1. Pelajaran 1 Triwulan IV 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Ayub 36:22 Sesungguhnya, Allah itu mulia di
dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?
3. AWAL YANG MENJANJIKAN
PENGARUH DARI LUAR
KEPUTUSAN PARA SISWA
KEPUTUSAN SANG GURU
TETAP BELAJAR
TUHAN mendirikan sekolah pertama untuk umat manusia. Kondisinya
sempurna: ruang kelas terbaik, buku pelajaran terbaik, Guru terbaik,
dan siswa terbaik.
Namun, oknum dari luar menyebabkan krisis yang
menghasilkan keputusan penting dari semua
peserta. Kita dapat belajar dari kesalahan Adam
dan Hawa, agar kita memperoleh hasil maksimal
dari apa yang Guru dan Juruselamat kita ingin
ajarkan kepada kita.
4. AWAL YANG
MENJANJIKAN
“Selanjutnya TUHAN Allah
membuat taman di Eden,
di sebelah timur; disitulah
ditempatkan-Nya manusia
yang dibentuk-Nya itu.”
(Kejadian 2:8)
TUHAN menggunakan metode teoritis-praktikal
untuk mengajar Adam dan Hawa.
Mereka diberi tanggung jawab praktikal:
memelihara hewan (Kej 1:28; 2:19) dan taman
(Kej 2:15).
Para malaikat memainkan peran penting
dalam pendidikan teoritis mereka. Selain
itu, TUHAN bertemu dengan mereka
setiap hari untuk mengajar mereka
secara pribadi (Kejadian 3:8).
Para siswa saling
menolong dan bekerja
sama secara harmonis
(Kejadian 2:18, 22).
Segala sesuatu di taman yang nyaman itu
menghasilkan pembelajaran yang bermanfaat
dan memuaskan.
5. “Di atas setiap daun di hutan atau setiap batu di gunung, di
dalam setiap bintang yang berkilauan, di bumi dan di udara,
nama Allah tertulis. Keteraturan serta keselarasan segala
sesuatu yang telah diciptakan itu menyatakan kepada mereka
akan hikmat dan kuasa yang tidak terbatas. Mereka
senantiasa menemukan hal-hal yang memenuhi hati mereka
dengan kasih yang lebih dalam dan membangkitkan rasa
syukur mereka yang segar.
E.G.W. (Patriarchs and Prophets, cp. 2, p. 50-51)
Selama mereka tetap setia kepada undang-
undang Ilahi; kesanggupan mereka untuk
mengetahui, menikmati dan mengasihi akan
terus-menerus bertambah-tambah. Mereka
akan selalu memperoleh pengetahuan yang
baru dan memperoleh pengertian yang lebih
jelas lagi akan kasih Allah yang tidak terbatas
dan yang tidak pernah gagal itu.
6. PENGARUH
DARI LUAR
“Tetapi ular itu berkata
kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan
mati,’” (Kejadian 3:4)
TUHAN menciptakan lingkungan yang “amat baik” (Kej 1:31)
dan dipenuhi dengan “berbagai pohon dari bumi, yang
menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya” (Kej 2:9).
Para siswa “tidak merasa malu” (Kej 2:25).
Namun demikian, makhluk yang "cerdik" datang kepada
Hawa dan menyangkal pernyataan TUHAN yang jelas. Hal itu
mendorongnya untuk meragukan niat TUHAN (Kej 3:1-5). Dia
memperkenalkan TUHAN sebagai Pribadi yang:
TUHAN memberi Adam dan Hawa
kebebasan memilih. Hawa memilih untuk
mempercayai musuh dan meragukan
TUHAN. Adam memilih untuk bergabung
dengan ketidaktaatan Hawa.
1. Mengekang. Melarang hal-hal
yang baik
2. Takut. Adam dan Hawa mencapai
tingkat pengetahuan yang lebih
tinggi
3. Pembohong. Berbohong tentang
konsekuensi makan dari buah
pohon itu
7. “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon
itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian. Lalu ia
mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun
memakannya.” (Kejadian 3:6)
Hawa tidak ditarik oleh buah pohon terlarang sebelum ia
dicobai. Dia tidak tahu bahwa buah itu
menyenangkannya. Dia tidak menginginkan buah atau
kebijaksanaan yang dapat diberikannya. Dan tentu saja
dia bahkan tidak berpikir untuk mengambil buah itu dan
memakannya.
Apa yang dapat dilakukan Hawa saat keraguan muncul
dalam benaknya?
Sungguh wajar untuk berbicara dengan TUHAN tentang
hal tersebut karena Hawa dapat berbicara dengan-Nya
secara langsung. Hawa dapat bertanya kepada-Nya
tentang tuduhan ular tersebut. Dia juga dapat meminta
bantuan Adam. Tapi dia tidak melakukannya.
Adam bahkan tidak memikirkan pohon itu. Dia hanya
memutuskan untuk hidup sepenanggungan dengan Hawa.
Keduanya telah salah menggunakan hak pilih mereka.
KEPUTUSAN
PARA SISWA
8. KEPUTUSAN
SANG GURU
“Lalu TUHAN Allah mengusir
dia dari taman Eden supaya ia
mengusahakan tanah dari mana
ia diambil.” (Kejadian 3:23)
Guru Ilahi begitu dekat dengan para murid-
Nya. Ia ingin mengajari mereka tentang
karakter, kebaikan, dan kasih-Nya.
Ia memberikan tugas
baru kepada mereka,
agar mereka dapat
terus belajar. Ia juga
memberi mereka cara
baru untuk
berkomunikasi dengan-
Nya.
Kita adalah keturunan
Adam dan Hawa. Kita
dapat belajar seperti
yang mereka lakukan
melalui doa, pelayanan,
dan belajar Alkitab.
Tujuan pembelajaran kita adalah untuk
membangun kembali citra TUHAN dalam
hidup kita, serta bertumbuh dalam
kebajikan Kristen (2 Petrus 1:3-11).
Lalu mereka tidak dapat
lagi tinggal di hadirat-Nya.
Sebelum mengusir mereka,
TUHAN menjanjikan
kepada mereka penebusan
yang akan memulihkan
keadaan mereka .
(Kejadian 3:15).
9. TETAP BELAJAR“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan
tunduklah kepada mereka, sebab mereka
berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-
orang yang harus bertanggung jawab
atasnya[…]” (Ibrani 13:17)
Pembelajaran tersebut harus tunduk pada kewenangan
Sang Guru. Kewenangan ini perlu dan harus dihormati.
Sebagai orang Kristen, kita belajar dari pendeta dan
guru, dan kita harus mengakui kewenangan mereka.
Tetapi mereka harus teruji agar mereka tidak membawa
ajaran sesat kepada kawanan domba (2 Petrus 2:1).
Namun, mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengajar harus ingat bahwa mereka harus tunduk
kepada TUHAN. Mereka akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan-Nya.
Adam dan Hawa mengabaikan kewenangan TUHAN dan
tunduk pada seorang penipu.
Untuk terus belajar, kita harus tunduk pada Firman
TUHAN dan mereka yang diberi kewenangan olehnya.
10. “Adam tidak mempertimbangkan semua akibat dari
ketidaktaatannya. Dia sama sekali tidak bertujuan untuk
menentang TUHAN, ... ; dia hanya secara langsung
melakukan hal yang bertentangan dengan perintah tegas
TUHAN. Dan berapa banyak orang saat ini yang melakukan
hal yang sama, dan kesalahan mereka jauh lebih besar
karena mereka memiliki teladan pengalaman Adam dalam
ketidaktaatan, dan akibatnya yang mengerikan, untuk
memperingatkan mereka tentang
konsekuensi dari pelanggaran
hukum ALLAH. Jadi mereka
memiliki pemahaman yang jelas
tentang hal ini, dan tidak ada
alasan untuk kesalahan mereka
dalam menyangkal dan tidak
menaati kewenangan TUHAN.”
E.G.W. (Christ Triumphant, January 19)