1. MATERI 12 Pemikiran Politik Islam Siapa saja bangun di pagi hari dan perhatianya kepada selain Allah, maka ia tidak berurusan dengan Allah. Dan barang siapa yang bangun dan tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka (kaum muslimin). (HR Hakim & Al Khatib dari Hudzaifah ra)
2.
3. Pengertian politik dari para ilmuwan: Roger F. Soltau dalam bukunya Introduction to Politics: “Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu; hubungan antara negara dengan warganegaranya serta dengan negara-negara lain. Harold D. Laswell dan A. Kaplan dalam buku Power Society: “Ilmu Politik mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan”, dan dalam buku Who gets What, When and How, Laswell menegaskan bahwa “Politik adalah masalah siapa, mendapat apa, kapan dan bagaimana.” W.A. Robson dalam buku The University Teaching of Social Sciences: “Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, … yaitu sifat hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Politikadalahbermacam-macamkegiatandalamsuatusistempolitik (ataunegara) yang menyangkutprosesmenetukantujuan-tujuandarisistemtersebutdanmelaksanakantujuan-tujuantersebut. (Miriam Budiarjo)
4. Pemikiran-pemikiran politik seperti tersebut diatas merupakan sedikit dari pandangan dan teori politik yang diterima setiap bangsa. Layaknya adagium yang sudah di terima umum bahwa “tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik, adanya hanya kepentingan abadi”
6. Kelompok yang ketiga ini berpendapat bahwa politik itu bukan bagian dari Islam, bahkan dikatakan Islam mengharamkan politik dan aktivitas politik Lantas bagaimana sebenarnya pandangan Islam mengenai politik ini ? Apakah politik menurut pandangan Islam sama dengan politik dalam kacamata demokrasi?
7. Dari segi wilayah ajaranya, Islam bukan saja agama yang mengurusi masalah ruhiyah (spiritual), namun juga meliputi masalah politik (siyasiyah) Dengan kata lain, Islam adalah aqidah spiritual dan politik (al aqidah ar ruhiyah wa as siyasiyah) Aqidah spiritual (al aqidah ar ruhiyah) mengatur masalah yang berhubungan dengan akhirat, seperti surga dan neraka, pahala dan siksa, ibadah (shalat, puasa, zakat , haji, dll) Al aqidah siyasiyah mengatur urusan kehidupan, seperti politik, ekonomi, pendidikan, hukum, sosial, dll)
8. Secara etimologi, politik (siyasah) berasal dari kata ‘sasa’, ‘yasusu’, ‘siyasatan’ yang berarti mengurusi kepentingan seseorang Politik (siyasah) dalam pandangan Islam mempunyai makna pengaturan urusan umat dengan aturan Islam, baik di dalam maupun di luar negeri Aktivitas politik dilaksanakan oleh rakyat (umat) dan pemerintah (negara). Negara merupakan lembaga yang mengatur urusan tersebut secara praktis (amali), disisi lain umat memberikan koreksi (muhasabah) kepada pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
9. Dalil-dalil syara’ dari beberapa hadist Seseorang yang ditetapkan Allah (dalam kedudukan) mengurus kepentingan umat dan dia tidak memberikan nasihat kepada mereka (umat), dia tidak akan mencium bau surga (HR Bukhari) Aku berbai’at kepada Rosulullah untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan menasehati setiap muslim (HR Bukhari Muslim) Seseorang yang memimpin kaum muslimin dan dia mati, sedangkan dia menipu mereka (umat) maka Allah akan mengharamkan ia masuk ke dalam surga (HR Bukhari dan Muslim)
10. Abu Dzar ra, berkata bahwa Rosulullah SAW, bersabda: Barangsiapa menjadi wali (menguasai) seseorang, maka nanti pada hari kiamat didatangkan lalu ditegakkan di atas Jahannam. Apabila ia berbuat baik, maka ia selamat dan apabila ia berbuat jahat (curang), maka jembatan itu akan terbelah lalu ia terlempar ke dalam Jahannam selama 70 tahun, sedangkan jahannam itu gelap gulita Bila seseorang melihat sesuatu yang tidak di sukai dari amirnya (pemimpinya) maka bersabarlah. Barangsiapa memisahkan diri dari penguasa (pemerintahan Islam) walaupun sejengkal saja, lalu ia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah (HR Bukhari dari Ibnu Abbas ra)
11. Dalil-dalil syara’ tersebut mengambarkan adanya aktivitas penguasa, koreksi dan kontrol terhadapnya dan wajibnya mengurusi kepentingan kaum muslimin, yang semuanya itu merupakan aktivitas politik Jadi Pengaturan urusan umat Islam harus diselenggarakan negara dengan hanya merujuk pada hukum-hukum dan solusi Islam Aktivitas politik untuk menerapkan hukum Islam secara sempurna (kamil) dan keseluruhan (syamii) adalah wajib bagi kaum muslimin
12. Kesimpulan Politik (siyasah) dalam Islam adalah ri’ayah syu’uun al ummah (mengurusi urusan umat), bukan seperti politik dalam demokrasi yang berorientasi pada kekuasaan dengan mengabaikan aturan-aturan Al Khaliq Aktivitas politik dalam demokrasi yang menghalalkan segala cara, menerapkan dan membuat hukum-hukum buatan manusia serta mengeliminasi hukum-hukum Allah, merupakan kemaksiatan Sedangkan aktivitas politik dalam Islam yang bertujuan untuk menegakkan hukum-hukum Allah dan menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin merupakan kewajiban