SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
KRITERIA CALON PEMIMPIN BANTEN
Mencari Format Ideal
Oleh:
BAEHAQI*
Dalam rentang dua tahun ke depan provinsi Banten akan memasuki era baru
kepemimpinan, yakni dilaksanakannya perhelatan akbar pemilukada calon gubernur Banten
pada Pebruari 2017 (KPU Prov. Banten-lihat. SatelitNews Selasa, 10 Maret 2015). Hajatan
politik dalam mentaruhkan citra diri parpol pengusung calon, sekaligus juga sebagai ajang
untuk mengukur tingkat kelayakan masing-masing calon gubernur Banten. Pesta lima
tahunan ini adalah pesta yang dinantikan oleh seluruh komponen masyarakat, disini
pertaruhan kelangsungan hidup masyarakat Banten selama lima tahun lamanya berada dalam
profil calon gubernur yang akan memimpin provinsi Banten kelak.
Sistem perpolitikan di Indonesia memang mengharuskan seorang calon pemimpin
daerah diusung melalui partai politik, walau kemudian Undang-undang juga memberi ruang
bagi calon independen. Bahkan lebih jauh lagi, Undang-undang juga mengatur beberapa
kriteria yang harus dipenuhi oleh calon yang diusung, antara lain; bertakwa, berpendidikan,
sehat jasmani rohani, tidak tersangkut masalah pidana dan perdata, tidak tercela, memiliki
kekayaan, dan lainnya. (lihat. UU no. 8 Tahun 2015 pasal 7).
Kriteria yang ditetapkan Undang-undang tersebut menandakan bahwa figur pemimpin
daerah haruslah memiliki kualitas yang terukur, memiliki derajat dan status sosial yang dapat
dipertanggungjawabkan, serta memiliki nilai akuntabilitas yang membumi. Dalam pengertian
lainnya, pemahaman penulis tentang kriteria yang dimaksud Undang-undang Nomor 8 Tahun
2015 pasal 7, adalah bahwa pemimpin daerah khususnya di provinsi Banten harus memenuhi
syarat-syarat yang meliputi; apek keagamaan, aspek personalitas, aspek intelektualitas, aspek
ekonomi, dan aspek populeritas.
Terasa sulit rasanya mencari profil seperti itu, terlebih provinsi Banten memiliki
beberapa keunikan tersendiri diantara provinsi lainnya di Indonesia. Sudah banyak label yang
disematkan kepada provinsi Banten kita yang hebat ini; yakni ‘Banten yang agamis’, ‘Banten
yang primordialis’ dan ‘Banten yang jawara’. Kesemua label tersebut didasarkan karena
provinsi Banten adalah penyangga utama Negara Kesatuan Republlik Indonesia, begitu
hebatnya Banten kita. Maka sudah sepatutnya provinsi yang hebat ini ditopang oleh
pemimpin yang hebat.
Pemimpin Banten tentunya seorang agamis yang lahir dari kultur agamis dan
mempraktikkan nilainilai agama dalam kehidupan kesehariannya, dengan kata lain pemimpin
Banten mesti lahir dari anak generasi asli Banten. Makna ‘asli’ disini adalah sebagai faktor
pendorong bukan faktor pembentuk (constitueif element), inilah kemudian menurut Ernest
Renan dalam teori nya le desire d’etre ensemble dinyatakan sebagai keasadaran moral
(conscicience morale). Beda hal nya jika makna ‘asli’ disini ditarik ke dalam konsep
geopolitik, maka diperlukan Community of character bukan mono-ethnic state. Community of
character sangat diperlukan dalam membangun nationale staat (lihat. Wawasan Nusantara
yang tercantum dalam GBHN tahun 1978 dan 1998), tetapi untuk kondisi sosio-kultur di
provinsi Banten pelabelan generasi ‘asli’ dapat menjadi faktor pembentuk (constitueif
element) sebagaimana hak konstitusi yang diberikan kepada masyarakat Papua (lihat. UU RI
No. 21 Tahun 2001). Maka aspek keagamaan dimaksud tentunya merujuk kepada agama
Islam, sebagai pemeluk mayoritas di provinsi Banten tanpa sedikitpun menghilangkan rasa
penghargaan dan penghormatan kepada pemeluk agama lainnya.
Karakter pemimpin Banten berikutnya haruslah memiliki aspek personalitas dan
intelektualitas yang dapat dibuktikan secara objektif. Menurut Gordon W Allpot aspek
personality adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci
pendapat ini terletak pada kata ‘penyesuaian diri’. Pemimpin Banten ke depan dituntut untuk
mampu menyesuaikan diri nya dengan kondisi sosio-kultur Banten dengan dasardasar; nilai
karakter (moral-ethic-perilaku keseharian), responsip atau cepat tanggap terhadap
lingkungan, responsibilitas (bertanggungjawab) terhadap tindak tanduk perbuatannya,
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal (sosiabilitas) dan memiliki stabilitas emosi
yang baik (tidak tempramental). Pendapat Gordon diatas dikuatkan oleh pendapat Roucek
dan Warren, bahwa kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.
Kebutuhan akan pemimpin yang memiliki nilai personalitas ini menurut KH. Bahrul
Ulum, Lc., MA pengasuh ponpes Darus Salam Porisgaga Batuceper kota Tangerang, harus
didasarkan pada landasan filosofis al-Qur’an yang terdapat di dalam surah Ali Imran ayat
159; “Maka disebabkan rahmat dari Allah SWT lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu”. Bahkan ditambahkan oleh beliau, akhlaq merupakan salah satu kriteria
yang wajib ditetapkan dalam memilih pemimpin, karena akhlaq dapat menentukan nilai
personalitas pemimpin dalam hal kompetensi nya dan kapabilitas nya. Hariytsu ‘alaikum bi
al-mukminina ra’uffun rahiema.
Aspek personalitas ini tentunya dapat memiliki nilai lebih jika ditopang oleh
kemampuan intelektual yang terukur. Intelektual atau intelegensi adalah interaksionisme
(Piaget) yang merupakan bentuk khusus dari kemampuan melakukan asimilasi (pengalaman,
pengamatan dan pemahaman terstruktur) dan akomodasi (kemampuan menyusun faktafakta)
yakni berfikir logis, memiliki kemampuan memecahkan masalah (hipotesis), serta dapat
diukur berdasarkan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat formalitas pendidikan maka
semakin dekat seseorang dengan cara berfikir yang logis dan kemampuan hipotesis.
Telah jelas dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 pasal 7 poin (c)
bahwa kriteria calon pemimpin (gubernur, bupati dan walikota) adalah “berpendidikan paling
rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat”. Tetapi perlu dipaparkan disini bahwa
secara objektif pemimpin Banten ke depan haruslah memiliki standar kualifikasi akademik
yang melampaui batasan Undang-undang tersebut, penulis beranggapan alangkah lebih baik
bila menempatkan kriteria pendidikan diatas standar Undang-undang dibanding kriteria yang
berada dibawah standar Undang-undang. Karena faktanya, ada tokohtokoh muda di provinsi
Banten yang masuk kategori layak menjadi pemimpin Banten berdasarkan kriteria
pendidikan. Bahkan saat ini tidak sedikit partai politik yang mensyaratkan calon pemimpin
partai nya berpendidikan diatas sekolah lanjutan tingkat atas, semisal ketua partai yang
bergelar Doktor (S3). Mungkin ini kriteria awal yang harus ditempuh untuk mewujudkan
provinsi Banten yang hebat.
Aspek berikutnya adalah aspek ekonomi dan aspek populeritas. Kedua aspek ini
terasa ‘menyulitkan’ bagi calon pemimpin daerah (cagub Banten) yang belum siap. Aspek
ekonomi telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 pasal 7 poin j bahwa
persyaratan calon kepala daerah haruslah dapat menyerahkan daftar kekayaan pribadi.
Kekayaan atau harta menurut KBBI adalah (1) barang (uang dsb) yg menjadi kekayaan;
barang milik seseorang; (2) kekayaan berwujud dan tidak berwujud yg bernilai dan yg
menurut hukum dimiliki perusahaan. Tentunya dibuktikan dengan buktibukti fisik berupa
surat-surat sah. Kekayaan yang memang didapat atas hasil kerja profesional.
Dalam pandangan Islamologi, harta termasuk lima asas yang wajib dilindungi bagi
setiap manusia (al-dharuriyyat al-khomsah) yaitu jiwa, akal, agama, harta dan keturunan.
Dalam konteks kepentingan hidup manusia, harta hadir sebagai objek transaksi (jual beli,
sewa menyewa, partnership, atau transaksi ekonomi lainnya). Harta atau kekayaan atau al-
mal (jamak al-amwal), dianggap sebagai bagian dari aktivitas dan tiang kehidupan untuk
mengukur nilai akuntalibitas, akseptabilitas, serta populeritas masyarakat modern kini.
Terlebih untuk menjadi kepala daerah di tingkat provinsi, tentunya penopang untuk
menghindarkan diri dari perilaku negatif pemimpin (seperti; perilaku korupsi) adalah
kepemillikan harta kekayaan yang sah dan meyakinkan.
Kriteria pemimpin Banten sebagaimana yang penulis maksudkan diatas sepertinya
sangat idealis, begitu banyak ragam syarat yang harus dipenuhi jika ingin menjadi kepala
daerah khususnya di provinsi Banten. Tetapi dengan kemauan untuk melahirkan pemimpin
yang teladan sesuai isi maksud tulisan ini, sejatinya kita sudah mewariskan tradisi model
pemimpin yang bertipologi penolong sejati (the aunthentic helper) dan humanis (the
humanist), bukan pesulap sejati (the based juggler). Efek transformasional model pemimpin
Banten seperti ini diharapkan dapat mengubah budaya dan menanamkan nilai-nilai baru yang
lebih rasional. Pemimpin harus mempunyai kelebihan dalam hal menggunakan pikiran,
rohani, dan jasmani (Ruslan Abdulghani: 1996).
Dengan demikian, untuk memilih calon pemimpin Banten harus diletakkan dalam
bingkai kerja budaya yang profesional bukan hasil instan yang diperoleh melalui caracara
yang inkonstitusional, sebagai cerminan dari nilai-nilai dan cara pandang yang ‘knowing
how’. Sehingga secara kolektif pemimpin dapat memberikan konstribusi maksimal bagi
kesejahteraan, keadilan dan keharmonisan berbangsa dan bernegara. Hudges (1992)
berpendapat: ”government organization are created by the public, for the public, and need to be
accountable to it.” Oleh karenanya, keteladanan pemimpin dalam service delivery, increase
efficiency dan improve governance tidak dapat terlaksana tanpa berlandaskan aspek keagamaan,
aspek personlitas, aspek intelektualitas, aspek ekonomi dan aspek polaritas.
Pemimpin dapat disebut memiliki keteladanan manakala ia memiliki; (a) kelebihan
dibanding yang lain, yang oleh karena itu ia bisa memberi (b) memiliki keberanian dalam
memutuskan sesuatu, dan (c) memiliki kejelian dalam memandang masalah sehingga ia bisa
bertindak arif bijaksana (Mubarak, 2009), konsepsi inilah sebagai peneguh aspekaspek
kriteria pemimpin Banten diatas. Secara sosial seorang pemimpin adalah penguasa, karena ia
memiliki otoritas dalam memutuskan sesuatu yang mengikat orang banyak yang
dipimpinnya. Akan tetapi menurut etika keagamaan, seorang pemimpin pada hakekatnya
adalah pelayan dari orang banyak yang dipimpinnya (sayyid al-qaumi khodimuhum).
Keteladanan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, tetapi juga
menjadi portofolio karir dalam birokrasi. Keteladanan adalah seperangkat nilai dan norma
tingkah laku yang tercermin dari kepribadian seseorang dengan menunjukkan perilaku uswah
hasanah (teladan yang baik - PHIW). Keteladanan adalah hidupnya ruhaniyah di alam modern
serta kaya dengan tradisi intelektual. Peran strategis pemimpin adalah menanamkan nilai-nilai
dan pengetahuan yang bersifat spiritual serta mengangkat derajat masyarakat dari keterbelakangan
dan kebodohan massif sambil terus memperbaiki diri dalam arus globalisasi.
Dalam tulisan ini penulis ingin menegaskan kembali secara rinci dan spesifik, bahwa
pemimpin ideal untuk provinsi Banten perlu memiliki ciriciri sebagai berikut; (a) memiliki nilai
religiusitas yang baik; (b) memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang mumpuni; (c) memiliki daya
tarik dan energisitas yang tinggi (wibawa fisik: ganteng, cantik, kuat dan muda); (d) memiliki
populeritas/populer sehingga dikenal oleh khalayak banyak; (e) memiliki kekuatan ekonomi yang
dapat dipertanggungjawabkkan; (f) memiliki semangat pembaruan bagi kebahagiaan hidupo
bersama; serta (g) memiliki keterbukaan atas setiap saran dan kritik yang membangun.
Semoga kelak di tahun 2017 provinsi Banten mampu melahirkan pemimpin yang dapat
diteladani. Amin
*Penulis adalah; Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Tangerang
dan pengetahuan yang bersifat spiritual serta mengangkat derajat masyarakat dari keterbelakangan
dan kebodohan massif sambil terus memperbaiki diri dalam arus globalisasi.
Dalam tulisan ini penulis ingin menegaskan kembali secara rinci dan spesifik, bahwa
pemimpin ideal untuk provinsi Banten perlu memiliki ciriciri sebagai berikut; (a) memiliki nilai
religiusitas yang baik; (b) memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang mumpuni; (c) memiliki daya
tarik dan energisitas yang tinggi (wibawa fisik: ganteng, cantik, kuat dan muda); (d) memiliki
populeritas/populer sehingga dikenal oleh khalayak banyak; (e) memiliki kekuatan ekonomi yang
dapat dipertanggungjawabkkan; (f) memiliki semangat pembaruan bagi kebahagiaan hidupo
bersama; serta (g) memiliki keterbukaan atas setiap saran dan kritik yang membangun.
Semoga kelak di tahun 2017 provinsi Banten mampu melahirkan pemimpin yang dapat
diteladani. Amin
*Penulis adalah; Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Tangerang

More Related Content

What's hot

Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfTugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfNisaQurrotulAini
 
Matrikulasi 3
Matrikulasi 3Matrikulasi 3
Matrikulasi 3pumdatin
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiTri Widodo W. UTOMO
 
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iiiEtika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iiiHettyPermatawati
 
Pentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsPentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsJerry Makawimbang
 
Identifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pnsIdentifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pnsAlfonsus Liguori
 
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3Heru Syah Putra
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDRustan Amarullah
 
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikTata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikMuhamad Yogi
 
Tata upacara sipil dan keprotokolan
Tata upacara sipil dan keprotokolanTata upacara sipil dan keprotokolan
Tata upacara sipil dan keprotokolanAlfonsus Liguori
 
Implementasi pancassila dalam kebijakan negara
Implementasi pancassila dalam  kebijakan negaraImplementasi pancassila dalam  kebijakan negara
Implementasi pancassila dalam kebijakan negaraVidya Fertika
 
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  okeI mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental okepaisjabar
 
Propsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Propsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaPropsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Propsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaOperator Warnet Vast Raha
 
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9Heru Syah Putra
 
Urusintegriti
UrusintegritiUrusintegriti
Urusintegritiaimm reka
 

What's hot (20)

Integriti
IntegritiIntegriti
Integriti
 
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfTugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
 
Matrikulasi 3
Matrikulasi 3Matrikulasi 3
Matrikulasi 3
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iiiEtika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
 
Pentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsPentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pns
 
Identifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pnsIdentifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pns
 
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSD
 
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikTata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
 
Tata upacara sipil dan keprotokolan
Tata upacara sipil dan keprotokolanTata upacara sipil dan keprotokolan
Tata upacara sipil dan keprotokolan
 
Implementasi pancassila dalam kebijakan negara
Implementasi pancassila dalam  kebijakan negaraImplementasi pancassila dalam  kebijakan negara
Implementasi pancassila dalam kebijakan negara
 
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  okeI mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental oke
 
Propsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Propsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaPropsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Propsal peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
 
Etika publik
Etika publikEtika publik
Etika publik
 
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
 
Urusintegriti
UrusintegritiUrusintegriti
Urusintegriti
 
Integriti
IntegritiIntegriti
Integriti
 
Penerapan reformasi birokrasi di kementerian agama
Penerapan reformasi birokrasi di kementerian agamaPenerapan reformasi birokrasi di kementerian agama
Penerapan reformasi birokrasi di kementerian agama
 

Viewers also liked

Fall 2011 1st General Meeting
Fall 2011 1st General MeetingFall 2011 1st General Meeting
Fall 2011 1st General MeetingCalRotaract
 
Fotos colexio presentación
Fotos colexio presentaciónFotos colexio presentación
Fotos colexio presentaciónroberotero
 
AAT Result Sheet.PDF
AAT Result Sheet.PDFAAT Result Sheet.PDF
AAT Result Sheet.PDFVish Fernando
 
The history of music videos
The history of music videosThe history of music videos
The history of music videosladanakrawi
 
Grassroots Economic Development
Grassroots Economic Development Grassroots Economic Development
Grassroots Economic Development Franck Nouyrigat
 
C21 qualitative-analysis-edited
C21 qualitative-analysis-editedC21 qualitative-analysis-edited
C21 qualitative-analysis-editedChemrcwss
 

Viewers also liked (8)

Fall 2011 1st General Meeting
Fall 2011 1st General MeetingFall 2011 1st General Meeting
Fall 2011 1st General Meeting
 
Fotos colexio presentación
Fotos colexio presentaciónFotos colexio presentación
Fotos colexio presentación
 
Fluoride ACS 2016
Fluoride ACS 2016Fluoride ACS 2016
Fluoride ACS 2016
 
AAT Result Sheet.PDF
AAT Result Sheet.PDFAAT Result Sheet.PDF
AAT Result Sheet.PDF
 
The history of music videos
The history of music videosThe history of music videos
The history of music videos
 
Grassroots Economic Development
Grassroots Economic Development Grassroots Economic Development
Grassroots Economic Development
 
C21 qualitative-analysis-edited
C21 qualitative-analysis-editedC21 qualitative-analysis-edited
C21 qualitative-analysis-edited
 
Rotaract club of lagos
Rotaract club of lagosRotaract club of lagos
Rotaract club of lagos
 

Similar to KRITERIA PEMIMPIN BANTEN

Membangun Karakter.pptx
Membangun Karakter.pptxMembangun Karakter.pptx
Membangun Karakter.pptxssusercc3648
 
ETIKA POLITIK PARA POLITISI
ETIKA POLITIK PARA POLITISIETIKA POLITIK PARA POLITISI
ETIKA POLITIK PARA POLITISITri Chairani
 
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Eka Yulianto
 
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdfPancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdfRasya Rianto
 
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuFilsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuDonnyHari
 
MAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocx
MAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocxMAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocx
MAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocxLisca Ardiwinata
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Ideologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politikIdeologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politiknorma 28
 
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptSistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptCandraPasaribu
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...RezaGunawan20
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...OoooAmadikatu
 
Kepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.doc
Kepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.docKepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.doc
Kepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.docaslah6
 
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptxMANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptxAyuhaBarangAi
 
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...National Institute of Administration Public
 
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Eka Yulianto
 
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesiaTugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesiaSelfia Magdalena
 
BUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdf
BUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdfBUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdf
BUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdfKantorKemenagPadangP
 
Makalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfiMakalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfianihdx
 

Similar to KRITERIA PEMIMPIN BANTEN (20)

Membangun Karakter.pptx
Membangun Karakter.pptxMembangun Karakter.pptx
Membangun Karakter.pptx
 
ETIKA POLITIK PARA POLITISI
ETIKA POLITIK PARA POLITISIETIKA POLITIK PARA POLITISI
ETIKA POLITIK PARA POLITISI
 
Lapis final2a
Lapis final2aLapis final2a
Lapis final2a
 
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
 
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdfPancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
 
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuFilsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
 
Materi PPKN Kelas X
Materi PPKN Kelas X Materi PPKN Kelas X
Materi PPKN Kelas X
 
MAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocx
MAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocxMAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocx
MAKALAH REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI STRATEGI NASIONALdocx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Ideologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politikIdeologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politik
 
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptSistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
 
Kepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.doc
Kepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.docKepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.doc
Kepemimpinan_Dr._Sarjana_Sigit_Wahyudi.doc
 
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptxMANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
 
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
 
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
Be & gg, eka yulianto, hapzi ali, nilai budaya organisasi pada dinas penanama...
 
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesiaTugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesia
 
BUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdf
BUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdfBUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdf
BUKU SAKU PANDUAN CORE VALUES ASN OLEH BKN DALAM RAKORNAS KEPEGAWAIAN 2022.pdf
 
Makalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfiMakalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfi
 

KRITERIA PEMIMPIN BANTEN

  • 1. KRITERIA CALON PEMIMPIN BANTEN Mencari Format Ideal Oleh: BAEHAQI* Dalam rentang dua tahun ke depan provinsi Banten akan memasuki era baru kepemimpinan, yakni dilaksanakannya perhelatan akbar pemilukada calon gubernur Banten pada Pebruari 2017 (KPU Prov. Banten-lihat. SatelitNews Selasa, 10 Maret 2015). Hajatan politik dalam mentaruhkan citra diri parpol pengusung calon, sekaligus juga sebagai ajang untuk mengukur tingkat kelayakan masing-masing calon gubernur Banten. Pesta lima tahunan ini adalah pesta yang dinantikan oleh seluruh komponen masyarakat, disini pertaruhan kelangsungan hidup masyarakat Banten selama lima tahun lamanya berada dalam profil calon gubernur yang akan memimpin provinsi Banten kelak. Sistem perpolitikan di Indonesia memang mengharuskan seorang calon pemimpin daerah diusung melalui partai politik, walau kemudian Undang-undang juga memberi ruang bagi calon independen. Bahkan lebih jauh lagi, Undang-undang juga mengatur beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh calon yang diusung, antara lain; bertakwa, berpendidikan, sehat jasmani rohani, tidak tersangkut masalah pidana dan perdata, tidak tercela, memiliki kekayaan, dan lainnya. (lihat. UU no. 8 Tahun 2015 pasal 7). Kriteria yang ditetapkan Undang-undang tersebut menandakan bahwa figur pemimpin daerah haruslah memiliki kualitas yang terukur, memiliki derajat dan status sosial yang dapat dipertanggungjawabkan, serta memiliki nilai akuntabilitas yang membumi. Dalam pengertian lainnya, pemahaman penulis tentang kriteria yang dimaksud Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 pasal 7, adalah bahwa pemimpin daerah khususnya di provinsi Banten harus memenuhi syarat-syarat yang meliputi; apek keagamaan, aspek personalitas, aspek intelektualitas, aspek ekonomi, dan aspek populeritas. Terasa sulit rasanya mencari profil seperti itu, terlebih provinsi Banten memiliki beberapa keunikan tersendiri diantara provinsi lainnya di Indonesia. Sudah banyak label yang disematkan kepada provinsi Banten kita yang hebat ini; yakni ‘Banten yang agamis’, ‘Banten yang primordialis’ dan ‘Banten yang jawara’. Kesemua label tersebut didasarkan karena provinsi Banten adalah penyangga utama Negara Kesatuan Republlik Indonesia, begitu hebatnya Banten kita. Maka sudah sepatutnya provinsi yang hebat ini ditopang oleh pemimpin yang hebat. Pemimpin Banten tentunya seorang agamis yang lahir dari kultur agamis dan
  • 2. mempraktikkan nilainilai agama dalam kehidupan kesehariannya, dengan kata lain pemimpin Banten mesti lahir dari anak generasi asli Banten. Makna ‘asli’ disini adalah sebagai faktor pendorong bukan faktor pembentuk (constitueif element), inilah kemudian menurut Ernest Renan dalam teori nya le desire d’etre ensemble dinyatakan sebagai keasadaran moral (conscicience morale). Beda hal nya jika makna ‘asli’ disini ditarik ke dalam konsep geopolitik, maka diperlukan Community of character bukan mono-ethnic state. Community of character sangat diperlukan dalam membangun nationale staat (lihat. Wawasan Nusantara yang tercantum dalam GBHN tahun 1978 dan 1998), tetapi untuk kondisi sosio-kultur di provinsi Banten pelabelan generasi ‘asli’ dapat menjadi faktor pembentuk (constitueif element) sebagaimana hak konstitusi yang diberikan kepada masyarakat Papua (lihat. UU RI No. 21 Tahun 2001). Maka aspek keagamaan dimaksud tentunya merujuk kepada agama Islam, sebagai pemeluk mayoritas di provinsi Banten tanpa sedikitpun menghilangkan rasa penghargaan dan penghormatan kepada pemeluk agama lainnya. Karakter pemimpin Banten berikutnya haruslah memiliki aspek personalitas dan intelektualitas yang dapat dibuktikan secara objektif. Menurut Gordon W Allpot aspek personality adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci pendapat ini terletak pada kata ‘penyesuaian diri’. Pemimpin Banten ke depan dituntut untuk mampu menyesuaikan diri nya dengan kondisi sosio-kultur Banten dengan dasardasar; nilai karakter (moral-ethic-perilaku keseharian), responsip atau cepat tanggap terhadap lingkungan, responsibilitas (bertanggungjawab) terhadap tindak tanduk perbuatannya, memiliki kemampuan komunikasi interpersonal (sosiabilitas) dan memiliki stabilitas emosi yang baik (tidak tempramental). Pendapat Gordon diatas dikuatkan oleh pendapat Roucek dan Warren, bahwa kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang. Kebutuhan akan pemimpin yang memiliki nilai personalitas ini menurut KH. Bahrul Ulum, Lc., MA pengasuh ponpes Darus Salam Porisgaga Batuceper kota Tangerang, harus didasarkan pada landasan filosofis al-Qur’an yang terdapat di dalam surah Ali Imran ayat 159; “Maka disebabkan rahmat dari Allah SWT lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. Bahkan ditambahkan oleh beliau, akhlaq merupakan salah satu kriteria yang wajib ditetapkan dalam memilih pemimpin, karena akhlaq dapat menentukan nilai personalitas pemimpin dalam hal kompetensi nya dan kapabilitas nya. Hariytsu ‘alaikum bi al-mukminina ra’uffun rahiema.
  • 3. Aspek personalitas ini tentunya dapat memiliki nilai lebih jika ditopang oleh kemampuan intelektual yang terukur. Intelektual atau intelegensi adalah interaksionisme (Piaget) yang merupakan bentuk khusus dari kemampuan melakukan asimilasi (pengalaman, pengamatan dan pemahaman terstruktur) dan akomodasi (kemampuan menyusun faktafakta) yakni berfikir logis, memiliki kemampuan memecahkan masalah (hipotesis), serta dapat diukur berdasarkan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat formalitas pendidikan maka semakin dekat seseorang dengan cara berfikir yang logis dan kemampuan hipotesis. Telah jelas dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 pasal 7 poin (c) bahwa kriteria calon pemimpin (gubernur, bupati dan walikota) adalah “berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat”. Tetapi perlu dipaparkan disini bahwa secara objektif pemimpin Banten ke depan haruslah memiliki standar kualifikasi akademik yang melampaui batasan Undang-undang tersebut, penulis beranggapan alangkah lebih baik bila menempatkan kriteria pendidikan diatas standar Undang-undang dibanding kriteria yang berada dibawah standar Undang-undang. Karena faktanya, ada tokohtokoh muda di provinsi Banten yang masuk kategori layak menjadi pemimpin Banten berdasarkan kriteria pendidikan. Bahkan saat ini tidak sedikit partai politik yang mensyaratkan calon pemimpin partai nya berpendidikan diatas sekolah lanjutan tingkat atas, semisal ketua partai yang bergelar Doktor (S3). Mungkin ini kriteria awal yang harus ditempuh untuk mewujudkan provinsi Banten yang hebat. Aspek berikutnya adalah aspek ekonomi dan aspek populeritas. Kedua aspek ini terasa ‘menyulitkan’ bagi calon pemimpin daerah (cagub Banten) yang belum siap. Aspek ekonomi telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 pasal 7 poin j bahwa persyaratan calon kepala daerah haruslah dapat menyerahkan daftar kekayaan pribadi. Kekayaan atau harta menurut KBBI adalah (1) barang (uang dsb) yg menjadi kekayaan; barang milik seseorang; (2) kekayaan berwujud dan tidak berwujud yg bernilai dan yg menurut hukum dimiliki perusahaan. Tentunya dibuktikan dengan buktibukti fisik berupa surat-surat sah. Kekayaan yang memang didapat atas hasil kerja profesional. Dalam pandangan Islamologi, harta termasuk lima asas yang wajib dilindungi bagi setiap manusia (al-dharuriyyat al-khomsah) yaitu jiwa, akal, agama, harta dan keturunan. Dalam konteks kepentingan hidup manusia, harta hadir sebagai objek transaksi (jual beli, sewa menyewa, partnership, atau transaksi ekonomi lainnya). Harta atau kekayaan atau al- mal (jamak al-amwal), dianggap sebagai bagian dari aktivitas dan tiang kehidupan untuk mengukur nilai akuntalibitas, akseptabilitas, serta populeritas masyarakat modern kini. Terlebih untuk menjadi kepala daerah di tingkat provinsi, tentunya penopang untuk
  • 4. menghindarkan diri dari perilaku negatif pemimpin (seperti; perilaku korupsi) adalah kepemillikan harta kekayaan yang sah dan meyakinkan. Kriteria pemimpin Banten sebagaimana yang penulis maksudkan diatas sepertinya sangat idealis, begitu banyak ragam syarat yang harus dipenuhi jika ingin menjadi kepala daerah khususnya di provinsi Banten. Tetapi dengan kemauan untuk melahirkan pemimpin yang teladan sesuai isi maksud tulisan ini, sejatinya kita sudah mewariskan tradisi model pemimpin yang bertipologi penolong sejati (the aunthentic helper) dan humanis (the humanist), bukan pesulap sejati (the based juggler). Efek transformasional model pemimpin Banten seperti ini diharapkan dapat mengubah budaya dan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih rasional. Pemimpin harus mempunyai kelebihan dalam hal menggunakan pikiran, rohani, dan jasmani (Ruslan Abdulghani: 1996). Dengan demikian, untuk memilih calon pemimpin Banten harus diletakkan dalam bingkai kerja budaya yang profesional bukan hasil instan yang diperoleh melalui caracara yang inkonstitusional, sebagai cerminan dari nilai-nilai dan cara pandang yang ‘knowing how’. Sehingga secara kolektif pemimpin dapat memberikan konstribusi maksimal bagi kesejahteraan, keadilan dan keharmonisan berbangsa dan bernegara. Hudges (1992) berpendapat: ”government organization are created by the public, for the public, and need to be accountable to it.” Oleh karenanya, keteladanan pemimpin dalam service delivery, increase efficiency dan improve governance tidak dapat terlaksana tanpa berlandaskan aspek keagamaan, aspek personlitas, aspek intelektualitas, aspek ekonomi dan aspek polaritas. Pemimpin dapat disebut memiliki keteladanan manakala ia memiliki; (a) kelebihan dibanding yang lain, yang oleh karena itu ia bisa memberi (b) memiliki keberanian dalam memutuskan sesuatu, dan (c) memiliki kejelian dalam memandang masalah sehingga ia bisa bertindak arif bijaksana (Mubarak, 2009), konsepsi inilah sebagai peneguh aspekaspek kriteria pemimpin Banten diatas. Secara sosial seorang pemimpin adalah penguasa, karena ia memiliki otoritas dalam memutuskan sesuatu yang mengikat orang banyak yang dipimpinnya. Akan tetapi menurut etika keagamaan, seorang pemimpin pada hakekatnya adalah pelayan dari orang banyak yang dipimpinnya (sayyid al-qaumi khodimuhum). Keteladanan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, tetapi juga menjadi portofolio karir dalam birokrasi. Keteladanan adalah seperangkat nilai dan norma tingkah laku yang tercermin dari kepribadian seseorang dengan menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik - PHIW). Keteladanan adalah hidupnya ruhaniyah di alam modern serta kaya dengan tradisi intelektual. Peran strategis pemimpin adalah menanamkan nilai-nilai
  • 5. dan pengetahuan yang bersifat spiritual serta mengangkat derajat masyarakat dari keterbelakangan dan kebodohan massif sambil terus memperbaiki diri dalam arus globalisasi. Dalam tulisan ini penulis ingin menegaskan kembali secara rinci dan spesifik, bahwa pemimpin ideal untuk provinsi Banten perlu memiliki ciriciri sebagai berikut; (a) memiliki nilai religiusitas yang baik; (b) memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang mumpuni; (c) memiliki daya tarik dan energisitas yang tinggi (wibawa fisik: ganteng, cantik, kuat dan muda); (d) memiliki populeritas/populer sehingga dikenal oleh khalayak banyak; (e) memiliki kekuatan ekonomi yang dapat dipertanggungjawabkkan; (f) memiliki semangat pembaruan bagi kebahagiaan hidupo bersama; serta (g) memiliki keterbukaan atas setiap saran dan kritik yang membangun. Semoga kelak di tahun 2017 provinsi Banten mampu melahirkan pemimpin yang dapat diteladani. Amin *Penulis adalah; Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang
  • 6. dan pengetahuan yang bersifat spiritual serta mengangkat derajat masyarakat dari keterbelakangan dan kebodohan massif sambil terus memperbaiki diri dalam arus globalisasi. Dalam tulisan ini penulis ingin menegaskan kembali secara rinci dan spesifik, bahwa pemimpin ideal untuk provinsi Banten perlu memiliki ciriciri sebagai berikut; (a) memiliki nilai religiusitas yang baik; (b) memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang mumpuni; (c) memiliki daya tarik dan energisitas yang tinggi (wibawa fisik: ganteng, cantik, kuat dan muda); (d) memiliki populeritas/populer sehingga dikenal oleh khalayak banyak; (e) memiliki kekuatan ekonomi yang dapat dipertanggungjawabkkan; (f) memiliki semangat pembaruan bagi kebahagiaan hidupo bersama; serta (g) memiliki keterbukaan atas setiap saran dan kritik yang membangun. Semoga kelak di tahun 2017 provinsi Banten mampu melahirkan pemimpin yang dapat diteladani. Amin *Penulis adalah; Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang