Dublin Core adalah skema metadata yang digunakan untuk deskripsi sumber daya web. Dublin Core dibuat sesederhana mungkin agar dapat digunakan oleh pengguna awam maupun profesional. Dublin Core memiliki 15 unsur dasar yang digunakan untuk mendeskripsikan sumber informasi secara singkat.
2. Metadata
Awal era komputerisasi pada dunia perpustakaan
Metadata adalah informasi terstruktur yang menjelaskan, menempatkan, atau membuatnya
lebih mudah dalam mengambil, menggunakan maupun mengelola sebuah sumber informasi.
Istilah metadata digunakan berbeda dalam komunitas yang berbeda. Beberapa
menggunakannya untuk merujuk kepada mesin informasi, sementara orang lain
menggunakannya hanya untuk mencatat bahwa menggambarkan sumberdaya elektronik.
Di lingkungan perpustakaan metadata pada umumnya digunakan untuk deskripsi formal skema
sumber daya, yang berlaku untuk semua jenis objek, digital atau non digital.
3. Contoh Skema Metadata
CDWA (Categories for Descriptions of Works of Art),
MARC (Machine Readable Cataloguing),
DCMES (Dublin Core Metadata Element Set),
GEM (Gateway to Educational Materials),
MPEG (Moving Pictures Experts Group) MPEG-7 dan MPEG-21
4. DUBLIN CORE
Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource
description and discovery.
5. Dublin Core
Dublin Core hadir karena ada beberapa pihak yang kurang sesuai menggunakan
MARC
Sehingga diadakan suatu kesepakatan menyusun sebuah metadata baru yang lebih
mudah dan fleksibel serta mempunyai kemampuan untuk dikembangkan
dibandingkan MARC.
6. Ciri-Ciri Dublin Core
1) Dublin Core dibuat sesederhana mungkin agar dapat digunakan baik oleh awam (bukan
pengatalog) maupun profesional. Diharapkan bahwa pencipta resources itu sendiri akan
dapat membuat metadata (deskripsi) karya mereka tanpa memerlukan pelatihan khusus.
2) Semua unsur bersifat opsional dan dapat diulang apabila diperlukan.
3) Unsur-unsur diterima secara internasional, dan dapat diterapkan oleh semua disiplin ilmu.
4) Setiap unsur dapat diperluas agar data yang lebih khusus (misalnya untuk disiplin ilmu atau
aplikasi khusus) dapat tertampung.
5) Dapat ditempatkan di dalam Web page (embedded) biasanya sebagai bagian dari header,
sehingga dapat dideteksi oleh web robot atau spider.
7. Unsur-unsur Dasar DublinCore
Metadata data dublin core tersusun atas 15 element dasar yaitu :
1. Title : judul dari sumber informasi
2. Creator : pencipta sumber informasi
3. Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci
atau nomor klasifikasi
4. Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak, daftar
isi atau uraian
5. Publisher : Orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi
6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type : jenis sumber informasi, novel, laporan, peta dan sebagainya
8. 9. Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi, sumber informasi
10. Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasikan
sumber informasi. Contoh URL, alamat situs.
11. Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi
12. Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi
13. Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi
lainnya.
14. Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu
15. Rights : pemilik hak cipta sumber informasi
9. Tujuan Dublin Core
1) Kesederhanaan dalam menciptakan dan memelihara metadata.
2) Semantik yang bisa diterima dan dimengerti secara luas.
3) Cakupan internasional.
4) Perluasan
10. Dublin Core dibuat sesederhana mungkin agar bisa digunakan oleh awam (bukan pengatalog)
maupun professional.
Dublin Core adalah metadata untuk dokumen elektronik seperti e-book, e-journal dan memiliki
beberapa kekhususan sebagai berikut:
a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana
b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum.
c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
1) CDWA (Categories for Descriptions of
Works of Art), skema untuk deskripsi karya seni
2) DCMES (Dublin Core Metadata Element Set), skema umum untuk deskripsi berbagai macam sumber digital.
3) EAD (Encoded Archival Description), skema untuk menciptakan sarana temu kembali pada bahan kearsipan (archival finding aids) dalam bentuk elektronik.
4) GEM (Gateway to Educational Materials), skema untuk bahan pendidikan dan pengajaran
5) MARC (Machine Readable Cataloguing), skema yang digunakan di perpustakaan sejak tahun 1960-an untuk membuat standar cantuman bibliografi elektronik.
6) METS (Metadata Encoding and Transmission Standard), skema metadata untuk obyek digital yang kompleks dalam koleksi perpustakaan
7) MODS (Metadata Object Description Standard), skema untuk deskripsi rinci sumber-sumber elektronik
8) MPEG (Moving Pictures Experts Group) MPEG-7 dan MPEG-21, skema untuk rekaman audio dan video dalam bentuk digital
9) ONIX (Online Information Exchange), skema untuk data bibliografi pada penerbit dan pedagang buku
10) TEI (Text Encoding Initiative): skema untuk encoding teks dalam bentuk elektronik menggunakan SGML dan XML, khususnya untuk peneliti teks di bidang humaniora.
11) VRA (Visual Resources Association ) Core, skema untuk deskripsi karya visual dan representasinya.