur dibagikan kepada para siswa kelas akhir SMK sebagai sampel yang berjumlah 200 siswa. Mereka terdiri dari 30 siswa dari 4 SMK negeri dan 170 siswa dari 28 SMK swasta di Kota Semarang yang terpilih secara acak dari 84 SMK di Kota Semarang, Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, digunakan tryout instrumen untuk 30 responden yang kemudian diuji validitas dan realibilitasnya dengan bantuan SPSS. Hanya butir pertanyaan yang valid dan reliabel saja yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil kajian lulusan SMK menunjukkan bahwa, kesiapan lulusan bekerja, dan kesiapan lulusan berwirausaha dapat dinyatakan baik, sedangkan kesiapan lulusan studi lanjut masih menunjukkan keadaan kurang baik. Hal itu tercermin beban studi MIPA di SMK dan uji coba kompetensi MIPA, kategori kurang baik walaupun kompetensi guru SMK dan potensi lulusan studi lanjut kurang baik Kata kunci: Kajian, Potensi, Lulusan SMK, Kota Semarang. 1. PENDAHULUAN PP No.19/2005 Pasal 26 ayat 3 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Di tengah belum meratanya kualitas pendidikan sekolah menengah kejuruan atau SMK di berbagai wilayah Indonesia, siswa SMK dalam berbagai ajang lomba keahlian berstandar internasional mampu bersaing dengan pelajar dari pendidikan kejuruan dari negara-negara lain. Pemerintah bertanggungjawab meningkatkan pembinaan kompetensi siswa SMK berprestasi di tingkat nasional sehingga mampu mengharumkan nama bangsa di tingkat dunia. Menurut Joko Sutrisno (2009), Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, dalam ASEAN Skill Competition yang sudah enam kali diikuti siswa SMK Indonesia, prestasi Indonesia terus meningkat. Prestasi lain seperti pembuatan mobil ESEMKA yang dikerjakan oleh Siswa SMK Negeri 1 Singosari Malang, SMK Borobudur Magelang, SMK Negeri 4 Jakarta dan SMK Negeri 1 Cibinong dapat 1
  • 2. meningkatkan citra SMK dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan dan potensi SMK. Sudah ada beberapa perusahaan yang membuka kerja sama dengan SMK-SMK seperti PT NEC Indonesia, PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Mustika Ratu, PT Autocar Industri Komponen, PT Shigata Tool Indonesia dan PT Inti Kanzen Motor. Minat masyarakat masuk SMK terkendala sikap masyarakat pada umumnya yang masih membanggakan gelar kesarjanaan, yang peluangnya kecil bila mereka masuk SMK. Bersekolah di SMK tidak favorit bagi lulusan sekolah menengah pertama, citra SMK sebagai sekolah nomor dua membuat SMK tidak populer, dianggap hanya cocok bagi kaum muda yang harus bekerja setelah lulus dari SMK. Citra buruk lainnya seperti siswa SMK suka tawuran, tidak bergengsi, atau tidak keren, akhirnya, banyak lulusan SMP yang lebih memilih masuk SMA. Jika ada yang memilih SMK, umumnya karena tidak diterima di SMA favoritnya. Persepsi masyarakat tersebut harus dapat dijawab melalui prestasi SMK dalam mengembangkan karir lulusannya termasuk peluang masuk perguruan tinggi. Ketiga harapan lulusan SMK berpeluang bekerja, menjadi wirausahawan dan melanjutkam ke pendidikan tinggi tersebut telah dipromosikan lewat berbagai media. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut hasilnya perlu dilakukan tracer study lulusan SMK baik yang bekerja, menjadi wirausahawan, maupun melanjutkan di perguruan tinggi. Di Kota Semarang terdapat 84 SMK semua jurusan (37 SMK Jurusan Teknologi dan Industri; 32 SMK Jurusan Bisnis dan Manajemen, dan lainnya); 11 SMK status Negeri dan lainnya status swasta. Apabila tiap SMK meluluskan 100 orang maka tidak kurang dari 8400 orang lulusan SMK setiap tahun akan menentukan nasibnya. Kajian lulusan SMK Kota Semarang ini disusun berdasarkan pendekatan sistem, dan mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada dibatasi pada lingkungan internal, yang ditujukan mendeskripsikan tiga variabel (1) kesiapan lulusan SMK bekerja, (2) kesiapan lulusan SMK berwirausaha, dan (3) kesiapan lulusan SMK studi lanjut. Kajian atas variabel- variabel tersebut tidak dimaksudkan menelusuri hubungan kausalitas di antaranya. Terhadap harapan lulusan SMK memperoleh pekerjaan perlu mempertimbangkan kompetensi tenaga kerja industri agar dapat dirumuskan profil 2
  • 3. lulusan SMK. Profil lulusan SMK harus bersifat dinamis dan selalu menjadi dasar dalam manajemen pembelajaran. Terhadap harapan lulusan SMK menjadi wirausahawan sebaiknya langsung dikaitkan dengan pihak investor (Bank, lembaga keuangan). Sejak masuk sekolah siswa SMK sudah mencanangkan keinginannya menjadi wirausahawan, selanjutnya pihak Sekolah (Dinas Pendidikan, Pemerintah) memfasilitasi rancangan permodalan pada saatnya sudah lulus. Pola pikir menjadi wirausahawan ini sudah ditanamkan sejak masuk SMK, jangan hanya diharapkan setelah lulus dan dibiarkan menjadi wirausahawan sendiri tanpa pendampingan. Terhadap harapan lulusan SMK melanjutkan ke perguruan tinggi, perlu dikaji kembali tingkat ketercapaiannya. Hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan kognitif SMK, khususnya ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, dan kimia yang diperoleh di SMK diduga kurang memadai sebagai bekal mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Menurut Fattah (2000: 28), ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan, yaitu: (1) dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, (2) dapat tidaknya memperoleh pekerjaan, (3) besarnya penghasilan (gaji) yang diterima, dan (4) sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya, dan politik. Setiap unsur input dan output serta outcome dan dampak mengandung nilai baik secara ekonomi maupun non-ekonomi (tak berwujud). Proses tersebut adalah transformasi atas input yang kemudian menghasilkan outcome (hasil) sebagaimana dilukiskan Gambar 1. 3
  • 4. Kajian lulusan SMK Kota Semarang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kesiapan lulusan bekerja; (2) mendeskripsikan kesiapan lulusan berwirausaha; dan (3) mendeskripsikan kesiapan lulusan studi lanjut. Sedangkan manfaatnya adalah (1) perumusan strategi promosi SMK kepada masyarakat; (2) perumusan Program pendampingan terhadap lulusan SMK; dan (3) perumusan pola kerjasama strategis SMK- Industri mitra/UKM. Definisi operasional tiap variabel sebagai berikut: (1) Kesiapan lulusan bekerja: adalah terpenuhinya kompetensi standar minimal yang telah ditetapkan yang meliputi pengetahuan bidang vokasional, keterampilan operasional, dan kemampuan berkomunikasi dan kerjasama dengan indikator: (1) kompetensi lulusan; (2) potensi memperoleh pekerjaan; (3) pengalaman praktek kerja melalui joborder (2) Kesiapan lulusan berwirausaha: adalah terpenuhinya kompetensi standar minimal yang telah ditetapkan yang meliputi keterampilan manajerial, perencanaan produksi dan pemasaran dan, dan pengelolaan keuangan dengan indikator: (1) kemampuan kewirausahaan; (2) prediksi bidang usaha; dan (3) Potensi lulusan berusaha. (3) Kesiapan lulusan studi lanjut: adalah terpenuhinya kompetensi standar minimal yang telah ditetapkan yang meliputi matematika, fisika, kimia, biologi, dan bahasa dengan indikator: (1) beban studi MIPA di SMK; (2) uji coba kompetensi MIPA; (3) kompetensi guru SMK; dan (4) Potensi lulusan studi lanjut. Butir-butir pernyataan dirumuskan dengan menggunakan skor dan pemaknaannya: skor 4 (sangat baik), skor 3 (baik), skor 2 (kurang baik) dan skor 1 (tidak baik). Kajian lulusan SMK Kota Semarang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kesiapan lulusan bekerja;(2) mendeskripsikan kesiapan lulusan berwirausaha; dan (3) mendeskripsikan kesiapan lulusan studi lanjut. Berdasarkan hasil kajian ini diharapkan dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan strategis guna mewujudkan Kota Semarang sebagai kota vokasi antara lain dalam pencapaian sasaran berikut: (1) perumusan strategi promosi SMK kepada masyarakat; (2) perumusan Program pendampingan terhadap lulusan SMK; dan (3) perumusan pola kerjasama strategis SMK – Industri mitra/UKM. 4
  • 5. 2. METODE PENELITIAN Lingkup kajian ini bersifat internal, karena mendasarkan penggalian data dalam lingkungan penyelenggara pendidikan SMK yang tersebar di seluruh Kota Semarang. Kajian ini menggunakan analisis deskriptif atas variabel-variabel yang diukur dengan menggunakan skala Likert 1, 2, 3, dan 4. Besaran satu variabel tidak dihubungkan dengan variabel lainnya. Deskripsi dilakukan berdasarkan hasil pengukuran variabel melalui kusioner yang dibagikan para responden, yaitu para siswa tingkat akhir pada SMK yang bersangkutan. Variabel Kajian 5
  • 6. meliputi (1) kesiapan lulusan bekerja; (2) kesiapan lulusan berwirausaha; dan (3) kesiapan lulusan studi lanjut. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel-Variabel Hasil pengukuran skor variabel untuk mendeskripsikan secara umum keadaan variabel- variabel penelitian ini dapat dilihat dari besarnya skor minimum, skor maksimum, rank, mean, dan standar deviasi, seperti disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1. Kesiapan lulusan SMK bekerja, Kesiapan lulusan SMK berwirausaha, dan Kesiapan lulusan SMK studi lanjut Kesiapan Lulusan Kesiapan Lulusan Kesiapan Lulusan Skor SMK Bekerja SMK Berwirausaha SMK Studi lanjut (X1) (X2) (X3) Minimum 17 17 16 Maksimum 68 68 64 Rank 51 51 48 Mean 49,91 47,20 36,46 Standar 5,37 8,78 8,69 deviasi Deskripsi variabel (1) Kesiapan lulusan bekerja, (2) Kesiapan lulusan berwirausaha, dan (3) Kesiapan lulusan studi lanjut diuraikan berikut ini. 1. Variabel Kesiapan Lulusan Bekerja Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kesiapan Lulusan Bekerja No Kategori Skala Frekuensi Persentase 1 Sangat baik 55,25-68,00 24 12,0 2 Baik 42,50-55,25 163 81,5 3 Kurang 29,75-42,50 12 6,0 4 Tidak 17,00-29,75 1 0,5 Jumlah 200 100,0 6
  • 7. 2. Variabel Kesiapan Lulusan Berwirausaha Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kesiapan Lulusan Berwirausaha No Kategori Interval Frekuensi Persentase 1 Sangat baik 55,25-68,00 39 19,5 2 Baik 42,50-55,25 97 48,5 3 Kurang baik 29,75-42,50 60 30,0 4 Tidak baik 17,00-29,75 4 2,0 Jumlah 200 100,0 3. Variabel Kesiapan Lulusan Studi Lanjut Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kesiapan Lulusan Studi Lanjut No Kategori Interval Frekuensi Persentase 1 Sangat baik 52,00-64,00 5 2,5 2 Baik 40,00-52,00 56 28,0 3 Kurang baik 28,00-40,00 105 52,5 4 Tidak baik 16,00-28,00 34 17,0 Jumlah 200 100,0 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesiapan lulusan studi lanjut secara umum kurang baik. Hal ini terungkap terdapat 105 responden memperoleh skor berada di interval 28,00 – 40,00 dengan kategori kurang baik. Tabel 4.5. Distribusi Skor Indikator Variabel Kesiapan Lulusan Studi Lanjut Skor indikator Indikator Min. Maks. Rerata Persentase Keterangan 1. Beban Studi MIPA di 4 16 8,32 52,00 Kurang baik SMK 2. Kompetensi Guru SMK 5 20 12,51 62,55 Baik 3. Uji Coba Kompetensi 4 16 7,78 48,63 Kurang baik MIPA 4. Potensi Lulusan Studi 3 12 7,87 65,58 Baik Lanjut 7
  • 8. Sebagai standar pengukuran terhadap masing-masing variabel dilakukan dari data ideal ke dalam kategori dentzan menggunakan formula sebagai berikut : Skor total tertinggi − Skor total terendah 100% − 25% Interval = Kategori = 4 = 18.75% KATEGORI SKOR Sangat baik 81,75%≤skor≤100% Baik 62,5%≤skor≤81,25% Kurang Baik 43,75%≤skor≤62,5% Tidak Baik 25%≤skor≤43,75% Berdasarkan sebaran skor indikator-indikator variabel kesiapan lulusan studi lanjut, indikator-indikator kompetensi guru SMK, dan potensi lulusan studi lanjut masuk kategori baik sebagaimana dipersepsikan responden berturut-turut sebesar 62,55% dan 65,58%, sedangkan beban studi MIPA di SMK dan uji coba kompetensi MIPA ternyata masih kurang baik sebagaimana dipersepsikan reponden berturut-turut 52% dan 48,63%. 4. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan sebagaimana dikemukakan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kesiapan bekerja bagi lulusan SMK dengan indikator kompetensi lulusan, potensi memperoleh pekerjaan, dan pengalaman praktek kerja melalui joborder yang merupakan aspek kompetensi keterampilan dan keahlian lulusan SMK sudah baik. (2) Kesiapan berwirausaha bagi lulusan SMK dengan indikator kemampuan berwirausaha, prediksi bidang usaha, dan potensi lulusan berwirausaha dapat dinyatakan baik. (3) Kesiapan studi lanjut bagi lulusan SMK dapat dinyatakan kurang baik dengan indikator beban studi MIPA di SMK, uji coba kompetensi MIPA ternyata masih kurang baik juga sedangkan kompetensi guru SMK, dan potensi lulusan studi lanjut kualitas kurang baik. 8
  • 9. Rekomendasi Berdasarkan hasil dan pembahasan serta simpulan kajian ini berikut ini dikemukakan rekomendasi pengembangan SMK sebagai dasar kebijakan Dinas Pendidikan Kota Semarang: (1) Kesiapan lulusan SMK bekerja rata-rata dinyatakan baik. Namun demikian, kerja sama dengan dunia usaha dan industri sebaiknya dijadikan program yang terintegrasi secara kurikuler khususnya dalam kelompok mata pelajaran produktif yang di dalamnya terdapat pengalaman praktek kerja melalui joborder. Perlu upaya terencana mengembangkan mata pelajaran produktif dengan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang mengarah pada pemberian sertifikat kompetensi pada setiap lulusan SMK selain ijazah yang didasarkan pada hasil ujian nasional. (2) Kesiapan lulusan berwirausaha secara rata-rata dinyatakan baik ditandai kemampuan kewirausahaan dan prediksi bidang usaha yang dapat dinyatakan baik. Namun demikian, permasalahan klasik dalam kewirausahaan adalah kesiapan mental dan modal untuk merintis usaha baru bagi lulusan SMK. Oleh karena itu perlu direncanakan program pendampingan bagi siswa SMK (yang diseleksi berminat berwirausaha setelah lulus) selama menjalankan praktek kewirausahaan, dan berlanjut program pendampingan setelah lulus SMK. (3) Kesiapan studi lanjut secara rata-rata kurang baik tercemin beban studi MIPA di SMK dan uji coba kompetensi MIPA, ternyata masih kurang baik walaupun kompetensi guru SMK dan potensi lulusan studi lanjut sudah baik. Studi lanjut ditentukan kemampuan lulusan lolos seleksi masuk pendidikan tinggi yang utamanya tentang mata uji MIPA, dan kemampuan pembiayaan selama studi. Dengan demikian, upaya peningkatan kemampuan lulusan SMK melanjutkan studi harus tetap dijalankan agar SMK tetap memiliki daya tarik bagi lulusan SMP untuk memasukinya. Beban studi MIPA di SMK perlu ditingkatkan agar kompetensi materi MIPA setara dengan siswa SMA. 9
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. Dasuki, Achmad. 2009. Reformasi Guru Dan Tantangannya.Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Fattah, Nanang. 2000. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Ghozalia, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan-Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. P.T. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementas. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Sa’ud, Udin Syaefudin & Abin Syamsuddin Makmun. 2005. Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Program Pascasarjana UPI & PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 10