SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
CREATED BY:
AYU RAHMA ULUFA NURI (K4314011)
NIA TRI UTAMI (K43140)
Pengantar
 Respiration – sequence of events that result in the exchange of oxygen and carbon
dioxide between the external environment and the mitochondria
 External respiration – gas exchange at the respiratory surface
 Internal respiration – gas exchange at the tissues
 Mitochondrial respiration – production of ATP via oxidation of carbohydrates, amino acids,
or fatty acids. Oxygen is consumed and carbon dioxide is produced
 Perpindahan oksigen dan karbondioksida melintasi permukaan tubuh maupun
organ respiratori melalui proses difusi. Oleh karena itu, organ pernapasan harus
memiliki sifat :
1. membran bersifat permeabel
2. Permukaan membran harus selalu basah
3. Memiliki vaskularitas yang tinggi
4. Permukaan relatif luas
Kelarutan Gas dalam Air
Jumlah gas yang larut dalam air tergantung pada :
1. Sifat-sifat gas
2. Tekanan parsial gas di atas air
3. Suhu
4. Jumlah zat padat terlarut dalam air
Hukum Henry :
Kelarutan gas dalam air tawar lebih besar daripada kelarutan gas dalam air laut.
Tabel Pengaruh Suhu pada Kelarutan Oksigen dalam
Air Tawar dan Air Laut Pada Keadaan Keseimbangan
dengan Udara Atmosfer
(Schmidt, Knut, Nielsen. 1990. Animal Psysiology, Adaptation and Environment. Fourth
Edition. Cambridge: Cambridge University Press. Table 1.4, p. 11)
Kecepatan Difusi Gas
 Kecepatan difusi gas berbanding terbalik dengan akar berat molekulnya. Berat molekul CO2
(=44) lebih besar dari berat molekul O2 (=32), sehingga CO2 berdifusi lebih lambat daripada
O2.
 Kecepatan difusi gas dipengaruhi oleh:
A. Tekanan parsial gas
B. Permeabilitas membran/epitel pernapasan
C. Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang
D. Reaksi kimia dalam darah
A. Tekanan Parsial Gas
 Gas bergerak dari daerah gas bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
 Tekanan O2 : atmosfer (159,1 mmHg), alveolus (101 mmHg), arteri (100 mmHg), vena (40
mmHg).
 Tekanan CO2 : atmosfer (0,3 mmHg), alveolus (39 mmHg), arteri (40 mmHg), vena (46
mmHg).
 Maka, aliran O2 : atmosfer --> alveolus --> arteri --> sel-sel tubuh.
 Aliran CO2 : vena --> alveolus --> atmosfer.
B. Permeabilitas Membran/Epitel Pernapasan
 O2 dan CO2 harus mampu menembus membran.
 Semua membran pernapasan permeabel terhadap semua gas.
 Kapasitas difusi : volume gas yang menembus membran
C. Luas Permukaan Membran Epitel Pernapasan
 Semakin luas permukaan membran, maka kapasitas difusi akan semakin meningkat.
D. Kecepatan Sirkulasi Darah di Paru-Paru
 Kecepatan difusi gas berbanding terbalik dengan kecepatan aliran darah. Semakin cepat aliran darah,
semakin sedikit gas yang berdifusi.
 Difusi gas akan makin meningkat bila arah aliran medium disekitar alat respirasi berlawanan dengan arah
aliran darah dalam kapiler respirasi.
E. Reaksi Kimia dalam Darah
 Yang dimaksud : ikatan hemoglobin dengan O2 dan CO2
 Semakin tinggi pengikatan O2 oleh Hb, makin tinggi pula kecepatan difusi O2 ke kapiler alveoli.
 Semakin banyak CO2 yang dilepas Hb, semakin banyak pula CO2 yang berdifusi dari darah kapiler ke
udara alveoli.
ALAT PERNAPASAN DALAM AIR
A. Difusi
B. Insang
1. Pernafasan Difusi dan Integumen
Difusi? Diffusion is the movement of molecules from a high concentration to a
low concentration.
ALAT PERNAFASAN DALAM AIR
 Hewan kecil : Protozoa, Cacing Pipih, dan Ubur-ubur. (belum memiliki organ respiratori khusus dan
sistem sirkulasi darah).
 Dalam rangka memperluas permukaan difusi, hewan-hewan sederhana ini memiliki tubuh yang pipih
atau panjang seperti benang, membentuk pseudopodia, sampai memiliki permukaan tubuh yang
luas dan kompleks (misalnya pada bintang kerang dan spons).
 Dijumpai juga pada katak, belut, cacing tanah, dan beberapa serangga air. (memiliki alat respiratori
khusus, kulit tipis, banyak mengandung pembuluh darah sehingga O2 memungkinkan berdifusi
melalui kulit ke dalam pembuluh darahnya). Fungsi lain : menjaga agar permukaan tubuh tetap
lembab.
2. Pernafasan dengan Insang
 Hewan-hewan yang lebih besar dan lebih kompleks harus memiliki alat respiratori khusus untuk
mengambil oksigen, dan sistem peredaran darah untuk mengangkut oksigen sampai sel-sel
jaringan. Tanpa alat respiratori khusus dan alat peredaran darah, maka kebutuhan oksigen sel tidak
dapat dipenuhi dengan cepat.
 Alat respiratori khusus --> evaginasi (penonjolan ke luar) atau invaginasi (pelekukan ke dalam) dari
permukaan khusus.
 Alat respiratori khusus dalam air --> INSANG
 Insang : evaginasi dari permukaan tubuh. Insang berfilamen tipis, kaya akan pembuluh darah. Aliran
darah berlawanan arah dengan aliran air yang melintasi insang (countercurrent flow).
Insang:
 1. Insang Eksternal
Advantages: high surface area
Disadvantages: easily damaged, not suitable in air
 2. Insang Internal
Advantages: High surface area
Disadvantages: not usually suitable in air
Mekanisme Ventilasi pada Insang:
 Jika insang mengambil O2 di air yang diam --> O2 dalam air lama-lama akan habis --> jadi, harus ada aliran air
di sekitar insang untuk menjaga agar konsentrasi O2 tetap terjaga.
 Ada 2 cara untuk meningkatkan aliran air disekitar insang:
1. Menggerakkan insang di dalam air
Misal : hewan-hewan kecil; Larva insekta aquatik.
2. Menggerakkan air ke arah insang
Misal : hewan-hewan besar; ikan dan udang-udangan.
 Umumnya, insang memiliki 2 pompa;
a. Pompa Mulut : ditunjang oleh otot-otot dasar mulut.
b. Pompa Insang : ditunjang oleh gerakan tutup insang.
 Siklus Pemompaan:
Mulut terbuka --> tekanan negatif rongga mulut dan rongga insang --> mulut ditutup --> tekanan dalam
rongga mulut meningkat (positif) --> air masuk ke rongga insang --> mendorong operkulum --> air keluar
dari rongga insang --> tekanan rongga mulut dan rongga insang lebih kecil daripada tekanan air diluar
tubuh --> tutup insang menutup kembali.
 Mekanisme pernapasan beberapa jenis ikan masih dibantu gerakan tubuhnya.
Ikan bergerak cepat pada saat berenang berusaha untuk terus membuka mulut
dan tutup insang dengan maksud supaya insang dapat dilewati air sebanyak
mungkin.
 Beberapa jenis ikan dijumpai organ pembantu pernapasan, yaitu:
a. Gelembung renang (gelembung udara) pada teleostei
b. Organ labirin (arbosen) pada ikan lele dan ikan gurami.
 Gas gland excretes lactic
acid
 Acidity causes hemoglobin of
the blood to lose its oxygen
 Oxygen diffuses into the
bladder while flowing through a
complex structure known as the
rete mirabile
“
”
SERANGGA
PROTOZOA
Respirasi dengan cara aerob atau anaerob.
Pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan
o2 yang masuk dalam tubuh dengan cara
difusi dan osmosis melalui seluruh
permukaan tubuh, sedang pada anaerob
terjadi pembongkaran zat yang kompleks
menjadi zat yang sederhana dengan
menggunakan enzim-enzim tanpa
memerlukan oksigen. Hasil kedua peristiwa
itu akan sama yakni dihasilkan energi dan
zat sisa-sisa yang akan ditampung dalam
vakuola kontraktil sebagai zat ekskresi.
PORIFERA
Sebetulnya spons tidak mempunyai alat atau
organ pernafasan khusus, kendati demikian
mereka dalam hal respirasi bersifat aerobik.
Dalam hal ini yang bertugas
menangkap/mendifusikan oksigen yang
terlarut di dalam air medianya bila di jajaran
luar adalah sel-sel epidermis (sel-sel
pinakosit), sedangkan pada jajaran dalam
yang bertugas adalah sel-sel leher (khoanosit)
selanjutnya oksigen yang telah berdifusi ke
dalam kedua jenis sel tersebut diedarkan ke
seluruh tubuh oleh amoebosit.
 Berhubung hewan spons bersifat sesil artinya tidak mengadakan perpindahan tempat sedangkan
hidupnya sepenuhnya tergantung akan kaya tidaknnya kandungan material (oksigen, partikel makanan)
dari air yang merupakan medianya, maka ketika Porifera masih dalam fase larva yang sanggup
mengadakan pergerakan yaitu berenang-renang mengenbara kian kemari dengan bulu-bulu getarnya, ia
akan memilih tempat yang strategis dalam arti yang kaya akan kandungan material yang dibutuhkan
untuk kepentingan hidup.
 Bila air yang merupakan media hidupnya itu mengalami penyusutan kandungan oksigennya, maka hal
ini akan mempengaruhi kehidupan Porifera yang bersangkutan, artinya tubuhnya juga akan mengalami
penyusutan sehingga menjadi kecil dan bila kekurangan sampai melampaui batas toleransinya maka
Poriferanya akan mati.
COELENTERATA
A. Hydra
Hewan Hydra “pertukaran gas pada hydra terjadi
secara langsung pada permukaan tubuhnya. Hal
ini karena Hydra tidak mempunyai organ khusus
untuk pernafasan, pembuangan hasil ekskresi,
dan juga tidak mempunyai darah serta sistem
peredaran darah. Semua organ-organ itu bagi
Hydra tidak diperlukan, sebab tubuhnya tersusun
atas deretan sel-sel yang sebagian besar masih
bebas bersentuhan langsung dengan air yang ada
di sekitarnya. Di samping itu dinding tubuh
Hydra merupakan dinding yang tipis, oleh sebab
itu pertukaran gas oksigen dan karbondioksida
maupun zat-zat sampah dari bahan nitrogen
tidak menjadi persoalan bagi tubuh Hydra.
Pertukaran zat tersebut berlangsung secara
langsung dengan dunia luar secara difusi dan
osmosis melalui membran dari masing-masing
sel. Dengan perkataan lain proses pernafasan
maupun pembuangan sisa metabolisme
dilakukan secara mandiri oleh masing-masing sel
yang bersangkutan.
B. Scypozoa
Seperti halnya Hydra, Ubur-ubur ini tidak mempunyai alat respirasi maupun ekskresi
yang khusus. Kedua proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan
tubuhnya. Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskular sangat
membantu dalam memperlancar proses respirasi maupun ekskresi.
Gas-gas O2 yang terlarut di dalam air akan masuk secara difusi masuk kedalam lapisan
epidermis maupun gastrodermis tubuh ubur-ubur. Sebaliknya gas-gas O2 yang dihasilkan dari
proses respirasi akan dikeluarkan dari tubuhnya secara difusi. Demikian halnya dengan zat-
zat sampah, terutama yang berupa zat-zat nitrogen sebagai sisa-sisa metabolisme, akan
dibuang secara langsung oleh sel-sel epidermis maupun gastrodermis ke lingkungan luar
tubuh.
C. Anthozoa
Seperti halnya Coelenterata yang lain, tidak mempunyai alat khusus untuk pernafasan maupun
pembuangan hasil ekskresi. Dalam hal ini pernafasan baik pemasukan oksigen yang terlarut di
dalam air laut, maupun pengeluaran gas karbondioksida berlangsung secara difusi-osmosis
secara langsung melalui semua permukaan tubuhnya. Yang dimaksud dengan permukaan
tubuh ialah baik permukaan epidermis maupun permukaan gastrodermis yang menghadap
kearah liang atau rongga gastrovaskuler. Dalam hal ini, aliran air yang timbul di dalam saluran
gastrovaskuler disebabkan oleh gerak sapu dari rambut-rambut getar yang berjajar-jajar di
bagian dinding stomodeum maupun dinding gastrovaskular (coelenteron). Gerak rambut getar
yang ada pada dinding gastrovaskular menimbulkan aliran air ke luar. Kedua mekanisme ini
sangat membantu dalam hal pertukaran gas maupun sisa-sisa metabolisme lainnya.
PLATYHELMINTHE
S
Cacing pipih belum memiliki alat
pernafasan khusus. Pengambilan oksigen
bagi anggota yang hidup bebas dilakukan
secara difusi melalui permukaan tubuh.
Sementara anggota yang hidup sebagai
endoparasit bernafas secara anaerob,
artinya respirasi berlangsung tanpa
oksigen. Hal ini terjadi karena cacing
endoparasit hidup pada lingkungan yang
kekurangan oksigen.
NEMATHELMINTH
ES
Cacing Ascaris tidak mempunyai alat
respirasi. Respirasi dilakukan secara
anaerob. Energi diperoleh dengan cara
mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam
lemak yang diekskresikan melalui kutikula.
Namun sebenarnya Ascaris dapat
mengkonsumsi oksigen kalau di
lingkungannya tersedia. Jika oksigen
tersedia, gas itu diambil oleh hemoglobin
yang ada di dalam dinding tubuh dan
cairan pseudosoel.
ANNELIDA
Cacing tanah bernapas dengan
kulitnya, sebab kulitnya bersifat
lembab, tipis, banyak mengandung
kapiler-kapiler darah.
MOLLUSCA
Sebagian besar mollusca organ respirasinya
adalah insang. Insang diadaptasikan untuk
pertukaran gas oksigen dan kabondioksida
dalam air melalui permukaan insang yang
luas dan berbentuk membran yang tipis. Pada
mollusca, insang disebut juga ktinidium
(yunani : kteis; sebuah sisir). Ktenidia terdiri
atas sebuah filamen (= lamela) yang ditutupi
silia. Gerakan silia menyebabkan air melintasi
permukaan filamen, oksigen berdifusi
melintasi membran menuju ke darah, dan
karbondioksida berdifusi keluar. Pada
beberapa mollusca seperti remis dan bivalvia
lain, silia pada insang juga berperan
menyaring partikel makanan, kemudian
mengirimnya ke mulut dalam bentuk benang
lendir.
Setelah insang aliran air biasanya menuju anus dan saluran keluar ginjal sambil membawa bahan
yang akan dibuang. Pada beberapa mollusca, air masuk melalui incurent siphon dan keluar melalui
excurent siphon. Sebelum mencapai insang aliran air yang masuk dideteksi oleh organ sensorik
(osphradium) yang dapat berfungsi mendeteksi endapan lumpur, makanan atau predator.
Beberapa Mollusca yang tidak memiliki insang, maka pertukaran gas respirasi terjadi secara langsung
melalui permukaan mantel. Keong memiliki kemampuan adaptasi intuk kehidupan darat yaitu dengan
hilangnya insang, maka mantel yang dimilikinya dimodifikasi menjadi sebuah paru-paru untuk pernapasan
udara. Beberapa keong (pulmoat) kembali ke habitat air, namun tetap mempertahankan paru-parunya.
Untuk itu mereka terlihat sering merambat naik ke permukaan air untuk mengambil udara.
ECHINODERMATA
Organ respirasi pada asterias adalah insang,
atau papula dan kaki tabung. Papula
merupakan organ respirasi utama. Mereka
adalah sederhana, kontraktil, transparan, hasil
pertumbuhan dari dinding tubuh pada
permukaan aboral mempunyai ephithelium
bersilia pada permukaan sebelah luar dan
sebelah dalamnya. Itu merupakan derivat
atau perubahan lanjut dari coelom dan sisa
lumennya berhubungan langsung dengan
coelom. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi di
antara air laut dan cairan tubuh dari insang-
insangnya. Silia pada epithelium mempunyai
peranan vital dalam menggerakkan cairan
coelom dan dalam menciptakan air untuk
pernapasan keluar masuk di dalam air laut. Di
samping dindingnya tipis, kaya akan
percabangan dan bagia-bagian tubuh lembab,
juga bertindak sebagai organ-organ respirasi.
“
”
PISCES
AMPHIBI
Respirasi amfibia
Seekor amfibia seperti katak memventilasi paru-parunya dengan pernapasan
tekanan positif, menggembungkan paru-paru dengan aliran udara yang dipaksakan.
Selama tahap inhalasi pertama, otot-otot menurunkan dasar rongga mulut amfibia,
menarik udara masuk melalui lubang-lubang hidung. Kemudian, denganlubang-
lubang hidung dan mulut yang tertutup, dasar rongga mulut terangkat, memaksa
udara menuruni trakea. Selama ekshalasi, udara didorong keluar kembali oleh
lentingan paru-paru yang elastic dan kompresi dinding tubuh yang berotot.
 Katak mempunyai daur hidup di dua alam yang berbeda, yaitu di darat dan di air.
Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Waktu katak masih berbentuk larva,
berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Berudu memiliki 3 pasang
insang luar yang terdapat di belakang kepala. Insang luar terdiri atas lembaran
halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka
air di sekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut dari air di sekeliling
insang ini berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah.
 Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan terbentuk insang
dalam. Insang dalam mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Kemudian
berudu perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa bernapas
menggunakan paru-paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari udara berdifusi
melalui kulit yang basah kiemudian masuk ke pembuluh kapiler darah. Oleh
karena itu katak sering berada di tempat berair supaya kulitnya tetap lembab.
Selain itu selaput kulit pada rongga mulutnya juga di gunakan untuk memasukkan
oksigen ke dalam darah secara difusi.
REPTILIA
 Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas
tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan
beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon.
Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-
pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
AVES
Burung
Alat pernapasan pada burung adalah paru-paru. Ukuran paru-paru relatif kecil
dibandingkan ukuran tubuh burung. Paru-paru burung terbentuk oleh bronkus primer,
bronkus sekunder, dan pembuluh bronkiolus. Bronkus primer berhubungan dengan
mesobronkus. Mesobronkus merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus
bercabang menjadi dua set bronkus sekunder arterior dan posterior yang
disebut ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parobronkus. Paru-paru
burung memiliki ±1000 buah parabronkus yang bergaris tengah ±0,5 mm. Paru-paru
burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara yang mengisi daerah
selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus dan daerah
leher. Berturut-turut dari luar ke dalam.
MAMALIA
 Tidak seperti amfibia, mamalia memanfaatkan pernafasan tekanan negatif,
menarik dan bukan mendorong udara kedalam paru-parunya. Dengan
menggunakan kontraksi untuk mengembangkan rongga dada secara aktif,
mamalia menurunkan tekanan udara dalam paru-parunya sehingga lebih rendah
daripada tekanan udara di luar tubuh. Karena gas mengalir dari wilayah yang
bertekanan tinggi ke wilayah yang bertekanan rendah, udara mengalir melalui
lubang hidung dan mulut, menuruni saluran-saluran pernafasan menuju alveoli.
Selama ekshalasi, otot-otot yang mengontrol rongga dada akan berelaksasi, dan
volum rongga tersebut akan berkurang. Tekanan udara yang meningkat di dalam
alveoli mendorong udara ke atas menuju saluran-saluran udara dan keluar dari
tubuh. Dengan demikian, inhalasi selalu aktif dan membutuhkan kerja, sementara
ekshalasi biasanya pasif.
Sistem Respirasi Hewan

More Related Content

What's hot

Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanArika Sari
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebratafeni gita safitri
 
Bab 7 sistem pernapasan
Bab 7 sistem pernapasanBab 7 sistem pernapasan
Bab 7 sistem pernapasanRizki Amaliyah
 
Bab 7 sistem respirasi
Bab 7 sistem respirasiBab 7 sistem respirasi
Bab 7 sistem respirasiAhmad Ali
 
Pernapasan pada Manusia dan Hewan
Pernapasan pada Manusia dan HewanPernapasan pada Manusia dan Hewan
Pernapasan pada Manusia dan Hewanrena alexandrea
 
Power point sistem penapasan
Power point sistem penapasanPower point sistem penapasan
Power point sistem penapasanRose Rose
 
Sist pernapasan
Sist pernapasanSist pernapasan
Sist pernapasanEn Jamilah
 
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasanMoh. Wildan
 
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)stikesby kebidanan
 
Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2Khayris Rahmanto
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem RespirasiEga CF
 
Sistem pernafasan pada molusca
Sistem pernafasan pada moluscaSistem pernafasan pada molusca
Sistem pernafasan pada moluscaNadia_AZ
 
Sistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusiaSistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusianufi akma
 

What's hot (20)

Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Biologi sistem pernapasan Manusia dan Hewan
Biologi sistem pernapasan Manusia dan HewanBiologi sistem pernapasan Manusia dan Hewan
Biologi sistem pernapasan Manusia dan Hewan
 
Bab 7 sistem pernapasan
Bab 7 sistem pernapasanBab 7 sistem pernapasan
Bab 7 sistem pernapasan
 
Bab 7 sistem respirasi
Bab 7 sistem respirasiBab 7 sistem respirasi
Bab 7 sistem respirasi
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Sistem respirasi hewan
Sistem respirasi hewanSistem respirasi hewan
Sistem respirasi hewan
 
Pernapasan pada Manusia dan Hewan
Pernapasan pada Manusia dan HewanPernapasan pada Manusia dan Hewan
Pernapasan pada Manusia dan Hewan
 
Power point sistem penapasan
Power point sistem penapasanPower point sistem penapasan
Power point sistem penapasan
 
Sist pernapasan
Sist pernapasanSist pernapasan
Sist pernapasan
 
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
 
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
 
Materi biologi x ppt bab 7 fix
Materi biologi x ppt bab 7 fixMateri biologi x ppt bab 7 fix
Materi biologi x ppt bab 7 fix
 
Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2
 
Sistem Respirasi Pada Manusia
Sistem Respirasi Pada Manusia Sistem Respirasi Pada Manusia
Sistem Respirasi Pada Manusia
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Sistem pernafasan pada molusca
Sistem pernafasan pada moluscaSistem pernafasan pada molusca
Sistem pernafasan pada molusca
 
Sistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusiaSistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusia
 
Sist. respirasi
Sist. respirasiSist. respirasi
Sist. respirasi
 

Viewers also liked

240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrata
240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrata240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrata
240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrataReni Pratiwy
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...jackruto
 
Respiration
RespirationRespiration
Respirationisyaika
 
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan bRespirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan bKana Mardhiyyah
 
Ii oksidasi biologi dan siklus krebs
Ii   oksidasi biologi dan siklus krebsIi   oksidasi biologi dan siklus krebs
Ii oksidasi biologi dan siklus krebsDiah Astika W.
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okfikri asyura
 
Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6ikaayu
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)sharifahnazami
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiWaidatin Azizah
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)sharifahnazami
 
Pendahuluan Materi Aves
Pendahuluan Materi AvesPendahuluan Materi Aves
Pendahuluan Materi Avesmeldaambar
 
2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasi2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasitarmizitaher
 
Analisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakartaAnalisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakartaagusirsyadialvan
 

Viewers also liked (20)

240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrata
240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrata240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrata
240933692 makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-vertebrata-dan-invertebrata
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
 
Respiration
RespirationRespiration
Respiration
 
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan bRespirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
 
Ii oksidasi biologi dan siklus krebs
Ii   oksidasi biologi dan siklus krebsIi   oksidasi biologi dan siklus krebs
Ii oksidasi biologi dan siklus krebs
 
Siklus krebs ppt
Siklus krebs pptSiklus krebs ppt
Siklus krebs ppt
 
Fisiologi Hewan
Fisiologi HewanFisiologi Hewan
Fisiologi Hewan
 
Siklus krebs
Siklus krebsSiklus krebs
Siklus krebs
 
Difusi dan difusi massa tunak
Difusi dan difusi massa tunakDifusi dan difusi massa tunak
Difusi dan difusi massa tunak
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
 
Pendahuluan Materi Aves
Pendahuluan Materi AvesPendahuluan Materi Aves
Pendahuluan Materi Aves
 
2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasi2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasi
 
MAKALAH ANNELIDA
MAKALAH ANNELIDAMAKALAH ANNELIDA
MAKALAH ANNELIDA
 
Tersedak
TersedakTersedak
Tersedak
 
Jaringan darah
Jaringan darahJaringan darah
Jaringan darah
 
Analisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakartaAnalisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakarta
 

Similar to Sistem Respirasi Hewan

Laporan praktikum biologi pernapasan
Laporan  praktikum  biologi pernapasanLaporan  praktikum  biologi pernapasan
Laporan praktikum biologi pernapasanHasanuddin University
 
Sistem pernafasan haiwan
Sistem  pernafasan haiwanSistem  pernafasan haiwan
Sistem pernafasan haiwanAlicia Pei Chin
 
Sistem pernafasan haiwan
Sistem  pernafasan haiwan Sistem  pernafasan haiwan
Sistem pernafasan haiwan Alicia Pei Chin
 
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanLaporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanNita Mardiana
 
Laporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanLaporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanDayana Florencia
 
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organpernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organkisworodwiaprian
 
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiPernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiOperator Warnet Vast Raha
 
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiPernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiOperator Warnet Vast Raha
 
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiPernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiOperator Warnet Vast Raha
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxFirmanFiree
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxEdwinFransiari
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxArfelDariijstihar
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxRahayuLv1
 
fisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangfisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangnurdinz
 
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Muhammad Badar
 

Similar to Sistem Respirasi Hewan (20)

Laporan praktikum biologi pernapasan
Laporan  praktikum  biologi pernapasanLaporan  praktikum  biologi pernapasan
Laporan praktikum biologi pernapasan
 
Lesson 7.2
Lesson 7.2Lesson 7.2
Lesson 7.2
 
Konsumsi oksigennnnn
Konsumsi oksigennnnnKonsumsi oksigennnnn
Konsumsi oksigennnnn
 
Sistem pernafasan haiwan
Sistem  pernafasan haiwanSistem  pernafasan haiwan
Sistem pernafasan haiwan
 
Sistem pernafasan haiwan
Sistem  pernafasan haiwan Sistem  pernafasan haiwan
Sistem pernafasan haiwan
 
Biology Chapter 7
Biology Chapter 7Biology Chapter 7
Biology Chapter 7
 
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanLaporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
 
Laporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanLaporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewan
 
Makalah fisiologi
Makalah fisiologiMakalah fisiologi
Makalah fisiologi
 
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organpernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
 
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiPernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
 
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiPernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
 
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusiPernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
 
3233632.ppt
3233632.ppt3233632.ppt
3233632.ppt
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
 
fisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangfisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjang
 
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 

Sistem Respirasi Hewan

  • 1. CREATED BY: AYU RAHMA ULUFA NURI (K4314011) NIA TRI UTAMI (K43140)
  • 2. Pengantar  Respiration – sequence of events that result in the exchange of oxygen and carbon dioxide between the external environment and the mitochondria  External respiration – gas exchange at the respiratory surface  Internal respiration – gas exchange at the tissues  Mitochondrial respiration – production of ATP via oxidation of carbohydrates, amino acids, or fatty acids. Oxygen is consumed and carbon dioxide is produced
  • 3.  Perpindahan oksigen dan karbondioksida melintasi permukaan tubuh maupun organ respiratori melalui proses difusi. Oleh karena itu, organ pernapasan harus memiliki sifat : 1. membran bersifat permeabel 2. Permukaan membran harus selalu basah 3. Memiliki vaskularitas yang tinggi 4. Permukaan relatif luas
  • 4. Kelarutan Gas dalam Air Jumlah gas yang larut dalam air tergantung pada : 1. Sifat-sifat gas 2. Tekanan parsial gas di atas air 3. Suhu 4. Jumlah zat padat terlarut dalam air Hukum Henry : Kelarutan gas dalam air tawar lebih besar daripada kelarutan gas dalam air laut.
  • 5. Tabel Pengaruh Suhu pada Kelarutan Oksigen dalam Air Tawar dan Air Laut Pada Keadaan Keseimbangan dengan Udara Atmosfer (Schmidt, Knut, Nielsen. 1990. Animal Psysiology, Adaptation and Environment. Fourth Edition. Cambridge: Cambridge University Press. Table 1.4, p. 11)
  • 6. Kecepatan Difusi Gas  Kecepatan difusi gas berbanding terbalik dengan akar berat molekulnya. Berat molekul CO2 (=44) lebih besar dari berat molekul O2 (=32), sehingga CO2 berdifusi lebih lambat daripada O2.  Kecepatan difusi gas dipengaruhi oleh: A. Tekanan parsial gas B. Permeabilitas membran/epitel pernapasan C. Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang D. Reaksi kimia dalam darah
  • 7. A. Tekanan Parsial Gas  Gas bergerak dari daerah gas bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.  Tekanan O2 : atmosfer (159,1 mmHg), alveolus (101 mmHg), arteri (100 mmHg), vena (40 mmHg).  Tekanan CO2 : atmosfer (0,3 mmHg), alveolus (39 mmHg), arteri (40 mmHg), vena (46 mmHg).  Maka, aliran O2 : atmosfer --> alveolus --> arteri --> sel-sel tubuh.  Aliran CO2 : vena --> alveolus --> atmosfer.
  • 8. B. Permeabilitas Membran/Epitel Pernapasan  O2 dan CO2 harus mampu menembus membran.  Semua membran pernapasan permeabel terhadap semua gas.  Kapasitas difusi : volume gas yang menembus membran C. Luas Permukaan Membran Epitel Pernapasan  Semakin luas permukaan membran, maka kapasitas difusi akan semakin meningkat.
  • 9. D. Kecepatan Sirkulasi Darah di Paru-Paru  Kecepatan difusi gas berbanding terbalik dengan kecepatan aliran darah. Semakin cepat aliran darah, semakin sedikit gas yang berdifusi.  Difusi gas akan makin meningkat bila arah aliran medium disekitar alat respirasi berlawanan dengan arah aliran darah dalam kapiler respirasi. E. Reaksi Kimia dalam Darah  Yang dimaksud : ikatan hemoglobin dengan O2 dan CO2  Semakin tinggi pengikatan O2 oleh Hb, makin tinggi pula kecepatan difusi O2 ke kapiler alveoli.  Semakin banyak CO2 yang dilepas Hb, semakin banyak pula CO2 yang berdifusi dari darah kapiler ke udara alveoli.
  • 10. ALAT PERNAPASAN DALAM AIR A. Difusi B. Insang
  • 11. 1. Pernafasan Difusi dan Integumen Difusi? Diffusion is the movement of molecules from a high concentration to a low concentration.
  • 12. ALAT PERNAFASAN DALAM AIR  Hewan kecil : Protozoa, Cacing Pipih, dan Ubur-ubur. (belum memiliki organ respiratori khusus dan sistem sirkulasi darah).  Dalam rangka memperluas permukaan difusi, hewan-hewan sederhana ini memiliki tubuh yang pipih atau panjang seperti benang, membentuk pseudopodia, sampai memiliki permukaan tubuh yang luas dan kompleks (misalnya pada bintang kerang dan spons).  Dijumpai juga pada katak, belut, cacing tanah, dan beberapa serangga air. (memiliki alat respiratori khusus, kulit tipis, banyak mengandung pembuluh darah sehingga O2 memungkinkan berdifusi melalui kulit ke dalam pembuluh darahnya). Fungsi lain : menjaga agar permukaan tubuh tetap lembab.
  • 13.
  • 14. 2. Pernafasan dengan Insang  Hewan-hewan yang lebih besar dan lebih kompleks harus memiliki alat respiratori khusus untuk mengambil oksigen, dan sistem peredaran darah untuk mengangkut oksigen sampai sel-sel jaringan. Tanpa alat respiratori khusus dan alat peredaran darah, maka kebutuhan oksigen sel tidak dapat dipenuhi dengan cepat.  Alat respiratori khusus --> evaginasi (penonjolan ke luar) atau invaginasi (pelekukan ke dalam) dari permukaan khusus.  Alat respiratori khusus dalam air --> INSANG  Insang : evaginasi dari permukaan tubuh. Insang berfilamen tipis, kaya akan pembuluh darah. Aliran darah berlawanan arah dengan aliran air yang melintasi insang (countercurrent flow).
  • 15. Insang:  1. Insang Eksternal Advantages: high surface area Disadvantages: easily damaged, not suitable in air  2. Insang Internal Advantages: High surface area Disadvantages: not usually suitable in air
  • 16. Mekanisme Ventilasi pada Insang:  Jika insang mengambil O2 di air yang diam --> O2 dalam air lama-lama akan habis --> jadi, harus ada aliran air di sekitar insang untuk menjaga agar konsentrasi O2 tetap terjaga.  Ada 2 cara untuk meningkatkan aliran air disekitar insang: 1. Menggerakkan insang di dalam air Misal : hewan-hewan kecil; Larva insekta aquatik. 2. Menggerakkan air ke arah insang Misal : hewan-hewan besar; ikan dan udang-udangan.  Umumnya, insang memiliki 2 pompa; a. Pompa Mulut : ditunjang oleh otot-otot dasar mulut. b. Pompa Insang : ditunjang oleh gerakan tutup insang.
  • 17.  Siklus Pemompaan: Mulut terbuka --> tekanan negatif rongga mulut dan rongga insang --> mulut ditutup --> tekanan dalam rongga mulut meningkat (positif) --> air masuk ke rongga insang --> mendorong operkulum --> air keluar dari rongga insang --> tekanan rongga mulut dan rongga insang lebih kecil daripada tekanan air diluar tubuh --> tutup insang menutup kembali.
  • 18.  Mekanisme pernapasan beberapa jenis ikan masih dibantu gerakan tubuhnya. Ikan bergerak cepat pada saat berenang berusaha untuk terus membuka mulut dan tutup insang dengan maksud supaya insang dapat dilewati air sebanyak mungkin.  Beberapa jenis ikan dijumpai organ pembantu pernapasan, yaitu: a. Gelembung renang (gelembung udara) pada teleostei b. Organ labirin (arbosen) pada ikan lele dan ikan gurami.
  • 19.  Gas gland excretes lactic acid  Acidity causes hemoglobin of the blood to lose its oxygen  Oxygen diffuses into the bladder while flowing through a complex structure known as the rete mirabile
  • 20.
  • 21.
  • 24. PROTOZOA Respirasi dengan cara aerob atau anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan o2 yang masuk dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa memerlukan oksigen. Hasil kedua peristiwa itu akan sama yakni dihasilkan energi dan zat sisa-sisa yang akan ditampung dalam vakuola kontraktil sebagai zat ekskresi.
  • 25. PORIFERA Sebetulnya spons tidak mempunyai alat atau organ pernafasan khusus, kendati demikian mereka dalam hal respirasi bersifat aerobik. Dalam hal ini yang bertugas menangkap/mendifusikan oksigen yang terlarut di dalam air medianya bila di jajaran luar adalah sel-sel epidermis (sel-sel pinakosit), sedangkan pada jajaran dalam yang bertugas adalah sel-sel leher (khoanosit) selanjutnya oksigen yang telah berdifusi ke dalam kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh tubuh oleh amoebosit.
  • 26.  Berhubung hewan spons bersifat sesil artinya tidak mengadakan perpindahan tempat sedangkan hidupnya sepenuhnya tergantung akan kaya tidaknnya kandungan material (oksigen, partikel makanan) dari air yang merupakan medianya, maka ketika Porifera masih dalam fase larva yang sanggup mengadakan pergerakan yaitu berenang-renang mengenbara kian kemari dengan bulu-bulu getarnya, ia akan memilih tempat yang strategis dalam arti yang kaya akan kandungan material yang dibutuhkan untuk kepentingan hidup.  Bila air yang merupakan media hidupnya itu mengalami penyusutan kandungan oksigennya, maka hal ini akan mempengaruhi kehidupan Porifera yang bersangkutan, artinya tubuhnya juga akan mengalami penyusutan sehingga menjadi kecil dan bila kekurangan sampai melampaui batas toleransinya maka Poriferanya akan mati.
  • 27. COELENTERATA A. Hydra Hewan Hydra “pertukaran gas pada hydra terjadi secara langsung pada permukaan tubuhnya. Hal ini karena Hydra tidak mempunyai organ khusus untuk pernafasan, pembuangan hasil ekskresi, dan juga tidak mempunyai darah serta sistem peredaran darah. Semua organ-organ itu bagi Hydra tidak diperlukan, sebab tubuhnya tersusun atas deretan sel-sel yang sebagian besar masih bebas bersentuhan langsung dengan air yang ada di sekitarnya. Di samping itu dinding tubuh Hydra merupakan dinding yang tipis, oleh sebab itu pertukaran gas oksigen dan karbondioksida maupun zat-zat sampah dari bahan nitrogen tidak menjadi persoalan bagi tubuh Hydra. Pertukaran zat tersebut berlangsung secara langsung dengan dunia luar secara difusi dan osmosis melalui membran dari masing-masing sel. Dengan perkataan lain proses pernafasan maupun pembuangan sisa metabolisme dilakukan secara mandiri oleh masing-masing sel yang bersangkutan.
  • 28. B. Scypozoa Seperti halnya Hydra, Ubur-ubur ini tidak mempunyai alat respirasi maupun ekskresi yang khusus. Kedua proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan tubuhnya. Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskular sangat membantu dalam memperlancar proses respirasi maupun ekskresi. Gas-gas O2 yang terlarut di dalam air akan masuk secara difusi masuk kedalam lapisan epidermis maupun gastrodermis tubuh ubur-ubur. Sebaliknya gas-gas O2 yang dihasilkan dari proses respirasi akan dikeluarkan dari tubuhnya secara difusi. Demikian halnya dengan zat- zat sampah, terutama yang berupa zat-zat nitrogen sebagai sisa-sisa metabolisme, akan dibuang secara langsung oleh sel-sel epidermis maupun gastrodermis ke lingkungan luar tubuh.
  • 29. C. Anthozoa Seperti halnya Coelenterata yang lain, tidak mempunyai alat khusus untuk pernafasan maupun pembuangan hasil ekskresi. Dalam hal ini pernafasan baik pemasukan oksigen yang terlarut di dalam air laut, maupun pengeluaran gas karbondioksida berlangsung secara difusi-osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubuhnya. Yang dimaksud dengan permukaan tubuh ialah baik permukaan epidermis maupun permukaan gastrodermis yang menghadap kearah liang atau rongga gastrovaskuler. Dalam hal ini, aliran air yang timbul di dalam saluran gastrovaskuler disebabkan oleh gerak sapu dari rambut-rambut getar yang berjajar-jajar di bagian dinding stomodeum maupun dinding gastrovaskular (coelenteron). Gerak rambut getar yang ada pada dinding gastrovaskular menimbulkan aliran air ke luar. Kedua mekanisme ini sangat membantu dalam hal pertukaran gas maupun sisa-sisa metabolisme lainnya.
  • 30. PLATYHELMINTHE S Cacing pipih belum memiliki alat pernafasan khusus. Pengambilan oksigen bagi anggota yang hidup bebas dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Sementara anggota yang hidup sebagai endoparasit bernafas secara anaerob, artinya respirasi berlangsung tanpa oksigen. Hal ini terjadi karena cacing endoparasit hidup pada lingkungan yang kekurangan oksigen.
  • 31. NEMATHELMINTH ES Cacing Ascaris tidak mempunyai alat respirasi. Respirasi dilakukan secara anaerob. Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam lemak yang diekskresikan melalui kutikula. Namun sebenarnya Ascaris dapat mengkonsumsi oksigen kalau di lingkungannya tersedia. Jika oksigen tersedia, gas itu diambil oleh hemoglobin yang ada di dalam dinding tubuh dan cairan pseudosoel.
  • 32. ANNELIDA Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, sebab kulitnya bersifat lembab, tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
  • 33. MOLLUSCA Sebagian besar mollusca organ respirasinya adalah insang. Insang diadaptasikan untuk pertukaran gas oksigen dan kabondioksida dalam air melalui permukaan insang yang luas dan berbentuk membran yang tipis. Pada mollusca, insang disebut juga ktinidium (yunani : kteis; sebuah sisir). Ktenidia terdiri atas sebuah filamen (= lamela) yang ditutupi silia. Gerakan silia menyebabkan air melintasi permukaan filamen, oksigen berdifusi melintasi membran menuju ke darah, dan karbondioksida berdifusi keluar. Pada beberapa mollusca seperti remis dan bivalvia lain, silia pada insang juga berperan menyaring partikel makanan, kemudian mengirimnya ke mulut dalam bentuk benang lendir.
  • 34. Setelah insang aliran air biasanya menuju anus dan saluran keluar ginjal sambil membawa bahan yang akan dibuang. Pada beberapa mollusca, air masuk melalui incurent siphon dan keluar melalui excurent siphon. Sebelum mencapai insang aliran air yang masuk dideteksi oleh organ sensorik (osphradium) yang dapat berfungsi mendeteksi endapan lumpur, makanan atau predator. Beberapa Mollusca yang tidak memiliki insang, maka pertukaran gas respirasi terjadi secara langsung melalui permukaan mantel. Keong memiliki kemampuan adaptasi intuk kehidupan darat yaitu dengan hilangnya insang, maka mantel yang dimilikinya dimodifikasi menjadi sebuah paru-paru untuk pernapasan udara. Beberapa keong (pulmoat) kembali ke habitat air, namun tetap mempertahankan paru-parunya. Untuk itu mereka terlihat sering merambat naik ke permukaan air untuk mengambil udara.
  • 35. ECHINODERMATA Organ respirasi pada asterias adalah insang, atau papula dan kaki tabung. Papula merupakan organ respirasi utama. Mereka adalah sederhana, kontraktil, transparan, hasil pertumbuhan dari dinding tubuh pada permukaan aboral mempunyai ephithelium bersilia pada permukaan sebelah luar dan sebelah dalamnya. Itu merupakan derivat atau perubahan lanjut dari coelom dan sisa lumennya berhubungan langsung dengan coelom. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi di antara air laut dan cairan tubuh dari insang- insangnya. Silia pada epithelium mempunyai peranan vital dalam menggerakkan cairan coelom dan dalam menciptakan air untuk pernapasan keluar masuk di dalam air laut. Di samping dindingnya tipis, kaya akan percabangan dan bagia-bagian tubuh lembab, juga bertindak sebagai organ-organ respirasi.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 42. Respirasi amfibia Seekor amfibia seperti katak memventilasi paru-parunya dengan pernapasan tekanan positif, menggembungkan paru-paru dengan aliran udara yang dipaksakan. Selama tahap inhalasi pertama, otot-otot menurunkan dasar rongga mulut amfibia, menarik udara masuk melalui lubang-lubang hidung. Kemudian, denganlubang- lubang hidung dan mulut yang tertutup, dasar rongga mulut terangkat, memaksa udara menuruni trakea. Selama ekshalasi, udara didorong keluar kembali oleh lentingan paru-paru yang elastic dan kompresi dinding tubuh yang berotot.
  • 43.  Katak mempunyai daur hidup di dua alam yang berbeda, yaitu di darat dan di air. Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Waktu katak masih berbentuk larva, berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Berudu memiliki 3 pasang insang luar yang terdapat di belakang kepala. Insang luar terdiri atas lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka air di sekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut dari air di sekeliling insang ini berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah.
  • 44.  Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan terbentuk insang dalam. Insang dalam mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Kemudian berudu perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari udara berdifusi melalui kulit yang basah kiemudian masuk ke pembuluh kapiler darah. Oleh karena itu katak sering berada di tempat berair supaya kulitnya tetap lembab. Selain itu selaput kulit pada rongga mulutnya juga di gunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.
  • 46.  Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi- pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
  • 47. AVES
  • 48. Burung Alat pernapasan pada burung adalah paru-paru. Ukuran paru-paru relatif kecil dibandingkan ukuran tubuh burung. Paru-paru burung terbentuk oleh bronkus primer, bronkus sekunder, dan pembuluh bronkiolus. Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus. Mesobronkus merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder arterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parobronkus. Paru-paru burung memiliki ±1000 buah parabronkus yang bergaris tengah ±0,5 mm. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus dan daerah leher. Berturut-turut dari luar ke dalam.
  • 50.  Tidak seperti amfibia, mamalia memanfaatkan pernafasan tekanan negatif, menarik dan bukan mendorong udara kedalam paru-parunya. Dengan menggunakan kontraksi untuk mengembangkan rongga dada secara aktif, mamalia menurunkan tekanan udara dalam paru-parunya sehingga lebih rendah daripada tekanan udara di luar tubuh. Karena gas mengalir dari wilayah yang bertekanan tinggi ke wilayah yang bertekanan rendah, udara mengalir melalui lubang hidung dan mulut, menuruni saluran-saluran pernafasan menuju alveoli. Selama ekshalasi, otot-otot yang mengontrol rongga dada akan berelaksasi, dan volum rongga tersebut akan berkurang. Tekanan udara yang meningkat di dalam alveoli mendorong udara ke atas menuju saluran-saluran udara dan keluar dari tubuh. Dengan demikian, inhalasi selalu aktif dan membutuhkan kerja, sementara ekshalasi biasanya pasif.