Paragraf pertama membahas konsep teori tindakan yang terdiri dari tiga klasifikasi yaitu teori yang berorientasi pada manusia, kesehatan, dan lingkungan praktek. Paragraf kedua menjelaskan definisi dan gejala leukorea atau keputihan serta penyebabnya. Paragraf ketiga membahas klasifikasi leukorea.
1. BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tindakan
Teori tindakan adalah suatu teori perilaku manusia dan disengaja bagi
perantara merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan
perantara tersebut dapat berfungsi untuk menjelaskan atau memprediksi perilaku.
Dilingkup praktik, aktifitas yang dipilih oleh praktisi untuk memenuhi kebutuhan
khusus klien didefenisikan oleh praktisi dengan istilah yang ada dalam suatu rujukan
pengetahuan khusus. Kemantapan individu melakukan suatu tindakan dalam praktek
untuk tujuan khusus menjadi ciri khas individu didalam melakukan tindakan dan sifat
praktik yang digunakan. Lingkup teori tindakan pada setiap praktek profesi sangat
luas karena kompleksnya kebutuhan klien dan lingkungan tempat praktek
berlangsung (Dorothy,2002).
Berdasarkan sifatnya teori tindakan dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu teori
tindakan yang berorientasi pada manusia misalnya perhatian, komunikasi, konseling,
proses kelompok, wawancara. Teori tindakan yang berhubungan dengan kesehatan
misalnya intervensi penyakit, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, promosi
kesehatan, intervensi teraupetik. Teori tindakan yang berhubungan dengan
lingkungan praktek misalnya perubahan, kolaborasi, pengambilan keputusan,
kepemimpinan, manajemen (Dorothy,2002).
Universitas Sumatera Utara
2. 2.2 LEUKOREA ATAU KEPUTIHAN
2.2.1 Defenisi Leukorea
Leukorea adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan
darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri tetapi merupakan manifestasi gejala dan
hampir semua penyakit kandungan. Penyebab utama keputihan harus dicari dengan
anamnesa, pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan laboratorium. Keputihan
fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan sex
meningkat dan pada waktu hamil (Manuaba 1998).
Gejala keputihan dibagi 2 kelompok yakni gejala keputihan bukan karena
penyakit dengan ciri – ciri cairan dari vagina berwarna bening, tidak berbau, tidak
gatal, jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak sedangkan gejala keputihan
karena penyakit dengan ciri – ciri cairan dari vagina kental, warna kekuningan, keabu
– abuan atau kehijauan, berbau busuk, anyir, amis, terasa gatal, jumlah cairan banyak
(Manuaba, 1998).
2.2.2 Etiologi Leukorea
Seperti halnya gejala keputihan, penyebab terjadinya keputihan dapat
disebabkan kondisi non patologis dan kondisi patologis. Penyebab non patologis
terjadi pada saat menjelang menstruasi atau setelah menstruasi, rangsangan seksual,
saat wanita hamil, stress baik fisik maupun psikologis sedangkan penyebab patologis
terjadi karena infeksi jamur , infeksi bakteri, infeksi parasit jenis protozoa dan infeksi
gonorhoe ( Manuaba, 2001).
Universitas Sumatera Utara
3. 2.2.3 Klasifikasi Leukorea
Keputihan ( leukorea ) dapat diklasifikasikan atas beberapa macam
1. Keputihan tumor atau kanker kandungan
Apabila ada tumor, tumbuh suatu kanker di organ kandungan,
gejalanya juga bisa menyerupai keputihan. Besar kemungkinan keputihan disertai
bercak darah dan berbau busuk. Apalagi keputihan abnormal ini disertai rasa tidak
enak diperut bagian bawah, terjadi gangguan haid, sering demam, dan badan
bertambah kurus, pucat serta lesu, lemas dan tidak bugar, waspada kemungkinan ada
pertumbuhan abnormal diorgan kandungan. Keputihan yang berdarah juga muncul
jika terdapat polip diorgan kandungan. Mungkin polip dirahim atau dileher rahim.
Biasanya darah keluar sesudah hubungan seks atau setelah melakukan penyemprotan
vagina /douching ( Handrawan,2008)
2. Keputihan usia lanjut
Pada perempuan usia lanjut, keputihan juga bisa muncul bercampur
darah (senile vaginitis). Penyebabnya karena lapisan vagina sudah menipis seiring
dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat juga terjadi pada anak perempuan yang
masih belum pubertas, pada pengidap kencing manis dan yang sudah menopause
karena lapisan selaput lendir vagina sudah tipis dan mengisut (Handrawan, 2008).
3. Keputihan benda asing di vagina
Keputihan yang penyebabnya karena ada benda asing disaluran
vagina. Vagina merupakan lorong yang terbuka dengan dunia luar. Maka, disana
kemungkinan bisa tertinggal sisa pembalut atau kapas, kondom (Handrawan, 2008).
Universitas Sumatera Utara
4. 4. Keputihan dari Rumah Sakit
Keputihan bisa diperoleh dari rumah sakit, puskesmas, atau layanan
keluarga berencana. Sehabis pasang spiral, pasca persalinan atau pemeriksaan
kandungan dengan memakai alat periksa. Mungkin peralatan medis yang dipakai
kurang sucihama, apabila alat bekas dipakai untuk perempuan yang mengidap suatu
keputihan apapun jenis bibit penyakitnya, penularan keputihan bisa terjadi pada
pemakai alat berikutnya maka perlu upaya untuk membersihkan sekitar vagina dan
bagian dalamnya sehabis menjalani pemeriksaan (Handrawan, 2008).
5. Keputihan akibat sering dibersihkan
Kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat dalam memperlakukan vagina.
Terlalu sering membersihkan vagina dengan bahan dengan bahan antisepsis tidaklah
menyehatkan. Kuman – kuman yang bermukim disekitar saluran vagina ikut
terbunuh oleh bahan antisepsis yang sering digunakan (Handrawan, 2008).
6. Keputihan penyakit menular seksual
Tidak mudah membedakan keputihan biasa dengan keputihan yang
disebabkan oleh penyakit kelamin ( penyakit menular seksual ). Ada 2 jenis penyakit
kelamin yang dapat menyerupai keputihan yakni kencing nanah dan chlamdya.
Kencing nanah menyerupai keputihan jamur atau kuman sedang penyakit oleh kuman
chlamdya lendir keputihannnya lebih bening sehingga dianggap keputihan normal
(Handrawan, 2008).
Universitas Sumatera Utara
5. 2.2.4 Penegakan Diagnosa Leukorea
Keputihan bukan penyakit tetapi gejala dari berbagai penyakit
sehingga memerlukan tindak lanjut untuk menegakkan diagnosis melalui :
1. Pemeriksaan Inspekulo
Pemeriksaan spekulum untuk mencari penyebab keputihan
a. Darimana asalnya keputihan
- Mulut rahim
- Hanya bersifat lokal dalam vagina
b. Bagaimana dinding vagina
- warnanya
- Apakah terdapat bintik merah seperti digigit nyamuk
- Apakah keputihan bergumpal atau encer
- Apakah keputihan melekat pada dinding vagina
c. Bagaiman mulut rahim (portio)
- Apakah tertutup oleh keputihan
- Apakah terdapat perlukaan
- Apakah mudah berdarah
2. Pemeriksaan laboratorium
Penyebab keputihan adalah infeksi, benda asing dan keganasan. Dengan demikian
pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan infeksi ( trikomonas, kandida
albican, bakteri spesifik ) dan papsmear untuk kemungkinan keganasan
(Manuaba, 2001).
Universitas Sumatera Utara
6. 2.3 Intra Uterin Device (IUD)
2.3.1 Defenisi intra Uterin device (IUD)
IUD ( Intra Uterin Device ) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan
kedalam rahim. Alat tersebut terbuat dari plastik (polyethyline). Ada yang dililit
tembaga (Cu) atau campuran tembaga dan perak, ada yang tidak dililit selain itu ada
pula yang batangnya berisi progesteron (BKKBN,1999). IUD adalah alat kontrasepsi
yang terbuat dari bahan plastik polietilen halus yang dipasang dengan alat khusus
didalam rahim oleh dokter atau tenaga paramedik yang sudah terlatih (Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 1992).
Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif,
aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi
reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia dengan pemakai saat ini
mencapai sekitar 100 juta wanita.
2.3.2 Jenis – Jenis IUD ( Intra Uterin Device )
Alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ada berbagai jenis. Dan yang
digunakan dalam program KB Nasional hanya 3 jenis yaitu:
A. IUD generasi I (Lippes loop)
Jenis ini berbentuk spiral dan terbuat dari bahan plastik saja, Terdapat
tiga macam ukuran yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya atau
menurut ukuran besarnya rahim wanita. Lippes loop tipe B (benang kontrolnya
hitam) diberikan kepada wanita yang ukuran rahimnya kecil berukuran 5-6 cm,
ukuran ini bisa dijumpai pada wanita yang belum punya anak atau baru punya anak
satu. Lippes loop tipe C (benang kontrolnya kuning) diberikan kepada wanita yang
Universitas Sumatera Utara
7. rahimnya berukuran sedang sekitar 6-7 cm. Lippes loop tipe D (benang kontrol putih)
diberikan kepada wanita dengan ukuran rahim yang besar lebih dari 7 cm (Speroff,
2003).
B. IUD generasi II
Jenis IUD generasi ke II yang digunakan adalah:
1. Cu T 200 B berbentuk huruf B yang batangnya dililit tembaga
2. Cu 7 berbentuk angka 7 yang batangnya dililit tembaga
ML Cu 250 berbentuk 2/3 lingkaran ellips yang bergerigi batangnya dililit
tembaga (Speroff, 2003).
C. IUD generasi III
Jenis IUD generasi ke III yang digunakan adalah:
a. Cu T 380 A berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga yang lebih banyak
b. ML Cu 375 batangnya dililit tembaga berlapis perak
Nova T batang dan lengannya dililit tembaga yang berlapis perak (Speroff, 2003).
2.3.3 Mekanisme Kerja IUD
Mekanisme kerja IUD sebagai berikut :
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
e. Adanya tembaga menyebabkan lemahnya sel mani (Speroff, 2003).
Universitas Sumatera Utara
8. 2.3.4 Cara Penggunaan IUD ( Intra Uterin Device )
Tata cara pelayanan IUD secara umum dapat dibedakan menjadi tiga
tahap yaitu:
1. Tahap pra tindakan (sebelum pemasangan)
a. Konseling akhir tentang IUD
b. Dilaksanakan wawancara medis
c. Melihat dan memeriksa adanya perhatian khusus
d. Peserta disiapkan dengan mantap dan melakukan pemeriksaan genekologik
2. Tahap pemasangan
a. Persiapan peralatan dan IUD yang dibutuhkan
b. Cara pemasangan suci hama sesuai dengan jenis IUD yang akan dipasang
3. Tahap pasca tindakan
a. Pengobatan seperlunya bila terjadi perasaan mulas dan bercak- bercak
perdarahan setelah pemasangan
b. Berikan penjelasan untuk datang kontrol kembali sesuai IUD yang digunakan
( Glasier, 2002 )
2.4 Indikasi dan Kontraindikasi / Pemilihan calon akseptor AKDR
2.4.1 Indikasi pemilihan calon akseptor IUD ( Intra Uterin Device )
Menurut ( Depkes RI, 1999 ) Untuk pemasangan IUD disamping
mempertimbangkan faktor ukuran besarnya rahim masih ada persyaratan lain yang
harus diperhatikan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
9. 1. Adanya persetujuan dari pihak suami
2. Sudah pernah melahirkan dan mempunyai anak
3. Sebagai alternatif yang dianjurkan untuk menganti penggunaan pil KB bagi
peserta yang sudah berusia diatas 35 tahun
4. Merupakan cara KB efektif terpilih yang sangat diprioritaskan pemakaiannya pada
ibu dalam fase menjarangkan dan mengakhiri kehamilan
5. Menginginkan, menggunakan kontrasepsi jangka panjang
2.4.2 Kontraindikasi pemilihan calon akseptor IUD ( Intra Uterin Device )
Terdapat beberapa keadaan dimana pemasangan AKDR tidak
diperbolehkan yaitu :
1. Keadaan hamil atau diperkirakan hamil
2. Adanya infeksi pangul dan alat kandungan
3. Adanya perdarahan abnormal dari liang senggama
4. Ada kanker pada alat reproduksi wanita
5. Alergi terhadap logam
6. Penyakit trofoblast yang ganas
7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
2.5 Keuntungan dan Kerugian penggunaan IUD ( Intra Uterin Device )
Beberapa keuntungan penggunaan IUD dapat disebutkan yaitu:
1. Efektifitasnya tinggi, walau angka kegagalannya sekitar tiga sampai lima persen
Universitas Sumatera Utara
10. 2. Sekali dipasang dapat dibiarkan sampai beberapa tahun dalam rahim, sehingga
dapat mencegah kehamilan dalam waktu yang lama
3. Spiral dapat bertahan sampai 10 tahun
4. Tidak mempengaruhi keadaan umum akseptor
5. Murah dan ekonomis
6. Penanganannya dilakukan oleh tenaga-tenaga yang secara khusus telah dilatih
untuk memasang AKDR
7. Tingkat kembalinya kesuburan tinggi
8. Tidak dipengaruhi faktor lupa seperti pil
IUD ( Intra Uterin Device ) bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga
masih terdapat beberapa kerugian yaitu :
1. Masih terjadi kehamilan dengan insitu
2. Terdapat perdarahan spotting dan menometroragia
3. Leukorea sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih
basah
4. Dapat terjadi infeksi
5. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan
kehamilan ektopik
6. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan
seksual ( Manuaba, 2001 )
Universitas Sumatera Utara
11. 2.6 Efek samping penggunaan IUD ( Intra Uterin Device ) dan
penanggulangannya
2.6.1 Perdarahan
Keluarnya darah dari liang senggama (vagina) diluar haid dalam jumlah
kecil berupa bercak-bercak (spotting) atau dalam jumlah berlebihan (metroragia).
Perdarahan dapat terjadi pula pada masa haid dalam jumlah berlebihan (menorragia)
atau haid yang memanjang
Penanggulangan dan pengobatan :
1. Konseling
Pemberian konseling sebelum memberikan pelayanan, sehingga akseptor
dapat berpikir secara jernih. Pada konseling tersebut harus dijelaskan pula bahwa
perdarahan ringan biasanya terjadi pada awal pemasangan. Selama haid, perdarahan
haid akan lebih banyak daripada biasanya. Kesemuanya ini tidak berbahaya.
2. Tindakan medis
Pemberian anti prostaglandin misalnya Acetosal 500 mg 3x1 tablet selama 3-5
hari, pemberian preparat besi misalnya preparat Fe 1x1 tablet perhari. Bila
disebabkan keguguran, kehamilan dianjurkan untuk dibersihkan, dalam hal ini pasien
dirujuk kerumah sakit. Tindakan pembersihan dirumah sakit dapat dilaksanakan baik
secara digital maupun kuretase sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien. Bila terjadi
perdarahan berlebihan dianjurkan untuk segera merujuk pasien dengan infus
terpasang. Infus yang diberikan dapat berupa NaCl, plasma ekspander maupun darah
sesuai dengan kondisi setempat (Depkes RI, 1999).
Universitas Sumatera Utara
12. 2.6.2 Keputihan
Gejala dan Keluhan adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari
liang senggama dan terasa mengganggu terjadi akibat produksi cairan rahim yang
berlebihan dan tidak berbahaya apabila cairan tersebut tidak berbau, tidak terasa gatal
dan panas
Penanggulangan dan Pengobatan :
Konseling sebelum pemasangan IUD sehingga pasien siap menerima
keadaan ini, sebelum dipasang IUD. Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan,
Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat anti cholinergic seperti
extracbelladona 10 mg, 2x1 hari tablet untuk mengurangi cairan tersebut. Bila
terdapat perubahan bau dan warna hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi (Depkes
RI, 1999).
2.6.3 Nyeri
1. Nyeri waktu senggama
Keluhan rasa nyeri waktu senggama biasanya dari pihak suami. Rasa
nyeri tersebut disebabkan oleh pengaruh benang pengontrol yang terlalu panjang
yang sebaiknya dalam keadaan ini dipotong saja sedikit
2. Nyeri atau mulas pada saat pemasangan
Pada hari pertama setelah pemasangan IUD dapat timbul rasa nyeri
atau mulas dan kadang-kadang seperti sakit pinggang
Penanggulangan dan Pengobatan :
1. Konseling
Universitas Sumatera Utara
13. Menjelaskan bahwa rasa nyeri itu mungkin terjadi dan ini biasanya diakibatkan
oleh kontraksi yang berlebihan dari rahim. Biasanya kontraksi ini bersifat
sementara dan mudah diatasi
2. Tindakan Medis
a). Pemeriksaan dalam
Apakah terdapat tanda-tanda radang di rahim. Bila terdapat tanda-tanda radang
AKDR harus segera dilepaskan. Apabila pad pemeriksaan dalam terdapat
benang AKDR terlalu panjang maka tindakannya adalah dengan memotong
benang tersebut
b). Pemberian obat
Bila tidak terdapat tanda-tanda radang diberikan preparat anti prostaglandin
misalnya asetat 500 mg 3x1 tablet. Bila terdapat infeksi segera berikan
antibiotik dosis tinggi (Depkes RI, 1999).
2.6.4 Ekspulsi
Teraba/terasa adanya IUD dalam liang senggama yang menyebabkan
rasa tak enak (discomfort) bagi wanita dapat terjadi ekspulsi sebagian atau
seluruhnya biasanya terjadi pada waktu haid. IUD dapat berpindah atau keluar dari
rongga rahim secara spontan untuk IUD modern berkisar dari 3 – 10 % pada tahun
pertama pemakaian, bergantung pada usia dan paritas pemakai, penentuan waktu
pemasangan dan tipe IUD, serta keahlian petugas yang memasang alat tersebut.
Angka ekspulsi ditahun kedua dan berikutnya tetap rendah untuk alat yang memiliki
rangka. Pemasangan IUD pascaplasenta dikaitkan dengan ekspulsi yang jauh lebih
besar (Glasier, 2002).
Universitas Sumatera Utara
14. Penanggulangan dan Pengobatan :
1. Konseling
Menjelaskan kepada pasien bahwa ekspulsi mungkin saja terjadi pada pemakaian
AKDR hal ini biasanya diakibatkan oleh tidak sesuainya ukuran AKDR yang
terpasang.
2. Tindakan medis
Melepaskan AKDR dan mengganti dengan ukuran yang sesuai
2.7 Komplikasi dan cara penanggulangannya
2.7.1 Infeksi
Gejala dan keluhan dengan adanya rasa nyeri didaerah bawah
pusat,disertai demam, keputihan yang berbau busuk dan rasa nyeri pada waktu
bersenggama/periksa dalam.
Penanggulangan dan pengobatan :
Tergantung dari penyebabnya. Bila infeksi banyak beri antibiotik dosis tinggi seperti
preparat ampicilin 3x500 mg selama 3 hingga 5 hari. Bila tidak dapat diatasi lepas
AKDR dan ganti dengan cara kontrasepsi lain (Rustam, 1992).
2.7.2 Keputihan
Gejala dan keluhan Keputihan yang patologis adalah keluarnya cairan
dari liang senggama disertai perubahan bau, warna dan bentuk
Penanggulangan dan pengobatan :
Universitas Sumatera Utara
15. Bila cairan tersebut berbau amis dan terasa gatal biasanya keadaan tersebut terjadi
karena infeksi trichomonas vaginalis. Untuk pengobatannya dapat diberikan preparat
mebendazole-mycostatin misalnya flagistin vaginal suppositoria selama 6 hari.
Rasa panas disertai adanya cairan keputihan dengan bentuk seperti susu pecah
disebabkan oleh jamur candida. Pengobatannya dapat dilaksanakan dengan
pemberian preparat mycostatin misalnya nystatin. Bila berbau busuk biasanya
disebabkan infeksi dan diberikan pengobatan seperti infeksi (Rustam, 1992).
2.7.3 Translokasi
Gejala dan keluhan Keluarnya AKDR dari tempat seharusnya.
Translokasi dapat disertai gejala maupun tidak. Dapat disertai perdarahan maupun
tidak, sehingga gejala dan keluhannya pun bermacam -macam. Dalam pemeriksaan
dalam benang AKDR tidak teraba dan pada pemeriksaan sonde AKDR tidak terasa
dan tersentuh.
Penanggulangan dan pengobatan :
Menjelaskan kepada pasien akseptor bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi.
Penyebabnya dapat terjadi karena kelainan rahim. Rujuk kerumah sakit untuk
pemeriksaan lebih lanjut (Rustam, 1992).
2.8 Pengobatan Alami Leukorea
Keputihan merupakan gangguan penyakit yang hanya dialami wanita,
mulai dari anak – anak, remaja, dewasa, bahkan hingga orangtua. Bagi wanita yang
sudah berkeluarga gangguan keputihan akan menjadi masalah dan dapat berpengaruh
terhadap keharmonisan suami istri. Karena tidak jarang keputihan menjadikan istri
Universitas Sumatera Utara
16. enggan melakukan hubungan intim atau suami enggan berhubungan intim karena si
istri keputihan.
Salah satu penyebab keputihan adalah radang vulva, radang vagina,
radang leher rahim,radang rongga rahim, jamur trichomonalis vaginalis dan jamur
moniliasis yang menimbulkan rasa gatal, adanya benda asing dalam vagina, adanya
kanker alat kelamin dan gangguan estrogen. Seorang wanita hamil yang menderita
keputihan yang disebabkan oleh infeksi akan menularkan keputihan tersebut kepada
bayinya apabila melahirkan secara normal. Penyakit ini juga dapat menyebabkan bayi
cacat bahkan kematian bayi. Sedangkan keputihan yang disebabkan oleh infeksi dapat
diderita wanita sebelum menikah dalam menyikapi hal ini ada beberapa tumbuhan
obat yang digunakan untuk mengatasi keputihan antara lain :
Rebusan daun sirih
Sirih adalah nama sejenis tumbuhan merambat dan buahnya dapat
dimakan serta digunakan sebagai tanaman obat. Dari hasil penelitian yang dikutip
oleh buku tanaman obat terbitan obat karya sari diungkapkan bahwa daun sirih
mengandung arecoline diseluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk
membasmi jamur candida albican dan mengandung zat tanin pada pada daunnya yang
bermanfaat mengurangi sekresi pada cairan vagina. Menurut penelitian Amir syarif
dari bagian farmakologi UI mengatakan bahwa daun sirih punya khasiat yang
bermakna Dengan plasebo. Cara penggunaannya adalah dengan membasuh atau
mengompres dengan rebusan daun sirih yang sudah didinginkan
Universitas Sumatera Utara
17. Sabun sirih
Sabun sirih merupakan cairan pembersih vagina yang memiliki PH 3-
4. Sabun sirih mengandung phenol yang sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif
dibandingkan dengan phenol biasa. Zat antiseptik pada sirih dapat mengatasi bau
badan, menjaga kesehatan alat kelamin dan mengobati keputihan pada vagina.
Pemakaian sabun sirih (antiseptik) yang sekarang banyak di iklankan untuk daerah
vagina tidak masalah bila dipakai sebagai obat luar. Pembilasan vagina dengan
antiseptik di indikasikan bila terkena keputihan sebaiknya dilakukan pengobatan
dengan tindakan medis dan diobati sesuai dengan penyebab keputihan yang dialami
(Dalimarta, 1999). Cara penggunaannya adalah dengan mengusapakan pada bagian
alat vital pada saat mandi atau sehabis buang air kecil
Jamu kunyit sirih
Jamu kunyit sirih merupakan campuran kunyit dan sirih yang terdiri
dari bahan-bahan alami tumbuhan. Dari hasil penelitian Dr. Nurfina dan Dr. Sri
Rahayu jamu kunyit sirih mengandung beberapa senyawa antara lain golongan
alkaloid steroidterpen yang mempunyai aktifitas sebagai anti oedema dan anti
oksidan sehingga dapat digunakan sebagai obat anti radang. Jamu kunyit sirih
bermanfaat untuk merapatkan bagian intim wanita serta menghilangkan bau badan
dan mengecilkan rahim. Cara penggunaannya adalah dengan meminum
Minyak Kelapa
Minyak kelapa MCFA dan memiliki beberapa sifat anti mikroba yang
dapat mematikan jamur candida albican secara efektif. Minyak kelapa murni (VCO)
dapat mengatasi keputihan yang disebabkan oleh jamur candida albican yang
Universitas Sumatera Utara
18. berkembang disekitar daerah alat vital wanita sehingga menyebabkan peragian.
Dengan mengkonsumsi minyak kelapa secara teratur asam kaplirik dalam minyak
kelapa murni dapat mengendalikan pertumbuhan jamur tanpa menyebabkan efek
samping (Anita, 2007). Cara penggunaannya adalah dengan cara mengkonsumsi
langsung berupa makanan dan minuman seperti jamu yang mengandung minyak
kelapa, pemakaian luar dilakukan seperti pemijatan, lotion atau balsem dan sabun
Universitas Sumatera Utara