Makalah ini membahas perkembangan IPA dan cabang-cabangnya seperti biologi, fisika, dan kimia. IPA terus berkembang seiring penemuan dan penelitian baru sehingga muncul cabang-cabang ilmu baru. Perkembangan ilmu biologi misalnya dapat dilihat dari karya-karya para ilmuwan Islam pada masa lalu dalam bidang botani dan obat-obatan. Sedangkan perkembangan fisika dan kimia berk
1. MAKALAH
IPA DAN PERKEMBANGANNYA
DOSEN PEMBIMBING
: Muhlisin M.SC
MATA KULIYAH
: Ilmu Alam Dasar
FAKULTAS
: Tarbiyah
DISUSUN OLEH
: Fuad Mustaghfirin
Abdul Jamal
Rif”i Ahmad
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA PERIODE 20014
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, berkat rahmat dan
karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Ipa Dan
Perkembanganyya”. Berbagai sumber telah penulis ambil sebagai bahan dalam
pembuatan makalah ini, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Dan penulis juga menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih
banyak kekurangan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun demi kemajuan dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Jepara, 31 Januari 2014
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.
.
.
.
.
.
.
I
DAFTAR ISI
.
.
.
.
.
.
II
.
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar belakang Masalah
.
.
.
.
.
1
B. Rumusan Masalah .
.
.
.
.
.
1
IPA Dan Perkembangannya .
.
.
.
.
2
Perkembangan Ilmu Biologi .
.
.
.
.
3
Perkembangan Ilmu Fisika
.
.
.
.
.
6
Perkembangan ilmu Kimia
.
.
.
.
.
9
BAB II : PEMBAHASAN
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
.
.
.
.
.
.
.
13
Daftar Pustaka .
.
.
.
.
.
.
14
II
4. BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun
secara sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap
peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini
terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu
yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang
penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang
merupakan kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika,
Biokimia, Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang
tersebut sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari
sudut pandang tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni
sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta
yang meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.
secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu
terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan
berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman
yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang
diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara
sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
B.Rumusan Masalah
1. Perkembangan IPA
2. Perkembangan Ilmu Biologi
3. Perkembangan Ilmu Fisika
4. Perkembangan Ilmu Kimia
5. BAB II
PEMBAHASAN
1.IPA Dan Perkembangannya
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya.
Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan
penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan semakin
membesar dan meluas.
Penggolongan IPA yang mengacu kepada konsepsi cara berpikir, cara
memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam dibedakan menjadi
“IPA klasik” dan “IPA modern”.
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan
pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang
bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah
diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
1. Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai
makhluk sosial,yang selanjutnya dibagi atas Psikologi, Pendidikan, proses
latihan yang terarah dan sistematis menuju suatu tujuan, Antropologi,
Etnologi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2. Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan
semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
a. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan
yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik
kelistrikan, teknik nuklir.
b. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi
dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia
6. organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini
dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak.
c. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya antara lain
: Botani, Zoologi, Morfologi, Anatomi, Fisiologi ,Sitologi ,Histologi,
Palaentologi
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa
dengan benda angkasa lainnya.
a) Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi
dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini
petrologi (batu-batuan),
vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral)
b) Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang
meliputi bintang, planet, satelit dan lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan
dalam navigasi, kalendar dan waktu.
2. Perkembangan Ilmu Biologi
Ilmu pengetahuan (sains) adalah teori-teori yang dikumpulkan manusia
melalui suatu proses pengkajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam
pengumpulan data dan berbagai observasi dan pengukuran pada gejala alamiyah
itu dianalisis, kemudian diambil kesimpulan. Aya-ayat Alquran tidak satu pun
yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya banyak ayat-ayat Alquran
langsung dan menekankan kepentingan ilmu pengetahuan. Bahkan salah satu
pembuktian tentang kebenaran Alquran adalah ilmu pengetahuan dan berbagai
disiplin yang diisyaratkan. Memang terbukti, bahwa sekian banyak ayat-ayat
Alquran yang berbicara tentang hakikat-hakikat ilmiyah yang tidak dikenal pada
masa turunnya, namun terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan
ilmu, seperti: (a) Teori tentang expanding universe (kosmos mengembang),(QS:
Al dzariyat : 47), (b) Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan
adalah pantulan cahaya matahari (QS: yunus : 5), Bumi bergerak mengelilingi
matahari ...(QS: Al Naml : 88), (c) Zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam
mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses
7. fotosintesis sehingga menghasilkan energi (QS: Yasin : 80). Bahkan, istilah AlQuran al-syajar al-akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dan istilah
klorofil (hijau daun), karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun, tetapi
di semua bagian pohon, dan (d) Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil
sperma pria dan setelah fertilisasi (pembuahan) berdempet di dinding rahim
(QS:Al Thoriq: 6 dan 7) dan ( Al „Alaq: 2).
Salah seorang tokoh pembaharuan dalam Islam, Muhammad Abduh
mengatakan, Islam adalah agama yang rasional, agama yang Sejalan dengan akal,
bahkan agama didasarkan atas akal. Pemikiran rasional merupakan dasar pertama
dari dasar-dasar Islam yang lain. Pemikiran rasional menurutnya adalah jalan
untuk memperoleh iman sejati. Iman, tidaklah sempurna, kalau tidak didasarkan
atas akal.
Alquran antara lain menganjurkan untuk mengamati alam raya, melakukan
eksperimen dan menggunakan akal untuk memahami fenomenanya, yang dalam
hal ini ditemukan persamaannya dengan para ilmuan, namun di lain segi terdapat
pula perbedaan yang sangat berarti antara pandangan atau penerapan keduanya.
Dibalik alam raya ini ada Tuhan yang wujud-Nya dirasakan di dalam diri
manusia, dan bahwa tanda-tanda wujud-Nya itu akan diperlihatkan-Nya melalui
pengamatan dan penelitian manusia, sebagai bukti kebenaran Alquran. Hal ini
dapat dibuktikan dengan memperhatikan bagaimana Alquran selalu rnengaitkan
perintah-perintah-Nya yang berhubungan dengan alam raya dengan perintah
pengenalan dan pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan-Nya. Bahkan, ilmu
dalam pengertian yang umum sekalipun oleh wahyu pertama Alquran (iqra'), telah
dikaitkan dengan bismi rabbika. Ini memberi isyarat bahwa “ilmu tidak dijadikan
untuk kepentingan pribadi, regional, atau nasional, dengan mengorbankan
kepentingan-kepentingan lainnya‟.
Ilmu pada saat dikaitkan dengan bismi rabbika kata Prof. Dr. „Abdul Halim
Mahmud, syaikh Jami‟ Al-Azhar- menjadi “demi karena Tuhan Pemeliharamu,
8. sehingga harus dapat memberikan manfaat kepada pemiliknya, warga masyarakat
dan bangsanya. Juga kepada manusia secara umum. Ia harus membawa bahagia
dan cahaya keseluruh penjuru dan sepanjang masa.”
Di Italia pernah diadakan suatu Musyawarah ilmiyah tentang cultural
relations for the future, yang kesimpulannya antara lain; Untuk menetralkan
pengaruh tenologi yang menghilangkan kepribadian, kita harus menggali nilainilai keagamaan dan spiritual.
Muhammad Iqbal, pernah mengungkapkan senada dengan pernyataan di atas,
ketika ia menyadari dampak negatif perkembangan ilmu dan teknologi. Katanya;
kemanusiaan saat ini membutuhkan tiga hal, yaitu penafsiran spritual atas alam
raya, emansipasi spritual atas individu, dan satu himpunan asas yang dianut secara
universal yang akan menjelaskan evolusi masyarakat manusia atas dasar spiritual.
Sungguhpun ungkapan ini lebih dahulu dan pertemuan di Italia tersebut, namun
tujuannya sama yakni pentingnya nilai-nilai agama untuk pengendalian diri dan
pengaruh negatif yang timbul dan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Allah dalam ayat-ayat-Nya, disamping menggambarkan bahwa alam raya dan
seluruh isinya adalah intelligible, sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal dan daya
fikir manusia, juga rnenjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada dialam raya ini
telah dimudahkan untuk dimanfaatkan manusia. Dengan demikian, ayat ini dan
ayat lain yang senada dengan ini, memberi tekanan yang sama pada sasaran
ganda: tafakkur yang menghasilkan sains, dan tasykhir menghasilkan teknologi
guna kemudahan dan kemanfantan manusia. Ini memberi isyarat, bahwa Alquran
membenarkan bahkan mewajibkan usaha-usaha pengembangan ilmu dan
teknologi, selama ia membawa manfaat untuk menusia serta memberi kemudahan
bagi mereka. "Tuhan menginginkan kemudahan untuk kamu dam tidak
menginginkan kesukaran". Dan Tuhan “tidak ingin menjadikan sedikit kesulitan
pun untuk kamu." Ini berarti bahwa segala produk perkembangan ilmu dan
teknologi dibenarkan oleh Alquran, selama untuk kemudahan dan kesejahteraan
manusia itu sendiri.
9. Dalam bidang ilmu tumbuh-tumbuhan, Ibnu al-Baitar (wafat 1248), ia
meninggalkan sebuah risalah tentang obat-obatan. Ibnu al- Awwan dan Sevilla,
telah menulis buku yang menguraikan 585 jenis tanam-tanaman, dan cara
pembiakan, pengolahan, serta menguraiikan gejala-gejala penyakit dan tanaman
yang lengkap dengan cara pemberantasannya.
3. Perkembangan Ilmu Fisika
Kaum muslimin meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah.
dan Al-Qur'an merupakan Kalamullah .Pengetahuan tentang zat, energi, ruang
waktu dan interaksi benda-benda di alam ini sering disebut dengan ilmu Fisika,
Untuk ilusterasi ada 3 contoh disini :
1. Teori bahwa bumilah pusat tata surya (geosentris), bahkan alam semesta ,
karena di Al Qur'an tidak pernah menyebutkan ada ayat menyatakan bumi
beredar, tetapi matahari, bulan, dan bintanglah yg beredar (QS Al ra‟du :
2) dan (QS Ibrahim : 33). Teori ini bahkan didukung seorang syeikh
terkemuka dari Arab Saudi, yg memfatwakan bahwa percaya kepada teori
heliosentris bisa menjerumuskan pada kemusrikan.
2. Teori bahwa besi magnet dapat digunakan sebagai pembangkit energi yg tak
ada habisnya, dengan dalil (QS Al Hadid : 25) yang menyatakan bahwa
Allah menciptakan besi yg di dalamnya terdapat kekuatan yang hebat,
yang ia tafsirkan sebagai energi.
3. Teori 7 lapis atmosfir, karena dikatakan hujan turun dari langit (QS
Fathir:27) sedangkan Allah menciptakan tujuh langit (QS Fushshilat :12)
sehingga hujan itu terjadi pada lapis langit pertama.
Dengan melihat teori dan klaim tersebut, sepertinya mereka mengulang apa yg
pernah dilakukan kaum mutakalimin (Pencipta filsafat) di masa lalu, yg mencaricari suatu kesimpulan hanya berdasarkan asumsi, sekalipun asumsi itu berasal dari
suatu ayat Qur'an yg ditafsirkan secara subyektif.Tentu saja, cara berpikir
10. mutakalimin seperti ini tidak pernah menghasilkan terobosan ilmiah yang hakiki,
apalagi dapat dipakai untuk keperluan praktis.
Para fisikawan muslim pada masa keemasan Islam adalah orang-orang yang
dididik
dari awal dengan aqidah Islam,rata2 mereka hapal Qur'an sebelum
baligh.Mereka sagat memahami bahwa alam memiliki hukum-hukumnya yang
obyektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka yag sabar melakukan
pengamatan dan penelitian dengan sangat cermat.
Ibnu Al-Haytsam (al-Hazen) adalah pioner modern ketika menerbitkan
bukunya pada tahun 1021 M.Dia menemukan bahwa proses melihat adalah
jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini orang
sejak zaman Aristoteles.Dalam kitabnya Al-Haytsam menunjukkan berbagai cara
untuk membuat teropong dan juga kamera sederhana (Camera obscura).
Perlu diketahui bahwa al-haytsam melakukan eksperimen optiknya pada saat
ia mengalami tahanan rumah, setelah gagal memenuhi tugas Amir Mesir untuk
mewujudkan proyek bendungan sungai Nil.Dia baru dilepas setelah penemuan
optiknya dinilai impas untuk investasi yg telah dikeluarkan sang Amir.
Ibn al-Haytsam juga memulai suatu tradisi metode ilmiah untuk menguji
sebuah hipotesis, 600 tahun mendahului Rene Descartes yg dianggap bapak
metode ilmiah eropa di zaman rennaisance.Metode ilmiah Ibn al-haytsam dimulai
dari
pengamatan
hipotesis,dgn
empiris,
perumusan
eksperimen,analisis
hasil
masalah,
formulasi
eksperimen,interprestasi
hipotesisi,uji
data
dan
formulasi kesimpulan, dan diakhiri dengan publikasi.
Publikasi kemudian dinilai dengan peer-review yg memungkinkan setiap
orang melacak dan bila perlu mengulang siapa yg dikerjakan seorang
peneliti.Proses peer review telah mjd tradisi dalam dunia medis sejak Ishaq bin
Ali al Rahwi (854-931 M) Ibnu Sina atau Avecenna (980-1037 M) setuju bahwa
kecepatan cahaya pasti terbatas.Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) juga
menemukan bahwa cahaya jauh lebih cepat dari suara. Qutubuddin al-Syirazi
11. (1236-1320) dan Kamaluddin al-Farisi (1260-1320) memberi penjelasan pertama
yang benar pada fenomena pelangi.
”Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.” Begitulah Charles C Jilispe, editor
Dictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis Muslim, al-Khazini. Para
sejarawan sains menempatkan saintis kelahiran Bizantium alias Yunani itu dalam
posisi yang sangat terhormat. Betapa tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad
ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M – itu telah memberi kontribusi yang sangat
besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. alKhazini merupakan saintis Muslim serba bisa yang menguasai astronomi, fisika,
biologi, kimia, matematika serta filsafat.
Sederet pemikiran yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. alKhazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting dalam
sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial
gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi.
“Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong
penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar
sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ”alKhazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII.
Sejatinya, al-Khazini bernama lengkap Abdurrahman al-Khazini. Menurut
Irving M Klotz, dalam tulisannya bertajuk “Multicultural Perspectives in Science
Education: One Prescription for Failure”, sang ilmuwan hidup di abad ke-12 M.
”Dia berasal dari Bizantium atau Yunani,” tutur Klotz. al-Khazini menjadi budak
Dinasti Seljuk Turki, setelah kerajaan Islam itu menaklukkan wilayah kekuasaan
Kaisar Konstantinopel, Romanus IV Diogenes.
Al-Khazini kemudian dibawa ke Merv, sebuah metropolitan terkemuka pada
Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan kini Turkmenistan. Sebagai seorang
budak, nasib al-Khazini sungguh beruntung. Oleh tuannya yang bernama alKhazin, ia diberi pendidikan sang sangat baik. Ia diajarkan matematika dan
filsafat.
12. Tak cuma itu, al-Khazini juga dikirimkan untuk belajar pada seorang ilmuwan
dan penyair agung dari Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, dia
mempelajari sastra, metematika, astronomi dan filsafat. Menurut Boris Rosenfeld
(1994) dalam bukunya “Abu’l-Fath Abd al-Rahman al-Khazini, saat itu Omar
Khayyam juga menetap di kota Merv.Berbekal otak yang encer, al-Khazini pun
kemudian menjelma menjadi seorang ilmuwan berpengaruh. Ia menjadi seorang
matematikus terpandang yang langsung berada di bawah perlindungan, Sultan
Ahmed Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk. Sayangnya, kisah dan perjalanan hidup
al-Khazini tak banyak terekam dalam buku-buku sejarah.
Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat
dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, AlQuhi, Ibnu Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu,
pemikiran al-Khazini juga sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia
Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini
adalah Gregory Choniades – astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13
M.
Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika
adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya
pada 1121 M itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, alKhazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang
keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu
keseimbangan dan hidrostatika.
Al-Khazini wafat pada abad ke-12 M. Meski begitu, pemikiran-pemikiran
yang telah diwariskannya bagi peradaban dunia hingga kini masih tetap abadi dan
dikenang.
4. Perkembangan Ilmu Kimia
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para
kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan
sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan
para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim
13. bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para kimiawan
Muslim adalah pendiri ilmu kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad
ke-18 M. Tanpa tedeng aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization
IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman
kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia
mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak
terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium-senyawa penting dalam kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para
kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di
abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan
distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya
mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti
industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman,
perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi
para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu
Sina, dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi
sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815
M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja
keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian
eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat
kuantitatif. Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat
sebagai penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi,
kalnasi, dan sublimasi. Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir
Ibnu Hayyan (721-815 H.) adalah orang yang pertama yang menggunakan metode
ilmiah dalam kegiatan penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh
ilmuan Barat diambil dan dikembangkan menjadi apa yang dikenal sekarang
sebagai ilmu kimia. Jabir, di Barat dikenal Geber, adalah orang yang pertama
mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-
14. mineral dan mengekstraksi dan mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta
mengklasifikasikannya.
Muhammad Ibnu Zakaria, al-Rozi (865-925), telah melakukan kegiatan yang
lazim dilakukan oleh ahli kimia dengan menggunakan alat-alat khusus, seperti
distilasi, kristalisasi, dan sebagainya. Buku al-Razi (Razes), diakui sebagai buku
pegangan laboratorium kimia pertama di dunia.
Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan 'Geber' itu pun tercatat
berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Selain itu,
dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan,
kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian.Berkat
jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia
terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat,
dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses
melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam
merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.
Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa
melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi (lahir 866 M). Dalam
karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat alam
yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat
keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan
hasil kreasinya.Al-Razi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan
laboratorium kimia bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan
laboratorium pada saat itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang
dilakukannya. "Al-Razi merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan
laboratorium modern," ungkap Anawati dan Hill.
Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih
tetap dipakai hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu
15. kimia sungguh luar biasa penting," cetus Erick John Holmyard (1990) dalam
bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.
Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti
(950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis
buku kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus
dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan pertama
yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa --yang delapan abad
berikutnya dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M)
dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obatobatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain
itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para
kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu
kimia.
Dulu dunia islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu
kedokteran, kimia, biologi, sosial, ilmu perbintangan/astronomi, aljabar, science,
filsafat dll semua ada di perpustakaan baghdad irak.
dimana selama masa perang salib, banyak buku2 islam yang diambil, dan
dibawa oleh pasukan salib dan sebagian lain dibakar oleh pasukan salib. karena
pada saat terjadi serangan pasukan salibis, buku2 di perpustakaan baghdad
dibakar dan dibuang ke sungai tigris. Jadi hampir semua teknologi dan science
yang ada di tangan orang2 barat berasal dari kebudayaan Islam.
16. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menutup uraian diatas penulis perlu mengemukakan beberapa
kesimpulan :
1. Ajaran Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Ayat-ayat Alquran
banyak sekali memberi motivasi untuk intzhar/ meneliti, baik secara
tersurat atau tersirat.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu alam secara
khusus, sejalan dengan ajaran Islam yang meiginginkan kemudahan dan
kesejahteraan bagi umat manusia.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu alam yang bertujuan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok, tanpa menghiraukan kepentingan
orang lain, bertentangan dengan tujuan ajaran Islam.
17. DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, A, Islam Dan Ilmu Pengetahuan Modern, penerbit Pustaka, Jakarta, cet.
I, 1983.
Arsyad M. Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I,
1989.
Hilmi, Ahmad Kamal al-Din, al-Salajiqah fi al-Tarikh Wa al-Hadharat, Dar alBuhus al-Ilmiyah, Kuwait, 1975.
Hitti, Philip K., The Arabs A Short History, diterjemahkan oleh Ushuluddin
Hutagalung, Dunia Arab, Sumur Bandung, Bandung, cet. III, t. th.
Mattulada, A, Ilmu-Ilmu Kemasyaiaan (Humaniora) Tantangan, Harapanharapan Dalam Pembangunan, UNHAS, 1991.
Madjid, Nurcholish, Reaktualisasi Nilai-Nilai Kultural Dalam Proses
Transformasi Masyarakat, Simposium nasional ICHI, Malang, 6-8
Desember 1990.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung, cet. II, 1992.
Dr.Ing.Fahmi Amhar . Fisikawan Islam Mendahului Zaman. 2009