SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Om Swastyastu,
Yang Terhormat Bapak dan Ibu
Serta rekan-rekan seumat yang kusayangi
Sebelumnya, marilah kita sama-sama menghaturkan sembah sujud bhakti kita kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang maha Esa), karena atas Asung Krta Wara Nugraha
Beliaulah kita dapat berkumpul bersama-sama dalam acara rutin kita ini dengan tiada
kekurangan satu apapun.
Pagerwesi adalah hari raya yang dilaksanakan atas anugrah kesentosaan dan kemajuan yang
telah dicapai oleh umat manusia yang dirayakan pada Budha Kliwon wuku Shinta.
Hakikat pelaksanaan upacara yadnya pagerwesi ini sebagaimana disebutkan dalam Parisada
Hindu Dharma, Yadnya Pada Hari Raya Pagerwesi ini adalah lebih ditekankan dengan
melakukan upacara;
Ngarga, dan
Mapasang Lingga.
Dan pada tengah malam umat dianjurkan untuk melakukan meditasi (yoga dan samadhi).
Yadnya (Banten) yang paling utama disebutkan pada hari raya ini yaitu :
Untuk Para Pendeta (Purohita) adalah "Sesayut Panca Lingga" sedangkan
perlengkapan tetandingan bantennya :
Daksina,
Suci Pras penyeneng, dan
Banten Penek.
Meskipun hakikat hari raya Pagerwesi sebagai pemujaan (yoga samadhi) bagi para
Pendeta (Purohita) namun umat kebanyakan pun wajib ikut merayakan sesuai dengan
kemampuan.
Dan Bagi umat kebanyakan yadnya (banten) disebutkan adalah;
natab Sesayut Pagehurip,
Prayascita,
Dapetan.
Tentunya dilengkapi Daksina,
Canang, dan
Sodan.
Dalam hal upacara, ada dua hal banten pokok yaitu
Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta,
dan Sesayut Pageh Urip bagi umat kebanyakan.
Makna Filosofis yang terkandung dalam hari raya ini, sebagaimana telah disebutkan
dalam lontar Sundarigama, Pagerwesi yang jatuh pada Budha Kliwon wuku Shinta merupakan
hari Payogan Sang Hyang Pramesti Guru, manifestasi Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa
sebagai guru sejati yang diiringi oleh Para Dewata Nawa Sangalainnya.
Pada hari raya pagerwesi ini disebutkan hari raya suci yang berdasarkan pawukon dalam
kutipan artikel dharmathebackbone yang dijelaskan pada hari raya pagerwesi ini juga
merupakan hari yang paling baik mendekatkanatman kepada Brahman sebagai guru sejati.
Pengetahuan sejati itulah sesungguhnya merupakan ‘pager besi’ untuk melindungi hidup
kita di dunia ini.
Disamping itu pula Sang Hyang Pramesti Guru beryoga bersama Dewata Nawa Sanga
untuk ‘ngawerdhiaken sarwa tumitah muwang sarwa tumuwuh’,
Ngawerdhiaken artinya mengembangkan
tumitah artinya yang ditakdirkan atau yang terlahirkan,
tumuwuh artinya tumbuh-tumbuhan.
yang berarti dalam mengembangkan kehidupan tumbuh-tumbuhan yang telah
ditakdirkan atau yang terlahirkan diperlukan guru sebagai guru sejati agar
terjadi keseimbangan.
Begitu pula disebutkan Hari Raya Pagerwesi ini dalam Babad Bali, yang sebagaimana
dijelaskan pada hari ini kita menyembah dan sujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, Hyang
Pramesti Guru beserta Panca Dewata, kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar
hidup kita ini direstuiNya dengan;
kesentosaan,
kemajuan dan lain-lainnya.
Widhi-widhananya dipersembhakan banten:
suci,
peras penyeneng sesayut panca-lingga,
penek rerayunan dengan raka-raka,
wangi-wangian,
bunga, kembang,
asep dupa arum,
yang dihaturkan di Sanggah Kemulan (Kemimitan). Yang di bawah dipujakan kepada Sang
Panca Maha Bhuta;
Segehan Agung manca warna (menurut urip) dengan tetabuhan arak berem.
Hendaknya Sang Panca Maha Bhuta bergirang dan suka membantu kita, memberi petunjuk
jalan menuju keselamatan, sehingga mencapai Bhukti mwang Mukti.
Demikian Dharma Wacana dari saya jika ada kata yang kurang berkenan dihati mohon
dimaafkan. Saya sangat mengharapkan agar perayaan hari raya Pagerwesi kali ini mampu
meningkatkan kesadaran bagi umat sedharma. Karena itu Hari Raya Pagerwesi ini dalam Babad
Bali, Pagerwesi sebagai pemujaan (yoga samadhi) bagi para Pendeta (Purohita) namun umat
kebanyakan pun wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan..
Om Santih,Santih,Santih, Om

More Related Content

What's hot

Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )Khansha Hanak
 
Perilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatanPerilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatan66601
 
narative charting
narative chartingnarative charting
narative chartingcufing
 
Analisis Tari Tradisional Indonesia
Analisis Tari Tradisional Indonesia Analisis Tari Tradisional Indonesia
Analisis Tari Tradisional Indonesia Aryansa Dewi
 
Tradisi pernikahan jawa
Tradisi pernikahan jawaTradisi pernikahan jawa
Tradisi pernikahan jawambak_aul
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Okta-Shi Sama
 
Tradisi Nyadran tugas bahasa jawa
Tradisi Nyadran tugas bahasa jawaTradisi Nyadran tugas bahasa jawa
Tradisi Nyadran tugas bahasa jawaALKATA
 
Puasa dan kesehatan DR. aGUS.ppt
Puasa dan kesehatan DR. aGUS.pptPuasa dan kesehatan DR. aGUS.ppt
Puasa dan kesehatan DR. aGUS.pptlabadjidarmo
 
Musik Tradisional Jawa Barat
Musik Tradisional Jawa BaratMusik Tradisional Jawa Barat
Musik Tradisional Jawa BaratNadia Azahra
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamiksriapsari603
 
Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiDokter Tekno
 

What's hot (15)

Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan bonang ( Sejarah Kelas X )
 
Perilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatanPerilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatan
 
narative charting
narative chartingnarative charting
narative charting
 
Analisis Tari Tradisional Indonesia
Analisis Tari Tradisional Indonesia Analisis Tari Tradisional Indonesia
Analisis Tari Tradisional Indonesia
 
Tradisi pernikahan jawa
Tradisi pernikahan jawaTradisi pernikahan jawa
Tradisi pernikahan jawa
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
 
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
 
Metlit tatabahasa
Metlit tatabahasaMetlit tatabahasa
Metlit tatabahasa
 
Tradisi Nyadran tugas bahasa jawa
Tradisi Nyadran tugas bahasa jawaTradisi Nyadran tugas bahasa jawa
Tradisi Nyadran tugas bahasa jawa
 
Kerajaan demak
Kerajaan demakKerajaan demak
Kerajaan demak
 
Leaflet diare
Leaflet diareLeaflet diare
Leaflet diare
 
Puasa dan kesehatan DR. aGUS.ppt
Puasa dan kesehatan DR. aGUS.pptPuasa dan kesehatan DR. aGUS.ppt
Puasa dan kesehatan DR. aGUS.ppt
 
Musik Tradisional Jawa Barat
Musik Tradisional Jawa BaratMusik Tradisional Jawa Barat
Musik Tradisional Jawa Barat
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamik
 
Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi Fisiologi
 

Similar to Dharma Wacana: Budha Kliwion

UPAKARA YAJNA SLIDE.pptx
UPAKARA YAJNA SLIDE.pptxUPAKARA YAJNA SLIDE.pptx
UPAKARA YAJNA SLIDE.pptxwayanwidi3
 
Tradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci WedaTradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci WedaMade Sumiarta
 
Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu bali
Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu baliMemandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu bali
Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu baliEl Roi Sipahelut
 
Makalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembahMakalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembahmangtrie
 
BAB 4 Yadnya 2.pdf
BAB 4 Yadnya 2.pdfBAB 4 Yadnya 2.pdf
BAB 4 Yadnya 2.pdfHery Abdi
 

Similar to Dharma Wacana: Budha Kliwion (12)

UPAKARA YAJNA SLIDE.pptx
UPAKARA YAJNA SLIDE.pptxUPAKARA YAJNA SLIDE.pptx
UPAKARA YAJNA SLIDE.pptx
 
Tradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci WedaTradisi Membaca Kitab Suci Weda
Tradisi Membaca Kitab Suci Weda
 
Sunda wiwitan
Sunda wiwitanSunda wiwitan
Sunda wiwitan
 
Bhuta yadnya
Bhuta yadnyaBhuta yadnya
Bhuta yadnya
 
Lembar CDI - 23
Lembar CDI - 23Lembar CDI - 23
Lembar CDI - 23
 
Lembar CDI - 23
Lembar CDI - 23Lembar CDI - 23
Lembar CDI - 23
 
Lembar CDI - 23
Lembar CDI - 23Lembar CDI - 23
Lembar CDI - 23
 
Jenis pura
Jenis puraJenis pura
Jenis pura
 
Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu bali
Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu baliMemandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu bali
Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu bali
 
Upacara ngaben
Upacara ngabenUpacara ngaben
Upacara ngaben
 
Makalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembahMakalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembah
 
BAB 4 Yadnya 2.pdf
BAB 4 Yadnya 2.pdfBAB 4 Yadnya 2.pdf
BAB 4 Yadnya 2.pdf
 

Dharma Wacana: Budha Kliwion

  • 1. Om Swastyastu, Yang Terhormat Bapak dan Ibu Serta rekan-rekan seumat yang kusayangi Sebelumnya, marilah kita sama-sama menghaturkan sembah sujud bhakti kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang maha Esa), karena atas Asung Krta Wara Nugraha Beliaulah kita dapat berkumpul bersama-sama dalam acara rutin kita ini dengan tiada kekurangan satu apapun. Pagerwesi adalah hari raya yang dilaksanakan atas anugrah kesentosaan dan kemajuan yang telah dicapai oleh umat manusia yang dirayakan pada Budha Kliwon wuku Shinta. Hakikat pelaksanaan upacara yadnya pagerwesi ini sebagaimana disebutkan dalam Parisada Hindu Dharma, Yadnya Pada Hari Raya Pagerwesi ini adalah lebih ditekankan dengan melakukan upacara; Ngarga, dan Mapasang Lingga. Dan pada tengah malam umat dianjurkan untuk melakukan meditasi (yoga dan samadhi). Yadnya (Banten) yang paling utama disebutkan pada hari raya ini yaitu : Untuk Para Pendeta (Purohita) adalah "Sesayut Panca Lingga" sedangkan perlengkapan tetandingan bantennya : Daksina, Suci Pras penyeneng, dan Banten Penek. Meskipun hakikat hari raya Pagerwesi sebagai pemujaan (yoga samadhi) bagi para Pendeta (Purohita) namun umat kebanyakan pun wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan. Dan Bagi umat kebanyakan yadnya (banten) disebutkan adalah; natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan. Tentunya dilengkapi Daksina, Canang, dan Sodan. Dalam hal upacara, ada dua hal banten pokok yaitu Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta, dan Sesayut Pageh Urip bagi umat kebanyakan. Makna Filosofis yang terkandung dalam hari raya ini, sebagaimana telah disebutkan dalam lontar Sundarigama, Pagerwesi yang jatuh pada Budha Kliwon wuku Shinta merupakan hari Payogan Sang Hyang Pramesti Guru, manifestasi Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa sebagai guru sejati yang diiringi oleh Para Dewata Nawa Sangalainnya. Pada hari raya pagerwesi ini disebutkan hari raya suci yang berdasarkan pawukon dalam kutipan artikel dharmathebackbone yang dijelaskan pada hari raya pagerwesi ini juga merupakan hari yang paling baik mendekatkanatman kepada Brahman sebagai guru sejati. Pengetahuan sejati itulah sesungguhnya merupakan ‘pager besi’ untuk melindungi hidup kita di dunia ini.
  • 2. Disamping itu pula Sang Hyang Pramesti Guru beryoga bersama Dewata Nawa Sanga untuk ‘ngawerdhiaken sarwa tumitah muwang sarwa tumuwuh’, Ngawerdhiaken artinya mengembangkan tumitah artinya yang ditakdirkan atau yang terlahirkan, tumuwuh artinya tumbuh-tumbuhan. yang berarti dalam mengembangkan kehidupan tumbuh-tumbuhan yang telah ditakdirkan atau yang terlahirkan diperlukan guru sebagai guru sejati agar terjadi keseimbangan. Begitu pula disebutkan Hari Raya Pagerwesi ini dalam Babad Bali, yang sebagaimana dijelaskan pada hari ini kita menyembah dan sujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, Hyang Pramesti Guru beserta Panca Dewata, kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan; kesentosaan, kemajuan dan lain-lainnya. Widhi-widhananya dipersembhakan banten: suci, peras penyeneng sesayut panca-lingga, penek rerayunan dengan raka-raka, wangi-wangian, bunga, kembang, asep dupa arum, yang dihaturkan di Sanggah Kemulan (Kemimitan). Yang di bawah dipujakan kepada Sang Panca Maha Bhuta; Segehan Agung manca warna (menurut urip) dengan tetabuhan arak berem. Hendaknya Sang Panca Maha Bhuta bergirang dan suka membantu kita, memberi petunjuk jalan menuju keselamatan, sehingga mencapai Bhukti mwang Mukti. Demikian Dharma Wacana dari saya jika ada kata yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Saya sangat mengharapkan agar perayaan hari raya Pagerwesi kali ini mampu meningkatkan kesadaran bagi umat sedharma. Karena itu Hari Raya Pagerwesi ini dalam Babad Bali, Pagerwesi sebagai pemujaan (yoga samadhi) bagi para Pendeta (Purohita) namun umat kebanyakan pun wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan.. Om Santih,Santih,Santih, Om