SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas rahmat Tuhan Yang Mahaesa, makalah tentang
“Teknik Perumusan Aspirasi Masyarakat Desa” telah selesai disusun
kembali.
Makalah ini pernah disajikan pada “Pelatihan Calon Pelatih (Training
of Trainer) Anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) se-Kabupaten Garut”
tanggal 22 Maret 2001 di Garut. Makalah ini diajukan oleh penyusun untuk
memenuhi kenaikan jabatan dan pangkat sebagai dosen pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (FISIP UNPAD) yang setara
dengan Golongan IV/b.
Demikian makalah ini ditulis dan semoga dapat memenuhi ajuan
dimaksud.
Bandung, 2 April 2001
Penyusun,
Pipin Hanapiah, Drs.
NIP. 131832050
iv
Makalah disajikan pada
Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainer)
Anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) se-Kabupaten Garut,
tanggal 22 Maret 2001, di Garut.
Oleh
Menyetujui:
Dosen Senior,
Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A.
NIP. 131408365
DAFTAR ISI
Persetujuan Dosen Senior ………………….………………………………. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. v
A. Pendahuluan ……………………………………………………………. 1
B. Kedudukan, Tugas, Kewenangan, dan Manfaat BPD dalam Perumus-
an Aspirasi Masyarakat Desa ………………………………………….. 2
C. Cara (Teknik) BPD Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa …………. 6
D. Mitra-Kerjasama BPD dalam Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa .. 11
E. Rumusan Aspirasi Masyarakat Desa …………………………………… 13
F. Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 13
v
TEKNIK PERUMUSAN
ASPIRASI MASYARAKAT DESA*
Pipin Hanapiah**
A. Pendahuluan
Ciri utama sistem politik negara modern di era global adalah demokrasi.
Demokrasi menuntut partisipasi masyarakat seluas-luasnya dalam setiap proses
dan urusan pemerintahan, yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Negara Kesatuan Republik Indonesia—menurut UUD 1945—
menerapkan kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat ini merupakan perwujudan
dari penerapan asas kerakyatan pada sila keempat Pancasila. Asas kerakyatan
dan kedaulatan rakyat inilah sebenarnya yang merupakan landasan filosofi bagi
negara-negara yang menganut sistem demokrasi, seperti halnya negara
Indonesia.
Sistem seperti ini diwujudkan dari mulai Pusat sampai dengan Desa.
Pada tingkat pemerintahan desa, proses demokrasi akan dikembangkan—pada
tataran yang formal—oleh Badan Perwakilan Desa (BPD). Untuk itu,
permasalahan/ pertanyaan mengenai:
--------------
* Disajikan pada “Pelatihan bagi Calon Pelatih (Training of Trainers) Anggota Badan
Perwakilan Desa (BPD)” se-Kabupaten Garut, di Garut, tanggal 22 Maret 2001.
** Dosen pada FISIP UNPAD, Bandung.
1
(1) Apakah kedudukan, tugas, kewajiban, dan manfaat BPD dalam
merumuskan aspirasi masyarakat desa?
(2) Bagaimana cara (teknik) BPD merumuskan aspirasi masyarakat desa?
(3) Siapa saja yang dapat dijadikan mitra-kerjasama BPD dalam merumuskan
aspirasi masyarakat desa?
(4) Bagaimana rumusan aspirasi masyarakat desa itu?
di bahas di bawah ini.
B. Kedudukan, Tugas, Kewajiban, dan Manfaat BPD dalam
Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa
BPD dalam pemerintahan desa berkedudukan sebagai lembaga
legislatif, yaitu sebagai badan untuk tempat berdiskusi bagi para wakil
masyarakat desa. Dalam proses berdiskusinya itu, para anggota BPD
berkedudukan sebagai wakil dari kelompok masyarakat yang memilihnya.
Dengan demikian, BPD berada dalam posisi/kedudukan di pihak masyarakat,
bukan di pihak lembaga eksekutif desa, yaitu bukan sebagai pelaksana
pemerintahan desa sebagaimana kedudukan kepala desa beserta perangkatnya.
Berdasarkan kedudukannya itu, BPD pada dasarnya memiliki tugas-
tugas pokok untuk:
2
1. Merumuskan peraturan-peraturan (legislating function) yang dibutuhkan
oleh Desa, yang nantinya disahkan oleh Surat Keputusan Kepala Desa;
2. Bersama-sama Kepala Desa membuat Anggaran Penerimaan dan
Pengeluaran Keuangan Desa (budgetting function);
3. Mengawasi eksekutif desa (Kepala Desa beserta Perangkatnya) dalam
pelaksanaan pemerintahan sehari-hari (controlling function).
Dalam melakukan tugas pokok yang pertama dan kedua, yaitu fungsi
perumusan peraturan dan fungsi penganggaran, BPD berkewajiban untuk:
1) menggali (mencari sendiri secara proaktif aspirasi masyarakat ke lapangan);
2) menampung (menerima aspirasi masyarakat yang datang ke kantor);
3) mempelajari (menguasai segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang berkaitan dengan program pembangunan/pemerintahan di
desa;
4) mendiskusikan (membicarakan ketiga hal itu secara bersama-sama diluar
musyawarah-resmi BPD);
5) merancang (merencanakan secara matang hal-hal pokok (secara berurutan
berdasarkan skala prioritas) yang akan diputuskan dalam musyawarah
BPD);
6) merumuskan (memutuskan rumusan-rumusan peraturan desa, program
3
7) pembangunan desa, anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan desa,
dan yang lainnya untuk disahkan oleh Kepala Desa).
Dalam melakukan tugas pokok yang ketiga, yaitu fungsi pengawasan
terhadap eksekutif desa, BPD berkewajiban untuk:
1) memantau (memperhatikan dan mengingatkan agar semua peraturan,
program, dan anggaran benar-benar dilaksanakan dengan benar dan baik
oleh Kepala Desa);
2) mengontrol (mempertanyakan, menegur, dan menyelidiki hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan peraturan, program, dan anggaran yang
cenderung atau diduga-akan menyimpang);
3) mengevaluasi (menilai dan memutuskan atas terjadinya penyimpangan/
pelanggaran terhadap peraturan, program, dan anggaran oleh Kepala Desa
dan/atau Perangkat Desa);
4) menindaklanjuti (secara politik dapat digunakan dalam menanggapi berupa
diterima/tidaknya atau diterima/ditolaknya Laporan Pertanggungjawaban
Tahunan Kepala Desa pada rapat pleno BPD).
Atas dasar kedudukan dan tugas pokok itu, BPD bermanfaat:
1) Bagi masyarakat desa dalam upaya:
1.1 menampung, menyalurkan, dan merumuskan aspirasi/kepentingannya
yang berkaitan dengan pembangunan fisik dan nonfisik di desanya.
4
1.2 Dengan manfaat ini, pembangunan desa menjadi lebih benar-benar
sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa;
1.3 memberikan peluang dan tradisi untuk ikut berpartisipasi secara nyata
dalam bentuk pemikiran, perencanaan, dan pengawasan pada proses
pembangunan desa;
1.4 mentradisikan masyarakat desa untuk ikutserta bertanggungjawab dan
bertanggungkerja dalam membangunkan, memajukan, dan
mengembangkan desanya sendiri.
2) Bagi pemerintah—khususnya Pemerintah Desa dalam:
2.1 mensinergikan dan memadukan kepentingan/program pembangunan
dari Pemerintah tingkat atasnya dengan kepentingan/program
pembangunan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat desanya
kedalam program pembangunan Pemerintahan Desa untuk di desanya;
2.2 menetapkan program pembangunan desa yang benar-benar diinginkan
oleh masyarakat desanya untuk dilaksanakan oleh Kepala Desa beserta
Perangkatnya;
2.3 hal demikian pada akhirnya masyarakat desalah yang dapat diminta
bantuan untuk ikutserta membiayai rencana program pembangunan di
desanya.
5
C. Cara (Teknik) BPD Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa
Banyak teknik proses merumuskan aspirasi masyarakat yang dapat
digunakan oleh lembaga legislatif. Beberapa teknik, di antaranya, yang cocok
untuk ruanglingkup perumusan aspirasi masyarakat di desa untuk kepentingan
BPD adalah sebagai berikut.
1. Untuk menggali aspirasi masyarakat ke lapangan, BPD dapat
menggunakan:
1.1 Teknik observasi, yaitu dengan cara mengamati (meninjau, memantau,
melihat, untuk kemudian mencatat/memotret) objek-objek yang dituju.
Teknik ini dapat dilakukan secara bersama-sama atau secara
masing-masing anggota BPD dengan terjun langsung ke lapangan, ke
masyarakat di tempat tinggalnya. Teknik ini dapat digunakan misalnya
untuk mengecek apakah suatu jalan, suatu gang, suatu jembatan, suatu
bangunan fasilitas umum/sosial, suatu lokasi untuk pemasangan
jaringan listrik/telepon, suatu lapang olahraga, dan seterusnya layak
untuk dibangun, diperbaiki/direnovasi, atau dievaluasi. Hasil
pencatatan/ pemotretan dapat digunakan untuk bahan diskusi atau
perumusan pada kegiatan rapat BPD, untuk bahan dokumentasi, atau
bahan lampiran pengajuan proyek, dan sebagainya.
6
1.2 Teknik wawancara, yaitu dengan cara tanya-jawab antara anggota
BPD dan individu/anggota masyarakat yang dianggap sebagai
tokohnya dan dapat mewakili kelompok masyarakatnya itu. Teknik ini
dapat dilakukan secara bersama-sama atau secara masing-masing oleh
anggota BPD, baik secara bergiliran atau simultan/paralel di
tempat/lokasi yang berbeda-beda. Teknik ini dapat digunakan
misalnya untuk menampung aspirasi yang sebenarnya dari kelompok
masyarakat, yang karakteristik masyarakatnya relatif lebih bersifat
homogen/paternalistik/paguyuban (panut pada pemimpin
kelompoknya). Hasil wawancara berupa catatan-tulisan dan
rekaman-kaset dapat digunakan untuk bahan diskusi atau perumusan
pada kegiatan rapat BPD, untuk bahan dokumentasi, atau bahan
lampiran pengajuan proyek, dan sebagainya.
1.2 Teknik focus group discussion (FGD), yaitu dengan cara diskusi
bersama kelompok-yang-dijadikan-fokus-pengumpulan-aspirasi yang
dianggap dapat mewakili kelompok masyarakat yang lebih luas.
Teknik ini dapat dilakukan secara bersama-sama atau secara masing-
masing anggota BPD, baik secara bergiliran atau simultan/paralel di
tempat/lokasi yang berbeda-beda. Teknik ini dapat digunakan
misalnya untuk menampung aspirasi yang sebenarnya dari kelompok
7
masyarakat, yang karakteristik masyarakatnya relatif lebih bersifat
heterogen/egaliter/bersaing (panut pada hasil kesepakatan bersama).
Hasil diskusi berupa catatan-tulisan dan rekaman-kaset dapat
digunakan untuk bahan diskusi atau perumusan pada kegiatan rapat
BPD, untuk bahan dokumentasi, atau bahan lampiran pengajuan
proyek, dan sebagainya.
2. Untuk menampung aspirasi masyarakat di Kantor/Sekretariat, BPD dapat
menggunakan:
2.1 Teknik dengar-pendapat, yaitu dengan cara mendengarkan dengan
baik, mencatat dengan lengkap, bertanya seperlunya dengan maksud
meleng-
kapi bahan/fakta, dan menjawabnya hanya dengan janji/kata-kata akan
menindaklanjutinya/meneruskannya/memperjuangkannya kepada
Kepala Desa, rapat BPD, atau pihak-pihak lain yang dituju. Melalui
teknik ini, BPD dapat mencatat dan menerima surat pengajuan aspirasi
dari anggota/kelompok masyarakat yang datang ke
Kantor/Sekretariatnya.
2.2 Teknik diskusi, yaitu dengan cara bertukar-pikiran atau tanya-jawab
untuk mendapatkan rumusan yang tepat, lengkap, dan benar untuk
kemudian diperjuangkan kepada Kepala Desa, rapat BPD, atau pihak-
8
pihak lain yang dituju. Melalui teknik ini, BPD dapat mencatat atau
merekam hasil diskusi.
3. Untuk mempelajari peraturan perundang-undangan, BPD dapat
menggunakan:
3.1 Teknik studi pustaka, yaitu dengan cara mencari, membaca, dan
mencatat hal-hal pokok yang akan dikemukakan/disosialisasikan/
dijadikan landasan: (a) dalam proses merumuskan aspirasi masyarakat
desa pada forum rapat BPD, (b) dalam menjawab
pertanyaan/permasalahan pada forum diskusi atau forum dengar-
pendapat atau forum FGD, dan (c) untuk keperluan lainnya. Teknik
ini dapat digunakan dalam membaca buku, peraturan perundang-
undangan, surat kabar, dan sebagainya di satu pihak atau dalam
merancang peraturan desa, membuat program pembangunan desa,
merancang anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan desa, dan
sebagainya di lain pihak.
4. Untuk mendiskusikan aspirasi masyarakat diluar rapat resmi, BPD dapat
menggunakan:
4.1 Teknik komparasi, yaitu dengan cara membandingkan persamaan dan
perbedaan hasil yang didapat oleh anggota BPD yang satu dengan
yang lainnya, antara yang ada pada para anggota BPD dengan
sumber-sumber
9
lainnya (Kepala Desa, Kepala Dusun/Kampung, Ketua RW/RT,
wartawan, Babinsa, partai politik, ormas, LSM, dan seterusnya).
Melalui teknik ini,
perbedaan-perbedaan dalam bentuk bahan/fakta/data/informasi dapat
dikurangi/diperkecil daripada menajam di dalam forum rapat resmi
BPD yang dapat berakibat pada bertele-telenya musyawarah atau
bahkan tidak dicapainya kesepakatan bersama.
4.2 Teknik cek-silang, yaitu dengan cara mengecek-silang kebenaran
fakta/data/informasi tentang aspirasi masyarakat desa yang diperoleh
dari satu pihak kepada pihak-pihak lain karena terdapatnya
ketidakpercayaan/ ketidakyakinan atau bahkan karena adanya
kontraversi-diri dari para anggota BPD. Bila ternyata terdapat
kontraversi antarkelompok masyarakat tentang suatu aspirasi, BPD
sepatutnya menggunakan teknik cek-silang untuk mencari solusi jalan-
tengah atau memilih salah satu versi yang benar yang didukung oleh
mayoritas masyarakat.
5. Untuk merancang dan merumuskan aspirasi masyarakat menjadi suatu
Keputusan Kepala Desa, … (disampaikan oleh pemakalah lain).
10
D. Mitra-Kerjasama BPD dalam Merumuskan Aspirasi
Masyarakat Desa
Dalam merumuskan aspirasi masyarakat desa, banyak pihak yang
dapat dijadikan mitra-kerjasama oleh BPD. Antara desa yang satu dengan
yang lainnya, terdapat perbedaan baik dalam jumlah, jenis, maupun bentuk
aspirasinya. Desa-desa yang terpencil dengan desa-desa yang terdekat bahkan
berada di wilayah pusat perkotaan/pemerintahan memiliki perbedaan hal
tersebut.
Di desa-desa terpencil, pada umumnya, yang masyarakatnya relastif
lebih bersifat homogen, paternalistik, dan paguyuban; pihak-pihak yang dapat
dijadikan mitra untuk kerjasama sebagai sumber/bahan aspirasi relatif lebih
sedikit jumlah dan jenisnya. Pihak-pihak itu misalnya, bila mayoritas
masyarakat suatu desa itu bermatapencaharian bertani, maka pihak itu adalah
para petani atau kelompok petani, atau tokoh masyarakat yang bertani.
Aspirasi mereka tidak jauh dari ba-
gaimana agar hasil taninya berlimpah, harga pupuknya terjangkau, airnya
mengalir, terhindar dari hama, padinya dapat dijual dengan harga lebih tinggi
dari sebelumnya, dan mendapatkan rupiah berlebih dari ongkos bertani yang
sisanya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain mereka, pihak-
11
pihak lainnya bisa berupa tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat,
perkumpulan olahraga, perkumpulan kesenian, tokoh pendidik, dan sebagainya.
Begitu pula bagi desa-desa yang masyarakatnya beternak, berkebun, nelayan,
dan sebagainya.
Di desa-desa yang dekat dengat pusat perkotaan/pemerintahan atau
bahkan desa-desa yang berada di wilayah perkotaan, aspirasi masyarakatnya
relatif lebih banyak dan beragam (kompleks). Pihak-pihak yang dapat
dijadikan mitra-kerjasama dapat bertambah. Mereka di antaranya adalah para
tokoh yang terdapat pada berbagai parpol, berbagai ormas kepemudaan,
berbagai agama, berbagai berbagai aliran-pemahaman dalam seagama,
berbagai pendidik, berbagai LSM, masyarakat usaha di pasar, masyarakat
usaha di pertokoan, para petani, para buruh, para pelajar, para mahasiswa, para
pegawai negeri sipil, para anggota TNI, perkumpulan masyarakat dari beberapa
daerah/etnis, dan sebagainya. Ini semua akan berakibat pada banyak dan
beragamnya aspirasi masyarakat masing-masing yang selain banyak
persamaannya terdapat juga banyak perbedaannya.
Dalam merumuskan aspirasinya pun sudah jelas memerlukan teknik-
teknik yang sesuai dengan karakteristik masing-masing kelompok masyarakat
desa tersebut. Itu semua memerlukan kemampuan dan kemauan anggota BPD
untuk secara proaktif merumuskannya.
12
E. Rumusan Aspirasi Masyarakat Desa
Aspirasi masyarakat desa, dengan demikian, dapat dirumuskan dalam
bentuk:
1. Peraturan-peraturan Desa yang sifatnya mengatur, membatasi, melarang,
dan memberi sanksi atas pelanggaran aturan yang dilarang demi
terwujudnya keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat desa;
2. Program-program pembangunan desa untuk jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek;
3. Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa;
4. Program-program/perjanjian-perjanjian kerjasama pembangunan antara
pihak Desa dan pihak-pihak lain, baik dengan yang berasal dari dalam
maupun dari luar desanya;
5. Prosedur pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap Kepala Desa;
6. Program-program pembangunan desa yang diusulkan untuk
disubsidi/dibiayai oleh Pemerintah tingkat atasnya;
7. Dan sebagainya.
F. Daftar Pustaka
Apter, David E., 1987, Pengantar Analisa Politik, Jakarta: LP3ES.
Dahl, Robert A., 1991, Modern Political Analysis (fifth edition), Prentice-Hall of
13
India.
Gandhi, Madan G., 1984, Modern Political Theory, New Delhi: Mohan Primlani.
Haferkamp, Hans and Neil J. Smelser, 1992, Social Change and Modernity, Los
Angeles: University of California Press.
Hague, Rod, et.al, 1998, Comparative Government and Politics (fourth edition:
fully revised and updated), London: Macmillan Press Ltd.
Hidayat, Setia dan N. Syamsuddin Ch. Haesy, 2004, Sangkakala Padjadjaran:
Upaya Awal Mengeja dan Menyingkap Makna Rumpaka, Jakarta: PT
Bina Rena Pariwara.
Lijphart, Arend, 1999, Patterns of Democracy: Government Forms and
Performance in Thirty-Six Countries, London: Yale University Press.
McGarry, John and Brendan O’leary, 1993, The Politics of Ethnic Conflict
Regulation, London: Routledge.
Plano, Jack C., et.al., 1985, Kamus Analisa Politik, Jakarta: PT Rajawali.
Sartori, Geovanni, 1997, Comparative Constitutional Engineering: An Enquiry
into Structures, Incentives, and Outcomes (Second edition), N.Y.: New
York University Press.
Sirait, Midian, dkk, 1997, Membangun Masyarakat Pancasila: Dinamika dan
Dilemanya, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sunardjo, Unang, 1984, Tinjauan Singkat tentang Pemerintahan Desa dan
Kelurahan, Bandung: Tarsito.
Bumi Pasundan, 19 Maret 2001
14

More Related Content

What's hot

Berita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusunBerita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusungalaxytoto
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVSujud Marwoto
 
Acuan pembentukan pembentukan lpm
Acuan pembentukan pembentukan lpmAcuan pembentukan pembentukan lpm
Acuan pembentukan pembentukan lpmWaode Rizki Uke
 
Sistem Informasi Desa dan UU Desa
Sistem Informasi Desa dan UU DesaSistem Informasi Desa dan UU Desa
Sistem Informasi Desa dan UU DesaFormasi Org
 
Berita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp desBerita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp desJeck Apit
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifBagus ardian
 
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaSkripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaOperator Warnet Vast Raha
 
Pemilihan walinagari/kepala desa antar waktu
Pemilihan walinagari/kepala desa antar waktuPemilihan walinagari/kepala desa antar waktu
Pemilihan walinagari/kepala desa antar waktuvilla erdi
 
Berita acara penetapan struktur bpd
Berita acara penetapan struktur bpdBerita acara penetapan struktur bpd
Berita acara penetapan struktur bpdPertasi Kencana
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
P a n d u a n mustan
P a n d u a n  mustanP a n d u a n  mustan
P a n d u a n mustanDedi Susanto
 
Kurikulum SADAR VII - Pemerintah Desa
Kurikulum SADAR VII - Pemerintah DesaKurikulum SADAR VII - Pemerintah Desa
Kurikulum SADAR VII - Pemerintah DesaFormasi Org
 

What's hot (18)

Berita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusunBerita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusun
 
Materi musdes
Materi musdesMateri musdes
Materi musdes
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
 
Acuan pembentukan pembentukan lpm
Acuan pembentukan pembentukan lpmAcuan pembentukan pembentukan lpm
Acuan pembentukan pembentukan lpm
 
Bab IV
Bab IVBab IV
Bab IV
 
Sistem Informasi Desa dan UU Desa
Sistem Informasi Desa dan UU DesaSistem Informasi Desa dan UU Desa
Sistem Informasi Desa dan UU Desa
 
Pemerintahan desa
Pemerintahan desaPemerintahan desa
Pemerintahan desa
 
Berita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp desBerita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp des
 
Profil i psm kota sukabumi 2015
Profil i psm kota sukabumi 2015Profil i psm kota sukabumi 2015
Profil i psm kota sukabumi 2015
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
 
1477 2745-1-sm
1477 2745-1-sm1477 2745-1-sm
1477 2745-1-sm
 
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaSkripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
 
Pemilihan walinagari/kepala desa antar waktu
Pemilihan walinagari/kepala desa antar waktuPemilihan walinagari/kepala desa antar waktu
Pemilihan walinagari/kepala desa antar waktu
 
Berita acara penetapan struktur bpd
Berita acara penetapan struktur bpdBerita acara penetapan struktur bpd
Berita acara penetapan struktur bpd
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
P a n d u a n mustan
P a n d u a n  mustanP a n d u a n  mustan
P a n d u a n mustan
 
Kurikulum SADAR VII - Pemerintah Desa
Kurikulum SADAR VII - Pemerintah DesaKurikulum SADAR VII - Pemerintah Desa
Kurikulum SADAR VII - Pemerintah Desa
 

Viewers also liked (19)

Lampiran uji kointegrasi
Lampiran uji kointegrasiLampiran uji kointegrasi
Lampiran uji kointegrasi
 
Bab i revisi
Bab i revisiBab i revisi
Bab i revisi
 
Sabun sirih
Sabun sirihSabun sirih
Sabun sirih
 
Daftar isi skripsi
Daftar  isi skripsiDaftar  isi skripsi
Daftar isi skripsi
 
Leaflet pengertain nutrisi
Leaflet pengertain nutrisiLeaflet pengertain nutrisi
Leaflet pengertain nutrisi
 
Bab iv verdana 3
Bab iv verdana 3Bab iv verdana 3
Bab iv verdana 3
 
Sidang skripsi
Sidang skripsiSidang skripsi
Sidang skripsi
 
Ista fauzie
Ista fauzieIsta fauzie
Ista fauzie
 
Bab i revisi ke 2
Bab i revisi ke 2Bab i revisi ke 2
Bab i revisi ke 2
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Keputihan
KeputihanKeputihan
Keputihan
 
Lampiran error correction model
Lampiran error correction modelLampiran error correction model
Lampiran error correction model
 
1563
15631563
1563
 
Total bab
Total babTotal bab
Total bab
 
Daun sirih
Daun sirihDaun sirih
Daun sirih
 
Kisah 25 nabi
Kisah 25 nabiKisah 25 nabi
Kisah 25 nabi
 
Lampiran 2 konsultasi
Lampiran 2 konsultasiLampiran 2 konsultasi
Lampiran 2 konsultasi
 
Form untuk penilaian rumah subkelompok a
Form untuk penilaian rumah subkelompok aForm untuk penilaian rumah subkelompok a
Form untuk penilaian rumah subkelompok a
 
Memandikan bayi haha
Memandikan bayi hahaMemandikan bayi haha
Memandikan bayi haha
 

Similar to TEKNIK PERUMUSAN ASPIRASI

Pedoman umum-musrenbang-desa-pdf
Pedoman umum-musrenbang-desa-pdfPedoman umum-musrenbang-desa-pdf
Pedoman umum-musrenbang-desa-pdfAnueiy Kaizen
 
Contoh program kerja rukun warga
Contoh program kerja rukun wargaContoh program kerja rukun warga
Contoh program kerja rukun wargaArdiansyah Die
 
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdfTeknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdfIskandarZR1
 
TOR Pelatihan BPD.docx
TOR Pelatihan BPD.docxTOR Pelatihan BPD.docx
TOR Pelatihan BPD.docxArisMali
 
Teknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaTeknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaPEMPROP JABAR
 
penyusunan laporan PKD.pptx
penyusunan laporan PKD.pptxpenyusunan laporan PKD.pptx
penyusunan laporan PKD.pptxJontherLiwun
 
Buku 3 panduan-fasilitasi-rk
Buku 3 panduan-fasilitasi-rkBuku 3 panduan-fasilitasi-rk
Buku 3 panduan-fasilitasi-rkHamri Amri
 
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011pardi bujang
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Abrar Qashmal
 
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptxSPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptxSRIKURNIATI6
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 
Teknis Penyusunan RPJMDesa.pptx
Teknis Penyusunan RPJMDesa.pptxTeknis Penyusunan RPJMDesa.pptx
Teknis Penyusunan RPJMDesa.pptxRenandaAndari1
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPSEKP - UGM
 
INFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptx
INFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptxINFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptx
INFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptxDidi584616
 
KULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptxKULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptxDarinFatia1
 

Similar to TEKNIK PERUMUSAN ASPIRASI (20)

Pedoman umum-musrenbang-desa-pdf
Pedoman umum-musrenbang-desa-pdfPedoman umum-musrenbang-desa-pdf
Pedoman umum-musrenbang-desa-pdf
 
40824278 langkah2-penyusunan-rpjm-desa
40824278 langkah2-penyusunan-rpjm-desa40824278 langkah2-penyusunan-rpjm-desa
40824278 langkah2-penyusunan-rpjm-desa
 
Contoh program kerja rukun warga
Contoh program kerja rukun wargaContoh program kerja rukun warga
Contoh program kerja rukun warga
 
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdfTeknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
 
MATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMDMATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMD
 
TOR Pelatihan BPD.docx
TOR Pelatihan BPD.docxTOR Pelatihan BPD.docx
TOR Pelatihan BPD.docx
 
Teknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaTeknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desa
 
penyusunan laporan PKD.pptx
penyusunan laporan PKD.pptxpenyusunan laporan PKD.pptx
penyusunan laporan PKD.pptx
 
Buku 3 panduan-fasilitasi-rk
Buku 3 panduan-fasilitasi-rkBuku 3 panduan-fasilitasi-rk
Buku 3 panduan-fasilitasi-rk
 
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
 
Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4
Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4
Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
 
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptxSPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 
Teknis Penyusunan RPJMDesa.pptx
Teknis Penyusunan RPJMDesa.pptxTeknis Penyusunan RPJMDesa.pptx
Teknis Penyusunan RPJMDesa.pptx
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
INFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptx
INFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptxINFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptx
INFO GRAFIS PENYUSUNAN RPJMDESA - PERMENDESA 21.pptx
 
CONTOH Ad art forum
CONTOH Ad art forumCONTOH Ad art forum
CONTOH Ad art forum
 
KULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptxKULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptx
 

More from Chenk Alie Patrician (20)

Senam hamil
Senam hamilSenam hamil
Senam hamil
 
Ibu bayi sehat
Ibu bayi sehatIbu bayi sehat
Ibu bayi sehat
 
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bblTanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
 
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bblTanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
 
Senam nifas
Senam nifasSenam nifas
Senam nifas
 
Senam hamil
Senam hamilSenam hamil
Senam hamil
 
Memandikan bayi
Memandikan bayiMemandikan bayi
Memandikan bayi
 
Liflet payudara kel 7
Liflet payudara kel 7Liflet payudara kel 7
Liflet payudara kel 7
 
Leaflet tnda bhya
Leaflet tnda bhyaLeaflet tnda bhya
Leaflet tnda bhya
 
Leaflet senam hamil
Leaflet senam hamilLeaflet senam hamil
Leaflet senam hamil
 
Leaflet pemeriksaan ibu hamil
Leaflet pemeriksaan ibu hamilLeaflet pemeriksaan ibu hamil
Leaflet pemeriksaan ibu hamil
 
Leaflet panduan pijat bayi cie
Leaflet panduan pijat bayi cieLeaflet panduan pijat bayi cie
Leaflet panduan pijat bayi cie
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet hamil berkualitas
Leaflet hamil berkualitasLeaflet hamil berkualitas
Leaflet hamil berkualitas
 
Leaflet bersalin
Leaflet bersalinLeaflet bersalin
Leaflet bersalin
 
Leaflet perawatan payudarah
Leaflet   perawatan payudarahLeaflet   perawatan payudarah
Leaflet perawatan payudarah
 
Ketidaknyamanan masa kehamilan
Ketidaknyamanan masa kehamilanKetidaknyamanan masa kehamilan
Ketidaknyamanan masa kehamilan
 
Kb kumplit
Kb kumplitKb kumplit
Kb kumplit
 
Kb k omplit
Kb k omplitKb k omplit
Kb k omplit
 
Ibu bayi sehat
Ibu bayi sehatIbu bayi sehat
Ibu bayi sehat
 

TEKNIK PERUMUSAN ASPIRASI

  • 1. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, atas rahmat Tuhan Yang Mahaesa, makalah tentang “Teknik Perumusan Aspirasi Masyarakat Desa” telah selesai disusun kembali. Makalah ini pernah disajikan pada “Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainer) Anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) se-Kabupaten Garut” tanggal 22 Maret 2001 di Garut. Makalah ini diajukan oleh penyusun untuk memenuhi kenaikan jabatan dan pangkat sebagai dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (FISIP UNPAD) yang setara dengan Golongan IV/b. Demikian makalah ini ditulis dan semoga dapat memenuhi ajuan dimaksud. Bandung, 2 April 2001 Penyusun, Pipin Hanapiah, Drs. NIP. 131832050 iv
  • 2. Makalah disajikan pada Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainer) Anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) se-Kabupaten Garut, tanggal 22 Maret 2001, di Garut. Oleh Menyetujui: Dosen Senior, Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A. NIP. 131408365
  • 3.
  • 4. DAFTAR ISI Persetujuan Dosen Senior ………………….………………………………. iii KATA PENGANTAR ……………………………………………………... iv DAFTAR ISI ………………………………………………………………. v A. Pendahuluan ……………………………………………………………. 1 B. Kedudukan, Tugas, Kewenangan, dan Manfaat BPD dalam Perumus- an Aspirasi Masyarakat Desa ………………………………………….. 2 C. Cara (Teknik) BPD Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa …………. 6 D. Mitra-Kerjasama BPD dalam Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa .. 11 E. Rumusan Aspirasi Masyarakat Desa …………………………………… 13 F. Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 13 v
  • 5. TEKNIK PERUMUSAN ASPIRASI MASYARAKAT DESA* Pipin Hanapiah** A. Pendahuluan Ciri utama sistem politik negara modern di era global adalah demokrasi. Demokrasi menuntut partisipasi masyarakat seluas-luasnya dalam setiap proses dan urusan pemerintahan, yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia—menurut UUD 1945— menerapkan kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat ini merupakan perwujudan dari penerapan asas kerakyatan pada sila keempat Pancasila. Asas kerakyatan dan kedaulatan rakyat inilah sebenarnya yang merupakan landasan filosofi bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi, seperti halnya negara Indonesia. Sistem seperti ini diwujudkan dari mulai Pusat sampai dengan Desa. Pada tingkat pemerintahan desa, proses demokrasi akan dikembangkan—pada tataran yang formal—oleh Badan Perwakilan Desa (BPD). Untuk itu, permasalahan/ pertanyaan mengenai: -------------- * Disajikan pada “Pelatihan bagi Calon Pelatih (Training of Trainers) Anggota Badan Perwakilan Desa (BPD)” se-Kabupaten Garut, di Garut, tanggal 22 Maret 2001. ** Dosen pada FISIP UNPAD, Bandung. 1
  • 6. (1) Apakah kedudukan, tugas, kewajiban, dan manfaat BPD dalam merumuskan aspirasi masyarakat desa? (2) Bagaimana cara (teknik) BPD merumuskan aspirasi masyarakat desa? (3) Siapa saja yang dapat dijadikan mitra-kerjasama BPD dalam merumuskan aspirasi masyarakat desa? (4) Bagaimana rumusan aspirasi masyarakat desa itu? di bahas di bawah ini. B. Kedudukan, Tugas, Kewajiban, dan Manfaat BPD dalam Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa BPD dalam pemerintahan desa berkedudukan sebagai lembaga legislatif, yaitu sebagai badan untuk tempat berdiskusi bagi para wakil masyarakat desa. Dalam proses berdiskusinya itu, para anggota BPD berkedudukan sebagai wakil dari kelompok masyarakat yang memilihnya. Dengan demikian, BPD berada dalam posisi/kedudukan di pihak masyarakat, bukan di pihak lembaga eksekutif desa, yaitu bukan sebagai pelaksana pemerintahan desa sebagaimana kedudukan kepala desa beserta perangkatnya. Berdasarkan kedudukannya itu, BPD pada dasarnya memiliki tugas- tugas pokok untuk: 2
  • 7. 1. Merumuskan peraturan-peraturan (legislating function) yang dibutuhkan oleh Desa, yang nantinya disahkan oleh Surat Keputusan Kepala Desa; 2. Bersama-sama Kepala Desa membuat Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa (budgetting function); 3. Mengawasi eksekutif desa (Kepala Desa beserta Perangkatnya) dalam pelaksanaan pemerintahan sehari-hari (controlling function). Dalam melakukan tugas pokok yang pertama dan kedua, yaitu fungsi perumusan peraturan dan fungsi penganggaran, BPD berkewajiban untuk: 1) menggali (mencari sendiri secara proaktif aspirasi masyarakat ke lapangan); 2) menampung (menerima aspirasi masyarakat yang datang ke kantor); 3) mempelajari (menguasai segala peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan program pembangunan/pemerintahan di desa; 4) mendiskusikan (membicarakan ketiga hal itu secara bersama-sama diluar musyawarah-resmi BPD); 5) merancang (merencanakan secara matang hal-hal pokok (secara berurutan berdasarkan skala prioritas) yang akan diputuskan dalam musyawarah BPD); 6) merumuskan (memutuskan rumusan-rumusan peraturan desa, program 3
  • 8. 7) pembangunan desa, anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan desa, dan yang lainnya untuk disahkan oleh Kepala Desa). Dalam melakukan tugas pokok yang ketiga, yaitu fungsi pengawasan terhadap eksekutif desa, BPD berkewajiban untuk: 1) memantau (memperhatikan dan mengingatkan agar semua peraturan, program, dan anggaran benar-benar dilaksanakan dengan benar dan baik oleh Kepala Desa); 2) mengontrol (mempertanyakan, menegur, dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan peraturan, program, dan anggaran yang cenderung atau diduga-akan menyimpang); 3) mengevaluasi (menilai dan memutuskan atas terjadinya penyimpangan/ pelanggaran terhadap peraturan, program, dan anggaran oleh Kepala Desa dan/atau Perangkat Desa); 4) menindaklanjuti (secara politik dapat digunakan dalam menanggapi berupa diterima/tidaknya atau diterima/ditolaknya Laporan Pertanggungjawaban Tahunan Kepala Desa pada rapat pleno BPD). Atas dasar kedudukan dan tugas pokok itu, BPD bermanfaat: 1) Bagi masyarakat desa dalam upaya: 1.1 menampung, menyalurkan, dan merumuskan aspirasi/kepentingannya yang berkaitan dengan pembangunan fisik dan nonfisik di desanya. 4
  • 9. 1.2 Dengan manfaat ini, pembangunan desa menjadi lebih benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa; 1.3 memberikan peluang dan tradisi untuk ikut berpartisipasi secara nyata dalam bentuk pemikiran, perencanaan, dan pengawasan pada proses pembangunan desa; 1.4 mentradisikan masyarakat desa untuk ikutserta bertanggungjawab dan bertanggungkerja dalam membangunkan, memajukan, dan mengembangkan desanya sendiri. 2) Bagi pemerintah—khususnya Pemerintah Desa dalam: 2.1 mensinergikan dan memadukan kepentingan/program pembangunan dari Pemerintah tingkat atasnya dengan kepentingan/program pembangunan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat desanya kedalam program pembangunan Pemerintahan Desa untuk di desanya; 2.2 menetapkan program pembangunan desa yang benar-benar diinginkan oleh masyarakat desanya untuk dilaksanakan oleh Kepala Desa beserta Perangkatnya; 2.3 hal demikian pada akhirnya masyarakat desalah yang dapat diminta bantuan untuk ikutserta membiayai rencana program pembangunan di desanya. 5
  • 10. C. Cara (Teknik) BPD Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa Banyak teknik proses merumuskan aspirasi masyarakat yang dapat digunakan oleh lembaga legislatif. Beberapa teknik, di antaranya, yang cocok untuk ruanglingkup perumusan aspirasi masyarakat di desa untuk kepentingan BPD adalah sebagai berikut. 1. Untuk menggali aspirasi masyarakat ke lapangan, BPD dapat menggunakan: 1.1 Teknik observasi, yaitu dengan cara mengamati (meninjau, memantau, melihat, untuk kemudian mencatat/memotret) objek-objek yang dituju. Teknik ini dapat dilakukan secara bersama-sama atau secara masing-masing anggota BPD dengan terjun langsung ke lapangan, ke masyarakat di tempat tinggalnya. Teknik ini dapat digunakan misalnya untuk mengecek apakah suatu jalan, suatu gang, suatu jembatan, suatu bangunan fasilitas umum/sosial, suatu lokasi untuk pemasangan jaringan listrik/telepon, suatu lapang olahraga, dan seterusnya layak untuk dibangun, diperbaiki/direnovasi, atau dievaluasi. Hasil pencatatan/ pemotretan dapat digunakan untuk bahan diskusi atau perumusan pada kegiatan rapat BPD, untuk bahan dokumentasi, atau bahan lampiran pengajuan proyek, dan sebagainya. 6
  • 11. 1.2 Teknik wawancara, yaitu dengan cara tanya-jawab antara anggota BPD dan individu/anggota masyarakat yang dianggap sebagai tokohnya dan dapat mewakili kelompok masyarakatnya itu. Teknik ini dapat dilakukan secara bersama-sama atau secara masing-masing oleh anggota BPD, baik secara bergiliran atau simultan/paralel di tempat/lokasi yang berbeda-beda. Teknik ini dapat digunakan misalnya untuk menampung aspirasi yang sebenarnya dari kelompok masyarakat, yang karakteristik masyarakatnya relatif lebih bersifat homogen/paternalistik/paguyuban (panut pada pemimpin kelompoknya). Hasil wawancara berupa catatan-tulisan dan rekaman-kaset dapat digunakan untuk bahan diskusi atau perumusan pada kegiatan rapat BPD, untuk bahan dokumentasi, atau bahan lampiran pengajuan proyek, dan sebagainya. 1.2 Teknik focus group discussion (FGD), yaitu dengan cara diskusi bersama kelompok-yang-dijadikan-fokus-pengumpulan-aspirasi yang dianggap dapat mewakili kelompok masyarakat yang lebih luas. Teknik ini dapat dilakukan secara bersama-sama atau secara masing- masing anggota BPD, baik secara bergiliran atau simultan/paralel di tempat/lokasi yang berbeda-beda. Teknik ini dapat digunakan misalnya untuk menampung aspirasi yang sebenarnya dari kelompok 7
  • 12. masyarakat, yang karakteristik masyarakatnya relatif lebih bersifat heterogen/egaliter/bersaing (panut pada hasil kesepakatan bersama). Hasil diskusi berupa catatan-tulisan dan rekaman-kaset dapat digunakan untuk bahan diskusi atau perumusan pada kegiatan rapat BPD, untuk bahan dokumentasi, atau bahan lampiran pengajuan proyek, dan sebagainya. 2. Untuk menampung aspirasi masyarakat di Kantor/Sekretariat, BPD dapat menggunakan: 2.1 Teknik dengar-pendapat, yaitu dengan cara mendengarkan dengan baik, mencatat dengan lengkap, bertanya seperlunya dengan maksud meleng- kapi bahan/fakta, dan menjawabnya hanya dengan janji/kata-kata akan menindaklanjutinya/meneruskannya/memperjuangkannya kepada Kepala Desa, rapat BPD, atau pihak-pihak lain yang dituju. Melalui teknik ini, BPD dapat mencatat dan menerima surat pengajuan aspirasi dari anggota/kelompok masyarakat yang datang ke Kantor/Sekretariatnya. 2.2 Teknik diskusi, yaitu dengan cara bertukar-pikiran atau tanya-jawab untuk mendapatkan rumusan yang tepat, lengkap, dan benar untuk kemudian diperjuangkan kepada Kepala Desa, rapat BPD, atau pihak- 8
  • 13. pihak lain yang dituju. Melalui teknik ini, BPD dapat mencatat atau merekam hasil diskusi. 3. Untuk mempelajari peraturan perundang-undangan, BPD dapat menggunakan: 3.1 Teknik studi pustaka, yaitu dengan cara mencari, membaca, dan mencatat hal-hal pokok yang akan dikemukakan/disosialisasikan/ dijadikan landasan: (a) dalam proses merumuskan aspirasi masyarakat desa pada forum rapat BPD, (b) dalam menjawab pertanyaan/permasalahan pada forum diskusi atau forum dengar- pendapat atau forum FGD, dan (c) untuk keperluan lainnya. Teknik ini dapat digunakan dalam membaca buku, peraturan perundang- undangan, surat kabar, dan sebagainya di satu pihak atau dalam merancang peraturan desa, membuat program pembangunan desa, merancang anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan desa, dan sebagainya di lain pihak. 4. Untuk mendiskusikan aspirasi masyarakat diluar rapat resmi, BPD dapat menggunakan: 4.1 Teknik komparasi, yaitu dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan hasil yang didapat oleh anggota BPD yang satu dengan yang lainnya, antara yang ada pada para anggota BPD dengan sumber-sumber 9
  • 14. lainnya (Kepala Desa, Kepala Dusun/Kampung, Ketua RW/RT, wartawan, Babinsa, partai politik, ormas, LSM, dan seterusnya). Melalui teknik ini, perbedaan-perbedaan dalam bentuk bahan/fakta/data/informasi dapat dikurangi/diperkecil daripada menajam di dalam forum rapat resmi BPD yang dapat berakibat pada bertele-telenya musyawarah atau bahkan tidak dicapainya kesepakatan bersama. 4.2 Teknik cek-silang, yaitu dengan cara mengecek-silang kebenaran fakta/data/informasi tentang aspirasi masyarakat desa yang diperoleh dari satu pihak kepada pihak-pihak lain karena terdapatnya ketidakpercayaan/ ketidakyakinan atau bahkan karena adanya kontraversi-diri dari para anggota BPD. Bila ternyata terdapat kontraversi antarkelompok masyarakat tentang suatu aspirasi, BPD sepatutnya menggunakan teknik cek-silang untuk mencari solusi jalan- tengah atau memilih salah satu versi yang benar yang didukung oleh mayoritas masyarakat. 5. Untuk merancang dan merumuskan aspirasi masyarakat menjadi suatu Keputusan Kepala Desa, … (disampaikan oleh pemakalah lain). 10
  • 15. D. Mitra-Kerjasama BPD dalam Merumuskan Aspirasi Masyarakat Desa Dalam merumuskan aspirasi masyarakat desa, banyak pihak yang dapat dijadikan mitra-kerjasama oleh BPD. Antara desa yang satu dengan yang lainnya, terdapat perbedaan baik dalam jumlah, jenis, maupun bentuk aspirasinya. Desa-desa yang terpencil dengan desa-desa yang terdekat bahkan berada di wilayah pusat perkotaan/pemerintahan memiliki perbedaan hal tersebut. Di desa-desa terpencil, pada umumnya, yang masyarakatnya relastif lebih bersifat homogen, paternalistik, dan paguyuban; pihak-pihak yang dapat dijadikan mitra untuk kerjasama sebagai sumber/bahan aspirasi relatif lebih sedikit jumlah dan jenisnya. Pihak-pihak itu misalnya, bila mayoritas masyarakat suatu desa itu bermatapencaharian bertani, maka pihak itu adalah para petani atau kelompok petani, atau tokoh masyarakat yang bertani. Aspirasi mereka tidak jauh dari ba- gaimana agar hasil taninya berlimpah, harga pupuknya terjangkau, airnya mengalir, terhindar dari hama, padinya dapat dijual dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya, dan mendapatkan rupiah berlebih dari ongkos bertani yang sisanya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain mereka, pihak- 11
  • 16. pihak lainnya bisa berupa tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat, perkumpulan olahraga, perkumpulan kesenian, tokoh pendidik, dan sebagainya. Begitu pula bagi desa-desa yang masyarakatnya beternak, berkebun, nelayan, dan sebagainya. Di desa-desa yang dekat dengat pusat perkotaan/pemerintahan atau bahkan desa-desa yang berada di wilayah perkotaan, aspirasi masyarakatnya relatif lebih banyak dan beragam (kompleks). Pihak-pihak yang dapat dijadikan mitra-kerjasama dapat bertambah. Mereka di antaranya adalah para tokoh yang terdapat pada berbagai parpol, berbagai ormas kepemudaan, berbagai agama, berbagai berbagai aliran-pemahaman dalam seagama, berbagai pendidik, berbagai LSM, masyarakat usaha di pasar, masyarakat usaha di pertokoan, para petani, para buruh, para pelajar, para mahasiswa, para pegawai negeri sipil, para anggota TNI, perkumpulan masyarakat dari beberapa daerah/etnis, dan sebagainya. Ini semua akan berakibat pada banyak dan beragamnya aspirasi masyarakat masing-masing yang selain banyak persamaannya terdapat juga banyak perbedaannya. Dalam merumuskan aspirasinya pun sudah jelas memerlukan teknik- teknik yang sesuai dengan karakteristik masing-masing kelompok masyarakat desa tersebut. Itu semua memerlukan kemampuan dan kemauan anggota BPD untuk secara proaktif merumuskannya. 12
  • 17. E. Rumusan Aspirasi Masyarakat Desa Aspirasi masyarakat desa, dengan demikian, dapat dirumuskan dalam bentuk: 1. Peraturan-peraturan Desa yang sifatnya mengatur, membatasi, melarang, dan memberi sanksi atas pelanggaran aturan yang dilarang demi terwujudnya keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat desa; 2. Program-program pembangunan desa untuk jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek; 3. Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa; 4. Program-program/perjanjian-perjanjian kerjasama pembangunan antara pihak Desa dan pihak-pihak lain, baik dengan yang berasal dari dalam maupun dari luar desanya; 5. Prosedur pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap Kepala Desa; 6. Program-program pembangunan desa yang diusulkan untuk disubsidi/dibiayai oleh Pemerintah tingkat atasnya; 7. Dan sebagainya. F. Daftar Pustaka Apter, David E., 1987, Pengantar Analisa Politik, Jakarta: LP3ES. Dahl, Robert A., 1991, Modern Political Analysis (fifth edition), Prentice-Hall of 13
  • 18. India. Gandhi, Madan G., 1984, Modern Political Theory, New Delhi: Mohan Primlani. Haferkamp, Hans and Neil J. Smelser, 1992, Social Change and Modernity, Los Angeles: University of California Press. Hague, Rod, et.al, 1998, Comparative Government and Politics (fourth edition: fully revised and updated), London: Macmillan Press Ltd. Hidayat, Setia dan N. Syamsuddin Ch. Haesy, 2004, Sangkakala Padjadjaran: Upaya Awal Mengeja dan Menyingkap Makna Rumpaka, Jakarta: PT Bina Rena Pariwara. Lijphart, Arend, 1999, Patterns of Democracy: Government Forms and Performance in Thirty-Six Countries, London: Yale University Press. McGarry, John and Brendan O’leary, 1993, The Politics of Ethnic Conflict Regulation, London: Routledge. Plano, Jack C., et.al., 1985, Kamus Analisa Politik, Jakarta: PT Rajawali. Sartori, Geovanni, 1997, Comparative Constitutional Engineering: An Enquiry into Structures, Incentives, and Outcomes (Second edition), N.Y.: New York University Press. Sirait, Midian, dkk, 1997, Membangun Masyarakat Pancasila: Dinamika dan Dilemanya, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sunardjo, Unang, 1984, Tinjauan Singkat tentang Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Bandung: Tarsito. Bumi Pasundan, 19 Maret 2001 14